I. URAIAN SINGKAT
Konstruksi
3. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, penyediaan bahan, peralatan, berikut alat
bantu lainnya, pengangkutan, pemasangan dan semua pelayanan yang diperlukan bagi
pelaksanaan pekerjaan hingga selesai dengan sempurna, kecuali bila ditentukan lain
dalam Dokumen Kontrak.
3.2. Engineering :
Kegiatan meliputi dan tidak terbatas pada Pengukuran / perhitungan bersama,
pengecekan kesiapan Lahan, proses Approved Shop Drawing dan Asbuilt Drawing,
proses usulan / persetujuan material konstruksi, dokumentasi, Quality Control Plan
(QCP), test, inspection & cek untuk pekerjaan. Proses persetujuan dan pengadaan
barang/bahan,peraturan dan perijinan yang berlaku.
START
Dokumen Kontrak
Pemborongan
No No
PELAKSANAAN
PEKERJAAN Ok Ok
Request Item Pekerjaan
Berikutnya dan seterusnya = Cek :
Request For Inspection/work - Shop Drawing &
BQ
Pelaksanaan Item Pekerjaan
Berikutnya dan seterusnya
Pelaksanaan Item Pekerjaan - Spesifikasi teknis
No (termasuk Inspeksi
& Test
No Ok Pengendalian
Ok Mutu)
FINISH
Request Item Pekerjaan - Approved
Berikutnya Konsultan
Pengawas &
No
Owner
Ok
START
ENGINEERING
Proses pengajuan /
persetujuan Pekerjaan
Struktur,perkerasan ajaln
Che Perubahan
ck
Persetujuan Konsultan
Pengawas
Pedoman Pelaksanaan
Pekerjaan
Che
ck
Repair Ok
Final
Check
Approved for Construction
issued
FINISH
START
DOK KONTRAK
PEMBORONGAN
PEMAHAMAN
KOORDINASI CEK LOKASI
DOKUMEN KONTRAK
1.PERESETUJUAN MATERIAL,
2.RENCANA SCHEDULE PELAKSNAAN, GAMBAR, ALAT, TENAGA
3.RENCANA METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
CEK
SHOP DRAWING
CEK
PELAKSANAAN KONTRUKSI
AWAL
REQUEST FOR
INSPECTION/
CONTRUCTION
SELANJUTNYA
PELAKSANAAN KONTRUKSI
AWAL SELANJUTNYA
PELAKSANAAN SELESAI
MASA PEMELIHARAAN
PENGAJUAN PERSIAPAN
PHO
PENGECEKAN BERSAMA
SERTIFIKAT FHO
SELESAI
Catatan;
- Layout / foto dibawah ini bukan sebagai gambaran Kondisi
Lokasi Pekerjaan pada ini (kondisi pada saat Pelelangan)
- Layout / Foto dibawah hanya sebagai Petunjuk lokasi pekerjaan
yang akan dilaksanakan
5.1. Pentahapan
Pelaksanaan Pekerjaan ini hanya sebagai ‘Ilustrasi’ dari tahapan pelaksanaan pekerjaan ini.
Adapaun bentuk dimensi dari proyek yang akan dilaksanakan pada pelaskanaan pekerjaan yang
dilelangkan ini sesuai dengan gambar rencana pelaksnaan (shop drawing) pada dokumen lelang
Pembebasan lahan
Shet pile
START
KONTRAK KERJA
MOBILISASI
TENAGA KERJA DAN ALAT
METODE SHOP
PELAKSANAAN DRAWING
PENGAJUAN BROSUR
PEK TIMBUNAN MATERIAL
NO
PEK PONDASI
PANCANG BAJA DAN CEK
TURAP BAJA
OK
PEK ABUTMENT
PENGAJUAN BROSUR
MATERIAL
PEK BEARING PLATE
ORDER MATERIAL
PEK GIRDER (25,6 M ) MATERIAL
PEK PERKERASAN
ASPAL
1. Dokumen Proyek
Dalam pembangunan suatu proyek, perlu adanya suatu aturan main/hukum yang
mengikat yang harus ditaati antara Pemberi Tugas/Pemilik Proyek, Konsultan
(Perencana/Manajemen Konstruksi/Quantity Surveyor/Perijinan) dan Kontraktor (Direct
Contract/Nominated Sub Contraktor), aturan main tersebut biasa disebut dengan
dokumen pelaksanaan proyek. Saya coba merangkum pengertian dokumen pelaksanaan
proyek.
PENGERTIAN UMUM
Fungsi Dokumen Pelaksanaan Proyek bagi para pihak yang terlibat dalam suatu proyek
secara garis besar adalah :
Sebagai acuan bagi Pemilik Proyek didalam hal melaksanakan semua Tugas dan
Kewajibannya yang meliputi :
1. Melakukan penyerahan lapangan/lahan pekerjaan
2. Melakukan pembayaran sesuai ketentuan
3. Melakukan perubahan kontrak (Amandemen) – bila diperlukan
4. Mengenakan denda
Sebagai acuan bagi Kontraktor didalam melaksanakan semua Tugas dan Kewajibannya
yang meliputi
1. Gambar Lelang
Metode Kerja Penggantian Jembatan Cipatujah
20
Gambar design Konsultan Perencana yg dipakai sebagai acuan didalam proses
pelelangan untuk pengajuan penawaran harga.
Gambar lelang umumnya sesuai dengan Paket Pekerjaan yg dilelangkan, adapun
gambar yang lazim adalah gambar Struktur, gambar Arsitektur & gambar
Mekanikal/Elektrikal/Plumbing, Landscape dan lain-lainnya, tergantung jenis paket
pekerjaan yang dilelangkan
2. Spesifikasi Teknis
3. Spesifikasi Umum
Dokumen produk Konsultan Perencana / QS yang memuat batasan, pengertian,
peristilahan yang digunakan, hak, kewajiban, tanggung jawab, sangsi, penyelesaian
perselisihan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam pelaksanaan
kontrak bagi para pihak ( Pihak Penerima Tugas dan Pemberi Tugas)
4. Bill of Quantity
Uraian singkat pekerjaan yg akan dilaksanakan yang biasanya berupa tabel yang berisi
item pekerjaan, satuan pekerjaan, volume / quantitas, harga satuan dan total harga
termasuk perhitungan Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) & pajak lain yang berlaku
Adalah seluruh dokumen yang digunakan sebagai dasar perikatan kontrak antara
Pemberi Tugas dengan Kontraktor Pelaksana Pekerjaan yang juga merupakan acuan
bagi para pihak didalam melaksanakan pekerjaan.
3. Gambar Kontrak.
Gambar lelang dan Addendum gambar lelang yang disahkan sebagai dasar perikatan
kontrak antara Pemberi Tugas dengan Kontraktor dan juga sebagai acuan bagi para
pihak dalam melaksanakan pekerjaan
Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja
berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan campuran adukan pekerjaan
lainnya. Untuk pengadaan air kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi
air kerja. Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan
pemantekan untuk mendapatkan sumber air, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan
kran air. Air untuk keperluan kerja ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja
dapat juga diperoleh dari sumber existing yang ada dengan penyambungan dan
membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.
Papan nama proyek yang terbuat dari papan dan rangka dari kayu balok yang
tertuliskan nama proyek, nomor proyek, Biaya Proyek, Tahun Anggaran dan nama
kontraktor pelaksana atau ditentukan sesuai dengan spesifikasi teknis.
5. Pekerjaan Pembersihan
Sebelum mulai kegiatan pekerjaan dilapangan dan selesai pelaksanaan, maka pada
tahap awal dan selesai yaitu : Pembersihan lokasi semak-semak rumput dan pohon,dan
hasil pekerjaan akibat dari pelaksanaan.
6. Pekerjaan Mobilisasi
Asphalt Mixing
1 1 60 ton/jam
Plant
2 Asphalt Finisher 1 10 ton
8 Truck Mixer 5 5 m3
15 Excavator 3 80-140 hp
16 Bulldozer 1 100-150 hp
Pile
17 Drive+hammer 2 2,5 ton
18 Concrete pump 1 8 m3
Mobilisasi personil :
1. General Superindent
2. Ahli kendali Mutu
3. Ahli pelaksanaan kontruksi jmebatan
4. Ahli pelaksanaan kontruksi jalan
5. Ahli K4
PP No. 34/2006
Penyelenggara Jalan wajib menjaga kelancaran dan keselamatan lalu lintas selama
pelaksanaan konstruksi jalan - Pasal 93.
Pelaksanaan pemeliharaan jalan harus memperhatikan keselamatan pengguna jalan
dengan penempatan perlengkapan jalan secara jelas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan - Pasal 98.
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kerugian dipihak pengguna jalan, maka
manajemen lalu lintas dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai ketentuan.
Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan
koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.
Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat
dan benar.
Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu
lintas.
Traffic Cone
Rambu Pengarah
Rambu Peringatan
Tujuan K3
K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan dan
keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem
efisiensi dan produktivitas kerja.
Sasaran K3
1. Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain
2. Menjamin keamanan peralatan yang digunakan
3. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar
Norma K3
Norma yang harus dipahami dalam K3:
Metode Kerja Penggantian Jembatan Cipatujah
30
1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
2. Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Dasar Hukum K3
K3 ditentukan berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja:
UU No.18 tahun 1999 tentang jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.
KEP.174/MEN/86 dan No. 104/KPTS/1986
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05?PRT/M/2014
benturan, tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau
dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin.
Tahap Konstruksi
Sumber dampak yang akan mengakibatkan keresahan lingkungan pada tahap
konstruksi
antara lain :
a. Adanya kegiatan mobilisasi alat – alat berat untuk konstruksi, sehingga menimbulkan
dampak kemacetan lalu lintas.
b. Kegiatan pengiriman/pengangkutan material untuk konstruksi, misalnya :agregat, batu
kali, pasir, dll.
c. Kegiatan angkutan untuk pembuangan material : material bekas galian
d. Kebisingan akibat beroperasinya alat-alat berat.
e. Penurunan kualitas udara terutama akibat debu, khususnya karena adanya operasi
pengangkutan tanah ex galian tanah dan untuk timbunan, serta gas buang dari alat-
alat konstruksi dan alat-alat pengangkutan.
Untuk meminimalisir kondisi tersebut diatas, maka kami akan melakukan upaya-upaya
antara lain :
a. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat di sepanjang lokasi jalur angkutan
material untuk proyek dengan melibatkan penduduk dan pejabat setempat (Camat),
lurah, RW, RT) setempat, pemilik proyek (Dinas PU Bina Marga) dan pelaksana proyek
(Kontraktor), kegiatan penyuluhan ini harus menjelaskan mengenai rencana/jadwal
kegiatan pelaksanaan dan memberi gambaran bagaimana tipikal proyek tersebut
setelah ditangani. Pada kesempatan ini, pihak proyek juga harus dapat menampung
aspirasi masyarakat sekitarnya yang terkena dampak lingkungan lainnya baik masa pra
maupun pasca konstruksi.
b. Terhadap dampak yang timbul akibat pelaksanaan pemadatan tanah, maka terutama
pada musim kering/kemarau, akan dilakukan penyiraman tanah/jalan sehingga
gangguan debu dapat diminimalkan.
Pelaksanaan pekerjaan laston secara umum ini dapat diuraikan dengan proses sebagai
berikut :
1. Proses penyediaan material
2. Proses produksi laston
3. Proses penghamparan laston
Proses produksi aggregate untuk laston pada proyek ini menggunakan peralatan yang
berada di jawa barat, dengan perincian sebagai berikut :
1. Stone Crusher
2. Generator Set
3. Wheel Loader
Tahap-tahap proses produksi aggregate di base camp quary adalah sebagai berikut :
a. Mendatangkan bahan baku aggregate dari quary dengan volume disesuaikan
kebutuhan pekerjaan perkerasan berbutir di lokasi pekerjaan.
Proses produksi Hotmix pada proyek ini menggunakan peralatan yang berada di base
camp jawa barat, dengan perincian sebagai berikut :
1. Asphalt Mixing Plant set
2. Generator Set
3. Wheel Loader
Awal pekerjaan ini adalah mobilisasi peralatan paving unit ke lokasi pekerjaan. Setelah
semua pekerjaan awal pekerjaan selesai tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan
penghamparan aspal hotmix adalah sebagai berikut :
1. Penempatan aspahlt finisher di lokasi pekerjaan.
2. Penyetelan atau adjust screw disesuaikan dengan lebar hamparan yang akan
dikerjakan atau disesuaikan dengan tali/tanda yang telah dipasang.
3. Checked Screed Plate harus bersih dan juga harus dipanasi agar material tidak
lengket pada awal hamparan. Setel atau adjust ketinggian screed plate dengan
menggunakan spasi balok. Hopper dari asphalt finisher harus bersih dan terhindar dari
material dingin. Pada saat dump truck menurunkan hotmix, hooper asphalt finisher
diusahakan sedekat mungkin untuk menghindari tumpahnya aspal hotmix.
Pada saat dump truck menurunkan hotmix, posisi gigi perseneleng harus netral. Supaya
dapat didorong oleh aspahlt finisher sampai muatan benar-benar kosong.
Pekerjaan ini dilaksanakan secara terus menerus. Pengawasan suhu (temperatur)
minimal pada dilakukan secara berkala, suhu minimal aspal hotmix dalam posisi siap
gelar adalah 1300C.
3. Tahap pertama pemadatan dilakukan dengan tandum roller, terlebih dahulu periksa
roda cukup bersih supaya tidak berbekas, kemudian periksa penyiraman air roda apakah
berfungsi atau tidak. Untuk lintasan pertama adalah dari pinggir luar (tepi) dari
setengah badan jalan dan yang kedua dicenter line dan selanjutnya pada lintasan harus
overlap dengan lintasan. Setiap pada akhir lintasan kecepatan dikurangi sehingga tidak
menimbulkan kejutan.
4. Tahap kedua pemadatan dilakukan dengan Tyre Roller, terlebih dahulu periksa
terdahulu roda ban supaya tetap bersih dan tidak lengket dengan campuran aspal,
kemudia periksa tekanan angin pada ban harus sama semua dan setera 6 kg/cm2 pada
saat panas, selanjutnya untuk lintasan yang pertama dimulai dari pinggir luar (tepi)dari
setengan badan jalan dan yang kedua adalah di center line kemudian lintasan
berikutnya harus overlap dengan lintasan.
5. Untuk setiap alat pemadat (roller) jumlah lintasan yang diperlukan tergantung pada
type material dan tebal hamparan, hal ini ditentukan oleh Engineer (pengawas),
selanjutnya semua bekas yang ditinggalkan oleh Tyre Roller harus dihilangkan dengan
pemadatan roda besi (tandum roller atau lainnya).
W HEEL LOADER
B ATU BLONDOS
SCR EEN
AGGR EGATE
JAW SC UNDERY
Produksi aggregate
M ET O D E P E N G H A M P A R A N H O T M IX
A IR C O M P RESSO R A SP H A L T SP RA YER
T A C K C O A T = 0 ,6 L TR / M 2
P RIM E C O A T = 0,60 L TR /M 2
D U M P TR U C K M U A T A N A SP H A LT
M A T ER IA L A P H A LT D IT U T U P T ER P A L SE BE LU M D IBO N G K A R
1 P A SIN G / 2 LIN T A SA N
A SP H A LT H O T M IX D IG ELA R T A N D U M RO LL ER
P ER A P IH A N G EL A RA N
D EN G A N A SP H A L T FIN ISH ER A SP H A LT O LE H P E K E RJA
1 0 P A SIN G / 2 0 LIN T A SA N
P . T Y R E RO LLER 1 P A SIN G / 2 LIN T A SA N
T A N D U M RO LL ER
K ET EB A L A N A SP H A LT H O T M IX P A D A T
- L asto n La p is A u s (A C -W C ) = 0 ,0 4 M TR
- L asto n La p is A n ta ra (A C -B C ) = 0 ,06 M TR
- L asto n La p is P o n d asi (A C -Ba se ) = 0,06 M TR
Pengahamparan Laston
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain yang
harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang
dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat
dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk
mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan
perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak
beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas. Bahan dan
material yang telah disetujui dicampur di batching plant, kemudian campuran beton
dituang kedalam acuan. kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
Untuk pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan
penggunaan mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat
bantu akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain yang
harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang
dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat
dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk
mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan
perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak
beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas. Bahan dan
material yang telah disetujui dicampur di batching plant, kemudian campuran beton
dituang kedalam acuan. kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
Untuk pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan
penggunaan mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat
bantu akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Gelagar jembatan itu sendiri mempunyai fungsi sebagai pemikul beban bergerak
(kendaraan mobil, kereta api, dan manusia). Gelagar ini dapat dibuat dari beton, baja,
atau kayu. Tetapi dalam metode pelaksanaan ini membahas menggunakan gelagar
beton. Penggunaan dari bentuk gelagar yang dilaksanakan sebagai pekerjaan yang ini
perlu diperhitungkan kemiringan sudutnya yang diberikan dalam persamaan
trigonometri. Dalam perencanaan pembangunan jembatan ini diperlukan perencanaan
awal yang matang, salah satunya adalah perencanaan gelagar. Pekerjaan pemasangan
gelagar dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi jembatan selesai. Pelaksanaan pekerjaan
pemasangan gelagar terdiri dari : Menurunkan gelagar dan plat dari kendaraan truk
trailer menggunakan crane
dilakukan apabila kekuatan beton sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan initial jacking force
yang telah
diapproval
Langkah-langkah stressing adalah sebagai berikut
1. Masukkan Strand
4. Potong Strand
6. Finsihing
Metode post tension dilakukan dengan menggabungkan beberapa segmen balok untuk kemudian
disatukan dengan menggunakan perekat lalu di
setressing.
3. Proses Stressing
Pekerjaan selanjutnya adalah erection, dengan cara meluncurkan gelagar tersebut pada posisi
bentangan jembatan dengan menggunakan bantuan 2 unit crane dimana 1 crane sebagai penari
dan 1 unit crane
lagi membantu mengangkat/pegangan belakang.
Setiap Pengiriman besi harus berasal dari sumber yang telah disetujui dan harus disertai
surat keterangan percobaan dari pabrik (manufacturer’s test certificate). Baja tulangan
harus diadakan pengujian periodik minimal 3 (tiga) contoh yang terdiri dari 3 benda uji
untuk uji tarik untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja
tulangan akan ditentukan oleh direksi teknis maupun konsultan pengawas. Segala
macam kotoran, karat, cat, mimyak, atau bahan-bahan lain yangmerugikan terhadap
kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Pemasangan dan pembengkokkan tulangan harus sedemikan rupa sehingga posisi dari
tulangan sesuaidengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat
selama pengecoran berlangsung. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan
dengan cara-cara yang merusak tulangan itu seperti misalnya dipanaskan. Batang
tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh
dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya. Batang tulangan yang
tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkok atau diluruskan di lapangan,
kecuali apabila ditentukan didalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh
perencana. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan
dalamkeadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh direksi teknis maupun
konsultan pengawas.
Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan.
Rangka Baja Jembatan nantinya akan di pesankan produsen penyedia Baja. Produsen
yang akan kami pesan adalah PT. Nusantara Baja Prima.
Rangka Baja jembatan akan di pesan sesuai dengan shop drawing yang telah di setujui
oleh direksi teknis dan konsultan pengawas.
Metode perancah
Dinding Turap baja/ Sheet Pile nantinya akan di pesankan produsen penyedia Sheet
pile. Produsen yang akan kami pesan adalah PT. Adhimix PCI Indonesia.
Dinding Turap baja/ Sheet pile akan di pesan sesuai dengan shop drawing yang telah di
setujui oleh direksi teknis dan konsultan pengawas.
Tiang Pancang dia 600 mm tebal 12 mm nantinya akan di pesankan produsen penyedia
tiang pancang.
Tiang Pancang Baja ini akan di pesan sesuai dengan shop drawing yang telah di setujui
oleh direksi teknis dan konsultan pengawas.
Pondasi yang digunakan pada proyek ini adalah Spun Pile Diameter 600 mm.
Pekerjaan pondasi Pancang umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu
proyek . Oleh karena itu langkah awal yang dilakukan adalah pekerjaan
pengukuran titik Pancang. Pekerjaan Pancang ini sebaiknyan dikerjakan
sebelum peralatan proyek masuk agar mudah dalam pelaksanaan pekerjaan
Pemancangannya, Sebelum dilaksanan pemancangan lebih dulu dilakukan
pekerjaan pengukuran, Dari pengukuran ini didapat suatu acuan yang akurat
antara koordinat pada shop drawing dan kondisi lapangan. Berikut adalah
tahapan pekerjaan :
Dalam pelaksanaan pekerjaan Proyek PembangunaN ini terlibat beberapa pihak dalam
posisi dan fungsi masing-masing yang pada dasarnya memiliki komitmen bersama atas
kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan proyek dimaksud. Namun demiklan perhatian
utama tetap ditujukan kepada Pihak Kontraktor Pelaksana, sehubungan dengan
perannya yang secara langsung dalarn pengerahan dan pengolahan seluruh kinerjanya
sehingga Proyek ini dapat terwujud.
Keterlibatan antar pihak ini tercermin di dalam hubungan fungsional dengan kapasitas
yang bervariasi, ditunjukkan adanya 3 (tiga) macam garis hubungan, yakni : garis
Instruksi, garis konsultasi, dan garis koordinasi. Hal ini tidak dapat dibandingkan secara
langsung terhadap hubungan kerjasama kontraktual antara Kontraktor Pelaksana
dengan Pemimpin proyek yang memiliki kesetaraan secara hukum.
Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagal berikut :
Ketua Panitia Pembangunan/Kepala Satuan Kerja adalah pihak yang ditunjuk
oleh untuk memimpin penyelenggara proyek dimaksud.
Tim Monitoring adalah pihak - pihak yang memiliki kompetensi untuk memantau
perkembangan pelaksanaan proyek ini.
Konsultan Perencana adalah konsultan yang ditunjuk oleh Ketua Panitia untuk
memberikan layanan jasa perencanaan konstruksi pada proyek ini
Konsultan Pengawas adalah konsultan yang ditunjuk oleh Ketua Panitia untuk
memberikan layanan jasa pengawasan konstruksi pada proyek ini
Kontraktor Pelaksana adalah kontraktor yang ditunjuk oleh Panitia untuk
memberikan layanan jasa pelaksanaan konstruksi pada proyek ini
Pemasok Material dan Logistik adalah mitra kerja Kontraktor Pelaksana dalam
konstelasi pemberdayaan masyarakat, pemberian peluang usaha, sekaligus untuk
mempercepat proses pelaksanaan konstruksi
Sub Kontraktor untuk sebagian pekerjaan atau tenaga kerja borongan adalah mitra
kerja Kontraktor Pelaksana dalam konstelasi pemberdayaan masyarakat, pemberian
kesempatan kerja dan peluang usaha, sekaligus untuk mempercepat proses
pelaksanaan konstruksi
Selanjutnya keterkaitan antar pihak tersebut diatas secara fungsional, khususnya dalam
hubungan dengan pihak kontraktor pelaksana ditujukan pada gambar berikut :
Usulan rencana mutu proyek ini dimaksudkan adalah cara untuk mengarahkan kegiatan
organisasi di lapangan dengan tujuan untuk mencapai mutu hasil kerja seperti yang
telah ditetapkan berdasarkan :
1. Standar Produk
2. Standar Proses
Standar proses akan ditungkan dalam metoda kerja, seperti misalnya untuk pekerjaan
pasangan dinding batu bata, standar prosesnya antara lain :
a. Standar cara membuat mortar.
b. Standar cara menentukan as dan elevasi
c. Standar cara pemasangan bata.
3. Standar System
Standar system dituangkan dalam system mutu (quality system). Misalnya untuk
pekerjaan pemasangan batu bata tersebut, standar system yang diperlukan antara lain
:
a. Sistem pelatihan bagi para tukang dan pengawas.
b. Sistem seleksi material yang dipakai.
c. Sistem inspeksi sebelum, selama dan sesuadah pelaksanaan.
SD . A 0001 - R . 0
Bagian Gambar :
S = Strukur
A = Arsitektur
M = Mekanikal
E = Elektrikal
SHOP DRAWING