LEVELING
Kelompok 1
03 04
Merancang proyek-
proyek konstruksi Menyelidiki karakteristik
menurut elevasi aliran drainase suatu
terencana daerah dan lain-lain
Mengukur Beda
Tinggi dengan
Alat Sederhana
1. Unting-Unting dan segitiga Kayu
https://youtu.be/nLqJA3U0utA
Cara Untuk Mengukur Beda Tinggi
Cara untuk mengukur beda tinggi antara tiitik BM ke A. bila pesawat
waterpass telah memenuhi syarat, maka pesawat diletakkan di tengah-tengah titik BM
dan A. Setelah itu pesawat dihadapkan ke tiitk BM dan kita tembak / baca BA, BT, dan Bb
nya, kemudia dinamakan bacaan belakang. Selanjutnya pesawat diputar searah jarum jam
di arahkan ke titik A, sehingga didapatkan bacaan Ba, BT dan BB dan dinamakan bacaan
muka. Kemudian dilakukan ke titik selanjutnya dengan cara yang sama.
atau secara umum dikatakan bahwa untuk mencari beda tinggi antara dua titik
adalah pembaca benang tengah belakang dikurangi dengan pembacaan benang tengah
muka. Atau dapat ditulis dengan rumus :
ΔH = BTblk – BTmk
Dimana :
ΔH = beda tinggi (m)
BTblk = benang tengah belakang
BTmk = benang tengah muka
Metode ini dilakukan bila : • jarak antara dua titik A dan B cukup jauh •
kondisi lapangan sedemikian rupa sehingga garis bidik tidak memotong
mistar rambu karena terlalu tinggi atau terlalu rendah Jarak penglihatan
rambu yang ideal adalah antara 30 m sampai 60 meter.
Penyipat Datar Memanjang (Differential Levelling)
Titik A dan B adalah ∆hA1 = b1 – m1
titik yang akan ∆h12 = b2 – m2
ditentukan beda ∆h23 = b3 – m3
∆h3B = b4 – m4
tingginya, karena jarak ∆hAB = Σ ∆h = Σb– Σm
kedua titik cukup jauh,
Dimana :
maka dibuat beberapa Σb : jumlah pembacaan rambu
slag. Beda tingginya belakang
adalah kumulatif Σm : jumlah pembacaan rambu
muka ∆h : beda tinggi setiap slag
beberapa slag, yaitu :
Perhitungan Penyipat Datar Memanjang (Differential Levelling)
Cara ke satu : bila hanya di cari beda tinggi antara dua titik ujungnya saja
Cara ke dua : bila diperlukan beda
tinggi antara kedua titik ujung A dan
B
Thanks