Anda di halaman 1dari 13

AUDIT PENGADAAN

BARANG DAN JASA


Audit Keuangan Negara
Pengadaan Barang dan Jasa

■ Pengadaan barang dan jasa ditujukan untuk memenuhi kebutuhan barangdan jasa bagi
kelancaran jalannya pemerintahan dan pelayanan.
■ Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa tersebut, pemerintah harus
mengalokasikan sebagian dana dalam Anggaran tahunan (ABPD/ABPN)
Pengadaan Barang dan Jasa
Pengadaan Barang dan Jasa

Cara-cara pengadaan barang:


1. Pelelangan umum - metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan
pengumuman
2. Pelelangan Terbatas - Bila calon penyedia barang/jasa diketahui terbatas jumlahnya
3. Pemilihan langsung - pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak-
banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia barang/ jasa yang telah lulus
prakualifikasi
4. Penunjukan langsung - Pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung
terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa
5. Swakelola - pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri dengan
menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri atau upah borongan kerja. Tenaga ahli dari luar tidak boleh
melebihi 50%(lima puluh persen) dari tenaga sendiri.
Pengadaan Barang dan Jasa
Pengadaan Barang dan Jasa
Tahapan Pengembangan Rencana Audit pengadaan barang dan jasa meliputi:
1. Pemeriksaan Dokumen pengadaan barang dan jasa
Pemeriksaan dokumen pengadaan barang dan jasa adalah pemeriksaan terhadap dokumen pengadaan
dan kriteria evaluasi. Dokumen yang diperiksa terdiri:
a) Surat Permintaan Penawaran Harga atau pengumuman untuk pelaksanaan pengadaan.
b) Rencana kerja dan syarat-syarat.
c) Prakualifikasi.
d) Berita Acara Penjelasan.
e) Kontrak.
2. Pemeriksaan Kerangka Acuan Kerja
Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau (Term of Refference), TOR sendiri adalah dokumen perencanaan
kegiatan yang berisi penjelasan/keterangan mengenai apa, mengapa, siapa, kapan, dimana, bagaimana,
dan berapa perkiraan biayanya suatu kegiatan.
Pengadaan Barang dan Jasa
3. Pemeriksaan Penunjukkan Langsung
Metode evaluasi terhadap penunjukkan langsung, untuk mengevaluasi atau menilai kewajaran
kualitas teknis dan harga atas proses pengadaan barang/jasa dan jasa lainnya termasuk konsultansi.
4. Pemeriksaan Penentuan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Untuk pemeriksaan penyusunan Harga Perhitungan Sendiri (HPS) dengan referensi data dasar yang
tidak jauh beda dengan yang telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012, namun
pemeriksa dituntut lebih hati-hati dan telaten
5. Pemeriksaan Dokumen Kontrak
Dokumen kontrak atau perjanjian merupakan kelanjutan dari proses pengadaan penyedia barang/jasa
borong dan lainnya. Kontrak atau perjanjian merupakan bagian dari bentuk perikatan dari
pihakpihak dengan sadar mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
6. Pemeriksaan Pengadaan Barang dengan Swakelola.
Pengadaan Barang dan Jasa
Tindak Lanjut Hasil Temuan Audit
Sesuai dengan standar audit publik, dalam pemeriksaanpengadaan barang/jasa Tim Pemeriksa
diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan tindak lanjut atas temuan dan rekomendasi hasil audit
terdahulu yang dilakukan oleh auditor.
Langkah-langkah yang harus dilakukan (Murwanto, 2007), meliputi:
1) Dapatkan hasil pemeriksaan auditor berupa LTP atau LHP dan tanggapan instansi pada waktu
pembahasan tindak lanjut
2) Pelajari temuan/masalah yang dikemukakan dalam hasil-hasil pemeriksaan auditor, saran
pemeriksa, tanggapan instansi/proyek yang bersangkutan dan tingkat penyelesaian atas
temuan/masalah dari masing-masing hasil pemeriksaan auditor.
3) Catat temuan-temuan/masalah dan rekomendasi yang belum ditindaklanjuti dan yang dalam
proses tindak lanjut, kemudian teliti sebab-sebabnya apakah karena kelalaian oleh
instansi/proyek yang bersangkutan, atau penyelesaiannya berkaitan dengan penyelesaian yang
harus dilakukan oleh instansi lain, baik secara vertikal maupun horizontal, atau karena
penyelesaiannya memerlukan waktu relatif lama.
4) Untuk temuan/masalah yang belum dan atau terlambat ditindaklanjuti, teliti lebih mendalam
sebab-sebab terjadinya apakah karena kelalaian atau sebab lain.
Pengadaan Barang dan Jasa
5) Untuk masalah yang belum selesai, karena berkaitan dengan kewenangan instansi lain, teliti
apakah sudah ada usaha dari pihak instansi/proyek yang diperiksa untuk menghubungi atau
menyelesaikan temuan dengan instansi tersebut
6) Bagi penyelesaian temuan yang memerlukan waktu relatif lama pelajari langkah-langkah yang
harus dilakukan dan waktu penyelesaian yang diperlukan untuk dapat menilai, apakah usaha
penyelesaian yang dilakukan itu memerlukan waktu yang lama.
7) Lakukan pengujian tentang kebenaran penjelasan pihak instansi/proyek tersebut dengan meneliti
dokumen dan kegiatan penyelesaian yang telah dilakukan.
8) Teliti apakah dalam pemeriksaan yang sedang dilakukan terdapat masalah/temuan berulang dari
pemeriksaan yang terdahulu kemudian pelajari sebab-sebabnya dan bagaimana cara instansi
menyelesaikan temuan berulang tersebut. Untuk temuan berulang, agar rumusan unsur penyebab
dari temuan bersangkutan dipertegas.
Pengadaan Barang dan Jasa
9) Buatkan kesimpulan hasil pemeriksaan tindak lanjut atas temuantemuan hasil pemeriksaan auditor
terdahulu dalam masing-masing formulir atau tabel yang menggambarkan antara lain:
a) Tanggal dan Nomor Laporan Hasil Pemeriksaan;
b) Tahun Anggaran yang diperiksa;
c) Temuan/masalah yang dikemukakan;
d) Saran/rekomendasi atas temuan/masalah;
e) Tindak lanjut yang dilakukan oleh instansi;
f) Tingkat penyelesaian hasil tindak lanjut
g) Sebab-sebab belum ditindaklanjuti atau belum selesainya tindak lanjut temuan;
h) Komentar instansi. Hasil pemeriksaan tindak
Audit Belanja

■ Belanja sering juga disebut beban. PP Nomor 71 Tahun 2010 menggunakan istilah
beban, beban negara adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 menggunakan
istilah belanja, belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih.
■ Pernyataan Akuntansi Pemerintah (PSAP) no 2, belanja diakui pada saat terjadi
pengeluaran dari rekening kas umum negara/daerah
Audit Belanja

Faktor-faktor risiko yang melekat pada transaksi siklus belanja:


1) Seberapa banyak volume transaksi yang ada
2) Kemungkinan adanya pembelian dan pengeluaran kas yang tidak diotorisasi
3) Kemungkinan adanya pembelian aset yang tidak wajar
4) Dalam kasu kapitalisasi kas atau penentuan biaya periodik, harus mempertimbangkan
aspek kesinambungan dalam akuntansinya
Audit Pendapatan

Dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP),


pendapatan: Hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambahan ekuitas dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

Tujuan audit pendapatan


Untuk menentukan apakah Pos Pendapatan Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain
Pendapatan yang sah disajikan secara wajar dalam laporan keuangan

Anda mungkin juga menyukai