kelola dan koordinasi dalan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang dapat
berpotensi menghambat proses pembangunan. Oleh karena itu, dibutuhkan
Permukiman agar tepat waktu, tePat mutu, tePat biaya, efektif dan e正sien.
dan Perumahan Rakyat Nomor 15/2015 tentang Organisasi dan Tata KeIja
Kementerian PekeIjaan Umum dan Perumahan Rakyat maka disusun
Peturもuk Teknis (Juknis) pengendalian pelaksanaan kegiatan infrastruktur
Jakarta, Desember 20 19
重量星間
Ir. Edward Abdurrahman, M.Sc
NIP. 196508221997031002聖
l
Daftar Isi
Daftar Isi....................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................1
LAMPIRAN ...............................................................................................81
A. Contoh Format Surat/Berita Acara/Undangan/Tabel
Pengendalian dalam proses Serah Terima Pekerjaan ................... 81
1. Contoh Format Surat Keputusan Penetapan Panitia
Pemeriksa Hasil Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa dan
Lampiran Daftar Panitia ........................................................ 81
ii
2. Contoh Format Permohonan Serah Terima Pekerjaan
Pertama (STPP/PHO) ............................................................. 83
3. Contoh Format Perintah Kepada Direksi Untuk
Melakukan Penilaian Kelayakan Pekerjaan ............................ 84
4. Contoh Format Surat PPK Kepada Satker Untuk
Memobilisasi Panitia Penerima Hasil Pekerjaan ..................... 85
5. Contoh Format Permohonan Kunjungan Pertama .................. 86
6. Contoh Format Berita Acara Hasil Kunjungan Pertama ......... 87
7. Contoh Format Daftar Cacat (Kerusakan) dan
Kekurangan........................................................................... 90
8. Contoh Format Evaluasi Hasil Perbaikan Cacat
(Kerusakan) dan Kekurangan ................................................ 91
9. Contoh Format Permohonan Kunjungan Kedua ..................... 92
10. Contoh Format Berita Acara Kunjungan Kedua ..................... 93
11. Contoh Format Daftar Kelengkapan Pemeriksaan
Dokumen .............................................................................. 95
12. Contoh Format Surat Pengantar Penerima Hasil
Pekerjaan Dalam Rangka STPP .............................................. 96
13. Contoh Format Berita Acara Serah terima Pertama
Pekerjaan/STPP (Provisonal Hand Over/PHO) ........................ 97
14. Contoh Format Pembentukan Tim Pendukung dan
Pengendali Masa Pemeliharaan .............................................. 99
15. Contoh Format Lampiran Pembentukan Tim Pendukung
dan Pengendali Masa Pemeliharaan ..................................... 101
16. Contoh Format Jadwal Rencana Kegiatan Masa
Pemeliharaan ...................................................................... 102
17. Contoh Format Kegiatan Inspeksi Masa Pemeliharaan ......... 103
18. Contoh Format Penerimaan Pekerjaan Pemeliharaan ........... 104
19. Contoh Format Permohonan Serah Terima Akhir
Pekerjaan (STAP) ................................................................. 105
20. Contoh Format Berita Acara Serah Terima Akhir
Pekerjaan ............................................................................ 106
B. Contoh Format Surat/Berita Acara/Undangan/Tabel
Monitoring Penanganan Kontrak Kritis...................................... 107
1. Contoh Format Surat Peringatan Pertama ........................... 107
2. Contoh Format Surat Peringatan Kedua .............................. 108
3. Contoh Format Surat Peringatan Ketiga............................... 109
4. Contoh Format Laporan Keterlambatan Pelaksanaan .......... 110
iii
5. Contoh Format Surat Usulan Rapat Pembuktian Tingkat
II ........................................................................................ 111
6. Contoh Format Surat Usulan Rapat Pembuktian Tingkat
III ........................................................................................ 112
7. Contoh Format Undangan Rapat Pembuktian (SCM)
Tingkat I .............................................................................. 113
8. Contoh Format Undangan Rapat Pembuktian (SCM)
Tingkat II ............................................................................. 114
9. Contoh Format Undangan Rapat Pembuktian (SCM)
Tingkat III............................................................................ 115
10. Contoh Format Berita Acara Rapat Pembuktian (SCM)
Tingkat I .............................................................................. 116
11. Contoh Format Berita Acara Rapat Pembuktian (SCM)
Tingkat II ............................................................................. 119
12. Contoh Format Berita Acara Rapat Pembuktian (SCM)
Tingkat III............................................................................ 122
13. Contoh Format Monitoring Pencapaian Target Uji Coba
Tingkat I .............................................................................. 125
14. Contoh Format Monitoring Pencapaian Target Uji Coba
Tingkat II ............................................................................. 126
15. Contoh Format Monitoring Pencapaian Target Uji Coba
Tingkat III............................................................................ 127
16. Contoh Format Laporan Kegagalan Uji Coba Tingkat III ....... 128
17. Contoh Format Penyelesaian Akhir Kontrak Kritis ............... 129
18. Contoh Format Surat Pernyataan Kesanggupan Penyedia
Barang/Jasa untuk Menyelesaikan Pekerjaan ..................... 130
iv
Daftar Gambar
v
Daftar Tabel
vi
Daftar Singkatan
vii
SPP = Surat Permintaan Pembayaran
SPPBJ = Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
SPSE = Sistem Pengadaan Secara Elektronik
SSKK = Syarat-Syarat Khusus Kontrak
SSUK = Syarat-Syarat Umum Kontrak
SYC = Single Year Contract
UKPBJ = Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa
viii
I. PENDAHULUAN
1
1.2. Maksud dan Tujuan
2
5. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 33);
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 33/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Pelaksanaan Sistem Pengendalian Manajemen
Penyelenggaraan Kontrak Jasa Konsultansi di Lingkungan Departemen
Pekerjaan Umum;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 34/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Pelaksanaan Sistem Pengendalian Manajemen Jasa
Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan) di Lingkungan Departemen
Pekerjaan Umum;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2011 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang
Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
3/PRT/M/2019 tanggal 1 Februari 2019 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pengelola Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.05/2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
194/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Anggaran Dalam Rangka
Penyelesaian Pekerjaan Yang Tidak Terselesaikan Sampai dengan Akhir
Tahun Anggaran;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
20/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara;
15. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
288/KTPS/M/2019 Tentang Pembentukan Unit Kerja Pengadaan
Barang/Jasa Dan Unit Pelaksana Teknis Pengadaan Barang/Jasa
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
16. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 15/SE/M/2019 Tentang Tata Cara
Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
17. Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 50/SE/Dc/2016
tentang Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal Cipta Karya
Tahun 2015-2019;
3
18. Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya nomor 83/SE/DC/2016
tentang Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman
Bidang Keciptakaryaan.
4
II. KETENTUAN DAN MEKANISME PELAKSANAAN PENGADAAN
BARANG/ JASA
5
Uraian Kegiatan
No Pelaksana
Pra Kontrak
IV Proses Pelaksanaan Pemilihan/Pengadaan
1 Pelaksanaan Kualifikasi
2 Pengumuman dan/atau Undangan
3 Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pemilihan
4 Pemberian Penjelasan
5 Penyampaian dokumen penawaran Pokja Pemilihan
6 Evaluasi Dokumen Penawaran
7 Penetapan dan Pengumuman Pemenang
8 Klarifikasi dan negosiasi (Jasa Konsultansi)
9 Sanggah Banding (Pekerjaan Konstruksi)
Catatan: Harus menyesuaikan dengan jenis tender/seleksi
6
Kegiatan perencanaan pengadaan secara lebih jelas dapat
diuraikan sebagai berikut.
a. Identifikasi Kebutuhan
Untuk kegiatan konstruksi, hal yang perlu dilakukan dalam
mengidentifikasi kebutuhan Pekerjaan Konstruksi adalah
sebagai berikut:
1) Dapat dilakukan sebelum penetapan pagu indikatif untuk
pengadaan strategis yang sudah masuk dalam Renstra
Kementerian/Unit Organisasi;
2) Menentukan jenis, fungsi/kegunaan, target/sasaran yang
akan dicapai;
3) Menentukan waktu penyelesaian pekerjaan konstruksi,
apakah lebih dari 12 bulan, atau lebih dari 1 tahun
anggaran, dan maksimal 3 tahun anggaran;
4) Memperhatikan ketersediaan sumber material yang
digunakan;
5) Memastikan desain pekerjaan sudah siap;
6) Bila memerlukan pembebasan lahan, pastikan bahwa
pembebasan lahan dan akses menuju lokasi sudah aman.
Jika memerlukan perizinan, maka harus sudah selesai
sebelum surat penunjukan penyedia barang/jasa
diterbitkan.
Untuk kegiatan konsultansi, hal yang perlu dilakukan dalam
mengidentifikasi kebutuhan Pekerjaan Konsultansi adalah
sebagai berikut:
1) Menentukan jenis, dan manfaat jasa konsultansi yang
dibutuhkan;
2) Menentukan waktu pelaksanaan pekerjaan;
3) Memperhatikan pelaku usaha/jasa konsultansi yang
tersedia dan sesuai;
4) Untuk jasa konsultansi pengawasan konstruksi maka harus
dipastikan waktu dimulainya pekerjaan konstruksi, waktu
penyelesaian pekerjaan konstruksi; dan
5) Memastikan jumlah tenaga ahli pengawas sesuai dengan
bidang keahlian yang dibutuhkan.
7
1) Kesesuaian dengan kebutuhan Satker;
2) Penggunaan material dalam negeri sepanjang tersedia dan
tercukupi;
3) Penggunaan produk bersertifikat SNI sepanjang tersedia dan
tercukupi;
4) Tidak mengarah pada merek/produk tertentu kecuali bagian
dari 1 (satu) sistem yang sudah ada, barang/jasa dalam
katalog elektronik, atau barang/jasa melalui tender cepat;
5) Kejelasan mutu/kualitas, jumlah, waktu, dan pelayanan;
6) Untuk jasa konsultansi, spesifikasi teknis perlu diperhatian:
Kejelasan uraian pekerjaan; latar belakang, maksud
tujuan, lokasi pekerjaan, produk yang dihasilkan;
Kejelasan waktu pelaksanaan pekerjaan dengan
memperhatikan batas akhir efektif tahun anggaran;
Kompetensi dan jumlah tenaga ahli yang dibutuhkan, dan
kompetensi badan usaha; dan
Kejelasan sumber pendanaan dan perkiraan biaya
pekerjaan.
8
Sedangkan biaya pendukung ialah biaya yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pelelangan termasuk biaya pelatihan, biaya
instalasi dan testing, biaya administrasi (biaya pengumuman,
survei lapangan, survei pasar, honor, dokumentasi), dan biaya
lain (biaya pendapat ahli hukum kontrak, biaya rapat, biaya
sewa, komunikasi).
Langkah dalam pemeriksaan rencana anggaran yaitu:
1) Memastikan bahwa perkiraan anggaran yang tersedia untuk
paket pekerjaan dalam dokumen anggaran mencukupi; dan
2) Memastikan dokumen anggaran sesuai dengan peruntukan
dan jenis pengeluaran.
d. Pemaketan Pekerjaan
Ketentuan dalam pemaketan pekerjaan perlu memperhatikan:
1) Memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri;
2) Kesesuaian hasil pekerjaan dan volume barang/jasa
dengan kebutuhan Satker;
3) Ketersediaan barang/jasa di pasar;
4) Kemampuan penyedia dalam memenuhi spesifikasi/KAK;
5) Ketersediaan anggaran;
6) Kesatuan teknis yang dapat dipertanggungjawabkan;
7) Larangan menyatukan beberapa paket pekerjaan yang
nilainya dapat dilakukan oleh usaha kecil;
8) Larangan menyatukan atau memusatkan beberapa paket
pekerjaan di beberapa lokasi yang memiliki sifat pekerjaan
sama yang tingkat efisiensinya lebih baik dilakukan di
beberapa lokasi/daerah;
9) Larangan menyatukan beberapa paket pekerjaan yang
menurut sifat dan jenis pekerjaannya harus dipisah untuk
mendapat penyedia yang sesuai; dan/atau
10) Larangan memecah paket pekerjaan dengan maksud
menghindari tender/seleksi.
e. Jadwal Pengadaan
Jadwal pengadaan meliputi jadwal pelaksanaan pekerjaan dan
jadwal persiapan pengadaan. Dalam penyusunan jadwal perlu
memeriksa kembali:
1) Jenis/karakteristik barang atau pekerjaan yang dibutuhkan;
2) Metode dan waktu pengiriman barang/jasa;
9
3) Kapan waktu pemanfaatan barang/jasa tersebut;
4) Metode pemilihan yang dilakukan;
5) Jangka waktu proses pemilihan penyedia; dan
6) Ketersediaan barang/jasa di pasar.
f. Konsolidasi Pengadaan
Konsolidasi pengadaan dapat dilakukan pada tahap perencanan
pengadaan, persiapan pengadaaan melalui penyedia, dan/atau
persiapan pemilihan penyedia. Konsolidasi dapat dilakukan
sebelum atau sesudah pengumuman RUP. Kegiatan konsolidasi
perlu memperhatikan kebijakan pemaketan pekerjaan.
Pelaksanaan konsolidasi dilakukan oleh PA/KPA/PPK dan/atau
Unit Kerja PBJ sesuai dengan kewenangannya.
10
Pagu Indikatif
1. Identifikasi Kebutuhan
2. Penyusunan Spesifikasi Teknis/KAK
3. Penyusunan Perkiraan Biaya/RAB
4. Pemaketan Pengadaan Barang/Jasa
5. Penentuan Jadwal Pengadaan
6. Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa
Ya 7. Penyusunan Biaya Pendukung
Persiapan Pengadaan
11
Skema Persiapan Pengadaan Barang/Jasa
menetapkan
Menetapkan Spesifikasi
Pagu anggaran dalam Teknis/KAK
DIPA
12
b. Penetapan Spesifikasi Teknis/KAK
PPK menetapkan spesifikasi teknis/KAK yang telah disetujui
oleh PA/KPA berdasarkan hasil reviu. Penetapan spesifikasi
teknis/KAK dicantumkan dalam Dokumen Spesifikasi
Teknis/KAK.
13
1) Harga pasar setempat, yaitu harga barang/ jasa di lokasi
barang/ jasa diproduksi/ diserahkan/ dilaksanakan,
menjelang dilaksanakannya pemilihan Penyedia;
2) Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara
resmi oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah;
3) Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara
resmi oleh asosiasi, yaitu asosiasi profesi keahlian, baik
yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri;
4) Daftar harga/biaya/tarif barang/jasa setelah dikurangi
rabat/potongan harga (apabila ada) yang dikeluarkan oleh
pabrikan/distributor/agen/pelaku usaha;
5) Inflasi tahun sebelumnya, suku bunga pinjaman tahun
berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia valuta asing
terhadap Rupiah;
6) Hasil perbandingan biaya/harga satuan barang/jasa
sejenis dengan Kontrak yang pernah atau sedang
dilaksanakan;
7) Perkiraan perhitungan biaya/harga satuan yang dilakukan
oleh konsultan perencana (engineer’s estimate);
8) Informasi biaya/harga satuan barang/jasa di luar negeri
untuk tender/seleksi internasional; dan/atau
9) Informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
14
2) Penyampaian dokumen kualifikasi untuk pemilihan dengan
prakualifikasi.
15
1) Uang Muka
a) Uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi
peralatan, personil, pembayaran uang tanda jadi
kepada pemasok bahan/material dan persiapan teknis
lain.
b) Untuk usaha kecil, uang muka dapat diberikan paling
tinggi 30% (tiga puluh perseratus) dari nilai Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa.
c) Untuk usaha non kecil dan penyedia jasa konsultasi,
uang muka dapat diberikan paling tinggi 20% (dua
puluh perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa.
d) Untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat
diberikan 20% (dua puluh perseratus) dari alokasi
anggaran tahun pertama atau 15% (lima belas
perseratus) dari nilai Kontrak.
e) Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan
dibayar setelah penyedia menyerahkan Jaminan Uang
Muka senilai uang muka yang diterima.
f) Penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan
uang muka secara tertulis kepada PPK disertai dengan
rencana penggunaan uang muka untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai Kontrak.
g) PPK harus mengajukan Surat Permintaan Pembayaran
(SPP) untuk permohonan tersebut, paling lambat 7
(tujuh) hari kalender setelah Jaminan Uang Muka
diterima.
16
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk
paket pekerjaan sampai dengan Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah).
b) Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh Bank Umum,
konsorsium perusahaan asuransi umum/lembaga
penjaminan/perusahaan penjaminan yang mempunyai
program asuransi kerugian (suretyship), bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional) dimana
konsorsium tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk
paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah).
c) Pengembalian uang muka harus diperhitungkan
berangsur-angsur secara proporsional pada setiap
pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat
harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi
100% (seratus per seratus).
3) Jaminan Pelaksanaan
a) Jaminan Pelaksanaan sebagaimana diberlakukan
untuk Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai paling sedikit di
atas Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
b) Jaminan Pelaksanaan tidak diperlukan, dalam hal:
Pengadaan Jasa Lainnya yang aset Penyedia sudah
dikuasai oleh Pengguna; atau Pengadaan Barang/Jasa
melalui e-Purchasing.
c) Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan adalah sebagai
berikut:
(1) untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80%
(delapan puluh persen) sampai dengan 100%
(seratus persen) dari nilai HPS, Jaminan
Pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai
kontrak; atau
(2) untuk nilai penawaran terkoreksi di bawah 80%
(delapan puluh persen) dari nilai HPS, Jaminan
Pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai
HPS.
17
d) Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan
terintegrasi adalah sebagai berikut:
(1) untuk nilai penawaran antara 80% (delapan puluh
persen) sampai dengan 100% (seratus persen) dari
nilai Pagu Anggaran, Jaminan Pelaksanaan sebesar
5% (lima persen) dari nilai kontrak; atau
(2) untuk nilai penawaran di bawah 80% (delapan
puluh persen) dari nilai Pagu Anggaran, Jaminan
Pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai
Pagu Anggaran.
e) Jaminan Pelaksanaan berlaku sampai dengan serah
terima pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa atau serah
terima pertama Pekerjaan Konstruksi.
4) Jaminan Pemeliharaan
a) Jaminan Pemeliharaan diberlakukan untuk Pekerjaan
Konstruksi atau Jasa Lainnya yang membutuhkan
masa pemeliharaan, dalam hal Penyedia menerima
uang retensi pada serah terima pekerjaan pertama
(Provisional Hand Over).
b) Jaminan Pemeliharaan dikembalikan 14 (empat belas)
hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai.
c) Besaran nilai Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima
persen) dari nilai kontrak.
5) Sertifikat Garansi
a) Sertifikat Garansi diberikan terhadap kelaikan
penggunaan barang hingga jangka waktu tertentu
sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.
b) Sertifikat Garansi diterbitkan oleh produsen atau pihak
yang ditunjuk secara sah oleh produsen.
6) Penyesuaian Harga
a) Diberlakukan terhadap Kontrak Tahun Jamak dengan
jenis Kontrak Harga Satuan atau Kontrak berdasarkan
Waktu Penugasan sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan yang telah tercantum dalam Dokumen
Pemilihan dan/atau perubahan Dokumen Pemilihan.
b) Tata cara penghitungan penyesuaian harga harus
dicantumkan dengan jelas dalam Dokumen Pemilihan
18
dan/atau perubahan Dokumen Pemilihan yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Kontrak.
c) Persyaratan dan tata cara penghitungan penyesuaian
harga terdiri atas:
(1) Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak
Tahun Jamak yang masa pelaksanaannya lebih dari
18 (delapan belas) bulan;
(2) Penyesuaian harga diberlakukan mulai bulan ke-13
(tiga belas) sejak pelaksanaan pekerjaan;
(3) Penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh
kegiatan/mata pembayaran, kecuali komponen
keuntungan, biaya tidak langsung (overhead cost),
dan harga satuan timpang sebagaimana tercantum
dalam penawaran;
(4) Penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai
dengan jadwal pelaksanaan yang tercantum dalam
Kontrak;
(5) Penyesuaian harga satuan bagi komponen
pekerjaan yang berasal dari luar negeri,
menggunakan indeks penyesuaian harga dari
negara asal barang tersebut;
(6) Jenis pekerjaan baru dengan harga satuan baru
sebagai akibat adanya adendum kontrak dapat
diberikan penyesuaian harga mulai bulan ke-13
(tiga belas) sejak adendum kontrak tersebut
ditandatangani; dan
(7) Indeks yang digunakan dalam hal pelaksanaan
Kontrak terlambat disebabkan oleh kesalahan
Penyedia adalah indeks terendah antara jadwal
kontrak dan realisasi pekerjaan.
19
a. Reviu dokumen persiapan pengadaan;
b. Penyusunan Dokumen Kualifikasi;
c. Penyusunan Dokumen Pemilihan/seleksi; dan
d. Penyusunan jadwal tender/seleksi.
20
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PENGGUNA ANGGARAN / KUASA
POKJA PEMILIHAN / BP2JK (PPK) PENGGUNA ANGGARAN
Tidak Menerima Ya
hasil ?
Memerintahkan PPK
Menerbitkan SPPBJ
Pembahasan Bersama
terkait perbedaan
pendapat atas pemilihan Ya
penyedia Tidak
Setuju Hasil
Pemilihan?
Dicapai Ya
kesepakatan ?
Mengambil keputusan yang
Tidak bersifat final
(maksimal 6 hari kerja setelah tidak
tercapai kesepakatan)
Memerintahkan Pokja
Melakukan evaluasi Pemilihan untuk
ulang, penawaran melakukan evaluasi
ulang, atau pemilihan ulang, penawaran
ulang ulang, atau pemilihan
ulang
21
B. Mekanisme Pengendalian Kegiatan Belum Siap Tender/Seleksi
Dalam proses pengadaan dimungkinkan terdapat permasalahan yang
menyebabkan kegiatan belum siap dilelangkan, sehingga perlu
dilakukan pengendalian.
22
Tender) secara berkala, sebelum tanggal 15 dan 25 setiap
bulannya kepada Kepala Balai PPW.
b. Kepala Balai PPW melaporkan kegiatan belum lelang dan
permasalahan serta tindak lanjutnya kepada Dirjen Cipta Karya
dengan tembusan kepada Unit Kerja Kompetensi dan Unit Kerja
Pembina Program pada tanggal 15 dan 25 setiap bulannya.
Mulai
Kegiatan Belum
Tender/Seleksi
Tidak
Verifikasi/ Berpotensi Ya
Dibatalkan
Identifikasi Masalah Tidak Selesai?
Tidak
Kesiapan?
Ya
Tender
Non Tender*
SPSE
23
Tabel 2. Format Verifikasi Kegiatan Belum Siap Tender
Nama Paket : ………………………………………….
Pagu (x Ribu) : Rp. ……………………………………
24
III. KETENTUAN DAN MEKANISME PENGENDALIAN PROSES
PELAKSANAAN KEGIATAN
TTD Kontrak
Pelaksanaan Fisik/Konstruksi
Serah Terima Lokasi Pekerjaan
Pengukuran / Pemeriksaan
Pre Construction Meeting (PCM)
Bersama (Mutual Check 0/MC 0)
25
a. Penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
Pejabat Penandatangan Kontrak sebelum menetapkan SPPBJ
melakukan reviu atas laporan hasil pemilihan Penyedia dari
Pokja Pemilihan untuk memastikan:
1) Bahwa proses pemilihan Penyedia sudah dilaksanakan
berdasarkan prosedur yang ditetapkan; dan
2) Bahwa pemenang pemilihan/calon Penyedia memiliki
kemampuan untuk melaksanakan Kontrak.
Berdasarkan hasil reviu, Pejabat Penandatangan Kontrak
memutuskan untuk menerima atau menolak hasil pemilihan
Penyedia tersebut.
b. Penandatanganan Kontrak
PPK dan Penyedia wajib melaksanakan rapat persiapan
penandatanganan Kontrak setelah ditetapkan surat
penunjukan Penyedia barang/jasa.
26
Dalam rapat persiapan penandatanganan Kontrak, paling
sedikit membahas hal sebagai berikut:
a. Dokumen Kontrak dan kelengkapan;
b. Kelengkapan RKK;
c. Rencana penandatanganan Kontrak;
d. Jaminan uang muka yang paling sedikit terdiri atas
ketentuan, bentuk, isi, dan waktu penyerahan;
e. Jaminan pelaksanaan yang paling sedikit terdiri atas
ketentuan, bentuk, isi, dan waktu penyerahan;
f. Asuransi;
g. Hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi pada saat
evaluasi penawaran; dan/atau
h. Hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi pada saat
rapat persiapan penunjukan Penyedia.
27
a) Finalisasi rancangan Kontrak;
b) Kelengkapan dokumen pendukung Kontrak, seperti Jaminan
Pelaksanaan telah diterima sebelum penandatanganan
Kontrak, asuransi, dsb;
c) Rencana penandatanganan Kontrak; dan/atau
d) Hal-hal yang telah diklarifikasi dan/atau dikonfirmasi pada
saat evaluasi penawaran.
28
Kontrak dibuat sesuai dengan kebutuhan yang terdiri dari :
1. Sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari:
Kontrak asli pertama untuk Pejabat Penandatangan
Kontrak dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh Penyedia; dan
Kontrak asli kedua untuk Penyedia dibubuhi materai
pada bagian yang ditandatangani oleh Pejabat
Penandatangan Kontrak;
2. Rangkap/salinan Kontrak tanpa dibubuhi materai apabila
diperlukan.
29
rencana penggunaan uang muka untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai Kontrak dan rencana pengembaliannya.
f. Program Mutu
Program mutu disusun oleh Penyedia sebelum rapat persiapan
pelaksanaan Kontrak, yang paling sedikit berisi:
1) Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
2) Organisasi kerja Penyedia;
3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
4) Prosedur pelaksanaan pekerjaan;
5) Prosedur instruksi kerja; dan/atau
6) Pelaksana kerja.
30
untuk menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan
peraturan perundang-undangan K3 yang dilaksanakan
secara konsisten menerapkan K3 berdasarkan skala risiko
dan peraturan perundang-undangan K3 yang dilaksanakan
secara konsisten yang mencakup penetapan komitmen
untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta peningkatan berkelanjutan SMK3; dan penetapan
komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan
dan persyaratan lain yang terkait dengan K3.
2) Organisasi K3
Penyedia membuat usulan organisasi yang bertanggung
jawab dalam penerapan K3. Contoh struktur organisasi
penanggung jawab K3 adalah sebagai berikut :
a) Penanggung Jawab K3;
b) Penanggung Jawab Pelaksanaan K3;
c) Penanggung Jawab Perlengkapan K3.
3) Perencanaan K3
a) Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, dan Program K3
Perencanaan K3 dibuat pada saat awal penawaran,
penyedia harus menyampaikan pengendalian risiko pada
saat penawaran berdasarkan hasil identifikasi awal.
(1) Menentukan Identifikasi Bahaya
Penyedia mengidentifikasi potensi-potensi bahaya
dalam setiap tahapan pekerjaan.
(2) Sasaran K3
Kondisi yang diharapkan dengan diterapkannya K3.
(a) Sasaran Umum: nihil kecelakaan kerja yang fatal
(zero fatal accidents) pada pekerjaan konstruksi.
(b) Sasaran Khusus: sasaran rinci dari setiap
pengendalian risiko yang disusun guna
tercapainya Sasaran Umum.
(3) Pengendalian Risiko K3
Penyedia harus melakukan pengendalian resiko dari
setiap bahaya yang diidentifikasi dalam masing-
masing tahapan pekerjaan.
31
(4) Program Sumber Daya
Perencanaan sumber daya yang dilibatkan dalam
pengendalian resiko, berupa sumber daya manusia,
bahan maupun peralatan.
Contoh tabel hasil identifikasi awal Identifikasi Bahaya,
Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan
Program K3 tertera pada Tabel 5.
b) Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan
Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan
K3 yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan
SMK3 Konstruksi Bidang PUPR antara lain sebagai
berikut:
(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun
2017 tentang Jasa Konstruksi;
(2) Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
(3) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3;
(4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
c) Sasaran dan Program K3
(1) Sasaran
(a) Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal
Accidents) pada pekerjaan konstruksi.
(b) Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap
pengendalian risiko yang disusun guna
tercapainya Sasaran Umum, contoh sebagaimana
Tabel 2.2 Penyusunan Sasaran dan Program K3.
(2) Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu,
indikator pencapaian, monitoring, dan penanggung
32
jawab, contoh sebagaimana Tabel 2.2 Penyusunan
Sasaran dan Program K3.
4) Pengendalian Operasional K3
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk
kerja, yang harus mencakup seluruh upaya pengendalian
pada Tabel 2.2 kolom (5), diantaranya:
a) Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan
sesuai Tabel 2.2 kolom (5);
b) Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan
menjadi Penanggung Jawab Kegiatan SMK3;
c) Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan
darurat tempat kerja;
d) Rencana prosedur/petunjuk kerja yang perlu
disiapkan;
e) Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai
pengendalian risiko pada Tabel 2.2 kolom (5);
f) Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan.
5) Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
a) Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3
dilakukan mengacu pada kegiatan yang dilaksanakan
pada angka 4) (Pengendalian Operasional) berdasarkan
upaya pengendalian pada angka 3) (Perencanaan K3)
sesuai dengan uraian Tabel 6 (sasaran dan program
K3);
b) Tinjauan Ulang K3;
c) Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3
diklasifikasikan dengan kategori sesuai dan tidak
sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan pada Tabel 6
(sasaran dan program K3).
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi
kecelakaan kerja dilakukan peninjauan ulang untuk
diambil tindakan perbaikan.
33
Tabel 3. Contoh Identifikasi Awal : Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Penilaian Resiko, Pengendalian Risiko K3, dan Program K3
Nama Perusahaan : PT. Untung Terus Tidak Mau Rugi
Kegiatan : Pembangunan IPLT Kota XXX
Lokasi : Kota XXX
Tanggal dibuat : dd-mm-yyyy halaman : ….. / …..
Penilaian Risiko Penanggung
Uraian Identifikasi Skala Pengendalian Jawab
No Sasaran Tingkat Program Sumber Daya
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas Risiko K3 (Nama
Risiko
Petugas)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Pekerjaan Tertimbun Nihil 3 3 9 1 1.1. Penggunaan turap 1. Bahan (Turap, peralatan Pengawas
galian pada Kecelaka-an (Tinggi) kerja, dll) lapangan/
bangunan Fatal 2. SDM (diisi dengan jumlah quality
dengan kondisi SDM yang diperlukan dan engineer
tanah labil kualifikasi sesuai dengan
yang dibutuhkan)
1.2. Mengguna-kan 1. SDM menyusun instruksi
metode pemanca-ngan kerja
2. Sosialisasi instruksi kerja (…
kali)
1.3. Menyusun Pengadaan rambu dan
instruksi kerja barikade
pekerjaan galian
1.4. Mengguna-kan Instruktur
rambu peringatan dan Materi/ modul
barikade
1.5. Melakukan SDM
pelatihan kepada
pekerja
1.6 Pengunaan APD SDM dan Peralatan
yang sesuai
34
Penilaian Risiko Penanggung
Uraian Identifikasi Skala Pengendalian Jawab
No Sasaran Tingkat Program Sumber Daya
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Prioritas Risiko K3 (Nama
Risiko
Petugas)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
2 Pekerjaan Terperosok 1.1 Penggunaan turap SDM dan Perlengkapan Pengawas
pemasang-an 1.2 Menyusun instruksi SDM lapangan/
jaringan kerja quality
distribusi air 1.3 Mengguna-kan SDM dan Peralatan engineer
minum di jalur rambu peringatan dan
jalan raya barikade
1.4 Melakukan SDM dan materi pelatihan
pelatihan kepada
pekerjaan
1.1 Pemasangan rambu SDM dan peralatan
dan barikade
1.2 Menyusun instruksi SDM
kerja
1.3 Melakukan SDM
pelatihan kepada
pekerjaan
3 Dan
seterusnya
35
Ketentuan Pengisian Tabel 5:
Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang tertuang di dalam
dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari seluruh item pekerjaan
yang mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan sasaran penerapan K3 (Nihil Kecelakaan Fatal)
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya kecelakaan.
Kolom (6) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (7) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x keparahan.
Kolom (8) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item pekerjaan yang
mempunyai tingkat risiko K3 tinggi, sedang dan kecil, dengan penjelasan:
prioritas 1 (risiko tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko kecil).
Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item pekerjaan tersebut menjadi
prioritas utama (peringkat 1) dalam upaya pengendalian.
Kolom (9) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian risiko menggunakan
hirarki pengendalian risiko (Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD),
diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum memperhitungkan penilaian
risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau mengganti material/bahan
sehingga bahaya dapat dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja di ketinggian namun
pekerjaan tetap dilakukan dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang lebih aman dan/atau
material yang tingkat bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat angkat mekanik kecil untuk
bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi teknologi atau peralatan guna
menghindari terjadinya kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau peralatan lainnya untuk
menghindari terjatuh pada saat bekerja di ketinggian.
36
Tabel 4. Contoh Penyusunan Sasaran dan Program K3
Nama Perusahaan : PT. Untung Terus Tidak Mau Rugi
Kegiatan : Pembangunan IPLT Kota XXX
Lokasi : Kota XXX
Tanggal dibuat : dd-mm-yyyy
Sasaran Khusus Program
Uraian Pengendalian
No Indikator Penanggung
Pekerjaan Risiko Uraian Tolak Ukur Sumber Daya Jangka Waktu Monitoring
Pencapaian Jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Pekerjaan 1.1. Seluruh pekerjaan Pengguna-an - Bahan (Turap, Sebelum bekerja Turap terpasang Checklist Pengawas
galian pada Penggunaan turap galian dipastikan turap memenuhi peralatan kerja, dll harus sudah sesuai gambar /petugas terkait
dengan kondisi memenuhi prinsip spesifikasi yang terkait) lengkap dan spesifikasi
tanah labil keselamat-an (ditetap-kan - SDM sesuai dengan
quality enginering) kebutuh-an
1.2. Tersedia-nya Sesuai dengan Dokumen (manual Sesuai jadwal Tertib Checklist Quality
Menggunakan metode metode yang telah instruction/ petunjuk pelaksana-an melaksana-kan Enginering
metode pemanca- ditetapkan kerja sesuai metode
ngan
1.3. Tersedia-nya Sesuai dengan Dokumen petunjuk Sesuai jadwal Tertib Checklist Quality
Menyusun instruksi kerja instruksi kerja kerja pelaksanaan melaksana-kan Enginering
instruksi kerja petunjuk kerja
pekerjaan galian
1.4. Seluruh lokasi Rambu dan - Rambu dan barikade Sebelum bekerja 100% sesuai Checklist Petugas K3
Menggunakan galian diberikan barikade standar - SDM sesuai dengan harus sudah standar
rambu peringatan rambu dan NFPA. kebutuh-an lengkap
dan barikade barikade standar
1.5. Seluruh pekerja Lulus tes dan Instruktur, program, Sebelum bekerja 100% lulus dan Evaluasi hasil Petugas K3, unit
Melakukan terkait telah paham mengenai materi/ modul, tes harus sudah paham penyuluhan/ pelatihan/ HRD
pelatihan kepada mengikuti sistem keselamat- pemaham-an, dan terlatih pelatihan
pekerja pelatihan dan an galian peserta.
penyuluh-an
1.6 Seluruh pekerja - SNI helm, masker Masker, sepatu Sebelum bekerja 100% sesuai Disediakan Inspektor
Pengunaan APD mengguna-kan APD& sepatu (Dicari) keselamat-an, harus sudah standar petugas yang K3/petugas
yang sesuai standar - Jumlah pekerja pelindung kepala lengkap melakukan pengawas
standard pengawasan pelaksanaan
selama pekerjaan
pekerjaan galian
berlangsung
37
Sasaran Khusus Program
Uraian Pengendalian
No Indikator Penanggung
Pekerjaan Risiko Uraian Tolak Ukur Sumber Daya Jangka Waktu Monitoring
Pencapaian Jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2 Pekerjaan Menggunakan Seluruh lokasi Rambu dan - Rambu dan barikade Sebelum bekerja 100% sesuai Checklist Petugas K3
pemasangan rambu peringatan galian diberikan barikade standar - SDM sesuai dengan harus sudah standar
jaringan dan barikade rambu dan NFPA. kebutuh-an lengkap
distribusi air barikade standar
minum di jalur
jalan raya
Menyusun Tersedia-nya Sesuai dengan Dokumen petunjuk Sesuai jadwal Tertib Checklist Quality
instruksi kerja instruksi kerja instruksi kerja kerja pelaksanaan melaksana-kan Enginering
pekerjaan galian petunjuk kerja
di jalan raya
Pengunaan APD Seluruh pekerja - SNI helm, masker Masker, sepatu Sebelum bekerja 100% sesuai Disediakan Inspektor
yang sesuai mengguna-kan APD& sepatu (Dicari) keselamat-an, harus sudah standar petugas yang K3/petugas
standard standar - Jumlah pekerja pelindung kepala lengkap melakukan pengawas
pengawasan pelaksanaan
selama pekerjaan
pekerjaan galian
berlangsung
3 Dan
seterusnya
38
h. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak/Pre Construction Meeting
Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak
diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan pekerjaan, PPK
bersama dengan penyedia, unsur perencanaan, dan unsur
pengawasan, harus sudah menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak.
Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan kontrak meliputi:
1) Program mutu;
Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) yang sudah
dibuat oleh penyedia jasa konstruksi dibahas pada saat
Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan secara detail
sesuai dengan komponen yang sudah ditetapkan dan
sesuai dengan spesifikasi teknis maupun syarat-syarat
yang telah disepakati bersama saat penandatanganan
kontrak.
2) Rencana K3 kontrak;
3) Organisasi kerja;
4) Tata cara pengaturan pelaksanana pekerjaan;
5) Jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti uraian
tentang metode kerja yang memperhatikan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3);
6) Jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan
dan personil;
7) Tata cara pelaksanaan pekerjaan;
8) Melakukan klarifikasi hal-hal yang masih kurang jelas
dan mendiskusikan prosedur untuk manajemen
perubahan;
9) Melakukan klarifikasi rencana koordinasi antar para
pihak selama pelaksanaan pekerjaan;
10) Penyusunan rencana kerja dan pelaksanaan pemeriksaan
lokasi pekerjaan.
39
Pemeriksaan bersama dilaksanakan dengan cara melakukan
pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan,
mencakup:
a. Pemeriksaan terhadap desain awal dilakukan untuk menilai
kesesuaian desain dengan kondisi lapangan;
b. Jika diperlukan penyesuaian terhadap desain, maka
dilakukan review desain; dan
c. Penyesuaian terhadap kuantitas (volume) awal berdasarkan
review desain yang dilakukan.
j. Mobilisasi
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterbitkan
SPMK.
Untuk Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, mobilisasi
dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, meliputi:
Mendatangkan bahan/material dan peralatan terkait yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung
laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau
Mendatangkan personil.
40
pekerjaan sebelum melaksanakan setiap jenis pekerjaan adalah
bukti tertulis yang diajukan oleh Penyedia Pekerjaan
Konstruksi kepada Konsultan Supervisi yang memuat waktu
pengajuan, rencana pelaksanaan, lokasi, jenis pekerjaan,
perkiraan volume, kesiapan pekerjaan sebelumnya, kesiapan
tenaga kerja, kesiapan peralatan, serta kesiapan material,
bahan dan produk terhadap semua jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
41
1) Pengendalian Kualitas/Mutu Pekerjaan
Satker/PPK melalui Konsultan Supervisi dan Pengawas
lapangan memastikan setiap standar dan prosedur serta
lingkup pekerjaan dalam pelaksanaan fisik telah
dilaksanakan oleh Penyedia, dengan ketentuan:
a) Pengendalian mutu wajib dilakukan oleh penyedia jasa
selama pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
dokumen kontrak (spesifikasi teknis). Penjaminan
kualitas pekerjaan dimulai dari penjaminan mutu bahan,
material dan produk yang akan digunakan, dengan
melakukan uji bahan, material dan produk. Bukti
dokumennya merupakan kelengkapan dari prosedur
Request For Works / Pengajuan Memulai Pekerjaan;
b) Penjaminan kualitas konstruksi dilaksanakan dengan
prosedur pengawasan konstruksi yang sesuai dengan
standard dan prosedur yang ditetapkan;
c) Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan pekerjaan
dilakukan oleh konsultan pengawas/direksi teknis dari
PPK.
2) Pengendalian Waktu
a) Waktu Penyelesaian Pekerjaan
Penyelesaian pekerjaan sesuai dengan jadwal
rencana yang telah ditetapkan;
Terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan
bukan akibat Keadaan Kahar atau Peristiwa
Kompensasi atau karena kesalahan atau kelalaian
penyedia maka penyedia dikenakan denda;
Terjadi keterlambatan disebabkan oleh Peristiwa
Kompensasi maka PPK dapat memberikan
tambahan waktu pengerjaan kepada pihak penyedia.
Mekanisme kompensasi secara detail dapat dilihat
pada bab Pengendalian Progres fisik bagian
peristiwa kompensasi;
Tanggal Penyelesaian yang dimaksud adalah tanggal
penyelesaian seluruh pekerjaan.
b) Rapat Pemantauan
42
Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat
menyelenggarakan rapat pemantauan, dan masing-
masing pihak menghadiri rapat tersebut. Rapat
pemantauan diselenggarakan untuk membahas
perkembangan pekerjaan dan perencanaaan atas sisa
pekerjaan serta untuk menindaklanjuti peringatan dini.
c) Penanganan Keterlambatan Progres Fisik
Pada dasarnya keterlambatan progres fisik disebabkan
3 (tiga) hal yaitu:
Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang terjadi
akibat kelalaian Penyedia. Dalam hal keterlambatan
akibat kelalaian Penyedia, maka kegiatan tersebut
termasuk dalam kegiatan Kontrak Kritis;
Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang terjadi
akibat kahar. Dalam hal keterlambatan akibat
kahar, maka diberlakukan ketentuan tentang
keadaan kahar sesuai dengan yang tertuang dalam
SSUK;
Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang terjadi
akibat Pengguna Jasa. Dalam hal keterlambatan
akibat Pengguna Jasa, maka diberlakukan peristiwa
kompensasi.
43
Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (PPBJ)
Tahap Persiapan
1. Penyerahan Lapangan
2. SPMK
3. Penyusunan Program Mutu dan RK3
Pemberian Uang Muka
4. Rapat Persiapan Kontrak (Pre Construction Meeting / PCM)
(Jika Dalam Kontrak Disepakati Ada Uang Muka)
5. Pemeriksaan Awal Lapangan Bersama (Mutual Check 0 /MC 0)
6. Mobilisasi Tenaga Kerja, Material, dan Peralatan
7. Pengajuan Memulai Pekerjaan (Request for Works)
Tahap Pelaksanaan
44
Gambar 7. Proses Serah Terima Hasil Pekerjaan
45
Pertama Pekerjaan. Hasilnya dituangkan dalam berita acara
serah terima pertama pekerjaan.
6) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses Serah
Terima Pertama Pekerjaan adalah:
a) Pengujian Akhir Pekerjaan (Test on Completion)
1) Dalam rangka menerima hasil pekerjaan, PPK
memerintahkan Direksi Teknis/Konsultan Pengawas
untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian
terhadap hasil pekerjaan.
2) Sebelum pelaksanaan pengujian akhir pekerjaan,
Direksi Teknis/Konsultan Pengawas harus
memberitahukan kepada PPK tentang jadwal
pelaksanaan pengujian yang telah disepakati
dengan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
3) Sebelum tanggal pelaksanaan pengujian, Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi harus memeriksa
dokumentasi pengendalian mutu (quality control-
QC).
4) Kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas dalam pengujian pada
akhir pekerjaan adalah sebagai berikut:
Mengecek kesesuaian kinerja secara keseluruhan
dari pekerjaan final yang telah selesai dengan
seluruh persyaratan dalam kontrak maupun
kesesuaian maksud dari desain/gambar, sebagai
contoh dimensi, ketinggian, dll;
Pengujian sampel random minimum oleh Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas (bila diperlukan);
Evaluasi dari semua dokumen terlaksana (as-
built document) yang menunjukkan bahwa
seluruh pekerjaan telah sesuai dengan
persyaratan pekerjaan dan seluruh laporan
ketidaksesuaian (Non-Conformance Reports/NCR)
telah diselesaikan;
Direksi Teknis/Konsultan Pengawas
mengevaluasi dokumentasi dari quality assurance
(QA) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi untuk
menyakinkan bahwa seluruh pekerjaan telah
46
selesai sesuai dengan persyaratan pekerjaan dan
seluruh laporan ketidaksesuaian telah
diselesaikan.
5) Untuk pemeriksaan dan uji fungsi, PPK dan Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas dapat mengacu
spesifikasi yang ada. Apabila hasil pemeriksaan
terhadap cacat mutu dan uji fungsi belum sesuai
dengan spesifikasi yang ada, maka PPK berhak
menunda persetujuan berita acara serah terima
pekerjaan dan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
wajib melakukan perbaikan terhadap hasil
pekerjaan hingga sesuai dengan spesifikasi yang
sudah tercantum dalam kontrak.
6) Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan telah
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak maka PPK dan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi menandatangani Berita Acara Serah
Terima (BAST) Pertama Pekerjaan (berita Acara
PHO).
7) Setelah penandatanganan BAST Pekerjaan (BAST
PHO), PPK menyerahkan hasil pekerjaan kepada
PA/KPA. Kemudian PA/KPA meminta Panitia Serah
Terima Pekerjaan Pertama untuk melakukan
pemeriksaan administratif terhadap hasil pekerjaan
yang diserahterimakan. Panitia Serah Terima
Pekerjaan Pertama dibentuk oleh PA/KPA.
8) Apabila hasil pemeriksaan administrasi ditemukan
ketidaksesuaian/kekurangan, Panitia Serah Terima
Pekerjaan Pertama melalui PA/KPA memerintahkan
PPK untuk memperbaiki dan/atau melengkapi
kekurangan dokumen administratif. Hasil
pemeriksaan administratif dituangkan dalam Berita
Acara.
b) Rencana Pemeliharaan
1) Setelah pelaksanaan PHO, Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi harus menjaga kondisi hasil pekerjaan
selama masa pemeliharaan dalam kurun waktu
yang telah ditentukan dalam kontrak.
47
2) Selama masa pemeliharaan, dibentuk Tim
Pemeliharaan yang terdiri dari Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi dan Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas.
3) Sebelum dimulainya masa pemeliharaan, Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi harus menyerahkan
program kerja/rencana kegiatan yang akan
dilakukan dalam rangka melaksanakan
pemeliharaan, paling sedikit mencakup kegiatan:
Pemeriksaan, Kegiatan/tindakan yang dilakukan
untuk memastikan apakah komponen/ item/
fungsi hasil pekerjaan masih sesuai dengan
spesifikasi.
Pelaksanaan Pemeliharaan dan Perbaikan,
Kegiatan/tindakan yang dilakukan untuk
mencegah dan memperbaiki kerusakan suatu
komponen/item/fungsi hasil pekerjaan.
4) Komponen-komponen yang harus dipelihara serta
mekanisme pemeliharaannya, disesuaikan dengan
yang tercantum dalam Manual Operasi &
Pemeliharaan yang harus diserahkan pada saat
PHO.
5) Dokumen rencana pemeliharaan diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK.
48
Pekerjaan Konstruksi agar hasil pekerjaan sesuai
dengan persyaratan dalam kontrak.
4) Sebelum mengeluarkan BAST pekerjaan, Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi telah
menyerahkan dokumen-dokumen yang
dipersyaratkan (antara lain: manual operasi dan
pemeliharaan); dan
Telah dilakukan pengujian terhadap hasil
pekerjaan sesuai dengan persyaratan dalam
kontrak (baik pengujian terhadap standar mutu
maupun kinerja/fungsi).
5) Setelah Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
menyelesaikan kewajibannya, Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas melaporkan hasil
pemeriksaan kepada PPK.
6) Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan telah
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak, maka PPK dan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi menandatangani Berita Acara Serah
Terima (BAST) Pertama Pekerjaan.
7) Berita acara serah terima pertama pekerjaan paling
sedikit berisi:
Tanggal difinitif pekerjaan selesai 100%;
Rencana tanggal serah terima akhir pekerjaan;
Tanggal berita acara serah terima pertama
pekerjaan; dan
Lain-lain yang diperlukan antara lain rencana
pemeliharaan selama masa pemeliharaan.
49
Gambar 8. Tahapan Serah Terima Pertama (Provisional Hand Over / PHO)
b. Pemeliharaan Hasil Pekerjaan
1) Masa Pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan
permanen selama 6 (enam) bulan, sedangkan untuk
pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan dan dapat
melampaui tahun anggaran;
2) Setelah tahap PHO, PPK melakukan pembayaran sebesar
95% (sembilan puluh lima perseratus) dari harga kontrak,
sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi
selama masa pemeliharaan (jaminan pemeliharaan);
3) Hal-hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan selama
kurun waktu masa pemeliharaan sebagai berikut:
a) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib melakukan
kegiatan pemeliharaan (pemeriksaan, pemeliharaan dan
perbaikan) sebagaimana yang disampaikan dalam
dokumen rencana pemeliharaan sehingga kondisi tetap
seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan;
b) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib melaksanakan
pemeriksaan berkala sesuai rencana yang disampaikan;
c) Jika dalam rentang masa pemeliharaan terdapat
kerusakan maka Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
wajib memperbaiki dan segala biaya yang dibutuhkan
untuk perbaikan menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi;
d) Jika kerusakan yang terjadi disebabkan oleh unsur
suatu keadaan yang terjadi diluar tanggung jawab para
pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya
(keadaan kahar) maka perbaikan dilakukan atas
perintah PPK dan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi serta biaya perbaikan ditanggung
oleh PPK;
d) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi menyampaikan
laporan pemeliharaan yang mencakup kegiatan-kegiatan
yang telah dilaksanakan selama masa pemeliharaan
kepada PPK;
d) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dapat mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk
50
penyerahan akhir (FHO) setelah seluruh tanggung jawab
selama masa pemeliharaan telah dilaksanakan sebelum
berakhirnya masa pemeliharaan; dan
d) Gambar terlaksana harus diserahkan sebelum dilakukan
serah terima akhir pekerjaan.
51
2) Desain mix formula dan job mix formula;
3) Uji mutu material;
4) Dokumen penjaminan mutu dan pengendalian
mutu; dan
5) Dokumen terkait penghitungan kuantitas/volume
yang disiapkan oleh Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas.
b. Dokumen administrasi
1) Perjanjian kontrak termasuk adendumnya (jika ada);
2) Dokumen kontrak lainnya;
3) Dokumen terkait dengan pelaksanaan kontrak;
4) Dokumen pembayaran;
5) Dokumen Perhitungan penyesuaian harga;
6) Berita acara pemeriksaan oleh intitusi/lembaga
pemeriksa;
7) Laporan ketidaksesuaian dan tindak lanjut (status
harus diatasi);
8) Foto-foto pelaksanaan (0% sebelum pelaksanaan,
sedang dilaksanakan dan 100% telah dilaksanakan);
dan
9) Gambar terlaksana (as built drawing).
c. Dokumen-dokumen lainnya, meliputi:
1) Laporan pengelolaan lingkungan;
2) Laporan pelaksanaan Keselamatan Konstruksi; dan
3) Laporan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan.
d. Dokumen pengoperasian dan pemeliharaan berupa
manual/pedoman pengoperasian dan
perawatan/pemeliharaan.
52
Gambar 9. Tahapan Serah Terima Akhir (Final Hand Over/FHO)
B. Mekanisme Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan
Dalam proses pelaksanaan kegiatan dimungkinkan terdapat
permasalahan yang menyebabkan pelaksanaan kegiatan terhambat,
sehingga perlu dilakukan pengendalian.
1. Pengendalian Progres Keuangan (Penyerapan Rendah)
a. Lingkup Pengendalian Progres Keuangan (Penyerapan Rendah)
Pengendalian terhadap kegiatan kontraktual penyerapan
rendah dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan melakukan
analisis terhadap permasalahan dalam pelaksanaan anggaran
serta tindak lanjut percepatan yang diperlukan.
Beberapa permasalahan yang menyebabkan terjadinya
keterlambatan penyerapan (Penyerapan Rendah) antara lain:
adanya revisi DIPA, keterlambatan penyampaian dokumen
kontrak ke KPPN, kepatuhan penyedia/pengguna dalam
penyelesaian tagihan dan jatuh tempo penarikan,
keterlambatan pekerjaan (fisik) akibat kelalaian penyedia/
pengguna serta adanya gangguan kahar/bencana dan
sebagainya.
Khusus untuk keterlambatan penyerapan yang akibatkan oleh
keterlambatan fisik yang disebabkan oleh penyedia jasa akan
dijelaskan secara rinci pada mekanisme pengendalian kontrak
kritis.
Beberapa kriteria untuk melakukan identifikasi terhadap paket
kegiatan yang mengalami keterlambatan penyerapan
(penyerapan rendah) adalah sebagai berikut:
1) Deviasi rencana dan realisasi anggaran, dengan deviasi
maksimal rencana dan realisasi penyerapan keuangan
sebesar 10%;
2) Progres fisik tinggi tetapi penyerapan keuangan rendah
(terdapat deviasi lebih dari 20% progres fisik yang lebih
tinggi dari keuangan), hal ini mengindikasikan penyedia
dan/atau pengguna jasa tidak tertib melakukan pencairan
termin sesuai jadwal yang telah ditetapkan (diasumsikan
frekuensi penarikan termin sebanyak 4-5 kali);
53
3) Progres keuangan belum penyerapan (0%) lebih dari 1 (satu)
bulan, hal ini disebabkan dalam batas waktu 1 (satu) bulan
masih dalam tahap penarikan uang muka.
Data dan informasi sesuai kategori tersebut, dapat disusun
oleh Satker/Balai/Unit Kerja dengan memanfaatkan sistem
pemantauan elektronik Kementerian PUPR.
Kegiatan
Terkontrak
Realisasi Terhadap
Rencana
Deviasi
Penyerapan
Tidak
Ya
Identifikasi
Permaslahan
Tindak Lanjut
Selesai Percepatan
54
DIRJEN CK
PPK KASATKER KEPALA BALAI Cq. Unit Kerja Kompetensi &
Unit Pembina Program
Mulai
Laporan Kepada
Monitoring Pemantauan Dirjen CK
Kemajuan Pekerjaan
Penyerapan
Mekanisme Penanganan
Kontrak Kritis
55
Gambar 12. Pengendalian Progres Fisik
a. Peristiwa Kompensasi
Berdasarkan Permen PUPR Nomor 07/PRT/M/2019, Peristiwa
Kompensasi adalah peristiwa yang menyebabkan keterlambatan
pekerjaan tetapi bukan kesalahan dari pihak penyedia
jasa/barang dan bukan juga disebabkan oleh peristiwa kahar.
Dalam hal keterlambatan pelaksanaan kegiatan disebabkan
oleh pengguna jasa bisa diberikan kompensasi kepada penyedia
jasa dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Pejabat Penandatangan Kontrak mengubah jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang dapat mempengaruhi
keseluruhan dari waktu pelaksanaan pekerjaan;
2) Keterlambatan pembayaran kepada Penyedia;
3) Pejabat Penandatangan Kontrak menginstruksikan kepada
pihak Penyedia untuk melakukan pengujian tambahan yang
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan
kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
56
4) Pejabat Penandatangan kontrak tidak memberikan gambar-
gambar, spefikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal yang
dibutuhkan;
5) Penyedia belum bisa masuk ke lokasi pekerjaan sesuai
jadwal dalam kontrak;
6) Pejabat Penandatangan Kontrak memerintahkan
penundaaan pelaksanaan pekerjaan; atau
7) ketentuan lain yang diatur dalam SSKK.
57
7) Pejabat Penandatangan Kontrak menetapkan ada tidaknya
perpanjangan waktu dan untuk berapa lama, paling lambat
dalam jangka waktu sebagaimana diatur dalam SSKK
setelah Penyedia meminta perpanjangan;
8) Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui
adendum/perubahan Kontrak;
9) Dalam hal peristiwa kompensasi, waktu penyelesaian
pekerjaan dapat diperpanjang paling lama sama dengan
waktu terhentinya/terlambatnya pelaksanaan kontrak
akibat peristiwa kompensasi.
58
PPK KASATKER KEPALA BALAI
59
No Jenis Laporan Pelaksana Ditujukan Kepada
4. Berita Acara : SCM 1 PPK Kasatker
Berita Acara : SCM 2 Kasatker Kepala Balai
Berita Acara : SCM 3 Kepala Balai Pejabat Eselon II Unit Kerja
terkait
5. Berita Acara Evaluasi Uji Coba/Monitoring PPK Kasatker (Uji Coba ke 1)
Percepatan Pelaksanaan Fisik, 1,2,3 PPK Kasatker (Uji Coba ke 2)
PPK Kasatker (Uji Coba ke 3)
6. Daftar Hadir Pelaksanaan SCM 1,2,3 PPK
7. Surat Usulan Pelaksanaan SCM
SCM 1 PPK
SCM 2 PPK Kasatker
SCM 3 Kasatker Kepala Balai
8. Laporan Kegagalan Uji Coba Tingkat III PPK Kasatker
9. Surat Pertimbangan Penanganan Kontrak Pejabat Kepala Balai
Kritis: Eselon II
1. Perpanjangan Unit Kerja
2. Pemutusan Kontrak terkait
60
No Isi Berita Acara Rencana Penanganan
2 Pencapaian kemajuan dan deviasi a. Kesepakatan besaran progres fisik yang harus dicapai
keterlambatan dalam waktu tertentu
b. Monitoring kemajuan pekerjaan
3 Penetapan jenis pekerjaan yang harus sesuai dengan rencana Uji Coba Tingkat I/II/III yang telah
dilaksanakan pada masa uji coba. disepakati bersama
4 Penetapan metoda kerja sesuai dengan rencana Uji Coba Tingkat I/II/III yang telah
disepakati bersama
5 Penetapan Metode Pelaksanaan sesuai dengan rencana Uji Coba Tingkat I/II/III yang telah
disepakati bersama
6 Penetapan jumlah, jenis dan sesuai dengan rencana Uji Coba Tingkat I/II/III yang telah
kapasitas peralatan. disepakati bersama
7 Penetapan jenis dan jumlah bahan/ sesuai dengan rencana Uji Coba Tingkat I/II/III yang telah
material. disepakati bersama
8 Penetapan Sumber Daya Manusia/ sesuai dengan rencana Uji Coba Tingkat I/II/III yang telah
pekerja. disepakati bersama
9 Penetapan batas waktu uji coba. sesuai dengan rencana Uji Coba Tingkat I/II/III yang telah
disepakati bersama
10 Penetapan kemajuan pekerjaan sesuai dengan rencana Uji Coba Tingkat I/II/III yang telah
dalam kurun waktu uji coba. disepakati bersama
Format :
Surat peringatan yang menyatakan kontrak kritis, BA Show Cause Meeting (akan dijelaskan dalam
Mekanisme Pengendalian Kontrak Kritis).
3) Surat Peringatan I
Pada saat kontrak dinyatakan kritis, PPK menerbitkan
surat peringatan kepada penyedia selambat-lambatnya
dalam waktu 3 (tiga) hari kerja sejak diketahuinya kondisi
kritis. Surat Peringatan I dibuat dengan menggunakan
‘Format Surat Peringatan Pertama’, yaitu:
61
a) PPK melaporkan secara tertulis kepada Kepala Satuan
Kerja (KaSatker) selaku atasan langsungnya, melalui
surat laporan keterlambatan pelaksanaan PPK,
dengan menggunakan format ‘Surat Laporan
Keterlambatan Pelaksanaan;
b) Mengundang Rapat Pembuktian/SCM Tingkat I
(1) PPK sebagai fasilitator penyelenggara Rapat
Pembuktian/SCM Tingkat I, mengundang
sekurang-kurangnya Tim Teknis (Tim Uji Coba),
Penyedia Pekerjaan Konstruksi (Direktur dan
unsur Penyedia), Penyedia Jasa Konsultansi, serta
KaSatker;
(2) Surat undangan, disampaikan selambat-
lambatnya 2 (dua) hari kalender sejak surat
peringatan pertama dari PPK kepada Penyedia
Pekerjaan Konstruksi;
(3) Surat undangan rapat pembuktian I dibuat
dengan menggunakan Format ‘Undangan Rapat
Pembuktian (SCM) Tingkat I’.
c) Menyelenggarakan SCM I dimana PPK, direksi teknis
dan penyedia membahas dan menyepakati besaran
kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia
dalam periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang
dituangkan dalam berita acara SCM Tingkat I:
(1) Diselenggarakan selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kalender sejak surat peringatan pertama dari
PPK;
(2) Membahas program percepatan yang disusun oleh
Penyedia untuk melakukan Uji Coba Tingkat I;
(3) Periode Uji Coba Tingkat I yang disepakati, paling
lama adalah 30 (tiga puluh) hari kalender;
(4) Berita Acara dibuat dengan menggunakan Format
'Berita Acara Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat I',
yang diketahui oleh Kasatker.
62
Tingkat I’. Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus
menerbitkan surat peringatan kepada penyedia atas
keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.
63
d) Berita Acara dibuat dengan menggunakan Format
‘Berita Acara Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat II’, dan
diketahui oleh unsur dari Balai serta di tembuskan ke
Unit Kerja terkait.
64
b) Surat undangan, disampaikan selambat-lambatnya 3
(tiga) hari kalender sejak diterimanya laporan dan
usulan dari Ka. Satker;
c) Surat Undangan Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat III
dibuat dengan menggunakan Format ‘Undangan Rapat
Pembuktian (SCM) Tingkat III’.
65
Waktu yang dibutuhkan oleh Unit Kerja Kompetensi untuk
melakukan verifikasi administrasi dan lapangan paling
lambat 5 (lima) hari kerja atau disesuaikan dengan
kompleksitas pekerjaan dan disepakati oleh Unit Kerja
Kompetensi bersama Balai PPW;
66
DIRJEN CIPTA KARYA
PPK KASATKER KEPALA BALAI Cq. Es II Terkait & Dit Pembina
Program
Mulai
Peringatan I
Percepatan Ya
Target
Progres
Tercapai?
Fisik
Tidak
Peringatan II
Mengundang Rapat
Melapor dan Mengusulkan SCM 2
Pembuktian / SCM 2
Percepatan Ya
Target Berita Acara Hasil Uji Coba 2 Tembusan Tembusan
Progres
Tercapai?
Fisik
Tidak
Melapor dan Mengundang Rapat
Peringatan III
Mengusulkan SCM 3 Pembuktian / SCM 3
Showcause Meeting 3
(SCM 3)
Laporan
Percepatan Ya Tidak Berita Acara Hasil Uji
Target Laporan
Progres Coba 3
Tercapai? Unit Kompetensi
Fisik
Terkait melakukan
verifikasi teknis yang
menghasilkan
Rekomendasi
Pemutusan Kontrak atau rekomendasi teknis
Penyelesaian
Pemanfaatan PMK No. 243 Tahun Tembusan Kontrak
2015 Kritis Rekomendasi Teknis
Penyelesaian Kontrak
Kritis
Selesai
67
c. Penyelesaian Kontrak Kritis
1) Pemutusan Kontrak
Dengan pertimbangan penyedia jasa sudah tidak mampu
melanjutkan sisa pekerjaan, penyedia jasa harus segera
menghentikan pekerjaan, memberikan jaminan kondisi
lapangan aman, dilakukan serah terima (pengembalian)
lapangan ke PPK dan meninggalkan lapangan.
68
Bagan alir pemutusan kontrak sebagai berikut:
TELAH MEMENUHI KRITERIA
PEMUTUSAN KONTRAK
PEMUTUSAN
KONTRAK
Teknis/Fisik Administrasi
Kontraktor Kontraktor
Menghentikan Memastikan Kondisi
Pekerjaan Lapangan Aman Pencairan/Penarikan Pengenaan Daftar
Jaminan Pencairan Sisa Hitam Dalam Jangka
Pelaksanaan Oleh Jaminan Uang Muka Waktu Tertentu
Pengguna Jasa
Kontraktor Menyerahkan
Lapangan Kepada PPK
Selesai
Gambar 15. Mekanisme Pemutusan Kontrak (Kontrak Kritis yang Gagal Uji Coba Ke-3)
69
c. berdasarkan penelitian KPA, pembayaran atas
penyelesaian sisa pekerjaan dimaksud dapat dilakukan
pada tahun anggaran berikutnya dengan
menggunakan dana yang diperkirakan dapat
dialokasikan dalam DIPA Tahun Anggaran Berikutnya
melalui revisi anggaran.
70
71
KEPALA BALAI PPW DIRJEN CIPTA KARYA & INSPEKTORAT
PPK KASATKER
PROVINSI UNIT KERJA II TERKAIT JENDERAL
Pekerjaan konstruksi tidak Penelitian terkait pembayaran Menerima Laporan dari Dirjen Cipta Karya
dapat terselesaikan s.d akhir atas penyelesaian sisa pekerjaan Kasatker/PPK dan Laporan Menerima laporan dari Ka.
TA dimaksud dengan menggunakan Melaporkan kepada Balai terkait pekerjaan yang
dana yang diperkirakan dapat Dirjen Cipta Karya
tidak terselesaikan
dialokasikan dalam DIPA tahun
disposisi
anggaran berikutnya melalui
Penelitian kesanggupan penyedia revisi anggaran;
jasa untuk menyelesaikan pekerjaan ditembuskan Unit Kerja Kompetensi untuk
paling lama 90 hari kerja pada melakukan verifikasi administrasi dan
Tahun Anggaran berikutnya lapangan yang menghasilkan
rekomendasi teknis Pengajuan Permintaan
Rekomendasi Teknis
KPA Tembusa Konsultasi kepada
memutuskan Hasil verifikasi
administrasi dan n Lapora Inspektorat Jenderal
Dilanjutkan/
Tidak lapangan n
tidak? Dirjen Cipta
Unit Kerja
Karya
Surat kesanggupan Kompetensi
menerima
dari Penyedia Jasa Ya Melaporkan
Dapat laporan hasil
yang ditandai Ya Rekomendasi
dilanjutkan Rekomendasi
dengan Materai Teknis kepada
? Teknis
Unit Kerja
Pembina Program
Kasatker selaku KPA
Tidak Menindaklanjuti hasil verifikasi KPA didampingi oleh Unit Kerja Kompetensi
dan menugaskan PPK untuk KPA melakukan
Pemutusan Kontrak berkonsultasi dengan Inspektorat Jenderal
melakukan Adendum Kontrak Konsultasi dengan
Inspektorat Jenderal
Gambar 16. Mekanisme Penyelesaian sisa pekerjaan yang dapat dilanjutkan ke Tahun Anggaran Berikutnya
72
1. Penelitian/Reviu PPK
PPK melakukan penelitian/reviu terkait
kesanggupan penyedia barang/jasa untuk
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan sampai
dengan 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak
berakhirnya masa pelaksanaan pekerjaan.
73
Direktur Jenderal Cipta Karya dengan ditembuskan
kepada Unit Kerja Kompetensi dan Unit Kerja
Pembina Program.
4. Verifikasi Teknis oleh Unit Kerja Kompetensi
Berdasarkan pelaporan dari Kepala Balai PPW,
maka Dirjen Cipta Karya akan menugaskan Unit
Kerja Kompetensi untuk melakukan verifikasi
administrasi dan lapangan. Verifikasi tersebut
menghasilkan rekomendasi teknis yang akan
dipergunakan menjadi pertimbangan dalam
penyelesaian kontrak kritis (pemutusan kontrak atau
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan sisa
pekerjaan).
74
Berdasarkan hasil konsultasi dengan Inspektorat
Jenderal maka Kasatker dapat memutuskan
lanjut/tidak lanjut pekerjaan:
a. Dilanjutkan, maka memerintahkan PPK untuk
melakukan addendum kontrak (sebelum waktu
pelaksanaan kontrak habis) dan selanjutnya
melaporkan kepada KPPN;
b. Tidak dilanjutkan, maka memerintahkan PPK
untuk melakukan pemutusan kontrak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
75
KEPALA BALAI PPW PROVINSI DIRJEN CIPTA KARYA
KASATKER INSPEKTORAT JENDERAL
UNIT KERJA KOMPETENSI TERKAIT
Lapora
n
Unit Kerja Pembina Program menerima hasil verifikasi Rekomendasi Inspektorat Jenderal
dari Unit Kerja Kompetensi dan menyusun konsep surat terhadap penyelesaian sisa pekerjaan
permintaan reviu atas usulan revisi anggaran kepada
Inspektorat Jenderal
Unit Kerja Pembina Program melaporkan kepada Dirjen Inspektorat Jenderal melakukan
Cipta Karya hasil verifikasi dan konsep surat permintaan Pengajuan kepada Kemenkeu
reviu atas usulan revisi anggaran (dilaksanakan sebelum batas akhir
penyelesaian pekerjaan sisa
pekerjaan yang tercantum dalam
surat pernyataan dari penyedia
Dirjen Cipta Karya mengajukan permintaan reviu atas barang/jasa untuk menyelesaikan
usulan revisi anggaran kepada Inspektorat Jenderal sisa pekerjaan
Gambar 17. Mekanisme Revisi Anggaran dan Pelaksanaan Anggaran dalam rangka Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak Terselesaikan Sampai
Dengan Akhir Tahun Anggaran
76
1. Kasatker mengusulkan kepada Kepala Balai PPW
terkait revisi anggaran dalam rangka penyelesaian
pekerjaan yang tidak terselesaikan sampai dengan
akhir tahun anggaran sebelumnya;
77
e. Mekanisme Revisi Anggaran dalam rangka Pembayaran
Tunggakan untuk Pekerjaan yang selesai di tahun anggaran
sebelumnya
Secara umum, tunggakan merupakan tagihan atas
pekerjaan/penugasan yang telah diselesaikan tahun-tahun
sebelumnya tetapi belum dibayarkan sampai dengan
berakhirnya tahun anggaran yang lalu.
78
terbayarkan s.d akhir Tahun Anggaran dan kemudian
ditindaklanjuti dengan Kepala Balai PPW melaporkan
kepada Direktur Jenderal Cipta Karya;
4. Reviu Teknis Oleh Unit Kerja Kompetensi Terkait
Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Kepala Balai
PPW Provinsi terkait mengenai Pekerjaan selesai namun
belum terbayarkan s.d akhir Tahun Anggaran kepada
Direktur Jenderal Cipta Karya, maka Direktur Jenderal
Cipta Karya menugaskan Unit Kompetensi Terkait untuk
melakukan reviu teknis terkait Pekerjaan selesai namun
belum terbayarkan s.d akhir Tahun Anggaran. Proses
penyusunan reviu teknis ini dilakukan dalam waktu
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak penugasan
oleh Direktur Jenderal Cipta Karya.
5. Pelaporan Kepada Direktorat Pembina Program
Hasil reviu teknis yang telah disusun oleh Unit Kerja
Kompetensi Terkait kemudian dilaporkan kepada
Direktorat Pembina Program yang selanjutnya bersurat
kepada APIP untuk permintaan verifikasi dan selanjutnya
dilakukan pengajuan usulan revisi anggaran
79
KEPALA BALAI DIRJEN CIPTA KARYA INSPEKTORAT
PPK KASATKER UNIT KERJA KOMPETENSI
PPW PROVINSI TERKAIT JENDERAL
Pekerjaan selesai namun Kasatker menerima permintaan Menerima Laporan dari Laporan Dirjen CK Menugaskan Unit
belum terbayarkan s.d akhir PPK terkait pembayaran PPK dan Kasatker serta Kerja Kompetensi Terkait untuk
Tahun Anggaran tunggakan dan membuat penelitian Melaporkan kepada melakukan review teknis
terkait ketersediaan anggaran Dirjen Cipta Karya
Disposisi
Laporan
Unit Kerja Kompetensi Terkait
PPK membuat permintaan terkait Tembusan melakukan review teknis
pembayaran tunggakan dari Tidak
pekerjaan yang telah selesai Ketersediaan
namun belum terbayarkan Dana Dit. Pembina Program
bersurat untuk permintaan
Unit Kerja Kompetensi
Verifikasi oleh APIP
Melaporkan Hasil review Teknis
kepadaDirjen Cipta Karya
Ya ditembuskan Kepada Dit.
Pembina Program
Gambar 18. Mekanisme Penyelesaian Pekerjaan Tidak Selesai Sampai Akhir TA dan Dilanjutkan pada TA Berikutnya dan Dilakukan Melalui
Revisi Anggaran
80
LAMPIRAN
A. Contoh Format Surat/Berita Acara/Undangan/Tabel Pengendalian
dalam proses Serah Terima Pekerjaan
1. Contoh Format Surat Keputusan Penetapan Panitia Pemeriksa
Hasil Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa dan Lampiran Daftar
Panitia
KOP SATKER
81
Ketiga Keputusan ini berlaku untuk Pekerjaan : ............., Paket :
........................., sejak tanggal ditetapkan dan berakhir sampai
dengan diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan
(STPP/FHO).
Keempat Bilamana dikemudian hari terdapat kesalahan/kekeliruan dalam Surat
Keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Salinan Keputusan ini disampaikan dengan hormat kepada :
1. Direktur (sektor terkait) .....................
2. Pejabat Pembuat Komitmen .............
3. Ketua dan Anggota Panitia / Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
4. Pertinggal
Berlaku mulai ..........................
Ditetapkan di:
Pada tanggal :……………..
Ka. Satker
....................................
NIP.
82
2. Contoh Format Permohonan Serah Terima Pekerjaan Pertama
(STPP/PHO)
PERMOHONAN SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN (STPP/PHO)
KOP PERUSAHAAN
...….,………., 20..
Lampiran :
Nomor : ………….
Kepada Yth :
Ka. Satker ......
cq. PPK Pekerjaan ..............................
di
tempat
Dengan Hormat,
sebagai wakil kami untuk melaksanakan Serah Terima Pertama Pekerjaan (STPP/PHO)
tersebut.
Berikut kami sampaikan data kuantitas yang telah kami selesaikan sesuai Kontrak.
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan dan atas perhatiannya diucapkan terima
kasih.
Hormat kami,
PT. ...................................
...........................
Direktur Utama
Tembusan :
1. PA/KPA .........
2. Konsultans Pengawas.
3. General Superintendent.
83
3. Contoh Format Perintah Kepada Direksi Untuk Melakukan
Penilaian Kelayakan Pekerjaan
84
4. Contoh Format Surat PPK Kepada Satker Untuk Memobilisasi
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
85
5. Contoh Format Permohonan Kunjungan Pertama
86
6. Contoh Format Berita Acara Hasil Kunjungan Pertama
BERITA ACARA
HASIL KUNJUNGAN PERTAMA
PENILAIAN HASIL PEKERJAAN
Pasal I
87
KELOMPOK D : Penyedia Pekerjaan Konstruksi
1. Ketua Sub Kelompok : ...............................General Superintenden
2. Anggota : ...............................
3. Anggota : ...............................
4. Anggota :...............................
PASAL II
Agenda Kegiatan Penilaian Serah Terima Pertama Pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
Kunjungan Lapangan Pertama
1. Rapat Pertama Tgl .........s/d tgl......
2. Penilaian Teknik/Mutu Tgl .........s/d tgl......
3. Penilaian Administrasi Tgl .........s/d tgl......
Direncanakan Kunjungan Lapangan Kedua akan dilaksanakan tgl ….. s/d tgl
.....................
PASAL III
Setelah dilakukan Penilaian Hasil Pekerjaan Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan (PPHP) menyimpulkan sebagai berikut ;
1. Setelah diadakan penilaian visual selama .... (..........) hari terhadap tampilan
visual hasil pelaksanaan,
2. Penilaian Tim Teknik/Mutu,
• Melakukan pendataan dan identifikasi pada proses pelaksanaan pekerjaan
dimulai dari permintaan ijin memulai pekerjaan, pengawasan dan identifikasi
lolos uji mutu
• Melakukan uji petik berupa tes fisik pada lokasi-lokasi yang dianggap
meragukan atau perlu diuji ulang karena ada proses yang tidak dipenuhi.
3.Penilaian Administrasi dan Keuangan berdasarkan ketentuan-ketentuan Kontrak
PASAL IV
a. (Jika ada perbaikan karena cacat/kurang)
Sesuai dengan hasil Pemeriksaan diatas, Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
memutuskan :
periode Perbaikan selama .......... hari mulai ........... bulan ......... tahun ..............
Selama periode tersebut, Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus menyelesaikan
Pekerjaan rusak/kurang, sesuai dengan Daftar Kekurangan/Cacat Mutu
(terlampir) dari berita acara Penilaian Lapangan Hasil Pekerjaan ini.
PASAL V
Risalah Rapat, Daftar Hadir dan lampiran-lampiran lainnya adalah merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara ini.
PASAL VI
Demikian Berita Acara ini ditandatangani pada hari tanggal tersebut diatas dan
dalam rangkap ..... (......), untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dilarang
88
89
7. Contoh Format Daftar Cacat (Kerusakan) dan Kekurangan
KOP PANITIA PENERIMA HASIL PEKERJAAN
PEKERJAAN : …………….
PAKET : ...................
DAFTAR CACAT (KERUSAKAN) dan KEKURANGAN
Item/Jenis Pekerjaan :
………………,……………………….,20…
General Superintenden
KETUA KELOMPOK
……………………………
NIP. …………………….
90
8. Contoh Format Evaluasi Hasil Perbaikan Cacat (Kerusakan) dan
Kekurangan
91
9. Contoh Format Permohonan Kunjungan Kedua
92
10. Contoh Format Berita Acara Kunjungan Kedua
BERITA ACARA
HASIL KUNJUNGAN KEDUA
PENILAIAN HASIL PEKERJAAN
Demikian Berita Acara ini ditandatangani pada hari tanggal tersebut diatas dan
dalam rangkap ..... (......), untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
93
94
11. Contoh Format Daftar Kelengkapan Pemeriksaan Dokumen
KOP
PANITIA /PEJABAT PENERIMA HASIL PEKERJAAN
PEKERJAAN : …………….
PAKET : ...............
……………………………………………………… ………………………………………
General Superintendent NIP :
Catatan : Setiap dokumen yang diperiksa, jika sesuai harus menunjukkan kesesuaian, meliputi waktu, nilai, jika berupa jaminan (institusi yang menjamin),
alamat dan kesesuaian terhadap persyaratan-persyaratan lainnya.
95
12. Contoh Format Surat Pengantar Penerima Hasil Pekerjaan Dalam
Rangka STPP
96
13. Contoh Format Berita Acara Serah terima Pertama
Pekerjaan/STPP (Provisonal Hand Over/PHO)
BERITA ACARA
NAMA PEKERJAAN : SERAH TERIMA PERTAMA
Kontrak No : PEKERJAAN
SPMK :
Nomor :
Tanggal :
1. N a m a : ………………………………………………..
Alamat : ………………………………………………..
Jabatan :Ketua PPHP Paket ........................................
Berdasarkan SK Nomor .......................
dengan susunan anggota sebagai berikut ;
− Sekretaris
− Anggota
: ........................
: ........................
Selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama
2. N a m a ………………………………………………..
Alamat : ………………………………………………..
Jabatan : Direktur Utama PT. ........................................
Berdasarkan Akte Notaris Nomor ...............tanggal..............
Selaku Penyedia Pekerjaan Konstruksi, Pekerjaan : ........., Paket : .............,
selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.
Berdasarkan :
1. Kontrak Nomor : ................, tanggal ................... dan Addendum Nomor
................. Pekerjaan: ................................, Paket : .........................
2. Syarat-syarat Umum Kontrak tentang Serah Terima Pekerjaan.
3. Berita Acara Hasil Kunjungan Pertama / Kedua, dalam rangka Serah Terima
Pertama Pekerjaan (STPP).
Menyatakan bahwa :
1. Pihak kedua menyerahkan Hasil Pekerjaan: .... ........, Paket : ......................
kepada Pihak Pertama dan Pihak Pertama Menerima Hasil Pekerjaan tersebut.
2.Waktu Pelaksanaan Pekerjaan (Tidak) melampaui waktu yang telah ditentukan
dalam Kontrak.
3. Masa Pemeliharaan ditetapkan .... (....) hari, mulai tanggal ..... sampai dengan
tanggal .....
97
4. Selama Masa Pemeliharaan Pihak Kedua Wajib Memelihara Hasil Pekerjaan
tersebut sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama
pekerjaan.
5. Bahwa tidak ada klaim/kompensasi yang harus diberikan kepada Penyedia
Jasa, dan dinyatakan telah selesai seluruhnya.
Selama Masa Pemeliharaan Pihak Kedua Wajib memelihara Hasil Pekerjaan
tersebut sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama
Pekerjaan.
6. Oleh karenanya Pihak Kedua (Penyedia) berhak menerima sisa pembayaran
prestasi 100%
Demikian Berita Acara Pekerjaan Selesai ini dibuat dan ditanda-tangani masing-
masing pihak untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
……………,……………..20..
Yang Menyerahkan
PIHAK KEDUA
……………………
DIREKTUR UTAMA
Yang menerima,
PIHAK PERTAMA
98
14. Contoh Format Pembentukan Tim Pendukung dan Pengendali
Masa Pemeliharaan
KOP PPK
SURAT KEPUTUSAN
Tentang :
PEMBENTUKAN TIM PENDUKUNG PENGENDALI PELAKSANAAN KEGIATAN
PADA MASA PEMELIHARAAN
NOMOR : ...............
Menimbang :
1. bahwa dalam rangka penjaminan mutu hasil Pelaksanaan Pekerjaan pada Masa
Pemeliharaan Pekerjaan : ................, Paket : ........................, yang harus
dilakukan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi PT. ................. sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam Kontrak maka dipandang perlu untuk dibentuk Tim
Pendukung Pengendali Pelaksanaan Kegiatan pada Masa Pemeliharaan;
2. bahwa Para Pejabat/Petugas yang namanya tercantum dalam lampiran Surat
Keputusan ini, dipandang mampu dan memenuhi syarat untuk diserahi tugas
yang dimaksud;
3. Bahwa untuk maksud tersebut diatas perlu dibuat Surat Keputusan;
Mengingat :
1. Peraturan Presiden No 16 Tahun2016 Tentang Pengadaan barang/Jasa
Pemerintah
2. Permen PU No.31/PRT/M/2015
3. Dokumen Kontrak
Menetapkan :
Kesatu :
Susunan Anggota Tim Pendukung Pengendali Pelaksanaan Kegiatan pada Masa
Pemeliharaan PEKERJAAN : ..........., PAKET : ...................., seperti tercantum
dalam lampiran Surat Keputusan ini.
Kedua :
Tugas dan tanggungjawab Tim Pendukung Pengendali Pelaksanaan Kegiatan pada
Masa Pemeliharaan meliputi :
a. Melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan selama masa pemeliharaan yang
menjadi kewajiban Penyedia Pekerjaan Konstruksi.
b. Bersama Penyedia Pekerjaan Konstruksi melakukan inspeksi sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam program masa pemeliharaan.
c. Bersama Penyedia Pekerjaan Konstruksi menyusun rencana pemeliharaan
berdasarkan hasil inspeksi.
d. Melakukan monitoring dan pengawasan atas kegiatan dan hasil kegiatan
pemeliharaan dan menilai kesesuaiannya terhadap rencana pemeliharaan yang
telah ditetapkan dari hasil inspeksi.
e. Mengevaluasi kinerja Penyedia Pekerjaan Konstruksi atas pemeliharaan yang
dilakukan berdasarkan hasil monitoring.
f. Melaporkan hasil evaluasi kinerja Penyedia Pekerjaan Konstruksi secara berkala
selama masa pemeliharaan. Laporan disampaikan kepada PPK untuk ditindak
lanjuti.
99
g. Dalam tugasnya Tim Pendukung Pengendali Pelaksana Kegiatan pada Masa
Pemeliharaan bertanggung jawab kepada PPK
Ketiga :
Keputusan ini berlaku untuk Pekerjaan : ………, Paket : ………, sejak tanggal
ditetapkan dan berakhir sampai dengan diterbitkannya Berita Acara Serah Terima
Akhir Pekerjaan (STAP/FHO).
Keempat :
Bilamana dikemudian hari terdapat kesalahan/kekeliruan dalam surat Keputusan
ini, maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Salinan :
Keputusan ini disampaikan dengan hormat kepada :
1. Direktur/Kepala Dinas Pekerjaan Umum
2. Ka Satker z
3. Ketua dan Anggota Tim Pendukung Pengendali Pelaksanaan Kegiatan Pada
masa Pemeliharaan
4. Pertinggal
Ditetapkan di :
Pada Tanggal :
……………………………
NIP : ……………
100
15. Contoh Format Lampiran Pembentukan Tim Pendukung dan
Pengendali Masa Pemeliharaan
Pekerjaan : …………………
PAKET. ……………….
………………… , ………………20…
101
16. Contoh Format Jadwal Rencana Kegiatan Masa Pemeliharaan
PANITIA/PEJABAT PENERIMA HASIL PEKERJAAN (PPHP)
Pekerjaan: .............., Paket :............................
JADWAL RENCANA KEGIATAN MASA PEMELIHARAAN
Tahun :
No URAIAN Periode Pemeliharaan (Bulan)
……………………..
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Catatan :Masa pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan permanen selama 6 (enam) bulan, sedangkan untuk
pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan
................, ...........................................20..
Diajukan oleh
PENYEDIAPEKERJAAN KONSTRUKSI
........................
General Superintendent
Disetujui oleh ;
PPHP
Ketua
..........................
NIP ..................
102
17. Contoh Format Kegiatan Inspeksi Masa Pemeliharaan
TIM PENDUKUNG PENGENDALI PELAKSANAAN
PADA MASA PEMELIHARAAN
Pekerjaan : .........................
PAKET :..........................
………….., …………………..20..
Penyedia Pekerjaan Konstruksi Tim Pendukung
PT. ……………………………..
............................ ............................
General Superintendent NIP. ....................
103
18. Contoh Format Penerimaan Pekerjaan Pemeliharaan
KOP
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Lampiran :
Kepada Yth : Penyedia Pekerjaan Konstruksi ………………………………
Pekerjaan : …………………….. , Paket : …………………………..
Di-
Tempat
Perihal : Penilaian Hasil Pekerjaan Pemeliharaan Pada Kunjungan Akhir Dalam Rangka
Serah Terima Akhir Pekerjaan (STAP).
Dengan hormat,
Sesuai Hasil Pemeriksaan Pekerjaan Pemeliharaan, maka memperhatikan Syarat-syarat
Umum Kontrak (SSUK) tentang Masa Pemeliharaan; Bagian …. Pasal …… tentang Serah
Terima Akhir Pekerjaan (STAP/FHO) kami telah mengadakan Pemeriksaan dan Penilaian
terhadap hasil pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan Saudara selama masa pemelliharaan
telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Kontrak dan kami simpulkan pekerjaan
dapat diserah terimakan.
Demikian hasil Penilaian Pekerjaan pada Masa Pemeliharaan dalam Rangka serah
Terima Akhir Pekerjaan (STAP/PHO) ini kami sampaikan dan selanjutnya dapat kita
buatkan Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan.
............... , …………… 20 ….
…………………………………..
NIP. ……………
Tembusan :
1.Pertingal
104
19. Contoh Format Permohonan Serah Terima Akhir Pekerjaan (STAP)
Lampiran :
Kepada Yth : PA/KPA
cq. PPK Pekerjaan ………………….
di tempat,
Dengan Hormat,
Sehubungan telah selesainya Masa Pemeliharaan Kegiatan …............., Paket …. ,
Kontrak Nomor : ...... tanggal ….. bulan ……tahun Dua Ribu ….. , akan berakhir per
Hari : ………. Tanggal : ……… , serta sesuai Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK) B.3
butir 337, dengan ini kami mohon dapat dilaksanakan Serah Terima Akhir
Pekerjaan (STAP/FHO).
sebagai Wakil kami untuk melaksanakan Serah Terima Akhir Pekerjaan (STAP/FHO)
tersebut.
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan dan atas perhatiannya diucapkan
terima kasih.
Hormat kami,
PT. …………………………
…………………
Direktur Utama
Tembusan :
- PA/KPA
- Penyedia Jasa Konsultansi (jika ada)
- Arsip
105
20. Contoh Format Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan
BERITA ACARA
NAMA PEKERJAAN SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN
Kontrak No : Nomor :
SPMK Tanggal
1. N a m a : …………………………………………………
Alamat : ……………………………………………………
Jabatan : Direktur Utama PT : ………………………………
Berdasarkan SK Nomor ………………………
dengan susunan anggota sebagai berikut :
- Sekretaris
- Anggota
: …………………...
: ……………………
Selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama
2. N a m a : ………………………………………………...
Alamat : …………………………………………………………
Jabatan : Direktur Utama PT. …………………………………
Berdasarkan Akte Notaris Nomor ………………tanggal…………
Selaku Penyedia Pekerjaan Konstruksi, Pekerjaan : ………, Paket : …………,
Selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.
Berdasarkan :
1. Kontrak Nomor : …………………… , tanggal ……………….. dan addendum Nomor
………… Pekerjaan : …………………………………, Paket : ………………
2. Syarat-syarat Umum Kontrak tentang Serah Terima Pekerjaan.
3. Berita Acara Hasil Kunjungan Pertama / Kedua, dalam rangka Serah Terima
Pertama Pekerjaan (STTP).
Menyatakan bahwa :
1. Pihak kedua menyerahkan Hasil Pekerjaan : …………, Paket : ……………
Kepada Pihak Pertama dan pihak Pertama Menerima Hasil Pekerjaan tersebut.
2. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan (Tidak) Melampaui waktu yang telah ditentukan
dalam Kontrak.
3. Dengan ditanda tanganinya Berita Acara ini oleh kedua belah pihak, maka
kewajiban memelihara pekerjaan selama periode Masa Pemeliharaan dari tanggal
……bulan ……tahun ……sampai dengan tanggal ……bulan ……… tahun ………
telah berakhir dan dikerjakan dengan baik sesuai ketentuan kontrak.
4. Pihak Kedua untuk terakhir kalinya menyerahkan Pekerjaan : …………, Paket :
………………………………kepada Pihak Pertama dan Pihak Pertama menerima
penyerahan pekerjaan tersebut
5. Bahwa tidak ada klaim/kompensasi yang harus diberikan kepada Penyedia Jasa,
dan dinyatakan telah selesai seluruhnya.
6. Oleh karenanya Pihak Kedua (Penyedia) berhak menerima sisa pembayaran
prestasi 100%
Demikian Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan (STAP/FHO) ini dibuat dalam
rangkap ……… (……) untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
106
B. Contoh Format Surat/Berita Acara/Undangan/Tabel Monitoring
Penanganan Kontrak Kritis
1. Contoh Format Surat Peringatan Pertama
107
2. Contoh Format Surat Peringatan Kedua
108
3. Contoh Format Surat Peringatan Ketiga
109
4. Contoh Format Laporan Keterlambatan Pelaksanaan
110
5. Contoh Format Surat Usulan Rapat Pembuktian Tingkat II
111
6. Contoh Format Surat Usulan Rapat Pembuktian Tingkat III
Sesuai Syarat Syarat Umum Kontrak Bagian….. Pasal ……….. dan ……, maka kepada PT.
…………… selaku penyedia pekerjaan Konstruksi tersebut telah kami sarnpaikan Surat
Peringatan Ketiga dan kami nyatakan sebagai Kontrak Kritis.
Selanjutnya. mohon ijin agar dapat dilakukan fasilitasi Rapat Pembuktian / Show Cause
Meeting ISCNII Tingkat III, untuk membahas Program Percepatan (segala kebutuhan guna
peningkatan pencapaian kemajuan pelaksanaan) yang disusun oleh Penyedia Pekerjaan
Konstruksi, serta rencana pelaksanaan Uji Coba Tingkat III.
................ ..........
Nip. . . . . . . . . . . . . Nip. . . . . . . .
Tembusan:
1. Direktorat
2. (Unit Ketja terkait )……
3. Penyedia Jasa Konsultansi (Supervisi)
4. Arsip.
112
7. Contoh Format Undangan Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat I
113
8. Contoh Format Undangan Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat II
114
9. Contoh Format Undangan Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat III
115
10. Contoh Format Berita Acara Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat I
116
117
118
11. Contoh Format Berita Acara Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat II
119
120
121
12. Contoh Format Berita Acara Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat III
122
123
124
13. Contoh Format Monitoring Pencapaian Target Uji Coba Tingkat I
125
14. Contoh Format Monitoring Pencapaian Target Uji Coba Tingkat II
126
15. Contoh Format Monitoring Pencapaian Target Uji Coba Tingkat III
127
16. Contoh Format Laporan Kegagalan Uji Coba Tingkat III
128
17. Contoh Format Penyelesaian Akhir Kontrak Kritis
129
18. Contoh Format Surat Pernyataan Kesanggupan Penyedia
Barang/Jasa untuk Menyelesaikan Pekerjaan
130
131