Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Pertemuan IX (sembilan)
Mata kuliah Manajemen Proyek
Jurusan Teknik Sipil
Semester VIII
Kelas A
Tanggal 30 Maret 2020
Jam 14.50 – 16.30
Ruangan R 2.1
Dosen Andi Maddeppungeng
Materi kuliah Perencanaan dan Penjadwalan

Menerangkan dan menjelaskan :


1. Perencanaan dan Penjadwalan
2. Teknik perencanaan (Gantt chart,CPM, PERT, PDM, Linear program)
3. Manajer proyek dan perencanaan penjadwalan

1. Perencanaan dan penjadwalan


1.1 Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan manajemen proyek. Karena
itulah untuk mencapai tujuan, manajemen hams membuat langkah-langkah proaktif dalam
melakukan perencanaan yang komprehensif agar sasaran dan tujuan dapat dicapai.
Perencanaan dikatakan baik bila seluruh proses kegiatan yang ada di dalamnya dapat
di¬implementasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat
penyimpangan minimal serta hasil akhir maksimal.
Secara umum definisi Perencanaan adalah :
Suatu tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran
sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administratif agar dapat diimplementasikan.
Tujuan perencanaan adalah :
Melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam
batasan Biaya, Mutu dan Waktu ditambah dengan terjaminnya faktor keselamatan (safety).
Filosofi Perencanaan
 Aman, keselamatan terjamin
 Efektif, produk perencanaan berfungsi sesuai yang diharapkan
 Efisien, produk yang dihasilkan hemat biaya
 Mutu terjamin, tidak menyimpang dari spesifikasi yang ditentukan
Keselamatan adalah pencapaian utama dari keempat hal di atas karena pencapaian lainnya
tidak akan berguna bila rasa nyaman terganggui terancam. Hal kedua yang diutamakan
adalah efektif; produk yang dihasilkan dengan penghematan biaya dan mutu yang baik, bila
produk hasil perencanaan itu tidak tepat sasaran atau menyimpang, maka produk tersebut
tidak dapat digunakan. Efisien adalah hal ketiga yang utama karena produk dengan mutu
tinggi tetapi dengan biaya sangat boros membuat produk tersebut jadi mahal dan sulit
bersaing untuk dijual kembali, mutu yang terjamin adalah hal keempat yang hams dipenuhi
agar produk dapat dijual dengan harapan dapat bersaing dipasaran dalam pencapaian
kepuasan pelanggan.
Produk dari perencanaan adalah dasar acuan bagi kegiatan selanjutnya seperti pelaksanaan
dan pengendalian. Proses perencanaan hams dapat mengantisipasi situasi proyek yang belum
jelas dan penuh ketidakpastian. Ini karena aspek utama proses perencanaan adalah peramalan,
yang bergantung pada pengetahuan teknis dan subyektivitas perencana. Karena itu, pada
periode selanjutnya, masih dibutuhkan penyempurnaan dan tindakan koreksi sesuai dengan
perkembangan kondisi proyek.
Aspek-aspek dalam perencanaan proyek yang akan dibahas terdiri atas ruang lingkup, sasaran
dan tujuan, studi kelayakan, struktur dan hierarki proyek ( Work Breakdown Structure),
perencanaan sumber daya, program mutu dan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
A. Perencanaan Tahap Konseptual Proyek
Dalam konteks tahapan awal proyek yang telah diuraikan pada siklus proyek, pengertian
perencanaan konseptual proyek berbeda dengan konsep perencanaan pada masa pelaksanaan
proyek (Actuating).
Pada tahap awal proyek, perencanaan dimulai dari gagasan pemilik proyek yang sifatnya
masih dini, dengan menetapkan tujuan lalu menentukan sasaran dalam mencapai tujuan
tersebut. Dari gagasan tersebut dikembangkanlah perencanaan strategis dengan melakukan
studi pendahuluan dan studi kelayakan proyek yang mempertimbangkan aspek sosial,
ekonomi, keuangan, legal, dampak lingkungan dan teknis. Pada tahap ini, hasil kajian berupa
keputusan tentang kelanjutan investasi terhadap proyek, di mana keputusan yang diambil
berdasarkan asumsi-asumsi teknis yang dapat dipertanggungjawabkan.
1. Kerangka Acuan Kerja (Term Of Reference)
Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah produk yang dibuat oleh owner atau pemilik proyek
untuk penyelesaian proyek yang akan diajukan kepada konsultan perencana baik berupa
tender terbuka maupun penunjukkan langsung.
Biasanya isi dari KAK ini berupa:
1. Pendahuluan
 Latar Belakang Proyek
 Maksud dan tujuan Proyek

2. Diskripsi Proyek
 Uraian tentang hal-hal administratif yang diinginkan oleh pemilik proyek
 Uraian tentang hal-hal teknis yang diinginkan oleh pemilik proyek

3. Jasa yang disediakan oleh Konsultan


Konsultan menyediakan jasa berupa program perencanaan, program implementasi
berupa: proses lelang, penjadwalan, biaya, dan evaluasi yang mengikuti stndar-standar
pemerintah atau lainnya.

4. Lingkup Pekerjaan Konsultan


Konsultan melakukan pekerjaan yang diminta oleh pemilik proyek dengan batasan-
batasan serta program-program yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan proyek.
Biasanya isinya terdiri dari: Batasan Pekerjaan Konsultan, Anggaran dan Program,
Penyediaan Barang dan Jasa, Implementasi dan Pemantauan, Tahapan pembayaran,
Laporan Progres Kerja, Manajemen Program, Penyebaran Informasi, Resolusi
Komplain, Pencarian Kerja dan Lokasi Proyek.

5. Pelayanan Manajemen
Departemen atau Institusi yang bertanggungjawab terhadap pekerjaan ini sebagai
pemilik proyek dengan memberikan tanggungjawab kepada konsultan dalam
pelayanan konsultasi mengenai proyek yang dikerjakan.

6. Pendanaan Proyek dan Pelaksanaan Jadwal Proyek


 Pemilik proyek memberikan pendanaan proyek berdasarkan tingkat kebutuhan
tenaga ahli, peralatan dan biaya perjalanan yang digunakan dalam implementasi
proyek.
 Pemilik proyek memberi batasan waktu untuk pelaksanaan proyek ini.

7. Kebutuhan Tenaga Ahli


 Pemilik proyek memberikan gambaran mengenai kebutuhan tenaga ahli dalam
penyelesaian proyek dengan kualifikasi dan penjabaran pekerjaannya.
 Perlunya juga staff pendukung proyek.

8. Diagram Organsiasi Konsultan


Organisasi konsultan berkaitan dengan pekerjaaan proyek ini.

9. Logistik, Fasilitas dan Peralatan Konsultan


Kemampuan dan peralatan yang dimiliki konsultan dalam penyelesaian proyek.

10. Lain-lain
Pendukung lainnya yang berkaitan dengan penyelesaian proyek.
Dengan adanya KAK yang dikeluarkan oleh pemilik proyek ini disertai uraian dan batasan-
batasan yang akan dilakukan oleh konsultan perencana, isinya seperti yang diterangkan di
atas, konsultan terpilih atau yang ditunjuk diharapkan dapat memberikan produknya sesuai
dengan permintaan pemilik proyek.
Untuk itu kepada konsultan diberikan kesempatan untuk membuat Usulan Teknis berkaitan
dengan proyek disertai ulasan-ulasannya dalam bentuk dokumen yang nantinya dinilai oleh
pemilik proyek, apakah Usulan Teknis tersebut dapat layak diterima atau tidak.
2. Studi Kelayakan Proyek
Studi kelayakan proyek dilakukan dengan cara mengkaji modal yang ditanamkan, apakah
nantinya dapat mendatangkan keuntungan serta manfaat atau justru mendatangkan kerugian.
Studi kelayakan dapat ,dilakukan lebih dahulu dalam ketangka tahap kajian pendahuluan.
Bila ada indikasi awal bahwa proyek yang akan dikerjakan mendatangkan keuntungan, maka
studi lanjutan dilakukan dengan data dan analisis yang lebih lengkap sehingga proyeksi
manfaat proyek dapat diraih saat 'pelaksanaan implementasi proyek. Namun bila indikasi
awal menunjukkan bahwa proyek tidak layak, tentu saja studi lanjutan tidak perlu dilakukan
atau, perlu dicari jalan keluar yang lebih rasional sehingga proyek dapat dilanjutkan.
Studi kelayakan proyek menganalisis manfaat-manfaat proyek dengan menganalisis aspek-
aspek berikut: pasar dan permintaan, manajemen dan keuangan, ekonomi, sosial, budaya,
hukum, teknis, serta aspek-aspek lain yang berhubungan dengan proyek.
Sebelum mengkaji berbagai aspek tersebut, data dan informasi yang bersifat primer maupun
sekunder dikumpulkan dan harus berhubungan dengan proyek yang hendak dikerjakan.
Sebagai contoh diberikan ilustrasi mengenai studi kelayakan terhadap proyek jalan tol. Untuk
proyek jalan tol, data dan informasi yang diperoleh digunakan sebagai sumber dan pelengkap
analisis terhadap aspek yang ditinjau, seperti di bawah ini:
1. Tinjauan Aspek Pasar dan Permintaan
Hal pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan publik terhadap
proyek, caranya dengan melakukan survei kebutuhan masyarakat sekitar akan jalan
tol, akses jalan arteri menuju jalan tol, kondisi ekonomi dan sosial, dan penerapan
teknologi yang dipakai. Dari identifikasi tersebut, dilakukanlah analisis peramalan
dan per-mintaan serta strategi pemasaran yang akan dilakukan dengan beberapa
metode seperti metode jajak pendapat, metode eksperimen, metode survei langsung
dan pembuatan model metode regresi linier
2. Tinjauan Aspek Teknis
Bila kondisi pasar telah diketahui, berikutnya yang perlu dikaji adalah kebutuhan-
kebutuhan selama pelaksanaan proyek seperti desain engineering yang berkaitan
dengan kondisi peralatan dan material, teknologi yang dipakai, layout dan pemetaan
proyek serta kapasitas volume pekerjaan.
3. Tinjauan Aspek Manajemen dan Koordinasi Pelaksanaan Proyek
Beberapa hal yang perlu dikaji agar proyek dapat dilaksanakan dengan koordinasi
yang baik adalah kondisi tenaga kerja dan sumber keter-sediaannya dekat dengan
lokasi proyek, perencanaan organisasi proyek, penjadwalan proyek, aspek mobilisasi
dan demobilisasi, serta alokasi peralatan selama proyek berlangsung.
4. Tinjauan Aspek Sosial dan Ekonomi
Hal-hal yang perlu dikaji adalah perubahan tingkat sosial dan ekono¬mi masyarakat
sekitar yang dilalui oleh jalan tol, misal dampak sosial yang ditimbulkan serta
pertumbuhan ekonomi dengan adanya jalan tol.
5. Tinjauan Aspek Finansial
Dalam menentukan layak atau tidaknya proyek, fungsi terpenting adalah aspek
finansial di mana proyek hanya dapat terlaksana bila ada anggaran dana. Oleh karena
itu, sumber-sumber dana untuk proyek serta dana dari modal sendiri harus
direncanakan aliran kasnya se-lama proyek berlangsung, kemudian nilai investasinya
dianalisis dengan cara metode konsep Nilai Waktu Uang.
6. Tinjauan Aspek Hukum
Agar investasi bermanfaat bagi pemerintah, perusahaan swasta, terlebih lagi bagi
publik yang menggunakan fasilitas proyek, aspek hukum khususnya klausul
kontraktual serta kebijakan dan regulasi yang digunakan harm mempunyai
akuntabilitas tinggi serta trans¬paran dan memiliki rasa keadilan bagi semua pihak.
Kajian hukum kontraktual serta regulasi-regulasi yang ada harus memperhitungkan
risiko investasi proyek sehingga sejak dini telah diantisipasi dengan benar.
Untuk menentukan layak tidaknya proyek, diperlukan analisis finansial yang cermat agar
proyeksi ke depan dalam menentukan manfaatnya dapat diprediksi dengan tingkat
penyimpangan yang kecil sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi.

3. Detail Engineering Design (DED)


Bila hasil pengkajian telah memenuhi kriteria pemilik proyek, selanjutnya dilakukan
penyusunan perencanaan proyek yang lebih terinci dalam bentuk paket pekerjaan (WBS),
susunan organisasi proyek, rencana anggaran biaya, jadwal induk (master schedule),
perhitungan dan rancangan teknis, spesifikasi umum dan teknis, gambar kerja serta
kelengkapan administrasi lainnya. Pada fase ini biasanya pemilik proyek menugaskan
konsultan perencana melakukan perencanaan teknis terhadap seluruh kebutuhan proyek
seperti dijelaskan di atas dengan uraian sebagai berikut:
1. Konsultan perencana melakukan perhitungan-perhitungan teknis terhadap instalasi
proyek yang akan dibangun lalu dibuatkan gambar kerja detail.
2. Kegiatan selanjutnya adalah membuat uraian kegiatan yang hierarkis sesuai langkah-
langkah pelaksanaan proyek yang akan dilakukan dalam bentuk paket-paket pekerjaan
(WBS) beserta organisasi untuk koordinasi pihak-pihak yang terlibat dalam proyek.
3. Masing-masing paket kegiatan dibuatkan spesifikasi teknis mengenai penggunaan
material, peralatan dan jumlah tenaga kerjanya serta standar prosedur operasi masing-
masing pekerjaan sehingga diharapkan produk akhirnya sesuai dengan sasaran dan
tujuan proyek secara keseluruhan.
4. Setelah paket-paket pekerjaan dibuat dengan terinci dan cukup akurat, dilakukan
perhitungan rencana anggaran biaya proyek (owner estimate), digunakan sebagai
dasar bagi pemilik proyek untuk penyediaan dana keseluruhan proyek.
5. Bila jumlah rencana anggaran biaya telah disetujui oleh pemilik, dilakukan
perencanaan jadwal induk proyek, dengan alokasi waktu dan alokasi sumber daya
secara garis besar saja sehingga didapat durasi pelaksanaan proyek.
6. Menyiapkan kelengkapan administrasi dan teknis dalam bentuk dokumen lengkap
perencanaan yang dapat digunakan dalam proses selanjutnya yaitu tahapan pengadaan
proyek/lelang. Selanjutnya disebut dokumen kontrak bila telah dilakukan
penandatangan kontrak dengan pemenang lelang.

B. Penjadwalan Proyek
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang dapat
memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja
sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek
dan progres waktu untuk penyelesaian proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan
kegiatan dan hubungan antarkegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan atau scheduling
adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan
dalarn rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan
mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.
Selama proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti perkembangan proyek
dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta updating selalu dilakukan untuk
mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi sumber daya dan penetapan
durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek.
Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat-manfaat seperti berikut :
 Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan mengenai batas-batas waktu untuk
mulai dan akhir dari masing-masing tugas
 Mernberikan sarana bagi manajemen unruk koordinasi secara sistematis dan realistis dalam
penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu
 Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan
 Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek dapat
selesai sebelum waktu yang ditetapkan
 Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan
 Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek

Kompleksitas penjadwalan proyek sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:


 Sasaran dan tujuan proyek
 Keterkaitan dengan proyek lain agar terihtegrasi dengan master schedule
 Dana yang diperlukan dan dana yang tersedia
 Waktu yang diperlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu yang hilang dan hari-
hari libur
 Susunan dan jumlah kegiatan proyek serta keterkaitan di antaranya
 Keria lembur dan pembagian shift kerja untuk mempercepat proyek
 Sumber daya yang diperlukan dan sumber daya yang tersedia
 Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas
Makin besar skala proyek, semakin kompleks pengelolaan penjadwalan karena dana
yang dikelola sangat besar, kebutuhan dan penyediaan sumber daya juga besar, kegiatan yang
dilakukan sangat beragam serta durasi proyek menjadi sangat panjang. Oleh karena itu, agar
penjadwalan dapat diimplementasikan, digunakan cara-cara atau metode teknis yang sudah
digunakan seperti metode penjadwalan proyek yang akan diuraikan pada subbab selanjutnya.
Kemampuan scheduler yang memadai dan bantuan software komputer untuk penjadwalan
dapat membantu memberikan hasil yang optimal.

1. Metode Penjadwalan Proyek


Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk mengelola waktu dan
sumber daya proyek. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pertimbangan penggunaan metode-metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang
ingin dicapai terhadap kineria penjadwalan. Kinerja waktu akan berimplikasi terhadap kinerja
biaya, sekaligus kinerja proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, variabel-variabel yang
mempengaruhinya juga harus dimonitor, misalnya mutu, keselamatan kerja, ketersediaan
peralatan dan material, serta stakeholder proyek yang terlibat. Bila terjadi penyimpangan
terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap
pada kondisi yang diinginkan.

1 Waktu dan Durasi Kegiatan


Dalam penjadwalan, terdapat dua perbedaan, yaitu waktu (time) dan kurun waktu (duration).
Bila waktu menyatakan siang/malam, sedangkan kurun waktu atau durasi menunjukkan
lamanya waktu yang dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan, seperti lamanya waktu
kerja dalam satu hari adalah 8 jam. Menentukan durasi suatu kegiatan biasanya dilandasi
volume pekerjaan dan produktivitas crew/kelompok pekerja dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan. Produktivitas didapat dari pengalaman crew melakukan suatu kegiatan yang telah
dilakukan sebelumnya atau database perusahaan. Sebagai contoh, kemampuan crew
menyelesaikan pekerjaan dinding bata rata-rata adalah 10 m 2/hari, maka produktivitas crew
tersebut adalah 10 m2/hari, sedangkan volume pekerjaan dinding bata 240 m2.
Durasi pekerjaaan dinding bata : volume pekerjaan/produktivitas crew
:240 m2/10 m2 /hari
: 24 hari
Bila produktifitas crew untuk pekerjaan galian tanah rata-rata adalah 3m 3/jam, sedangkan
volume pekerjaannya adalah 500 m3, maka
Durasi pekerjaaan galian tanah : volume pekerjaan/produktivitas crew
: 500 m3/ 3m3 / jam : 166.67 jam
Bila 1 hari = 8jam kerja : 166.67 jam/8jam/hari = 20.83 hari : 21 hari

2 Bagan Balok atau Barchart


Barchart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Taylor dalam bentuk bagan balok,
dengan paniang balok sebagai representasi dari durasi setiap kegiatan. Format bagan bloknya
informatif, mudah dibaca dan efektif untuk komunikasi serta dapat dibuat dengan mudah dan
sederhana.
Bagan balok terdiri atas sumbu y yang menyatakan kegiatan atau paket kerja dari
lingkup proyek, sedangkan sumbu x menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu, atau
bulan sebagai durasinya.
Pada bagan ini juga dapat ditentukan milestone/baseline sebagai bagian target
diperhatikan guna kelancaran produktivitas proyek secara keseluruhan. Untuk proses
updating, bagan balok dapat diperpendek atau di-perpaniang dengan memperhatikan total
floatnya, yang menunjukkan bahwa durasi kegiatan akan bertambah atau berkurang sesuai
kebutuhan dalam proses perbaikan jadwal.
Penyajian informasi bagan balok agak terbatas, misal hubungan antar kegiatan tidak
jelas dan lintasan kritis kegiatan proyek tidak dapat diketahui. Karena urutan kegiatan kurang
terinci, maka bila terjadi keterlambatan proyek, prioritas kegiatan yang akan dikoreksi
meniadi sukar untuk dilakukan.

3 Kurva S atau Hanumm Curve


Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm atas
dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir proyek. Kurva S
dapat menuniukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang
direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi
kurva S dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan
membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada
keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal
guna melakukan tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal. Tetapi informasi
tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek. Perbaikan lebih
lanjut dapat menggunakan metode lain yang dikombinasikan, missal dengan metode bagan
balok yang dapat digeser-geser dan Network Planning dergan memperbarui sumber daya
maupun waktu pada masing – masing kegiatan.
Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat berupa
perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan/ kegiatan dibagi nilai anggaran,
karena satuan biaya dapat dijadikan bentuk persentase sehingga lebih mudah untuk
menghitungnya.
Sebagai contoh untuk membuat kurva S-Rencana dengan kombinasi barchart,
dibuatkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan rumah sederhana seperti di bawah
ini :
Tabel 3.1 Rencana Anggaran Biaya Rumah Sederhana
No. Uraian Pekerjaan Unit Vol Harga Satuan Jumlah Bobot (%)
A Galian Tanah m3 36.60 Rp 40,000.00 Rp 1,464,000.00 1.46
3
B Pondasi Batu kali m 25.00 Rp 150,000.00 Rp 3,750,000.00 3.75
C Sloof Beton m3 2.70 Rp 2,500,000.00 Rp 6,750,000.00 6.75
Kolom dan Balok
D m3 4.30 Rp 2,500,000.00 Rp 10,750,000.00 10.75
Beton
E Ring balok m3 2.30 Rp 2,500,000.00 Rp 5,750,000.00 5.75
F Dinding bata m2 215.00 Rp 85,000.00 Rp 18,275,000.00 18.28
G Pintu dan Jendela m2 16.97 Rp 575,000.00 Rp 9,757,750.00 9.76
H Keramik m2 125.02 Rp 55,000.00 Rp 6,876,100.00 6.88
I Cat m2 416.49 Rp 35,000.00 Rp 14,577,150.00 14.58
J Atap m2 176.4 Rp 125,000.00 Rp 22,050,000.00 22.05
Jumlah Rp 100,000,000.00 100.00
Keuntungan Kontraktor 10 % Rp 10,000,000.00
Jumlah Rp 110,000,000.00
Pajak PPn 10 % Rp 11,000,000.00

Total Biaya Rp 121,000,000.00


Menghitung Bobot Pekerjaan
Untuk monitoring proyek dengan menggunakan kurva S, diperlukan satu unit satuan
pekerjaan yang seragam agar dapat dihitung secara mudah karena unit masing-masing
pekerjaan berbeda-beda seperti: m3, m2 atau ml, maka semua satuan tersebut disatukan dalam
bobot % dengan satuan seragam dalam bentuk biaya, sehingga:
Jumlah biaya setiap Pekerjaan
Bobot (%) = x 100 %
nilai proyek
Dari contoh di atas dapat dihitung,
 Bobot pekerjaan Galian Tanah
= Rp. 1.464.000 / Rp.100.000.000 x 100% = 1.46 %
 Bobot pekeriaan Pondasi Batu Kali
= Rp.3.750.000 / Rp. 100.000.000 x 100% = 3.75 %
Selanjutnya dihitung bobot pekerjaan lainnya Sloof, Kolom dan
seterusnya, hasilnya seperti pada tabel 3.1.

Penggunaan Barchart dikombinasikan dengan kurva S Rencana


1. Pada barchart dengan durasi serta urutan kegiatan yang telah ditentukan, maka bobot
perminggunya adalah sebagai berikut,
 Bobot pekerjaan Galian 1.46 % dibagi 3 minggu masing-masing sebesar 0.49 %.
 Bobot pekerjaan Pondasi 3.75 % dibagi 3 minggu masing-masing sebesar 1.25 %, dan
seterusnya.
2. Setiap minggu semua bobot tiap-tiap pekerjaan pada barchart dijumlahkan ke bawah
sehingga didapat bobot rencana perminggu, dari minggu pertama hingga minggu ke-12.
 Minggu ke-3 = 0.49 + 1.25 = 1.74%
 Minggu ke-4 = 1.25 + 2.25 = 3.50%
 Minggu ke-5 = 1.25 + 2.25 + 2.69 + 1.72 =7.91%, dst
3. Kemudian dihitung pula bobot rencana kumulatif tiap minggunya dengan menjumlahkan
bobot minggu ke-0 dengan minggu pertama, lalu bobot minggu pertama dan kedua dan
seterusnya, sehingga didapat bobot rencana kumulatif pada minggu berikutnya,
 Bobot (minggu 0 + minggu 1) = 0 + 0.49 = 0.49%
 Bobot (minggu 1 + minggu 2) = 0.49 + 0.49 = 0.98%
 Bobot (minggu 2 + minggu 3) = 0.98 + 1.74 = 2.72%, dst

Tabel 3.2 Kurva S Rencana dengan kombinasi Barchart


3. Untuk membuat kurva S Rencana dilakukan plotting bobot rencana kumulatif pada sb-y,
sedangkan sb-x menunjukkan durasi untuk semua pekerjaan
 Pada minggu pertama bobor rencana kumulatifnya adalah 0.49%
 Minggu ke-2 bobot rencana kumulatifnya 0.98 %
 Minggu ke-3 bobot rencana kumulatifnya 2.71 %
 Minggu ke-4 bobot rencana kumulatifnya 6.22 %
 Hingga minggu ke-12 bobot rencana kumulatifnya l00 %
Bobot-bobot tersebut di plot, kemudian tarik garis yang menghubungkan masing-
masing titik bobot tersebut sehingga membentuk kurva S seperti tabel di atas. Bentuk kurva S
seperti itu menggambarkan bahwa minggu-minggu pertama volume pekerjaan belum banyak,
kemudian pada pertengahan durasi proyek meningkat tajam dan diakhir proyek volumenya
mengecil kembali. Kondisi ini adalah kondisi ideal proyek dimana perencanaan kebutuhan
tenaga kerja, peralatan dan material disesuaikan dengan rencana waktu yang digambarkan
kurva S tersebut sehingga proyek dapat selesai pada akhir minggu ke-12.

4 Metode Penjadwatan Linier (Diagram Vektor)


Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah kegiatan
relatif sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan yang berulang
seperti pada proyek kostruksi jalan raya, runway bandar udara, terowongar/ tunnel atau
proyek industri manufaktur.
Metode ini sangat memuaskan untuk diterapkan pada proyek-proyek tersebut karena
menggunakan sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi keterampilan pada
suatu pekeriaan/kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain.
Metode ini juga cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan gedung
bertingkat dengan keragaman masing-masing tingkat bangunan relatif sama. Pada
proyekyang cukup besar, metode ini membantu memonitor progres beberapa kegiatan
tertentu yang berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini dapat dilakukan
bila metode ini dikombinasikan dengan metode network, karena metode penjadwalan linier
dapat memberikan informasi tentang kemajuan proyek yang tidak dapat ditampilkan oleh
metode network.

5 Metode Penjadwalan Network Planning


Tahapan Penyusunan Network Scheduling:
1. Menginventarisasi kegiatan-kegiaran dari paket WBS berdasar item pekerjaan, lalu diberi
kode kegiatan untuk memudahkan identifikasi.
2. Memperkirakan durasi setiap kegiatan dengan mempertimbangkan jenis pekeriaan, volume
pekerjaan, jumlah sumber daya, lingkungan kerja, serta produktivitas pekerja.
3. Penentuan logika ketergantungan antar kegiatan dilakukan dengan tiga kemungkinan
hubungan, yaitu kegiatan yang mendahului (predecessor), kegiatan yang didahului
(successor), serta bebas.
4. Perhitungan analisis waktu serta alokasi sumber daya, dilakukan setelah langkah-langkah
di atas dilakukan dengan akurat dan teliti.
Manfaat Penerapan Network Scheduling.
1. Penggambaran logika hubungan antarkegiatan, membuat perencanaan proyek menjadi
lebih rinci dan detail.
2. Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap kejadian yang
ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan, kesukaran - kesukaran yang bakal timbul
dapat diketahui jauh sebelum terjadi sehingga tindakan pencegahan yang diperlukan dapat
dilakukan.
3. Dalam networkplanning dapat terlihat jelas waktu penyelesaian yang dapat ditunda atau
harus disegerakan.
4. Membantu mengomunikasikan hasil network yang ditampilkan.
5. Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari segi biaya langsung
(direct cost) serta Penggunaan sumber daya.
6. Berguna untuk menyelesaikan klaim yang diakibatkan oleh keterlambatan dalam
menentukan pembayaran kemajuan pekerjaan, menganalisis cashflow, dan pengendalian
biaya.
7. Menyediakan kemampuan analisis untuk mencoba mengubah sebagian dari proses, lalu
mengamati efek terhadap proyek secara keseluruhan.
8. Terdiri atas metode Activity On Arrow dan Activity On Node (Precedence Diagram
Method).
Activity On Arrow Diagram (AOA)
Dari kegiatan X seperti Gambar 3,3 di atas, dapat disimpulkan bahwa,
 Total Float,TF = LETj - EETi - Durasi = 22 - 7 - 7 = 8 hari
 Free FIoat, FF = EETj - EETi - Durasi = 19 - 7 – 7 = 5 hari
 Independent Float, IF = EETj - LETi - Durasi = 19 - 10 -7 = 2 hari

Dibawah ini diberikan contoh network AOA serta tabel perhitungannya

Gambar 3.4 menjelaskan contoh Activity On Arrow Diagram dengan metode CPM, di mana
kegiatannya ada pada anak panah disertai dengan jumlah durasi masing-masing kegiatan.

Kegiatan Durasi(hr) ES EF LF LS TF FF

A 4 0 4 13 9 9 7
B 5 0 5 5 0 0 0
C 3 0 3 11 8 8 5
D 6 5 11 13 7 2 0
E 3 5 8 11 8 3 0
F 2 11 13 15 13 2 2
G 6 5 11 11 5 0 0
H 4 8 12 15 11 3 3
I 4 11 15 15 11 0 0
Dari tabel diatas disimpulkan bahwa :
 Lintasan kritisnya adalah lintasan dengan durasi terpanjang dan kegiatannya mempunyai
total float = 0. Yaitu B – G – I
 Durasi terpanjang ada pada lintasan B – G – I, yakni 15 hari

Activity On Node Diagram/Precedence Diagram Methode (PDM)


Metode ini sering digunakan pada software computer dan mempunyai karakteristik
yang agak berbeda dengan metode Activity On Arrow Diagram,
Hubungan Keterkaitan Antarkegiatan PDM
 FS (Finish to start): mulainya suatu kegiatan bergantung pada selesainya kegiatan
pendahulunya, dengan waktu mendahului lead,
 SS (Start to Start): mulainya suatu kegiatan bergantung pada mulainya kegiatan
pendahulunya, dengan waktu tunggu lag.
 FF (Finish to finish): selesainya suatu kegiatan bergantung pada selesai kegiatan
pendahulunya, dengan waktu mendahului lead.

 SF (Start to finish): selesainya suatu kegiatan bergantung pada mulainya kegiatan


pendahulunya, dengan waktu tunggu Lag.
Contoh Penggunaan Metode Nework Planningunnrk PDM
Dari hasil uraian-uraian di atas, diberikan contoh penjadwalan metode PDM dengan
data-data analisisnya, diagram PDM serta hasil kesimpulannya, seperti di bawah ini.
Tabel 3.4 Data Analisis Network Planing untuk PDM
Kode Kegiatan Durasi ( hari ) Predecessor Jenis Keterkaitan
A 5 - -
B 6 A F-S
C 4 - -
D 5 B F-S
E 4 B, C F-S
F 1 C S – S LAG 1 hari
G 1 E, H, I F–S
H 5 D F – S LEAD 3 hari
I 3 F F-S

Ditanya :
1. Sususnlah diagram precedence-nya
2. Lakukan analisis network untuk memperoleh nilai ES, EF, LS LF
3. Tentukan durasi proyek dan kegiatan kritisnya
Penyelesaian
Langkah pertama adalah membuat diagram precedence untuk masing-masing
kegiatan, dengan menampilkan data kegiatan, durasi dan hubungan keterkaitan antar
kegiatan. Kemudian melakukan perhitungan maju (forward pass) sehingga didapat ES dan
EF dari nilai yang paling maksimum. Selanjutnya dildkukan perhitungan mundur
(backward pass) sehingga didapat nilai LS dan LF dari nilai yang paling minimum. Bila
beberapa kegiatan tidak mempunyai predecessor dan successor, maka agar tidak membuat
kondisi dangling, diberikan kegiatan dummy.
1. Perhitungan forward pass (arah maju) pada Kegiatan/Node
a. Task B
ESB = EFA = 5 hari EFB = ESB + durB = 5 + 6 = 11 hari
b. Task E, terdapat 2 kegiatan yang mendahului B dan C, dipilih nilai maksimum yaitu B
ESE = EFB = 11 hari EFE = ESE + durE = 1l + 4 = 15 hari
c. Task F
ESF = ESG + Lag = 0 + 1 = 1 hari, EFH = ESH + durF = 1 + 1 = 2 hari
d. Task H
ESH = EFD – Lead = 16 - 3 = 13 hari, EFH = ESH + durH = l3 + 5 = l8 hari
Perhitungan di atas dilanjutkan untuk semua kegiatan
2. Perhitungan backward pass (arah mundur) pada Kegiatan/Node
a. Task B, terdapat 2 kegiatan yang mengikuti D dan E, dipilih nilai yang minimum yaitu D
LFB - LSD = 11 hari LSB = LFB - durB = 11 – 6 = 5 hari
b. Task E
LFE = LSG = 18 hari LSE = LFE - durE = l8 - 4 = 14 hari
c. Task C, terdapat 2 kegiatan yamg mengikuti E dan F, dipilih nilai yang minimum yaitu E
LFc = LSE = 14 hari LSc = LFc – durc = I4 - 4 = 10 hari
d. Task D
LFD = LSH + Lead = 13 + 3 = 16 hari, LSC = LFC - durC = 16 – 5 = 11 hari
e. Total Float kegiatan A = LFA - ESA - DurasiA = 5 - 0 - 5 = 0 hari
f. Total Float kegiatan C = LFc - ESc – Durasic = 14 – 0 – 4 = 10 hari
g. Total Float kegiatan E = LFE - ESE - DurasiE = 18 - 11 - 4 = 3 hari
Perhitungan di atas dilanjutkan untuk semua kegiatan

Tabel 3.5 Analisis Durasi, Total float dan kegiatan Kritis PDM
Kegiatan Durasi (Hari) ES EF LF LS TF
A 5 0 5 5 0 0
B 6 5 11 11 5 0
C 4 0 4 14 10 10
D 5 11 16 16 11 0
E 4 11 15 18 14 3
F 1 1 2 15 14 13
G 1 18 19 19 18 0
H 5 13 18 18 13 0
I 3 2 5 18 15 13

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa:


 Kegiatan kritisnya pada total floatnya, TF = 0 dengan durasi proyek terpanjang, adalah
pada A-B-D-H-G
 Durasi proyek pada rintasan tersebut di atas adarah 19 hari

Anda mungkin juga menyukai