Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PENDAHULUAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BENEDICT HOTEL


(STRUKTUR BETON)

Oleh :
Tiara Anggraini 1915011006
Caroline Clara Carissa 1915011013
Nadhira Salsabila Detita 1915011066
Sabrina Cintia Prameswari 1915011076

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka “Laporan Pendahuluan” proyek

kerjasama antara pemerintah Bandar Lampung dan PT Asalole Jaya mengenai

“Pembangunan Benedict Hotel” dapat disusun.

Laporan Pendahuluan ini mencakup Pendahuluan, Deskripsi Pekerjaan, Struktur

Organisasi Pekerjaan, Rencana Pelaksanaan Pekerjaan, Pengumpulan Data

Instational dan Data Survey, serta Kemajuan Pekerjaan dan Rencana Kerja dari

pekerjaan “Perencanaan Struktur Benedict Hotel”.

Dengan diselesaikannya laporan pendahuluan ini, semoga dapat memenuhi

maksud dan tujuan penyusunannya.

Bandar Lampung, Oktober 2022

PT Asalole Jaya
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Maksud dan Tujuan 2
1.3 Lokasi Pekerjaan 3
1.4 Lingkup Kegiatan 4

BAB II DESKRIPSI PEKERJAAN


2.1 Pendekatan 6
2.2 Tahap Pelaksanaan Kerja 7
2.3 Metodologi 8
2.4 Kegiatan dan Detail Desain 16
2.5 Metode Analisis 21

BAB III STRUKTUR ORGANISASI PEKERJAAN


3.1 Deskripsi Pekerjaan 27
3.2 Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan 28

BAB IV RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN


4.1 Tinjauan Umum 32
4.2 Pekerjaan Kantor 33

BAB V PENGUMPULAN DATA INSTATIONAL DAN DATA SURVEI


PENDAHULUAN
5.1 Pengumpulan Data Instational 37
5.2 Survey Awal (Peninjauan Lokasi) 37

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA


2.1 Kemajuan Pekerjaan 39
2.2 Rencana Kerja Selanjutnya 40

LAMPIRAN 42
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya serta memiliki tempat-

tempat dengan pemandangan yang menarik. Tempat tersebut dapat

dijadikan sebagai tempat pariwisata bagi masyarakat lokal maupun asing.

Salah satu pendapatan terbesar negara Indonesia juga berasal dari sektor

pariwisata. Dalam menunjang sektor pariwisata ini, baik pemerintah

maupun pihak swasta terus-menerus memperbaiki serta membangun

infrastruktur yang ada. Salah satu infrastruktur yang dibangun adalah hotel

yang mendukung sebagai tempat penginapan. Hotel disediakan bagi setiap

orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan berikut makanan dan

minuman (SK Menteri Perhubungan No. PM 16/PW 201/PHB 77 tanggal 22

Desember 1977 Pasal 7 ayat a). Secara umum, kegiatan utama pada suatu

hotel adalah kegiatan bermukim. Sehingga tuntutan ruangnya menyerupai

sebuah rumah tempat tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar

mandi. Namun, karena sifatnya yang komersil, hotel dilengkapi dengan

ruangan fasilitas-fasilitas penunjang, seperti hall, lobby, restoran, kolam

renang, kantor pengelola, dan lain-lain.


Oleh karena itu dalam perancangan kali ini, perancang ingin membuat

bangunan hotel yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pengunjung.

Salah satunya dengan merancang hotel yang memiliki fasilitas-fasilitas

penunjang dan sesuai dengan konsep dan tema yang selaras dengan

lingkungannya. Harapannya dengan adanya sebuah hotel yang memiliki

berbagai fasilitas penunjang di kawasan ini, pengunjung dapat memperoleh

penginapan yang aman, nyaman dan dekat dengan kawasan wisata, sehingga

tidak perlu jauh-jauh ke kota untuk mencari penginapan.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari kegiatan perencanaan ini adalah sebagai petunjuk bagi

konsultan perencanaan dalam menyiapkan Detail Engineering

Design (DED), membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pelaksanaan Bangunan (RKS), membuat Rencana Anggaran Biaya

(RAB) dan sebagainya. Penyiapan data tersebut harus berdasarkan

data teknik yang akurat pada lokasi kegiatan, sehingga seluruh pihak

yang terlibat dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik.

Hal ini bertujuan untuk menghasilkan hasil akhir yang dapat

memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu dan

biaya.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan perencanaan ini adalah tersedianya dokumen

perencanaan (detailed design) yang dapat dijadikan pedoman dalam

BAB I - 2
tahapan pelaksanaan. Oleh karena itu, pekerjaan akan menjadi lebih

tertata sehingga memudahkan kontrol dan evaluasi pada masing-

masing tahapan pekerjaan.

1.3 Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan berada pada Jalan A. Yani, Fajar Esuk, Kec. Pringsewu,

Kabupaten Pringsewu, Lampung 35373.

Secara geografis, bangunan ini berbatasan dengan:

● Utara = DISKOMINFO Talang Indah

● Timur = SVY OLSHOP

● Selatan = PT HM SAMPOERNA Pringsewu

● Barat = Area Hutan

Gambar 1. Peta Lokasi Pekerjaan (Sumber: Google Maps)

BAB I - 3
1.4 Lingkup Kegiatan

Untuk mencapai maksud dan tujuan dari kegiatan perencanaan ini, maka

dilakukan kegiatan sebagai berikut :

1.4.1 Pengumpulan Data Sekunder

1. Pengumpulan data tanah

2. Pengumpulan data mengenai kontur tanah

3. Pengumpulan data pembebanan

1.4.2 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data yang dapat dilakukan seperti berikut

ini:

1. Analisis data pengukuran topografi

2. Pembuatan peta situasi (layout)

3. Analisis geoteknik

1.4.3 Penyusunan Sistem Perencanaan (Planning)

Penyusunan sistem perencanaan meliputi kegiatan berikut ini :

1. Perumusan rencana desain bangunan

2. Penyusunan layout perencanaan bangunan dan desain alternatif

1.4.4 Desain Rinci

Pada kegiatan ini dilakukan tahapan seperti berikut ini :

1. Perhitungan dimensi dan struktur bangunan

BAB I - 4
2. Perhitungan volume pekerjaan

3. Pembuatan gambar-gambar perencanaan dan spesifikasinya

4. Pembuatan Rancangan Anggaran Biaya (RAB)

1.4.5 Pelaporan

Tahapan pelaporan terdiri dari :

1. Laporan Pendahuluan

2. Laporan Antara

3. Konsep Laporan Akhir

4. Laporan Akhir

BAB I - 5
BAB II

DESKRIPSI PEKERJAAN

2.1 Pendekatan

Pembuatan DED (detail engineering design) yang meliputi 4 buku yaitu :

RAB, RKS, gambar rencana kerja, dan perhitungan struktur. Pembuatan

DED dari PT Asalole Jaya ini mementingkan pada pendekatan khusus

melalui observasi permasalahan di lapangan, percobaan-percobaan yang

bersangkutan dengan kebutuhan analisis dan desain serta strategi yang

digunakan yaitu berdasarkan dengan peraturan-peraturan yang mengelola

tentang pembangunan menggunakan struktur beton. Berikut adalah

peraturan-peraturan dan dasar hukum serta pedoman pada kegiatan

pembuatan DED (detail engineering design) ini:

● SNI 1726 – 2019 tentang Tata Cara Perancangan Ketahanan Gempa

untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.

● SNI 2847-2019 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan

Gedung dan Penjelasan

● SNI 1727 – 2020 tentang Beban Minimum untuk Perancangan Gedung

dan Struktur Lainnya


2.2 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan ini dilaksanakan berdasarkan rancangan dari konsultan, konsultan

merancang pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :

2.2.1 Pekerjaan Desain Arsitektur

Pekerjaan desain awal meliputi pekerjaan penentuan lokasi, site plan,

penentuan penggunaan gedung, luas gedung serta perencanaan

denah-denah ruangan gedung yang akan dibangun. Pekerjaan ini

didasari dengan keperluan dan kebutuhan pemilik proyek,

ketersediaan lahan, ketersediaan biaya dan penggunaan gedung yang

direncanakan.

2.2.2 Pekerjaan Analisa Struktur

Pekerjaan analisa struktur adalah pekerjaan menganalisa elemen-

elemen struktural berdasarkan pembebanan dan standar yang ada.

Pekerjaan ini bertujuan untuk mengetahui gaya-gaya dalam yang

terjadi akibat pembebanan yang terjadi. Pekerjaan analisa struktur ini

dilakukan dengan bantuan program software Autodesk Revit, Robot

Structural Analysis Professional, serta Microsoft Excel.

2.2.3 Pekerjaan Teknis Desain Struktur

Pekerjaan teknis desain struktur adalah pekerjaan menentukan

dimensi penampang elemen-elemen struktural, kebutuhan tulangan,

mutu baja dan mutu beton serta menentukan kapasitas nominal

elemen-elemen struktur yang ada terhadap beban maksimum. Dalam

pekerjaan ini output yang dihasilkan adalah gambar teknis dari

elemen-elemen struktur yang ada seperti kolom, balok, pelat lantai,

BAB II - 7
dan pelat atap. Dimana gambar-gambar tersebut akan menjadi

gambar kerja untuk pekerjaan lapangan.

2.2.4 Pekerjaan RAB

Pekerjaan rancangan anggaran biaya adalah pekerjaan menentukan

besarnya biaya yang diperlukan untuk pekerjaan struktur yang

meliputi pekerjaan pelat, balok, dan kolom berdasarkan gambar kerja

dan pekerjaan di lapangan. Sehingga diperhitungkan pula biaya

pekerjaan pembesian dan pekerjaan bekisting yang diperlukan.

2.3 Metodologi

Poin metodologi ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana dan

metode seperti apa yang digunakan pada pekerjaan pembangunan Hotel

Benedict PT. Asalole Jaya, dalam sub bab ini akan dijelaskan secara detail

dan mengacu pada KAK (kerangka acuan kerja). Berikut adalah kegiatan-

kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan pekerjaan diatas :

2.3.1 Pekerjaan Pendahuluan

Pekerjaan pendahuluan ini terdiri dari pekerjaan dalam kantor dan

pekerjaan di dalam lapangan. Berikut adalah uraian pekerjaan

pendahuluan:

a. Persiapan Administrasi

Tahap ini merupakan bagian yang penting untuk dilakukan, agar

pelaksanaan kegiatan pada tahap berikutnya dapat berjalan

dengan lancar sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

Kegiatan ini secara umum terdiri dari :

BAB II - 8
1) Persiapan administrasi, personil dan peralatan

2) Perizinan-perizinan

3) Mobilisasi personil dan peralatan

4) Pengumpulan data awal berupa peta administrasi lokasi dan

peta jalur menuju lokasi

5) Studi pendahuluan (desk study) dari hasil kajian terdahulu

6) Penyusunan rencana kerja

b. Pekerjaan Terapan Teknis

Setelah tersusun rencana/program kerja yang definitive sesuai

dengan persetujuan Direksi Pekerjaan seperti yang tercantum

dalam Laporan Pendahuluan, maka tahap selanjutnya adalah

melaksanakan pekerjaan persiapan teknis yang meliputi:

1) Pengumpulan Data dari Institusi

2) Pengumpulan data sekunder (jika tersedia) yang berkaitan

dengan kebutuhan desain.

3) Survei Pendahuluan

2.3.2 Survei dan Pekerjaan Pengukuran Topografi

Survei topografi adalah suatu metode untuk menentukan posisi

tanda- tanda buatan manusia maupun alamiah diatas permukaan

tanah. Survei topografi juga digunakan untuk menentukan

konfigurasi medan. Kegunaan survei topografi adalah untuk

mengumpulkan data yang diperlukan untuk gambar peta topografi.

Lingkup pekerjaan pengukuran topografi yang direncanakan terdiri

dari beberapa bagian pekerjaan, yaitu persiapan, pemasangan patok

BAB II - 9
serta pekerjaan pengukuran. Pada pekerjaan pengukuran yaitu,

Pengukuran titik kontrol horizontal (Polygon) dan vertikal

(Waterpass).

a. Pengukuran titik kontrol horizontal

● Pengukuran titik kontrol dilakukan dalam bentuk polygon;

● Sisi polygon atau jarak antar titik polygon maksimal 100 m,

diukur dengan pegas ukur (meteran) atau alat ukur jarak

elektronik;

● Patok yang digunakan adalah patok kayu;

● Sudut-sudut polygon diukur dengan alat ukur Theodolith.

b. Pengukiran titik kontrol vertikal :

Adapun metodelogi yang dilakukan antara lain;

● Jenis alat yang dipergunakan untuk pengukuran ketinggian

adalah Waterpass OrdeII;

● Untuk pengukuran ketinggian dilakukan dengan double stand

dilakukan 2 kali berdiri alat;

● Batas ketelitian tidak boleh lebih besar dari 10 akar D mm.

Dimana D adalah panjang pengukuran (km) dalam 1 (satu)

hari;

BAB II - 10
● Rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik dalam arti

pembagian skala jelas dan sama;

● Setiap pengukuran dilakukan pembacaan rangkap 3 (tiga)

benang dalam satuan milimeter;

● Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT) dan Benang Bawah

(BB), Kontol pembacaan : 2BT = BA + BB;

Analisis data lapangan (perhitungan sementara) akan dilakukan

selama Tim Survei masih berada di lapangan, sehingga apabila

terjadi kesalahan dapat segera dilakukan pengukuran ulang.

2.3.3 Acuan Normatif Tanah

Berikut adalah acuan-acuan dalam tahapan pengujian tanah yang

dilakukan di lapangan dan di laboratorium:

a. SNI 03-2849-1992, Tata Cara Pemetaan Geologi Teknik

Lapangan;

b. SNI 03-2435-1991, Metode Pencatatan Dan Interpretasi Hasil

Pemboran Inti;

c. SNI3638:2012, Metode Pengujian Kuat Tekan Bekas Tanah

Kohesif;

d. SNI 1738-2011, Metode Pengujian CBR Lapangan;

e. SNI 03-1964-1990, Metode Pengujian Berat Jenis Tanah;

f. SNI 03-1965-1990, Metode Pengujian Kadar Air Tanah;

g. SNI 03-1996-1990, Metode Pengujian Batas Plastis Tanah;

BAB II - 11
h. SNI 03-1967-1990, Metode Pengujian Batas Cair Dengan Alat

Casagrande;

i. SNI 03-2455-1991, Metode Pengujian Triaxial A;

j. SNI 03-2812-1992, Metode Pengujian Konsilidasi Tanah Satu

Dimensi;

k. SNI 03-2815-1992, Metode Pengujian Triaxial B;

l. SNI 03-3420-1994, Metode Pengujian Kuat Geser Langsung

Tanah Tidak Terkonsolidasi Tanpa Drainase;

m. ASTM D 2850 – 87, Metode Triaxial Compression Test

n. ASTM D 2435 – 90, Metode Consolidation Test

2.3.4 Investigasi Geoteknik

Investigasi mekanika tanah ini meliputi penyelidikan kondisi

tanah/geologi dan aspek aspek geoteknik yang perlu diperkirakan

dalam merencanakan sedimentasi yang berkaitan dengan umur

efektif bangunan, kebocoran dalam kaitan dengan tampungan, daya

dukung pondasi, aspek gempa dalam hubungannya dengan stabilitas

bangunan, kualitas material untuk bahan timbunan, dan lain- lain.

Pada pekerjaan penyelidikan tanah ini, lingkup pekerjaan yang akan

dilaksanakan terdiri dari:

a. Proses penyelidikan tanah menggunakan alat bor mesin, dan uji

sondir untuk mendapatkan data sampel tanah.

b. Setelah mendapatkan data sampel tanah yang diambil dari

pekerjaan bor mesin dan uji sondir, sampel tanah di test di

BAB II - 12
laboratorium dan yang di test 2 sampel yaitu tanah tidak

terganggu dan tanah terganggu.

c. Cara pengujian tanah dapat dilakukan dengan pengeboran.

Tanah tersebut kemudian diambil contohnya untuk diuji pada

laboratorium. Dibutuhkan ketelitian dalam melakukan

penyelidikan tanah. Saat kita ingin menentukan kondisi muka air

tanah, seluruh data yang diperoleh sangat bermanfaat untuk

merencanakan pengecoran pondasi. Data yang salah bisa

menyebabkan kesalahan ahli bangunan dalam menganalisa

kestabilan tanah. Kegiatan bor mesin ini akan dilaksanakan pada

lokasi-lokasi rencana pembangunan dan akan menggunakan bor

ukuran “NMLC” berdasarkan DCDMA (Diamond Corce

Drilling Manufactures Association) dengan : diameter teras

(core) 52 mm dan diameter lubang 75,7 mm.

● Pengujian ini dilakukan pada dua titik dengan kedalaman

maksimum 30 m atau sampai diperoleh nilai SPT >60 dengan

kedalaman / ketebalan lapisan minimal 6 m.

● Pengujian Standart Penetration Test (SPT) setiap kedalaman

3 m atau sampai ada perubahan lapisan tanah.

● Diskripsi jenis tanah untuk setiap lokasi bor yang dibuat

dalam suatu Bor log, memuat antara lain, jenis dan sifat

tanah, kedalaman, muka air tanah, dan nilai SPT.

BAB II - 13
● Pengambilan contoh tanah asli minimal 5 (lima) sample tiap

titik lubang bor atau sesuai perubahan jenis tanah.

● Perhitungan – perhitungan hasil analisis, interpretasi

termasuk grafik akan disampaikan pada laporan hasil

penyelidikan mekanika tanah.

Untuk mengetahui letak titik pengeboran pada pembangunan

Benedict Hotel dapat dilihat pada gambar lampiran

d. Pengujian Uji sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman

lapisan tanah keras, menentukan lapisan-lapisan tanah

berdasarkan tahanan ujung konus dan daya lekat tanah setiap

kedalaman yang diselidiki. Dalam kaitan pada pekerjaan ini,

data sondir berguna untuk mengetahui besaran daya dukung

tanah dasar yang akan dijadikan sebagai bangunan seperti: box

culvert, abutmen jembatan, dinding penahan tanah, dll. Hasil

dari uji sondir dapat digunakan untuk mengetahui profil tanah,

kepadatan relatif (untuk pasir), kuat geser tanah, kekakuan

tanah, permeabilitas tanah atau koefisien konsolidasi, kuat geser

selimut tiang, dan kapasitas daya dukung tanah.

● Penelitian ini dilakukan dengan alat sondir ringan dan

dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan data

mengenai letak kedalaman tanah keras.

● Penelitian ini dilaksanakan sampai kedalaman 30 m

BAB II - 14
● Jumlah penelitian sondir di gedung sebanyak dua titik

Untuk mengetahui letak titik uji sondir pada proyek

pembangunan Benedict Hotel dapat dilihat pada gambar

lampiran

e. Standart Penetration Test (SPT)

SPT (Standard Penetration Test) adalah salah satu jenis uji

tanah yang sering digunakan untuk mengetahui daya dukung

tanah selain CPT. Uji SPT juga berguna untuk menentukan

kepadatan dan konsistensi tanah/batuan secara dinamis ditempat

atau untuk mendapatkan gambaran keadaan kekuatan geser jenis

tanah langsung di lapangan. SPT dilaksanakan bersamaan

dengan pengeboran untuk mengetahui perlawanan dinamik

tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik

penumbukan.

f. Pengujian di Laboratorium Mekanika Tanah

Contoh tanah tidak terganggu dan terganggu untuk selanjutnya

dianalisa di laboratorium diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Index Properties :

● Unit Weight

● Specific Weight

● Water Content

BAB II - 15
● Atterberg Limit

● Grain Size Distribution

2) Engineering Properties :

● Direct Shear Test

● Consolidation

● Triaxial

● Unconfined Compressive Strength (UCS)

● Permeability Test

2.4 Kegiatan dan Detail Desain

2.4.1 Analisis Pembebanan

Dalam merencanakan pembangunan Hotel Benedict PT. Asalole

Jaya, semua beban harus dipertimbangkan dan dibuat berdasarkan

dengan Tata Cara Perencanaan Struktur, yaitu antara lain :

a. Beban Mati (Dead Load)

BAB II - 16
Beban mati adalah berat dari semua bagian bangunan gedung

yang bersifat tetap, termasuk peralatan tetap yang tidak

terpisahkan dari gedung. Beban mati untuk gedung diatur dalam

SNI 1727:2020.

Tabel 1. Densitas minimum untuk beban desain dari material.

Material Densitas (kN/m3)


Beton bertulang (batu sebagai 23,6
agregat)
Beton tanpa tulangan (batu sebagai 22,6
agregat)
Baja 77,3
Pasir 16,7
Semen 14,1
Sumber : Standar Nasional Indonesia Beban Desain Minimum
dan Kriteria Terkait Untuk Bangunan Gedung dan
Struktur Lain (SNI 1727:2020)

Tabel 2. Beban mati desain minimum.

Komponen Beban (kN/m2)


Plafon papan gypsum (per milimeter 0,008
ketebalan)
Struktur baja penggantung plafon 0,10
Tegel semen 1,53
Keramik 0,77
Bata ringan 1,82
Sumber : Standar Nasional Indonesia Beban Desain Minimum
dan Kriteria Terkait Untuk Bangunan Gedung dan
Struktur Lain (SNI 1727:2020)

b. Beban Hidup (Live Load)

Beban hidup adalah berat tambahan diluar beban mati yang

bekerja pada waktu-waktu tertentu, baik secara terus menerus

maupun sementara. Besarnya beban hidup ditentukan oleh

BAB II - 17
peruntukan bangunan, dengan harga minimum sesuai dengan

SNI 1726:2020. Mengingat beban hidup tidak bekerja secara

bersamaan maka untuk analisa portal maupun gempa ada suatu

faktor reduksi, yang bergantung pada jenis peruntukan bangunan

dan jumlah tingkat.

Tabel 3. Beban hidup minimum.

Komponen Beban (kN/m2)


Ruang biasa 1,92
Ruang pertemuan 4,79
Ruang makan atau restoran 4,79
Lobi 4,79
Koridor 4,79
Tangga 4,79
Ballroom 4,79
Atap untuk tempat berkumpul 4,79
Sumber : Standar Nasional Indonesia Beban Desain Minimum
dan Kriteria Terkait Untuk Bangunan Gedung dan
Struktur Lain (SNI 1727:2020)

c. Beban Angin (Wind Load)

Sesuai dengan SNI 1727:2020, beban angin yang digunakan

dalam desain SPGAU untuk bangunan gedung tertutup atau

tertutup sebagian tidak boleh kecil dari 16 lb/ft 2 (0,77 kN/m2 )

dikalikan dengan luas dinding bangunan gedung dan 8 lb/ft 2

(0,38 kN/m2 ) dikalikan dengan luas atap bangunan gedung yang

terproyeksi pada bidang vertikal tegak lurus terhadap arah angina

yang diasumsikan.

BAB II - 18
d. Beban Air Hujan

Beban air hujan dipakai karena kemiringan atap < 50° , dan

apabila lebih dari 50°, beban air hujan tidak diperhitungkan

(PPIUG 1983).

e. Beban Gempa

Beban gempa direncanakan agar struktur tersebut dapat menahan

gempa yang sewaktu-waktu dapat terjadi sehingga bangunan

tersebut tidak roboh.

2.4.2 Dasar Perhitungan Konstruksi

Tim perancang Hotel Benedict PT. Asalole Jaya menentukan untuk

menggunakan struktur utama bangunan dengan mutu beton fc’ = 25

MPa dan mutu baja fy = 420 MPa dengan pertimbangan bahan

tersebut mudah didapat serta pengerjaannya mudah dilaksanakan.

Unsur – unsur bangunan gedung:

a. Atap

Pembebanan yang dihitung dalam konstruksi rangka atap yaitu

beban mati dan beban hidup. Beban mati terdiri dari berat sendiri

balok dan pelat, berat sendiri plafon, berat struktur kolam renang

beserta air yang mengisi kolam, dan berat lapisan kedap air.

Beban hidup yaitu diambil 4,79 kN/m2 sesuai dengan ketentuan

di SNI 1727:2020.

b. Pelat Lantai

Perencanaan lantai dihitung berdasarkan :

BAB II - 19
1) Beban Mati

Beban mati yang terdiri dari berat sendiri balok, berat sendiri

kolom, berat sendiri pelat lantai, beban dinding, dan lainnya.

2) Beban Hidup

Beban hidup besarnya berasal dari fungsi bangunan tersebut.

3) Beban Gempa

Mencakup semua beban statik ekuivalen yang bekerja pada

gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari

gerakan tanah akibat gempa.

c. Balok

Untuk perencanaan balok didasarkan pada perhitungan balok.

Kuat lentur balok-balok portal dianalisis dan harus kuat menahan

lentur akibat kombinasi dengan pembebanan gempa.

d. Kolom

Kolom direncanakan dengan penampang bujur sangkar sehingga

memudahkan proses perhitungan.

● Kuat Lentur Kolom

Kuat lentur perlu kolom pada portal bidang muka balok

berdasarkan terjadinya momen kapasitas di sendi plastis

pada kedua ujung balok yang bertemu pada kolom itu

dinyatakan oleh momen lentur perlu Mu dengan gaya

aksial Pu.

BAB II - 20
● Analisa Panel Pertemuan dari Balok dan Kolom Portal

Panel pertemuan dari balok dan kolom portal harus

diproporsikan sedemikian rupa, sehingga memenuhi

persyaratan kuat geser horizontal perlu Vu horizontal dan

kuat geser vertikal perlu Vu vertikal yang berkaitan

dengan terjadinya momen kapasitas di sendi plastis pada

kedua ujung balok yang bertemu pada kolom itu.

e. Tangga

Suatu konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penghubung

dari lantai satu ke lantai lainnya.

f. Pondasi

Suatu konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menumpu

beban bangunan diatasnya dan menyalurkannya ke tanah keras.

2.4.3 Sistem Mekanikal dan Elektrikal

Sistem Mekanikal dan Elektrikal dalam hal ini meliputi sistem

sebagai berikut :

● Cahaya (penerangan) dan sumbernya

● Tata surya

● Tata udara

● Sumber tenaga cadangan (genset)

BAB II - 21
● Hydrant (fire alarm)

● Sistem komunikasi (telepon)

● Penangkal petir

● Sistem air bersih atau kotor dan drainase lingkungan

2.5 Metode Analisis

Perhitungan dan analisis menggunakan dua software yang terintegrasi yaitu

Autodesk Revit 2019 dan Robot Structural Analysis Professional 2019.

1. Pekerjaan persiapan

Pertama dilakukan pemodelan gedung pada Autodesk Revit 2019.

Langkah awal dalam pemodelan diawali dengan membuat lembar kerja

baru pada Autodesk Revit dan memilih template. Jenis template yang

akan digunakan pada pemodelan ini adalah template Construction-

default metric.

2. Pembuatan grid dan level

Grid digunakan sebagai acuan koordinat untuk melakukan pemodelan.

Garis koordinat pada grid terdiri dari garis X dan Y. Grid digunakan

untuk mempermudah proses penempatan komponen struktur bangunan

dan sebagai titik as tulangan. Grid dibuat dengan langkah awal pada tab

structure dipilih grid. Level pada Autodesk Revit 2019 menunjukkan

koordinat Z atau elevasi dari lantai bangunan. Level dibuat berdasarkan

elevasi rata-rata permukaan tanah setiap lantai kerja pada gedung.

BAB II - 22
3. Pemodelan Pondasi

Langkah pemodelan pondasi yaitu diawali dengan memilih opsi

structural foundation, lalu memilih tipe pondasi pada tab structure.

Komponen pondasi yang tersedia pada software akan muncul. Sebelum

memodelkan tulangan, atur rebar cover dengan cara memilih opsi cover

pada tab structure. Kemudian akan muncul kotak rebar cover settings

yang berisi daftar tebal selimut beton. Setelah cover rebar dibuat,

selanjutnya tulangan sudah dapat dimodelkan ke dalam struktur pondasi.

Pemodelan tulangan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan opsi

sketch rebar atau host rebar.

4. Pemodelan Kolom

Langkah pemodelan kolom diawali dengan membuat family untuk tiap

tipe kolom per lantai dengan cara membuka family kolom, pilih bagian

structural columns dan pilih opsi concrete. Selanjutnya pilih tipe kolom

yang sesuai, pada pemodelan ini menggunakan kolom bujur sangkar.

Selanjutnya menyesuaikan dimensi dan material kolom serta

mendefinisikan nama kolom sesuai dengan parameter kolom per lantai

dengan cara edit type family pada kotak properties. Setelah semua tipe

kolom dibuat, family kolom sudah dapat dimasukkan kedalam project

dengan cara memilih opsi load family. Setelah pemodelan struktur

kolom selesai, selanjutnya dilakukan pemodelan detail tulangan.

Langkah pemodelan detail tulangan kolom diantaranya dimulai dengan

menyiapkan view section kolom dengan cara memilih opsi section pada

tab view kemudian pilih salah satu kolom dan tarik garis memanjang

BAB II - 23
pada kolom. Pilih struktur kolom dan atur cover rebar dengan cara

memilih cover pada tab structure. Selanjutnya sudah dapat memodelkan

penulangan pada family dengan memilih jenis rebar yang sesuai.

5. Pemodelan Balok

Langkah pemodelan balok dengan software Autodesk Revit 2019

dilakukan dengan membuat family untuk tiap tipe balok perlantai.

Diawali dengan memilih opsi beam pada tab structure kemudian load

family. Setelah itu menuju structural framing, arahkan pada direktori

concrete dan buka M_concrete_rectangular beam. Edit parameter family

seperti data ukuran dan material dari masing-masing balok di menu

family types pada bagian properties. Balok diletakkan pada grid sesuai

sesuai dengan gambar shop drawing dengan cara menarik garis dari

ujung as kolom ke kolom berikutnya. Setelah pemodelan struktur balok

digambar, langkah selanjutnya dilakukan pemodelan detail tulangan.

Langkah pemodelan detail tulangan balok yaitu menyiapkan view

section balok dengan cara memilih opsi section pada tab view. Klik

struktur balok dan atur cover rebar dengan cara memilih cover pada tab

structure. Selanjutnya sudah dapat memodelkan penulangan pada family

dengan memilih jenis rebar yang sesuai.

6. Pemodelan Pelat

Langkah pemodelan pelat dengan software Autodesk Revit 2019 yaitu

diawali dengan memilih family slab untuk pelat pada lantai 1 dan pilih

floor slab untuk balok pada lantai 2 sampai lantai atap. Definisikan

family pelat sesuai dengan kebutuhan tiap lantai. Pada contoh kali ini

BAB II - 24
digunakan pelat dengan ketebalan 120 mm. Hal ini dilakukan dengan

melakukan pemilihan tipe pelat generic 150mm kemudian pilih edit

type.

Kemudian untuk memodelkan penulangan pelat diawali dengan pilih

pelat yang akan dimodelkan tulangannya. Pilih area pada menu

structure. Untuk menandakan area yang akan menerima penempatan

tulangan dan juga untuk mendefinisikan penempatan tulangan secara

area. Pada kotak properties pastikan jenis dan ukuran tulangan serta

jarak spasi telah sesuai. Selain itu, dapat dipilih jumlah lapisan tulangan.

7. Pemodelan Tangga, Atap, Dinding, Pintu, Jendela, dan lainnya.

Setelah komponen balok, kolom dan pelat dimodelkan, lalu lanjut ke

pemodelan komponen2 lain seperti tangga, atap, dinding, dan lainnya.

8. Mengirim model yang sudah dibuat

Pada software Autodesk Revit, klik pada tab Analyze, lalu pilih opsi

Robot Structural Analysis pada panel Structural Analysis. Setelah dialog

mengenai integrasi dengan software tersebut terbuka, pilih Send model,

lalu Send options. Selanjutnya menentukan opsi transfer dan klik OK.

Model gedung akan terkirim ke software Robot Structural Analysis

Professional.

9. Menambah pembebanan pada software Robot Structural Analysis

Pertama klik loads, pilih loads type, dan pilih nature (misal beban mati

atau beban hidup), lalu tambahkan. Lanjut menambahkan tipe beban

yang lain. Jika ingin menambahkan beban, pilih tipe beban, lalu klik

bagian yang akan dibebani. Selanjutnya pilih pada tab Load definition,

BAB II - 25
dan tentukan apakah beban tersebut bekerja pada tumpuan, balok, atau

pelat, lalu pilih tipe beban dan tentukan besar beban, setelah itu klik

apply. Ulang langkah tersebut untuk tipe beban lainnya.

10. Memasukkan kombinasi beban

Klik loads, manual combination, klik ok, masukkan faktor pada setiap

tipe kombinasi, dan klik apply.

11. Verifikasi desain penulangan dan kalkulasi

Klik suatu komponen, misalnya balok, lalu klik design, lalu akan muncul

dialog awal, dan pilih manual combinations. Lalu akan keluar

pemodelan balok dan informasi tentang panjang balok, dimensi balok,

dan lainnya. Lalu klik typical reinforcement, ada pilihan untuk

penulangan. Lalu pilih desain penulangan, dan klik OK. Lalu keluar

kalkulasi dari software, dan jika penulangan masih kurang layak akan

keluar peringatan. Jika penulangan tidak dapat digunakan, ubah desain

penulangan.

12. Plot data komponen

Klik drawings untuk plotting komponen (misal komponen balok) dan

keterangannya yang sudah didesain.

13. Eksplorasi diagram

Pada panel beam diagrams dapat melihat diagram momen, gaya geser,

reaksi, dan lainnya per komponen.

14. Melihat analisis struktur keseluruhan

BAB II - 26
Klik analysis, pilih calculations, lalu klik close. Setelah itu klik pada tab

results, pilih misalnya diagram for bars, lalu pilih arah mana yang ingin

dilihat misal diagram momennya. Selanjutnya mengatur parameter lalu

klik apply. Hasil akan terlihat pada pemodelan di software. Dari

kalkulasi yang sudah dilakukan sebelumnya, dapat dilihat momen yang

dihasilkan, defleksi, dan lainnya pada stuktur secara keseluruhan.

15. Memindahkan desain yang sudah dirubah ke Autodesk Revit 2019 untuk

detailing lebih lanjut.

Pada software Robot Structural Analysis, klik Add-Ins > Integration >

Autodesk Revit Structure. Lalu klik Send model atau Send model and

results. Lalu klik Send options dan pilih opsi transfer, selanjutnya klik

OK. Desain akan dikirimkan ke software Autodesk Revit 2019.

BAB II - 27
BAB III

STRUKTUR ORGANISASI PEKERJAAN

3.1 Deskripsi Pekerjaan

3.1.1 Informasi Penggunaan Jasa

Pengguna Jasa : Program Studi S-1 Teknik Sipil Universitas

Lampung

Alamat : Jl. Sumatri Brojonegoro No.1 Gedong

Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung

Nama Pekerjaan : DED Pembangunan Benediction Hotel

Tangga Kontrak : 2 September 2022

Waktu Pelaksanaan : 120 (seratus dua puluh) hari kalender

3.1.2 Informasi Penyedia Jasa

Pengguna Jasa : PT. Asalole Jaya

Ketua Tim : Sabrina Cintia Prameswari

Alamat Kantor : Jalan Sandi Hasan II, No. B5, Labuhan

Dalam, Tanjung Senang, Kota Bandar

Lampung

No. Telp : 089524009985

Alamat Email : sabrina.cintia107619@students.unila.ac.id


3.2 Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan

3.2.1 Team Leader

Nama : Sabrina Cintia Prameswari

Tempat, Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 09 November 2001

Pendidikan : S-1 Teknik Sipil Unila 2022

Keahlian : Ahli Rencana Bangunan Gedung

Masa Penugasan : 10 Bulan

Adapaun tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan sebagai

berikut :

● Mengikuti petunjuk dan pesyaratan yang telah ditentukan,

terutama mengenai pengertian tentang spesifikasi, metode

pelaksanaan untuk setiap jenis pekerjaan yang disesuaikan

dengan kondisi lapangan.

● Sebagai pemimpin tim lapangan konsultan perencana dalam

mengarahkan dan mengkoordinir angota tim di lapangan, yang

bertujuan agar dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan

pedoman perencanaan yang berlaku.

● Melakukan koordinasi secara aktif dengan pemilik kegiatan

mengenai permasalahan perencanaan yang ditangani sehingga

akan terjalin komunikasi yang baik.

● Memeriksa dan mengarsipkan semua berkas-berkas Kegiatan

termasuk coordinator dalam pembuatan Final Report / Laporan

Akhir perencanaan yang ditanganinya.

BAB III - 28
3.2.2 Ahli Perencana Struktur

Nama : Nadhira Salsabila Detita

Tempat, Tanggal Lahir : Pringsewu, 20 September 2001

Pendidikan : S-1 Teknik Sipil Unila 2022

Keahlian : Ahli Rencana Bangunan Gedung

Masa Penugasan : 10 Bulan

Adapun tugas, tanggung jawab dan wewenang adalah sebagai

berikut:

● Membantu melakukan perhitungan bangunan.

● Membantu merumuskan site plan lokasi pembangunan.

● Membantu bentuk dalam menentukan sruktur seefektif mungkin

sesuai dengan kebutuhan.

● Membantu membuat rencana kerja/ teknis gedung dari segi

bagan/material bangunan agar menghasilkan pembangunan

gedung yang baik dari segi kualitas.

3.2.3 Ahli Mekanika Tanah

Nama : Caroline Clara Carissa

Tempat, Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 13 Januari 2001

Pendidikan : S-1 Teknik Sipil Unila 2022

Keahlian : Ahli Rencana Bangunan Gedung

Masa Penugasan : 6 Bulan

Dengan uraian tugas tanggung jawab dan wewenang sebagai

berikut :

BAB III - 29
● Melaksanakan survei pendahuluan untuk mengindentifikasi

secara visual kondisi yang ada.

● Menginventarisasi temuan permasalahan yang ada di lapangan

untuk dicarikan langkah penanganannya.

● Berkoodinasi dengan ahli geodesi untuk menentukan lokasi

penyelidikan tanah.

● Mengawasi proses pengujian mekanika tanah.

● Memastikan proses pengujian mekanika tanah sesuai dengan

standar pengujian yang berlaku.

● Mengawasi proses pengambilan sampel hasil pengujian tanah.

● Merumuskan hasil pengujian lapangan dan pengujian

laboratorium.

● Menyusun laporan hasil penyelidikan tanah.

3.2.4 Ahli Manajemen Konstruksi

Nama : Tiara Anggraini

Tempat, Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 31 Januari 2001

Pendidikan : S-1 Teknik Sipil Unila 2022

Keahlian : Ahli Rencana Bangunan Gedung

BAB III - 30
Masa Penugasan : 10 Bulan

Uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut :

● Mencari informasi mengenai Harga Satuan Bahan maupun upah

untuk lokasi setempat.

● Membuat analisa harga satuan termasuk memperkirakan harga

bahan, upah kerja, sewa peralatan dan data logistik lainnya.

● Menghitung volume pekerjaan dan menyusan Rancangan

Anggaran Biaya pelaksanaan konstruksi.

● Berkoordinasi dengan tenaga ahli lainnya untuk kelancaran

tugasnya.

3.2.5 Tenaga Teknis

a. Asisten Ahli Struktur 1 (Satu) orang.

b. Surveyor 2 (Dua) orang.

c. Drafter 2 (Dua) orang.

3.2.6 Tenaga Pendukung

a. Sekretaris/Administrasi 1 (Satu) orang.

b. Operator Komputer 1 (Satu) orang.

BAB III - 31
BAB III - 32
BAB IV

RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1 Tinjauan Umum

Pekerjaan dapat dilaksanakan apabila kontrak telah disetujui dan telah

memenuhi persyaratan yaitu telah melakukan studi pengenalan, studi

kelayakan, studi perencanaan, dan pengadaan material. Pekerjaan Hotel PT

Asalola Jaya ini menggunakan material beton dengan waktu pelaksanaan

pekerjaan adalah 120 hari kalender.

Dalam proses pekerjaan proyek pembangunan Hotel PT Asalola Jaya ini

haruslah berjalan dengan urut, ada beberapa pekerjaan yang memiliki

keterkaitan satu sama lain, jadi apabila salah satu pekerjaan terhambat maka

akan mengganggu pekerjaan lainnya dan akan memakan waktu lebih lama

lagi untuk menyelesaikan proyek pembangunan ini.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh pihak pelaksana

pekerjaan sebelum konstruksi dimulai agar konstruksi berjalan sesuai

rencana dan selesai tepat waktu :

● Pembuatan kurva earned value

● Pembuatan rangkaian pekerjaan menggunakan metode CPM


● Penentuan strategi pelaksanaan dan budget anggaran pelaksanaan

● Penentutan struktur organisasi pelaksanaan.

● Melakukan pekerjaan pendahuluan

● Penyediaan sarana dan prasarana serta perlengkapan peralatan yang

dibutuhkan di lapangan (site installation)

● Penyediaan material, tenaga kerja, dan peralatan

4.2 Pekerjaan Kantor

4.2.1 Pembuatan Dokumen Tender

Sistem pemasukan dokumen tender menggunakan sistem satu

sampul. Keterangan-keterangan yang harus disertakan dalam

dokumen penawaran yaitu :

a. Kelengkapan persyaratan administrasi:

1) Surat kesanggupan melaksanakan pekerjaan

2) Neraca perusahaan terakhir, asli bermeterai Rp.10000,-

3) Daftar susunan pemilikan modal perusahaan

4) Daftar susunan pengurus perusahan

5) Salinan akte pendirian perusahaan dan akte perubahan

terakhir (bila ada perubahan)

BAB IV - 33
6) Salinan Surat Izin Usaha Proyek Jasa Konstruksi (SIUPJK)

yang masih berlaku.

7) Salinan kartu tanda anggota GAPENSI yang masih berlaku.

8) Jaminan penawaran dari Bank Pemerintah/Asuransi

kerugian yang telahditetapkan oleh Menteri

9) Keuangan.

10) Salinan kartu NPWP yang masih berlaku.

11) Surat pernyataan ASTEK, asli bermeterai Rp.10000,-

4.2.2 Persyaratan – persyaratan teknis

Berisi tentang metode pelaksanaan pekerjaan, jadwal waktu,

pelaksanaan,daftar personil yang akan ditempatkan pada proyek

bersangkutan,daftar pengalaman kerja 5 tahun terakhir, dan struktur

organisasi pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan.

Kelengkapan persyaratan biaya:

a. Surat penawaran harga dengan diberi materai Rp.10000,-

b. Rekapitulasi Rencana anggaran biaya

c. Perincian anggaran biaya, yang diisi lengkap dengan harga satuan

dan jumlahharga tiap pekerjaan, harga satuan upah dan bahan,

serta daftar analisa harga satuan pekerjaan.

Semua surat-surat, dokumen, isian-isian dan lampiran-lampiran yang

dibuat penawar harus dibubuhi tanda tangan yang sah dari penawar

atau orang yang diberi kuasa untuk itu dan diketik diatas kertas kop

perusahaan. Penawar bertanggung jawab atas sah dan tidaknya tanda

tangan tersebut.

BAB IV - 34
4.2.3 Pembuatan Laporan

a. Laporan Pendahuluan

Memuat hal-hal sebagai berikut:

1) Uraian secara umum mengenai latar belakang, maksud dan

ujuan, lokasi, waktu pelaksanaan, juga termasuk gambaran

lingkup pekerjaan.

2) Struktur organisasi tim pelaksana.

3) Hasil koordinasi dengan pihak-pihak terkait.

4) Identifikasi kendala yang mungkin terjadi dan rekomendasi.

5) Pendekatan teknis terhadap hasil survei sekunder, metodologi

pelaksanaan pekerjaan termasuk identifikasi kendala yang

mungkin dapat terjadi

6) Hasil kemajuan pekerjaan dibuat dalam bentuk Bar chart dan

S-Curve

b. Laporan Antara

Memuat hal-hal sebagai berikut:

1) Hasil pelaksanaan pekerjaan termasuk hasil survey primer

seperti, survey topografi dan survey geologi teknik.

2) Hasil analisa survey sekunder maupun primer dan

menentukan kriteria desain.

3) Hasil koordinasi dengan pihak-pihak terkait

4) Identifikasi kendala yang mungkin terjadi dan rekomendasi.

5) Hasil kemajuan pekerjaan dibuat dalam bentuk Bar chart dan

S- Curve.

BAB IV - 35
c. Laporan Akhir

Memuat hal-hal sebagai berikut:

1) Hasil detail desain

2) Hasil perhitungan volume dan biaya.

3) Hasil kemajuan pekerjaan dibuat dalam bentuk Bar chart dan

S- Curve.

4) Laporan Akhir memuat perbaikan/koreksi atas konsep laporan

akhir sesuai dengan hasil pembahasan dengan Pemberi Tugas.

Bersama laporan ini harus diserahkan juga gambar asli dan

detail desain lengkap. Dalam penyampaian Laporan akhir

agar disertakan laporan teknik yang merupakan kelengkapan

yang berisi antara lain :

● Buku Executive Summary

● Buku Uraian Umum.

● Buku Laporan Perhitungan Struktur Teknik Desain.

● Buku Album Gambar Perencanaan

● Buku Rencana Kerja dan Syarat serta Spesifikasi Teknik

● Buku BOQ, RAB termasuk AHS

● Buku Dokumen pelelangan

BAB IV - 36
● Buku Laporan Survey Topografi

● Buku Album Gambar

● Buku Laporan Survey geoteknik dan Laboratorium Test

BAB IV - 37
BAB V

PENGUMPULAN DATA INSTATIONAL DAN


DATA SURVEI PENDAHULUAN

5.1 Pengumpulan Data Instational

Data yang didapat yang akan digunakan untuk mendesain pekerjaan DED

(Detail Engineering Design) pada Perencanaan Pembangunan Hotel

Benedict PT. Asalole Jaya merupakan data yang diakui dan relevan dari

Institusi terkait maupun pihak pihak lainnya. Dalam pekerjaan mendesain

DED pada proyek ini menggunakan data dari institusi Teknik Sipil

Universitas Lampung. Data yang didapat dari institusi Teknik Sipil

Universitas Lampung meliputi ; material struktur utama, kontur tanah,

lokasi, jumlah tingkat lantai, luas bangunan, peta lokasi, manfaat bangunan,

peta lokasi perencanaan kegiatan serta data lainnya yang akan didapatkan

saat berkoordinasi dengan konsultan. Dengan data tersebut, konsultan dapat

merencanakan bangunan yang akan dibangun.

5.2 Survey Awal (Peninjauan Lokasi)

Pekerjaan ini dilaksanakan oleh konsultan dan dibina oleh tim teknis untuk

menyamakan visi dan misi terhadap rencana pekerjaan yang akan

dilakukakn nantinya. Hasil dari survey awal ini akan memberikan gambaran
kepada konsultan untuk mempertimbangkan desain yang sesuai dengan

KAK yang telah dibuat.

BAB V - 38
BAB VI

KEMAJUAN PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA

6.1 Kemajuan Pekerjaan

Pada bab ini, akan diuraikan tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan DED

Hotel Benedict PT. Asalole Jaya dan rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan. Kegiatan tersebut meliputi : pola kerja, sistematika

pengumpulan data, analisis permasalahan, pemecahan masalah, dan

kontribusi masing-masing tenaga ahli dalam setiap kegiatan dan laporan.

Sampai dengan penyusunan laporan pendahuluan ini, kemajuan pekerjaan

yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Persiapan administrasi

2. Studi literatur

3. Pra rancangan arsitektur

4. Koordinasi dengan Institusi terkait

5. Pengumpulan data awal (berupa peta administrasi lokasi dan peta jalur

menuju lokasi)

6. Penyusunan rencana kegiatan

Sementara itu, untuk kegiatan lapangan, konsultan sedang melaksanakan

kegiatan survey dan pengukuran topografi.


6.2 Rencana Kerja Selanjutnya

Berdasarkan jadwal kegiatan yang telah disusun oleh konsultan perencana,

kegiatan yang akan dilaksanakan sampai dengan penyusunan laporan antara,

adalah sebagai berikut :

1. Penyelesaian survey topografi

2. Analisis hasil pengukuran topografi

3. Survei dan investigasi mekanika tanah

4. Analisis survey dan investigasi mekanika tanah

5. Analisis perhitungan struktur gedung

Secara lengkap, jadwal pelaksanaan pekerjaan Penyusunan DED Hotel

Benedict PT. Asalole Jaya dapat dilihat pada Tabel 4.

BAB VI - 40
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

BAB VI - 41
LAMPIRAN
LAMPIRAN - 43
LAMPIRAN - 44
LAMPIRAN - 45
LAMPIRAN - 46
LAMPIRAN - 47
LAMPIRAN - 48
LAMPIRAN - 49

Anda mungkin juga menyukai