Anda di halaman 1dari 37

MASA PEMELIHARAAN & PROSES SERAH

TERIMA PEKERJAAN KONSTRUKSI

DI SUSUN OLEH :
GIZFRAN FERDIAN ARLEO
PANCA PUTRA BINTANG PAMUNGKAS
SABRINA NINDYA SAFITRI

4 MRK 2
MASA PEMELIHARAAN & PROSES SERAH TERIMA
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PEMERIKSAAN
Proses Pemeriksaan

SERAH TERIMA PEMBAYARAN


Proses Serah Terima I & II Proses Pembayaran I & II
PEMERIKSAAN KONSTRUKSI
Tujuan pemeriksaan konstruksi adalah untuk menjaga
tercapainya tertib penyelenggaraan dan hasil pekerjaan
konstruksi baik fisik maupun non fisik meliputi aspek :
-perencanaan konstruksi

-Pengadaan

-manajemen pelaksanaan

-pengendalian kontrak di lingkungan Departemen Pekerjaan


Umum
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT

PENGENDALI
TENAGA AHLI
MUTU
01

02

03

04
PENGENDALI ANGGOTA TIM
TEKNIS PEMERIKSA
R • Pemeriksaan pemenuhan terhadap tingkat risiko
1
U • Pemeriksaan perencanaan pekerjaan konstruksi berdasarkan atas SNI
2
A • Pemeriksaan pemilihan penyedia jasa L
3
N • Pemeriksaan sistem pengendalian manajemen I
4
G • Pemeriksaan pelaksanaan paket kegiatan N
5

6
• Pemeriksaan tertib administrasi keuangan G
7
• Pemeriksaan pencapaian manfaat K
8
• Pemeriksaan risiko kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan U
P
PROSEDUR PEMERIKSAAN
PROSEDUR PEMERIKSAAN JIKA TERJADI
KESALAHAN
OBJEK PEMERIKSAAN
Dokumen kontrak

Amandemen / Addendum:

Perpanjangan waktu

Penambahan atau pengurangan


biaya
Berita Acara Panitia Peneliti
Pelaksanaan Kontrak
ADMINISTRASI

Dokumen Hasil Rekayasa


Lapangan, Technical Justification
OBJEK PEMERIKSAAN

Progres fisik masing-masing item pekerjaan

Back up data perhitungan kuantitas

Back up data kualitas pendukung

Buku harian standar

ADMINISTRASI
Foto-foto pelaksanaan status 0%, 50% dan
100%

Bukti penyelesaian pembayaran Penyedia


Jasa kepadasub Penyedia Jasa
OBJEK PEMERIKSAAN

As Built Drawing (Gambar Terbangun)

Masalah Retribusi kepada Pemerintah


Kabupaten/Kota

Identifikasi peringatan Konsultan dan PPK yang


belumditanggapi oleh Penyedia Jasa

ADMINISTRASI ASTEK (Asuransi Tenaga Kerja), Asuransi


pekerjaan, Asuransi pihak ketiga
PENDAHULUAN

 Sesuai Kepmen Kimpraswil No.257/KPTS/M/2004, pengguna jasa


membentuk panitia penerima pekerjaan yang terdiri dari unsur atasan langsung,
proyek dan direksi teknis. Setelah pekerjaan selesai 100%, penyedia jasa
mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna jasa untuk penyerahan
pertama pekerjaan. Pengguna jasa memerintahkan panitia penerima pekerjaan
untuk melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
penyedia jasa selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat
permintaan dari penyedia jasa. Setelah penyerahan pertama pekerjaan
pengguna jasa membayar sebesar 100% dari nilai kontrak dan penyedia jasa
harus menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% dari nilai kontrak. Selain
itu untuk pedoman bagi setiap unsur yang terlibat dalam kepanitiaan, proses
serah terima pekerjaan agar dapat bekerja dengan lengkap dan cepat, maka
dibuat check list materi yang perlu didiskusikan pada rapat-rapat, termasuk
diagram urutan kegiatannya.
SERAH TERIMA PEKERJAAN
Serah terima pekerjaan adalah bagian dari proses
pengadaan barang atau jasa, dimana proses tersebut
dilaksanakan setelah selesainya waktu “pelaksanaan” pekerjaan
yang sebut dengan serah terima pertama pekerjaan atau
provisianal hand over (PHO) dan selesainya waktu
“pemeliharaan” pekerjaan disebut serah terima akhir pekerjaan
atau final hand over (FHO)
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM
PELAKSANAAN PHO DAN FHO
1. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) memiliki kewenangan :
a. Menerima hasil pengadaan barang/jasa setelah melalui
pemeriksaan/pengujian
b. Membuat dan menandatangani berita acara serah terima hasil
pekerjaan
c. Melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan
d. Memerintahkan penyedia jasa untuk memperbaiki atau melengkapai
kekurangan dari hasil pekerjaan
e. Melakukan serah terima pekerjaan bersama penyedia jasa
(Kontraktor).
2. Penyedia jasa/Kontraktor
Posisi penyedia jasa dalam PHO:
a. Sebagai pihak yang mengajukan permintaan serah terima
b. Sebagai pihak yang menyampaikan nama-nama kotraktor untuk
keperluan PHO.
c. Sebagai pihak yang melakukan persiapan pelaksanaan PHO.
d. Sebagai pihak yang melaksanakan perbaikan jika terdapat
kekurangan pada pekerjaan.
e. Sebagai pihak yang melaporkan penyelesaian perbaikan kepada
panitia PHO.
f. Sebagai pihak yang mengajukan pembayaran akhir dengan
menyerahkan jaminan 5% dari nilai kontrak.
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
berdasarkan PerPres 54 tahun 2010 tentang pengadaan
barang dan jasa pasal 11, PPK mempunyai kewenangan untuk
menyetujui dilakukannya serah terima pekerjaan bukan
melakukan serah terima.

4. Konsultan
Sebagai pihak yang melaporkan penyelesaian pekerjaan
paket yang akan di serahkan dalam PHO telah selesai 100%
kepada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
RUANG LINGKUP PANITIA SERAH TERIMA PERTAMA (PHO)

Ruang lingkup Panitia Serah Terima mencakup :


1) penelitian dan pembuatan Berita Acara hasil penelitian Penyerahan
Pekerjaan;
2) pembentukan tiga tim untuk penelitian: Visual, Tim Quality Control
Teknis dan Tim Administrasi oleh Panitia Serah Terima;
3) menetapkan tanggal definitif provisional hand over;
4) menetapkan tanggal final statement (serah terima akhir pekerjaan)
sesuai dengan Dokumen Kontrak.
PROSEDUR PELAKSANAAN SERAH TERIMA
PERTAMA (PHO)
A. Agenda “First Meeting” Panitia Penyerahan Pekerjaan
1.) Uraian kronologis Proyek oleh PPK
 Nama Proyek,
 Lokasi Proyek,

 Panjang Efektif dan Fungsional Proyek,

 Jumlah Total Biaya Proyek,

 Proses Addendum yang pernah dilakukan

 Lingkup Proyek yang paling dominan disertai Volume dan Biaya,

 Progress Fisik saat First Meeting, disertai dengan Data Pendukung


2.) Uraian Ketua Panitia Serah Terima Sementara (Provisional
Hand Over)
 mencari kesepakatan prosedur provisional hand over yang akan
dilaksanakan;
 mencari kesepakatan sementara apakah proyek yang bersangkutan
dapat dimulai proses penyerahannya, laporan dari konsultan
3.) Pembentukan Tim dan Persiapannya
 Tim Visual
 Tim Quality Control
 Tim Administrasi
4.) Membuat Rencana Kerja Tim
 schedulekegiatan masing-masing Tim;
 menentukan tanggal second meeting

5.) Menentukan Tentatif Tanggal PHO


Sebagaimana yang telah diantisipasi oleh Konsultan dan
ditegaskan oleh Pinbagpro atau PPK
B. Agenda Second Meeting
1.) Laporan dari masing-masing Tim
2.) Evaluasi terhadap laporan masing-masing Tim
3.) Menetapkan Grace Period
4.) Memperbaharui Tentatif Tanggal PHO

C. Agenda Rapat Setelah Berakhirnya Grace-Periode


1) Membuat Berita Acara hasil penelitian untuk penyerahan pekerjaan;
2) Menetapkan definitif tanggal PHO;
3) Menetapkan tanggal FHO sesuai dokumen kontrak.
PERATURAN YANG BERLAKU PADA SERAH TERIMA

a. PP 29 Tahun 2000 Tentang


Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi

b. PerPres 54 Tahun 2010


Tentang Pengadaan
Barang/Jasa (Beserta
Perubahannya) pasal 11,18,27,
dan 95.
PEMELIHARAAN
Masa pemeliharaan adalah suatu masa (jangka
waktu) tertentu setelah suatu proyek selesai dilaksanakan
dan diserah-terimakan ke user (pengguna) untuk
dioperasikan/digunakan. Dalam masa pemeliharaan,
tanggung jawab pemeliharaan sebagian besar masih
berada di pihak Kontraktor
PROGRAM PEMELIHARAAN (MAINTENANCE PROGRAM)

Program pemeliharaan perlu disusun untuk dijadikan pedoman


bagi Pemilik dalam melakukan pemeliharaan fisik agar proyek ini dapat
dimanfaatkan sesuai umur rencananya. Proyek dan konsultan pengawas
akan memeriksa/menyusun program pemeliharaan yang disampaikan
oleh kontraktor. Program pemeliharaan dilengkapi dengan data teknis
yang diperlukan termasuk hal-hal yang perlu dilakukan kontraktor
selama masa pemeliharaan (warranty period ).
Apabila kontraktor tidak menyerahkan manual operasi dan
pemeliharaan tersebut pada tanggal yang disebutkan dalam Data
Kontrak atau kontraktor tidak memperoleh persetujuan dari Direksi
Pekerjaan, Direksi Pekerjaan harus menahan sejumlah uang sebagaimana
tercantum dalam Data Kontrak dari pembayaran yang akan dibayarkan
kepada kontraktor.
KETENTUAN-KETENTUAN MASA PEMELIHARAAN

1) Kontraktor wajib memelihara sehingga kondisi tetap seperti pada


keadaan serah terima pekerjaan pertama diterima Direksi Pekerjaan.
Untuk maksud tersebut kontraktor harus menyediakan peralatan dan
tenaga secukupnya dilokasi pekerjaan;
2) Kontraktor wajib menyelesaikan sisa pekerjaan yang belum
diselesaikan ( bila ada) yang seperti termuat dalam berita acara
serah terima pekerjaan pertama;
3) Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan tambahan,
rekonstruksi, dan perbaikan kerusakan, atau kesalahan seperti yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan salama Masa pemeliharaan atau 14
hari setelah berakhirnya masa pemeliharaan;
KETENTUAN-KETENTUAN MASA PEMELIHARAAN

4) Biaya-biaya pada butir 1) di atas menjadi beban kontraktor apabila:


 penggunaan bahan, peralatan, atau cara kerja Kontraktor tidak sesuai dengan
ketentuan Kontrak, atau
 terjadi kesalahan perencanaan teknis bagian dari pekerjaan permanen yang
menjadi tanggung jawab Kontraktor, atau
 kontraktor telah gagal memenuhi kewajibannya seperti dalam Kontrak.

5) Biaya pekerjaan seperti tersebut butir 1) diatas menjadi beban Pemilik


sebagai pekerjaan tambahan apabila sesuai pendapat Direksi Pekerjaan
bukan disebabkan hal-hal tersebut pada butir 4) diatas;

6) Apabila kontraktor gagal melaksanakan semua kewajiban seperti tersebut


pada butir 1) di atas dalam waktu yang layak (reasonable), Pemilik dapat
menunjuk pihak lain untuk melaksanakannya dan, setelah berkonsultasi dengan
Kontraktor, biayanya dibebankan kepada Kontraktor dengan dipotongkan
dari pembayaran kembali uang retensi (retention money).
PERATURAN YANG BERLAKU UNTUK MASA
PEMELIHARAAN

Perpres nomor 54
tahun 2010 pasal 95
ayat (5)

Perpres nomor 54
tahun 2010 pasal
71
MEKANISME PEMBAYARAN JAMINAN PEMELIHARAAN

Setelah pekerjaan konstruksi selesai 100%


dilakukan serah terima hasil pekerjaan untuk
pertama kali (PHO) dengan penyedia
menyerahkan jaminan pemeliharaan sesebar
5% dari nilai kontrak. Setelah masa pemeliharaan
. berakhir dan seluruh
kerusakan/kekurang yang
diketahui/terjadi selama masa
pemeliharaan telah diperbaiki
Berdasarkan berita acara oleh penyedia, dilakukan serah
penyerahan hasil pekerjaan terima pekerjaan untuk kedua
untuk pertama kali (PHO), dan kalinya atau serah terima akhir
Jaminan pemeliharaan, PPK (Final Hand Over).
dapat melakukan pembayaran
100% dari nilai kontrak.
Penyedia masih memiliki
kewajiban untuk melakukan
pemeliharaan dengan
memperbaiki setiap bentuk Setelah dilakukan serah terima akhir
kerusakan/kekurangan yang (Final Hand Over), Jaminan pemeliharaan
mungkin timbul selama masa dikembalikan kepada penyedia.
pemeliharaan
SERAH TERIMA KEDUA (FINAL HAND OVER )
FHO adalah penyerahan hasil pekerjaan akhir
yang dikerjakan oleh kontraktor sesuai kontrak serta
amandemen kepada owner/ pengguna jasa setelah
selesainya masa pemeliharaan.
PENYERAHAN AKHIR PEKERJAAN (FINAL HAND OVER / FHO)

Dalam setiap pelaksanaan suatu proyek, selalu diakhiri dengan


Serah Terima Akhir Pekerjaan, yaitu penyerahan hasil pelaksanaan
pekerjaan oleh kontraktor kepada Pemilik. Kontraktor tidak / belum
dianggap selesai mengerjakan pekerjaan sebelum dikeluarkannya Berita
Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan. Dengan dikeluarkannya Berita
Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan maka kewajiban kontraktor telah
selesai.
Untuk melaksanakan Serah Terima Akhir Pekerjaan kita dapat
mengacu pada Buku 4 Syarat-syarat Umum Kontrak, Keputusan Menteri
Kimpraswil No.257/KPTS/M/2004, setelah masa pemeliharaan berakhir
penyedia jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna
jasa untuk penyerahan akhir pekerjaan.
Selain itu, untuk pedoman bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kepanitiaan, proses Serah Terima Pekerjaan agar dapat
bekerja dengan lengkap dan cepat maka telah dibuat check
list materi yang perlu didiskusikan pada rapat-rapat, termasuk
diagram urutan kegiatannya.
Check list telampir merupakan masukan dari
pengalaman proses FHO yang pernah dilakukan sebelumnya,
namun demikian masukan-masukan yang baru sangat
diharapkan untuk perbaikan dan kelengkapannya.
KETENTUAN UMUM FHO

1. FHO diajukan oleh kontraktor secara tertulis kepada


pengguna jasa paling lambar 21 (dua puluh satu) hari
sebelum berakhirnya masa pemeliharaan atau sesuai
kontrak.
2. Panitia FHO dibentuk oleh PPK dan akan memeriksa ke
lapangan, jika terdapat kerusakan maka belum dapat
menerima pekerjaan dan kontraktor wajib memperbaiki.
3. Rekomendasi Panitia kepada PPK akan dikeluarkan apabila
kontraktor telah menyelesaikan semua kewajibanya selama
masa pemeliharaan dan dituangkan dalam berita acara
pemeriksaan akhir.
4. Tanggal sah berlakunya FHO yaitu pada saat tercapainnya
kesepakatan diterimanya pekerjaan oleh Panitia FHO.
5. Serah Terima Pekerjaan Akhir (FHO) harus dituangkan
dalam Berita Acara yang ditandangani oleh PPK dan
Kontraktor, berdasarkan rekomendasi dari Panitia
6. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Akhir, uang retensi
bisa dibayarkan dan/atau Jaminan Pemeliharaan
dikembalikan kepada Kontraktor.
RUANG LINGKUP PANITIA PENYERAHAN AKHIR PEKERJAAN (FHO)

 Ruang lingkup Panitia Serah Terima Akhir mencakup:


1. meneliti dan membuat Berita Acara hasil penelitian Penyerahan
Pekerjaan;
2. untuk melakukan penelitian terhadap hasil pemeliharaan
pekerjaan yang telah dilakukan dalam masa pemeliharaan;
3. menetapkan tanggal definitif Final Hand Over
PROSEDUR PELAKSANAAN PERNYERAHAN AKHIR
PEKERJAAN (FHO)
1. Surat permohonan dari kontraktor
2. Pemberitahuan Pimbagpro kepada Ketua Panitia
3. Pelaksanaan Serah Terima Akhir
 Rapat Pertama
 Kunjungan Lapangan
 Rapat Kedua
 Berita Acara Serah Terima
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai