Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBANGUNAN UNDERPASS SIMPANG


TUGU NGURAH RAI

BAB II

ADMINISTRASI

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
BAB II
ADMINISTRASI DAN ORGANISASI

2.1 Umum
Proyek adalah proses pengadaan dari yang belum ada menjadi ada dalam
jangka waktu tertentu. Pengertian proyek pada umumnya mengacu pada rangkaian
aktivitas yang mempunyai dimensi waktu, mutu, dan biaya untuk mewujudkan
suatu gagasan. Perkembangan sebuah proyek dimulai dari timbulnya gagasan atau
ide dasar hingga menjadi kenyataan secara fisik dilapangan. Dalam usaha
merealisasikan suatu proyek sangat mutlak diperlukan suatu pemikiran yang
matang. Mulai dari penjajakan terhadap kemungkinan realisasi proyek, kelayakan
proyek, perencanaan, pelaksanaan hingga pada pengoperasian serta pemeliharaan
proyek tersebut.
Dalam melaksanakan suatu proyek, salah satu faktor yang berperan
penting adalah pengelolaan proyek yaitu bagaimana menciptakan administrasi dan
susunan organisasi yang baik.Dengan prosedur administrasi dan susunan
organisasi yang baik akan tercapai hasil pembangunan suatu proyek seperti yang
diharapkan, sehingga proyek besar maupun proyek kecil harus menerapkan sistem
tersebut agar sesuai dengan yang diharapkan. Faktor-faktor organisasi dan
administrasi memegang peranan yang sangat penting karena:
1. Apabila susunan organisasinya tidak baik, akan mengakibatkan
keterlambatan dan bahkan bisa menyebabkan tidak
terselesaikannya suatu proyek yang sedang dilaksanakan.
2. Apabila sistem administrasinya yang tidak baik, akan menimbulkan
beberapa kendala, baik itu mengenai persoalan-persoalan intern
perusahaan maupun hubungan dengan instansi/perusahaan lain.
Organisasi merupakan wadah atau bentuk kerjasama beberapa pihak
yang terlibat dalam bentuk struktur organisasi. Dengan organisasi yang sehat akan
tercapainya perencanaan proyek yang efektif dan efisien. Serta dengan
administrasi yang baik dan teratur maka akan dapat ditetapkan segala peraturan-
peraturan dan ketetapan-ketetapan yang harus dipatuhi misalnya keuangan,
kepegawaian dan sebagainya. Struktur organisasi ini akan menggambarkan

13
hubungan formal, tetapi tidak melukiskan hubungan informal yang umumnya
timbul bila ada interaksi sosial. Untuk mencapai tujuan proyek yang telah
ditetapkan bersama, maka akan diadakan pembagian kerja dimana masing-masing
orang mempunyai tugas dan wewenang serta kedudukan yang saling berkaitan.
Untuk menjamin terlaksananya realisasi proyek dengan baik, kelengkapan
administrasi pihak-pihak terkait juga merupakan hal mutlak yang harus disiapkan.
Berdasarkan pendapat para ahli di bidang manajemen, terdapat hubungan yang
sangat erat antara oerganisasi dan administrasi. Di bawah ini dijelaskan uraian
definisi secara singkat tentang administrasi dan organisasi.

Gambar 2.1 Siklus Suatu Proyek


(Sumber: Gray, Glive. 2002. Pengantar Evaluasi Proyek)

2.2 Proses Realisasi Proyek


Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang memiliki dimensi
biaya, mutu, dan waktu dalam mewujudkan gagasan atau ide seseorang sehingga
menjadi kenyataan atau terlihat secara fisik di lapangan (dari belum ada menjadi
ada). Sebuah proyek dapat terealisasi dengan baik, diperlukan suatu perencanaan
yang matang dan proses realisasi pada umumnya merupakan urutan kegiatan yang
sistematis dengan tujuan agar proyek yang dibangun dapat berdaya guna
semaksimal mungkin. Umumnya realisasi suatu proyek melalui proses-proses
kegiatan seperti adanya kebutuhan (need), pemikiran kemungkinan
keterlaksanaannya (feasibility study), keputusan untuk membangun dan
pembuatan penjelasan (penjabaran) yang lebih rinci tentang rumusan kebutuhan

14
tersebut (briefing), penuangan dalam bentuk rancangan awal (preliminary design),
pembuatan rancangan yang lebih rinci dan pasti (design development dan detail
design), persiapan administrasi untuk pelaksanaan pembangunan dengan memilih
calon pelaksana (procurement), kemudian pelaksanaan pembangunan pada lokasi
yang telah disediakan (construction), serta pemeliharaan dan persiapan
penggunaan bangunan tersebut (maintenance, start-up, dan implementation).

2.2.1 Adanya Kebutuhan (Need)


Adanya suatu proyek disebabkan karena adanya keinginan akan suatu
kebutuhan (need) dari manusia itu sendiri. Sehingga untuk mengungkapkannya ke
bentuk nyata diperlukanlah suatu bentuk media sehingga keinginan dapat
terwujud. Pada proyek pembangunan Underpass Simpang Ngurah Rai pihak
pemilik yaitu Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, mempunyai keinginan untuk merubah
simpang sebidang Tugu Ngurah Rai menjadi simpang tak sebidang (Underpass).
Hal ini dilakukan agar dapat melintaskan arus lalu lintas Jalan By Pass Ngurah
Rai di bawah Bundaran sehingga dapat mengatasi kemacetan yang terjadi pada
persimpangan tersebut dan meningkatkan kelancaran arus lalu lintas pada akses
jalan Nusa Dua-Denpasar ataupun Bandara Ngurah Rai dan TOL Bali Mandara.

2.2.2 Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)


Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menntukan apakah proyek
tersebut layak untuk dibangun. Maksud layak atau tidak disini adalah perkiraan
bahwa proyek yang akan digarap akan memberikan dampak positif terhadap
lingkungan sekitar ataupun permasalahan yang ada. Tahap ini bertujuan
meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang diusulkannya layak
untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek
ekonomi (biaya dan sumber pendanaan) maupun aspek lingkungannya.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap studi kelayakan ini adalah:

1. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi


biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

15
2. Meramalkan manfaat yang diperoleh jika proyek tersebut
dilaksanakan, baik manfaat langsung (non ekonomis) maupun
manfaat tidak langsung (fungsi sosial).
3. Menyusun analisa kelayakan proyek, baik ekonomis maupun
finansial.
4. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila
proyek tersebut dilaksanakan.

2.2.3 Tahap Penjelasan ( Briefing )


Tahap ini merupakan tahap dimana pemberian pengarahan mengenai
beberapa hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan kepada
calon tim pelaksana proyek. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memungkinkan
pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan, sehingga
konsultan perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan
membuat taksiran biaya yang diperlukan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap
ini adalah menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
serta mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya dan
implikasinya, serta rencana pelaksanaan. Selain hal tersebut, perlu juga
dipertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, taksiran biaya
dan persyaratan mutu.

2.2.4 Tahap Perancangan ( Design )


Tahap ini bertujuan melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata
letak, rancangan, metoda konstruksi, dan taksiran biaya agar mendapatkan
persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat. Kegiatan
yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengembangkan ikhtisar proyek menjadi
penyelesaian akhir dan memeriksa masalah teknis. Dalam tahap ini perlu
dipersiapkan sejumlah domkumen seperti mempersiapkan rancangan skema (pra
perancangan) termasuk taksiran biaya dan gambar kerja, spesifikasi dan jadwal,
daftar kuantitas serta taksiran biaya akhir. Hal akhir yang perlu dilakukan untuk
melengkapi tahap ini yaitu meminta persetujuan akhir ikhtisar dari pemilik
proyek.

16
2.2.5 Tahap Pengadaan/Pelelangan ( Procurement/Tender )
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk kontraktor sebagai
pelaksana yang akan melaksanakan konstruksi di lapangan. Pada
pelelangan/pengadaan akan terdapat beberapa tahapan. Kegiatan-kegiatan yang
mungkin dilakukan dalam tahap ini adalah :
1. Proses Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan
kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya
dari penyedia barang / jasa sebelum memasukkan penawaran.
2. Dokumen kontrak merupakan metoda penyampaian dokumen
penawaran berdasarkan jenis barang / jasa yang akan diadakan dan
metoda penyampaian dokumen penawaran tersebut harus
dicantumkan dalam dokumen lelang.
Pada pelelangan proyek pembangunan Simpang Tak Sebidang
(Underpass) Simpang Tugu Ngurah Rai diikuti oleh 65 peserta tender. Setelah 65
pendaftar berikutnya diseleksi hingga tersisa empat peserta tender yang lolos atau
memenuhi persyaratan kualifikasi dan administrasi, dimana pada akhirnya dipilih
satu pemenang tender. Metode pelelangan yang digunakan adalah metode
pelelangan umum (e-lelang) sistem gugur, yang dimana pelelangan bisa diikuti
oleh kontraktor yang berminat dan telah memenuhi kualifikasi teknis,
administrasi, dan permodalan namun akan melewati fase kualifikasi. Adapun
syarat syarat administrasi selama mengikuti pelelangan pada proyek
pembangunan Simpang Tak Sebidang (Underpass) Simpang Tugu Ngurah Rai
meliputi :
a. Dokumen administrasi
Dokumen administrasi memuat surat penawaran, surat pernyataan
kesediaan pencairan jaminan penawaran, surat pernyataan sanggup
dan bersedia melaksanakan pekerjaan, surat ijin usaha , dan juga
surat keterangan dukungan keuangan dari bank
b. Dokumen Teknis
Dokumen teknis memuat latar belakang perusahaan, kontrak
empat tahun terakhir yang mempunyai nilai kontrak tertinggi,

17
metode pelaksanaann, jadwal waktu pelaksanaan, jenis dan jumlah
peralatan, spesifikasi teknis
c. Dokumen Usul Biaya
Dokumen usul biaya memuat penawaran biaya, dan analisa harga
satuan pekerjaan yang dilengkapi dengan daftar satuan upah dan
bahan yang digunakan
Tata cara penentuan pemenang tender proyek pembangunan Simpang
Tak Sebidang (Underpass) Simpang Tugu Ngurah Rai meliputi :
a. Penawaran memenuhi syarat administrasi yang ditentukan dalam
dokumen tender, dan kualifikasinya terbukti kebenarannya
b. Dalam hal keputusan penetapan pemenang tender melebihi batas
waktu berlakunya penawaran, maka panitia harus mengajukan
konfirmasi kepada calon pemenang tender tentang kesediannya
untuk ditetapkan sebagai pemenang tender. Apabila tidak bersedia
untuk ditunjuk sebagai pemenang tender, maka jaminan
penawarannya di kembalikan. Kepada yang bersedia untuk di
tetapkan sebagai calon pemenang tender, dimintakan untuk
memperpanjang jaminan penawarannya
c. Pengumuman pemenang tender proyek pembangunan Simpang Tak
Sebidang (Underpass) Simpang Tugu Ngurah Rai, mengikuti
ketentuan berikut :
Pada proyek pembangunan Simpang Tak Sebidang (Underpass) Simpang
Tugu Ngurah Rai, PT Adhi-Nindya-Wira, KSO telah memenuhi syarat- syarat
administrasi dan telah diumumkan sebagai pemenang tender, sehingga PT Adhi-
Nindya-Wira, KSO di pilih sebagai tim pelaksana proyek.

2.2.6 Tahap Pelaksanaan ( Constructions )


Tahap ini merupakan tahap penting untuk merealisasikan suatu gambar
rencana yang telah dibuat. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mewujudkan
bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah direncanakan atau
dilaksanakan oleh PT. Adhi Karya (Persero) Tbk, PT. Nindya Karya (Persero),
PT. Wiraguna Tani selaku tim Pelaksana dan PT. Wira Widyatama Jo, PT. Aria

18
Jasa Rekasatama Jo, PT. Tata Guna Patria Jo selaku Konsultan Pengawas dalam
batasan biaya dan waktu yang sudah disepakati serta dengan mutu yang
disyaratkan. Dalam prakteknnya, akan terdapat beberapa rintangan dalam proses
realisasi, sehingga diperlukan beberapa metode dalam pembangunan. Sehingga
proyek pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai dapat dilaksanakan
sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang telah disepakati.

2.2.7 Tahap Pemeliharaan ( Maintenance )


Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah
selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana
mestinya. Tahap ini merupakan hal yang harus dilakukan untuk dapat melihat
apabila ada kekurangan – kekurangan yang terdapat pada hasil kerja. Kegiatan ini
dimulai sejak proyek teralisasi dan berfungsi. Waktunya bervariasi tergantung
kesepakatan yang telah dilakukan, biasanya berlangsung terus hingga batas waktu
yang telah ditentukan. Pada Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai masa
pemeliharaan pekerjaan selama 730 (tujuh ratus tiga puluh) hari kalender.

2.3 Administasi
Administrasi merupakan pencatatan mengenai segala aktifitas yang
berkaitan dengan suatu proyek. Administrasi dan organisasi mempunyai
hubungan yang erat dan saling berkaitan. Organisasi merupakan alat atau wadah
dari administrasi dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Administrasi yang baik
dan teratur, akan dapat menetapkan segala peraturan-peraturan dan ketetapan-
ketetapan yang harus dipatuhi, misalnya dalam bidang keuangan, kepegawaian,
dan sebagainya. Peraturan dan ketetapan tersebut mempunyai tujuan dan sasaran
sesuai dengan bidangnya masing-masing, yaitu:

1. Administrasi keuangan, bertujuan untuk menjamin keberhasilan


terlaksananya program pembangunan dengan sempurna, serta
menyusun dan mengawasi pemasukan dan pengeluaran keuangan.

2. Administrasi di bidang teknik logistik, bertujuan untuk mengawasi


jumlah, waktu, dan kebutuhan keluar masuknya barang dan

19
perlengkapan yang digunakan untuk menyelesaikan proyek
tersebut.
3. Administrasi kepegawaian, bertujuan supaya tercapai penempatan
personil yang mantap sesuai dengan keahlian serta mewujudkan
struktur kepegawaian yang mantap, efektif, dan tetap.
Dari uraian di atas, dalam penyusunan administrasi yang baik maka harus
terdapat kelompok manusia, kerjasama dalam kelompok, usaha/proses,
kepemimpinan/pengawasan, dan tujuan. Pada proyek kontstuksi, pemilik
(owner), konsultan, dan kontraktor memiliki administrasi untuk mendukung setiap
pekerjaan masing-masing. Dalam pelaksanaan tugasnya perlu dilakukan
bimbingan agar rencana dapat terealisasi dengan sempurna. Dengan didukung
oleh administrasi yang baik, maka proyek yang dikerjakan akan berjalan dengan
baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
2.4 Manajemen Pengendalian Proyek
Pengelolaan suatu proyek akan berhasil apabila semua fungsi
manajemen berjalan secara efektif. Ini dapat dicapai dengan jalan menyediakan
sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan setiap fungsi tersebut. Dan
menyediakan kondisi yang tepat sehingga memungkinkan orang-orang untuk
melaksanakan tugasnya masing-masing. Adapun fungsi dasar manajemen untuk
setiap proyek konstruksi dikelompokkan menjadi tiga kelompok kegiatan, yaitu:

Kegiatan Perencanaan
- Penetapan tujuan (goal setting)
- Perencanaan (planning)
- Pengorganisasian (organizing)

Kegiatan Pelaksanaan
- Pengisian staf (staffing)
- Pengarahan (directing)

Kegiatan Pengendalian
- Pengawasan (supervising)
- Pengendalian (controlling)
- Koordinasi (coordinating)

20
2.4.1 Penetapan Tujuan
Tahap awal yang harus ditentukan adalah penetapan tujuan yang akan
dicapai. Dalam menetapkan tujuan, yang harus diingat adalah :
1 Tujuan yang ditetapkan harus realistis atau memungkinkan untuk
dicapai.
2 Tujuan yang ditetapkan harus spesifik atau memiliki kejelasan
mengenai apa yang ingin dicapai.
3 Tujuan yang ditetapkan harus terukur atau tujuan itu memiliki
ukuran keberhasilan.
4 Tujuan yang ditetapkan terbatas waktu atau mempunyai durasi
pencapaian.

2.4.2 Perencanaan
Perencanaan mencakup penentuan berbagai cara yang memungkinkan.
Kemudian menentukan salah satu cara yang tepat dengan mempertimbangkan
semua kendala yang mungkin ditimbulkan. Perkiraan jenis dan jumlah sumber
daya yang dibutuhkan dalam suatu proyek konstruksi menjadi sangat penting
untuk mencapai keberhasilan proyek tersebut. Kontribusi sumber daya dalam
perencanaan adalah memungkinkan perumusan dari suatu rencana atau beberapa
rencana yang akan memberi gambaran secara menyeluruh metode yang digunakan
untuk mencapai tujuan. Pada perencanaan itu sendiri, diperlukan data-data penting
sesuai dengan kebutuhan konstruksi. Bentuk perencanaan dapat berupa
perencanaan prosedur, perencanaan metoda kerja, perencanaan standar
pengukuran hasil, perencanaan anggaran biaya, perencanaan pemrograman.
Pada proyek pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, setiap
divisi atau jabatan yang terdapat dalam organisasi yang dibentuk oleh kontraktor
utama yaitu ADHI-NINDYA-WIRA, KSO memiliki sasaran mutu tertentu yang
ingin dicapai. Jadi setiap divisi membuat rencana sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Setiap divisi atau pelaksana mengadakan pertemuan, dimana hasil
pertemuan tersebut dibahas dan dievaluasi kembali pada saat rapat besar.
Biasanya rapat tersebut diadakan per-minggu. Namun, apabila terdapat masalah
serius akan diadakan rapat darurat saat itu juga.

21
2.4.3 Pengorganisasian
Pengorganisasian bertujuan melakukan pengaturan dan pengelompokan
kegiatan proyek konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan harapan.
Pengelompokan kegiatan dapat dilakukan dengan menyusun jenis kegiatan dari
yang besar hingga yang kecil. Penyusunan ini disebut Work Breakdown
Structure (WBS). Penyusunan tersebut kemudian dilanjutkan dengan menetapkan
pihak yang nantinya bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Proses ini disebut dengan Organization Breakdown Structure (OBS).
Dalam proyek pembangunan Underpass ini, untuk membuat struktur
organisasi, PT. ADHI-NINDYA-WIRA, KSO menunjuk seseorang menjadi
Project Manager. Kemudian Project Manager membuat struktur awal atau
struktur inti. Pemilihan seorang pemimpin pada masing-masing bidang dalam
struktur organisasi tersebut berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki. Setelah
pemimpin dipilih, pemimpin masing-masing bidang tersebut yang akan mencari
orang yang dianggap mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Tentunya yang
diutamakan adalah orang-orang dengan pengalaman yang memadai.

2.4.4 Pengisian Staf


Tenaga kerja ahli yang produktif merupakan asset utama dalam
pencapaian proyek. Tahap ini merupakan tahap awal dalam perencanaan personil
yang akan ditunjuk pengelola pelaksanaan proyek. Kesuksesan proyek juga
ditentukan oleh kecermatan dan ketepatan dalam memposisikan seseorang sesuai
dengan keahliannya. Definisi pengisian staf adalah pengerahan, penempatan,
pelatihan, pengembangan tenaga kerja dengan tujuan menghasilkan kondisi tepat
personil (right people), tepat posisi (right postion), dan tepat waktu (right time).

2.4.5 Pengarahan
Pengarahan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Jika
penempatan staf telah dilakukan dengan tepat, maka tim tersebut harus mendapat
penjelasan tentang lingkup pekerjaan dan paparan waktu untuk memulai dan
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tahap pengarahan didefinisikan sebagai
kegiatan mobilisasi sumber daya yang ada agar dapat bergerak sebagai kesatuan
sesuai rencana. Termasuk didalamnya adalah memberikan motivasi dan

22
melaksanakan koordinasi terhadap seluruh staf. Dimana diharapkan dapat
tercapainya komunikasi kerja yang baik.

2.4.6 Pengawasan
Pengawasan adalah interaksi langsung antara individu-individu dalam
organisasi untuk mencapai kinerja dalam tujuan organisasi. Proses ini berlangsung
secara menerus untuk mendapatkan keyakinan bahwa pelaksanaan kegiatan
berjalan sesuai dengan prosedur. Dalam pembangunan Underpass ini, kegiatan ini
dilakukan oleh Konsultan pengawas yang terdiri dari PT Wira Widyatama JO –
PT. Arya Jasa Rekasatama JO – PT. Tata Guna Patria JO bersama dengan tim
pelaksana utama. Pengawasan yang dilakukan oleh tim pelaksana bertujuan untuk
mendapatkan hasil optimal dalam operasinya. Sedangkan pengawasan yang
dilakukan oleh Konsultan pengawas bertujuan untuk mengawasi jalannya
pelaksanaan pembangunan proyek dan menerbitkan laporan prestasi pekerjaan
agar dapat dilihat oleh pemilik maupun kontraktor dalam pelaksanaan
pembangunan.

2.4.7 Pengendalian
Pengendalian adalah proses penetapan atas apa yang telah dicapai,
evaluasi kinerja dan langkah perbaikan bila diperlukan. Proses ini dapat dilakukan
jika telah ada kegiatan perencanaan sebelumnya karena secara esensi
pengendalian adalah membandingkan apa yang seharusnya terjadi dengan apa
yang telah terjadi. Instrumen pengendalian yang biasa digunakan dalam proyek
konstruksi adalah diagram batang dan kurva “S”. Pembuatan kurva “S” dilakukan
pada tahap awal sebelum proyek dimulai dengan menerapkan asumsi-asumsi
sehingga dihasilkan rencana kegiatan yang rasional. Instrumen ini nantinya
digunakan pedoman atas apa yang seharusnya terjadi dalam proyek konstruksi.
Pemantauan kegiatan yang telah terjadi di lapangan seharusnya dilakukan
dari waktu ke waktu dan selanjutnya dilakukan pembandingan antara apa yang
seharusnya terjadi dengan apa yang telah terjadi. Jika realisasi prestasi kegiatan
melebihi prestasi rencana maka dikatakan proyek tersebut dalam keadaan lebih
cepat (up-shedule). Namun, jika sebaliknya maka proyek dikatakan dalam

23
keadaan terlambat (behind schedule). Harapan pengelola proyek tentunya proyek
selesai lebih cepat. Namun selain penyelesaian yang cepat juga diharapkan hasil
yang optimal.

2.4.8 Koordinasi
Semua permasalahan dalam proyek harus diselesaikan bersama antara
pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi sehingga diperlukan agenda
acara yang mempertemukan semua unsur. Kegiatan ini disebut langkah
koordinasi. Koordinasi dilakukan setiap periode tertentu, umumnya dilakukan satu
minggu sekali. Namun, tidak menutup kemungkinan dilakukan lebih sering
karena situasi dan kondisi tertentu. Koordinasi dapat dilakukan internal maupun
eksternal. Koordinasi internal dilakukan untuk evaluasi diri terhadap kinerja yang
telah dilakukan, sedangkan koordinasi eksternal dilakukan untuk proses evaluasi
yang melibatkan pihak-pihak dalam proyek (pemilik, konsultan dan kontraktor).
Koordinasi dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul saat
berjalannya proyek. Hal ini menjadi sangat penting karena kelancaran kegiatan
sangat tergantung dari pemilik proyek, terutama dalam pengambilan keputusan
yang bersifat mendesak.

2.5 Organisasi
Pengertian bentuk organisasi yang paling sederhana adalah bersatunya
kegiatan-kegiatan dari dua individu atau lebih dibawah satu koordinasi ( Ervianto,
2002). Sedangkan pengertian organisasi proyek adalah organisasi yang
bersangkutan untuk tugas khusus pengelolaan proyek, misal organisasi fungsional
dan organisasi proyek matriks. (Suharto, 2001). Dalam organisasi ini dibutuhkan
peran optimal dari setiap anggota agar dapat memberikan hasil pekerjaan yang
tepat sasaran dan waktu. Untuk mengoptimalkan proses mengorganisir proyek
maka dilakukan diferensiasi pekerjaan , yang terdiri dari langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan.
2. Mengelompokkan pekerjaan.
3. Menyiapkan pihak yang akan menangani pekerjaan.

24
4. Mengetahui wewenang dan tanggumg jawab, serta melakukan
pekerjaan.
5. Menyusun mekanisme koordinasi.

2.5.1 Tipe-Tipe Organisasi


Berdasarkan proses pengembangan organisasi, ada beberapa bentuk
struktur organisasi yang umumnya dipilih, yaitu:

1. Organisasi Garis (Line Organization)

Pimpinan Umum

Manajer Proyek

Manajer Perencana Layanan Pendukung Manajer Konstruksi

Gambar 2.2 Bentuk Struktur Organisasi Garis

Karakteristik:
a. Bentuk organisasi yang paling sederhana.
b. Jumlah karyawan sedikit,karena pemilik merupakan pimpinan
tertinggi.
c. Pemberi wewenang dan tanggung jawab bergerak vertikal dari atas
ke bawah.

Keunggulan:
a. Bentuk organisasi sederhana, mudah dipahami dan dilaksanakan.
b. Pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang cukup jelas.
c. Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat karena
komunikasi mudah.
Kekurangan:
a. Bentuk organisasi terlalu kaku.
b. Bentuk organisasi tidak fleksibel.

25
c. Kemungkinan pimpinan bertindak otokratis cukup besar.
d. Ketergantungan pada seseorang cukup besar, jika salah satu hilang
akan terjadi kekacauan.

2. Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)

OWNER

DIVISI MANAJER DIVISI


PERENCANAAN PROYEK KONSTRUKSI

MANAJER LAYANAN MANAJER


PERENCANA PENDUKUNG KONSTRUKSI

Gambar 2.3 Bentuk Organisasi Garis dan Staff

Keunggulan:
a. Pembagian tugasnya jelas (antara orang yang menjalankan
tugas pokok dan pemberi saran).
b. Pengambilan keputusan lebih matang.
c. Spesialisasi keahlian dapat dikembangkan.
d. Adanya staf ahli memungkinkan pencapaian mutu pekerjaan
lebih baik.
Kekurangan:
a. Saran dari staf mungkin sulit dilaksanakan, karena kurangnya
tanggung jawab pekerjaan.
b. Jika pejabat garis mengabaikan gagasan dari staf, maka
gagasan menjadi tidak berguna.
c. Bagi pelaksana operasional, perbedaan antara perintah dengan
saran tidak selalu jelas.

26
3. Organisasi Fungsional (Functional Organization)

OWNER

MANAJER

DIVISI DIVISI

Gambar 2.4 Bentuk Struktur Organisasi Fungsional

Keunggulan:
a. Adanya spesialisasi menyebabkan tugas dilaksanakan dengan
baik.
b. Koordinasi antara orang-orang dalam satu fungsi mudah
dijalankan.
Kekurangan:
a. Ditinjau dari karyawan, banyaknya atasan akan
membingungkan.
b. Terjadi saling mementingkan fungsi masing-masing yang
menyebabkan koordinasi menyeluruh sulit dijalankan.
c. Mutasi pekerjaan sulit dilaksanakan karena telah terspesialisasi.

4. Organisasi panitia (Commitee Organization)

Ketua

SEKRETARIS BENDAHARA

SIE A SIE C
SIE B

Gambar 2.5 Bentuk Organisasi Panitia

27
Karakteristik:
a. Pelaksanaan tugas atau kegiatan memiliki jangka waktu yang
terbatas, volume kegiatan tertentu.
b. Tanggung jawab dan kepemimpinan dilaksanakan secara
bersama.
c. Semua anggota dan pimpinan memiliki tanggung jawab,
wewenang dan hak yang sama.
d. Anggota kelompok dipisahkan menurut bidang tugas kegiatan
tertentu dan dilaksanakan dalam bentuk satuan tugas.
Keunggulan:
a. Keputusan dapat diambil secara tepat.
b. Pembinaan kerjasama antar anggota mudah dilaksanakan.

Kekurangan:
a. Kemampuan anggota kurang dapat berkembang.
b. Sulit menentukan penanggung jawab apabila terjadi hambatan.
c. Jalur perintah seringkali membingungkan.

5. Organisasi Proyek Matrik (OPM)

Pimpinan Umum

Kepala Kepala Kepala Proyek


Proyek A Proyek B C

Staf Staf Staf


Perencanaan Perencanaan Perencanaan

Staf Staf Staf


Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan

Gambar 2.6 Bentuk Organisasi Matrik

28
Bentuk organisasi matrik terbagi dalam beberapa bentuk organisasi yaitu
organisasi matrik lemah (weak matrix), organisasi matrik seimbang (balance
matrix), organisasi matrik (strong matrix) kuat dan organisasi matrik proyek.
Keunggulan organisasi matrik secara umum antara lain :
a. Dengan adanya penanggung jawab tunggal, maka kepentingan
proyek dapat dijaga, dipelihara, dan dikerjakan terus – menerus
secara berkesinambungan.
b. Memungkinkan tanggapan atas persoalan yang timbul dengan
cepat.
c. Memungkinkan pemakaian bersama terhadap tenaga ahli atau
sumber daya lain secara efisien. (Imam Suharto, Manajemen
Proyek , 2001, hal. 313)
Kelemahan organisasi proyek matrik antara lain :
a. Keputusan mengenai pelaksanaan pekerjaan dan keperluan
personil berada di departemen lain.
b. Adanya sifat ketergantungan antara proyek dan organisasi lain
pendukung proyek.

2.5.2 Organisasi Proyek


Pihak – pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan Underpass Tugu
Ngurah Rai, yaitu :
1. Pemberi Tugas (Owner)
Proyek pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai
merupakan proyek pemerintah, dimana owner proyek ini adalah :
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat
Jendral Bina Marga Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan
Denpasar
Adapun hak dan kewajiban pemberi tugas (owner) adalah sebagai
berikut:
a. Mempunyai hak tertinggi dalam penentuan kebijaksanaan serta
pengambilan keputusan mengenai pembangunan.
b. Mengambil keputusan terakhir dalam penentuan segala sesuatu
yang terkait dengan pembangunan proyek dan menerima atau

29
menolak usul-usul/ saran pada tahap perencanaan, anggaran
biaya pelaksanaan dan lain-lain yang ada hubungannya dengan
proses pembangunan proyek.
c. Mengambil keputusan terakhir tentang pemilihan kontraktor,
penyalur bahan, konsultan perencana, serta konsultan-konsultan
ahli yang telah ada.
d. Menandatangani semua surat perintah kerja (SPK) dengan
kontraktor, serta mengesahkan dokumen pembayaran kepada
kontraktor.
e. Merumuskan dan menyampaikan keinginan, kebutuhan dan
sasaran yang hendak dicapai serta menyediakan dana dan sarana
yang diperlukan, sesuai dengan jumlah dan jadwal yang telah
disepakati.
f. Menunjuk atau membentuk sebuah tim atau wakil yang diberi
wewenang penuh untuk membuat keputusan yang sah dan
mengikat.
2. Tim Pengelola Proyek
Tim pengelola proyek merupakan penyelenggara kegiatan yang
bertanggung jawab kepada pemberi tugas atau owner . Tim
pengelola proyek terdiri dari :

a. Pemimpin Proyek, memimpin penyelenggaraan proyek dan


bertanggung jawab kepada pemberi tugas/ owner.
b. Kasir, membantu pemimpin proyek dalam melaksanakan
pengelolaan keuangan proyek dan bertanggung jawab kepada
pemimpin proyek.
c. Pengelola Administrasi Proyek, membantu pemimpin proyek
dalam melaksanakan administrasi proyek dan bertanggung jawab
kepada pemimpin proyek.
d. Pengelola Teknis Proyek, merupakan tenaga bantuan yang
membantu pemimpin proyek mengelola kegiatan teknis selama
penyelenggaraan proyek baik tahap perencanaan maupun
pelaksanaan.

30
3. Perencana
Perencana merupakan suatu badan hukum maupun perorangan yang
menerima pekerjaan dari owner dalam bidang perencanaan. Pada
perencanaan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, perencanaan
dilakukan oleh PT. Wiraguna Tani yang merupakan bagian dari
KSO. Adapun tugas perencana adalah sebagai berikut :
a. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan
owner sehingga dapat membuat gambar kerja pelaksanaan.
b. Memproyeksikan keinginan atau ide owner dalam desain
bangunan.
c. Melakukan perubahan desain bila terjadi ketidaksesuaian
kondisi lapangan dengan desain gambar.
d. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika
terjadi kegagalan konstruksi.
4. Pengawas
Pengawas merupakan badan hukum atau perorangan yang diangkat
atau ditunjukan oleh pelelang yang bertugas setiap harinya
mengawasi pelaksanaan pekerjaan. Pada proyek Underpass Simpang
Tugu Ngurah Rai ini, pengawasan dilaksanakan oleh PT Wira
Widyatama JO – PT. Arya Jasa Rekasatama JO – PT. Tata Guna
Patria JO bersama dengan tim pelaksana.
5. Pelaksana
Pelaksana adalah perusahaan perorangan maupun badan hukum yang
menerima pekerjaan dari owner untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi.
Identitas Pelaksana:
Nama : PT. ADHI-NINDYA-WIRA, KSO
Direktur : Kusno Erianto (Project Manager)
Alamat : Jl. By Pass Ngurah Rai, Komplek Ruko Tuban
Plaza No.16, Badung, Bali.
Adapun struktur organisasi PT. ADHI-NINDYA-WIRA, KSO dalam
Proyek Pembangunan Undrepass Ngurah Rai dapat dilihat pada Gambar 2.7

31
Gambar 2.7 Struktur Organisasi PT. ADHI-NINDYA-WIRA, KSO pada proyek pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai

32
2.5.3 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Setiap Personil
1) Regional Directur/Branch Manager (Kepala Cabang)
Kepala Cabang adalah orang yang bertanggung jawab penuh terhadap
perusahaan dan pelaksanaan proyek pada suatu daerah yang ditangani
oleh perusahaan cabang tersebut.
2) Project Manager (Manager Proyek)
Manager Proyek adalah orang yang diberi wewenang dan tanggung
jawab oleh kontraktor untuk memimpin, mengatur dan mengawasi
serta membuat keputusan yang terbaik dalam pelaksanaan proyek
secara keseluruhan. Managerproyek adalah pemegang kekuasaan
tertinggi pada organisasi di lapangan, adapun tugas – tugasnya adalah:

a. Menguasai detail kontrak dan spesifikasi teknis kontrak;


b. Menyusun Rencana Mutu Proyek termasuk jadwal serta metode
kerja bersama-sama dengan Site Manager pada awal proyek;
c. Menyusun Rencana Anggaran Pelaksana (RAP) berdasarkan RAP
awal dari Estimate Manager dan mempresentasikan pada Direksi
hingga diperoleh persetujuan;
d. Mengidentifikasikan dan menyelesaikan masalah yang timbul
selama proses kegiatan konstruksi di proyek.
3) Site Manager (Manager Lapangan)
Tugas-tugas dari manager lapangan yang dalam melaksanakan
tugasnya selalu bertanggung jawab kepada manager proyek untuk
membantu kelancaran pekerjaan di lapangan adalah:

a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan metode konstruksi untuk


memenuhi persyaratan mutu, waktu dan biaya yang telah
disepakati;
b. Memberikan pengarahan dan pembinaan staf yang ada di
bawahnya;

33
c. Membuat keputusan dalam batasan yang telah digariskan oleh
manager proyek;
d. Mengarahkan, mengkoordinasi dan mengawasi tenaga kerja agar
efisien terhadap pemakaian tenaga, alat dan material serta target
kemajuan proyek agar tercapai sesuai dengan time schedule yang
telah ditetapkan;
e. Memeriksa bobot pekerjaan setiap akhir bulan dan jika terjadi
kemunduran dari time schedule maka sitemanager memutuskan
untuk melaksanakan pekerjaan lembur;
f. Mempelajari kemungkinan–kemungkinan perubahan metode
konstruksi yang menguntungkan;
g. Memeriksa laporan pemakaian alat dan membuat surat permohonan
pemindahan alat dan bahan bila diperlukan;
h. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang bersangkutan dengan masalah teknis atau pengelola
proyek;
i. Bertanggung jawab atas surat masuk dan surat keluar dari proyek
tersebut;
j. Menjamin:
a) Tersedianya tenaga kerja, material dan alat yang memadai.
b) Tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh mandor /
subkontraktor.
c) Tersedianya dana pembayaran upah / opname Mandor.
4) Keuangan/Bendahara
a. Membuat laporan keuangan proyek meliputi laporan saldo kas bank
dan saldo hutang proyek;
b. Melakukan verifikasi mengenai bukti-bukti pelaksanaan pekerjaan
yang akan dibayar;
c. Mempelajari dan mengevaluasi kontrak pekerjaan;
d. Bertanggung jawab kepada Project Manager

34
5) Engineering Manager
Tugas Engineering Manager yaitu:
a. Sebagai coordinator dari staff enginer
b. Mengawasi pekerjaan yang dikerjakan oleh Bar Bending
Scheduler(BBS), Drafter dan Quantity Surveyor(QS);
c. Bersama dengan Coordinator NSC melakukan koordinasi terhadap
pekerjaan struktur, arsitektur dengan pekerjaan instalasi MEP;
d. Bertanggung jawab kepada Project Manager.
6) Coordinator NSC
Adapun tugas Coordinator NSC, yaitu :
e. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan instalasi MEP
f. Bersama dengan Engineering Manager melakukan koordinasi
terhadap pekerjaan struktur, arsitektur dengan pekerjaan instalasi
MEP;
g. Bertanggung jawab kepada Project Manager.
7) Engineering MEP
Adapun tugas Engineering MEP yaitu:
a. Menjalankan pelaksanaan dari rencana instalasi MEP;
b. Bersama dengan NSC (subcontractorMEP) menjalankan rencana
pelaksanaan instalasi MEP;
c. Bertanggung jawab kepada Project Manager.
8) Construction Manager
Adapun tugas Construction Manager yaitu:
a. Sebagai pengawas pekerjaan dari pihak kontraktor pelaksana;
b. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan struktur dan arsitektur;
c. Melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan dari Supervisor
sebelum dilakukan pemeriksaan oleh pihak Owner;
d. Bertanggung jawab kepada Project Manager.
9) Safety
Adapun tugas Safety yaitu:

35
a. Bertanggung jawab terhadap keselamatan staff dan pekerja di
lingkungan proyek;
b. Menjalankan program keselamatan kerja K3;
c. Memastikan setiap pekerja dan staff memakai pakaian
keselamatan kerja;
d. Bertanggung jawab kepada Project Manager.
10) Cad Drafter
Adapun tugas pelaksana Cad Drafter yaitu:
a. Memeriksa gambar agar sesuai dengan Bill Of Quantity;
b. Mempelajari gambar terutama gambar detail;
c. Menyiapkan perubahan – perubahan pada gambar rencana yang
diakibatkan oleh lingkungan namun tetap berdasarkan gambar dari
konsultan perencana sebagai persetujuan;
d. Melakukan pengecekan gambar
11) Bar Bending Scheduler
Adapun tugas Bar Bending Scheduler, yaitu:
a. Melakukan perhitungan dan mengontrol kebutuhan pembesian,
seperti : pembengkokan besi, pemotongan besi;
b. Mengontrol kebutuhan besi di lapanganagar tidak terjadi
penyimpangan dengan anggaran;
c. Memeriksa hasil pengelolaan besi dari pembengkokan,
pemotongan besi danmembuat laporan penolahan besi tersebut;
d. Bertanggung jawab kepada Engineering Manager.
12) Supervisor
Adapun tugas Supervisor, yaitu:
a. Menjalankan tugas lapangan sesuai dengan schedule
mingguan/bulanan yang dibuat site manager;
b. Mengkoordinasikan seluruh pekerjaan ke setiap pelaksana
lapangan dan surveyor;

36
c. Membuat laporan pekerjaan di lapangan sesuai dengan format
yang telah disepakati;
d. Menjamin terlaksananya pekerjaan sesuai dengan persyaratan
mutu dan waktu yang telah ditentukan;
e. Bertanggung jawab kepada Site Manager.
13) Surveyor
Adapun tugas Surveyor, yaitu:
a. Membuat rencana dan mengusulkan kepada Site Manager
mengenai kebutuhan alat – alat ukur (Theodolit, Auto level, dan
Aksesorisnya) sesuai dengan besarnya areal dan schedule master
kerja;
b. Memastikan pengadaan alat – alat ukur yang telah disetujui Site
Manager perihal jumlah, jenis, dan kelayakan pakai;
c. Memastikan bahwa hasil survei di lapangan sesuai dengan
persyaratan teknis yang ditentukan;
d. Melaporkan dan berkomunikasi langsung dengan site manager,
bila terjadi ketidak sesuaikan gambar dengan keadaan di lapangan.
14) Mekanik
Adapun tugas Surveyor, yaitu:
a. Mengatur dan mengontrol semua peralatan yang mendukung
pelaksanaan pekerjaan;
b. Mengkoordinasikan dengan sitemanager dan supervisor untuk
penggunaan peralatan di lapangan;
c. Memastikan semua peralatan yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan di lapangan siap pakai.
15) Logistik
Adapun tugas logistik antara lain:
a. Bertanggung jawab kepada Project Manager.
b. Bertanggung jawab terhadap pengadaan jumlah dan mutu material
yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek tepat pada waktunya.

37
c. Menjaga keamanan material dan alat-alat yang disimpan di dalam
gudang penyimpanan.
d. Mengurus dan bertanggung jawab terhadap semua surat - surat
transaksi peralatan maupun material sebagai arsip.
e. Membuat laporan keuangan, absensi pegawai dan tenaga kerja.
f. Mengawasi pengadaan, pemakaian dan penempatan material di
gudang.
g. Mengadakan pengecekan atas kebenaran barang yang datang dari
rekanan harus sesuai dengan yang diminta.

16) HSE Officer


Adapun tugas HSE Officer adalah sebagai berikut :
a. Membuat program kerja K3 dan perencanaan pengimplementasian
b. Melakukan pemeriksaan pada peralatan kerja, tenaga kerja,
kesehatan tenaga kerja serta lingkungan kerja
c. Meninjau keselamatan kerja dan pelatihan keselamatan
d. Mampu melakukan penanggulangan kecelakaan kerja dan
melakukan penyelidikan penyebabnya
e. Memastikan tenaga kerja telah bekerja sesuai dengan SOP

17) QC (Quality Control)


Tugas QC antara lain :
a. Membuat permintaan untuk pemeriksaan atau pengetesan barang
untuk intern kontraktor maupun bersama dengan konsultan
pengawas atau owner untuk memastikan material yang akan
digunakan sudah sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
b. Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkan
maupun yang sudah tiba di lokasi proyek untuk memberikan status
kepada bahan bangunan tersebut apakah ditolak atau diterima
setelah melihat kualits bahan

38
c. Mengikuti jalannya pelaksanaan pembangunan sehingga setiap
penyimpangan yang menyebabkan pengurangan mutu dapat
dicegah.
2.6 Pengelolaan Proyek
2.6.1 Pemilik/ Owner
Pemilik atau pemberi tugas merupakan pihak yang mempunyai gagasan
untuk membangun. Pemilik merupakan perseorangan atau badan yang memberi tugas
kepada ahli (konsultan), membayar honor serta mengganti semua ongkos ahli.
Pemilik merupakan perseorangan atau badan swasta/ pemerintah yang memberi tugas
kepada pemborong atau kontraktor untuk melaksanakan suatu pekerjaan, apabila
pelaksanaan sudah cukup layak dan tidak timbul keberatan, maka pemberi tugas
menerima pekerjaan dan menyetujuinya dan membayar biaya dari pekerjaan tersebut.
Jenis-jenis dari pemberi tugas biasanya perseorangan atau individu ataupun
wakil suatu perusahaan/organisasi swasta , bisa juga wakil suatu dinas, biasanya pada
proyek pemerintah disebut pengelola proyek. Pada Underpass Simpang Tugu Ngurah
Rai pihak perberi tugas adalah Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jendral Bina Marga Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan
Denpasar PPK 11 Provinsi Bali. Adapun struktur organisasi Satuan Kerja
Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan Denpasar PPK 11 Provinsi Bali dapat
dilihat pada Gambar 2.9 . Hubungan kerja antara pemberi tugas, konsultan dan
kontraktor dapat digambarkan sebagai berikut :

Pemberi Tugas/Pemilik

Kontraktor Konsultan

Proyek

Gambar 2.8 Hubungan kerja proyek

39
Struktur Organisasi PPK 11
Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan Denpasar

Gambar 2.9 Struktur Organisasi PPK 11 Satker Pelaksanaan Metropoliatan Denpasar

40
2.6.2 Kontraktor/ Pelaksana
Kontraktor atau Pelaksana atau Jasa Pemborongan merupakan salah satu
bentuk badan hukum pengadaan barang / jasa menurut Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang / Jasa
Instansi Pemerintah. Tim pelaksana dipilih melalui berbagai proses lelang yang telah
berjalan dimulai pada 6 Mei 2017 dan berakhir pada 15 Agustus2017. Dalam proses
pelaksanaan kontraktor mempunyai tugas untuk melaksanakan pekerjaan proyek
sesuai peraturan dan spesifikasi yang telah disepakati serta memberikan laporan
kemajuan meliputi laporan mingguan maupun bulanan. Kontraktor sebagai pihak
pelaksana pada proyek ini adalah PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Dan PT. Nindya
Karya (Persero). Dalam pekerjaannya kontraktor diawasi oleh konsultan pengawas.

2.6.3 Konsultan
Konsultan perencana adalah perorangan atau badan hukum yang
melaksanakan tugas – tugas di bidang perencanaan konstruksi bangunan atau
lingkungan perencanaan kerja bersama aksesoris, menurut Ir. Sulistyo Wicaksono
IAI berdasarkan Kep. Dir. Jen Cipta Karya Dep. PU no. 023/KPT S/CK/1992. Pada
proyek pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai ini, pihak yang diberi
wewenang sebagai konsultan perencana adalah PT Wiraguna Tani yang merupakan
bagian dari tim pelaksana utama yaitu PT ADHI-NINDYA-WIRA, KSO. Sedangkan
konsultan pengawas adalah badan usaha yang ditunjuk oleh owner untuk bertindak
dalam mengkoordinir dan mengawasi para kontraktor yang melaksanakan
pembangunan. Dalam pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai pihak
yang berperan sebagai pengawas adalah PT Wira Widyatama JO – PT. Arya Jasa
Rekasatama JO – PT. Tata Guna Patria JO. Adapun struktur organisasi Satuan Kerja
Konsultan pengawas dapat dilihat pada Gambar 2.10 .

41
2.7 Pedoman Pelaksanaan Proyek Bangunan Gedung
2.7.1 Kontrak
Maksud dan tujuan dari penyusunan dan pelaksanaan kontrak adalah untuk
menyamakan pola pikir, pengertian dan memberi pedoman sehingga memudahkan
bagi pengguna barang/ jasa dan pengawas untuk menyusun, memeriksa dan
melaksanakan kontrak sehingga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Jenis kontrak pada proyek Underpass Tugu Ngurah rai ini
adalah jenis kontrak berupa kontrak Lump Sum yang merupakan suatu perjanjian
yang dibuat oleh kontraktor dimana kontraktor setuju melaksanakan pekerjaan yang
diperintahkan atau diisyaratkan dengan pembayaran sejumlah uang tetap yaitu
sebesar harga borongan. Harga borongan sama dengan harga penawaran kontraktor
yang menang dalam pelelangan atau harga penawaran waktu negosiasi dengan
penawar tunggal. Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar
dan spesifikasi, dengan jumlah rupiah yang ditawarkan, tanpa memperhitungkan
tambahan biaya akibat adanya hambatan atau kesulitan - kesulitan yang mungkin
terjadi waktu pelaksanaan, dengan tetap mejaga kualitas atau mutu bangunan yang
dihasilkan. Dalam pembayarannya dapat menggunakan sistem termin yang berdasar
pada progress pekerjaan yang telah tercapai.

2.7.2 Gambar Kerja


Gambar kerja merupakan penjelas proyek secara visual yang akan didirikan.
Gambar kerja memperlihatkan ruang lingkup dan bentuk pekerjaan yang harus dibuat.
Gambar kerja harus dibuat secara jelas, lengkap, relevan dengan proyek dan mudah
dibaca oleh para pelaksana lapangan, serta menghasilkan interpretasi yang sama.
Jumlah dan tipe gambar bervariasi antara proyek yang satu dengan proyek lainnya,
bergantung kepada tipe kontrak yang dipergunakan. Ada beberapa jenis gambar
dalam pekerjaan konstruksi, yaitu:

a) Gambar Pra-rencana (preliminary drawing)


Gambar ini dibuat untuk memberikan konsep dasar dari ide atau gagasan
yang akan dilaksanakan. Gambar ini diperlukan bila pekerjaan yang

42
dilelangkan menggunakan sistem design and build contract dan negotiated
contract.
b) Gambar Informasi (information drawings)
Gambar dibuat agar para peserta lelang dapat menghitung dan mengajukan
penawaran.
c) Gambar Kerja (shop drawing/ detail work drawing)
Merupakan gambar pelaksanaan yang memberikan penjelasan visual
sehingga gambar harus teliti, jelas, akurat dan eksplisit karena dibaca oleh
pekerja-pekerja lapangan ditingkat pelaksana.
d) Gambar Jadi (as build drawings)
Merupakan gambar yang benar-benar sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya yang telah dibangun di lapangan dan sebagai gambar akhir dari
semua perubahan dan perbaikan pada gambar kerja.

2.7.3 RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)


Rencana Kerja dan Syarat merupakan uraian dari penjabaran tugas (job
description) untuk pemborong mengenai ketentuan peraturan, pelaksanaan, material
sampai hal yang sekecil – kecilnya. Dalam RKS tersebut biasanya memuat kondisi
umum (general condition) mengenai persyaratan-persyaratan yang berlaku umum
untuk semua macam proyek konstruksi. Di Indonesia dikenal A. V. atau S. U. (syarat-
syarat umum). Sedangkan kondisi khusus (special condition) memuat persyaratan-
persyaratan yang berlaku khusus untuk proyek tersebut, seperti pemilik proyek,
perencana, waktu pelelangan dan sebagainya. Selain kondisi umum atau khusus, juga
terdapat spesifikasi teknis (technical specification) yang memuat merek produk yang
digunakan, mutu yang dihasilkan dan cara pengerjaannya.
Sedangkan menurut peraturan pemerintah pada Keppres 29 tahun 1984,
Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) pekerjaan sekurang – kurangnya memuat:

1) Syarat umum
Keterangan mengenai pemberi tugas, perencana, direksi, syarat-syarat
peserta pelelangan, serta bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya.

43
2) Syarat administrasif
Jangka waktu pelaksanaan, tanggal penyerahan pekerjaan, syarat-syarat
pembayaran, denda atas keterlambatan, besarnya jaminan pelelangan, dan
besarnya jaminan pelaksanaan.
3) Syarat teknis
Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan, jenis dan mutu bahan,
gambar detail, gambar konstruksi dan sebagainya.

2.7.4 RAB (Rencana Anggaran Biaya)


Rencana Anggaran Biaya adalah rancangan suatu perkiraan/perhitungan
(anggaran) besarnya pengeluaran (biaya) yang dibutuhkan baik upah maupun bahan
dalam sebuah pekerjaan konstruksi. RAB dibuat berdasarkan uraian pekerjaan yang
disusun menurut jenis pekerjaan yang ada dalam pelaksanaan berdasarkan gambar
kerja dan RKS. Dalam penyusunannya, perlu juga diperhatikan ketelitian dalam
menghitung biaya pengadaan barang dan jasa. Tujuan dari RAB adalah sebagai
estimasi rincian biaya yang dapat diajukan suatu perusahan dalam penawaran pada
suatu pelaksanaan pelelangan.

RKS Harga Satuan Upah/Bahan

Perhitungan Volume Perhitungan Satuan Tiap


Kegiatan Jenis Pekerjaan

Perhitungan Volume
Kegiatan

Gambar 2.10 Proses dan Tata Cara Pembuatan RAB

44
2.7.5 Rencana Kerja, Rencana Lapangan, & Cara Pembayaran
Sebelum pelaksanaan kegiatan proyek konstruksi dimulai, biasanya
didahului dengan penyusunan rencana kerja. Waktu kegiatan yang disesuaikan
dengan metoda konstruksi yang digunakan. Pihak pengelola proyek melakukan
pendataan lokasi proyek guna mendapat informasi untuk keperluan penyusunan
rencana kerja. Penyusunan rencana kerja bermanfaat sebagai alat koordinasi bagi
pimpinan dan sebagai pedoman kerja para pelaksana. Namun, dapat juga berperan
sebagai penilaian kemajuan pekerjaan serta sebagai evaluasi pekerjaan. Pertimbangan
penyusunan rencana kerja adalah sebagai berikut.
a. Keadaan lapangan lokasi proyek,
b. Kemampuan tenaga kerja,
c. Pengadaan material konstruksi,
d. Pengadaan alat pembangunan,
e. Gambar kerja,
f. Kontinuitas pelaksanaan pekerjaan.

 Rencana Lapangan
Rencana lapangan adalah suatu rencana peletakan bangunan-bangunan
pembantu yang bersifat temporal yang diperlukan sebagai sarana pendukung untuk
pelaksanaan pekerjaan. Tujuan dari pembuatan rencana lapangan adalah mengatur
letak bangunan-bangunan pembantu sedemikian rupa sehinnga pelaksanaan pekerjaan
dapat berjala efisien, lancar, aman, dan sesuai rencana kerja yang disusun.
Kompleksitas dari pelaksanaan pembangunan menuntut pengelola konstruksi untuk
memperhitungkan dengan cermat segala sesuatu yang akan dihadapi di lapangan.
Pada umumnya, penyiapan lokasi lapangan adalah sebagai berikut :
a. Penyelidikan lapangan,
b. Pertimbangan tata letak,
c. Keamanan lokasi proyek,
d. Penerangan lokasi proyek,
e. Kantor proyek,
f. Penyimpanan material,

45
g. Jenis dan komponen material yang akan disimpan,
h. Kebutuhan ruang penyimpanan
i. Alokasi ruang dalam tata letak lokasi proyek
j. Setting out.
 Cara Pembayaran
Pembayaran hasil pekerjaan akan diatur secara bertahap sesuai prestasi
pekerjaan yang akan dituangkan dalam surat perjanjian, dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Uang muka yang akan diterima oleh kontraktor pemenang adalah
sebesar 15% (lima belas persen) dari nilai pekerjaan dengan
jaminan uang muka pemenang tender.
2. Pembayaran selanjutnya dilakukan dengan cara termin berdasarkan
prestasi pekerjaan yang dicapai dengan retensi sebesar 5 % dan
dikurangi dengan pengembalian uang muka secara proporsional.
Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara termin, yang
terdiri dari :

Tabel 2.1 Termin pembayaran proyek


Pembayaran Kumulatif
Ke Pembayaran
Uraian Keluaran Sebelum
(termin)
Pemotongan
(%)
1 2 3
 Pekerjaan mobilisasi sudah dilaksanakan.
 Pekerjaan manajemen keselamatan lalu
lintas/detour, pengamanan lingkungan hidup dan
manajemen mutu sudah dilaksanakan dengan baik .
Termin 1  Pekerjaan secant pile pada lokasi jembatan sisi 8%
selatan sudah selesai dilaksanakan.
 Pekerjaan Bor Pile Jembatan sisi selatan selesai
 Pekerjaan secant pile pada lokasi bundaran/taman
sisi timur selesai

46
Tabel 2.1 Termin pembayaran proyek (sambungan)
1 2 3
 Pekerjaan manajemen keselamatan lalu
lintas/detour, pengamanan lingkungan hidup dan
manajemen mutu sudah dilaksanakan dengan baik.
 Pekerjaan secant pile pada lokasi bundaran/taman 19%
Termin 2 sisi barat sudah selesai
 Pekerjaan jembatan sisi selatan selesai
 Pekerjaan lantai beton frontage road arah nusa dua
sisi barat selesai
 Pekerjaan manajemen keselamatan lalu
lintas/detour, pengamanan lingkungan hidup dan
manajemen mutu sudah dilaksanakan dengan baik.
 Pekerjaan secant pile pada lokasi bundaran/taman
sudah selesai dilaksanakan
Termin 3  Pekerjaan Bor Pile bundaran/taman selesai 28%
dilaksanakan
 Pekerjaan jembatan sisi utara selesai.
 Pekerjaan lantai beton frontage road arah nusa dua
sisi timur selesai dilaksanakan
 Pemasangan Uditch frontage arah denpasar sisi
timur selesai dilaksanakan
 Pekerjaan manajemen keselamatan lalu
lintas/detour, pengamanan lingkungan hidup dan
manajemen mutu sudah dilaksanakan dengan baik.
 Pekerjaan top slab pada sisi tengah bundaran/taman
Termin 4 selesai 35%
 Pemasangan Uditch frontage arah denpasar sisi
barat selesai dilaksanakan
 Pekerjaan Beton Frontage Arah denpasar sisi timur
selesai
 Pekerjaan manajemen keselamatan lalu
lintas/detour, pengamanan lingkungan hidup dan
manajemen mutu sudah dilaksanakan dengan baik.
Termin 5  Pekerjaan secant pile arah Nusa Dua selesai. 43%
 Pekerjaan Beton frontage arah denpasar sisi barat
selesai dilaksanakan.
 Pekerjaan Pelebaran Simpang Jimbaran selesai.
 Pekerjaan manajemen keselamatan lalu
lintas/detour, pengamanan lingkungan hidup dan
manajemen mutu sudah dilaksanakan dengan baik.
Termin 6 47%
 Pekerjaan galian underpass lokasi nusa dua selesai
 Pekejaan Caping Beam Lokasi nusa dua selesai
 Pekerjaan secant pile lokasi denpasar selesai.

47
Tabel 2.1 Termin pembayaran proyek (sambungan)
1 2 3
 Pekerjaan manajemen keselamatan lalu
lintas/detour, pengamanan lingkungan hidup dan
manajemen mutu sudah dilaksanakan dengan baik.
Termin 7 60%
 Pekerjaan bor pile lokasi denpasar selesai
 Pekerjaan galian underpass lokasi bundaran selesai
 Pekerjaan lantai underpass lokasi nusa dua selesai
 Pekerjaan manajemen keselamatan lalu
lintas/detour, pengamanan lingkungan hidup dan
manajemen mutu sudah dilaksanakan dengan baik.
Termin 8  Pekerjaan dinding underpass lokasi nusa dua selasi 75%
 bottom slab dan drainase pada sisi dalam bundaran
selesai.
 Pekerjaan Caping Beam lokasi denpasar seleasai
 Pekerjaan galian underpass lokasi denpasar selesai
Termin 9  Pekerjaan lantai underpass lokasi denpasar selesai 85%
 Pekerjaan dinding underpass lokasi denpasar selesai
 Pekerjaan manajemen keselamatan lalu
lintas/detour, pengamanan lingkungan hidup dan
manajemen mutu sudah dilaksanakan dengan baik.
Termin 10 94%
 Pekerjaan bak sump pit selesai.
 Pekerjaan generator set, pompa, panel dan rumah
jaga/kontrol selesai.
 Lapisan akhir perkerasan jalan selesai.
 Pekerjaan dinding pengaman, railing, lighting,
marka, rambu, sistem peringatan dini dan pekerjaan
minor lainnya sudah selesai.
Termin 11 100%
 Pekerjaan ornamen selesai.
 Pekerjaan landsekap selesai.
 Semua pekerjaan konstruksi dan perancangan sudah
selesai 100%.

3. pembayaran berdasarkan prestasi kerja dengan melampirkan


dokumen penunjang yang disyaratkan untuk mengajukan tagihan
pembayaran prestasi perejaan, yang terdiri dari :

a. Back Up Quality
b. Skema Progres Pekerjaan
c. Foto, Gambar, dan Video

48
4. Pembayaran akan diterima selambat-lambatnya 21 ( dua puluh
delapan) hari setelah diterimanya surat – surat penagihan dengan
lampiran lengkap terdiri dari :
a. Kwitansi Asli
b. Faktur pajak dan bukti setoran pajak sebelum dilegalisir kantor
pajak
c. Sertifikat pembayaran
d. Copy pembayaran angsuran sebelumnya
e. Copy SPK
f. Progress pekerjaan yang telah disetujui oleh kedua belah pihak
g. Foto – foto proyek sesuai progress pekerjaan yang telah dicapai
h. Berita acara pemeriksaan progress yang ditandatangani oleh
pihak kedua dan pihak pertama dan / atau project manager/
managemen kontruksi
5. Material on site (MoS) di perhitungkan dalam progress sebesar 40%
hanya untuk material besi saja.
6. Tagihan progres 100 % disertai dengan lampiran berita acara serah
terima pertama (BAST) dan fnal account
7. Pembayaran retensi sebesar 5 % ( lima persen) dari nilai kontrak
dibayarkan setelah masa pemeliharaan berakhir.
Pengadaan barang/jasa ini segala sesuatunya tunduk kepada ketentuan hukum
dan peraturan peraturan yang berlaku.

49

Anda mungkin juga menyukai