FAKULTAS TEKNIK
KELOMPOK V (KELAS B) :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kapada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan makalah “Penggambaran Hasil Data Pengukuran Penampang
Memanjang Dan Melintang” tepat waktu tanpa ada halangan yang berat dan sesuai harapan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Riswandy Loly Paseru, S.T.,M.T. sebagai
dosen mata kuliah Ilmu Ukur Tanah yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu kami sebagai penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi
semua yang membaca.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengerti pengukuran memanjang dan pengukuran melintang.
2. Mengenal waterpass sebagai alat yang digunakan dalam pengukuran ilmu ukur
tanah.
3. Mengerti cara kerja dan penggunaan dari waterpass dalam ilmu ukur tanah.
4. Menguasai perhitungan beda tinggi, elevasi, dan jarak dalam ilmu ukur tanah.
5. Untuk memahami tentang bagaimana cara penggunaan waterpass dalam
pengukuran profil memanjang dan melintang.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 2.1
c. Mencari Jarak
( BA – BB ) × 100
d. Mencari Elevasi
H=Elevasi Awal+ ∆ h
Keterangan :
BT : Benang Tengah
BA : Benang Atas
BB : Benang Bawah
∆ h: Beda Tinggi
Ti : Tinggi Instrumen (Tinggi Alat)
H : Elevasi
Gambar 3.1
6
Keterangan :
a. Lensa Objektif berfungsi sebagai penangkap bayangan objek yang kemudian
diteruskan menuju lensa okuler
b. Skala Piringan Horizontal berfungsi sebagai tempat pembacaan sudut pada
waterpass, akan tetapi sudut yang terbaca kurang teliti karena ketelitiannya
hanya mencapai derajat
c. Sekrup Penggerak Halus Horizontal berfungsi menggerakkan teropong secara
halus kekiri dan kekanan
d. Sekrup ABC berfungsi untuk menempatkan letak gelembung nivo agar sumbu
horizontal waterpass sejajar dengan garis arah nivo
e. Nivo Kotak berfungsi sebagai patokan agar sumbu I (vertikal) tetap tegak
lurus dengan bidang horizontal
f. Lensa Okuler berfungsi sebagai penangkap bayangan objek dari lensa objektif
dan diteruskan ke mata pembidik
g. Sekrup Penjelas Benang Silang berfungsi sebagai penjelas bayangan benang
silang pada teropong
h. Visir berfungsi untuk membidik secara kasar ke titik objek, dalam hal ini
rambu ukur didirikan pada suatu titik
i. Sekrup Penjelas Bayangan Obyek berfungsi untuk memperjelas bayangan
obyek, dengan cara kerja mengubah jarak fokus pada lensa
Sebelum menggunakan alat Waterpass ini ada beberapa Syarat yang harus
dipenuhi terlebih dahulu yaitu :
2. Statif
Statif merupakan alat bantu ukur tanah tempat kedudukan theodolit atau waterpass
yang diletakkan diatas kepala datar statif. Statif terdiri dari tiga buah kaki yang
dapat digerakkan dan diatur panjang-pendeknya dengan sekrup pengunci sehingga
kedudukan alat theodolit atau waterpass dapat sempurna.
7
Gambar 3.2
3. Rambu Ukur
Rambu Ukur Rambu ukur / bak ukur, merupakan alat bantu ukur pada
pengukuran penyipat datar untuk memperoleh beda tinggi antara dua titik, dan
juga merupakan alat bantu ukur untuk memperoleh jarak secara optis dengan
menggunakan alat Theodolit. Alat ini terbuat dari kayu atau alumunium dan
anjangnya antara 2-5 meter. Skala rambu dibuat dalam skala sentimeter (cm), tiap-
tiap sentimeter adalah blok merah, putih, dan hitam.
8
Gambar 3.3
4. Roll Meter
Roll meter alat bantu ukur untuk mengukur jarak antara dua buah titik atau lebih
di permukaan bumi secara langsung. Roll meter umumnya terbuat dari bahan baja,
kain ataupun campuran baja dan kain dan disisipkan dalam suatu tempat
penggulung. Panjang dari roll meter bervariasi dari 30-50 meter. Kegunaan utama
atau yang umum dari roll meter adalah untuk mengukur jarak yang lumayan
panjang.
5. Meteran
Meteran adalah alat ukur yang biasanya terbuat dari besi dan memiliki panjang 3-
5 meter digunakan untuk mengukur sesuatu dalam jarak pendek. Di dalam
pengukuran biasanya digunakan untuk mengukur tinggi alat.
9
6. Unting-Unting
Unting-unting adalah alat bantu yang terbuat dari besi berbentuk seperti gansing
dan runcing yang digantung menggunakan benang kasur. Alat ini berfungsi
sebagai alat bantu dalam menempatkan alat ukur Waterpass tepat diatas titik patok
yang telah ditentukan.
7. Payung
Payung ini digunakan untuk melindungi pemakainya dari sengatan sinar matahari,
hujan, atau salju. Alat ini terdiri atas tiga bagian, yaitu atap, tangkai dan rusuk-
rusuk yang menghubungkan atap dan tangkai. Atap payung umumnya terbuat dari
bahan plastik, kertas minyak, atau kain kasa yang semuanya kedap air. Di dalam
pengukuran payung berfungsi sebagai pelindung alat dari sinar matahari dan
hujan.
8. Stipo (Tipe X)
Dalam pengukuran stipo (Tipe X) digunakan untuk memberi tanda suatu titik.
o Data ukuran jarak dengan pita ukur dan dicek dengan jarak optis.
10
Gambar 4.1
Cara pengukuran :
1. Tempatkan alat sipat datar diatas patok (A).
2. Lakukan centering, sehingga alat tepat di atas titik A.
3. Gelembung nivo ketengahkan dengan 3 skrup klap.
4. Ukur tinggi alat diatas patok.
5. Bidik rambu pada titik 1 kemudian baca BA, BT dan BB.
6. Hitung d (jarak) dari alat ke rambu, d=(BA-BB).100
7. Lakukan hal yang sama (v, vi, vii) pada setiap titik relief (ii, iii, dst) ini
pada seksi AB, untuk pengukuran pada seksi BC, maka alat isa
dipindahkan pada titik B.
8. Lakukan urut-urutan dari nomor i s/d vii.
9. Hitungan : H1 = HA+∆HA1
2) Pelaksanaan pengukuran sipat datar profil melintang dilakukan setelah
pengukuran sipat datar profil memanjang, jarak antar potongan melintang dibuat
sama, sedangkan pengukuran kearah samping kiri dan kanan as jalur memanjang
lebarnya dapat ditentukan sesuai perencanaan dengan pita ukur misalnya pada
jalan raya, potongan melintang dibuat dari tepi yang satu ke tepi yang lain. Arah
potongan melintang tegak lurus dengan as, kecuali pada titik tikungan (contoh
pada titik B) maka potongan diusahakan membagi sudut terseut sama besar atau
bila perlu dibuatkan 2 buah potongan melintang yang masing-masing tegak lurus
pada arah datang dan arah belokan selanjutnya.
11
Gambar 4.2
Cara Pengukuran :
1. Tempatkan alat di atas titik A.
2. Lakukan centering.
3. Gelembung nivo ketengahkan dengan 3 skrup klap.
4. Ukur tinggi alat diatas patok.
5. Bidik rambu diatas titik 1. Baca BA, BT dan BB.
6. Hitung jarak optis dari alat ke rambu 1, d =(BA-BB).100
7. Lakukan hal yang sama (v,vi,vii) pada titik-titik 2, 3, 4 dan seterusnya
sebagai titik-titik relief.
8. Demikian juga point 1 s/d 8 dilakukan pada setiap potongan melintang.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Keseimpulan
Berdasarkan penjabaran di atas kami dapat menyimulkan bahwa, profil memanjang
dan profil melintang sangat bermanfaat di berbagai wilayah di dunia. Dengan adanya
pengukuran ini dapat diperoleh informasi mengenai beda tinggi sangat berguna dalam
segala pekerjaan misalnya dalam pekerjaan jalan raya atau jalur kereta api.
3.2 Saran
Diharapkan agar semua mahasiswa dapat memahami setiap materi terlebih dahulu
sebelum melakukan praktikum, dan diharapkan saat melakukan praktikum semua
mahasiswa dapat serius mengikuti arahan agar mendapatkan hasil yang maksimal.
13
DAFTAR PUSTAKA
Putra,M.Reksa,Hikmah.2020.Makalahprofilmemanjangdanmelintang.pdf.DiaksesPad
a08November2022.https://www.coursehero.com/file/138275840/Makalah-profil-
memanjang-dan-melintangpdf/
15
DAFTAR GAMBAR
14
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
3.1 Keseimpulan.......................................................................................................................13
3.2 Saran...................................................................................................................................13
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
iii