Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL REVIU HPS PADA 10 PAKET STRATEGIS

KABUPATEN LAMPUNG BARAT


TAHUN 2020

I. PENDAHULUAN

Pengembangan praktik manajemen pemerintahan yang mengacu pada perkembangan regulasi,


penelitian, dan benchmarking menuju good governance adalah suatu keniscayaan. Dalam bidang
keuangan khususnya pengeluaran belanja modal pemerintah, telah diterbitkan Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) Pemerintah Perubahan kebijakan
PBJ berpengaruh terhadap peran pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka mencapai
value for money pengadaan barang dan jasa Pemerintah.

Sejalan dengan kebijakan demokratisasi dan desentralisasi, proses pengadaan (procurement barang
dan jasa di Indonesia kini tidak lagi dilaksanakan secara pengadaan iriah sentralists Dhantars
jajaran pemerintah pusat, mekanisme dilaksanakan di dalam sebuah sistem yang melibatkan
banyak kementerian dan lembaga yang masing-masing berbeda fungsi dan peranannya.
Desentralisasi juga mengharuskan bahwa pengadaan tidak hanya melibatkan perumus kebijakan di
jajaran pemerintah pusat tetapi pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi maupun di tingkat
kabupaten/kota. Diharapkan bahwa dengan sistem yang lebih demokratis, desentralistis dan
terbuka ini proses pengadaan akan lebih efektif, efisien dan akuntabel.

Namun sejauh ini tujuan untuk menciptakan sistem pengadaan barang dan jasa yang ideal masih
jauh dari harapan. Data dan informasi dari data sekunder maupun pengamatan langsung dalam
proses pengadaan menunjukkan bahwa ada banyak hal yang harus dibenahi secara serius.
Indonesia Procurement Watch (IPW), misalnya, menunjukkan bahwa 70% kasus korupsi di
Indonesia berbentuk penyimpangan pengadaan barang/jasa. Persoalan korupsi di bidang
pengadaan memang bukan hanya di Indonesia tetapi juga terdapat di kebanyakan negara
berkembang lainnya. Kontrak-kontrak yang diberikan oleh pemerintah di dalam proyek-proyek
infrastruktur memang merupakan lahan subur bagi berbagai bentuk transaksi di bawah meja yang
melibatkan par politisi maupun para birokrat pemerintah. Masalahnya adalah bahwa jika angka
70% tersebut memang akurat, tidak dapat dipungkiri bahwa agenda untuk mencegah dan
mengurangi korupsi dalam pengadaan barang/jasa memang demikian berat. Upaya untuk
membenahi situasi dengan melaksanakan reformasi pengadaan barang/jasa mungkin juga akan
menghadapi tantangan yang berat dari para polisi atau birokrat yang seringkali mengambil untung
dari transaksi pengadaan barang/jasa yang terjadi.

Sementara itu, upaya untuk mendesentralisasikan proses pengadaan di Kabupaten Lampung Barat
yang diharapkan akan meningkatkan efisiensi dan transparansi ternyata masih menemui berbagai
masalah di lapangan. Pengawasan yang ketat atas proses pengadaan barang/jasa merupakan
sesuatu yang mutlak dilakukan di tengah keterbatasan aparat Pemerintah Daerah Kabupaten
Lampung Barat yang memenuhi syarat kemampuan dan kompetensi mengakibatkan semakin
lambatnya proses pengadaan barang/jasa dan daya serap anggaran oleh Instansi di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Lampung Barat.

Reviu HPS merupakan salah satu fungsi pelaksanaan tugas pokok yang menjadi tanggung jawab
dan wewenang SDM Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa untuk memastikan HPS disusun secara
akuntable dan berdasarkan keahlian. Salah satu dokumen persiapan pengadaan yang wajib direviu
oleh Pokja pemilihan adalah Dokumen Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang telah ditetapkan oleh
PPK
Di Kabupaten Lampung Barat terdapat 10 paket yang direviu yang merupakan paket strategis
dalam rangka melaksanakan pembangunan Kabupaten Lampung Barat dan menjadi visi dan misi
Bupati lampung Barat. Paket strategis tersebut meliputi :

1. Pengadaan pakaian Seragam Sekolah SD/MI (Serasi 01).


2. Penambahan Gedung/Ruang Baru Puskesmas Fajar Bulan.
3. Pembangunan Gedung Baru Puskesmas Batu Ketulis.
4. Rehabilitasi Masjid Al Mansyur Pasar Liwa (RM. 1).
5. Perencanaan jaringan Irigasi Wilayah I (Sukau, Lombok Seminung, Balik Bukit dan Batu Brak).
6. Pembangunan Jembatan Way Serbaya (Bangunan Atas) Pembangunan Jembatan Komposit.
7. PJ 2/Pembangunan Jembatan Netak Landos (Bangunan Atas) Pembangunan Jembatan
Komposit (Menerus).
8. DAK JL2 Peningkatan Jalan Desa Strategis Pekon Rigis Jaya Gunung Terang, Air Hitam
9. Pembangunan Poliklinik RSUD Liwa.
10. Pengadaan Benih Kopi dalam Polibag.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan Tujuan Reviu HPS adalah:

1. Untuk memastikan bahwa nilai HPS telah cukup dan sesuai dengan spesifikasi teknis/KAK.

2. Untuk memastikan bahwa nilai HPS telah cukup dan sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan.

 Reviu HPS dapat dilakukan dengan menggunakan perkiraan biaya/RAB yang telah disusun
pada tahap perencanaan pengadaan data/informasi pasar terkini.
 membandingkan pekerjaan yang sama pada paket yang berbeda, dan/atau;
 memeriksa komponen/unsur pembayaran pada uraian pekerjaan telah sesuai dengan
spesifikasi teknis/KAK dan ruang lingkup pekerjaan.

III. PROSES DAN MEKANISME REVIU HPS

1. Persiapan Reviu Hps

Pada tahap persiapan reviu dokumen persiapan pengadaan, hal-hal yang harus dilakukan
oleh pokja pemilihan adalah antara lain:

a. Rapat Persiapan reviu oleh Pokja Pemilihan :Membahas mengenai distribusi penugasan
dan penunjukan koordinator Reviu dokumen persiapan pengadaan termasuk koordinator
yang menangani reviu HPS, melakukan koordinasi dengan tenaga fungsional umum yang
melakukan analisis pasar (di beberapa UKPBJ terdapat jabatan fungsional umum yang
menangani analisis pasar) atau meminta pendampingan tenaga ahli/APIP/BPKP.
kemudian Menetapkan tujuan, sasaran, pendekatan/ metodologi dan jadwal reviu serta
mengidentifikasi risiko dan titik kritis reviu HPS.
b. Telaah lingkungan, kebijakan dan Organisasi Pengadaan Tujuannya adalah untuk
Menilai ketepatan struktur, personil dan tidak terjadi perangkapan tugas dalam organisasi
pengadaan yang mengakibatkan Conflict of Interest (Col), dengan menelusuri dan
mendapatkan informasi antara lain :
 informasi mengenai struktur organisasi Pengadaan Barang/Jasa yang terdiri atas; PA
(Pengguna Anggaran)/KPA (Kuasa Pengguna Anggaran). PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen), PPHP dan Pejabat Pengelola Keuangan.
 informasi bahwa PPK memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa sesuai
dengan kompetensi yang dipersyaratkan.
 informasi bahwa PPK memiliki latar belakang keilmuan dan pengalaman yang sesuai
dengan tuntutan teknis pekerjaan.

 informasi bahwa PPHP berasal dari pegawai yang memiliki pengalaman di bidang
PBJ dan memahami administrasi proses PBJ.

 informasi bahwa diantara personil dalam organisasi pengadaan tidak memiliki


hubungan keluarga sederajat dan semenda.
 informasi bahwa Personil yang terlibat dalam pengadaan
telah menandatangani Pakta integritas.
 informasi bahwa Personil yang terlibat dalam pengadaan
tidak pernah menjadi terpidana/dituntut dalam kasus
berindikasi KKN.
 informasi bahwa Personil yang terlibat dalam pengadaan
tidak pernah terlibat dalam penyalahgunaan kewenangan.
 informasi bahwa PPK tidak menjabat sebagai pengelola
keuangan.
 Metodologi/Teknik Reviu HPS :Teknik pengumpulan dan
pengujian bukti dapat diuraikan sebagai berikut:
 Telaah Dokumen
 Pengamatan (Observasi)
 Konfirmasi
 Permintaan keterangan.
2. Pelaksanaan Reviu HPS

Adapun langkah kerja Reviu HPS sebagai berikut:

a. Dapatkan dokumen HPS.


b. Dapatkan informasi bahwa HPS Barang/Jasa ditetapkan oleh PPK.
c. Dapatkan informasi bahwa Engineer's estimate disusun oleh konsultan perencana.
d. Dapatkan informasi bahwa spesifikasi teknis/KAK telah sesuai dengan ruang lingkup
pembayaran dalam HPS.
e. Dapatkan informasi bahwa HPS ditetapkan paling lama 28 (dua puluh delapan) hari
kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran untuk pemilihan dengan
pascakualifikasi atau pemasukan dokumen kualifikasi untuk pemilihan dengan
prakualifikasi.
f. Dapatkan informasi bahwa HPS dihitung secara keahlian dan menggunakan
data/informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
g. Dapatkan informasi bahwa survey harga pasar dilakukan menjelang dilaksanakannya
pengadaan.
h. Dapatkan informasi bahwa penyusunan HPS mempertimbangkan data/informasi yang
meliputi: harga pasar setempat yaitu harga barang/jasa di lokasi barang/jasa
diproduksi/diserahkan/dilaksanakan, menjelang dilaksanakannya pemilihan Penyedia;
informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah; informasi biaya/harga satuan yang
dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi daftar harga/biaya/tariff barang/jasa setelah
dikurangi rabat/ potongan harga (apabila ada) yang dikeluarkan oleh
pabrikan/distributor/agen/pelaku usaha; inflasi tahun sebelumnya, suku bunga pinjaman
tahun berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia valuta asing terhadap Rupiah; hasil
perbandingan
biaya/harga satuan barang/jasa sejenis dengan Kontrak yang pernah atau sedang
dilaksanakan; perkiraan perhitungan biaya/harga satuan yang dilakukan oleh konsultan
perencana (engineer's estimate). informasi biaya/harga satuan barang/jasa di luar negeri
untuk tender/seleksi internasional: dan/atau informasi lain yang dapat
dipertanggungjawabkan (antara lain survey, norma index. data/informasi dari BPS).
i. Lakukan pengujian dan dapatkan informasi bahwa HPS tidak memperhitungkan biaya
tak terduga, biaya lain-lain. dan Pajak Penghasilan (PPh)
j. Dapatkan informasi bahwa Total HPS merupakan hasil perhitungan HPS ditambah Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
k. Dapatkan informasi bahwa perhitungan HPS untuk barang telah memperhitungkan
komponen biaya antara lain:
 Harga barang;
 Biaya pengiriman:
 Keuntungan dan biaya overhead;
 Biaya instalasi;
 Suku cadang;
 Biaya operasional dan pemeliharaan; atau
 Biaya pelatihan.

l. Dapatkan informasi bahwa perhitungan HPS untuk Pekerjaan Konstruksi berdasarkan


hasil perhitungan biaya harga satuan yang dilakukan oirh konsultan perencana
(Engneer's Estimate) berdasarkan rancangan rinci (Detail Engineering Design) yang
berupa Gambar dan Spesifikasi Teknis.
m. Dapatkan informasi bahwa perhitungan HPS untuk Pekerjaan Konstruksi telah
memperhitungkan keuntungan dan biaya overhead yang wajar untuk sebesar 15% (lima
belas persen).
n. Dapatkan informasi bahwa perhitungan HPS untuk Jasa Konsultansi dapat
menggunakan:

Metode Perhitungan berbasis Biaya (cost-based rates) yang terdiri dari Biaya langsung
personel (Remuneration) dan Biaya langsung non personel (Direct Reimbursable Cost).

Metode Perhitungan Berbasis Pasar (market-based rates) yang dilakukan dengan


membandingkan biaya untuk menghasilkan keluaran pekerjaan/output dengan tarif/harga
yang berlaku di pasar.

Metode Perhitungan Berbasis Keahlian (value-based rates) yang dilakukan dengan


menilai tarif berdasarkan ruang lingkup keahlian/reputasi/hak eksklusif yang
disediakan/dimiliki jasa konsultan tersebut.
o. Dapatkan informasi bahwa Perhitungan HPS untuk Jasa Lainnya harus
memperhitungkan komponen biaya sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan antara lain:

Anda mungkin juga menyukai