Anda di halaman 1dari 22

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen proyek

Proyek adalah usaha sementara yang dilakukan untuk menghasilkan


produk,layanan, atau hasil yang unik (PMOK Guide,2004).Unsur-unsur
yang dikelola dalam sebuah proyek , yang dikenal dengan istilah 6M
meliputi :
a. Money (uang)
b. Man (Sumber daya manusia)
c. Material (bahan baku)
d. Machine (mesin)
e. Method (mekanisme dan prinsip kerja yang diterapkan dalam
pelaksanaan proyek)
f. Market (pemasaran)
Manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan, keahlian,alat bantu
dan teknik pada aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan proyek
(PMOK Guide,2004). Dengan adanya manajemen proyek maka akan
terlihat batasan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pihak-
pihak yang terlibat dalam proyek, sehingga tidak akan terjadi keterlambatan
penyelesaian proyek, maupun tugas dan wewenang yang bersamaan
(overlapping).
2.1.1 Proyek Pemerintah

Proyek pemerintah merupakan proyek konstruksi dimana


pemerintah menjadi owner, baik pemerintah pusat, daerah maupun
kota atau kabupaten. Proyek pemerintah biasanya berskala besar
dan bersifat penting untuk masyarakat, negara maupun pemerintah.
Proyek pemerintah biasanya berbentuk proyek infrastruktur seperti
proyek gedung pemerintahan, jalan raya dan bangunan air maupun
irigasi.
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

2.1.2 Proyek Swasta

Proyek swasta merupakan proyek dimana perusahaan atau


perseorangan yang bersifat non-pemerintah sebagai owner. Sumber
dana proyek swasta berasal dari milik pribadi maupun investor
swasta. Misalnya proyek pembangunan pusat perbelanjaan, kantor
perusahaan dan lainnya.

2.2 Pengadaan Penyedia Jasa

Adapun beberapa tahapan dalam mengadakan ataupun


penyeleksian pemberi jasa sebagai berikut :
2.2.1 Ketentuan Umum

Menurut bab 1 ketentuan Umum pasal 1 Perpres No. 16 Tahun


2018 disebutkan bahwa Pengadaan barang/jasa adalah kegiatan
pengadaan Barang/Jasa oleh Kementrian/lembaga/Perangkat
Daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD yang diprosesnya sejak
identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil pekerjaan.
2.2.2 Prakualifikasi dan Pasca Kualifikasi

A. Prakualifikasi
Prakualifikasi adalah proses penilaian kemampuan usaha
dengan memenuhi kebutuhan persyaratan tertentu sebelum
memasukan penawaran. Prosedur dalam tahapan prakualifikasi
adalah sebagai berikut :
1. Pengumuman prakualifikasi;
2. Pendaftaran calon peserta pengadaan;
3. Calon Peserta menyampaikan dokumen pernyataan
minat dan pengambilan Dokumen Prakualifikasi;
4. Calon peserta menyampaikan Dokumen Prakualifikasi;
5. Evaluasi dan klarifikasi Dokumen Prakualifikasi;
6. Penetapan daftar calon peserta lulus prakualifikasi;
7. Pengesahan hasil prakualifikasi;
8. Pengumuman hasil prakualifikasi;

II-2
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

9. Pengajuan sanggahan/keberatan dalam jangka waktu


tujuh hari;
10. Penelitian dan tindak lanjut atas sanggahan;
11. Evaluasi ulang bila sanggahan/keberatan terbukti benar;
12. Panitia pengadaan mengumumkan hasil evaluasi ulang;
13. Bila calon yang lulus kurang dari
tiga, dilakukan prakualifikasi ulang;
14. Yang telah lulus prakualifikasi tidak perlu ikut
prakualifikasi ulang;
15. Pengumuman prakualifikasi ulang dengan
mengundang calon peserta baru.

B. Pascakualifikasi
Pascakualifikasi adalah proses penilaian kemampuan
usaha dengan memenuhi kebutuhan persyaratan tertentu
setelah memasukkan penawaran. Proses dari tahapan
pascakualifikasi adalah:
1. Pengumuman pascakualifikasi;
2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan;
3. Pemberian penjelasan;
4. Pemasukan dokumen penawaran;
5. Pembukaan dokumen penawaran;
6. Evaluasi penawaran;
7. Evaluasi kualifikasi;
8. Pembuktian kualifikasi;
9. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP);
10. Penetapan pemenang;
11. Pengumuman pemenang;
12. Sanggahan;
13. Sanggahan banding;
14. Penunjukan penyedia barang/jasa.

II-3
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

2.2.3 Tender/Lelang

Menurut Perpres No. 16 Tahun 2018, tender adalah metode


pemilihan untuk mendapatkan penyedia barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya. Tujuan dari tender adalah agar
penyelenggara mendapatkan penawaran terbaik diantara puluhan
atau ratusan penawaran dalam pengadaan barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya.
Adapun prosedur pelaksanaan tender ini sebagai berikut :
1. Pembentukan Panitia Tender
Panitia tender bertugas untuk melaksanakan pengadaan
barang/jasa oleh kepala satuan kerja/pemimpin proyek.
2. Pengumuman Tender
3. Undangan Tender
4. Pemberian Penjelasan
Pemberian penjelasan yang diberikan berupa metode
pemilihan, cara penyampaian dokumen penawaran,
kelengkapan yang dilampirkan, pembukaan dokumen
penawaran, metode evaluasi, hal-hal yang akan
menggugurkan penawaran, dan lin sebagainya.
5. Pemasukan Penawaran
6. Evaluasi Penawaran
Pemberian nilai calon peserta seperti metode kerja,
peralatan yang digunakan, kualifikasi personil yang akan
digunakan, bonafiditas perusahaan, harga penawaran,
kelengkapan administrasi.
7. Pembukaan Berita Acara Tender
8. Penetapan Calon Pemenang Tender
9. Pengumuman Calon Pemenang
10. Sanggahan Peserta
Peserta dapat menyampaikan sanggahan secara
tertulis atas penetapan pemenang dalam waktu lima
hari kerja

II-4
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

setelah pengumuman pemenang disertai dengan bukti


terjadinya penyimpangan
11. Membuat keputusan/penunjukkan pemenang lelang

2.3 Perencanaan

Tahapan-tahapan dalam perencanaan sebuah proyek konstruksi adalah


sebagai berikut:
2.3.1 Proses Perencanaan dan Keterlibatan Para Ahli dalam Proses
Perencanaan Proyek

Perencanaan merupakan tahap awal yang dilakukan berupa


kegiatan pengumpulan gagasan berdasarkan keinginan pemilik
proyek dan di transformasikan kedalam bentuk gambar rencana dan
dilengkapi perhitungan. Gambar rencana yang telah dibuat dan di
hitung akan diteruskan pada proses pelaksanaan dilapangan.
Tahapan proses perencanaan dalam perencanaan proyek adalah
sebagai berikut :
a. Penentuan tujuan
Perlu adanya penentuan tujuan agar dapat menentukan
bagaimana pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan.
b. Penentuan sasaran
Perlu adanya penentuan titik yang akan dicapai sehingga dapat
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
c. Pemilihan alternatif
Pemilihan alternatif memerlukan pengkajian dan kejelian agar
dapat memilih alternatif yang tepat.
d. Penyusunan rangkaian langkah untuk mencapai tujuan
Penyusunan rangkaian langkah perlu memperhatikan
batasan- batasan dalam pelaksanaan kegiatan ke depannya.
Untuk konsep perencanaan perlu memperhatikan kriteria-
kriteria perencanaan berikut agar dapat menghasilkan sebuah
bangunan yang baik :

II-5
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

1. Harus memenuhi persyaratan teknis


Dalam proses perencanaan perlu berpedoman pada peraturan-
peraturan dan syarat-syarat teknis agar bangunan yang akan
dibangun kuat dan tidak membahayakan orang yang
menggunakannya.
2. Memenuhi persyaratan ekonomis
Persyaratan ekonomis dapat diwujudkan dengan adanya
penyusunan time schedule yang tepat, pemilihan bahan, dan
pengaturan tenaga kerja yang profesional.
3. Memenuhi persyaratan fungsional
Persyaratan fungsional berhubungan dengan fungsi ruang dan
mempengaruhi penggunaan bentang elemen struktur.
4. Memenuhi persyaratan estetika
Persyaratan estetika sejalan dengan persyaratan teknis seinga
menghasilkan bangunan yang kuat dan indah.
5. Memenuhi persyaratan lingkungan
Persyaratan lingkungan berpengaruh dalam kelancaran dan
kelangsungan bangunan baik dalam jangka pendek maupun
panjang.
6. Ketersediaan bahan di pasaran
Dalam perencanaan perlu mempertimbangkan ketersediaan
bahan di pasaran sehingga memepermudah proses pelaksanaan
kedepannya.
2.3.2 Standar dan Peraturan yang Dijadikan Sebagai Landasan
Perencanaan

Setiap pekerjaan yang direncanakan harus mengikuti dan


memenuhi persyaratan teknis berupa Standar Nasional Indonesia
(SNI), Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII),
Peraturan Nasional maupun peraturan daerah setempat lainnya yang
berlaku terhadap jenis pekerjaan maupun material terkait, dimana
peraturan yang berlaku itu antara lain:

II-6
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

a) SNI 03-2847:2019 Persyaratan Beton Struktural untuk


Bangunan Gedung

b) SNI 1727:2018 Beban Desain Minimum dan Kriteria terkait


untuk Bangunan Gedung dan Struktur Lain

c) SNI 1726:2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa


untuk Struktur Bangunan Gedung dan Nongedung

d) SNI 7394:2008 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan


Pekerjaan Beton untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan
Perumahan

e) SNI-03-1729-2015 tentang spesifikasi untuk bangunan


gedung baja struktural

2.3.3 Proses Perencanaan Struktur

Konstruksi sebuah bangunan secara umum terdiri dari dua jenis


struktur yaitu struktur bawah (pondasi, pile cap dan tie beami) dan
struktur atas (kolom, balok, pelat lantai dan tangga).

a. Perencanaan struktur bawah

Secara garis besar, struktur bawah direncanakan melalui tahapan


perencanaan sebagai berikut :

1. Penelitian/observasi tanah

Pemeriksaan tanah sangat penting dilakukan agar dapat


memilih jenis pondasi yang tepat untuk suatu konstruksi
bangunan/gedung agar dapat menerima dan menyalurkan
beban yang diterima dari struktur atas ke tanah dengan
baik. Metoda yang biasa digunakan adalah uji sondir,
boring, atau sejenisnya. Tujuan dari penelitian tanah adalah

a. Mengetahui karakteristik fisik pada setiap lapisan


tanah

II-7
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

b. Memperoleh informasi yang jelas untuk data


perencanaan dan proses pelaksanaan kegiatan
konstruksi di lapangan.

c. Mengetahui kedalaman lapisan tanah keras dan


menentukan daya dukung tanah untuk merencanakan
dimensi pondasi.

2. Pemilihan jenis pondasi

Jenis pondasi ditentukan berdasarkn karakteristik fisik


tanah, kedalaman lapisan tanah keras dan daya dukung
tanah.

3. Analisis pembebanan

Beban yang bekerja pada struktur bawah bangunan meliputi


beban aktif dan pasif yang diperoleh dari data penyelidikan
tanah dilapangan dan pengujian di laboratorium

4. Analisis struktur dan desain penampang

Analisis dilakukan terhadap struktur yang telah diberikan


beban, tujuannya adalah menentukan dimensi dari pondasi
yang akan digunakan.
Adapun pekerjaan struktur bawah yang dilakukan pada
Pembangunan Rumah Jabatan (Dokter/Perawat dan Bidan)
yang berlokasikan di Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto
meliputi pekerjaan pondasi bore pile, pile cap dan tie beam.

a. Pondasi Bore Pile

Pondasi bore pile digunakan untuk tanah dengan


kedalaman tanah keras ≥ 5 meter. Pemasangan pondasi ini
adalah dengan mengebor tanah sesuai diameter yang
dibutuhkan sampai mencapai kedalaman tanah keras.

II-8
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

b. Pile Cap

Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari


kolom dan meneruskan ke pondasi bore pile secara merata.

c. Tie Beam

Tie beam berfungsi untuk mengikat dan memberi kekuatan


antar pondasi.

b. Perencanaan struktur atas

Pada umumnya perencanaan struktur atas terdiri dari


tahapan- tahapan sebagai berikut:

1. Preliminary design

Pada tahap ini dilakukan perencanaan awal terhadap


dimensi penampang struktur atas bangunan (pre-design).
Preliminary design dilakukan dengan berpedoman kepada
peraturan yang berlaku.

2. Analisis pembebanan

Hal terpenting dalam analisis pembebanan adalah


pemisahan antara beban yang bersifat statis dan dinamis.
a. Beban statis

Merupakan jenis beban yang tidak memiliki perubahan


intensitas terhadap waktu secara signifikan.

1. Beban mati (dead load), beban yang berasal dari


berat bangunan dan beban yang bekerja akibat
gaya gravitasi yang bekerja.

2. Beban hidup (live load), beban yang berasal dari


berat pengguna bangunan.
b. Beban dinamis

Beban dinamis adalah beban yang sesuai dengan


perubahan intensitas terhadap waktu secara cepat.

II-9
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

Jenis-jenis beban dinamis adalah beban gempa dan


beban tsunami.

3. Analisis struktur

Analisis struktur dapat dilakukan dengan dimodelkan


menggunakan software seperti SAP, ETABS dan lain
sebagainya. Hasil akhir yang diperoleh darianalisis struktur
adalah gaya-gaya dalam akibat beban yang bekerja.

4. Desain penampang

Dari hasil analisis struktur, akan direncanakan desain


penampang struktur.
2.3.4 Dokumen Hasil Perencanaan

Pada proses perencanaan di hasilkan dokumen-dokumen yang


akan menjadi acuan dalam pelaksanaan konstruksi dilapangan
diantaranya:

1. Gambar rencana teknik meliputi rencana struktur, arsitektur dan


utilitas bangunan.

2. Rencana anggaran biaya dan kurva s rencana

3. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat meliputi persyaratan umum,


persyaratan teknis bangunan, dan administrasi.

2.4 Pengadaan Kontraktor

Tahapan dan langkah-langkah dalam pengadaan kontraktor adalah


sebagai berikut :
2.4.1 Metoda Pengadaan Kontraktor

Pengadaan kontraktor harus merujuk pada peraturan yang


berlaku. Menurut Perpres No.16 tahun 2018, metode pemilihan
penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya terdiri atas:

II-10
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

1. E-purchasing

E-purchasing dilaksanakan untuk Barang/Pekerjaan


Konstruksi/Jasa Lainnya yang sudah tercantum dalam katalog
elektronik.

2. Pengadaan Langsung

Pengadaan langsung dilaksanakan untuk Barang/Pekerjaan


Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

3. Penunjukkan Langsung

Penunjukkan langsung dilaksanakan untuk Barang/Pekerjaan


Konstruksi/Jasa Lainnya dalam keadaan tertentu.

4. Tender Cepat

Tender cepat dilaksanakan dalam hal:

a. Spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah


dapat ditentukan secara rinci;

b. Pelaku usaha telah terkualifikasi dalam Sistem


Informasi Kinerja Penyedia.

5. Tender

Tender dilaksanakan dalam hal tidak dapat menggunakan


metode pemilihan penyedia lainnya.
2.4.2 Proses dan Tata Cara Pengadaan Kontraktor

Berikut proses dan Tata cara pengadaan kontraktor


berdasarkan metode yang telah ada, antara lain:

1. Pemilihan kontraktor dengan metode e-purchasing dilakukan


dengan tahapan sebagai berikut:

a. PPK/Pejabat Pengadaan melakukan pemesanan


barang/jasa pada katalog elektronik;

II-11
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

b. Calon Penyedia menanggapi pesanan dari PPK/Pejabat


Pengadaan;

c. PPK/Pejabat Pengadaan dan calon Penyedia dapat


melakukan negosiasi teknis dan harga, kecuali untuk
barang/jasa yang tidak dapat dinegosiasikan.

d. PPK/Pejabat Pengadaan dan calon Penyedia


menyetujui/menyepakati pembelian barang/jasa;

e. Penerbitan Surat Pesanan.

2. Pelaksanaan pemilihan kontraktor dengan metoda pengadaan


langsung dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut:

a. PPK menentukan jenis, dan spesifikasi yang akan diadakan;

b. PPK melakukan survey harga dengan cara membandingkan


minimal 2 penyedia/jasa;

c. PPK menyerahkan HPS kepada Pejabat Pengadaan


sekaligus memerintahkan kepada Pejabat Pengadaan untuk
segera membeli barang/jasa dengan cara pengadaan
langsung;

d. Atas permintaan PPK, pejabat Pengadaan harus


melaksanakan pengadaan barang/jasa dengan cara
pengadaan langsung dalam waktu paling lambat 28 hari
kerja setelah tanggal penetapan HPS.

3. Pemilihan kontraktor dengan metode penunjukkan langsung


dilakukan dengan cara menilai kemampuan perusahaan dan jika
memenuhi syarat maka akan ditunjuk sebagai penyedia jasa.

4. Pemilihan kontraktor dengan metode tender dilaksanakan


dengan tata cara sebagai berikut:

a. Pelaksanaan kulifikasi;

b. Pengumuman dan/atau undangan;

II-12
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

c. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan;

II-13
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

d. Pemberian penjelasan;

e. Penyampaian dokumen penawaran;

f. Evaluasi dokumen penawaran;

g. Penetapan dan pengumuman pemenang;

h. Waktu sanggah.

2.5 Dokumen Kontrak

2.5.1 Pembahasan Umum

Kontrak adalah suatu perjanjian untuk membangun suatu


bangunan dengan persyaratan-persyaratan tertentu yang dibuat oleh
pihak I sebagai pemilik, dan pihak II sebagai pelaksana. Menurut PP
Nomor 20 Tahun 2020, dokumen kontrak kerja konstruksi terdiri
dari :

1. Surat Perjanjian yang ditandatangani oleh pengguna jasa


dan penyedia jasa;

2. Syarat khusus kontrak yang berisi data informasi pekerjaan


dan ketentuan perubahan yang diizinkan;

3. Syarat umum kontrak yang berisi ketentuan umum


berdasarkan sistem penyelenggaraan, lingkup pekerjaan,
cara pembayaran dan sistem penghitungan hasil pekerjaan;

4. Dokumen pengguna jasa merupakan dasar bagi penyedia


jasa dalam menyusun penawaran;

5. Usulan atau penawaran, disusun oleh penyedia jasa


berdasarkan dokumen pemilihan;

6. Berita acara berisi kesepakatan antara pengguna jasa dan


penyedia jasa selama proses evaluasi usulan atau
penawaran oleh pengguna jasa berupa klarifikasi terhadap
keraguan;

II-14
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

7. Surat pernyataan dari pengguna jasa yang menyatakan


menerima atau menyetujui usulan atau penawaran dari
penyedia jasa; dan

8. Surat pernyataan dari penyedia jasa yang menyatakan


kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan.
2.5.2 Jenis-Jenis Kontrak Proyek

Menurut Permen PUPR07-2019, jenis kontrak dalam pekerjaan


konstruksi terdiri atas:

1. Kontrak lumsum

Kontrak lumsum untuk pekerjaan konstruksi digunakan dalam


hal:

a. Kontrak didasarkan atas produk/keluaran (output based);


b. Ruang lingkup kemungkinan kecil berubah;
c. Spesifikasi teknis dan detailed engineering design
lengkap dan akurat;
Cara pembayaran haril pekerjaan untuk kontrak lumsm
dilakukan berdasarkan tercapainya tahapan produk/keluaran
yang dicantumkan dalam kontrak.

2. Kontrak harga satuan

Kontrak harga satuan digunakan dalam hal:

a. Kontrak didasarkan atas unsur pekerjaan/komponen


penyusun (input based);
b. Volume/kuantitas masih bersifat perkiraan; dan
c. Spesifikasi teknis dan detailed engineering design
menyesuaikan kebutuhan pekerjaan dan kondisi lapangan.
Cara pembayaran hasil pekerjaan untuk kontrak harga satuan
dilakukan berdasarkan pengukuran hasil pekerjaan bersama atas
realisasi volume pekerjaan dengan harga satuan tetap sesuai
perkiraan volume dalam daftar kuantitas dan harga dan
ketentuan dalam kontrak.

II-15
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

3. Kontrak gabungan lumsum dan harga satuan

Kontrak gabungan ini digunakan dalam hal terdapat bagian


pekerjaan yang diberlakukan ketentuan kontrak lumsum dan
terdapat bagian pekerjaan yang diberlakukan ketentuan kontrak
harga satuan didalam satu perjanjian kontrak.
2.5.3 Dokumen Pelaksanaan, Dokumen Administrasi, Sistem
Pembayaran dan Jaminan

Dokumen pelaksanaan adalah semua laporan, berita acara dan


dokumen kontrak yang dihasilkan selama pelaksanaan hingga
penyerahan proyek. Dokumen pelaksanaan terdiri dari :

1. Dokumen kontrak;

2. Addendum;

3. Time schedule serta realisasinya;

4. Gambar sesuai yang telah terbangun;

5. Kumpulan laporan harian, minggunan dan bulanan;

6. Laporan hasil pengujian laboratorium;

7. Laporan khusus;

8. Berita acara pembayaran;

9. Berita acara serah terima I/PHO;

10. Berita acara serah terima II/FHO;

11. Laporan akhir proyek;

12. Dokumentasi.
Adapun beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam
administrasi selama fase konstruksi antara lain:
1. Dokumen kontrak;
2. Surat-surat perjanjian kerja;
3. Dokumen perizinan yang berkaitan dengan pelaksanaan
konstruksi;

II-16
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

4. Laporan berita rapat evaluasi;


5. Laporan mobilisasi dan demobilisasi peralatan;
6. Laporan progress kemajuan proyek;
7. Laporan dokumentasi;
8. Berita pekerjaan tambah kurang;
9. Laporan control kualitas pekerjaan;
10. Penagihan pembayaran proyek;
11. berita acara penyerahan hasil pekerjaan (PHO-FHO);
12. dokumen laporan hasil analisis dari konsultan;
13. dokumen Shop Drawing dan As Build Drawing.
Menurut PP Nomor 22 Tahun 2020, sistem pembayaran dalam
konstruksi dilakukan secara pembayaran di muka,
progress/bulanan, milestone/tahapan/termin, atau pembayaran
terima jadi (turn key)/sekaligus setelah penyelesaian pekerjaan.
Jaminan kontrak konstruksi diperlukan untuk menjamin setiap
pelaku usaha benar-benar melaksanakan tugas dan kewajibannya
dengan baik sehingga proyek konstruksi dapat berjalan sesuai
rencana dan berfungsi sesuai kegunaanya. Adapun jenis-jenis
jaminan kontrak konstruksi diantaranya:
1. Jaminan penawaran;
2. Jaminan pelaksanaan;
3. Jaminan uang muka;
4. Jaminan pemeliharaan; dan
5. Jaminan pembayaran.

2.6 Organisasi Pengelolaan Proyek

2.6.1 Organisasi dan Personil

1. Pemilik proyek (owner)

Owner adalah orang atau badan usaha baik swasta maupun


instansi pemerintah yang memiliki gagasan untuk
membangun dan mewujudkan menjadi kenyataan dengan

II-17
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

menyediakan dana yang dibutuhkan. Berikut tugas


dan wewenang owner diantaranya:

a. Mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) agar


pihak pelaksana dapat memulai pekerjaannya

b. Menyediakan biaya yang diperlukan untuk


melaksanakan proyek sesuai dengan kontrak.

c. Mengesahkan perubahan (pengurangan atau


penambahan) volume kerja.

d. Mengesahkan berita acara kemajuan pekerjaan

e. Memberikan fasilitas dan kemudahan yang


diperlukan kontraktor.

f. Mengeluarkan instruksi kepada kontraktor melalui


konsultan pengawas atau secara langsung.

g. Menerima hasil pekerjaan sesuai dengan kontrak


yang telah dibuat.

2. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah orang/instansi yang bertugas


untuk membuat gambar rencana yang memenuhi syarat
teknis dan sesuai dengan keinginan owner.

3. Kontraktor

Kontraktor merupakan orang/instansi yang bertugas untuk


melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab langsung
terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Menurut Ervianto,
tugas dan wewenang kontraktor diantaranya:

a. Melaksanakan pekerjaan sesuai degan gambar rencana,


peraturan, syarat-syarat,risalah penjelasan pekerjaan,
yang ditetapkan oleh pemilik proyek;

II-18
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

b. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan


oleh konsultan manajemen konstruksi;

c. Membuat laporan hasl pekerjaan berupa laporan harian,


mingguan, dan bulanan kepada konsultan manajemen
konstruksi;

d. Menyediakan alat keselamatan kerja dan keamanan di


lokasi proyek;

e. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang


telah diselesaikan sesuai dengan ketetapan yang
berlaku.

4. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas merupakan orang/instansi yang


ditugaskan untuk membantu owner untuk melakukan
pengawasan pelaksanaan pekerjaan. Menurut Ervianto,
tugas dari konsultan pengawas yaitu :

a. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara


periodik dalam pelaksanaan pekerjaan;

b. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan;

c. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan;

d. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan


konstruksi serta aliran informasi antar berbagai agar
pelaksaan pekerjaan berjalan lancar;

e. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini


mungkin serta menghindari pembengkakan biaya;

f. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan


dari peraturan yang berlaku;

g. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di


lapangan agar dicapai hasil akhir sesuai dengan yang

II-19
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu


pelaksanaan yang ditetapkan;

h. Menerima atau menolak material/peralatan


yang didatangkan kontraktor;
2.6.2 Pengertian dan Fungsi Organisasi Matrik

Organisasi matrik adalah organisasi yang menggabungkan


kelebihan dari organisasi fungsional dan organisasi murni. Pada
sistem organisasi ini manajer proyek bertanggung jawab penuh
kepada proyek. Struktur organisasi matriks digunakan untuk
memudahkan pengembangan pelaksanaan proyek. Organisasi
matrik memiliki wewenang ganda dimana wewenang horizontal
diterima manajer proyek sedangkan wewenang fungsional sesuai
dengan keahlian dan tetap sampai proyek selesai.

2.7 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan

Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman sangat


membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.
Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana di tetapkan dapat
tercapai. Metoda pelaksanaan merupakan penjabaran tata cara dan teknik-
teknik pelaksanaan pekerjaan. Pada dasarnya metode pelaksanaan
konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa yang berpijak
pada keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan, keadaan
teknis dan ekonomis di lapangan, dan seluruh sumber daya termasuk
pengalaman kontraktor. Metode pelaksanaan proyek untuk setiap jenis
bangunan berbeda-beda.

2.8 Standar dan Peraturan

Standar dan peraturan sangat diperlukan dalam sebuah pekerjaan baik


dalam pekerjaan konstruksi maupun pekerjaan lainnya karena berfungsi
sebagai pedoman dalam pekerjaan sehingga baik itu pekerjaan konstruksi
maupun pekerjaan lainnya selesai dan sesuai dengan permintaan atau
keinginan.

II-20
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

2.8.1 Standar-standar yang Digunakan dalam Perencanaan/


Konstruksi

 Standar Mutu
Menurut PP No. 102 Tahun 2000, standar adalah spesifikasi
teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan
metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang
terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan,
keamanan, kesehatan,lingkungan hidup,perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pengalaman, perkembangan
masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh
manfaat yangs ebesar- besarnya.
Berikut contoh standar mutu yang digunakan pada proyek
konstruksi antara lain:
1. SNI = Standar Nasional Indonesia
2. SII = Standar Industri Indonesia
3. ACI = American Concrete Institute
4. ANSI = American National Standard Institute
5. AWS = American Welding Society
6. ASTM = American Society For Testing And Materials
7. BS = British Standards
8. CRSI = Concrete Reinforcing Steel Institute
 Standar Pelaksanaan
Semua pekerjaan dalam kontrak harus direncanakan dengan
mengikuti dan memenuhi persyaratan teknis yang sesuai dengan
standar dan peraturan yang berlaku.
2.8.2 Peraturan-peraturan yang harus dipatuhi dalam
Perencanaan/Pelaksanaan Konstruksi

Semua pekerjaan dalam kontrak harus direncanakan dengan


mengikuti dan memenuhi persyaratan teknis yang sesuai dengan
standar dan peraturan yang berlaku. Seperti :

II-21
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Andalas

a. UU No.2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;


b. Perpres No. 16 tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
c. PermenPUPR No.22 Tahun 2018 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
d. SNI 03-2847-2019 tentang persyaratan beton struktural
untuk bangunan gedung;
e. SNI 03-1729-2015 tentang spesifikasi untuk bangunan
gedung baja struktural;
f. SNI 03-1726-2019 tentang tata cara perencanaan
ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non
gedung;
g. SNI 03-1727-2018 tentang beban desain minimum dan
kriteria terkait untuk bangunan gedung dan struktur lain.

II-22

Anda mungkin juga menyukai