Anda di halaman 1dari 14

Tahap Serah Terima Pekerjaan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021


(Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Kesehatan Keselamatan
Kerja,Kelas A)

Dosen Pengampu:

Ana Islamiyah S, S.Keb., M.KKK.

Disusun oleh:

Kelompok 8

Nur Rodhiatur Rizqiah Maulida 182110101020


Roudhotun Nisa 182110101147

PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2021
Serah terima pekerjaan merupakan proses penyerahan hasil pekerjaan yang
telah diselesaikan oleh kontraktor dan sekaligus penerimaan oleh pemimpin
proyek/pemimpin bagian proyek/kepala satuan kerja selaku pemilik proyek. Tahap
serah terima pekerjaan terdiri atas ; serah terima pekerjaan pertama/sementara, masa
pemeliharaan dan serah terima pekerjaan akhir. Serah terima pekerjaan paling
sedikit dilakukan 2 kali yaitu serah terima pertama/sementara (PHO) dan serah
terima akhir (FHO).
1. Tahap Serah Terima Pertama Pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO)
Serah terima pertama pekerjaan atau serah terima sementara pekerjaan
adalah suatu kegiatan serah terima dari seluruh pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh penyedia jasa kepada direksi pekerjaan. Serah terima pertama
pekerjaan dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh penyedia jasa memenuhi persyaratan dan ketentuan kualitas,
kuantitas, dan jadwal waktu yang telah tercantum dalam kontrak.
Pada tahapan ini, penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
(SMKK) dilakukan oleh konsultan manajemen konstruksi/pengawasan dan
penyedia jasa pelaksana konstruksi dengan menyampaikan dokumen hasil
SMKK dan lampiran Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP).
Dokumen tersebut disampaikan kepada pengguna jasa dan menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dalam berita acara serah terima pertama pekerjaan

a. Persyaratan Usulan Penyerahan Pertama Pekerjaan


Pekerjaan yang telah diselesaikan oleh konduktor harus menyerahkan
secara resmi kepada pimpinan proyek setelah diteliti terlebih dahulu oleh panitia
penilai hasil pekerjaan. Pekerjaan yang telah diselesaikan tersebut harus
memuaskan secara teknik agar dapat diserahkan kepada pimpinan proyek.
b. Pelaksanaan Serah Terima Pertama Pekerjaan
Terdapat beberapa pihak yang terkait dengan pelaksanaan serah terima
pekerjaan yaitu kontraktor, direksi teknis, pemimpin proyek, dan panitia
penerima pekerjaan. Pelaksanaan serah terima pertama terdiri dari beberapa
kegiatan, yaitu:
1) Persiapan Penyerahan Pekerjaan Pertama (Provisional Hand-Over/PHO)
Pada kegiatan persiapan, kontraktor melakukan pelaporan dan
mengajukan permintaan secara tertulis untuk serah terima sementara atau
serah terima pertama kepada pengguna jasa atau direksi pekerjaan dengan
tembusan kepada direksi teknis. Pengajuan tersebut dilaksanakan setelah
pekerjaan selesai 100%. Selanjutnya, kontraktor akan menerima tembusan
surat permohonan kontraktor dan direktur teknis harus melakukan
pemeriksaan pendahuluan maksimal selama 5 (lima) hari setelah menerima
surat permohonan tersebut. Kemudian, direktur teknis melaporkan
pemeriksaan tersebut kepada direksi pekerjaan atau pimpinan proyek dan
memberitahukan jadwal penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan, baik
tanggal ataupun hari. Laporan yang disampaikan kepada direksi pekerjaan
atau pimpinan proyek berisikan:
a. Daftar cacat dan kekurangan (hanya pada pekerjaan yang
mengalami cacat dan kekurangan)
b. Rekomendasi tanggal penyelesaian pekerjaan sebagai tanggal
tentatif pekerjaan selesai dan tanggal tentatif penyerahan
pekerjaan pertama
Selain itu, pengguna jasa akan membentuk panitia penilai pekerjaan
selesai setelah berkonsultasi dengan atasan langsung. Pengguna jasa akan
memerintahkan panitia penerima pekerjaan untuk menilai hasil pekerjaan
maksimal 7 (tujuh) hari setelah menerima surat dari direksi teknik. Panitia
penerima pekerjaan dibantu kontraktor, konsultan dari pihak proyek akan
meneliti laporan pendahuluan yang dibuat direksi teknik serta menetapkan
rencana pemeriksaan ke lapangan.
2) Pemeriksaan Pekerjaan
Pemeriksaan pekerjaan dilakukan oleh panitia penerima pekerjaan
melalui pemeriksaan pertama dan pemeriksaan kedua apabila diperlukan.
Pemeriksaan pertama
Sebelum melakukan pemeriksaan pertama atau kunjungan pertama,
pelaksanaan fisik harus selesai sepenuhnya. Berikut adalah hal-hal yang
dilakukan dalam pemeriksaan pertama:
a. Rapat
Rapat diselenggarakan pada jadwal dan tempat yang telah ditentukan.
Rapat tersebut dihadiri oleh panitia penerima pekerjaan, unsur pengguna
jasa, unsur proyek yang bersangkutan, unsur konsultan/pengawas, dan
unsur kontraktor. Pembahasan dalam rapat tersebut berupa informasi
umum terkait proyek, tata cara pemeriksaan, pembagian kelompok dan
jadwal pemeriksaan, serta penetapan tata cara pengambilan contoh
lapangan.
Tata cara pemeriksaan pertama meliputi:
1. Pemeriksaan kantor/administratif berupa pemeriksaan surat
pengesahan pendanaan, surat pengesahan proyek, surat penetapan
pemimpin proyek, struktur organisasi dan personil
2. Pemeriksaan laboratorium yaitu pengujian mutu berupa pengambilan
contoh bahan uji dan pengukuran
3. Pemeriksaan lapangan berupa pengamatan visual di lapangan dan
pencatatan segala bentuk cacat dan kekurangan yang ditemukan di
lapangan.
Berdasarkan 3 (tiga) jenis pemeriksaan di atas, terdapat pembagian
kelompok sebanyak 3 tim dimana masing-masing tim mempunyai anggota
dari panitia penerima pekerjaan, proyek, kontraktor, konsultan, dan
personil pilihan dengan tingkat kemampuan yang memadai. Ketiga
pemeriksaan tersebut akan dilaksanakan secara bersamaan. Kemudian,
untuk penetapan tata cara pengambilan contoh lapangan dilakukan
penetapan jarak titik pengambilan, jumlah titik pengambilan, serta
pengujian beton apabila pengujian mutu selama pelaksanaan tidak
meyakinkan. Apabila rapat telah selesai, hasil rapat akan disusun menjadi
surat edaran/surat pemberitahuan yang ditandatangani oleh pihak
kontraktor, konsultan, dan panitia.
b. Pelaksanaan Pemeriksaan
1. Pemeriksaan kantor/administratif (Office Examination)
Pemeriksaan kantor dilakukan untuk mengevaluasi ketaatan,
kelengkapan, dan kebenaran administrasi selama pelaksanaan proyek,
serta mengevaluasi kesesuaian pelaksanaan dokumen kontrak sebagai
pedoman penyelenggaraan proyek. Beberapa hal yang perlu dievaluasi
antara lain:
 Surat pengesahan anggaran, surat keputusan pengesahan proyek,
surat keputusan pemimpin proyek, dan pertanggungjawaban
keuangan
 Struktur organisasi dan personil, baik proyek, konsultan, maupun
kontraktor
 Inventarisasi barang
 Administrasi proyek berupa dokumen-dokumen, surat menyurat,
dan laporan
 Gambar terlaksana
 Program pemeliharaan
 Fasilitas direksi/konsultan
 Daftar dan tabel
Setelah pemeriksaan selesai, maka dilakukan pembuatan surat
edaran/surat hasil pemeriksaan kantor disertai data-data
pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. Pemeriksaan laboraorium/Pengujian Mutu (Quality Control)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengevaluasi
kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan spesifikasi teknik dalam
dokumen kontrak. Beberapa hal yang dilakukan antara lain:
 Pengujian mutu pada pekerjaan perkerasan jalan dan bahu jalan
 Pengujian mutu pada pekerjaan beton seperti jembatan dan
lainnya.
3. Pemeriksaan lapangan (Visual Observation)
Pemeriksaan lapangan dilakukan untuk menginventarisasi segala
kekurangan dan cacat yang mungkin terjadi di lapangan,
mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab, serta memberikan
saran cara penanganan dan biaya. Beberapa hal yang perlu dilakukan
antara lain:
 Pengamatan dari titik awal hingga titik akhir proyek
 Pencatatan dan pemberian saran cara penanganan kerusakan
maupun kekurangan proyek
 Pengamatan dilakukan pada seluruh jenis pekerjaan yang tertera
dalam dokumen kontrak
 Pencatatan hasil pengamatan lapangan dalam format tertentu dan
diketahui oleh panitia, proyek, konsultan, dan kontraktor
4. Waktu Tenggang (Grace Period)
Waktu tenggang adalah jangka waktu tertentu yang diperlukan
untuk memperbaiki cacat dan menyempurnakan kekurangan agar
serah terima pertama pekerjaan (PHO) dapat disetujui. Waktu
tenggang tidak dibutuhkan apabila tidak terdapat cacat ataupun
kekurangan dalam suatu proyek. Apabila terdapat cacat ataupun
kekurangan, maka wajib memperbaiki dan menyempurnakannya.
Setelah selesai memperbaiki dan menyempurnakan proyek, maka
dapat diselesaikan pemeriksaan kedua oleh panitia penerima
pekerjaan.
5. Berita Acara
Berita acara berisi penilaian hasil pekerjaan disertai lampiran
hasil pemeriksaan kantor, pengujian mutu, pengamatan lapangan, dan
kewajiban kontrakor untuk memperbaiki dan menganangi jika
terdapat cacat dan kekurangan dalam waktu tertentu. Pembuatan berita
acara hanya dilakukan apabila telah melaksanakan beberapa hal
tersebut.
Pemeriksaan Kedua
Pemeriksaan kedua atau kunjungan kedua perlu dilakukan apabila
kontraktor mendapatkan waktu tenggang untuk menyelesaikan cacat dan
kekurangan pada pemeriksaan pertama. Apabila perbaikan seluruh cacat dan
kekurangan telah dilaksanakan dan dapat diterima dengan baik, maka dapat
dilakukan pembuatan berita acara penyerahan pekerjaan pertama (PHO)
yang ditandatangani oleh panitia penerima pekerjaan dan diketahui oleh
pengguna jasa, direksi pekerjaan, konsultan, dan kontraktor. Namun, jika
kontraktor tidak dapat menyelesaikan perbaikan tersebut, maka pekerjaan
tidak dapat diterima hingga selesai melakukan perbaikan.
c. Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan
Berita acara serah terima pertama pekerjaan dikeluarkan maksimal selama
6 hari setelah dilakukan pengujian. Bersamaan dengan dikeluarkannya berita
acara serah terima pertama pekerjaan maka masa pemeliharaan telah dimulai
sesuai dengan yang tertera dalam dokumen kontrak. Dalam berita acara tersebut
terdapat 3 tanggal yaitu tanggal berita acara serah terima pekerjaan pertama,
tanggal definitif serah terima pekerjaan pertama, dan tanggal rencana serah
terima pekerjaan akhir.
2. Tahap Serah Terima Masa Pemeliharaan (Warranty Period)
Penerapan SMKK pada masa pemeliharaan dilakukan oleh Penyedia Jasa
pelaksana konstruksi dengan menerapkan elemen operasi keselamatan
konstruksi yang merupakan kegiatan dalam mengendalikan keselamatan
konstruksi. Elemen konstruksi tersebut terdiri atas beberapa subelemen, yaitu :
a) Perencanaan implementasi RKK
b) Pengendalian operasi Keselamatan Konstruksi
c) Kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat
d) Investigasi kecelakaan konstruksi

Untuk menerapkan SMKK dalam masa pemeliharaan, pengguna jasa


harus merujuk pada gambar tepasang dan dokumen terlaksana serta panduan
keselamatan operasi dan pemeliharaan konstruksi bangunan yang sudah
memperhitungkan keselamatan konstruksi berdasarkan hasil gambar terpasang
dan RKK yang sudah dimutakhirkan.
Laporan penerapan SMKK pada masa pemeliharaan disampaikan
kepada pengguna jasa dalam masa pemeliharaan dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam laporan pelaksanaan.
3. Tahap Serah Terima Akhir Pekerjaan (Final Hand Over/FHO)
Serah terima akhir pekerjaan adalah suatu kegiatan serah terima akhir
pekerjaan dari penyedia jasa kepada direksi pekerjaan setelah penyedia jasa
menyelesaikan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan. Serah terima
akhir pekerjaan dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh hasil pekerjaan
penyedia jasa secara fisik maupun administrasi telah dapat diterima oleh direksi
pekerjaan dan hasilnya yang telah layak dipergunakan umum, sebagai
pernyataan berakhirnya kontrak, dan sebagai pernyataan berakhirnya tanggung
jawab penyedia jasa secara keseluruhan.
Pada tahapan ini, dilakukan penyerahan beberapa dokumen antara lain:
a. Laporan pelaksanaan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
b. Dokumen Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)
c. Dokumen Program Mutu
d. Dokumen Rencana Kerja Pengelolahan dan Pemantauan Lingkungan
(RKPPL)
e. Dokumen Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP)

Selain itu, pengguna jasa mengeluarkan surat keterangan nihil


kecelakaan konstruksi apabila penyedia jasa pelaksana konstruksi bagi pekerjaan
konstruksi yang telah diselesaikan tidak ada kecelakaan konstruksi berdasarkan
laporan akhir pelaksanaan RKK. Namun, apabila terjadi kecelakaan, surat
keterangan nihil kecelakaan konstruksi disertai dengan surat peringatan yang
disusun sesuai komponen kegiatan penerapan SMKK.
Pada penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK),
penyedia jasa pekerjaan konstruksi wajib melampirkan panduan operasi dan
pemeliharaan. Panduan tersebut adalah pemutakhiran rancangan konseptual
SMKK pada tahap perancangan yang menjadi bagian dari laporan penerapan
SMKK. Apabila dalam penerapan SMKK terdapat kondisi menyimpang dari
standar atau ketentuan perundang-undangan, maka panduan keselamatan
pengoperasian dan pemeliharaan konstruksi bangunan wajib dilakukan
pengkajian ulang oleh pengkaji teknis atau tim laik fungsi yang ditunjuk oleh
pengguna jasa.
a. Persyaratan Serah Terima Akhir Pekerjaan
Penyedia jasa wajib mengajukan permohonan tertulis kepada pengguna
jasa atau direksi pekerjaan maksimal selama 21 hari sebelum berakhirnya masa
pemeliharaan untuk penyerahan akhir pekerjaan (FHO). Kemudian, pengguna
jasa akan memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan masa pemeliharaan. Apabila
pekerjaan tersebut dapat diterima, maka pengguna jasa dapat meminta panitia
FHO untuk melakukan pemeriksaan dan penilaian pekerjaan akhir maksimal
selama 14 hari sebelum masa pemeliharaan berakhir.
Pemeriksaan dan penilaian dilakukan panitia FHO dengan mengadakan
rapat dan kunjungan lapangan bersama pengguna jasa dan kontraktor untuk
memeriksa dan mengidentifikasi pekerjaan masa pemeliharaan. Setelah selesai,
dilakukan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan pada kunjungan lapangan.
Apabila pekerjaan tersebut dapat diterima, maka panitia FHO melakukan
beberapa hal yaitu pembuatan berita acara terkait penyelesaian pekerjaan masa
pemeliharaan dengan baik dan sesuai kontrak, pernyataan bahwa serah terima
akhir pekerjaan dapat dilakukan, penetapan tanggal FHO, dan pembuatan surat
pemberitahuan hasil pemeriksaan.
Masa pemeliharaan berakhir apabila penyedia jasa telah menyelesaikan
seluruh kewajibannya. Setelah masa pemeliharaan berakhir, direksi teknis akan
menerbitkan sertifikat berakhirnya masa pemeliharaan maksimal 28 hari. Setelah
terbitnya sertifikat tersebut, kontraktor wajib menyampaikan kepada pengguna
jasa tentang konsep perhitungan akhir disertai lampiran dokumen pendukung
berupa nilai pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai kontrak dan pembayaran
yang wajib diterima. Setelah itu, pengguna jasa akan membuat berita acara serah
terima akhir pekerjaan/FHO dan menerbitkan sertifikat penyelesaian pekerjaan.
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses FHO:
1. Pengembalian jaminan pemeliharaan sesuai kontrak
2. Hasil pemeriksaan lapangan oleh panitia PHO dan FHO
3. Berita acara FHO oleh panitia PHO dan FHO
4. Penerbitan sertifikat penyelesaian pekerjaan oleh pengguna jasa atau direksi
pekerjaan
b. Pengumpulan Dokumen Kontrak
Berikut adalah dokumen-dokumen proyek yang perlu ditindak lanjuti
apabila dokumen kontrak telah dinyatakan selesai:
1. Kontrak atau perubahan kontrak beserta kelengkapan dan berbagai
lampirannya
2. Seluruh laporan pelaksanaan pekerjaan, baik harian, mingguan, maupun
bulanan
3. Seluruh surat menyurat antara pengguna jasa dan kontraktor selama
pelaksanaan pekerjaan
4. Berita acara dan laporan pelaksanaan pemeliharaan jalan
5. Berita acara pembayaran dan lampirannya
6. Berita acara dan notulen rapat
7. Berbagai gambar, baik rencana, kerja, dan terlaksana
8. Dokumentasi atau foto-foto sebelum, saat, dan selesai pekerjaan
9. Perhitungan kuantitas akhir
10. Laporan akhir yang telah diselesaikan beserta dokumen-dokumen terkait
c. Pelaksanaan Serah Terima Akhir Pekerjaan (FHO)
Pelaksanaan serah terima akhir pekerjaan dilakukan penilaian hasil
pekerjaan oleh panitia penerima pekerjaan. Panitia FHO berbeda dengan panitia
PHO. Namun, apabila dalam kondisi tidak ada tenaga teknis yang mampu
menjadi panitia FHO, maka diperbolehkan mengambil panitia dari panitia PHO.
Penilaian hasil pekerjaan dilakukan dengan melakukan beberapa hal antara lain:
1. Pemeriksaan pekerjaan
Pemeriksaan pekerjaan dilakukan oleh panitia penerima pekerjaan.
Kontraktor dapat mengajukan permintaan tertulis untuk serah terima akhir
(FHO) kepada direksi teknis dengan tembusan ke pengguna jasa atau direksi
pekerjaan. Kemudian, direksi teknik mempelajari permintaan tersebut dalam
waktu 5 hari dan memberitahukan kepada pengguna jasa bahwa pekerjaan
tersebut telah siap untuk serah terima akhir (FHO). Setelah itu, panitia penerima
pekerjaan melaksanakan inspeksi ke lapangan selama 10 hari serta membuat
daftar kerusakan dan cacat. Panitia penerima pekerjaan akan melaksanakan
inspeksi lagi dalam waktu 6 hari sebelum masa pemeliharaan berakhir. Setelah
pekerjaan perbaikan pada daftar rekapitulasi selesai sepenuhnya dan disetujui
panitia penilai pekerjaan, maka panitia akan membuat berita acara pemeriksaan
akhir (FHO). Apabila penyebab kerusakan dan cacat yang diperbaiki kontraktor
bukan dari mutu bahan dan cara kerja, maka pembayaran oleh kontraktor dapat
sebagai kerja tambahan dan dibuatkanlah kontrak terakhir.
2. Perapihan Lokasi
Kontraktor harus memelihara dan merapikan lokasi pekerjaan dengan
membersihkan semua peralatan, bahan yang berlebihan, dan bekas bangunana
sementara sebagai jembatan darurat dan lainnya agar lokasi bersih dan
pelaksanaan konstruksi serta masa pemeliharaan menjadi teratur. Bangunan
kantor direksi teknik di lokasi proyek wajib diserahkan kepada pengguna jasa
setelah pekerjaan selesai, kecuali terdapat hal lain yang tertera dalam kontrak.
3. Gambar Terlaksana
Gambar terlaksana adalah gambaran keadaan pelaksanaan yang
sebenarnya dikerjakan di lapangan secara lengkap. Gambar tersebut wajib
diserahkan oleh kontraktor kepada pengguna jasa maksimal 14 hari sebelum
penyerahan akhir pekerjaan. Apabila lebih dari 14 hari, maka pengguna jasa
dapat menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dalam kontrak. Kemudian,
apabila tidak menyerahkan, maka pengguna jasa dapat memperhitungkan
pembayaran kepada kontraktor sesuai ketentuan dalam kontrak.
d. Berita Acara Serah Terima Akhir

Panitia FHO dapat membuat berita acara pemeriksaan akhir jika panitia
menyimpulkan kontraktor telah memenuhi kewajiban selama masa
pemeliharaan. Panitia FHO dapat membuat catatan terkait cacat dan kerusakan
jika memang terdapat hal tersebut. Setelah itu, kontraktor akan memperbaiki
kerusakan dan cacat tersebut terlebih dahulu. Panitia FHO dapat melakukan
rapat 6 hari sebelum FHO. Apabila cacat dan kerusakan telah diperbaiki dan
panitia FHO menyetujui hal tersebut, maka berita acara pemeriksaan akhir
dibuat dan direktur teknis menyiapkan berita acara serah terima akhir (BA-
FHO). Berita acara tersebut akan diterbitkan oleh pengguna jasa apabila
kontraktor telah memenuhi kewajiban selama masa pemeliharaan berdasarkan
berita acara pemeriksaan akhir oleh panitia FHO.
e. Kegagalan Bangunan

Kegagalan bangunan menjadi tanggung jawab penyedia jasa, dimana


penyedia jasa wajib memperbaiki kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan
pekerjaan tanpa mendapat tambahan biaya. Apabila hasil perbaikan tersebut
tidak dapat diterima, maka penyedia jasa wajib mengembalikan biaya sebesar
biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan. Kemudian, jasa konsultasi juga wajib
untuk dikembalikan sebesar biaya langsung personil tenaga ahli dan sub tenaga
ahli yang telah diterima. Kerugian yang timbul akibat kelalaian penyedia jasa
dalam pelaksanaan pekerjaan wajib diganti oleh penyedia jasa. Jangka waktu
pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan terdapat dalam kontrak. Ganti
rugi atas kegagalan bangunan dapat dilakukan menggunakan mekanisme
pertanggung jawaban atau asuransi sesuai ketentuan syarat kontrak.

Contoh :

Penerapan SMKK Tahap Serah Terima Pekerjaan dalam Pengawasan


Pekerjaan/Kostruksi Jembatan

Serah terima pekerjaan adalah proses penyerahan hasil pekerjaan yang


telah diselesaikan oleh kontraktor dan sekaligus penerimaan oleh pemimpin
proyek/pemimpin bagian proyek/kepala satuan kerja selaku pemilik proyek.
Serah Terima Pekerjaan Pertama (Provisional Hand Over/PHO) :
Pada pelaksanaan serah terima pekerjaan pertama (Provisional Hand-
Over/PHO), dilakukan oleh pihak-pihak terkait seperti:
a. Kontraktor : kontraktor menyelesaikan pekerjaan fisik dengan ketentuan
pekerjaan aspal, bahu jalan dan jembatan selesai 100%. Kontraktor juga dapat
mengajukan permintaan secara tertulis untuk serah teriam sementara kepada
pengguna jasa/direksi pekerjaan dengan tembusan kepada direksi teknis.
b. Direksi teknis : melakukan pemeriksaan pendahuluan paling lambat 5 hari
setelah menerima surat permohonan dari kontraktor dan melaporkannya pada
direksi pekerjaan/pimpinan proyek secara tertulis dan memberitahukan tanggal
atau hari penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan. Isi laporan tersebut adalah
daftar cacat dan kekurangan (jika ada) dan rekomendasi tanggal penyelesaian
pekerjaan.
c. Pengguna jasa : membentuk panitia penilai pekerjaan, penilaian hasil pekerjaan
dilakukan oleh panitia penerima pekerjaan paling lambat 7 hari setelah mendapat
surat dari dereksi teknik.
d. Panitia penerima pekerjaan : meneliti laporan pendahuluan yang dibuat oleh
direksi teknik dan menetapkan tanggal rencana pemeriksaan ke lapangan. Dalam
meneliti laporan tersebut dibantu oleh kontraktor, konsultan dan pihak proyek.

Pemeriksaan pekerjaan oleh panitia penerima pekerjaan dilakukan 2 kali


apabila pada pemeriksaan pertama atau kunjungan pertama ditemukan cacat atau
kekurangan. Setelah melakukan pemeriksaan, dibuatlah berita acara serah terima
pertama (PHO). Dalam berita acara penyerahan pekerjaan pertama (PHO)
terdapat 2 tanggal yaitu, tanggal berita acara penyerahan pekerjaan pertama dan
tanggal definitif penyerahan pekerjaan pertama, selain itu dalam berita acara
penyerahan pekerjaan pertama juga harus dicantumkan tanggal rencana
pekerjaan akhir (final hand-over/FHO).
Masa Pemeliharaan :

Kontraktor mempunyai kewajiban untuk memelihara kondisi jalan agar


pada saat penyerahan akhir kondisi pekerjaan seperti saat dilakukan penyerahan
pertama.
Serah Terima Akhir Pekerjaan (Final Hand-Over/FHO) :

Penyedia jasa wajib mengajukan permohonan tertulis kepada pengguna


jasa/direksi pekerjaan untuk keperluan penyerahan akhir pekerjaan (FHO) paling
lambat 21 hari sebelum berakhirnya masa pemeliharaan. Setelah berakhirnya
masa pemeliharaan, kontraktor berhak mengajukan permintaan untuk dilakukan
serah terima akhir dengan syarat bahwa kontraktor telah melaksanakan
kewajibannya memelihara jalan selama masa pemeliharaan.
DAFTAR PUSTAKA

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI. (2021). Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor 10 Tahun 2021 Tentang
Pedoman Sisten Manajemen Keselamatan Konstruksi. Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 286. Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia.

PUSBIN-KPK. (2005). Modul SE-10 : Penyerahan Pekerjaan Selesai. Jakarta:


Departemen Pekerjaan Umum. Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya
Manusia. Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi (PUSBIN-
KPK).

PUSBIN-KPK. (2007). Modul SEBC-08 : Serah Terima Pekerjaan. Jakarta:


Departemen Pekerjaan Umum. Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya
Manusia. Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi (PUSBIN-
KPK).

Anda mungkin juga menyukai