UMI
Selamat siang netizen!
UMI
Ngomong-ngomong pada tau gak, kita
lagi pakaian adat daerah mana?
EXTRAS
Adat Sumatera Selatan!
DAFA
Pinter! Tapi ada yang tau gak,
Sumatera selatan belah mananya
Palembang?
UMI
Tuh pada diem! Gak ada yang tau!
(jeda)
Palembang itu ibukotanya Sumatera
Selatan!
DAFA
Makanan faporitnya rendang
Palembang!
UMI
Empek-empek keles!
DAFA
Tapi ada juga tuh yang doyan
rendang!
1
UMI
Iya tapi rendang dari Padang!
DAFA
Dari Palembang juga ada!
UMI
(kesal)
Udah, gak usah dibahas!
SUTRADARA
Penonton, ada yang tahu nama
sungai terbesar di Palembang?
UMI
Gue tau!
DAFA
Namanya gusi!
UMI
Gusi tuh congor, lo!
SUTRADARA
Aduh, udeh teriaknya keras,
omongannya salah lagi! Yang bener
itu sungai Musi!
DAFA
Maksudnya juga begitu!
SUTRADARA
Nah penonton,kali ini lenong bocah
akan menggelar…
UMI
(nyeletuk)
Tikar kali, digelar!
SUTRADARA
Maksud gue, kita akan menghadirkan
cerita tentang asal muasal sungai
Musi!
(teriak)
Oke, semuanya siaaap! Aksen!
DISSOLVED
2
1. EXT. JALANAN SEKITAR KAMPUNG ULIN – SIANG
(Cast: Musi, Sarif, figuran)
MUSI
Pak Kepala Kampung, sebaiknya kita
pulang saja… Bapak jangan terlalu
memaksakan diri… nanti sakit bapak
semakin parah!
MUSI
Jangan ke muka saya juga kali batuknya…
SARIF
(Maish terbatuk-batuk)
Sebagai seorang Kepala Kampung,
sudah kewajiban saya untuk
berkeliling kampung memeriksa
keadaan warga!
(Menarik nafas)
Musi, seorang pemimpin itu harus
mendahulukan kepentingan
rakyatnya! Jangan hanya menerima
laporan dari anak buahmu saja!
MUSI
Saya mengerti pak Kepala Kampung!
SARIF
Bagus…
SARIF
Kenapa kamu menangis… Apa yang kamu
sedihkan ? Gak usah pikirkan aku…
3
aku kuat kok…
MUSI
Kaki saya Pak… tongkatnya nancap
di kaki saya…
SARIF
Maaf Musi… gak sengaja…
MUSI
Lagian kalo sengaja, kebangetan banget…
SARIF
Musi, sepertinya ada yang minta
tolong… ayo cepat kita ke sana!
MUSI
Ayo pak kepala kampong… kita ke
sana…
CUT TO
ARIF
(Kesal)
Masa cuma segini perhiasanmu, ha!
Mana yang lainnya?
ISTRI
(Ketakutan)
Ampun… kami tidak punya apa-apa
lagi…
4
FUAD
Bohong! Mau aku hajar kamu !
OS. SARIF
Hei, lepaskan mereka!
ARIF
Gawat… ada kepala kampung…
Kabuuurrr…
FUAD
Eh, tunggu aku…
MUSI
Hus… hus… hus… hayo, pada lari… !
MUSI
Hahahahaha… ngaciiirrr…
Bonyok… bonyok tuh badan…
FUAD
(Lega)
Hahaha… akhirnya kita lolos juga!
(Mengusap wajah)
Uh, hampir saja kita ketahuan sama
bapakku sendiri!
CUT TO
5
Musi sedang menyuapi Sarif. Suapan ketiga, Musi sambil
mengambil air minum sehingga suapan yang disodorkan Musi
mengenai hidung, Mata dan Jidat.
SARIF
Musi… kamu gimana sih…
Mulut saya di sini… bukan di jidat…
MUSI
Aduh, maaf kepala kampung… maaf…
Saya ambil air minum dulu buat Pak
Kepala kampung…
MIRAH
(Bicara ke Musi)
Ayah sudah tidur?
MUSI
Iya! Kamu taruh saja obat itu di
atas meja, nanti biar aku yang
memberikan kalau bapak sudah
bangun!
BUNDA UMI
Terima kasih Musi, kamu sudah
merawat suamiku seperti ayahmu
sendiri!
(sok sedih)
Yah… kalau ada waktu, bunda juga
mau dirawat, gitu!
MIRAH
Bunda, jangan becanda, ah!
6
BUNDA UMI
Oh maaf, bunda keceplosan!
MIRAH
Kamu sangat perhatian sekali
kepada ayah!
MUSI
Karena aku sangat menghormati dan
menyayangi bapak, Mirah!
MIRAH
Iya, aku tahu! Hanya saja
perhatian yang kamu berikan kepada
ayah, jauh melebihi daripada yang
kami berikan… padahal aku dan Fuad
adalah anak kandung ayah!
MUSI
Sebenarnya tidak begitu juga,
Mirah! Mungkin karena aku lebih
sering mengawal bapak bepergian,
jadi kamu dan Fuad merasa seakan-
akan kurang perhatian kepada
bapak!
BUNDA UMI
Musi bener, Mirah! Mungkin kalau
Musi sering jalan sama bunda,
pasti Musi lebih perhatian kepada
Bunda!
BUNDA UMI
Maaf, bunda keceplosan lagi!
CUT TO
7
FUAD
Hari ini aku bener-bener sial! Masa
kalah terus main judi!
ARIF
Jangan putus asa! Manatau jika kamu
main sampai malam, kamu bisa menang
besar!
FUAD
Tapi uangku sudah habis!
ARIF
Fuad, kamu itu anak kepala kampung!
Anak orang kaya! Tidak pantas kamu
bicara seperti itu!
(mikir)
Begini saja!
ARIF
Setuju gak…
FUAD
Setuju apa… orang aku gak dengar…
` ARIF
Kenapa tadi manggut-manggut… ?
FUAD
Lagi pengen manggut-manggut aja…
ARIF
Yaelah… penjahat masih mau ngelucu juga…
Sini gue bisikin lagi…
CUT TO
8
OS. SARIF
Fuad, apa yang kamu lakukan…?!
Kamu habis kalah berjudi lagi ya…?
FUAD
(Grogi)
Eh ayah!
SARIF
(Menahan emosi)
Kamu benar-benar keterlaluan Fuad!
Tidak saja mencuri uang ayah, tapi
kamu juga tega merampok warga!
FUAD
(Pura-pura bingung)
Apa maksud ayah?
SARIF
Kamu tidak usah pura-pura! Kamu
pikir ayah tidak tahu kalau kamu
yang merampok warga yang ayah
pergoki!
FUAD
(Kesal)
Kenapa ayah menuduhku seperti itu?
Pasti Musi telah menghasut ayah,
kan?
SARIF
(terbatuk-batuk)
Fuad, tidak ada yang menghasut
ayah! Ayah sudah tahu semuanya!
Musi tidak pernah…
FUAD
(Marah)
Bohong! Selama ini Musi pasti
telah menghasut ayah supaya ayah
membenci aku!
SARIF
(Kesal)
Fuad, jaga mulutmu! Ayah benar-
benar gak habis pikir sama kamu!
Kamu itu adalah calon pengganti
ayah! Jika ayah wafat nanti, kamu
yang akan menggantikan ayah untuk
memimpin kampung ini… Tapi
kelakuan kamu tidak menunjukkan
9
selayaknya pemimpin… Seharusnya
kamu malu pada Musi! Dia itu anak
yang berbakti dan selalu setia
menemani ayah! Tidak seperti kamu
yang selalu mementingkan diri
sendiri!
FUAD
(Menggeram marah)
Aaah! Kenapa sih ayah selalu
membanding-bandingkan aku dengan
Musi? Apa hebatnya dia?
SARIF
Ayah tidak bermaksud membandingkan
kamu dengan dia! Ayah hanya ingin
kamu merubah semua sifat burukmu!
FUAD
Aku bosan dengar ceramah ayah!
SARIF
Fuad, kembalikan uang yang baru
saja kamu ambil!
FUAD
Tidak!
SARIF
(Memanggil)
Fuad…!
MIRAH
(histeris)
10
Ayaaah!
FUAD
(Kesal)
Kamu berani menghalangi jalanku,
ha!
MUSI
Tidak, aku hanya…
FUAD
Hanya apa?
MUSI
Aku harap kamu tidak menyakiti
bapak lagi! Kasihan, bapak sedang
sakit keras!
FUAD
Kamu tidak usah menasihatiku!
Kalau kamu gak suka, ayo lawan aku
sekarang!
MUSI
Aku tidak mau berantem…
FUAD
Aduh…
MUSI
Hati-hati jalannya…
FUAD
(Marah) Aku memang sengaja incar
Daun pintu ini… sudah tiga hari aku
Incar, baru kali ini aku sempat
tabrak dia !
11
INSERT: Sementara itu, Arif yang berdiri di ruang lain
tampak memperhatikan kedekatan Mirah dan Musi
dengan wajah cemburu dan kesal.
VO. ARIF
Musi brengsek, berani-beraninya
dia mendekati Mirah! Uh, dia harus
segera aku singkirkan!
DISSOLVED
SARIF
Musi!
MUSI
Iya, pak!
SARIF
Saya ingin kamu menggantikan
menjadi Kepala Kampung setelah
saya wafat nanti!
MUSI
(Kaget)
Maaf pak, saya tidak…
SARIF
Musi, kamu tidak harus menjawabnya
sekarang! Pikir-pikirlah dulu!
SARIF
Sekarang keluarlah… dan tolong
panggil Fuad ke sini!
MUSI
Baik, pak!
12
FUAD
Pokoknya, kak Mirah tidak boleh
berhubungan dengan dia lagi!
Apalagi kalau sampai berdua-duaan!
MIRAH
Lho? Memangnya kenapa?
MUSI
(Bicara ke Fuad)
Fuad, kamu dipanggil bapak!
MIRAH
Musi, ada apa? Wajahmu kok pucat
sekali?
SARIF
Fuad, ayah bisa merasakan bahwa
umur ayah sudah tidak akan lama
lagi… Untuk itu, maukah kamu
berbakti tanpa pamrih bagi kampung
kita?
FUAD
Iya ayah! Aku siap berbakti! Aku
siap menjadi kepala kampung!
SARIF
Tidak Fuad… bukan itu maksud ayah…
Justru ayah mau meminta kamu untuk
merelakan jabatan itu pada orang
lain…
FUAD
(Menahan kesal)
Apa?! Kalau bukan aku, lantas
siapa yang akan menggantikan
posisi ayah?
13
SARIF
Musi… ayah harap kamu mau berbesar
hati menerima keputusan ayah ini…
SARIF
Kamu kecewa dengan keputusan ini?
FUAD
Ayah ???
FUAD
Ayah… ayah kenapa ayah !
Waduh gawat… ayah meninggal…
Aku bisa dituduh membunuh ayah…
Gimana ini ???
CUT TO
MUSI
Aku benar-benar merasa bingung dan
sedih jika harus menerima sebuah
tanggungjawab yang rasanya tidak
pantas aku pikul!
MIRAH
Musi, pantas atau tidak pantasnya
sebuah tanggungjawab itu,
tergantung dari diri kamu sendiri!
MUSI
Oh ya?
14
MIRAH
Iya! Dan itu merupakan bentuk dari
rasa hormat kamu kepada orang yang
memberikan tanggungjawab!
MUSI
Terimakasih Mirah… Pendapatmu
sudah membuatku jadi tenang…
MUSI
Mirah, aku mau ke dalam dulu… Ada
urusan yang harus aku selesaikan
dengan bapak…
CUT TO
MUSI
Pak, saya ingin memberikan
jawaban…
MUSI
Pak! Bapak!
MUSI
Bapak…
15
Musi rada panik dan kemudian menyingkapkan kain selimut
Sarif. Sesaat ia terkejut bukan main ketika menyadari
bahwa Sarif sudah meninggal dunia.
FUAD
(Histeris)
Ayaaah!
(Marah ke Musi)
Pembunuh! Dasar kamu pembunuh!
BUNDA UMI
(panik)
Ada apa ini?
FUAD
Bunda, Musi telah membunuh ayah!
BUNDA
(Kaget)
Apa?
(mendekati Musi)
Kenapa kamu sampai hati membunuh
suamiku, Musi?
FUAD
Dia kesal karena ayah tidak
mengangkatnya menjadi Kepala
Kampung!
MUSI
Bu… bukan! Aku tidak…
MIRAH
Diam kamu!
BUNDA UMI
Gak tega, ah!
16
Tiba-tiba Arif masuk ke kamar Sarif diikuti oleh
beberapa orang anak buahnya.
ARIF
Fuad, ada apa?
FUAD
Musi telah membunuh ayahku!
Tangkap dia dan bawa ke balai
desa!
CUT TO
ARIF
Berhenti!
(Bicara ke anak buahnya)
Bawa tahanan itu ke sini!
ARIF
Sekarang, nyawamu ada di tanganku!
MUSI
Arif, kamu tidak berhak
mengadiliku di hutan ini! Kamu
tidak dengar perintah Fuad? Dia
menyuruhmu membawaku ke balai
desa!
ARIF
Hahaha… sudah mau mati, masih saja
sok jago, ya? Kemana pun aku
membawamu, itu urusanku!
17
Arif akan mencabut goloknya. Namun tanpa disadarinya,
ternyata Musi telah melepaskan ikatan tangannya sedari
tadi. Hingga saat Arif hendak mencabut golok, secara
tiba-tiba Musi mendorong Arif hingga tersungkur.
Kemudian dengan secepat kilat, Musi menghilang di dalam
kegelapan hutan.
ARIF
(Teriak marah)
Cepat tangkap diaaa!
DISSOLVED
PEMIMPIN ADAT
Hari ini, saya sebagai pimpinan
tetua adat di Kampung Ulin, secara
resmi menyerahkan tampuk
kepemimpinan sebagai Kepala
Kampung kepada Fuad!
FUAD
(Memberi kata sambutan)
Pertama-tama saya mengucapkan
terimakasih atas dukungan warga
semua yang sudah mengangkat saya
jadi kepala kampung… Mudah-
mudahan, saya juga bisa jadi
pemimpin yang baik seperti
almarhum ayah saya yang sudah
dibunuh oleh Musi…
18
Fuad pura-pura sedih. Warga juga jadi ikut terharu.
WARGA 1
Musi memang benar-benar kejam…
Tega-teganya dia membunuh orang
sebaik pak Sarif…
WARGA 2
Betul… Awas aja kalau sampai aku
melihat batang hidungnya…! Akan
kuhajar dia…!
CUT TO
ARIF
Fuad, keliatannya kamu gelisah
sekali! Ada apa?
FUAD
Aku masih memikirkan Musi… Aku
takut, suatu saat nanti dia akan
datang untuk membalas dendam…
ARIF
Satu-satunya cara, kita harus
benar-benar menghancurkan Musi…
Kita cari dia, dan buat dia benar-
benar terpuruk… Dan aku tahu
bagaimana caranya…
CUT TO
19
Musi berjalan tergesa-gesa. Ia merasa harus menceritakan
kejadian yang sebenarnya kepada Mirah.
VO. MUSI
(Bicara sendiri)
Aku harus menceritakan kejadian
yang sebenarnya kepada Mirah! Dia
harus tahu bahwa Fuad lah yang
melakukan pembunuhan itu!
MUSI
Mirah!
MIRAH
Kamu masih berani berkeliaran
menemuiku?
MUSI
Mirah, aku ingin mengatakan…
MIRAH
(Membentak Musi)
Diam kamu! Pembunuh licik seperti
kamu tidak pantas bicara padaku
lagi!
MIRAH
Pergi kamu! Aku benci kamu!
Pergiii!
MUSI
Huaaa!
CUT TO
20
Mirah tampak sedang melamun. Fuad muncul dan menegur
Mirah.
FUAD
Lagi ngelamunin apa, kak?
MIRAH
Eh, Fuad? Kakak cuma…
(Terbata bimbang)
Eee anu, soal Musi!
FUAD
(Tersentak kesal)
Musi? Untuk apa lagi kakak
memikirkan dia!
MIRAH
Musi itu orang baik… saya ragu
apa mungkin orang sebaik Musi
tega membunuh ayah?
FUAD
(kesal)
Ternyata pikiran kakak sudah
diracuni oleh si Musi!
(jeda)
Kak, sepertinya aku harus
mencarikan suami supaya kakak
bisa melupakan Musi!
BUNDA UMI
(bicara ke Fuad)
Apa maksud kamu, Fuad?
FUAD
Aku mau kak Mirah menikah dengan
Arif!
MIRAH
(teriak marah)
Aku tidak mau menikah dengan dia!
BUNDA UMI
(ikut teriak)
Bunda juga gak mau nikah sama Arif!
21
BUNDA UMI
(grogi abis)
Maksud Umi, umi gak setuju Mirah
nikah dengan Arif!
FUAD
Kalau sama bunda?
BUNDA UMI
(geer) Gimana, ya?
DISSOLVED
BUNDA UMI
Kok Bunda gak dipegangin juga?
FUAD
Mau kemana, kak?
MIRAH
Kamu benar-benar keterlaluan
Fuad! Gara-gara kamu, semua
warga jadi ikut berjudi!
22
FUAD
Memangnya kenapa? Judi lebih
baik daripada tiap hari mereka
kerja keras di sawah tapi
hasilnya cuma sedikit!
MIRAH
Ayah pasti sangat marah kalau
seandainya dia masih hidup! Kamu
kan tahu, ayah sangat benci
sekali dengan judi!
FUAD
Aaah sudahlah kak! Jangan
ngomongin ayah lagi! Sekarang
aku yang berkuasa!
(Melunak)
Ayolah kak, lebih baik kakak
ikut menikmati tontonan ini
daripada kita bertengkar terus!
MIRAH
Kamu memang benar-benar sudah
gila Fuad!
BUNDA UMI
Mirah, tungguuu!
CUT TO
KAKEK DAFA
Anak muda, sebaiknya kamu
istirahat saja!
23
Musi memandang kepada sang kakek sambil menahan rasa
perih di dadanya.
KAKEK DAFA
Tadi saya menemukamu tidak
sadarkan diri di dalam jurang!
KAKEK DAFA
Minumlah anak muda, mudah-
mudahan ramuan obat ini dapat
mengurangi rasa sakit di dadamu!
MUSI
Fuih… air apa ini… kok asem…
KAKEK DAFA
Aduh, mohon maaf… saya salah kasih
Air minum… itu tadi air kobokan bekas
Kakek makan… maaf ya… gak berbahaya kok…
Banyak vitaminnya…
KAKEK DAFA
Yang ini jamunya… ayo minum…
KAKEK DAFA
Ayo minum… jangan takut…
Itu jamu beneran…
KAKEK DAFA
Habiskan… gak usah ragu…
24
KAKEK DAFA
Anak muda, siapa namamu? Kenapa
kamu bisa ada di dasar jurang?
KAKEK DAFA
Emang enak dicuekin…
CUT TO
LELAKI 1
Hidup kambingku… hidup kambingku… !
ARIF
Sekarang kambingku yang akan
menjadi lawan kambingmu…!
LELAKI 1
Siap… kambingku pasti menang lagi…
25
Suasana setelah sebuah pertarungan selesai. Sesudah
kedua petarung membawa kambing mereka keluar dari arena,
Fuad berjalan memasuki arena tarung. Semua orang
memperhatikan Fuad.
FUAD
Mulai hari ini, pertarungan akan
diatur dengan sistim gugur! Setiap
peserta yang kambingnya menang
akan diadu dengan sesama kambing
peserta yang menang hingga
akhirnya hanya ada satu pemenang!
Dan bagi siapa saja yang menjadi
pemenangnya nanti, hadiahnya akan
saya gandakan menjadi sepuluh kali
lipat dari hadiah yang sekarang!
Di samping itu, pemenangnya juga
akan saya angkat menjadi pengawal
pribadi saya, mendampingi Arif!
(jeda)
Karena itu, saya mengundang semua
petarung dari luar kampung Ulin
untuk bertanding di arena ini!
FUAD
Arif, aku perintahkan kepadamu
untuk menyebarkan berita ini
kepada semua Kepala kampung yang
ada di sekitar kampung kita!
ARIF
(Berdiri)
Baik, pak Kepala kampung! Aku akan
segera menyuruh anak buahku untuk
menyampaikan berita ini!
DISSOLVE
26
orang-orang di sekitarnya. Musi berjalan berdua dengan
kakek dafa yang membawa seekor kambing.
KAKEK DAFA
Musi, kenapa kamu gelisah begitu?
(Menepuk pundak Musi)
Kamu jangan takut dulu sebelum
bertanding! Kamu harus yakin si
jalu pasti menang…
MUSI
Bukan begitu pak, tapi saya…
VO. MUSI
Gawat, aku bisa ditangkap Fuad
kalau anak buahnya melihatku
berada di sini!
KAKEK DAFA
Musi, ayo cepat mendaftar! Nanti
kamu tidak bisa ikut pertandingan…
MUSI
Kakek Dafa, tolong daftarkan saya
dengan nama selain nama Musi! Saya
ada urusan sebentar!!
KAKEK DAFA
(Bingung)
Kamu mau kemana?
MUSI
Nanti saya ceritakan, Kek!
KAKEK DAFA
(Bingung/bicara sendiri)
Aduh… nama selain Musi, apa ya?
KAKEK DAFA
Michael Jackson aja deh…
27
CUT TO
WASIT
(Teriak)
Untuk pertarungan berikutnya…
kambing jantan dengan nama
pendekar Lembah Neraka akan
bertarung melawan…
WASIT
Hei, kamu siapa?
MUSI
Kambing Saya yang akan bertarung
melawan pendekar Lembah Neraka!
DISSOLVED
28
PENONTON
Hidup petarung bertopeng! Hidup
petarung bertopeng!
KAKEK DAFA
Sekarang saya mengerti semuanya!
Ternyata kamu adalah korban fitnah
dari pak Fuad!
MIRAH
Maaf saya mengganggu! Ini ada
titipan makanan untuk kalian dari
pak Kepala Kampung!
MUSI
Terima kasih Mirah!
MIRAH
Musi?
MUSI
Iya, ini aku!
MIRAH
Ternyata kamu petarung bertopeng
itu? Apa maksudmu melakukan
semua ini?
MUSI
Pertama, aku ingin mengembalikan
nama baikku di kampung ini…
29
MIRAH
(Bingung)
Mengembalikan nama baik? Apa
maksudmu?
MUSI
Sebenarnya saya tidak membunuh
Pak Sarif! Memfitnah aku karena
Fuad kecewa kepada bapak yang
memintaku untuk menggantikannya
menjadi Kepala Kampung!
MIRAH
(Kaget)
Masa sih ???
CUT TO
FUAD
Kenapa kak Mirah menamparku?
MIRAH
(menahan marah)
Seharusnya aku membunuhmu untuk
membalas kematian ayah!
FUAD
Apa maksud kak Mirah?
MIRAH
Kamu tidak usah bohong lagi! Aku
sudah tahu bahwa ternyata kamu
lah yang membunuh ayah!
FUAD
Siapa yang bilang!
MIRAH
Musi!
30
Fuad terkejut bukan main.
FUAD
Tidak mungkin! Musi sudah mati!
MIRAH
Kamu salah! Petarung bertopeng
dengan kambingnya yang akan kamu
hadapi besok itu adalah Musi!
FUAD
Iya… aku akui sudah memfitnah Musi.
Tapi aku juga tidka membunuh ayah…
Ayah meninggal memang sudah seharusnya…
Tapi aku kecewa sama ayah yang memilih
Musi untuk menggantikan ayah menjadi
Kepala kampung…
MIRAH
Kamu jahat Fuad !
FUAD
(teriak)
Pengawal! Siniii!
FUAD
Tangkap perempuan ini!
FUAD
Cepaaat!
DISSOLVE
31
FUAD
(Bicara ke anak buah)
Nanti saat kambing aku bertarung
melawan kambing petarung
bertopeng, kalian bawa perempuan
ini ke atas panggung!
FUAD
Dan jika perempuan ini mencoba
untuk meloloskan diri, bunuh
saja! Mengerti?
MIRAH
(teriak marah)
Dasar penjahat! Pengkhianat!
Kamu pengecut Fuad!
CUT TO
BUNDA UMI
Kamu siapa? Mau ngemis, ya?
KAKEK DAFA
Saya bukan pengemis! Saya mau
mencari cucu saya!
BUNDA UMI
Mau nyari cucu?
KAKEK DAFA
Tadinya sih begitu… tapi setelah
melihat wajahmu, pikiranku berubah!
BUNDA UMI
(bingung)
32
Berubah pikiran? Jadi gila, dong!
KAKEK DAFA
Bukan! Tadinya saya mau nyari cucu
eee sekarang berubah mau nyari
cinta saya yang hilang!
CUT TO
FUAD
(berbisik)
Musi, lihatlah ke atas panggung!
Jika kamu berani mengalahkan
kambingku, maka anak buahku akan
membunuh Mirah!
MUSI
Dasar pengecut kamu, Fuad!
Fuad tersenyum.
FUAD
Ayo kita mulai pertarungan ini…
WASIT
Siap semuanya… ? Mulai !
33
ia kembali berdiri namun bingung untuk menyerang kambing
Fuad karena dipegangi oleh Musi. Sesaat Musi menjadi
dilema. Sementara itu, kambing Fuad kembali menyerang
dengan garangnya.
VO. MIRAH
Fuad pasti memanfaatkanku untuk
mengalahkan kambing Musi! Ya
tuhan, tolonglah aku meloloskan
diri!
MIRAH
Musi! Musiii!
OS. MIRAH
Jangan Musi!
34
FUAD
(Tertawa)
Mampus kamu Musi! Sebentar lagi
aku akan mengirimmu ke neraka!
MUSI
Fuad, kamu lah yang akan ke
neraka!
FUAD
(teriak)
Tolooong!
BACK TO
SUTRADARA
Oke penonton, jadi pesan moral
dari cerita di atas adalah, setiap
kebaikan itu selalu menang melawan
kejahatan! Seorang yang berjiwa
ksatria tidak akan mampu
35
dikalahkan oleh orang yang berjiwa
pengecut!
(jeda)
Sampai jumpa di cerita dongeng
selanjutnya dalam lenong bocah…
SINOPSIS
36
Pada saat pertarungan, Musi tidak berani untuk membalas
serangan Fuad karena Fuad mengancam akan membunuh Mirah
jika Musi berani melukainya. Di sudut lain, tampak Arif
sedang menyandera Mirah.
37