Disusun Oleh :
KELOMPOK V
1. REYNALDI 200820170
2. RESKI RAMADANI 200820169
3. PRAN ASISKA RATNA SARI 200820168
4. RISKI ANANDA 200820171
Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah aspek hukum kontruksi, dengan judul: "proses tender” .
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Maka dari itu, Saya
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik dari berbagai pihak. Akhirnya,
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tender
B. Syarat-syarat Tender
D. Tender Gagal
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam upaya mendapatkan pekerjaan (proyek) pada sektor jasa konstruksi hampir
selalu melalui proses yang dinamakan pelelangan/tender. Proses ini menjadi sangat
penting bagi pengusaha jasa konstruksi, karena kelangsungan hidupnya sangat
tergantung dari berhasil/tidaknya proses ini. Penetapan harga pelelangan/tender
ditentukan oleh berbagai pertimbangan dan terkadang hanya berdasarkan naluri
bisnis. Hal ini sangat menentukan besar/kecilnya keuntungan yang masih mungkin
diperoleh kontraktor dan persentase kemungkinan memenangkan proyek.
Pengadaan barang/jasa atau lebih dikenal dengan pelelangan merupakan salah satu
proses pada proyek tertentu, seperti proyek pemerintah yang berskala besar. Pengadaan
barang/jasa yang dilakukan bersifat umum dari pengadaan barang seperti pengadaan
fasilitas gedung pada suatu instansi hingga pengadaan jasa seperti jasa konsultan. Selama
ini pengadaan barang/jasa dilakukan dengan langsung mempertemukan pihak-pihak yang
terkait seperti penyedia barang/jasa dan pengguna barang/jasa, proses yang dilakukan
secara fisik.
1.3 TUJUAN
1) Untuk Mengetahui Pengertian Tender
2) Untuk Mengetahui Syarat-Syarat Tender
3) Untuk Mengetahui Tata Cara Tender
4) Untuk Mengetahui Tender Gagal
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TENDER
B. SYARAT-SYARAT TENDER
a) Metode Tender
1. Pelaksanaan kualifikasi;
2. Pengumuman dan/atau undangan;
3. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan;
4. Pemberian penjelasan;
5. Penyampaian dokumen penawaran;
6. Evaluasi dokumen penawaran;
7. Penetapan dan pengumuman pemenang; dan
8. Sanggah, dan khusus untuk pekerjaan konstruksi ditambahkan sanggah
banding.[5]
1. Undangan prakualifikasi;
2. Prakualifikasi;
3. Undangan pemilihan;
4. Pemilihan;
5. Penetapan Pemenang.
1. Pengumuman;
2. Pendaftaran sampai dengan calon pemenang;
3. Pascakualifikasi;
4. Penetapan pemenang.
D. TENDER GAGAL
Dalam pelaksanaannya, tender dinilai gagal apabila:[10]
Dasar Hukum:
1. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
2. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor
12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
3. Referensi
[1] Pasal 2 Perpres 16/2018
[2] Pasal 1 angka 36 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (“Perpres 12/2021”)
[3] Pasal 38 ayat (1) dan (7) Perpres 12/2021
[4] Pasal 50 ayat (1) Perpres 12/2021
[5] Pasal 50 ayat (2) Perpres 12/2021
[6] Pasal 44 ayat (5) dan (10) Perpres 16/2018
[7] Pasal 44 ayat (3) huruf a Perpres 16/2018
[8] Lampiran I Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (“Peraturan LKPP 12/2021”), hal.
61
[9] Peraturan LKPP 12/2021 Romawi IV Pelaksanaan Pemilihan
Penyedia Melalui Tender/Seleksi, hal. 61
[10] Pasal 51 ayat (2) Perpres 12/2021
[11] Pasal 51 ayat (7), (8), dan (9) Perpres 12/2021
[12] Pasal 51 ayat (10) Perpres 12/2021
[13] Lampiran I dan II Peraturan LKPP 12/2021, hal. 31 Guna
menyederhanakan jawaban, kami akan merujuk pada Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (“Perpres 16/2018”) dan perubahannya. Adapun
ketentuan dalam Perpres 16/2018 ini diperuntukkan bagi pengadaan
barang/jasa di lingkungan kementerian/lembaga/perangkat daerah
yang menggunakan anggaran belanja dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN)/ Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), termasuk yang sebagian atau seluruh dananya bersumber
dari pinjaman dan/atau hibah dari dalam negeri maupun luar negeri.
[1]
KESIMPULAN
Pengertian tender menurut Hansen (2015:76) menyatakan bahwa sebuah penawaran untuk
melakukan pekerjaan dengan nilai tertentu atau dengan perhitungan keuntungan tertentu.
Proses tender bertujuan untuk membantu pihak pemilik proyek dalam melakukan
penyeleksian kontraktor-kontraktor potensial yang akan mengerjakan proyek tersebut.
Pengertian tender menurut Sudiarto (2021:120) menyatakan bahwa pengajuan penawaran
barang dan/ atau jasa yang dilakukan oleh rekanan atau pemborong dalam rangka memenuhi
atau untuk memperoleh barang dan/ atau jasa oleh kementrian, lembaga, satuan kerja
perangkat daerah (SKPD), atau institusi lainnya.
1.) Metode Tender, menurut Winokan (2015:7) terdapat beberapa metode tender dalam
penyediaan jasa/barang, diantaranya :Pelelangan umum,Pelelangan terbatas, Pemilihan
langsung, Penunjukan langsung,Pengadaan langsung.
2.) Persyaratan Mengikuti Tender, Menurut Halim (2015:282) terdapat syarat untuk
penilaian oleh panitia tender. Para peserta tender perlu melengkapi seluruh bukti
dokumen perusahaannya, kemudian diwajibkan mengikuti prosedur tender pelelangan
proyek, setelah itu diseleksi melalui metode penyampaian dokumen penawaran melalui
lelang, meliputi : metode satu sampul, metode dua sampul, metode dua tahap . Apabila
terjadi kejanggalan dan overlapping dalam proyek yang dikerjakan, maka pimpro dapat
mengadakan proses lelang ulang.
3.) Dokumen yang di perlukan, Menurut Halim (2015:282) para peserta tender yang
dilelang oleh instansi pemerintah dalam hal pengadaan barang jasa tersebut, wajib
memenuhi standar yang telah ditentukan berdasarkan Keppres No.80 Tahun 2003, yang
berisi kan antara lain : Data operasional perusahaan dan seluruh perizinannya Tanda
daftar perusahaan, Struktur organisasi perusahaan, Daftar tenaga ahli dan staf, Bukti
pekerjaan yang dikualifikasikan , Data administrasi, Aplikasi permohonan mengikuti
tender , Surat bukti telah lulus prakualifikasi,Kesepakatan dan persetujuan pelaksanaan
pekerjaan tender.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.hukumonline.com/klinik/a/aturan-tender-dan-tahapannya-
lt618b6bd625cdb