BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai
sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan (Dimyati & Nurjaman, 2014).
Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung
dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan
Dari pengertian di atas maka ciri pokok proyek adalah sebagai berikut:
a) Bertujuan menghasilkan lingkup tertentu berupa produk akhir atau hasil kerja
akhir.
b) Dalam proses mewujudkan lingkup di atas ditentukan jumlah biaya, waktu, serta
kriteria mutu.
c) Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal
proyek berlangsung.
Menurut Haekal Hassan (2016) Manajemen konstruksi memiliki ruang lingkup yang
cukup luas, karena mencakup tahap kegiatan sejak awal pelaksanaan pekerjaan sampai
II-1
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
dengan akhir pelaksanaan yang berupa hasil pembangunan. Tahap kegiatan tersebut
a) Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan
b) Pengorganisasaian (Organizing)
hal utama yaitu mutu, waktu dan biaya. Suatu organisasi mempunyai ciri-ciri
adanya sekelompok orang yang bekerja sama atas dasar hak, kewajiban dan
c) Pelaksanaan (Execution)
d) Pengawasan (Controlling)
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
Di dalam proses mencapai tujuan tersebut, ada batasan yang harus dipenuhi yaitu
besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi.
Ketiga hal tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang
sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga batasan di atas disebut tiga
a) Anggaran Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran.
Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal
b) Jadwal Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir
yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya
c) Mutu Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria
yang dipersyaratkan.
kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti
II-3
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
dengan meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya berakibat pada naiknya biaya
sehingga melebihi anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan biaya, maka biasanya
harus berkompromi dengan mutu atau jadwal. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan
proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi. Pada
atas menjadi lingkup, biaya, jadwal dan mutu (Iman Soeharto, 1999).
yang tertunda tetapi juga bisa berupa kerugian. Oleh karena itu harus ada pengaturan
sumber daya yang benar dalam manajemen proyek melalui pendalaman ilmu
Sumber daya di sini terdiri dari, uang, tenaga kerja, peralatan, fasilitas, material, dan
informasi. Teknologi. PMBOK edisi 4 tahun 2008 membagi ilmu dalam manajemen
II-4
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
Knowledge area diatas merupakan ilmu manajemen yang harus dikuasai dalam suatu
proyek konstruksi agar dapat mencapai tujuan keberhasilan proyek. Seperti halnya
proyek pada umumnya, proyek konstruksi juga memiliki pihak-pihak yang terkait
MANAJEMEN
PROYEK
Salah satu isu dalam manajemen proyek adalah keterlambatan. Keterlambatan Proyek
Keterlambatan proyek dapat menyebabkan terjadinya klaim oleh pihak pemilik proyek
kesalahan kontraktor.
II-5
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
Namun tidak saja hal tersebut, banyak masalah lain yang bisa disebabkan oleh
negara (Enshassi dkk, 2009). Selain itu, keterlambatan proyek juga berdampak
terdampak terhadap masalah keuangan, seperti kelebihan biaya proyek (cost over run)
(Ramanthan dkk, 2012). Lebih rinci, Kikwasi (2012) menyimpulkan bahwa dampak
Abdul-rahman, Takim dan Min (2009) mengkaji tentang faktor keuangan yang
yang jelek adalah faktor utama penyebab terlambatan nya penyelesaian proyek. Faktor
Win (2009) mengeksplorasi empat faktor tersebut seperti yang dijelaskan dibawah ini.
dilakukan oleh kontraktor perlu mendapat persetujuan dari konsultan dan owner.
Pengelolaan kas yang buruk disebabkan oleh kontraktor mengerjakan proyek terlalu
banyak, tidak mempunyai latar belakang manejemen keuangan yang baik, tidak
memiliki kualifikasi yang baik dalam menawar dengan harga rendah, kurangnya
prediksi harus kas secara teratur, manajemen kredit yang tidak baik, dan komposisi
II-6
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
Haekal Hassan Jantje B. Mangare (2016) pada penelitianya. Keterlambatan proyek akan
1. Pihak kontraktor
2. Pihak Konsultan
keterlambatan penyelesaian.
3. Pihak Owner
digunakan.
Perencanaan serta pengendalian biaya dan waktu merupakan bagian dari manajemen
proyek konstruksi secara keseluruhan (Deane Walangitan, 2018). Selain penilaian dari
segi kualitas, prestasi suatu proyek dapat pula dinilai dari segi biaya dan waktu. Biaya
yang telah dikeluarkan dan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan suatu
II-7
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
yang buruk. Dengan adanya indikator prestasi proyek dari segi biaya dan waktu ini
karena banyaknya proyek konstruksi yang berjalan tidak sesuai dengan direncanakan.
Proyek konstruksi dapat dikelola dengan baik dan mudah menggunakan Analisis Nilai
Hasil.
sasaran dan tujuan pengendalian. Ada beberapa indikator yang biasanya menjadi
5. Indikator kinerja K3
Manajemen biaya proyek (project cost management) melibatkan semua proses yang
dengan anggaran biaya yang telah disetujui. Hal utama yang sangat diperhatikan dalam
manajemen biaya proyek adalah biaya dari sumber daya yang diperlukan untuk
mendeteksi apakah biaya aktual pelaksanaan proyek menyimpang dari rencana atau
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
Manajemen waktu pada suatu proyek (Project Time Management) memasukkan semua
proses yang dibutuhkan dalam upaya untuk memastikan waktu penyelesaian proyek
(PMI 2000). Ada lima proses utama dalam manajemen waktu proyek, yaitu:
apakah kinerja yang dilakukan sudah sesuai dengan alokasi waktu yang sudah
3. Melakukan tindakan bila pelaksanaan proyek berbeda dari perencanaan awal proyek.
Pengendalian proyek yang bersekala besar dan cukup kompleks harus ditangani secara
sistematis, terbuka dan komunikatif. Salah satu metode pengendalian kinerja yang
progresif digunakan adalah dengan cara Earned Value atau Nilai Hasil. Metode ini
ditunjukan oleh indikator biaya BCWS, BCWP dan ACWP. BCWS merupakan rencana
dari volume dan biaya pekerjaan, BCWP adalah realisasi dari volume pekerjaan dan
rencana biaya dan ACWP adalah realisasi biaya dan volume pekerjaan.
II-9
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
Metode Earned Value adalah metode yang menghitung besarnya biaya yang menurut
anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan (Muhammad Izeul, 2015).
Bila ditinjau dari jumlah pekerjaan yang diselesaikan maka berarti konsep ini mengukur
besarnya unit pekerjaan yang telah diselesaikan pada suatu waktu bila dinilai
perhitungan ini diketahui hubungan antara apa yang sesungguhnya telah dicapai secara
fisik terhadap jumlah anggaran yang telah dikeluarkan. Dengan metode ini, dapat
diketahui kinerja proyek yang telah berlangsung, dengan demikian dapat dilakukan
dengan langkah-langkah perbaikan bila terjadi penyimpanagn dari rencana awal proyek.
Menurut (Elvi Wahyuni,2018) Earned Value adalah metodologi untuk mengukur dan
metodologi ini adalah waktu (schedule), biaya (cost) dan pekerjaan (work). Tujuan yang
ingin dicapai dari metodologi ini adalah proyek yang efisien, yang berarti
Tujuan tersebut diharapkan dapat dicapai dengan cara mengevaluasi dan mengontrol
resiko proyek dengan cara mengukur progress secara berkala (PMBOK Guide, 2013).
Konsep Nilai Hasil Flemming dan Koppelman (1994) menjelaskan konsep Earned
gambar 2-2a Manajemen biaya tradisional hanya menyajikan dua dimensi saja yaitu
hubungan yang sederhana antara biaya aktual dengan biaya rencana. Dengan
manajemen biaya tradisional, status kinerja tidak dapat diketahui. Pada gambar 2.2
dapat diketahui bahwa biaya aktual memang lebih rendah, namun kenyataan bahwa
II-10
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
biaya aktual yang lebih rendah dari rencana ini tidak dapat menunjukkan bahwa kinerja
yang telah dilakukan telah sesuai dengan target rencana. Sedangkan Earned Value
memberikan dimensi ketiga selain biaya aktual dan biaya rencana. Dimensi yang ketiga
ini adalah besarnya secara fisik pekerjaan yang telah dicapai atau disebut dengan
Earned Value/percent complete. Dengan adanya dimensi ketiga ini, seorang manajer
proyek akan dapat lebih memahami seberapa besar kinerja yang dihasilkan dari
Gambar 2.2 Perbandingan konsep manajemen biaya tradisioanl dengan Earned Value
(sumber : Mandiyo Priyo “Metode Earned Value Pada Pekerjaan Konstruksi”, 2012 )
Menurut (Ervianto, 2006) Konsep dasar nilai hasil dapat digunakan untuk
II-11
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
yang meliputi :
2. Indeks produktivitas.
Budgated Cost for Work Scheduled (BCWS) adalah biaya yang dialokasikan
berdasarkan rencana kerja yang disusun terhadap waktu. BCWS dihitung dari
melaksanakan pekerjaan.
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
Budgeted Cost for Work Performed (BCWP) adalah nilai yang diterima dari
BCWP dikenal dengan nama kurva-S pelaksanaan, yaitu kurva-S yang dibuat
Actual Cost for Work Performed (ACWP) adalah jumlah biaya aktual dari
pekerjaan yang telah dilaksanakan. Didapat dari data akuntansi pada tanggal
pelaporan yaitu catatan segala pengeluaran biaya aktual dari paket kerja. Jadi,
merupakan jumlah aktual dari pengeluaran atau dana yang digunakan untuk
Keterangan :
(Husen, 2011)
2.5.4 Penilaian Kinerja Proyek dengan Konsep Nilai Hasil Penggunaan elemen-
II-13
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
1. Varians, meliputi :
2. Indeks Kinerja :
bagian pekerjaan dengan nilai aktual pelaksanaan proyek. Nilai positif dari
keuntungan pada periode waktu yang ditinjau. Dilain sisi, jika nilai CV
II-14
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
BCWS ACWP
anggaran
anggaran
anggaran
II-15
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
anggar
Cost Perforrnance Index adalah perbandingan antara nilai yang diterima dari
Nilai CPI lebih besar dari 1, menunjukkan kinerja yang baik, pekerjaan yang
II-16
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
II-17
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
(EAC)
perhitungan EAC dengan SPI dan CPI lebih mudah dan cepat
sebagai berikut:
Asumsi Rumus
II-18
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
lampau
masa lampau
indeksnya
(ECD)
- hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang, bila kecenderungan yang
ada pada saat pelaporan tidak mengalami perubahan. Bila pada pekerjaan
II-19
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
II-20
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
II-21
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
Research Gap adalah celah penelitian dan pengalaman atau penelitian para peneliti sebelumnya. Penelitian ilmiah didasarkan untuk
mendapatkan sebuah jawaban baru terhadap sesuatu yang menjadi masalah. Oleh karena itu peneliti harus berhadapan dengan sesuatu yang
menjadi masalah yang didukung oleh pembenaran atau justifikasi penelitian yang baik dan berupaya untuk mencari jawaban yang baru dari
Sedangkan untuk ciri-ciri research gap itu sendiri biasanya berupa sebagai berikut:
b. Masalah penelitian yang belum berhasil dijawab atau hipotesis yang belum berhasil dibuktikan.
Berikut tabel 7 jurnal ilmiah teknik sipil yang telah dikaji secara mendalam dan telah ditinjau celah penelitiannya. Selanjutnya akan
dikelompokkan berdasarkan tinjauan topiknya dan dibagi menjadi beberapa bagian sebagaimana dijelaskan di atas sebagai dasar penelitian ini.
II-22
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
II-23
https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka
Pada sebuah proyek, waktu dan biaya merupakan dua hal yang penting dalam pelaksanaan
pekerjaan, selain mutu karena biaya yang akan dikeluarkan pada saat pelaksanaan sangat erat
waktu dan biaya perlu dilakukan secara terpadu atau dikenal dengan earned value. Sejalan
dengan tinjauan pustaka, maka dapat dibuat suatu kerangka berfikir penelitian seperti
Gambar Berikut adalah penjelasannya secara rinci yang dijelaskan melalui diagram:
Identifikasi Masalah
1. Pelaksanaan proyek interior arsitektur berlangsung on schedule (tidak terlambat) pada awal pelaksanaan lalu
terjadi keterlambatan mulai minggu ke-20 sd minggu ke-24.
2. Tinjauan kinerja biaya dan waktu akibat adanya keterlambatan pada Proyek Interior Arsitektur Gedung
Jatinegara Office 88 dengan dilakukan Earned Value Analysis.
3. Memprakirakan biaya dan waktu pada proyek arsitektur interior gedung Jatinegara Office 88 sampai selesai
dengan dilakukan Earned Value Analysis.
4. Meninjau faktor – faktor keterlambatan pada proyek arsitektur interior gedung Jatinegara Office 88
Rumusan Masalah
1. Bagaimana prediksi biaya dan waktu pada Proyek Interior Arsitektur Gedung Jatinegara Office 88 sampai
dengan selesai?
2. Apa saja faktor – faktor keterlambatan Proyek Interior Arsitektur Gedung Jatinegara Office 88.
Analisis Pembahasan
Earned Value Analysis (EVA)
II-24
https://lib.mercubuana.ac.id/