Anda di halaman 1dari 2

Nama Pelatihan : Pelatihan Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi Tempat

Pemrosesan Akhir TPA dan IPLT


Nama Mata Pelatihan : Manajemen Konstruksi Pembangunan TPA dan IPLT Tahap Tahap
Nomor Daftar Hadir : 02
Nama Peserta : Dinna Rachmayanti, ST
Asal Instansi : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Belitung Timur
Lembaga Penyelanggara : Balai Pengembangan Kompetensi PUPR Wilayah IX Jaya Pura
Pelatihan
Tanggal : 14 Februari 2023

MODUL 5
MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN TPA DAN IPLT TAHAP KONSTRUKSI

Proyek dalam pelaksanaannya sering terjadi masalah baik teknis maupun administrasi yang pada
akhirnya proyek tidak dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak. Salah
satu penyebab umum dari kesulitan dalam melaksanakan proyek adalah kurang dipahaminya proyek
itu sendiri secara benar sehingga tidak dapat memperhitungkan secara teliti dan tepat semua faktor-
faktor produksi atau sumber daya proyek yang diperlukan untuk menentukan secara pasti waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.

Dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian selama konstruksi tahap ini memang harus
diperhatikan prosedur-prosedurnya dan harus dijalanin sebaik-baiknya bagian-bagian atau jenis
pengawasan dan pengendalian konstruksi nya sehingga dapat meminimalisir resiko. Yang akan
terjadi, dan target pelaksanaan tercapai dengan baik.

1. PEMERIKSAAN BERSAMA (MUTUAL CHECK)


A. Pembersihan Lapangan
Dilakukan untuk memastikan bahwa rintangan-rintangan,hambatan-hambatan baik dalam
bentuk tanaman dan material non organik.
1. Pembersihan Lokasi, pembersihan are adari tumbuhan liar
2. Pengupasan, upaya mengupas humus ada area yang akan dikerjakan.
3. Pembongkaran, upaya menggali dan membuang akar tanaman/tongga kayu.
Manfaatnya area tempat bekerja bebas dari hambatan sehingga mempermudah dalam
pemasakan patok pekerjaan.

B. Pemeriksaan Bersama
Pemeriksaan bersama antara pengguna jasa dan penyedia jasa dilaksanakan dengan cara
melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan, serta pemasanagn patok
untuk menilai kesesuain desain dan volume kontrak dengan kondisi lapangan.

2. PERSYARATAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN


a. Prosedur Permohonan Memulai Pekerjaan
Penyedia jasa tidak boleh memulai pekerjaan sebelum diperintahkan oleh pengguna jasa

b. Pemeriksaan Persyaratan Permohonan Memulai Pekerjaan


Kesesuaian gambar kerja dengan gambar desain dan kondisi lapangan. Bila ditemukan gambar
kerja tidak sesuai dengan gambar desain atau tidak sesuai dengan kondisi lapangan, penyedia
jasa pekerjaan konstruksi memohon perubahan gambar kerja dengan menggunakan contoh
Format Permohonan Perubahan Gambar Kerja. Prosedur perubahan gambar kerja yang tidak
sesuai dengan gambar desain.

Sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak dan gambar desain:


 Metode Kerja: Kelaikan dan keandalan metode kerja yang digunakan,
 Tenaga Kerja yang Terlibat: kompetensi tenaga kerja yang diajukan sesuai dengan rencana
pekerjaan yang diajukan,
 Peralatan yang dibutuhkan

3. PENGAWASAN PEKERJAAN
a. Pengawasan Mutu Pekerjaan
Pengawasan pekerjaan konstruksi dilakukan untuk memastikan bahwa semua aktivitas yang
dilaksanakan oleh penyedia jasa pekerjaan konstruksi telah sesuai dengan apa yang
direncanakan sebelumnya. Dimana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan metode kerja yang
telah disetujui dan pemeriksaan tenaga kerja yang terlibat sesuai dengan rencana (jika terjadi
perubahan minimal sesuai dengan KAK).
b. Pengawasan Pelaksanaan Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL)
RKPPL, bertujuan untuk mengelola sumber daya salah satunya melalui dokumen AMDAL dan
UKL UPL
RKPPL, disusun oleh penyedia jasa pekerjaan konstruksi dan disampaika pada saan PCM untuk
di bahas dan disetuji oleh pengguna jasa
c. Pengawasan Pelaksanaan rencana Manajemen Lalu Lintas (bila ada)
Untuk jenis pekerjaan konstruksi tertentu, penyedia jasa diwajibkan untuk membuat dokumen
rencana manajemen keselamatan lalu lintas merujuk kepada ANDALALIN.
d. Pelaporan
Terdiri dari laporam harian, mingguan dan bulanan, meliputi progres pekerjaan, ketersediaan
material, kualitas dan jenis bahan dan penempatan tenaga kerja.
e. Penerimaan dan Pembayaran Hasil Pekerjaan
Penerimaan hasil pekerjaan dilakukan setelah seluruh ketentuan mutu pekerjaan dalam
kontrak dipenuhi. Penyedia jasa pekerjaan konstruksi mengajukan penagihan yang dilengkapi
dengan dokumen pendukung, pemeriksaan mutu dan volume pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan serta telah sesuai dengan prosedur yang telah dibahas sebelumnya.

4. KONTRAK KRITIS
Kontrak dinyatakan kritis apabila:
1. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari kontrak), selisih keterlambatan
antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana lebih besar 10%;
2. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak), selisih keterlambatan
antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana lebih besar 5%;
3. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak), selisih keterlambatan
antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana pelaksanaan kurang dari 5% dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan.

Anda mungkin juga menyukai