MELAKUKAN PERENCANAAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (PBJP)
LEVEL 4 VERSI 2
Tim Penyusun
Dharma Nursani
Dewi Larasati
01 PENDAHULUAN
LEVEL 4
Konsep 5W + 1H
Identifikasi Kebutuhan
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari Modul ini, peserta pelatihan diharapkan mampu menjelaskan dan
melakukan Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Level 4.
Indikator Keberhasilan
1. Mampu melakukan pekerjaan penyusunan Spesifikasi Teknis dan Kerangka Acuan Kerja
(KAK) berbasis masukan (input), proses, dan keluaran (output) sesuai dengan analisis
proses produksi/ pelaksanaan pekerjaan, untuk pekerjaan yang kompleks dan/ atau
membutuhkan kompetensi teknis yang spesifik;
2. Mampu melakukan pekerjaan penyusunan perkiraan harga sesuai dengan analisis proses
produksi/ pelaksanaan, untuk pekerjaan yang kompleks dan/atau membutuhkan
Kompetensi teknis yang spesifik;
3. Mampu melakukan perumusan strategi pengadaan yang sesuai tujuan organisasi dan/atau
tujuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
4. Mampu melakukan perumusan organisasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Perpres No. 16 Tahun 2018 Pasal 44 ayat 10, kriteria Pengadaan kompleks:
1. Mempunyai risiko tinggi;
2. Memerlukan teknologi tinggi;
3. Menggunakan peralatan yang didesain khusus; dan/atau
4. Sulit didefinisikan secara teknis bagaimana cara memenuhi kebutuhan dan tujuan PBJ.
Permen PUPR No. 1 Tahun 2020 Bab 2 Pasal 5 ayat 2, kriteria pekerjaan kompleks:
1. Mempunyai risiko tinggi;
2. Memerlukan teknologi tinggi;
3. Menggunakan peralatan yang didesain khusus;
4. Memiliki kesulitan untuk didefinisikan secara teknis terkait cara memenuhi kebutuhan dan tujuan
pengadaan; dan/atau
5. Memiliki kondisi ketidakpastian (unforeseen condition) yang tinggi.
Permen PUPR bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian tingkat risiko dalam
RKK yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa berdasarkan perhitungan;
No 10/2021
Risiko pekerjaan dikaitkan dengan pekerjaan konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00
risiko keselamatan konstruksi. (seratus miliar rupiah);
Pekerjaan dengan risiko Keselamatan
Konstruksi besar memenuhi kriteria: mempekerjakan tenaga kerja konstruksi yang berjumlah lebih dari
100 (seratus) orang;
ANALISIS
RESIKO
Análisis risiko ini dapat menggunakan
Tabel tingkat risiko berdasarkan
tingkat kekerapan dan tingkat
keparahan dampak. Di dalam table
terlihat bahwa pekerjaan dapat
dikategorikan kompleks bila
memenuhi kriteria tingkat resiko tinggi
pada modul 15 sampai dengan modul
25.
01 PENDAHULUAN
LEVEL 4
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 14
PENGERTIAN DAN KETENTUAN
Penyusunan spesifikasi teknis dilakukan setelah diperoleh informasi terkait barang/jasa yang dibutuhkan dari proses
identifikasi kebutuhan dan penetapan barang/jasa, atau bagian dari ruang lingkup suatu pekerjaan (scope of work).
KAK sering dipakai untuk menyatakan syarat dan kondisi yang harus dipenuhi dari suatu pekerjaan yang berkaitan
dengan jasa konsultansi. Spesifikasi teknis akan merefleksikan kompleksitas pekerjaan. Dari yang sifatnya sederhana,
banyak tersedia di pasaran, dapat dikerjakan oleh konsultan perorangan sampai dengan yang sifatnya sangat
kompleks, menggunakan teknologi tinggi dengan kompetensi yang beragam.
Spesifikasi teknis dan Kerangka Acuan Kerja (KAK) merupakan 2 dokumen yang berbeda dalam penggunaannya yang
akan digunakan pada proses pemilihan.
01 IDENTIFIKASI REVIU/KEBUTUHAN DAN PENETAPAN BARANG/JASA Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 15
PENGERTIAN DAN KETENTUAN
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 16
PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS
Analisis proses
produksi/pelakasan Analisis Risiko
an pekerjaan
analisis
Analisis kebutuhan
ketidakpastian
kompetensi teknis
(unforeseen
spesifik
condition)
Analisis kebutuhan
peralatan khusus
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 17
CONTOH IDENTIFIKASI KEBUTUHAN ANALISIS PADA
PENYUSUNAN SPESIFIKASI PEKERJAAN KOMPLEKS
teknologi
tinggi/ peralatan
Jenis Pek risiko Teknis sulit unforeseen
No Contoh Pekerjaan Kompleks kompetensi didesain
B/JK/JL/K tinggi didefinisikan condition
teknis khusus
spesifik
1 Pengadaan radar citra satelit untuk Badan A B V V V
2 Konstruksi EPC Pemurnian Hasil Tambang A RB
V V V V V
Kementerian ESDM Konst
3 Jasa Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan JL
Proyek Terintegrasi di seluruh satker Kementerian X V V V
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 18
PERTIMBANGAN
1. Mempertimbangkan kriteria barang kompleks yaitu barang berteknologi tinggi untuk kebutuhan khusus/ spesifik
dimana mempersyaratkan kemampuan untuk berintegrasi dengan sistem lain dengan cakupan penggunaan yang
luas dan memerlukan penanganan khusus pada tahap operasional. Contoh: pengadaan radar cuaca, alat
persinyalan kereta api, pembangunan system mini regional tsunami early warning system.
2. Mempertimbangkan karakter pekerjaan konstruksi/ jasa kompleks, yaitu yang perlu diproses berdasarkan metode
kerja yang mampu mengakomodir keberadaan sistem/ pihak lain, membutuhkan effort dalam pengelolaan dan
pelaksanaan yang lebih kompleks, membutuhkan profesionalitas yang memadai dengan tenaga keahlian khusus,
dimana pengelolaan risiko menjadi aspek yang mendapatkan perhatian khusus karena rentan terhadap bahaya
kecelakaan dan juga pengguna tidak memiliki kemampuan desain yang lengkap serta dampak yang signifikan di
tahap operasional sehingga biasanya mempersyaratkan adanya alokasi anggaran kontijensi khusus. Contoh:
pembangunan bandara, Event Organizer acara KTT atau Professional Conference Organizer, Pekerjaan IT solution
(mis: ERP).
3. Mempertimbangkan penggunaan peralatan khusus dalam proses produksi, peralatan khusus yang dimaksud dapat
berupa antara lain peralatan yang harus dibuat terlebih dahulu, atau peralatan yang penyediaannya harus didesain
secara khusus. Contohnya peralatan bor dalam penggalian terowongan MRT di Jakarta yang sangat khusus sesuai
kriteria kondisi lokasi MRT.
4. Mempertimbangkan kebutuhan pekerjaan konstruksi rancang bangun yang memenuhi kriteria pekerjaan kompleks
ditetapkan oleh:
∙ Menteri/ Kepala pada Kementerian/ Lembaga jika dana bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara; atau
∙ Gubernur atau Bupati/ Walikota jika dana bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 19
PENGELOMPOKAN Pekerjaan Rancang Bangun Sistem Transmisi Gas Untuk Jalur
Surabaya-Malang
JENIS PEKERJAAN
SULIT DIDEFINISIKAN Pekerjaan Rancang Bangun Alat Pengolahan
SECARA KHUSUS Sawit Hingga Turunan Produk Ke 5
CENDERUNG
Pekerjaan Rancangan Bangun Peyediaan Radar Cuaca
MERUPAKAN Untuk 20 Kota Di Indonesia
PEKERJAAN
Pekerjaan EPC (Engineering Procurement Construction)
TERINTEGRASI
sistem Pengolahan Sampah Kota C
dll
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 20
Pekerjaan Pondasi Bor yang sangat tergantung pada kekuatan friksi dengan metode konstruksi
pengeboran dry boring pada pekerjaan konsstruksi akan sangat kompleks dilakukan pada lahan
dengan tingkat muka air tanah yang tinggi, dan memungkinkan hasil konstruksi tidak akan
mencapai kemampuan beban pondasi sesuai dengan beban rencana.
Pekerjaan pada pekerjaan jalan dengan trafik yang tinggi. Pada pekerjaan kompleks
semacam ini keterlibatan seluruh stakeholder sangat dibutuhkan, dan dibuka kemungkinan
CONTOH untuk dilakukan value engineering untuk mendapatkan hasil yang optimal. Kesempatan atau
peluang value engineering semacam ini perlu dimuat secara spesifik diatur dalam kontrak.
PEKERJAAN
TERINTEGRASI
Pekerjaan terintegrasi rancang bangun pipa transmisigasi dari Kota A ke Kota B, dengan resiko
kondisi jalur pipa melewati rumah penduduk, badan sungai atau area trafik yang padat, dan
kondisi geoteknik yang kurang mendukung
Pekerjaan Pengembangan Core Tax Administration System (Cortex) atau Sistem Inti Administrasi
Perpajakan pada Kementerian Keuangan RI, yang melibatkan stakeholder di semua sektor
pemerintahan, pengambilan data terintegrasi, dan memerlukan Teknologi Informasi dan Peralatan
dengan beban data yang besar dan spesifik
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 21
KARAKTERISTIK SPESIFIKASI TEKNIS
Spesifikasi Teknis yang Baik Harus Sesuai dengan Tujuan Utama Pengadaan
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 22
KARAKTERISTIK SPESIFIKASI TEKNIS/KAK PEKERJAAN
KOMPLEKS
Karateristik
Input Proses Output Contoh
Barang/Jasa (metode pelaksanaan
pekerjaan)
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 23
KOMPONEN DALAM SPESIFIKASI TEKNIS DAN KAK
Komponen minimal yang harus terdapat pada spesifikasi teknis/KAK, sebagai berikut:
SPESIFIKASI
TEKNIS
Spesifikasi
Spesifikasi Spesifikasi Spesifikasi KERANGKA
mutu/
jumlah waktu pelayanan ACUAN
kualitas
KERJA
kompetensi
dan jumlah
tenaga ahli
Sumber: Peraturan LKPP Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pedoman Perencanaan PBJP, Pasal 23 ayat 5
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 24
ELEMEN KUNCI SPESIFIKASI TEKNIS
Ruang Lingkup
Karakteristik
Kinerja
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 25
ISU DALAM SPESIFIKASI
Isu untuk Ditangani dalam
Spesifikasi
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 26
SPESIFIKASI TEKNIS UNTUK BARANG/JASA KOMPLEKS
Barang kompleks adalah barang berteknologi tinggi untuk kebutuhan khusus/spesifik dimana
mempersyaratkan kemampuan untuk berintegrasi dengan sistem lain dengan cakupan penggunaan yang luas
dan memerlukan penanganan khusus pada tahap operasional.
Contoh: pengadaan radar cuaca, alat persinyalan kereta api, pembangunan system mini regional tsunami early
warning system
Pekerjaan kompleks untuk pekerjaan konstruksi/jasa adalah yang diproses berdasarkan metode kerja yang
mampu mengakomodir keberadaan sistem/pihak lain, membutuhkan effort yang lebih, membutuhkan
profesionalitas yang memadai dengan tenaga keahlian khusus, dimana pengelolaan risiko menjadi aspek yang
mendapatkan perhatian khusus karena rentan terhadap bahaya kecelakaan dan juga pengguna tidak memiliki
kemampuan desain yang lengkap serta dampak yang signifikan di tahap operasional sehingga biasanya
mempersyaratkan adanya alokasi anggaran kontijensi khusus.
Contoh: pembangunan bandara, Event Organizer acara KTT atau Professional Conference Organizer,
Pekerjaan IT solution (mis: ERP)
Penetapan pekerjaan konstruksi rancang bangun yang memenuhi kriteria pekerjaan kompleks ditetapkan oleh:
• Menteri/Kepala pada Kementerian/Lembaga jika dana bersumber dari APBN; atau
• Gubernur atau Bupati/Walikota jika dana bersumber dari APBD.
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 27
TAHAPAN PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS UNTUK
PEKERJAAN KOMPLEKS
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 28
JENIS SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN BARANG/JASA KOMPLEKS
Peralatan yang di desain Sulit terdefinisi
Risiko tinggi Teknologi tinggi
khusus; dan atau secara teknis
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 29
KONSEP SPESIFIKASI TEKNIS BERBASIS KINERJA
Pada bagian spesifikasi mutu terdapat salah satu alternatif yang disebut dengan spesifikasi kinerja. Bagian spesifikasi kinerja inilah
yang diangkat dan dikembangkan konsepnya khusus untuk pekerjaan kompleks.
Konsep Dasar
1. Spesifikasi kinerja ditetapkan dan ditempatkan pada bagian atas dokumen spesifikasi teknis;
2. Spesifikasi kinerja merupakan indikator kinerja paket pengadaan;
3. Spesifikasi kinerja bersifat kuantitatif (dapat diukur dengan angka tertentu);
4. Spesifikasi kinerja berfungsi sebagai syarat pembayaran hasil pekerjaan;
5. Pembayaran dilakukan bukan saja berdasarkan pemenuhan kuantitas dan kualitas yang terdapat pada Spesifikasi Jumlah, melainkan
pemenuhan indikator kinerja yang sudah ditetapkan. Artinya walaupun spesifikasi jumlah sudah dipenuhi, namun apabila indicator
pembuktian spesifikasi kinerja belum dapat dipenuhi, maka pembayaran termin maupun pelunasan belum dilakukan sampai dengan
pemenuhan pembuktian indikator kinerja;
6. Pembuktian spesifikasi kinerja dapat berupa:
• Barang: garansi resmi, garansi purna jual, laporan dokumentasi foto dan video berkala, lulus uji mutu tertentu
• Jasa lainnya: jumlah data yang masuk, jumlah alat yang berfungsi dari semua titik, laporan dokumentasi foto dan video berkala,
produk jasa yang melalui uji mutu (aplikasi, system)
• Jasa konsultansi: produk jasa yang melalui uji mutu, laporan hasil pekerjaan/ kajian/studi/rekomendasi, dokumentasi foto dan
video;
• Pekerjaan konstruksi: produk suatu bangunan fisik yang dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan/kontrak dengan melaui uji
mutu, jumlah/volume, dalam waktu tertentu, disertai dengan laporan dokumentasi foto dan video.
7. Spesifikasi berbasis kinerja selaras dengan kebijakan anggaran berbasis kinerja, yang sudah digagas oleh Kementerian Keuangan
belasan tahun yang lalu;
8. Salah satu hal yang harus dipertimbangkan untuk pekerjaan kompleks adalah adanya feasibility study (Studi Kelayakan) untuk
pekerjaan konstruksi kompleks atau kajian jangka panjang.
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 30
KONSEP SPESIFIKASI TEKNIS BERBASIS KINERJA
Kerangka Format Spesifikasi Teknis Berbasis Kinerja untuk Pekerjaan Kompleks Barang dan Jasa Lainnya
❑ Mutu/Kualitas Barang/Jasa
❑ Jumlah dan Waktu
❑ Tingkat Pelayanan dan Pelayanan Purna Jual
Terdapat berbagai macam metode penyusunan spesifikasi dapat dilakukan dengan memperhatikan:
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 31
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN
JASA LAINNYAV KOMPLEKS SPESIFIKASI FUNGSI UMUM
Dapat diambil dari output/tujuan pada TOR dokumen anggaran
Kerangka Format Konsep Spesifikasi SPESIFIKASI MUTU/KUALITAS
Teknis Berbasis Kinerja untuk Spesifikasi kinerja (sebagai syarat pembayaran hasil pekerjaan:
Pengadaan Barang/Jasa Lainnya 1. Garansi …..
Kompleks 2. Jumlah data masuk …..
3. Lulus uji mutu….
4. Pengelolaan resiko
5. Laporan dokumentasi foto dan video 1x seminggu (kompilasi saat BAST)
Spesifikasi teknis barang/jasa lainnya yang dapat berupa:
1. Merek
2. Standarisasi
3. Sampel
4. Spesifikasi teknis
5. Spesifikasi komposisi
Spesifikasi teknis Konstruksi yang dapat berupa
1. Uji mutu (bahan/material, peralatan)/ SNI
Referensi: 2. Merek
Keputusan Deputi Bidang Monev dan
3. Spesifikasi fungsi
Pengembangan Sistem Informasi LKPP Nomor
10 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis 4. Spesifikasi teknis (mengikuti DED)
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa 5. Standar industry
Pemerintah. 6. Spesifikasi fungsi
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 32
SPESIFIKASI JUMLAH
Untuk menentukan spesifikasi Jumlah Barang/Jasa dalam kategori Kompleks, maka yang paling umum digunakan adalah
berdasarkan tipe kebutuhannya, khususnya kebutuhan terikat (Dependent Demand) yakni jumlah kebutuhan yang ditentukan
oleh kebutuhan yang lain.
Contoh: Luas, sarana dan prasarana bandara yang akan dibangun sangat dipengaruhi oleh perkiraan frekuensi penerbangan
dan jumlah penumpang yang akan dikelola oleh bandara tersebut dalam kurun waktu tertentu.
SPESIFIKASI JUMLAH
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 33
SPESIFIKASI WAKTU
Spesifikasi waktu antara lain mencakup:
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 34
SPESIFIKASI LAYANAN DAN PURNA JUAL
Terdapat beberapa strategi dalam menentukan Spesifikasi pelayanan, yaitu:
1. Tingkat pelayanan penyedia barang/jasa. Tuntutan terhadap tingkat pelayanan dari penyedia barang/jasa hendaknya
dinyatakan secara spesifik dan terukur, misalnya:
• Penyedia barang/jasa hendaknya menetapkan seorang manajer yang kompeten dan didedikasikan khusus untuk
melaksanakan pekerjaan.
• Menyediakan jasa bantuan (helpdesk service) yang siap selama 24 jam tiap hari selama masa percobaan operasi.
• Menetapkan waktu tanggapan (respond time) dan ketepatan waktu (fix time) yang jelas, ketika ada keluhan (misalnya
ada kerusakan dari barang yang dikirim)
2. • Berapa
Pelatihan danlama penyedia
Bantuan Teknissegera
dari memberikan tanggapan terhadap
Penyedia Barang/Jasa. pelaporan
Untuk menjamin keluhan dan
barang/jasa berapa
yang lamadapat
diadakan perbaikan akan
digunakan
dengandiselesaikan.
baik, dalam spesifikasi hendaknya dicantumkan beberapa hal seperti:
• Petunjuk mengoperasikan barang/jasa
• Pelatihan penggunaan dan cara memelihara
• Bantuan teknis selama waktu tertentu
• Jumlah dan jenis yang diperbantukan pada pengguna barang/jasa selama waktu tertentu
3. Pemeliharaan. Aspek pemeliharaan dan perbaikan harus dinyatakan dalam ruang lingkup spesifikasi, seperti:
• Rentang waktu pemeliharaan
• Cakupan komponen atau layanan
• Penyedia teknis dalam pemeliharaan dan perbaikan
• Mekanisme permintaan layanan pemeliharaan dan perbaikan
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 35
INFORMASI LAIN DALAM SPESIFIKASI
Berikut ini merupakan beberapa informasi tambahan penting untuk ditambahkan dalam dokumen
spesifikasi:
❑ Contact Person
❑ Latar belakang Pengadaan Barang/Jasa
❑ Aspek legal, misalnya perjanjian bilateral, peraturan/kebijakan khusus yang memayungi PBJ kompleks
❑ Kriteria menentukan pemenang
❑ Mekanisme pembelian, termasuk pembayaran
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 36
KAK UNTUK JASA KONSULTANSI KOMPLEKS
Jasa Konsultansi kompleks adalah adalah jasa layanan profesional yang mengutamakan adanya olah
pikir (brainware) di beberapa jenis keahlian untuk pekerjaan yang membutuhkan metode kerja yang
terintegrasi dengan banyak sistem/pihak.
Spesifikasi untuk jasa konsultansi kompleks meliputi: uraian kegiatan yang akan dikerjakan,
persyaratan minimal pendidikan formal tenaga ahli, pengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis,
penguasaan kompetensi/keahlian profesi di bidang terkait, referensi/license/izin khusus dari pihak
pemilik teknologi (principal) atas tenaga kerja ataupun metode kerja yang digunakan
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 37
38
01 PENDAHULUAN
LEVEL 4
Menyusun Rincian Harga Perkiraan Berdasarkan Harga Satuan Sesuai Dengan Ketentuan
Analisis Proses Produksi/ Pelaksanaan Pada Penyusunan Perkiraan Harga Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi
Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam penyusunan perkiraan harga antara lain:
1. Analogous Estimating (Perkiraan sekilas): menggunakan actual cost atau pekerjaan
yang sejenis sebagai dasar untuk estimasi harga
2. Parametric Modeling: menggunakan model matematik yang menggunakan parameter
atau sifat pekerjaan untuk memperkirakan harga pekerjaan
3. Bottom-up Estimating: perkiraan yang disusun berdasarkan biaya per item pekerjaan
yang kemudian digabungkan sehingga menjadi biaya pekerjaan secara keseluruhan
4. Computerized Tools: penggunaan tool komputerisasi dalam menyusunan harga
perkiraan
1 2 3
Biaya untuk pemasangan Biaya untuk transportasi,
Biaya untuk barang (termasuk untuk termasuk untuk
transportasi lokal dan
yang akan diadakan komponen peralatan yang
pemindahan barang
digunakan)
(apabila diperlukan)
7 Suku cadang
7 Biaya operasional dan
pemeliharaan
8
Biaya untuk pajak
yang wajib
dibayar/yang menjadi
tanggungannya (PPN)
Rekapitulasi
Penjumlahan biaya-biaya komponen pekerjaan secara keseluruhan kemudian menjadi
total Perkiraan Harga dengan memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
4 Biaya Lain
Berdasarkan Jenis
Jasa Lainnya 5 Keuntungan dan Biaya
Overhead (Diasumsikan
15%, Sama Dengan
Pekerjaan Konstruksi)
Hasil perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun pada tahap
perencanaan pengadaan
Pagu Anggaran yang tercantum dalam DIPA/DPA atau untuk proses pemilihan yang
dilakukan sebelum penetapan DIPA/DPA mengacu kepada Pagu Anggaran yang
tercantum dalam RKA K/L atau RKA Perangkat Daerah; dan
01 PENDAHULUAN
LEVEL 4
Strategi Pengadaan
✔ Tata cara penyusunan rencana strategis Kementerian/Lembaga diatur dalam Undang-undang 25 tahun 2004 tentang
Sistem Perancangan Pembangunan Nasional dan PerKa Bappenas No 5 tahun 2019
✔ Tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan Daerah diatur dalam UU 23 tahun 2014 dan
Permendagri 86 tahun 2017
PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN ORGANISASI DAN/ATAU
04 TUJUAN PBJP
Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 53
Dokumen-Dokumen Perencanaan Strategis
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah
RPJPN – Rencana Dokumen perencanaan untuk RPJPD – Rencana RPJPD adalah dokumen
Pembangunan Jangka periode 20 (dua puluh) tahun Pembangunan Jangka Panjang perencanaan Daerah untuk
Panjang Nasional Daerah periode 20 (dua puluh) tahun
RPJMN – Rencana Dokumen perencanaan RPJMD - Rencana Dokumen perencanaan Daerah
Pembangunan Jangka pembangunan nasional untuk Pembangunan Jangka untuk periode 5 (lima) tahun
Menengah Nasional periode 5 (lima) tahunan. Menengah Daerah terhitung sejak dilantik sampai
dengan berakhirnya masa
jabatan Kepala Daerah.
RKP - Rencana Kerja Dokumen perencanaan Nasional RKPD - Rencana Kerja Dokumen perencanaan
Pemerintah untuk periode I (satu) tahun Pemerintah Daerah Perangkat Daerah untuk periode
1 (satu) tahun.
Renja – KL – Rencana Kerja Dokumen perencanaan Renja-SKPD – Rencana Kerja Dokumen perencanaan satuan
Kementerian/Lembaga Kementerian/ Lembaga untuk Pemerintah Daerah kerja perangkat daerah untuk
periode 1 (satu) tahun periode1 (satu) tahun.
RKA/KL – Rencana Kerja dan Dokumen perencanaan dan RKA –SKPD Rencana Kerja Dokumen perencanaan dan
Anggaran penganggaran yang berisi dan Anggaran SKPD penganggaran yg berisi
Kementerian/Lembaga program dan kegiatan K/L program/kegiatan SKPD
sebagai penjabaran dari Renja. sebagai penjabaran Renja PD
1
Strategi ini merupakan cara-cara jangka pendek untuk mencapai tujuan dan sasaran, dan menjelaskan
Strategi pada
bagaimana, dengan cara apa, dan seperti apa, kegiatan tersebut akan dilaksanakan selama periode
Level Operasional operasional yang diberikan
2 Strategi Pengadaan pada level manajerial ini bisa berupa formalisasi dari beberapa strategi operasional
Strategi pada yang berulang, atau formalisasi dari strategi pengadaan sebagai evaluasi atas PBJ strategis/bernilai
tinggi yang dilakukan sebelumnya, atau juga atas PBJ yang memberi dampak signifikan pada
Level Manajerial
pencapaian tujuan organisasi.
Strategi pengadaan pada level kebijakan merupakan konseptualisasi dari strategi pada level manajerial
3 dan/atau strategi operasional (yang dianggap strategis) yang diformalisasikan dalam bentuk kebijakan
Strategi pada tertulis yang disarankan, disahkan, atau termuat dalam dokumen resmi K/L/PD, bisa dalam bentuk,
Level Kebijakan antara lain, Peraturan Menteri, Lembaga, Gubernur, Bupati/Walikota, dan Ka SKPD.
2 Strategi untuk jenis aktivitas rutin, berbasis proyek, dan aktivitas darurat
Tujuan organisasi harus sesuai dan mendukung pernyataan visi, misi, dan kesatuan tujuan yang
ingin dicapai oleh organisasi. Walaupun setiap fungsi merumuskan tujuan dan sasarannya, namun
usaha-usaha yang dilakukan oleh fungsi-fungsi tersebut tetap diarahkan kepada pencapaian tujuan
organisasi
Asumsi-Asumsi dalam Penyelarasan Strategi Pengadaan dengan Tujuan Organisasi dan Tujuan Pengadaan
1 Tujuan Organisasi, Strategi organisasi, Program, dan Kegiatan secara berjenjang sudah selaras
Strategi Pengadaan (atau Kebiijakan Pengadaan) yang tepat yang dipilih untuk suatu Kegiatan
2
prioritas, adalah Strategi Pengadaan yang selaras dengan Tujuan Organisasi
Strategi Pengadaan yang tepat yang diturunkan dari Tujuan dan Kebijakaan PBJP tentunya
3 selaras dengan Tujuan pengadaan
01 PENDAHULUAN
LEVEL 4
Perumusan Roadmap Kematangan Menuju Center of Excellent Pengadan melalui Konsep UKPBJ
Karakteristik dari struktur fungsional seperti fungsi PBJP adalah spesialisasi, dimana
personil-personil dalam struktur organisasi seperti ini, memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang sama (misal: fungsi keuangan). Seperti halnya fungsi-fungsi lainnya
dalam organisasi, fungsi pengadaan juga memiliki tujuan dan strategi..
UKPBJ menjadi motor utama PBJP. Sebagai Pusat Keunggulan, UKPBJ dituntut
menjadi organisasi yang fleksibel dan harus menyesuaikan dengan kebutuhan.
TUJUAN PBJ
1 2 VALUE FOR MONEY
EFISIEN
Tujuan PBJ sangat penting untuk ditetapkan dengan spesifik
PROSES OUTCOME
sehingga berkontribusi untuk pencapaian tujuan organisasi secara
keseluruhan. Secara umum tujuan fungsi pengadaan bisa
INPUT OUTPUT
mencakup empat aspek yaitu: biaya, waktu, kualitas, tingkat
pelayanan
Pencapaian nilai tambah fungsi pengadaan diselaraskan dengan
EKONOMIS EFEKTIF
tujuan dan strategi organisasi secara keseluruhan.
Ilustrasi Value for Money dalam Rangka Input, Output, Proses, dan Outcome
1 Proses Utama
• Perencanaan Strategis
• Proses Pengembangan Produk
• Proses Produksi
• Proses Pemasaran
Membuat
Melakukan
Spek/KAK & Melakukan Mengembangkan
Kualifikasi
Perencanaan Analisa Pasar Strategi Pasar
Penyedia
Pengadaan
Berikut ini beberapa contoh inisiatif dalam melakukan penyederhanaan birokrasi proses
pengadaan barang/jasa:
1. Perbaikan komunikasi antar pihak yang terlibat dalam proses pengadaan untuk
mempercepat waktu penyelesaian proses.
2. Penggunaan standar dalam pembuatan spesifikasi dan aktif melakukan analisis
kemampuan penyedia untuk meningkatkan kualitas barang/jasa
3. Penggunaan teknologi informasi dan penggunaan kontrak payung untuk mengurangi biaya
transaksi dengan cara memperkecil duplikasi aktivitas dalam proses pengadaan.
Terpusat Tersebar
No Aspek Deskripsi
• Setelah mendapatkan struktur organisasi pengadaan yang • Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan
sesuai, maka untuk setiap posisi di struktur organisasi jumlah jam kerja orang yang digunakan untuk
tersebut perlu dibuat analisis tugas yang bertujuan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu
mendefinisikan uraian tugas dan spesifikasi jabatan pada (menentukan berapa jumlah personil dan tanggung
struktur organisasi pengadaan tersebut. jawab personil).
• Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan berkaitan • Analisis beban kerja dibuat dengan tujuan memperoleh
dengan analisis tugas posisi jabatan tertentu: formasi jabatan pada struktur organisasi. Berikut ini
1. Melakukan identifikasi jabatan di sebuah struktur organisasi adalah langkah-langkah dalam melakukan analisis
2. Membuat pengelompokan tugas untuk memperoleh beban kerja:
gambaran jenis pekerjaan 1. Mengumpulkan data dan informasi terkait kebijakan
3. Melakukan pengumpulan data dan informasi mengenai dan aturan mengenai kebutuhan tenaga kerja di
jabatan sebuah jabatan;
4. Menganalisis dan mengevaluasi data dan informasi yang 2. Melakukan observasi lapangan untuk mendapatkan
terkumpul untuk disusun menjadi uraian jabatan dan data dan informasi atas pelaksanaan aktivitas;
spesifikasinya 3. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap seluruh
5. Mengembangkan uraian jabatan sesuai dengan kebutuhan data yang terkumpul;
4. Mengusulkan formasi untuk setiap jabatan pada
struktur organisasi.
01 Kelembagaan SDM 02
Personil bukan adhoc
Berbentuk
& anggota Pokja telah
Struktural
diangkat sebagai JF
PPBJ
Perluasan
03 Finansial 04
Peran
Memiliki anggaran Tidak terbatas sebagai penyelenggara
yang memadai proses pemilhan penyedia, namun
mampu menjadi pembina stakeholder
dan sebagai pusat informasi PBJP
Pusdiklat.pbj@lkpp.go.id
0811-9182-444
pusdiklatpbj_lkpp