Anda di halaman 1dari 111

DRAFT PETUNJUK TEKNIS

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


NOMOR ….. TAHUN …..
TENTANG PERENCANAAN
PENGADAAN

Judul lampiran Pedoman Perencanaan Pengadaan

Dasar hukum 1. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan


Barang/Jasa (LKPP) Nomor 7 Tahun 2018
Tentang Perencanaan Pengadaan
2. Keputusan Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi
dan Pengembangan Sistem Informasi Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 10 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.

Referensi buku 1. Agus Arif Rakhman, M.M. 2020. Buku Kerja


pengadaan Pejabat Pembuat Komitmen Versi Perpres No 16
Tahun 2018. Jakarta: Prenada Media Group
2. Agus Arif Rakhman, M.M. 2020. Strategi
Menyusun Spesifikasi Teknis dan Perkiraan
Harga untuk Paket Pemeliharaan Peralatan
Elektronik, Komputasi, dan Jaringan Melalui
Metode Request For Information (RFI). Jakarta:
Lembaga Pengembangan dan Konsultasi
Nasional (LPKN)

Referensi media Channel youtube @agusarifrakhman


online
https://www.youtube.com/channel/UCg6R6tPg-
GPPjYPoc8qKnKQ/videos
I. PENDAHULUAN
Perencanaan Pengadaan yang dananya bersumber dari APBN dilakukan
bersamaan dengan proses penyusunan RKA-K/L setelah penetapan Pagu
Indikatif. Perencanaan Pengadaan menjadi masukan dalam menyusun
RKA-K/L. Alur tahapan Perencanaan Pengadaan dari mulai identifikasi
kebutuhan sampai pengumuman RUP.

PPK memiliki tugas menyusun Perencanaan Pengadaan sesuai kebutuhan


Kementerian, untuk tahun anggaran berikutnya sebelum berakhirnya
tahun anggaran berjalan. PPK yang menyusun Perencanaan Pengadaan
merupakan PPK yang menjabat pada tahun pelaksanaan perencanaan.
Dalam hal terjadi pergantian PPK pada tahun pelaksanaan perencanaan,
dilakukan serah terima jabatan kepada PPK yang baru dan tugas
menyusun Perencanaan Pengadaan beralih menjadi tugas PPK yang baru.

Pengangkatan, pergantian serta pemberhentian PPK dilakukan berdasarkan


ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka meningkatkan
kualitas Perencanaan Pengadaan yang dilakukan oleh PPK, proses
penyusunan Perencanaan Pengadaan dapat dibantu oleh Unit Kerja
Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ), Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, Agen
Pengadaan, Tim atau Tenaga Ahli, Tim Teknis, Tim Pendukung dan/atau
unit kerja lainnya yang berkaitan dengan Perencanaan Pengadaan.
II.KETENTUAN TEKNIS DALAM PROSES PENYUSUNAN
PERENCANAAN PENGADAAN

Catatan: dibaca dari kanan ke kiri

A. Identifikasi Kebutuhan

Identifikasi kebutuhan barang/jasa merupakan tahapan awal dari


Perencanaan Pengadaan yang dilakukan pada tahun anggaran
berjalan untuk kegiatan di tahun anggaran berikutnya. Proses
identifikasi kebutuhan barang/jasa dilakukan berdasarkan
rencana kegiatan yang ada dalam Renja-Kementerian.
Identifikasi kebutuhan adalah kegiatan mencari, mengumpulkan,
meneliti, serta mencatat data dan informasi akan kebutuhan
barang/jasa yang bertujuan untuk mendukung pencapaian
indikator kinerja yang terdapat pada Renja-Kementerian. Hasil
identifikasi kebutuhan antara lain mencakup nama barang/jasa,
kriteria barang/jasa, kriteria pelaku usaha, uraian pekerjaan, dan
lokasi pekerjaan.
1. Identifikasi kebutuhan secara umum dilakukan dengan
memperhatikan:
a. Prinsip efisien dan efektif dalam Pengadaan Barang/Jasa.
Efisien yang dimaksud adalah Pengadaan Barang/Jasa
harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya
yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran
dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana
yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran
dengan kualitas yang maksimum sebagaimana yang
direncanakan.
Efektif yang dimaksud adalah Pengadaan Barang/ Jasa
harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah
ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya.
b. Aspek pengadaan berkelanjutan.
Pengadaan berkelanjutan merupakan Pengadaan
Barang/Jasa yang bertujuan untuk mencapai nilai
manfaat yang menguntungkan secara ekonomis tidak
hanya untuk Kementerian sebagai penggunanya tetapi
juga untuk masyarakat, serta signifikan mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan dalam keseluruhan
siklus penggunaannya. Pengadaan. Pengadaan
berkelanjutan memperhatikan 3 (tiga) aspek yaitu
ekonomi, sosial, dan lingkungan.
c. Penilaian Prioritas Kebutuhan
Penilaian prioritas kebutuhan terkait dengan penentuan
barang/jasa yang karena sifat kebutuhannya perlu
didahulukan proses pengadaannya, sehingga
barang/jasa yang dibutuhkan tersedia tepat waktu.
d. Barang/jasa pada katalog elektronik
Memanfaatkan produk yang tayang dalam katalog
elektronik dalam melakukan Perencanaan Pengadaan
sebagai bahan masukan untuk menyusun kebutuhan
dalam hal ada atau tidaknya ketersediaan barang/jasa
dan pelaku usaha yang mampu.
e. Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa
Konsolidasi pengadaan pada tahap identifikasi
kebutuhan dilakukan dengan menganalisis kebutuhan
Pengadaan Barang/Jasa terhadap potensi untuk
dilaksanakan secara konsolidasi berdasarkan komoditas
serta kesatuan sistem barang/jasa.
f. Barang/jasa yang telah tersedia/dimilki/dikuasai
Menggunakan database Barang Milik Negara (BMN)
dan/atau daftar riwayat kebutuhan Barang/Jasa
sebagai sumber data dan informasi yang diperlukan.
2. Proses Identifikasi Kebutuhan dilakukan Berdasarkan Jenis
Pengadaan
a. Identifikasi Kebutuhan Barang
Pada tahun berjalan, PPK melakukan proses identifikasi
terhadap jenis kebutuhan Barang yang dibutuhkan
untuk mendukung kegiatan di tahun berikutnya. Dalam
melakukan identifikasi kebutuhan Barang, selain
memperhatikan hal-hal yang berlaku secara umum, juga
perlu memperhatikan hal-hal yang lebih spesifik antara
lain:
1) Kemudahan untuk memperoleh Barang di pasaran.
2) Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
3) Jumlah produsen dan/atau jumlah pelaku usaha.
4) Keterangan asal Barang tersebut.
5) Kesesuaian Barang.
6) Status kelayakan Barang yang tersedia.
7) Jadwal kebutuhan Barang.
8) Pihak yang memerlukan (sebagai pengelola/pengguna
Barang).
9) Persyaratan lainnya.
b. Identifikasi Kebutuhan Pekerjaan Konstruksi
Pada tahun berjalan, PPK melakukan identifikasi
terhadap kebutuhan- kebutuhan Pekerjaan Konstruksi
yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya. Dalam
melakukan identifikasi kebutuhan Pekerjaan Konstruksi,
selain memperhatikan hal-hal yang berlaku secara
umum, juga perlu memperhatikan hal-hal yang lebih
spesifik antara lain:
1) Kesesuaian kebutuhan Pekerjaan Konstruksi
2) Kompleksitas Pekerjaan Konstruksi
3) Keterlibatan Usaha Kecil
4) Waktu penyelesaian Pekerjaan Konstruksi
5) Penggunaan barang/material
6) Persentase bagian/komponen dalam negeri.
7) Studi kelayakan Pekerjaan Konstruksi.
8) Desain Pekerjaan Konstruksi.
9) Kontrak Pekerjaan Konstruksi
10) Pembebasan Lahan

c. Identifikasi Kebutuhan Jasa Konsultansi


Pada tahun berjalan, PPK akan melakukan identifikasi
kebutuhan Jasa Konsultansi untuk menunjang kegiatan
yang akan dilaksanakan di tahun berikutnya. Dalam
melakukan identifikasi kebutuhan Jasa Konsultansi,
selain memperhatikan hal-hal yang berlaku secara
umum, juga perlu memperhatikan hal-hal yang lebih
spesifik antara lain:
1) Kesesuaian kebutuhan Jasa Konsultansi
2) Fungsi/manfaat yang akan diperoleh
3) Target yang ditetapkan
4) Pihak yang menggunakan (penerima manfaat)
5) Waktu pelaksanaan
6) Ketersediaan pelaku usaha yang sesuai
7) Jasa Konsultansi untuk Pekerjaan Konstruksi.
8) Kontrak Jasa Konsultansi.

d. Identifikasi Kebutuhan Jasa Lainnya


Pada tahun berjalan, PPK akan melaksanakan proses
identifikasi terhadap kebutuhan Jasa Lainnya yang
dapat mendukung pencapaian indikator kinerja di tahun
berikutnya. Dalam melakukan identifikasi kebutuhan
Jasa Lainnya, selain memperhatikan hal-hal yang
berlaku secara umum, juga perlu memperhatikan hal-
hal yang lebih spesifik antara lain:
1) Kesesuaian kebutuhan Jasa Lainnya
2) Fungsi/manfaat dari Jasa Lainnya
3) Target yang diharapkan
4) Waktu pelaksanaan pekerjaan Jasa Lainnya
5) Jasa lainnya yang bersifat rutin

e. Identifikasi Kebutuhan Pekerjaan Terintegrasi


Pada tahun berjalan, PPK akan melaksanakan proses
identifikasi terhadap kebutuhan Jasa Lainnya yang
dapat mendukung pencapaian indikator kinerja di tahun
berikutnya. Dalam melakukan identifikasi kebutuhan
pekerjaan terintegrasi, selain memperhatikan hal-hal
yang berlaku secara umum, juga perlu memperhatikan
hal-hal yang lebih spesifik antara lain:
1) Menentukan jenis pengadaan yang akan
dilaksanakan melalui pekerjaan terintegrasi. Jenis
pengadaan yang dimaksud meliputi Barang,
Pekerjaan Konstruksi, Jasa Konsultansi, dan Jasa
Lainnya yang dapat dilakukan secara terintegrasi.
2) Menentukan pekerjaan terintegrasi berdasarkan
jenis, fungsi/manfaat, target/sasaran yang akan
dicapai. Pengadaan yang dapat dilakukan secara
terintegrasi merupakan pengadaan yang menurut
sifat dan jenis pekerjaannya dapat diintegrasikan
dalam satu paket pengadaan untuk mendapatkan
penyedia yang sesuai.
3) Waktu penyelesaian pekerjaan terintegrasi, sehingga
dapat segera dimanfaatkan sesuai dengan rencana.
Waktu kapan dimulainya keseluruhan pelaksanaan
pekerjaan terintegrasi serta waktu kapan selesainya
keseluruhan pelaksanaan pekerjaan terintegrasi
berdasarkan target/sasaran yang akan dicapai dan
waktu pemanfaatan hasil pekerjaan terintegrasi.
4) Penggunaan barang/material berasal dari dalam
negeri atau luar negeri. Menentukan penggunaan
barang/material apakah berasal dari dalam negeri
atau luar negeri serta dapat memanfaatkan produk
yang tayang dalam katalog elektronik.
5) Persentase bagian/komponen dalam negeri
terhadap keseluruhan pekerjaan. Menentukan
persentase bagian/komponen dalam negeri
terhadap keseluruhan Pekerjaan Konstruksi yang
dapat dijadikan penilaian penawaran peserta
pengadaan dari barang/jasa yang ditawarkan.

Hasil dari proses identifikasi kebutuhan dapat dituangkan dalam


Formulir Perencanaan Pengadaan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 3.1 Namun apabila dibutuhkan analisis lebih detil
terhadap suatu kebutuhan barang/jasa, maka PPK dapat
menggunakan Formulir Identifikasi Kebutuhan sebagaimana
tercantum pada Lampiran 3.2 , Lampiran 3.3 , Lampiran 3.4 , dan
Lampiran 3.5.
B. Penetapan Barang/Jasa

Penetapan barang/jasa merupakan hasil analisis terhadap kebutuhan


barang/jasa dari proses identifikasi kebutuhan yang dapat
menggambarkan kebutuhan nyata untuk mendukung dan mencapai
program, kegiatan dan output unit organisasi. PPK menetapkan
Barang/Jasa berdasarkan jenis pengadaannya yang dituangkan ke
dalam Formulir Perencanaan Pengadaan) sebagaimana tercantum
dalam Lampiran 3.1 Jenis pengadaan barang/jasa berupa Barang,
Pekerjaan Konstruksi, Jasa Konsultansi dan/atau Jasa Lainnya,
termasuk pengadaan yang dilakukan secara terintegrasi.

C. Penyusunan Spesifikasi Teknis/KAK

1. Spesifikasi teknis/KAK disusun dengan memperhatikan:


a. Menggunakan produk dalam negeri, sepanjang tersedia dan
tercukupi;
b. Menggunakan produk bersertifikat SNI, sepanjang tersedia
dan tercukupi;
c. Memaksimalkan penggunaan produk industri hijau;
d. Aspek pengadaan berkelanjutan; dan
e. Tidak mengarah kepada merek/produk tertentu kecuali
untuk pengadaan komponen barang/jasa, suku cadang,
bagian dari 1 (satu) sistem yang sudah ada, barang/jasa
dalam katalog elektronik, atau barang/jasa melalui Tender
Cepat.
2. Spesifikasi Teknis paling sedikit berisi:
a. Spesifikasi Mutu/kualitas;
b. Spesifikasi jumlah;
c. Spesifikasi waktu; dan
d. Spesifikasi pelayanan.
3. KAK Penyedia Jasa Konsultansi paling sedikit berisi:
a. Uraian pekerjaan yang akan dilaksanakan, meliputi: latar
belakang, maksud dan tujuan, lokasi pekerjaan, dan produk
yang dihasilkan (output);
b. Waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan memperhatikan batas akhir efektif tahun
anggaran;
c. Spesifikasi teknis jasa konsultansi yang akan diadakan,
mencakup kompetensi (Pendidikan, pengalaman kerja dan
atau sertifikasi) tenaga ahli yang dibutuhkan dan untuk
badan usaha termasuk juga kompetensi badan usaha
penyedia jasa konsultansi; dan
d. Sumber pendanaan dan besarnya total perkiraan biaya
pekerjaan.
4. KAK Penyedia Jasa Lainnya paling sedikit berisi:
a. Uraian pekerjaan yang akan dilaksanakan, meliputi: latar
belakang, maksud dan tujuan, lokasi pekerjaan, dan produk
yang dihasilkan (output);
b. Waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan memperhatikan batas akhir efektif tahun
anggaran;
c. Kualifikasi personel mencakup kompetensi (Pendidikan,
pengalaman kerja dan atau sertifikasi) tenaga terampil yang
dibutuhkan dan untuk badan usaha termasuk juga
kompetensi badan usaha penyedia jasa lainnya;
d. Spesifikasi teknis barang yang akan digunakan; dan
e. Sumber pendanaan dan besarnya total perkiraan biaya
pekerjaan.
D. Penentuan Cara Pengadaan

PPK menentukan cara pengadaan yang dilakukan dengan Swakelola


dan/atau Penyedia. Dalam menentukan cara pengadaan,
memperhatikan tugas pokok dan fungsi unit organisasi serta sifat
kegiatan yang akan dilaksanakan.
1. Swakelola
Dalam proses Perencanaan Pengadaan yang akan dilakukan
melalui swakelola meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Penetapan Tipe Swakelola;
b. Penyusunan Spesifikasi Teknis/KAK; dan
c. Penyusunan Perkiraan Biaya/Rencana Anggaran Biaya
(RAB).
2. Penyedia
Dalam proses Perencanaan Pengadaan yang akan dilakukan
melalui penyedia meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. penyusunan spesifikasi teknis/KAK;
b. penyusunan perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya
(RAB);
c. pemaketan Pengadaan Barang/Jasa;
d. konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa; dan
e. biaya pendukung.

E. Penyusunan Jadwal

Penyusunan jadwal pengadaan dilakukan dengan memperhatikan


perkiraan waktu penetapan Renja Kementerian dan Pagu Indikatif
Kementerian, sehingga penyusunan jadwal pengadaan barang/jasa
dapat dilakukan. Dalam menyusun dan menetapkan rencana jadwal
pengadaan barang/jasa dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Jenis/karakteristik dari barang/jasa yang dibutuhkan.
Barang/jasa yang memiliki karakteristik sederhana biasanya
tidak membutuhkan jadwal pengadaan yang lama. Berbeda
dengan Barang/jasa yang bersifat kompleks. Jadwal pengadaan
barang/jasa yang memiliki karakteristik kompleks umumnya
membutuhkan waktu yang lama. Misalnya kebutuhan Pekerjaan
Konstruksi yang bersifat kompleks.

2. Metode dan waktu pengiriman barang/jasa.


Metode dan waktu pengiriman barang/jasa berkaitan dengan
lokasi pengiriman barang/jasa yang berdampak pada waktu
tenggang (lead time) dan waktu pemesanan. Ketika waktu
tenggang (lead time) perlu diminimalkan, maka metode
pengiriman perlu diidentifikasi dengan jelas karena akan
berdampak besar pada waktu pengiriman barang/jasa.

3. Waktu pemanfaatan barang/jasa di masing–masing Unit Kerja.


Dengan mengetahui kapan waktu pemanfaatan barang/jasa,
dapat ditarik mundur dalam rangka menentukan jadwal
pelaksanaan pengadaan.

4. Metode pemilihan yang dilakukan.


Metode pemilihan yang dilakukan melalui pengadaan E-
purchasing, Pengadaan Langsung dan Penunjukan Langsung,
relatifnya membutuhkan rencana jadwal pengadaan yang lebih
sedikit dibandingkan dengan metode pemilihan yang dilakukan
melalui Tender/Seleksi khususnya pada jangka waktu proses
pemilihan Penyedia.

5. Jangka waktu proses pemilihan penyedia.


Metode pemilihan yang dilakukan melalui Tender/Seleksi
relatifnya membutuhkan rencana jadwal pengadaan yang lebih
lama. Hal tersebut berkaitan dengan jangka waktu pemilihan
Tender/Seleksi yang dilakukan melalui beberapa tahapan. Setiap
tahapan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam
pelaksanaannya. Selain itu, dalam pemilihan Tender/Seleksi
perlu memperhatikan metode kualifikasi yang digunakan yaitu
pascakualifikasi atau prakualifikasi. Metode pascakualifikasi
membutuhkan jadwal pengadaan yang lebih cepat dibandingkan
dengan metode prakualifikasi.

6. Ketersediaan barang/jasa di pasar.


Memastikan ketersediaan barang/jasa di pasar yang berdampak
pada ketersediaan pasokan yang kontinyu, menurunkan waktu
tenggang (lead time) dan memastikan ketepatan waktu
kedatangan barang/jasa yang dibeli.
Hasil dari proses penyusunan jadwal dituangkan ke dalam Formulir
Perencanaan Pengadaan.

F. Penyusunan Anggaran

Dalam melakukan Perencanaan Pengadaan, PPK menyusun anggaran


pengadaan yang terdiri atas biaya barang/jasa yang dibutuhkan dan
biaya pendukung. Sumber dana yang akan dipergunakan bersumber
dari sebagian atau seluruhnya APBN serta dana yang bersumber dari
sebagian atau seluruhnya melalui Pinjaman/Hibah Dalam Negeri
yang diterima oleh Pemerintah dan Pinjaman/Hibah Luar Negeri.
Perkiraan biaya yang diperoleh dari proses Perencanaan Pengadaan
dapat dijadikan dasar dalam mengajukan kebutuhan anggaran untuk
tahun anggaran berikutnya kepada pejabat yang berwenang sesuai
ketentuan peraturan perundang- undangan.
1. Komponen biaya yang perlu diperhitungkan dalam Barang,
namun tidak terbatas pada:
a. Biaya barang;
b. Biaya pengepakan;
c. Biaya pengiriman;
d. Biaya pemasangan;
e. Biaya pengujian;
f. Biaya pelatihan; dan/atau
g. Biaya pemeliharaan.

2. Komponen biaya yang perlu diperhitungkan dalam Pekerjaan


Konstruksi, namun tidak terbatas pada:
a. Biaya perencanaan;
b. Biaya pengawasan;
c. Biaya konstruksi; dan/atau
d. Biaya pendukung (biaya administrasi dan biaya lainnya).

3. Komponen biaya yang perlu diperhitungkan dalam Jasa


Konsultansi, namun tidak terbatas pada:
a. Biaya langsung personel (Remuneration);
b. Biaya langsung non personel (Direct Reimbursable Cost);
dan/atau
c. Biaya pendukung (biaya administrasi dan biaya lainnya).

4. Komponen biaya yang perlu diperhitungkan dalam Jasa Lainnya,


namun tidak terbatas pada:
a. Biaya upah;
b. Biaya bahan;
c. Biaya peralatan;
d. Biaya tarif layanan; dan/atau
e. Biaya pendukung (biaya administrasi dan biaya lainnya).

Dalam menyusun anggaran pengadaan barang/jasa dapat


memanfaatkan penjelasan yang terdapat dalam Peraturan Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa tentang Pedoman Swakelola atau
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia.
Selain itu juga dapat memanfaatkan penjelasan yang terdapat dalam
Modul Pelatihan PBJP terkait dengan penyusunan perkiraan biaya
barang/jasa. Kemudian hasil dari proses penyusunan anggaran
pengadaan dituangkan ke dalam Formulir Perencanaan Pengadaan.

G. Penyusunan dan Penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

PPK dapat menetapkan tim atau tenaga ahli yang bertugas


memberikan masukan dalam penyusunan HPS. HPS dihitung secara
keahlian dan menggunakan data/informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Penetapan HPS paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum
batas akhir untuk:

a. Pemasukan penawaran untuk pemilihan dengan pascakualifikasi;


b. Pemasukan dokumen kualifikasi untuk pemilihan dengan
prakualifikasi.

H. Reviu dan Penetapan Spesifikasi Teknis/ KAK dan HPS

Tahapan reviu spesifikasi teknis/KAK dilakukan oleh PPK setelah


mendapatkan rencana spesifikasi teknis/ KAK dari Tim Teknis.
Tahapan ini bertujuan untuk memastikan bahwa spesifikasi/KAK pada
saat penyusunan anggaran belanja atau perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa masih sesuai dengan kebutuhan barang/jasa dan
ketersedian anggaran belanja sesuai hasil persetujuan.

Reviu terhadap spesifikasi teknis/KAK meliputi:


a. kuantitas;
b. kualitas;
c. waktu akan digunakan/dimanfaatkan; dan
d. ketersediaan di pasar.

Dalam hal PPK membutuhkan masukan lain, dapat melibatkan UKPBJ


dalam tahap reviu terhadap spesifikasi teknis/KAK dan HPS sebelum
ditetapkan.

Kemudian PPK menetapkan spesifikasi teknis/KAK yang telah disetujui


oleh PA/KPA berdasarkan hasil reviu. Penetapan spesifikasi
teknis/KAK dicantumkan dalam Dokumen Spesifikasi Teknis/KAK.

I. Penetapan Perencanaan Pengadaan


PA/KPA menetapkan Perencanaan Pengadaan yang telah disusun oleh
PPK. Dalam menetapkan Perencanaan Pengadaan PA/KPA dapat
menggunakan Surat Penetapan atau menggunakan dokumen lain,
seperti Nota Dinas, Surat Keluar, dan dokumen lainnya yang berkaitan
dengan penetapan Perencanaan Pengadaan. Penetapan tersebut
dilakukan dengan melampirkan formulir identifikasi kebutuhan,
formulir Perencanaan Pengadaan dan/atau dokumen pendukung
lainnya. Format Surat Penetapan dapat dilihat pada Lampiran 3.6.

J. Penyusunan Rencana Umum Pengadaan

PPK menyusun RUP berdasarkan hasil Penetapan Perencanaan


Pengadaan dengan menggunakan aplikasi SiRUP. Prosedur
penggunaan aplikasi SiRUP mengacu pada Keputusan Deputi Bidang
Monitoring Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi tentang
Tata Cara Penggunaan Aplikasi SiRUP.
Dalam hal dibutuhkan konsep dalam membantu penyusunan RUP ke
dalam aplikasi SiRUP, PPK dapat menggunakan format:
a. Rencana Umum Pengadaan Swakelola yang dapat dilihat pada
Lampiran 1.7.
b. Rencana Umum Pengadaan Penyedia yang dapat dilihat pada
Lampiran 1.8.

K. Penetapan dan Pengumuman Rencana Umum Pengadaan

PA/KPA menetapkan dan mengumumkan RUP yang telah disusun


oleh PPK melalui aplikasi SiRUP. Sebelum menetapkan dan
mengumumkan RUP, PA/KPA memeriksa dan memastikan kembali
RUP yang telah disusun oleh PPK mencakup seluruh belanja
pengadaan, baik pengadaan yang akan dilakukan melalui Swakelola
maupun Penyedia, untuk seluruh metode pemilihan meliputi
Tender/Seleksi, E-purchasing, Pengadaan Langsung, Penunjukan
Langsung dan Tender Cepat. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi
kekeliruan dalam proses Perencanaan Pengadaan.
PA/KPA dapat mengkonsolidasikan paket antar PPK sebelum
penetapan dan pengumuman RUP melalui aplikasi SiRUP. PA/KPA
dapat mengubah paket dalam RUP yang telah diumumkan. Pada
perubahan RUP, PA/KPA dapat juga mengkonsolidasikan paket yang
telah diumumkan melalui aplikasi SiRUP dan mengumumkan kembali
RUP tersebut. PPK dapat mengusulkan perubahan paket dalam RUP
yang telah diumumkan kepada PA/KPA. Pada usulan perubahan RUP,
PPK dapat juga mengusulkan konsolidasi paket dalam RUP yang telah
diumumkan di area kerjanya masing-masing. Dalam mengusulkan
perubahan RUP, PPK dapat dibantu oleh Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa.
III. REQUEST FOR INFORMATION (RFI) UNTUK DATA
DUKUNG PERENCANAAN PENGADAAN

Analisis pasar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


prosedur perencanaan pengadaan, sebelum mengisi formulir identifikasi
kebutuhan, selain menggali informasi mengenai kebutuhan dari para
pengguna akhir, bagian yang penting justru adalah menggahli informasi
terhadap pelaku usaha. Dunia bisnis pada era revolusi industry 4.0
mengalami perubahan yang sangat cepat dimana teknologi memegang
peranan penting dalam rantai prosedur pengambilan keputusan.
Teknologi pula yang menjadi aktifitas utama pada Kementerian
Komunikasi dan Informatika untuk seluruh program kerjanya, sehingga
dengan cepatnya perkembangan teknologi, diperlukan metode survey
pelaku usaha yang efektif dan akuntabel.
Metode Request For Information (RFI) dilakukan dengan mengiriman
dokumen resmi dari instansi pemerintah kepada pelaku usaha, untuk
kemudian pelaku usaha menjawab dokumen itu juga secara resmi.
A. METODE SURVEI PELAKU USAHA
Survei pelaku usaha merupakan agenda kunci dalam perencanaan
pengadaan yang dilakukan oleh PPK dan timnya. Dengan survei
pelaku usaha, PPK dapat dengan benar-benar mengetahui kondisi
pasar terkini. Metoder survei dapat dilakukan dengan 4 cara:
1. Metode “search by internet”. Metode ini semakin mudah
dilakukan untuk kondisi persaingan bisnis pada era revolusi
industry 4.0 seperti sekarang ini. Terdapat 2 cara yang dapat
ditempuh dalam melaksanakan metode ini, yaitu:
a. Searching ke “official website of brand”. Metode ini dilakukan
dengan cara mengunjungi official website dari suatu merek
barang/jasa. Saat ini banyak sekali official website yang
sudah melengkapi website mereka dengan informasi
barang/jasa lengkap dengan harganya.
b. Searching ke online shop. Saat ini banyak sekali platform
online shop yang dapat dijadikan benchmark untuk menggali
informasi dengan mudah, seperti: Shopee, Tokopedia, Blibli,
JD.id, dan lain sebagainya. Masing-masing online shop
tersebut saat ini sudah memiliki official store dari pemilik
merek, sehingga setidaknya informasi harga dan keaslian
barang dapat lebih terjamin. Apabila suatu merek tidak
memiliki official store di online shop maka survei pasar
dilakukan dengan mengunjungi online shop yang “non official
store”, namun sedapat mungkin toko yang anda kunjungi
adalah toko yang memiliki reputasi yang bagus, instrument
indicator kinerja sudah banyak disediakan oleh masing-
masin online shop saat ini, seperti indicator skala likert,
jumlah bintang dan sebagainya.
2. Kunjungan ke pelaku usaha secara luring. Metode ini merupakan
metode lama yang sampai Sekarang masih cukup relevan
dilakukan khususnya untuk barang/jasa yang rantai pasoknya
terbatas, sebaiknya pelaku usaha yang dipilih adalah rantai
pasok yang tinggi seperti agen, distributor, main reseller, dan
lain-lain
3. Undangan ke penyedia dengan minimal 2 brand yang berbeda.
Metode ini juga cukup ampuh dilakukan, apalagi bagi PPK yang
memiliki kesibukan sangat tinggi tapi mendapatkan paket
pengaadaan yang berkriteria kompleks. Apabila pengadaan
barang teridentifikasi hanya merek-merek yang terbatas, maka
metode ini dapat dipilih, dan tentunya pelaku usaha yang
diundang sedapat mungkin merupakan rantai pasok yang tinggi,
walau mungkin bukan tertinggi
4. Metode Request For Information. Metode ini cukup sudah banyak
dilakukan di pengadaan internasional apalagi pengadaan barang-
barang berteknologi tinggi seperti yang banyak dilakukan pada
Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selanjutnya akan
dibahas beberapa konsep dasar metode ini

Perencanaan
Pengadaan
Request For
Information
Persiapan
Pengadaan

Official website of
brand
Metode Survey Search by internet Official

Online Shop
Kunjungan
penyedia secara Non official
luring

Undangan
penyedia min 2
brand

B. PEMAHAMAN KONSEP METODE SURVEI DENGAN REQUST FOR


INFORMATION (RFI)
1) Metode RFI ini dilakukan pada saat:
a. Perencanaan pengadaan, yaitu saat penyusunan RKA-KL,
tujuan RFI pada masa ini adalah untuk data dukung
dokumen anggaran
b. Persiapan pengadaan, yaitu waktu setelah anggaran
ditetapkan sampai dengan sebelum PPK menyampaikan
Dokumen Persiapan Pengadaan kepada Pokja Pemilihan atau
Pejabat Pengadaan. Apabila RFI dilakukan pada masa ini,
maka tujuannya adalah untuk finalisasi spesifikasi teknis
dan HPS. RFI pada masa ini penting dilakukan untuk
memastikan standar kualitas yang bisa jadi terdapat berbagai
perubahan teknologi, serta perubahan harga.
2) Tujuan metode RFI dalam rangka survei pelaku usaha adalah:
a. Menggali informasi tentang indicator kinerja suatu
barang/jasa. Pernahkah anda menanyakan kepada pelaku
usaha, bagaimana menguji performa suatu laptop secara
efektif, adakah alat ukur penguji performa barang/jasa?
b. Untuk mengetahui perkembangan spesifikasi terbaru,
apalagi pengadaan barang berteknologi tinggi dan di desain
khusus
c. Untuk mengetahui harga terbaru langsung dari pelaku
usaha
d. Mengetahui kualifikasi pelaku usaha. Informasi terkait
kualifikasi pelaku usaha sangat penting dalam memberikan
masukan kepada Pokja Pemilihan atau pejabat pengadaan
terkait kualifikasi pelaku usaha seperti bidang izin usaha,
dan lain-lain.
3) Metode RFI ini sangat cocok untuk kondisi paket pengadaan di
bawah ini:

Pengadaan barang
impor

Pengadaan alat
teknologi tinggi
Metode RFI cocok

Pengadaan alat
untuk:

desain khusus

Pengadaan perangkat
system yang banyak
komponen

Rantai pasok
terbatas

Sedikit pembeli, dan


sedikit penjual

4) Jenis-jenis metode pelaksanaan RFI:


RFI ke
principal/
pabrikan

RFI ke
Jenis RFI
agen/distributor

RFI pelaku
usaha potensial

Dikirim ke
min. 2
sumber Spesifikasi
RFI
Dilakukan teknis
rekap ke
dalam: Perkiraan
harga

5) Struktur dokumen RFI:


Surat pengantar
Bagan
isi RFI Pendahuluan

Tujuan

Latar belakang

Ruang lingkup

Informasi paket pengadaan

Pertanyaan

Tanggapan

RFI#1= Spesifikasi kinerja pelayanan/pemeliharaan

RFI#2= Spesifikasi kinerja produk/suku cadang

RFI#3= Informasi harga

Penutup

IV. SPESIFIKASI TEKNIS BERBASIS KINERJA DAN KERTAS


KERJA PERKIRAAN HARGA

Beberapa tinjauan pustaka yang digunakan untuk mendukung penerapan


spesifikasi teknis berbasis kinerja adalah berbagai teori dan referensi
hukum

Perpres No 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


Pasal 4 di atas dijelaskan aspek kualitas menjadi yang utama adalah
aspek kualitas, dimana kualitas identic dengan aspek kinerja

Kinerja

Kualitas
Pasal 11

Pada pasal ini dijelaskan bahwa Spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja


ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Dari pasal ini sudah
cukup jelas bahwa pembahasan ini lebih diperuntukkan untuk Pejabat
Pembuat Komitmen dalam rangka penyusunan Spesifikasi teknis/KAK

Pasal 19 ayat 2
Pasal ini
merupakan
terobosan
regulasi yang
tidak pernah
diatur
sebelumnya dimana cenderung spesifikasi teknis tidak boleh mengarah ke
merek tertentu, namun pasal ini memberikan pengecualikan bahwa
terdapat 5 syarat atau kondisi yang dimungkinkan penyusunan
spesifikasi teknis/KAK dapat menyebutkan merek

Pengetahuan atas pasal ini sangat penting dan dapat dijadikan pedoman
utama untuk melakukan identifikasi komponen spesifikasi teknis yang
sekiranya memenuhi kriteria di atas, khususnya komponen spesifikasi
teknis/KAK yang merupakan:

1. Komponen barang/jasa
2. Suku cadang
3. Bagian dari satu system yang sudah ada

Pasal 25

Pada pasal ini dijelaskan


lanjutan tahapan pengadaan
setelah spesifikasi teknis/KAK
di susun pada tahap
perencanaan pengadaan,
selanjutnya PPK menetapkan
spesifikasi teknis/KAK
tersebut pada tahap persiapan pengadaan.

Persiapan pengadaan merupakan fase yang dimulai dari anggaran


pemerintah ditetapkan sampai dengan penyerahan dokumen persiapan
pengadaan kepada pejabat pengadaan atau pokja pemilihan

Pasal 68

Pasal ini merupakan konsep baru dan lebih berpikir Panjang ke depan
dalam rangka penyusunan spesifikasi teknis/KAK oleh PPK. Pada
prinsipnya dalam penyusunan spesifikasi teknis/KAK terdapat beberapa
aspek yang harus diperhatikan diantaranya adalah aspek ekonomi atau
dapat disebut sebagai pertimbangan TOTAL COST OWNERSHIP (total
biaya selama umur ekonomis). Aspek ini nantinya akan sangat
berhubungan erat dengan penyusunan spesifikasi teknis/KAK untuk
pekerjaan komplek

Peraturan LKPP Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pedoman Perencanaan


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pasal 23 ayat 5

Pasal ini menjeskan KOMPONEN minimal yang harus terdapat pada


spesifikasi teknis/KAK, sebagai berikut:
Spesifikasi
teknis

Spesifikasi Spesifikasi Spesifikasi Spesifikasi


mutu/kualitas jumlah waktu pelayanan

Diagram di atas merupakan komponen minimal yang terdapat pada


spesifikasi teknis, dimana berkaitan dengan pekerjaan kompleks nantinya
pada pembahasan berikutnya akan dijelaskan format/template yang
memudahkan peserta untuk melakukan penyusunan spesifikasi teknis
tersebut.

Kerangka acuan
kerja

kemampuan
Waktu pelaks anaan sumber dan
Spesifikasi teknis badan
Uraian pekerjaan dan tahapan Perkiraan biaya
jasa konsultansi usaha/Sumber
pelaksanaan pekerjaan
pendanaan

kompetensi dan
jumlah tenaga ahli

Diagram diatas menggambarkan gambaran ringkas KAK yang pada


Standar Dokumen Pengadaan LKPP sudah ditentukan formatnya dimana
PPK tinggal mengikuti formulir isian KAK yang ada untuk dapat kemudian
dikompetisikan melalui seleksi jasa konsultansi

Spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia

Spesifikasi teknis

Uraian Spesifikasi Teknis Keterangan Gambar

Spek Spek
Spek peralatan metode Spek
Spek Potongan Detail-
bahan konstruksi pelaksana jabatan Peta Potongan
proses/ke Layout memanjan detail
bangunan dan an kerja lokasi melintang
giatan g konstruksi
konstruksi peralatan /metode konstruksi
bangunan kerja

Pada pedoman ini diperkenalkan konsep spesifikasi teknis berbasis


kinerja. Konsep ini selaras dengan petunjuk teknis penyusunan spesifikasi
teknis dimana bagian pertama pada jenis spesifikasi teknis adalah apa yang
disebutkan dengan Spesifikasi mutu/kualitas. Pada bagian spesifikasi
mutu ini terdapat salah satu alternative yang disebut dengan SPESIFIKASI
KINERJA. Bagian spesifikasi kinerja inilah yang diangkat dan
dikembangkan konsepnya khusus untuk pekerjaan kompleks.
Spesifikasi teknis berbasis kinerja

Konsep dasar:

1. Spesifikasi kinerja ditetapkan dan diletakan pada bagian atas


dokumen spesifikasi teknis
2. Spesifikasi kinerja merupakan indicator kinerja paket pekerjaan
3. Spesifikasi kinerja bersifat KUANTITATIF (dapat diukur dengan
angka tertentu)
4. Spesifikasi kinerja berfungsi sebagai SYARAT PEMBAYARAN
HASIL PEKERJAAN
5. Pembayaran dilakukan bukan saja berdasarkan pemenuhan
kuantitas dan kualitas yang terdapat pada Spesifikasi Jumlah,
melainkan pemenuhan indicator kinerja yang sudah ditetapkan.
Artinya walaupun spesifikasi jumlah sudah dipenuhi, namun
apabila indicator pembuktian spesifikasi kinerja belum dapat
dipenuhi, maka pembayaran termin maupun pelunasan belum
dilakukan sampai dengan pemenuhan pembuktian indicator
kinerja.
6. Pembuktian spesifikasi kinerja dapat berupa:
a. Barang: garansi resmi, garansi purna jual, laporan
dokumentasi foto dan video berkala, lulus uji mutu tertentu
b. Jasa lainnya: jumlah data yang masuk, jumlah alat yang
berfungsi dari semua titik, laporan dokumentasi foto dan
video berkala, produk jasa yang melalui uji mutu (aplikasi,
system)
c. Jasa konsultansi: produk jasa yang melalui uji mutu, laporan
dokumentasi foto dan video berkala
7. Spesifikasi berbasis kinerja selaras dengan kebijakan anggaran
berbasis kinerja, yang sudah digagas oleh Kementerian Keuangan
belasan tahun yang lalu.
8. Salah satu hal yang harus dipertimbangkan untuk pekerjaan
kompleks adalah adanya feasibility study (Studi Kelayakan) untuk
pekerjaan konstruksi kompleks atau kajian jangka panjang

Struktur spesifikasi jumlah disusun berdasarkan struktur dokumen


Harga Perkiraan Sendiri. Struktur spesifikasi jumlah ini pun akhirnya
menjadi pedoman Pejabat Pembuat Komitmen melakukan penyusunan HPS
untuk di input pada SPSE.

Struktur Harga
Perkiraan
D
r Sendiri d e ise s
k tu a s i n u
ru k
St esifi lah K o g an a ik a
n t Je n
S p Ju m r a n is
k
Pada diagram di atas disebutkan bahwa penyusunan spesifikasi
jumlah selain disusun berdasarkan dokumen HPS, yang perlu dipahami
adalah struktur spesifikasi jumlah tidak harus sama dengan dokumen
HPS, karena sangat tergantung dari jenis kontrak pengadaan

Kontrak Kontrak Kontrak


Lumsum Harga Satuan Gabungan

Daftar Keluaran
Daftar Keluaran Daftar Kuantitas dan Harga
dan Harga dan Harga untuk bagian
Lumsum

Daftar Kuantitas
dan Harga
untuk bagian
Harga Satuan

Untuk kontrak lumsum, walaupun kertas kerja HPS yang disusun


oleh PPK, terdiri dari berbagai macam komponen pembentuk harga HPS,
namun oleh karena pembayaran kontrak jenis ini dibayar berdasarkan
output/keluaran, maka struktur penyajian spesifikasi jumlah berdasarkan
keluaran, sehingga disebut dengan DAFTAR KELUARAN DAN HARGA.
Redaksi keluaran ini tergantung dengan barang/jasa yang dibutuhkan.
Lebih jelasnya akan dicontohkan pada penjelasan setelah ini. Untuk
pekerjaan kompleks, jenis kontrak ini serta Daftar Keluaran dan Harga
lebih relevan digunakan, karena kompleksitas pekerjaan yang begitu
banyak, akan lebih efektif dan efisien apabila PPK tinggal menetapkan
daftar keluaran/output yang dibutuhkan sesuai dengan fungsi pemaketan
pekerjaan. Lebih seperti jenis kontrak TURNKEY, dimana pembayaran
dilakukan berdasarkan output yang sudah ditentukan. Output disini dapat
dirinci sub output, lebih jelasnya akan dicontohkan pada penjelasan setelah
ini. Kesimpulannya jenis kontrak dengan spesifikasi jumlah berupa
Daftar Keluaran dan Harga lebih cocok untuk pekerjaan kompleks jasa
lainnya.
Untuk kontrak harga satuan, cenderung struktur kertas HPS sama
dengan struktur spesifikasi jumlah karena memang pembayaran dilakukan
secara harga satuan. Jenis kontrak ini untuk pekerjaan kompleks kurang
relevan untuk digunakan, namun semua tetap kembali pada strategi
pengadaan. Kesimpulannya jenis kontrak dengan spesifikasi jumlah
berupa Daftar Kuantitas dan Harga lebih cocok untuk pekerjaan
kompleks barang.
Untuk kontrak gabungan lumsum dan harga satuan, untuk pekerjaan
kompleks yang di dalamnya terdapat ruang lingkup pengadaan barang dan
jasa lainnya, dimana Daftar Kuantitas dan Harga berisi daftar pengadaan
barang, kemudian Daftar Keluaran dan Harga berisi daftar pekerjaan jasa

Harga Perkiraan Sendiri untuk pengadaan barang


Selanjutnya kita akan membahas harga perkiraan sendiri. Pada
Perpres No 16 Tahun 2018, HPS adalah perkiraan harga barang/jasa yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Penetapan HPS merupakan
bagian dari tahap Persiapan Pengadaan yang sudah dijelaskan di depan.
Yang harus menjadi perhatian para pelaku pengadaan adalah HPS
dihitung secara keahlian dan menggunakan data yang dapat
dipertanggungjawabkan. Kalimat ini memiliki penjelasan bahwa HPS
dihitung oleh orang-orang yang memiliki keahlian atau kompetensi dan
dapat menggunakan data apapun yang dapat dipertanggungjawabkan,
artinya HPS sebaiknya bukan dihitung oleh PPK tapi orang yang memiliki
keahlian terhadap barang/jasa tersebut, untuk selanjutnya setelah
melewati proses analisis pasar dan persetujuan PPK, maka PPK tinggal
mengesahkan dan menetapkan HPS tersebut.
Dalam menetapkan harga pada HPS hendaknya PPK memperhatikan
rantai pasok barang yang akan diadakan tersebut. PPK dan tim harus
melakuan analisis pasar dan mampu memperkirakan apakah pelaku usaha
yang akan memasukkan penawaran merupakan level agen tunggal,
distributor, atau level
pengecer.

Penentuan level
rantai pasok juga
harus
memperhatikan kuantitas barang yang dibeli. Pengadaan laptop 10 unit
saya kira cukup dengan menentukan HPS pada level pengecer saja, akan
tetap pengadaan laptop 1000 unit tentunya akan berbeda dimana PPK
tidak bisa menggunakan HPS pada level pengecer karena kemungkinan
akan sangat jarang pelaku usaha yang mampu menyediakan barang laptop
1000 unit sekaligus di tingkat pengecer, kemungkinan pelaku usahanya
ada di tingkat distributor atau bahkan agen tunggal tergantung hasil
analisis pasar. Saya menyarankan anda mempelajari “Supply Chain
Management” untuk dapat memahami lebih dalam mengenai hal ini agar
tepat menentukan harga pada HPS.
Konsep format HPS yang saya susun pada buku ini mayoritas mengacu
kepada Peraturan LKPP Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pedoman
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah seperti terlihat pada
gambar di atas.
Data dukung dalam penetapan HPS dapat berasal dari banyak hal.
Salah satu sumber data HPS yang seringkali dan dapat dimasukkan ke
dalam data dukung adalah
agen apa yang disebut sebagai
tunggal Surat Permintaan Informasi
Harga (SPIH). Dokumen SPIH
distributor
ini menurut saya cocok untuk
pengadaan barang/jasa yang
pengecer
pasarnya sedikit atau hanya
kisaran sekitar 3 penyedia saja. Menurut saya praktik yang ideal untuk
penerapan SPIH adalah pada kantor BMKG untuk pengadaan alat-alat ukur
meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika. Rata-rata jumlah
penyedia yang melakukan penawaran tidak jauh dari angka 3 sehingga
menurut saya metode penyampaian SPIH untuk data dukung perhitungan
HPS bisa diterapkan. Berbeda halnya dengan pengadaan barang umum
yang pasarnya puluhan hingga ratusan maka akan cukup kesulitan
menentukan penyedia mana yang akan dikirimkan SPIH. Dan seperti
disampaikan sebelumnya dalam pengiriman SPIH harus
mempertimbangkan level rantai pasok penyedia. Apabila barang yang anda
butuhkan kemungkinan akan ditawar oleh pelaku usaha level pengecer,
jangan mengirimkan SPIH kepada distributor karena kemungkinan nilai
HPS anda terlalu rendah, pun sebaliknya jika barang yang anda butuhkan
kemungkinan akan ditawar oleh penyedia level distributor atau bahkan
agen tunggal maka jangan mengirimkan SPIH kepada penyedia level
pengecer karena akan mengakibatkan nilai HPS anda terlalu tinggi.
Yang perlu diperhatikan juga bahwa untuk pengadaan barang, jasa
lainnya, dan jasa konsultansi, komponen keuntungan sedapat mungkin
dihapuskan dan sudah tidak boleh ada lagi masuk komponen HPS.
Kebijakan ini dibuat dengan melihat kondisi pasar saat ini bahwa
berapapun data yang disajikan oleh penyedia bahkan itu di level agen
tunggal pun, dapat diperkirakan adalah harga yang sudah
memperhitungkan keuntungan, hanya saja perbedaannya untuk agen
tunggal memberikan syarat minimal pembelian dan sebagainya tapi tetap
saja mereka sudah memperhitungkan keuntungan.
Format SPIH terdapat pada folder pengadaan langsung dan dapat
langsung digunakan sebagai dokumen data dukung penyusunan HPS.

Yang harus menjadi perhatian juga bahwa HPS sebaiknya telah


memperhitungkan keuntungan dan overhead cost. Yang perlu dipahami
adalah harga kontrak adalah harga perolehan, bukan harga barang,
artinya nilai HPS sudah memperhitungkan segala overhead cost yang
menurut PPK dan tim ahlinya patut ditambahkan ke dalam unsur HPS.
Nilai HPS juga bersifat terbuka dan tidak bersifat rahasia, pada SPSE
versi 4.3 pelaku usaha dapat melihat total HPS yang juga sudah
memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) kecuali obyek pajak yang
dikecualikan tidak dikenakan PPN.
Pada praktiknya HPS digunakan oleh pejabat pengadaan maupun
pokja pemilihan untuk menilai kewajaran harga dan/atau menilai
kewajaran harga satuan. HPS juga digunakan untuk menilai batas tertinggi
penawaran yang sah, selain itu juga digunakan untuk menentukan besaran
jaminan pelaksanaan. Berita baik bagi pelaku pengadaan dengan adanya
salah satu klausul pasal yang menyebutkan bahwa HPS tidak menjadi
dasar perhitungan besaran kerugian negara. Hal ini penting untuk
dipahami khususnya oleh para auditor internal, BPK, BPKP, dan semua
aparat penegak hukum.
Penyusunan HPS ini dikecualikan untuk 3 hal yaitu :
1. Pengadaan di bawah Rp 10.000.000
2. E-purchasing
3. Tender pekerjaan terintegrasi
Ketiga macam
pengadaan inilah yang
tidak memerlukan HPS
dan penetapannya
berlaku selama 28 hari
sampai tahap pemilihan
penyedia dimulai pada
SPSE versi 4.3 oleh
pokja pemilihan atau
pejabat pengadaan.
Pada buku ini saya
merancang sebuat
format HPS yang sudah
dimodifikasi dari
berbagai peraturan
khususnya Peraturan
LKPP Nomor 7 Tahun 2018 tentang perencanaan pengadaan. File ini sudah
tersedia dan siap pakai buku ini, sudah dilengkapi dengan rumus excel.
Komponen nomor 3 kebawah bersifat opsional sepanjang memang
dibutuhkan dengan segala justifikasinya. Komponen nomor 3 ke bawah
juga dapat digabungkan nilainya ke dalam harga barang dengan catatan
rincian biaya beserta volumenya dijelaskan secara detail pada dokumen
spesifikasi teknis. Penggabungan overhead cost ke dalam harga barang
tanpa memberikan rincian pekerjaan dan volume pada spesifikasi teknis
berpotensi akan merugikan pelaku usaha dalam hal harga penawaran yang
belum memasukkan rincian biaya lain selain harga barang.
Komponen biaya nomor 3 sampai nomor 20 merupakan pilihan dan
dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemaketan pengadaan tersebut. Pada
pengadaan barang menurut Perlem LKPP No 7 Tahun 2018 terdiri dari 2
bagian yaitu biaya barang dan biaya pendukung. Contoh biaya barang
selain harga barang adalah biaya pengiriman. Untuk menghitung biaya
pengirimans saat ini cukup mudah dengan berkembangnya bisnis online,
banyak media yang bisa digunakan untuk dijadikan sumber data biaya
pengiriman. Contoh lain adalah biaya suku cadang dan purna jual. Apabila
barang tersebut dibutuhkan sekaligus suku cadangnya maka biaya suku
cadang layak untuk dimasukkan dan dijelaskan bagian suku cadang apa
saja. Contoh lain adalah biaya bahan, biaya material, dan biaya sewa. PPK
harus dapat melakukan identifikasi apakah terdapat bagian pekerjaan yang
mengharuskan sewa, apabila maka PPK dapat memasukkan unsur biaya
sewa. Biaya sewa ini para praktiknya cenderung bersamaan dengan biaya
pemasangan karena kedua komponen ini sering muncul pada pengadan
barang yang dilakukan dalam kondisi terpasang. Contohnya adalah
pengadaan mesin genset berukuran besar pada sebuah lokasi yang cukup
jauh dari perkotaan, untuk contoh ini PPK dapat menetapkan biaya sewa
kendaraan sekaligus biaya pemasangan yang harus dimasukkan ke dalam
kontrak dan menjadi tanggungan penyedia. Banyak contoh pengadaan
seperti ini mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas lokasinya
sehingga sangat dimungkinkan muncul komponen biaya sewa dan
pemasangan.
Sedangkan biaya pendukung menurut Perlem LKPP No 7 Tahun 2018
dicontohkan terdapat beberapa seperti tersebut pada format, diantaranya
biaya pelatihan. Biaya ini dapat dimunculkan untuk pengadaan barang
yang berteknologi tinggi atau mungkin barangnya bukan berteknologi tinggi
tapi ditempatkan di lokasi yang sumber daya manusianya masih lemah
dalam teknologi, maka biaya pelatihan layak dimunculkan.
Contoh lain adalah biaya testing dan comisioning. Biaya ini merupakan
serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian instalasi perangkat
barang yang telah selesai dikerjakan dan hendak dioperasikan. Dengan
hasil pemeriksaan dan pengujian yang baik, maka diyakini bahwa instalasi
perangkat aman pada saat dioperasikan, yaitu aman bagi semua
stakeholder yang menggunakan alat tersebut. Apabila anda melakukan
pengadaan barang yang membutuhkan pengujian seperti ini, maka
pastikan anda memasukkan komponen ini.
Contoh lain biaya pendukung adalah biaya pengumuman, biaya survey
lapangan, biaya penggandaan dokumen. Penggandaan dokumen biasanya
diperlukan untuk pekerjaan jasa lainnya dan pekerjaan konstruksi. Untuk
menghitung ini, PPK perlu memperkirakan jenis laporan yang harus
disediakan oleh pelaku usaha dan perkiraan ketebalan halaman.
Kemudian ada lagi istilah “biaya pendapat ahli hukum kontrak”. Istilah
ini muncul pada Perlem LKPP nomor 7 Tahun 2018. Saya tidak mengetahui
persis latar belakang munculnya pilihan komponen ini ke dalam HPS yang
menurut saya sebagai orang yang masih belajar pengadaan, semestinya
biaya ahli hukum kontrak ini dipisahkan dari HPS dan dianggarkan secara
swakelola tersendiri oleh PPK dalam bentuk misalnya honorarium
narasumber atau lainnya. Akan tetapi bilamana ternyata memang perlu
dimasukkan ke dalam HPS maka perlu dipahami berarti biaya para ahli
hukum kontrak ini ditanggung oleh penyedia dan kemungkinan akan
rentan dengan berbagai macam konflik kepentingan. Terlepas daripada itu,
saya memberikans saran kepada PPK, untuk menyisihkan anggaran untuk
membayar ahli hukum kontrak yang merupakan orang yang menguasai
atau mengetahui hukum, teknis pengadaan pemerintah dan perikatan
kontrak. Dalam hal seseorang telah lulus pelatihan kompetensi dan
memiliki sertifikasi kompetensi PPK, baik ASN maupun bukan, maka yang
bersangkutan dapat dikatakan ahli hukum kontrak. Jadi ahli hukum
kontrak ini terdapat 2 kemungkinan :
1. Jika ASN maka harus Fungsional Pengadaan minimal Ahli Muda
(pemegang sertifikat kompetensi ahli muda)
2. Jika bukan ASN maka konsultan perseorangan yang memiliki
sertifikat kompetensi ahli muda.
Saran saya anggarkanlah setiap tahun walaupun dengan honorarium
narasumber sekalipun untuk memberikan backup kepada anda para PPK
terhadap segala permasalahan hukum kontrak.
Contoh lain biaya pendukung adalah biaya rapat. Yang dimaksud
biaya rapat disini menurut saya adalah untuk pengadaan barang yang
ditempatkan di lokasi yang berjauhan dengan kantor dan kemungkinan
membutuhkan biaya rapat untuk kepentingan koordinasi. Apabila
dibutuhkan komponen biaya ini maka setiap rapat di luar kantor untuk
keperluan pemasangan barang, biayanya ditanggung oleh penyedia dan PPK
harus memperkirakan biaya per kegiatannya.
Biaya pendukung lain adalah biaya komunikasi. Biaya ini juga perlu
dipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam HPS apabila diperkirakan
dalam pelaksanaan nantinya memerlukan biaya ini misalnya untuk
komunikasi keperluan pemasangan perangkat alat pengukur curah hujan
pada tempat yang jauh dari kantor dan untuk kelancaran instalasi
diperlukan biaya komunikasi, maka hal ini dapat diperhitungkan ke dalam
HPS selama data dukung tersedia.
Contoh lain biaya pendukung dan nilainya cukup besar adalah biaya
FAT (Factory Acceptance Test) dan biaya SAT (Site Acceptance Test).
Sepanjang yang saya tahu, komponen ini awalnya banyak digunakan oleh
Kementerian Kesehatan untuk pengadaan alat-alat kesehatan yang
merupakan barang impor. Saat ini komponen biaya ini juga sering
digunakan oleh BMKG. FAT biasanya dilakukan
oleh vendor/supplier sebelum pengiriman ke pelanggan (user).
FAT dilaksanakan di tempat vendor/supplier. Vendor/supplier melakukan
tes pada sistem/peralatan di pabrik vendor sesuai dengan rencana uji /
spesifikasi user dengan tujuan bahwa sistem/peralatan akan sesuai waktu
dipasang ke tempat user/pelanggan. Dengan dilakukan FAT yang benar
akan memperkecil risiko kesalahan ketika peralatan/sistem dipasang pada
tempat/ruangan pelanggan. Sedangkan SAT dilakukan di tempat user dan
bersama dengan user. Ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa
sistem/peralatan telah benar dipasang dan bekerja sesuai dengan
tujuannya di tempat user. Perhitungan FAT dan SAT dapat mengacu pada
realisasi anggaran FAT dan SAT untuk paket yang sama pada tahun
sebelumnya.
Biaya kalibrasi peralatan bisa juga dimasukkan ke dalam komponen
HPS mengacu kepada standar biaya kalibrasi yang biasanya sudah
ditentukan oleh instansi pemerintah yang relevan di bidangnya. Contohnya
biaya kalibrasi peralatan meteorologi sudah ditetapkan oleh keputusan
Kepala BMKG.
Biaya lisensi juga perlu dimasukkan ke dalam komponen HPS untuk
pengadaan barang atau perangkat yang memerlukan pembelian lisensi
tertentu, sumber harga bisa didapatkan dari SPIH yang dijelaskan di atas.
Apabila pengadaan barang membutuhkan user guide/modul dan ingin
dipisahkan dari biaya penggandaan, maka komponen ini dapat dimasukkan
ke dalam HPS. Untuk menentukan nilainya, PPK dapat melihat user guide
yang sudah pernah ada untuk peralatan yang sama dengan menghitung
ketebalan halaman

Harga Perkiraan Sendiri untuk pengadaan jasa lainnya


Selanjutnya kita akan membahas harga perkiraan sendiri untuk pengadaan
jasa lainnya. Metode ini sering dicontohkan dengan pengadaan jasa
pemeliharaan. Jadi pekerjaan pemeliharaan apapun dapat dikategorikan
menjadi pengadaan jasa lainnya. Untuk metode ini saya merancang konsep
susunan HPS jasa lainnya yang terdiri dari 4 komponen utama y
HPS Jasa Lainnya

Imbalan jasa
personil

By bahan/material/
peralatan

Biaya perjalanan

Biaya pendukung
Mari kita bahas satu per satu. Pertama adalah komponen utama imbalan
jasa personil.

Susunan komponen ini


merupakan prioritas
utama perhitungan
HPS dan ditaruh pada
nomor 1 sebagai
karakter pengadaan
jasa lainnya.
Dalam hal jasa lainnya yang dibutuhkan adalah untuk memenuhi
kebutuhan guna menunjang kegiatan yang bersifat rutin pada setiap
tahuna anggaran maka dapat ditetapkan sebagai kebutuhan prioritas yang
harus diadakan pada setiap tahun anggaran.
Dan juga dalam kebutuhan yang bersifat rutin dan diindikasikan tidak
ada peningkatan terhadap target dan sasaran yang diperlukan
(jumlah/volume/kapasitas/ waktu yang diperlukan) maka PPK dapat
menetapkan HPS dengan nilai yang sama pada tahun sebelumnya. Hal
ini jelas tertuang pada Peraturan LKPP Nomor 7 Tahun 2018 di atas dan
dapat dijadikan sebagai dasar hukum dan justifikasi dalam menjawab
pertanyaan reviu persiapan pengadaan dan persiapan pemilihan. Komponen
imbalan jasa personil bisa disesuaikan dengan kontrak tahun sebelumnya,
apabila paket bersifat rutin setiap tahun. Apabila dimungkinkan imbalan
jasa personil juga memperhitungkan asuransi BPJS Kesehatan.
pada komponen utama
kedua yang berupa biaya
bahan/material/peralatan
terdapat 16 jenis
komponen biaya yang bisa
dipilih dan disesuaikan
dengan kebutuhan. Komponen biaya ini terdiri dari 2 bagian besar yang
dapat dipilih yaitu :
1. Jenis reimbursable
2. Jenis fixed unit rate
Pada jenis komponen yang bersifat reimbursabel, contoh yang bisa dipakai
adalah pembelian suku cadang, pembelian komponen barang, pembelian
peralatan kantor, pembelian furnitur kantor. Jenis komponen ini semuanya
menggunakan satuan unit dalam penetapan HPS nya. Apabila paket jasa
lainnya terdapat pembelian-pembelian semacam ini, maka pada dokumen
spesifikasi teknis harus dijelaskan dengan teknik sebagaimana pengadaan
barang pada saat menjelaskan suku cadang, peralatan kantor dan lain-lain
yang dijadikan komponen pada paket jasa lainnya ini.
Pada jenis komponen yang bersifat fixed unit rate, saya saya mengambil
dari billing rate pada Inkindo yang keluar pada setiap tahunnya.
Gunakanlah billing rate Inkindo untuk menentukan nilai HPS untuk sub
komponen ini, contohnya adalah sewa kendaraan, sewa ruangan kerja,
sewa peralatan kantor, sewa furniture kantor, biaya ATK, biaya survey,
penggandaan dokumen, biaya rapat, biaya komunikasi dan biaya
pelaporan. Tidak sulit menentukan nilai HPS untuk sub komponen karena
sudah ada billing rate yang bisa dijadikan referensi.
Pada bagian ketiga komponen utama jasa lainnya yaitu biaya
perjalanan dengan rincian dapat berupa

Penentuan dasar perhitungan nilai HPS untuk biaya perjalanan cukup


mudah yaitu dengan menggunakan Peraturan Menteri Keuangan tentang
Standar Biaya Masukan yang juga keluar setiap tahun. Sedangkan untuk
biaya perjalanan tujuannya tidak diatur pada SBM tersebut, maka PPK
dapat menggunakan analisis pasar dengan mencari informasi secara online
yang sekarang dapat dengan mudah dicari. Penyusunan biaya perjalanan
hendaknya juga memperhatikan rute perjalanan sedemikian hingga
perjalanan dalam satu perjalanan pesawat dan jalan darat dapat dilakukan
dalam satu rute sehingga perjalanan menjadi lebih efektif dan efisien.
Komponen utama ke-4 adalah biaya pendukung seperti terdapat pada
pengadaan barang

Pada konsep HPS jasa lainnya ini terdapat beberapa pilihan sub
komponen yang dapat dimasukkan ke dalam struktur harga HPS, seperti :
biaya kalibrasi, biaya instalasi, biaya bongkar pasang, dan lain-lain yang
sebagian besar sudah dijelaskan sebelumnya. Pada intinya apapun dan
berapapun nenetapan nilai HPS dan penetapan sub komponen pada
struktur HPS harus sedapat mungkin terdapat data dukung hasil analisis
pasar, yang salah satunya bisa menggunakan SPIH seperti dijelaskan
sebelumnya

Harga Perkiraan Sendiri untuk pengadaan jasa konsultansi


Selanjutnya kita akan membahas harga perkiraan sendiri untuk pengadaan
jasa konsultansi
HPS jasa konsultansi pada umumnya terdiri dari susunan biaya personil
dan non personil.
Sebenarnya terdapat 3 metode
perhitungan HPS Jasa Konstultasi
Konsultansi

Biaya personil min


HPS Jasa

yang bisa dipilih yaitu :


60%
1. Metode perhitungan berbasis
Biaya non personil biaya (pada umumnya
maks. 40%
menggunakan metode ini)
2. Metode perhitungan berbasis pasar (contoh : jasa design halaman
situs web)
3. Metode perhitungan berbasis keahlian (contoh jasa konsultansi
integritas dengan menggunakan sistem informasi yang telah memiliki
hak paten).
Untuk metode perhitungan berbasis pasar dan berbasis keahlian, tidak ada
format baku, tapi struktur HPS nya dapat menggunakan hasil informasi
harga dari pengiriman SPIH, contohnya untuk pengadaan jasa design
halaman situs web, PPK dapat langsung mencari harga dengan
menggunakan komponen harga yang sudah tertera.
Pada umumnya jasa konsultansi menggunakan metode berbasis biaya
seperti tertera pada gambar berikut

Sesuai dengan definisi jasa konsultansi yaitu jasa layanan profesional yang
membutuhkan keahlian tertentu di berbagai bidang keilmuan yang
mengutamakan adanya olah pikir, maka komponen utama biaya personil
adalah bagian utama dari HPS jasa konsultansi yang nilainya setidaknya
minimal 60% dari total nilai HPS. Pada jasa konsultansi ini terdapat hal-hal
yang harus menjadi perhatian yang sudah dibahas panjang pada bab reviu
persiapan. Pada intinya dalam menetapkan jabatan tenaga ahli sebaiknya
tetapkanlah jabatan yang sering dipakai paket pengadaan jasa konsultansi.
Kemudian diingatkan pula bahwa billing rate pada Inkindo adalah tarif
minimal, bukan tarif maksimal
Sub komponen ke-2 pada HPS jasa konsultansi adalah biaya non personil
yang ditetapkan tidak boleh melebihi 40% dari total HPS.

Gambar diatas adalah 20 pilihan komponen biaya non personil yang bisa
dipilih yang isinya kurang lebih sama dengan biaya pendukung pada
pengadaan barang atau jasa lainnya. Mohon diperhatikan juga satuan
volume yang digunakan pada format di atas dapat disesuaikan dan sedapat
mungkin untuk tidak menggunakan satuan paket.
Di antara 20 pilihan tersebut terdapat biaya yang merupakan khas
jasa konsultansi yaitu biaya mockup. Kata mockup mungkin sudah tidak
asing lagi terdengar terlebih ditelinga para desainer grafis. Secara umum
mockup digunakan untuk keperluan presentasi dihadapan pembeli
membuat hasil desain seolah-olah terlihat real/nyata, mockup juga dapat
digunakan sebagai alat untuk memajang sebuah desain sebelum masuk
tahap cetak atau tahap produksi yang memberikan sebuah gambaran nyata
bagaimana tampilan sebuah desain setelah di aplikasikan ke berbagai
media.
Dengan bab khusus spesifikasi ini semoga menjadi sumbangsih
berharga pada dunia pengadaan di Indonesia.

V. FORMAT-FORMAT DOKUMEN TERKAIT PERENCANAAN


PENGADAAN
A. Format 3.1 Surat Pengantar Request For Information
(KOP SURAT SATUAN KERJA)

_________________________________________________________________________

Nomor : ….. Jakarta, 13 Agustus 2020


Lampiran :-
Perihal : Pengantar Dokumen Procuremet Request for
Information (RFI)

Kepada
PT ………………….
Di
JAKARTA

Sehubungan dengan rencana Pengadaan ….., perusahaan anda


terpilih menjadi salah satu pelaku usaha potensial yang akan kami minta
data survey pasar berupa dokumen Procurement Request For Information.
Oleh karena ini mohon berkenan dapat mengisi kolom-kolom isian pada
dokumen RFI (terlampir). Saudara dapat mengisi kolom isian mulai dari
Bab IX RFI#1 dan seterusnya sampai paling akhir.
Adapun informasi yang kami harapkan dari perusahaan saudara
adalah:
1. Spesifikasi kinerja pelayanan/pemeliharaan (Service / maintenance
performance specifications)
2. Spesifikasi kinerja dan teknis produk (Product performance and
technical specifications)
3. Informasi harga terkini (Latest price information)

Pertanyaan lebih lanjut terkait RFI ini dapat dikirimkan melalui


email kepada …… pada email ……… dengan nomor HP …………….. paling
lambat pada tanggal ………………….
Tanggapan terhadap RFI ini dapat dikirimkan melalui email kepada
……. ,pada email …………….. , paling lambat pada tanggal ……………...
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya
diucapkan terima kasih

Pejabat Pembuat
Komitmen
…..

aaa

Tembusan :
Kepala Pusat …..

B. Format 3.2 Dokumen Request For Information


Kop instansi

PROCUREMENT
REQUEST FOR INFORMATION
(RFI)
Dalam rangka perencanaan pengadaan paket pekerjaan (In the framework of
planning the procurement of work packages):

……

Ditujukan kepada (Adressed to):


Pabrikan (Manufacturer) / pelaku usaha Indonesia (Indonesian vendor)
Pilih salah satu

Diminta oleh (requested by):


…….. (nama PPK)
….. (jabatan PPK)

Biro Umum dan SDM


Sekretariat Utama
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Untuk Perencanaan Tahun Anggaran 2021

Kop instansi
LEMBAR PENGESAHAN
DOKUMEN PROCUREMENT REQUEST FOR INFORMATION

Dokumen ini disusun sebagai bagian dari proses perencanaan pengadaan


dan/atau persiapan pengadaan yang bersifat terbatas untuk paket pengadaan
ini. Dokumen ini dapat dijadikan referensi utama dalam penyusunan spesifikasi
teknis, menentukan indicator kinerja pengadaan / pemeliharaan serta
menyusun perkiraan harga. Dokumen ini diupayakan untuk diberikan kepada
lebih dari 1 pelaku usaha potensial di Indonesia kecuali apabila dokumen ini
ditujukan kepada pabrikan

This document was prepared as part of the limited procurement planning and
/ or preparation processes for this procurement package. This document can be
used as the main reference in preparing technical specifications, determining
procurement / maintenance performance indicators and preparing price estimates.
This document is endeavored to provide to more than 1 potential business actor in
Indonesia unless this document is addressed to the manufacturer

Jakarta ……………….
Menyetujui
Kepala Pusat …….. Pejabat Pembuat Komitmen……

Tim ahli Tim ahli

Contents
I. Pendahuluan (preliminary)...............................................................................
II. Tujuan RFI kepada Pelaku Usaha Potensial di Indonesia (RFI Objectives for
Potential vendor in Indonesia)..................................................................................
III. Tujuan RFI kepada Pabrikan (RFI Objectives to Manufacturers)......................
IV. Latar Belakang..............................................................................................
V. Ruang Lingkup Informasi (Scope of Information)...............................................
VI. Informasi paket pengadaan...........................................................................
VII. Pertanyaan (question)....................................................................................
VIII. Tanggapan....................................................................................................
IX. RFI #1 Spesifikasi Kinerja Pelayanan/Pemeliharaan (Service / Maintenance
Performance Specifications)...................................................................................10
X. RFI #2 SPESIFIKASI KINERJA PRODUK/SUKU CADANG (SPECIFICATION
OF PRODUCT PERFORMANCE / SPARE PARTS)..................................................14
XI. RFI #3 INFORMASI HARGA (PRICE INFORMATION).....................................14
XII. PENUTUP (CLOSING)..................................................................................16
Pendahuluan

Tujuan

Latar belakang

Ruang lingkup

Informasi paket
Bagan isi

pengadaan

Pertanyaan

Tanggapan

RFI#1= Spesifikasi kinerja


pelayanan/pemeliharaan

RFI#2= Spesifikasi kinerja


produk/suku cadang

RFI#3= Informasi harga

Penutup
I. Pendahuluan (preliminary)
Dokumen Request for Information (RFI) merupakan permintaan berbagai
macam informasi kepada pelaku usaha potensial sebagai bagian dari analisis
pasar/survey pasar yang disusun oleh Pejabat Pembuat Komitmen beserta tim
dan pengguna akhir. Procurement Request for Information relevan untuk
digunakan terhadap pengadaan barang yang berteknologi tinggi, berisiko tinggi,
cenderung didesain khusus, serta rantai pasok penyedianya terbatas dan/atau
pelaku usahanya tidak banyak yang berminat terhadap pengadaan ini sehingga
terbatas.

Dengan media dokumen RFI ini, anda mendapatkan kesempatan untuk


menunjukkan dan memperkenalkan produk anda beserta inovasi terbaru serta
informasi harga sehingga dapat dijadikan pertimbangan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen dalam menyusun perencanaan pengadaan.

Dokumen RFI ini tidak disebarkan kepada hanya 1 pelaku usaha saja,
PPK pasti akan berupaya mencari pelaku usaha potensial pesaing untuk
mendapatkan spesifikasi teknis terbaik sesuai kebutuhan instansi, apabila
pelaku usaha potensial di Indonesia terbatas, dimungkinkan RFI untuk juga
langsung dimintakan kepada pabrikan.

Dokumen RFI ini cenderung digunakan untuk pengadaan barang-barang


import terlebih representative vendor di Indonesia terbatas, sehingga survey
pasar tidak mungkin dapat dilakukan seperti pengadaan barang-barang umum
yang dengan mudah dapat diperoleh melalu internet/toko daring dan sebagainya

The Request for Information (RFI) document is a request for various kinds of
information to potential business actors as part of a market analysis / market
survey prepared by the Commitment Making Officer and the team and end users.
The Procurement Request for Information is relevant for use in the procurement of
high-tech, high-risk goods, tends to be specially designed, and the supply chain is
limited and / or there are not many business actors interested in this procurement
so it is limited.

With the media of this RFI document, you have the opportunity to show and
introduce your product along with the latest innovations and price information so
that the Commitment Making Officials can take into consideration in preparing
procurement planning.

This RFI document is not distributed to only 1 business actor, PPK will
definitely try to find potential business competitors to get the best technical
specifications according to the needs of the agency, if potential business actors in
Indonesia are limited, it is possible for the RFI to be directly requested from the
manufacturer.

This RFI document tends to be used for the procurement of imported goods,
especially representative vendors in Indonesia are limited, so that market surveys
are not possible, such as procurement of general goods which can easily be
obtained via the internet / online shops and so on.

II. Tujuan RFI kepada Pelaku Usaha Potensial di Indonesia (RFI


Objectives for Potential vendor in Indonesia)
Tujuan permintaan informasi ini adalah:
1. Mengetahui informasi kondisi pasar terkini terkait spesifikasi produk dan
informasi harga
2. Bahan kajian dan perbandingan dengan identifikasi kebutuhan PPK
3. Mengetahui potensi inovasi terbaru terkait spesifikasi produk
4. Mengetahui jaringan rantai pasok terkini terhadap suatu merek produk
tertentu, mulai principal, agen/distributor, pengecer, dan lain-lain
5. Data dukung dokumen perencanaan pengadaan untuk paket pekerjaan
ini
6. Data dukung penyusunan spesifikasi teknis
7. Data dukung penyusunan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) atau Harga
Perkiraan Sendiri (HPS)
8. Mengetahui informasi kondisi pasar terkini terkait spesifikasi produk dan
informasi harga

The purpose of this request for information is:


1. Knowing the latest market condition information related to product
specifications and price information
2. Material for study and comparison with identification of KDP needs
3. Knowing the potential for the latest innovations related to product
specifications
4. Knowing the current supply chain network for a particular product brand,
starting from principals, agents / distributors, retailers, and others
5. Supporting data for procurement planning documents for this work package
6. Data to support the preparation of technical specifications
7. Data to support the preparation of a Budget and Cost Plan or Self Estimated
Price
8. Knowing the latest market condition information related to product
specifications and price information

III. Tujuan RFI kepada Pabrikan (RFI Objectives to Manufacturers)

Apabila RFI ini ditujukan kepada pabrikan di luar negeri, maka Tujuan
permintaan informasi ini dimungkinkan menjadi:
1. Meminta informasi / rekomendasi pelaku usaha yang mampu atau
memiliki kapabilitas dan pengalaman untuk mengadakan barang milik
pabrikan tersebut di Indonesia (recommended list vendor)
2. Mengetahui informasi kondisi pasar terkini terkait spesifikasi produk dan
informasi harga
3. Bahan kajian dan perbandingan dengan identifikasi kebutuhan PPK
4. Mengetahui potensi inovasi terbaru terkait spesifikasi produk
5. Mengetahui jaringan rantai pasok terkini terhadap suatu merek produk
tertentu, mulai principal, agen/distributor, pengecer, dan lain-lain

If this RFI is addressed to an overseas manufacturer, the objective of this request


for information may be:
1. Requesting information / recommendations from business actors who are
able or have the capability and experience to procure goods belonging to the
manufacturer in Indonesia (recommended vendor list)
2. Knowing the latest market condition information related to product
specifications and price information
3. Material for study and comparison with identification of KDP needs
4. Knowing the potential for the latest innovations related to product
specifications
5. Knowing the current supply chain network for a particular product brand,
starting from principals, agents / distributors, retailers, and others

IV. Latar Belakang

Cenderung monopoli; atau (Tend to be


monopoly; or)
Pelaku usaha terbatas / representatif
vendor terbatas (limited vendor
representatives)

Oligopoli
Karakter RFI

Tidak terlalu diminati umumnya pelaku


usaha (Generally not very attractive to
vendor)

Barang berteknologi tinggi (High tech


stuff)

Barang berisiko tinggi (High risk items)

Barang di desain khusus (Goods in


custom design/on request)

Cenderung barang import yang terbatas


reprentatif vendornya di Indonesia
(Imported goods tend to have limited
vendor representatives in Indonesia

Request for information (RFI) adalah dokumen penyaringan untuk


mengumpulkan informasi dari pelaku usaha potensial. Biasanya, ini mengikuti
format yang dapat digunakan untuk tujuan perbandingan.

Request for information (RFI) diperlukan untuk memastikan standar


kualitas tertentu suatu produk apakah masih relevan dengan kondisi pasar
terkini, baik dari sisi spesifikasi produk maupun harga serta rantai pasoknya

Pelaku usaha diundang untuk menyerahkan informasi yang diminta terkait


barang/jasa yang dimiliki. RFI dapat membantu mengelola pemilihan pelaku
usaha dengan berfokus pada persyaratan kualifikasi dan teknis berbasis kinerja
untuk memilih pelaku usaha sesuai dengan identifikasi kebutuhan.

Request for information (RFI) is a screening document to collect information


from potential business actors. Usually, it follows a format that can be used for
comparison purposes.
Request for information (RFI) is needed to ensure certain quality standards
for a product are still relevant to current market conditions, both in terms of
product specifications and prices and supply chains.
Business actors are invited to submit requested information related to
goods / services owned. RFI can help manage the selection of business actors by
focusing on performance-based qualification and technical requirements to select
business actors according to identified needs.

V. Ruang Lingkup Informasi (Scope of Information)


Lingkup RFI

Spesifikasi kinerja
pelayanan/pemeliharaan (Service /
maintenance performance
specifications)

Spesifikasi kinerja dan teknis


produk (Product performance and
technical specifications)

Informasi harga terkini (Latest price


information)

VI. Informasi paket pengadaan


Tabel di bawah ini memberikan gambaran singkat paket pengadaan ini
Nama paket
Tahun 2021
realisasi
Lokasi I.
pekerjaan
Latar
belakang
pekerjaan
Spesifikasi untuk
Fungsi/tujua
n pekerjaan
Ruang DAFTAR KELUARAN
lingkup
pekerjaan No Sub output VOL SATUAN

1
2
3

VII. Pertanyaan (question)


Pertanyaan lebih lanjut terkait RFI ini dapat dikirimkan melalui email kepada
…… pada email ……… dengan nomor HP …………….. paling lambat pada tanggal
………………….
Further questions regarding this RFI can be sent via email to …… on email ………
with a cellphone number …………… .. no later than the date ………………….

VIII. Tanggapan
Tanggapan terhadap RFI ini dapat dikirimkan melalui email kepada ……. ,pada
email …………….. , paling lambat pada tanggal ……………...

IX. RFI #1 Spesifikasi Kinerja Pelayanan/Pemeliharaan (Service /


Maintenance Performance Specifications)

Tanggapan yang dikirimkan kembali, dimulai dari poin IX ini dan seterusnya ke
bawah
Responses are sent back, starting from this VIII point onwards
INFORMASI KUALIFIKASI PERUSAHAAN (COMPANY QUALIFICATION
INFORMATION)
VENDOR IDENTITY
Nama perusahaan (company name)
Alamat perusahaan (company
address)
Telpon (phone)
Email
Website
Social media

RANTAI PASOK
Rantai pasok untuk 1. Principal/produsen
produk ini 2. Agen tunggal (sole agent)
3. Agen (agent)
Supply chain for this 4. Distributor tunggal (sole distributor)
product 5. Distributor
6. Pengecer (retailers)
7. Lainnya (others) : ……………………………
Mohon dapat
dijelaskan segala hal
terkait posisi rantai
pasok perusahaan
anda atas jawaban
anda di atas

Please explain
everything related to
your company's
supply chain position
in your answer above
Apabila perusahaan
saudara merupakan
AGEN TUNGGAL,
mohon dijelaskan hak
paten produk yang
anda miliki

If your company is a
SOLE AGENT, please
explain your product
patent rights

IZIN USAHA (BUSINESS PERMISSION)


Catatan: RFI kepada pabrikan tidak perlu mengisi bagian ini (RFI to the
manufacturer does not need to fill in this section)
Izin usaha Nomor Berlaku Instansi Kualifikasi Klasifikasi
(business surat sampai pemberi (kecil/non (kode KBLI
licence) (letter (valid to) (licencing kecil) & deskripsi
number) agency) KBLI)

Contoh: SIUP, TDP, NIB, IUJK

TENAGA AHLI (EXPERT PERSONEL)


Catatan: tenaga ahli dapat berstatus tenaga ahli tetap atau tenaga ahli on
request berdasarkan perjanjian dengan pabrikan/pihak lain (expert can have the
status of permanent expert or expert on request based on agreements with other
manufacturers / parties)
Nama (name) Tanggal Pendidikan Pengalaman Profesi /
lahir (birth (education kerja keahlian
date) degree) kualifikasi
(tahun)
Qualifying Expertise
work
experience
(years)
PENGALAMAN PEKERJAAN 1 TAHUN TERAKHIR (WORK EXPERIENCE LAST 1
YEAR)
Catatan: diutamakan pengalaman pekerjaan sejenis dengan paket pengadaan ini
(similar work experience with this procurement package is preferred)
Pekerjaan Lokasi Instansi Tanggal Selesai Nilai Selesai
Pemberi kontrak kontrak kontrak /
Tugas tidak

PERALATAN UTAMA (MAIN EQUIPMENT)


Catatan: mohon informasi apabila perusahaan anda memiliki peralatan utama
yang langsung berkaitan sebagai “alat kerja” (please inform if your company has
the main equipment that is directly related as a "work tool")
Nama Jumlah Kapasitas Merk/tipe Fungsi alat Status
alat kepemilikan

Memperdalam tabel pertanyaan di atas, mohon dapat diisikan beberapa macam


peralatan di bawah ini, apakah perusahaan anda memilikinya atau tidak
(Deepening the question table above, please fill in several types of equipment
below, whether your company has it or not)
No Alat Memiliki Tidak memiliki

1 Signal Generator

2 Oscilloscope

3 Spectrum Analyzer;

4 RF Frequency Meter;

5 Attenuator Set;

6 Power Meter;
7 Multimeter

8 Crystal Detector;

9 Digital EM/Radiate Meter;

10 Pulse Generator;

11 Electrical tool; dan

12 Mechanical tool

DAFTAR PERTANYAAN SPESIFIKASI KINERJA/MUTU (LIST OF QUESTIONS FOR


PERFORMANCE / QUALITY SPECIFICATIONS)
Mohon diberikan Daftar usulan indicator kinerja (List of proposed
masukan terkait performance indicators)
indicator kinerja yang
1. Target data masuk (target data entry)
dapat digunakan
untuk menentukan Asumsi jumlah data ideal dalam 1 tahun (Assuming
kinerja/mutu hasil the ideal amount of data in 1 year) …..
pekerjaan
Perhitungan (calculation) ………..

No Lokasi (location) Target


Please provide input realisasi data
regarding performance masuk
indicators that can be (Target of
used to determine the incoming data
performance / quality realization)
of work results
1 ….%

2 ….%

3 …..%

Syarat dan ketentuan: dengan ketentuan suku


cadang tersedia sesuai dengan kerusakan (provided
that spare parts are available in accordance with the
damage)

2. Pemenuhan laporan monitoring visual oleh


penyedia atas keberfungsian radar cuaca pada
masing-masing lokasi sebanyak 2x dalam
sebulan berupa dokumentasi foto dan video
1 menit per lokasi. Dokumentasi harus
menunjukkan visual bukti bahwa perangkat
radar cuaca dalam kondisi normal dan
berfungsi dengan baik. Dokumentasi dikirim
pada email …….. (usulan)
Fulfillment of visual monitoring reports by
providers on the functioning of weather radar
at each location 2x a month in the form of 1
minute photo and video documentation per
location. Documentation must provide visual
evidence that the weather radar device is in
normal condition and functioning properly.
Documentation sent by email …… .. (proposal)
3. Mohon berikan masukan indicator kinerja yang
kuantitatif (Please provide input on quantitative
performance indicators)
4.

X. RFI #2 SPESIFIKASI KINERJA PRODUK/SUKU CADANG


(SPECIFICATION OF PRODUCT PERFORMANCE / SPARE PARTS)

DAFTAR PERTANYAAN SPESIFIKASI TEKNIS SUKU CADANG/KOMPONEN


BARANG (QUESTIONLIST TECHNICAL SPECIFICATION OF SPARE PARTS /
GOODS COMPONENTS)
Mohon informasi terkait beberapa suku cadang atau komponen system
radar cuaca yang dibutuhkan saat ini (Please provide information
regarding some of the weather radar system spare parts or components
that are needed at this time)
No Nama alat Merek/tipe Spesifikasi Brosur
teknis (ada/tidak)
Stardrive
Suku cadang a
Suku cadang b
Catatan: mohon berkenan melampirkan brosur

XI. RFI #3 INFORMASI HARGA (PRICE INFORMATION)

Pada bagian ini, mohon berkenan memberikan informasi referensi harga


terkini berdasarkan struktur atau kertas kerja terlampir pada dokumen ini.
Sebagai bagian dari transparasi kami, berikut disampaikan bagan alur proses
penyusunan RAB/HPS pekerjaan ini, dibaca dari kanan ke kiri.

Dengan melihat bagan alur di bawah ini, maka untuk bagian RFI #3
mengingat spesifikasi jumlah terdiri dari 3 lokasi, maka terdapat 3 isian RFI
informasi harga per lokasi, yaitu:
 RFI Informasi Harga Maintenance lokasi ….
 RFI Informasi Harga Maintenance lokasi ….
 RFI Informasi Harga Maintenance lokasi ….

Selanjutnya bantuan informasi harga terkini dari perusahaan anda untuk


masing-masing lokasi akan kami olah menjadi dokumen RAB/HPS untuk paket
pekerjaan ini.

In this section, please kindly provide updated reference information based on the
structure or working paper attached to this document. As part of our transparency,
the following shows a flowchart of the process of preparing the RAB / HPS for this
work, read from right to left.

By looking at the flow chart below, for the RFI section # 3, considering that the
quantity specification consists of 3 locations, there are 3 RFI entries for price
information per location, namely:

• RFI Maintenance Price Information for Stamet Lampung locations

• RFI Maintenance Price Information for Pontianak Stamet locations

• RFI Maintenance Price Information for Biak Stamet locations

Furthermore, we will process the latest price information from your company for
each location into a RAB / HPS document for this work package.
RFI Lokasi 1
pelaku usaha A
Maintenance Kertas kerja
keluaran lok 1 RAB/HPS Lok 1
RFI Lokasi 1
pelaku usaha B

RFI Lokasi 2
pelaku usaha A
Spesifikasi Maintenance Kertas kerja
jumlah keluaran lok 2 RAB/HPS Lok 2
RFI Lokasi 2
pelaku usaha B

RFI Lokasi 3
pelaku usaha A
Maintenance Kertas kerja
keluaran lok 3 RAB/HPS Lok 3
RFI Lokasi 3
pelaku usaha B

SPESIFIKASI JUMLAH / DAFTAR KELUARAN


PEMEILHARAAN RADAR CUACA
MEREK EEC
SATUA PERKIRAAN
No Sub output VOL SATUAN
N HARGA

Berikut terlampir kertas kerjan isian permintaan informasi harga untuk masing-
masing lokasi seperti tersebut sebelumnya.
The following is an attached paper filling out the request for price information for
each location as mentioned previously.

XII. PENUTUP (CLOSING)


Demikian permintaan informasi yang dapat kami sampaikan, kami
mengharapkan kerjasamanya dengan berkenan memberikan informasi terkini
baik terkait produk, perkembangan teknologi, dan harga pasar terkini. Kami
memilih perusahaan anda karena kami berpikir perusahaan anda merupakan
pelaku usaha potensial yang memiliki pengalaman pada paket pekerjaan ini.
Terima kasih atas kerjasamanya.
Such is the request for information that we can convey, we look forward to your
cooperation with the pleasure of providing the latest information regarding
products, technological developments, and the latest market prices. We choose
your company because we think your company is a potential vendor who has
experience in this work package. Thank you for your cooperation.
Salam pengadaan

Jakarta, ………………………………..
Pejabat Pembuat Komitmen
………………

……………………………..
C. Format 3.3 Formulir Identifikasi Kebutuhan untuk Pengadaan
Barang. Format ini diisi per item barang/kode barang milik negara
atau kode persediaan
(KOP SATUAN KERJA)

______________________________________________________________________

Formulir Pertanyaan Identifikasi Kebutuhan Barang

Perubahan ke
Tanggal perubahan

Nama K/L/D

Satuan kerja

Pejabat Pembuat
Komitmen (nama
jabatan, bukan orang)
Program (sesuai DIPA)

Kegiatan (sesuai DIPA)

Output (sesuai DIPA)

Identifikasi kode Barang Milik Negara (BMN)


Kode barang (BMN) dan
nama barang pada
Kode BMN/
SIMAK
Persediaan
BMN/Persediaan.
Nama BMN/
Persediaan
Isikan kode barang yang
dibutuhkan ini nantinya
akan dimasukkan dicatat
dengan kode barang apa
baik pada SIMAK BMN
maupun aplikasi
persediaan
Identifikasi Kebutuhan Barang
Nama barang

Jelaskan kriteria 1. Garansi barang


INDIKATOR 2. Garansi dari pelaku usaha/ garansi
KINERJA/SPESIFIKASI purna jual
KINERJA yang 3. Laporan monitoring visual
dibutuhkan untuk 4. ……
pengadaan barang ini 5. …..
Jelaskan
fungsi/kegunaan barang
tersebut
Jelaskan
ukuran/kapasitas
barang tersebut
Jelaskan macam garansi
yang
dibutuhkan/disyaratkan
untuk pengadaan barang
ini
Jelaskan jumlah barang …………….. unit
yang dibutuhkan (dalam
satuan unit)
Jelaskan kapan barang Usulan Tahun anggaran …….
ini direncanakan akan
dimanfaatkan
Jelaskan Pihak yang
akan
menggunakan/mengelola
Barang
Jelaskan Total perkiraan
waktu pengadaan
Barang (termasuk waktu
pengiriman barang
sampai tiba di lokasi).
Isikan dalam satuan
hari/minggu/bulan. Jadi
anda isikan perkiraan
JANGKA WAKTU
PELAKSANAAN KONTRAK

Apakah barang ini 1. Ya


Terdapat di e-Katalog 2. Tidak
LKPP 3. …..
Jelaskan Tingkat 1. Tinggi
prioritas kebutuhan 2. Sedang
Barang. Bila perlu 3. Rendah
mohon dijelaskan pada
pilihan lainnya
Perkiraan biaya. Rp …………..
Atas perkiraan biaya di
atas, jelaskan rincian
perhitungannya

Identifikasi Manajemen Penunjang Tugas dan Fungsi PPK


Jumlah pegawai dalam
unit kerja. (dalam tim
pengelolaan manajemen
PPK)
Apakah PPK dibantu oleh 1. Ya
Tim atau Tenaga Ahli. 2. Tidak
Jelaskan pada kotak 3. ….
"Lainnya"

Mohon dijelaskan daftar Tim atau Tenaga


Ahli dan identitas singkat

No Nama Tugas
Staf

Staf

Tenaga ahli

Tenaga ahli
Tingkat beban tugas dan 1. Tinggi
tanggung jawab pegawai 2. Sedang
dalam melaksanakan 3. Rendah
tugas dan fungsi Tim
Pengelolaan Manajemen
PPK
Apakah Jumlah barang 1. Ya
yang telah 2. Tidak
tersedia/dimiliki/dikuasai
saat ini sudah dapat
memenuhi kebutuhan
pada unit kerja PPK saat
ini
Apabila jumlah barang 1. Ya
saat ini belum memenuhi 2. Tidak
kebutuhan, Jelaskan
kebutuhan barang

Identifikasi Barang Yang Telah Tersedia/Dimiliki/Dikuasai


Jumlah barang (kode
barang ini) yang telah
tersedia
/dimiliki/dikuasasi
Jumlah barang (kode
barang ini) yang
berstatus LAYAK PAKAI
Jumlah barang (kode
barang ini) yang
berstatus RUSAK
RINGAN
Jumlah barang (kode
barang ini) yang
berstatus RUSAK
BERAT
Jelaskan lokasi
keberadaan barang
terdapat di ruang apa,
bagian apa, satker apa
Jelaskan sumber dana
pengadaan barang
tersebut pada
pengadaan tahun-
tahun sebelumnya

Identifikasi Pasokan / supply barang


Kemudahan 1. Ya
memperoleh Barang di 2. Tidak
pasaran Indonesia 3. …..
sesuai dengan jumlah
yang dibutuhkan
Terdapat 1. Banyak
produsen/pelaku 2. Terbatas
usaha yang dinilai 3. …..
mampu dan memenuhi
syarat
Apabila terbatas,
jelaskan dan sebutkan
No Nama penyedia Rantai pasok
nama penyedia yang
(principal/agen
selama memenuhi
tunggal/
kebutuhan barang ini.
distributor /
pengecer
Setiap penyedia jelaskan
identitas singkat
penyedia, berapa kali
berkontrak, berkontrak
pada tahun berapa saja,
serta jelaskan singkat
kinerja penyedia tersebut

Kriteria barang 1. Produk dalam negeri


2. Barang impor
3. Pabrikan
4. Kerajinan tangan
Persyaratan Barang 1. Ya
memiliki nilai TKDN 2. Tidak
tertentu. apabila Ya,
Pada kotak "Lainnya"
jelaskan berapa %
paling sedikit TKDN

Identifikasi Persyaratan Lain Yang Diperlukan


Cara pengiriman dan
pengangkutan
Cara pemasangan

Cara penimbunan/
penyimpanan
Cara 1. Manual
pengoperasian/penggunaan 2. Otomatis
Kebutuhan pelatihan untuk 1. Ya
pengoperasian/pemeliharaan 2. Tidak
Barang
Aspek pengadaan 1. aspek ekonomi meliputi biaya
berkelanjutan produksi barang/jasa sepanjang
usia barang/jasa tersebut
2. aspek sosial meliputi
pemberdayaan usaha kecil,
jaminan kondisi kerja yang adil,
pemberdayaan komunitas/usaha
lokal, kesetaraan, dan
3. aspek lingkungan hidup meliputi
pengurangan dampak negatif
terhadap kesehatan, kualitas
udara, kualitas tanah, kualitas air,
dan menggunakan sumber daya
alam sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. ……

Identifikasi Konsolidasi Pengadaan Barang


Terdapat pengadaan 1. Ya
barang sejenis pada 2. Tidak
kegiatan lain
Indikasi konsolidasi atas 1. Direkomendasikan
pengadaan Barang 2. Tidak direkomendasikan
Apabila
direkomendasikan,
jelaskan lebih lanjut
rencana konsolidasi
pengadaan barang
tersebut

Catatan penting:

Disusun pertama kali tanggal


Disusun oleh
Disetujui oleh

Disetuji oleh Pejabat Pembuat Komitmen


Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran

Mengetahui,
Tenaga ahli Tenaga ahli

D. Format 3.4 Formulir Identifikasi Kebutuhan untuk Pengadaan Jasa


Lainnya. Untuk jenis pengadaan jasa lainnya yang dicontohkan pada
format ini adalah untuk pekerjaan jasa pemeliharaan, sedangkan
contoh jasa lainnya selain pemeliharaan dapat menyesuaikan isinya
dengan format yang sama. Format ini diisi per kegiatan jasa
KOP SATUAN KERJA

_____________________________________________________________________

Formulir Pertanyaan Identifikasi Kebutuhan Jasa


Lainnya/ Pemeliharaan

Perubahan ke
Tanggal perubahan
Nama K/L/D

Satuan kerja

Pejabat Pembuat
Komitmen (nama
jabatan, bukan orang)
Program (sesuai DIPA)

Kegiatan (sesuai DIPA)

Output (sesuai DIPA)

Identifikasi kode Barang Milik Negara (BMN) – khusus pemeliharaan


Apabila pekerjaan
PEMELIHARAAN,
Kode BMN/
mohon dijelaskan Kode
Persediaan
barang (BMN) dan
nama barang pada Nama BMN/
SIMAK BMN yang akan Persediaan
dipelihara

Identifikasi Kebutuhan Pekerjaan


Nama Pekerjaan (sesuai
POK DIPA)
Jelaskan kriteria Contoh:
INDIKATOR
6. Laporan data /output alat yang
KINERJA/SPESIFIKASI
dipelihara
KINERJA yang
7. Service level agreement
dibutuhkan untuk
8. Laporan monitoring visual
pekerjaan ini
9. …..
Khusus pekerjaan
pemeliharaan alat ukur
tertentu, jelaskan target
kinerja output yang
dibutuhkan (misal:
target data masuk
90% ... )
Jelaskan
fungsi/kegunaan
pekerjaan tersebut
Jelaskan rincian ruang
lingkup kegiatan
pekerjaan/pemeliharaan
tersebut
Jelaskan kapan
pekerjaan/pemeliharaan
ini direncanakan akan
dimanfaatkan
Jelaskan Pihak yang
akan
menggunakan/mengelola
pekerjaan/pemeliharaan
Jelaskan Total perkiraan
JANGKA WAKTU
PELAKSANAAN
KONTRAK
Apakah pekerjaan ini 4. Ya
Terdapat di e-Katalog 5. Tidak
LKPP 6. …..
Jelaskan Tingkat 4. Tinggi
prioritas kebutuhan 5. Sedang
pekerjaan. Bila perlu 6. Rendah
mohon dijelaskan pada
pilihan lainnya
Perkiraan biaya. Rp …………..
Atas perkiraan biaya di
atas, jelaskan rincian
perhitungannya

Identifikasi Manajemen Penunjang Tugas dan Fungsi PPK


Jumlah pegawai dalam
unit kerja. (dalam tim
pengelolaan
manajemen PPK)
Apakah PPK dibantu 4. Ya
oleh Tim atau Tenaga 5. Tidak
Ahli. Jelaskan pada 6. ….
kotak "Lainnya"

Mohon dijelaskan daftar Tim atau Tenaga Ahli


dan identitas singkat

No Nama Tugas
Staf

Staf

Tenaga ahli

Tenaga ahli

Tingkat beban tugas 4. Tinggi


dan tanggung jawab 5. Sedang
pegawai dalam 6. Rendah
melaksanakan tugas
dan fungsi Tim
Pengelolaan
Manajemen PPK

Identifikasi Pekerjaan / Pemeliharaan Yang Telah Dilakukan


Jelaskan lokasi
pekerjaan/pemeliharaa
n yang dibutuhkan
Apabila kegiatan
pemeliharaan barang,
Jelaskan status barang
(rusak ringan/rusak
berat) saat ini
Jelaskan sumber dana
pengadaan barang
tersebut pada
pengadaan tahun-tahun
sebelumnya
Identifikasi Pasokan / supply barang
Kemudahan 4. Ya
memperoleh pelaku 5. Tidak
usaha di pasaran 6. …..
Indonesia terhadap
kegiatan
jasa/pemeliharaan
Terdapat pelaku usaha 4. Banyak
yang dinilai mampu 5. Terbatas
dan memenuhi syarat 6. …..
Apabila terbatas,
jelaskan dan sebutkan
No Nama penyedia Rantai pasok
nama penyedia yang
(principal/agen
selama memenuhi
tunggal/
kebutuhan barang ini.
distributor /
Setiap penyedia
pengecer
jelaskan identitas
singkat penyedia,
berapa kali berkontrak,
berkontrak pada tahun
berapa saja, serta
jelaskan singkat kinerja
penyedia tersebut

Identifikasi Persyaratan Lain Yang Diperlukan


Cara
pemeliharaan/teknik/prosedur
pemeliharaan
Kebutuhan pelatihan untuk 1. Ya
lingkup pemeliharaan 2. Tidak

Identifikasi Konsolidasi Pekerjaan


Terdapat pekerjaan 3. Ya
sejenis pada kegiatan lain 4. Tidak
Indikasi konsolidasi atas 3. Direkomendasikan
pekerjaan
4. Tidak direkomendasikan
Apabila
direkomendasikan,
jelaskan lebih lanjut
rencana konsolidasi
pekerjaan/pemeliharaan
tersebut

Catatan penting:

Disusun pertama kali tanggal


Disusun oleh
Disetujui oleh

Disetuji oleh Pejabat Pembuat Komitmen


Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran

Mengetahui,
Tenaga ahli Tenaga ahli

E. Format 3.5 Formulir Identifikasi Kebutuhan untuk Pengadaan Jasa


Konsultansi. Format ini diisi per kegiatan jasa konsultansi
KOP SATUAN KERJA

_______________________________________________________________________

Formulir Pertanyaan Identifikasi Kebutuhan Jasa


Konsultansi

Perubahan ke
Tanggal perubahan

Nama K/L/D

Satuan kerja
Pejabat Pembuat
Komitmen (nama
jabatan, bukan orang)
Program (sesuai DIPA)

Kegiatan (sesuai DIPA)

Output (sesuai DIPA)

Identifikasi kode Barang Milik Negara (BMN) – khusus pengadaan


software/aplikasi
Apabila pekerjaan
pembuatan sofware,
Kode BMN/
mohon dijelaskan Kode
Persediaan
barang (BMN) dan
nama barang pada Nama BMN/
SIMAK BMN yang akan Persediaan
dipelihara

Identifikasi Kebutuhan Pekerjaan


Nama Pekerjaan (sesuai
POK DIPA)
Jelaskan kriteria Contoh:
INDIKATOR
10. Laporan data /output alat yang
KINERJA/SPESIFIKASI
dipelihara
KINERJA yang
11. Service level agreement
dibutuhkan untuk
12. Laporan monitoring visual
pekerjaan ini
13. …..
Target/Sasaran Yang
Diharapkan
Manfaat

Kuantitas

Ruang lingkup
pekerjaan
Waktu penggunaan

Perkiraan biaya. Rp …………..


Atas perkiraan biaya di
atas, jelaskan rincian
perhitungannya

Identifikasi Manajemen Penunjang Tugas dan Fungsi PPK


Jumlah pegawai dalam
unit kerja. (dalam tim
pengelolaan
manajemen PPK)
Apakah PPK dibantu 7. Ya
oleh Tim atau Tenaga 8. Tidak
Ahli. Jelaskan pada 9. ….
kotak "Lainnya"

Mohon dijelaskan daftar Tim atau Tenaga Ahli


dan identitas singkat

No Nama Tugas
Staf

Staf

Tenaga ahli

Tenaga ahli

Tingkat beban tugas 7. Tinggi


dan tanggung jawab 8. Sedang
pegawai dalam 9. Rendah
melaksanakan tugas
dan fungsi Tim
Pengelolaan
Manajemen PPK
Identifikasi Pelaku Usaha
Jenis pelaku usaha 7. Perorangan
8. Badan Usaha
9. …..
Terdapat pelaku usaha 7. Banyak
yang dinilai mampu 8. Terbatas
dan memenuhi syarat 9. …..
Apabila terbatas,
jelaskan dan sebutkan
No Nama penyedia Rantai pasok
nama penyedia yang
(principal/agen
selama memenuhi
tunggal/
kebutuhan barang ini.
distributor /
Setiap penyedia
pengecer
jelaskan identitas
singkat penyedia,
berapa kali berkontrak,
berkontrak pada tahun
berapa saja, serta
jelaskan singkat
kinerja penyedia
tersebut

Identifikasi Persyaratan Lain Yang Diperlukan


Cara
pemeliharaan/teknik/prosedur
pemeliharaan
Kebutuhan pelatihan untuk 3. Ya
lingkup pemeliharaan 4. Tidak

Identifikasi Konsolidasi Pekerjaan


Terdapat pekerjaan 5. Ya
sejenis pada kegiatan lain 6. Tidak
Indikasi konsolidasi atas 5. Direkomendasikan
pekerjaan 6. Tidak direkomendasikan
Apabila
direkomendasikan,
jelaskan lebih lanjut
rencana konsolidasi
pekerjaan/pemeliharaan
tersebut

Catatan penting:

Disusun pertama kali tanggal


Disusun oleh
Disetujui oleh

Disetuji oleh Pejabat Pembuat Komitmen


Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran

Mengetahui,

Tenaga ahli Tenaga ahli


F. Format 3.6 Formulir Identifikasi Kebutuhan untuk Pekerjaan
Konstruksi. Format ini diisi per kegiatan pekerjaan konstruksi
KOP SATUAN KERJA

_______________________________________________________________________

Formulir Pertanyaan Identifikasi Kebutuhan


Pekerjaan Konstruksi

Perubahan ke
Tanggal perubahan

Nama K/L/D

Satuan kerja

Pejabat Pembuat
Komitmen (nama
jabatan, bukan orang)
Program (sesuai DIPA)

Kegiatan (sesuai DIPA)

Output (sesuai DIPA)

A. Identifikasi kode Barang Milik Negara (BMN)


Kode barang (BMN) dan
nama barang pada
Kode BMN
SIMAK BMN
Nama BMN

Isikan kode barang yang


nantinya akan
dimasukkan dicatat
dengan kode barang apa
baik pada SIMAK BMN

B. Identifikasi Kebutuhan Pekerjaan Konstruksi


No Item identifikasi Hasil identifikasi
1 Nama/jenis Pekerjaan
Konstruksi
2 Fungsi/kegunaan
3 Target/sasaran yang akan
dicapai

4 Waktu pemanfaatan hasil


Pekerjaan Konstruksi
5 Bagaimana tingkat 1. Tinggi
prioritas kebutuhan Pekerjaan 2. Sedang
Konstruksi? 3. Kecil

6 Studi kelayakan 1. Sudah dilakukan


Pekerjaan Konstruksi 2. Belum dilakukan
3. ….
dilaksanakan sebelum
pelaksanaan desain

7 Penyusunan dokumen 1. Sudah dilakukan


Detailed Engineering Design 2. Belum dilakukan
3. ….
(DED)
8 Kompleksitas pekerjaan 1. Kompleks
2. Sederhana

Jika kompleks, dibutuhkan


dokumen Detailed Engineering
Design (DED) paling lambat 1
tahun anggaran sebelum
persiapan pengadaan melalui
penyedia
9 Pekerjaan Konstruksi 1. Ya
dilaksanakan dengan kontrak 2. Tidak
tahun jamak (multi years
contract)
Jumlah tahun pelaksanaan : …
tahun
10 Telah memiliki izin tertulis/ 1. Sudah ada
persetujuan dari pejabat yang 2. Belum ada
berwenang untuk
menggunakan kontrak tahun
jamak Nomor surat izin: …..
11 Penggunaan barang/material 1. Dalam negeri …… %
2. Luar negeri ….%
12 Terdapat barang/material 1. Ya
Pekerjaan Konstruksi yang 2. Tidak
sudah masuk pada list produk 3. ….
di e- katalog
13 Pekerjaan Konstruksi 1. Ya
dapat dilaksanakan oleh usaha 2. Tidak
kecil
14 Perkiraan biaya Rp …..

C. Dalam Hal Pekerjaan Konstruksi Membutuhkan Pembebasan


Lahan/ Pemanfaatan Tanah
15 Kebutuhan pembebasan lahan 1. Ya
untuk menunjang pelaksanaan 2. Tidak
Pekerjaan Konstruksi

Luas lahan/tanah: …… ha/m2


16 Kebutuhan izin pemanfaatan 1. Ya
tanah termasuk untuk akses
menuju ke lokasi Pekerjaan 2. Tidak
Konstruksi 3. …..

17 Lama waktu yang …. Bulan/tahun


dibutuhkan untuk melakukan
pembebasan
lahan/pengurusan izin
pemanfaatan tanah
18 Administrasi pembayaran Terlampir
ganti rugi

D. Identifikasi Pekerjaan Konstruksi yang telah tersedia/ dimiliki/


dikuasai
19 Lokasi/keberadaan
Pekerjaan
Konstruksi
20 Jumlah Pekerjaan Konstruksi
sejenis yang telah
tersedia/dimiliki/dikuasai
21 Kondisi kelayakan hasil
pekerjaan konstruksi yang
berstatus LAYAK PAKAI
22 Kondisi kelayakan hasil
pekerjaan konstruksi yang
berstatus RUSAK RINGAN
23 Kondisi kelayakan hasil
pekerjaan konstruksi yang
berstatus RUSAK BERAT
24 Sumber dana pengadaan
Pekerjaan Konstruksi yang
telah tersedia/dimiliki/dikuasai

E. Identifikasi konsolidasi pengadaan


25 Terdapat pengadaan Pekerjaan 1. Ya
Konstruksi sejenis pada 2. Tidak
kegiatan lain 3. …..
26 Indikasi konsolidasi 1. Direkmoendasikan
atas pengadaan Pekerjaan 2. Tidak direkomendasikan
Konstruksi

Catatan penting:

Disusun pertama kali tanggal


Disusun oleh
Disetujui oleh

Disetuji oleh Pejabat Pembuat Komitmen


Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran

Mengetahui,
Tenaga ahli Tenaga ahli

G. Format 3.7 Formulir Perencanaan Pengadaan. Formulir ini


merupakan formulir paket pekerjaan, pemaketan pekerjaan ada
pada formulir ini yang dilampiri dengan Formulir Identifikasi
Kebutuhan
KOP SATUAN KERJA

FORMULIR PERENCANAAN PENGADAAN

Perubahan ke
Tanggal perubahan

Kementerian/Lembaga/
Pemerintah Daerah
Satuan kerja
Program
Kegiatan
Output
Pejabat Pembuat Komitmen
(nama jabatan, bukan orang)

Nama Paket Pengadaan


Daftar lampiran Formulir 1. …
Identifikasi Kebutuhan. 2. ….
Jelaskan daftar formulir
identifikasi kebutuhan yang
akan menjadi lampiran
Formulir Perencanaan
Pengadaan ini
Kriteria barang/jasa 1. Produk dalam negeri
2. Impor
3. Pabrikan
4. Kerajinan
5. …..
Kriteria pelaku usaha yang 1. Kecil
berpotensi 2. Non kecil
3. ….
Uraian pekerjaan

Lokasi pekerjaan
Jenis pengadaan 1. Barang
2. Jasa lainnya
3. Jasa konsultansi
4. Pekerjaan konstruksi
Kodefikasi barang/jasa. Klasifikasi Baku Komoditas Indonesia (KBKI)
Jelaskan perkiraan kode …..
KBKI (Klasifikasi Baku Kode KBKI Deskripsi KBKI
Komoditas Indonesia Tahun
2012) untuk mengidentifikasi
jenis izin usaha yang akan
dipersyaratkan

Cara pengadaan 1. Penyedia


2. Swakelola
Spesifikasi
kinerja/mutu/kualitas.
Jelaskan indikator kinerja
yang ditetapkan pada paket
pengadaan ini
Jelaskan jumlah
kebutuhan/kuantitas dengan
menguraikan daftar
Spesifikasi Jumlah sesuai
dokumen POK DIPA.

Contoh: suku cadang A 20 unit,


suku cadang B 50 unit, laptop 10
unit
Tipe swakelola 1. Swakelola Tipe I
2. Swakelola Tipe II
3. Swakelola Tipe III
4. Swakelola Tipe IV
Penyelenggara swakelola
Metode pemilihan. Pilihan di 1. E-purchasing
samping merupakan Urutan 2. Pengadaan langsung
prioritas. 3. Penunjukan langsung
4. Tender cepat
Peringatan: Perpres No 16 5. Tender/seleksi
Tahun 2018, Ps 38 ayat 7

Apabila penunjukan Kriteria tertentu yang digunakan adalah


langsung, jelaskan KRITERIA ………………………………
TERTENTU YANG DIPENUHI
SEBAGAI JUSTIFIKASI dan
jelaskan lebih mendalam
alasan pemilihan kriteria
tertentu tersebut
Alasan pemilihan kriteria tertentu Penunjukan langsung:

Jadwal pelaksanaan/ jangka


waktu pelaksanaan
Anggaran pengadaan
Sumber dana APBN/APBD
Catatan penting:

Disusun pertama kali tanggal


Disusun oleh
Disetujui oleh

Disetuji oleh Pejabat Pembuat Komitmen


Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran

Mengetahui,

Tenaga ahli Tenaga ahli


H. Format 3.8 Surat Penetapan Perencanaan Pengadaan. Format ini
digunakan setiap terjadi revisi anggaran, dikeluarkan sebelum
pengumuman pada aplikasi SIRUP LKPP
KOP SATUAN KERJA

______________________________________________________________________

SURAT PENETAPAN PERENCANAAN PENGADAAN


TAHUN ANGGARAN 2019
Nomor : ………

Menimbang : bahwa untuk menindaklanjuti dokumen Perencanaan


Pengadaan yang telah disusun oleh PPK, maka
diperlukan penetapan Perencanaan Pengadaan

Dasar hukum : a. Isilah dengan daftar peraturan yang terkait


perencanaan pengadaan dari tingkat Perpres sampai
paling bawah

MENETAPKAN

Kesatu : Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


dalam lingkup (Satuan
Kerja/Perangkat Daerah) Tahun Anggaran 20....
Kedua : Hasil Perencanaan Pengadaan dituangkan ke dalam
Rencana Umum Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Tahun Anggaran 20…

Ketiga : Penetapan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan


dan dapat terus di revisi apabila mengalami perubahan
atau revisi pada dokumen perencanaan pengadaan

…………………,………………………20….
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran

_______________________________________

I. Format 3.9 Spesifikasi teknis, untuk pengadaan barang atau jasa


lainnya. Pada format ini dicontohkan jenis pengadaan jasa lainnya,
sedangkan spesifikasi teknis pengadaan barang sama strukturnya,
hanya disesuaikan karakteristik pengadaan barang.
KOP SATUAN KERJA

_____________________________________________________________________

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN BARANG/JASA LAINNYA


Referensi : Kepdep LKPP Bidang Monev dan Pengembangan Sistem Informasi Nomor 10 Tahun
2019 Tentang Petunjuk Teknis Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

PAKET PENGADAAN
PPK
ID RUP
SPESIFIKASI FUNGSI UMUM
Dapat diambil dari output/tujuan pada TOR
dokumen anggaran

SPESIFIKASI MUTU/KUALITAS
Pengisian spesifikasi mutu ditentukan berdasarkan beberapa pilihan atau
gabungan pilihan berikut ini :

Merek
barang/jasa
Spesifikasi Mutu/Kualitas

Standarisasi

Sampel

Spesifikasi teknik

Spesifikasi
komposisi

Spesifikasi kinerja

Penjelasan dapat dilihat pada petunjuk teknis di bawah ini

SPESIFIKASI JUMLAH

Untuk menentukan spesifikasi jumlah dalam pengadaan barang/jasa, harus dipertimbangkan


pola konsumsi/ penggunaan barang/jasa di masa lalu dan memperkirakan kecenderungan
kebutuhan barang/jasa tersebut di masa yang akan datang

Untuk pengadaan barang

No Uraian Barang Satuan Volume


1. [Diisi uraian jenis [diisi satuan [diisi volume
Barang] unit Barang] unit Barang]
Untuk pengadaan jasa lainnya

No Uraian Satuan Volume


Pekerjaan
1. [Diisi uraian jenis [diisi satuan [diisi volume unit
pekerjaan] unit pekerjaan]
pekerjaan]

SPESIFIKASI WAKTU

Jangka kedatangan barang/jasa


(untuk pengadaan barang)

Waktu pelaksanaan pekerjaan (untuk


pengadaan jasa lainnya

Kebutuhan waktu pelayanan (jika


ada)

Lokasi kedatangan barang

Metode transportasi dan pengepakan


(jika ditentukan)

Informasi lainnya terkait waktu

Hapus baris yang tidak diperlukan

SPESIFIKASI PELAYANAN

Tingkat pelayanan barang/jasa

Tuntutan terhadap tingkat pelayanan dari


penyedia barang/jasa hendaknya dinyatakan
secara spesifik dan terukur. Petunjuk teknis di
bawah ini
Pelatihan dan Bantuan Teknis dari
Penyedia Barang/Jasa (apabila
diperlukan)

Petunjuk teknis di bawah ini

Pemeliharaan

Aspek pemeliharaan dan perbaikan harus


dinyatakan dalam ruang lingkup spesifikasi.
Lihat petunjuk teknis di bawah ini.

Informasi lainnya terkait spesifikasi


pelayanan (jika ada)

INFORMASI LAINNYA

Ditetapkan di ….. tanggal ……


Pejabat Pembuat Komitmen
……..

J. Format 3.10 Spesifikasi teknis untuk pekerjaan konstruksi


KOP SATUAN KERJA
____________________________________________________________________

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI


PAKET PENGADAAN Belanja Modal Gedung dan bangunan ……
PPK Aaaa
ID RUP 1234567

SPESIFIKASI FUNGSI UMUM Menghasilkan bangunan ukuran ….. meter


beralamat di … dengan identitas IMB …..

Spesifikasi kinerja bangunan Lulus uji mutu beton minimal K-250

A. Uraian Spesifikasi Teknis


1. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi:
a. Semen menggunakan merk semen padang atau semen
merah putih

b. Pasir menggunakan jenis selorong dibuktikan dengan


nota surat jalan

c. Merk cat sesuai dengan yang tercantum pada HPS

d. Kayu kusen menggunakan kayu kelas II

e. Kabel sesuai dengan yang tercantum pada HPS

f. Pipa sesuai dengan yang tercantum pada HPS

2 . Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:


Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan yang dibutuhkan
dalam pekerjaan ini adalah :
a. Mini molen minimal 120 Liter 3 (tiga) unit
b. Waterpass minimal 1 (satu) buah
c. Genset minimal 900 watt 1 (satu) unit
d. Sekop/pacul/ember/gergaji/palu sesuai peruntukan
e. Selang air sesuai peruntukan
f. Pemotong dan pembengkok besi / bending sesuai
peruntukan

3 Spesifikasi Proses/Kegiatan:

a. Ruang lingkup pekerjaan ini sudah memperhitungkan


Laporan Keselamatan Kerja Konstruksi (K3),
b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur
kerja, sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan
pengaman, dan rambu- rambu peringatan dan kewajiban
pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai
dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko
tinggi, atau pekerjaan yang berisiko tinggi pada keadaan
yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis
keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan
pengendaliannya;
d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui
prosedur izin kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses;
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan
oleh tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan
telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada
jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.

4. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja


Terlampir di bawah ini
Ketentuan :

a. Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA)


harus dilakukan terhadap setiap metode konstruksi/ metode
pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk
mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;

b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat


dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas,
material dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan
kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh
pekerja dan operator yang terlatih;

c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam


menyusun dan
menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat
utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi
sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna
mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat
melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko
kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;

d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia,


harus dianalisis
keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji
efektivitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika
semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas,
material, urutan kerja dan kompetensi pekerja/operator
telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan
konstruksi dan pekerja/operator, maka metode kerja dapat
disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur
kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh
pekerja/operator;

e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang


mempunyai potensi bahaya tinggi harus dilengkapi dengan
metode kerja yang didalamnya sudah mencakup analisis
keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA). Misalnya
untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan
perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga kerja,
pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang
sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran
galian tanah berpasir yang mudah longsor dengan
kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus
menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk
naik/turun

f. Setiap metode kerja harus melalui analisis dan


perhitungan yang diperlukan berdasarkan data teknis yang
dapat dipertanggung- jawabkan, baik dari standar yang
berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis
laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.

5. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi

Jabatan yang dibutuhkan pada pekerjaan ini adalah :

a. 1 (satu) orang Manajer Proyek yang memiliki sertifikat


kompetensi kerja
b. 1 (satu) orang Manajer Teknik yang memiliki sertifikat
kompetensi kerja
c. 1 (satu) orang Manajer Keuangan yang memiliki sertifikat
kompetensi kerja

Ketentuan :

a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan,


perhitungan dan gambar-gambar konstruksi, penetapan
spesifikasi dan prosedur teknis serta metode pelaksanaan/
konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
mempunyai kompetensi yang disyaratkan, baik pekerjaan
arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing
dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis
pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus
mempunyai kemampuan untuk melakukan proses
manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan
pengalaman profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa
semua potensi bahaya dan risiko yang terkait pada bentuk
rancangan, spesifikasi teknis dan metode kerja/konstruksi
tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada
tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik
dan standar K3 yang berlaku;
c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan,
pembongkaran, pemindahan, pengangkutan, pengangkatan,
penyimpanan, perletakan, pengambilan, pembuangan,
pembongkaran dsb., harus dilakukan oleh tenaga ahli dan
tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar
gambar, spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar
serta rujukan yang benar dan sah atau telah disetujui oleh
tenaga ahli yang terkait;

B. Keterangan Gambar (Terlampir)


Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan
oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara
lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

C. Pengguna Jasa mengacu pada hasil dokumen pekerjaan jasa Konsultansi


Konstruksi perancangan dan/atau berkonsultasi dengan Ahli K3
Konstruksi dalam menetapkan uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan
penetapan tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi pada Pekerjaan
Konstruksi.
Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap RKK dan
penerapan SMKK, Pengguna Jasa dapat dibantu oleh Ahli K3 Konstruksi
dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi

INFORMASI LAINNYA Jangka Waktu Pengerjaan 60


(enam puluh hari) kalender
sejak terbit SPMK

Bengkulu, 29 Agustus 2019

Kuasa Pengguna Anggaran Dibuat oleh


…… Pejabat Pembuat Komitmen

…… aaaaaa

K. Format 3.11 Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa konsultansi NON


KONSTRUKSI
KOP SATUAN KERJA

_______________________________________________________________________________

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Uraian Pendahuluan1

1. Latar Belakang

2. Maksud dan
Tujuan

3. Sasaran

4. Lokasi Pekerjaan

1
Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
5. Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:
Pendanaan __________________________

6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: __________


Organisasi
Pejabat Pembuat
Komitmen Satuan Kerja: __________

Data Penunjang2

7. Data Dasar

8. Standar Teknis

9. Studi-Studi

Terdahulu

10. Referensi Hukum

Ruang Lingkup

11. Lingkup

Pekerjaan

12. Keluaran3

13. Peralatan,

Material,

Personel dan
2
Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
3
Dijelaskan pula keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain.
Fasilitas dari

Pejabat Pembuat

Komitmen

14. Peralatan dan

Material dari

Penyedia Jasa

Konsultansi

15. Lingkup

Kewenangan

Penyedia Jasa

16. Jangka Waktu

Penyelesaian

Pekerjaan

17. Personel Posisi Kualifikasi Jumlah

Orang Bulan4

Tenaga Ahli:

4
Khusus untuk Metode Evaluasi Pagu Anggaran jumlah orang bulan tidak boleh dicantumkan. (apa penjelasannya?)
Tenaga Teknis/Analis (jika ada)::

Tenaga Pendukung (jika ada):

18. Jadwal Tahapan

Pelaksanaan

Pekerjaan

Laporan
19. Laporan

Pendahuluan Laporan Pendahuluan memuat: __________

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: __


(__________) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak (__________) buku laporan.

20. Laporan Bulanan Laporan Bulanan memuat: __________

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: __


(__________) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak __ (__________) buku laporan.
21. Laporan Antara Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan
kegiatan: __________

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: __


(__________) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak __ (__________) buku laporan.

22. Laporan Akhir Laporan Akhir memuat: __________

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: __


(__________) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak __ (__________) buku laporan dan cakram
padat (compact disc) (jika diperlukan).

Hal-Hal Lain

Semua kegiatan Jasa Konsultansi berdasarkan KAK ini


23. Produksi dalam harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
Negeri dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.

24. Persyaratan Jika kerjasama dengan Penyedia Jasa Konsultansi lain


diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi
Kerjasama ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi:

25. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi


persyaratan berikut:
Pengumpulan

Data Lapangan

26. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban


untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan
dalam rangka alih pengetahuan kepada personel satuan
kerja PPK berikut:

L. Format 3.12 Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa konsultansi KONSTRUKSI


KOP SATUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Uraian Pendahuluan5

1. Latar Belakang

2. Maksud dan
Tujuan

3. Sasaran

4. Lokasi
Pekerjaan

5. Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:


Pendanaan __________________________

6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: __________


Organisasi
Pejabat
Pembuat Satuan Kerja: __________

5
Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Komitmen

Data Penunjang6

7. Data Dasar

8. Standar
Teknis

9. Studi-Studi
Terdahulu

10. Referensi
Hukum

Ruang Lingkup

11. Lingkup
Pekerjaan

12. Keluaran7

13. Peralatan,
Material,
Personel
dan
Fasilitas
dari Pejabat
Pembuat

6
Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
7
Dijelaskan pula keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain. (untuk jasa konsultansi konstruksi perancangan
termasuk identifikasi bahaya sesuai dengan metode pelaksanaan serta metode operasi dan pemeliharaan bangunan).
Komitmen

14. Peralatan
dan
Material
dari
Penyedia
Jasa
Konsultansi

15. Lingkup
Kewenanga
n Penyedia
Jasa

16. Jangka
Waktu
Penyelesaia
n Pekerjaan

17. Personel*) Kualifikasi Juml


ah
Posis Tingka Juru Keah Pengal Status Oran
i t -san -lian -aman Tenaga g
Pendidi Ahli Bula
-kan n
Tenaga Ahli:

____ ____ ___ ___ ____ ____ ____

Tenaga Pendukung (jika ada):

____ ____ ___ ___ ____ ____ ____

18. Jadwal
Tahapan
Pelaksanaa
n Pekerjaan

Laporan**)

19. Laporan Laporan Pendahuluan memuat: __________


Pendahulua
n
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya:
__ (__________) hari kerja/bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak (__________) buku laporan.

20. Laporan Laporan Bulanan memuat: __________


Bulanan

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya:


__ (__________) hari kerja/bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak __ (__________) buku laporan.

21. Laporan Laporan Antara memuat hasil sementara


Antara pelaksanaan kegiatan: __________

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya:


__ (__________) hari kerja/bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak __ (__________) buku laporan.

22. Laporan Laporan Akhir memuat: __________


Akhir

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya:


__ (__________) hari kerja/bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak _____ (__________) buku
laporan dan media penyimpan data (compact
disc/flashdisk/dll) (jika diperlukan).

Hal-Hal Lain
23. Produksi Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan
dalam KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara
Negeri Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam
angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan
kompetensi dalam negeri.
24. Persyaratan Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi
Kerja sama lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa
konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi:

25. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi


Pengumpul persyaratan berikut:
an Data
Lapangan

26. Alih Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi


Pengetahua berkewajiban untuk menyelenggarakan
n pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personel satuan kerja
Pejabat Pembuat Komitmen berikut:

*) Dalam hal Jasa Konsultansi yang diseleksi merupakan:


1. Jasa Konsultansi Pengawasan/Manajemen Konstruksi, komposisi personel
Tenaga Ahli yang disyaratkan memenuhi ketentuan:
a. Untuk paket pekerjaan konstruksi berisiko keselamatan konstruksi
besar/tinggi terdiri dari:
1) Ahli Utama K3 Konstruksi; atau
2) Ahli Madya K3 Konstruksi dengan pengalaman paling singkat 3 (tiga)
tahun.
b. Untuk paket pekerjaan konstruksi berisiko keselamatan konstruksi
sedang/menengah terdiri dari:
1) Ahli Madya K3 Konstruksi; atau
2) Ahli Muda K3 Konstruksi dengan pengalaman paling singkat 3 (tiga)
tahun.
c. Untuk paket pekerjaan konstruksi berisiko keselamatan konstruksi kecil
terdiri dari Ahli Muda K3 Konstruksi.
2. Jasa konsultansi Pengkajian/Perencanaan dan Perancangan, komposisi
personel Tenaga Ahli mensyaratkan Tenaga Ahli K3 Konstruksi.
**) Untuk kontrak lumsum, maka jenis laporan disesuaikan dengan
keluaran.

VI. LINK DOWNLOAD FILE FORMAT LAMPIRAN 3

Seluruh file format terkait lampiran 3 di atas dapat diunduh pada link
https://drive.google.com/drive/folders/12mAUIGtmEOEV2kDEP7VCrbS4E
oE8yj1d?usp=sharing
Mohon segera di download untuk diupload kembali dengan akun milik
Kominfo

Anda mungkin juga menyukai