Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN

BAHAN AJAR

JUDUL
DWIMATRA
(ARS-113)

Oleh:
Recky Yundrismein, S.T., M.T
NIP/NIDN: 0017068203
Atik Prihatiningrum, S.T., M.Sc
NIP/NIDN: 0009079102
Debby Seftyarizki, S.T., M.T.
NIP/NIP:199009282018032001

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
PRODI ARSITEKTUR

OKTOBER 2018
1-i
ii
KATA PENGANTAR

Mata kuliah Dwimatra bertujuan agar mahasiswa mampu memahami mengenai


elemen-elemen dasar dalam mendesain dwimatra/bentuk 2 dimensi, serta komposisi
penyusunan elemen tersebut berdasarkan kaidah-kaidah estetika yang mendasar sehingga
dapat menerapkannya ketika merancang suatu karya arsitektur.
Untuk mencapai tujuan dimaksud, maka disusun bahan ajar Dwimatra sebagai salah
satu implementasi RPS di Program studi Arsitektur. Penulis adalah pengampu matakuliah
Dwimatra tahun 2018.
Bahan ajar Pengantar Arsitektur akan disusun dengan urutan sebagai berikut:
1. Prakata
2. Daftar isi
3. Batang Tubuh
4. Daftar Pustaka
Batang tubuh berisi materi kuliah dari pertemuan ke 1 - 16. Setiap materi kuliah
ditulis untuk memastikan bahwa pengguna buku ajar akan memiliki kemampuan dasar
yang ditargetkan. Setiap materi kuliah diakhiri dengan contoh/latihan soal/tugas untuk
memastikan pengguna dapat mengukur bahwa setiap kemampuan dasar telah mereka
kuasai.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Rektor UNIB, Dekan Fakultas
Teknik UNIB yang berkenan memberikan pendanaan, sehingga penulisan bahan ajar ini
dapat terlaksana dengan baik. Semoga bahan ajar Dwimatra ini dapat bermanfaat bagi para
pengguna.

Bengkulu, Oktober 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i


Halaman Pengesahan ................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................. iii
Daftar Isi ...................................................................................................... iv
Rencana Pembelajaran Semester ................................................................... 1-i
Satuan Acara Perkuliahan Pertemuan 1 s.d 15 ............................................ 2-i
Contoh Soal ................................................................................................... 3-i
Batang Tubuh
Materi Pertemuan ke 1 ............................................................................. 1-1
Materi Pertemuan ke 2 & 3 ...................................................................... 2-1
Materi Pertemuan ke 4 & 5 ...................................................................... 3-1
Materi Pertemuan ke 6 & 7 ....................................................................... 4-1
Materi Pertemuan ke 9 & 10 ..................................................................... 5-1
Materi Pertemuan ke 11 ........................................................................... 6-1
Materi Pertemuan ke 12 ........................................................................... 7-1
Materi Pertemuan ke 13 ............................................................................ 8-1
Materi Pertemuan ke 14 & 15 ................................................................... 9-1

Daftar Pustaka .............................................................................................. v

iv
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
BENGKULU
Rumpun
MATAKULIAH KODE MATAKULIAH Matakuliah Bobot (sks) Semester Direvisi
ARS-113 T= 2 P= 1
Pengembang RPS Koordinator RMK Ka PRODI
DWIMATRA
Recky Yundrismein, S.T., M.T
Samsul bahri, S.T, M.T

Capaian CPL Membuat desain dua dimensi sesuai dengan prinsip estetika.
Pembelajaran (CP) Menyelaraskan pengetahuan bidang ilmu arsitektur dan seni
Menghasilkan rancangan arsitektur yang memenuhi estetika
Menggali dan mengembangkan kreatifitas diri, serta menjalin komunikasi yang unggul
Menghasilkan desan/karya yang berdaya saing
CP-MK
Mampu memahami prinsip estetika
Mampu membuat karya dengan pengolahan unsur dasar rupa pada kertas gambar
Mampu mendesain unsur rupa dua dimensi yang menciptakan kesan ruang dengan penerapan warna pada kertas gambar
Diskripsi Singkat MK Mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah wajib pada program studi arsitektur untuk mengasah keahlian berkarya
mahasiswa arsitektur semester 1. Perkuliahan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan tentang komposisi dwimatra/bentuk
2 dimensi berdasarkan kaidah-kaidah estetika yang mendasar sehingga dapat menerapkannya ketika merancang karya arsitektur.
Bahan Kajian Pada mata kuliah Dwimatra mahasiswa akan diberikan pemahaman mengenai estetika bentuk; unsur-unsur rupa dasar dan prinsip-
prinsip pengolahan desain matra; tema, ide, dan konsep desain matra; metoda desain matra berupa intuitif dan analogik-metaforik;
serta pemahaman mengenai estetika bentuk sebagai sumber pernyataan dan teknik penataan bentuk matra dua dimensi.
Pustaka Utama :
Wong, Wucius. 1986. Beberapa Azas Merancang Dwimatra. Bandung: Penerbit ITB.
Ching, Francis DK. Architecture Form, Space, and Order 3rd edition. 2007. John Wiley & Sons, INC : USA

1-i
Darmaprawira W.A., Sulasmi. 2002. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Edisi ke-2. Bandung: Penerbit ITB.
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain (Nirmana). Yogyakarta: CV. Arti Bumi Intaran.
Kartika, Sony Darsono. 2004. Pengantar Estetika. Yogyakarta: Penerbit Rekayasa Sains.
Sachari, Agus. 2002. Estetika. Bandung: Penerbit ITB.
Pendukung :
Ayu, Ardianti Permata Ayu. 2013. Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk Sebagai Dasar Kesenirupaan Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian
Jakarta. Jurnal Ilmiah Widya, Volume 1 No. 2.
Puspitasari, Dyah Gayatri., Darmawan, James. 2014. Modifikasi Pembelajaran Desain Dasar (Nirmana) Bagi Prgram Studi Animasi.
Humaniora Vol. 5 No. 2.
Media Pembelajaran Perangkat lunak : Perangkat keras :
Kertas Gambar A3 100gr, Pensil, Drawing Pen, Spidol, Penggaris,
Kertas origami, Pensil warna, Cat air, Kertas karton.
Team Teaching Recky Yundirismein, ST., MT.
Debby Seftyarizki, ST., MT.
Atik Prihatiningrum, S.T., M.Sc.
Matakuliah syarat -
Mg Ke- Sub-CP-MK Indikator Kriteria & Bentuk Metode Pembelajaran Materi Pembelajaran Bobot
(1) (2) (3) Penilaian [ Estimasi Waktu] [Pustaka] Penilaian (%)
(4) (5) (6) (7)
1 Mahasiswa memahami Menjelaskan fungsi Kriteria: Ketepatan Penjelasan Pengantar umum estetika bentuk dwimatra
estetika dalam mendesain estetika dalam menjelaskan menggunakan power
Mahasiswa mengetahui menghasilkan karya Bentuk : Ceramah, point berisi materi dan Pengertian dan manfaat estetika dalam
unsur-unsur dalam desain. Diskusi & tanya- contoh karya arsitektur mendesain
dwimatra Menjelaskan jawab yang mengandung
prinsip dasar Softskill : prinsip estetika dan Prinsip-prinsip dasar estetika (Komposisi,
estetika dalam Komunikasi efektif, unsur dwimatra Organisasi, Pengolahan bentuk)
mendesain. Percaya diri Tugas : Mengidentifikasi Unsur-unsur dwimatra (titik, garis, bidang)
Menyebutkan Tes : unsur titik pada elemen
unsur-unsur arsitektural yang
dwimatra ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari
2&3 Mahasiswa mengetahui Menyebutkan sifat Kriteria: Kerapihan Penjelasan Definisi, sifat dan karakteristik titik

ii
sifat dan karakteristik dan karakteristik sajian, Kreativitas menggunakan power Pola tatanan titik (ketebalan dan kerapatan)
elemen dasar Titik. elemen Titik. ide point berisi materi dan Gambar freehand dengan bantuan penggaris
Mahasiswa mampu Mendesain elemen Bentuk : Ceramah, contoh karya arsitektur
mendesain pola tatanan titik dengan Studi Preseden yang mengandung
elemen dasar titik. berbagai ukuran Diskusi & tanya- elemen titik.
dan kerapatan. jawab, Latihan, Praktek
Presentasi Tugas : Mendesain
Softskill : elmen titik dengan
Komunikasi efektif, berbagai ketebalan.
Percaya diri Tugas : Mengidentifikasi
Tes : garis pada elemen
arsitektural yang
ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari
4&5 Mahasiswa mengetahui Menyebutkan sifat Kriteria: Kerapihan Penjelasan Definisi, sifat dan karakteristik unsur rupa
sifat dan karakteristik dan karakteristik sajian, Kreativitas menggunakan power garis.
elemen dasar Garis. elemen Garis. ide point berisi materi dan Macam-macam tampilan garis (lurus, bersiku,
Mahasiswa mampu Menggambar Bentuk : Ceramah, contoh karya arsitektur lengkung)
menerpakan perulangan elemen garis lurus Studi Preseden yang mengandung Arah garis (vertical, horizontal, diagonal)
tertib pada elemen garis dan garis tidak Diskusi & tanya- elemen garis. Garis dengan berbagai macam tampilan,
lurus dan garis tidak lurus lurus yang jawab, Latihan Praktek ketebalan, arah, dan kerapatan
dengan arah yang teratur. berulang secara Softskill : Tugas : Menggambar
Mahasiswa mampu tertib dengan arah Tes : elemen garis lurus dan Gambar freehand
menerpakan perulangan yang teratur. garis tidak lurus yang Gambar menggunakan bantuan penggaris
tidak tertib pada garis Mendesain elemen berulang secara tertib
yang dinamis. garis dinamis yang dengan arah yang
berulang secara teratur.
tidak tertib Menggambar elemen
garis dinamis yang
berulang secara tidak
tertib dengan berbagai
arah.
Tugas : Mengidentifikasi
unsur bidang geometri
pada elemen arsitektural

iii
yang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari
6&7 Mahasiswa mengetahui Menyebutkan Kriteria: Kerapihan Penjelasan Macam-macam rupa bidang (geometris &
berbagai elemen Bidang. macam-macam sajian, Kreativitas menggunakan power organis)
Mahasiswa mampu elemen Bidang. ide point berisi materi dan Macam-macam bidang geometris (lingkaran,
memahami penyusunan Menjelaskan Bentuk : Ceramah, contoh karya arsitektur segitiga, segiempat)
bidang geometris dengan berbagai macam Studi Preseden yang mengandung Macam-macam susunan organisasi (linear,
prinsip komposisi. bidang geometris Diskusi & tanya- elemen bidang. terpusat, radial, cluster, grid, organis)
Menjelaskan jawab, Latihan, Praktek Prinsip-prinsip komposisi (Kesatuan,
berbagai macam Presentasi Tugas : Menggambar Keseimbangan, Proporsi & skala, Irama,
penyusunan bidang Softskill : satu bidang geometris Hirarki)
geometris Tes : yang disusun dengan Bidang dalam arsitketur
Mendesain susunan menerapkan prinsip Gambar freehand dengan bantuan penggaris
bidang geometris komposisi
dengan prinsip
komposisi
8 Evaluasi Tengah Semester
9 & 10 Mahasiswa memahami Menjelaskan Kriteria: Kerapihan Penjelasan Pengolahan bidang (penambahan,
berbagai macam berbagai macam sajian, Kreativitas menggunakan power pengurangan, persenyawaan)
pengolahan elemen pengolahan unsur ide point berisi materi dan Pengolahan bidang dalam arsitektur
bidang geometris rupa bidang Bentuk : Ceramah, contoh karya arsitektur Menggunting kertas origami berwarna
Mahasiswa mampu geometris Studi Preseden, yang mengandung
menerapkan pengolahan Mendesain Diskusi & tanya- pengolahan bentuk
bidang geometris dengan pengolahan bentuk jawab, Latihan, Praktek
prinsip komposisi. rupa bidang Presentasi Tugas : Membuat
geometri dengan Softskill : pengolahan rupa bidang
prinsip komposisi Tes : geometris dengan
menggunting kertas satu
warna yang kemudian
ditempel dan disusun
dengan organisasi
tertentu.
11 Mahasiswa memahami Menjelaskan teori Kriteria: Kerapihan Penjelasan Jenis-jenis warna (Monokromatis,
teori warna dan jenis-jenis sajian, Kreativitas menggunakan power Polikromatis, Primer, Sekunder, Tersier)
Mahasiswa mampu warna ide point berisi materi Karakteristik Warna (Kesan yang tercipta

iv
menerapkan warna pada Memadukan warna Bentuk : Ceramah, Praktek pada warna)
pengolahan elemen pada desain bidang Diskusi & tanya- Tugas : Membuat Teknik pewarnaan dengan pensil warna
bidang geometris. geometris yang jawab, Latihan, pengolahan bentuk
telah mengalami Presentasi beberapa bidang
pengolahan bentuk Softskill : geometris dengan
Tes : menggunting kertas
berwarna yang
kemudian ditempel
dengan komposisi
tertentu.
12 Mahasiswa mampu Mengaplikasikan Kriteria: Kerapihan Praktek Pengolahan warna (gelap terang),
menerapkan teknik teknik pewarnaan sajian, Kreativitas Tugas : Memberi warna Sejarah warna
pewarnaan dasar pada dasar pada bidang ide pada bidang geometris Warna pada karya arsitektur
bidang geometris geometris Bentuk : Ceramah, sederhana agar memiliki Gambar freehand dengan bantuan penggaris
sederhana agar memiliki sederhana agar Latihan kesan kedalaman ruang dan diberi warna dengan pensil warna
kesan nyata memiliki kesan Softskill :
nyata Tes :
13 Mahasiswa mampu Mengaplikasikan Kriteria: Kerapihan Praktek Teknik rendering monokrom & polikrom
menggambar elemen teknik rendering sajian, Kreativitas Tugas : Memberi warna Teknik pewarnaan dengan drawing pen,
bentuk monokromatis ide pada bidang geometris pensil, spidol, pensil warna, cat air untuk
Mahasiswa mampu pada bentuk Bentuk : Ceramah, sederhana agar memiliki menciptakan kesan nyata
menerapkan teknik kompleks agar Latihan kesan kedalaman ruang
pewarna pada bentuk memiliki kesan Softskill : Gambar freehand pewarnaan dengan drawing
kompleks nyata Tes : pen, pensil, spidol, pensil warna, cat air
Mengaplikasikan
teknik pewarnaan
polikromatis pada
bentuk kompleks
agar memiliki kesan
nyata
14 & Mahasiswa mampu Mendesain elemen Kriteria: Kerapihan Praktek Definisi ruang dalam desain dwimatra
15 menggambar objek dua dua dimensi yang sajian, Kreativitas Tugas : Teknik pembentukan kesan ruang
dimensi berupa ruang memiliki kesan ide Memberi warna primer Kesan ruang pada seni bangunan
kedalaman ruang Bentuk : Latihan pada matra bidang agar
Mengaplikasikan Softskill : memiliki kesan

v
teknik pewarnaan Tes : kedalaman ruang
polikromatis primer Memberi gradasi warna
agar memiliki kesan pada bidang agar
kedalaman ruang memiliki kesan
Mengaplikasikan kedalaman ruang
teknik gradasi
pewarnaan agar
memiliki kesan
kedalaman ruang

16 Evaluasi Akhir Semester

vi
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE-1

PENDAHULUAN

Dwimatra adalah pemahaman mengenai estetika pada penataan bentuk dua dimensi.
Pemahaman mengenai dwimatra dibutuhkan untuk menghasilkan karya rancang baik.
Karya rancang yang baik ialah ungkapan rupa yang sebaik-baiknya, yang menandung
(1)
pesan atau mencerminkan sesuatu . Agar pesan dapat tersampaikan, karya rancang perlu
ditata,dan disusun membentuk pola sesuai kaidah dan prinsip estetika/keindahan. (4)
Mendesain dwimatra berfungsi untuk melatih kepekaan seseorang terhadap unsur seni rupa
seperti titik, garis,bidang, bentuk, warna, tekstur, dan ruang, serta bagaimana cara
menerapkannya. Dengan melatih desain dwimatra, dapat mengasah kemampuan untuk
peka terhadap prinsikomposisi, irama, kesatuan untuk menghasilkan karya yang hamonis
dan selaras.

Estetika
Estetika Barat dari Pandangan Ahli Seni dan Filsafat.
Scoraters : Keindahan relati terhadap karya manusia dan mutlak pada karya
mahakuasa
Plato : Keindahan awal adalah, keindahan yang disusun atas nama cinta, dan
keindahan ideal dengan cara menjauhi hal negativ, mengosongkan jiwa
keindahan ideal menjadi filsafat dari perguruan tinggi sampai pada abad
20. Ideal sifat pencipta --- Ide : Karya Pencipta.
Aristoteles : Estetika tidak boleh meniru alam karena alam bersifat non-mimesis karena
alam tanpa duplikat original dan tak bersamaan. Imitasi dari alam adalah
karya yang jujur dan dapat berfungsi sesuai kepentingan manusia .

Prinsip Penyusunan Matra


Terdapat dua hal yang lekat saat melakukan perancangan berbagai unsur matra dua
dimensi, yaitu Keanekaan dan Keseragaman/kesenadaan.
Keanekaan adalah berbagai macam unsur matra berbeda yang terdapat dalam satu karya
rancangan.

1-1
Keseragaman adalah unsur matra yang serupa dalam satu karya rancangan.

Perancangan matra dua dimensi yang memiliki keseragaman dan kesenadaan yang terlalu
tinggi akan menghasilkan rancangan yang membosankan. Sementara keanekaan yang
terlalu banyak akan menghasilkan kekacauan (chaos).

(a) Keseragaman (b) Kekacauan


Oleh karena itu, keanekaan dan keseragaman yang dirancang hendaknya memperhatikan
komposisi yang tercipta.

Komposisi berbagai bentuk matra hendaknya memiliki kesatuan (unity) dan keselarasan
(harmony) dalam arti visual.
Kesatuan adalah tata unsur-unsur rupa yang saling menunjang dan melengkapi.
Keselarasan adalah unsur-unsur rupa yang memiliki kedekatan hubungan membentuk
keterpaduan yang tidak bertentangan.

2
Kesatuan dan keselarasan dalam visual, dapat dilihat dari aspek : (2)
• Keseimbangan : kesan yang didapat dari suatu susunan yang diatu sedemikian rupa
sehingga terdapat daya Tarik yang sama pada setiap sisi susunan.

• Kesinambungan : perulangan suatu unsur serupa yang terjadi secara terus-menerus

• Ritme : pengulangan yang memiliki variasi pola namun tetap memiliki kesatuan

• Dominasi : keunggulan suatu unsur yang menonjol untuk menarik perhatian.

• Skala & proporsi : Perbandingan ukuran sesuatu dengan yang lain.

SISTEMATIKA BERFIKIR DALAM DWIMATRA


Ciri Visual (1)
• Wujud : Penampilan utama suatu benda

• Ukuran : besar, kecil, dan terukur pasti

• Warna : kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh mata

3
• Tekstur : keadaan permukaan pada karya rancangan

• Inersia visual : tingkat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk

• Artikulasi : elemen yang bersama-sama membentuk suatu wujud

• Orientasi : arah suatu elemen terhadap elemen acuannya.

• Posisi : hubungan suatu elemen terhadap lingkungannya

Bentuk Komposisi (3)


• Terpusat : komposisi kelompok elemen yang mengitari sebuah elemen yang
dominan

4
• Linear : Susunan yang mengikuti sepanjang garis

• Radial : Susunan yang memancar ke luar dari elemen pusat.

• Cluster : Pengelompokan beberapa elemen yang berbeda menjadi satu kesatuan


berdasarkan fungsinya.

• Organis : Sususnan elemen yang tidak berstruktur dan tidak memiliki pola

• Grid : Pengaturan dari dua atau lebih hal berpotongan atau bersilangan.

5
Sifat Komposisi :
• Formal / Non Formal
• Dominan / Setara
• Simetris / Asimetris
o Simetri : Distribusi dan pengaturan elemen yang seimbang antara sisi yang
satu dengan sisi yang lain

• Horizontal / Vertikal
• Hirarki : Pengaturan elemen yang lebih penting daripada elemen lain

• Dinamis / Statis
• Terbuka / Tertutup
• Irama / Pengulangan
o Irama : Pengulangan elemen dengan pola yang berbeda namun memiliki
satu kesatuan.

Unsur dasar dalam Dwimatra:

6
• Titik
• Garis
• Bidang

Bentuk dasar dalam Dwimatra :


• Segitiga
• Lingkaran
• Persegi

Perubahan Bentuk :
• Penambahan
• Pengurangan
• Persenyawaan

referensi:
(1) Wong, Wucius. 1986. Beberapa Azas Merancang Dwimatra. Bandung: Penerbit ITB.
(2) http://dyanitha-seventyanii.blogspot.com/2012/09/nirmana.html
(3) Ching, Francis DK. Architecture Form, Space, and Order 3rd edition. 2007. John Wiley & Sons, INC : USA
(4) Ayu, Ardianti Permata Ayu. 2013. Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk Sebagai Dasar Kesenirupaan Fakultas Seni Rupa
Institut Kesenian Jakarta. Jurnal Ilmiah Widya, Volume 1 No. 2.
(5) Puspitasari, Dyah Gayatri., Darmawan, James. 2014. Modifikasi Pembelajaran Desain Dasar (Nirmana) Bagi Prgram Studi
Animasi. Humaniora Vol. 5 No. 2.

7
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE-2 & 3

ELEMEN DASAR TITIK


Titik adalah bentuk kecil yang sederhana.(1) Titik merupakan unsur yang tidak nampak
secara konseptual, tanpa dimensi, serta tidak memiliki pangkal dan ujung. Titik juga dapat
mengindikasikan posisi tertentu dalam suatu bidang, dan merupakan unsur utama
pembangun sebuah garis. Titik memiliki sifat statis, terpusat, dan tidak berarah. (3)
Titik dapat dilihat pada: (3)
• Kedua ujung suatu garis
• Persilangan antara dua garis
• Pertemuan suatu sudut
• Pusat bidang yang luas.

Titik dapat menyeimbangkan, mengatur, dan menjadi pusat bagi area sekitarnya.
Adanya dua titik dalam satu elemen dapat menjadi penghubung dalam elemen tersebut. (3)

Titik Sederhana
Walau titik memiliki raut yang sederhana, kumpulan beberapa titik dapat menghasilkan
suatu karya rancangan. Kombinasi variasi ukuran titik pada pembuatan suatu elemen
8
dikenal dengan sebutan pointilisme.

POLA TITIK
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pola tatanan titik adalah :
• Membuat titik dengan benar,
• Kerapatan titik,
• Dimensi titik,
Komposisi peyusunan titik yang ditata dapat menciptakan kesan kedalaman dan gerakan
mengalir (5).

Dalam menggambar, titik dapat digunakan sebagai elemen rendering yang membentuk
pola tertentu untuk menerangkan dimensi bentuk lebih jelas.

9
referensi:
(1) Wong, Wucius. 1986. Beberapa Azas Merancang Dwimatra. Bandung: Penerbit ITB..
(2) http://dyanitha-seventyanii.blogspot.com/2012/09/nirmana.html
(3) Ching, Francis DK. Architecture Form, Space, and Order 3rd edition. 2007. John Wiley & Sons, INC : USA
(4) Ayu, Ardianti Permata Ayu. 2013. Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk Sebagai Dasar Kesenirupaan Fakultas Seni Rupa
Institut Kesenian Jakarta. Jurnal Ilmiah Widya, Volume 1 No. 2.
(5) Puspitasari, Dyah Gayatri., Darmawan, James. 2014. Modifikasi Pembelajaran Desain Dasar (Nirmana) Bagi Prgram Studi
Animasi. Humaniora Vol. 5 No. 2.
(6) http://unsurseni19.blogspot.com/2014/10/unsur-seni-rupa.html
(7) Sadjiman,2009

10
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE-4 & 5

ELEMEN DASAR GARIS


(1)
Garis adalah sejumlah titik yang berderet membentuk garis , atau goresan atau tarikan
dari sebuah titik ke titik yang lain. Garis juga dapat menjadi batasan suatu benda, ruang,
rangkaian masa dan warna.

Dengan demikian, menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi: (6)


• Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan maupun goresan
lengkung. Garis nyata dapat mengekspresikan emosi maupun gerak masa objek
tertentu, misal gerakan air mengalir, rumput tertiup angin, luwes sehingga memberi
irama seperti gemulai, lembut, tajam dan sebagainya, maupun emosi . Garis juga
mempunyai kemampuan memberikan sugesti dalam menggaris batas(kontur),
membentuk tekstur, terang-gelap pada arsir gambar, dan menciptakan
komunikasi(kode2,huruf,lambang dll)

• Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans pada
bidang, warna atau ruang. Garis semu dapat menyatukan dan menggerombolkan
objek-objek pada garis tertentu, menciptakan irama (keras,tajam, gemulai dll),
membimbing pandangan dari tempat satu ketempat lainnya yang dipentingkan,

11
mentukan karakter karya seni (misal jamgadang dengan garis vertikal yang
mempunyai karakter megah, kuat, stabil dll).

Pada umumnya garis memiliki bujur yang sempit dan lintang yang menonjol, sehingga
memiliki sifat memanjang dan memiliki arah tertentu. Arah garis secara umum adalah
vertikal, horizontal, dam diagonal. Berbagai macam jenis garis antara lain: panjang,
pendek, tebal, tipis, putus-putus, patah-patah, berombak, spiral, dsb. (6)
Berdasarkan bentuknya, garis dapat dibedakan menjadi:
• Garis lurus,
• Garis lengkung,
• Bertekuk,
• Tak beraturan.

KARAKTER GARIS
Garis dalam desain dapat menimbulkan suatu kesan yang beragam, seperti kesan simpel,
kekar, kuat, megah bahkan juga bisa berkesan agung. Garis lurus contohnya dapat
memberikan kesan kaku, tegak, tegas, dan keras. Sementara garis lengkung memberikan
kesan lembut dan lentur. Garis patah-patah berkesan kaku, dan garis spiral berkesan lentur.

12
Garis dapat juga memberikan kesan watak tertentu sehingga dapat digunakan sebagai
perlambangan, seperti: (6)
• Garis tegak mengasosiasikan benda berdiri tegak, mengesankan keadaan tak
bergerak, sesuatu yang melesat kelangit, agung, jujur, tegas, cerah, cita-
cita/pengharapan. Memberikan karakter keseimbangan, megah, kuattetapi statis dan
kaku. Melambangkankestabilan/ keseimbangan, kemegahan, kekuatan, kekokohan,
kejujuran, kemashuran.

• Garis mendatar mengasosiasikan cakrawala, laut datar, pohon tumbang, orang


mati/tidur, mengesankan istirahat. Memberi karakter tenang , damai, pasif.
Melambangkan ketenangan, kedamaian, kemantapan.

• Garis miring memberikan karakter gerakan (movement), gerak lari/ meluncur,


dinamik tak seimbang, gerak gesit, lincah kenes, menggetarkan, menyudutkan.
Mengingatkan pada kegoncangan, tidak stabil. Melambangkan kedinamisan,
kegesitan, kelincahan.

13
• Garis tegas, kuat, terpatah-patah mengesankan kekuatan, semangat, gairah, tetapi
ada kesan bahaya, mengerikan, tajam.

• Garis halus, melengkung-lengkung berirama memberikan kesan ringan, indah,


dinamis, luwes, lemah gemulai, halus, kelembutan, kewanitaan.

Menyusun garis
• Garis-gais yang disusun dua tau tiga interval berdekatan disebut transisi, dan
menghasilkan kesan harmonis
• Garis-gais yang disusun dua tau tiga interval berjauhan disebut oposisi, dan
menghasilkan kesan kontras, dinamis, kuat, keras, tajam.

GARIS DALAM ARSITEKTUR

14
Garis vertical dapat terlihat pada elemen seperti kolom, menara, fasade, bentuk denah dan
sumbu tata lahan, yang banyak digunkan untuk memperingati suatu peristiwa dan
menandakan suatu tempat.

Garis lengkung banyak digunakan untuk menghasilkan desain organis yang juga dapat
sekaligus mebentuk kekakuan struktur bangunan.

referensi:
(1) Wong, Wucius. 1986. Beberapa Azas Merancang Dwimatra. Bandung: Penerbit ITB..
(2) http://dyanitha-seventyanii.blogspot.com/2012/09/nirmana.html
(3) Ching, Francis DK. Architecture Form, Space, and Order 3rd edition. 2007. John Wiley & Sons, INC : USA
(4) Ayu, Ardianti Permata Ayu. 2013. Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk Sebagai Dasar Kesenirupaan Fakultas Seni Rupa
Institut Kesenian Jakarta. Jurnal Ilmiah Widya, Volume 1 No. 2.
(5) Puspitasari, Dyah Gayatri., Darmawan, James. 2014. Modifikasi Pembelajaran Desain Dasar (Nirmana) Bagi Prgram Studi
Animasi. Humaniora Vol. 5 No. 2.
(6) http://unsurseni19.blogspot.com/2014/10/unsur-seni-rupa.html
(7) Sadjiman,2009

15
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE-6 & 7

ELEMEN DASAR BIDANG


Bidang adalah bentuk pipih dengan permukaan datar yang dikelilingi oleh garis. Sebuah
garis yang berhubungan dimana ujungnya bertemu dengan pangkalnya maka akan
membentuk bidang. Bidang merupakan unsur rupa yang memiliki dimensi panjang dan
lebar. (1)
Bidang juga mempunyai sifat yang beragam sesuai bentuknya. Dalam suatu desain, bidang
dapat berfungsi sebagai pemberi batas area.

MACAM-MACAM BIDANG
Bidang Geometris
Bidang teratur yang dibuat secara matematika, sehingga memiliki rumus perhitungan luas.
Secara garis besar, bidang geometris terdiri dari segitiga, bujursangkar, lingkaran, dsb. (7)
• Lingkaran: sederetan titik-titik yang disusun dengan jarak yang sama dan seimbang
terhadap sebuah titik tertentu di dalam lingkungan. Lingkaran bersifat stabil, dan
berfungsi menjadi pusat suatu lingkungan, mempekuat sifat poros.
• Segitiga: sebuah bidang datar yang dibatasi oleh tiga sisi dan mempunyai tiga buah
sudut. Segitiga dapat menunjukkan stabilitas jika terletak pada satu sisi, bersifat
kritis/tidakstabil, dapat/tidakseimbang jika terletak pada salah satu sudut.
• Bujursangkar: sebuah bidang datar yang mempunyai empat buah sisi yang sama
panjang dan empat buah sudut siku-siku. Bujur sangkar meruberikan kesan bentuk
statis, netral dan tidak punya arah tertentu, stabil jika terletak pada satu sisi,
dinamis,\ jika berdiri pada satu sudutnya.

16
Bidang tak beraturan
Bidang yang pembatasnya tak beraturan yang dibuat secara bebas. Untuk menghitung luasnya,
membutuhkan perhitungan matematis yang sulit. Biasanya bidang alami dimiliki oleh benda-
benda organis. (7)

BIDANG DALAM ARSITEKTUR


Dalam arsitektur, bidang merupakan elemen penting pembentuk ruang. Secara
umum,bidang terdapat pada lantai, dinding, dan langit-langit.

17
Dengan demikian, penggunaan elemen bidang pada desain arsitektural terdapat pada
elemen denah, dan tampak atau tampilan bangunan. Elemen bidang juga terdapat pada
bukaan-bukaan bangunan berupa pintu dan jendela. Selain itu, bayang-bayang bentuk
bangunan juga dapat dilihat sebagai suatu bidang.

referensi:
(1) Wong, Wucius. 1986. Beberapa Azas Merancang Dwimatra. Bandung: Penerbit ITB..
(2) http://dyanitha-seventyanii.blogspot.com/2012/09/nirmana.html
(3) Ching, Francis DK. Architecture Form, Space, and Order 3rd edition. 2007. John Wiley & Sons, INC : USA
(4) Ayu, Ardianti Permata Ayu. 2013. Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk Sebagai Dasar Kesenirupaan Fakultas Seni Rupa
Institut Kesenian Jakarta. Jurnal Ilmiah Widya, Volume 1 No. 2.
(5) Puspitasari, Dyah Gayatri., Darmawan, James. 2014. Modifikasi Pembelajaran Desain Dasar (Nirmana) Bagi Prgram Studi
Animasi. Humaniora Vol. 5 No. 2.
(6) http://unsurseni19.blogspot.com/2014/10/unsur-seni-rupa.html
(7) Sadjiman,2009

18
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE-9 & 10

PENGOLAHAN BIDANG
Bidang-bidang dasar dapat diolah utnuk menghasilkan susunan dan tatanan yang beragam.
Beberapa bidang yang terdapat dalam sutu karya memiliki hubungan yang dapat diolah
dengan berbagai pertailian, antara lain:
• Perpisahan, berpisah walau berdekatan
• Persentuhan, mendekat dan saling bersentuhan
• Pertindihan, bentuk yang satu berada di tas bentuk yang lain
• Pelantasan, bagian yang tertindih terlihat tidak jelas (bening)
• Peleburan, kedua bentuk menyatu hingga menjadi lebih besar
• Pengikisan, satu bentuk menghilangkan bentuk yang ditindihnya
• Pengudungan, hanya bagian yang tertindih yang terlihat
• Perimpitan, satu bentuk menindih secara keseluruhan bentuk yang lain hingga
bentuk lain tersebut tidak terlihat lagi karena telah menjadi satu.

19
Secara umum, Bidang dapat diolah dengan penambahan, pengurangan, penarikan,
penekanan. Bidang juga dapat disusun berulang. Elemen dasar yang mengalami perulangan
hampir sama sebanyak lebih dari sekali dapat menciptakan perpaduan rancangan. Namun
demikian, perulangan yang terjadi hendaknnya sederhana namun tegas, agar perulangan
yang terjadi dapat dikenali dan menimbulkan kesan keserasian, seakan-akan ketukan
tertentu sebuah irama. Perulangan dapat terjadi secara menyuluruh maupun sebagian, tertib
dan tak tertib, semu ataupun terlihat. Dengan demikian,, perulangan yang terjadi memiliki
susunan, baik tertib maupun tidak.

Susunan elemen yang berulang dapat dilakukan dengan : perubahan ukuran, perubahan
arah, pergeseran, pelengkungan, pencerminan, penggabungan, dan pembagian.
Kemiripan (tidak berarti sama, tidak memiliki keteraturan perulangan yang ketat), roncetan
(perubahan sedikit-demi-sedikit)
Beberapa macam bentuk perulangan antara lain:
• Racana, kedudukan bidang yang berulang.
20
• Roncetan, perulangan bentuk yang mengalami perubahan sedikit-demi sedikit.

• Pembuatan pancaran, untuk menghasilkan kesan pancaran, dibutuhkan sutu elemen


yang berulang dengan bentuk mengecil titik pusat.
• Pembuatan barik, kesan barik dapat terjadi bila adanya perulangan suatu bentuk.
Ukuran bentuk dapat memberikan kesan tekstur baik lilcin, kasar, lunak, keras,
kusam, segar, polos, bercorak. Beberapa cara membentuk barik adaalh dengan
menggambar, melukis, mencetak, menceburkan, menumpahkan, mencelupkan,
mengaruk, hingga membakar.

Pengolahan-pengolahan bidang yang terjadi dengan sangat kompleks dapat menghasilkan


suatu bentuk yang organis dan dinamis.

PENGOLAHAN BIDANG DALAM ARSITEKTUR

21
Bidang yang mengalami pengolahan terlihat dalam bentuk arsitektur suatu bangunan.

Perulangan banyak terjadi pada elemen arsitektur hal ini bertujuan untuk memberikan
keyakinan atas kesan yang ingin ditimbulkan, seperti kekuatan dan keindahan..

referensi:
(1) Wong, Wucius. 1986. Beberapa Azas Merancang Dwimatra. Bandung: Penerbit ITB..
(2) http://dyanitha-seventyanii.blogspot.com/2012/09/nirmana.html
(3) Ching, Francis DK. Architecture Form, Space, and Order 3rd edition. 2007. John Wiley & Sons, INC : USA
(4) Ayu, Ardianti Permata Ayu. 2013. Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk Sebagai Dasar Kesenirupaan Fakultas Seni Rupa
Institut Kesenian Jakarta. Jurnal Ilmiah Widya, Volume 1 No. 2.
(5) Puspitasari, Dyah Gayatri., Darmawan, James. 2014. Modifikasi Pembelajaran Desain Dasar (Nirmana) Bagi Prgram Studi
Animasi. Humaniora Vol. 5 No. 2.
(6) http://unsurseni19.blogspot.com/2014/10/unsur-seni-rupa.html
(7) Sadjiman,2009

22
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE-11

WARNA
Merupakan sebuah fenomena pencahayaan berupa kesan persepsi visual yang
timbul oleh pantulan cahaya pada mata. Warna tidak akan terbentuk tanpa cahaya tanpa
cahaya makan warna tak akan terbentuk, karena semua cahaya dihasilkan dari reaksi
cahaya putih yang jatuh pada suatu permukaan dan kemudian memantulkan sebagian dari
spektrum.
Berdasarkan jenisnya, warna dibedakan menjadi dua, yakni spektrum warna dan
pigmen warna. Berdasarkan teori fisika Isac Newton, warna dapat dilihat dari tujuh
spectrum warna. Spektrum warna terdiri dari uraian warna cahaya yaitu merah-jingga-
kuning-hijau-biru-nila-ungu. Sementara berdasarkan teori seni Geothe, warna merupakan
turunan dari pigmen warna, butiran halus yang terkandung dalam warna. pigmen warna
merupakan jenis warna yang dibagi menjadi warna primer, sekunder, tersier, dan wana
netral. Ada pula warna komplementer dan warna analog.

23
Pengelompokan Jenis Warna
1. Warna primer, adalah warna pokok yang tidak berasal dari warna apapun. Warna
primer juga merupakan warna dasar yang digunakan untuk menciptakan warna
lainnya.
Warna primer terdiri dari warna biru, merah dan kuning.
2. Warna sekunder, gabungan dari dua warna primer.
Merah + kuning = jingga
Biru + kuning = hijau
Merah + biru = ungu
3. Warna tersier, hasil campuran warna primer dan warna sekunder,
Kuning + hijau = kuning kehijau-hijauan
Biru + ungu = ungu kebiruan
Jingga + merah = jingga kemerahan
4. Warna netral, hasil dari campuran semua warna yaitu Warna Primer-Warna
Sekunder-Warna Tersier.
Warna hitam dianggap sebagai ketidak hadiran seluruh jenis gelombang warna.
Warna putih dianggap sebagai representasi kehadiran seluruh gelombang
warnadengan proporsi seimbang.
5. Warna analog, deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran warna.
Warna-warna analog terletak diantara dua warna yang berdekatan.
Deretan dari warna ungu menuju warna merah,
Warna hijau pupus yang terletak diantaa hijau dan kuning.
6. Warna komplementer, warna kontras yang letaknya berseberangan dalam lingkaran
warna. Jenis warna ini merupakan kebalikan dari jenis warna analogus.
Hijau dengan merah,
Jingga dengan biru,
Kuning dengan ungu.

24
Warna adalah atribut yang paling menyolok membedakan suatu bentuk dari
lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatubentuk. Dalam sebuah karya
warna bisa memberikan suatu kesan. Ada warna muda dan warna tua, warna terang dan
warna gelap, serta warna red up dan warna cerah. Warna gelap cenderung memberi kesan
berat, sebaliknya warna terang dapat memberi kesan ringan. Pada lingkaran warna mulai
dari warna primer sampai tersier bisa dikelompokkan menjadi dua golongan besar, yaitu
golongan warna panas dan warna dingin. Warna panas terdiri dari warna kuning kehijauan
hingga merah. Sedangkan warna dingin dimulai dari ungu kemerahan hingga hijau. Warna
panas mampu memunculkan kesan panas dan dekat. Warna dingin sebaliknya akan
mengahsilkan nuansa yang dingin.
Makna warna berdasarkan buku Design in Dress oleh Marian L. David (1987;135)
• Merah : Cinta, Nafsu, Kekuatan, Keberanian, Primitif, Menarik, Bahaya,
dosa, Pengorbanan, Vitalitas
• Merah Jingga : Semangat, Tenaga, Kekuatan, Pesat, Hebat, Gairah
• Jingga : Hangat, Semangat muda, Ekstremis, Menarik
• Kuning-jingga : Kebahagiaan, Penghormatan, Kegembiraan, Optimisme, Terbuka
• Kuning : Cerah Bijak, terang, bahagia, hangat, pengecut, penghianatan
• Kuning – Hijau : Persahabatan, Muda, Kehangatan, Baru, gelisah, Berseri
• Hijau – Muda : Kurang pengalaman, tumbuh, cemburu, iri hati, kaya, segar,
istirahat , tenang
• Hijau – Biru : Tenang, santai, diam, lembut, setia, kepercayaan
• Biru : Damai, Setia, konservatif, pasif terhormat, despresi, lembut,
menahan diri, ikhlas
• Biru – Unggu : Misteri, kuat, supermasi, formal, malankonis (lebay), pendiam,

25
pendiam, agung.
• Cokelat : Hangat, Tenang, Alami, bersahabat, Kebersamaan, Tenang,
sentosa, rendah hati (membumi)
• Hitam : Kuat, Duka cita, resmi, kematian, keahlian, tidak terduga.
• Abu-abu : Tenang, tidak agresif, lemes, bimbang, ragu
• Putih : Senang Harapan, Murni, lugu, bersih, spiritual, pemaaf, cinta,
terang

GEOMETRI BIDANG WARNA

referensi:
(1) Wong, Wucius. 1986. Beberapa Azas Merancang Dwimatra. Bandung: Penerbit ITB..
(2) http://dyanitha-seventyanii.blogspot.com/2012/09/nirmana.html
(3) Ching, Francis DK. Architecture Form, Space, and Order 3rd edition. 2007. John Wiley & Sons, INC : USA
(4) Ayu, Ardianti Permata Ayu. 2013. Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk Sebagai Dasar Kesenirupaan Fakultas Seni Rupa
Institut Kesenian Jakarta. Jurnal Ilmiah Widya, Volume 1 No. 2.
(5) Puspitasari, Dyah Gayatri., Darmawan, James. 2014. Modifikasi Pembelajaran Desain Dasar (Nirmana) Bagi Prgram Studi
Animasi. Humaniora Vol. 5 No. 2.
(6) http://unsurseni19.blogspot.com/2014/10/unsur-seni-rupa.html
(7) Sadjiman,2009
(8) WARNA, Teori Kreatifitas Penggunaanya, ITB 2002, Darmaprawira Sulasmi
(9) Design in Dress oleh Marian L. David (1987;135)

MATERI PERTEMUAN KULIAH KE-12

PENGOLAHAN WARNA

Warna merupakan unsur seni rupa yang mampu memberikan kesan mendalam. Dimana
warna mampu menghidupkan sebuah karya seni rupa menjadi layaknya benda aslinya.
Untuk menghasilkan karya dengan warna yang hidup, dilakukan berbagai pengolahan
pewarnaan. Salah satunya dengan mempelajari teknik gelap-terang berupa silhouette dan
gradasi warna atau rendering baik monokrom maupun polikrom.

26
Gelap-Terang
Merupakan kesan yang dimiliki oleh suatu objek/benda atau karya seni rupa yang
disebabkan oleh adanya perbedaan intensitas cahaya yang mengenainya tergantung
derajat/sudut jatuh cahaya. Sebuah Benda yang terkena cahaya (baik secara langsung atau
tidak langsung), ada sisi yang gelap dan ada sisi yang terang. Penggambaran bentuk benda
yang baik, salah satunya ditentukan oleh kelihaian menentukan sisi gelap dan sisi terang
secara tepat.

Fungsi Gelap terang pada karya seni:


• memperkuat kesan trimatra (tiga dimensi) suatu bentuk pada gambar 2 dimensi
• mengilusikan kedalaman atau kesan ruang suatu gambar
• menciptakan perbedaan tingkat kecerahan (kontras), atau suasana tertentu

Gelap terang dalam karya seni dapat terjadi karena intensitas (daya pancar) warna, dan
dapat pula terjadi karena percampuran warna hitam dan putih.

Ungkapan gelap terang dan hubungannya dengan pencahayaan dan bayangan dinyatakan
dengan gradasi. dimulai dari warna yang paling terang (putih) sampai pada warna yang
paling gelap (hitam). Gradasi adalah penyusunan warna berdasarkantingkat perpaduan
berbagai warna secara berangsur-angsur.

27
SEJARAH WARNA
Pada zaman awal prasejarah, warna didapatkan dari darah hewan, tumbuhan, buah / biji
dan batu-batuan / tanah liat. Pada zaman mesir kuno, penggunaan warna dimulai dari
kesukaan para pemain suri raja dan para selir untuk mewarnai diri dengan make up yang
terbuat dari buah, tepung gandum, bunga dan madu. Hingga akhirnya pada zaman
peradaban mesir, warna mulai dikolaborasikan pada patung dan bangunan-bangunan sakral
di mesir sesuai dengan perintah raja untuk memberikan artikulasi bangunan. Sementara
pada zaman yunani periode archaic, warna hitam, merah, putih dan kungin pada kerajinan
keramik didapatkan dari teknik pembakarannya. Pada zaman keekaisaran Romawi, warna
merupakan sebuah doktrin dari kerajaan yang, dimana warna arus bisa melambangsesuati,
tentang keberanian (merah), Kekuasan (biru), Kehidupan (coklat), kecantikan (biru),
Keindahan (hijau), sexualiti pendewaan (Unggu), persahabatan (kuning) Kemenangan
(jingga/orange). Doktrin warna menjadi otoritas dari kaisar romawi di bawa pertimbangan
nasehat para menterinya. Pasukan perang romawi selalu memiliki warna khas saat
melaksanakan tugasnya sehingga komunikasi saat di medan perang juga dilakaukan
dengan warna.

28
WARNA PADA KARYA ARITEKTUR
Dalam Arsitektur, teknik pewarnaan yang digunakan adalah monokrom dan polikrom.
Monokrom merupakan penggunaan satu warna dengan sedikit tingkatan turunan
gradasinya yang tegas. Sementara warna polikrom adalah penggunaan berbagai macam
warna. Namun, untuk menjaga kesatuan karya, biasanya digunakan maksimal 3 warna.
Penggunaan banyak warna biasanay ditemukan pada bangunan yang manfaatkan warna
untuk membentuk psikologi.
Penggunaan warna juga banyak ditemukan pada bangunan-bangunan klasik, seperti pada
mosaic dan kaca patri yang berfungsi untuk menambah keindahan seni bangunan.

referensi:
(1) Wong, Wucius. 1986. Beberapa Azas Merancang Dwimatra. Bandung: Penerbit ITB..
(2) http://dyanitha-seventyanii.blogspot.com/2012/09/nirmana.html
(3) Ching, Francis DK. Architecture Form, Space, and Order 3rd edition. 2007. John Wiley & Sons, INC : USA
(4) Ayu, Ardianti Permata Ayu. 2013. Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk Sebagai Dasar Kesenirupaan Fakultas Seni Rupa
Institut Kesenian Jakarta. Jurnal Ilmiah Widya, Volume 1 No. 2.
(5) Puspitasari, Dyah Gayatri., Darmawan, James. 2014. Modifikasi Pembelajaran Desain Dasar (Nirmana) Bagi Prgram Studi
Animasi. Humaniora Vol. 5 No. 2.
(6) http://unsurseni19.blogspot.com/2014/10/unsur-seni-rupa.html
(7) Sadjiman,2009
(8) WARNA, Teori Kreatifitas Penggunaanya, ITB 2002, Darmaprawira Sulasmi
(9) Design in Dress oleh Marian L. David (1987;135)

29
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE-13

ELEMEN BENTUK
Bentuk merupakan pengembangan dari bidang. Bentuk terjadi melalui proses
penggabungan beberapa unsur bidang yang memiliki panjang, lebar dan tinggi (volume)
memiliki kedudukan, arah, menepati ruang dan memiliki kedudukan atau orientasi terdapat
penambahan bentuk subtraktif dan aditif geometrik dan organic.
Bentuk juga dapat diartikan sebagai tampilan luar utama suatu benda yang ditampilkan
dengan kontur atau garis luar yang membatasi dan membentuk penampilan yang kontras
dengan lingkungannya. Persepsi karakter tentang bentuk tergantung dari arah, posisi,
orientasi, sudut penglihatan, dan kontrasnya terhadap lingkungan sekitar.

Serupa dengan elemen bidang, bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam,
yaitu:
• Bentuk geometris, bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi bentuk kubistis
(kubus dan balok) dan bentuk silindris (tabung, kerucut, dan bola).
• Bentuk nongeometris, bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya manusia,
tumbuhan, dan hewan.

Bentuk dapat terlihat jelas bila diberikan pengolahan warna berupa efek gelap-terang serta
tekstur benda, yang juga menentukan sifat sebuah benda .
Bentuk yang disusun dapat pula menghasilkan komposisi memusat, mengarah dan
mengelompok. Pada seni dan desain, bentuk merupakan prinip yang memberikan kesatuan.

30
BENTUK DALAM ARSTEKTUR

Bentuk dalam arsitektur adalah hal penting yang berhubungan antara massa dan ruang.
Bentuk, tekstur, material, warna, gelap-terang, dalam arsitektur semuanya bergabung
menjadi satu untuk memberikan kualitas ruang. Sehingga kemampuan perancang sangat
menentukan dalam menggunakan dan menghubungkan elemen-elemen ini, baik untuk
ruang dalam maupun ruang di sekitar bangunan.

Aesitektur Barok
Arsitektur barok dikenal dengan seni bangunan yang memiliki banyak ornament. Hal ini
dikarenakan pada masanya, sedang digalakkan ekspansi kekristenan, sehingga gereja-
gereja berlomba untuk berhias mempercantik diri untuk menarik perhatian banyak orang
sekaligus membantu kesakralan prosesi agama. Tampilan gaya barok menunjkkan gerak
yang energik karena aspek gerak dan ruang menjadi perhatian utama yang dibuat sedetail
mungkin. Sehingga aspek ekspresi psikologis menjadi perhatian penting dalam
penggambaran suatu karakter. Karya seni yang diciptakan mengejar kesempurnaan bentuk
yang natural namun digambarkan dengan beragam ekspresi dan dukungan pencahayaan
yang dramatis (penggunaan warna-warna kontras dan kaya akan tekstur pada permukaan).
Dalam karya seni barok juga seringkali muncul suatu narasi visual, dengan komposisi
diagonal dan asimetris, serta penggunaan teknik perspektif yang tidak terlalu mengikat.

31
Arsitektur Rococo
Istilah Rococo bermakna batu dan kerang, yang digunakan untuk menghias bagian dalam
gua buatan pada taman bergaya barok.
Perkembangan gaya seni pada desain arsitektur muncul saat golongan kaum bangsawan
dna borjuis bersosialisasi di rumah-rumah di perkotaan tempat yang disebut ‘salon’. Untuk
menyesuaikan kebiasaan kaum bangsawan dan kaum borjuis yang tinggal di tempat
mewah seperti istana dan kastil, maka rumah atau ‘salon’ tersebut didesain dengan mewah
salah satunya dengan taman yang indah, serta tata letak dan dekorasi yang sangat
dipertimbangkan. Dengan demikian profesi arsitek dan desainer interior berkembang pesat.
Tema karya seni rococo dikemas dengan ringan, indah, dama, penuh fantasi dan
keanggunan yang penuh gerak dan pendekatan naturalistic. Pewarnaan yang digunakan
pada karya seni rococo banyak menerapkan warna-warna pastel untuk penggambaran
suasana yang lembut.
Karakteristik arisktetur rococo masih memiliki kesan kemegahan yang berat, penuh
ornament, layaknya seni klasik yang melebihi gaya arsitektur barok. Beberapa ornament
yang biasanya digunakan adalah lekuk-lekuk sulur yang seolah bergerak sangat dinamis.

referensi:
(1) Wong, Wucius. 1986. Beberapa Azas Merancang Dwimatra. Bandung: Penerbit ITB..
(2) http://dyanitha-seventyanii.blogspot.com/2012/09/nirmana.html
(3) Ching, Francis DK. Architecture Form, Space, and Order 3rd edition. 2007. John Wiley & Sons, INC : USA
(4) Ayu, Ardianti Permata Ayu. 2013. Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk Sebagai Dasar Kesenirupaan Fakultas Seni Rupa Institut
Kesenian Jakarta. Jurnal Ilmiah Widya, Volume 1 No. 2.
(5) Puspitasari, Dyah Gayatri., Darmawan, James. 2014. Modifikasi Pembelajaran Desain Dasar (Nirmana) Bagi Prgram Studi Animasi.
Humaniora Vol. 5 No. 2.
(6) http://unsurseni19.blogspot.com/2014/10/unsur-seni-rupa.html
(7) Sadjiman,2009
(8) WARNA, Teori Kreatifitas Penggunaanya, ITB 2002, Darmaprawira Sulasmi
(9) Design in Dress oleh Marian L. David (1987;135)

32
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE-14 & 15

RUANG
Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
• Ruang dalam bentuk nyata, karya tiga dimensi dapat dirasakan langsung oleh
pengamat, misalnya ruangan pada kamar, ruangan pada patung.
• Ruang khayalan (ilusi), ruang yang dirasakan kesannya oleh pengelihatan dari efek
penggambaran dan bersifat maya, seperti ruangan yang terkesan dari sebuah
lukisan. Ruang maya akan berkesan tiga dimensi, memiliki kesan jauh dekat atau
kedalaman, dan dibatasi oleh garis yang membentuk suatu bidang.

Kesan kedalaman ruang dalam desain dwi-matra dapat dicapai melalui berbagai cara antara
lain :

33
Pewarnaan untuk membentuk kesan ruang

Kesan Ruang Pada Seni Bangunan


Dalam seni bangunan, ruang terbentuk atas dua atau ruangan beberapa dinding yang bejarak.

referensi:
(1) Wong, Wucius. 1986. Beberapa Azas Merancang Dwimatra. Bandung: Penerbit ITB..
(2) http://dyanitha-seventyanii.blogspot.com/2012/09/nirmana.html
(3) Ching, Francis DK. Architecture Form, Space, and Order 3rd edition. 2007. John Wiley & Sons, INC : USA
(4) Ayu, Ardianti Permata Ayu. 2013. Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk Sebagai Dasar Kesenirupaan Fakultas Seni Rupa
Institut Kesenian Jakarta. Jurnal Ilmiah Widya, Volume 1 No. 2.
(5) Puspitasari, Dyah Gayatri., Darmawan, James. 2014. Modifikasi Pembelajaran Desain Dasar (Nirmana) Bagi Prgram Studi
Animasi. Humaniora Vol. 5 No. 2.
(6) http://unsurseni19.blogspot.com/2014/10/unsur-seni-rupa.html
(7) Sadjiman,2009
(8) WARNA, Teori Kreatifitas Penggunaanya, ITB 2002, Darmaprawira Sulasmi
(9) Design in Dress oleh Marian L. David (1987;135)

34
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Ardianti Permata Ayu. 2013. Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk Sebagai Dasar
Kesenirupaan Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta. Jurnal Ilmiah Widya,
Volume 1 No. 2.

Ching, Francis DK. Architecture Form, Space, and Order 3rd edition. 2007. John Wiley &
Sons, INC : USA

Darmaprawira W.A., Sulasmi. 2002. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Edisi
ke-2. Bandung: Penerbit ITB.

Design in Dress oleh Marian L. David (1987;135)

Kartika, Sony Darsono. 2004. Pengantar Estetika. Yogyakarta: Penerbit Rekayasa Sains.

Puspitasari, Dyah Gayatri., Darmawan, James. 2014. Modifikasi Pembelajaran Desain


Dasar (Nirmana) Bagi Prgram Studi Animasi. Humaniora Vol. 5 No. 2.

Sachari, Agus. 2002. Estetika. Bandung: Penerbit ITB.

Sadjiman,2009

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain (Nirmana). Yogyakarta:
CV. Arti Bumi Intaran.

WARNA, Teori Kreatifitas Penggunaanya, ITB 2002, Darmaprawira Sulasmi

Wong, Wucius. 1986. Beberapa Azas Merancang Dwimatra. Bandung: Penerbit ITB.

http://dyanitha-seventyanii.blogspot.com/2012/09/nirmana.html

http://unsurseni19.blogspot.com/2014/10/unsur-seni-rupa.html

1-v

Anda mungkin juga menyukai