BAGIAN I
PERSYARATAN TEKNIS - UMUM
JENIS PEKERJAAN.
STANDAR-STANDAR PELAKSANAAN
Apabila tidak ditentukan lain dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan yang tersebut di bawah ini dan dianggap pemborong telah mengetahui dan memahaminya
termasuk (apabila ada) segala perubahan dan tambahannya sampai saat ini yaitu :
BAHAN DASAR
A. PASIR URUG
1. Bebas dari sampah, bahan organis
2. Kadar lumpur maksimum 5 %
C. PASIR COR
1. Terdiri dari butir-butir yang keras dan tajam
2. Bersih dari segala macam kotoran dan bahan-bahan organis
3. Kadar lumpur maksimum 5 %
4. Mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya.
D. KERIKIL BETON
1. Terdiri dari butir-butir yang keras tidak berpori dan bersifat kekal.
2. Kadar lumpur maksimum 1 %, apabila kadar lumpur melebihi ketentuan maka kerikil harus
dicuci.
3. Mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya antara 4 mm-31,5 mm
E. AIR
Air yang dipergunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organik
atau lainnya yang dapat merusak beton.
BAHAN KAYU
Kayu yang dipergunakan harus kayu kering kadar air maksimum 23 %, kecuali untuk kosen, daun
jendela, jalusi dan elemen pintu lainnya kadar air maksimum 20 %
2.1. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik – baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor
diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian Pekerjaan
dan Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan diuraikan di dalam Dokumen ini, Bila terdapat
ketidak jelasan dan/atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, kontraktor diwajibkan
melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian.
2.9.2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tesebut di atas, berlaku dan mengikat pula
1. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk juga gambar – gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan
sudah disahkan/disetujui Direksi.
2. Rencana Kerja dan Syarat – syarat
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
4. Berita Acara Penunjukan
5. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor
6. Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK )
7. Surat Penawaran beserta lampiran – lampirannya
8. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedulle) yang telah disetujui
9. Kontrak/Surat Perjanjian Penyedia Jasa
10.Berita Acara Penjelasan Pekerjaan dan Perubahannya.
2.13.2. DOKUMENTASI
Penyedia Jasa/Kontraktor diharuskan membuat Dokumentasi kemajuan pekerjaan fisik
secara berkala dalam bentuk photo - photo, diserahkan kepada Direksi sebanyak 6 set :
1) Judul potret, nomor urut dan tanggal serta lokasi pengambilan harus dicantumkan
dikertas potret itu juga.
2) Photo – photo harus menunjukkan keadaan medan di lokasi proyek sebelum
pekerjaan dimulai, pada saat pekerjaan sedang dilaksanakan dan sesudahnya
pekerjaan dinyatakan selesai. Lokasi pengambilan potret pada saat sebelum
pekerjaan dimulai harus sama pada saat pekerjaan sedang dilaksanakan maupun
sesudah pekerjaan dinyatakan selesai. Jumlah lokasi pengambilan potret paling
sedikit 5 (lima) tempat.
3) Negative film dari photo – photo yang dibuat menjadi milik Pemberi Tugas dan tiap
orang yang ingin mendapatkan cetakan harus dengan persetujuan
Direksi/konsultan Pengawas.
PEKERJAAN PENDAHULUAN.
2. Pembersihan Lokasi
a. Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyiapkan dan mengadakan peralatan – peralatan kerja
dan peralatan bantu yang akan dipergunakan di lokasi proyek sesuai dengan lingkup
pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan.
b. Pengawas atau Pemberi tugas berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau
menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
c. Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyiapkan jalur jalan ke lokasi proyek untuk
mempermudah pemasukan bahan - bahan bangunan.
d. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput atau kotoran lainnya.
e. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
3. Pekerjaan Pengukuran
a. Penyedia Jasa/Kontraktor harus mempelajari dengan seksama pengukuran sesuai dengan
petunjuk konsultan seperti yang tercantum dalam gambar kerja.
b. Bila ada ketidaksesuaian ukuran di lapangan terhadap gambar kerja, Penyedia
Jasa/Kontraktor diwajibkan memberitahukan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas
secara tertulis untuk mendapatkan cara penyelesaian yang terbaik.
1. Kotak P3K
Menyiapkan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan
musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
2. Helm Safety
Helm safety harus sesuai dengan standar ANSIZ.89.1-201 atau standar SNI. Helm pelindung
harus terbuat dari bahan yang keras, cukup tebal dan terdapat tali pengikat helm.
3. Rompi
Rompi digunakan untuk melindungi badan. Selain itu, garis yang ada di rompi schotlite juga
merupakan tanda supaya pekerja terlihat di kondisi ruangan yang minim cahaya.
4. Sarung Tangan
Sarung tangan berbahan kain untuk pekerjaan ringan, melindungi keselamatan tangan dari
benda panas, mengurangi cidera akibat benturan benda keras.
Jika Pekerjaan Pembangunan berada dekat dengan jalan umum, maka selama berlangsungnya
pelaksanaan pekerjaan di lapangan Penyedia Jasa/Kontraktor wajib memasang rambu-rambu lalu
lintas atau tanda peringatan agar semua pengguna jalan berhati-hati sehingga diharapkan dengan
adanya pemasangan rambu-rambu lalu lintas tersebut tidak akan terjadi kecelakaan lalu lintas di lokasi
pekerjaan.
PEKERJAAN LANTAI
4. Pek. Cor Panggung Beton Camp. 1PC: 2PB : 2,5BP (Batching Plant) T. 15 cm
a. Cor Panggung Beton menggunakan Cor Beton campuran 1 PC : 2 PB : 2,5 BP dengan tebal 15
cm, pelaksanaannya mendapat persetujuan dari pengawas lapangan/direksi di lapangan.
b. Untuk lebih jelasnya disesuaikan dengan gambar kerja dan jika terjadi kekeliruan dalam hal
penulangan maka Penyedia Barang/Jasa agar melakukan konsultasi dengan konsultan baik
perencana maupun konsultan pengawas dan dituangkan dalam berita acara.
PEKERJAAN PLAFOND
PEKERJAAN ARSITEKTUR
2. Lampu Downlight
Pemasangan lampu harus disesuaikan dengan rencana plafond dan artistik serta disetujui
oleh Direksi Pengawas.
Lampu yang digunakan harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang terdapat
dalam gambar-gambar elektrikal.
Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond.
4. Saklar ganda
Saklar yang akan dipasang pada dinding adalah type pemasangan masuk / inbow dan
kotak-kotak inbow dipasang pada dinding sesuai gambar rencana.
Saklar dipasang setinggi 150 cm dari permukaan lantai.
5. Saklar Tunggal
Saklar yang akan dipasang pada dinding adalah type pemasangan masuk / inbow dan
kotak-kotak inbow dipasang pada dinding sesuai gambar rencana.
Saklar dipasang setinggi 150 cm dari permukaan lantai.
PEKERJAAN SANITAIR
2. Floor Drain
Floor drain yang digunakan adalah metal verchroom merk setara American Standard dan
telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan Pengawas
Pada tempat-tempat yang dipasang floordrain, penutup lantai harus dilobangi dengan
rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran floor
drain tersebut.
Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi, dibersihkan dari noda-noda semen
dan tidak ada kebocoran.
3. Keran Air ¾
Keran yang digunakan adalah setara merk American Standard dengan chrome finish.
Ukuran ¾” sesuai dengan gambar dan brosur-brosur alat sanitair.
Keran yang digunakan berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus
dipasang menempel pada dinding.
Keran yang dipasang harus mempunyai ulir sink dan dapat disambung dengan pipa leher
angsa (extention)
Keran harus dipasang pada pipa air bersih dan kuat, siku, dan penempatannya harus
sesuai dengan gambar rencana.
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pada saat penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya, kontraktor pelaksana harus meneliti
bagian–bagian pekerjaan yang belum sempurna, untuk disempurnakan dalam masa
pemiliharaan. Kontraktor pelaksana harus menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera
dalam kontrak, gambar–gambar, rencana anggaran, KRS atau berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(Aanwijizing) sehingga dapat diterima dengan baik oleh direksi lapangan dan pihak memberi
tugas.
2. Pada saat penyerahan I ( pertama ) kontraktor pelaksana harus menyerahkan.
a. Photo – photo pelaksanaan dari 0 % , 50% dan 100 %
b. As Built Drawing ( gambar sesuai pelaksana dilapangan )
c. Buku tamu dan hal – hal lain yang dianggap perlu oleh direksi
3. Serah Terima Kedua dari pekerjaan merupakan penyerahan terakhir pekerjaan, dapat
dilaksanakan dengan syarat :
Semua pekerjaan pembetulan / penyempurnaan, pembersihan kerapian telah selesai baik dan
sempurna. Semua pekerjaan telah disiapkan/diserahkan dengan menggunakan surat tanda
terima.
PENUTUP
1. Apa bila dalam pelaksanaan yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini dan Penjelasan pekerjaan
(Aanwizjing) tetapi terdapat dalam RAB maka Penyedia Jasa harus melaksanakan item tersebut
dan dianggap mengerti tentang hal-hal tersebut.
2. Pekerjaan yang nyata – nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini, tetapi tidak
diuraikan atau dimuat dalam bestek ini, tetapi diselengarakan dan diselesaikan oleh kontraktor,
harus dianggap seakan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam bestek ini, untuk menuju
penyerahan selesai yang lengkap dan sempurna, sesuai menurut pertimbangan direksi.
BAB 1. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui penyelenggaraan pemerintah yang baik dan
bersih, perlu didukung dengan pengelolaan yang efektif, efisien, dan akuntabel. Peranan
infrastruktur bangunan Gedung kantor sangan bereran penting dalam menunjang citra dan
wibawa pemerintah serta sebagai rangkaian untuk memaksimalkan kinerja dengan lingkungan
kerja yang nyaman dan memadai.
3. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan berada di Kab. Indragiri Hilir, Tembilahan, Tembilahan Kota.
4. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Pembangunan UPH Pengolahan VCO Kelompok Tani Karya Maju Desa
Seberang Sanglar Kecamatan Reteh adalah sebagai berikut:
1) PEKERJAAN PENDAHULUAN
2) BIAYA PENERAPAN SMKK
3) PEKERJAAN LANTAI
4) PEKERJAAN DINDING DAN PLASTERAN
5) PEKERJAAN KOZEN, PINTU DAN JEDELA (LENGKAP)
6) PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG
7) PEKERJAAN PLAFOND
8) PEKERJAAN ARSITEKTUR
9) PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
10) PEKERJAAN SANITAIR
11) PEKERJAAN PENGECATAN
12) PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin
yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop
Drawing. Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :
1) Pekerjaan Pembersihan Lokasi
Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari sampah,
rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan. Sampah-
sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini dikumpulkan di suatu tempat yang telah
disetujui oleh pengawas, kemudian dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.
3. PEKERJAAN LANTAI
Semua perkerjaan lantai dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.
Proses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :
Timbunan Pasir Urug
Sebelum penghamparan timbunan pada lokasi kerja, semua bahan yang tidak diperlukan
harus dibuang. Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan
disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenugi toleransi tebal
lapisan yang disyaratkan.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan menuju kearah sumbu lokaso
pekerjaan sehingga seluruh permukaan menerima tingkat kepadatan yang sama
Pemasangan Papan Bekisting
Pemasangan Papan Bekisting dilakukan setelah pekerjaan Timbunan Pasir Urug telah
dipastikan benar-benar padat sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran lantai.
Pemasangan papan bekisting harus diperhatikan ketegakan dan kesikuan antara bekisting
dengan dinding agar memenuhi syarat dan sesuai dengan dimensi lantai yang terdapat
pada gambar, dengan bahan yang baik dan memadai untuk menahan beban beton.
Pengecoran Lantai
Agar pengecoran plat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan
tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling pengecoran
dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik lantai beton. Peralatan
pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu: Truk Mixer, vibrator,
papan perata. Plat diratakan oleh scrub secara manual lalu check level dengan waterpass.
Lakukan pemadatan bertujuan untuk mencegah terjadinya rongga udara pada beton yang
akan mengurangi kualitas beton. Setelah dilakukan pengecoran lantai beton segar tersebut
diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan memperhatikan batas
ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya.
Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran. Sebagai penunjang sampai
pelat benar – benar mengeras.
Pemasangan Keramik Lantai
Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung
asam alkali) sampai jenuh. Pemasangan keramik harus merupakan bidang permukaan yang
benar-benar rata, tidak bergelombang dengan memperhatikan kemiringan di daerah yang
basah seperti wc.
Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama lebarnya,
maksimum 3 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama
dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya. Kecuali pemasangan keramik cutting tanpa nat.
Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai persyaratan dari pabrik. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari
sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari
pekerjaan lain.
Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu
siku, lengkung dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat dengan
bahan perekat. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga
pengambilan as pemasangan.
Naad keramik diisi dengan mortar tertentu yang tahan asam, basa serta kedap air. Warna
perekat naad ini disesuaikan dengan warna keramik.
Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik pada waktu
pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras. Permukaan
yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak miring, tidak bergelombang dan
terpasang dengan kuat.
Pelaksanaan :
Sebelum dilakukan pemasangan pekerjaan dinding dilakukan pengukuran secara teliti dan
sesuai dengan gambar.
Batu bata yang digunakan batu bata setempat dengan kualitas terbaik yang disetujui
Pengawas, yaitu siku dan sama ukurannya.
Pada semua pasangan setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan yang
sempurna.
Untuk pasangan batu bata maupun beton ringan aerasi (hebel) tidak dibenarkan
menggunakan batu bata ataupun hebel pecahan separuh panjang, kecuali sesuai dengan
peraturannya (di sudut).
Lapisan yang satu dengan lapisan yang diatasnya harus dipasang secara zig- zag
(berselang-seling dengan perbedaan separuh panjang).
Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
Gunakan alat roskam (trowel) bergigi yang sesuai dengan ketebalan blok yang ditentukan
pada gambar.
Jaga kekentalan campuran, tutup sambungan antar blok yang tidak merata dengan
adukan Mortar agar tidak terlihat lobang-lobang yang terdapat pada dinding, sebelum
plesteran dipasang.
Bersihkan permukaan dari debu, minyak atau kotoran lain yang dapat mengurangi
efektifitas perekatan.
Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata yang cacat atau tidak sempurna,
maka wajib untuk diganti.
Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari (maksimal) 24 lapis
setiap hari.
Pembuatan lubang pada pasangan bata merah yang patah dua melebihi dari dua tidak
boleh digunakan.
Pasangan batu bata merah untuk dinding 1/2 (setengah) batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan
pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam dinding, harus dibuat
pahatan yang secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut
setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan
secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
2) Pekerjaan Plasteran
Meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding / bidang yang akan diplester, Serta
pelaksanaan pekerjaan plesteran itu sendiri pada dinding- dinding yang akan diselesaikan
dengan cat, sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan notasi dipenyelesaian
dinding. Seluruh dinding pasangan bata baik yang terlihat ataupun tidak terlihat harus tetap
diplester.
Bahan-bahan:
Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau
campuran-campuran lain.
Semen Portland
Semen portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu dan
dalam sak yang tertutup seperti disyaratkan dalam syarat NI-8. Hanya sebuah merk dari
satu jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan, yaitu merk yang disetujui
Pengawas.
Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti minyak, asam
atau unsur-unsur organik lainnya.
Persyaratan Bahan :
Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing.
Dihindarkan adanya cacat kayu antara lain berupa putik kayu, pecah-pecah, mata kayu,
melintang, basah dan lapuk.
Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PPKI Untuk kayu kelas
II kering setempat, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 12%.
Daun pintu ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar detail, tidak diperkenankan
menggunakan sambungan.
Pelaksanaan Pekerjaan :
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar - gambar
yang ada di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan cara pemasangan, mekanisme dan detail- detail sesuai dengan gambar.
Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu harus ditempatkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung
dari kerusakan dan kelembaban.
Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya, dengan memperhatikan/menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang yang tampak, tidak boleh ada lubang- lubang atau bekas
penyetelan.
Semua kayu harus diserut halus, rata, lurus dan antara satu sisi dengan sisi lainnya harus siku-
siku serta di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.
6. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG
Pekerjaan ini merupakan pelengkap dari pekerjaan Kozen, Pintu dan Jendela serta pekerjaan
arsitektur pada iem pekerjaan Frame Baliho.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan serta alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan agar dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
7. PEKERJAAN PLAFOND
Dalam pekerjaan ini plafond yang digunakan adalah plafond Gypsum. Adapun cara pelaksanaan
Plafond yaitu :
Untuk pekerjaan Pemasangan plafond, Menggunakan rangka kayu kelas II. dipasang menurut
panjang ruangan dengan jarak sesuai gambar rencana. Pemasangan rangka plafond harus
rata, kuat dan tidak bergelombang. Rangka dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar
rencana. Biasanya pemasangan rangka plafond ini setelah pemasangan rangka atap baja
ringan.
Perhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih dahulu. Ketinggian
pemasangan rangka plafond harus sesuai dengan gambar rencana plafond, pemasangan
rangka plafond harus benar-benar waterpass, sehingga apabila ditutup dengan Gypsum akan
menghasilkan suatu plafond yang rata dan rapi.
Pasang alat bantu (Scafolding), jika bisa scafolding yang digunakan memiliki roda supaya
tidak merusak lantai.
Kemudian pasang plafond sesuai dengan gambar kerja.
8. PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan Panel Interior, Pekerjaan Panel Eksterior dan Pekerjaan Frame
Baliho yang terbuat dari kayu dengan finishing cat yang sesuai dengan persyaratan yang tertera
pada gambar kerja dan spesifikasi teknis.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan serta alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan agar dapat dilaksanakan dengan hasil yang
baik dan sempurna.
Pelaksanaan pekerjaan :
Sebelum memulai pemasangan, harus dipastikan kondisi lapangan atau media tempat
pemasangan panel sudah siap untuk digunakan.
Pastikan kualitas dan ketebalan kayu yang digunakan sama persis dan semua sudutnya
membentuk sudut sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Proses penempelan kayu pada permukaan dinding menggunakan paku/sekrup di bagian
bawah, tengah dan atas panel kayu. Ulangi langkah ini sampai dinding yang diinginkan
tertutup panel kayu seluruhnya.
Proses pemasangan frame baliho menggunakan alat berupa penggantung pada posisi frame
baliho yang diinginkan.
Berikan finishing berupa cat yang sesuai untuk memperindah tampilan panel dan frame kayu.
Finishing juga berguna sebagai pelindung panel agar tidak mudah terkena noda dan rusak.
9. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1) Pekerjaan Instalasi Linstrik
Lingkup pekerjaan listrik :
Pekejaan listrik termasuk pekerjaan instalasi ini merupakan pekerjaan seluruh sistem
listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama (serah
terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan.
Bahan-bahan:
Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan
spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai hal-hal yang
menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain : segel kaleng, test laboratorium,
hasil akhir pengecatan.
Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen untuk
diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
Teknis:
Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum dilakukan kecuali spesifikasi lain. Jadi
urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup minimal
sama dengan persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran
atau ada bekas - bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, semprotan dan roller.
Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang menutupi, atau
lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh Pengawas, serta
harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan, pekerjaan termasuk penggunaan
ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain kering.
Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan mengganggu pekerjaan
finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna
diulang dan diperbaiki atas tanggungan Kontraktor.
Pekerjaan cat minyak meliputi pengecatan Pintu dan Jendela (bagian dalam dan luar) dan kayu
atau seperti yang dinyatakan dalam gambar dan petunjuk Pengawas. Pengecatan pada Pintu
dan Jendela (Cat Minyak) Pada saat plesteran dinding telah selesai dikerjakan dan telah
mencapai keadaan terbaiknya, proses pengecatan dapat dilakukan.