Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENGOLAHAN DATA WATERPASS

PENGANTAR ILMU UKUR TANAH

Dosen Pengampuh: John Hendrik Frans, ST. MT

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

1. Hermen Alfghan Arlens Henuk (2106010070)


2. Geraldo Putra Tasman (2106010009)
3. Miquel Fernandes (2106010037)
4. Helena Dangul (2106010069)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena atas rahmat dan
berkat-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Laporan dan Pendataan hasil pengukuran,
sebagaimana untuk melengkapi tugas Pengantar Ilmu Ukur Tanah.

Dengan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak dosen


“John H. Frans, ST. MT”. Yang telah memberikan materi mengenai penguran waterpass
dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Ukur Tanah.

Selanjutnya, jika dalam tugas laporan ini mungkin banyak terdapat kesalahan kami
mohon pembenahan, kritik, dan juga saran agar menjadi sebuah perbaikan dari kami dalam
menyusun laporan ini.

Kupang, 13 Oktober 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Halaman judul

Kata pengantar……....…………………………………………………………………………......

Daftar Isi…………………....………………………………………………………………….......

Bab I Pendahuluan…………......……………………………………………………………..........

1.1 Latar belakang…………………………….....…………………………………………......


1.2 Rumusan Masalah……………………….....……………………………………………....
1.3 Tujuan…………………………………………....…………………………………...……

Bab II Pembahasan………….....…………………………………………………………………...

2.1 Dasar Teori……………………………………………………………………...........….....


2.2 Hasil Pengukuran.......................……………………………………………………….......

Bab III Penutup……………………………….....…………………………………………………

3.1 Kesimpulan………………………....………………………………………………...……
3.2 Saran………………………….....……………………………………………………...…..
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur
tinggi objek antara titik-titik saling berdekatan. Tinggi objek tersebut ditentukan dengan
garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang
vertikal. Dan peralatan yang digunakan dalam pengukuran waterpass ini adalah sebagai
berikut: waterpass, statip, unting-unting, payung, dua buah rambu ukur, meteran, paku,
palu, cat dan kuas kecil.

Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu ukur
(baak),yang terpenting dari rambu ukur adalah pembagian skalanya harus betul-betul
teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di samping itu cara
memegangnya pun harus betul-betul tegak (vertikal) dan tidak sembarang orang dapat
melakukan pengukuran dengan tepat, kemudian pengamat pulang pergi untuk mencatat
hasil pembacaan rambu ukur yang minimum.

Dalam melakukan pengukuran kemungkinan terjadi kesalahan pastilah ada


dimana sumber kesalahan atau permasalahan tersebut, antara lain: kurangnya ketelitian
mata dalam pembacaan alat waterpass, adanya angin yang membuat rambu ukur terkena
hembusan angin, sehingga tidak dapat berdiri dengan tegak yang dapat membuat pita
akur menjadi susah diluruskan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana melakukan pengukuran menggunakan alat ukur waterpass secara


online.

1.3 Tujuan

Mengetahui pengukuran menggunakan alat ukur waterpass secara online.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori

Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian atau


beda tinggi antara dua titik. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk
mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk pekerjaan
konstruksi.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan
jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan atas
elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran-
saluran yang sudah ada, dan lain-lain.

Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu :

 Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum dianggap sama
dengan garis unting-unting.
 Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap titik. Bidang
horisontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.
 Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk ketinggian,
misalnya permukaan laut rata-rata.
 Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap bidang datum.
 Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya terhadap
datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah sekelilingnya.

Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong
horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang
berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.

Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sbb :

 Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.


 Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.
 Benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu I.

Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu ukur
(baak). Yang terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya harus betul-betul
teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di samping itu cara
memegangnya pun harus betul-betul tegak (vertikal). Agar letak rambu ukur berdiri
dengan tegak, maka dapat digunakan nivo rambu . Jika nivo rambu ini tidak tersedia,
dapat pula dengan cara menggoyangkan rambu ukur secara perlahan-lahan ke depan,
kemudian ke belakang, kemudian pengamat mencatat hasil pembacaan rambu ukur yang
minimum. Cara ini tidak cocok bila rambu ukur yang digunakan beralas berbentuk
persegi.

Pada saat pembacaan rambu ukur harus selalu diperhatikan bahwa :


          2BT = BA + BB
Adapun :  BT = Bacaan benang tengah waterpass
                  BA = Bacaan benang atas waterpass
BB = Bacaan benang bawah waterpass
Bila hal diatas tidak terpenuhi, maka kemungkinan salah pembacaan atau pembagian
skala pada rambu ukur tersebut tidak benar.
Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ada dua macam pengukuran waterpass yang
dilaksanakan, yaitu :
1.      Pengukuran Waterpass Memanjang
2.      Pengukuran Waterpass Melintang

Rumus-rumus yang digunakan dalam pengukuran waterpass adalah


a.      Pengukuran Waterpas Memanjang

                 Beda tinggi antara titik A dan B adalah :
ΔhP1P2 = BTP1 – BTP2                             
Adapun :
ΔhP1P2 = beda tinggi antara titik P1 dan
BTP1 = bacaan benang tengah di titik P1 
BTP2 = bacaan benang tengah di titik P2                       
Jarak antara A dengan P1 adalah :

            do = 100 × (BAP1 – BBP1)

Adapun :

dAP   = jarak antara titik A dan P

BAA = bacaan benang atas di titik A

BBA  = bacaan benang bawah di titik A

            Dalam pengukuran waterpass memanjang, pesawat diletakkan di tengah-tengah


titik yang akan diukur. Hal ini untuk meniadakan kesalahan akibat tidak sejajarnya
kedudukan sumbu teropong dengan garis arah nivo.
b.      Pengukuran Waterpass Melintang

            Beda tinggi antara titik 1 dan 2 adalah :

            Δh12 = BT1 – BT2

               Adapun : Δh12 = beda tinggi antara titik 1 dan titik 2

                                 BT1  = bacaan benang tengah di titik 1

                                 BT2  = bacaan benang tengah di titik 2

                Beda tinggi antara titik 1 dan titik P adalah :

                Δh1P = BT1 – TP

                Adapun : Δh1P = beda tinggi antara titik 1 dan titik P

                                 BT1  = bacaan benang tengah di titik 1

                                 TP    = tinggi pesawat

Berikut adalah kesalahan–kesalahan yang biasa dilakukan di lapangan :

1. Pembacaan yang salah terhadap rambu ukur. Hal ini dapat di sebabkan karena mata si
pengamat kabur, angka rambu ukur yang hilang akibat sering tergores, rambu ukur
kurang tegak dan sebagainya.

2. Penempatan pesawat atau rambu ukur yang salah.

3. Pencatatan hasil pengamatan yang salah.

4. Menyentuh kaki tiga (tripod) sehingga kedudukan pesawat / nivo berubah.


2.2 Hasil Pengukuran

PENGUKURAN MENYIPAT DATAR MEMANJANG

Lokasi : Jalan Pulau Indah

 Hasil Pendataan Profil Memanjang

 Hasil Pendataan Profil Mlintang


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur
tinggi objek antara titik-titik saling berdekatan. Tinggi objek tersebut ditentukan dengan
garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang
vertikal.
Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu ukur
(baak),yang terpenting dari rambu ukur adalah pembagian skalanya harus betul-betul
teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik.
Dalam melakukan pengukuran kemungkinan terjadi kesalahan pastilah ada
dimana sumber kesalahan atau permasalahan tersebut, antara lain: kurangnya ketelitian
mata dalam pembacaan alat waterpass, adanya angin yang membuat rambu ukur terkena
hembusan angin, sehingga tidak dapat berdiri dengan tegak yang dapat membuat pita
akur menjadi susah diluruskan.
Pengukuran yang kami lakukan adalah pengukuran menggunakan waterpass yang
berlokasi di Jalan Pulau Indah dan data-data pengukuran yang kami lakukan dilampirkan
pada hasil pengukuran diatas.

3.2 Saran

Dalam proses penulisan laporan ini kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan baik itu dari segi penulisan maupun kebahasaannya. Oleh karena itu,kami
mengharapkan saran dan kritik yang dapat membagun guna perbaikan pada tugas-tugas
selanjutnya. Kami berharap pula pada proses pengukuran-pengukuran selanjutnya dapat
dilakukan secara offline agar kami tidak terlalu sulit untuk mendapatkan data hasil
pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai