1
1. PENGALAMAN sebagai Staff Pengadaan PEKERJAAN JAKON selama 37 tahun 10 BULAN di
Kemen PUPR
2. PENGALAMAN narasumber PENGADAAN JAKON pada kerja sama INDONESIA DENGAN
AUSTRALIA inFRASTRUKTUR
3. PENGALAMAN MENJADI keterangan AHLI DI PENGADILAN NEGERI/TINGGI/
Perdata/TUN/TIPIKOR/KPPU
4. Narasumber di LKPP ttng konstrak kerja konstruksi dan PBJ
5. PENGALAMAN SEBAGAI Tim HUKUM KONTRAK/Tim Peneliti Opini Hukum KOntrak
6. PENGALAMAN MENGAJAR HUKUM Kontrak yang penyelenggara Universitas
Indonesia/Lembaga Pendidikan UI dgn Kemen PUPR
7. PENGALAMAN SEBAGAI narasumber KONTRAK KERJA KONSTRUKSI dan pengadaan PBJ
di KEJAGUNG/DI KEPOLISIAN
8. PENGALAMAN narasumber SENGKETA KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
9. PENGALAMAN narasumber TOT pengadaan PBJ di LINGKuNGAN KEMEN PUPR
10. PENGALAMAN menjadi narasumber penyusunan peraturan Menteri PUPR tentang pengadaan
Jasa KOnstruksi
11. ARBITER LPS
12. AA.Law Advocates & counsellors
www. AA law.id
WA/TELEGRAM/HP 081212180189 (021)75914213
Rukan Fatmawati Emas Blok II/225 Jln Rumah Sakit Fatmawati No 20 Cilandak Barat Cilandak
Jakarta selatan 12430 Indonesia
MEMAHAMI
A SISTEM HUKUM, HIERARKI UU,
AZAS HUKUM universal, HUKUM
PERDATA,
dalam KONTRAK kerja konstruksi
3
SISTEM HUKUM (secara Umum)
COMMON LAW
Inggris, bekas jajahan Inggris seperti Sistem hukum Common Law menggunakan sistem
Malaysia dan Australia. negara hukum “the binding force of precedent” yakni kekuatan
Amerika dan bekas jajahannya seperti mengikat putusan pengadilan yang sudah lampau.
Singapura dan Filipina
SISTEM HUKUM
Penganut SIstem karakteristik
Negara negara Perancis, Jerman, Pada sistem ini, putusan pengadilan berdasarkan pada
Belanda dan bekas jajahan Belanda peraturan perundang undangan yang berlaku,
antara lain Indonesia, Jepang dan contohnya bisa UUD 45, Tap MPR, UU/Perpu, Peraturan
Thailand Pemerintah, Perpres/Kep Pres, MA, Keputusan Menteri
dan lain lain. jadi, keputusan pengadilan bersifat
fleksibel (berubah ubah) tergantung hakim yang
memutuskan berdasarkan fakta/bukti yang ada
CIVIL LAW
COMMON LAW
Hukum Privat : Dimaksudkan sebagai kaidah-kaidah hukum
tentang hak milik (law of property), hukum tentang orang (law of
person), hukum perjanjian (law of contract) dan hukum tentang
perbuatan melawan hukum (law of torts) yang tersebar di dalam
peraturan-peraturan tertulis, putusan-putusan hakim dan hukum
SISTEM HUKUM kebiasaan.
• Adanya penghimpunan dari berbagai ketentuan hukum (kodifikasi) secara sistematis yang pada prakteknya
ketentuan-ketentuan ini akan ditafsirkan lebih lanjut. Dalam civil law peraturan hukum yang telah dikodifikasikan
berlaku sebagai undang-undang dan merupakan pedoman penegakan hukum dalam Negara.
• Kodifikasi merupakan sumber hukum materill yang kemudian dijadikan dasar dalam menyelesaikan permasalahan
melalui hukum formil
• Pengambil keputusan dalam civil law adalah hakim atau mejelis hakim yang memeriksa perkara tersebut. Selain itu
hakim bersifat aktif dalam persidangan dan memutus perkara berdasarkan undang-undang yang berlaku disertai
keyakinan hakim itu sendiri dari fakta-fakta yang terungkap di persidangan.
• Selain keyakinan hakim doktrin juga merupakan factor penting yang menjadi pertimbangan hakim dalam
memutuskan suatu perkara
• Pada civil law Yurisprudensi tidak terlalu dipertimbangkan tetapi dapat dipergunakan sebagai bahan acuan atau
referensi.
• Civil Law menggunakan logika berpikir metode deduktif
M
P
R
UU No. 12 of 2011 U
U
/
p
e
r
p
u
P
P
P
e
r
p
r
PM PUPR
e
s
14/2020
P
e
r
d
a
itikad baik
kebebasan
berkontrak
Asas
kepastian
hukum (PACTA konsensualitas
SUNT
SERVANDA)
Asas Kebebasan Berkontrak
15
• Hukum Administrsi Negara adalah Bagian dari HUKUM PUBLIK dan
diturunkan dari HUKUM TATA NEGARA
• HAN mengatur tindakan, Kegiatan, da keputusan yang dilakukan dan
diambil oleh Lembaga lembaga pemerintah dalam menjalankan roda
Negara sehari hari
HAN DAN KUHPERDATA Dalam KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
PREVIEW
HAN KUHPERDATA
DISKRESI
Menurut Pasal 1 Angka 9 UU 30/2014,
Diskresi adalah keputusan dan/atau tindakan yang ditetapkan
dan/atau dilakukan oleh pejabat pemerintahan untuk mengatasi
persoalan konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan
pemerintahan dalam hal peraturan perundang-undangan yang
memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau tidak jelas,
dan/atau adanya stagnasi pemerintahan.
DISKRESI
Penggunaan diskresi sesuai dengan tujuannya merupakan salah satu hak
yang dimiliki oleh pejabat pemerintahan dalam mengambil keputusan
dan/atau tindakan
DISKRESI (1234)
kriteria bisa tidaknya seorang pejabat pemerintahan menggunakan dikresi sebagai
berikut:
3.Diskresi dalam hal peraturan perundang-undangan tidak lengkap atau tidak jelas,
Mengenai penggunaan diskresi atas alasan peraturan, peraturan perundang-
undangan tidak lengkap atau tidak jelas adalah dengan penjelasan, bahwa yang
dimaksud dengan “peraturan perundang-undangan tidak lengkap atau tidak jelas”
apabila dalam peraturan perundang-undangan masih membutuhkan penjelasan
lebih lanjut, peraturan yang tumpang tindih (tidak harmonis dan tidak sinkron),
dan peraturan yang membutuhkan peraturan pelaksanaan, tetapi belum dibuat.
DISKRESI
kriteria bisa tidaknya seorang pejabat pemerintahan menggunakan dikresi sebagai
berikut:
4.Diskresi dalam adannya stagnasi pemerintahan, Berdasarkan UU Penjelasan UU
No. No 30 Tahun 2014 terhadap kriteria adanya stagnasi pemerintahan yang
terkait dengan kepentingan yang lebih luas, maka yang dimaksudkan dengan
“Kepentingan yang lebih luas” adalah Kepentingan yang menyangkut hajat hidup
orang banyak, penyelamatan kemanusiaan dan keutuhan negara, antara lain:
bencana alam, wabah penyakit, konflik sosial, kerusuhan, pertahanan dan
kesatuan bangsa.
Drs. H. M.Takdir Alim Bahrie,M.Si (Staf Ahli Walikota Bid. Kemasyarakatan & Pengembangan SDM Kota Makassar).
MEMAHAMI KONSEP
OPLOSSING/MELEBUR
YURISPRODENSI (?)
Sumber LKPP
MAZHAB TEORI MELEBUR/OPPLOSING
SUMBER LKPP
MEMAHAMI KONSEP
NON OPLOSSING/TIDAK
MELEBUR
MAZHAB TEORY
MANDIRI/TIDAK
MELEBUR/TIDAK OPPLOSING
(Sistem Hukum Indonesia tidak
menganut murni Yurisprodensi)
31
Hukum PIDANA Dalam KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
PREVIEW
HUKUM PIDANA
CONTOH
PERTANYAAN TETANG POST AUDIT
(BPK)
TANYA
15:13:33 From BHAKTI PERSADA PT : untuk jenis kontrak Lumpsum, seringkali pihak auditor masih mempertanyakan
tentang back up invoice seperti yg diterapkan pada kontrak time based.. sebaiknya bagaimana menyikapi hal tersebut?
JAWAB
SYARAT SYARAT pembayaran telah ditentukan dalam kontrak bahwa untuk kontrak lumsum (tanpa “P”) bahwa back up
Invoce Tidak diperlukan jika auditornya dari BPK maka ada aturan main untuk bagaimana BPK melaksanakan tugas dan
kewenangan jika beliau melampaui kewenangannya (abuse of power)
maka kepadanya akan dikenakan sanksi pribadi sesuai UU no 15 tahun 2004UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA
Pasal 25
(1) Setiap pemeriksa yang dengan sengaja mempergunakan dokumen yang diperoleh dalam pelaksanaan tugas
pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 melampaui batas kewenangannya, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(2) Setiap pemeriksa yang menyalahgunakan kewenangannya sehubungan dengan kedudukan dan/atau tugas
pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dipidana dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 1 (satu)
SUMBER ACARA anton 25 sep 2020 WORKSHOP KERJA SAMA INDONESIA AUSTRALIA PEDULI INFRANSTRUKTUR
tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
CONTOH
TL pelaporan?
Pengaduan?
CONTOH: Pengadilan tipikor
(ahli------) la, diperiksa dan didengar keterangannya sebagai AHLI dibidang Jasa Konskuksi
pada Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), atas perkara dugaan
tindak pidana korupsi Pembangunan Gedung Kantor ######## Tahun 2016 yang dikerjakan
oleh PT. @@@@@@@@ dengan Nilai Kontrak setelah Perubahan (Addendum) sebesar
Rp.29.milyar,- yang mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp.28.milyar
dengan tersangka …………… sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 dan Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang No. 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 200'l tentang Perubahan atas Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1)ke-'l KUHPidana.. ----
Atas pertanyaan penyidik dalam pemeriksaan ini yang diperiksa sesuai dengan keahliannya
sebagai Ahli, memberikan jawaban sebagai berikut:
PERTANYAAN : 1. Apakah saudara sekarang ini dalam keadaan sehatjasmani?- ------------1.
Saya saat ini saya dalam keadaan sehatjasmani.
2. Sekarang ini saudara dimintai keterangan sebagai AHLI dibidang Jasa Konshuksi pada
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), atas perkara dugaan tindak
pidana (SUMBER PENGALAMAN AHLI)
• TINDAK PIDANA KORUPSI (uu nomor 31 tahun 1999)
Pasal 2
(1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara,
dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
• Pasal 3
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur
hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Pasal 18 (1) Selain pidana tambahan sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana, sebagai pidana tambahan adalah :
a. perampasan barang bergerak yang berwujud atau yang tidak berwujud atau barang
tidak bergerak yang digunakan untuk atau yang diperoleh dari tindak pidana 7 korupsi,
termasuk perusahaan milik terpidana di mana tindak pidana korupsi dilakukan, begitu
pula dari barang yang menggantikan barang-barang tersebut;
b. pembayaran uang pengganti yang jumlahnya sebanyak-banyaknya sama dengan harta
benda yang diperoleh dari tindak pidana korupsi;
c. penutupan seluruh atau sebagian perusahaan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun;
d. pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu atau penghapusan seluruh atau
sebagian keuntungan tertentu, yang telah atau dapat diberikan oleh Pemerintah
kepada terpidana.
Ini Tujuh Kelompok Jenis Tindak Pidana Korupsi
• Pertama, perbuatan yang merugikan negara. ...
• Kedua, Suap. ...
• Ketiga, gratifikasi. ...
• Keempat, penggelapan dalam jabatan. ...
• Kelima, pemerasan. ...
• Keenam, perbuatan curang. ...
• Ketujuh, benturan kepentingan dalam pengadaan.
Masalahnya adalah ada Pasal 2 dan 3 UU Tipikor
• Unsur-unsur Pasal 2 adalah
- Setiap orang;
- Secara melawan hukum;
- Memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi;
- (xx dapat xx) merugikan keuangan negara (kata “dapat’ dihapus di putusan
MK 2016)
Penjelasan Pasal 2 (dihapus oleh putusan MK 2006) Yang dimaksud dengan
“secara melawan hukum” (…) yakni meskipun perbuatan tersebut tidak diatur
dalam peraturan, namun bila perbuatan tersebut tercela karena tidak sesuai
dg rasa keadilan atau norma sosial masyarakat, maka perbuatan dapat
dipidana.
Kata “dapat” sebelum frasa “merugikan keuangan atau perekonomian
negara” menunjukkan bahwa (…) adanya tindak pidana korupsi cukup dengan
dipenuhinya unsurunsur (…) bukan dengan timbulnya akibat.
Dosen FH UGM dengan minat riset kontrak pemerintah dan pencegahan penyakit birokrasi
SUMBER: Richo Andi Wibowo (richo.wibowo@ugm.ac.id)
Problem
Standar pembuktian pasal 2 dan 3 BUKAN standar yang tinggi (beyond
reasonable doubt) untuk hukum pidana. Kenapa?
• Karena unsur “secara melawan hukum” sudah dianggap terpenuhi jika
seseorang melanggar hukum apapun, termasuk hukum administrasi &
perdata.
• Karena unsur “memperkaya diri, orang lain, atau korporasi” sudah dianggap
terpenuhi jika ada aliran uang dari negara ke orang lain atau korporasi,
sekalipun aliran uang itu tidak menguntungkan diri sendiri.
(Padahal, apakah mungkin ada orang mau berhadapan dengan resiko hukum
untuk memperkaya orang lain/korporasi, tanpa mendapatkan keuntungan
bersifat pribadi??)
SUMBER: Richo Andi Wibowo (richo.wibowo@ugm.ac.id) Dosen FH UGM dengan minat riset kontrak pemerintah dan pencegahan penyakit birokrasi
Akibatnya
Terdapat aneka kasus yang merupakan kesalahan administrasi bahkan
wanprestasi DAPAT dianggap sebagai kesalahan pidana korupsi
Pembayaran uang muka, pembayaran sebagian termin pekerjaan
kerekanan sudah dapat dianggap sebagai keterpenuhan unsur
memperkaya orang lain/korporasi
Karena pembayaran tsbt menggunakan uang negara, maka itu dianggap
memenuhi unsur selanjutnya, YAITU : “merugikan keuangan negara”
Artinya, bisa dipastikan ybs akan kena sanksi pidana (karena semua
unsur terpenuhi (dengan mudahnya!)
SUMBER: Richo Andi Wibowo (richo.wibowo@ugm.ac.id) Dosen FH UGM dengan minat riset kontrak pemerintah dan pencegahan penyakit birokrasi
Standar pembuktian yg longgar berbahaya, krn…
Menimbulkan ketakutan yg tdk perlu, misal: ASN enggan
terlibat di pengadaan;
Aparat Penegak Hukum (APH) berpotensi untuk abuse of power
Mereka yang menjadi pelaku korupsi itu sendiri, atau
APH menjadi alat untuk menindas dg cara menuduh lawan
politik melakukan korupsi
Runtuhnya kepercayaan terhadap sistem hukum ; chaos
SUMBER: Richo Andi Wibowo (richo.wibowo@ugm.ac.id) Dosen FH UGM dengan minat riset kontrak pemerintah dan pencegahan penyakit birokrasi
MEMAHAMI
D PENYUSUNAN
KONTRAK
KERJA
KONSTRUKSI
44
Peraturan PBJP
Kontrak kerja
Tun 5/86 jo 9/2004 konstruksi UU No. 5 /99
jo 51/2009 Persaingan Usaha
Pasal 3
47
Hakekat Pemilihan
(kompetisi/pertandingan)
administrasi
keuangan
PEMILIHAN
administrasi
Usulan biaya
4 PERATURAN MENTERI PUPR
NOMOR 14 TAHUN 2020
Pasal 1
49
HAKEKAT KONTRAK
pemerintah
*)
1 dok tender/seleksi/ pengadaan langsung
2 Dok kualifikasi
PEMILIHAN *)
Kontrak kerja
RANCANGAN
konstruksi
MELALUI PENYEDIA KONTRAK
Rancangan kontrak konvensional/
Rancangan kontrak pek komplek
3 Dokumen PENGADAAN
(pengadaan langsung)
Dokumen
2 Pengadaan
SPK
Rancangan
Rancangan SPK SSU-spk
SPK
lampiran2
51
Dokumen
IKP
Dokumen pemilihan
LDP
IKP
Dokumen Dokumen kualifikasi
Pengadaan LDK
SURAT PERJANJIAN
Rancangan
Kontrak
SSUK
SSKK
lampiran2
PENGERTIAN Slide A
Menjadi standar
kontrak kerja
konstruksi
Pasal 4 (standar Surat perjanjian ) PM PUPR 14 TAHUN
2020 pekerjaan konstruksi
(1) Kelengkapan dokumen-dokumen berikut merupakan
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Kontrak ini terdiri dari
Kontrak Harga Satuan (HS) Kontrak Lumsum (LS) Kontrak Gabungan LS dan HS
a. adendum Kontrak (apabila ada); a. adendum Kontrak (apabila ada); a. adendum Kontrak (apabila ada);
b. Surat Perjanjian; b. Surat Perjanjian; b. Surat Perjanjian;
c. Daftar Kuantitas dan Harga c. Surat Penawaran; c. Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga
(Daftar Kuantitas dan Harga d. Syarat-Syarat Khusus Kontrak; (Daftar Kuantitas/Keluaran dan
Hasil Negosiasi apabila ada e. Syarat-Syarat Umum Kontrak; Harga Hasil Negosiasi apabila ada
negosiasi); f. gambar-gambar negosiasi);
d. Daftar Kuantitas dan Harga g. spesifikasi teknis; d. Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga
(Daftar Kuantitas dan Harga h. Daftar Keluaran dan Harga hasil (Daftar Kuantitas/Keluaran dan
Terkoreksi apabila ada koreksi negosiasi (Daftar Keluaran dan Harga Terkoreksi apabila ada koreksi
aritmatik); Harga hasil negosiasi apabila ada aritmatik);
e. Surat Penawaran; negosiasi); dan e. Surat Penawaran;
f. Syarat-Syarat Khusus Kontrak; i. Daftar Keluaran dan Harga (Daftar f. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
g. Syarat-Syarat Umum Kontrak; Keluaran dan Harga Terkoreksi g. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
h. spesifikasi teknis; dan apabila ada koreksi aritmatik) h. spesifikasi teknis; dan
i. gambar-gambar i. gambar-gambar
(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen
yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan
urutan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai huruf g
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI pemerintah ?
Pengendalian pelaksana kontrak khususnya terkait permasalahan
hukum?
Refleksi
Dari pengalaman
Slide C
Mengelola / temukenali proses
pemilihan penyedia
(PRASKONTRAK)
• Temukenali dokumen standar yg digunakan
• Temukenali dokumen pemilihannya
• Temukenali proses pra/pasca kualifikasi
• Temukenali syarat dan ketentuan teknis
pekerjaan
• Temukenali proses sanggah/sanggah
banding/pengaduan
Sanggahan, sanggah banding (???)
Upaya administrative…
Upaya administratif ada 2 (dua) dan bersifat imperatif/wajib dilakukan jika ingin dan
dilalukan sebelum mengajukan gugatan ke pengadilan
Misal antara lain KASUS KASUS BP2JK Jayapura, BP2JK Semarang, BP2JK MEDAN
…… telah menolak (NO) upaya hukum ke PTUN karena peserta tender tidak melalui
proses Sanggah Banding
Sengketa 1
(pengaduan)
• Ttng pengaduan
• P1618 pasal77 ayat (1)
• Masyarakat menyampaikan pengaduan
kepada APIP disertai bukti yang faktual,
kredibel, dan autentik.
Sengketa 2 (pendampingan)
• Pasal 84
(1) Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah wajib
memberikan pelayanan hukum kepada Pelaku
Pengadaan Barang/Jasa dalam menghadapi
permasalahan hukum terkait Pengadaan
Barang/Jasa.
(2) Pelayanan hukum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan sejak proses penyelidikan
hingga tahap putusan pengadilan.
(3) Pelaku Pengadaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikecualikan untuk Penyedia,
Ormas, kelompok masyarakat penyelenggara
swakelola, dan Pelaku Usaha yang bertindak
sebagai Agen Pengadaan
Sengketa 3 (sengketa perdata)
PAHAMI PERSYARATAN
SIAPKAN PERSYARATAN
SAMPAIKAN PERSYARATAN
Memahami Kontrak
Berdasarkan
Hukum Perdata
KUHPERDATA
67
KUHPERDATA
Pasal 1313
Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan
dimana satu orang atau lebih mengikatkan Syarat Sah Perjanjian (Pasal 1320)
diri terhadap satu orang lain atau lebih
Kesepakatan mereka yang mengikatkan
dirinya
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM
Kecakapan untuk membuat suatu
Pasal 1338 perikatan
Semua persetujuan yang dibuat sesuai undang- Suatu pokok persoalan tertentu
undang ,berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak
dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan Sebab yang tidak terlarang
kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang
ditentukan oleh undang- undang. Persetujuan harus
dilaksanakan dengan itikad baik.
AKIBAT PERSETUJUAN
68
MEMAHAMI dari HAN
(Masa transisi pokja )
MENJADI KUHPerdata
(menuju kontrak Kerja Kostruksi )
Slide B
memahami
Kontrak kerja konstruksi, adalah hukum
privat/perdata yang salah satu pihaknya
adalah pemerintah (sumber dana
APBN/APBD) maka dapat pula disebut
sebagai Kontrak Publik yang menjadi ciri
khas kontrak ini berupa Kontrak standar
/kontrak baku (SSUK)
SURAT PERJANJIAN SURAT PERINTAH KERJA
1
Pembukaan Pembukaan
2
3
4
5
Contoh pk
71
SURAT PERJANJIAN
Isi Perjanjian
(HS)
72
SURAT PERJANJIAN
Isi Perjanjian
(HS)
3
73
SURAT PERJANJIAN
Isi Perjanjian
(HS)
74
SURAT PERJANJIAN
Isi Perjanjian
(HS)
75
SURAT PERJANJIAN
Penutup
3
Meterai Rp 10.000 Meterai Rp 10.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
TRANSISI
PEMILIHAN
PENYEDIA-
PELAKSANAAN
KONTRAK
TAHAPAN SSUK
JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI
PIDANA (KUHpidana)
TATA USAHA KOMISI ultimum Remedium
NEGARA (HAN) PENGAWAS Delik aduan
PERSAINGAN PIDANA umum dan pidana
KETERBUKAAN USAHA (KPPU) PERDATA khusus (ekstra ordinary crime)
Sanggah/Sanggah INFORMASI Uu 5/1999 larangan praktek
(KUHperdata)
Banding/pengaduan PUBLIK (KIP)
monopoli dan persaingan
usaha tidak sehat
Perpres 16/2018 jo perpres UU 14 tahun 2008
12/2021
ada tata cara bagaimna, APH menggeruduk,
masuk dalam kontrak kerja konstruksi dengan
dibuat MOU untuk pekerjaan APBN (kemen
PUPR _KEJAGUNG_Polisi) atau APBD antara
Kemendagri_polisi_kejagung)
Penyusunan Kontrak
dalam
UUJK 02/2017
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
UUJK2/2017
Pasal 46
Hubungan Kerja
*Dapat dikenai ganti kerugian sesuai kesepakatan *Dapat diberikan ganti kerugian sesuai kesepakatan
kontrak kontrak
8
SANKSI ADMINISTRATIF
UUJK2/2017
Pasal 95
Peyedia Jasa
• Peringatan tertulis;
yang melanggar
• Denda administratif;
ketentuan
• Penghentian sementara kegiatan layanan
pemberian
Jasa Konstruksi; dan/atau
pekerjaan
• Pembekuan izin.
utama:
SANKSI ADMINISTRATIF
UUJK2/2017
Pasal 96
91
SANKSI ADMINISTRATIF
UUJK2/2017
Pasal 97-98
PENILAI AHLI
yang dalam • Peringatan tertulis;
melakukan • Pemberhentian dari tugas ; dan/atau
pekerjaannya tidak • Dikeluarkan dari daftar penilai ahli teregistrasi.
sesuai pasal 62 (2):
92
02
Penyusunan Kontrak
Berdasarkan
Hukum Perdata
KUHPERDATA
94
KUHPERDATA
Pasal 1313
Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan
dimana satu orang atau lebih mengikatkan Syarat Sah Perjanjian (Pasal 1320)
diri terhadap satu orang lain atau lebih
Kesepakatan mereka yang mengikatkan
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM dirinya
PASAL 75
• Pengaturan hubungan kerja antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa harus
dituangkan dalam kontrak kerja Konstruksi.
• Kontrak kerja Konstruksi tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia.
• Bentuk kontrak kerja Konstruksi dapat mengikuti perkembangan
kebutuhan dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Bentuk kontrak kerja Konstruksi ditentukan berdasarkan pemilihan:
a. sistem penyelenggaraan Konstruksi (delivery system);
b. sistem pembayaran; dan
c. sistem perhitungan hasil pekerjaan.
97
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
PENYELESAIAN SENGKETA Direktorat Pengembangan Jasa Konstruksi
1 2 3
98
SANKSI ADMINISTRATIF
99
04
Penyusunan Kontrak
dalam
Perpres 16/2018
& PERPRES 17/2019
Pasal 25
PPK menetapkan:
3 4
10
RANCANGAN KONTRAK
Spesifikasi
Jenis jasa
Teknis/KA
(PK/JK)
K
Hal-hal yang menjadi
Pertimbangan dalam PENENTUAN JENIS
KONTRAK
menentukan jenis Kompleksit
as dan Waktu
kontrak: Risiko pekerjaan
Pekerjaan
10
JENIS KONTRAK
Pasal 27
10
PENGADAAN KHUSUS PAPUA
- Pengadaan Langsung (Kontrak)
- Tender terbatas
- Tender/Seleksi
10
05
Penyusunan Kontrak
dalam
PM PUPR 14/2020
MEMAHAMI
E PERALIHAN HUKUM
DARI HAN
MENJADI
KUHPerdata
(masa transisi
pemilihan penyedia
menuju ke kontrak
Kerja Kostruksi)
107
PENOLAKAN PPK ATAS HASIL
PEMILIHAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
TRANSISI
PEMILIHAN
PENYEDIA-
PELAKSANAAN
KONTRAK
1
Contoh SSKK 113
SMKK
114
2
TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN KONTRAK
JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI
TRANSISI
PEMILIHAN
PENYEDIA-
PELAKSANAAN
KONTRAK
MEMAHAMI
KETENTUAN
F DAN SYARAT2
DALAM
RANCANGAN
KONTRAK
(berdasar PM
PUPR 142020)
116
SEGMENTASI PEMAKETAN
JASA KONSTRUKSI
Jasa Konsultansi Konstruksi Pekerjaan Konstruksi
KECIL KECIL
Max. 1M Max. 2,5M
MENENGAH MENENGAH
diatas 1 M s.d 2.5M diatas 2,5M s.d 50M
BESAR BESAR
diatas 2.5M diatas 50M
diatas 50M s.d 100M (non BUMN)
diatas 100M (non BUMN dan BUMN)
11
SURAT PERJANJIAN
11
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
Perubahan Kontrak
“
a. perubahan pekerjaan;
a. perubahan pekerjaan;
b. perubahan Harga Kontrak;
b. perubahan Harga Kontrak; Pejabat/Panitia
c. perubahan jadwal pelaksanaan
c. perubahan jadwal Peneliti
pekerjaan dan/atau Masa
Pelaksanaan
pelaksanaan pekerjaan
d. perubahan personel inti
e. perubahan Kontrak yang
disebabkan masalah
Pelaksanaan
d. perubahan personel manajerial
dan/atau peralatan utama
“
Kontrak meneliti
kelayakan
perubahan kontrak
e. perubahan Kontrak yang
administrasi.
disebabkan masalah administrasi.
11
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
Keadaan Kahar
12
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
Pemutusan Kontrak
pelaksanaan
“
penyimpangan kontrak tidak
prosedur yang dapat ruang lingkup Pengakhiran pekerjaan
diakibatkan
bukan oleh
kesalahan para
dilanjutkan
akibat
keadaan
kontrak
sudah
terwujud
dituangkan dalam adendum
final yang berisi perubahan
akhir Kontrak
“
pihak; kahar; atau
A B C
12
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
Berakhirnya Kontrak
12
3 12
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
Kerjsama Antara Penyedia dan Subpenyedia
12
4 12
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
Harga Kontrak
Pekerjaan Konstruksi
“
meliputi:
a. beban pajak;
b. keuntungan dan biaya overhead
“
Besaran Harga Kontrak sesuai dengan
penawaran yang sebagaimana yang telah
diubah terakhir kali sesuai dengan ketentuan
(biaya umum); dalam Kontrak.
c. biaya pelaksanaan pekerjaan; dan
d. biaya penerapan SMKK.
12
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
Perbaikan Cacat Mutu
Pekerjaan Konstruksi
1. Dalam hal cacat mutu ditemukan oleh Pengguna Jasa selama masa pelaksanaan maka
penyedia wajib memperbaiki cacat mutu dan Pengguna Jasa tidak melakukan
pembayaran pekerjaan sebelum cacat mutu tersebut selesai diperbaiki.
2. Dalam hal cacat mutu ditemukan oleh pengguna jasa selama masa pemeliharaan
maka penyedia wajib memperbaiki cacat mutu dalam jangka waktu yang ditentukan
dan mengenakan denda keterlambatan untuk setiap keterlambatan perbaikan Cacat
Mutu.
3. Penyedia yang tidak melaksanakan perbaikan cacat mutu sewaktu masa
pemeliharaan dapat diputus kontrak dan dikenakan sanksi daftar hitam.
4. Jangka waktu perbaikan cacat mutu sesuai dengan perkiraan waktu yang diperlukan
untuk perbaikan dan ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
5. Pengguna Jasa dapat memperpanjang Masa Pemeliharaan dalam hal jangka waktu
perbaikan cacat mutu akan melampaui Masa Pemeliharaan.
Jasa Konsultansi
Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak dan/atau cacat hasil pekerjaan, Pengguna Jasa memerintahkan Penyedia untuk
memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan
12
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
Penyelesaian Perselisihan/ Sengketa
PERMEN PUPR 14/2020
Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para
pihak ditempuh melalui tahapan mediasi, konsiliasi,
dan arbitrase