id
Oleh:
IMAN HUSYANTO
KOORDINATOR PENGAWASAN BIDANG P3APIP
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN RIAU
tupimpinan27april2012@hw
Probity Audit/Advice
Pemanfa
atan
Barang/J
asa
Penata- Perenca-
naan Efisien dan Efektif
usahaan Pengadaan (Best Value for Money)
Pemilihan
Bebas Benturan Kepentingan
Pelaksana Penyedia (Conflict of Interest)
an Barang/Ja
Kontrak sa
3
Perbedaan
Audit Kinerja vs Probity Audit
Audit Kinerja Probity Audit
Melakukan Memberikan
Penilaian Jaminan
3 E + Ketaatan +
3E + Ketaatan Pemenuhan Prinsip Kejujuran,
Kebenaran, dan Integritas
4
TUJUAN PROBITY AUDIT
Menyakinkan Proses PBJ Telah Sesuai Ketentuan yang
Mengaturnya
Memastikan Proses PBJ Mampu Melindungi Pihak-Pihak
Berkepentingan
Memastikan Penawaran yang Masuk Dinilai Berdasarkan
Kriteria yang Sama
Memelihara Tingkat Kepercayaan Publik dan Peserta
Tender
Meyakinkan Keputusan yang Dibuat Terhindar dari
Tuntutan Hukum
Menciptakan Akuntabilitas dalam Proses PBJ
5
MANFAAT PROBITY AUDIT
6
SYARAT PROBITY AUDITOR
Independen, Obyektif, Berintegritas Tinggi
Bebas dari conflict of interesrt, yaitu tidak memiliki bisnis
keuangan/kepentingan individu/tidak sebagai pegawai instansi yang
diaudit/kontraktor/konsultan yang dapat menimbulkan konflik dalam
penugasannya.
Salah satu tools yaitu “Conflict of Interest Declaration”
Menjaga Kerahasiaan
Semua informasi yang diperoleh harus dijaga kerahasiannnya. (tools :
Probity check list dalam melakukan penilaian aktivitas yang dilakukan,
dokumentasi, kebijakan yang mendasari, dll)
Auditor
Memahami Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa (sebagaimana
disyaratkan bagi PPK dan Pokja ULP)
HPS disusun melebihi 28 hari kerja dari sebelum batas akhir pemasukan penawaran
untuk pascakualifikasi, atau untuk prakualifikasi ditambah waktu selama
prakualifikasi;
Penggelembungan (mark-up) dalam HPS;
Perhitungan Volume pekerjaan untuk konstruksi dalam HPS
terlalu besar (tidak sesuai dengan gambar desain);
Harga dasar yang tidak standar dalam menyusun HPS;
Penambahan keuntungan perusahaan pada harga pasar;
Penentuan estimasi harga tidak sesuai aturan;
Sumber/referensi harga penyusunan HPS tidak ada;
Perhitungan volume dan gambar desain untuk konstruksi pada kontrak lumpsum
belum pasti;
Penambahan item-item biaya yang tidak diperkenankan;
PENETAPAN HPS
Pedoman
PROSEDUR AUDIT:
1. Dapatkan dokumen HPS yang telah selesai disusun oleh PPK dan dokumen pendukungnya;
2. Analisis kesesuaian HPS dengan data pendukungnya;
3. Lakukan pengujian atas hasil perhitungan dalam kertas kerja HPS;
4. Melakukan konfirmasi harga melalui survei ke pasar dan/atau browsing internet dan/atau media cetak dan/atau media
elektronik lainnya dan/atau sumber data lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai pembanding kewajaran harga
satuan HPS;
5. Teliti apakah komponen biaya pada HPS sudah memasukkan unsur:
a. Biaya untuk barang yang akan diadakan;
b. Biaya untuk pemasangan (termasuk untuk komponen peralatan yang digunakan);
c. Biaya untuk transportasi, termasuk untuk transportasi lokal dan pemindahan barang (apabila diperlukan);
d. Biaya untuk asuransi barang dan tenaga kerja yang diperlukan;
e. Biaya untuk pelatihan cara pengoperasian/penggunaan dan cara pemeliharaan (apabila diperlukan)
f. Biaya untuk pajak yang wajib dibayar/yang menjadi tanggungannya (PPN);
g. Biaya lain yang dipergunakan.
PROSEDUR PROBITY AUDIT UNTUK
Implementasi
HPS
• Meyakinkan bahwa HPS disusun sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan meyakinkan kewajaran nilai HPS;
• Peroleh hasil survei harga (minim 3, dan waktu 28 hari sebelum
pelelangan) serta minta adanya potongan harga;
• Dapatkan gambar gambar teknis barang/pekerjaan;
• Dapatkan soft copy perhitungan pembentukan harga satuan HPS;
• Cek pembentukan harga di HPS berdasar gambar teknis, hasil survei
harga, dan analisa sni/APHS dari instansi teknis yang bersangkutan.
Contoh daftar uji hasil audit “PENETAPAN HPS” pada tahap persiapan pengadaan
barang/jasa.
Tim audit perlu menyesuaikan daftar uji tersebut sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
No. Uraian Hasil Uji
Ya Tidak
1 HPS dibuat oleh PPK
2 Tanggal ditetapkan HPS disusun paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan
penawaranuntuk pemilihan yang menggunakan pasca kualifikasi, sedangkan pemilihan berdasarkan prakualifikasi ditambah
dengan lamanya waktu kualifikasi
9 HPS untuk konsultan perencana desain berulang, yaitu: a) Pengulangan pertama 75% b) Pengulangan kedua 65% c)
Pengulangan ketiga, danseterusnya masingmasing sebesar 50% terhadap komponen biaya perencanaan (Permen PU Nomor
45 tahun tahun 2007)
Bidang Umum
Paja
HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) adalah hasil perhitungan seluruh volume
pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan ditambah dengan seluruh beban pajak dan
k
keuntungan
Volume +
X
Harga Keu HPS
Satuan
ntu
nga
n
HPS = JUMLAH {(Volume x Harga Satuan) + Pajak +
Keuntungan}
HARGA
SATUAN
Analisis Harga Satuan Pekerjaan yang selanjutnya disingkat AHSP adalah
perhitungan kebutuhan biaya Tenaga Kerja, bahan, dan peralatan untuk
mendapatkan harga satuan untuk satu jenis pekerjaan tertentu;
HARGA Koefisien Peralatan adalah indeks Koefisien Bahan adalah indeks
SATUAN yang menunjukkan kebutuhan
waktu suatu alat untuk
yang menunjukkan kebutuhan akan
suatu jenis bahan untuk setiap
menyelesaikan atau menghasilkan satuan kuantitas pekerjaan.
produk setiap satu satuan kuantitas
pekerjaan
Koefisien Tenaga Kerja Konstruksi adalah indeks Harga Satuan Dasar yang selanjutnya
yang menunjukkan kebutuhan jumlah Tenaga disingkat HSD adalah harga satuan
Kerja Konstruksi untuk mengerjakan setiap komponen dari harga satuan
satuan kuantitas pekerjaan pekerjaan per satuan tertentu.
• Bandingkan dengan koefisien di
HARGA dalam Permen PUPR 1 Tahun
• Bandingkan dengan koefisien di
SATUAN dalam Permen PUPR 1 Tahun •
2022;
Cek apakah bahan akan
2022; digunakan atau tidak
• Cek apakah alat akan digunakan
atau tidak
HITUNG PERKIRAAN
VOLUME
Keuntungan
Maksimal 15%
KERTAS KERJA PROBITY AUDIT : REVIU AHSP
KONSTRUKSI
KERTAS KERJA PROBITY AUDIT : REVIU AHSP
KONSTRUKSI
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKUKAN REVIU HPS :
2. Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2022 Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat:
a. HPS adalah hasil perhitungan seluruh volume pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan ditambah dengan
seluruh beban pajak dan keuntungan;
b. Analisis harga satuan menetapkan suatu perhitungan harga satuan upah tenaga kerja, bahan dan peralatan
serta pekerjaan yang secara teknis dirinci secara detail berdasarkan suatu metode kerja dan asumsi-asumsi
yang sesuai dengan yang diuraikan dalam suatu spesifikasi teknik, gambar desain dan komponen harga
satuan, baik untuk kegiatan rehabilitasi/ pemeliharaan, maupun peningkatan infrastruktur ke-PU-an;
c. Semua ketentuan normatif pada pedoman ini harus diikuti sepenuhnya, sedangkan yang bersifat informatif
hanya untuk memberikan contoh perhitungan AHSP terkait. Penggunaan Pedoman AHSP ini seharusnya
disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi lokasi pekerjaan. Namun untuk hal-hal tertentu yang belum
tercantum dalam salah satu sektor dari pedoman ini dimungkinkan untuk menggunakan AHSP pada sektor
lainnya. Selanjutnya jika belum juga tercantum dalam pedoman ini dapat menggunakan AHSP berdasarkan
referensi lain yang sudah ditetapkan oleh peraturan daerah dan/atau atas persetujuan pengguna jasa;
d. Dalam analisis harga satuan ini diperlukan masukan data dan asumsi yang didasarkan atas data hasil survei,
pengalaman, dan bahan yang tersedia, sehingga bila terjadi sanggahan terhadap harga satuan yang dihitung
berdasarkan asumsi dan faktor yang dirancang dalam perhitungan ini, segala akibat yang ditimbulkan
sepenuhnya adalah menjadi tanggung jawab perencana.
Terima Kasih