Anda di halaman 1dari 69

PENGADAAN BARANG/JASA

MELALUI E-PURCHASING
PEMILIHAN PENYEDIA

Swakelola Penyedia
1. Tipe 1 1. E-Purchasing Ruang Lingkup PBJP Terpenuhi dan bukan
2. Tipe 2 2. Pengadaan Langsung kondisi keadaan khusus Terpenuhi
3. Tipe 3 3. Penunjukan Langsung
4. Tipe 4 4. Tender Cepat
5. Tender / Seleksi

⃝ PBJ Dalam Penanganan Keadaan Darurat


⃝ PBJ di luar negeri
⃝ Pengecualian dari Ketentuan Perpres No 16 Th 2018 Pengadaan Khusus

⃝ Tender/Seleksi Internasional dan dana pinjaman atau hibah


luar negeri
Bentuk Kontrak
Bentuk kontrak Barang Konstruksi Jasa lainnya Konsultansi

Bukti pembelian/ ≤ 10 juta ≤ 10 juta ---


pembayaran ---

Kuitansi ≤ 50 juta --- ≤ 50 juta ---

Surat Perintah > 50 juta s.d ≤ 200 juta > 50 juta s.d ≤ 100 juta
Kerja (SPK) 200 juta 200 juta

Surat perjanjian > 200 juta > 200 juta > 200 juta > 100 juta

Surat pesanan e-purchasing


Pengadaan Secara Elektronik
Memanfaatkan e-marketplace

Penyedia
K/L/Pemda

PEMILIHAN
PENYEDIA
MANFAAT PENGADAAN BARANG/JASA
SECARA ELEKTRONIK

8
Pembelian secara Elektronik
Katalog
Toko Daring
Elektronik

E-purchasing

*Pasal 1 angka 35 Perpres 12/2021


*Pasal 38 ayat (2) Perpres 12/2021
Katalog Elektronik (e-Catalogue) E-Market Place
adalah sistem informasi elektronik yang
memuat informasi berupa daftar, jenis, PBJ adalah pasar elektronik yang
spesifikasi teknis, TKDN, produk dalam disediakan untuk memenuhi
negeri, produk SNI, produk ramah kebutuhan B/J Pemerintah
lingkungan hidup, negara asal, harga,
Penyedia, dan informasi lainnya terkait
barang/jasa
Toko Daring
merupakan sistem informasi yang
Kontrak Katalog dikembangkan LKPP untuk
adalah perjanjian kerjasama antara memfasilitasi PBJ melalui
Kepala LKPP/Menteri/Kepala Daerah Penyelenggara Perdagangan
dengan penyedia untuk Melalui Sistem Elektronik
pencantuman barang/jasa dalam (PPMSE) yang berbentuk
katalog elektronik sebagai dasar marketplace atau ritel daring.
melakukan e-Purchasing.
e-Purchasing?
Perpres 12 Tahun 2021

Pembelian secara elektronik


yang selanjutnya disebut e-
purchasing adalah tata cara
pembelian barang/jasa melalui
sistem katalog elektronik atau
toko daring

Toko Daring & Katalog


Elektronik
e-purchasing sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a,
dilaksanakan untuk Barang/
Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
yang sudah tercantum dalam katalog
elektronik atau Toko Daring.
E-Purchasing ?
E-Purchasing
dimaksudkan sebagai media platform dan
alternatif proses pengadaan yang mudah bagi
para pelaku PBJP

Manfaat/Tujuan :
1. Katalog Elektronik yang transparan dan
terbuka akan menciptakan iklim usaha
yang kompetitif, mendorong
E-Purchasing pengembangan mutu produk dengan
harga produk yang wajar, sehingga
(Katalog Eletronik + Toko mendorong pertumbuhan kinerja mitra
Daring)
pelaku Usaha Dalam Negeri.

2. Melalui penyelenggaraan Katalog


Elektronik, Pemerintah juga memperoleh
laporan transaksi pembelian BJ pada
K/L/PD yang akurat
PELAKSANA E-PURCHASING
PEJABAT PENGADAAN (PP)
TOKO DARING
Paket e-Purchasing dengan nilai paling
E-Purchasing banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah)
Produk (barang/jasa) yang
telah tercantum dapat PEJABAT PENGADAAN (PP)
dilakukan e-purchasing Paket e-Purchasing dengan nilai paling
KATALOG banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
ELEKTRONIK rupiah)
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
Paket e-Purchasing dengan nilai di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
Dasar/
Peraturan
Dasar Penyelenggaraan E - Purchasing

Perpres No. 16 Thn 2018 sebagaimana telah


diubah dengan Perpres No. 12 Thn 2021
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Peraturan LKPP No. 9 Th 2021


Penyelengaraan Toko Daring dan Katalog Elektronik

Kep. Kepala LKPP No. 122 Thn 2022


Tata Cara Penyelenggaraan Katalog Elektronik

InPres. No. 22 Thn 2022


Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
dan Produk Usaha Mikro Usaha Kecil dan Koperasi dalam
Rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan
Indonesia (BBI) Pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
PERPRES NO 16 TAHUN 2018

Pasal 38

Pasal 70
(1) Metode pemilihan Penyedia Pasal 50
Barang/Pekerjaan Konstruksi / Jasa
Lainnya terdiri atas : (1) Pengadaan barang/jasa secara
E-purchasing elektronik dengan
a. (5) Pelaksanaan e-purchasing
b. Pengadaan Langsung memanfaatkan E-marketplace
wajib dilakukan untuk
c. Penunjukan Langsung (2) E-marketplace Pengadaan B/J
barang/jasa yang
d. Tender Cepat
menyangkut pemenuhan menyediakan infrastruktur teknis
e. Tender
kebutuhan nasional dan layanan dukungan transaksi
(7) Tender sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/atau strategis yang bagi K/L/PD dan penyedia
huruf e dilaksanakan dlm hal tidak dapat berupa :
ditetapkan oleh menteri,
menggunakan metode pemilihan Penyedia
K/L/PD a. Katalog Elektronik;
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b. Toko Daring; dan
a sampai dengan huruf d.
c. Pemilihan Penyedia.
PERPRES NO 16 TAHUN 2018

Pasal 72

(1) Katalog elektronik dapat berupa katalog

elektronik nasional, katalog elektronik sektoral,


dan katalog elektronik lokal
(2) Katalog elektronik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat informasi berupa daftar, jenis,
spesifikasi teknis, TKDN, produk dalam negeri,
produk SNI, produk ramah lingkungan hidup*),
negara asal, harga, Penyedia, dan informasi
lainnya terkait barang/jasa.
3) Pengelolaan katalog elektronik dilaksanakan
oleh K/L/PD atau LKPP.

*)semula : produk industri hijau


LATAR BELAKANG

Peningkatan penggunaan Percepatan dan Produk yang memenuhi Pelaksanaan


Produk Dalam Negeri peningkatan penggunaan ketentuan sebagai PDN pengadaannya dapat lebih
(PDN) selaras dengan PDN dalam pelaksanaan yang wajib digunakan dan efektif efisien untuk
amanat dalam Undang- Pengadaan Barang/Jasa telah memiliki nilai Tingkat memberikan pemenuhan
Undang Nomor 3 Tahun Pemerintah melalui Komponen Dalam Negeri nilai manfaat yang
2014 tentang Instruksi Presiden Nomor (TKDN) paling sedikit 25% sebesar-besarnya (value
Perindustrian dan 2 Tahun 2022. serta dibutuhkan oleh for money).
Peraturan Pemerintah banyakK/L/PD.
Nomor29 Tahun 2018
tentang Pemberdayaan
Industri.
KATALOG
ELEKTRONIK
JENIS DAN PENGERTIAN KATALOG ELEKTRONIK

Katalog Elektronik yang


disusun dan dikelola
KATALOG ELEKTRONIK oleh LKPP
NASIONAL
Barang/Jasa
01 Katalog Elektronik yang Umum
KATALOG ELEKTRONIK
disusun dan dikelola oleh
SEKTORAL
Kementerian/ Lembaga
Inovasi
02 KATALOG ELEKTRONIK PerLKPPNo. 9/2021
LOKAL Pasal 11 Ayat (1)
Katalog Elektronik yang

03 disusun dan dikelola oleh


Pemerintah Daerah

PerLKPP No. 9/2021 Pasal 10


A
01 Produk Katalog Ketentuan Umum
Barang/Jasa yang disediakan oleh penyedia
yang tercantum pada katalog elektronik
dengan spesifikasi/fungsi/ kinerja/harga
tertentu

B
02
E-Katalog

Produk yang tercantum


pada katalog elektronik
Nasional/Sektoral/Lokal dapat
dibeli oleh K/L/P/D, kecuali
Barang/Jasa pada fitur iklan katalog
dan/atau diatur lain dalam

C keputusan penelaahan produk

Harga Satuan
03 yang ditayangkan pada katalog
elektronik merupakan harga satuan
tertinggi yg dapat dilakukan pembelian e-
puchasing
Jenis Metode E-Purchasing Katalog Elektronik

Negosiasi Harga

dilakukan terhadap harga satuan


produk dengan mempertimbangkan
kuantitas produk yang diadakan,
ongkos kirim, biaya instalasi, atau Competitive
ketersediaan produk. Catalogue

memuat data dan informasi yang


ditawarkan oleh Penyedia e-cat dalam
lingkup pekerjaan konstruksi berupa
komponen dasar konstruksi yang
Mini Kompetisi kemudian dikompetisikan melalui
sistem
dilakukan terhadap 2 (dua) atau lebih
Penyedia e-cat yang memiliki produk
yang sama atau produk dengan
spesifikasi sejenis yang dibutuhkan
oleh PPK/PP dengan tujuan
mendapatkan harga terbaik PerLKPP No. 9/2021 Pasal 18
Kep Kepala LKPP No. 122/2022
Tahapan E-Purchasing
(Katalog Elektronik)

Step 1 Persiapan Pemilihan

Step 2 Pelaksanaan Pemilihan

Pelaksanaan
Step 3
Pekerjaan

Serah
Step 4 Terima Hasil
Pekerjaan
Tahapan
Persiapan
E-Purchasing
(Katalog Elektronik) PERSIAPAN
PEMILIHAN

Dilakukan oleh PPK yang meliputi :

1. PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS

(1) Mengacu pada spesifikasi teknis yang telah disusun pada tahap
perencanaan, dapat disesuaikan berdasarkan data/info pasar terkini untuk
mengetahui ketersediaan Barang/Jasa, harga, pelaku usaha dan alternatif
Barang/Jasa sejenis, PDN, produk usaha kecil;
(2) Penyusunan spesifikasi teknis dimungkinkan menyebut merek barang/jasa
yang tercantum pada Katalog Elektronik, dengan didukung justifikasi teknis
secara tertulis yang ditetapkan PPK. Justifikasi teknis tersebut menjelaskan
alasan, pertimbangan, bukti/fakta terhadap kebutuhan atas suatu merek
tertentu.
PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS

Sesuai Perencanaan
01 Spesifikasi Teknis mengacu pada
Spesifikasi Teknis pada Tahap
Technical Perencanaan Pengadaan
Specifications
Penyesuaian Spesifikasi
02 Spesifikasi Teknis dapat
disesuaikan dengan
data/informasi pasar terkini

Penyebutan Merek
03 Spesifikasi Teknis dapat
menyebut merek dengan
didukung Justifikasi Teknis oleh
PPK
PERSIAPAN
PEMILIHAN

2. PRIORITAS PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI

(1) Barang/Jasa pada katalog elektronik terdapat PDN TKDN + nilai BMP min
40% maka PPK/PP memilih PDN TKDN≥ 25 %.
(2) Apabila (1) tidak dapat dipenuhi, maka PPK/PP dapat memilih PDN <
25%.
(3) Apabila (1) dan (2) tidak dapat dipenuhi maka PPK/PP dapat memilih
produk dengan label PDN namun belum mempunyai nilai TKDN.
(4) Apabila 1 s/d 3 di atas tidak dapat dipenuhi maka PPK/PP dapat memilih
produk impor.
PRIORITAS PENGGUNAAN PDN

beli Produk
dengan Nilai
TKDN < 25%

beli Produk PDN


tanpa TKDN
Terdapat Produk dengan TKDN +
BMP = 40% maka beli Produk
dengan Nilai TKDN > 25% beli Produk Impor
Jika Tidak dapat
dipenuhi
Pasal 66 Perpres No. 12/2021
(1) Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah wajib menggunakan produk dalam
negeri, termasuk rancang bangun dan perekayasaan nasional.
(2) Kewajiban penggunaan produk dalam negeri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan apabila terdapat produk dalam negeri yang memiliki
penjumlahan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) ditambah nilai
Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) paling sedikit 40% (empat puluh persen).
(3) Nilai TKDN dan BMP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) rnengacu pada
daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam negeri yang diterbitkan oleh
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perindustrian.
(3a) Kewajiban penggunaan produk dalam negeri sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan pada tahap Perencanaan Pengadaan, Persiapan
Pengadaan, atau Pemilihan Penyedia.
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG
PERCEPATAN PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI DAN
PRODUK USAHA MIKRO, USAHA KECIL, DAN KOPERASI DALAM RANGKA
MENYUKSESKAN GERAKAN NASIONAL BANGGA BUATAN INDONESIA PADA
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

2. Merencanakan, mengalokasikan, dan merealisasikan Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah yang menggunakan produk dalam negeri di Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah.
3. Merencanakan, mengalokasikan, dan merealisasikan paling sedikit 40% (empat
puluh persen) nilai anggaran belanja barang/jasa untuk menggunakan produk
Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi dari hasil produksi dalam negeri.
8. Menggunakan produk dalam negeri yang memiliki nilai Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) apabila terdapat
produk dalam negeri dengan penjumlahan nilai TKDN dan nilai Bobot Manfaat
Perusahaan minimal 40% (empat puluh persen).
Kebijakan Pemerintah dalam Mendorong
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri

Pasal 86
Kewajiban K/L/PD/BUMN/BUMD/BU Swasta dan/atau mengusahakan sumber daya
UU No. 3 yang dikuasai negara menggunakan PDN dalam setiap pengadaan barang/jasa
Tahun 2014
tentang
Perindustrian Pasal 58
Kewajiban menggunakan produk dalam negeri (PDN) pada pengadaan barang
jasa dilakukan pada tahap perencanaan dan pelaksanaan
Pasal 61
Kewajiban menggunakan PDN apabil terdapat produk dalam negeri dengan nilai
Peraturan Pemerintah No. penjumlahan Tinkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat
29 Tahun 2018 tentang Perusahaan (BMP) paling sedikit 40%.
Pasal 74
Pemberdayaan industri Setiap Kementerian/Lembaga/Lembaga Pemerintah Non Kementerian/SKPD wajib
membentuk Tim Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Tim P3DN).

Pasal 4
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 Tujuan dari pengadaan barang/jasa pemerintah adalah
tentang Pengadaan Barang/Jasa meningkatkan penggunaan produk dalam negeri
Pemerintah beserta perubahannya jo Pasal 66
Pengadaan barang/jasa pemerintah wajijb menggunakan
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021
produk dalam negeri apabila terdapat produk dalam negeri
dengan nilai penjumlahan TKDN dan BPM paling sedikit
40%
DEFINISI
PRODUK DALAM NEGERI (PDN)* adalah Barang dan Jasa termasuk rancang bangun
dan perekayasaan, yang:
Prosesnya menggunakan
1 Diproduksi atau dikerjakan
oleh perusahaan yang 2 Menggunakan seluruh
atau sebagian tenaga kerja
3 Bahan Baku atau komponen
berinvestasi dan berproduksi yang seluruh atau sebagian
warga negara Indonesia berasal dari dalam negeri
di Indonesia

Kewajiban penggunaan PDN sesuai besaran komponen dalam negeri


pada setiap barang/jasa yang ditunjukkan dengan nilai tingkat
komponen dalam negeri (TKDN)
(pasal 87 Ayat 1 UU No 3 Tahun 2014).

Penggunaan PDN ditentukan berdasar besaran komponen dalam negeri


pd setiap barang/jasa yg ditunjukan dgn nilai TKDN (PP 29- 2018)
*) sesuai Pasal 1 Ayat 21 PP No 29 Tahun 2018

29
PERSIAPAN
PEMILIHAN

3. PRIORITAS PENYEDIA KUALIFIKASI USAHA KECIL SERTA KOPERASI

(1) ≤ 15 M, Penyedia Usaha Kecil atau Koperasi


(2) Dalam hal kondisi pada angka (1) tidak dapat dipenuhi maka yg dipilih
pada penyedia katalog elektronik dengan kualifikasi Usaha Non Kecil
PRIORITAS PENYEDIA USAHA KECIL

ATAU
USAHA NON
KECIL
USAHA KECIL KOPERASI

Nilai Paket Purchasing s/d Rp. 15 Apabila tidak dapat dipenuhi Usaha
Milyar maka PPK/PP memilih terlebih Kecil atau Koperasi maka dapat
dahulu Penyedia Usaha Kecil atau memilih Penyedia Usaha Non Kecil
Koperasi
Pasal 65 Perpres No. 12/2021
(2) Kementerian/LembagalPemerintah
Daerah wajib menggunakan produk
usaha kecil serta koperasi dari hasil
produksi dalam negeri.

(4) Paket pengadaan Barang/Pekerjaan


Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai
Pagu Anggaran sampai dengan
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar
rupiah) diperuntukan bagi usaha kecil
dan/atau koperasi.
PERSIAPAN PEMILIHAN

4. PENGUMPULAN REFERENSI HARGA


(1) Referensi harga disusun dengan sumber data :
(a) Mencari Produk terbaik sesuai spesifikasi, PDN, Penyedia Usaha
Kecil/koperasi;
(b) Mencari harga pembanding produk sejenis di luar katalog elektronik
(bila ada)
(c) Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasi resmi K/L/PD.
(d) Dokumen lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan (bila ada)
(2) Layanan teknis pendukung untuk referensi negosiasi, negosiasi teknis bukan
mengubah/menambah spesifikasi yang tayang di katalog elektronik.
(3) Referensi harga tidak diperlukan untuk harga produk dengan harga Fix
Price (harga tidak bisa dinegosiasi)
PENGUMPULAN REFERENSI HARGA

01 02
Produk dengan Harga Harga Pembanding Produk
Terbaik pada Katalog sejenis di luar Aplikasi
Elektronik Katalog Elektronik (apabila
ada)

03 04
Informasi Biaya/Harga Dokumen lainnya yang dapat
Satuan yang dipublikasikan dipertanggungjawabkan
secara resmi oleh K/L/PD (apabila ada)
(apabila ada)
PERSIAPAN PEMILIHAN

DOKUMENTASI

Seluruh Tahapan persiapan E-Purchasing Katalog melalui


Negosiasi Harga didokumentasikan oleh PPK/PP
Tahapan
Pelaksanaan
E-Purchasing
(Katalog Elektronik) PELAKSANAAN
PEMILIHAN

Dilakukan oleh PPK/PP, sebelum pelaksanaan e-purchasing :

a. Memeriksa Status Daftar Hitam Penyedia;


b. Memverifikasi data kualifikasi penyedia yang belum terverifikasi pada SIKaP
c. Melakukan klarifikasi terhadap spesifikasi teknis/fungsi/kinerja/ketentuan
terkait produk yang tercantum pada Aplikasi Katalog Elektronik kepada
Penyedia Katalog Elektronik
PENGECEKAN PENYEDIA KATALOG ELEKTRONIK

Klarifikasi Teknis
Status Daftar Hitam
Melakukan pemeriksaan status Daftar Melakukan klarifikasi terhadap
Hitam Penyedia Katalog Elektronik, Spesifikasi
apabila masuk dalam Daftar Hitam Teknis/fungsi/kinerja/ketentuan terkait
maka Penyedia tersebut jangan dipilih produk yang tercantum pada Aplikasi
Katalog Elektronik

Verifikasi Data SIKAP


Melakukan verifikasi data kualifikasi Penyedia Katalog Elektroni
apabila Penyedia yang dipilih belum terverifikasi pada aplikasi
SIKaP
PELAKSANAAN
PEMILIHAN

Dilakukan oleh PPK/PP, pelaksanaan e-purchasing :


a. Membuat paket e-purchasing;
≥ 200 juta pemesanan/pembuatan paket oleh PPK
≤ 200 juta pemesanan/pembuatan paket oleh PP
b. Negosiasi harga dengan memperhatikan referensi harga serta jika diperlukan dapat
menegosiasi harga dengan dasar :
(1) Bukti transaksi terakhir;
(2) Struktur pembentuk harga;
(3) Riwayat harga transaksi penyedia;
(4) Kebutuhan layanan teknis pendukung
c. Metode negosiasi harga dilakukan terhadap harga satuan produk dengan
mempertimbangkan kuantitas produk yang diadakan, ongkos kirim, biaya instalasi, atau
ketersediaan produk
PELAKSANAAN
PEMILIHAN

d) Selain Negosiasi Harga, PPK/PP juga dapat melakukan negosiasi Layanan Teknis
Pendukung, yaitu:
(1) Pelatihan Penggunaan Barang (apabila belum termasuk dalam harga barang/jasa);
(2) Instalasi (apabila belum termasuk dalam harga barang/jasa);
(3) Garansi/Layanan Purna Jual; dan/atau
(4) Menambah pemaketan (bundling) dengan produk lainnya selama kompatibel serta
mendukung fungsi dan kinerja barang/jasa.
e) Negosiasi Layanan Teknis Pendukung selain yang dimaksud dalam huruf d) di atas dapat
dinegosiasikan oleh PPK/PP dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan Pengelola
Katalog Elektronik.
f) Negosiasi Layanan Teknis Pendukung sebagaimana dimaksud dalam huruf d) dicatatkan
pada Aplikasi Katalog Elektronik serta dicantumkan pada Surat Pesanan.
PELAKSANAAN
PEMILIHAN

g) Kesepakatan Negosiasi Harga dan Layanan Teknis Pendukung antara PPK/PP dengan
Penyedia tidak boleh melebihi harga satuan tayang yang tercantum dalam aplikasi
Katalog Elektronik.
h) Proses Negosiasi Harga dan Layanan Teknis Pendukung yang dilakukan oleh PPK/PP
dicatatkan melalui fitur negosiasi pada aplikasi Katalog Eletronik
i) Bila Sepakat, Pembuatan dan penandatangan surat pesanan dan melanjutkan proses e-
purchasing
j) Bila tidak sepakat (b) dan (d) PPK/PP membatalkan paket dan negosiasi kepada penyedia
katalog lainnya sesuai tahapan dari awal (persiapan).
k) Nego tidak perlu jika harga yang tayang fixed price atau harga yang tidak bisa
dinegosiasi.
PELAKSANAAN E-PURCHASING (1)
PEMBUATAN PAKET E-PURCHASING
Memilih Produk
Memilih Produk yang akan dibeli dan
Memilih RUP dimasukan dalam keranjang belanja
Cari ID RUP yang sudah dibuat pada Aplikasi
SiRUP
Content Here
Mengisi Informasi K/L/PD
Mengisi Detail K/L/PD yang melakukan E-Purchasing
: NPWP, Kode Anggaran, Nama Satker, dll
Content Here
Mengisi Informasi PPK
Mengisi Form data PPK/Pembeli

Content Here
Mengisi Informasi Daftar Produk
Mengisi atau merubah kuantitas produk serta
Memproses Paket dapat menambah catatan khusus pada produk
Klik tombol Mulai Proses Paket pada index
daftar paket

Paket E-Purchasing dengan Paket E-Purchasing dengan


PP PPK
Nilai < 200 Juta Rupiah Nilai > 200 Juta Rupiah
PELAKSANAAN E-PURCHASING (2)
Add Text

NEGOSIASI HARGA
Negosiasi Harga dilakukan
dengan memperhatikan
Referensi Harga yang sudah REFERENSI HARGA
dikumpulkan

JIKA DIPERLUKAN

Meminta kepada Penyedia Melakukan Pengecekan


Meminta Struktur Mempertimbangkan
untuk memberikan Bukti Riwayat Harga Transaksi
Pembentuk Harga dari adanya Layanan Teknis
Transaksi Terakhir atas Penyedia pada Aplikasi
Produk yang dinegosiasi Pendukung
produk yang di negosiasi Katalog Elektronik (Apabila
sudah tersedia)

Transaksi Terakhir Struktur Harga Layanan Teknis Pendukung


Riwayat Harga
PELAKSANAAN E-PURCHASING (3)

NEGOSIASI LAYANAN TEKNIS PENDUKUNG

Instalasi Garansi/Layanan Purna Jual


Melakukan instalasi barang/jasa Menambah ruang linkup maupun
di lokasi (apabila belum jangka waktu garansi/layanan
termasuk dalam harga barang) purnajual

ALASI GAR
AN
T
Pelatihan Penggunaan Barang INS SI Bundling
Pelatihan Penggunaan Barang Menambah Pemaketan
(apabila belum termasuk dalam (Bundling) dengan produk
harga barang) lainnya selama kompatibel serta
mendukung fungsi dan kinerja
barang/jasa
AN

BU
TIH

NDL
PELA

ING
Negosiasi Teknis Layanan Pendukung selain 4 (empat) hal
diatas dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Pengelola
Katalog
PELAKSANAAN E-PURCHASING (2 & 3)
KESEPAKATAN
NEGOSIASI HARGA & LAYANAN TEKNIS PENDUKUNG

Kesepakatan Harga Satuan pada saat


Negosiasi Harga dan Negosiasi Layanan
Teknis Pendukung antara PPK/PP dengan
Penyedia Tidak Boleh melebihi Harga Satuan
tayang yang tercantum dalam Aplikasi
Katalog Elektronik
PELAKSANAAN E-PURCHASING (4)
TANDA TANGAN SURAT PESANAN
KESEPAKATAN : DICATATKAN :

NEGOSIASI HARGA APLIKASI KATALOG ELEKTRONIK

NEGOSIASI LAYANAN TEKNIS


RANCANGAN SURAT PESANAN
PENDUKUNG (APABILA ADA)

UNGGAH SURAT
FINALISASI
PESANAN PADA TANDA TANGAN
RANCANGAN SURAT
APLIKASI KATALOG SURAT PESANAN
PESANAN
ELEKTRONIK
PELAKSANAAN E-PURCHASING (5)

UPDATE PROGRES PELAKSAAN PEKERJAAN PADA


APLIKASI KATALOG ELEKTRONIK

PENYELESAIAN PENILAIAN
PENGIRIMAN PENERIMAAN
PAKET (RATING)
Penyedia setuju
PPK Pelaksana
PPK/PP negosiasi dan
Negosiasi setujui Pembuatan pekerjaan Barang
mengecek Pilih
P produk menujuk
ketersediaan dengan paket dan SPK/Kontrak oleh diterima Penerbit Proses Paket
dan
d kuantitas penyedia pelaksana
buat surat PBJ penyedia/ Satker an BAST. pembayaran selesai
Produk di kegiatan/
pesanan distibutor
aplikasi distributor setuju

Alur Proses e-Purchasing


Tahapan E-Purchasing dengan (Mini Kompetisi)

Melakukan
klarifikasi
Memeriksa Memverifikasi terhadap
Status data kualifikasi spesifikasi
Daftar Hitam Penyedia yang teknis/fungsi/kin
Penyedia belum erja/ketentuan
terverifikasi terkaitM\ produk
yang tercantum
pada aplikasi
pada Aplikasi
SIKaP;. Katalog
Elektronik
kepada Penyedia
Katalog
Elektronik
Competitive Catalogue
memuat data dan informasi yang
ditawarkan oleh Penyedia Katalog
Elektronik dalam lingkup pekerjaan
konstruksi berupa komponen dasar
konstruksi yang kemudian dikompetisikan
melalui sistem. Metode ini digunakan
apabila fitur Competitive Catalogue sudah
tersedia pada aplikasi Katalog Elektronik.

Go Shopping C
Toko Daring

Merupakan sistem informasi yang dikembangkan


LKPP untuk memfasilitasi Pengadaan Barang/Jasa
melalui Penyelenggara Perdagangan Melalui
Sistem Elektronik (PPMSE) yang berbentuk
marketplace atau ritel daring.
Barang/Jasa dalam Toko Daring

Standar/ Harga terbentuk


dapat distandarkan di Pasar

Risiko Rendah

Tidak dapat ditayangkan dalam e-Katalog, jika:


spesifikasi sama, penjual/penyedia sama, wilayah jual sama, syarat dan ketentuan sama.

(Pasal 3 PerLKPP 9/2021)


PerLKPP 9/2021

Pelaku dalam Toko Daring


PPMSE

INTEGRASI Marketplace Pedagang


PPK
Pejabat Pengadaan LKPP
K/L/PD

Ritel Daring

(Pasal 4 PerLKPP 9/2021)


Apa itu PPMSE?

“PPMSE adalah Pelaku Usaha penyedia


sarana Komunikasi Elektronik yang
digunakan untuk transaksi Perdagangan.”
(Pasal 1 angka 11 PP No. 80 Tahun 2019)

Bentuk PPMSE
Marketplace Ritel Daring
(Pasal 4 ayat (2) PerLKPP 9/2021)
Kewajiban PPMSE
• Bertanggung jawab terhadap pemenuhan persyaratan
Pedagang (dalam hal PPMSE berupa marketplace);
• Memastikan pemenuhan persyaratan barang/jasa;
• Memastikan tindak lanjut pesanan atas pembelian
melalui PPMSE;
• mengenakan sanksi kepada Pedagang sesuai syarat dan
ketentuan masing-masing PPMSE (dalam hal PPMSE
berupa marketplace);
• Mengembangkan system PPMSE sesuai dengan
kebutuhan Toko Daring;
• Melakukan integrasi dan/atau pertukaran data transaksi.
(Pasal 6 ayat (1) PerLKPP 9/2021)
Persyaratan PPMSE*
Memiliki NIB

Memiliki TDPSE

Memiliki SIUPMSE

Memiliki NPWP

Memiliki website PPMSE yang sudah beroperasi

Terdapat pedagang/mitra UMK atau fitur khusus pedagang/mitra UMK


““Pedagang adalah individu atau
Apa itu kelompok yang berperan sebagai
penjual barang/jasa yang
Pedagang? memiliki physical store atau bentuk
usaha toko fisik maupun toko online.”

“Pelaku Usaha yang ingin


Bagaimana memperluas jangkauan pemasaran
produk melalui Toko Daring dapat
Pedagang dapat bergabung sebagai Pedagang dengan
Bergabung dengan mendaftarkan usaha ke Market
place/PPMSE yang telah bergabung
Toko Daring? dalam Toko Daring.”
Kewajiban Pedagang

Menyediakan barang/jasa sesuai menjamin keaslian barang/jasa yang


01 dengan yang tercantum dalam situs 03 ditransaksikan melalui PPMSE dan
diserahkan kepada pembeli; dan
web PPMSE:

Menjamin pemenuhan persyaratan menindaklanjuti pesanan atas


02 barang/jasa yang ditransaksikan sesuai 04 pembelian melalui PPMSE.
dengan peraturan perundang-undangan;

(Pasal 7 ayat (1) PerLKPP 9/2021)


Syarat PEDAGANG dalam Toko Daring*

1. 2.
Memiliki ijin usaha Memiliki Kartu Identitas
perorang/badan usaha

3. 4.
Memiliki NPWP Memiliki rekening bank
Tahapan Penetapan PPMSE dalam Toko Daring

Pengumuman Pendaftaran Verifikasi Penetapan Integrasi Sistem


Pengumuman pembukaan PPMSE melakukan LKPP melakukan verifikasi LKPP menetapkan PPMSE PPMSE melakukan integrasi
pendaftaran PPMSE mitra pendaftaran melalui aplikasi berkas pendaftar PPMSE dalam Toko Daring sistem PPMSE dengan
Toko Daring melalui web Toko Daring sistem Toko Daring
Toko Daring atau web LKPP

(Pasal 8 PerLKPP 9/2021)


Metode e-Purchasing Toko Daring

Pembelian Langsung
nilai transaksi ≤ Rp50.000.000,00*

Negosiasi Harga
nilai transaksi > Rp50.000.000,00 s /d ≤
Rp200.000.000,00*
Permintaan Penawaran
nilai transaksi > Rp200.000.000,00*

Metode Lainnya
sesuai proses bisnis PPMSE*
tokodaring.lkpp.go.id

PPMSE, Produk barang/jasa, dan Pedagang yang telah dan sedang diproses dengan Program
Bela Pengadaan menjadi bagian dari penyelenggaraan Toko Daring.
(Pasal 20 huruf d PerLKPP 9/2021)
PMK-58/PMK.03/2022
Tentang
Penunjukkan Pihak Lain Sebagai Pemungut Pajak dan Tata Cara
Pemungutan, Penyetoran, dan/atau Pelaporan Pajak yang Dipungut oleh
Pihak Lain atas Transaksi Pengadaan Barang dan/atau Jasa melalui Sistem
Informasi Pengadaan Pemerintah
POKOK PENGATURAN

Hal Pengaturan PMK


Penunjukan Pihak Lain Pihak Lain berupa:
sebagai pemungut pajak a. Ritel Daring Pengadaan dan
b. Marketplace Pengadaan
ditunjuk sebagai pemungut pajak untuk melakukan pemungutan, penyetoran, dan/atau pelaporan pajak atas
penyerahan barang dan/atau jasa yang dilakukan oleh rekanan melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi
Pengadaan.
Kewajiban dikukuhkan Pihak Lain dan rekanan wajib mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP dan dikukuhkan sebagai Pengusaha
sebagai PKP Kena Pajak, termasuk rekanan yang memenuhi kriteria pengusaha kecil.
Kewajiban pemungutan, Pihak Lain wajib melakukan pemungutan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 22, Pajak
penyetoran, dan pelaporan Pertambahan Nilai, atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang telah dipungut.
Besaran pungutan pajak a Pajak Penghasilan Pasal 22 sebesar 0,5% dari seluruh nilai pembayaran yang tercantum dalam dokumen
tagihan, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah;
b Pajak Pertambahan Nilai sebesar tarif pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dikalikan
dengan Dasar Pengenaan Pajak; dan
c Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebesar tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang berlaku dengan
dasar pengenaan pajak.
Dokumen pemungutan Dokumen tagihan merupakan dokumen tertentu yang dipersamakan dengan bukti pemungutan Pajak
Penghasilan dan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak.
SPT yang digunakan • SPT Masa Pajak Penghasilan Unifikasi
• SPT Masa PPN 1107 PUT bagi Pihak Lain
Marketplace Pengadaan Barang dan/atau Jasa Pemerintah yang
selanjutnya disebut dengan Marketplace Pengadaan adalah
Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik yang memiliki
sarana Perdagangan Melalui Sistem Elektronik yang digunakan sebagai
wadah bagi rekanan untuk memberikan penawaran barang dan/ atau jasa
kepada Instansi Pemerintah.
Ritel Daring Pengadaan Barang dan/ atau Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut
Ritel Daring Pengadaan adalah Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik yang memiliki sarana Perdagangan Melalui Sistem Elektronik yang
digunakan sendiri untuk memberikan penawaran barang dan/ atau jasa kepada
Instansi Pemerintah.
RUANG LINGKUP

transaksi pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan dalam Sistem Informasi


Pengadaan Pemerintah, Contoh: Toko Daring dan SIPLah;

transaksi pengadaan difasilitasi oleh PPMSE berupa marketplace pengadaan


atau ritel daring pengadaan; dan

pembayaran dilakukan menggunakan Uang Persediaan (UP) melalui


marketplace pengadaan atau ritel daring pengadaan.
OBJEK PEMUNGUTAN, TARIF, DAN SAAT PENYETORAN PAJAK

1 Penyerahan BKP dan/atau JKP PPN PPnBM


oleh PKP Rekanan Pemerintah
DIPUNGUT
&
11%*
*sesuai
kepada instansi pemerintah dari seluruh nilai
ketentuan
melalui PIHAK LAIN apabila ada
pemb ayaran dalam
invoi ce

Penghasilan Rekanan Pemerintah PPh PASAL 22


2 dari instansi pemerintah atas
DIPUNGUT/
0,5%
penyerahan barang, jasa, PPh 22 yang dipungut merupakan:
DIPOTON G
dan/atau sewa harta melalui 1. kredit pajak bagi Rekanan
Pemerintah; atau
PIHAK LAIN 2. bagian dari pelunasan PPh yang
bersifat final dari Rekanan
Pemerintah (tidak dapat dikreditkan).
PPN dan PPh PASAL 22:
• DISETOR OLEH PIHAK LAIN TIAP MASA PAJAK PALING LAMBAT
TANGGAL 15 BULAN BERIKUTNYA
• DILAPOR TIAP MASA PAJAK PALING LAMA 20 (DUA PULUH) HARI
SETELAH AKHIR MASA PAJAK
KONSEP FAKTUR PAJAK & BUKTI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22

Invoice yang diterbitkan melalui sistem PMSE PIHAK LAIN diperlakukan sebagai:
• Dokumen Tertentu yang dipersamakan dengan Faktur Pajak; dan
• Dokumen yang dipersamakan dengan Bukti Pemungutan PPh

Invoice paling sedikit memuat:


a. nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak Rekanan;
b. nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli atau penerima jasa;
c. nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak Pihak Lain;
d. jenis barang dan/atau jasa;
e. seluruh nilai pembayaran atas transaksi yang dilakukan melalui Pihak Lain;
f. jumlah Pajak Penghasilan yang dipungut;
g. jumlah PPN atau PPN dan PPnBM yang dipungut; dan
h. nomor dan tanggal pembuatan dokumen tagihan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai