Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 4

MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

OLEH :
KELOMPOK 6

Maria A.A Sani (2106010033)


Patrisia Duru (2106010041)
Ewaldus Brenoldino Mamik (2106010066)
Hermen Alfghan Arlens Henuk (2106010070)
Johanes C. R. Tuames (2106010071)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2024
Berdasarkan Proyek Konstruksi Yang Dipilih Pada Tugas 1, Anda Diminta Untuk :
1. Sistem Pengadaan Barang Dan Jasa
2. Peran Setiap Pihak Dalam Proyek Konstruksi
Jawab :
1. Sistem Pengadaan Barang Dan Jasa Pada Proyek Konstruksi Bangunan Kantor
Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang prosesnya dimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/ Jasa Lainnya. (Perpres No. 54
Tahun 2010 Pasal 1 Ayat 1 dan 12)
Berdasarkan Peraturan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010. Pada pasal 17 ayat (2) huruf e
dijelaskan mengenai tugas pokok dan kewenangan kelompok kerja pengadaan salah satunya
adalah menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi.
Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa. Kualifikasi dapat dilakukan
dengan 2 (dua) cara yaitu prakualifikasi atau pascakualifikasi. Dalam proyek STAKN ini kami
menggunakan metode pascakualifikasi.

A. Metode Pascakualifikasi
Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan
persyaratan terhadap perusahaan SETELAH pemasukan dokumen penawaran. Pada
umumnya, prinsip pelelangan menggunakan proses ini (Kecuali Jasa Konsultasi yang wajib
menggunakan Prakualifikasi). Bahkan untuk pelelangan umum untuk pengadaan barang/jasa
pemborongan/jasa lainnya, sifatnya adalah wajib (kecuali yang bernilai di atas 50M). kami
menggunakan metode ini karna proyek ini bernilai 5,4 M.
Penjelasan tahapan prakualifikasi sebagaimana disebutkan diatas jika dijelaskan lebih lanjut
maka penjelasannya sebagai berikut:

B. Pelaksanaan Pascakualifikasi
Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi setelah pemasukan penawaran.
Pascakualifikasi dilaksanakan untuk pengadaan sebagai berikut:

1. Melalui Pelelangan Umum kecuali untuk Pekerjaan Kompleks; atau


2. Yang menggunakan Pelelangan Sederhana.

Penjelasan tahapan pascakualifikasi sebagaimana disebutkan dalam tabel diatas sebenarnya


sama saja dengan penjelasan tahapan prakualifikasi. Hanya saja urutan tahapannya sedikit
berbeda. Adapun jika dijelaskan lebih lanjut maka penjelasannya sebagai berikut:
1. Pengumuman dan/atau Undangan

Pengumuman Pascakualifikasi melalui aplikasi SPSE dapat ditambahkan dalam situs web
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah, papan pengumuman resmi untuk masyarakat.
Kemudian Undangan Pascakualifikasi dilakukan melalui aplikasi SPSE yang ditujukan kepada
Pelaku Usaha yang dianggap mampu.

2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen

Peserta melakukan pendaftaran dan mengunduh Dokumen Tender/Seleksi melalui aplikasi


SPSE.

3. Pemberian Penjelasan

Pemberian penjelasan dilaksanakan secara online melalui aplikasi SPSE. Tujuan pemberian
penjelasan adalah untuk:

• Menjelaskan ruang lingkup pekerjaan dan persyaratan penyedia


• Memperjelas isi dokumen tender/seleksi sehingga ada kesamaan pemahaman antara
pokja pemilihan dan peserta, serta untuk mendapatkan masukan kemungkinan adanya
koreksi atas dokumen pemilihan.

Jika diperlukan pokja dapat memberikan penjelasan lapangan misal untuk pekerjaan jasa
konstruksi atau pengadaan barang dengan spesifikasi berdasarkan sampel.

4. Penyampaian Dokumen Penawaran

a. Dalam hal penawaran dengan metode 1 (satu) file, dokumen penawaran administrasi, teknis,
dan harga dimasukkan dalam 1 (satu) file.
b. Dalam hal penawaran dengan metode 2 (dua) file, dokumen penawaran file I terdiri dari
penawaran administrasi dan teknis serta file 2 berisi penawaran harga yang disampaikan dalam
waktu bersamaan.
c. Dalam hal penawaran dengan metode 2 (dua) tahap, dokumen penawaran file I terdiri dari
penawaran administrasi dan teknis serta file 2 berisi penawaran harga yang disampaikan secara
terpisah dalam dua tahap (waktu yang berbeda).
Masa pemasukan penawaran pascakualifikasi paling cepat selama 2 hari.

5. Evaluasi Dokumen Penawaran

Pada batas akhir pemasukan penawaran, Pokja Pemilihan melakukan pengunduhan dan
membuka dokumen penawaran. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap kelengkapan
administrasi yang ditentukan dalam dokumen tender. Kemudian evaluasi teknis dilakukan
terhadap kelengkapan teknis yang ditentukan dalam dokumen tender. Sedangkan evaluasi harga
dilakukan terhadap kelengkapan harga yang ditentukan dalam dokumen tender. Evaluasi harga
dapat dilakukan dengan reverse auction (penawaran berulang). Preferensi harga dilakukan
untuk produk dalam negeri dengan kandungan TKDN dan BMP minimal 40%.
6. Pembuktian Pascakualifikasi

Pembuktian pascakualifikasi hanya dilakukan terhadap peserta yang lulus evaluasi


pascakualifikasi dengan meminta penyedia menunjukkan dokumen asli sesuai dengan tabel
kualifikasi misalnya menunjukkan surat ijin usaha yang asli dan/atau fotokopi yang dilegalisir
oleh pihak yang berwenang.

7. Penetapan dan Pengumuman Pemenang

Pokja Pemilihan mengumumkan pemenang di aplikasi SPSE.

8. Sanggah

a. Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik atas
penetapan pemenang kepada pokja pemilihan setelah pengumuman pemenang disertai bukti
terjadinya penyimpangan, dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
b. Sanggahan yang disampaikan oleh peserta apabila terjadi penyimpangan ketentuan dan
prosedur yang diatur dalam Peraturan Perundang-Undangan dalam bidang Pengadaan yang
telah ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan, contoh:

• Rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan usaha yang sehat;


• Penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP dan/atau pejabat yang berwenang
lainnya;dan/atau
• Kesalahan dalam melakukan evaluasi.

c. Khusus pekerjaan konstruksi, jika penyedia jasa konstruksi tidak puas atas jawaban pokja
pemilihan, maka dapat mengajukan sanggah banding ke KPA.
9. Sanggah Banding
Dalam hal peserta pemilihan Pekerjaan Konstruksi yang menyampaikan sanggah tidak puas
terhadap jawaban sanggah, dapat mengajukan Sanggah Banding kepada Kuasa Pengguna
Anggaran dengan jaminan Sanggah Banding sebesar 1% (satu persen) dari nilai total HPS atau
1% (satu persen) dari nilai Pagu Anggaran untuk Pekerjaan Konstruksi terintegrasi.
2. Peran Setiap Pihak Dalam Proyek Konstruksi
Pembahasan mengenai proyek konstruksi tidak dapat terpisahkan dengan pihak-pihak
yang terlibat didalamnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari rangkaian tahapan
proses konstruksi, tentunya akan melibatkan berbagai unsur yang bekerja secara bersama-sama
dengan tujuan yang sama sehingga proyek dapat berjalan sesuai dengan perencanaan. Secara
umum pihak- pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi antara lain:

A. Pemilik proyek (Owner)

Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang/badan yang memiliki
proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak
penyedia jasa dan membayar biaya pekerjaan tersebut.
Terlibat dalam penyusunan suatu proyek konstruksi, terutama dalam menentukan lokasi
proyek, menetapkan desain, dan menyediakan modal. Sebagian pemilik proyek ikut
mengawasi berlangsungnya proses konstruksi dan mengoperasikan bangunan yang telah
selesai.
Wewenang dan tugas owner atau pemilik proyek sebagai berikut:

1) Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).


2) Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan
penyedia jasa.
3) Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak
penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
4) Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
5) Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah
biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
6) Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan cara
menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama
pemilik.
7) Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).
8) Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia
jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.

B. Konsultan (Consultant)

Merupakan pihak yang ditentukan oleh pemilik proyek untuk membantu didalam
merencanakan atau mendesain bangunan, melakukan studi kelayakan, mengawasi
berlangsungnya proses konstruksi, atau bahkan mengatur pelaksanaan proyek konstruksi.

1) Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan bangunan secara


lengkap baik bidang arsitektur, sipil, dan bidang lain yang melekat erat membentuk sistem
bangunan. Hak dan kewajiban konsultan perencana adalah :

a) Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana kerja
dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya.
b) Memberikan usulan dan pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak kontraktor
tentang pelaksanaan pekerjaan.
c) Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurang
jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat.
d) Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
e) Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

2) Konsultan Pengawas

Pengertian dari konsultan pengawas atau manajemen konstruksi adalah semua perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal sampai selesainya proyek
untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat waktu, biaya dan mutu (Ervianto, 2003).
Konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk membantu
dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai awal hingga berakhirnya
pekerjaan tersebut. Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah:

a) Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang ditetapkan.


b) Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan
pekerjaan.
c) Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan (progress work).
d) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi
antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
e) Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari
pembengkakan biaya.
f) Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir
sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
g) Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
h) Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.
i) Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
j) Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan tambah/kurang.

C. Kontraktor (Contractor)

Merupakan pihak yang ditetapkan oleh pemilik proyek untuk mengatur pelaksanaan
kegiatan konstruksi dan mengolah sumber daya berupa bahan, peralatan, tenaga kerja, metode
dan modal, sehingga menghasilkan produk akhir berupa konstruksi.
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan
pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan
peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan.
Hak dan kewajiban kontraktor adalah:

1) Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat, risalah


penjelasan pekerjaan (aanwijzing) dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan
oleh pengguna jasa.
2) Membuat gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) yang disahkan oleh konsultan
pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
3) Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk
menjaga keselamatan pekerjaan dan masyarakat.
4) Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian (daily report), laporan
mingguan (weekly report), dan laporan bulanan (monthly report).
5) Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai ketetapan
yang berlaku.
a) Subkontraktor (Subcontractor)

Merupakan pihak yang dalam pelaksanaannya membantu kontraktor utama untuk


menyelesaikan sebagian pekerjaanya.

b) Tenaga Kerja (Employee)


Merupakan pihak yang berada dibawah tanggung jawab kontraktor atau subkontraktor untuk
melaksanakan kegiatan konstruksi dilapangan dengan keahlian atau keterampilan tertentu, baik
secara individu maupun kelompok yang dikoordinasikan oleh mandor.

c) Supplier

Merupakan pihak terkait yang memberikan pelayanan kepada owner atau kontraktor untuk
memenuhi pengadaan material dan kebutuhan pada berbagai macam bahan konstruksi.

D. Pemerintah (Government)

Merupakan pihak sebagai pembuat kebijakan didalam mengatur perangkat peraturan yang
terkait dengan pelaksanaan konstruksi.

1) Institusi Keuangan

Merupakan institusi yang dapat menyediakan sumber keuangan atau sumber pinjaman yang
membantu pendanaan proyek.

2) Lembaga Pelayanan

Merupakan suatu pihak yang dapat memberikan pelayanan yang dibutuhkandiluar hal teknis
yang berhubungan dengan konstruksi.

3) Masyarakat

Pihak yang menerima dampak secara langsung maupun tidak langsung akibat suatu proyek
konstruksi. Baik pada saat proyek sedang berlangsung ataupun pada saat proyek telah selesai.

Anda mungkin juga menyukai