Anda di halaman 1dari 26

Laporan Kerja Pratek

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen Proyek
Manajemen Proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian
dan juga ketrampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan sumber data yang
terbatas untuk mencapai sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan agar
mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan
kerja. Pengertian manajemen secara umum adalah suatu proses yang terdiri dari
rangkaian kegiatan seperti: perencanaan (planning), pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya melalui pemanfaatan berbagai macam sumberdaya.
2.1.1 Proyek Pemerintah
Proyek pemerintah adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan
terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara kongkrit serta harus
diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan tenaga
manusia terbatas dan dengan alat-alat terbatas pula, dan sedemikian rumit
atau barunya, sehingga diperlukan suatu jenis pimpinan dan bentuk
kerjasama yang berlainan dari yang biasa digunakan. Proyek dapat
diartikan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu
dengan alokasi sumber daya terbatas dan dimaksudkan untuk
melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan. Tugas disini, misalnya
dapat berupa membangun suatu fasilitas baru. Dengan demikian proyek
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam
jangka waktu tertentu, dengan alokasi sumber daya terbatas dan
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang telah digariskan.
Manajemen proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian
dan juga ketrampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan sumber daya
yang terbatas untuk mencapai sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan
agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan
keselamatan kerja. Manajemen proyek yang lainnya adalah suatu kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta

Miftahul Hidayat (17101154330027) 4


Laporan Kerja Pratek

mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan guna mencapai tujuan


tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.

2.2 Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)


Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk Kontraktor sebagai
pelaksanan atau sejumlah kontraktor sebagai sub-kontraktor yang melaksanakan
konstruksi di lapangan.
Tahap ini berisikan kegiatan-kegiatan, yaitu antara lain:
a. Mobilitas dan demobilisasi peralatan dan tenaga kerja
b. Pelaksaan pekerjaan-pekerjaan sipil
Pengendalian dan pengujian-pengujian
2.3 Perencanaan ​ ​(Planning)
Tahap Perencanaan ​(Planning) ​Rekruitment konsultan (MK, perencana) untuk
menterjemahkan kebutuhan pemilik, membuat TOR, survey, feasibility study
kelayakan proyek, pemilihan desain, schematic design, program dan budget,
financing. Disini merupakan tahap pengelolaan (briefing), studi, evaluasi dan
program yang mencakup hal-hal teknis ekonomis, lingkungan, dll.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, antara lain:
a. Laporan survey
b. Studi kelayakan
c. Program dan budget
d. TOR (Term Of Reference)
e. Master plan

2.3.1 Tahap Perencaan dan Desain


Tahap ini merupakan tahap kedua Yang mencakup kriteria desain,
skematik desain, proses diagram blok plan, rencana tapak, potongan,
denah, gambar situasi/site plan tata ruang, estimasi cost.
Pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan, antara lain:
a. tahap Pra-Desain (Preliminary Design) dan
b. tahap pengembangan Desain (Development Design) /Detail Desain
(Detail Design).

Miftahul Hidayat (17101154330027) 5


Laporan Kerja Pratek

c. Penentuan syarat dan ketentuan kontrak serta pelaksanaan


pelelangan.
2.3.1 Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan
bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek dan sudah dirancang oleh
Konsuktan Perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah
disepakati, serta dengan kualitas yang telah disyaratkan.
Pada tahap ini dilakukan, antara lain:
a. Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan
b. Perencanaan dan pengendalian organisasai lapangan
c. Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja
d. Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material.

2.4 Pengadaan Kontraktor


2.4.1 Pendahuluan
Ketidakpastian dalam pelaksanaan pekerjaan di industri konstruksi
cukup tinggi dibanding industri lainnya, termasuk sistem proses evaluasi
atau metode seleksi kompetensi kontraktor serta kriteria evaluasi yang
digunakan (Russell 1996; Tarawneh 2004), bahkan peraturan yang terlalu
ketat juga dapat menghambat atau mempengaruhi kinerja penyelesaian
pekerjaan konstruksi baik dari segi waktu, biaya maupun kualitas seperti
pada studi kasus masalah sistem prakualifikasi kontraktor di Taiwan (Lo et
al. 1999). Permasalahan lainnya yang dihadapi dalam pengadaan jasa
konstruksi di Indonesia juga cukup banyak dan kompleks seperti belum
berjalannya sistem Sertifikasi Badan Usaha (SBU) dengan baik, dan
penerapan dan pemberlakuan SBU yang terus diundur dan belum
dilaksanakan secara tegas mengingat masih kurangnya tenaga ahli teknik
yang bersertifikasi, seperti yang terjadi juga di Palu (Abdullah 2006). Juga
masih banyak ditemukan pemilihan bobot kriteria kualifikasi kontraktor
yang tidak ​jelas referensi atau pun krieria yang digunakan masih bersifat
subjektif. Dengan kata lain, masih banyak ditemukan perbedaan yang

Miftahul Hidayat (17101154330027) 6


Laporan Kerja Pratek

tajam sehubungan dengan pembobotan kriteria yag penting antara satu


instansi dengan instansi lainnya (Desianti 2006).
2.4.2 Permasalahan Seleksi Kontraktor
Sekalipun evaluasi kontraktor sudah melalui proses prakualifikasi
berdasarkan sistem multi kriteria, seperti evaluasi berdasarkan kemampuan
minimum dari keuangan; pengalaman kerja; dan kemampuan manajerial
dan teknis, penentuan pemenang lelang lebih ditekankan pada harga
terendah sebagaimana ketentuan/regulasi yang dikeluarkan Pemerintah
Indonesia (Keppres No. 80 Tahun 2003). Bila penawaran jauh dibawah
estimasi harga dari pemilik proyek (OE, owner estimate), jaminan
pelaksanaan akan dinaikan dari standar 5% dari nilai kontrak sampai
senilai dari selisih OE dan harga penawaran sebagai penjaga tingkat
keamanan (safeguard) dari segi keuangan pemerintah (Abdullah 2006).
Namun demikian, pemilik proyek tetap saja masih merugi, yakni bila
kontraktor mengundurkan diri dari ikatan kontrak, paling tidak
penyelesaian proyek akan tertunda untuk mencari pengganti kontraktor.
Perlu diketahui bahwa kriteria tunggal harga penawaran terendah telah
menjadi masalah dengan kinerja kontraktor dibanyak negara dan tidak
dianjurkan penerapannya di dalam sistem evaluasi kontraktor (Fong and
Choi 2000; Kumaraswamy 1996; Latham 1994; Lingard et al. 1998;
Merna and Smith 1990; Wong et al. 2000).
Adapun definisi prakualifikasi secara umum, prakualifikasi berkala
dan prakualifikasi proyek berturut-turut adalah :
A. Prakualifikasi kontraktor adalah suatu proses seleksi
kontraktor yang mampu sebelum masuk ke dalam tahap perjanjian
pemborongan dengan menggunakan berbagai macam kriteria
seleksi yang dapat menilai kompetensi kontraktor, dimana
kontraktor dapat memperlihatkan kemampuan untuk melaksanakan
pekerjaan proyek konstruksi tertentu sampai selesai dan dapat
memuaskan pengguna jasa sesuai dengan perjanjian pemborongan.

Miftahul Hidayat (17101154330027) 7


Laporan Kerja Pratek

B. Prakualifikasi berkala adalah proses pembuatan daftar


panjang dari kontraktor yang mampu untuk periode waktu tertentu
termasuk mampu mengerjakan pekerjaan proyek konstruksi dengan
jenis maupun rentang nilai tertentu, dimana daftar panjang yang
dibuat dapat digunakan untuk membuat daftar pendek atau daftar
peserta pelelangan.

C. Prakualifikasi proyek adakah proses seleksi kontraktor


untuk membuat daftar calon peserta pelelangan atau untuk
membuat daftar pendek kontraktor yang mampu mengerjakan
pekerjaan proyek kontruksi yang sudah jelas atau ditujukan untuk
satu proyek konstruksi.
2.5 Dokumen Kontrak
2.5.1 Pengertian
Dokumen Pekerjaan Konstruksi adalah dokumen yang berisi pengaturan
atau prosedur dan ketentuan administratif maupun teknis untuk penyelenggaraan
suatu proyek fisik (jalan/jembatan), yang pelaksanaannya akan diserahkan oleh
pemilik proyek (pengguna jasa konstruksi) kepada pihak lain (penyedia jasa
konstruksi)
Sesuai Pasal 22 Peraturan Pemerintah 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Kontrak Kerja Konstruksi sekurang-kurangnya
memuat dokumen-dokumen yang meliputi :
a. Surat Perjanjian
b. Dokumen Lelang
c. Usulan atau Penawaran
d. Berita Acara berisi kesepakatan antar pengguna jasa dan penyedia jasa selama
proses evaluasi oleh pengguna jasa antara lain klarifikasi atas hal-hal yang
menimbulkan keragu-raguan
e. Surat Perjanjian dari pengguna jasa menyatakan menerima atau menyetujui
usulan penawaran dari penyedia jasa
f. Surat pernyataan dari penyedia jasa yang menyatakan kesanggupan untuk
melaksanakan pekerjaan.

Miftahul Hidayat (17101154330027) 8


Laporan Kerja Pratek

Sementara itu dokumen kontrak untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi


jalan dan jembatan dengan dengan sistem Pelelangan Nasional (​National/Local
Competitive Bidding)​ dalam urutan prioritas terdiri dari :
a. Surat Perjanjian termasuk Adendum Kontrak (bila ada);
b. Surat Penunjukan Pemenang Lelang;
c. Surat Penawaran;
d. Adendum Dokumen Lelang;
e. Data Kontrak;
f. Syarat-syarat Kontrak;
g. Spesifikasi;
h. Gambar-gambar;
i. Daftar Kuantitas dan harga yang telah diisi harga penawarannya;
j. Dokumen lain yang tercantum dalam Data Kontrak pembentuk bagian dari
kontrak;
Sedangkan untuk kontrak-kontrak dengan sistem Pelelangan Internasional
(​International Competitive Bidding)​ , dokumen kontrak tersebut secara urutan
prioritas meliputi :
a. ​the Contract Agreement;​
b. ​the Letter of Acceptance​;
c. ​the Bid and the Appendix to Bid;​
d. ​the Conditions of Contract, Part II;​
e. ​the Conditions of Contract, Part I;​
f. ​the Specifications​;
g. ​the Drawings;​
h. ​the priced Bill of Quantities​; ​and
i. ​other documents, as listed in the Appendix to Bid.​

2.5.2 Isi Kontrak Kerja Konstruksi


Sesuai ketentuan Pasal 22 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Jasa Konstruksi, kontrak kerja konstruksi sekurang-kurangnya harus memuat
uraian mengenai:
A. Para pihak, yang memuat secara jelas identitas para pihak

Miftahul Hidayat (17101154330027) 9


Laporan Kerja Pratek

B. Rumusan pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas dan rinci tentang
lingkup kerja, nilai pekerjaan, batasan waktu pelaksanaan
C. Masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan, yang memuat tentang
jangka waktu pertanggungan dan/atau pemeliharaan yang menjadi
tanggung jawab penyedia jasa
D. Tenaga ahli, yang memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi dan
kualifikasi tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi
E. Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk
memperoleh hasil pekerjaan konstruksi serta kewajibannya untuk
memenuhi ketentuan yang diperjanjikan serta hak penyedia jasa untuk
memperoleh informasi dan imbalan jasa serta kewajibannya
melaksanakan pekerjaan konstruksi
F. Cara pembayaran, yang memuat ketentuan tentang kewajiban
pengguna jasa dalam melakukan pembayaran hasil pekerjaan
konstruksi
G. Cidera janji, yang memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam
hal salah satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
diperjanjikan
H. Penyelesaian perselisihan, yang memuat ketentuan tentang tata cara
penyelesaian perselisihan akibat ketidaksepakatan
I. Pemutusan kontrak kerja konstruksi, yang memuat ketentuan tentang
pemutusan kontrak kerja konstruksi yang timbul akibat tidak dapat
dipenuhinya kewajiban salah satu pihak
J. Keadaan memaksa (force majeure), yang memuat ketentuan tentang
kejadian yang timbul di luar kemauan dan kemampuan para pihak,
yang menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak
K. Kegagalan bangunan, yang memuat ketentuan tentang kewajiban
penyedia jasa dan/atau pengguna jasa atas kegagalan bangunan
L. Perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang kewajiban para
pihak dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta
jaminan tenaga kerja

Miftahul Hidayat (17101154330027) 10


Laporan Kerja Pratek

M. Aspek lingkungan, yang memuat kewajiban para pihak dalam


pemenuhan ketentuan tentang lingkungan.
Dengan ketentuan tersebut, maka kontrak kerja konstruksi yang tidak
memuat ketiga belas uraian tersebut dapat dinyatakan sebagai cacat hukum.

2.5.3 Kontrak Harga Satuan


Kontrak berdasarkan Harga Satuan adalah kontrak pekerjaaan jasa
pemborongan yang berdasarkan harga satuan setiap jenis pekerjaan yang
disepakati.
Pembayarannya dilakukan secara bulanan atas nilai pekerjaan yang telah
dilaksanakan sampai dengan saat bulan yang bersangkutan. Nilai pekerjaan
tersebut dihitung berdasarkan volume dan harga satuan masing-masing mata
pembayaran yang dimuat dalam daftar kuantitas dan harga.
Pada sistem kontrak harga satuan ini, yang mengikat sebagai harga kontrak adalah
harga satuan masing-masing mata pembayaran untuk sejumlah volume yang
dimuat dalam daftar kuantitas dan harga. Sedangkan nilai total kontrak untuk
seluruh pekerjaan yang merupakan penjumlahan semua hasil perkalian volume
dan harga satuan masing-masing mata pembayaran adalah merupakan nilai yang
“belum pasti” dan bukan merupakan nilai yang akan dibayarkan pada akhir
kontrak apabila seluruh pekerjaan telah terselesaikan.
Volume masing-masing jenis mata pembayaran yang ada di dalam daftar
kuantitas dan harga merupakan volume perkiraan sementara untuk menyelesaikan
pekerjaan proyek dan merupakan volume yang berlaku untuk setiap harga satuan
yang ditawarkan oleh penyedia jasa dalam penawarannya.
Karena harga satuan adalah mengikat dalam kontrak, maka nilai harga
satuan masing-masing mata pembayaran tidak dapat diubah kecuali apabila terjadi
perubahan volume mata pembayaran dari volume awal melebihi nilai tertentu,
misalnya 15%, atau karena adanya penyesuaian harga sebagai akibat fluktuasi
harga yang resmi misalnya berdasarkan data badan statistic.
Sistem kontrak harga satuan ini umumnya diterapkan pada jenis-jenis
pekerjaan yang volumenya tidak dapat dihitung secara pasti sehubungan dengan

Miftahul Hidayat (17101154330027) 11


Laporan Kerja Pratek

sifat perencanaannya sendiri masih harus disesuaikan dengan kondisi lapangan


sehingga akan mempengaruhi nilai volume awal yang disiapkan pengguna jasa.

2.6 Organisasi Pengelolaan Proyek


Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan adanya suatu oganisasi
pelaksanaan yang merupakan tata kerja untuk menunjang keberhasilan proyek.
Organisasi dalam arti badan dapat didefinisikan sebagai kelompok orang yang
bekerjasama dalam suatu kelompok-kelompok kerja yang saling terkait,
bertanggung jawab dan bekerjasama secara harmonis untuk mencapai tujuan
tertentu. ​Organisasi merupakan komponen yang sangat penting dalam
pengendalian dan pelaksanaan proyek.
Adapun unsur – unsur yang terlibat dalam proyek adalah sebagai berikut :
A. Pemilik Proyek (​Owner)​
Pemilik proyek adalah seseorang atau perusahaan yang mempunyai
dana, memberikan tugas kepada seseorang atau perusahaan yang memiliki
keahlian dan pengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan agar hasil proyek
sesuai sasaran dan tujuan yang ditetapkan”. Dalam proyek pembangunan
Mesjid Terapung ini yang bertindak sebagai owner adalah PUTR Pesisir
Selatan. Adapun tugas pemilik proyek atau ​owner​ yaitu:
1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan
proyek.
2. Mengadakan kegiatan administrasi proyek.
3. Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan
pekerjaan proyek.
4. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas
ataumanajemen konstruksi (MK).
5. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.

Sedangkan wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau ​owner​ yaitu:


1. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK).
2. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.

Miftahul Hidayat (17101154330027) 12


Laporan Kerja Pratek

3. Meminta pertanggung jawaban kepada para pelaksana proyek atas


hasil pekerjaan konstruksi.
4. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek
yangtidak dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi
surat perjanjian kontrak.
B. Konsultan Perencana
Konsultan perencana yaitu sesorang atau perusahaan yang memiliki
keahlian dan pengalaman dalam merencanakan proyek konstruksi, seperti
halnya Perencana Arsitektur, Perencana Struktur, Perencana Mekanikal
dan Eletrikal dan lain sebagainya”. Konsultan Perencana mempunyai hak
dan kewajiban sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar
rencana, rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, dan
rencana anggaran biaya.
2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa.
3. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang
hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja,
dan syarat-syarat.
4. Membuat rapat koordinasi pengelola proyek.
C. Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
Konsultan Manajemen Konstruksi adalah perusahaan yang mewakili
pemilik dalam pengelolaan proyek, sejak awal hingga akhir proyek”. Pada
proyek pembangunan ini yang bertugas sebagai konsultan pengawas
adalah CV. Muldecon Graha Adhiyaksa. Adapun tugas dari konsultan
pengawas adalah sebagai berikut:
1. Meminta laporan dan penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan
kepada pelaksana proyek baik secara lisan maupun tulisan.
2. Menghentikan atau menolak hasil pekerjaan apabila dalam
pelaksanaan menyimpang dari aspek yang telah ditentukan.
3. Mengesahkan adanya perubahan baik di dalam desain maupun
pekerjaan.

Miftahul Hidayat (17101154330027) 13


Laporan Kerja Pratek

4. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan


dengan pertimbangan segala resiko yang akan dihadapi.
5. Mengarahkan, mengelola, serta mengkoordinasi pelaksanaan
kontraktor dalam aspek mutu, biaya, waktu, dan keselamatan dalam
pekerjaan.
6. Mengadakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh konstultan
perencanan dan kontraktor.
7. Memberikan gambar detail pelaksanaan (​shop drawing)​ .
8. Membuat laporan kemajuan pekerjaan di lapangan.

D. Kontraktor
Kontraktor adalah perusahaan yang dipilih dan disetujui untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi yang direncanakan sesuai dengan
keinginan pemilik proyek dan bertanggung jawab penuh terhadap
pembangunan fisik proyek”. Pada proyek pembangunan ini yang dipilih
sebagai kontaktor yaitu PT Adhiwira Ika Putra. Adapun tugas dan
kewajiban kontraktor yaitu:
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambaran rencana,
peraturan dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan, dan
syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh ​owner.​
2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh
konsultan pengawas sebagai wakil ​owner​ di lapangan.
3. Memanajemen biaya proyek sesuia dengan rencana anggaran dan
cash flow​-nya.
4. Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal mateial, jadwal
tenaga kerja dan peralatan.
5. Menyediakan material,, tenaga kerja dan peralatan sesuai dengan
jadwal yang ada.
6. Menyediakan alat keselamatan pekerjaan seperti yang diwajibkan
dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan
masyarakat.

Miftahul Hidayat (17101154330027) 14


Laporan Kerja Pratek

7. Tidak berhak mengajukan biaya tambahan bila ternyata ada


perbedaan volume pekerjaan antara kontrak dengan di lapangan,
kecuali ada pekerjaan tambahan kurang karena biasanya gambar
tidak selalu dengan keadaan lapangan.
8. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian,
mingguan, dan bulanan.
9. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah
diselesaikandengan ketetapan yang berlaku.
10. Menerima seluruh pembayaran sesuai dengan perjanjian kontrak.

E. Pemimpin Proyek (​Project Manager​)


Project Manager adalah orang yang ditunjuk untuk menggerakkan
organisasi proyek dan memimpin dalam mencapai kesuksesan proyek.
Tanggung jawab dari ​project manager adalah untuk memenuhi kebutuhan
yang berupa kebutuhan tugas, kebutuhan tim, dan kebutuhan individu.
Project manager juga menjadi penghubung antara strategi dan tim. Ia juga
berperan dalam perkembangan bisni dan keberlangsungan hidup
perusahaan sehingga menjadi semakin maju.
Dalam situasi apapun, ​project manager haruslah bersikap optimis,
tenang dan berfikir positif atas segala kejadian, semangat pantang
menyerah, dan memiliki keyakinan tinggi dalam menjalankan proyek serta
terkadang harus menciptakan humor untuk meredakan tekanan tim.
Sikap-sikap tersebut sangat mempengaruhi lingkungan dan tim proyek.
Keahlian lain seperti kemampuan memprediksi kejadian dan dampak,
ketajaman analisis, serta kreatifitas tinggi dan ​high-multi tasking juga
diperlukan dalam membuat keputusan penting dan menciptakan ide dan
strategi baru yang bagus dalam menyelesaikan segala permasalah proyek
yang sering kali terjadi secara bersamaan. Adapun tugas, wewenang dan
tanggung jawab ​project manager​ yaitu:
1. Membuat rencana kerja dan anggaran konstruksi.
2. Mengendalikan seluruh kegiatan konstruksi.
3. Melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait.

Miftahul Hidayat (17101154330027) 15


Laporan Kerja Pratek

4. Membangun komunikasi internal dan eksternal.


5. Menetapkan kebutuhan sumber daya.
6. Menentukan alternatif mencapai target.
7. Menyetujui rencana dan metode kerja.
8. Menunjukan pemasok dan sub kontraktor.
9. Tercapainya sasaran biaya, mutu, waktu, k3 dan lingkungan.
10. Efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya.
11. Terkoord inasinya semua pihak terkait.
12. Kepuasan owner.

F. Site Manager
Site Manager merupakan pembantu tugas ​project manager yang
memiliki tugas dalam perencanaan teknis dan material yang meliputi
penyediaan seluruh ​shop drawing​, membuat
perhitungan konstruksi yang diperlukan, menentukan spesifikasi data
teknis bahan dan volume pekerjaan. Selain itu, membuat metode
pelaksanaan yang diperlukan oleh proyek dan waktu kerja yang diperlukan
serta memberikan bantuan dan perhitungan teknis kepada ​project manager
terhadap masalah teknis yang dihadapi di lapangan, serta mengawasi
pekerjaan pada bidang masing-masing di lapangan.
Adapun beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh ​site manager
diantaranya sebagai berikut:
1. Mampu mengkoordinir pembuatan ​master schedule dan ​break
down​ aktivitas bulanan dan minggunan.
2. Mampu mengkoordinir penentuan ​schedule material dan
persetujuan material dari owner.
3. Mampu mengkoordinir pembuatan ​shop drawing​.
4. Mampu memaksimalkan kemungkinan pemanfaatan ​value
engineerin​ (EV).
5. Mampu mengkoodinir pembuatan laporan ​progres pelaksanaan
proyek secara periodik.

Miftahul Hidayat (17101154330027) 16


Laporan Kerja Pratek

Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki oleh ​site manager​ adalah:


1. Kemampuan komunikasi yang baik.
2. Keterampilan pemecahan masalah.
3. Kesadaran emosioanal.
4. Kemampuan untuk memotifasi orang lain.
5. Keterampilan kerja tim.

G. Pelaksana Lapangan
Tugas dan kewajiban dari pelaksana lapangan adalah:
1. Mempelajari penugasan sebagai seorang pelaksana lapangan
pekerjaan bangunan.
2. Mempelajari dokumen kontrak pelaksanaan kegiatan dibidangnya.
3. Membuat rencana pelaksanaan pekerjaan.
4. Mempelajari gambar kerja (​shop drawing)​ .
5. Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan.
6. Mengatur pelaksanaan operational pekerjaan.
7. Mengawasi memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan
sub kontraktor.
8. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan agar berjalan
dengan efisien.
9. Memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan dibidangnya sesuai
spesifikasi teknis yang dipersyaratkan dan manajemen mutu yang
diharapkan.
10. Mengukur hasil pekerjaan di lapangan meliputi kualitas-kualitas
dan waktu.
11. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan secara berkala.

H. Drafter
Drafter proyek bertugas untuk membuat gambar jika terdapat
perubahan.

Miftahul Hidayat (17101154330027) 17


Laporan Kerja Pratek

1. bertanggung jawab langsung kepada manajer teknis atas


pelaksanaan tugasnya. Adapun tugas ​drafter adalah sebagai
berikut:
2. Membuat gambar pelaksanaan atau ​shop drawing​. Gambar ​shop
drawing adalah gambar detail yang disertai ukuran dan bentuk
detail sebagai acuan pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan
pembangunan di lapangan sesuai dengan gambar perencanaan yang
sudah dibuat sebelumnya.
3. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata di
lapangan. Seringkali apa yang sudah direncanakan oleh perencana
memungkinkan untuk dilaksanakandi lapangan karena kondisi
kenyataan ternyata berbeda atau bisa jadi telah ada perubahan
bentuk struktur pekerjaan sebelumnya yang menyebabkan
pekerjaan selanjutnyaharus berubah, disinilah tugas seorang drafter
untuk membuat gambar kerja yang dapat dilaksanakan.
4. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan atau ​surveyor​. Gambar
shop drawing yang sudah dibuat ada kalanya kurang dipahami oleh
pelaksana lapangan baik dari segi bentuk detail struktur maupun
ukuran bangunan sehingga diperlukan koordinasi yang baik dengan
pihak lapangan agar struktur bangunan yang dibuat sesuai dengan
apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
5. Membuat gambar akhir pekerjaan atau ​asbuilt drawing.​ Gambar
asbuilt drawing a​ dalah gambar lapangan hasil pelaksanaan yang
sudah dibuat di lapangan untuk dijadikan pertanggungjawaban
kepada pemilik proyek/ ​owner​, gambar ​asbuilt drawing ​dibuat
setelah pekerjaan selesai dan tidak ada perubahan di lapangan.
I. Administrasi Dan Keuangan
Tugas-tugas administrasi dan keuangan adalah:
1. Membantu bagian peralatan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang mengurus keuangan proyek serta dalam pengolahan proyek.
2. Menyelenggarakan tata usaha surat-menyurat dan tata
usahapimpinan.

Miftahul Hidayat (17101154330027) 18


Laporan Kerja Pratek

3. Menyelenggarakan inventarisasi, pemeliharaan dan pengawasan


terhadap.
J. Logistik/ Peralatan
Tugas logistik/ peralatan adalah sebagai berikut:
1. Membuat resume stok material di lapangan berdasarkan jadwal
kerja proyek.
2. Membuat pesanan kebutuhan material ke penyalur sesuai dengan
volume, jenis dan tahapan pekerjaan di lapangan, beberapa hari
sebelum material tersebut akan dipakai, hal ini dilakukan seteah
mendapat persetujuan dari manager proyek.
3. Menerima kedatangan material di lapanagan dan memeriksa
apakah sudah sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dipesan.
4. Mengatur penyimpanan material di gudang supaya tidak rusak.
5. Mencatat dan membuat arsip surat-surat dan nota pesanan serta
melaporkan kepada manajer proyek.
6. Bertanggung jawab atas kelancaran, kualitas dan kesiapan material
yang diperlukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Agar tidak
kehabisan stock, maka biasanya bila persediaan material tinggal
50%, bagian logistik telah mengajukan permohonan untuk
pemesanan kembali.
7. Bertanggung jawab atas keamanan dan kualitas material yang
tersimpan di gudang.
8. Bertanggung jawab kepada manajer proyek sesuai dengan tugas
dan wewenang yang diberikan.
K. Tenaga Kerja Terampil
Tenaga kerja proyek ini sebagian besar berasal dari Pulau Jawa.
Tenaga kerja tersebut dikumpulkan oleh mandor kemudian dikirim ke
lokasi proyek. Biaya perjalanan mereka dari Pulau Jawa ke Painan
dibiayai oleh kontraktor. Tenaga kerja pada Proyek Pembangunan Mesjid
terapung terdiri atas dua golongan:
1. Tenaga kerja tetap

Miftahul Hidayat (17101154330027) 19


Laporan Kerja Pratek

Tenaga kerja tetap adalah karyawan tetap perusahaan. Semuanya


merupakan tenaga ahli atau tenaga yang menangani pelaksanaan
proyek secara teknis. Pengangkatan dan penarikan pegawai ini adalah
wewenang dari bagian personalia dari perusahaan yang bersangkutan.
Gaji dan tunjangan dibayar tiap bulan berdasarkan golongan.
2. Tenaga kerja harian
Tenaga kerja harian adalah tenaga kerja yang dikoordinir oleh
mandor sebagai pimpinan kelompok. Tenaga kerja ini, sebenarnya
terdiri dari beberapa tenaga kerja yang tidak ditentukan jumlahnya.
Pembayaran gaji dihitung berdasarkan hari pekerjaan dan dibayar dua
kali seminggu melalui mandor masing-masing.

2.7 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan

Metode pelaksanaan konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa


yang berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan,
keadaan teknis dan ekonomis di lapangan, dan seluruh sumber daya termasuk
pengalaman kontraktor. Tahapan Pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah :

A. Pekerjaan Persiapan

Setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), maka kami


akan melakukan pekerjaan-pekerjaan persiapan yang antara lain
adalah berupa :

1. Rapat Koordinasi

Mengadakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Ward Meeting),


dimana Rapat ini dilaksanakan selambat-lambatnya 7 Hari sejak
tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja. Beberapa hal yang
biasanya disepakati dalam Rapat adalah:

a) Organisasi Kerja

b) Tata Cara Pengaturan Pekerjaan

c) Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Miftahul Hidayat (17101154330027) 20


Laporan Kerja Pratek

d) Jadwal Mobilisasi Bahan

e) Mobilisasi Peralatan dan Tenaga Kerja

2. Penyusunan Rencana Kerja

Sementara dilaksanakannya Sosialisasi dan Pendekatan dengan


masyarakat, dalam Internal Kontraktor, maka kontraktor juga akan
melakukan hal-hal sebagai berikut :

a) Penyusunan Sistem Managemen Proyek ​(Project Management


System).

Sistem Managemen ini terdiri dari Struktur Organisasi dan


Sistem Informasi. Dalam hal ini akan ditetapkan Managemen
Puncak (Top Management) dan ditetapkan juga hubungan antara
anggota Tim Proyek dan Manager Proyek. Struktur Organisasi
bersifat Fungsional dan dibagi menurut Area Fungsi
masing-masing.

b) Penyusunan Rencana Kerja ​( Net Work Planing ).

Membuat Rencana Kerja Pelaksanaan Pekerjaan dari Awal


sampai Akhir sedetail mungkin dan membuatkan Strategi
Penyelesaian Pekerjaan sehingga dapat diselesaikan secara Tepat
waktu dan sesuai dengan Mutu yang sudah direncanakan.

3. Membuat Perencanaan Site Plan

Yang termasuk dalam perencanaan Site Plan pada prinsipnya


adalah Perencanaan Tata Letak atau Lay Out dari fasilitasfasilitas
yang diperlukan selama Pelaksanaan Proyek. Fasilitas tersebut antara
lain :

a) Kantor Proyek/​Konsultan pengawas dan Direksi Teknis


Keet
b) Gudang Material (​Storage​)
c) Base Camp Proyek dan Barak Kerja
d) Los Kerja

Miftahul Hidayat (17101154330027) 21


Laporan Kerja Pratek

e) Penempatan Peralatan
f) Pagar Keliling

4. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan harus memiliki tingkat
keamanan yang cukup baik bagi konstruksi itu sendiri maupun
kontraktor yang ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan tersebut. Indikator
yang harus dipenuhi dalam Rencana Keselamatan Kerja Konstruksi
adalah :
NO Jenis/Type Identifikasi Bahaya
Pekerjaan

1. Tertimpa/Tertimbun Material Kayu


Pekerjaan Persiapan
dan Bahaya Kecelakaan

2. Tertimpa/tertimbun material kayu,


Pekerjaan Tanah Dan
batu dan tanah, bahaya kecelakaan
Pondasi
peralatan dan mesin
3. Terjatuh dari ketinggian,
Pekerjaan Struktur
Tertimpa/Tertimbun Material Besi,
Elevasi - 0,00 m s/d
Kayu, Beton Ready Mix dan Bahaya
+ 4.00 m lt. 1 Kecelakan Alat/Mesin
4. Terjatuh dari ketinggian,
Tertimpa/Tertimbun Material
Pekerjaan Arsitektur Semen, Batu Bata, Partisi dan Bahaya
Kecelakan Alat Bantu
5. Terjatuh dari ketinggian,Tertimpa
Material, tersentrum dan Bahaya
Pekerjaan Mekanikal Kecelakan Alat Bantu dan Mesin dan
Dan Elektrikal disentrum arus listrik
6. Terjatuh dari ketinggian,Tertimpa
Pekerjaan Mekanikal
Material, tersentrum dan Bahaya
Plumbing
Kecelakan Alat Bantu dan Mesin
7. Terjatuh dari ketinggian,
Pekerjaan Struktur
Tertimpa/Tertimbun Material Besi,
Elevasi + 4.00M S/D
Kayu, Beton Ready Mix dan Bahaya
+ 8.00 M LT. 2 Kecelakan Alat/Mesin

Miftahul Hidayat (17101154330027) 22


Laporan Kerja Pratek

8. Terjatuh dari ketinggian,


Tertimpa/Tertimbun Material
Pekerjaan Arsitektur Semen, Batu Bata, Partisi dan Bahaya
Lt. 2 Kecelakan Alat Bantu
9. Terjatuh dari ketinggian,Tertimpa
Pekerjaan Atap Dan
Material, tersentrum dan Bahaya
Lantai Dak
Kecelakan Alat Bantu dan Mesin
10. Terjatuh dari ketinggian,Tertimpa
Pekerjaan
Material, tersentrum dan Bahaya
Perlengkapan Luar
Kecelakan Alat Bantu dan Mesin

Dalam menyusun Rencana Keselamatan Kerja Konstruksi


Penyedia (Kontraktor) harus berpedoman pada Permen PU nomor :
21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi. Setiap dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi harus
dilengkapi dengan RAB.

Pelaksanaan Pekerjaan dimasa pandemic COVID 19

Dengan merebaknya Pandemi COVID 19 dalam masa pelaksanaan


proyek ini, maka pemerintah mewajibkan kepada pelaksana proyek
(Kontraktor) menerapkan tindakan pencegahan wabah COVID 19 di
lapangan dengan menerapkan protocol kesehatan penanganan COVID
19 dengan cara sebagai berikut :

1. Membentuk satgas pencegahan covid 19

a) Pemilik/pengguna/penyelenggara bersama dengan konsultan


pengawas dan/atau penyedia (kontraktor) wajib membentuk
Satgas pencegahan COVID 19.

b) Satuan tugas tersebut berjumlah paling sedikit terdiri dari 5


(lima) orangyang terdiri dari Ketua merangkap anggota da 4
(empat) orang anggota yang masing-masing mewakili
pemilik/pengguna/penyelenggara, konsultan, Kontraktor,
subkontraktor, vendor/supplier.

c) Satuan tugas tersebut memiliki tugas, tanggung jawab dan


kewenangan melakukan

Miftahul Hidayat (17101154330027) 23


Laporan Kerja Pratek

1) Sosialisasi;
2) Edukasi;
3) Promosi teknik; dan
4) Metoda pencegahan covid 19 serta
5) Pemeriksaan (examination) potesi terinfeksi virus kepada
semua orang, baik para staff, manajer, insinyur, pekerja
dan tamu proyek.

2. Penyediaan Fasilitas di Lapangan


a) Kontraktor wajib menyediakan ruang klinik di lapangan
dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai seperti
alat pengukur suhu tubuh, obatobatan dan sebagainya;
b) Kontraktor wajib memiliki kerjasama operasional
perlindungan Kesehatan dan pecegahan Covid-19 dengan
rumah sakit/Pusat Kesehatan Masyarakat terdekat denan
lokasi pyoyek untuk tindakan darurat (emergency);
c) Kontaktor wajib menyediakan fasilitas pengukur suhu
tubuh (thermogun/Thermoscan), Tisu, Alat pencuci tangan
(sabun pencuci tangan/handsinitizer), masker dikantor
dan dilapangan proyek bagi seluruh orang yang terlibat
dalam pelaksanaan proyek (manajer, tenaga ahli, staff,
mandor dan pekerja).

3. Pelaksanaan Pencegahan Covid-19 dilapangan


a) Satuan tugas memasang poster ​(flyer) baik digital maupun cetak
tentang himbauan/anjuran/petunjuk pencegahan Covid-19
seperti mencuci tangan, menggunakan masker untuk
disebarluaskan dan dipasang ditempat-tempat strategis di lokasi
proyek.

b) Satuan tugas bersama petugas medis harus menyampaikan


penjelasan, anjuran, kampanye, promosi dan teknik pencegahan
Covid-19 dalam setiap penyuluhan K3 pagi hari ​(safet morning
talk).

Miftahul Hidayat (17101154330027) 24


Laporan Kerja Pratek

c) Satuan tugas melarang orang yang sedang sakit (suhu tubuh =


38°C) untuk (para manajer, tenaga ahli, insyinyur, staff, mandor,
pekerja dan/atau tamu proyek) datang ke lokasi proyek.

d) Petugas medis melaksanakan pengukura suhu tubuh ke semua


orang yang datang/masuk ke lokasi proyek tanpa kecuali
bersama dengan para pengaman proyek ​(security staff) dan
petugas keamana setia pagi, siang dan sore hari.

B. Mobilisasi Dan Demobilisasi

1. Mobilisasi Tenaga Kerja


Mendatangkan Tenaga-tenaga Ahli dan Tenaga-tenaga Kerja
Terampil dan Berpengalaman yang dibutuhkan untuk Pelaksanaan
Pekerjaan, sehingga keberhasilan Pelaksanaan Pekerjaan benar-benar
terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak, yaitu
antara lain :
a) Mendatangkan Personil-personil Inti yang berpengalaman
dalam menangani / mengelola Proyek-proyek yang sejenis
yang nantinya akan bekerja secara " Tim "
b) Mendatangkan Tenaga-tenaga Lapangan, antara lain:
Tenaga Teknis Pelaksana Lapangan, Petugas K3
danLogistikserta administrasi Proyek dan Keuangan.
c) Mendatangkan Tenaga-tenaga Kerja yang Terampil dan
Berpengalaman sesuai dengan keahliannnya masing-masing
dan sesuai dengan kebutuhan dilapangan, diantaranya adalah :
Kepala Kerja, Tukang-tukang yang terlatih dan
berpengalaman serta Pekerja-pekerja terlatih.
2. Mobilisasi Peralatan
a) Pemilihan Peralatan yang tepat baik dari segi Jenis, Kapasitas,
maupun Jumlah akan disesuaikan dengan Kondisi Lapangan dan
Pelaksanaan Pekerjaan, untuk menjamin tercapainya sasaran
Pelaksanaan Pekerjaan, dengan Tolak Ukur Biaya Hemat, Mutu
Akurat, dan Tepat Waktu.

Miftahul Hidayat (17101154330027) 25


Laporan Kerja Pratek

b) Sehubungan dengan hal tersebut, maka kami akan


mempersiapkan segala Peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk
Pelaksanaan Pekerjaan demi mencapai sasaran yang kami
maksudkan diatas. Dan Peralatan-peralatan tersebut akan kami
datangkan ke lokasi Pekerjaan sesuai dengan Jadwal
kebutuhannya.

C. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan


1. Pekerjaan Pendahuluan

Pekerjaan pendahuluan merupakan persiapan awal yang wajib


dilakukan dalam melaksanakan suatu proyek. Pada tahap ini, segala
izin yang dibutuhkan untuk proses pembangunan telah diurus serta
segala sesuatu yang menyangkut kelancaran pekerjaan pelaksanaan
harus telah disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.
Penyusunan jadwal terinci, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,
hingga kelengkapan administrasi lapangan harus sudah disiapkan
sebelum memulai pekerjaan.

Agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan proyek, kontraktor


juga wajib melakukan pengukuran yang sesuai dengan target dan
estimasi waktu serta biaya proyek.

Pada tahap ini, kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan ukuran


dan mutu bangunan yang sesuai dengan syarat dan rencana kerja. Akan
tetapi, jika terjadi ketidakcocokan, kontraktor tidak diperkenankan
untuk melakukan tindakan pembetulan sebelum mendapatkan
persetujuan dari manajemen konstruksi

Selanjutnya, pada tahap ini perlu diambil langkah pembersihan


yang mana kontraktor wajib membersihkan lokasi proyek dari hal-hal
yang dapat menghambat proses pembangunan. Contohnya, lokasi
harus bersih dari pepohonan sampai ke akarnya agar tidak merusak

Miftahul Hidayat (17101154330027) 26


Laporan Kerja Pratek

struktur tanah pada bangunan.

2. Pekerjaan Pondasi

Tahap ini meliputi penggalian fondasi, hingga penimbunan


galian serta pemadatan setiap lapisan mencapai titik peil yang telah
direncanakan. Dalam tahap ini, terdapat beberapa ketentuan yang
wajib di penuhi kontraktor seperti:

a) Memastikan posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam


gambar serta mendapatkan persetujuan dewan pengawas
lapangan.

b) Penggalian tanah fondasi dimulai setelah pemasangan


bouwplank dan patok-patok disetujui direksi / pengawas
lapangan. Fondasi yang dibangun menggunakan batu
gunung yang bermutu tinggi serta mengandung lumpur dan
pada bagian entrance menggunakan dengan batu bata.

c) Dasar galian harus mencapai tanah keras dan bersih dari


akar-akar kayu, kotoran-kotoran serta bagian-bagian tanah
yang longgar (tidak padat)

d) Dilakukan pengurugan yang meliputi urugan pasir, urugan


tanah dan urugan kembali bekas tanah galian sesuai dengan
gambar proyek.

3. Pekerjaan Pemasangan

Tahap ini meliputi pemasangan beton mulai dari beton yang


bertulang hingga beton yang tidak bertulang. Kualitas beton sangat
tergantung pada bahan-bahan yang digunakan, yaitu:

a) Portland Cement

Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi


standar berdasarkan Asosiasi Semen Indonesia. Dan juga,
semen yang digunakan harus benar-benar fresh atau belum
mengeras. Dalam menjaga mutu semen agar tidak cepat

Miftahul Hidayat (17101154330027) 27


Laporan Kerja Pratek

mengeras, kontraktor wajib memenuhi syarat penyimpanan


semen tersebut.

b.) Air Tawar

Air yang dipilih sebagai bahan campuran kedua beton


adalah air tawar yang memenuhi syarat dari PBI 1971 yaitu
tidak mengandung minyak, asam alkali, dan bahan kimia
lainnya yang merusak mutu beton.

c.) Kerikil

Kerikil disebut juga dengan batu pecah. Dalam


penggunaannya sebagai bahan campuran beton, kerikil yang
dipilih juga harus memenuhi syarat PBI 1971 yaitu
memiliki gradasi yang baik, syarat kekerasan yang tinggi
tidak terkandung lumpur > 1%, dan tidak berpori.

d.) Pasir

Tidak berbeda dengan bahan lainnya, pasir juga harus


memenuhi syarat mutu dari PBI 1971 diantaranya adalah
dapat berupa pasir buatan dari pecahan batu atau pasir alam,
memiliki gradasi yang baik, terdiri dari butir-butir tajam,
tidak berpori, serta tidak mengandung lumpur > 5%.

e.) Besi Beton

Besi beton lebih dikenal sebagai baja tulangan. Besi beton


yang baik juga harus memenuhi syarat PBI 1971
diantaranya adalah bersih dari lapisan minyak / karat / bebas
cacat.

4. Pekerjaan Lantai

Pemasangan lantai ditujukan berdasarkan petunjuk dari


manajemen konstruksi serta rancangan proyek. Jika lantai
dilengkapi dengan keramik, maka kontraktor harus mengikuti
petunjuk dari manajemen konstruksi. Pada dasarnya, pemasangan

Miftahul Hidayat (17101154330027) 28


Laporan Kerja Pratek

lantai keramik harus mengikuti aturan bahwa lantai keramik harus


bersih, tidak retak ataupun bergelombang. Apabila pemasangan
keramik tidak rapi atau tidak sesuai dengan rancangan proyek,
maka wajib dibongkar dan dipasang ulang.

5. Pekerjaan Instalasi Listrik

Salah satu komponen yang tidak kalah penting adalah instalasi


listrik. Pemasangan instalasi listrik harus sesuai dengan peraturan
listrik yang berlaku di Indonesia. Pada tahap ini, pekerjaan meliputi
pengadaan dan pemasangan seluruh komponen-komponen
kelistrikan tidak terkecuali sakelar, stop kontak, lampu, panel
listrik, hingga tahap percobaan sampai listrik dapat menyala
dengan baik.

6. Pekerjaan Penutup

Pekerjaan penutup ini meliputi pekerjaan pembersihan dan


pemeliharaan. Pada masa pekerjaan pembersihan, kontraktor wajib
membersihkan seluruh bagian dari proyek yang meliputi lantai,
dinding, atap, pintu, jendela, plafon dan lainnya hingga bangunan
siap untuk dihuni. Sedangkan pada masa pemeliharaan, kontraktor
berkewajiban mengganti material-material yang rusak ataupun
tidak berfungsi sebagai mana target proyek.

Miftahul Hidayat (17101154330027) 29

Anda mungkin juga menyukai