Anda di halaman 1dari 74

Jenis Kompetensi

MELAKUKAN PERENCANAAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (PBJP)
LEVEL 4 VERSI 2

https://ppsdm.lkpp.go.id pusdiklat.pbj@lkpp.go.id pusdiklatpbj_lkpp 0811-9182-444 Pusdiklat PBJ LKPP 2022


JENIS KOMPETENSI:
MELAKUKAN PERENCANAAN PBJP LEVEL 4 VERSI 2

Tim Penyusun
Dharma Nursani
Dewi Larasati

Editor Slide Bahan Tayang


Imam Nawawi

©2022 Pusdiklat PBJ LKPP

Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 Versi 2 2


3

01 PENDAHULUAN

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA


ACUAN KERJA (KAK)
MATERI
JENIS KOMPETENSI
MELAKUKAN
PERENCANAAN PBJP
03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA

LEVEL 4

04 PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN


ORGANISASI DAN/ATAU TUJUAN PBJP

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP


01 PENDAHULUAN Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 3
01 PENDAHULUAN
Kompetensi Dasar dan Indikator Keberhasilan

Kriteria Pekerjaan Kompleks

Pengadaan dengan Mekanisme KPBU

Pengadaan dengan Mekanisme Tender/Seleksi Internasional

Konsep 5W + 1H

Identifikasi Kebutuhan

01 PENDAHULUAN Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 4


KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR KEBERHASILAN

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari Modul ini, peserta pelatihan diharapkan mampu menjelaskan dan
melakukan Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Level 4.

Indikator Keberhasilan
1. Mampu melakukan pekerjaan penyusunan Spesifikasi Teknis dan Kerangka Acuan Kerja
(KAK) berbasis masukan (input), proses, dan keluaran (output) sesuai dengan analisis
proses produksi/ pelaksanaan pekerjaan, untuk pekerjaan yang kompleks dan/ atau
membutuhkan kompetensi teknis yang spesifik;
2. Mampu melakukan pekerjaan penyusunan perkiraan harga sesuai dengan analisis proses
produksi/ pelaksanaan, untuk pekerjaan yang kompleks dan/atau membutuhkan
Kompetensi teknis yang spesifik;
3. Mampu melakukan perumusan strategi pengadaan yang sesuai tujuan organisasi dan/atau
tujuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
4. Mampu melakukan perumusan organisasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

01 PENDAHULUAN Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 5


KRITERIA PEKERJAAN KOMPLEKS

Perpres No. 16 Tahun 2018 Pasal 44 ayat 10, kriteria Pengadaan kompleks:
1. Mempunyai risiko tinggi;
2. Memerlukan teknologi tinggi;
3. Menggunakan peralatan yang didesain khusus; dan/atau
4. Sulit didefinisikan secara teknis bagaimana cara memenuhi kebutuhan dan tujuan PBJ.

Permen PUPR No. 1 Tahun 2020 Bab 2 Pasal 5 ayat 2, kriteria pekerjaan kompleks:
1. Mempunyai risiko tinggi;
2. Memerlukan teknologi tinggi;
3. Menggunakan peralatan yang didesain khusus;
4. Memiliki kesulitan untuk didefinisikan secara teknis terkait cara memenuhi kebutuhan dan tujuan
pengadaan; dan/atau
5. Memiliki kondisi ketidakpastian (unforeseen condition) yang tinggi.

Chartered Institute of Procurement and Supply, kriteria pengadaan kompleks:


1. Spesifikasi sulit ditentukan;
2. Produk barang/jasa yang inovatif atau dirancang khusus; atau
3. Kompetisi yang terbatas karena pasar yang terbatas.

01 PENDAHULUAN Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 6


PENGADAAN DENGAN MEKANISME KPBU

Jenis Infrastruktur yang Dapat Dilakukan Dengan Skema KPBU

Salah satu jenis pengadaan Kompleks adalah Pengadaan dengan meknaisme


KPBU (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha), meski tidak semua KPBU
merupakan pekerjaan bersifat kompleks, namun mekanisme pengadaannya
lebih kompleks daripada mekanisme pengadaan non KPBU

01 PENDAHULUAN Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 7


PENGAADAAN DENGAN MEKANISME TENDER/ SELEKSI
INTERNASIONAL

Tender/ Seleksi Internasional adalah pemilihan Penyedia Barang/Jasa


dengan peserta pemilihan dapat berasal dari pelaku usaha nasional dan
pelaku usaha asing.

Dokumen Pemilihan melalui Tender/ Seleksi Internasional paling sedikit


ditulis dalam 2 (dua) bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

01 PENDAHULUAN Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 8


IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PEKERJAAN KOMPLEKS
Pada pekerjaan kompleks terdapat
beberapa tambahan data yang
mengidentifikasi kekhususan pekerjaan
kompleks”
✔ data analisis kompleksitas
berdasarkan kriteria pekerjaan
kompleks,
✔ data analisis risiko berdasarkan
kemungkinan terjadinya dan
dampak dari risiko,
✔ analsis ketersediaan penyedia
(apakah penyedia tersedia banyak
atau tunggal)

01 PENDAHULUAN Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 9


IDENTIFIKASI RISIKO PEKERJAAN KOMPLEKS

Permen PUPR bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian tingkat risiko dalam
RKK yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa berdasarkan perhitungan;
No 10/2021
Risiko pekerjaan dikaitkan dengan pekerjaan konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00
risiko keselamatan konstruksi. (seratus miliar rupiah);
Pekerjaan dengan risiko Keselamatan
Konstruksi besar memenuhi kriteria: mempekerjakan tenaga kerja konstruksi yang berjumlah lebih dari
100 (seratus) orang;

Meski demikian Perpres 16/2018 Jo menggunakan peralatan berupa pesawat angkat;


Perpres 12/2021 tidak
membatasi pekerjaan
kompleks dengan nilai menggunakan metode peledakan dan/ atau menyebabkan terjadinya
pekerjaan peledakan; dan/atau

Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.

01 PENDAHULUAN Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 10


IDENTIFIKASI RISIKO PEKERJAAN KOMPLEKS
Pekerjaan dikatakan memiliki risiko tinggi apabila potensi kerugian yang bisa diakibatkan oleh
suatu bahaya ataupun terhadap kegagalan suatu fungsi. Penilaian Risiko merupakan hasil kali
antara nilai frekuensi (Tingkat Kekerapan) dengan nilai dampak negatif dari suatu risiko.

01 PENDAHULUAN Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 11


IDENTIFIKASI RISIKO PEKERJAAN KOMPLEKS

ANALISIS
RESIKO
Análisis risiko ini dapat menggunakan
Tabel tingkat risiko berdasarkan
tingkat kekerapan dan tingkat
keparahan dampak. Di dalam table
terlihat bahwa pekerjaan dapat
dikategorikan kompleks bila
memenuhi kriteria tingkat resiko tinggi
pada modul 15 sampai dengan modul
25.

01 PENDAHULUAN Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 12


13

01 PENDAHULUAN

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA


ACUAN KERJA (KAK)
MATERI
JENIS KOMPETENSI
MELAKUKAN
PERENCANAAN PBJP
03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA

LEVEL 4

04 PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN


ORGANISASI DAN/ATAU TUJUAN PBJP

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP


02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 13
02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS
DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Pengertian dan Ketentuan

Karakteristik Spesifikasi Teknis

Elemen Kunci Spesifikasi Teknis

Isu dalam Spesifikasi

Spesifikasi Teknis Untuk Barang/Jasa Kompleks

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 14
PENGERTIAN DAN KETENTUAN

Penyusunan spesifikasi teknis dilakukan setelah diperoleh informasi terkait barang/jasa yang dibutuhkan dari proses
identifikasi kebutuhan dan penetapan barang/jasa, atau bagian dari ruang lingkup suatu pekerjaan (scope of work).

KAK sering dipakai untuk menyatakan syarat dan kondisi yang harus dipenuhi dari suatu pekerjaan yang berkaitan
dengan jasa konsultansi. Spesifikasi teknis akan merefleksikan kompleksitas pekerjaan. Dari yang sifatnya sederhana,
banyak tersedia di pasaran, dapat dikerjakan oleh konsultan perorangan sampai dengan yang sifatnya sangat
kompleks, menggunakan teknologi tinggi dengan kompetensi yang beragam.

Spesifikasi teknis dan Kerangka Acuan Kerja (KAK) merupakan 2 dokumen yang berbeda dalam penggunaannya yang
akan digunakan pada proses pemilihan.

01 IDENTIFIKASI REVIU/KEBUTUHAN DAN PENETAPAN BARANG/JASA Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 15
PENGERTIAN DAN KETENTUAN

Spesifikasi Barang/Jasa Kompleks adalah barang/jasa yang mempunyai spesifikasi


teknis yang dihasilkan melalui rangkaian proses produksi membutuhkan kompetensi
teknis yang spesifik yang terdiri dari beberapa komponen/ elemen yang saling
berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain, dengan memperhitungkan
resiko, memerlukan teknologi tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus atau
kompetensi teknis yang spesifik serta memiliki kesulitan untuk didefinisikan secara teknis
serta memiliki kondisi ketidak pastian (unforeseen condition) yang tinggi.

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 16
PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS

INPUT PROSES OUTPUT

Analisis proses
produksi/pelakasan Analisis Risiko
an pekerjaan

analisis
Analisis kebutuhan
ketidakpastian
kompetensi teknis
(unforeseen
spesifik
condition)

Analisis kebutuhan
peralatan khusus

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 17
CONTOH IDENTIFIKASI KEBUTUHAN ANALISIS PADA
PENYUSUNAN SPESIFIKASI PEKERJAAN KOMPLEKS

teknologi
tinggi/ peralatan
Jenis Pek risiko Teknis sulit unforeseen
No Contoh Pekerjaan Kompleks kompetensi didesain
B/JK/JL/K tinggi didefinisikan condition
teknis khusus
spesifik
1 Pengadaan radar citra satelit untuk Badan A B V V V
2 Konstruksi EPC Pemurnian Hasil Tambang A RB
V V V V V
Kementerian ESDM Konst
3 Jasa Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan JL
Proyek Terintegrasi di seluruh satker Kementerian X V V V

4. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Pembangunan RB


Laboratorium Energi Nuklir Batan Konst V V V

5 Pengadaan Kapal Selam Kementerian Pertahanan RB- B V V V


6 Pekerjaan DED Reaktor Nuklir untuk Pembangkit JK-
V V V
Listrik Konst
7 Jasa konstruksi pembangunan Bendungan PLTA Konst
V V V V
Sungai Pegunungan Y
8 Jasa Konstruksi Terintegrasi Pembangunan Pipa RB-
Transmisi Gas Bumi Ruas Surabaya Malang Konst V V V V V

9 Pengembangan Core Tax Administration System JL


(Cortex) atau Sistem Inti Administrasi Perpajakan V V V V
pada Kementerian Keuangan RI

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 18
PERTIMBANGAN

1. Mempertimbangkan kriteria barang kompleks yaitu barang berteknologi tinggi untuk kebutuhan khusus/ spesifik
dimana mempersyaratkan kemampuan untuk berintegrasi dengan sistem lain dengan cakupan penggunaan yang
luas dan memerlukan penanganan khusus pada tahap operasional. Contoh: pengadaan radar cuaca, alat
persinyalan kereta api, pembangunan system mini regional tsunami early warning system.
2. Mempertimbangkan karakter pekerjaan konstruksi/ jasa kompleks, yaitu yang perlu diproses berdasarkan metode
kerja yang mampu mengakomodir keberadaan sistem/ pihak lain, membutuhkan effort dalam pengelolaan dan
pelaksanaan yang lebih kompleks, membutuhkan profesionalitas yang memadai dengan tenaga keahlian khusus,
dimana pengelolaan risiko menjadi aspek yang mendapatkan perhatian khusus karena rentan terhadap bahaya
kecelakaan dan juga pengguna tidak memiliki kemampuan desain yang lengkap serta dampak yang signifikan di
tahap operasional sehingga biasanya mempersyaratkan adanya alokasi anggaran kontijensi khusus. Contoh:
pembangunan bandara, Event Organizer acara KTT atau Professional Conference Organizer, Pekerjaan IT solution
(mis: ERP).
3. Mempertimbangkan penggunaan peralatan khusus dalam proses produksi, peralatan khusus yang dimaksud dapat
berupa antara lain peralatan yang harus dibuat terlebih dahulu, atau peralatan yang penyediaannya harus didesain
secara khusus. Contohnya peralatan bor dalam penggalian terowongan MRT di Jakarta yang sangat khusus sesuai
kriteria kondisi lokasi MRT.
4. Mempertimbangkan kebutuhan pekerjaan konstruksi rancang bangun yang memenuhi kriteria pekerjaan kompleks
ditetapkan oleh:
∙ Menteri/ Kepala pada Kementerian/ Lembaga jika dana bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara; atau
∙ Gubernur atau Bupati/ Walikota jika dana bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 19
PENGELOMPOKAN Pekerjaan Rancang Bangun Sistem Transmisi Gas Untuk Jalur
Surabaya-Malang
JENIS PEKERJAAN
SULIT DIDEFINISIKAN Pekerjaan Rancang Bangun Alat Pengolahan
SECARA KHUSUS Sawit Hingga Turunan Produk Ke 5
CENDERUNG
Pekerjaan Rancangan Bangun Peyediaan Radar Cuaca
MERUPAKAN Untuk 20 Kota Di Indonesia
PEKERJAAN
Pekerjaan EPC (Engineering Procurement Construction)
TERINTEGRASI
sistem Pengolahan Sampah Kota C

Pekerjaan Pengebangan Sistem Perpajakan Terintegrasi di


Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan

dll

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 20
Pekerjaan Pondasi Bor yang sangat tergantung pada kekuatan friksi dengan metode konstruksi
pengeboran dry boring pada pekerjaan konsstruksi akan sangat kompleks dilakukan pada lahan
dengan tingkat muka air tanah yang tinggi, dan memungkinkan hasil konstruksi tidak akan
mencapai kemampuan beban pondasi sesuai dengan beban rencana.

Pekerjaan pada pekerjaan jalan dengan trafik yang tinggi. Pada pekerjaan kompleks
semacam ini keterlibatan seluruh stakeholder sangat dibutuhkan, dan dibuka kemungkinan
CONTOH untuk dilakukan value engineering untuk mendapatkan hasil yang optimal. Kesempatan atau
peluang value engineering semacam ini perlu dimuat secara spesifik diatur dalam kontrak.
PEKERJAAN
TERINTEGRASI
Pekerjaan terintegrasi rancang bangun pipa transmisigasi dari Kota A ke Kota B, dengan resiko
kondisi jalur pipa melewati rumah penduduk, badan sungai atau area trafik yang padat, dan
kondisi geoteknik yang kurang mendukung

Pekerjaan Pengembangan Core Tax Administration System (Cortex) atau Sistem Inti Administrasi
Perpajakan pada Kementerian Keuangan RI, yang melibatkan stakeholder di semua sektor
pemerintahan, pengambilan data terintegrasi, dan memerlukan Teknologi Informasi dan Peralatan
dengan beban data yang besar dan spesifik

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 21
KARAKTERISTIK SPESIFIKASI TEKNIS

Spesifikasi Teknis yang Baik Harus Sesuai dengan Tujuan Utama Pengadaan

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 22
KARAKTERISTIK SPESIFIKASI TEKNIS/KAK PEKERJAAN
KOMPLEKS
Karateristik
Input Proses Output Contoh
Barang/Jasa (metode pelaksanaan
pekerjaan)

∙ Membutuhkan proses khusus


• Material khusus/ ∙ Memerlukan metode kerja • Barang teknologi • Pengadaan Radar
sulit diperoleh yang terintegrasi/ metode
kerja khusus tinggi • Alutsista Rahasia
• Peralatan Khusus ∙ Memerlukan proses yang Khusus
• Tenaga Kerja menggunakan peralatan
• Barang spesifik
Keahlian Bidang khusus • Output dengan • Perencanaan dan
∙ Membutuhkan dukungan
Ilmu Tertentu sistem yang kompleks cakupan luas • Perancangan
• Tenaga Ahli yang ∙ Proses produksi menunjukkan Bandara
kompleksitas berdasarkan kriteria • Output memiliki
diperlukan adalah
Kompleks
yang telah ditentukan
• risiko tinggi dalam • Konstruksi
Tenaga Ahli ∙ Melibatkan banyak pihak
Utama ∙ Kriteria teknis belum terdifinisi operasi Bendungan
dengan baik
• Jumlah Tenaga ∙ Risiko keselamatan kerja/ K3 • Hasil pekerjaan • Perencaan
Ahli yang tinggi/ besar
memerlukan • system smart city
∙ Mempertimbangkan berbagai
dibutuhkan dalam aspek yang terkait penanganan IKN
jumlah banyak ∙ Proses dilakukan pada lokasi
dengan kondisi rawan bencana/ khusus pada
pada lokasi 3T/ dengan
aksesibiltas yang sulit saat digunakan

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 23
KOMPONEN DALAM SPESIFIKASI TEKNIS DAN KAK
Komponen minimal yang harus terdapat pada spesifikasi teknis/KAK, sebagai berikut:

SPESIFIKASI
TEKNIS

Spesifikasi
Spesifikasi Spesifikasi Spesifikasi KERANGKA
mutu/
jumlah waktu pelayanan ACUAN
kualitas
KERJA

Waktu pelaks kemampuan


anaan dan Spesifikasi badan
Uraian teknis jasa
tahapan usaha/Sumber
pelaksanaan konsultansi pendanaan
pekerjaan

kompetensi
dan jumlah
tenaga ahli

Sumber: Peraturan LKPP Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pedoman Perencanaan PBJP, Pasal 23 ayat 5

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 24
ELEMEN KUNCI SPESIFIKASI TEKNIS

Setelah persyaratan disusun, maka dokumen


spesifikas dapat dibuat dengan memasukan
hal-hal berikut ini:

Ruang Lingkup

Karakteristik

Kinerja

Penyusunan Spesifikasi Teknis dan Kerangka


Acuan Kerja (KAK) berbasis masukan (input),
proses, dan keluaran (output) sesuai dengan
analisis proses produksi/ pelaksanaan
pekerjaan, untuk pekerjaan yang kompleks
dan/atau membutuhkan kompetensi teknis
yang spesifik

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 25
ISU DALAM SPESIFIKASI
Isu untuk Ditangani dalam
Spesifikasi

Instalasi dan Faktor Tambahan


Risiko Tanggung Membongkar
Pengetesan Fasilitas Lokasi untuk
Jawab (Liability) Muatan
(Commissioning) dipertimbangkan

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 26
SPESIFIKASI TEKNIS UNTUK BARANG/JASA KOMPLEKS

Barang kompleks adalah barang berteknologi tinggi untuk kebutuhan khusus/spesifik dimana
mempersyaratkan kemampuan untuk berintegrasi dengan sistem lain dengan cakupan penggunaan yang luas
dan memerlukan penanganan khusus pada tahap operasional.
Contoh: pengadaan radar cuaca, alat persinyalan kereta api, pembangunan system mini regional tsunami early
warning system

Pekerjaan kompleks untuk pekerjaan konstruksi/jasa adalah yang diproses berdasarkan metode kerja yang
mampu mengakomodir keberadaan sistem/pihak lain, membutuhkan effort yang lebih, membutuhkan
profesionalitas yang memadai dengan tenaga keahlian khusus, dimana pengelolaan risiko menjadi aspek yang
mendapatkan perhatian khusus karena rentan terhadap bahaya kecelakaan dan juga pengguna tidak memiliki
kemampuan desain yang lengkap serta dampak yang signifikan di tahap operasional sehingga biasanya
mempersyaratkan adanya alokasi anggaran kontijensi khusus.
Contoh: pembangunan bandara, Event Organizer acara KTT atau Professional Conference Organizer,
Pekerjaan IT solution (mis: ERP)

Penetapan pekerjaan konstruksi rancang bangun yang memenuhi kriteria pekerjaan kompleks ditetapkan oleh:
• Menteri/Kepala pada Kementerian/Lembaga jika dana bersumber dari APBN; atau
• Gubernur atau Bupati/Walikota jika dana bersumber dari APBD.

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 27
TAHAPAN PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS UNTUK
PEKERJAAN KOMPLEKS

Ditetapkan pada tahap


1 Persiapan Pengadaan
Spesifikasi Teknis/KAK
Disusun pada tahap
2 Perencanaan Pengadaan

4 KOMPONEN UTAMA SPESIFIKASI TEKNIS:

Spesifikasi Mutu/Kualitas Spesifikasi Jumlah

Spesifikasi Waktu Spesifikasi Pelayanan

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 28
JENIS SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN BARANG/JASA KOMPLEKS
Peralatan yang di desain Sulit terdefinisi
Risiko tinggi Teknologi tinggi
khusus; dan atau secara teknis

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 29
KONSEP SPESIFIKASI TEKNIS BERBASIS KINERJA
Pada bagian spesifikasi mutu terdapat salah satu alternatif yang disebut dengan spesifikasi kinerja. Bagian spesifikasi kinerja inilah
yang diangkat dan dikembangkan konsepnya khusus untuk pekerjaan kompleks.

Konsep Dasar
1. Spesifikasi kinerja ditetapkan dan ditempatkan pada bagian atas dokumen spesifikasi teknis;
2. Spesifikasi kinerja merupakan indikator kinerja paket pengadaan;
3. Spesifikasi kinerja bersifat kuantitatif (dapat diukur dengan angka tertentu);
4. Spesifikasi kinerja berfungsi sebagai syarat pembayaran hasil pekerjaan;
5. Pembayaran dilakukan bukan saja berdasarkan pemenuhan kuantitas dan kualitas yang terdapat pada Spesifikasi Jumlah, melainkan
pemenuhan indikator kinerja yang sudah ditetapkan. Artinya walaupun spesifikasi jumlah sudah dipenuhi, namun apabila indicator
pembuktian spesifikasi kinerja belum dapat dipenuhi, maka pembayaran termin maupun pelunasan belum dilakukan sampai dengan
pemenuhan pembuktian indikator kinerja;
6. Pembuktian spesifikasi kinerja dapat berupa:
• Barang: garansi resmi, garansi purna jual, laporan dokumentasi foto dan video berkala, lulus uji mutu tertentu
• Jasa lainnya: jumlah data yang masuk, jumlah alat yang berfungsi dari semua titik, laporan dokumentasi foto dan video berkala,
produk jasa yang melalui uji mutu (aplikasi, system)
• Jasa konsultansi: produk jasa yang melalui uji mutu, laporan hasil pekerjaan/ kajian/studi/rekomendasi, dokumentasi foto dan
video;
• Pekerjaan konstruksi: produk suatu bangunan fisik yang dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan/kontrak dengan melaui uji
mutu, jumlah/volume, dalam waktu tertentu, disertai dengan laporan dokumentasi foto dan video.
7. Spesifikasi berbasis kinerja selaras dengan kebijakan anggaran berbasis kinerja, yang sudah digagas oleh Kementerian Keuangan
belasan tahun yang lalu;
8. Salah satu hal yang harus dipertimbangkan untuk pekerjaan kompleks adalah adanya feasibility study (Studi Kelayakan) untuk
pekerjaan konstruksi kompleks atau kajian jangka panjang.

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 30
KONSEP SPESIFIKASI TEKNIS BERBASIS KINERJA

Kerangka Format Spesifikasi Teknis Berbasis Kinerja untuk Pekerjaan Kompleks Barang dan Jasa Lainnya

❑ Mutu/Kualitas Barang/Jasa
❑ Jumlah dan Waktu
❑ Tingkat Pelayanan dan Pelayanan Purna Jual

Terdapat berbagai macam metode penyusunan spesifikasi dapat dilakukan dengan memperhatikan:

❑ Setara atau Setingkat Merek


❑ Standard industry Codes
❑ Contoh (samples)
❑ Spesifikasi Teknis (Technical specifications)
❑ Spesifikasi Komposisi (Composition Specifications)
❑ Spesifikasi Fungsi/Kinerja (Performance Specifications)

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 31
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN
JASA LAINNYAV KOMPLEKS SPESIFIKASI FUNGSI UMUM
Dapat diambil dari output/tujuan pada TOR dokumen anggaran
Kerangka Format Konsep Spesifikasi SPESIFIKASI MUTU/KUALITAS
Teknis Berbasis Kinerja untuk Spesifikasi kinerja (sebagai syarat pembayaran hasil pekerjaan:
Pengadaan Barang/Jasa Lainnya 1. Garansi …..
Kompleks 2. Jumlah data masuk …..
3. Lulus uji mutu….
4. Pengelolaan resiko
5. Laporan dokumentasi foto dan video 1x seminggu (kompilasi saat BAST)
Spesifikasi teknis barang/jasa lainnya yang dapat berupa:
1. Merek
2. Standarisasi
3. Sampel
4. Spesifikasi teknis
5. Spesifikasi komposisi
Spesifikasi teknis Konstruksi yang dapat berupa
1. Uji mutu (bahan/material, peralatan)/ SNI
Referensi: 2. Merek
Keputusan Deputi Bidang Monev dan
3. Spesifikasi fungsi
Pengembangan Sistem Informasi LKPP Nomor
10 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis 4. Spesifikasi teknis (mengikuti DED)
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa 5. Standar industry
Pemerintah. 6. Spesifikasi fungsi

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 32
SPESIFIKASI JUMLAH

Untuk menentukan spesifikasi Jumlah Barang/Jasa dalam kategori Kompleks, maka yang paling umum digunakan adalah
berdasarkan tipe kebutuhannya, khususnya kebutuhan terikat (Dependent Demand) yakni jumlah kebutuhan yang ditentukan
oleh kebutuhan yang lain.
Contoh: Luas, sarana dan prasarana bandara yang akan dibangun sangat dipengaruhi oleh perkiraan frekuensi penerbangan
dan jumlah penumpang yang akan dikelola oleh bandara tersebut dalam kurun waktu tertentu.

SPESIFIKASI JUMLAH

Struktur Struktur Harga Disesuaikan dengan


Spesifikasi Jumlah Perkiraan Sendiri Jenis Kontrak

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 33
SPESIFIKASI WAKTU
Spesifikasi waktu antara lain mencakup:

1 Jadwal Kedatangan Barang/Jasa

2 Waktu pelaksanaan pekerjaan

3 Kebutuhan waktu pelayanan

4 Lokasi kedatangan barang

5 Metode transportasi dan pengepakan

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 34
SPESIFIKASI LAYANAN DAN PURNA JUAL
Terdapat beberapa strategi dalam menentukan Spesifikasi pelayanan, yaitu:

1. Tingkat pelayanan penyedia barang/jasa. Tuntutan terhadap tingkat pelayanan dari penyedia barang/jasa hendaknya
dinyatakan secara spesifik dan terukur, misalnya:
• Penyedia barang/jasa hendaknya menetapkan seorang manajer yang kompeten dan didedikasikan khusus untuk
melaksanakan pekerjaan.
• Menyediakan jasa bantuan (helpdesk service) yang siap selama 24 jam tiap hari selama masa percobaan operasi.
• Menetapkan waktu tanggapan (respond time) dan ketepatan waktu (fix time) yang jelas, ketika ada keluhan (misalnya
ada kerusakan dari barang yang dikirim)
2. • Berapa
Pelatihan danlama penyedia
Bantuan Teknissegera
dari memberikan tanggapan terhadap
Penyedia Barang/Jasa. pelaporan
Untuk menjamin keluhan dan
barang/jasa berapa
yang lamadapat
diadakan perbaikan akan
digunakan
dengandiselesaikan.
baik, dalam spesifikasi hendaknya dicantumkan beberapa hal seperti:
• Petunjuk mengoperasikan barang/jasa
• Pelatihan penggunaan dan cara memelihara
• Bantuan teknis selama waktu tertentu
• Jumlah dan jenis yang diperbantukan pada pengguna barang/jasa selama waktu tertentu
3. Pemeliharaan. Aspek pemeliharaan dan perbaikan harus dinyatakan dalam ruang lingkup spesifikasi, seperti:
• Rentang waktu pemeliharaan
• Cakupan komponen atau layanan
• Penyedia teknis dalam pemeliharaan dan perbaikan
• Mekanisme permintaan layanan pemeliharaan dan perbaikan

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 35
INFORMASI LAIN DALAM SPESIFIKASI
Berikut ini merupakan beberapa informasi tambahan penting untuk ditambahkan dalam dokumen
spesifikasi:

❑ Contact Person
❑ Latar belakang Pengadaan Barang/Jasa
❑ Aspek legal, misalnya perjanjian bilateral, peraturan/kebijakan khusus yang memayungi PBJ kompleks
❑ Kriteria menentukan pemenang
❑ Mekanisme pembelian, termasuk pembayaran

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 36
KAK UNTUK JASA KONSULTANSI KOMPLEKS
Jasa Konsultansi kompleks adalah adalah jasa layanan profesional yang mengutamakan adanya olah
pikir (brainware) di beberapa jenis keahlian untuk pekerjaan yang membutuhkan metode kerja yang
terintegrasi dengan banyak sistem/pihak.

Karakteristik Input Proses


Barang/Jasa Output Contoh

Membutuhkan • Hasil yang


• Tenaga Ahli Konsultan
metode kerja kompleks
dari berbagai penembang
Kompleks yang terintegrasi • Memerlukan
jenis keahlian aplikasi pajak
dengan banyak pendampinga n
• Penggunaan terintegrasi
sistem/pihak khusus pada
alat bantu
tahap operasional
khusus

Spesifikasi untuk jasa konsultansi kompleks meliputi: uraian kegiatan yang akan dikerjakan,
persyaratan minimal pendidikan formal tenaga ahli, pengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis,
penguasaan kompetensi/keahlian profesi di bidang terkait, referensi/license/izin khusus dari pihak
pemilik teknologi (principal) atas tenaga kerja ataupun metode kerja yang digunakan

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 37
38

01 PENDAHULUAN

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA


ACUAN KERJA (KAK)
MATERI
JENIS KOMPETENSI
MELAKUKAN
PERENCANAAN PBJP
03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA

LEVEL 4

04 PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN


ORGANISASI DAN/ATAU TUJUAN PBJP

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP


03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 38
03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA
Pengertian dan Ketentuan

Metode Penyusunan Perkiraan Harga

Analisis Harga Pasar/ Harga Satuan dalam Penyusunan Perkiraan Harga

Perkiraan Harga untuk Barang

Menyusun Rincian Harga Perkiraan Berdasarkan Harga Satuan Sesuai Dengan Ketentuan

03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 39


PENGERTIAN DAN KETENTUAN

Penyusunan perkiraan harga pada pekerjaan kompleks sebetulnya memenuhi prinsip-prinsip


penyusunan perkiraan harga sebagaimana yang telah dibahas pada modul ajar penyusunan perkiraan
harga untuk pekerjaan sederhana dan pekerjaan tidak sederhana. Namun pada pekerjaan kompleks,
penyusunan harga dititik beratkan pada analisis proses produksi atau pelaksanaan pekerjaan

CONTOH: PEKERJAAN KOMPLEKS KONSTRUKSI TERINTEGRASI


analisis proses pelaksanaan pekerjaan merujuk pada Work Breakdown Structure Pekerjaan, analisis inilah
yang akan menjadi dasar penyusunan perkiraan harga, penyusunan perkiraan harga juga dilengkapi
dengan dokumen value engineering untuk mendapatkan perkiraan harga yang paling optimal dan rencana
cashflow dari pekerjaan

Analisis Proses Produksi/ Pelaksanaan Pada Penyusunan Perkiraan Harga Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi

03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 40


METODE PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA

Dalam menyusun harga perkiraan, beberapa tahapan penyusunan perkiraan anggaran


pekerjaan adalah berikut ini:
1. Perkiraan Harga Pendahuluan (PHP)
2. Anggaran Biaya Proyek (ABP)
3. Anggaran Biaya Definitif (ABD)

Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam penyusunan perkiraan harga antara lain:
1. Analogous Estimating (Perkiraan sekilas): menggunakan actual cost atau pekerjaan
yang sejenis sebagai dasar untuk estimasi harga
2. Parametric Modeling: menggunakan model matematik yang menggunakan parameter
atau sifat pekerjaan untuk memperkirakan harga pekerjaan
3. Bottom-up Estimating: perkiraan yang disusun berdasarkan biaya per item pekerjaan
yang kemudian digabungkan sehingga menjadi biaya pekerjaan secara keseluruhan
4. Computerized Tools: penggunaan tool komputerisasi dalam menyusunan harga
perkiraan

03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 41


ANALISIS HARGA PASAR/ HARGA SATUAN DALAM
PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA

ANALISIS HARGA ANALISIS PEMBENTUK HARGA/


BIAYA SATUAN
Proses pembandingan dan penentuan harga yang diminta • Pemeriksaan elemen demi elemen dari perkiraan atau
untuk suatu produk atau layanan, tanpa memeriksa biaya aktual kinerja kontrak untuk menentukan
perhitungan biaya dan laba spesifik yang digunakan vendor kemungkinan biaya bagi vendor.
dalam menentukan harga dengan indikator adil dan • Teknik analisis biaya digunakan untuk memecah data
kewajaran yang diketahui biaya atau harga sehingga dapat memverifikasi dan
mengevaluasi setiap komponen. Beberapa elemen biaya
diperiksa untuk keperluan dan kewajaran adalah biaya
bahan, biaya tenaga kerja, peralatan dan overhead.

No Jenis Pengadaan Pilihan


1 Barang Analisa Harga
2 Jasa Lainnya Analisa harga/Analisa biaya
3 Pekerjaan Konstruksi Analisa Biaya
4 Jasa Konsultan Analisa Biaya

03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 42


PERKIRAAN HARGA UNTUK BARANG
Perkiraan harga untuk barang dengan analisis proses produksi mempersyaratkan pengidentifikasian
komponen-komponen biaya yang muncul di setiap tahapan, perhitungan harga perkiraan untuk
barang harus memperhitungkan komponen biaya antara lain:

1 2 3
Biaya untuk pemasangan Biaya untuk transportasi,
Biaya untuk barang (termasuk untuk termasuk untuk
transportasi lokal dan
yang akan diadakan komponen peralatan yang
pemindahan barang
digunakan)
(apabila diperlukan)

4 Biaya untuk asuransi


barang dan tenaga
kerja yang diperlukan 5 Biaya untuk pelatihan cara
pengoperasian/pengguna
an dan cara pemeliharaan
(apabila diperlukan)
6 Keuntungan dan
biaya overhead

7 Suku cadang
7 Biaya operasional dan
pemeliharaan
8
Biaya untuk pajak
yang wajib
dibayar/yang menjadi
tanggungannya (PPN)

03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 43


PERKIRAAN HARGA UNTUK BARANG
Proses Penyusunan Perkiraan Harga untuk Pengadaan Barang Kompleks

Kertas kerja Rekap perhitungan Susunan Daftar Keluaran dan


RAB/HPS harus komponen biaya Spesifikasi jumlah disesuaikan dengan Harga atau Daftar
detail perolehan Jenis Kontrak Kuantitas dan Harga

03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 44


PERKIRAAN HARGA UNTUK PEKERJAAN
KONSTRUKSI
Perkiraan harga untuk Pekerjaan Konstruksi berdasarkan hasil perhitungan biaya harga satuan yang dilakukan oleh
konsultan perencana (Engineer’s Estimate) berdasarkan rancangan rinci (Detail Engineering Desain) yang berupa
Gambar dan Spesifikasi Teknis.

Daftar Harga Satuan, Upah, Bahan dan Alat


1. Identifikasi komponen-komponen biaya dalam analisa harga satuan.
2. Identifikasi volume masing-masing komponen berdasarkan volume menurut gambar atau desain

Harga Satuan Pekerjaan


1. Identifikasi harga satuan setiap komponen sampai ke lokasi pekerjaan menggunakan informasi hasil
Analisis Pasar yang telah dilakukan.
2. Memperhitungkan biaya overhead dan keuntungan yang wajar untuk setiap item pekerjaan

Rekapitulasi
Penjumlahan biaya-biaya komponen pekerjaan secara keseluruhan kemudian menjadi
total Perkiraan Harga dengan memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 45


PERKIRAAN HARGA UNTUK JASA LAINNYA
Perhitungan perkiraan harga untuk Jasa Lainnya harus memperhitungkan komponen biaya sesuai
dengan ruang lingkup pekerjaan antara lain:

1 Upah Tenaga Kerja


2 Penggunaan
Bahan/Material/Perala
tan 3 Biaya Transportasi

4 Biaya Lain
Berdasarkan Jenis
Jasa Lainnya 5 Keuntungan dan Biaya
Overhead (Diasumsikan
15%, Sama Dengan
Pekerjaan Konstruksi)

03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 46


PERKIRAAN HARGA UNTUK JASA KONSULTANSI
Metode yang paling umum digunakan dalam menyusun perkiraan harga jasa konsultansi untuk
pekerjaan tidak kompleks adalah dengan metode berbasis biaya (ost based rate), dimana biaya
dikelompokan menjadi dua besar, yakni:

03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 47


MENYUSUN RINCIAN HARGA PERKIRAAN BERDASARKAN HARGA
SATUAN SESUAI DENGAN KETENTUAN

PPK menyusun Harga Perkiraan berdasarkan pada:

Hasil perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun pada tahap
perencanaan pengadaan

Pagu Anggaran yang tercantum dalam DIPA/DPA atau untuk proses pemilihan yang
dilakukan sebelum penetapan DIPA/DPA mengacu kepada Pagu Anggaran yang
tercantum dalam RKA K/L atau RKA Perangkat Daerah; dan

Hasil reviu perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk komponen


keuntungan, biaya tidak langsung (overhead cost), dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 48


49

01 PENDAHULUAN

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA


ACUAN KERJA (KAK)
MATERI
JENIS KOMPETENSI
MELAKUKAN
PERENCANAAN PBJP
03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA

LEVEL 4

04 PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN


ORGANISASI DAN/ATAU TUJUAN PBJP

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP


PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN ORGANISASI DAN/ATAU
04 TUJUAN PBJP
Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 49
04 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS
DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Definisi Strategi

Perencanaan Strategis Nasional

Strategi Pengadaan

Pengembangan Strategi Pengadaan

Penyelarasan Tujuan dan Penyusunan Strategi Pengadaan

PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN ORGANISASI DAN/ATAU


04 TUJUAN PBJP
Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 50
PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN

PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN ORGANISASI DAN/ATAU


04 TUJUAN PBJP
Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 51
DEFINISI STRATEGI
Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Tujuan dan sasaran
merupakan apa (what) dan kapan (when) sesuatu akan dicapai. Untuk itu diperlukan strategi untuk cara
bagaimana (how) hal tersebut dapat dicapai.

Ilustrasi Peran Strategi


dan Implementasinya
dalam Organisasi di
Pemerintah maupun
Swasta

PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN ORGANISASI DAN/ATAU


04 TUJUAN PBJP
Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 52
PERANCANAAN STRATEGIS NASIONAL
Perencanaan Strategis, Produk dan Muatannya

✔ Tata cara penyusunan rencana strategis Kementerian/Lembaga diatur dalam Undang-undang 25 tahun 2004 tentang
Sistem Perancangan Pembangunan Nasional dan PerKa Bappenas No 5 tahun 2019
✔ Tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan Daerah diatur dalam UU 23 tahun 2014 dan
Permendagri 86 tahun 2017
PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN ORGANISASI DAN/ATAU
04 TUJUAN PBJP
Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 53
Dokumen-Dokumen Perencanaan Strategis
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah
RPJPN – Rencana Dokumen perencanaan untuk RPJPD – Rencana RPJPD adalah dokumen
Pembangunan Jangka periode 20 (dua puluh) tahun Pembangunan Jangka Panjang perencanaan Daerah untuk
Panjang Nasional Daerah periode 20 (dua puluh) tahun
RPJMN – Rencana Dokumen perencanaan RPJMD - Rencana Dokumen perencanaan Daerah
Pembangunan Jangka pembangunan nasional untuk Pembangunan Jangka untuk periode 5 (lima) tahun
Menengah Nasional periode 5 (lima) tahunan. Menengah Daerah terhitung sejak dilantik sampai
dengan berakhirnya masa
jabatan Kepala Daerah.

RKP - Rencana Kerja Dokumen perencanaan Nasional RKPD - Rencana Kerja Dokumen perencanaan
Pemerintah untuk periode I (satu) tahun Pemerintah Daerah Perangkat Daerah untuk periode
1 (satu) tahun.
Renja – KL – Rencana Kerja Dokumen perencanaan Renja-SKPD – Rencana Kerja Dokumen perencanaan satuan
Kementerian/Lembaga Kementerian/ Lembaga untuk Pemerintah Daerah kerja perangkat daerah untuk
periode 1 (satu) tahun periode1 (satu) tahun.

RKA/KL – Rencana Kerja dan Dokumen perencanaan dan RKA –SKPD Rencana Kerja Dokumen perencanaan dan
Anggaran penganggaran yang berisi dan Anggaran SKPD penganggaran yg berisi
Kementerian/Lembaga program dan kegiatan K/L program/kegiatan SKPD
sebagai penjabaran dari Renja. sebagai penjabaran Renja PD

PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN ORGANISASI DAN/ATAU


04 TUJUAN PBJP
Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 54
STRATEGI PENGADAAN
Istilah strategi pengadaan mengacu pada rencana jangka panjang dan jangka pendek untuk secara efektif
memperoleh Barang/Jasa yang diperlukan dari daftar penyedia yang efisien yang akan mengirimkan
Barang/Jasa berkualitas, tepat waktu, dan mematuhi ketentuan yang diatur dalam kontrak.

1
Strategi ini merupakan cara-cara jangka pendek untuk mencapai tujuan dan sasaran, dan menjelaskan
Strategi pada
bagaimana, dengan cara apa, dan seperti apa, kegiatan tersebut akan dilaksanakan selama periode
Level Operasional operasional yang diberikan

2 Strategi Pengadaan pada level manajerial ini bisa berupa formalisasi dari beberapa strategi operasional
Strategi pada yang berulang, atau formalisasi dari strategi pengadaan sebagai evaluasi atas PBJ strategis/bernilai
tinggi yang dilakukan sebelumnya, atau juga atas PBJ yang memberi dampak signifikan pada
Level Manajerial
pencapaian tujuan organisasi.

Strategi pengadaan pada level kebijakan merupakan konseptualisasi dari strategi pada level manajerial
3 dan/atau strategi operasional (yang dianggap strategis) yang diformalisasikan dalam bentuk kebijakan
Strategi pada tertulis yang disarankan, disahkan, atau termuat dalam dokumen resmi K/L/PD, bisa dalam bentuk,
Level Kebijakan antara lain, Peraturan Menteri, Lembaga, Gubernur, Bupati/Walikota, dan Ka SKPD.

PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN ORGANISASI DAN/ATAU


04 TUJUAN PBJP
Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 55
PENGEMBANGAN STRATEGI PENGADAAN (1/2)

Pengembangan dan perumusan strategi dilakukan berdasarkan beberapa kelompok/kategori yaitu:

1 Strategi yang dikembangkan berdasarkan tujuan dan kebijakan pengadaan

2 Strategi untuk jenis aktivitas rutin, berbasis proyek, dan aktivitas darurat

3 Strategi berdasarkan proses pada tahap perencanaan dan persiapan

4 Strategi berdasarkan kategori barang/jasa model Supply Positioning Model


(routine, Leverage, bottleneck, dan critical).

PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN ORGANISASI DAN/ATAU


04 TUJUAN PBJP
Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 56
PENGEMBANGAN STRATEGI PENGADAAN (2/2)
Strategi yang dikembangkan berdasarkan
tujuan dan kebijakan pengadaan 1 2 Strategi untuk jenis aktivitas rutin, berbasis
proyek, dan aktivitas darurat
• PBJP aktivitas rutin: dapat dipenuhi dalam pengadaan langsung
Tujuan PBJ Kebijakan PBJ Strategi PBJ atau pembelian melalui eKatalog.
1. Meningkatkan Mendorong penggunaan Susun Pedoman
• Aktivitas berbasis proyek bersifat unik karena proyek terdiri dari
penggunaan barang/jasa dalam negeri perencanaan
produk dalam dan Standar Nasional pengadaan mengenai serangkaian aktivitas/operasi khusus yang dirancang untuk
negeri Indonesia (SNI) kewajiban penggunaan mencapai tujuan tunggal
produksi dalam negeri. • Aktivitas tanggap darurat: menangani situasi yang tidak terduga
(kebijakan) yang terkait dengan peristiwa luar biasa diluar dugaan seperti
kecelakaan dan bencana (force majeure).
Strategi berdasarkan proses pada
tahap perencanaan dan persiapan
Perencanaan pengadaan melalui Penyedia meliputi:
1. Penyusunan spesifikasi teknis/KAK;
3 4 Strategi berdasarkan kategori barang/jasa model
SPM (routine, Leverage, bottleneck, dan critical)

2. Penyusunan perkiraan biaya/RAB;


3. Pemaketan Pengadaan Barang/Jasa;
4. Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa; dan
5. Penyusunan biaya pendukung.

Persiapan PBJ melalui penyedia oleh PPK meliputi kegiatan:


1. Menetapkan HPS;
2. Menetapkan rancangan kontrak;
3. Menetapkan spesifikasi teknis/KAK; dan/atau
4. Menetapkan uang muka, jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan, jaminan
pemeliharaan, sertifikat garansi, dan/atau penyesuaian harga.
PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN ORGANISASI DAN/ATAU
04 TUJUAN PBJP
Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 57
PENYELARASAN TUJUAN

Tujuan organisasi harus sesuai dan mendukung pernyataan visi, misi, dan kesatuan tujuan yang
ingin dicapai oleh organisasi. Walaupun setiap fungsi merumuskan tujuan dan sasarannya, namun
usaha-usaha yang dilakukan oleh fungsi-fungsi tersebut tetap diarahkan kepada pencapaian tujuan
organisasi

Asumsi-Asumsi dalam Penyelarasan Strategi Pengadaan dengan Tujuan Organisasi dan Tujuan Pengadaan

1 Tujuan Organisasi, Strategi organisasi, Program, dan Kegiatan secara berjenjang sudah selaras

Strategi Pengadaan (atau Kebiijakan Pengadaan) yang tepat yang dipilih untuk suatu Kegiatan
2
prioritas, adalah Strategi Pengadaan yang selaras dengan Tujuan Organisasi

Strategi Pengadaan yang tepat yang diturunkan dari Tujuan dan Kebijakaan PBJP tentunya
3 selaras dengan Tujuan pengadaan

PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN ORGANISASI DAN/ATAU


04 TUJUAN PBJP
Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 58
59

01 PENDAHULUAN

02 PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KERANGKA


ACUAN KERJA (KAK)
MATERI
JENIS KOMPETENSI
MELAKUKAN
PERENCANAAN PBJP
03 PENYUSUNAN PERKIRAAN HARGA

LEVEL 4

04 PERUMUSAN STRATEGI PENGADAAN SESUAI TUJUAN


ORGANISASI DAN/ATAU TUJUAN PBJP

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP


05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 59
05 PERUMUSAN ORGANISASI PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH
Pengertian & Ketentuan

Rumusan Tujuan PBJP

Proses Pengadaan sesuai dengan Tujuan PBJP

Perumusan Organisasi PBJP

Perumusan Roadmap Kematangan Menuju Center of Excellent Pengadan melalui Konsep UKPBJ

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 60


PENGERTIAN DAN KETENTUAN

Karakteristik dari struktur fungsional seperti fungsi PBJP adalah spesialisasi, dimana
personil-personil dalam struktur organisasi seperti ini, memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang sama (misal: fungsi keuangan). Seperti halnya fungsi-fungsi lainnya
dalam organisasi, fungsi pengadaan juga memiliki tujuan dan strategi..

Untuk merancang organisasi PBJ, perlu dikaji proses-proses terkait pengadaan


organisasi yang sesuai dengan tujuan fungsi PBJ. Oleh karena itu, proses-proses dan
kaitannya dengan fungsi-fungsi organisasi perlu dipelajari untuk pengembangan tata
laksana yang lebih baik dimasa yang akan dating.

UKPBJ menjadi motor utama PBJP. Sebagai Pusat Keunggulan, UKPBJ dituntut
menjadi organisasi yang fleksibel dan harus menyesuaikan dengan kebutuhan.

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 61


RUMUSAN TUJUAN PBJP

TUJUAN PBJ
1 2 VALUE FOR MONEY
EFISIEN
Tujuan PBJ sangat penting untuk ditetapkan dengan spesifik
PROSES OUTCOME
sehingga berkontribusi untuk pencapaian tujuan organisasi secara
keseluruhan. Secara umum tujuan fungsi pengadaan bisa
INPUT OUTPUT
mencakup empat aspek yaitu: biaya, waktu, kualitas, tingkat
pelayanan
Pencapaian nilai tambah fungsi pengadaan diselaraskan dengan
EKONOMIS EFEKTIF
tujuan dan strategi organisasi secara keseluruhan.
Ilustrasi Value for Money dalam Rangka Input, Output, Proses, dan Outcome

FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENCAPAIAN


TUJUAN PENGADAAN 3 4 PENYUSUNAN TUJUAN PENGADAAN YANG EFEKTIF
Tujuan pengadaan di sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh Kriteria untuk tujuan pengadaan yang efektif meliputi, namun tidak
beberapa faktor, meliputi tapi tidak terbatas sebagai berikut: terbatas pada:
1. Strategi organisasi 1. Relevan dengan tujuan dan strategi organisasi keseluruhan
2. Manajemen Fungsi PBJP 2. Target yang ambisius namun dapat dicapai
3. Tujuan Fungsi Lain di Organisasi 3. Target yang spesifik, jelas dan terukur
4. Kebijakan & Aturan Pengadaan 4. Ada batas waktu pencapaian tujuan
5. Kebutuhan Pengembangan Internal Organisasi 5. Dapat dibandingkan dengan tujuan serupa di organisasi atau
6. Kendala Organisasi K/L/PD lainnya
7. Procurement Best Practice 6. Sejalan dengan tujuan pengadaan yang lain

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 62


PROSES PENGADAAN YANG SESUAI DENGAN TUJUAN PBJP
Proses dalam Organisasi

1 Proses Utama
• Perencanaan Strategis
• Proses Pengembangan Produk
• Proses Produksi
• Proses Pemasaran

2 Hubungan Antar Proses dan Fungsi


Terlaksananya berbagai proses dalam sebuah organisasi adalah
untuk menghasilkan output yang bermanfaat bagi pelanggan
3 Output dari Proses
eksternal.

Penting untuk dipahami bahwa fokus dari semua proses adalah


untuk memberikan nilai tambah bagi pelanggan eksternal, karena
tanpa mereka organisasi tidak akan ada

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 63


PROSES PENGADAAN YANG SESUAI DENGAN TUJUAN PBJP
Proses dalam Organisasi

Proses PBJ secara Umum

Membuat
Melakukan
Spek/KAK & Melakukan Mengembangkan
Kualifikasi
Perencanaan Analisa Pasar Strategi Pasar
Penyedia
Pengadaan

Menyiapkan Melakukan Melakukan


Mengelola
Kontrak Negosiasi Pemilihan
Kontrak
Pengadaan Kontrak Penyedia

Mengelola Aset Mengukur Kinerja


dan Logistik Pengadaan

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 64


PROSES PENGADAAN YANG SESUAI DENGAN TUJUAN PBJP
Identifikasi Proses PBJ Sesuai dengan Tujuan PBJ

1 Merancang proses pengadaan

2 Menyederhanakan Proses Pengadaan

3 Proses PBJ Disesuaikan dengan Tujuan PBJP

Berikut ini beberapa contoh inisiatif dalam melakukan penyederhanaan birokrasi proses
pengadaan barang/jasa:
1. Perbaikan komunikasi antar pihak yang terlibat dalam proses pengadaan untuk
mempercepat waktu penyelesaian proses.
2. Penggunaan standar dalam pembuatan spesifikasi dan aktif melakukan analisis
kemampuan penyedia untuk meningkatkan kualitas barang/jasa
3. Penggunaan teknologi informasi dan penggunaan kontrak payung untuk mengurangi biaya
transaksi dengan cara memperkecil duplikasi aktivitas dalam proses pengadaan.

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 65


PERUMUSAN ORGANISASI PBJP (1/6)

Susunan Organisasi PBJP

Organisasi pengadaan Harus ditetapkan hal-hal Pertimbangan sebelum membuat


barang/jasa Pemerintah berikut: keputusan:
dapat disusun berdasarkan: 1. Tanggung jawab dan 1. Seberapa penting fungsi
1. Jenis organisasi kewenangannya pengadaan dalam organisasi
2. Jenis pekerjaan 2. Posisi terbaik pengadaan 2. Otorisasi keputusan terpusat atau
3. Jenjang organisasi dalam struktur organisasi tersebar
pusat/daerah/cabang 3. Bagaimana sistem kerja dalam 3. Keterkaitan proses pengadaan
4. Proses pelaksanaan fungsi pengadaan dengan bagian lain di organisasi
pekerjaan pengadaan 4. Kompetensi SDM yang untuk 4. Apakah kegiatan pengadaan fokus
barang/jasa Pemerintah menjalankan fungsi ke aspek strategis atau
pengadaan secara efektif dan administratif rutin
efisien 5. Apakah kegiatan pengadaan akan
dibagi per tipe komoditas atau per
unit bisnis/proyek.

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 66


PERUMUSAN ORGANISASI PBJP (2/6)
Seberapa penting peran PBJ dalam organisasi
1. Peran Fungsi pengadaan dalam organisasi (seberapa penting) dalam:
a. Meningkatkan dorongan inovasi rancangan produk
b. Menjaga kualitas produk organisasi
c. Memastikan ketersediaan bahan baku produksi
d. Berkontribusi dalam penurunan biaya bahan baku produksi
2. Berapa % porsi PBJ terhadap anggaran organisasi

Meningkatkan Posisi Strategis Fungsi Pengadaan


Meningkatkan peran Fungsi Pengadaan dalam organisasi (dimata manajemen):
1. Pastikan (hitung dan komunikasikan) bahwa unit/fungsi pengadaan mampu menurunkan biaya
2. Pastikan pengelolaan yang professional atas penyedia utama dg kontrak besar
3. Susun Analisa resiko dampak (biaya, dll) kegagalan fungsi pengadaan
4. Rekrut/bina SDM fungsi pengadaan mencapai tingkat profesionalisme dan kredibilitas yang tinggi

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 67


PERUMUSAN ORGANISASI PBJP (3/6)
Pengadaan Terpusat dan Tersebar

Terpusat Tersebar

Kendali terhadap strategi


Tinggi Rendah
pengadaan
Fleksibilitas dalam Rendah, lokasi pengambilan Tinggi, fungsi pengadaan lebih
kebutuhan pengadaan yang keputusan jauh dari pengguna dan memahami kebutuhan pengguna dan
berbeda birokrasi proses penyedia lokal

Optimalisasi pengadaan di Strategi pengadaan hanya fokus di


Strategi Pengadaan
keseluruhan organisasi masing-masing unit kerja

Tinggi, pengadaan bersama yang


Rendah, karena masing-masing
Kemampuan Bersinergi lebih kompetitif dan sistem
fokus untuk keperluan dirinya
persediaan yang lebih baik
Biaya overhead Tinggi Rendah

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 68


PERUMUSAN ORGANISASI PBJP (4/6)
Hubungan Fungsi Pengadaan dengan Fungsi Lain

Bagian Interaksi dengan bagian pengadaan


Pimpinan Menyelaraskan strategi pengadaan dengan organisasi, serta memantau total belanja barang/jasa
Semua satuan kerja ∙ Analisa kebutuhan dan membuat spesifikasi
∙ Menerima barang / hasil pekerjaan
∙ Memberi penilaian kinerja penyedia
Hukum ∙ Menyiapkan standar kontrak
∙ Memberi bantuan hukum jika ada perkara
Manajemen Mutu ∙ Membuat standar mutu barang yang akan dibeli
∙ Melakukan asesmen mutu terhadap penyedia utama
∙ Melakukan quality assurance proses pengadaan dan kontrak
∙ Melakukan pemeriksaan barang / hasil pekerjaan
Keuangan ∙ Membuat standar biaya untuk estimasi harga
∙ Menyiapkan anggaran untuk belanja barang/jasa
∙ Menyiapkan semua komitmen biaya terkait kontrak dengan penyedia
∙ Memproses penagihan dan melakukan pembayaran
Sistem Informasi ∙ Menyiapkan kebutuhan perangkat lunak dan infrastruktur yang diperlukan pengadaan elektronik
∙ Membuat tata kelola sistem pengadaan elektronik
HUMAS ∙ Sosialisasi ke publik tentang prinsip-prinsip pengadaan yang dianut organisasi
∙ Mengumumkan peluang-peluang kemitraan kepada pelaku usaha terbaik yang ada di pasar
∙ Sosialisasi ke publik langkah- langkah reformasi pengadaan yang dilakukan organisasi

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 69


PERUMUSAN ORGANISASI PBJP (5/6)
Langkah-Langkah Penyusunan Struktur Organisasi

No Aspek Deskripsi

1 Arahan Strategis Analisis arahan dan tujuan organisasi


2 Proses Bisnis ∙ Pengembangan rantai nilai organisasi
∙ Penjabaran proses bisnis sesuai arahan dan tujuan
organisasi
3 Kelompok Aktivitas Identifikasi aktivitas di dalam organisasi dan pengelompokkan
sesuai dengan proses bisnis

4 Kelompok Fungsi Pengelompokkan fungsi organisasi yang harus dimiliki


berdasarkan pengelompokkan aktivitas
5 Model Bentuk Organisasi Arahan model organisasi berdasarkan arahan strategis,
misalnya akan apakah terpusat atau tersebar
6 Struktur Organisasi Pemetaan struktur organisasi untuk mendukung arahan strategi
dan sesuai dengan model organisasi

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 70


PERUMUSAN ORGANISASI PBJP (6/6)

ANALISIS JABATAN ANALISIS BEBAN KERJA

• Setelah mendapatkan struktur organisasi pengadaan yang • Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan
sesuai, maka untuk setiap posisi di struktur organisasi jumlah jam kerja orang yang digunakan untuk
tersebut perlu dibuat analisis tugas yang bertujuan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu
mendefinisikan uraian tugas dan spesifikasi jabatan pada (menentukan berapa jumlah personil dan tanggung
struktur organisasi pengadaan tersebut. jawab personil).
• Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan berkaitan • Analisis beban kerja dibuat dengan tujuan memperoleh
dengan analisis tugas posisi jabatan tertentu: formasi jabatan pada struktur organisasi. Berikut ini
1. Melakukan identifikasi jabatan di sebuah struktur organisasi adalah langkah-langkah dalam melakukan analisis
2. Membuat pengelompokan tugas untuk memperoleh beban kerja:
gambaran jenis pekerjaan 1. Mengumpulkan data dan informasi terkait kebijakan
3. Melakukan pengumpulan data dan informasi mengenai dan aturan mengenai kebutuhan tenaga kerja di
jabatan sebuah jabatan;
4. Menganalisis dan mengevaluasi data dan informasi yang 2. Melakukan observasi lapangan untuk mendapatkan
terkumpul untuk disusun menjadi uraian jabatan dan data dan informasi atas pelaksanaan aktivitas;
spesifikasinya 3. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap seluruh
5. Mengembangkan uraian jabatan sesuai dengan kebutuhan data yang terkumpul;
4. Mengusulkan formasi untuk setiap jabatan pada
struktur organisasi.

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 71


PERUMUSAN ROADMAP KEMATANGAN MENUJU CENTER OF
EXCELLENT PENGADAAN MELALUI KONSEP UKPBJ (1/2)
Dalam rangka menuju kelembagaan/organisasi yang ideal, organisasi pengadaan perlu melakukan transformasi
menjadi Pusat Keunggulan (Center of Excellence) terdapat 4 pilar utama

01 Kelembagaan SDM 02
Personil bukan adhoc
Berbentuk
& anggota Pokja telah
Struktural
diangkat sebagai JF
PPBJ

Perluasan
03 Finansial 04
Peran
Memiliki anggaran Tidak terbatas sebagai penyelenggara
yang memadai proses pemilhan penyedia, namun
mampu menjadi pembina stakeholder
dan sebagai pusat informasi PBJP

Pilar Utama Kelembagaan PBJP

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 72


PERMUSUAN ROADMAP KEMATANGAN MENUJU CENTER OF
EXCELLENT PENGADAN MELALUI KONSEP UKPBJ (2/2)

MODEL KEMATANGAN UKPBJ

Masing-masing domain terdiri dari beberapa variabel


seperti dijelaskan di atas sehingga total variabel yang
harus ditingkatkan sampai level kematangan
PROAKTIF adalah sebanyak 9 variabel, yaitu:
1. Manajemen pengadaan
2. Manajemen penyedia
3. Manajemen kinerja
4. Manajemen risiko
5. Pengorganisasian kelembagaan
6. Tugas/fungsi kelembagaan
7. Perencanaan SDM
8. Pengembangan SDM
9. Sistem informasi

05 PERUMUSAN ORGANISASI PBJP Jenis Kompetensi Melakukan Perencanaan PBJP Level 4 73


Terima Kasih.
https://ppsdm.lkpp.go.id

Pusdiklat.pbj@lkpp.go.id
0811-9182-444

pusdiklatpbj_lkpp

©2022 Pusdiklat PBJ LKPP

Anda mungkin juga menyukai