Di Susun Oleh :
Dalam pengadaan barang dan jasa, pemerintah selalu berpegang pada prinsip
ekonomi, efisien, dan efektif. Pemerintah selalu berupaya menyempurnakan prosedur
pelaksanaan pengadaan barang/jasa baik melalui penyempurnaan peraturan-peraturan
maupun pengambilan kebijakan dan keputusan yang tepat. Agar pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa dilaksanakan secara ekonomi, efi sien dan efektif, perlu dilakukan
pengawasan secara intensif. Selain itu, tuntutan kepada pemerintah untuk menerapkan good
governance dalam menjalankan pemerintahan, telah membuat akuntabilitas pengadaan
barang dan jasa harus dilaksanakan.
Pengadaan barang dan jasa ditujukan untuk memenuhi kebutuhan barangdan jasa
bagi kelancaran jalannya pemerintahan dan pelayanan. Untuk memenuhi kebutuhan barang
dan jasa tersebut, pemerintah harus mengalokasikan sebagian dana dalam Anggaran tahunan
(ABPD/ABPN) baik yang murni maupun perubahan. Jumlah dana yang disediakan untuk
pengadaan barang/jasa oleh Pemerintah dalam APBN/D, BUMN/D, Yayasan dan Badan-
Badan yang dikelola atau diadakan oleh Pemerintah, merupakan perkiraan maksimum dari
hasil analisa atas rencana kebutuhan barang/jasa yang diajukan oleh satuan-satuan kerja
dalam suatu organisasi pemerintah dikalikan dengan perkiraan harga suatu barang/jasa. Oleh
karena itu, penentuan besarnya dana untuk pengadaan barang/jasa merupakan hasil
perhitungan atau perkalian antara jumlah barang/jasa dikali perkiraan harga satuan dari
masing-masing barang/jasa.
1. Pelelangan umum
Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan
secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan
pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha
yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
1. Pelelangan Terbatas
Proses pelelangan terbatas pada prinsipnya sama dengan proses pelelangan umum
kecuali dalam pengumuman dicantumkan kriteria peserta dan nama-nama penyedia
barang/ jasa yang akan diundang. Apabila setelah diumumkan ternyata ada penyedia
barang/jasa yang tidak tercantum dalam pengumuman dan berminat serta memenuhi
kualifi kasi, maka wajib untuk diikutsertakan dalam pelelangan terbatas.
2. Pemilihan Langsung
Dalam hal metode pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari
segi biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan
metode pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan
dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3
(tiga) penawaran dari penyedia barang/ jasa yang telah lulus prakualifikasi serta
dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal
melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan
melalui internet.
3. Penunjukan Langsung
Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia barang/jasa dapat
dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa
dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga
yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
4. Swakelola
Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi
sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri atau upah borongan kerja.
Tenaga ahli dari luar tidak boleh melebihi 50%(lima puluh persen) dari tenaga sendiri.
Swakelola dilihat dari pelaksana pekerjaan dibedakan menjadi beberapa klasifikasi:
a. Swakelola oleh pengguna barang/jasa adalah pekerjaan yang direncanakan,
dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh pengguna barang/jasa dengan menggunakan
tenaga sendiri, dan/ atau tenaga dari luar baik tenaga ahli maupun tenaga upah
borongan
b. Swakelola oleh instansi pemerintah lain non swadana (universitas negeri, lembaga
penelitian/ilmiah pemerintah, lembaga pelatihan) adalah pekerjaan yang perencanaan
dan pengawasannya dilakukan oleh pengguna barang/jasa
c. Swakelola oleh penerima hibah adalah pekerjaan yang perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasannya dilakukan oleh penerima hibah dengan sasaran ditentukan oleh
instansi pemberi hibah.
Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan swakelola harus memiliki kriteria sebagai
berikut:
1) pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis sumber
daya manusia instansi pemerintah yang bersangkutan dan sesuai dengan fungsi
dan tugas pokok pengguna barang/jasa; dan/atau
2) pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi
masyarakat setempat;
3) pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya
tidak diminati oleh penyedia barang/jasa; dan/ atau
Audit terhadap Pengadaan Barang dan Jasa harus terencana secara matang dan rinci
karena dalam kasus ini banyak sekali celah terjadinya penyimpangan, baik penyimpangan
prosedural, teknis, maupun non teknis yang sifatnya bisa memperkaya diri sendiri pelaku
maupun memperkaya orang lain. Tahapan Pengembangan Rencana Audit pengadaan barang
dan jasa meliputi Pemeriksaan Dokumen Pengadaan dan Kriteria Evaluasi, pemeriksaan
Keangka Acuan Kerja, Pemeriksaan penunjukkan Langsung, pemeriksaan Penentuan Harga
Perkiraan Sendiri (HPS), Pemeriksaan Dokumen Kontrak dan Pemeriksaan Pengadaan
Barang dengan Swakelola.