Anda di halaman 1dari 46

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA UTARA

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN


PENATAAN RUANG
(PUPR)

Jalan Sakti lubis No,7 R Medan

Instruktur: SEMANGAT MT. DEBATARAJA, S.T, M.T


Judul Unit Kompetensi:

Melakukan Serah Terima Akhir Pekerjaan untuk Proyek Ukuran


Kompleksitas Risiko Rendah (RR)

Kode Unit: M.7110000.032.01 Hotel Grand Mercure Medan, 22-27 Mei 2023
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
(TIU)
Setelah modul ini dipelajari, peserta
mampu:
❖Membantu proses serah terima hasil pekerjaan
akhir (final hand over/FHO).

❖Menyusun jenis pekerjaan yang akan diserah


terimakan,

❖ Menyusun daftar kriteria keberterimaan dan

❖ Melakukan program pengetesan/uji daya/uji


terima.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
(TIK)

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

• Mengumpulkan Jenis pekerjaan yang akan diserah terimakan


sesuai dengan persyaratan.

• Mengidentifikasi Jenis pekerjaan yang akan diserah terimakan


sesuai dengan kontrak.

• Menverifikasi Jenis pekerjaan yang akan diserah terimakan


sesuai dengan persyaratan.

3
PAYUNG HUKUM

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun


1999 tentang Jasa Konstruksi

• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73


Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara

• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor


45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara

4
Umum
Defenisi Serah terima pekerjaan adalah:
o Proses penyerahan hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
kontraktor dan sekaligus penerimaan oleh pemimpin
proyek/pemimpin bagian proyek/kepala satuan kerja selaku
pemilik proyek.

o Sesuai ketentuan kontrak, salah satu kewajiban penyedia jasa


adalah menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal
penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan kepada pengguna
jasa.

o Pengajuan permintaan penyerahan pertama hasil pekerjaan


dapat dilakukan oleh penyedia jasa apabila pekerjaan telah
terselesaikan 100% (seratus persen).
o Permintaan penyerahan pertama dapat disampaikan kepada
pengguna jasa apabila pekerjaan secara substansial telah selesai.
5
RUJUKAN SERAH TERIMA PEKERJAAN
❖ Keppres No. 80/2003: Lampiran I, Bab II.D.2.f mengenai Serah
Terima Pekerjaan;.

❖ Kepmen Kimpraswil No. 257/2004 mengenai Syarat-syarat


Umum Kontrak, Bab IV.A.49 mengenai Serah Terima Pekerjaan

❖ Kepmen Kimpraswil No. 349/2004, Bab V.R.36 mengenai Serah


Terima Pekerjaan;

❖ FIDIC General Conditions of Contract 4th Edition 1987 Reprinted


1992
I. Ketentuan Pasal 36 Keppres No. 80/2003
A. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai dengan
yang tertuang dalam kontrak, penyedia barang/jasa
mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna
barang/jasa untuk penyerahan pertama.

B. Pengguna barang/jasa melakukan penilaian terhadap hasil


pekerjaan yang telah diselesaikan, baik secara sebagian atau
seluruh pekerjaan, dan menugaskan penyedia barang/jasa
untuk memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan
sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak.

C. Pengguna barang/jasa menerima penyerahan akhir pekerjaan


setelah penyedia barang/jasa melaksanakan semua
kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik dan
wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum
dibayar atau mengembalikan jaminan pemeliharaan.
D. Penyedia barang/jasa wajib melakukan pemeliharaan atas hasil
pekerjaan selama masa yang ditetapkan dalam kontrak, sehingga
kondisinya tetap seperti pada saat penyerahan pekerjaan dan dapat
memperoleh pembayaran uang retensi dengan menyerahkan
jaminan pemeliharaan

E. Masa pemeliharaan minimal untuk pekerjaan permanen 6


(enam) bulan untuk pekerjaan semi permanen 3 (tiga) bulan dan
masa pemeliharaan dapat melampaui tahun anggaran

F. Setelah masa pemeliharaan berakhir, pengguna barang/jasa


mengembalikan jaminan pemeliharaan kepada penyedia
barang/jasa
II. Ketentuan Syarat-Syarat Kontrak Dokumen Kontrak Nasional
(Pelelangan Nasional/NCB), Kepmen Kimpraswil No.
254/KPTS/M/2004.

Pasal 49.1. Pengguna jasa membentuk panitia penerima pekerjaan yang terdiri
dari unsur atasan langsung, proyek dan direksi teknis.

49.2. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen), penyedia jasa


mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna jasa untuk
penyerahan pertama pekerjaan.

49.3. Pengguna jasa memerintahkan panitia penerima pekerjaan untuk


melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
penyedia jasa selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat
permintaan dari penyedia jasa. Apabila terdapat kekurangan dan/atau cacat
hasil pekerjaan, penyedia jasa wajib menyelesaikan/memperbaiki, kemudian
panitia penerima pekerjaan melakukan pemeriksaan kembali dan apabila
sudah sesuai dengan ketentuan kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan
pertama pekerjaan.dibayar atau mengembalikan jaminan pemeliharaan.
49.4. Setelah penyerahan pertama pekerjaan pengguna jasa
membayar sebesar 100% (seratus persen) dari nilai kontrak dan
penyedia jasa harus menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar
5% (lima persen) dari nilai kontrak.

49.5. Penyedia jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa


pemeliharaan sehingga kondisi tetap berada seperti pada saat
penyerahan pertama pekerjaan.

49.6. Setelah masa pemeliharaan berakhir penyedia jasa


mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna jasa
untuk penyerahan akhir pekerjaan

49.7. Pengguna jasa menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah


penyedia jasa melaksanakan semua kewajibannya selama masa
pemeliharaan dengan baik, setelah diperiksa oleh panitia
penyerahan pekerjaan dan telah dibuat berita acara penyerahan
49.8. Setelah penyerahan akhir pekerjaan pengguna jasa wajib
mengembalikan jaminan pemeliharaan dan jaminan pelaksanaan.

49.9. Apabila penyedia jasa tidak melaksanakan kewajiban


pemeliharaan sesuai kontrak, maka pengguna jasa berhak
mencairkan jaminan pemeliharaan untuk membiayai pemeliharaan
pekerjaan dan mencairkan jaminan pelaksanaan dan disetor ke kas
negara, penyedia jasa dikenakan sanksi masuk daftar hitam selama
2 (dua) tahun
II. Ketentuan General Conditions of Contract, FIDIC,
Fourth Edition 1987, Reprinted 1992, Pasal 48.1, 48,2,
48.3, 48.4.

48.1. Taking-Over Certificate When the whole of the Works have been substantially
completed and have satisfactorily passed any Tests on Completion prescribed by the
Contract, the Contractor may give a notice to that effect to the Engineer, with a copy to the
Employer, accompanied by a written undertaking to finish with due expedition any
outstanding work during the Defects Liability Period. Such notice and undertaking shall be
deemed to be a request by the Contractor for the Engineer to issue a Taking-Over
Certificate in respect of the Works. The Engineer shall, within 21 days of the date of
delivery of such notice, either issue to the Contractor, with a copy to the Employer, a
Taking-Over Certificate, stating the date on which, in his opinion, the Works were
substantially completed in accordance with the Contract, or give instructions in writing to
the Contractor specifying all the work which, in the Engineer's opinion, is required to be
done by the Contractor before the issue of such Certificate. The Engineer shall also notify
the Contractor of any defects in the Works affecting substantial completion that may
appear after such instructions and before completion of Taking-Over Certificate within 21
days of completion, to the satisfaction of the Engineer, of the Works so specified and
remedying any defects so notifie

48.2….. dst
PHO Dan FHO

1. PHO (Provisional Hand Over) adalah penyerahan


pekerjaan oleh kontraktor kepada pemilik proyek pada
akhir waktu pelaksanaan pekerjaan dan sifatnya
sementara.
2. FHO (Final Hand Over) adalah penyerahan pekerjaan oleh
kontraktor setelah kontraktor melakukan kewajibannya
memelihara, memperbaiki kerusakan selama masa
pemeliharan pada akhir waktu pelaksanaan pekerjaan dan
sifatnya tetap
3. Biasanya dibentuk Tim khusus yang bertugas melakukan
pengecekan/ penelitian serta mebuat berita acara hasil
penelitian penyerahan pekerjaan.
13
Tim tersebut terdiri dari Tim teknis/ Quality
Control , Tim Adminsrtasi serta Tim Visual.

TIM TEKNIS / QUALITY CONTROL.


1. Menyiapkan list Quality control dan melakukan
pengchekan terhadap back up data yang disusun oleh
Kontraktor.
2. Pengechekan terhadap back up data untuk mengetahui
pekerjaan yang belum memenuhi spesifikasi.
3. Pengechekan terhadap quality report yang disusun
oleh konsultan supervisi.

14
OHT6-37
TIM VISUAL
1. Menyiapkan dokumentasi terhadap adanya kerusakan
maupun penyimpangan di lapangan
2. Menyiapkan data adanya perubahan tambah / kurang.
3. Menyiapkan data adanya kesalahan maupun
perubahan dalam as built drawing.
4. Menyiapkan foto dokumentasi bangunan yang
dilaksanakan oleh kontraktor.

15
TIM ADMINISTRASI.
1. Menyiapkan dokumen Kontrak,
2. Dokumen tambahan Addendum maupun Amandemen ) .
- Perpanjangan waktu.
- Penambahan / pengurangan biaya.
- Pengaturan pajak.
- Pengaturan sharing sumber pembayaran.
- Berita acara addendum / Amandemen
- No Objection Letter (Nol), Surat Keputusan Panitia,
dan
dokumen penunjang lainnya.

16
I. MASA PEMELIHARAAN (WARRANTY
PERIOD)
1.1. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR SELAMA MASA PEMELIHARAA:

Sesuai ketentuan kontrak kewajiban dan tanggung jawab kontraktor selama masa
pemeliharaan adalah:

1) Memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap


berada seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan;

2) Menyelesaikan pekerjaan yang sudah disepakati dalam berita acara penyerahan


pertama (PHO);
3) Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tambah yang diperintahkan oleh direksi
pekerjaan;

4) Melaksanakan perbaikan atas cacat dan kekurangan. Apabila cacat dan kekurangan
tersebut bukan kesalahaan kontraktor, maka pekkerjaan perbaikan tersebut akan
merupakan pekerjaan tambah.

5) Setelah masa pemeliharaan berakhir, kontraktor mengajukan permintaan secara


tertulis kepada pengguna jasa untuk penyerahan akhir pekerjaan
1.2 RENCANA KERJA PEMELIHARAAN

Sebagai realisasi dari pelaksanaan tanggung jawab dan keawjiban


kontraktor untuk melaksanakan pemeliharaan hasil pekerjaannya
selama masa pemeliharaan, pada saat PHO kontraktor harus menyusun
rencana kerja pemeliharaan pekerjaan dan harus disetujui oleh direksi
pekerjaan.

Dalam rencana kerja pemeliharaan harus jelas tergambar cara:


✓ Pelaksanaan pemeliharaan;
✓ penyediaan peralatan;
✓ penyediaan bahan;
✓ penyediaan tenaga kerja;
✓ dan jadwal pelaksanaan
1.3 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN

❑ Kegiatan pemeliharaan harus dilaksanakan secara terus menerus


selama masa pemeliharaan.
❑ Pengendalian pelaksanaan pemeliharaan dikerjakan sesuai rencana
kerja.

❑ Kontraktor harus selalu mengamati kondisi lapangan setiap saat,


sehingga cacat yang terjadi dapat segera ditanggulangi dalam waktu
sedini mungkin.
❑ Apabila di lapangan terjadi cacat, kerusakan atau kekurangan, maka
direksi pekerjaan dapat memerintahkan kepada kontraktor untuk
melakukan pemeriksaan di lapangan.

❑ Apabila kerusakan, cacat dan kekurangan tersebut bukan


merupakan kesalahan dan tanggung jawab kontraktor, maka
perbaikannya merupakan pekerjaan tambah
1.3 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN

❑ Kegiatan pemeliharaan harus dilaksanakan secara terus menerus


selama masa pemeliharaan.
❑ Pengendalian pelaksanaan pemeliharaan dikerjakan sesuai rencana
kerja.

❑ Kontraktor harus selalu mengamati kondisi lapangan setiap saat,


sehingga cacat yang terjadi dapat segera ditanggulangi dalam waktu
sedini mungkin.
❑ Apabila di lapangan terjadi cacat, kerusakan atau kekurangan, maka
direksi pekerjaan dapat memerintahkan kepada kontraktor untuk
melakukan pemeriksaan di lapangan.

❑ Apabila kerusakan, cacat dan kekurangan tersebut bukan


merupakan kesalahan dan tanggung jawab kontraktor, maka
perbaikannya merupakan pekerjaan tambah
❑ Berdasarkan pengendalian pelaksanaan pemeliharaan dapat diambil
langkah-langkah nyata, apabila ternyata kontraktor dinilai tidak
melaksanakan pemeliharaan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja
yang telah disepakati, maka direksi pekerjan dapat mengambil alih
tugas dengan cara melaksanakan sendiri pekerjaan pemeliharaan
tersebut, atau menunjuk kontraktor lain dan dibiayai oleh kontraktor
yang bersangkutan atau dengan pencairan jaminan pemeliharaan
(maintenance bond) dan kontraktor dapat dikenakan sanksi masuk
daftar hitam selam periode tertentu (apabila kontrak mengatur
begitu).

❑ Dengan demikian kondisi Konstruksi/jalan yang telah diserah


terimakan pada saat PHO tetap terpelihara dengan baik selama
masa pemeliharaan
1.3 MASA PEMELIHARAAN KONSTRUKSI & JASA LAINNYA

Diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun


2010 dan perubahannya pada pasal 95 ayat 5 yaitu:

•Penyedia pekerjaan konstruksi/jasa lainnya melakukan


pemeliharaan atas hasil pekerjaan selama masa yang
ditetapkan dalam kontrak sehingga kondisinya tetap
seperti pada saat penyerahan pekerjaan.

•Masa pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan


permanen selama 6 (enam bulan) sedangkan untuk
pekerjaan semi permanen masa pemeliharaan paling
singkat 3 (tiga bulan).

•Masa pemeliharaan dapat melampaui Tahun Anggaran.


SYARAT DAN DATA TEKNIK UNTUK FHO
SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FINAL
HAND-OVER/FHO)
I. PERSYARATAN SERAH TERIMA PEKERJAAN AKHIR:

• Paling lambat 21 (dua puluh satu) hari sebelum berakhirnya masa


pemeliharaan, penyedia jasa wajib mengajukan permohonan
tertulis kepada pengguna jasa/direksi pekerjaan untuk keperluan
penyerahan akhir pekerjaan (FHO).

• Pengguna jasa/direksi pekerjaan akan memeriksa hasil


pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, jika semua pekerjaan telah
dapat diterima, maka pengguna jasa/direksi pekerjaan meminta
kepada panitia serah terima pekerjaan (panitia FHO) untuk
melakukan pemeriksaan dan penilaian pekerjaan akhir selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum berakhirnya masa
pemeliharaan.
• Panitia FHO bersama pihak pengguna jasa/direksi pekerjaan, dan
kontraktor mengadakan rapat dan kunjungan lapangan untuk
memeriksa dan mengidentifikasi pekerjaan pemeliharaan.
Selanjutnya, panitia FHO melakukan evaluasi terhadap hasil
pemeriksaan pada kunjungan lapangan. Apabila dari hasil evaluasi
tersebut, panitia FHO dapat menerima hasil akhir pekerjaan, maka
panitia FHO akan:
❖ Membuat berita acara yang menyatakan bahwa penyedia jasa
telah menyelesaikan pekerjaan pemeliharaan pada masa
pemeliharaan dengan baik dan sesuai dengan kontrak;
❖ Menyatakan bahwa serah terima akhir pekerjaan dapat
dilakukan;
❖ Menetapkan tanggal FHO; dan
❖ Membuat surat pemberitahuan tentang hasil pemeriksaan
kepada pengguna jasa/direksi pekerjaan
• Apabila seluruh kewajiban penyedia jasa selama masa pemeliharaan
telah diselesaikan dan disetujui; maka selambat-lambatnya dalam
waktu 28 (dua puluh delapan) hari setelah berakhirnya masa
pemeliharaan, direksi teknis akan menerbitkan sertifikat berakhirnya
masa pemeliharaan yang menyatakan tanggal penyelesaian seluruh
kewajiban kontraktor dengan baik atas pekerjaan pemeliharaan,
penyelesaian sisa pekerjaan, pekerjaan tambahan, rekonstruksi,
perbaikan kerusakan atau kesalahan

• Dalam waktu maksimal 56 (lima puluh enam) hari setelah terbitnya


sertifikat berakhirnya masa pemeliharaan, kontraktor wajib
menyampaikan kepada pengguna jasa/direksi pekerjaan konsep
perhitungan akhir dengan dilampiri dokumen pendukung berupa
• Nilai pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai kontrak dan
• Sejumlah pembayaran sesuai kontrak yang wajib diterima
• Selanjutnya, dalam waktu 28 (dua puluh delapan) hari setelah
diterimanya perhitungan akhir, pengguna jasa/direksi pekerjaan
akan membuat berita acara serah terima akhir pekerjaan (berita
acara FHO) dan menerbitkan sertifikat penyelesaian pekerjaan
(certificate of final completion) yang mengakhiri tugas dan
tanggung-jawab kontraktor dengan pernyataan:
❑ jumlah nilai kontrak akhir sesuai pendapat pengguna Jasa/Direksi Pekerjaan,
dan
❑ sisa kewajiban (bila ada) dari pengguna jasa kepada penyedia jasa atau
sebaliknya

• Secara garis besar, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses


FHO, antara lain:
❑ Pengembalian jaminan pemeliharaan/pelaksanaan (sesuai ketentuan dalam
kontrak);
❑ Hasil pemeriksaan lapangan oleh panitia PHO dan FHO;
❑ Berita acara FHO oleh panitia PHO dan FHO; dan
❑ Penerbitan sertifikat penyelesaian pekerjaan oleh pengguna jasa/direksi
pekerjaan
• Selanjutnya, dalam waktu 28 (dua puluh delapan) hari setelah
diterimanya perhitungan akhir, pengguna jasa/direksi pekerjaan
akan membuat berita acara serah terima akhir pekerjaan (berita
acara FHO) dan menerbitkan sertifikat penyelesaian pekerjaan
(certificate of final completion) yang mengakhiri tugas dan
tanggung-jawab kontraktor dengan pernyataan:
❑ jumlah nilai kontrak akhir sesuai pendapat pengguna Jasa/Direksi Pekerjaan,
dan
❑ sisa kewajiban (bila ada) dari pengguna jasa kepada penyedia jasa atau
sebaliknya

• Secara garis besar, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses


FHO, antara lain:
❑ Pengembalian jaminan pemeliharaan/pelaksanaan (sesuai ketentuan dalam
kontrak);
❑ Hasil pemeriksaan lapangan oleh panitia PHO dan FHO;
❑ Berita acara FHO oleh panitia PHO dan FHO; dan
❑ Penerbitan sertifikat penyelesaian pekerjaan oleh pengguna jasa/direksi
pekerjaan
II. PENGUMPULAN DOKUMEN KONTRAK
Setiap dokumen kontrak pekerjaan yang telah dinyatakan selesai,
masih memerlukan tindak lanjut untuk mengetahui ada tidaknya
penyimpangan dan pemeliharaan terhadap dokumen-dokumen
proyek, antara lain sebagai berikut:
1) Kontrak/perubahan kontrak beserta kelengkapan dan
lampiran-lampirannya.
2) Semua laporan pelaksanaan pekerjaan (harian, mingguan,
bulanan).
3) Semua surat-menyurat yang terjadi antara pengguna
jasa/direksi pekerjaan dengan kontraktor selama kurun waktu
pelaksanaan pekerjaan.
4) Berita cara dan laporan pelaksanaan pemeliharaan
Konstruksi/jalan.
5) Berita acara pembayaran beserta lampiran-lampirannya.
6) Berita acara dan notulen-notulen rapat.
7) Gambar rencana, gamabar kerja dan gambar
terlaksana.

8) Foto-foto pada saat pekerjaan belum, sedang dan


selesai dilaksanakan dan pekerjaan-pekerjaan atau
bagian pekerjaan yang nantinya tidak kelihatan pada
saat pekerjaan selesai.

9) Perhitungan kuantitas akhir.

10) Laporan akhir yang telah diselesaikan dan dokumen


dokumen terkai

Catatan: Untuk keperluan perencanaan di masa datang dan menyimpan sejarah proyek, asal
usul proyek serta tujuan pengoperasian dan pemeliharaan, maka laporan akhir/dokumen berikut
gambar terlaksana (as-built drawings) agar disampaikan kepada instansi terkait masing-masing
III. PELAKSANAAN SERAH TERIMA AKHIR (FINAL
HANDOVER/FHO
Penilaian hasil pekerjaan dilakukan oleh
panitia penerima pekerjaan yang
dibentuk pengguna jasa.

Panitia FHO seharusnya berbeda dengan


panitia PHO kecuali dalam kondisi ketidak
adaan tenaga teknis yang dianggap
mampu
3.1. PEMERIKSAAN PEKERJAAN OLEH PANITIA
PENERIMA PEKERJAAN

Setelah kontraktor sudah melaksanakan kewajibannya


selama masa pemeliharaan (warranty period), maka 15
(lima belas) hari sebelum masa pemeliharaan berakhir,
kontraktor mangajukan permintaan tertulis untuk serah
terima akhir (FHO) kepada direksi teknik dengan tembusan
kepada pengguna jasa/direksi pekerjaan:
1) Direksi teknik dalam waktu 5 (lima) hari mempelajari permintaan
tersebut dan memberitahukan kepada pengguna jasa/direksi
pekerjaan bahwa memang pekerjaan telah siap untuk serah terima
akhir (FHO)
2) Panitia penerima pekerjaan mengadakan inspeksi ke lapangan
dalam waktu 10 (sepuluh) hari sejak tanggal permintaan kontraktor,
kemudian membuat daftar cacat dan kerusakan
3) Dalam waktu 6 (enam) hari sebelum berakhir masa pemeliharaan,
panitia penerima pekerjaan mengadakan inspeksi lagi.

4) Setelah pekerjaan perbaikan yang tercantum pada daftar


rekapitulasi selesai 100% dan disetujui oleh panitia penilai
pekerjaan, maka panitia membuat berita acara pemeriksaan akhir,
kemudian direksi teknik mempersiapkan berita acara serah terima
akhir (FHO)

5) Seperti halnya dalam PHO, defects/cacat dan deficiencies yang


diperbaiki kontraktor apabila penyebabnya bukan karena
mutubahan dan cara pekerjaan maka dapat dibayar kepada
kontraktor sebagai kerja tambah dan dibuat addendum kontrak
terakhir, serta secara keseluruhan dengan kuantitas item-item
pekerjaan yang lain merupakan volume pekerjaan final (final
quantities)
3) Dalam waktu 6 (enam) hari sebelum berakhir masa pemeliharaan,
panitia penerima pekerjaan mengadakan inspeksi lagi.

4) Setelah pekerjaan perbaikan yang tercantum pada daftar


rekapitulasi selesai 100% dan disetujui oleh panitia penilai
pekerjaan, maka panitia membuat berita acara pemeriksaan akhir,
kemudian direksi teknik mempersiapkan berita acara serah terima
akhir (FHO)

5) Seperti halnya dalam PHO, defects/cacat dan deficiencies yang


diperbaiki kontraktor apabila penyebabnya bukan karena
mutubahan dan cara pekerjaan maka dapat dibayar kepada
kontraktor sebagai kerja tambah dan dibuat addendum kontrak
terakhir, serta secara keseluruhan dengan kuantitas item-item
pekerjaan yang lain merupakan volume pekerjaan final (final
quantities)
3.2. PERAPIHAN LOKASI SETELAH SELESAI

Kontraktor harus memelihara lokasi pekerjaan, harus bersih


dan teratur selama pelaksanaan konstruksi dan masa
pemeliharaan.

Pada akhir pekerjaan kontraktor harus membersihkan


semua peralatan, bahan yang berlebihan dan merapikan
lokasi pekerjaan termasuk pembersihan bekas bangunan
sementara yang digunakan selama pelaksanaan (jembatan
darurat,pagar proyek dan sebagainya)

Bangunan kantor direksi teknik di lokasi proyek harus


diserahkan kepada pengguna jasa setelah pekerjaan selesai
kecuali jika tercantum lain dalam dokumen kontrak
3.3. GAMBAR TERLAKSANA (AS – BUILT
DRAWINGS)
➢ Pelaksanaan didasarkan pada gambar pelaksanaan (shop drawing).

➢ Gambar pelaksanaan (shop drawing) merupakan gambar penjelasan dan


perubahan yang diperlukan setelah ada penelitian di lapangan.

➢ Gambar terlaksana (as-built-drawings) merupakan gambaran keadaan


pelaksanaan yang sebenarnya dikerjakan di lapangan secara lengkap.

➢ Kontraktor harus nenyerahkan kepada pengguna jasa/direksi pekerjaan gambar


terlaksana paling lambat 14 hari sebelum penyerahan akhir pekerjaan.

➢ Apabila kontraktor terlambat menyerahkan gambar terlaksana, maka pengguna


jasa dapat menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dokumen kontrak.

➢ Apabila kontraktor tidak menyerahkan gambar terlaksana, maka pengguna jasa


dapat memperhitungkan pembayaran kepada kontraktor sesuai ketentuan
dokumen kontrak
3.4 BERITA ACARA SERAH TERIMA AKHIR
(BASTA)
➢ Apabila panitia penerima pekerjaan (panitia FHO) menyimpulkan bahwa
kontraktor telah memenuhi kewajibannya selama masa pemeliharaan, maka
panitia FHO membuat berita acara pemeriksaan akhir.

➢ Apabila panitia FHO belum puas maka dibuat catatan-catatan tentang cacat dan
kerusakan yang perlu diperbaiki Paling lambat 6 (enam) hari sebelum FHO,
panitia FHO melakukan rapat.

➢ Apabila panitia FHO menyimpulkan bahwa kontraktor telah memperbaiki dan


volume serta mutunya disetujui oleh panitia FHO maka dibuatkan berita acara
pemeriksaan akhir dan direksi teknis menyiapkan berita acara serah terima akhir
(BA-FHO)

➢ Jika pengguna jasa/direksi pekerjaan menyimpulkan bahwa kontraktor telah


memenuhi kewajibannya selama masa pemeliharaan yang berdasarkan berita
acara pemeriksaan akhir oleh panitia FHO, pengguna jasa/direksi pekerjaan
menerbitkan berita acara serah terima akhir (BA-FHO)
3.5 KEGAGALAN BANGUNAN
➢ Sesuai ketentauan Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, penyedia
jasa (kontraktor dan konsultan pengawas) harus bertanggung jawab secara profesional (
profesional responsibilities / liabilities ) terhadap pekerjaan yang dilaksanakan.

➢ Apabila terjadi kegagalan dalam melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa harus


memperbaiki tanpa mendapat tambahan biaya dan apabila hasil perbaikan tidak dapat
diterima, maka penyedia jasa harus mengembalikan biaya sebesar biaya yang dibutuhkan
untuk perbaikan tersebut, dan untuk Jasa konsultansi harus mengembalikan biaya
sebesar biaya langsung personil tenaga ahli dan sub tenaga ahli yang telah diterima.

➢ Juga penyedia jasa harus mengganti kerugian yang timbul akibat kelalaian penyedia jasa
dalam pelaksanaan pekerjaan. Kegagalan bangunan yang menjadi tanggungjawab
penyedia jasa ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan sesuai dengan umur
konstruksi yang direncanakan dan secara tegas dinyatakan dalam dokumen perencanaan
paling lama 10 ( sepuluh ) tahun. Jangka waktu pertanggungjawaban atas kegagalan
bangunan ditetapkan dalam syarat-syarat khusus kontrak.

➢ Pelaksanaan ganti rugi atas kegagalan bangunan dapat dilakukan melalui mekanisme
pertanggungan (asuransi) sesuai dengan ketentuan syarat-syarat kontrak
Diagram Proses FHO

PEMBUATAN BA FHO
BAPHP-PHO
BAPHP-FHO
BASTP-Akhir
BASTP-Akhir
Contoh: SK PPHP
Contoh: SK PPHP
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA
UTARADINAS PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG
(PUPR)
Jalan Sakti lubis No,7 R Medan

Judul Unit Kompetensi:

Melakukan Serah Terima Akhir Pekerjaan untuk Proyek Ukuran


Kompleksitas Risiko Rendah (RR)

Kode Unit: M.7110000.032.01


4
Hotel Grand Mercury Medan, 22-27 Mei 2023 6

Anda mungkin juga menyukai