Anda di halaman 1dari 24

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Proyek

Manajemen proyek merupakan proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,

dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai

sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan (Dimyati & Nurjaman, 2014).

Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung

dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan

untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah di gariskan dengan jelas.

(Fredy Kurniawan, 2018).

Dari pengertian di atas maka ciri pokok proyek adalah sebagai berikut:

a) Bertujuan menghasilkan lingkup tertentu berupa produk akhir atau hasil kerja

akhir.

b) Dalam proses mewujudkan lingkup di atas ditentukan jumlah biaya, waktu, serta

kriteria mutu.

c) Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal

dan akhir ditentukan dengan jelas.

d) Nonrutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang

proyek berlangsung.

Menurut Haekal Hassan (2016) Manajemen konstruksi memiliki ruang lingkup yang

cukup luas, karena mencakup tahap kegiatan sejak awal pelaksanaan pekerjaan sampai

II-1

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

dengan akhir pelaksanaan yang berupa hasil pembangunan. Tahap kegiatan tersebut

pada umumnya di bagi menjadi empat tahapan, yaitu:

a) Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan

sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya.

b) Pengorganisasaian (Organizing)

Organisasi merupakan alat yang vital dalam pengendalian dan pelaksanaan

proyek. Organisasi proyek dikatakan berhasil jika mampu mengendalikan tiga

hal utama yaitu mutu, waktu dan biaya. Suatu organisasi mempunyai ciri-ciri

adanya sekelompok orang yang bekerja sama atas dasar hak, kewajiban dan

tanggung jawab masing-masing.

c) Pelaksanaan (Execution)

Kegiatan pelaksanaan meliputi kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

dalam rangka mewujudkan bangunan yang akan di bangun.

d) Pengawasan (Controlling)

Kegiatan pengawasan dilaksanakan dengan tujuan agar hasil pelaksanaan

pekerjaan bangunan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Seperti

halnya proyek pada umumnya, manajemen proyek memiliki kriteria dan

tujuan untuk mencapai kesuksesan dalam manajemennya. Kesuksesan suatu

manajemen proyek dapat didefinisikan sebagaimana mencapai tujuan proyek :

e) Dalam ketepatan waktu

f) Dalam ketepatan biaya


II-2

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

g) Pada performa dan tingkatan teknologi yang tepat

h) Minimum perubahan lingkup pekerjaan

i) Pemanfaatan sumber daya yang efektif dan efisien

j) Diterima oleh pelanggan (kesesuaian kualitas)

Di dalam proses mencapai tujuan tersebut, ada batasan yang harus dipenuhi yaitu

besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi.

Ketiga hal tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang

sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga batasan di atas disebut tiga

kendala (triple constraint) (Iman Suharto, 1999).

a) Anggaran Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran.

Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal

pengerjaan bertahun-tahun, anggarannya tidak hanya ditentukan secara total proyek,

tetapi dipecah atas komponen-komponennya atau per periode tertentu yang

jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian, penyelesaian

bagianbagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per periode.

b) Jadwal Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir

yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya

tidak boleh melewati batas waktu yang ditentukan.

c) Mutu Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria

yang dipersyaratkan.

Ketiga batasan tersebut bersifat tarik-menarik. Artinya, jika ingin meningkatkan

kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti

II-3

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

dengan meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya berakibat pada naiknya biaya

sehingga melebihi anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan biaya, maka biasanya

harus berkompromi dengan mutu atau jadwal. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan

proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi. Pada

perkembangan selanjutnya ditambahkan parameter lingkup sehingga parameter di

atas menjadi lingkup, biaya, jadwal dan mutu (Iman Soeharto, 1999).

Apabila kendala-kendala tersebut tidak dapat diselesaikan, tidak hanya kesuksesan

yang tertunda tetapi juga bisa berupa kerugian. Oleh karena itu harus ada pengaturan

sumber daya yang benar dalam manajemen proyek melalui pendalaman ilmu

pengetahuan mengenai manajemen proyek.

Sumber daya di sini terdiri dari, uang, tenaga kerja, peralatan, fasilitas, material, dan

informasi. Teknologi. PMBOK edisi 4 tahun 2008 membagi ilmu dalam manajemen

proyek menjadi 9 Knowledge area sebagai berikut:

a. Manajemen Integrasi Proyek

b. Manajemen Lingkup Proyek

c. Manajemen Waktu Proyek

d. Manajemen Biaya Proyek

e. Manajemen Kualitas Proyek

f. Manajemen Sumberdaya Proyek

g. Manajemen Komunikasi Proyek

h. Manajemen Resiko Proyek

i. Manajemen Pengadaan Proyek

II-4

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

Knowledge area diatas merupakan ilmu manajemen yang harus dikuasai dalam suatu

proyek konstruksi agar dapat mencapai tujuan keberhasilan proyek. Seperti halnya

proyek pada umumnya, proyek konstruksi juga memiliki pihak-pihak yang terkait

didalamnya, pihak-pihak tersebut dijabarkan dalam diagram berikut :

MANAJEMEN
PROYEK

PEMILIK LEMBAGA TENAGA BADAN


PROYEK INTERNAL KERJA PEMERINTAH

KONSULTAN LEMBAGA INSTITUSI


PERENCANA, PELAYANAN KONTRAKTOR SUPLIER KEUANGAN
SUPERVISI

Gambar 2.1 Pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi

Sumber : M Habib Zaen (2018)

2.2 Keterlambatan Proyek

Salah satu isu dalam manajemen proyek adalah keterlambatan. Keterlambatan Proyek

Konstruksi berarti bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian proyek yang telah

direncanakan dantercantum dalam dokumen kontrak (Fredy Kurniawan, 2018).

Keterlambatan proyek dapat menyebabkan terjadinya klaim oleh pihak pemilik proyek

kepada kontraktor apabila keterlambatan terjadi disebabkan oleh kelalaian atau

kesalahan kontraktor.

II-5

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

Namun tidak saja hal tersebut, banyak masalah lain yang bisa disebabkan oleh

keterlambatan diantaranya adalah mempengaruhi kondisi ekonomi mikro dan makro

negara (Enshassi dkk, 2009). Selain itu, keterlambatan proyek juga berdampak

terdampak terhadap masalah keuangan, seperti kelebihan biaya proyek (cost over run)

(Ramanthan dkk, 2012). Lebih rinci, Kikwasi (2012) menyimpulkan bahwa dampak

keterlambatan proyek adalah proyek berada dalam kondisi resiko tinggi.

Abdul-rahman, Takim dan Min (2009) mengkaji tentang faktor keuangan yang

menyebabkan keterlambatan proyek dan menyimpulkan bahwa pengelolaan aruskas

yang jelek adalah faktor utama penyebab terlambatan nya penyelesaian proyek. Faktor

penting lainnya adalah keterlambatan pembayaran, sumberdaya keuangan yang tidak

memadai dan ketidakstabilan kondisi lembaga/pasar uang. Abdul-rahman, Takim dan

Win (2009) mengeksplorasi empat faktor tersebut seperti yang dijelaskan dibawah ini.

Keterlambatan pembayaran mempunyai pengaruh yang besar terhadap pekerjaan

kontraktor. Pembayaran yang seharusnya dapat digunakan untuk kemajuan fisik

pekerjaan akan menyebabkan terlambatnya fisik proyek. Pengajuan pembayaran yang

dilakukan oleh kontraktor perlu mendapat persetujuan dari konsultan dan owner.

Pengelolaan kas yang buruk disebabkan oleh kontraktor mengerjakan proyek terlalu

banyak, tidak mempunyai latar belakang manejemen keuangan yang baik, tidak

memiliki kualifikasi yang baik dalam menawar dengan harga rendah, kurangnya

prediksi harus kas secara teratur, manajemen kredit yang tidak baik, dan komposisi

modal yang tidak optimal.

II-6

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

2.2.1 Dampak Keterlambatan

Keterlambatan tentunya akan mengakibatkan kerugian bagi berbagai pihak menurut

Haekal Hassan Jantje B. Mangare (2016) pada penelitianya. Keterlambatan proyek akan

menimbulkan kerugian pada berbagai pihak , yaitu :

1. Pihak kontraktor

Berakibat naiknya overhead, karena bertambah panjangnya waktu

pelaksanaan. Biaya overhead meliputi biaya untuk perusahaan secara

keseluruhan, terlepas ada tidaknya kontrak yang sedang ditangani.

2. Pihak Konsultan

Konsultan akan mengalami kerugian waktu, serta akan terlambat dalam

mengerjakan proyek yang lainnya, jika pelaksanan proyek mengalami

keterlambatan penyelesaian.

3. Pihak Owner

Owner kehilangan penghasilan dari bangunan yang seharusnya sudah dapat

digunakan.

2.3 Pengendalian Proyek

Perencanaan serta pengendalian biaya dan waktu merupakan bagian dari manajemen

proyek konstruksi secara keseluruhan (Deane Walangitan, 2018). Selain penilaian dari

segi kualitas, prestasi suatu proyek dapat pula dinilai dari segi biaya dan waktu. Biaya

yang telah dikeluarkan dan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan harus diukur secara kontinyu penyimpangannya terhadap rencana. Adanya

penyimpangan biaya dan waktu yang signifikan mengindikasikan pengelolaan proyek

II-7

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

yang buruk. Dengan adanya indikator prestasi proyek dari segi biaya dan waktu ini

memungkinkan tindakan pencegahan agar proyek berjalan sesuai dengan rencana,

karena banyaknya proyek konstruksi yang berjalan tidak sesuai dengan direncanakan.

Proyek konstruksi dapat dikelola dengan baik dan mudah menggunakan Analisis Nilai

Hasil.

Untuk memudahkan pengendalian proyek, pengelola harus mempunyai acuan sebagai

sasaran dan tujuan pengendalian. Ada beberapa indikator yang biasanya menjadi

sasaran pencapaian tujuan akhir proyek yaitu :

1. Indikator kinerja biaya

2. Indikator kinerja waktu

3. Indikator kinerja biaya dan waktu

4. Indikator kinerja mutu

5. Indikator kinerja K3

2.3.1 Pengendalian Biaya

Manajemen biaya proyek (project cost management) melibatkan semua proses yang

diperlukan dalam pengelolaan proyek untuk memastikan penyelesaian proyek sesuai

dengan anggaran biaya yang telah disetujui. Hal utama yang sangat diperhatikan dalam

manajemen biaya proyek adalah biaya dari sumber daya yang diperlukan untuk

menyelesaikan proyek, meliputi perencanaan sumber daya, estimasi biaya,

penganggaran biaya dan pengendalian biaya. Pengendalian biaya dilakukan untuk

mendeteksi apakah biaya aktual pelaksanaan proyek menyimpang dari rencana atau

tidak. Semua penyebab penyimpangan biaya harus terdokumentasi dengan baik

sehingga langkah-langkah perbaikan dapat dilakukan.


II-8

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

2.3.2 Pengendalian Waktu

Manajemen waktu pada suatu proyek (Project Time Management) memasukkan semua

proses yang dibutuhkan dalam upaya untuk memastikan waktu penyelesaian proyek

(PMI 2000). Ada lima proses utama dalam manajemen waktu proyek, yaitu:

pendefinisian aktivitas, urutan aktivitas, estimasi durasi aktivitas, pengembangan jadwal

dan pengendalian jadwal. Pengendalian jadwal merupakan proses untuk memastikan

apakah kinerja yang dilakukan sudah sesuai dengan alokasi waktu yang sudah

direncanakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian jadwal adalah:

1. Pengaruh dari faktor-faktor yang menyebabkan perubahan jadwal dan memastikan

perubahan yang terjadi disetujui.

2. Menentukan perubahan dari jadwal.

3. Melakukan tindakan bila pelaksanaan proyek berbeda dari perencanaan awal proyek.

2.4 Metode dan Teknik Pengendalian Biaya dan Waktu

Pengendalian proyek yang bersekala besar dan cukup kompleks harus ditangani secara

sistematis, terbuka dan komunikatif. Salah satu metode pengendalian kinerja yang

progresif digunakan adalah dengan cara Earned Value atau Nilai Hasil. Metode ini

menggunakan kurva S sebagai tampilan informasi dengan sumbu X menunjukan durasi

proyek dan Sumbu Y menyatakan komulatif biayanya. Anggaran komulatif biaya

ditunjukan oleh indikator biaya BCWS, BCWP dan ACWP. BCWS merupakan rencana

dari volume dan biaya pekerjaan, BCWP adalah realisasi dari volume pekerjaan dan

rencana biaya dan ACWP adalah realisasi biaya dan volume pekerjaan.

II-9

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

2.5 Metode Earned Value

Metode Earned Value adalah metode yang menghitung besarnya biaya yang menurut

anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan (Muhammad Izeul, 2015).

Bila ditinjau dari jumlah pekerjaan yang diselesaikan maka berarti konsep ini mengukur

besarnya unit pekerjaan yang telah diselesaikan pada suatu waktu bila dinilai

berdasarkan jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan tersebut. Dengan

perhitungan ini diketahui hubungan antara apa yang sesungguhnya telah dicapai secara

fisik terhadap jumlah anggaran yang telah dikeluarkan. Dengan metode ini, dapat

diketahui kinerja proyek yang telah berlangsung, dengan demikian dapat dilakukan

dengan langkah-langkah perbaikan bila terjadi penyimpanagn dari rencana awal proyek.

Menurut (Elvi Wahyuni,2018) Earned Value adalah metodologi untuk mengukur dan

mengkomunikasikan progress dari kinerja suatu proyek.Variabel penting dalam

metodologi ini adalah waktu (schedule), biaya (cost) dan pekerjaan (work). Tujuan yang

ingin dicapai dari metodologi ini adalah proyek yang efisien, yang berarti

menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang telah ditentukan dengan meminimalisasi

biaya atau materi yang dikeluarkan untuk proyek.

Tujuan tersebut diharapkan dapat dicapai dengan cara mengevaluasi dan mengontrol

resiko proyek dengan cara mengukur progress secara berkala (PMBOK Guide, 2013).

Konsep Nilai Hasil Flemming dan Koppelman (1994) menjelaskan konsep Earned

Value dibandingkan dengan manajemen biaya tradisional. Seperti dijelaskan pada

gambar 2-2a Manajemen biaya tradisional hanya menyajikan dua dimensi saja yaitu

hubungan yang sederhana antara biaya aktual dengan biaya rencana. Dengan

manajemen biaya tradisional, status kinerja tidak dapat diketahui. Pada gambar 2.2

dapat diketahui bahwa biaya aktual memang lebih rendah, namun kenyataan bahwa
II-10

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

biaya aktual yang lebih rendah dari rencana ini tidak dapat menunjukkan bahwa kinerja

yang telah dilakukan telah sesuai dengan target rencana. Sedangkan Earned Value

memberikan dimensi ketiga selain biaya aktual dan biaya rencana. Dimensi yang ketiga

ini adalah besarnya secara fisik pekerjaan yang telah dicapai atau disebut dengan

Earned Value/percent complete. Dengan adanya dimensi ketiga ini, seorang manajer

proyek akan dapat lebih memahami seberapa besar kinerja yang dihasilkan dari

sejumlah biaya yang dikeluarkan.

Gambar 2.2 Perbandingan konsep manajemen biaya tradisioanl dengan Earned Value

(sumber : Mandiyo Priyo “Metode Earned Value Pada Pekerjaan Konstruksi”, 2012 )

Menurut (Ervianto, 2006) Konsep dasar nilai hasil dapat digunakan untuk

menganalisis kinerja dan membuat prakiraan pencapaian sasaran. Untuk itu

digunakan 3 indikator, yaitu :

1. BCWP = Budgeted Cost of Work Performed.

2. BCWS = Budgeted Cost of Work Scheduled.

3. ACWP = Actual Cost of work performed.

II-11

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

Elemen-elemen tersebut dapat digunakan untuk menganalisis kinerja proyek,

yang meliputi :

1. Varians biaya dan jadwal.

2. Indeks produktivitas.

3. Prakiraan penyelesaian proyek.

Gambar 2.3 Kurva S Earned Value

(sumber : Soemardi BW dkk dalam Mandiyo Priyo, 2012 )

2.5.1 Budgated Cost for Work Scheduled (BCWS)

Budgated Cost for Work Scheduled (BCWS) adalah biaya yang dialokasikan

berdasarkan rencana kerja yang disusun terhadap waktu. BCWS dihitung dari

penjumlahan biaya yang direncanakan untuk pekerjaan dalam periode waktu

tertentu. BCWS pada penyelesaian proyek disebut Budget at Completion

(BAC). Dapat dikatakan, BCWS merupakan anggaran untuk satu paket

pekerjaan dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Jadi, perpaduan antara biaya,

jadwal, dan lingkup kerja. Dalam manajemen tradisional, BCWS dikenal

dengan nama kurva-S perencanaan, yaitu kurva-S yang dibuat sebelum

melaksanakan pekerjaan.

BCWS = % (bobot rencana) x Nilai kontrak (RAB) .............................(2.1)


II-12

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

2.5.2 BCWP (Budgeted Cost of Work Performed)

Budgeted Cost for Work Performed (BCWP) adalah nilai yang diterima dari

penyelesaian pekerjaan selama periode waktu tertentu. BCWP inilah yang

disebut Earned Value. BCWP ini dihitung berdasarkan akumulasi dari

pekerjaan - pekerjaan yang telah diselesaikan. Dalam manajemen tradisional,

BCWP dikenal dengan nama kurva-S pelaksanaan, yaitu kurva-S yang dibuat

berdasarkan pekerjaan yang telah diselesaikan selama periode waktu tertentu.

BCWP = % (bobot realisasi) x Nilai kontrak (RAB).............................(2.2)

2.5.3 ACWP (Actual Cost of Work Performed)

Actual Cost for Work Performed (ACWP) adalah jumlah biaya aktual dari

pekerjaan yang telah dilaksanakan. Didapat dari data akuntansi pada tanggal

pelaporan yaitu catatan segala pengeluaran biaya aktual dari paket kerja. Jadi,

merupakan jumlah aktual dari pengeluaran atau dana yang digunakan untuk

melaksanakan pekerjaan pada kurun waktu tertentu. ACWP adalah besarnya

biaya yang dikeluarkan pada minggu yang ditinjau

ACWP = Biaya langsung + Biaya tidak langsung.................................(2.3)

Keterangan :

Biaya langsung di hitung berdasarkan dari laporan harian proyek

Biaya tidak langsung besarnya adalah 10 % dari biaya langsung

(Husen, 2011)

2.5.4 Penilaian Kinerja Proyek dengan Konsep Nilai Hasil Penggunaan elemen-

elemen konsep nilai untuk menganalisis kinerja proyek, meliputi:

II-13

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

1. Varians, meliputi :

a. Biaya (Cost Variance-CV)

b. Jadwal (Schedule Variance-SV)

2. Indeks Kinerja :

a. Biaya (Cost performance Index-CPl)

b. Waktu (Schedule performance Index -SPI),

3. Prediksi Biaya Penyelesaian proyek (Estimate at Compretion - EAC).

2.5.5 Varian Biaya – Cost Variance (CV)

Cost variance adalah perbedaan nilai yang diperoleh setelah menyelesaikan

bagian pekerjaan dengan nilai aktual pelaksanaan proyek. Nilai positif dari

cost varian mengindikasikan bahwa bagian pekerjaan tersebut memberikan

keuntungan pada periode waktu yang ditinjau. Dilain sisi, jika nilai CV

negatif menunjukan bahwa bagian pekerjaan tersebut adalah merugi.

Varian biaya (Cost Variance-CV) = BCWP – ACWP.............................(2.4)

a. Negatif (-) = Cost Overrun (biaya diatas rencana)

b. Nol (0) = sesuai biaya

c. Positif (+) = Cost Underrun (biaya di bawah rencana)

2.5.6 Varian Jadwal – Schedule Variance (SV)

Schedule Variance adalah perbedaan bagian pekerjaan yang dapat

dilaksanakan dengan bagian pekerjaan yang direncanakan. Nilai positif dari

Schedule variance mengindikasikan bahwa pada periode waktu tersebut,

II-14

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

bagian pekerjaan yang diselesaikan lebih banyak daripada rencana. Dengan

kata lain, bagian pekerjaan diselesaikan lebih cepat daripada rencana.

Varian jadwal (Schedule Variance-SV) = BCWP – BCWS...................(2.5)

a. Negatif (-) = Terlambat dari jadwal

b. Nol (0) = Tepat Waktu

c. Positif (+) = Lebih Cepat dari Jadwal

Tabel 2.1 Analisa Varians Terpadu

Varians jadwal Varians biaya Keterangan

SV = BCWP- CV= BCWP-

BCWS ACWP

Positive Positive Pekerjaan terlaksana lebih cepat darpada

jadwal dengan biaya lebih kecil dari pada

anggaran

Nol Positive Pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwal

dengan biaya lebih rendah dari pada

anggaran

Positive Nol Pekerjaan terlaksana sesuai anggaran dan

selesai lenih cepat dari pada jadwal

Nol Nol Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dan

anggaran

Negative Negative Pekerjaan selesai terlambat dan menelan

biaya lebih tinggi daripada anggaran

Nol Negative Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dengan

II-15

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

menelan biaya di atas angaran

Negative Nol Pekerjaan selesai terlambat dan menelan

biaya sesuai anggaran

Positive Negative Pekerjaan selesai lebih cepat daripada

rencana dengan menelan biaya di atas

anggar

(Sumber: Dini Widiani , 2019)

2.5.7 Indeks Kinerja Biaya – Cost Performance Index (CPI)

Cost Perforrnance Index adalah perbandingan antara nilai yang diterima dari

penyelesaian pekerjaan dengan biaya aktual yang dikeluarkan untuk

menyelesaikan pekerjaan tersebut. Nilai CPI lebih besar dari 1 menunjukkan

kinerja biaya yang baik, terjadi penghematan biaya aktual pelaksanaan

dibandingkan dengan biaya rencana untuk bagian pekerjaan tersebut.

(Cost Performance Index-CPI) = BCWP/ACWP....................................(2.6)

a. CPI > 1 = Cost Underrun (biaya di bawah rencana)

b. CPI < 1 = Cost Overrun (biaya di atas rencana)

2.5.8 Indeks Kinerja Jadwal – Schedule Performance Index (SPI)

Schedule Performance Index adalah perbandingan antara penyelesaian

pekerjaan di lapangan dengan rencana kerja pada periode waktu tertentu.

Nilai CPI lebih besar dari 1, menunjukkan kinerja yang baik, pekerjaan yang

diselesaikan melampaui target yang direncanakan.

(Schedule Performance Index-SPI) = BCWP/BCWS.............................(2.7)

II-16

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

a. SPI > 1 = Lebih Cepat dari jadwal

b. SPI < 1 = Terlambat dari Jadwal

Tabel 2.2 Analisis Indeks Performansi

Indeks Nilai Keterangan

>1 AC yang dikeluarkan lebih kecil dari nilai pekerjaan

yang didapat (EV)

AC yang dikeluarkan lebih besar dari nilai pekerjaan


CPI <1
yang didapat (EV)

AC yang dikeluarkan sama dengan dari nilai pekerjaan


=1
yang didapat (EV)

SPI >1 Kinerja proyek lebih cepat dari jadwal rencana

<1 Kinerja proyek lebih ;lambat dari jadwal Rencana

=1 Kinerja proyek sama dengan jadwal rencana

Sumber : Mandiyo Priyo, Khairul Fajri Indraga, 2015

II-17

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

2.5.9 Prediksi Biaya Penyelesaian Akhir Proyek/ Estimate at Completion

(EAC)

Pentingnya menghitung CPI dan SPI adalah untuk memprediksi secara

statistik biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Ada banyak

metode dalam memprediksi biaya penyelesaian proyek (EAC). Namun,

perhitungan EAC dengan SPI dan CPI lebih mudah dan cepat

penggunaannya. Ada beberapa rumus perhitungan EAC, salah satunya adalah

sebagai berikut:

Perkiraan biaya untuk untuk pekerjaan tersisa (ETC)

a. Bila pekerjaan di bawah 50%

ETC = Anggaran – BCWP.............................................................(2.8)

b. Bila pekerjaan di atas 50%

ETC = (Anggaran Total – BCWP)/(CPI x SPI)...........................(2.9)

Perhitungan Biaya Akhir (EAC)

EAC = ETC + ACWP...................................................................(2.10)

VAC =EAC - BAC........................................................................(2.11)

Tabel 2.3 Alternatif Perhitungan EAC

Asumsi Rumus

Performa biaya yang akan EAC = ACWP + [( BAC-BCWP)/ CPI)]

datang akan sama dengan 3 alat

pengukur masa lampau

II-18

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

Performa biaya yang akan EAC = ACWP + [( BAC-BCWP)/ (BCWPi

datang akan sama dengan + BCWPj + BCWPk)/ (ACWPi + ACWPj

seluruh performa biaya masa + ACWPk)]

lampau

Performa biaya yang Taakan EAC = ACWP + [( BAC-BCWP)/ CPIx

datang akan dipengaruhi SPI)]

penambahan performa jadwal

masa lampau

Performa biaya yang akan EAC = ACWP + [( BAC-BCWP)/ 0.8CPI

datang akan digabungkan pada x 0.2 SPI )]

bebrapa proporsi dari kedua

indeksnya

Sumber : Mandiyo Priyo, Khairul Fajri Indraga, 2015

2.5.10 Prediksi Jangka Waktu Penyelesaian Proyek/ Estimate Completion Date

(ECD)

Prakiraan jadwal bermanfaat karena memberikan peringatan dini mengenai hal

- hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang, bila kecenderungan yang

ada pada saat pelaporan tidak mengalami perubahan. Bila pada pekerjaan

tersisa dianggap kinerjanya tetap seperti pada pelaporan.

ECD = (Sisa Waktu/SPI) + Waktu Terpakai...........................................(2.12)

II-19

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

2.6 Penelitian Terdahulu

Berikut adalah penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan

pembelajaran untuk penyusunan tugas akhir ini:

II-20

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu

Sumber : Olahan penulis, 2021

II-21

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

2.7 Research GAP

Research Gap adalah celah penelitian dan pengalaman atau penelitian para peneliti sebelumnya. Penelitian ilmiah didasarkan untuk

mendapatkan sebuah jawaban baru terhadap sesuatu yang menjadi masalah. Oleh karena itu peneliti harus berhadapan dengan sesuatu yang

menjadi masalah yang didukung oleh pembenaran atau justifikasi penelitian yang baik dan berupaya untuk mencari jawaban yang baru dari

masalah yang memang penting diteliti (Pranata, 2016).

Sedangkan untuk ciri-ciri research gap itu sendiri biasanya berupa sebagai berikut:

a. Tatanan konseptual yang baik, tetapi belum ada pembuktian empiris.

b. Masalah penelitian yang belum berhasil dijawab atau hipotesis yang belum berhasil dibuktikan.

c. Temuan penelitian yang kontroversial terhadap penelitian sejenis lainnya.

Berikut tabel 7 jurnal ilmiah teknik sipil yang telah dikaji secara mendalam dan telah ditinjau celah penelitiannya. Selanjutnya akan

dikelompokkan berdasarkan tinjauan topiknya dan dibagi menjadi beberapa bagian sebagaimana dijelaskan di atas sebagai dasar penelitian ini.

II-22

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

Tabel 2.5 Research GAP

Sumber : Data olahan penulis, (2021)

II-23

https://lib.mercubuana.ac.id/
BAB II Tinjauan Pustaka

2.8 Kerangka Berpikir

Pada sebuah proyek, waktu dan biaya merupakan dua hal yang penting dalam pelaksanaan

pekerjaan, selain mutu karena biaya yang akan dikeluarkan pada saat pelaksanaan sangat erat

kaitannya dengan waktu pelaksanaan pekerjaan. Berdasarkan gambaran diatas pengendalian

waktu dan biaya perlu dilakukan secara terpadu atau dikenal dengan earned value. Sejalan

dengan tinjauan pustaka, maka dapat dibuat suatu kerangka berfikir penelitian seperti

Gambar Berikut adalah penjelasannya secara rinci yang dijelaskan melalui diagram:

Identifikasi Masalah
1. Pelaksanaan proyek interior arsitektur berlangsung on schedule (tidak terlambat) pada awal pelaksanaan lalu
terjadi keterlambatan mulai minggu ke-20 sd minggu ke-24.
2. Tinjauan kinerja biaya dan waktu akibat adanya keterlambatan pada Proyek Interior Arsitektur Gedung
Jatinegara Office 88 dengan dilakukan Earned Value Analysis.
3. Memprakirakan biaya dan waktu pada proyek arsitektur interior gedung Jatinegara Office 88 sampai selesai
dengan dilakukan Earned Value Analysis.
4. Meninjau faktor – faktor keterlambatan pada proyek arsitektur interior gedung Jatinegara Office 88

Rumusan Masalah
1. Bagaimana prediksi biaya dan waktu pada Proyek Interior Arsitektur Gedung Jatinegara Office 88 sampai
dengan selesai?
2. Apa saja faktor – faktor keterlambatan Proyek Interior Arsitektur Gedung Jatinegara Office 88.

Data Proyek (Sekunder)


1. RAB
2. Kurva S
3. Laporan progres harian,mingguan,bulanan

Maksud dan Tujuan


1. Untuk mengetahui kinerja biaya dan waktu pada proyek arsitektur interior gedung Jatinegara
Office 88 setelah dilakukan metode earned value analysis.
2. Untuk mengetahui prediksi biaya dan waktu pada pada proyek arsitektur interior gedung Jatinegara
Office 88 sampai dengan selesai.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor – faktor keterlambatan pada proyek arsitektur interior gedung
Jatinegara Office 88

Analisis Pembahasan
Earned Value Analysis (EVA)

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2.4 Kerangka Berfikir

(Sumber : Olahan Penulis, 2021)

II-24

https://lib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai