Anda di halaman 1dari 118

Page ii of 118

SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI

0.1 NAMA DAN LOKASI PEKERJAAN


Nama pekerjaan yang dilaksanakan adalah Perencanaan Konstruksi Pembangunan
Asrama Polsek Kawasan Mandalika. Sarana jalan darat untuk mencapai lokasi pekerjaan
renovasi dan pembangunan tersebut dapat menggunakan jalan raya yang ada dan masuk ke
dalam kawasan, sehingga sarana lalu lintas darat tidak perlu diadakan lagi. Pada prinsipnya,
selama pelaksanaan renovasi dan pembangunan, seluruh kegiatan operasional di lokasi
tidak boleh terganggu. Sehingga koordinasi dengan pihak-pihak terkait perlu dilakukan
dengan baik.

0.2 BAHAN DAN ALAT


0.2.1 Sumber dan Jenis Bahan Bangunan
Kontraktor harus mengajukan contoh material dan daftar tertulis kepada Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan tentang tempat asal/sumber dan
macam bahan bangunan yang dipesan untuk digunakan dalam pekerjaan.
Bahan bangunan terdiri dari bahan alam (pasir, batu, crushed stone dan lain-lain) dan bahan
bangunan produksi pabrik.

0.2.2 Penyimpanan Bahan Bangunan


1. Penyimpanan.
Bahan bangunan harus disimpan sedemikian agar mutunya tidak menjadi berkurang
maupun mengalami kerusakan. Penyimpanan hendaknya dilandasi dengan lantai
yang keras, bersih, bebas banjir dan dimana perlu diberi atap (dilindungi) dan atau
dinding.
2. Cara Menumpuk.
Bagian tengah dari lantai gudang atau lantai dari suatu timbunan bahan bangunan
hendaknya dibuat miring melandai ke tepi-tepi agar mudah dilakukan pembersihan.
Cara menumpuk bahan bangunan hendaknya sedemikian rupa sehingga timbunan
tidak berbentuk kerucut dan tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation).

Page 3 of 118
0.3 TENAGA KERJA DAN UPAH
Tenaga kerja yang tugaskan hendaknya tenaga kerja yang ahli, terlatih dan berpengalaman
pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan
dan petunjuk dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

0.4 PELAKSANAAN
1. Penyedia harus menempatkan pelaksana (site manajer) di lapangan yang menguasai
masalah teknis dan administrasi pelaksanaan pembangunan serta dapat mengambil
keputusan yang diperlukan di lapangan.
2. Pelaksana di lapangan harus mengerti gambar-gambar perencanaan pelaksanaannya
dan Ahli dibidangnya.
3. Jangka waktu masa kontrak pekerjaan sesuai dengan yang tertera di dalam kontrak.

0.5 PEKERJAAN TAMBAH KURANG


1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen
kontrak, maka pengguna Pengawas bersama penyedia Pengawas dapat melakukan
perubahan kontrak yang meliputi antara lain:
a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
b. Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan.
c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
d. Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.
2. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang
tercantum dalam perjanjian/kontrak awal.
3. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna Pengawas secara tertulis kepada
penyedia Pengawas, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap
mengacu pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian/kontrak awal.
4. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan
addendum kontrak.
5. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dijadikan alasan untuk mengubah
waktu penyelesaian, kecuali atas persetujuan tertulis pengguna Pengawas.

Page 4 of 118
0.6 KEAMANAN TEMPAT KERJA
1. Penyedia Pengawas bertanggung jawab atas keamanan/keselamatan tempat
keria/tenaga keria, kebersihan halaman bangunan-bangunan, gedung, alat-alat
bangunan selama pekerjaan berlangsung.
2. Penyedia Pengawas bertanggung jawab/wajib menyediakan sarana untuk menjaga
keselamatan para tenaga kerja.
3. Jlka tejadi kecelakaan pada pelaksanaan pekerjaan, maka penyedia Pengawas wajib
memberi pertolongan medis kepada para korban dan segala biaya yang dikeluarkan
sebagai akibatnya, menjadi tanggung jawab penyedia Pengawas.
4. Hubungan pekerja dengan penyedia Pengawas tunduk pada peraturan perburuhan
yang berlaku.

0.7 LAPORAN
0.7.1 Laporan Harian
Kontraktor diwajibkan membuat catatan-catatan harian dalam bentuk Laporan Harian yang
berisi : pekerjaan yang dilaksanakan hari itu, material yang didatangkan, tenaga kerja yang
dikerahkan, keadaan cuaca, serta hal-hal lain yang perlu dilaporkan sesuai petunjuk
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Laporan ini harus dijilid sebanyak 3 (tiga) set dan
diserahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas paling lambat pada hari Senin sore.

0.7.2 Laporan Mingguan


Kontraktor diwajibkan untuk membuat laporan mingguan yang berisikan kemajuan fisik
proyek yang dicapai pada minggu sebelumnya dan sampai minggu termaksud. Laporan ini
harus diserahkan paling lambat Senin sore dan dijilid sebanyak 5 (lima) set kemudian
diserahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

0.7.3 Laporan Bulanan


Kontraktor diwajibkan juga membuat laporan bulanan yang berisikan semua kegiatan pada
bulan yang bersangkutan. Laporan bulanan harus dijilid sebanyak 5 set dan harus
diserahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas paling lambat tanggal 10 pada
bulan berikutnya.

Page 5 of 118
0.8 DOKUMENTASI
Kontraktor harus membuat photo-photo berwarna untuk dokumentasi di dalam album dari
bagian-bagian pekerjaan yang sedang berlangsung/dilaksanakan atau yang telah selesai
dilaksanakan seperti yang diminta oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

Contoh-contoh photo harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas pada


setiap akhir bulan. Dokumen harus berurutan dari awal sampai akhir proyek, agar dapat
memberikan visualisasi pelaksanaan pembangunan proyek dengan baik. Hasil pembuatan
dokumentasi tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas pada
setiap akhir bulan.

Hasil-hasil pemotretan yang dipilih dan dianggap baik oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas bila diminta harus dapat dibuat cetakan sebanyak 3 set dalam waktu 2 hari
sesudahnya.
Film negatif dan dokumentasi tersebut akan menjadi milik Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas dan tidak diijinkan membuat cetakan dari negatif tersebut tanpa persetujuan
tertulis dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas untuk diserahkan pada pihak-pihak lain.

Ukuran photo dokumentasi sekurang-kurangnya adalah ukuran poscard. Keterangan yang


menyebutkan kegiatan/macam pekerjaan dan tanggal pengambilan harus disertakan untuk
masing-masing gambar dokumentasi tersebut.

0.9 DENDA DAN GANTI RUGI


1. Besarnya denda kepada penyedia Pengawas atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan adalah 1 o/oo (satu per seribu) dari harga kontrak atau bagian kontrak
untuk setiap hari keterlambatan.
2. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh pengguna Pengawas atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar,
berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi sesuaj ketentuan dalam dokumen
kontrak.

Page 6 of 118
3. Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi diatur di dalam dokumen kontrak.
4. Jika Pemborong setelah mendapat peringatan tertulis 2 (dua) kali berturut-turut tidak
mengindahkan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam dokumen kontrak, maka
Pemberi Tugas dapat memutuskan hubungan kerja/kontrak secara sepihak.
5. Kontraktor bertanggung jawab atas segala biaya ganti rugi/kompensasi, jika akibat
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor menimbulkan kerusakan
fasilitas/bangunan lain di sekitar poyek serta kerugian-kerugian kepada pihak lain.
6. Tidak diadakan mata pembayaran khusus untuk pembayaran ganti rugi/kompensasi
tersebut, tetapi harus sudah termasuk dalam biaya yang diajukan Kontraktor didalam
Dokumen Kontrak.

0.10 RESIKO
1. Jika hasil pekerjaan Penyedia barang/jasa musnah/rusak sebagian atau keseluruhan
akibat kelalaian penyedia barang/jasa sebelum diserahkan kepada Pengguna
barang/jasa, maka penyedia barang/jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
kerugian yang timbul akibat keadaan tersebut. Jika hasil pekejaan penyedia
barang/jasa sebagian atau seluruhnya musnah/rusak diluar kesalahan kedua belah
pihak akibat keadaan memaksa, maka segala kerugian yang timbul akibat keadaan
ini akan ditanggung oleh kedua belah pihak.
2. Jika hasil pekerjaan penyedia barang/jasa sebagian atau seluruhnya musnah/rusak
disebabkan oleh suatu cacat-cacat tersembunyi dalam struktur atau disebabkan oleh
retaknya tanah, maka penyedia barang/jasa bertanggung jawab selama 10 (sepuluh)
tahun sejak pekerjaan diserah terimakan untuk yang kedua kalinya.
3. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun pihak lain berkaitan dengan
pelaksanaan pekejaan ini sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab penyedia
barang/jasa di dalam maupun di luar pengadilan.
4. Bilamana selama penyedia barang/jasa melaksanakan pekerjaan ini menimbulkan
kerugian PIHAK KETIGA (orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dalam
pekejaan ini), maka resiko tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia
barang/jasa.

Page 7 of 118
0.11 PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, pada dasarnya akan diselesalkan
secara musyawarah.
2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka
diselesalkan oleh suatu Panitia Pendamai yang berfungsi sebagai juri/wasit, dibentuk
dan diangkat oleh kedua belah pihak yang terdiri dari : Seorang wakil dari
pengguna barang/jasa sebagai anggota Seorang wakil dari penyedia
barang/jasa sebagai anggota. Seorang wakil dari pihak ketiga sebagai ketua yang
disetujui oleh kedua belah pihak.
3. Keputusan panitia pendamai ini mengikat kedua belah pihak.
Jika perselisihan sebagaimana dimaksud tidak dapat diselesaikan, maka akan
diselesaikan melalui Pengadilan Tinggi.

Page 8 of 118
SYARAT-SYARAT UMUM PELAKSANAAN
PEKERJAAN

0.12 UMUM
0.12.1 Tata Ruang Daerah Proyek/Lokasi Proyek
Areal yang disediakan sebagai Lapangan kerja adalah daerah di lokasi harus
dilindungi/dibatasi oleh pagar pengaman sesuai dengan yang disediakan oleh Pemberi
Tugas (kalau diperlukan dalam proyek ini). Kontraktor harus menyiapkan, menempatkan,
mengatur penggunaan lapangan kerja yang tersedia untuk menempatkan peralatan,
penimbunan bahan-bahan bangunan, gudang-gudang dan kantor lapangan.

Sebelum menggunakan lapangan kerja, Kontraktor harus mengajukan gambar/lay-out


penggunaan areal kerja kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis dan petunjuk lebih lanjut. Pada prinsipnya, selama pelaksanaan
pekerjaan, kegiatan operasional di lokasi proyek tidak boleh terganggu.

Pada akhir pekerjaan sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas,


Kontraktor harus segera membongkar/memindahkan alat-alat konstruksi penolong dan
bentuk lainnya serta membersihkan daerah operasinya sehingga dapat diterima dengan baik
oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

0.12.2 Keamanan Daerah Proyek


Agar keamanan di daerah sekitar proyek terjamin, selain membuat pagar pengaman
Kontraktor harus membuat rambu-rambu pengaman berupa tanda-tanda, lampu-lampu,
bendera dan peralatan lain di sekitar lokasi pekerjaan.

Kontraktor harus menyediakan perlengkapan K-3 (kesehatan dan keselamatan kerja) di


Kantor Lapangan berupa: bendera K-3, perlengkapan P3K, alat pemadam kebakaran, helm,
sabuk pengaman, sepatu lapangan, sarung tangan dan sebagainya.

Page 9 of 118
0.13 RENCANA KERJA
0.13.1 Umum
Kontraktor harus menyelesaikan seluruh pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam
Dokumen Kontrak sesuai dengan rencana kerja yang telah disepakati dengan menggunakan
bahan-bahan terbaik dan metode pelaksanaan pekerjaan dengan kemampuan terbaiknya.

0.13.2 Master Time Schedule


Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan Master Time Schedule
kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Master Time
Schedule ini memuat Jadwal pelaksanaan dengan detail yang memperlihatkan urutan
kegiatan selama pekerjaan berlangsung.

Walaupun Master Time Schedule telah disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas,
tetapi hal tersebut tidak menjadikan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas untuk
bertanggung jawab, karena segala resiko yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

0.13.3 Jadwal Bagian Pekerjaan


1. Jadwal pelaksanaan bagian pekerjaan dibuat untuk rencana pelaksanaan pekerjaan
dan agar kemajuan pekerjaan dari waktu kewaktu dapat dievaluasi ketepatan wak-
tunya. Jadwal tersebut diperlukan untuk menguraikan berbagai aktivitas pekerjaan
dari Master Time Schedule.
2. Kontraktor harus menyiapkan Jadwal pelaksanaan bagian pekerjaan secara detail,
yang harus diserahkan dan mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas, yang memperlihatkan urutan kegiatan yang direncanakan dalam
melaksanakan pekerjaan.
3. Secara berkala Kontraktor harus memperbarui Jadwal pelaksanaan bagian pekerjaan
untuk menggambarkan seteliti mungkin kemajuan pekerjaan secara aktual sampai
hari terakhir bulan yang bersangkutan.
4. Laporan Jadwal kegiatan mingguan diserahkan pada hari Senin pagi dimana
ditunjukkan bagian/komponen/jenis pekerjaan dan kegiatan yang direncanakan akan
dilaksanakan dalam minggu yang bersangkutan.

Page 10 of 118
5. Jadwal pelaksanaan pekerjaan Subkontraktor harus diserahkan secara terpisah atau
dimasukkan kedalam Jadwal pelaksanaan keseluruhan.
6. Laporan prestasi volume pekerjaan sebagai berikut :
a) Volume pekerjaan kumulatif sampai dengan minggu dan bulan sebelumnya.
b) Volume pekerjaan pada minggu dan bulan bersangkutan.
c) Total volume kumulatif sampai dengan minggu dan bulan bersangkutan.

0.13.4 Jadwal Kedatangan Bahan Bangunan


Jadwal kedatangan bahan bangunan harus disesuaikan dengan Jadwal pelaksanaan
pekerjaan dan dibuat secara terpisah. Dalam Jadwal harus sudah
termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan, rencana produksi bahan di pabrik/sumber
bahan, Jadwal rencana pengiriman, pengujian, pengambilan benda uji, tes laboratorium dan
persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

0.13.5 Jadwal Penugasan Personil


Jadwal penugasan personil harus disesuaikan dengan Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan
dibuat secara terpisah. Dalam Jadwal harus sudah termasuk/memperhitungkan waktu
pengajuan, dan sewaktu-waktu dapat ditambah dan dikurangi jumlah personil yang
dibutuhkan, harus ada persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas mengenai
Jadwal penugasan personil.

0.13.6 Jadwal Waktu Pekerjaan / Time Schedule


Kontraktor wajib membuat time schedule yang memberikan permulaan tanggal dini atau
lambat dari masing-masing aktivitas agar dimungkinkan diperoleh Jadwal jalur kritis
(critical path). Juga dibuat kurva S untuk menunjukkan Jadwal pekerjaan kritis dari
keseluruhan Jadwal konstruksi.

0.13.7 Perbaikan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


0.13.7.1 Waktu
Perbaikan terhadap seluruh jadwal pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan bila kemajuan
penyerapan dana pelaksanaan pekerjaan lebih kecil 10% dari jadwal rencana atau bila ada
indikasi akan terjadinya keterlambatan prestasi pekerjaan yang menyolok.

Page 11 of 118
0.13.7.2 Laporan
Pada saat penyerahan perbaikan jadwal pelaksanaan pekerjaan agar diberikan laporan
penjelasan mengenai alasan mengadakan perbaikan yang harus meliputi:
1. Uraian sebab perbaikan, termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena adanya
perubahan cakupan, perubahan dalam volume dan lamanya aktivitas dan perubahan
lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal.
2. Pembahasan mengenai masalah yang akan dihadapi, termasuk faktor-faktor
penghambat yang ada dan yang diperkirakan akan timbul dan dampak/pengaruhnya.
Tindakan perbaikan yang dilakukan, atau diusulkan dan pengaruhnya.

0.14 PELAYANAN PERTOLONGAN PERTAMA


Kontraktor harus menyediakan keperluan pelayanan pertolongan pertama yang cukup di
lokasi proyek, Kontraktor harus membuat Kontrak dengan Rumah Sakit terdekat dan
dengan dokter setempat sehingga bagi para pegawai/pekerja yang sakit atau mengalami
kecelakaan segera dapat menerima pengobatan yang baik pada setiap saat baik siang
maupun malam. Kontraktor harus mempersiapkan peralatan untuk pertolongan pertama,
berupa peralatan P3K, Alat Pemadam Kebakaran, dan lain-lain untuk menjamin keamanan
para pekerja di lapangan.

0.15 PERSETUJUAN PEMBERI TUGAS/KONSULTAN


PENGAWAS
Kecuali dinyatakan lain, semua gambar-gambar, dokumen-dokumen, contoh-contoh bahan
bangunan dan lain-lain yang memerlukan persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
harus diserahkan dalam 3 (tiga) rangkap dan apabila disetujui 1 (satu) rangkap dari padanya
akan dikembalikan kepada Kontraktor dan lainnya disimpan oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.

0.16 KUALITAS PEKERJAAN DAN PENOLAKAN


Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam Dokumen
Kontrak dan gambar-gambar pelaksanaan dengan menggunakan bahan-bahan yang terbaik
dan metode pelaksanaan pekerjaan dengan kemampuan terbaiknya. Apabila bahan-bahan
bangunan dan pekerjaan yang telah dilaksanakan tidak memenuhi standar, Kontraktor harus

Page 12 of 118
menyingkirkan bahan bangunan yang tidak memenuhi persyaratan dan melaksanakan
kembali pekerjaan yang ditolak atas tanggungannya tanpa penggantian biaya dan
perpanjangan waktu pelaksanaan.

0.17 PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN


0.17.1 Penjelasan
Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya, apabila
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas memerlukan tentang tempat-tempat asal material yang
didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya.

0.17.2 Pemberitahuan
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen
tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Pemberitahuan tertulis lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dan dalam jangka waktu yang cukup sebelum
dimulainya pelaksanaan bagian pekerjaan itu, agar Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
mempunyai waktu yang cukup apabila dipertimbangkan bahwa perlu mengadakan
penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.
Pemberitahuan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas harus disertai kelengkapan
sebagai berikut :
1. Jadwal pekerjaan termasuk Jadwal pengujian.
2. Metoda kerja (cara kerja, urutan kerja, jenis alat, pengujian dan lain-lain).
3. Gambar kerja (shop drawing) untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan yang
memerlukan penjelasan dalam bentuk gambar.

0.18 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR


Pada keadaan apapun, untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan telah mendapat persetujuan
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung
jawab atas pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak, semua hasil pekerjaan merupakan
tanggung jawab Kontraktor.

Page 13 of 118
0.19 PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA
Kontraktor harus mengusahakan, atas tanggungannya, langkah-langkah yang perlu untuk
melindungi pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak rusak oleh
cuaca.

0.20 SATUAN UKURAN


Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam Spesifikasi ini serta yang digunakan di dalam
pekerjaan adalah sistem metrik.

0.21 PENANGGUNGJAWAB KONTRAKTOR


Kontraktor harus menunjuk Penanggung Jawab Kontraktor untuk pekerjaan di lapangan,
dan harus diberi wewenang yang cukup dan harus selalu berada di lapangan.

0.22 GAMBAR RENCANA


Gambar rencana untuk proyek ini merupakan bagian yang tidak terpisah dari Dokumen
Kontrak. Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi, dan tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan data
Lapangan, kekurangan yang terdapat pada Gambar Rencana atau perbedaan ketentuan
antara Gambar Rencana dan isi Spesifikasi.

Jika ada kesalahan di Lapangan atau kekurangan pada Gambar Rencana, Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas akan mengoreksi dan menjelaskan Gambar Rencana tersebut
untuk kelengkapan yang telah disebut dalam Spesifikasi. Bila ada penyimpangan keadaan
lapangan terhadap Gambar Rencana yang ada, maka akan ditentukan selanjutnya oleh
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, dan akan disampaikan kepada Kontraktor secara
tertulis.

0.23 PERBEDAAN ANTARA RKS DAN GAMBAR


RENCANA
Di dalam pelaksanaan pekerjaan bila terdapat perbedaan antara RKS dengan Gambar
Rencana, maka perbedaan tersebut harus diteliti bersama antara Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas dengan Kontraktor dan segera dilakukan kesepakatan untuk memutuskan

Page 14 of 118
persyaratan yang dipakai sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan. Kesepakatan tersebut
dituangkan dalam Berita Acara yang ditanda tangani bersama.

Page 15 of 118
PEKERJAAN STRUKTUR

0.24 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BAHAN


Bahan-bahan yang akan digunakan di dalam proyek ini harus mengutamakan penggunaan
bahan-bahan yang telah diproduksi di dalam negeri dan sesuai dengan Spesifikasi yang
diajukan dalam perencanaan.

0.24.1 Spesifikasi Standar


Standar yang digunakan untuk bahan bangunan adalah standar SNI (Standar Nasional
Indonesia). Peraturan dan standar mengenai jenis-jenis pekerjaan mengacu pada jenis-jenis
pekerjaan yang bersangkutan seperti PBI 1971 N.I.-2 untuk pekerjaan beton, PBBI untuk
baja, dan standar-standar lainnya yang berlaku di Indonesia.

Standar-standar Internasional seperti ASTM, BS dan JIS dipergunakan jika ada hal-hal
yang tidak tercakup dalam standar Indonesia dan standar-standar Internasional tersebut
sudah lazim digunakan di Indonesia. Penggunaan standar-standar lain, harus mendapat
persetujuan khusus dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebelum digunakan.

0.24.2 Pemeriksaan dan Pengujian


Semua bahan dan barang/benda yang diajukan oleh Kontraktor untuk digunakan di dalam
pekerjaan proyek harus dapat dan boleh diperiksa, diuji dan dianalisa setiap waktu, jika
diminta oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Jika Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas menganggap perlu, maka Kontraktor atas biayanya sendiri harus dapat
menunjukkan sertifikat pengujian dari pabrik yang mengeluarkan produksi bahan dan
barang/benda yang diminta.

Dan atas biayanya sendiri, Kontraktor harus menyediakan dan mempersiapkan bahan-bahan
yang akan diuji dan contoh-contoh dari berbagai macam bahan yang sewaktu-waktu akan
diminta atau disyaratkan.

Page 16 of 118
Hasil pemeriksaan/pengujian tersebut harus dipelihara dengan baik dan disimpan oleh
Kontraktor dan apabila diminta harus dapat menunjukkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas setiap saat.

Semua biaya untuk peninjauan dan pengujian menjadi tanggungan Kontraktor. Setiap
pengujian bahan atau pekerjaan yang telah selesai harus dilaksanakan dengan disaksikan
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan
yang diminta.

0.24.3 Kualitas Pekerjaan dan Penolakannya


Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam Dokumen
Kontrak dan Gambar Rencana atau Gambar Pelaksanaan dengan menggunakan
bahan-bahan yang terbaik, dan dengan metoda pelaksanaan pekerjaan terbaik. Semua
bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan proyek, harus mendapat persetujuan Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas sebelum digunakan, meskipun bahan-bahan tersebut telah
dinyatakan diterima pada waktu didatangkan di site/lokasi.

Bahan-bahan bangunan dan pekerjaan-pekerjaan yang telah dilaksanakan apabila tidak


memenuhi persyaratan, akan ditolak dan Kontraktor harus mengganti/melaksanakan ulang
pekerjaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar tanpa perpanjangan waktu pelaksanaan.
Setiap kerugian atau kerusakan yang dinyatakan ditolak oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas menjadi tanggungan Kontraktor.

Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas mempunyai kebebasan untuk menolak salah satu atau
semua bahan-bahan dan teknik pelaksanaan yang tidak sesuai dengan kualitas dan
sifat-sifatnya yang telah disetujui. Kontraktor harus segera memindahkan bahan-bahan atau
membongkar pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud atas tanggungannya.

0.25 PEKERJAAN PERSIAPAN


0.25.1 PEMBERSIHAN LAHAN
Pembersihan lahan existing berupa rumput maupun semak perdu harus bersih sampai ke
akarnya. Semua hasil clearing tersebut harus dibuang keluar lokasi proyek. Lokasi
pembuangan menjadi tanggung jawab pihak Kontraktor. Setelah lahan dibersihkan,

Page 17 of 118
Kontraktor berkewajiban meratakan dan memadatkan existing subgrade sampai dengan
elevasi lebih kurang +2.20 dan melakukan pemadatan mencapai CBR > 8%. Kalau
diperlukan material timbunan tambahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

0.25.2 PAGAR PENGAMAN


Kontraktor harus membuat pagar sementara dan memeliharanya agar tetap dalam keadaan
baik termasuk pintu-pintunya, sepanjang batas yang ditentukan untuk daerah operasinya.
Petugas-petugas, peralatan dan bahan-bahan bangunan milik Kontraktor harus berada di
dalam daerah yang dilindungi pagar sementara tersebut. Letak pintu-pintu/gerbang daerah
operasi harus disetujui Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

0.25.3 PEMBUATAN KANTOR SEMENTARADAN FASILITASNYA


0.25.3.1 Kantor Lapangan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
Kontraktor harus menyediakan Kantor Lapangan untuk Pemberi Tugas / Konsultan
Pengawas dilokasi lapangan pekerjaan (project site) berupa Office Container / bangunan
semi permanen yang terdiri dari:
- Ruang Kerja untuk 6 orang
- Musholla dan KM/WC.
yang letaknya dekat dengan Kantor Lapangan Kontraktor. Perlengkapan-perlengkapan yang
harus disediakan oleh Kontraktor antara lain: kursi, meja, papan tulis, lemari 2 (dua) buah,
sambungan listrik, dispenser dan supply air minum, HT (handy talky), papan white board,
telepon dan fax untuk 2 (dua) nomor serta kamar mandi untuk Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas dan peralatan lainnya yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pengawasan.

Kontraktor harus menyediakan listrik dan air secukupnya yang diperlukan Kantor
Lapangan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Kontraktor harus menyiapkan salinan
Dokumen Kontrak (BOQ, Gambar Teknik, RKS dan Peraturan/Standar yang digunakan
pada proyek ini) di Kantor Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

Kontraktor bertanggung jawab atas perawatan Kantor dan segala perlengkapannya. Setelah
pekerjaan selesai, kantor Lapangan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas harus segera
dibersihkan dari semua peralatan-peralatan Kantor tersebut. Kebersihan dari Kantor
Lapangan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Page 18 of 118
0.25.3.2 Kantor Lapangan Kontraktor
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus membuat Kantor di Lapangan
yang berdekatan dengan Kantor Lapangan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas untuk
memudahkan koordinasi. Kantor Lapangan untuk Kontraktor terdiri dari ruangan untuk
personil, gudang untuk menyimpan suku cadang peralatan dan bahan-bahan serta bengkel,
yang dilengkapi dengan listrik, air, dan peralatan keselamatan kerja yang dimanfaatkan
untuk melaksanakan pekerjaan.

0.25.3.3 Kendaraan Proyek


Selama masa pelaksanaan, pihak Kontraktor harus menyediakan kendaraan proyek berupa
kendaraan minibus dan Pick Up. Biaya semua perawatan kendaraan tersebut selama proyek
ditanggung oleh Kontraktor.

0.25.3.4 Sampel Bahan


Kontraktor diharuskan menyediakan tempat untuk sampel bahan yang akan dipakai dan
dipasang selama pekerjaan berlangsung dan dibawah pengawasan Konsultan Pengawas.
Untuk test khusus dimana laboratorium lapangan tidak tersedia prasarananya selama
pelaksanaan proyek ini Kontraktor dapat melaksanakan test tersebut sesuai dengan
persyaratan dalam Spesifikasi Umum ini, pada laboratorium yang ditunjuk/disetujui oleh
Konsultan Pengawas atas biaya Kontraktor.

0.25.4 PATOK-PATOK PEMBANTU PENGUKURAN


0.25.4.1 Pematokan
Kontraktor mengerjakan pemasangan patok-patok untuk pekerjaan pembangunan Pos Jaga
dan Ramp, jaringan jalan dan drainage sesuai dengan Gambar Rencana. Pekerjaan ini harus
seluruhnya telah disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebelum memulai
pekerjaan selanjutnya.

Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dapat melakukan revisi atas pemasangan patok


tersebut bila dipandang perlu, dan Kontraktor harus mengerjakan revisi tersebut sesuai
dengan petunjuk Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

Page 19 of 118
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok tersebut, Kontraktor harus memberitahukan
kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dalam waktu tidak kurang dari 48 jam
sebelumnya, sehingga Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dapat mempersiapkan segala
peralatan yang perlu untuk melakukan pengawasan.

Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Kontraktor kemudian harus mendapat
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran.

0.25.4.2 Perlengkapan
Kontraktor berkewajiban seperti yang disebut dalam Kontrak untuk menyediakan alat-alat
ukur dengan perlengkapannya, juru-juru ukur dan pekerja-pekerja yang diperlukan oleh
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas untuk melakukan pengawasan/pengujian hasil
pengukuran atau pekerjaan lain yang serupa.

Kontraktor harus memasang pelampung yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang
dilengkapi dengan lampu. Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas atau dipasang sendiri oleh Kontraktor harus tetap dipelihara
dan dijaga dengan baik.

Apabila ada tanda-tanda yang rusak harus segera diganti dengan patok baru dan disetujui
pemasangannya kembali oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Tidak suatu pekerjaan
lainpun boleh dimulai pada bagian itu sampai semua pematokan yang diperlukan telah
selesai dan disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

0.25.4.3 Gambar
Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari Gambar Rencana, Kontraktor harus
mengajukan tiga lembar gambar penampang dari daerah yang dipatok itu, Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau
pendapat/revisi pada satu lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada
Kontraktor. Setelah diperbaiki, Kontraktor akan mengajukan kembali gambar yang oleh

Page 20 of 118
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas diminta untuk direvisi. Gambar tersebut harus
digambar kembali di kertas kalkir atau disket agar memudahkan untuk direproduksi.

Setelah disetujui, maka Kontraktor akan menyerahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan


Pengawas gambar kalkir asli atau disket serta tiga lembar hasil reproduksinya.
Ukuran maupun huruf yang dipakai pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

0.25.5 ALAT-ALAT UNTUK SURVEY


Kontraktor harus menyediakan peralatan survey, antara lain untuk pengukuran Topografi,
Theodolite T0& T2, Waterpass, EDH, GPS (kalau diperlukan), Baak Geodetic, Meteran
terbuat dari pita baja (Steel Tape), pengukuran Bathymetri (Echosounder, Sextant, Station
Plotter) yang dapat digunakan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas setiap saat untuk
checking pemasangan tanda-tanda, penentuan elevasi dan lain-lain kegiatan pengukuran
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

Kontraktor harus memelihara alat-alat untuk survey ini secara baik sehingga selama
pelaksanaan dapat tetap digunakan secara baik. Kontraktor harus menyediakan, atas biaya
sendiri, patok-patok beton, patok-patok kayu, bagan, template, penampang kedalaman laut
yang diminta Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas untuk memeriksa atau pengukuran
bagian dari pekerjaan.

Kontraktor harus membangun bagan tetap dan beratap untuk digunakan melaksanakan
pengukuran, bila diperlukan, atas biaya dari Kontraktor.
Desain konstruksi bagan tersebut harus dibuat Kontraktor dan disetujui Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas sebelum dibangun, pada akhir pekerjaan bagan-bagan harus
dibersihkan oleh Kontraktor.

0.25.6 PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Kontraktor menerima surat pelulusan, Kontraktor harus
memasukkan rencana kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas mengenai prosedur dan
jadwal mobilisasi. Hal ini harus menjamin dilaksanakannya mobilisasi di atas dalam waktu
10 (sepuluh) hari setelah Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas memberikan nota dimulainya

Page 21 of 118
pekerjaan, peralatan harus sudah berada di lokasi proyek sesuai dengan Jadwal
dibutuhkannya alat-alat tersebut.

Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan yang akan


digunakannya untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan dan disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dalam hal
fungsi dalam pekerjaan, kapasitas, jumlah tahun pembuatan, pabrik pembuat, kondisi dan
rencana waktu tiba di tempat pekerjaan. Kontraktor wajib mendatangkan alat-alat tersebut
tepat waktunya sesuai dengan Jadwal pemakaian.

Kontraktor dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan alat-alat tersebut,
sebagian atau seluruhnya, selama pelaksanaan pekerjaan tanpa persetujuan Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas. Kontraktor diharuskan untuk mempersiapkan peralatan yang
diperlukan untuk melaksanakan tiap-tiap bagian/komponen/tahap pekerjaan sebelum
pekerjaan tersebut dimulai. Penyediaan di tempat pekerjaan dan persiapannya harus terlebih
dahulu mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

Kerusakan yang timbul pada bagian atau keseluruhan pada peralatan tersebut yang akan
mengganggu pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti sedemikian
sehingga Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas menganggap pekerjaan dapat dilanjutkan.
Yang dimaksud dalam butir mengenai mobilisasi dan demobilisasi dalam Bill Of Quantities
tergantung pada jenis, volume dan tahap pekerjaan yang akan dilaksanakan, sebagaimana
ditentukan pada bagian-bagian lain dari kontrak ini, dan secara umum akan sesuai dengan
urutan sebagai berikut :
1. Transport alat-alat dan perlengkapan sesuai dengan yang dicakup dalam kontrak,
dari tempat asalnya sampai ke lokasi proyek beserta pemasangannya menurut
Jadwal dibutuhkannya alat-alat dan pelengkap tersebut.
2. Antar jemput : staf, pegawai dan pekerja ke proyek.
3. Instalasi termasuk antara lain keet Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, lapangan
kerja, bengkel, drainase dan sanitasi.
4. Instalasi untuk personil Kontraktor seperti barak, proyek, ruang makan/istirahat dan
lain-lain.

Page 22 of 118
5. Pekerjaan demobilisasi dari lapangan kerja (project site) yang dilaksanakan oleh
Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instalasi,
peralatan konstruksi dan peralatan dari milik proyek, dan pihak Kontraktor
diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan selama
masa pemeliharaan, sehingga kondisinya dapat diterima Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
6. Periode Mobilisasi .
Mobilisasi dari peralatan-peralatan yang digunakan sudah harus berada di lokasi
proyek dan siap beroperasi sekurang-kurangnya 3 hari sebelum pekerjaan dimulai.
7. Program Mobilisasi.
Pihak Kontraktor harus menyiapkan, menyerahkan dan mendapatkan surat
persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas perihal program Mobilisasi
dalam jangka waktu seperti ditentukan dalam ketentuan-ketentuan umum kontrak.
8. Pembongkaran dan pemindahan semua instalasi sementara, peralatan pembangunan,
armada apung dan peralatan lainnya, sedemikian rupa sehingga lokasi proyek bersih
dan teratur kembali dan diterima baik oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
9. Pemindahan dari lokasi proyek untuk staf, pegawai dan pekerjaan setelah proyek
selesai.
10. Demobilisasi peralatan yang dilakukan setelah proyek selesai.

Program Mobilisasi harus menetapkan waktu dari semua kegiatan mobilisasi yang akan
dikerjakan dan tambahan informasi berikut ini harus dimasukkan pula :
1. Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar diperoleh
kemajuan yang memuaskan sesuai dengan detail program operasi yang telah
disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor harus mempersiapkan dan menjamin kelancaran pekerjaan, bahan-bahan
bangunan dan peralatan yang harus ada setiap saat untuk menjamin penyelesaian
pekerjaan sesuai dengan Jadwal yang telah direncanakan.
3. Lokasi lapangan kerja dengan denah lokasi umum dan denah terperinci yang
memperlihatkan lokasi dari lapangan kerja, jaringan-jaringan jalan di dalam areal
proyek kantor Kontraktor, bengkel, gudang dan peralatan konstruksi utama, bersama
dengan kantor Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

Page 23 of 118
4. Rencana pengiriman peralatan yang menunjukan lokasi saat ini dari seluruh
peralatan yang terdaftar dalam Jadwal yang dimasukkan di dalam penawaran, cara
pengangkutan yang diusulkan / melalui jalan darat atau laut dan Jadwal tibanya di
tempat kerja.
5. Kontraktor harus meminta persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas atas
setiap perubahan pada Jadwal peralatan dan penyediaan staf yang telah dimasukkan
di dalam penawaran.

0.25.7 PEMBUATAN AIR KERJA


Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton dan/atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. Apabila
mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, atau didapat dari sumber lain dan
harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

Untuk penggunaan air yang diperoleh dari sumber sumur dalam lokasi proyek, maka
seluruh biaya pengadaan, pemeliharaan, sumber tenaga listrik dan lain-lain ditanggung oleh
Kontraktor. Bila terdapat keragu-raguan mengenai air untuk pembuatan beton, Kontraktor
diharuskan untuk mengirim contoh air itu, ke lembaga pemeriksaan bahan yang diakui
untuk diselidiki kandungan zat yang dapat merusak beton dan/atau baja tulangan. Dan
hanya air dengan kualitas yang telah disetujui Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas yang
dapat digunakan.

Apabila pemeriksaan contoh air tersebut di atas tidak dapat dilakukan, maka dalam hal
adanya keragu-raguan mengenai air harus diadakan percobaan perbandingan antara
kekuatan tekan campuran semen + pasir dengan memakai air tersebut di atas, dan dengan
memakai air suling. Air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan mortar dengan
memakai air tersebut pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 95% dari kekuatan
tekan mortar dengan memakai air suling pada umur yang sama. Jumlah air yang dipakai
untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat seperti
yang disyaratkan dan harus dilakukan setepat-tepatnya.

Page 24 of 118
0.25.8 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Kontraktor wajib menyediakan kotak P3K termasuk isinya menurut persyaratan dan
ketentuan yang berlaku. Kotak P3K dipasang pada tempat yang strategis dan mudah dicari.

0.26 PEKERJAAN TANAH/ PASIR


1. Pekerjaan Pembersihan
a. Penyedia konstruksi wajib melakukan pembersihan, meliputi lantai dan
kolom-kolom beton.
b. Penyedia konstruksi harus menyediakan pompa air dan perlengkapan lain
yang diperlukan untuk menyerap ataupun mengalirkan air sehingga semua
daerah penggalian dan pembuangan bebas dari air.
2. Pekerjaan Galian Tanah
a. Penggalian tanah harus mencapal kedalaman yang telah ditentukan untuk
saluran air hujan yang disyaratkan dalam gambar perencanaan.
b. Penggalian akan mencakup pemindaban tanah-tanah serta bahan-bahan lain
yang dijumpai dalam pengerjaan.
c. Dasar galian harus bersih dari kotoran sampah, akar-
akar, tumbuh-tumbuhan atau tanah humus yang dapat merusak pada
bangunan diatasnya.
d. Gallan saluran air sisinya. dibuat miring untuk menjaga terjadinya longsor,
terutama tanah yang lembek.
e. Bilamana terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar saluran air,
sehingga dicapal kedalaman, yang melebihi dari apa yang tertera dalam
gambar atau yang dapat disetujui oleh pengguna Pengawas, maka
kelebihan di atas harus. ditimbun kembalil dengan pasir yang dipadatkan.
Risiko biaya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia
Pengawas.
3. Pekerjaan Urugan Tanah
a. Urug pasir bawah buis beton
b. Urug pasir bawah lantai 10 cm
c. Pengurugan dilakukan lapis deml lapis tiap 30 cm dipadatkan dengan stamper
d. Pengurugan tanah kembali dilaksanakan setelah pemasangan saluran buis
beton atau pasangan batu/ bata

Page 25 of 118
e. Urugan tanah merah harus didatangkan dari luar lokasi bangunan
f Bahan pemimbunan ini harus bersih dari sampah dan batu-batu lain yang
bersifat merusak.

Pasir yang digunakan untuk lapisan sub-grade dan lapisan dasar adalah pasir beton yang
harus bersih, keras, bebas dari kotoran dan sampah serta tidak mengandung lumpur atau
bahan lain yang tidak dikehendaki. Pasir untuk timbunan dapat digunakan pasir aduk yang
kwalitasnya baik dan bersih, keras bebas dari kotoran, lumpur dan lain-lain. Gradasi dari
pasir agar mengacu pada batasan yang ditentukan dalam SKBI – 2.4.26. 1987 (UDC 625.75
(02)) atau dalam tabel berikut ini:
Tabel 0.1 Prosentase Terhadap Berat Yang Lolos Saringan
Ukuran Prosentase Lolos
Saringan Saringan
(mm) (% berat)
25.4 100
19.1 80-100
9.52 60-80
4.76 48-65
2.38 35-50
0.59 19-30
0.279 13-23
0.149 7-15
0.074 1-8

0.27 PEKERJAAN BETON BERTULANG


Pekerjaan beton bertulang terdiri dari konstruksi pondasi, pile cap, tie beam, kolom praktis,
kolom struktur, balok praktis, balok struktur – dan lainnya seperti tertera dan ditunjukkan
dalam gambar tender pelaksanaan.
1. Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan bahan, pembesian, penyetelan
bekisting, pengecoran dan perawatan.
a. Syarat-Syarat Mutu Beton

Page 26 of 118
Disarankan kekuatan tekanan karakteristik minimum K-250) dan harus
tercapai setelah beton berumur 28 hari dan harus memenuhi syarat-syarat PBI
1971 (NI-2)
b. Pekerjaan Langit-Langit
Langit-langit yang menggantung dibuat penggantung dari kawat/besi baja yang
ditanam ke dalam plat beton sebelum di cor.

0.27.1 PEKERJAAN BETON


1. Meliputi pekerjaan beton bertulang dan beton tak bertulang.
2. Pekerjaan beton bertulang meliputi pekerjaan ringbalk praktis, kolom praktis, dan
lain-lain, sedangkan untuk pekerjaan beton tak bertulang meliputi lantai kerja.
3. Beton bertulang dan beton tak bertulang dicor dilokasi kerja dengan alat
pengaduk/pencampur beton secara mekanikal(mesin), dan semua pekerjaan beton
dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja di lapangan.
4. Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan pengguna
Pengawas.
5. Agregat harus disimpan bersih dari lumpur tanah liat atau bahan organis lainnya,
dianjurkan untuk menggunakan bak, bahan yang berlantai untuk mencegah
terbawanya tanah bawah pada waktu pengambilan bahan.
6. Semen Untuk konstruksi beton bertulang dan beton pratekan dipakai jenis-jenis
semen yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan
dalam NI 8 dan SNI/SII.
a. Semen yang digunakan adalah jenis Semen-Portland jenis I (satu) (Portland
Cement, Normal, Type I) sesuai dengan standar NI 8. Penggunaan bahan
tambahan dan semen jenis lain misalnya yang dapat cepat mengeras, harus
mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.Pekerjaan
beton harus menggunakan beton ready mix untuk pelaksanaan pekerjaan
beton. Jika diperlukan pengecoran sendiri oleh Kontraktor maka harus
memenuhi syarat-syarat di bawah ini.
b. Semen yang digunakan harus disertai tanggal produksi dan batas
kadaluwarsanya disertai dengan sertifikat dari pabrik yang menunjukkan
bahwa semen tersebut telah diuji dan dianalisa mengenai komposisi kimianya
sesuai dengan persyaratan yang relevan dengan NI 8.

Page 27 of 118
c. Setiap pengiriman semen yang dikirim ke site/lapangan harus dalam keadaan
belum kadaluwarsa dan belum terjadi penggumpalan atau membatu.
d. Semen yang akan dipakai dan telah dikirim tidak diijinkan untuk dipergunakan
pada pekerjaan apapun sebelum hasil pemeriksaan dilapangan diterima dengan
baik oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Hal ini untuk menentukan
apakah semen yang didatangkan telah rusak selama pengangkutan atau selama
disimpan. Dan tidak ada semen yang dapat digunakan sebelum diterima dan
dinyatakan baik oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
e. Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dapat menolak semen yang
didatangkan/yang ada, berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, meskipun
telah mendapat sertifikat dari pabrik.
f. Pengangkutan dan Penyimpanan Semen
g. Kontraktor harus menyampaikan laporan mingguan kepada Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas mengenai sumber pengadaan, pengiriman,
penyimpanan, dan menjelaskan berapa banyak semen yang diterima dan
dikeluarkan, serta penggunaannya pada jenis pekerjaan yang telah dilakukan
selama minggu tersebut.
h. Semen yang digunakan hanya dari satu merek pada bagian pekerjaan struktur
yang tidak terpisah.
7. Air yang digunakan untuk pembuatan beton tidak boleh mengandung alkali,
garam, bahan-bahan organis, asam dan airnya harus dapat diminum sesuai dengan
ketentuan PAM, jernih dan tawar.
8. Campuran beton harus homogen sehingga mencapai kekuatan karakteristik yang
disyaratkan.
9. Tata cara pengecoran beton tidak bertulang :
a. Sekurang-kurangnya dua hari sebelum pengecoran dilakukan, Direksi
diberitahukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktu
pengecoran.
b. Beton harus diaduk dengan beton molen yang cukup kapasitasnya hingga
homogen setelah semua bahan masuk.
c. Sebelum beton dibuat/dicor, bektisting harus bersih dari kotoran-kotoran dan
bahan-bahan lain, begitu pula alat pengaduk.
10. Tata cara pengecoran beton bertulang :

Page 28 of 118
a. Sekurang-kurangnya dua hari sebelum pengecoran dilakukan, Direksi
diberitahukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktu
pengecoran.
b. Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971 / SNI 03-2410-
1989.
c. Beton harus dicor dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian 1,5 m dan dalam
lapisan horizontal tidak lebih dari 30 cm dalamnya.
d. Terjadinya kantong-kantong gelembung dalam beton harus dihindarkan dan
segera setelah dituang, beton ini harus dipadatkan dengan alat penggetar
(vibrator).
e. Selama penggetaran dijaga agar jangan sampai menggerak tulangan maupun
bekisting.
f. Sambungan beton sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang
mengeras, permukaan yang lama harus dibersihkan dan dikasarkan,
permukaan sambungan disiram dengan air semen. Penyambungan beton yang
melebihi 7 hari dilapisi dengan bahan penyambung.
g. Untuk pekerjaan pemeliharaan dalam mencegah pengeringan bidang-bidang
beton selama paling sedikit dua minggu beton harus dibasahi terus menerus,
antara lain dengan menutupinya dengan karung basah (atau plastik untuk
struktur kolom).

0.27.2 PEKERJAAN PEMBESIAN


1. Besi yang dipakal harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu dengan
yang lainnya (sesual gambar keria).
2. Sarnbungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum sepanjang yang
disyaratkan.
3. Pengikat besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan sampai menimbulkan
perubahan pada, waktu pengecoran dan semua silangan besi utama dengan begel
harus diikat kuat-kuat dengan kawat berukuran minimum diameter 1 mm.
4. Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus dijaga, jangan
sampai menempel, untuk itu perlu dipasang beton deking sesuai dengan tebal
selimut beton yang disyaratkan dalam SKSNI.
5. Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan.

Page 29 of 118
6. Besi tulangan yang dipakai yaitu mutu baja BJTD420
7. Besi tulangan Wiremesh M8
8. Batang-batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah
9. Timbunan batang-batang untuk waktu lama di udara terbuka harus
dicegah.

0.28 PEKERJAAN ACUAN/ BEKISTING


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga. kerja, bahan, peralatan, pengangkutan
dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan
gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan tambahan dari arsitek
dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaannya.
2. Persyaratan Bahan
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk beton, baja, pasangan bata.
yang diplester atau kayu. Pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain jenis
bahan yang akan dipergunakan harus. mendapat persetujuan tertulis dan pengguna
Pengawas atau Pengawas terlebih dahulu. Acuan yang terbuat dari kayu harus
menggunakan kayu jenis meranti atau setaraf.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat
menahan beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan sepert]
tercanturn pada "Recommended Practice For Concrete Formwork" (ACI.
347-68) dan peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain, peraturan harus
dikontrol terhadap, peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat.
b. Semua ukuran-ukuran penampang struktur beton yang tercantum dalam
gambar struktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk
plesteran/finishing.
c. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus memberikan gambar dan
perhitungan acuan serta. sample bahan yang akan dipakai, untuk disetujui
oleh pengguna Pengawas atau pengawas. Pada dasarnya tiap-tiap bagian
bekisting, harus mendapat persetujuan tertulis dari pengguna Pengawas atau
pengawas, sebelum bekisting dibuat pada bagian itu.
d. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan

Page 30 of 118
bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap,
sesuai dengan jalannya pengecoran beton
e. Susunan acuan dengan. penunjang-penunjang harus diatur sedemikian
rupa.sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh
pengguna Pengawas atau pengawas. Penyusunan acuan harus sedemikian
rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan
pada bagian beton yang bersangkutan.
f. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat
seperti potongan-potongan kayu, kawat, paku, bekas hasil gergaji, tanah dan
sebagainya.
g. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksl yang ukuran,
kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi.
h. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air
pembasahan tersebut pada sisi bawah.
i. Cetakan beton harus dipasang sedem,ikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak
berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
j. Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari pengguna Pengawas atau
pengawas baut-baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam
beton harus diatur sedemikian, sehingga bila bekisting dibongkar kembali,
maka semua besi tulangan harus berada dalam beton.
k. Pada, bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom
atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
l. Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger besi
(scaffolding). Penggunaan dolken atau balok kayu untuk steger dapat
dipertimbangkan oleh pengguna Pengawas atau pengawas selama masih
memenuhi syarat. Setelah pekerjaan di atas, selesai, penyedia Pengawas harus
meminta persetujuan dan pengguna Pengawas atau pengawas dan minimum
(3) hari sebelum pengecoran, pemborong harus mengajukan permohonan
tertulis untuk izin pengecoran kepada pengguna Pengawas atau pengawas.

Page 31 of 118
4. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia Tahun 71
dimana bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul
berat sendin dan beban-beban pelaksanaan.
b. Cetakan-cetakan bagian konstruksi di bawah ini boleh dilepas dalam waktu
sebagai benikut :
- Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak dibebani minimal 7 hari
- Sisi-sisi balok dan kolom yang dibebani minimal 21 hari
c. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran cetakan harus diajukan terlebih
dahulu secara tertulis untuk disetujui oleh pengguna Pengawas atau
pengawas.
d. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak
bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala
keropos/tidak sempurna.
e. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang
dapat menimbulkan kerusakan pada beton dan material-matenial lain
disekitamya, dan pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan kerusakkan, akibat benturan pada saat
pemindahan.
f. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton
yang keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan
konstruksi tersebut, maka penyedia Pengawas harus segera memberitahukan
kepada pengguna barang~asa atau pengawas, untuk meminta persetujuan
tertuils mengenai cara perbaikan pengisian atau. pembongkaranya.
Penyedia Pengawas tidak diperbolehkan menutup/mengisi bagian beton yang
keropos tanpa persetujuan tertulis pengguna Pengawas atau pengawas.
Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya
perbaikan, pembongkaran atau pengisian atau penutupan bagian tersebut,
menjadi tanggungJawab penyedia Pengawas.
g. Seluruh bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus di bersihkan dari lokasi
proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh pengguna
Pengawas atau pengawas sehinga tidak mengganggu lahan kerja.

Page 32 of 118
PEKERJAAN ARSITEKTUR

0.29 PEKERJAAN DINDING BATA


0.29.1 UMUM
1. Uraian
Pekerjaan pasangan bata meliputi semua pekerjaan dinding bata ringan ketebalan 10
cm sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
2. Toleransl Dimensi
a) Ukuran bata harus seragam dengan toleransi perbedaan dimensi tidak lebih dari 5
mm untuk ukuran tiga dimensional.
b) Sisi muka masing-masing bata dari permukaan pasangan bata dengan mortar
tidak boleh melebihi 2,5 mm dari profil permukaan rata-rata pasangan bata
dengan mortar di sekitarnya.
c) Untuk pasangan bata siar jarak siar horizontal dan verttkal rata-rato 12,5 mm
dengan toleransi 2,5 mm
d) Toleransi kemiringan vertikal dan horizontal pasangan bata adalah 1 mm per 1 m'
atau satuan tinggi atau panjang per seribu.
3. Pengaiuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekeriaan yanq Cacat
a) Sebelum memulai pasangan bata yang diusulkan dengan mortar, Kontraktor
harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan contoh pasangan bata untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
b) Pekerjaan pasangan bata dengan mortar tidak boleh dimulai sebelum Direksi
Pekerjaan menyetujui formasi/kedudukan pasangan bata untuK setiap bagian
pekerjaan sesuai Gambar, namun Kontraktor tetap bertanggung jawab terhadap
ketepatan dan presisi pekerjaan.
c) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki atas btaya, dan
tanggung jawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

Page 33 of 118
4. Jadwal Kerja
a) Jumlah pekerjaan pasangan bata dengan mortar yang dilaksanakan setiap satuan
waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan untuk
menjamin agar seluruh bata hanya dipasang dengan adukan mortar baru.
b) Tinggi maksimum untuk setiap tahap pasangan bata tidak boleh lebih dari 1 m'
untuk setiap hari guna memberikan kesempatan mengeringnya mortar sebelum
pekerjaan pasangan bata dilanjutkan.
c) Setiap memulai pekerjaan pasangan bata harus sepengetahuan dan seljln Direksi
Pekerjaan.
0.29.2 PELAKSANAAN
1. Sebelum dipasang, bata harus tidak cacat dan utuh, bersih dari bahan-bahan yang
dapat mengurangi kelekatan adukan, serta direndam dengan air hingga Jenuh.
Pasangan bata setengah ukuran hanya diperkenankan pada pasangan ujung, sudut-
sudut dan pertemuan.
2. Untuk pasangan bata yang menempel kolom dan sloof beton bertulang harus
dilengkapi dengan angkur-angkur besi beton berdiameter minimal 12 mm dengan
jarak maksimal 80 an' kemudian dicor beton K175 sehingga terjanglcar kuat pada
beton kolom, sloof dan ring.
3. Balk tertera dalam Gambar ataupun tidak, pasangan bata harus diperkuat dengan
kolom praktis ataupun ring beton untuk setiap satuan luas maksirnum 12 m2.
4. Setiap pasangan bata yang langsung berdiri dl atas landasan lembab sebagai sumber
resapan air, harus dipasang lapis pasangan bata kedap air, minimal setinggi 5 lapis
atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
5. Jarak celah antara bata rata-rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5, mm dan terisi penuh
dengan mortar, bagian bawah permukaan bata harus menempel merata pada mortar.
6. Untuk pasangan bata siar expose permukaan bata harus rate dengan menggunakan
bata kualitas klas 1, utuh, tidak cacat, sudut tajam, dan dipasang saling mengunci
antara satu bata dengan bata lainnya. Sebelum mortar kertng slar bata harus dlkerok
atau dtsapu dengan sapu tldl kaku sedalam 10 mm dan diflnishlng dengan mortar
ayakan halus menggunakan besi beton benykok berdiameter 14 mm, dlgosokkan
pada celah siar hingga halus dan rata.
7. Permukaan bata siar expose dengan mortar halus diselesaikan dengan rapi serta
dlrawat dengan baik keutuhan pasangan.

Page 34 of 118
0.30 PEKERJAAN PLESTERAN
0.30.1 BAHAN
1. Adukan
pc = Portland Cement : Tiga Roda, Holcim
Mortar = MU 380, Mortar Utama ( perekat Bata )
Ps = Pasir Pasang
sesuai dengan PBI-71
2. Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan dalam pekerjaan
beton.
3. Semua bata ringan yang digunakan harus dari mutu Was satu, padat, Keras, presisi
ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan Gambar dan
Sepesifikasi ini.
4. Semua bata ringan yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satj tern pat produksi
untuk mendapatkan kualitas dan ukuran yang seragam serta harus mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
5. Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata ringan' mengikuti
ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.

0.30.2 DAERAH PLESTERAN


Daerah plesteran antara lain pada bata trasram 1 : 3 , Batu bata 1 : 4, kolom beton 1
: 3 diatas elevasi 0.00 dan pada daerah yang disesuaikan dengan gambar.

0.30.3 PELAKSANAAN
1. Tebal plesteran harus berkisar setebal I s/d 2 cm, tebal pasangan bata jadi max.
15 cm.
2. Sebelum pekerjaan plesteran dimulal terlebih dahulu permukaan pasangan batu
bata dan beton dibasahl atau disiram air terlebih dahulu.
3. Semua siar permukaan dinding batu bata hendaknya dikerok sedalam kira-kira 1
cm agar plesteran dapat lebih merata.
4. Semua jenis bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan jenis campuran
yang disetujul Direksi.
5. Plesteran harus rata vertikal dan horizontal.
6. Ketebalan plesteran merupakan lapisan dengan permukaan kasar untuk mencapai

Page 35 of 118
bidang rata dan lebih teliti setelah itu baru pengacian.
7. Sebelum Pemborong melanjutkan pekerjaan plesteran, maka Pemborong
diwajibkan membuat contoh bidang plesteran.
8. Setelah diplester selanjutnya permukaan plesteran tersebut diacl (semen dan air)
hingga halus.
9. Bilamana Direksi mendapatkan bidang plesteran yang tidak memenuhi syarat
misalnya tidak rata, tidak siku dan lain-lain maka Pemborong harus,
memperbaiki pekerjaan tersebut.
10. Bagian-bagian yang diperbalki harus dibobok secara teratur dan plesteran hasil
perbalkan barus rata dengan sekitamya.

0.31 PEKERJAAN PENGECATAN


0.31.1 UMUM
1. Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan standar dan/atau spesifikasi pabrik.
2. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas /Perencana harus diulang
dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar
atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh
Konsultan Pengawas / Perencana.
3. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh Tenaga Ahli/
Supervisi.
4. Bahan yang didatangkan di tapak, harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan
tidak cacat.
5. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas mengenai
kemurnian cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa segel kaleng dan hasil
akhir pengecatan.
6. Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor, hasil test diserahkan
kepada Konsultan Pengawas /Perencana untuk persetujuan pelaksanaan.
7.
0.31.2 BAHAN
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah
- Primer/Cat dasar : 1 lapis
- Cat Interior : 1 lapis
- Cat Exterior : 1 lapis

Page 36 of 118
- Cat Plafond : 1 lapis

0.31.3 PELAKSANAAN
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan percobaan yang
akan dilaksanakan. Biaya percobaan ini ditanggung Kontraktor Hasil percobaan
tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
/Perencana untuk mendapatkan persetujuan bagi pelaksanaan pekerjaan.
2. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan. Tebal minimum dari
tiap lapisan jadi/finished minimum sama dengan syarat yang dispesifikasikan
pabrik.
3. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung misalnya masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus
dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan
a. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab hujan, berdebu terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat
dengan bahan dasar beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan
tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara
berlangsung lancar. Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan
tertutup, Kontraktor harus memakai kipas angin/fan untuk memperlancar
pergantian/aliran udara.
b. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum,
semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/mutu terbaik.
c. Pemakaian amplas,pembersihan dengan air maupun pencucian dengan kain
kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
terlebih dahulu kecuali diisyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
4. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan/material metal, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
5. Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak,
kotoran atau noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang
pernah dicat dan dalam kondisi kering.
6. Pemakaian kuas hanya untuk permukaan di mana tidak mungkin menggunakan

Page 37 of 118
roller.
7. Pekerjaan pengecatan semua dinding/permukaan pasangan batu dan permukaan
beton yang tampak/exposed seperti tercantum dalam gambar kerja.
8. Semua pekerjaan kayu harus diberi meni kayu. Terkecuali untuk permukaan kayu
yang dinyatakan ditampakkan serat kayunya tidak diperkenankan diberi meni
kayu/cat dasar
9. Semua pekerjaan kayu dalam Gambar Kerja yang ditampakkan harus dicat finish
seperti terurai di atas.
10. Sebelum pengecatan, semua pekerjaan kayu telah didempul dengan baik dan rapi,
sesuai persyaratan yang terurai dalam pekerjaan kayu.
11. Dinding bagian luar, dan dalam sebelum dicat terlebih dahulu diamplas sampai
rata kemudian baru dimulai dicat sampai rata minimal 3 (tiga) kali dan atau
sampai dapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
12. Semua pekerjaan kayu yang akan dicat terlebih dahulu harus dicat dasar kemudian
didempul lalu diplamur dan diamplas sampai rata. Pengecatan dikerjakan 2 - 3
kali sampai rata untuk warna menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
13. Pelaksanaan pengecatan harus disesuaikan dengan P.U.B.B. dan peraturan dari
pabrik. Untuk daun pintu dan rangka partisi dicat dengan melamik natural dan
atau Plitur Natural.

0.32 PEKERJAAN PEMASANGAN KERAMIK


0.32.1 UMUM
1. Uraian :
Pekerjaan Pasang Keramik Granit meliputi semua pekerjaan pasang Keramik Granit
pada lantai dan bidang-bidang lainnya atau sesuai dengan yang tertera dalam
Gambar kerja dan/atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
2. Toleransi Dimensi:
a) Dimensi Keramik rata-rata sama dengan toleransi perbedaan dimensi tidak leblh
dari 1 mm setiap Tegel.
b) Toleransi kemiringan vertjkal dan horizontal plesteran adalah 1 mm per 1 m’
balk bidang vertikal atau bidang datar dengan ukuran panjang per seribu.

Page 38 of 118
c) Toleransi kerataan permukaan masing-masing Tegel adalah 0.25 mrn, sedang
kemiringan bidang untuk keperluan drainase dibuat rata-rata 1% kc arah
pembuangan.
d) Alur naad Keramik sesuai rekomendasi pabrik dengan toleransi 0.25 mm per 1
m'.
3. Pengajuan Kesiapan Keria dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat:
a) Kontraktor harus menyiapkan shop drawing pola pasangan tegel, tenaga kerja
yang terampll dan peralatan secukupnya seoelum memulai pekerjaan pasangan
Tegel.
b) Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan satu unit contoh bidang
pasangan tegel untuk setiap jenis penggunaan ruang atau bidang pasangan
dalam rangka mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
c) Pekerjaan pasangan Tegel tidak boleh dimulai sebelum Direksi Pekerjaan
menyetujui formasi/kedudukan dan kondisi bidang pasang untuk setiap bagian
pekerjaan sesuai Gambar, namun Kontraktor tetap bertanggung jawab atas
ketepatan dan presisi pekerjaan.
d) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki atas biaya dan
tanggung jawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
4. Jadwal Kerja :
a) Jumlah pekerjaan pasang Tegel yang dilaksanakan setiap satuan waktu haruslah
dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pekerjaan pasang Tegel untuk
menjamin agar seluruh pekerjaan pasang Tegel adukan mortar baru.
b) Luas bidang pasang Tegel minimal setiap tahap pasangan tegel harus mengacu
kepada luas ruang atau bidang yang akan dipasang Tegel unfuk setiap tahap
kerja yang dibatasi dengan membuat pasangan kepala/acuan secara vertikal
maupun horizontal.
c) Setiap tahap pekerjaan, pasangan Tegel tidak boleh terganggu/diinjak sebelum
mortar pelekat kering dan alur naad tegel harus dibersihkan olari kotoran
perekat, untuk selanjutnya dl pasang semen naad sesuai warna Tegel.
d) Setiap memulal pekerjaan pasang Tegel harus sepengetahuan dan seijm DIreksl
Pekerjaan.

Page 39 of 118
0.32.2 BAHAN
1. Adukan : portlan cemen di campur Pasir Pasang
2. Semen warna
3. Dinding : Keramik 25x40
4. Lantai : - Keramik Motif Granit uk. 60x60 Warna Cream (A)
- Keramik Anti Slip uk. 30x30 Warna Light Grey (B)
- Keramik Backsplash Dapur uk. 20x20 Warna Putih (C)
- Keramik Outdor Anti Slip uk. 60x60 Warna Light Grey(E)

0.32.3 PELAKSANAAN
1. Membuat campuran :
a) Semua bahan mortar harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan pasir diayak
halus sesuai dengan kebutuhan campuran.
b) Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan mekanis
(molen beton) dengan pemakaian air secukupnya.
c) Campuran yarig akan dipasang harus selalu baru, jangan dibiarkan membeku
lebih dari satu jam
2. Contoh bidang pasang Keramik:
Kontraktor harus membuat contoh bidang pasang Tegel terlebih dahulu, kemudlan
setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan pasang Tegel harus dilanjutkan
sesuai dengan contoh.
3. Persiapan pada bidanq yang akan dipasanq Keramik:
a) Semua bidang pasang harus bersih dari kotoran-kotoran yang menempel dan
debu, dibersihkan dengan sikat baja atau semprotan kompresor tekanan tinggi
kemudian dibasahi hingga jenuh.
b) Semua dinding beton atau bataco dan kolom beton yang akan dipasang tegel
harus dikerik dan kemudlan disawut dengan 1pc : 2ps ayakan halus agar mortar
pasangan dapat melekat dengan baik.
c) Bilamana kebutuhan mortar perekat tegel lebih dari 25 mm untuk dinding dan
50 mm untuk lantai, harus dlplester terlebih dahulu dengan camnuran mortar
sesuai yang dlsyaratkan dalam pekerjaan plesteran. Kemudian digaris-garis
silang sebelum plestaan tersebut mengering.

Page 40 of 118
4. Pemasangan Keramik:
Keramik sebelum dipasang harus direndam hingga jenuh, bidang lekat tegel
sebelum dipasang harus dilem dengan semen campur air (pasta semen) seluruh
bidang ubin atau di atas mortar ditabur bubuk semen kering secara merata.
Selanjutnya tege! keramik dipasang di atas hamparan Mortar perekat yang
berpedoman kepada elevasi akhir yang ditentukan dengan cara memukul-mukul
dengan palu karet sedemikian rupa sehingga didapat permukaan yang rata dan air
semen tidak turun. Sisa-sisa mortar harus segera dibersihkan dengan lap basah atau
pembersih lainnya hingga tidak menimbulkan noja pada permukaan tegel. Alur naad
tegel harus segera dibersihkan dengan sikat baja atau alat khusus untuk itu.
5. Sudut-sudut dan bidang pasang keramik:
Semua sudut-sudut harus tegak lurus, setiap pertemuan sudut pasang harus diberi
nossing/pinggulan baik dari bahan semen naad/siar atau bahan tegel khusus sesuai
petunjuk dalam Gambar atau Direksi Pekerjaan.
6. Kerataan bidang pasang keramik :
Untuk dapat mencapai permukaan yang rata dari suatu bidang pasang tege!
sebaiknya diadakan pemeriksaan dengan garisan panjang bahan logam aluminium
kotak, baik horisontal maupun vertikal yang berpedoman kepada pasangan kepala
yang disetting menggunakan pesawat penyipat datar.
7. Perbaikan bidang pasang Tegel:
Bilamana terdapat bidang pasang tegel yang bergelombang harus diperbaiki secara
keseluruhan. Bagian-bagian yang diperbaiki, harus dibobok terlebih dahulu dengan
baik, bobokan dibuat dalam bidang segi empat kemudian dipasang tegel baru rata
dengan sekitarnya.
8. Naad/Siar Tegel :
Antara bidang bidang tegel harus dibuat alur-alur pemisah/siar yang rapi. Bila tidak
disebutkan dalam gambar ukuran alur dibuat sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Kemudian dinaad dengan semen khusus setara AM Grout type AM 51, dengan
warna yang sama dengan wama tegel. Setiap jarak naad mencapai kelipatan 4 m'
(±16 m2) vertikal dan 8 m' horizontal (± 64 m2) harus dibuat siap konstruksi
(construction joint) yang dinaad dengan joint sealant setara Formrok 28T ex.
Hitching Group, dengan cara pasang sesual dengan petunjuk pabrik bersangkutan

Page 41 of 118
9. Hasil akhir yang dikehendaki :
a) Bidang pasang tegel rata atau tidak bergelombang, padat/tidak berongga dan
tidak cacat.
b) Alur-alur/siar lurus dengan ukuran yang sama dan rapi.
c) Sudut-sudut nossing dan tekukan tajam dan rapi.
d) Air dapat mengalir dengan lancar ke floor drain.
e) Permukaan tegel harus bersih dari sisa-sisa semen dan kotoran lainnya.

0.33 PEKERJAAN WATERPROOFING


0.33.1 UMUM
1. Uraian :
Pekerjaan Pasang Water proofing meliputi semua pekerjaan pasang Water proofing
pada lantai dan dinding seperti : Ground Water Tank/Water Tower/Septic
Tank/Sumppit; Lantai dan dinding Basement; Toilet pada lantai tingkat; Atap Plat
Beton, dinding luar bangunan tanpa teritisan (overstek) atap atau bidang-bidang
lainnya atau sesuai dengan yang tertera dalam Gambar dan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
2. Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekeriaan yang Cacat:
a) Kontraktor harus meryiapkan tenaga kerja yang terampil dan peralatan
secukupnya sebelum memulai pekerjaan pasangan Water proofing.
b) Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan satu unit contoh (Mock
Up) bidang pasangan Water proofing untuk setiap jenis penggunaan ruang atau
bidang pasangan dalam rangka mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
c) Pekerjaan pasangan Water proofing tidak boleh dimulai sebelum Direksi
Pekerjaan menyetujui formasi/kedudukan dan kondisi bidang pasang untuk
setiap baglan pekerjaan sesuai Gambar, namun Kontraktor tetap bertanggung
jawab atas ketepatan dan presisi pekerjaan.
d) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki atas biaya dan
tanggung jawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

Page 42 of 118
3. Jadwal Kerja :
a) Jumlah pekerjaan pasang Water proofing yang dilaksanakan setiap satuan
waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan dan presisi pekerjaan
pasang Water proofing.
b) Luas bidang pasang Water proofing minimal setiap tahap pasang hams
mengacu kepada luas ruang atau bidang yang akan dipasang Water proofing
untuk setiap tahap kerja yang dibatasi dengan membuat construction joint.
c) Setiap tahap pekerjaan, pasangan Water proofing tidak boleh terganggu/diinjak
sebelum lapisan mengering sesuai jenis Water proofing yang dipakai.
d) Setiap memulai pekerjaan pasang Water proofing harus sepengetahuan dan
seijin Direksi Pekerjaan.
e) Garansi Pekerjaan Water proofing minimal 10 (sepuluh) tahun sejak Serah
Terima I Pekerjaan Konstruksi.

0.33.2 BAHAN
1. Bahan dan Standar:
Water proofing untuk Atap beton menggunakan Sika, Mortar Utama. Sesuai NI-3
pasal 14 ayat 2; Air sesuai NI-3 pasal 10; Semen sesuai NI-8.
2. Lapisan Screed dan Penutup Akhlr Water Proofing Access Floor : tebal maksimum
5 cm.
3. Contoh Bahan :
Kontraktor harus memberikan contoh bahan, tiap jenis penggunaan Water proofing
terlebih dahulu kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapa:fian persetujuan.

0.33.3 PELAKSANAAN
1. Pembuatan Beton Screed :
Semua bahan beton Screed harus bersih dari kotoran-kotoran, terbuat dari campuran
1Pc : 4Ps dihampar di atas bidang dinding atau lantai yang akan dilapis Water
proofing dengan ukuran sesuai gambar atau dengan sudut kemiringan minimal 1%
kearah floor drain. Sebelum screed dicor dipastikan bahwa dinding atau lantai
dasarnya sudah kedap air, apabila ada retak atau cacat harus digrouting terlebih
dahulu.

Page 43 of 118
2. Contoh bidang pasang Water proofing :
Kontraktor harus membuat contoh bidang pasang Water proofing terlebih dahulu,
kemudian setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan pasang Water proofing
harus dilanjutkan sesuai dengan contoh.
3. Persiapan pada bidang yang akan dipasang Water proofing : '
a) Semua bidang pasang harus bersih dari kotoran-kotoran/debu dan telah
diadakan perbaikan hingga mendapatkan permukaan yang kedap air melaiui uji
rendam air min. 3 x 24 jam.
b) Semua bidang pasang telah direncanakan system drainasenya dengan derajat
tempat pembuangan sebesar minimal 1% dengan baton screed K175 kedap air.
4. Pasang Water proofing :
Water proofing sesuai jenisnya dipasang mengikuti petunjuk pabrik dan dikerjakan
oleh tenaga kerja terampil dan memiliki sertifikasi. Setelah lapisan Water proofing
terpasang hams diuji kedap air melalui uji rendam air minimal 3 x 24 jam. Untuk
lantai atap access flooratas lapisan water proofing oihampar plesteran padat kedap
air (Al/1pc:2ps) setebal minimal 3 cm yang diperkuat dengan kawat ayam
galvanized, permukaan plesteran atau pelapis lantai hirus rata dan miring ke arah
pembuangan air.
5. Pasang Delatation Joint/Construction Joint fbila diperlukan):
Pada setiap delatation joint struktur beton hams dipasang lapisan penutup delatation
joint dari bahan silicon sealent. Sebagai pelindung sealant pada bagian atasnya
dipasang Pelat Baja 50x5 mm yang dljangkarkan/dibout ke lantai finishing dan di
cat besi.
6. Hasil akhir yang dikehendaki:
a) Bidang pasang Water proofing rata atau tidak bergelombang (bergelembung
udara), dan tidak cacat
b) Bidang yang dilapisi water proofing tidak bocor dan plesteran pelindung tidak
retak.
c) Air dapat mengalir lancar kearah floor drain.
d) Setiap penggunaan Water proofing harus mendapatkan garansi minima! selama
10 (sepuluh) tahun dari pabrik pembuatnya.

Page 44 of 118
0.34 PEKERJAAN PLAFOND/LANGIT-LANGIT
0.34.1 UMUM
Meliputi pengadaan dan pemasangan, pengerjaan, bahan, tenaga dan peralatan yang
diperlukan sehubungan dengan pekerjaan plafond. Mengadakan koordinasi kerja
dengan pekerjaan lain yang erat kaitannya dengan pekerjaan plafon.

0.34.2 BAHAN
Jenis Bahan yang digunakan Plafond Gypsum tebal 9 mm
Rangka hollow 40x40 mm
List plafond Gypsum
Cat Plafond Warna Putih

0.34.3 PELAKSANAAN
1. Rangka Plafond
a. Pekerjaan rangka plafond dari bahan Hollow.
b. Sebelum pemasangan penutup Plafond, rangka Plafond harus sudah
terpasang rapi dan kuat, sesuai dengan pola yang tercantum dalam Gambar
Kerja.
c. Rangka Plafond dipakai hollow ukuran 40x40 mm
2. Penutup Plafond
a. Sebagai penutup plafond bagian dalam, dipergunakan Plafond Gypsum
9mm dan, dipasang sesuai gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Ukuran panjang dan lebar setiap unit panel yang akan dipasang harus
sesuai dengan modul rangka Plafond seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
c. Pemotongan harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati menggunakan
alat pemotong khusus untuk pekerjaan ini, mempunyai sudut siku, tidak
retak sudut atau pecah. Panel yang terpasang harus bebas cacat. Jika
ditemui cacat dari cacat tersebut pada panel yang terpasang, Kontraktor
harus membongkar dan menggantinya dengan yang baru.
d. Pemakuan dilakukan lebih kurang 1 cm dari tepi panel dengan jarak
pemakuan maksimum 20 cm. Kepala paku harus dipipihkan terlebih dahulu
sebelum pelaksanaan, atau memakai sekrup self taping screw :

Page 45 of 118
 Joint compound = joint cemen M 400 multi bond.
e. Jarak antara panel terpasang adalah 0,5 cm berupa naat. Naat harus lurus,
sama besar, tegak lurus pada setiap pertemuan Plafond.
f. Bidang permukaan harus rata, lurus dan waterpass, peil harus sesuai
dengan Gambar Kerja. Sambungan antar unit harus tegak lurus. Toleransi
kecembungan 2 mm untuk jarak 2 m.

0.35 PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN VENTILASI


0.35.1 UMUM
1. Uraian
Pintu, jendela dan Ventilasi meliputi semua pekerjaan pembuatan rangka, daun,
kunci, engsel dan accessories lainnya, finishing serta pemasangan pada lokasi yang
ditunjuk pada Gambar kerja atau petunjuk Direksi Pekerjaen.
2. Toleransi Dimensi
a. Dimensi Rangka dan Daun Pintu, Jendela dan Ventilasi harus sesuai dimensi
tertera dalam gambar, dengan toleransi dimensi maksimal 1,5 mm
b. Dimensi Railing dan . harus sesuai dimensi tertera dalam ganbar tanpa toleransi.
c. Ukuran lubang Pintu, Jendela dan Ventilasi, baik dari Kayu, maupun
Aluminium harus sesuai dengan ukuran tertera dalam Gambar, dengan toleransi
ukuran maksimal 1,5 mm.
d. Toleransi setting/ pemasangan Pintu, Jendela, Ventilasi, Railing dan . maksimal
1 mm per 1 m', baik vertikal rnaupun horizontal.
3. Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat
a. Sebelum memulai pekerjaan Pintu, Jendela, Ventilasi, Railing dan ., Kontraktor
harus membuat Gambar Kerja atas dasar gambar detail yang telah ada,
termasuk membuat schedule lengkap tentang semua komponen" Pintu, Jendela,
Ventilasi, Railing dan yang diperlukan.
b. Kontraktor harus membuat satu unit contoh Pintu, Jendela, Ventilasi, Railfng
dan . sesuai dengan bahan yang dipakai lengkap dengan accessorlesnya serta
finishingnya, untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
c. Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang dlsyaratkan, harus segera diperbaiki atas biaya dan
tanggung jawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

Page 46 of 118
4. Jadwal Kerja
a. Kontraktor harus rnembuat/menyiapkan Pintu, Jendela, Ventilasi, Railing dan
di Work Shop sesuai dengan kebutuhan pemasangan di lapangan.
b. Pintu, Jendela dan Ventilasi Kayu yang terpasang pada dinding bata atau beton,
harus dipasang ditempat sebelum pasangan dinding dimulai. Hal ini dapat
diabaikan apabila disekeliling rangka Pintu, Jendela dan Ventilasi terdapat
frame/bingkai beton praktis, sebagaimana pemasangan Pintu , Jendela dan
Ventilasi Aluminium.
c. Pada saat pengecoran beton tangga atau balkqn yang akan dipasang Railing
dan, harus dibuatkan tempat penjangkaran tiang/pole dari Railing
d. Setiap memulai pekerjaan Pintu, Jendela, Ventilasi, Railing, dan . harus
sepengetahuan dan seijin Direksi Pekerjaan.

0.35.2 BAHAN
1. Pintu, Jendela dan Ventilasi Aluminium
a. Kusen Pintu, Jendela : Alumunium, Multipleks finising HPL
b. Daun Pintu, Jendela dan ventilasi : Alumunium

0.35.3 PELAKSANAAN
1. Pintu/Jendela/Ventilasi Aluminium atau Kayu
Jenis pintu/Jendela/Ventilasi Kayu digunakan pada Daun Pintu Jendela luar, sedang
daun pintu kayu sesuai Pasal 6.1.3 (1) dipakai pada ruang-ruang pada umumnya
yang dltunjukkan pada gambar dan schedule Pintu/Jendela/Ventiiasi dengan
spesifikasi sebagai berikut:
a. Bilamana tidak disebutkan lain dalam Gambar, maka rangka pintu aluminium
menggunakan pemilihan type profil disesuaikan dengan gambar rencana type-
type Pintu , Jendela dan Ventilasi Aluminium.
b. Perakitan rangka dan daun Pintu atau Jendela sesuai dengan petunjuk/standar
pabrik, an accessories yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
c. Pemasangan rangka Pintu atau Jendela menggunakan fischer dengan
paku/sekrup kuningan atau system lain yang anti karat hingga terpegang kuat
pada tempat penyangga yang sudah di aci.

Page 47 of 118
d. Selama pekerjaan berlangsung, kusen-kusen harus dilindungi dari benturan-
benturan benda keras. Kerusakan atau cacat-cacat harus diganti oleh Kontraktor
dengan biaya sendiri.
e. Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar. Kalau tidak disebutkan lain,
maka tinggi pegangan kunci adalah 100 cm dari lantai dari tidak boleh tepat
pada sambungan ambang tengah daun Pintu.
f. Sebelum mengadakan pembelian untuk perlengkapan Pintu/Jendela/Ventilasi
ini, Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh bahan, shop drawing dan
schedule Pintu/Jendela/Vetilasi untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
g. Engsel-engsel type kupu-kupu minimal dipasang 3 buah titik untuk setiap daun
pintu atau diperhitungkan sesuai dengan berat daun pintu, sedang untuk jendela
dengan dua engsel jungkit yang dipasang tertanam pada sisi samping daun
jendela, kecuali disebutkan lain dalam gambar. Pemasangan accessories lainnya
disesuaikan dengan kebutuhan fungsional Pintu/Jendela/Ventilasi.
2. Garansi Pekerjaan :
Kontraktor harus memberikan garansi tertulis kepada Direksi Pekerjaan mengenai
penggantian material apabila terjadi kesalahan pengerjaan. Semua lokasi
pemasangan Pintu/Jendela/Ventilasi yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan. Bentuk permukaan expose bebas dari goresan,
gelombang, dan melengkung dengan semua sudut persegi kecuali dinyatakan lain
pada gambar, semua bagian yang berbentuk lengkung harus sempurna dengan
lengkung yang benar. Bekas sambungan/las harus dibuat rata dan tidak kelihatan
pada saat difinishing.
3. Inspeksi dan konfirmasi
Sebelum kontrak dilakukan dan dapat diterima oleh Pemilik, kepada supplier dan
pintu kayu, baja, Aluminium dan item lairmya pada bagian ini harus dilakukan
inspeksi dengan sangat hati-hati pada keseluruhan bagian untuk mendapat
konfirmasi sesuai dengan spesifikasi serta kesesuaian dengan apa yang dipasang dan
dapat berfungsi dengan sempurna, penampilan serta operasional yang sempurna.
Kontraktor bertanggung jawab atas tercapainya kondisi yang ditentukan dan
pemasangan sesuai yang disyaratkan.

Page 48 of 118
4. Pemasangan
Tidak ada tambahan biaya yang disebabkan oleh kesalahan pemasangan
Plntu/Jendela/Ventilasi Ini. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas semua hasil
perakitan dari seluruh pekerjaan dan bahan sub pekerjaan ini. Kontraktor harus
memastikan pemasangan pintu tepat pada lokasinya serta bebas cacat.

Page 49 of 118
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
DAN PLUMBING

PASAL 1
PERSYARATAN TEKNIS UMUM

1. Umum
Persyaratan ini merupakan bagian dari Persyaratan Teknis. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

2. Peraturan dan Standar


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada
Peraturan Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi
Internasional, Standar Nasional maupun Internasional yang terkait. Kontraktor
dianggap sudah mengenal dengan baik standard dan acuan nasional maupun
internasional dari Amerika, Australia, Setandart Nasional Indonesia/SNI dan PUIL
dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas,
antara lain seperti dibawah ini :
a. Listrik Arus Kuat (L.A.K)
 SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.

 SNI-04-0255-200 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.

 SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan.

 SNI-03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.

 SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan PencahayaanDarurat,

Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.


 SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan

Buatan pada Bangunan.


 SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat, dan

 PUIL tahun 2011

b. Listrik Arus Lemah (L.A.L)


• SNI-03-3985-2000 tentang Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran.
• KepMen PU 10/KPTS/2000 tg. 1-03-2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
• UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang
Telekomunikasi Indonesia.
• Wolsey, Planning for TV Distribution System
• Wisi, CATV System Refference
• Sony, CATV Equipment

Page 50 of 118
• National, Cable Master Antenna System
• AVE, VOE, PI, UIL
c. Plumbing
• Peraturan Daerah (PERDA) setempat
• Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
• Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plumbing, Soufyan Nurbambang &
Morimura.
• Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 atau edisi terakhir.
• SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plumbing
• ASTM
• NFPA-12, 13 & 20
d. Pemadam Kebakaran
• Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dalam Wilayah Setempat
• Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum No.
10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
• LITERATURE DAN / ATAU REFERENCE
• National Fire Codes :
- NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher
- Mechanical & Electrical for Buildings

3. Gambar-gambar
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan
mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian serta pemeliharaannya jika
peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
c. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila ada)
harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan
detail, “Shop Drawing” kepada Pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui
terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar
tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang
berhubungan dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak berarti
membebaskan Kontraktor dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung
jawab atas pemenuhan kontrak.
e. Kontraktor harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built Drawings”
disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual, harus
diserahkan kepada Pengawas pada saat penyerahan pertama pekerjaan dalam
rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu) asli kalkir berikut diskettenya dan 4
(empat) cetak biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan

Page 51 of 118
penjelasan lainnya, dalam ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam proyek
ini. As-built Drawing ini harus benar-benar menunjukkan secara detail seluruh
instalasi MEP yang ada termasuk dimensi perletakan dan lokasi peralatan,
gambar kerja bengkel, nomor seri, tipe peralatan dan informasi lainnya sehingga
jelas.
f. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli
(original) berikut terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set
dan dijilid dan dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam
ukuran A4.

4. Koordinasi
a. Koordinasi yang baik perlu dilakukan agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
b. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari
Pengawas, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

5. Persyaratan Jenis, dan Mutu Peralatan dan Material


a. Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang
dipublikasikan, sesuai dengan spesifikasi yang diuraikan, maupun pada gambar-
gambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi
secara teratur.
b. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu sebelum memulai pekerjaan instalasi
peralatan maupun material, Kontraktor diharuskan menyerahkan daftar dari
material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4
(empat) yang di dalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufaktur, katalog
dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Pengawas dan
Konsultan Perencana antara lain:
 Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak
jelas cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
 Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva
yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi
peralatanperalatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
 Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap
kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa
tahun, telah dipasang di beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam jangka
waktu tertentu dengan baik.
c. Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Pengawas akan diberikan atas dasar
atau sesuai dengan ketentuan diatas.
d. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada
Pengawas paling lama 2 (dua) minggu setelah daftar material disetujui. Semua

Page 52 of 118
biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini
adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
e. Pengawas tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan
semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan
contoh/dokumen ini.
f. Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus
diproduksi pabrik (bermerk), sehingga memberikan kemungkinan saling dapat
dipertukarkan.
g. Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah memenuhi
spesifikasi, walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan
dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai
spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai Kontraktor.
h. Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu hal
yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya
harus dari jenis setara atau lebih baik (equal or better) yang disetujui.
i. Bila Pengawas membuktikan bahwa penggantinya itu betul setara atau lebih baik,
maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus ditanggung oleh
Kontraktor.
j. Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi
Konsultan Perencana di pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah ditest
oleh pabrik yang bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke lapangan.
k. Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik,
Kontraktor harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan -
peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan memenuhi fungsi-fungsinya
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap
dengan peralatannya dapat diserahkan berdasarkan Berita Acara oleh Pengawas.
l. Atas penggunaan bahan / material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik
dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

6. Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan


a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas dalam rangkap 3
(tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja disini adalah gambar yang
menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak
peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai,
dinding dan peralatan, dimensi aksesoris yang dipakai. Pengawas berhak
menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut diatas.
b. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran / kapasitas
peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguan-keraguan,
Kontraktor harus menghubungi Pengawas untuk berkonsultasi.

Page 53 of 118
c. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Pengawas, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan dalam
menentukan performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh Kontraktor sesuai
aktual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan yang tidak
memungkinkan. Untuk itu Kontraktor wajib menghitung kembali performanya
dari peralatan tersebut dan memintakan persetujuan kepada Pengawas.
e. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana karena penyesuaian dengan
kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak
Konsultan Perencana dan Pengawas.
f. Kontraktor harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada
Pengawas sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang akan dikirim oleh Pengawas
kepada Konsultan Perencana.
g. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada
Pengawas secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan tambah / kurang / perubahan
yang ada harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan Pengawas secara tertulis.
h. Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus
dipasang oleh Kontraktor. Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang
peralatan, termasuk inserts untuk penggantung (hangers) dan penyangga lainnya
harus dipasang oleh Kontraktor.
i. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan Kontraktor.
j. Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari Pengawas secara tertulis.
k. Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan atau
pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang
sama, sehingga nampak seperti baru kembali.
l. Kontraktor harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang
ahli dan berpengalaman yang harus selalu ada di lapangan, yang bertindak
sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi
yang akan diberikan oleh Pengawas.
m. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada di tempat pekerjaan pada
saat diperlukan / dikehendaki oleh Pengawas.
n. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh
Pengawas.
o. Pengawas harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian
pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas fasilitas
yang diperlukan.
p. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Pengawas adalah tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Page 54 of 118
q. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00
sampai dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk
hal tersebut menjadi beban Kontraktor yang perhitungannya disesuaikan dengan
peraturan pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pengawasan tersebut
harus dengan surat yang disampaikan kepada Pengawas.
r. Di tempat pekerjaan, Pengawas bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan
Kontraktor, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi
surat perjanjian Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan
tepat serta cermat.

7. Pemeriksaan, Pengujian, Pemeliharaan dan Garansi


a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas dalam rangkap 3 (tiga)
mengenai hal-hal sebagai berikut :
• Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
• Hasil pengetesan mesin atau peralatan
• Hasil pengetesan kabel
• Hasil pengetesan kapasitas aliran udara, kuat arus, tegangan, tekanan, dll.
b. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan
oleh Pengawas.
c. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Kontraktor
secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan lain
oleh Pengawas.
d. Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
Kontraktor, apabila ada permintaan dari pihak Pengawas dan atau bila ada
gangguan dalam instalasi ini.
e. Kontraktor harus melakukan semua testing dan commissioning yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan
baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta, sesuai dengan
prosedur testing dan commissioning dari pabrik pembuat dan instansi yang
berwenang.
f. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor termasuk daya listrik untuk
testing.
g. Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung
sejak saat penyerahan pertama.
h. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 90 (sembilan puluh) hari
kalender sejak saat penyerahan pertama, kecuali bila Pengawas / Pemberi Tugas
menentukan lain.
i. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya dan diwajibkan
mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
j. Selama masa pemeliharaan, apabila Kontraktor tidak melaksanakan teguran dari
Pengawas atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan, maka

Page 55 of 118
Pengawas berhak menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut
kepada pihak lain atas biaya Kontraktor.
k. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor harus melatih petugas petugas yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali
sistem instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaannya.
l. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Kontraktor harus menyerahkan
daftar komponen / part list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi
dengan gambar detail / photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap
dengan manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan kepada Pengawas dan
Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
m. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah :
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan Pengawas.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating
Instruction, Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri
atas 1 (satu) set asli dan 4 (empat) copy telah diserahkan kepada Pengawas.
n. Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila
peralatan mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan
didalam spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap
peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat,
setelah mengalami pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan telah diterima dan
disetujui oleh Pengawas.
o. Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Kontraktor harus menyelenggarakan
semacam pelatihan / petunjuk praktis operasi kepada orang yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copies buku
Operating Maintenance, Repair Manual dan As-built drawing.

PASAL 2
PEKERJAAN PLUMBING

1. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi plumbing secara keseluruhan adalah
pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-peralatan, bahan-bahan
utama dan pembantu, serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan
baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity. Lingkup pekerjaan secara
garis besar adalah : Instalasi Sistem Air Bersih, Instalasi Sistem Air Kotor/Limbah, dan
Instalasi Sistem Pengolahan Air Limbah

2. Peraturan dan Persyaratan


Selama pelaksanaan, peraturan-peraturan berikut ini harus betul-betul ditaati berkenaan
dengan pekerjaan plumbing :
a. Perusahaan-perusahaan Air Minum Negara, tentang instalasi air.

Page 56 of 118
b. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik
Penyehatan Dit.Jen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
c. Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB)
1956 NI-3 1963. PUBB 1969.
d. Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955. PBI-NO-2/1971.
e. Peraturan Perburuhan Indonesia, tentang penggunaan tenaga kerja harian,
mingguan, bulanan dan borongan.

3. Sistem Perpipaan
a. Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
 Pipa, Valve, strainer
 Sambungan, Sambungan fleksibel
 Penggantung dan penumpu
 Sleeve
 Lubang pembersihan
 Galian, pengecatan, pengakhiran
 Pengujian
 Peralatan Bantu
b. Persyaratan, Jenis dan Spesifikasi Bahan
 Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak
serta arah dari masing-masing sistem pipa.
 Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan
bagian lainnya.
 Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat
dan stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja di
bawah tanah diberi lapisan anti karat densotape dengan ketebalan 2-3 mm.
 Untuk jaringan air bersih digunakan pipa jenis PoliProphilyn PPr-PN10
dan harus memenuhi persyaratan atau standard-standard lainnya yang
disetujui oleh Pengawas
 Untuk jaringan air kotor, air bangunan dan pipa vent, dipakai pipa
Polyvinyl Cloride-PVC. Pipa PVC yang dipakai berkatagori class AW (10
kg /cm2) JIS K 6742.
 Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem pemipaan ini harus dari jenis
PVC dan berasal dari satu merk pembuat dan mengikuti standard SII.
Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik pembuat
pipa bahwa pipa yang diproduksi oleh pabrik itu menggunakan fitting
standard yang diproduksi oleh pabrik lain yang ditentukan oleh pabrik
pembuat pipa tersebut.
 Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas
harus juga terlindung dari cahaya matahari.
 Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik
pembuat.

Page 57 of 118
 Kontraktor harus menyediakan potongan pipa dari berbagai ukuran dan
membuat contoh sambungan (mock up) antara pipa dengan pipa, dan
antara pipa dengan fitting untuk ditunjukan kepada Pengawas dan membuat
persetujuan untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut, serta memberikan
jaminan purna jual untuk pipa dan fitting tersebut. Tebal dindingnya tidak
boleh kurang dari ukuran sebagai berikut:

Diameter dalam (mm) Tebal dinding Minimum (mm)


ø. 50 s.d. 80 3,15 s.d. 4,05
ø. 100 s.d. 125 4,5 s.d. 5,4
ø. 150 s.d. 200 5,4 s.d. 6,4
ø. 200 s.d. 250 6,4 s.d. 8,3
ø. 250 s.d. 300 3,15 s.d. 4,05

 Spesifikasi Bahan Perpipaan:


Kode Tek. Tek. Std. Tek. Spesifikasi
SISTEM
Sistem Kerja Bahan Uji Pipa Isolasi
Air dingin
AB 10 12.50 15 PN.10 IA
Dalam gedung
Air dingin
AB 10 12.50 15 PN.10 IA
Di luar gedung
Air limbah
pengaliran gravitasi ABK 5 10 15 PV-10 IA

Air hujan AH 5 10 15 PV-10 IA


Air limbah gravitasi
AK 5 10 15 PV-10 IA
toilet
Vent VT - - Rendam PV-5 IA
Pipa Header HD/
Pompa dan pipa ABK 10 10 15 GIP IA
Air Limbah Luar /AK
Catatan
IA = tidak diisolasi
IB = diisolasi
GRV = GRAVITASI
Tekanan uji tidak terbatas pada tabel ini tapi juga harus mengacu pada tekanan aktual pompa

c. Persyaratan dan Pelaksanaan Pekerjaan


 Gambar-gambar rencana dan spesifikasi teknis ini merupakan suatu
kesatuan dokumen yang saling mendukung dan tidak dipisah-pisahkan.
 Di dalam gambar rencana ini tidak dimaksudkan untuk menunjukan semua
pipa-pipa, fitting-fitting, katup-katup dan fixture lain secara terperinci.

Page 58 of 118
 Semua bagian-bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh Kontraktor,
apabila diperlukan agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.
 Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di
lapangan (site), gambar pengembangan/gambar untuk tender tanpa
persetujuan perencana tidak boleh digunakan.
 Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain sebagainya.
 Kontraktor wajib koordinasi dengan pekerjaan lainnya demi kelancaran
pelaksanaan pekerjaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pekerjaaan
Sipil/Arsitek, Elektrikal, untuk menentukan jalur pipa dsb.
 Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau disesuaikan oleh
pihak lain atau yang diberikan dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup
instalasi ini, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan
pekerjaan ini
 Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus memberikan
tanda-tanda dengan pensil / tinta merah pada set gambar atas segala
perubahannya, penghapusan atau penambahan pada instalasi tersebut.
 Kontraktor harus membuat Shop Drawing untuk disetujui oleh Pengawas,
juga harus menyerahkan Gambar As Built Drawing yang meliputi denah,
instalasi yang terpasang, detail pemasangan, detail peralatan dari seluruh
instalasi.
 Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum
berlaku dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.
 Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/ tenaga-
tenaga ahli dalam bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan
hasil kerja yang terbaik dan rapi.
 Untuk melaksakan pekerjaan yang khusus, maka Kontraktor harus
memberikan surat pernyataan yang membuktikan / menjamin bahwa
tukang - tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut memang
mempunyai pengalaman dan kecakapan.
 Kontraktor wajib mempunyai Pas Instalatur Pass C yang dikeluarkan oleh
pihak yang berwenang sesuai dengan domisili Kontraktor.
 Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan –
peralatan untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan.
 Bahan-bahan / peralatan-peralatan yang hilang atau rusak harus diganti
oleh Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.
 Kontraktor wajib mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan ini dengan
pekerjaan lainnya, seperti pekerjaan Struktur, Elektrikal, Interior dan
sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.

Page 59 of 118
 Semua perkerjaan galian dan penimbunan yang ada berhubungan dengan
pekerjaan plumbing baik untuk ukuran dan kesesuaian gambar pelaksanaan
merupakan tanggung jawab kontraktor.
 Semua perkerjaan pembuatan dudukan / pondasi untuk Pompa / Mesin
dilakukan oleh kontraktor, termasuk pembuatan tali air disekitar pondasi
pompa dan terkoordinasi dengan kontraktor lain yang terkait dan hal ini
sudah termasuk dalam penawaran.
 Semua penarikan kabel listrik sampai ke panel pekerjaan plumbing,
kontraktor wajib memberikan data-data dan gambar-gambar yang
diperlukan pihak lain yang mengerjakannya.
 Seluruh fasilitas Air, Listrik, Sanitair sementara / darurat hendaknya
diusahakan oleh kontraktor dan telah dimasukan dalam penawaran.
 Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari
lantai, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
 Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang
dari 50 mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
 Semua fixtures, pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam /
runcing serta penghalang lainnya dan harus terpasang dengan kokoh (Rigit)
ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
 Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi / pipa induk, dipasang balok-
balok dari beton dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada
sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya
 Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya,
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.
 Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan water mur atau flens.
 Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan
pabrik.
 Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti
berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
 Di bagian dalam toilet
Dia. 50 mm2 - 100 mm2 atau lebih kecil: 1 % - 2 %
 Di bagian dalam bangunan
Dia. 150 mm atau lebih kecil : 1 %
 Di bagian luar bangunan
Dia. 150 mm atau lebih kecil : 1 %
Dia. 200 mm atau lebih besar : 1 %
 Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik
buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna mempermudah

Page 60 of 118
pengisian maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan
hendaknya dicari titik terendah dan dibuat cekung.
 Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak
boleh menukik.
 Sambungan-sambungan fleksibel pada system pemipaan harus dipasang
sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna
mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya
yang bekerja ke arah memanjang.
 Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah
pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan.
Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur
penuh.
 Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-
pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta
perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan &
persyaratan pabrik.
 Selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa menembus dinding,
lantai, balok, kolom atau langit-langit. Di mana pipa-pipa melalui dinding
tahan api, celah kosong di antara selubung dan pipa-pipa harus dipakai
dengan bahan rock-wool atau bahan tahan api yang lain, kemudian harus
ditambahkan sealant agar kedap air.
 Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup
dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-
benda lain.
 Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa
flexible untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur
gedung.
 Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali
sehingga kembali seperti kondisi semula.
 Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan
tanah.
 Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15-30
cm untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan
tanah tanpa batu-batuan atau benda keras yang lain.
 Untuk pipa di dalam tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton
pada jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
 Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
 Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
 Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor yang membentuk
sudut 90°, harus digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan clean
out serta arah dan jalur aliran agar diberi tanda.

Page 61 of 118
 Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan
pemuaian atau perenggangan.
 Semua pipa harus diikat / ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau
angker yang kokoh (ringit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah
timbulnya getaran.
 Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
dengan jarak antara tidak lebih dari 2,5 m.
 Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup / terikat pada konstruksi
bangunan dengan insert / angker yang dipasang pada waktu pengecoran
beton atau dengan Ramset.
 Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem / clam dan dibuat dengan
jarak tidak lebih dari 3 m'.
 Fitting harus dari jenis ‘injection moulded‘ sedangkan ‘welded fitting‘
sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem
pemipaan.
 Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau
Combination WYE-45 atau long radius bend dengan Clean out.
 Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm diatas muka banjir
alat sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%
 Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Pipa Vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm
diatas atap dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
 Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada
pipa air kotor.
 Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar
pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam
gambar tersebut.
 Disetiap Floor drain dilengkapi dengan U-Trap, untuk mencegah masuknya
gas yang berbau dalam ruangan.
 Pada saluran buangan dari preparation area dapur, sebelum masuk ke Inlet,
sistem pemipaan air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran dari
bahan Stailess steel untuk mencegah penyumbatan didalam pipa.
 Pada jalur pemipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean out
di setiap belokan dan pada pipa vertikal utama (di setiap pintu shaft).
 Pipa air buangan & air kotor harus mempunyai kemiringan atau sloope
yang besarnya mengacu ke buku pedoman Plumbing Indonesia 1979.
 Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut
ini :
 Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
 Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang
sejenis.

Page 62 of 118
 Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut:
-------------------------------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dari 2 dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap
kekuatan puncak.
-----------------------------------------------------------------------------------------
-
 Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
 Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar
zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku.
No. JENIS CAIRAN WARNA PIPA
1. Air Bersih Biru
2. Air Kotor Hijau
3. Air Buangan dan Drain Abu-abu
4. Pipa Gas Kuning
 Cara pemasangan pipa dalam tanah.
 Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
Kedalaman 60 cm untuk pipa 4" ke bawah dan 80 - 100 cm untuk pipa
lebih dari 5"
 Pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari
garis tengah pipa (as pipa) sampai kepermukaan jalan / tanah asli
atau bila tidak akan digunakan ketentuan-ketentuan persyaratan
minimal menurut buku petunjuk untuk dalamnya galian.
 Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/
tajam. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga
seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik
 Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar
galian dengan adukan semen.
 Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa sambungan tidak boleh
diletakan pada lubang-lubang yang sama.
 Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.
 Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
 Pipa diletakan di atas landasan pasir yang tidak dipadatkan dengan
posisi sesuai dengan line & grade yang tertera pada gambar.
 Setelah pipa terpasang pada lubang galian dan setelah diperiksa leh
Pengawas, semua kotoran dibuang dari lubang galian, kemudian
ditimbun kembali, baik dengan pasir urug atau tanah bekas galian atau
dengan bahan yang ditentukan Pengawas.

Page 63 of 118
 Landasan pasir dibawah pipa dibuat setebal 19 cm dan pada posisi
tepat dibawah sambungan harus diletakan alur berukuran 5 x 15 cm
sehingga pipa memperoleh tekanan secara merata.
 Urugan pasir dilakukan pada sisi pipa sampai setinggi setengah pipa
dan pasir dipadatkan dengan alat penimbris dari kayu dan selama
pekerjaan berlangsung pipa harus tetap pada posisi semula tidak
diperkenankan adanya pergeseran.
 Urugan selanjutnya dengan mempergunakan tanah urug dan
dipadatkan secara merata dengan tanah urug seperti pada persyaratan
pekerjaan sipil.
 Pemadatan hanya boleh dilakukan pada sisi sebelah-menyebelah pipa
saja.
 Pemadatan dengan mesin hanya boleh dilakukan setelah pipa tertanam
 Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada urugan pipa bagian atas
harus dilindungi plat beton bertulang setebal 10 cm yang dipasang
sedemikian rupa sehingga plat beton tidak bertumpu pada pipa
dan tidak mengganggu konstruksi jalan, kemudian baru ditimbun
dengan baik sampai padat.
 Pemasangan Katup-katup.
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar,
spesifikasi dan untuk bagian-bagian berikut ini :
 Sambungan masuk dan keluar peralatan.
 Sambungan ke saluran pembuangan pada titik- titik rendah.
- Di ruang Mesin
UKURAN PIPA UKURAN KATUP
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih 50 mm
- Lain-lain, ukuran katup 20 mm
 Katup by-pass.
 Pemasangan katup-katup pengaman harus dikerjakan di tempat-tempat
yang dekat dengan sumber tekanan.
 Valve-Valve dan peralatan bantu Pompa (accessories ):
 Water valve sampai dengan 2" adalah jenis "Screwed bronze body
dengan external spindle".
 Water valve 2 "- 3" adalah brnze flanged body dengan "internal
screwed spindle".
 Water valve lebih besar dari 3" adalah "flanged steel body" dengan
external spindle yoke".
 Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya,
untuk pekerjaan air bersih sanitari digunakan tekanan kerja 125 psi.
 Check Valve  ½” – 2” valve body steam disc bronze material, female
thead.

Page 64 of 118
 2 ½” keatas Cast Iron body, Flanged end, Cast steel disc.
 Strainer ukuran ½” - 2” Valve body, Steam disc bronze material,
female thread Y type.
 Ukuran  2 ½” keatas, Cast iron body, stainless steel screen, flanged
end, Y type.
 Flexible Connection ukuran  2” - 8” material Synthetic rubber
material flanged end.
 Pressure Gauge Dial type 4” pressure range 0 s/d 10 kg/cm2.
 Floater Valve bronze body, plastic ball, male thread
 Water level control 3 electrode
 Foot Valve bronze body material.
 Jenis valve (katup) dan perlengkapannya dari klass 150 Psi.
 Pemasangan sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan
getaran dan menghindari terjadinya retak/patah pipa akibat penurunan
tanah dan struktur bangunan.
 Pemasangan Pengukur Tekanan harus disediakan dan di tempatkan pada
lokasi dimana tekanan yang ada perlu diketahui :
 Katup-katup pengurang tekanan.
 Katup-katup pengontrol.
 Setiap pompa
 Setiap bejana tekan
Diameter pengukur tekanan minimum Dia. 75 dengan pembagian skala
ukur maksimum 2 kali tekanan kerja.
 Sambungan ulir
 Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan
ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm.
 Semua sambungan ulir sampai dengan 2” harus menggunakan Seal
tape
 Semua sambungan ulir 2 ½” ke atas boleh memakai Henep dan
zinkwite dengan campuran minyak cat.
 Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk
pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
 Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zink
white dengan campuran minyak.
 Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda,
kemudian Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas
cutter dengan reamer.
 Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
 Setiap pipa sesudah valve harus dipasang union untuk pipa sampai
dengan 2” dan menggunakan flens untuk pipa 2 ½” keatas.
 Pada jaringan pipa harus dipasang union atau flens pada jarak minimal
60 cm untuk memudahkan pemasangan dan perbaikan.

Page 65 of 118
 Sambungan Las
 Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
 Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fittinglas. Kawat las
atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
 Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada
Pengawas contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
 Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja
sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Pengawas.
 Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus
untuk itu.
 Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang
berkondisi baik menurut penilaian Pengawas.
 Sambungan lem
 Untuk pipa dengan dia. 2 inch atau lebih kecil menggunakan lem /
solvent cement.
 Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang
sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
 Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat
tegak lurus terhadap batang pipa.
 Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti
spesifikasi dari pabrik pipa.
 Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat- alat saniter: antara lavatory Faucet
dan Supply Valve, serta pada waste fitting dan Siphon. Pada sambungan ini
kerapatan diperoleh dengan adanya paking dan bukan seal threat.
 Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan di tempat-
tempat yang mungkin timbul kelebihan tekanan.
 Pemasangan Ven Udara Otomatis harus disediakan di tempat- tempat
tertinggi dan kantong udara, serta ditempatkan yang bebas untuk
melepaskan udara dari dalam.
 Pemasangan sambungan expansi harus disediakan pada penyambungan
antara pipa dari luar bangunan dengan pipa dari dalam bangunan untuk
menghindari terjadinya patah ataupun bengkok akibat terjadinya
penurunan tanah ataupun struktur bangunan.
 Pemasangan Ven Udara Otomatis harus disediakan ditempat- tempat
tertinggi dan kantong udara.
 Selubung Pipa
 Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton.
 Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.

Page 66 of 118
 Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja.
Untuk yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
 Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis
"Flushing Sleeves".
 Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber
sealed atau "Caulk"
 Katup Label (Valve Tag)
 Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna
operasi dan pemeliharaan.
 Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus
ditunjukkan di tags katup.
 Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai
atau kawat.
 Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelumuji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan seksama,
menggunakan cara-cara/metoda-metoda yang disetujui sampai semua
benda-benda asing disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l
chlor selama 1 jam setelah itudibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan
setelah itu dibilas.
d. Pengujian
 Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu :
 Pemeriksaan sebagian-sebagian
 Pemeriksaan setelah pemasangan
 Tujuannya untuk mengetahui apakah konstruksi, fungsi, dan sistemnya
sudah memenuhi syarat dan sesuai dengan rencana.
 Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
 Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar harus dites terlebih
dahulu sebelum diurug, dengan bagian perbagian, dengan tekanan 1,5
x tekanan kerja selama 1 jam tanpa ada penurunan tekanan (antara
10 kg/cm2) dan dilanjutkan pengujian per sistem.
 Setelah alat plumbing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa
penurunan tekanan, berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan
faucet dan ditentukan oleh Pengawas.
 Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada
penurunan tinggi air.
 Setelah pipa dan tangki diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi
sesuai PPI dengan sisa kadar chloor 0,2 ppm atau lebih, baik yang di
pipa atau di tangki.
 Setelah itu dibersihkan (dibilas) dengan air bersih.

Page 67 of 118
 Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan
pompa khusus untuk pengetesan.
 Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukan
pengujian sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta
dalam perencanaan seperti kapasitas pompa, kebisingan pompa (± 60
d ), tekanan air keluar kran 0,3 kg/ cm2 dan lain-lain.
 Semua pengetesan disaksikan oleh Pengawas dan akan dikeluarkan
sertifikat oleh Pengawas.
e. Pengecatan
Barang-barang yang harus dicat antara lain:
 Pipa servis
 Support pipa dan peralatan konstruksi besi
 Flens
 Peralatan yang belum dicat dari pabrik
 Peralatan yang catnya harus diperbarui
 Pengecatan pada pipa air bersih dan air panas hanya diberi tanda arah
panah jalur pipa tersebut.
 Untuk pipa-pipa terlihat (exposed) harus diberi tanda dengan warna atau
cat yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh Pengawas.
 Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda
warna/cat pada setiap jarak 4 m pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa
pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan
 Untuk pipa air pemadam, pengecatan harus berwarna merah dan harus
dapat memberi indikasi adanya Instalasi Pemadam Kebakaran.
f. Testing dan Commissioning
 Kontraktor akan melakukan semua testing pengukuran secara parsial dan
secara system, untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah
dilaksanakaan berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan yang
ditentukan.
 Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan
testing adalah tanggung jawab Kontraktor. Prosedur dan persyaratan
pelaksanaan testing dan hasil test harus memenuhi semua persyaratan
yang dianjurkan oleh pabrik dan persyaratan lain yang telah ditentukan.

PASAL 3
PEKERJAAN INSTALASI SISTEM AIR BERSIH

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi seluruh pekerjaan instalasi sistem air bersih yaitu penyediaan tenaga kerja,
pengadaan, pembuatan, pemasangan : tanki persediaan air bersih, pompa suplai,
pemipaan, pengkabelan, panel listrik, peralatan instrumen dan pengendalian, peralatan

Page 68 of 118
penunjang dan plumbing, bahan-bahan utama dan pembantu, sehingga diperoleh
instalasi sistem air bersih yang lengkap dan baik, sesuai dengan spesifikasi, gambar
rencana dan bill of quantity.

2. Persyaratan, Peraturan dan Referensi


Peraturan dan referensi yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pekerjaan ini, antara
lain:
i. Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1975
ii. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing (Soufyan & Moimura)
iii. National Plumbing Code Handbook, 1975.
iv. PU
v. Depnaker
vi. Depkes

3. Persyaratan, Spesifikasi, Jenis dan Mutu Bahan / Peralatan


a. Kontraktor wajib mengirimkan semua contoh bahan / material , atau brosur dari
alat-alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan, kepada pengawas dan
menunggu persetujuan dari pengawas sebelum alat-alat tersebut dipasang.
b. Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke kantor
penyelidikan bahan-bahan atas biaya Kontraktor.
c. Bila ternyata dalam pelaksanaan terdapat bahan-bahan yang dinyatakan tidak
baik/ tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui oleh Pengawas, maka
Kontraktor harus mengangkut bahan/material tsb ke luar lapangan dalam jangka
waktu 3 (tiga) hari.
i. Tangki Persediaan Air Bersih
 Tangki persediaan air bersih terletak di area Utilytas diluar gedung
(Ground Water Tank). Tangki air bawah berfungsi untuk menyediakan
air untuk kebutuhan cadangan selama 2 (dua) hari, dengan kualitas
sesuai standar Depkes RI tahun 1990.
 Tangki air harus dibuat dari konstruksi higienis dengan ketentuan
sebagai berikut :
 Membuat kemiringan pada lantai, sehingga terjadi aliran air
minimum selama 20 menit.
 Tanpa sudut tajam
 Mempunyai bak pengurasan pada dasar tangki
 Mencegah air tanah dan air hujan masuk ke dalam tangki
 Permukaan dinding licin dan bersih
 Untuk memperkecil volume air mati pada pipa hisap pompa, maka
harus dibuat sumur hisap pada tangki air.
 Tangki air bawah dapat dibuat dari beton berlapis fiberglass reinforced
plastic, atau dengan konstruksi beton kedap air.
 Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
 Manhole

Page 69 of 118
 Tangga
 Pipa Vent penghubung maupun vent ke udara luar
 Pipa peluap dan pipa penguras
 Indikator muka air
 Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa hisap, pipa penguras,
kabel, dsb.
 Sistem Pengendalian
 Muka air dalam tangki air atas mengendalikan pompa pemindah.
 Pompa akan hidup pada saat air turun mencapai muka air tertentu
 Pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap
 Spesifikasi Roof Tank
 Type : Fiberreinforced Plastic Modular / FRP
 Kapasitas : Sesuai Gambar...... m3
 Material : Fiberreinforced Plastic Modular / FRP
ii. Pompa Transfer / Pemindah
 Berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke tangki air
atas (Roof Tank).
 Sistem pompa pemindah sekurang-kurangnya terdiri dari 2 (dua)
pompa.
 Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh level switch yang
dipasang di tangki bawah maupun tangki atas.
 Motor Horse-power (Nameplate HP) rating harus dipilih sesuai dengan
kebutuhan motor horse-power bila pompa berkerja dengan ukuran
Impeller maksimum (full size impeller) agar motor tidak menjadi
‘overloading’.
 Penggunaan seal dengan ketentuan: Untuk shut-off head kurang dari
10 kg/cm2 boleh menggunakan ‘stuffing-box with gland packing seal’.
Sedangkan untuk shut-off head 10 kg/cm2 atau lebih harus
menggunakan ‘Mechanical seal’
 Setiap pompa pemindah antara lain terdiri dari :
 Pompa Centrifugal End Suction lengkap dengan motor
 Inlet dan Outlet headers
 Katup–katup inlet dan outlet
 Check valve anti pukulan air
 Inlet Strainers
 Panel daya dan Pengendalian
 Level switch untuk ON / OFF
 Level switch untuk proteksi pompa
 Pengkabelan
 Penunjuk tekanan pada inlet dan outlet pompa
 Dudukan pompa
 Coupling And Baseplate

Page 70 of 118
 Harus dari jenis kopel langsung dengan ‘flexible coupling’ yang
sesuai untuk torsi dan HP dari motor penggerak dan dilengkapi
dengan pelindung (coupling guard).
 Pompa dan motor harus didudukan di atas plat landasan
(baseplate) dengan konstruksi pabrik dari bahan baja shell atau
besi tuang dengan dudukan peredam getar untuk setiap alat.
 Harus tersedia perlengkapan untuk pengaturan kesejajaran antara
Pompa dan motor serta dilengkapi dengan pasak untuk mematikan
posisi pompa.
 Kelengkapan
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup searah pada posisi
tekan, katup penutup dan flexible connection pada posisi hisap
maupun posisi tekannya dan dilengkapi strainer pada sisi hisap
pompa.
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan pengukur tekanan (pressure
gauge) dengan katup isolasi, dipasang sesuai dengan gambar.
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan pemipaan drain untuk
penampungan drain dari casing dan seal, yang dialirkan melalui
saluran ada baseplate, menuju ke saluran air hujan terdekat.
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup pelepas udara,
penutup poros, flange dan mur baut pengikat, baut untuk pondasi
dan kelengkapan lainnya.
 Penyesuaian Impeller
 Kontraktor harus menghitung kembali tinggi tekan nominal sistem
pemipaan untuk mendapatkan besar kebutuhan tinggi tekan aktual.
 Dalam hal ini, pompa didatangkan harus dalam keadaan dengan
impeller/ sudu-sudu yang utuh dan motor penggerak yang mampu
untuk menjalankan pompa dengan kondisi full-size impeller tanpa
terjadi ‘overloading’.
 Sesudah ‘test-run’, kontraktor harus menghitung aliran pada setiap
sistem dan dengan seijin Pengawas dapat melakukan pemotongan
impeller untuk penyesuaian dengan kondisi pembebanan sesuai
dengan kurva pompa
 Pengaturan pompa adalah sebagai berikut :
 Pompa akan bekerja bila muka air di tangki atas turun mencapai
level L dan akan stop apabila muka air naik sampai level H.
 Semua pompa akan berhenti apabila muka air di tangki bawah
turun sampai level LL.
 Spesifikasi Pompa Transfer
 Tipe : Centrifugal End Suction Pump Direct Coupled
with Electro Motor
 Kapasitas : Sesuai gambar liter/menit

Page 71 of 118
 Tekanan : Sesuai gambar m
 Motor Rated : 3,7 kw ; 380 V/III Phase/50 Hz
 Shaft Seal : Mechanical
 Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
 Speed : 3000 rpm.
 Base Frame : Cast Iron or Steel
 Efisiensi : Minimum 80%
 Impeler : Bronze / Stainless Steel
iii. Pompa Packaged Booster / Distribusi
 Berfungsi untuk mengalirkan air ke alat-alat plumbing pada lantai-
lantai yang membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air di
dalam pipa pada setiap lantai merata.
 Pompa Packaged Booster harus mampu memasok kebutuhan air
kepada pemakai setiap variasi laju aliran pada setiap saat secara
otomatis.
 Setiap pompa pakage boster sekurang-kurangnya harus terdiri dari 2
pompa yang bekerja paralel sedangkan laju aliran masing-masing
pompa berdasarkan standard pabrik perakit pompa pakage booster.
 Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 m3/jam boleh
mempergunakan Pressure Control System.
 Setiap pompa pakage booster terdiri dari peralatan sbb :
 Pompa Centrifugal End Suction lengkap dengan motor
 Tangki tekan dengan tipe membrane
 Inlet dan Outlet header
 Katup-katup inlet dan outlet
 Check valve anti pukulan air
 Inlet strainers per pompa
 Panel daya dan pengendalian
 Pressure switch / flow monitor switch
 Pressure gauges pada inlet dan outlet pompa
 Pengkabelan
 Dudukan pompa
 Pengaturan pompa pada sistem pressure control
 Pompa pertama bekerja apabila tekanan air di jaringan turun
sampai ambang batas L pada pressure switch (PS1).
 Pompa kedua bekerja apabila tekanan air di jaringan masih turun
sampai ambang batas L pada pressure switch (PS2) dan
seterusnya.
 Pompa pertama, kedua dan seterusnya berhenti apabila tekanan air
di jaringan pemakai naik sampai ambang batas H di PS1, PS2 dan
seterusnya.
 Penentuan daerah kerja pompa juga ditentukan oleh kurva
pemilihan pompa yang akan dipakai.

Page 72 of 118
 Pompa yang sedang bekerja dapat tiba-tiba berhenti apabila muka
air di tangki hisap turun sampai batas LL, dan akan kembali
normal apabila muka air naik sampai batas “ L ”.
 Spesifikasi pompa distribusi:
 Tipe : Packaged Bosster Pump Standard
Manufacturer (tipe outdoor), lengkap
dengan tangki tekan, variable speed system
 Kapasitas : Sesuai gambar liter/menit
 Tekanan : Sesuai gambar m
 Motor Rated : 2,2 kw ; 380 V/III Phase/50 Hz
 Shaft Seal : Mechanical
 Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
 Speed : 2900 rpm.
 Base Frame : Cast Iron or Steel
 Efisiensi : Minimum 80%
iv. Pompa Suplai (Deep Well)
 Uraian lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
 Mengurus semua izin terkait yang diperlukan.
 Pembuatan sumur dalam dan pengujiannya.
 Pengadaan, pemasangan dan pengujian Pompa sumur dalam
 Pengadaan, pemasangan dan pengujian Pengkabelan.
 Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel listrik.
 Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan instrumen dan
kontrol.
 Penyambungan ke semua peralatan penunjang.
 Penyambungan ke semua peralatan pemakai.
 Pembuatan shops drawings
 Pembuatan As Built Drawings
 Persyaratan, Peraturan, dan Referensi
 Peraturan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini
antara lain:
- Peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh PAM
maupun Direktorat Geologi.
- Peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas
Keselamatan Kerja.
- Peraturan dan persyaratan teknis yang terkait sebagaimana
ditentukan di RKS untuk Pekerjaan Sistem Plumbing.
 Perijinan
- Kontraktor sumur bor harus mempunyai surat izin
perusahaan Pengeboran air tanah yang dikeluarkan oleh
Direktorat Geologi Tata Lingkungan Departemen
Pertambangan dan Energi, SIPP di wilayah setempat dan
izin-izin lainnya yang diwajibkan.

Page 73 of 118
- Kontraktor harus mengurus semua perizinan pengeboran air
tanah. Biaya pengurusan dan biaya perizinan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
 Spesifikasi Pompa Deep Well
 Tipe : Submersible Pump Direct Coupled with Electro
Motor
 Kapasitas : Sesuai gambar liter/menit
 Tekanan : Sesuai gambar m.
 Motor Rated : Sesuai gambar kw ; 380 V/III Phase/50 Hz
 Shaft Seal : Mechanical
 Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
 Speed : 3000 rpm.
 Base Frame : Cast Iron or Steel
 Efisiensi : Minimum 80%
 Impeler : Bronze / Stainless Steel
 Persyaratan dan Pelaksanaan Pekerjaan
 Peralatan pengeboran yang digunakan harus mesin bor yang
memadai dan sesuai dengan rekayasa, konstruksi dan keadaan
tanah.
 Sebelum memulai pekerjaan pengeboran, Kontraktor harus
menyampaikan gambar kerja kepada pengawas untuk mendapat
persetujuan yang menunjukkan letak sumur maupun konstruksi
pengeboran.
 Setiap sumur harus mampu mengeluarkan air sebanyak 12
m³/jam dan 240 m³/hari.
 Kedalaman sumur diperkirakan 50 meter.
 Konstruksi sumur dibuat sekurang-kurangnya sebagai berikut :
- Pipa jambang 150 mm sedalam 20 meter, 5 meter bagian luar
atas dicor beton, agar air pada kedalaman ini tidak masuk ke
sumur.
- Pipa naik 100 mm sedalam 30 meter dari ujung jambang, di
sebelah luarnya diisi koral / pasir cuci.

 Bahan pipa dan saringan sebagai berikut :


- Pipa jambang dan pipa naik menggunakan Galvanized Steel
Pipe (GSP) BS 1387 class medium.
- Jumlah pipa saringan yang menggunakan Stainless steel 304,
ukuran pipa 100 mm, ditetapkan oleh Direktorat Geologi
Tata Lingkungan minimal 3 buah.
 Batu karang

Page 74 of 118
- Bila pengeboran menembus batu karang di daerah pipa naik
maka di luar pipa naik setebal batu karang harus dicor beton
agar sumber air yang melalui batu karang tidak diambil.
- Bila pengeboran menembus batu karang pada bagian ujung
sumur, maka lubang pada batu karang harus ditutup kembali
dengan beton cor, dan ujung sumur akan berhenti di atas batu
karang.
 Testing dan Commissioning
 Kontraktor harus melakukan pengujian lengkap antara lain :
- Pengujian debit dan penurunan muka air (Drawdown Test)
- Pengujian pemulihan kedalaman muka air (Recovery Test)
- Pengujian terus menerus 3 kali 24 jam.
- Pengujian kualitas air oleh laboratorium.
- Pengujian yang diwajibkan oleh instansi Pemerintah yang
berwenang.
 Semua peralatan uji, sumber daya dan biaya uji dibebankan
kepada Kontraktor.
 Peralatan uji yang digunakan harus dapat diandalkan, sudah ditera dan
mudah dibaca secara terus menerus, peralatan uji tersebut antara lain:
 Pengukur debit, dengan meter air putar atau meter air Venturi.
 Penduga permukaan air, dengan membran tekan atau sistem
electroda lampu listrik arus lemah.
 Serah terima pekerjaan harus disertai:
 Gambar sumur terpasang secara detail.
 Seluruh laporan hasil pengujian.
 Sumur dalam harus mempunyai kelengkapan antara lain:
 Vent sumur
 Katup pengatur
 Katup penahan aliran balik.
 Manometer.
 Katup pelepas udara otomatis.

v. Sand Filter dan Carbon Filter


 Sand Filter berfungsi meningkatkan mutu air.
 Carbon filter berfungsi menghilangkan bau yang terdapat di dalam air.
 Backwash (Pencucian filter) harus dilakukan setiap hari selama 5
menit sampai 10 menit, pada saat beban pemakaian air surut.
 Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure type, multi media
automatic / manual backwash.

Page 75 of 118
 Bahan tangki terbuat dari Wound polyester sedangkan screen terbuat
dari bronze atau stainless stell.
 Filter terdiri dari :
 Tangki termasuk screen
 Filter Media
 Valves
 Interconnecting piping
 Instruments
 Life Indicator
 Perpipaan
 Spesifikasi Filter:
 Type : Vertical Cylinder Tank
 Kapasitas : 0,4 m3/menit
 Tekanan : 37 m
 Material : Mild Steel with epoxy coating
vi. Water Level Controller
 Jenis : Floatless, electrode water level controller
 Tegangan operasi : 24 volt , DC,
 Lokasi : Roof Tank dan Ground Tank
 Type : Electric dengan sitem relay ex Jerman.
Dipasang electrode pada roof tank dan ground tank untuk mengatur kerja
pompa transfer dan juga dipasang electrode untuk mengatur kerja pompa
deep well.
vii. Panel Kontrol Start – Stop dan Monitor
 Konstruksi Panel
 Panel harus terbuat dari pelat baja dengan ketebalan minimum 2
mm, rangka pelat baja konstruksi las dicat meni tahan karat dan cat
finish (cat bakar) warna abu-abu.
 Tekukan-tekukan dan sambungan-sambungan antara pelat satu dan
yang lainnya harus dibuat rapi sehingga tidak terdapat tonjolan-
tonjolan bekas las.
 Panel dilengkapi dengan pintu luar, pintu dalam, kunci dan handle
sehingga aman tetapi mudah pemeliharaan.
 Komponen-komponen panel harus satu merk.
 Motor-motor listrik yang mempunyai rating 5,5 HP keatas harus
dilengkapi dengan wye-delta starting unit.
 Hal tersebut diatas tidak berlaku bagi mesin-mesin yang telah
memiliki bult-in starting device.
 Pemasangan komponen-komponen panel harus diatur rapi dan
diperkuat sehingga tahan oleh ganguan mekanis.

Page 76 of 118
Kabel yang digunakan dari jenis NYAF dan harus mempunyai
kemampuan hantar arus setingkat lebih besar dari rating pengaman
rangkaian dimana kabel digunakan.
 Pemasangan kabel instalasiharus menggunakan sepatu kabel.
 Komponen-komponen switching pada panel seperti magnetic
contactor, timer switch, disconnecting switch dan lain-lain harus
mempunyai rating setingkat lebih tinggi dari rating pengaman
rangkaian komponen-komponen tersebut.
 Untuk pemasangan kabel instalasi didalam panel harus disediakan
terminal penyambung yang disusun rapi dan ditempatkan pada
lokasi yang tepat dalam arti kata pada bagian panel dimana kabel
instalasi tersebut masuk dan keluar dari terminal penyambungan.
 Pada setiap komponen panel, sepatu kabel, kabel instalasi serta
terminal penyambungan kabel harus diberi indikasi/lebel/sign
plates mengenai nama terminal / peralatan yang diatur instalasi
listriknya, label itu harus terbuat dari pelat alluminium atau sesuai
standard DIN 4070.
 Kemampuan Operasi
 Panel kontrol Start-stop dan Monitor pompa air bersih
 Panel kontrol pompa harus dapat beroperasi untuk:
 Menjalankan dan mematikan pompa.
 Mengatur pengoperasian sitem pompa distribusi air bersih secara
bergantian
 Mengatur seperti tersebut diatas harus dapat dilakukan baik secara
otomatis maupun secara manual.
 Pemilihan tersebut harus dapat dilakukan melalui saklar pilih
/selektor switch.
 Panel kontrol harus dilengkapi dengan alat peraga visual (wiring
diagram yang dilengkapi denagn indicator lamp, sehingga dari
panel kontrol tersebut dapat dimonitor operasi sistem pompa
distribusi air bersih.
 Dari panel kontrol harus dapat diketahui bila kondisi air didalam
ground reservoir telah mencapai level yang paling rendah.
 Operasi otomatis dengan menggunakan sensor tekanan (pressure
switch) yang dipasang pada pressure tank dan pressure switch yang
dipasang didalam pipa instalasi air bersih, sehingga bila tekanan
menurun pada nilai tertentu (nilai setting pressure switch yang
paling kecil), maka salah satu pompa akan beroperasi, sebaliknya
bila tekanan telah mencapai harga tertentu (nilai setting yang
besar), maka pompa yang sedang beroperasi akan berhenti.
 Operasi sistem pompa distribusi air bersih seperti tersebut diatas
akan terus berlangsung selama persediaan air didalam ground

Page 77 of 118
reservoir berada pada batas-batas tertentu (maximum level),
sedangkan apabila level air didalam ground reservoir telah
mencapai batas-batas tertentu (minimum level) maka pompa akan
berhenti secara otomatis.
 Pengaturan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pengatur
water level control unit yang dilengkapi dengan electroda.
 Kondisi air yang paling rendah seperti disebutkan di atas harus
dapat dimonitor pada panel kontrol secara visual berupa diagram
instalasi yang dilengkapi dengan lampu indikator

PASAL 4
PEKERJAAN INSTALASI SISTEM AIR KOTOR / LIMBAH

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi seluruh pekerjaan instalasi sistem air kotor/limbah yaitu penyediaan tenaga
kerja, pengadaan, pembuatan, pemasangan : bak sewage / sump pit, sewage treatment
plant, pompa sump pit, control box, manhole, sumur resapan, grease interceptor, floor
drain, roof drain, canopy drain, floor clean out, bahan-bahan utama dan pembantu,
sehingga diperoleh instalasi sistem air limbah yang lengkap dan baik, sesuai dengan
spesifikasi, gambar rencana dan bill of quantity.

2. Persyaratan, Spesifikasi, Jenis dan Mutu Bahan / Peralatan


a. Perpipaan
 Macam perpipaan air limbah adalah, air hujan, air limbah saniter, limbah dapur.
 Perpipaan limbah saniter mulai dari alat saniter antara lain kloset, urinal,
lavatory, dan floor drain, sampai saluran halaman melalui septik tank.
 Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dan kanopy drain di atap dialirkan
kedalam sumur resapan sebelum dialirkan ke saluran kota. Khusus fitting air
hujan mempergunakan cast iron.
 Diadakan pemisahan antara pemipaan air kotor dari closet dan urinal dengan
air buangan dari lavatory dan floor drain (sistem terpisah).
 Pengumpulan digunakan pipa-pipa cabang horizontal pada setiap lantai yang
kemudian diteruskan ke pipa induk vertical dalam shaft yang telah disediakan.
 Pembuangan air kotor dari closet atau urinal menggunakan sistem STP
kemudian diresapkan sedangkan air buangan dari lavatory dan floor drain
dialirkan ke saluran drainase terdekat besaran air kotor dan buangan
 Pipa-pipa air kotor, air buangan dan ventilasi digunakan pipa-pipa plastik
(PVC) kualitas kelas AW (10 kg/cm2).

Page 78 of 118
 Untuk pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding dengan diameter 1-1 1/2"
untuk masing-masing fictures yang membutuhkan.
 Kemudian diteruskan oleh pipa induk ventilasi yang berada pada shaf dimana
perlepasan akhir pada lantai atap dilengkapi dengan vent-cup
 Gelang karet / rubber ring untuk perapat sambungan pipa harus disimpan secara
baik pada tempat kering dan sejuk sehingga tidak terjadi perunahan sifat fisika
dan kimia karet tersebut.
 Pipa harus dipasang secara sentris pada sambungannya .
 Gelang karet tidak boleh terpuntir pada saat pemasangan dan pipa harus ditekan
dengan alat khusus untuk mendapatkan tekanan yang merata pada setiap
sambungan.
 Persyaratan Pelaksanaan Pemipaan :
 Pipa Tegak,
- Pipa harus dipasang dengan dudukan baja dan klem dari baja.
- Jarak maximum antara klem adalah 300 cm atau pada setiap jarak sejauh
jarak lantai ke lantai.
- Pipa tegak terpasang didalam shaft sesuai dengan gambar.
 Pipa datar,
- Pipa harus dipasang dengan penggantung dari baja seperti penggantung
pipa air bersih
- Jarak antara penggantung harus mengikuti ketentuan berikut :
dia. 2 inch atau lebih kecil, setiap 200 cm
dia. 2 inch atau lebih besar, setiap 300 cm
dengan kemiringan minimum sebesar 1 %.
 Pipa yang ditanam dalam tanah,
- Pada sisi bawah dari pipa tegak yang dihubungkan dengan pipa
datar harus diberi dudukan dari blok beton.
- Kedalaman pipa dari titik awal penanaman bervariasi sampai ke
bak titik sambung dengan saluran drainase tapak dengan kemiringan
minimum 0.5 %.
 Semua pipa yang berada di dalam bangunan harus dipasang didalam
dinding/bagian dari bangunan pada arah vertikal maupun horizontal.
 Sudut belokan yang diperbolehkan adalah 90 dan 45 derajad
 Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dahulu dalam keadaan
sempurna.
 Sebelum support dipasang harus dicat dengan zinchomate primer pintu.
 Semua pemasangan harus rapih dan sebaik mungkin.
 Saat pemasangan, ujung pipa yang belum akan disambungkan harus ditutup
dengan plug atau dop.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada support.
 Pipa dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari
bahan yang dipaksakan.

Page 79 of 118
 Semua pemasangan yang berhubungan (menggantung) menembus pada
Konstruksi bangunan, kontraktor menghubungi Pengawas untuk minta
persetujuan.
 Kontraktor harus menyediakan Sleeve dilengkapi dengan sayap untuk pipa-pipa
yang menembus bangunan.
 Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dicat dengan aspal tiga kali dan
dilapisi karung sebelum ditanamkan.
 Klos-klos kayu harus kayu jati yang sudah tua dan kering, baut-baut serta
murnya dari bahan logam yang tidak berkarat
 Dempul karet atau seal dengan kwalitas baik agar digunakan untuk mencegah
kebocoran dan perembesan
b. Bak Sewage / Sump Pit
 Apabila ditentukan dalam gambar rencana, maka dibuat bak Sump Pit seperti
disyaratkan.
 Bak Sump Pit harus dibuat dari konstruksi beton bertulang, badan rapat air
sedangkan tutup harus rapat udara.
 Setiap bagian Sum Pit harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1:10
ke arah pompa sedangkan semua ujung sudut dibuat 135°.
 Bak Sump Pit harus dilengkapi :
 Sleeve untuk pipa sewage masuk dan keluar
 Sleeve untuk pipa ven
 Sleeve untuk kabel-kabel.
 Level switches untuk kendali pompa.
 Level switch untuk alarm banjir.
 Tangga monyet
 Manhole untuk laluan pompa (2 buah)
c. Pompa Sump Pit
 Setiap bak Sump Pit harus dipasang minimum dua buah pompa Submersible.
 Tipe pompa harus Submersible Sewage dengan komponen sbb:
 Cast Iron Casing
 Cast iron vortex type Impeller with knife.
 Stainless steel shaft
 Silicon Carbide
 Heavy duty grease lubricated bearing
 Stainless steel casing guide rail support
 Quick discharge coupling
 Spesifikasi motor sbb:
 Squirrel cage induction type ( IP 68 )
 Winding insulation class F
 Water tight
 Vertically mounted
 Sistem kendali motor pompa

Page 80 of 118
 Start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di bak
sewage.
 Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan.
 Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergantian.
 Apabila beban aliran besar, maka pompa bekerja bersamaan.
 Pengaturan kerja pompa dilakukan dari panel kontrol pompa.
d. Sumur Periksa (Control Box)
 Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
 Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton.
 Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm, serta harus
dibuat beralur sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan.
 Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa vent.
 Tutup sumur periksa dapat terbuat dari Stainless steel atau baja yang dilapisi
anti karat.
e. Manhole
 Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen.
 Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease
akan terbentuk penahan bau.
 Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan
untuk laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
 Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
 Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.
f. Drainase
 Lingkup pekerjaan terdiri dari pengadaan dan pemasangan talang air hujan,
pembuatan saluran air hujan gedung ke saluran drainase luar bangunan, sesuai
dengan gambar rencana.
 Pekerjaan Talang Air Hujan
Persyaratan bahan dan peralatan bantu:
 Bahan pipa talang
Jenis : pipa PVC
Kelas : AW
Tekanan : 10 kg/cm2
 Roof Drain
Jenis : Cast Iron cor
Konstruksi : sesuai gambar rencana
 Persyaratan Pelaksanaan Pemipaan :
 Pipa Tegak,
- Pipa harus dipasang dengan dudukan baja dan klem dari baja.
- Jarak maximum antara klem adalah 300 cm atau pada setiap jarak
sejauh jarak lantai ke lantai.
- Pipa tegak terpasang didalam shaft sesuai dengan gambar.

Page 81 of 118
 Pipa datar,
- Pipa harus dipasang dengan penggantung dari baja seperti
penggantung pipa air bersih
- Jarak antara penggantung harus mengikuti ketentuan berikut ini :
dia. 2 inch atau lebih kecil, setiap 200 cm
dia. 2 inch atau lebih besar, setiap 300 cm
dengan kemiringan minimum sebesar 1 %.
 Pipa yang ditanam dalam tanah,
- Pada sisi bawah dari pipa tegak yang dihubungkan dengan pipa
datar harus diberi dudukan dari blok beton.
- Kedalaman pipa dari titik awal penanaman bervariasi sampai ke
bak titik sambung dengan saluran drainase tapak dengan kemiringan
minimum 0.5 %.
 Sambungan,
- Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih kecil dari 2 inch
menggunakan Solvent Cement.
- Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari 2 inch
menggunakan sambungan Rubber-Ring.
g. Sumur Resapan
 Rembesan yang dimaksud disini adalah untuk memasukkan air hujan yang
berasal dari pipa riser sebelum dialirkan over flow nya ke selokan kota.
 Air yang akan dimasukkan dalam rembesan adalah air hujan.
 Jenis rembesan yang dimaksud disini adalah sumur rembesan, pekerjaan sumur
rembesan akan merupakan pekerjaan divisi sipil / konstruksi.
 Konstruksi sumur rembesan antara lain sbb :
 Dasar sumur berupa batu kerikil
 Dinding sumur berupa dinding berlubang yang dibuat dari beton atau beton
blok berlubang.
 Tutup dibuat dari plat beton/ plat baja
 Diantara tanah dan dinding luar harus diisi koral dan ijuk sesuai gambar.
 Rembesan hanya dapat berfungsi dengan baik di daerah yang mempunyai
lapisan pasir kasar, maka bidang rembesan harus berada di lapisan pasir kasar.
h. Floor Clean Out
 Floor Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening
Waterprooved Type
 Floor Clean Out terdiri dari:
▪ Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
▪ PVC neck
▪ Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for
waterprooving.
 Cover dan ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga
mudah dibuka dan ditutup.

Page 82 of 118
i. Roof Drain
 Roof Drain yang dipergunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi
waterproof.
 Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang
pipa bangunan.
 Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
▪ Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved flange.
▪ Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
▪ Bitumen Coated cover dome type
j. Canopy Drain
Canopy Drain yang dipergunakan adalah Floor Drain Bucket Trap Type.
k. P" TRAP
 P" TRAP yang digunakan disini harus jenis single inlet.
 Tinggi air minimum pada Trap 8 cm.
 P" TRAP yang digunakan disini harus dibuat dari PVC class 5 kg/cm2.
 Pemasangan P” TRAP pada setiap FD kamar mandi dan pada jalur utama pipa
buangan air limbah yang menuju bak sewage.
l. Sewage Treatment Plant
 Sawage Treatment Plan menggunakan sistem pengolahan dengan menggunakan
bakteri pengurai.
 Bahan Sawage Treat Plan dapat terbuat dari fiber glass.
 Sistem kerja Sawage Treat Pland yaitu air limbah yang masuk harus dapat
diurai dengan menggunakan bakteri pengurai sehingga air yang dihasilkan dari
dalam Sawge Treatment Plan tersebut layak untuk dibuang ke saluran kota
(tidak berbau)
 Sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan spesifikasi ini yang
antara lain, tetap tidak terbatas pada :
 Sawage Treatment Plan STP / Instalasi Pengolahan Limbah type Pakage
yaitu pengolahan Limbah dengan system gabungan.
 Pengadaan dan Pemasangan seluruh peralatan sewage treatment sampai
sistem berjalan sebagaimana yang diinginkan.
 Pembuatan gambar ”shop drawing” lengkap dengan sambungan-
sambungan yang dibutuhkan pada pihak lain.
 Mengadakan pemeliharaan pada masa pemeliharaan yang ditentukan
selama 12 bulan.
 Menyerahkan 3 set buku petunjuk dan perawatan kepada pemberi tugas.
 Mengadakan analisa / memeriksakan hasil air buangan ke laboratorium.
 Mengurus segala izin-izin yang diperlukan bagi pemasangan instalasi ini.
 Kontraktor harus memberikan jaminan sistem yang ditawarkan minimal
selama 3 tahun dan memberikan pula masa garansi peralatan selama 12
bulan.

Page 83 of 118
 Sistem pengolahan air limbah (STP) yang akan digunakan adalah type Pagake,
dengan kapasitas pengolahan sebesar 10 m³/hari. Dimana sistem STP yang
handal, biaya investasi yang rendah, pemakaian lahan yang optimal serta biaya
operasional dan biaya-biaya perawatan yang relatif rendah.
 Kualitas Effluent pada hasil akhir yang diinginkan adalah :
 B.O.D.5 : 30 PPM
 S.S : 20 PPM
 Pada dasarnya sistem terdiri dari beberapa bagian utama antara lain:
Sludge Tank, Equalization Tank, Clarifier Tank, Biodetox, Polishing Tank,
Clorination Tank, Treated Water Tank.
a. Equalizing/BalancingTank.
Mengumpulkan air kotor yang berasal dari 2 buah pipa tegak sebelum
memasuki tahap pengolahan.
Air memasuki balancing dengan terlebih dahulu melewati grinder.
Grinder berfungi untuk menghancurkan kotoran–kotoran padat.
b. Tangki Aerasi.
Air kotor diaerasi setelah dicampur dan diaduk dengan lumpur aktif
transfer oksigen sebagai pe-aerasi didapatkan dari blower.
c. Tangki Pengendap ( Settling Tank )
Air kotor setelah diaerasi diendapkan disini.
d. Tangki Chlorinasi
Effluent dari setleing tank dibubuhi larutan chlorr (desinfextan).
e. Effluent Tank
Penampungan effluent akhir sebelum dialirkan ke make up water tank
cooling tower dan dialirkan ke saluran kota.
f. Make UpWater Tank (MUWT)
Hasil olah terakhir dari Effluent Tank setelah disaring dalam filter sebelum
digunakan untuk keperluan make up water ke cooling tower (pompa make
up water termasuk pekerjaan cooling tower/ by others).
 Persyaratan Bahan dan Material
 Air blower minimal berjumlah 2 buah dengan kapasitas yang cukup untuk
aerasi, mixing dan airlift. Blower bekerja bergantian dan diatur oleh suatu
set alat control. Motor dari jenis TEFC, square cage. Blower juga
dilengkapi dengan silencer dan peredam getar. Air blower harus terletak
didalam sewage treatment plant.
 Seluruh bagian luar sewage treatment harus terdiri dari beton tulang yang
kedap air. Sewage Treatment Plan ini harus terletak didalam tanah, kecuali
fresh air dan exhaust air grille.
 Komunitor lengkap dengan influent camber, Transier Gate dan Bar Screen,
yang terbuat dari Non Corrosive Painted Steel.
 Pipa-pipa dari bahan PVC class AW.
 Cholrination System dengan Tablet Chlorinator lengkap dengan tangki dan
dozing.
 Sump – Pump

Page 84 of 118
Dari type Non Clogging Centrifugal Pump lengkap dengan Check
Valve,Gate valve, Over Load rotection dan Water Level Control.Standby
unit dengan kapasitas yang sesuai dengan kapasitas Sewage Treatment dan
bekerja secara auomatic atau manual.
 Exhaust fan minimal dari type propeller yang bekerjanya diatur dengan
timer.
 Seluruh peralatan listrik harus dapat bekerja pada tegangan yang tersedia:
220Volt, 1phase, 50 Hz atau 380 Volt, 3phase, 50Hz.
Pada motor dengan daya 5 Hp keatas motor harus dapat bekerja pada
starter type star delta.
 Sistem Chemical Feeder.
 Sistem ventilasi untuk pembuangan udara bekas proses keluar ruangan
STP.
 Semua sistem harus dijamin kontinuitasnya dengan adanya cadangan
peralatan atau alat-alat diatur bekerja bergantian dengan timer atau level
control.
 Pengujian
 Semua peralatan dan pemipaan terlebih dahulu di test, dengan pengawasan
Direksi.
 Pipa-pipa untuk aerasi harus ditest secara hydraulis dengan tekanan ± 1,5
kali tekanan kerja.
 Testing terhadap kualitas air buangan, dapat dilakukan di laboratorium
dengan pengambilan sample dibawah petunjuk Direksi.
 Testing dilakukan minimal 1 bulan sekali selama masa pemeliharaan
terhadap :
- B.O.D.
- Suspende Solid
- Bacteriology
 Training dan Petunjuk Operasi
Kontraktor harus memberi training dan petunjuk-petunjuk operasi kepada
operator yang ditunjuk terutama tentang hal-hal sebagai berikut:
 Cara menangani sistem pengolahan.
 Cara pemeliharaan.
 Cara pengetesan hasil air buangan.
 Cara menangani sistem bila terjadi gangguan / trouble shooting.
3. Bahan dan peralatan yang dipasang untuk pekerjaan plumbing, sistem air bersih dan
sistem air kotor / limbah harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasi ke Pengawas.
Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pengawas.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut

Page 85 of 118
NO. URAIAN MERK

Pompa Centrifugal dan pompa


1. Arthur, Bombas, Grundfos
booster (paket)
2. Pompa Submersible Arthur, Bombas, Grundfos

3. Valve Weflo, Toyo, Connex, Mico

4. Roof Tank FRP Modular Farmel, Airfresh, Biofresh

5. Pipa Galvanized GIP Bakrie, Spindo (PT. Sigma)


6. Fitting Class 10 K FKK, Benka, HE/ TG, Bohemi
Pipa PVC
7. Wavin, Rucika, Pralon
Class AW 12,5 Kg/ Cm
8. Fitting Pipa PVC Rucika, Pralon
9. Safety Valve Yoshitake, Fushiman, Socla
10. Flow Switch PENN, Potter
Gate Valve Class 20 K Toyo, Kitz, Weflo
11.
Class 10 K
Globe Valve Class 20 K Toyo, Kitz, Weflo
12.
Class 10 K
13. Air Vent Valve Yoshitake, Fushiman, Sam Yang
14. Flexible Joint Class 10 K Proco, Tosen
15. Level Switch Fanal
16. Pressure Gauge Nagano
17. Roof Drain Antasan
18. “P” Trap Rucika, Austindo
19. Water meter Kimco, Slumberger, Weistinghouse

PASAL 5
PEKERJAAN LISTRIK ARUS KUAT

1. Umum
a. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini.
b. Gambar rencana dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat
mengikat
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban

Page 86 of 118
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai
dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
d. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh tenaga
instalatur yang mempunyai reputasi yang baik, yang cakap dan berpengalaman
dalam bidangnya, serta terdaftar sebagai instalatir resmi PLN dengan memegang
pas instalatir kelas tertinggi (D) yang masih berlaku untuk tahun terakhir yang
berjalan.
e. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Peraturan Umum Instalasi
Listrik di Indonesia edisi terakhir tahun 2011 (PUIL) dan Peraturan PLN (SPLN)"
sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan
standar-standar/kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN).

2. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi seluruh pekerjaan instalasi elektrikal yaitu penyediaan tenaga kerja,
pengadaan, pembuatan, pemasangan Instalasi Sistem elektrikal, bahan-bahan
utama dan pembantu, sehingga diperoleh suatu instalasi elektrikal yang lengkap
dan baik, serta diuji dengan seksama agar siap dipergunakan dan sesuai dengan
spesifikasi, gambar rencana dan bill of quantity.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang
disebutkan dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain:
 Sistim penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan dan
konduit, titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak.
 Kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga
 Panel-panel penerangan, Panel-panel tenaga, Panel Distribusi Utama (PDTR)
secara lengkap.
 Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya.
 Pekerjaan pentanahan / grounding
c. Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah
disebutkan dalam gambar / Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak
disebutkan namun secara umum/teknis diperlukan untuk memperoleh suatu sistim
yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
d. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi
listrik yang terpasang.
e. Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta
persyaratan dari keperluan instalasi, instalasi harus menyesuaikan kondisi
setempat pada proyek. Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus berkaitan
dengan kontruksi dan detail akhir dari proyek, sedangkan gambar-gambar lainnya
harus berkaitan dengan kontruksi detail yang berhubungan dengan masing-masing
pekerjaan. Kontraktor harus melengkapi seluruh keperluan lebih lanjut seperti
"shop drawing" dan gambar-gambar detail.
f. Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Kontraktor
wajib menyerahkan kepada Pengawas sebanyak 4 (empat) set gambar yang disebut

Page 87 of 118
"as built drawing" yaitu gambar dari semua material, peralatan dan instalasi sistem
listrik.

3. Persyaratan, Jenis, Mutu Bahan dan Peralatan


a. Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan
material harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan
dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang
memuaskan. Dimana latihan khusus bagi pekerja adalah diperlukan dan Kontraktor
harus melaksanakannya. Kontraktor harus melengkapi surat sertifikat yang syah
untuk setiap personal ahli, yang menyatakan bahwa personal tersebut telah
mengikuti latihan-latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman
khusus dalam bidang keahlian masing-masing.
b. Pada waktu mengajukan penawaran, Kontraktor harus menyertakan / melampirkan
"Daftar Material" yang lebih dahulu diperinci dari semua bahan yang akan
dipasang pada proyek dan harus disebutkan pabrik, merk, manufacturer, type,
lengkap dengan brosur/katalog. Ini adalah mengikat dan harus diajukan lengkap
tidak boleh sebagian-sebagian.
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik / merk dari satu jenis
bahan/komponen, maka Kontraktor wajib menawarkan dan memasang sesuai
dengan yang ditentukan.
c. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk
mendapatkan persetujuan sebelumnya. Seluruh biaya ditanggung atas biaya
Kontraktor. Contoh-contoh tersebut (mock-up) dimasukkan paling lambat 14
(empat belas) hari kerja sebelum pekerjaan ini dimulai.
d. Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya dan diproteksi secara
memadai oleh Kontraktor, sebelum selama pengerjaan dan sesudah selesai
instalasi (dalam masa garansi). Material dan peralatan yang mana mengalami
kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang ceroboh dan proteksi yang tidak
memadai tidak dapat diterima untuk instalasi proyek.
e. Kontraktor harus menyediakan access opening (bukaan-bukaan) untuk instalasi
dan pemeliharaan dari instalasi listrik. Bukaan-bukaan (access opening) yang
terdapat pada konstruksi bangunan seperti dinding-dinding, langit-langit, dan
seterusnya begitu pembukaan harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat
bagi permukaan peralatan, penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa
mengakibatkan kerusakan pada permukaan yang berdekatan.
f. Panel Tegangan Rendah
 Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang
harus ada seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud
untuk beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly
grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL, IEC, VDE/DIN, BS,
NEMA dan sebagainya.
 Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan harus di cat dengan cat

Page 88 of 118
bakar, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak Owner. Pintu
panelpanel harus dilengkapi dengan master key.
 Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan dan atau
penyambungan pada komponen dapat dengan mudah dilaksanakan tanpa
mengganggu komponen-komponen lainnya.
 Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluannya dan telah disetujui oleh Pengawas. Spare space harus disediakan
seusai gambar.
 Body / badan panel harus ditanahkan secara sempurna.
 Komponen panel :
Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya
harus buatan pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan
kuat dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.
Busbar
 Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar
phase R-S-T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding.
Besarnya busbar harus diperhitungkan dengan besar arus yang
mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan suhu
lebih besar dari 65°C. Untuk itu penampang busbar harus sesuai
ketentuan dalam PUIL 2011.
 Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN,
dimana lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas
yang timbul.
 Busbar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya
dilapis dengan lapisan perak dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang ukurannya
disesuaikan dengan aturan PUIL (daftar no. 630-DI-D4/PUIL 2011).
 Semua busbar/rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator
dengan kuat dan baik ke rangka panel. Semua busbar/rel harus dicat
dengan warna yang sesuai dengan disebutkan pada PUIL. Cat-cat
tersebut harus tahan sampai temperatur 75 °C.
 Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk sistem
3 , 4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar. Setiap panel harus
mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah dan sebuah bus
penatanahan yang telanjang diklem dengan kuat pada frame dan
panel dilengkapi klem untuk pentanahan. dari panel peralatan perlu
diketanahkan maximum 2 .
• Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum
conduktivitas 98%, rating amper sesuai gambar.
• Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai
berikut:

Page 89 of 118
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau / Kuning
Circuit Breaker Motor Operated
 Rating arus : sesuai gambar rencana
 Insulation rating : 750 V AC
 Voltage Rating : 380 V, 50 Hz
 Rated Breaking Cap : 70 kA (500 V, 50 Hz) dengan Arc chute
 Relay : Thermis dan magnetis over current release,
under voltage release, Auxiliary contact
block (2 NO+1 NC) Electrical interlocking
dengan CB genset.
 Drive : Motor, 220 V, 50 Hz
 Penggunaan MCCB untuk :
- Outgoing pada PDTR
- Incoming pada panel beban sampai dengan minimal 20A
1 phase
- Breaking capasity sesuai dengan Gambar Rencana.
 Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi
thermal dan instantaneouse magnetic unit
 Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi
shunt trip terminal.
Moulded Case Circuit Breaker
 Insulation rating : 380 V
 Dilengkapi dengan : Thermal Release dan Electronic Over Current
 Rating Arus In : 16 A Breaking cap 10 kA
32 A Breaking cap 10 kA
50 A Breaking cap 25 kA
100 A Breaking cap 50 kA
Dan lain lain sesuai gambar rencana

Miniature Circuit Breaker


 Rated Voltage : 380 V, 50 Hz
 Breaker Cap Min : 10 kA (380 V)
 Tipe : Memiliki Instantheous Tripping Valve
sebesar 122 kali arus in
 Model : G breaker
Relay-Relay
 Untuk panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder PLN, dilengkapi
dengan relay proteksi OL (over load), SC (short circuit) dan UV (under
voltage).
 Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL, SC, UV, EF
(earth fault) dan RP (reverse power).
Selector Switch

Page 90 of 118
Dari type rotary switch, untuk switching. Rated voltage 380 Volt AC
insulation 660 V.
Rotary Switch (On Off Cam Switch)
 Rated Tegangan : 500 V ZC
 Rated Arus max : 63 A
 Pemasangan pada base plate, jumlah pole : 4 pole
Lampu Indikator
Tube lamp pijar 5 watt diameter 54 mm, warna : merah, kuning, biru
Push Button
Panel mounting, double on - 1, off - 0. Semua push button dilengkapi
dengan lampu indikator untuk menyatakan sistem dalam on atau off
Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam
kotak tahan getaran. Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran
96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh
induksi serta bersertifikat tera dari LMK / PLN ( minimum 1 buah untuk
setiap jenis alat ukur). Komponen-komponen pengukuran yang dipakai:
- KW meter
Rated voltage : 3 x 380 Volt
Rated current output transformer : 1,2 x In Continue
Ocuracy Class : 2,0
Baseplate of moulded plastic
The Register : 6 (six) cipher rollers
double pengukuran
- Amperemeter
Class : 1,5
Overload cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 – 2.500 A
Type : Moving Iron, untuk pengukuran AC
Ketelitian : + 1,5% untuk pengukuran AC
- Voltmeter
Class : 1,5
Overload cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 – 500 A
Ketelitian : + 1,5% untuk pengukuran AC
- Frequency Meter
- Cos Phi Meter
Saklar Tunggal / Ganda
Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC
Type : Decorative push-push, flush, segi empat
Plates : Steel
Socket Outlet dan Switch tipe Dinding
Type : Flush
Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 10 A
Untuk outlet + switch : 10 A / 16 A

Page 91 of 118
Bentuk : Persegi dengan outlet, switch, pilot lamp
Cord Outlet
Flush type, untuk cord outlet telephone, telex, sound system, dll
Bentuk : persegi dengan outlet plate: stainless steel
Grid Swicth
Rocker mekanisme, modular, grid system
Rating switch : 20 A one way SP switch
Group : 4, 6, 12, 18, dan 24 group
Plates : Stainless Steel
g. Panel Kontrol Genset (PKG)
 Umum
Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE / DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL 2011.
Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di Zinchromate dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat
dengan powder coating, warna abu – abu Kanzai atau akan ditentukan
kemudian.
Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master key. Konstruksi
dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat mudah
dilaksanakan tanpa mengganggu komponen - komponen lainnya.
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-
ST, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding, besarnya busbar harus
diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut
tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65°C. Setiap busbar copper harus
diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi
warna busbar dan seluruh harus spasi dari jenis yang tahan terhadap kenaikan
suhu yang diperbolehkan.
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semiflush mounting dalam kotak
tahan getaran, untuk Ampere meter dan Volt meter dengan ukuran 96 x 96 mm
dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi serta ada
sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
Panel control dilengkapi dengan peralatan proteksi seperti :
 Short circuit
 Over current
 Under voltage dan Over voltage
 Ground fault (earth fault current)
 Over load
 Reverse power relay
 Gangguan lain sesuai standard pabrik pembuat
 Emergency shut-down system
Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan, sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas.
PKG harus mampu melayani dan mengontrol genset seperti yang dijelaskan
pada spesifikasi teknis diesel genset.
Start Blocking pada saat terjadi kebakaran atau AMF setelah menerima sinyal
general alarm dari sistem MCFA gedung.

Page 92 of 118
Main CB outgoing / beban PKG tidak akan bekerja atau ON pada saat terjadi
kebakaran atau AMF setelah menerima sinyal general alarm dari system MCFA
gedung.
 Fungsi Operasi PKG + AMF
Untuk pengaturan diesel genset secara manual baik untuk keperluan operasi
ataupun pengetesan berkala.
Untuk pengaturan diesel genset secara otomatik, auto synchron, auto load
sharing, pada waktu PLN padam dan auto stop pada saat PLN sudah hidup
kembali. Untuk fungsi engine shutt-down pada saat terjadi kelainan operasi
mesin.
 Sistem Operasi PKG
PKG harus dapat mengontrol unit genset, seperti dijelaskan dalam lingkup
pekerjaan diesel generating set .
PKG terdiri atas beberapa cubicle paling kurang sebagai berikut:
1 Cubicle Incoming G1
1 Cubicle Outgoing G1
 Instalasi
Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya
dan harus rata (horizontal).
Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland
dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
Semua panel harus ditanahkan.
 Ketentuan Teknis Bahan dan peralatan
Panel Kontrol Generator (PK), AMF, Automatic load sharing
Type : Free standing, front operated
Tegangan : 380 – 415 V
Protection device : Circuit breaker minimum 24 kA dengan over
current Short circuit, under voltage dan over
voltage relay, earth fault relay dan reserve power
relay.
Protection : IP 23
Measuring Device :
 Ammeter c/w current transformator
 Voltmeter c/w 7 step selector switch
 Frequency meter
 Power factor meter
 KWH meter
 KW meter
 Hours meter
 DC Volt meter
 DC Ampere meter
Signal Lamps :
 Main CB “ON”
 Main Failure
 Genset Running
 Genset on Load

Page 93 of 118
 Alarm Enable
 Battery On
 Low Oil Pressure
 Over Temperatur
 Engine Over Speed
 Start Failure
 Under Voltage
 Charge Failure
 Reverse Power
 Emergency Stop
 CB Tripped
Push Button :
 Signal Lamp Test
 Signal Reset
 Emergency Stop
 CB “ Closed”
 CB “ Open”
h. Kabel Tegangan Rendah
 Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas.
 Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus
memenuhi persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperatur 35°C,
temperatur maximum kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 70°C
dan temperatur maksimum kabel untuk arus hubung singkat tidak boleh lebih
250°C.
 Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah jenis NYY, NYM,
NYA, NYFGbY, FRC, NYMHY, BCC. Untuk kabel feeder / power dari jenis
NYY, kabel penerangan dipergunakan kabel NYM sedangkan untuk kabel
grounding dari jenis BCC
 Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6
KV dan 0,5 KV untuk kabel NYM
 Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm²
 Kabel harus terdiri atas :
 Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau
tembaga "compacted" yang dipilin.
 Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun
penghantar netral.
 Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar
phasa dan pengisi ruangan diantara kawat phasa.
 Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.
 Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan
persyaratan IEC (NYFGbY).
 Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung

Page 94 of 118
 Kabel FRC (kabel tahan api) harus mempunyai karakteristik sebagai berikut:
 Fire Resistance
 Fire Retardant
 Low Smoke
 Halogen Free
 Low toxicity
 Low corrosivity
 Ambient Temperature : 20 – 60ºC
i. Fixtures dan Armature
 Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat
dari bahan yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus
rapih dan baik, tebal plat baja yang dipakai untuk housing fixture minimum 0,7
mm. Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh dari semua fixture yang
akan dipasang kepada Pengawas untuk disetujui.
 Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk "fixture" harus
ditutup asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari
2,5 mm², kawat-kawat harus dilindungi dengan "tape" atau "tubing" disemua
tempat dimana mungkin ada abrasi.
Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali
dimana diperlukan penggantungan rantai atau kalau pemasangan / perencanaan
fixture menunjuk lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature
dan penggantungan dan harus terus menerus utuh mulai dari kotak sambung ke
terminal-terminal khusus pada armature-armature lampu. Saluran-saluran kabel
harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel.
 Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai
dengan persyaratan dan gambar. Untuk lampu pijar memakai lamp holder dan
base type edison screw, untuk lamp holder type edison screw kabel netral tidak
boleh dihubungkan ke centre control, kecuali dipersyaratkan lain. Lampu
fluorescent haruslah dari jenis cool white.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan
factor daya harus dilengkapi dengan capacitor. Dalam spesifikasi ini besarnya
"microfarad" dari kapasitor untuk setiap lampu tidak terlalu ditekankan karena
yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari power factor menjadi sekurang-
kurangnya 0,95.
1. Reccessed Mounted (RM)
 Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat
powder coating warna putih.
 Reflector dibuat dari alumunium mirror tebal 0.45 mm.
 Louver dibuat dari alaumunium anodized double mirror (M4)
 Daya yang dipakai adalah sesuai dengan Gambar Rencana.
 Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) TL-D
atau sesuai dengan persetujuan Pengawas.
2. Lampu TL-LED

Page 95 of 118
 Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.3 mm dengan cat
powder coating warna putih
 Tabung lampu yang dipakai adalah TL-LED 18 watt atau sesuai dengan
persetujuan Pengawas.
 Lampu Fluorescent/TL ESS 18 Watt Standar
- Lampu Fluorescent gas discharge tube type, standar, warna putih.

- Ballast dengan maximum losses ± 9,5 Watt, 220 Volt.

- Kapasitor yang menghasilkan minimum P.F. 0,95 (kapasitor 3,25 f).

- Starter swicth, terminal dengan tube fitting, rotary lock.

- Lumen output minimum  3.100 lumen (setelah 100 jam nyala).

 Lampu TL ESS13 Watt


- Lampu type standar, warna putih.

- Ballast dengan maximum losses ± 9 Watt, 220 Volt.

- Kapasitas yang menghasilkan minimum P.F. 0,95 (kapasitas 450 f).

- Starter swicth, terminal dengan tube fitting, rotary lock.

- Lumen output minimum  1.200 lumen (setelah 100 jam nyala).

3. Lampu Tabung (Down Light Recessed Mounted)


 Housing allumunium cylinder, brown polycarbonate dibagian dalam,
dilengkapi dengan black bayonet fitting diaphram dan reflector. Lampu:
LED 8 watt dan 13 watt, posisi pemasangan sesuai gambar rencana
 Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector alluminium tebal
minimal 1.2 mm.
 Braket penggantung terbuat dari plat baja tebal 0.8 mm finishing
 Lamp holder menggunakan standard E - 27.
 Diameter dari kap lampu minimal 150 mm (6 inch).
 Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent dan PLC atau sesuai
gambar. Contoh harus disetujui oleh Pengawas.
4. Lampu Wastafel (GMS)
 Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat
powder coating warna putih
 Cover terbuat dari acrylic tebal 2.0 mm
 Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) atau
sesuai dengan persetujuan Pengawas.
5. Armature Lampu / Fixtures TL LED
 Armature TL ESS 2 x 18 Watt Recessed Mounting Air Troffer
- Housing : Bahan plat besi 0,7
Pembuatan dengan mesin, semua komponen listrik
berada di dalam housing lampu (built in)
- Reflektor : Louver type mirror optic
- Memakai lamp holder yang merupakan kesatuan dari 2 buah lampu TL
LED
Konstruksi rumahan harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian
rupa agar mudah dapat dibuka/dilepas untuk perbaikan/penggantian

Page 96 of 118
komponen yang berada di dalamnya. Rumahan dan reflector harus
dilengkapi dengan sekrup, agar dapat dilepas pada waktu memerlukan
perbaikan.
Seluruh rumahan dan reflector harus dilapisi dengan cat dasar, serta
diberi lapisan cat akhir berwarna putih. Pengecatan dengan cara "stove
enamelled/bake enamelled" (cat bakar). Seluruh armature harus
lengkap dengan rangka dudukan/gantunganya
 Armature TL LED ESS 2 x 18 Watt, Open Type/Balk, Tanpa Reflector
- Seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature seperti spesifikasi butir
a diatas.
 Armature TL LED ESS 1 x 18 Watt, Open Type
- Armature merupakan jenis open type.
- Seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature seperti spesifikasi butir
a diatas.
6. Obstruction Light
Bracket, support dari cast allumunium alloy, kaca aviation red glass lens.
Lampu 60 Watt, type GLS atau reinforce construction lamp 60 Watt,
ukuran 130 x 260 mm.
7. Lampu Tanda Arah Kebakaran / Emergency Exit Lamp
Dipasang pada beberapa tempat sesuai dengan Gambar Rencana lampu
tersebut ditandai dengan arah panah dan tanda "KELUAR" dengan warna
merah, untuk lampu yang dipasang ditengah coridor dipasang 2 (dua) sisi
(double side) sedang lampu pada dinding 1 (satu) sisi (single side).
Rumah lampu dari plat baja/besi tebal min 0,5 mm dengan cat powder
coating warna putih sera cover terbuat dari acrylic dengan tebal 2 mm.
Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis cool daylight / 54 atau
dengan persetujuan Pengawas.
Dilengkapi dengan Ni Cad battery, charger dan peralatan kontrol lainnya,
lampu tetap menyala baik pada saat sumber PLN ada gangguan. Instalasi
dipasang sebelum swicth/CB utama pada incoming feeder panel
sedemikian rupa sehingga sejauh masih ada tegangan pada kabel feeder
utama, maka lampu tersebut tetap nyala dan sebaliknya untuk emergency
exit lamp atau diambil dari rangkaian stop kontak.
Spesifikasi Teknis :
 Type : Maintained Free
 Durasi : 4 jam
 Daya Lampu : PL 10 Watt Exit Lamp,
18 Watt DC Emergency
 Input Voltage : 220 V, 50 Hz
 Power Comsumption : 20 VA
 Body : Epoxy coated zintec sheet steel.
Dilengkapi dengan monitor charging current dan battery dapat bekerja
selama ± 5 tahun dan diberikan garansi minimum 2 tahun.
8. Lampu Taman (Garden Lighting)
Housing bulat bahan cast alumunium atau bronze safety grill bahan
alumunium atau bronze untuk pengaman dari pengontrol silau, lensa

Page 97 of 118
convex yang polos (clear), high impact glass dan waterproof, lengkap
dengan dudukan.
 Daya : HID 150 Watt/220 v, 50 Hz
 Type : IA3 - N, Colour Natural.
Under Ground
 Fitting lampu : standar E-27
9. Lampu Taman Lingkungan (Landscape ligthing)
Housing bahan cast allumunium dan stainless steel, lensa penutup trosted
lexan: clear molded glass. Lampu dilengkapi tiang ø 82/76 mm dengan
anchor rods dan mounting plate dan socket bi-pin pash in. Tiang bahan
galvanized steel tinggi 30 Cm / 10 Cm, standart warna tiang lengkap
accessories.
 Daya : 1 x PLC 13 W / 220 V, 50 Hz
 Type : DB 14-H / DB 30-H
 Fitting lampu : standar E-27
10. B a l l a s t
Ballast harus leak proof, mempunyai temperature kerja rendah, noise-less,
ballast dengan rumahan dari bahan polyester. Untuk lampu TL dengan 2
(dua) lampu disusun/digunakan "twin lamp ballast"/2 (dua) ballast (anti
stroboscopic).
Rated tegangan 220 Volt. Rugi-rugi/losses ballast tidak lebih besar dari :
 TL 15 Watt, losses max. 7,5 Watt
 TL 20 Watt, losses max. 9,0 Watt
 TL 40 Watt, losses max. 9,5 Watt
Ballast harus dilengkapi dengan connection terminal.
11. Lamp Holder dan Starter Holder (Sochets)
Lamp holder dan starter holder dari material white plastic, unobtrusive dan
touchproof. Lamp holder dan starter holder antri vibration contact. Rating
lock lamp holder type, dengan atau tanpa starter socket yang disesuaikan
dengan rumahan yang digunakan. Untuk lamp TL 2 x 40 Watt continue
row, tanpa atau pakai air troffer harus memakai twin lamp holder
(merupakan 2 lamp holder menjadi satu unit).
12. Starter
Starter untuk lamp fluorescent mempunyai reliability. Terbuat dari high
quality white polycarbonate. Rating starter disesuaikan dengan rating
lampu TL.
13. Kabel
 Kabel instalasi penerangan dan general outlet jenis NYM,
penampang 2,5 mm² dipasang dalam konduit jenis 3/4" standar lengkap
accessories.
 Kabel yang digunakan harus memenuhi persyaratan SII dan SPLN.
 Kabel tahan api: seperti dalam daftar material
j. Kotak Kontak dan Saklar
 Kotak kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah
tipe pemasangan masuk / inbow (flush mounting).

Page 98 of 118
 Kotak kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan
mengikuti standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow)
mempunyai rating 15 A dan mengikuti standard BS (3 pin) dengan lubang
bulat.
 Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push
button harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.
 Kotak kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai kecuali
ditentukan lain dan ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis water dicht
(WD) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm dari permukaan lantai atau
sesuai gambar
k. Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact.
Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL 2011.
l. Rak kabel / cable Tray
 Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan pabrik, ukurannya disesuaikan
dengan kebutuhan.
 Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung maximum 1
meter. Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak akan
berubah bentuk. Penggantung harus dicat dasar anti karat sebelum dicat akhir
dengan warna abu-abu.
 Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik

4. Perlengkapan Instalasi
a. Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi
instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah
perawatan.
b. Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
c. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box/doos, warna
kabel harus sama.
d. Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup
pengaman.

5. Persyaratan Teknis Pemasangan


a. Instalasi / Konstruksi Panel
 Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas.
 Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan
harus rata (horizontal).
 Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan
kondisi setempat.
 Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel
dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/tipe panel.

Page 99 of 118
Maka bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu / penggantung maka Kontraktor
harus menyediakannya dan memasangnya sekalipun tidak tertera pada gambar.
 Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 0,2 mm, atau
dibuat dari bahan lain seperti polyester atau bakelite. Kabinet untuk "panel
board" mempunyai ukuran yang proposionil seperti dipersyaratkan untuk panel
board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar perencana atau
menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak
terlalu penuh/ padat
 Frame/rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus ada cara-
cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel board" serta
tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel "trough feeder" harus diatur sedemikian
sehingga ada saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit
panel board. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu
kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak kunci, dengan sistem master key.
 Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel-kabel dari / ke terminal
panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok
secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel
tembok (outbow), kabel-kabel dari/ke terminal panel harus melalui tangga
kabel.
 Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (cable lug)
yang sesuai.
 Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm dari
lantai terhadap as panel.
 Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari
karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
 Semua panel harus ditanahkan.
 Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Perencana.
Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel listrik, harus dibuat tahan karat
dengan dengan cara "galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc chromate
primer". Selain yang tersebut diatas, harus dilapisi dengan lapisan anti karat
yaitu:
 Bagian dalam dari box dan pintu.
 Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadmium plating tak perlu
dicat
Kalau seluruhnya terpendam, kalau dipakai zinc chromate primer harus
dicat dengan cat bakar.
 Panel distribusi utama harus seperti tertera pada gambar, kecuali ditunjuk lain.
Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan. Panel distribusi utama harus dari jenis in door type terbuat dari plat
baja tebal minimum 2 mm.
Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang kaku, yang bisa
mempertahankan strukturnya oleh strees mekanis pada waktu hubung singkat

Page 100 of 118


Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan
plat-plat penutup (metal clad) harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu
untuk mengatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan
bagian-bagian yang bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL-1987LMK/
VDE untuk peralatan yang tertutup. Material-material yang bertegangan harus
dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan percikan air. Semua meteran
dan tombol transfer yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada satu papan
panel yang berengsel yang tersembunyi.
 Seluruh kabinet, panel kontrol, panel listrik, pemutus daya (CB), saklar, dan
bagian-bagian lainnya dari peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain,
harus dibuatkan papan nama untuk mengindentifikasi/ penggunaan nama alat
tersebut. Papan nama harus terbuat dari back plat stainless steel dengan huruf
digravier timbul.
Untuk keseluruhan, papan nama harus berukuran 1,5 inches (3,81 cm) tinggi
dengan lebar seperlunya dengan tinggi huruf 1,0 inches (2,54 cm), untuk ukuran
yang lebih kecil dimana penutupnya terbatas gunakan 1,5 inches (3,81 cm)
tinggi dari plat. Dan ketebalan plat minimum 3 mm.
 Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (ver-tin) dan disekrup
dengan menggunakan mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang
diberi nikel (atau stainless) dengan ring tembaga.
 Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan
tersebut harus dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung dan
sebagainya, untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari dapat berupa
equipment busbar, panel baru, switch, circuit breaker dan lain-lain.
 Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar. Meter-
meter adalah dari type "moving iron vane type" khusus untuk panel, dengan
scale sirkular, flush atau semi flush, dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran
144 x 144 mm atau 96 x 96 mm, dengan skala linier dan ketelitian 1,5%. Posisi
dari saklar putar untuk voltmeter (Voltmeter Selector Switch) harus ditandai
dengan jelas.
 Trafo arus adalah dari type kering, dalam ruangan type jendela dengan
perbandingan kumparan yang sesuai dengan ketelitian 0,3 dengan burden sesuai
dengan standar-standar VDE. Pemasangan harus kuat dan dapat menahan gaya-
gaya dan mekanis pada waktu terjadinya hubungan singkat.
 Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang di pabrik/ bengkel secara
lengkap serta dibundel dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran
minimum adalah 1,5 mm2 dari type 600 Volt.
 Peralatan pengaman adalah pemutus daya dengan rumah tuangan, thermal dan
magnetis trip dengan breaking capacity yang cukup (sesuai beban) pada panel
induk minimal 60 kA.
 Semua tutup muka panel dilengkapi dengan :
 Pilot lamp untuk menyatakan adanya tegangan R, S dan T.
 Warna-warna untuk pilot lamp :
- Untuk phasa R : warna merah

Page 101 of 118


- Untuk phasa S : warna kuning
- Untuk phasa T : warna biru.
b. Instalasi Kabel
 Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai
mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua
kawat dengan penampang 6 mm² ke atas haruslah terbuat secara dipilin
(stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih
kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote control.
 Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban
 Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
 Kabel daya yang dipasang horizontal / vertical harus dipasang pada tangga
kabel, diklem dan disusun rapi.
 Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
Tdoos untuk instalasi penerangan.
 Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
 Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
 Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
 Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
 Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak
kabel.
 Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
 Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-sambungan baik
dalam feeder maupun cabang-cabang kecuali pada outlet atau kotak-kotak
penghubung yang bisa dicapai (accessible).
 Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi
minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan las doop.
 Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat
lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang
diisolasi dengan porselein atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya
disesuaikan dengan diameter kabel.

Page 102 of 118


 Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain tertentu
itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan
pemerintah dan atau manufacturer.
 Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
 Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
 Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji
dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi
persyaratan.
 Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan
tersebut harus dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung dan
sebagainya, untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari dapat berupa
equipment busbar, panel baru, switch, circuit breaker dan lain-lain.
 Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi
minimum 500 kilo ohm.
• Instalasi Kabel Bawah Tanah
- Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman minimal 100 cm,
dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15
cm dan di atasnya diamankan dengan batu bata press sebagai
pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan
dengan jumlah kabel.
- Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau
instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan
pelindung pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan
harus ada tanda arah jalannya kabel.
- Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan
persyaratan yang ditunjukan dalam gambar / RKS.
- Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah di
setiap jarak 1 meter.
- Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Pengawas
memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.
- Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton
20 x 20 x 60 cm dan bertuliskan “KABEL TANAH”. Patok-patok ini
dicat kuning dan bertulisan merah.
- Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan
pipa sleeve, pipa ini minimal dari Metal (Pipa GIP).
- Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan.
- Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
- Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15 x
diameternya. Di atas belokantersebut diletakan patok beton bertuliskan
“KABEL TANAH” dan arah belok.

Page 103 of 118


- Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.
• Instalasi Kabel Tenaga
- Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan dengan
gambar dan kondisi setempat apabila terjadi kesukaran dalam
menentukan letak tersebut dapat meminta petunjuk Pengawas.
- Kontraktor wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut,
kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
- Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik / rapi
sehingga tidak saling tindih dan membelit.
- Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau
yang menelusuri dinding (outbow) harus dilindungi dengan pipa
pelindung. Agar diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka
harus dilengkapi dengan klem-klem dan perlengkapan penahan
lainnya, sehingga nampak rapi.
- Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa
fleksibel. Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1
inchi harus menggunakan pipa fleksibel, belokan harus dengan radius
min. 15 x diameter kabel.
- Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna
kabel harus disesuaikan dengan phasanya.
- Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark
yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah
beban. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna
untuk mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
- Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel
(cable ladder), diklem dan disusun rapi.
- Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
- Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi
dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
- Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan
timah pateri.
- Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus
mempergunakan kabel support minimum setiap 50 cm.
- Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih
1 m disetiap ujungnya.
c. Kotak – Kontak dan Saklar
 Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk dan
dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kontak- kontak dan
1.500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.
 Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A / 250 V,
sakelar pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar.
Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring, (standar).

Page 104 of 118


Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang
berdekatan.
 Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran
ke tanah (grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan
dinding dengan ketinggian 30 cm dari atas lantai yang sudah selesai atau wall
duct outlet sesuai gambar rencana.
 Kontak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab / basah
harus dari tipe water dicht (bila ada).
 Kontak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu
dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal doos tang harus
terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut
d. Pentanahan (Grounding)
 Sistem pentanahan harus memenuhi standard dan peraturan yang berlaku di
Indonesia, dan British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan, serta
persyaratan yang ditunjukan dalam gambar.
 Seluruh panel dan peralatan, seperti panel TM, transformator, panel
penerangan, daya pintu-pintu dan lain-lain harus ditanahkan. Penghantar
pentanahan pada panel-panel menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm²
dan max. 95 mm², penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel
(cable lug).
 Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke elektroda
pentanahan.
 Sistem pentanahan menggunakan beberapa Elektroda Rods/Earth Rod dan satu
sama lain saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan secara Mash.
 Penyambungan sistem pentanahan Mesh/Loop dengan Bare Standard Copper
Conductors 2x1x120 mm² di dalam pipa konduit menuju ke Elektroda Rod di
dalam bak kontrol
 Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan harus
mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground
resistance) dibawah 2 (dua) ohm, yang diukur setelah tidak hujan selama 3
(tiga) hari berturut-turut.
 Setiap penyambungan / pencabangan dari konduktor harus menggunakan
"Cadweld Connection". Dapat juga menggunakan klem penyambung sistem
jepit dengan gigi banyak dengan memperhatikan hal-hal :
 Bahan klem harus bahan yang telah digalvanized atau di Treatment
tertentu sehingga tidak akan berproses apabila kontak dengan jenis metal
yang lain.
 BC pada titik/tempat penyambungan harus di "tinned".
 Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung, dibung-
kus dengan bahan tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain sebagainya.
 Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus
memperhatikan hal-hal :
 Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.

Page 105 of 118


 Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan
berproses bila kontak dengan jenis metal lainnya.
 Kontraktor harus memperhatikan kondisi tahanan jenis tanah yang ada agar
didapatkan satu sistem pentanahan yang baik. Pengukuran pentanahan tanah
dilaksanakan oleh Kontraktor setelah mendapat persetujuan dari Pengawas.
Pengukuran ini harus disaksikan Pengawas.
e. Pengujian
Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi
dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMK / PLN serta
instansi lainnya yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang,
harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari system untuk menjamin bahwa
system berfungsi dengan baik. Semua biaya yang timbul dari pelaksanakan
pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor. Test meliputi: Test Beban Kosong
(No Load Test) dan Test Beban Penuh (Full Load Test)
 No Load Test
Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan di test satu per satu seperti
misal pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
 Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt
 Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt
 Pengukuran tahanan pentanahan
Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan / hasil pengujian
pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test
berikutnya harus dilaksanakan secara keseluruhan (Full Load Test).
 Full Load Test (Test Beban Penuh)
Test beban penuh ini harus dilaksanakan Kontraktor sebelum penyerahan
pertama pekerjaan. Test ini meliputi:
 Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.
 Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama
pekerjaan pompa.
 Test peralatan (beban) lainnya.
Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh,
dan semua biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban
Kontraktor, dengan schedule / pengaturan waktu oleh Pengawas.
Hasil test harus mendapat pengesahan dari Pengawas. Selesai test 3 x 24 jam
harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran penyerahan pertama
pekerjaan.
f. Produk Instalasi Listrik Arus Kuat
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor
baru dapat mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pengawas.
Produk bahan dan peralatan, pada dasarnya adalah sebagai berikut:

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk / Produk


1 Komponen Panel TR MCB Sheneider, ABB, LS

Page 106 of 118


No Uraian Spesifikasi Teknis Merk / Produk
MCCB Fixed
MCCB Adjustable Rating
ACB Adjustable Rating
Free standing & wall Pana Panel, ONI Panel, Sinar Prima
mounted Cipa Panel, Duta Wijaya
2 Panel Manufacturer
Finishing box powder :
* Powder coating
3 Capasitor Bank
Komponen Capasitor 525 V Nokian, Alpivar, MG
Ampermeter
Voltmeter
4 Measuring Device SACI, CIC, GAE
Frequency Meter
Cos phi meter
Push Button & Pilot
5 Standard Telemecanique / Omron / Axle
Lamp
6 Control Relay Omron/National/ Telemecanique
Contactor, Star Delta
7 Telemecanique / AEG / Siemens
starter, DOL
8 Control Fuse 4A Risesun/ Omron / MG
NYY, NYA, NYMHY, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal,
9 Kabel – kabel NYM Voksel
FRC Fuji, Nexans, Radox
10 Konduit PVC Higt Impact Ega, Clipsal
11 Cable Mark 3M, Legrand
LED Philips, OSRAM
Starter Philips, OSRAM
Condensor Philips, OSRAM
12 Lampu TL TKI /Balk
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Philips, OSRAM
LED Philips, OSRAM
13 Down Light PLC
Armature Philips, OSRAM
Fluorescent TL-D Philips, OSRAM Philips
Starter Philips, OSRAM Philips
Recced Mounted Condensor Philips, OSRAM Philips
14
RM 300 M4 Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Philips, OSRAM
Fluorescent TL-D Philips, OSRAM
17 Lampu Exit Starter Philips, OSRAM
Condensor Philips, OSRAM

Page 107 of 118


No Uraian Spesifikasi Teknis Merk / Produk
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Creation, Philips, Interlite
18 Nicad Battery Minimal 2 jam Manvier, WA, Hits
19 Stop kontak, Saklar Berker, Clipsal, MK, National
Kabel tray / kabel Galvanized
20 Tri Abadi, Interack, Metosu
ladder

PASAL 6
PEKERJAAN SISTEM PENANGKAL PETIR

1. Umum

a. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah semua
penyediaan dan pemasangan sistem penangkal petir, termasuk disini protector
head (terminal), penghantar down conductor, electroda pentanahan dan peralatan
lainnya seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.
b. Kontraktor harus mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk
mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
c. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini.
d. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai
dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
penangkal petir jenis non radioaktif, termasuk protector head (terminal/batang
penerima), down conductor pentanahan/grounding dan bak kontrolnya serta
peralatan lain yang berkaitan dengannya sebagai suatu sistem keseluruhan
maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.
b. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
c. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar maupun pada
spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga dimasukkan kedalam pekerjaan ini.

Page 108 of 118


d. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah
pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem penangkal petir sesuai dengan
peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada syarat-syarat umum
untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada
syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.

3. Persyaratan, Jenis, Mutu Bahan dan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Protector Head (Terminal)
 Protector head yang dipakai adalah system konvensional
 Protector Head dari jenis non radioaktif dengan radius minimal 70 meter dan
harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.
 Secara keseluruhan protector head harus terisolasikan dari bangunan yang
dilindunginya pada seluruh kondisi.
 Dilengkapi dengan FRP Support Mast.
b. Batang Peninggi
Sistem penangkal petir dipasang setinggi 5 (satu) meter dari atap bangunan, sesuai
dengan rekomendasi pabrik pembuatnya, dan harus di sesuaikan dengan gambar
rencana.

c. Konduktor
 Konduktor / penghantar haruslah memenuhi test standard IEC 60 – 1: 1989 dari
kabel high voltage shielded BC 50 mm². Konduktor ini harus mampu mencegah
terjadinya side flashing dan electrification building. Konduktor dari batang
peninggi / tiang ke bak kontrol pentanahan seperti gambar rencana.
 Seluruh konduktor, harus tidak ada sambungan baik yang horizontal maupun
yang vertical / jalur menara, dengan kata lain kabel tersebut harus menerus dan
utuh tanpa sambungan.
 Sebelum sampai pada bak control, Konduktor harus diberi pelindung dari PVC
1,5” setinggi + 2 meter dari permukaan tanah.
d. Sambungan pada bak kontrol
Sambungan pada bak kontrol harus menjamin suatu kontak yang baik antar
penghantar yang disambung dan tidak mudah lepas. Sambungan harus dapat
dibuka untuk keperluan pemeriksaan atau pengetesan tahanan tanah (ground
resistance).
e. Penambat / Klem
Kabel yang turun kebawah vertikal harus diklem agar kuat, lurus dan rapi dan
ditambatkan pada rangka/dinding bangunan.
f. Pentanahan
Tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 Ohm. Ground rod harus terbuat dari
tembaga seperti gambar rencana, ditanamkan ke dalam tanah secara vertikal
sedalam minimal 12 (dua belas) meter dan harus mencapai air tanah.
g. Bak Kontrol
Pada setiap ground road harus dibuatkan bak pemeriksaan (bak kontrol).
Sambungan dari Down Conductor ke elektroda pentanahan harus dapat dibuka

Page 109 of 118


untuk keperluan pemeriksaan tahanan tanah. Sambungan/klem penyambungan
harus dari bahan tembaga.
Bak control terbuat dari pasangan batu bata dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm dan
diberi tutup beton yang dapat dibuka untuk pemeriksaan.
h. Pemasangan Head Protector / Penangkal Petir
Pemasangan head protector dipasang sesuai gambar rencana.
i. Surat Ijin
 Kontraktor harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam
pemasangan penangkal petir dan dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-
proyek yang sudah pernah dikerjakan.
 Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan perijinan
instalasi sistem penangkal petir oleh instalasi Depnaker wilayah setempat
hingga memperoleh sertifikasi / rekomendasi
j. Pengujian / Pengetesan
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka
harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya. maupun terhadap sistem
pentanahannya. Pengujian dilakukan dengan metode yang dikeluarkan oleh PLN,
LMK, PUIL, atau PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir). Pengetesan
yang harus dilakukan:
 Grounding Resistant test
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metode standard.
 Continuity test
Kontraktor harus memberikan laporan hasil testing tersebut.
k. Produk Instalasi Penangkal Petir
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dapat mengajukan alternatif lain yang setara setelah ada persetujuan
tertulis dari Pengawas. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai
berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk


Jenis Non Radio aktif LPI Guardian, System
1 Head Protector 3000, Prevectron
Radius Perlindungan minmal 70 meter
Dilengkapi dengan FRP Support Mast

2 Conductor HV Shielded Cable 50 mm² 4 besar

3 Pipa Galvanized - Medium Class PPI, Bakrie, Spindo

PASAL 7
PEKERJAAN
ALAT PEMADAM API RINGAN

1. Alat Pemadam Api Ringan


APAR lebih efektif untuk padamkan kebakaran api dengan cepat agar kebakaran tidak
membesar. Pemasangan apar pada sistem sarana pencegahan dan penanggulangan

Page 110 of 118


kebakaran pada apar harus menggunakan standar yang sesuai dengan kebutuhan yang
ada dan harus memenuhi ketentuan peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi
No. PER.04/MEN/1980 tentang syarat syarat pemasangan dan pemeliharaan apar serta
NFPA tahun 1998 tentang standart portable for fire extinguisher. Apar yang digunakan
adalah produk Yamato, Chubb atau setara. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) terdiri
dari beberapa jenis:
a. APAR Jenis Dry Powder bubuk kimia Kering
b. APAR Jenis Busa Kimia Chemical Foam AFFF
c. APAR Jenis Busa Mekanik Mechanical Foam liquid Gas Extinguisher
d. APAR Jenis Gas Carbondioxside
Persyaratan penempatan alat pemadam api ringan yang baik sebagai berikut :
a. Mudah untuk dilihat, diambil serta dilengkapi dengan tanda pemasangan apar.
b. Tinggi tanda ukuran pemasangan 125 cm dari bawah dasar lantai tepat di atas satu
atau dua buah apar yang untuk di pasangkan.
c. Jarak minimal alat pemadam api ringan dengan lantai bawah sekitar 15 cm.
d. Jarak penempatan apar alat pemadam api ringan satu dengan lainnya sekitar 15
meter atau ditentukan lain oleh pengawas atau Ahli penempatan yang bertugas.
e. Adapun pilihan lain sesuai persetujuan yang berwewenang, posisi apar dapat
diubah agar mudah untuk diambil disaat menggunakan apar tersebut.
f. Semua alat pemadam kebakaran sebaiknya berwarna merah guna sesuai dengan
fungsi nya untuk memadamken berbagai jenis api.
g. Penempatan APAR sebaiknya digantung dengan segitiga sengkang yang sudah
disiapkan.
h. Penempatan apar portable bisa dengan menggunakan box apar yang menggunakan
kaca di bagian depan agar dapat mudah dilihat.
i. Untuk ukuran kaca box aman disesuaikan dengan apar yang akan ditempatkan ke
dalam box kaca.
j. Pemasangan apar harus di pasang sebaik mungkin sehingga paling atas pada
ketinggian 1,2 m kecuali CO2 bisa agak rendah untuk pemasangannya. Syarat jarak
apar CO2 tidak kurang dari 15 cm dari bawah lantai. Alat pemadam api ringan
harus berada pada tempat yang aman di ruangan terbuka dan harus di lindungi
dengan penutupan yang aman.
k. Syarat Tanda Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan:
 Segitiga sama sisi dengan warna dasar merah.
 Ukuran tiap sisi 35 sampai 40 cm.
 Tinggi huruf 3 cm berwarna putih.
 Tinggi Tanda Panah 7.5 sampai 9 cm berwarna putih.

d. Daftar Material / Peralatan


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi
teknis. Kontraktor dapat mengajukan alternatif lain yang setara setelah
mendapatkan persetujuan resmi dan tertulis dari Pengawas.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

Page 111 of 118


No Uraian Spesifikasi Teknis Produk

MCFA , dilengkapi :
- Sealed Acid Battery Tipe : Konvensional
1
- Power supply Kap. : 2 loops Esser,
- Battery charger Edward,
2 Alarm Bell Sound press level bell ± 90 dB Siemens
Chubb,
3 Manual Break Glass Standard model Gent
Rating AC/DC 2V, 21mA
4 Local lamp
Colour : Red
5 Detector Coventional Smoke, ROR , Fixed / Head
6 Jack Telephone
NYA, NYM,ITC Kabelindo, Supreme,
7 Kabel-kabel Kabel Metal, Voksel,
STP AWG 18 Tranka
8 Konduit PVC high impact Ega, Clipsal

OUT LINE SPESIFIKASI MATERIAL

NO MATERIAL KLASIFIKASI TEKNIS MERK

I MECHANICAL WORK
PLUMBING
A WATER SUPPLY
1. Transfer Pump Kapasitas : Sesuai Gambar Ebara, Grundfos, Arthur
Head : Sesuai Gambar Meter
Putaran : 1500 RPM
Shaft Sealing : Gland Packing
Matrial Pompa
- Casing : Cast Iron
- Impeller : Bronze
- Shaft : 403 Stainless Steel
Motor Output : 380 Volt,50Hz,
3 Phase
Jenis : Centrifigal Multi Stage
Lengkap Panel Kontrol
2. Pakage Booster Pump Kapasitas : Sesuai Gambar
Head : Sesuai Gambar Meter Ebara, Grundfos,
Putaran : 1500 RPM Arthur
Shaft Sealing : Gland Packing
Matrial Pompa
- Casing : Cast Iron
- Impeller : Bronze
- Shaft : 403 Stainless Steel
Motor Output : 380 Volt,50Hz,3

Page 112 of 118


NO MATERIAL KLASIFIKASI TEKNIS MERK

Phase
Jenis : Vertical In Line Multistage
with VSD
Lengkap Panel Kontrol
3. Shallow Well Pump Kapasitas : Sesuai Gambar lpm Ebara, Grundfos, Arthur
Head : Sesuai Gambar Meter
Putaran : 1500 RPM
Shaft Sealing : Gland Packing
Matrial Pompa
- Casing : Cast Iron
- Impeller : Bronze
- Shaft : 403 Stainless Steel
Motor Output : 380 Volt,50Hz,
3 Phase
Jenis : Submersible pump
Lengkap Panel Kontrol
4. Pipa Air Bersih (PPr) PPr PN 16 SD, ERA, BE, Wespect
6. Fitting Pipe PPr PN 16 SD, ERA, BE, Wespect
Weflo, Toyo, Connex,
7. Valve (Class 10 K) Bronze, Klas 10K, 8K & 6K
Mico
8. Pressure Reducing Valve Bronze, Klas 10K, 8K & 6K Yoshitake, Socla
9. Float Valve Klas 10K, 8K & 6K KKK, Yuta
Bahan Fibre Renforeded Plastic / FPR Induro, Sigma, Biofresh,
10. Tank Atas ( Roof Tank )
Modular System Aerfrsh
lengkap dengan :
- Steel Base Frame UNP
- Tangga dalam & Luar
- Manhole,Nozzel,Flange JIS 10K
- Inlet,Outlet,Overflow,Airvent dan
Drainege
11. Water Meter B & R, Onda
12. Pressure gauge Nagano, VPG, Yamamoto
13. Air Vent Yoshitake, Socla
Mizzu, Ebara, Mico,
14. Foot Valve
Connex
15. Elektrode Water Level Omron, Honeywell
16. Flexible joint Muraflex, Armflex, Tozen
17. Electric Water Heater Ariston, RHEEM

B SEWAGE SYSTEM
1. Pipa PVC Pipe Class AW (10 kg/mm2) Rucika, Pralon, Wavin
Mizzu, Ebara, Mico,
2. Valve (Class 10 K) Class 10 K
Connex
Pengolahan gabungan Anaeropbik dan Biofresh, Aerfresh, Daiki
3. STP / IPAL
Aerobik Axis

Page 113 of 118


NO MATERIAL KLASIFIKASI TEKNIS MERK

C FIRE FIGHTING SYSTEM


1. Fire Extinguiser ABC (Dry chemical) Apron, Onfire
II ELECTRICAL WORK
1. PANEL
Oni Panel, Perniagaan
Panel Maker
Utama, Prastiwahyu
Componen Panel Schneider, ABB, LS
2. CABLE
Kabel Metal, Kabelindo,
Cable Low Voltage
Supreme
Cable FRC Draka, Pyrotec
Oni Tray, Tree Star, Tree
Cabel Tray and Ladder
Abadi
3. LIGHTING
Housing Armature Pabrikan Phillips, Osram
Lampu LED 4000K Phillips, Osram
Fitting Phillips, Osram
Battery Phillips, Osram
4. POWER OUTLET
Saklar / Socket Schneider, Legrand
5. Conduit Pipe EGA, Legrand
Perkin FG Wilson,
6. Generator Silent Type
Mitsubishi
7. Transformator Oil Type Schneider, Trafindo,

D PENANGKAL PETIR
1. Penangkal Petir Jenis Electro Static LPI, Guardian,KURN

Page 114 of 118


Memiliki Tenaga Ahli dan Pelaksana dengan Kualifikasi keahlian/keterampilan, serta
harus memiliki persyaratan, yaitu :

No JABATAN JUMLAH PENDIDIKAN PENGALAMAN SKA/SKT


PERSONIL ORANG TERAKHIR MINIMAL
(Tahun)
1 Project Manager 1 S1 T.Sipil / 8 SKA Madya
Arsitek Managemen
Proyek
2 Tenaga Ahli 1 S1 T.Sipil 8 SKA Madya
Bangunan Ahli Teknik
Gedung Bangunan
Gedung
3 Tenaga Ahli 1 S1 T.Sipil / S1 5 SKA
Mekanikal Teknik ELektro Mekanikal
Muda
4 Ahli K3 1 S1 T.Sipil 0 SKA Muda
Kontruksi Ahli K3
Kontruksi
5 Pelaksana 1 SMK 2 SKT
Pelaksana
Bangunan
Perumahan/
Permukiman
(TA 023)

Semua Personil Harus menyampaikan :


1. Bukti Keahlian (SKA)
2. Ijazah
3. KTP
4. NPWP (Untuk personil Tenaga Ahli)
5. Curriculum Vitae
6. Referensi kerja dari pengguna jasa (PPK/PA/Pemberi Tugas)

Memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas/peralatan/perlengkapan


melaksanakan pekerjaan, yaitu :

No Alat yang dipergunakan Jumlah Kondisi Peralatan


1 Truk / Dump Truck 2 Unit Baik
2 Pickup 1 Unit Baik
3 Concrete Mixer 2 Unit Baik
4 Concrete Vibrator 1 Unit Baik
5 Tandon air (kapasitas 5000 liter) 1 Unit Baik
6 Stamper 1 Unit Baik
7 Scaffolding 200 Set Baik

Page 115 of 118


LAIN-LAIN

GAMBAR GAMBAR
1. Pemborong diwajibkan membuat gambar-gambar As Built Drawing sesuai dengan
pekerjaan yang telah dilakukan di lapangan secara kenyataan. Hal ini untuk
memudahkan pemeriksaan dan maintenance dikemudian hari. Gambar- gambar ini
sebagal pelengkap penyerahan pekerjaan tahap akhir. Shop-Drawing harus dibuat
oleh pemborong sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai guna mendapatkan
persetujuan pengawas/Direksi.
2. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi sama pengikatnya.
3. Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan, maka spesifikasi yang lebih
mengikat.
4. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dan peralatan
instalasi sedang pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi
dari pekerjaan (kondisi existing lapangan).
5. Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil barus dipakai sebagal referensi untuk
pelaksanaan dan detail "finishing" dari pekerjaan.
6. Sebelum pekerjaan dimulai, pemborong harus mengajukan gambar-gambar
Shopdrawing kepada. Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
7. Setiap Shop-Drawing yang diajukan Pemborong untuk disetujui oleh Direksi
Pengawas dianggap Pemborong telah mempelajari situasi dan berkonsultasi dengan
pekerjaan instalasi-instalasi lainnya.

DAFTAR BARANG DAN CONTOH


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi
Pengawas daftar bahan yang akan dipakai.
2. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus menyerahkan contoh bahan yang
akan dipasang untuk mendapatkan persetujuan Pengawas / Direksi.
3. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda
bukti/sertifikat pengujian dan sertifikat teknis dari barang-barang/material- material

Page 116 of 118


tersebut.
4. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (mulai
pemesanan), maka pemborong diwajlbkan menyerahkan ; brosur, katalog, gambar
kerja atau shop drawing (wajib), monster dan sample yang dianggap perlu oleh
pengawas/Direksi dan harus mendapat persetujuan pengawas/Direksi.
5. Jika barang-barang yang akan digunakan disinyalir palsu, pemborong diwajibkan
menunjukkan contoh barang yang asli dan vang palsu. Jika pemborong sulit
membedakan dan mendapatkan barang-barang tersebut, maka pengawas lapangan
berhak dan akan menunjukkan cara mendapatkannya. Hal ini dimaksudkan agar
pemborong jangan sampai menggunakan barang-barang yang diragukan
keasliannya atau palsu, sehingga akan merugikan pemborong sendiri karena apabila
barang-barang yang telah dipasang ternyata palsu, barang tersebut harus dilepas,
dan diganti yang asli.

MASA PELAKSANAAN, MASA PEMELIHARAAN DAN


SERAH TERIMA PEKERJAAN
1. Masa pelaksanaan pekerjaan akan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama
dengan peserta pelelangan dalam aanwijzing.
2. Masa pemeliharaan adalah terhitung sejak saat penyerahan pertama yang akan
ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dengan peserta pelelangan.
3. Selama. masa pemeliharaan ini Pemborong diwajibkan untuk mengatasi segala
kerusakan-kerusakan yang terjadi tanpa ada tambahan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan tersebut Pemborong masih harus menyediakan tenaga-
tenaga yang diperlukan.
5. Dalam masa ini Pernborong masih bertanggung jawab penuh seluruh pekerjaan
yang telah dilaksanakan.

Page 117 of 118


PENUTUP
1. Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Pemborong untuk pencapaian hasil pekerjaan
yang berkualitas dan optimal, tetapi tidak diuraikan dalam RKS ini harus
dilaksanakan oleh Pemborong.
2. Apabila dalam pelaksanaan seleksi umum batal yang disebabkan oleh sesuatu hal,
maka peserta seleksi umum tidak berhak mengajukan keberatan-keberatan
termasuk tuntutan ganti rugi.
3. Panitia sesuai dengan kewenangannya berhak untuk melakukan
konfirmasi/pengecekan dan klarifikasi atas keabsahan/kebenaran dokumen yang
disampaikan oleh peserta.
4. Segala sesuatu yang belum diatur dalam RKS ini akan diatur lebih lanjut pada surat.
perjanjian kontrak dan jika terjadi perubahan akan diatur dalam adendum.

Lombok Tengah, April 2023


Konsultan Perencana
PT. GANESHA PRATAMA CONSULTANT

Gunawan Wijaksono, ST
Direktur Utama

Page 118 of 118

Anda mungkin juga menyukai