Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ASPEK HUKUM KONTRUKSI”

Dosen Pengampu: ibu, Retno Puspaningtyas, S.T.,M. T

Disusun Oleh :

KELOMPOK V

1. REYNALDI 200820170
2. RESKI RAMADANI 200820169
3. PRAN ASISKA RATNA SARI 200820168
4. RISKI ANANDA 200820171

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL-A

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah aspek hukum kontruksi, dengan judul: "proses tender” .

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Maka dari itu, Saya
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik dari berbagai pihak. Akhirnya,
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Kolaka, 13 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tender

B. Syarat-syarat Tender

C. Tata Cara Tender

D. Tender Gagal

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam upaya mendapatkan pekerjaan (proyek) pada sektor jasa konstruksi hampir
selalu melalui proses yang dinamakan pelelangan/tender. Proses ini menjadi sangat
penting bagi pengusaha jasa konstruksi, karena kelangsungan hidupnya sangat
tergantung dari berhasil/tidaknya proses ini. Penetapan harga pelelangan/tender
ditentukan oleh berbagai pertimbangan dan terkadang hanya berdasarkan naluri
bisnis. Hal ini sangat menentukan besar/kecilnya keuntungan yang masih mungkin
diperoleh kontraktor dan persentase kemungkinan memenangkan proyek.

Pengadaan barang/jasa atau lebih dikenal dengan pelelangan merupakan salah satu
proses pada proyek tertentu, seperti proyek pemerintah yang berskala besar. Pengadaan
barang/jasa yang dilakukan bersifat umum dari pengadaan barang seperti pengadaan
fasilitas gedung pada suatu instansi hingga pengadaan jasa seperti jasa konsultan. Selama
ini pengadaan barang/jasa dilakukan dengan langsung mempertemukan pihak-pihak yang
terkait seperti penyedia barang/jasa dan pengguna barang/jasa, proses yang dilakukan
secara fisik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Apa Pengertian Tender
2) Apa Syarat-Syarat Tender
3) Bagaimana Tata Cara Tender
4) Bagaimana Tender Gagal

1.3 TUJUAN
1) Untuk Mengetahui Pengertian Tender
2) Untuk Mengetahui Syarat-Syarat Tender
3) Untuk Mengetahui Tata Cara Tender
4) Untuk Mengetahui Tender Gagal
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TENDER

Pengertian tender menurut Hansen (2015:76) menyatakan bahwa sebuah


penawaran untuk melakukan pekerjaan dengan nilai tertentu atau dengan
perhitungan keuntungan tertentu. Proses tender bertujuan untuk membantu pihak
pemilik proyek dalam melakukan penyeleksian kontraktor-kontraktor potensial
yang akan mengerjakan proyek tersebut. Penyeleksian ini perlu mendapat
perhatian dari pihak pemilik proyek maupun panitia pelelangan atau konsultan
yang ditunjuk.

Pengertian tender menurut Sudiarto (2021:120) menyatakan bahwa


pengajuan penawaran barang dan/ atau jasa yang dilakukan oleh rekanan atau
pemborong dalam rangka memenuhi atau untuk memperoleh barang dan/ atau jasa
oleh kementrian, lembaga, satuan kerja perangkat daerah (SKPD), atau institusi
lainnya.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian tender


adalah sebuah penawaran untuk memperoleh barang dan jasa.

B. SYARAT-SYARAT TENDER

a) Metode Tender

Menurut Winokan (2015:7) terdapat beberapa metode tender dalam


penyediaan jasa/barang, diantaranya :

a) Pelelangan umum, metode pemilihan penyedia


barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua
pekerjaan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi syarat.
b) Pelelangan terbatas, adalah metode pemilihan penyedia
pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan konstruksi dengan jumlah
penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan
untuk pekerjaan yang kompleks.
c) Pemilihan langsung, adalah metode pemilihan penyedia
pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling
tinggi Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
d) Penunjukan langsung, adalah metode pemilihan penyediaan
barang/jasa dengan cara menunjuk langsung (satu) penyedia
barang/jasa.
e) Pengadaan langsung, adalah pengadaan barang/jasa
langsung kepada penyedia barang/jasa, tanpa melalui
pelelangan/ seleksi/ penunjukan langsung.

b) Persyaratan Mengikuti Tender

Menurut Halim (2015:282) terdapat syarat untuk penilaian oleh


panitia tender. Para peserta tender perlu melengkapi seluruh bukti
dokumen perusahaannya, kemudian diwajibkan mengikuti prosedur
tender pelelangan proyek, setelah itu diseleksi melalui metode
penyampaian dokumen penawaran melalui lelang, meliputi :

 Metode satu sampul

Metode satu sampul yaitu metode yang penyampaian


dokumen penawarannya terdiri dari persyaratan administrasi,
teknis dan penawaran harga yang dimasukan kedalam satu sampul
tertutup kepada ULP / pejabat pengadaan.

 Metode dua sampul

Metode dua sampul yaitu metode yang memisahkan antara


sampul I dan II. Sampul I berisi dokumen administrasi dan
penawaran teknis, sedangkan sampul II berisi dokumen
penawaran harga.

 Metode dua tahap

Metode dua tahap yaitu metode yang memiliki karakterisitik


spesifikasi teknisnya belum bisa ditentukan dengan pasti,
mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem dan desain
penerapan teknologi yang berbeda, dimungkinkan perubahan
spesifikasi teknis berdasarkan klarifikasi penawaran teknis yang
diajukan, dan/atau membutuhkan penyetaraan teknis.

Apabila terjadi kejanggalan dan overlapping dalam proyek yang dikerjakan,


maka pimpro dapat mengadakan proses lelang ulang.

c) dokumen yang di perlukan

Menurut Halim (2015:282) para peserta tender yang dilelang


oleh instansi pemerintah dalam hal pengadaan barang jasa tersebut,
wajib memenuhi standar yang telah ditentukan berdasarkan Keppres
No.80 Tahun 2003, yang berisi kan antara lain :

 Data operasional perusahaan dan seluruh


perizinannya Tanda daftar perusahaan
 Struktur organisasi perusahaan
 Daftar tenaga ahli dan staf
 Bukti pekerjaan yang dikualifikasikan
 Data administrasi
 Aplikasi permohonan mengikuti tender
 Surat bukti telah lulus prakualifikasi
 Kesepakatan dan persetujuan pelaksanaan
pekerjaan tender.

Kesembilan poin pokok diatas merupakan persyaratan yang


wajib untuk dipersiapkan oleh peserta tender guna diadakan penilaian
oleh panitia tender proyek, yang harus dilengkapi sejak prakualifikasi
tender sampai pada penilaian kualifikasi masuk kategori tender
pekerjaan.

C. TATA CARA TENDER

tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia


barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.[2] Tender ini dilaksanakan dalam hal
tidak dapat menggunakan metode pemilihan penyedia dengan metode:[3]
a. E-purchasing;
b. Pengadaan langsung;
c. Penunjukan langsung;
d. Tender cepat.

Adapun pelaksanaan pemilihan melalui tender secara umum mencakup:[4]

1. Pelaksanaan kualifikasi;
2. Pengumuman dan/atau undangan;
3. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan;
4. Pemberian penjelasan;
5. Penyampaian dokumen penawaran;
6. Evaluasi dokumen penawaran;
7. Penetapan dan pengumuman pemenang; dan
8. Sanggah, dan khusus untuk pekerjaan konstruksi ditambahkan sanggah
banding.[5]

Khusus tender barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk pengadaan


yang bersifa tkompleks, dalam artian punya risiko tinggi, memerlukan teknologi
tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus, dan/atau sulit
mendefinisikan secara teknis bagaimana cara memenuhi kebutuhan dan tujuan
pengadaan, dilakukan tahapan prakualifikasi.[6] Sebaliknya, tender
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang tidak bersifat kompleks dilakukan
tahapan pascakualifikasi.[7]

Proses kualifikasi dan proses pemilihan dalam prakualifikasi meliputi:[8]

1. Undangan prakualifikasi;
2. Prakualifikasi;
3. Undangan pemilihan;
4. Pemilihan;
5. Penetapan Pemenang.

Sementara itu, proses kualifikasi dan proses pemilihan dalam pascakualifikasi


meliputi:[9]

1. Pengumuman;
2. Pendaftaran sampai dengan calon pemenang;
3. Pascakualifikasi;
4. Penetapan pemenang.

Selanjutnya, mengenai perbedaan dari tahapan prakualifikasi dan tahapan


pascakualifikasi dalam tender ini dapat Anda baca selengkapnya dalam
Pelaksanaan PBJ Melalui Penyedia oleh Lintong Sinambela yang dimuat pada
laman Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (“LKPP”) (hal. 12
-13).

D. TENDER GAGAL
Dalam pelaksanaannya, tender dinilai gagal apabila:[10]

1. terdapat kesalahan dalam proses evaluasi;


2. tidak ada peserta yang menyampaikan dokumen penawaran setelah ada
pemberian waktu perpanjangan;
3. tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran;
4. ditemukan kesalahan dalam dokumen pemilihan atau tidak sesuai dengan
ketentuan dalam Perpres 16/2018 dan perubahannya;
5. seluruh peserta terlibat korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme;
6. seluruh peserta terlibat persaingan usaha tidak sehat;
7. seluruh penawaran harga tender barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya di
atas harga perkiraan sendiri (“HPS”);
8. negosiasi biaya pada seleksi tidak tercapai; dan/atau
9. korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme melibatkan Kelompok Kerja Pemilihan
(“Pokja Pemilihan”)/Pejabat Pembuat Komitmen (“PPK”).

Jika gagal, Pokja Pemilihan segera melakukan evaluasi ulang (jika


ditemukan kesalahan evaluasi penawaran) atau tender ulang.[11] Apabila tender
ulang gagal, Pokja Pemilihan dengan persetujuan Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran melakukan penunjukan langsung dengan kriteria:[12]

1. kebutuhan tidak dapat ditunda; dan


2. tidak cukup waktu untuk melaksanakan tender.

Dasar Hukum:
1. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
2. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor
12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
3. Referensi
[1] Pasal 2 Perpres 16/2018
[2] Pasal 1 angka 36 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (“Perpres 12/2021”)
[3] Pasal 38 ayat (1) dan (7) Perpres 12/2021
[4] Pasal 50 ayat (1) Perpres 12/2021
[5] Pasal 50 ayat (2) Perpres 12/2021
[6] Pasal 44 ayat (5) dan (10) Perpres 16/2018
[7] Pasal 44 ayat (3) huruf a Perpres 16/2018
[8] Lampiran I Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (“Peraturan LKPP 12/2021”), hal.
61
[9] Peraturan LKPP 12/2021 Romawi IV Pelaksanaan Pemilihan
Penyedia Melalui Tender/Seleksi, hal. 61
[10] Pasal 51 ayat (2) Perpres 12/2021
[11] Pasal 51 ayat (7), (8), dan (9) Perpres 12/2021
[12] Pasal 51 ayat (10) Perpres 12/2021
[13] Lampiran I dan II Peraturan LKPP 12/2021, hal. 31 Guna
menyederhanakan jawaban, kami akan merujuk pada Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (“Perpres 16/2018”) dan perubahannya. Adapun
ketentuan dalam Perpres 16/2018 ini diperuntukkan bagi pengadaan
barang/jasa di lingkungan kementerian/lembaga/perangkat daerah
yang menggunakan anggaran belanja dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN)/ Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), termasuk yang sebagian atau seluruh dananya bersumber
dari pinjaman dan/atau hibah dari dalam negeri maupun luar negeri.
[1]
KESIMPULAN

Pengertian tender menurut Hansen (2015:76) menyatakan bahwa sebuah penawaran untuk
melakukan pekerjaan dengan nilai tertentu atau dengan perhitungan keuntungan tertentu.
Proses tender bertujuan untuk membantu pihak pemilik proyek dalam melakukan
penyeleksian kontraktor-kontraktor potensial yang akan mengerjakan proyek tersebut.
Pengertian tender menurut Sudiarto (2021:120) menyatakan bahwa pengajuan penawaran
barang dan/ atau jasa yang dilakukan oleh rekanan atau pemborong dalam rangka memenuhi
atau untuk memperoleh barang dan/ atau jasa oleh kementrian, lembaga, satuan kerja
perangkat daerah (SKPD), atau institusi lainnya.

Syarat-syara tender dalam

1.) Metode Tender, menurut Winokan (2015:7) terdapat beberapa metode tender dalam
penyediaan jasa/barang, diantaranya :Pelelangan umum,Pelelangan terbatas, Pemilihan
langsung, Penunjukan langsung,Pengadaan langsung.
2.) Persyaratan Mengikuti Tender, Menurut Halim (2015:282) terdapat syarat untuk
penilaian oleh panitia tender. Para peserta tender perlu melengkapi seluruh bukti
dokumen perusahaannya, kemudian diwajibkan mengikuti prosedur tender pelelangan
proyek, setelah itu diseleksi melalui metode penyampaian dokumen penawaran melalui
lelang, meliputi : metode satu sampul, metode dua sampul, metode dua tahap . Apabila
terjadi kejanggalan dan overlapping dalam proyek yang dikerjakan, maka pimpro dapat
mengadakan proses lelang ulang.
3.) Dokumen yang di perlukan, Menurut Halim (2015:282) para peserta tender yang
dilelang oleh instansi pemerintah dalam hal pengadaan barang jasa tersebut, wajib
memenuhi standar yang telah ditentukan berdasarkan Keppres No.80 Tahun 2003, yang
berisi kan antara lain : Data operasional perusahaan dan seluruh perizinannya Tanda
daftar perusahaan, Struktur organisasi perusahaan, Daftar tenaga ahli dan staf, Bukti
pekerjaan yang dikualifikasikan , Data administrasi, Aplikasi permohonan mengikuti
tender , Surat bukti telah lulus prakualifikasi,Kesepakatan dan persetujuan pelaksanaan
pekerjaan tender.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.hukumonline.com/klinik/a/aturan-tender-dan-tahapannya-
lt618b6bd625cdb

Anda mungkin juga menyukai