Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN

BAHAN AJAR

JUDUL
ARSITEKTUR LINGKUNGAN
(ARS-125)

Oleh:
Dwi Oktavallyan S, ST. M.Sc.
NIDN. 0021109101

Geby Fathona, ST.,M.Sc.


NIDN.-

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
PRODI ARSITEKTUR

OKTOBER 2018

i
ii
KATA PENGANTAR

Mata kuliah Arsitetur Lingkungan bertujuan agar mahasiswa mampu menerapkan


dapat memahami konteks hubungan manusia antara bangunan dengan alam, dapat
mengenal, memahami dan dapat merencanakan tapak dengan memperhatikan wawasan
dalam konsteks lingkungan.
Untuk mencapai tujuan dimaksud, maka disusun bahan ajar Arsitetur Lingkungan
sebagai salah satu implementasi silabus di Program studi Arsitektur. Penulis adalah
koordinator matakuliah Arsitetur Lingkungan tahun 2018.
Bahan ajar Arsitektur Lingkungan akan disusun dengan urutan sebagai berikut:
1. Prakata
2. Daftar isi
3. Batang Tubuh
4. Daftar Pustaka
Batang tubuh berisi materi kuliah dari pertemuan ke 1 - 16. Setiap materi kuliah
ditulis untuk memastikan bahwa pengguna buku ajar akan memiliki kemampuan dasar
yang ditargetkan. Setiap materi kuliah diakhiri dengan contoh/diskusi/tugas untuk
memastikan pengguna dapat mengukur bahwa setiap kemampuan dasar telah mereka
kuasai.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Rektor UNIB, Dekan Fakultas
Teknik UNIB yang berkenan memberikan pendanaan, reviewer Unib yang telah
memberikan saran/masukan dan LPMPP UNIB, sehingga penulisan bahan ajar ini dapat
terlaksana dengan baik. Semoga bahan ajar Arsitetur Lingkungan ini dapat bermanfaat bagi
para pengguna.

Bengkulu, Oktober 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan ................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................. iii
Daftar Isi ...................................................................................................... iv
Batang Tubuh
Materi Pertemuan ke 1 ............................................................................. 1-1
Materi Pertemuan ke 2 ............................................................................. 2-1
Materi Pertemuan ke 3 dan 4 ................................................................... 3-1
Materi Pertemuan ke 5 ............................................................................. 4-1
Materi Pertemuan ke 6 dan 7 ................................................................... 5-1
Materi Pertemuan ke 9 dan10 .................................................................. 6-1
Materi Pertemuan ke 11 ........................................................................... 7-1
Materi Pertemuan ke 12 ........................................................................... 8-1
Materi Pertemuan ke 13 dan 14 ............................................................... 9-1
Materi Pertemuan ke 15 ........................................................................... 10-1

Daftar Pustaka .............................................................................................. 11-1


Lampiran
Rencana Pembelajaran Semester ................................................................... L1
Satuan Acara Perkuliahan Pertemuan 1 s.d 15 ............................................ L2

iv
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE- 1

PENDAHULUAN
Arsitektur Lingkungan adalah segala sesuatu yang berupa keadaan, wujud dan sifat dari
yang ada dan berinteraksi dengan bangunan dalam “konteks” arsitektur secara utuh.
Lingkungan dalam kaitan ini berari “environment” sebagai tafsiran dari keadaan/sifat
sekitar. Arsitektur Lingkungan merupakan salah satu segi yang mendukung perencanaan dan
perancangan arsitektur sebagai suatu keseluruhan,yang menitik beratkan pada “pewadahan spatial”
yang dibutuhkan arsitektur, sesuai dengan tujuan kegunaannya bagi manusia.

ARSITEKTUR
(Rumah,
pondok,
kediaman/pemukiman,
tempat berlindung.)

LINGKUNGAN

1-1
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang
tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan
manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

EKO ARISITEKTUR/ARSITEKTUR EKOLOGI


• segala sesuatu yang berhubungan dengan tidak hanya bentuk masa bangunan,
material, tata ruang ataupun nilai kearifan lokal yang ada, namun juga
kepedulian kita sendiri terhadap sekitaran bangunan tersebut, bagaimana kita
mengartikan fungsi dari pada bangunan tersebut,bagaimana kita mengelolanya, dan
bagaimana kita merawatnya.
• Pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam
semaksimal mungkin.
• Paduan antara ilmu lingkungan dan ilmu arsitektur yang berorientasi pada model
pembangunan dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan alam dan
lingkungan buatan.

2
HUBUNGAN ANTARA LIGKUNGAN, MANUSIA, DAN ARSITEKTUR

DAFTAR PUSTAKA:
O Frick Heinz. 1996. Arsitektur & Lingkungan
O Widaningsih, Lilis. Materi_arsling_D-3x.pdf. UPI
O http://www.wikipedia.org

3
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE -2

LINGKUNGAN ALAMI DAN LINGKUNGAN BUATAN


Lingkungan alamiah adalah Lingkungan ini didominasi oleh alam, flora (tumbuhan) dan
fauna (hewan): dicirikan oleh kondisi yang alamiah tanpa (atau sedikit) pengendalian oleh
manusia: hutan, laut, danau, rawa, savana, gurun, dan sebagainya.
Lingkungan Buatan (Binaan)
O Lingkungan buatan: didominasi oleh manusia (dengan segala keterbatasannya):
pusat kota, kampung-kota.
O Lingkungan buatan (binaan) dianggap rentan terhadap aspek keberlanjutan.
Peningkatan kebutuhan manusia terhadap kenyamanan dan kemudahan hidup di
satu sisi, secara tidak disadari menguras sumber daya yang tidak terbaharui, serta
sumber daya yang terbaharui lebih cepat dari kecepatan pembaharuan sumber daya
tersebut.

http://www.biosend.id/2015/09/penjelasan-lingkungan-biotik-dan.html

PRINSIP TEKNOLOGI YG EKOLOGIS MENGUTAMAKAN KESEIMBANGAN


ANTARA TEKNOLOGI DAN LINGKUNGAN
• Seimbang Dengan Alam
Perhatian Kepada Alam Dan Sumbernya

1-1
• Seimbang Dengan Manusia
Perhatian Kepada Keamanan, Kehidupan (Air, Nafkah Penghidupan, Pembiayaan),
Kebudayaan (Tanah Air, Agama, Keluarga), Sumbar Alam, Pencemaran Udara,
Kesehatan , Pendidikan Dsb.
• Seimbang Dengan Lingkungan
Perhatian Terhadap Iklim, Tanah (Gempa Bumi, Banjir, Rob) Pengaruh Lainnya
(Tahan Rayap, Bahaya Penyakit)

PRINSIP EKOLOGI DALAM ARSITEKTUR


a. Fluctuation
Bangunan di-design dan dianggap sebagai tempat bertemunya berbagai budaya dan
proses berinteraksi
b. Stratification
Organisasi bangunan memungkinkan untuk terjadinya interaksi antar level yang
berbeda dari pengguna bangunan
c. Interdependence
Ada hubungan yang kuat antara site dengan bangunan. Bangunan dirancang dengan
memperhatikan tapak.

PRINSIP ARSITEKTUR EKOLOGI


1. Holistik
konsep pendekatan dengan memandang menjadisatu kesatuan utuh.

2. Hemat Energi

2
3. Material Ramah Lingkungan
• Menggunakan bahan lokal dan embodied energi kecil
• Menghindari bahan yang berbahaya (logam berat : chlor)
• Material yang dipakai tahan lama dan sebisa mungkin bisa di daur ulang
• Bahan yang digunakan mudah diperbaiki ataupun diganti
4. Peka Terhadap Iklim
• Orientasi bangunan
• Luas bukaan dan letak bukaan
• Cross ventilation
• Eksternal shading

3
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE 3 & 4

PERENCANAAN EKO-ARSITEKTUR
Cipta, Rasa dan Karsa
Perhatian pada desain sering kali diutamakan sehingga fungsi dan batas-batas kenyamanan
serta daya tahan lama konstruksu dan bahan bangunan ditinggalkan saja. Padahal dalam
suatu desain harus terkandung atau memenuhi fungsi, kenyaman, dan kulitas yang
seimbang.

Suatu desain juga ditangkap dan terlibat dalam menangkap suatu gedung atau lingkungan
oleh manusia melaluo panca indera. Sifat cipta rasa dan karsa pada pembangunan yang
ditangkap oleh panca indera:
Indra Pengaruh Akibat agak negatif Akibat agak positif

Penglihatan Bentuk Bersudut kasar, tidak Bergerak, bulat, beraneka


seimbang ragam
Warna Bercahaya menyolok alamiah
Ukuran Besar, kecil, lebar, lancip Sesuai dengan lingkungan
Lingkungan buatan alamiah
Pendengaran Lingkungan Kebisingan lalu lintas, Suara alamiah (burung,
mesin kendaraan bermotor parit)
Teriakan, letusan, frekuesi Suara kecil yang tidak
tinggi mengganggu
Penciuman Bahan Logam, kain sintesis, cat Kayu, bunga
bangunan dan sintesis, plastis
interior
Penghuni yang Bau keringat, keadaan Kebersihan jasmani
mendiami kotor
rumah yang
sama
binatang Bau kotor Binatang piaraan
piaraan pengiring manusia

1-1
Lain-lainnya Debu, limbah gas Aroma, bau harum
Perasa Permukaan Dingin, menolak air Hangat, kayu (natural)
setengah jadi

Struktur Yang tidak dapat di Yang dapat di rasakan


rasakan

Bahan-bahan Bahan tiruan Bahan asli

Pengecap Makanan Pahit, asam Manis, lezat

KUALITAS KENYAMANAN
Tujuan setiap perencanaan eko-arsitektur yang memperhatikan cipta dan rasa
adalah kenyamanan penghuni. Namu kenyamanan tidak dapat diukur dengan alat
sederhana melainkan diuraikan indikator tentang kualitas. Kenyamanan dalam suatu ruang
tergantung secara imaterial daru kebudayaan dan kebiasaan manusia masing-masing, dan
secara material terutama dari iklim dan kelembapan, bau dan pencemaran udara, radiasi
alam dan radiasi buatan,serta bahan bangunan, bentuk bangunan, struktur bangunan, warna
dan pencahayaan.

IKLIM & KELEMBAPAN


Suhu maupun kelembapan merupakan salah satu faktor kualitas kenyamanan.
Sebuah rumah dapat dianggap sebagai salah satu lapisan dari pola berlapis ruang yang

2
terdiri dari atmosfer, lungkungan alam dan buatan, ruang luar, struktur gedung, ruang
dalam, dan penghuninya sebagai berikut.

1. Atmosfer
2. Lingkungan alam dan buatan
3. Ruang luar/ruang antara
4. Struktur (konstruksi dinding/atap)
5. Ruang dalam
6. Manusia sebagai penghuni

Iklim dapat diubah (modified) oleh bangunan menjadi lingkungan dalam yang
mempengaruhi langsung kenyamanan manusia sebagai pemakai bangunan. Iklim didalam
ruangan yang baik dapat membuat manusia beraktifitas dengan baik sesuai dengan
kehendaknya. Oleh karena itu ada 2 persyaratan utama dari iklim dalam ruangan, yaitu :
1. Tidak menyebabkan tekanan (stress) yang mungkin dapat merusak sistem ekologi
manusia.
2. Memberikan rasa aman pada manusia dan lingkungan yang berhubungan dengan
aktifitasnya.

BAU & PENCEMARAN UDARA


Bau dan pencemaran udara sering mengganggu kenyamanan manusia secara
langsung maupun tidak langsung. Pencemaran udara dapat berasal salah satunya dari bahan
bangunan yang berbahaya. Pencemaran udara dari bahan bangunan dapat dihindari dengan
menggunakan bahan bangunan alami.

RADIASI ALAM DAN RADIASI BUATAN


Radiasi alam dan buatan dapat kita temukan dikehidupan sehari-hari. Radiasi yang
timbul juga mempengaruhi kulitas kenyamanan. Dalam arsitektur, bagaimana cara untuk
mengatasi hal tersebut dalam sebuah desain. Gambar disamping menunjukan bahwa

3
pencemaran belum terjadi di kawasan tersebut. Karena keasrian lingkungan yang masih
terjaga dan tidak adanya polusi yang ditimbulkan oleh bangunan/rumah yang ada. Radiasi
yang ditimbulakan merupakan radiasi alami karena belum adanya bangunan yang
menimbulkan radiasi khusus.

Gambar disamping menunjukan bahwa pencemaran sudah mulai terjadi di kawasan


tersebut. Karena jumlah pembangunan yang semakin meningkat yang menimbulkan
semakin mengecilnya ruang hijau dikawasan tersebut. Terlebih lagi jika bangunan tersebut
merupakan suatu kawasan industri yang menimbulkan polusi yang dapat mencemarkan
udara sekitar. Radiasi buatan sudah ditimbulkan dengan adanya bangunan tinggi yang
kompleks instalasinya.

BENTUK & STRUKTUR BANGUNAN


Bentuk dan struktur bangunan sangat menentukan kualitas kenyamanan dalam
arsitektur. Bentuk dan struktur bangunan yang di perhatikan dalam sebuah desain adalah
sebagai berikut:
• Tata Ruang
• Fungsi Ruang
• Mekanika Ruang
• Dimensi Struktur
• Fungsi Struktur
• Konstruksi Bangunan (pondasi, lantai, dinding, atap)
• Bahan bangunan (bahan alam, bahan buatan)

4
PENCAHAYAAN DAN WARNA
Pencahayaan dan warna memungkinkan munculnya pengalaman ruang yang
dialami yang memberi suatu kesan. Pencahayaan (penerangan alami maupun buatan) dapat
mempengaruhi orientasi didalam ruangan. Kenyamanan dan kreativitas dapat juga
dipengaruhi oleh warna dan juga merupakan salah satu cara untuk mem[engaruhi ciri khas
suatu ruang/gedung.

Daftar pustaka:
• PENGARUH IKLIM DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR Irfandi Jurusan
Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
• Frick,Heinz dan Suskiyanto, Bambang. Dasar-dasar Eko-Arsitektur. 1998. Penerbit
Kanisius: Yogyakarta.

5
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE -5

ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP


Banyak terdapat isu-isu yang berkaitan dengan Lingkungan hidup di Indonesia
antara lain di sungai, laut, tanah dan hutan dan sebagainya:
1. Pencemaran sungai dan laut

2. Pencemaran Tanah

3. Pencemaran Hutan

EKOLOGI DAN LINGKUNGAN HIDUP


Berdasarkan UUPLH, lingkungan hidup dinyatakan sebagai suatu kesatuan ruang
dengan semua benda. Daya. Keadaan. Dan mahluk hidup termasuk didalamnya manusia

1-1
dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta mahluk hidup lainnya.
Pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan hidup di Indonesia telah ditetapkan
dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UULH), kemudian disempurnakan menjadi Undang-
undang No. 23 Tahun 1997 (UUPLH).

Pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan hidup di Indonesia pada dasarnya bertujuan


untuk:
1. Mencapai keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup.
2. Mewujudkan manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup.
3. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan.
5. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan

Dalam upaya melestarikan lingkungan, umumnya timbul berbagai persoalan yang


disebabkan oleh:
1. Pendapat bahwa bertambahnya pencemaran terhadap lingkungan hanyalah sedikit
demi sedikit sehingga tambahan berikutnya tak berarti
2. Adanya pihak-pihak yang memang menentang dibuatnya kebijakan terhadap
lingkungan karena merasa bahwa kebijakan tersebut justru dapat membatasi
berbagai aktifitas mereka.
3. Adanya pihak-pihak yang selalu berpegangan pada hal-hal yang tradisional dan
menentang adanya perubahan-perubahan.
4. Adanya pihak-pihak yang menolak penggunaan insentif ekonomis untuk maksud-
maksud perlindungan lingkungan dan menganggap hal tersebut tidak benar.

Untuk itu kelestarian lingkungan hidup diusahakan agar:


1. Tidak merusak tata lingkungan hidup manusia
2. Dilaksanakan dengan kebijakan yang menyeluruh, dan
3. Dengan memperhitungkan ketersediaannya untuk generasi-generasi yang akan
datang

2
Pengelolaan lingkungan mencakup empat jenis perencanaan (Soemarwoto, 1997)
1. Perencanaan pengelolaan lingkungan yang bersifat rutin
2. Perencanaan dini pengelolaan lingkungan wilayah yang menjadi dasar dan tuntunan
bagi perencanaan pembangunan
3. Perencanaan pengelolaan lingkungan yang akan terjadi sebagai akibat dari suatu
kegiatan pembangunan yang sedang direncanakan
4. Perencanaan pengelolaan lingkungan untuk memperbaiki lingkungan yang
mengalami kerusakan, baik karena sebab alamiah maupun karena tindakan
manusia.

PENDEKATAN PERANCANGAN EKOARSITEKTUR


Strategi:
• Kontrol Penggunaan Air dengan Meter dan Sub meter
• Optimasi water use reduction dengan kontrol pada fixtures; wastafel, kitchen tap, shower
dan flushing WC dan Urinoir
• Water recycling thd grey water ( floor drain, water tap) untuk landscape dan flushing
• Rainwater Harvesting
• Membuat instalasi irigasi untuk landscape dengan menggunakan used water, tidak
menggunakan sumber air primer

3
KATEGORI BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN
O small spaces, (efisiensi ruang, menggabungkan lebih dari satu fungsi, dalam satu
ruangan.
O penghematan air, (efisiensi penggunaan air)
O penggunaan material lokal , (memperpendek jarak tempuh kendaraan )
O meminimalisasi penggunaan kayu baru, (konservasi hutan)
O penggunaan energi matahari, (memaksimalkan cahaya matahari untuk
penerangan rumah, di siang hari.)
O menggunakan sumber-sumber energi yang bisa diperbarui, (mengurangi
penggunaaan lampu)
O ketahanan sebuah bangunan (bangunan yang tahan lama tidak membutuhkan
banyak perbaikan atau renovasi besar-besaran.)

4
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE 6 & 7

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
Di kutip dari buku James Steele, Sustainable Architectur
• Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan
generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
• Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan
ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait. ”
• Arsitektur Yang Memberikan Dampak Yang Baik Bagi Lingkungan Sekitar
• Konsep Mempertahankan Sumber Daya Alam Agar Bertahan Lebih Lama

PRINSIP SUSTAINABLE DEVELOPMENT


• Mengurangi emisi gas rumah kaca (greenhouses effect)
• Kualitas aspek fungsional
• Kualitas aspek ligkungan
• Kualitas aspek kesehatan
• Kualitas aspek kenyamanan
• Kualitas aspek estetika dan nilai tambah

1. Environmental Sustainability:
a. Ecosystem integrity
b. Carrying capacity
c. Biodiversity
Pembangunan yang mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama
karena memungkinkan terjadinya keterpaduan antar ekosistem, yang dikaitkan dengan
umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis

1-1
2. Social Sustainability:
a. Cultural identity
b. Empowerment
c. Accessibility
d. Stability
e. Equity
Pembangunan yang minimal mampu mempertahankan karakter dari keadaan sosial
setempat. Namun, akan lebih baik lagi apabila pembangunan tersebut justru meningkatkan
kualitas sosial yang telah ada.
3. Economical Sustainability:
a. Growth
b. Development
c. Productivity
d. Trickle-down
Pembangunan yang relative rendah biaya inisiasi dan operasinya. Selain itu, dari
segi ekonmomi bisa mendatangkan profit juga, selain menghadirkan benefit seperti yang
telah disebutkan pada aspek-aspek yang telah disebutkan sebelumnya.

KONSEP SUSTAINABEL DEVELOPMENT


• Efisiensi penggunaan energi,
• Efisiensi penggunaan lahan,
• Efisisensi penggunaan material,

2
• Penggunaan teknologi dan material baru, dan
• Manajemen limbah.

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BERKELANJUTAN


1. Efesiensi Penggunaan Energi
• Memanfaatkan sinar matahari
• Memanfaatkan penghawaan alami
• Memanfaatkan air hujan
• Konsep efisiensi penggunaan energi seperti cahaya
2. Efisiensi Penggunaan Lahan
• Menggunakan lahan dengan efisiensi
• Potensi hijau tumbuhan dalam lahan
• Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan
• Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman
• Dalam perencanaan desain, pertimbangan berbagai hal
3. Efisiensi Penggunaan Material
• Memanfaatkan material sisa untuk digunakan dalam pembaharuan
• Memanfaatkan material bekas bangunan atau komponen lama yang masih bisa
digunakan
• Menggunakan material yang masih berlimpah
• Penggunaan teknologi dan material terbarukan
• Memanfaatkan potensi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air
• Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru
4. Manajemen Limbah
• Membuat sistem dekomposisi limbah organik
• Membuat sistem pengolahan limbah domestik
• Penyumbang kerusakan lingkungan alam terbesar adalah sektor kontruksi yang
secara gelobal mengonsumsi 50% SDA, 40% energi dan 16% air. Selain itu,
kontruksi juga menyumbangkan emisi CO2 terbanyak yaitu 45% (Akmal, 2007)
5. Kontribusi Bidang Kontruksi Terhadap Kerusakan Alam
• Pengambilan material
• Proses pengolahan material
• Distribusi material jadi dari sumbernya kelokasi pembangunan

3
• Proses kontruksi
• Pengambilan lahan untuk bangunan
• Konsumsi energi sejak saat dimulai bangunan dipakai
6. Kontruksi Bekelanjutan ( penggunaan teknologi dan material baru)
• Menurut UNEP (United Nations Environtment Programme), cara industri kontruksi
untuk berkembang mencapai kualitas pembangunan berkelanjutan adalah dengan
memperhitungkan pelestarian lingkungan, sosial ekonomi, dan isu budaya. Secara
spesifik hal in melibatkan isu seperti desain, manajemen bangunan, material,
kualitas oprasional bangunan, konsumsi energi dan SDA.
• Memanfaatkan potensi energi terbarukan ex angin, cahaya matahari dan air untuk
energi listrik
• Memanfaatkan material baru cepat diproduksi, murah dan terbuka terhadap inovasi
misal bambu
7. Konstruksi Berkelanjutan Dalam Konteks Arsitektur
• Menggunakan bahan dan keterampilan lokal
• Menghargai pepohonan sama dengan menghargai kehidupan
• Adaptif terhadap iklim secara aktif dan kreatif
• Menggunakan bahan bekas dan komponen lama
• Menggunakan bahan daur ulang bekas limbah
• Menggunakan bahan secermat mungkin anpa sisa, tanpa limbah
• Menggunakan desain padat karya agar dapat membuka lapangan pekerjaan dan
mengurangi penggunaan bahan-bahan industri massal
• Mendesain satu ruang dengan banyak fungsi (multifungsi)
• Desain open plan atau terbuka tanpa sekat
• Membaca potensi masa depan; bambu penjadi pengganti kayu.

Tindakan-tindakan untuk mendukung kontruksi berkelanjutan:


• Darimana dan bagaimana produsen mengambil bahan dasar material
• Transportasi bahan dasar material
• Limbah produksi
• Dapatkan sumber daya yang diambil diperbaharui
• Perlakukan terhadap pekerja setempat
• Transportasi dari sumber ke lahan kontruksi

4
• Mengoptimalkan pengguaan material termasuk sisanya
• Re-Use dan Re-Cycle
• Gunakan lahan sesedikit mungkin, secukup mungkin

Ada 6 prinsip dalam konstruksi berkelanjutan, yaitu:


1. Meminimalkan konsumsi sumber daya
2. Memaksimalkan pemanfaatn kembali
3. Menggunakan sumberdaya yang terbarukan
4. Melestarikan lingkungan
5. Menciptakan lingkungan yang sehat
6. Menjadikan kualitas sebagai tujuan dalam membangun.

PENERAPAN SUSTAINABLE DESIGN

PROSES KEBERLANJUTAN ARSITEKTUR PADA MASA BANGUNAN

5
MATERIAL ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
Material yang digunakan
• menggunakan material bangunan dengan sumber yang bisa diperbarui pada setiap
kurun waktu tertentu
• Mengunakan produk kayu yang diperoleh dari hutan yang memang dikelola
kelestariannya, yang memiliki konsep penanaman kembali setelah pakai
(penghijauan kembali).
• usahakan menggunakan material bangunan dengan bahan baku yang dapat cepat
terbarukan, yang dapat diregenerasikan dalam waktu 10 tahun atau kurang
(contohnya bambu).
• pilih cat, pelapis, plastik, karet, dan segel yang bebas dari parafin.
• pilih tekstil, cat, tinta cetak, dan kertas yang bebas dari pewarna benzidine.

Material yang dihindari


• Hindari penggunaan yang mengandung asbes, timbal, dan PCB di semua produk
dan rakitannya.
• Jangan gunakan chlorofluorocarbons (CFCs) dan hydro-chlorofluorocarbons
(HCFC) sebagai refrigeran dalam sistem HVAC

Penggunaan Barang Sisa


• menggunakan produk dan peralatan rekondisi, misalnya seperti furnitur yang masih
layak secara ekonomi dan hemat sumber daya.
• evaluasi terhadap barang-barang, mana yang bisa digolongkan kedalam konstruksi
baru atau renovasi (seperti bingkai jendela atau kusen logam/besi dll).
• Pastikan bahwa berbagai barang tersebut masih memenuhi persyaratan keamanan
bagi pemakaiannya.
• mengembangkan fasilitas baru, cobalah untuk membersihkan dan membangun
kembali wilayah terbengkalai atau lahan buangan yang masih memungkinkan
untuk di remajakan kembali.
• Gunakan desain perencanaan yang sesuai dengan lingkungan sekitarnya, yang
secara regional mempertimbangkan sumber daya lokal dan kondisi iklim.

6
• Bila menggunakan fasilitas, produk dan peralatan yang telah ada, carilah cara untuk
mengurangi sumber pencemaran dan kerusakan lingkungan. Lalu jangan lupa untuk
meningkatkan efisiensi energi dan air.

Material Daur Ulang (Recycle)


• Beton daur ulang
• Plastik
• Energi angin menjadi energi listrik
• Elemen kaca yg dapat merduksi efek panas yang di pantulkan dengan
mengkonversi energi listrik atau berupa shading
• Pembuatan cetakan (framwork) dengan menggunakan plastik pengganti material
kayu

Pemilihan Bahan material

7
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE 9 & 10

ARSITEKTUR TROPIS
Pengertian
• Suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis. Letak geografis
Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua
iklim, yakni kemarau dan penghujan
• Gaya Arsitektur yang memberikan solusi dan adaptasi desain bangunan terhadap
pengaruh iklim tropis.
• Apakah rancangan tersebut dapat menyelesaikan masalah pada iklim tropis seperti
hujan deras, terik matahari, suhu udara tinggi, kelembapan tinggi dan kecepatan
angin rendah, sehingga manusia yang semula tidak nyaman berada dialam terbuka,
menjadi nyaman ketika berada didalam bangunan tropis.
Ciri desain Arsitektur Tropis
• Mempunyai atap yang tinggi dengan kemiringan diatas 30 derajat. Ruang di bawah
atap berguna untuk meredam panas.
• Mempunyai teritisan/overstek atap yang cukup lebar untuk mengurangi efek
tampias dari hujan yang disertai angin. Selain itu, juga untuk menahan sinar
matahari langsung yang masuk ke dalam bangunan.
• Mempunyai lubang untuk ventilasi udara secara silang, sehingga suhu di dalam
ruangan bisa tetap nyaman.
• Pada daerah tertentu, rumah panggung menjadi ciri utama yang kuat untuk
antisipasi bencana alam dan ancaman binatang buas.
• Desain tropis umumnya menggunakan material alam yang sumbernya bisa didapat
di sekitarnya.

Iklim Tropis Lembab Sendiri Dicirikan Oleh Beberapa Factor Iklim Sebagai Berikut
:
• Curah hujan tinggi sekitar 2000-3000 mm/tahun
• Radiasi matahari relatif tinggi sekitar 1500 hingga 2500 kWh/m2/tahun
• Suhu udara relatif tinggi untuk kota dan kawasan pantai atau dataran rendah. Untuk
kota dan kawasan di dataran tinggi rendah, sekitar 18o hingga 28o atau lebih rendah.

1-1
• Kelembaban tinggi (Jakarta antara 60 hingga 95%)
• Kecepatan angina relatif rendah.
Perbedaan antara Arsitektur Tropis dengan Arsitektur Tradisional
Arsitektur tropis merupakan prinsip desain sedangka Arsitektur tradisonal merupakan
kebudayaan arsitektur yang turun-menurun dan ditularkan melalui kebudayaan. Arsitektur
tropis tidak harus tradisional, tetapi biasanya arsitektur tradisional masyarakat sudah sangat
memperhatikan prinsip-prinsip arsitektur tropis dan telihat pada bangunannya.
• Pengaruh kondisi suhu yang tinggi dan kelembaban tinggi, berpengaruh pada
tingkat kenyaman dalam ruangan.
• Ex : tingkat sejuk berupa aliran udara , penggunaan material sebagai representasi
kekayaan alam tropis (kayu, batuan ekspos dan material asli)

Kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah,
yaitu :
1. Kenyaman Thermal
mengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa
panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari
maupun dari permukaan dalam yang panas.
Ex : Perolehan panas dikurangi menggunakan material atau bahan yang mempunyai daya
tahan terhadap panas.
Atap memiliki kapasitas panas yang lebih kecil dari dinding. Tahan panas dari
bagaian atas bangunan dapat diperbesar dengan beberapa cara ( rongga langit-langit,
penggunaan pemantul panas refeklif).

Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk antara lain yaitu :
1. Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat.

2
2. Melindungi dinding dengan alat peneduh. Perolehan panas dapat juga dikurangi
dengan memperkecil penyerapan panas dari permukaan, terutama untuk permukaan
atap.

2. Aliran Udara Melalui Bangunan


Kegunaan dari aliran udara atau ventilasi adalah :
1. Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk pernafasan,
membawa asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi konsentrasi gas-gas dan bakteri
serta menghilangkan bau.
2. Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan thermal, mengeluarkan panas.

Aliran udara terjadi karena adanya gaya thermal yaitu terdapat perbedaan temperature
antara udara di dalam dan diluar ruangan dan perbedaan tinggi antara lubang ventilasi.
(lubang vebtilasi tetap dan lubang ventilasi bukaan dapat diatur)
3. Radiasi Panas
Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam
bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk mencegah hal itu
dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device).
Pancaran panas dari suatu permukaan akan memberikan ketidaknyamanan thermal bagi
penghuni, jika beda temperatur udara melebihi 40C. hal ini sering kali terjadi pada
permukaan bawah dari langit-langit atau permukaan bawah dari atap.

3
4. Penerangan Alami pada Siang Hari
Cahaya alam siang hari terdiri dari :
1. Cahaya matahari langsung
2. Cahaya matahari difus
Cahaya matahari langsung dapat menimbulkan pemanasan dan penyilauan, kecuali
sinar matahari pagi.

Pada bangunan berlantai banyak, cahaya langit yang sampai pada bidang kerja di bagi
menjadi 3 (tiga) komponen :
1. Komponen langit.
2. Komponen refleksi luar
3. Komponen refleksi dalam
Memberikan bagaian terbesar pada tingkat penerangan yang dihasilkan oleh satu
lubang cahaya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat penerangan pada bidang kerja :


1. Luas dan posisi lubang cahaya
2. Lebar teritis
3. Penghalang yang ada dimuka dalam dari ruangan
4. Permukaan di luar bangunan disekitar lubang cahaya.

5. Derajat/Tingkat Penyinaran
Pemanfaatan sinar matahari perlu memperhitungkan 3 faktor yang akan mempengaruhi
derajat/tingkat penyinaran suatu ruang, yaitu:
4
1. Ketinggian lubang cahaya
jarak vertikal yang diperhitungkan dari bidang kerja kearah ambang atas maupun
ambang bawah lubang cahaya
2. Lebar lubang cahaya
merupakan dimensi horizontal dari lubang cahaya tersebut
3. Kedalaman ruang
jarak batas terluar dengan batas datang sinar (misalkan : panajng oversteck dimuka
ruang)

Adaptasi Arsitektur Tropis Menghadapi Iklim Yang Menjadi Ciri-ciri Arsitektur Tropis
Adalah Sebagai Berikut :
• Adanya overstek pada bangunan untuk mencegah tampias dan silau.
• Teras yang beratap mencegah radiasi langsung - Jendela yang tidak terlalu lebar,
dilindungi oleh gorden
• Ventilasi udara untuk penghawaan alami
• Atap Miring >30 derajat (pelana atau limasan) untuk mencegah panas radiasi
matahari - Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat -
Orientasi bukaan jendela ke arah utara/selatan - Melindungi permukaan bangunan
dengan lapisan material wheather shield
• Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat
• Orientasi bukaan jendela ke arah utara/selatan
• Melindungi permukaan bangunan dengan lapisan material wheather shield
• Bangunan umumnya berwarna terang untuk mencegah penyerapan panas
• Material untuk eksterior lebih baik menggunakan material low
• Lebih baik material lokal daripada material impor
• Vegetasi pada bangunan digunakan sebagai unsur peneduh di siang hari

Dampak Lingkungan Penerapan Arsitektur Tropis


Jangka pendek
1. Terciptanya kenyamana hunian
2. Penghematan energi
Jangka panjang

5
1. Terjaganya kelestarian alam karena konsep arsitektur tropis menyatu degan alam,
buka merusak alam
2. Akan semakin berkembangnya konsep arsitektur tropis jika banyak peminatnya

Faktor Pembentuk Arsitektur


• budaya
• sosial
• nilai-nilai masyarakat (religi, kepercayaan)
• ekonomi
• teknologi
• ilmu pengetahuan
• ketersediaan material
• pertimbangan lingkungan
• iklim setempat
• dsb.

Iklim: Rumah Tradisional Jawa di Yogya


Arsitektur rumah tinggal Jawa
ini memberikan gambaran
bagaimana iklim mempengaruhi
desain (bentuk atap, dinding
tipis, jendela/pintu), material
setempat digunakan (kayu,
bambu, tanah liat/genting;
teknologi sederhana
mempengaruhi bentu masa dan
atap bangunan; budaya setempat
(duduk2) dicerminkan melalui serambi muka

Iklim: Iglo - arsitektur bangsa Eskimo

6
Bentuk Iglo - rumah bangsa Eskimo memperlihatkan bagaimana arsitektur memecahkan
iklim setempat (dengan suhu sangat rendah) serta memanfaatkan material setempat plus
teknologi sederhana yang dikenal masyarakat setempat. Dengan rancangan semacam ini,
tanpa bantuan pemanas ruang, suhu udara ruang di dalam dapat mencapai sekitar 20oC
ketika suhu udara di luar berkisar pada –15oC.

Budaya: Pura Besakih, Bali


Pura Besakih, Bali: Arsitektur dibentuk
oleh budaya setempat dan religi
(kepercayaan terhadap Sang Pencipta.
Bangunan tanpa dinding mencerminkan
kondisi iklim setempat (tropis), atap yang
bertumpuk dan menjulang ke atas
merupakan bangunan ibadah yang
dipengaruhi oleh keyakinan terhadap
adanya kekekuasaan yang berada di atas

Teknologi: Pusat Kebudayaan Arab – Paris – Jean Nouvel


Teknologi dimanfaatkan untuk
menyelesaikan permasalahan iklim
(radiasi matahari) pada bangunan ini.
Façade banguan dilengakapi dengan
sensor pengatur masuknya sinar
matahari yang bekerja seperti lensa
kamera. Saat langit cerah, jumlah sinar
matahari yang masuk dikurangi dengan menutupnya ‘kisi-kisi’ baja di belakang dinding
kaca. Dan sebaliknya ketika langit mendung, kisi-kisi baja membuka lebar-lebar. Pola-pola
bukaan yng geometris memerefleksikan kebudayaan Islam (Arab).

7
Teknologi: Hong Kong Bank
Bentuk dan ekspresi bangunan sangat didominasi oleh
bentuk (sistem) struktur bangunan
Bangunan ini menggunakan struktur gantung (suspended
structure). Beberapa lantai disatukan secara struktur,
kemudian beban lantai2 ini disalurkan secara vertikal
melalui core bangunan.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: British Pavilion


Bangunan ini dirancang dengan
pertimbangan iklim setempat - suhu udara
musim panas saat Expo dilangsungkan
dapat mencapai 45oC - serta
meminimalkan penggunaan energi yang
mengemisi CO2.

8
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE 11

PENERAPAN
Rumah Hemat Energi

Research Centre on Zero Emission Buildings


Norwegia

• Memiliki atap seluas 150 meter persegi yang ditutupi panel surya untuk
menghasilkan listrik.
• Atap ini dimiringkan tepat pada 19 derajat menghadap ke arah tenggara
• Menggabungkan panel surya termal untuk memanaskan air dan pengumpul air
hujan untuk kebutuhan toilet dan kebun.
• Jendela dirancang untuk menangkap sinar matahari sebanyak mungkin untuk
membantu menjaga rumah tetap hangat

Rumah Sehat

• Memperhatikan berbagai komponen penting seperti pencahayaan, tata ruang,


konsep pintu, jendela, dan ventilasi, sumber air, konsep sanitasi (sampah, limbah
rumah tangga, kamar mandi, WC) dll
• ventilasi mengatur tata pencahayaan dan mengatur keluar masuknya udara
• Arah datangnya cahaya matahari harus diperhatikan untuk mengatur panas dan
cahaya yang masuk kedalam rumah.

1-1
• Ventilasi disesuaikan dengan ukuran ruangan yang ada
Pengaturan ruang juga menjadi hal pokok dalam pembuatan rumah sehat.
• Letak ruang tamu, kamar tidur, dapur, dan kamar mandi harus diperhatikan.
• Memperhatikan kondisi geografis
• ketersediaan air bersih, sanitasi, shaft (sampah) harus diperhatikan (ex jarak wc dan
septiktank dari sumber air bersih minimal 10 M

Rencana Taman Ismail Marzuki


Jakarta Pusat

• Penggunaan lingkungan hijau pada site bangunan dan taman pada atap (green roof)
mengurangi global warming
• Taman hijau kota (RTH, ruang terbuka hijau)
• Pembuatan tha “Artificial Sungai” dibuat sepanjang ssi barat laut situ untuk
membatu mengunpulkan air hujan untuk didaur ulang dan mengganti pagar batas
ramah antara taman sekitar

Vertical Garden
• Dinding hijau (bentuk kontemporer dari berkebun). (di india kebun pallet).
• Dikembangkan di balkon apartemen atau di tempat lahan terbatas.
• Digunakan untuk memblokir pemandangan yang tidak menyenangkan atau
penetrasi sinar matahari di apartemen
• Material tas, kantog, botol, air, wadah plastik, kain dsbg

2
Macam-Macam Taman Vertical Garden
• Tanaman menjalar dan berbunga terompet
• Sayuran : buncis, kacang, himalaya ivy, mentimun, melon kecil, anggur dll
• Petersely, ketumbar, mint dst
Roof Garden
Konsep memanfaatkan atap dag sebagai taman atau ruang hijau.

Prinsip Komponen Green Roof


1. Pemasangan selaput anti air (waterproof membrane) atau memberan tahan air.
Aspal hingga terpal
2. Tambahkan penopang akar. Jika aspal perlu di beri pelapis tambahan agar tanaman
mendapatkan nutrisi. beton selain menggunakan cellular glass yang berfungsi
sebagai penyekat.
3. Layer drainase Layer atau lapisan drainase ( untuk mengatasi genangan air pada
atap ) campuran kerikil dengan batu apung dengan ketebalan lapisan disesuaikan
dengan luasan area. Semakin dekat dengan saluran pembuangan air, maka semakin
tebal lapisan drainase yang perlu dibuat.

3
4. Pemasangan filter. Filter yang baik filter yang memiliki sistem penyaring yang
sangat tipis namun kuat dan berdaya serap tinggi, sehingga selagi mengalirkan air
dari green roof ke saluran pembuangan, Bahan yang dapat digunakan diantaranya
polyester ataupun polypropylene.
5. Media tanam. Menggunakan komponen anorganik tanah liat atau pasir yang
ditambahkan dengan humus atau lapisan tanah yang paling atas karena
mengandung nutrisi yang baik untuk tumbuhan agar dapat tumbuh subur.
(mengurangi rumput liar)
6. Install drip irrigation Drip irrigation. Untuk mengalirkan (menyiapkan) air secara
merata pada seluruh tanaman khususnya pada bagian akar. Drip irrigation juga
dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan pupuk pada saat tanaman baru selesai
ditanam.
7. Pemilihan tanaman

EcoARK
Arthur Huang Taiwan, Korea
• Bangunan terbuat dari botol plastik PET (polyEthyylene Terephthalate)
• Struktur fasade bangunan menggunakan botol plastik
• Menggunakan kurang lebih 1,5 juta botol
• Menggunakan “screen of falling water (berfungsi untuk menampung air hujan dan
digunakan ualng sebagai penyejuk udara.
• Bangunan teringan di dunia
• Dapat dipindahkan (moveable), breathable environmental miracle.
• Cukup kuat menahan dan mengatasi gempa dan angin topan yang sering terjadi di
korea
• Terdiri dari 2 ruangan utama
• Amphitheater dan exhibition
• Tujuan bangunan “reduce, reuse, recycle
• Konsep
• Low carbon
• Didesain ualng berbentuk segi delapan yang menyerupai sarang lebah (polli-brick)
• Dipasang dengan sistem lnock back (bisa bongkar pasang)
• Bangunan semi perman

4
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE 12

BANGUNAN RAMAH GEMPA


IDENTIFIKASI GEMPA DI INDONESIA
Ada dua besaran yang biasa digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi,
yaitu : Skala Richter dan Skala dari Marcalli yang telah dimodifikasi (MMI, Modified
Mercalli Intensity). Skala Richter atau Richter Magnitude yaitu suatu ukuran dari besarnya
energy yang dilepaskan oleh sumber/pusat gempa (hypocentre). Sedangkan MMI adalah
besar kecilnya getaran permukaan di tempat bangunan berada. Skala MMI tersebut dibuat
berdasarkan pengamatan manusia terhadap derajat kerusakan yang ditimbulkan oleh
gempa terhadap bangunan, yang terdiri dari 12 skala Intensitas yaitu skala :
I. Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.
II. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung
bergoyang.
III. Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV. Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, diluar oleh beberapa
orang
terbangun, gerabah pecah, jendela/pintu gemerincing dan dinding berbunyi.
V. Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah
pecah, jendela rusak, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan lain-lain barang
besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI. Getaran dirasakan oleh semua penduduk kebanyakan semua terkejut dan lari
keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan
ringan.
VII. Tiap-tiap orang keluar rumah, kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan
bangunan dan kontruksi yang baik, sedangkan pada bangunan dengan kontruksi
kurang baik terjadi retakretak kemudian cerobong asap pecah, terasa oleh orang
yang naik kendaraan.
VIII. Kerusakan ringan pada bangunan dengan kontruksi yang kuat, retak-retak pada
bangunan yang kuat, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap dari
pabrik-pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.

1-1
IX. Kerusakan pada bangunan yang kuat rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus
banyak retak-retak pada bangunan yang kuat, rumah tampak agak berpindah dari
fondasinya, pipapipa dalam rumah putus.
X. Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka-rangka rumah lepas dari fondasinya,
tanah terbelah, rel melengkung, tanah longsor ditiap-tiap sungai dan ditanah-tanah
yang curam.
XI. Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi
lembah, pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel
melengkung sekali.
XII. Hancur sama sekali, gelombang tampak pada permukaan tanah, pemandangan
menjadi gelap, benda-benda terlempar ke udara.

PRINSIP UTAMA BANGUNAN TAHAN GEMPA


Filosofi Bangunan Tahan Gempa
Pengertian rumah tahan gempa bukan berarti suatu bangunan rumah yang tak akan
rusak/roboh jika terlanda gempa. Gempa adalah kekuatan alam yang kekuatannya tak dapat
diduga sehingga tidak rasional untuk membangun rumah yang benar-benar tahan terhadap
gempa berapapun intensitasnya. Suatu batasan-batasan teknis diperlukan dengan tetap
mengedepankan aspek keamanan, namun secara ekonomi masih rasional. Batasan-batasan
tersebut selanjutnya diadopsi dalam persyaratan teknis bangunan tahan gempa. Secara
umum filosofi bangunan tahan gempa adalah sebagai berikut :
1. Bila terjadi Gempa Ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik pada
komponen non-struktural (dinding retak, genting dan langit-langit jatuh, kaca

2
pecah, dsb) maupun pada komponen strukturalnya (kolom dan balok retak, pondasi
amblas, dsb).
2. Bila terjadi Gempa Sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada elemen
nonstrukturnya akan tetapi elemen strukturnya (misalnya: fondasi, dinding beton
struktur, kolom struktur, balok struktur) tidak boleh rusak.
3. Bila terjadi Gempa Besar, bangunan boleh mengalami kerusakan baik pada elemen
nonstrukturnya maupun elemen strukturnya, tetapi tidak sampai roboh, sehingga
penghuni bangunan masih mempunyai waktu untuk keluar menyelamatkan diri.

Konsep Dasar
Konsep bangunan tahan gempa pada dasarnya adalah upaya untuk membuat
seluruh elemen rumah menjadi satu kesatuan yang utuh, yang tidak lepas/runtuh akibat
gempa sehingga beban dapat ditanggung dan disalurkan secara bersama-sama dan
proposional. Penerapan konsep tahan gempa antara lain dengan cara membuat sambungan
yang cukup kuat diantara berbagai elemen tersebut serta pemilihan material dan
pelaksanaan yang tepat. Penggunan bahan yang baik dan mempunyai mutu sesuai yang
disyaratkan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam membuat rumah tahan
gempa. Untuk mendapatkan mutu bangunan yang baik, pengerjaan rumah tahan gempa,
harus mengikuti prosedur-prosedur yang baik dan benar.

Tinjauan Arsitektur
Bentuk bangunan yang baik adalah berbentuk simetris (bujursangkar, segi empat) dan
mempunyai perbandingan sisi yang baik yaitu panjang < 3 kali lebar, ini dimaksudkan
untuk mengurangi gaya puntir yang terjadi pada saat terjadi gempa. Untuk bangunan yang
panjang dapat dilakukan pemisahan ruangan (dilatasi) sehingga dapat mengurangi efek
gempa. Juga harus diperhatikan bukaan akibat jendela dan pintu tidak boleh terlalu besar.
Apabila bukaan itu besar akan terjadi pelemahan pada jendela dan pintu tersebut

3
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE 13 & 14

PERANCANGAN RAMBU-RAMBU DI DALAM BANGUNAN GEDUNG


Ruang lingkup
Pedoman ini digunakan sebagai petunjuk dalam perancangan rambu-rambu di dalam bangunan
gedung umum, supaya memudahkan pejalan kaki berjalan menuju area ruang, ruang atau tempat
tertentu, serta mendapatkan pesan tentang peraturan, peringatan dan informasi yang diperlukan.
Pedoman ini meliputi tata cara:
a. Peletakan,
b. Penentuan dimensi,
c. Penggunaan huruf,
d. Penggunaan simbol,
e. Penggunaan warna.

Acuan normatif
SNI 03-6574-2001, Tata cara perancangan pencahayaan darurat, tanda arah dan sistem peringatan
bahaya pada bangunan gedung. Design and Construction Standards 10421-2001, Architectural signage.
Interior Graphic and Design Standards ISBN 0 85139 315 2-1986, Interior signage. ADA and ANSI
Guidelines-1998, Interior architectural signage. Time-Saver Standard For Interior design and Space
Planning-1992, Signage system design criteria.

Istilah dan definisi


1. Area bangunan
Bagian dari bangunan yang terdiri dari ruang-ruang yang mengelompok secara horisontal maupun
vertikal yang disatukan secara fungsional membentuk satu identitas.
2. Bangunan
Setiap struktur yang digunakan atau dimaksudkan untuk menunjang atau mewadahi suatu
penggunaan atau kegiatan manusia.
3. Bangunan gedung umum
Semua bangunan, tapak bangunan dan lingkungan luar bangunannya, baik yang dimiliki oleh
pemerintah dan swasta, maupun perorangan, yang berfungsi selain sebagai rumah tinggal pribadi, yang
didirikan, dikunjungi dan mungkin di gunakan oleh masyarakat umum.
4. Jalur pemandu
Jalur yang digunakan bagi pejalan kaki, termasuk untuk penyandang cacat, yang memberikan
panduan arah dan tempat tertentu.

1-1
5. Rambu
Tanda yang bersifat verbal (dapat didengar) bersifat visual (dapat dilihat) atau tanda
yang dapat dirasakan/diraba
6. Rambu arah
Rambu yang berfungsi sebagai penunjuk arah bagi penghuni untuk memudahkan
melakukan perjalanan menuju area bangunan, ruang dan tempat tertentu dalam bangunan.
7. Rambu mekanikal elektrikal
Rambu yang berfungsi untuk memudahkan penghuni mendapatkan letak dan cara
mengoperasikan peralatan mekanikal elektrikal bangunan
8. Rambu pengenal
Petunjuk suatu identitas area bangunan, ruang, tempat tertentu dalam bangunan
9. Rambu peraturan
Tanda untuk memberikan pesan bagi penghuni tentang aktifitas yang dilarang atau
diwajibkan di dalam bangunan.
10. Rambu peringatan
Tanda untuk memberikan pesan bagi penghuni tentang kemungkinan adanya resiko
yang akan membahayakan keselamatan penghuni di dalam bangunan
11. Rambu petunjuk
Rambu yang memuat informasi tentang tata letak ruang, fungsi ruang, data penghuni,
serta fasilitas yang ada di dalam bangunan
12. Ruang
Bagian dari suatu bangunan yang dapat ditentukan batasnya, seperti kamar, toilet,
tempat pertemuan, jalan masuk, gudang dan lobby
13. Rute aksesibel
Jalur lintasan aksesibel yang mengabungkan suatu elemen/ruang, dengan elemen ruang
lainnya dari suatu bangunan. Rute aksesibel interior termasuk koridor, lantai, ramp, dan lift

Ketentuan Umum
Manfaat
Sebelum menentukan rambu-rambu yang akan digunakan dalam bangunan, perancang Harus peka
dalam menentukan bagaimana rambu digunakan secara efektif. Rambu-rambu yang akan digunakan
harus menjadikan satu kesatuan arsitektur bangunan dengan mempertimbangkan pemilihan material,
warna, penempatan dan jenis kegunaan sementara atau permanen.

2
Pemilihan material
Pertimbangan dalam menentukan material rambu adalah persyaratan daya tahan atau keawetan.
Komponen yang digunakan lebih dari satu jenis material harus diperhatikan cara penggabungannya.
Material harus mempunyai persyaratan:
a) Daya tahan dari kerusakan yang disebabkan manusia atau binatang.
b) Bahan yang digunakan harus mempunyai ketahanan terhadap temperatur ruangan dan tahan
lama sampai waktu yang ditentukan.
c) Warna dari material tidak luntur atau berubah,
d) Tahan terhadap goresan yang menyebabkan huruf atau simbol menjadi buram,
e) Bahan yang biasa digunakan mempunyai ketebalan minimal 0.08 cm,
f) Bahan yang dapat digunakan seperti: mika, aluminium, kayu, besi, kuningan, magnesium,
braso, perunggu, stainless steel dan bahan lain yang sejenis.

Penyesuaian dari perubahan dan tambahan


Rambu-rambu dalam bangunan harus memperhatikan perubahan tata ruang dan fungsi ruang dalam
bangunan. Pertimbangan utama dalam mengatasi perubahan adalah dengan pemilihan material dan cara
pemasangan.

Mudah dibaca dan informatif


Kemudahan dalam membaca rambu ditentukan oleh pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, spasi,
posisi huruf, warna huruf dan latar belakang. Tulisan dalam rambu harus menggunakan bahasa yang
umum dan informatif. Pesan yang disampaikan harus ringkas dan jelas sehingga mudah diterima oleh
pembaca.

Etika
Penggunaan rambu-rambu di dalam bangunan harus memperhatikan kesopanan atau etika dalam
menyampaikan pesan baik dari bentuk, simbol atau arti bahasa.

Estetika
Dalam penggunaan rambu harus mempertimbangkan teknik tampilan tulisan dan warna simbol
yang menarik dan benar dengan mengacu pedoman grafis yang ada. Faktor pencahayaan untuk rambu-
rambu dalam bangunan sangat penting, pencahayaan dapat menggunakan pencahayaan alami atau
buatan dengan mempertimbangkan lama penyinaran dan arah cahaya. Permukaan rambu tidak boleh
dilapisi dengan material yang menyilaukan atau memantulkan cahaya, karena dapat mengurangi
kejelasan pesan yang disampaikan.

Pemeliharaan

3
Pemeliharaan atau perawatan harus dilakukan secara berkala sehingga pesan dari rambu tersebut
masih tersampaikan dengan baik untuk jangka waktu yang ditentukan.

Tata cara peletakan


Di tempel di dinding
a. Rambu petunjuk yang di tempel di dinding diletakan dengan jarak batas bawah
minimum 90 cm dan batas atas maksimum 180 cm, jarak diukur dari atas permukaan
lantai,
b. Ketebalan rambu petunjuk yang di tempel di dinding maksimal 10 cm atau dapat lebih
selama tidak menghalangi atau merintangi pejalan yang melewatinya,
c. Rambu petunjuk arah, pengenal, larangan, informasi dan peringatan yang mempunyai
diameter antara 15 x 15 sampai 30 cm x 30 cm di tempel di dinding dengan jarak 150
cm terhitung dari muka lantai ke as rambu,

Gambar Peletakan rambu yang di tempel di dinding


Sumber: 1. ADA/ ANSI Guidelines, Requirements for directional and informational sign,
1999
2. Accessibility for Disable – A Design Manual for a Barrier Free Environment, United
Nation
Enable

4
Peletakan rambu di dinding koridor dekat pintu

Digantung
a. Rambu yang peletakannya digantung harus mempunyai ketinggian 200 cm
terhitung dari muka lantai sampai batas bawah rambu.
b. Tanda yang digantung dengan jarak baca maksimal 500 cm, menggunakan tinggi
huruf 5 cm. Setiap penambahan jarak pandang 100 cm harus diikuti dengan
penambahan tinggi huruf 1 cm.

5
Di tiang
Rambu diletakan di tiang dapat dibuat dengan lebar 30 cm atau lebih, asal tidak menghalangi
pejalan kaki, dengan ketinggian 90 cm sampai 180 cm di atas muka lantai.

Di Pintu
Rambu yang diletakkan di daun pintu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Pintu harus berjenis swing atau pintu dorong,
b. Apabila jenis pintu geser dinding harus transparan/ kaca,
c. Pintu harus dilengkapi peralatan yang dapat menutup sendiri saat dibuka.
Apabila pintu tidak memenuhi persyaratan diatas, maka rambu harus diletakkan di dinding samping
pintu atau pada sisi pegangan pintu. Apabila dilengkapi dengan huruf braille, tinggi huruf dan braille
harus di antara 120 cm sampai dengan 150 cm dari muka lantai.

Di lantai
Jalur pemandu untuk penyandang cacat menggunakan simbol bertekstur yang diletakkan di
lantai. Simbol tekstur garis-garis menunjukkan arah perjalanan dan simbol bulat
memberikanperingatan terhadap adanya perubahan situasi di sekitarnya.

6
Di rute aksesibel
Rambu arah di rute aksesibel menuju keluar diletakkan pada tempat yang dapat mudah terbaca
(menggantung atau ditempel di dinding). Pintu atau jalur yang bukan menuju keluar diberi rambu “
bukan untuk keluar”.

7
MATERI PERTEMUAN KULIAH KE 15

ZERO ENERGY BUILDING


Definisi
Zero energy building adalah sebutan yang ditujukan pada bangunan yang mampu
memproduksi sendiri energi bebas emisi untuk keperluan bangunan itu, termasuk mampu
memangkas kebutuhan energinya sampai titik terendah. Dengan memanfaatkan potensi-
potensi dalam site, ZEB mampu menghasilkan supply energi sendiri yang kemudian
digunakan untuk memenuhi kebutuhan bangunan tersebut.

Konsep Net-Zero Energy Building


O Melakukan efisiensi energi dengan mengurangi kebutuhan energi sehubungan
dengan keperluan operasional. Efisiensi energi dibuat sedemikan rupa sehingga
bisa terjadi keseimbangan antara energi yang dibutuhkan dengan ketersediaan
energi terbarukan.
O Tidak memiliki energi yang merugikan atau berdampak kepada lingkungan yang
berhubungan dengan operasional gedung.

Skema Pengembangan Konsep ZEB

1-1
Zero Energy Building in Practice
• Off-the-grid
Gedung dengan energi nol tanpa melibatkan arus utama dari sumber energi lain di
luar site.Kebanyakan bergantung pada sumber energi luar (ex:propane),yang diolah
di dalam site. Gedung off-grid yang tidak menggunakan bahan bakar fossil
dianggap sebagai bangunan ZEB yang sebenarnya.
• Net off-site zero energy use
Bangunan dapat diartikan sebagai bangunan ZEB 100% apabila energi yang
digunakan berasal dari sumber energi yang diperbaharui,walaupun energi tersebut
dihasilkan di luar site.
• Net zero cost
Pada pembiayaan ZEB, jumlah uang yang dibayarkan pemilik gedung untuk
sumber energyi terbarukan yang disalurkan ke jaringan listrik setidaknya setara
dengan jumlah yang dibayar pemilik untuk pemeliharaan dan pemakaian energy
dalam satu tahun.
• Net zero energy emissions
Di negara selain US dan Canada,ZEB dikenal juga sebagai zero carbon building
atau zero emissions building. Pada jenis ini, emisi karbon yang dihasilkan oleh
penggunaan bahan bakar fosil di dalam maupun di luar site seimbang dengan
jumlah produksi energi terbarukan. Definisi lainnya menyebutkan bahwa tidak
hanya emisi karbon saja yang dihitung,tetapi juga dari segi konstruksi bangunan
dan struktur.
• Net zero source energy use

2
Jumlah konsumsi energi selama setahun setidaknya setara dengan jumlah energi
terbarukan yang digunakan selama satu tahun. Sumber energi yang dimaksud
adalah energi utama yang digunakan untuk kegiatan operasional dan vital pada
tapak
• Net zero site energy use
Jumlah dari energi yang tersedia oleh sumber energi terbarukan dalam site setara
dengan jumlah energi yang digunakan oleh bangunan.Definisi ini berkembang pada
ZEB di Amerika.

ZEB adalah bangunan yang dapat memenuhi kebutuhan energinya dengan biaya
rendah, sumber energi berada dalam site tersebut, tidak berpolusi, dengan sumber yang
dapat diperbaharui. ZEB dapat menghasilkan sumber energi terbarui dengan jumlah yang
cukup pada tapak untuk menyamai atau melebihkan energy yang digunakan dalam setahun.

3
Kelebihan ZEB
• Menjauhkan pemilik bangunan dari kerugian karena kenaikan harga bahan bakar
fossil di kemudian hari
• Menghemat kebutuhan akan energi
• Mengurangi biaya total cost of living per bulan
• Meningkatkan nilai ekonomi bangunan di kemudian hari

Kekurangan ZEB
• Biaya awal pembangunan relatif tinggi
• Arsitek yang mempunyai kemampuan dan pengalaman dalam membangun
bangunan dengan konsep ZEB belum banyak

4
5
DAFTAR PUSTAKA

PENGARUH IKLIM DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR Irfandi Jurusan Teknik


Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Frick,Heinz dan Suskiyanto, Bambang. Dasar-dasar Eko-Arsitektur. 1998. Penerbit
Kanisius: Yogyakarta.
Frick Heinz. 1996. Arsitektur & Lingkungan
Widaningsih, Lilis. Materi_arsling_D-3x.pdf. UPI
http://www.wikipedia.org

1-i
RENCANA PEMBELAJARAN
SEMESTER
PROGRAM STUDI SI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
BENGKULU
Rumpun
MATAKULIAH KODE MATAKULIAH Matakuliah Bobot (sks) Semester Direvisi
ARS-125 T= 2 P= 1
ARSITEKTUR
Pengembang RPS Koordinator RMK Ka PRODI
DAN
LINGKUNGAN
Samsul bahri, S.T, M.T

CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)


PROGRAM STUDI
Mahasiswa dapat memahami konteks hubungan manusia antara bangunan dengan alam. dapat mengenal, memahami dan dapat merencanakan
tapak dengan memperhatikan wawasan konsteks lingkungan.

MATAKULIAH

DESKRIPSI MATA KULIAH


Pada mata kuliah ini, diberikan materi mengenai eko-arsitektur, yaitu pembangunan sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik
dengan lingkungan alamnya. Elemen-elemen eko-arsitektur yang meliputi iklim dan kelembaban, bau dan pencemaran udara, radiasi alam dan buatan,
bentuk dan bahan bangunan, struktur bangunan, warna dan pencahayaan.
.
PUSTAKA

1-i
1. Nasution, Syahmir. (1994); Bangunan Tropis (terjemahan : Tropenbau Building in the Tropics, Georg. Lippsmeier). Jakarta,
Erlangga.
2. Brown, GZ., Matahari, Angin dan Cahaya (Strategi Perancangan Arsitektur) – terjemahan, Intermatra, Bandung, 1994.
3. Adhiwijogo. (1973); Penerangan Alami Siang Hari dari Bangunan. Bandung, LPMB Dept.PUTL Dir.Jen.Ciptakarya.
4. Egan, M.David. (1975); Concepts in Thermal Comfort. New Jersey, Prentice Hall,Inc.
5. Mangunwijaya, Y.B. (1980); Pasal-Pasal Pengantar Fisika Bangunan. Jakarta, PT Gramedia.
6. Frick, H. dan Suskitatno, B., Dasar-dasar Eko-Arsitektur, Kanisius, Yogyakarta, 1998
7. Brown, GZ., Matahari, Angin dan Cahaya (Strategi Perancangan Arsitektur) – terjemahan, Intermatra, Bandung, 1994
8. Budiharjo, Eko, 2003: Kota dan Lingkungan, Pendekatan Baru Masyarakat Berwawasan Ekologi, LP3ES, United Nations
University Press. Tokyo, New York.
9. Budiharjo, Eko, Kota Berwawasan Lingkungan
10. Frick, H. dan Suskitatno, B., Dasar-dasar Eko-Arsitektur, Kanisius, Yogyakarta, 1998
11. Frick, Heinz, 1994: Arsitektur dan Lingkungan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
13. Lippsmeier, George., 1994, Bangunan Tropis, Erlangga, Jakarta,
14. Mangunwijaya, YB., Pengantar Fisika Bangunan, Djambatan, Yogyakarta, 1998.

MEDIA PEMBELAJARAN
Software: MS POWER POINT
Hardware:
TEAM TEACHING
Dwi Oktavallyan S,ST., M.Sc; Risqiyah Safitri J,ST.,M.Eng; Geby Fathona,ST., M.Sc
MATAKULIAH PRASYARAT

ii
Metode/
CP-MK Estimas Pengalaman Kriteria
MINGG Pokok Strategi
(Sesuai tahapan i Belajar Pembelajara Tugas Bobot
U KE- Bahasan Pembelajara
belajar) Waktu Mahasiswa n (Indikator)
n
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Menjelaskan
Kontrak mendiskusikan
mengenai kontrak
perkuliahan lingkup kemampuan
kuliah.
perkuliahan pemahaman
Mahasiswa mampu mengenai mengenai
presentasi,
1 memahami 2x50 pentingnya hubungan
pengantar kuliah interaktif
pentingnya hubungan arsitektur,
arsitektur,
hubungan arsitektur, lingkungan dan
lingkungan
arsitektur, lingkungan dan manusia
dan manusia
lingkungan dan manusia
manusia

mendiskusikan kemampuan
Lingkungan
Mahasiswa mampu dan mengkaji pemahaman dan
alam dan
mengkaji konsep presentasi, mengenai berkomunikasi
2 Lingkungan 2x50
arsitektur dan diskusi konsep verbal mengenai
sekitar/
lingkungan arsitektur dan konsep arsitektur
buatan
lingkungan dan lingkungan

iii
1. Cipta, rasa mengkomunika
dan karsa sikan ide
2. gagasan dari
presentasi,
3 Penyellidikan hasil pokok
kuliah interaktif
kualitas bahasan yang
kenyamanan menjadi materi
3. Iklim dan perkuliahan
Mahasiswa mampu kemampuan
kelembapan
memahami tentang pemahaman dan
4. Bau dan
eko-arsitektur dan berkomunikasi
pencemaran
Mahasiswa mampu 2x2x50 verbal
udara mengkomunika
memahami mengenai konsep
5. Radiasi sikan ide
perencanaan eko- presentasi, - konsep eco-
alam dan gagasan dari
arsitektur praktik arsitektur
4 radiasi buatan hasil pokok
6. Bentuk dan pemahaman
bahasan yang
struktur mandiri
menjadi materi
bangunan perkuliahan
7.
Pencahayaan
dan warna
menganalis
mahasiswa is/menangg
mampu kemampuan api kasus
Presentasi
menjelaskan mahasiswa mengenai
mahasiswa tentang collaborative
dan menjelaskan dan arsitektur
case study Presentasi learning,
5 2x50 menanggapi menanggapi dan 10%/3
arsitektur dan Tugas diskusi, dan
sebuah kasus sebuah kasus lingkungan
lingkungan maupun presentasi
terkait terkait arsitektur dalam
eco-arsitektur
arsitektur dan dan lingkungan bentuk
lingkungan paper (case
study ).

iv
Konsep mahasiswa
arsitektur manpu
berkelanjutan berkomunikasi
serta dampak verbal ide
6 positif dan gagasan dari
negatif hasil pokok
terhadap bahasan yang Kemampuan
Mahasiswa mampu
lingkungan (7 collaborative menjadi materi memahami dan
memahami
maret) learning, perkuliahan mengeksplorasi
pengertian dan 2x2x50
diskusi, ceramah, mahasiswa pengertian dan
konsep arsitektur penerapan
dan presentasi manpu konsep arsitektur
berkelanjutan arsitektur
berkomunikasi berkelanjutan
berkelanjutan
verbal ide
(Konstruksi
7 gagasan dari
berkelanjutan,
hasil pokok
Material
bahasan yang
berkelanjutan,
menjadi materi
dll) (14 maret)
perkuliahan
Mahasiswa
mengerjakan
pemahaman
soal ujian
UJIAN TENGAH SEMESTER materi yang telah
8 Ujian Tertulis 2x50 tertulis saat 35%
(UTS) (21 maret) diajarkan dari
dilaksanakan
minggu 1-7
UTS mata
kuliah ini

v
mahasiswa
manpu
berkomunikasi
kemampuan
Faktor verbal ide
mahasiswa
9 Kualitas (28 gagasan dari 10%/3
dalam
maret) hasil pokok
mengeksplorasi
bahasan yang
Mahasiswa mampu dan
collaborative menjadi materi
memahami mengidentifikasi
learning, perkuliahan
perancangan 2x2x50 faktor penentu
diskusi, ceramah, mahasiswa
terhadap iklim kualitas dan
dan presentasi manpu
tropis kenyamanan
berkomunikasi
dalam
Faktor verbal ide
perancangan
10 kenyamanan gagasan dari
terhadap iklim
(4 april) hasil pokok
tropis
bahasan yang
menjadi materi
perkuliahan
mahasiswa membuat
dibagai dalam suatu
beberapa kemampuan gagasan
kelompok kecil mahasiswa konsep
Presentasi untuk dalam dalam
collaborative
mahasiswa tentang Presentasi mempresentasik mengeksplorasi bentuk
learning,
11 contoh penerapan Tugas (11 2x50 an hasil konsep arsitektur presentasi 10%/3
diskusi, ceramah,
pendekatan dalam april) pembelajaran berkelanjutan power
dan presentasi
sebuah preseden dikelas terkait terhadap point yang
pokok bahasan percangan di akan
yang menjadi iklim tropis dipresentas
materi ikan oleh
perkuliahan mahasiswa

vi
dalam
beberapa
kelompok
kecil

mahasiswa
Kemampuan
Mahasiswa mampu Kondisi tanah, mampu
collaborative memahami dan
mengenal dan fungsi mengeksplorasi
learning, mengeksplorasi
12 memahami bangunan, 2x50 dari hasil pokok
diskusi, ceramah, pengertian dan
bangunan ramah pemilihan bahasan yang
dan presentasi konsep bangunan
gempa material menjadi materi
ramah gempa
perkuliahan
mahasiswa
mampu
collaborative
mengeksplorasi
learning,
13 dari hasil pokok
Penerapan diskusi, ceramah,
bahasan yang Kemampuan
Mahasiswa mampu teknologi dan presentasi
menjadi materi memahami dan
mengenal dan ramah
perkuliahan mengeksplorasi
memahami lingkungan, 2x2x50
mahasiswa pengertian dan
bangunan hemat Kreatif
mampu konsep bangunan
energi limbah, zero collaborative
mengeksplorasi hemat energi
energy learning,
14 dari hasil pokok
diskusi, ceramah,
bahasan yang
dan presentasi
menjadi materi
perkuliahan
15 Presentasi Presentasi collaborative 2x50 mahasiswa kemampuan membuat 10%

vii
mahasiswa dengan Tugas learning, dibagai dalam mahasiswa suatu
pilihan tema : diskusi, ceramah, beberapa dalam gagasan
bangunan ramah dan presentasi kelompok kecil mengeksplorasi konsep
gempa, bangunan untuk konsep bangunan dalam
hemat energi, mempresentasik ramah gempa, bentuk
bangunan ramah an hasil bangunan hemat presentasi
lingkungan pembelajaran energi, bangunan power
dikelas terkait ramah point yang
pokok bahasan lingkungan akan
yang menjadi dipresentas
materi ikan oleh
perkuliahan mahasiswa
dalam
beberapa
kelompok
kecil
Mahasiswa
mengerjakan
pemahaman
soal ujian
materi yang telah
16 UJIAN AKHIR SEMSETER (UAS) Ujian Tertulis 2x50 tertulis saat 45%
diajarkan dari
dilaksanakan
minggu 1-15
UTS mata
kuliah ini

viii

Anda mungkin juga menyukai