Anda di halaman 1dari 28

www.bpkp.go.

id

“Probity Audit : Reviu Analisa Harga Satuan


Pekerjaan (AHSP) Konstruksi”

Oleh:
IMAN HUSYANTO
KOORDINATOR PENGAWASAN BIDANG P3APIP
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Batam, 28 Maret 2022


1
Audit secara Real Time pada Seluruh Tahapan PBJ

tupimpinan27april2012@hw
Probity Audit/Advice
Pemanfa
atan
Barang/J
asa
Penata- Perenca-
naan Efisien dan Efektif
usahaan Pengadaan (Best Value for Money)

Transparan, Terbuka, Adil/Tidak Pengadaan


PENGADAAN
Diskriminatif, Bersaing Barang/Jasa
Penyerah yang Kredibel
an BARANG/JASA Persiapan Akuntabel dan Terhindar
Barang/Ja Pemilihan
(Accountability)
sa dari Korupsi

Pemilihan
Bebas Benturan Kepentingan
Pelaksana Penyedia (Conflict of Interest)
an Barang/Ja
Kontrak sa

Integrity, Uprightness, Honesty

Peran APIP (Auditing and Advising)


2
Probity Audit PBJ
 Probity Audit PBJ merupakan Audit Tujuan Tertentu (vide
penjelasan Pasal 4 (4) UU No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara)
 Audit dengan Tujuan Tertentu untuk Menilai Ketaatan
terhadap Ketentuan PBJ
Audit dilaksanakan dengan pendekatan probity untuk memastikan bahwa
seluruh ketentuan telah diikuti dengan Benar, Jujur dan Berintegritas,
sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan dalam proses PBJ
 Probity Audit Dilaksanakan selama Proses Pengadaan
Barang/Jasa Berlangsung (Real Time)
Audit dilakukan saat proses PBJ sedang berlangsung dan/atau segera setelah
proses PBJ selesai

3
Perbedaan
Audit Kinerja vs Probity Audit
Audit Kinerja Probity Audit

Dilaksanakan pada Saat Dilaksanakan pada Saat Proses


Pekerjaan Telah Selesai Pekerjaan Sedang Berlangsung

Melakukan Memberikan
Penilaian Jaminan

3 E + Ketaatan +
3E + Ketaatan Pemenuhan Prinsip Kejujuran,
Kebenaran, dan Integritas
4
TUJUAN PROBITY AUDIT
 Menyakinkan Proses PBJ Telah Sesuai Ketentuan yang
Mengaturnya
 Memastikan Proses PBJ Mampu Melindungi Pihak-Pihak
Berkepentingan
 Memastikan Penawaran yang Masuk Dinilai Berdasarkan
Kriteria yang Sama
 Memelihara Tingkat Kepercayaan Publik dan Peserta
Tender
 Meyakinkan Keputusan yang Dibuat Terhindar dari
Tuntutan Hukum
 Menciptakan Akuntabilitas dalam Proses PBJ
5
MANFAAT PROBITY AUDIT

 Tujuan dan Pandangan Independen terhadap


Probity/Honesty/Integrity dalam Proses PBJ
 Menghindari Terjadinya Konflik Kepentingan
 Menghindari Terjadinya Praktik Korupsi
 Meningkatkan Integritas Sektor Publik melalui Perubahan
Pengorganisasi dan Perilaku
 Meyakinkan Publik dan Pelaku Usaha Sektor Publik bahwa
Proses dan Hasil PBJ Dapat Dipercaya
 Meminimalkan Kemungkinan Terjadinya Proses Pengadilan
yang Timbul karena Proses PBJ

6
SYARAT PROBITY AUDITOR
Independen, Obyektif, Berintegritas Tinggi
Bebas dari conflict of interesrt, yaitu tidak memiliki bisnis
keuangan/kepentingan individu/tidak sebagai pegawai instansi yang
diaudit/kontraktor/konsultan yang dapat menimbulkan konflik dalam
penugasannya.
Salah satu tools yaitu “Conflict of Interest Declaration”

Menjaga Kerahasiaan
Semua informasi yang diperoleh harus dijaga kerahasiannnya. (tools :
Probity check list dalam melakukan penilaian aktivitas yang dilakukan,
dokumentasi, kebijakan yang mendasari, dll)
Auditor
Memahami Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa (sebagaimana
disyaratkan bagi PPK dan Pokja ULP)

Memahami Proses Pengadaan B/J


Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa konsultansi/ jasa
lainnya/swakelola
7
IMPLEMENTASI PROBITY AUDIT
PADA TAHAPAN PENGADAAN BARANG/JASA
Peraturan Kepala BPKP No: LAMPIRAN II
PERATURAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 3 TAHUN 2019
TENTANG
PEDOMAN PENGAWASAN INTERN ATAS PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

1. AUDIT ATAS TAHAP PERENCANAAN DAN PERSIAPAN PENGADAAN


BARANG/JASA;
2. AUDIT ATAS TAHAP PERSIAPAN PEMILIHAN BARANG/JASA;
3. AUDIT ATAS TAHAP PELAKSANAAN PEMILIHAN BARANG/JASA;
4. PENYEDIA PENYEDIA
5. AUDIT ATAS TAHAP PELAKSANAAN KONTRAK KONSTRUKSI;
6. AUDIT ATAS TAHAP PELAKSANAAN KONTRAK JASA KONSULTANSI
7. BADAN USAHA;
8. AUDIT ATAS TAHAP PELAKSANAAN KONTRAK PENGADAAN
9. BARANG/JASA LAINNYA;
10. AUDIT ATAS SWAKELOLA. 8
AUDIT ATAS TAHAP PERSIAPAN
PEMILIHAN BARANG/JASA
Penetapan Spesifikasi Penetapan
Teknis/Kerangka Acuan
Kerja (KAK) Penetapan HPS Rancangan Kontrak
Output : Dokumen KAK Output : Dokumen HPS Output : Dokumen
Tujuan : Meyakinkan Tujuan : Meyakinkan bahwa Rancangan Kontrak
bahwa materi KAK telah Harga Perkiraan Sendiri Tujuan : Meyakinkan
menggambarkan dari awal (HPS) merupakan harga Rancangan Kontrak telah
proses pekerjaan sampai yang wajar dan metode sesuai dengan standar dan
dengan selesai pekerjaan. penetapannya dapat ketentuan dan peraturan
dipertanggungjawabkan; yang berlaku.
Pengertian reviu AHSP didefinisikan sebagai penelaahan ulang Tujuan Reviu AHSP adalah untuk memberikan keyakinan terbatas
bukti-bukti bagian kegiatan PBJ (Penetapan HPS)) untuk bahwa suatu bagian kegiatan PBJ telah dilaksanakan sesuai dengan
memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai Reviu ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan
dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah AHSP
ditetapkan.
Titik-titik kritis dalam kegiatan persiapan pengadaan (penetapan
HPS) yang perlu mendapat perhatian auditor adalah:

 HPS disusun melebihi 28 hari kerja dari sebelum batas akhir pemasukan penawaran
untuk pascakualifikasi, atau untuk prakualifikasi ditambah waktu selama
prakualifikasi;
 Penggelembungan (mark-up) dalam HPS;
 Perhitungan Volume pekerjaan untuk konstruksi dalam HPS
 terlalu besar (tidak sesuai dengan gambar desain);
 Harga dasar yang tidak standar dalam menyusun HPS;
 Penambahan keuntungan perusahaan pada harga pasar;
 Penentuan estimasi harga tidak sesuai aturan;
 Sumber/referensi harga penyusunan HPS tidak ada;
 Perhitungan volume dan gambar desain untuk konstruksi pada kontrak lumpsum
belum pasti;
 Penambahan item-item biaya yang tidak diperkenankan;
PENETAPAN HPS
Pedoman

PROSEDUR AUDIT:
1. Dapatkan dokumen HPS yang telah selesai disusun oleh PPK dan dokumen pendukungnya;
2. Analisis kesesuaian HPS dengan data pendukungnya;
3. Lakukan pengujian atas hasil perhitungan dalam kertas kerja HPS;
4. Melakukan konfirmasi harga melalui survei ke pasar dan/atau browsing internet dan/atau media cetak dan/atau media
elektronik lainnya dan/atau sumber data lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai pembanding kewajaran harga
satuan HPS;
5. Teliti apakah komponen biaya pada HPS sudah memasukkan unsur:
a. Biaya untuk barang yang akan diadakan;
b. Biaya untuk pemasangan (termasuk untuk komponen peralatan yang digunakan);
c. Biaya untuk transportasi, termasuk untuk transportasi lokal dan pemindahan barang (apabila diperlukan);
d. Biaya untuk asuransi barang dan tenaga kerja yang diperlukan;
e. Biaya untuk pelatihan cara pengoperasian/penggunaan dan cara pemeliharaan (apabila diperlukan)
f. Biaya untuk pajak yang wajib dibayar/yang menjadi tanggungannya (PPN);
g. Biaya lain yang dipergunakan.
PROSEDUR PROBITY AUDIT UNTUK
Implementasi

HPS
• Meyakinkan bahwa HPS disusun sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan meyakinkan kewajaran nilai HPS;
• Peroleh hasil survei harga (minim 3, dan waktu 28 hari sebelum
pelelangan) serta minta adanya potongan harga;
• Dapatkan gambar gambar teknis barang/pekerjaan;
• Dapatkan soft copy perhitungan pembentukan harga satuan HPS;
• Cek pembentukan harga di HPS berdasar gambar teknis, hasil survei
harga, dan analisa sni/APHS dari instansi teknis yang bersangkutan.
Contoh daftar uji hasil audit “PENETAPAN HPS” pada tahap persiapan pengadaan
barang/jasa.
Tim audit perlu menyesuaikan daftar uji tersebut sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
No. Uraian Hasil Uji
Ya Tidak
1 HPS dibuat oleh PPK    
2 Tanggal ditetapkan HPS disusun paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan    
penawaranuntuk pemilihan yang menggunakan pasca kualifikasi, sedangkan pemilihan berdasarkan prakualifikasi ditambah
dengan lamanya waktu kualifikasi

3 HPS telah disusun berdasarkan data pendukung/pembanding    


4 HPS telah memperhitungkan keuntungan dan biaya overhead yang dianggap wajar (paling tinggi 15% dari harga dasar tidak    
termasuk PPN)
5 Komponen HPS telah memperhitungkan semua unsur biaya yang diperlukan    
6 Telah dibuat kertas kerja perhitungan volume yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga atau Bill of Quantity (BoQ)    
dengan mengacu kepada gambar desain.

7 Perhitungan perkalian antara volume dengan harga satuan telah tepat    


8 Perhitungan biaya non personil maksimum sebesar 40% dan personil sebesar 60% dari total biaya Konsultan    

9 HPS untuk konsultan perencana desain berulang, yaitu: a) Pengulangan pertama 75% b) Pengulangan kedua 65% c)    
Pengulangan ketiga, danseterusnya masingmasing sebesar 50% terhadap komponen biaya perencanaan (Permen PU Nomor
45 tahun tahun 2007)

10 Buat Simpulan dan rekomendasi    


Ketentuan Yang Digunakan dalam Bidang
Konstruksi:

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


RAKYAT NOMOR 1 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN PERKIRAAN BIAYA PEKERJAAN
KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
PENYUSUNAN PERKIRAAN BIAYA
PEKERJAAN KONSTRUKSI

 Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan dilakukan untuk menghasilkan Harga


Perkiraan Perancang (HPP) dihitung secara profesional oleh perancang dan
digunakan sebagai salah satu acuan dalam menghitung rencana anggaran
biaya, atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
 Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan dilakukan melalui Analisis Harga
Satuan Pekerjaan (AHSP) yaitu perhitungan kebutuhan biaya Tenaga Kerja,
bahan, dan peralatan untuk mendapatkan harga satuan untuk satu jenis
pekerjaan tertentu serta analisis Biaya Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan (SMK)
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT NOMOR 1 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN PERKIRAAN BIAYA PEKERJAAN
KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT

Bidang Umum

Bidang Cipta Karya

Bidang Bina Marga

Bidang Sumber Daya Air


Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perkiraan harga barang/jasa yang ditetapkan oleh pejabat
pembuat komitmen yang telah memperhitungkan biaya tidak langsung, keuntungan, dan pajak
pertambahan nilai.

Paja
HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) adalah hasil perhitungan seluruh volume
pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan ditambah dengan seluruh beban pajak dan
k
keuntungan

Volume +
X
Harga Keu HPS
Satuan
ntu
nga
n
HPS = JUMLAH {(Volume x Harga Satuan) + Pajak +
Keuntungan}
HARGA
SATUAN
Analisis Harga Satuan Pekerjaan yang selanjutnya disingkat AHSP adalah
perhitungan kebutuhan biaya Tenaga Kerja, bahan, dan peralatan untuk
mendapatkan harga satuan untuk satu jenis pekerjaan tertentu;
HARGA Koefisien Peralatan adalah indeks Koefisien Bahan adalah indeks
SATUAN yang menunjukkan kebutuhan
waktu suatu alat untuk
yang menunjukkan kebutuhan akan
suatu jenis bahan untuk setiap
menyelesaikan atau menghasilkan satuan kuantitas pekerjaan.
produk setiap satu satuan kuantitas
pekerjaan

Koefisien Tenaga Kerja Konstruksi adalah indeks Harga Satuan Dasar yang selanjutnya
yang menunjukkan kebutuhan jumlah Tenaga disingkat HSD adalah harga satuan
Kerja Konstruksi untuk mengerjakan setiap komponen dari harga satuan
satuan kuantitas pekerjaan pekerjaan per satuan tertentu.
• Bandingkan dengan koefisien di
HARGA dalam Permen PUPR 1 Tahun
• Bandingkan dengan koefisien di
SATUAN dalam Permen PUPR 1 Tahun •
2022;
Cek apakah bahan akan
2022; digunakan atau tidak
• Cek apakah alat akan digunakan
atau tidak

• Bandingkan dengan koefisien di dalam


Permen PUPR 1 Tahun 2022;
Cek survei harga dan/atau SSH.
• Cek apakah tenaga kerja tersebut diperlukan
atau tidak
Volume

HITUNG PERKIRAAN
VOLUME

HITUNG PERKIRAAN VOLUME DARI GAMBAR


RENCANA
Contoh Gambar Rencana
Keuntunga
n

Keuntungan
Maksimal 15%
KERTAS KERJA PROBITY AUDIT : REVIU AHSP
KONSTRUKSI
KERTAS KERJA PROBITY AUDIT : REVIU AHSP
KONSTRUKSI
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKUKAN REVIU HPS :

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia


Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat:
a. Pasal 1 ayat (2), menyatakan Analisis Harga Satuan Pekerjaan yang
selanjutnya disingkat AHSP adalah perhitungan kebutuhan biaya Tenaga
Kerja, bahan, dan peralatan untuk mendapatkan harga satuan untuk satu jenis
pekerjaan tertentu;
b. Pasal 13, dalam hal AHSP yang diperlukan belum terdapat pada bidangnya,
penyusunan harga satuan pekerjaan menggunakan:
1) AHSP pada kelompok bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(1);
2) referensi lain berdasarkan pendekatan standar nasional Indonesia; atau
3) perhitungan teknis dan analisis produktivitas berdasarkan kaidah teknis
yang disetujui oleh pimpinan tinggi madya dan unit organisasi yang
membidangi jasa konstruksi.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKUKAN REVIU HPS :

2. Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2022 Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat:

a. HPS adalah hasil perhitungan seluruh volume pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan ditambah dengan
seluruh beban pajak dan keuntungan;

b. Analisis harga satuan menetapkan suatu perhitungan harga satuan upah tenaga kerja, bahan dan peralatan
serta pekerjaan yang secara teknis dirinci secara detail berdasarkan suatu metode kerja dan asumsi-asumsi
yang sesuai dengan yang diuraikan dalam suatu spesifikasi teknik, gambar desain dan komponen harga
satuan, baik untuk kegiatan rehabilitasi/ pemeliharaan, maupun peningkatan infrastruktur ke-PU-an;

c. Semua ketentuan normatif pada pedoman ini harus diikuti sepenuhnya, sedangkan yang bersifat informatif
hanya untuk memberikan contoh perhitungan AHSP terkait. Penggunaan Pedoman AHSP ini seharusnya
disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi lokasi pekerjaan. Namun untuk hal-hal tertentu yang belum
tercantum dalam salah satu sektor dari pedoman ini dimungkinkan untuk menggunakan AHSP pada sektor
lainnya. Selanjutnya jika belum juga tercantum dalam pedoman ini dapat menggunakan AHSP berdasarkan
referensi lain yang sudah ditetapkan oleh peraturan daerah dan/atau atas persetujuan pengguna jasa;

d. Dalam analisis harga satuan ini diperlukan masukan data dan asumsi yang didasarkan atas data hasil survei,
pengalaman, dan bahan yang tersedia, sehingga bila terjadi sanggahan terhadap harga satuan yang dihitung
berdasarkan asumsi dan faktor yang dirancang dalam perhitungan ini, segala akibat yang ditimbulkan
sepenuhnya adalah menjadi tanggung jawab perencana.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai