Anda di halaman 1dari 7

Model Model Perpustakaan Dalam Sejarah Peradaban Islam

Dwi Wibisono saputra

UIN RADEN INTAN LAMPUNG

ABSTRAK

Islam adalah agama yang menaruh perhatian besar pada ilmu pengetahuan, hal ini terbukti

dengan giatnya tulis-menulis sejak priode awal. Keterlibatan inilah yang juga mendorong

cepatnya Islam menyebar ke daerah-daerah yang kaya akan buku dan perpustakaan , sehingga

mereka menemukan papyrus (lontar) dari Mesir dan menggalinaskah-naskah kuno di wilayah

Mesopotamia dan Mesir. Perpustakaan-perpustakaan Islamtidak lepas dari dinamika peradaban

orang-orang Romawi.. Maka dari itu kami mengangkat topik Model Model Perpustakaan

Dalam Sejarah Peradaban Islam. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif yang

bersumber dari jurnal terpecaya, mengangkat jenis-jenis perpustakaan apa saja pada peradaban

islam

Kata kunci: Perpustakaan, Islam


PENDAHULUAN

Sejarah perpustakaan, dalam bahasa Inggris dikenal sebagai library history atau history

of libraries, merupakan gabungan dua ilmu, yaitu (ilmu) sejarah dan ilmu perpustakaan.

Walaupun merupakan bagian dari sejarah tematis, dalam praktik sejarah perpustakaan lebih

banyak diajarkan di jurusan/program studi/departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi

(IP&I). Sejarah perpustakaan Islam lazimnya dibagi menjadi tiga fase: 620–1258 dari turunnya

al-Qur'an sampai penghancuran Baghdad (disebut juga masa klasik). 1258–1924 dari

perpindahan pusat Kekhalifahan ke negara lain hingga berakhirnya Khalifah Islam yang

berkedudukan di Turki 1924 sampai sekarang sebagai evolusi perpustakaan Islam menuju dunia

modern.

Islam adalah agama yang menaruh perhatian besar pada ilmu pengetahuan, hal ini terbukti

dengan giatnya tulis-menulis sejak priode awal. Keterlibatan inilah yang juga mendorong

cepatnya Islam menyebar ke daerah-daerah yang kaya akan buku dan perpustakaan , sehingga

mereka menemukan papyrus (lontar) dari Mesir dan menggalinaskah-naskah kuno di wilayah

Mesopotamia dan Mesir. Perpustakaan-perpustakaan Islam tidak lepas dari dinamika peradaban

orang-orang Romawi. Sebagaimana literatur-literatur bangsa Romawi banyak di kaji oleh

orang-orang muslim pada masa abad 8-11 M. Dengandatangnya Islam terpancarlah fajar di

negri Timur Tengah; pencerahan ilmu pengetahuan.Afzal Iqbal (1967:166-126) membagi

dinamika kebudayaan awal Islam kepada tiga gerakan;gerakan keagamaan (Islam), gerakan

sejarah dan gerakan filsafat. Gerakan tersebut diterjemahkan oleh (Nurul Haq, 2012) menjadi

gerakan keagamaan akan menjadi awal perbincangan dalam kaitannya dengan kajian yang

diajukan bahwa kemunculan kepustakaan Islam berasal dari tradisi keagamaan Islam. Dalam

maknanya yang luas, ia juga merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban Islam, sehingga

kajiannya dari sisi historis tidak dapat dipisahkan dari keduanya


Oleh karena itu disini kami akan membahas Model Model Perpustakaan Dalam Sejarah

Peradaban Islam untuk dijadikan metode atau refrensi dalam pembelajaran mahasiswa.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau

objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada

saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.

Menurut Nazir (1988: 63) dalam “Buku Contoh Metode Penelitian”, metode deskriptif

merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set

kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari

penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta hubungan antar fenomena

yang diselidiki.

Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode

yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak

digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Menurut Whitney (1960: 160) metode

deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Dapat dikatakan bahwa

penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,

peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peradaban Islam menjunjung tinggi kegiatan intelektual. Bahkan, agama inilah yang

merintis kebangkitan dunia modern, yang dampaknya meluas ke seluruh penjuru dunia. Prof

Raghib as-Sirjani dalam Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia (2009) mengklasifikasi
perpustakaan dalam konteks peradaban Islam. Pertama, perpustakaan akademi.

Sepemahamannya, jenis inilah yang paling masyhur.

• Bayt al-Hikmah di Baghdad. Sifat akademis tampak dari fungsi perpustakaan ini yang

tidak sekadar mengoleksi beragam buku-buku atau artefak-artefak berharga, melainkan

juga pusat studi dan aktivitas penerjemahan. Para sarjana dari beragam bangsa dan

agama, baik Muslim maupun non-Muslim, aktif di sana. Perpustakaan akademi juga

bukti keberpihakan penguasa Muslim setempat terhadap budaya literasi.

• Perpustakaan khusus. Jenis ini lebih bersifat swasta, alih-alih publik. As-Sirjani

menjelaskan, di era kejayaan Islam, banyak ilmuwan Muslim yang memiliki

perpustakaan dengan koleksi yang berlimpah. Tidak sedikit pula tokoh-tokoh Muslim

yang meyakini derajat sosialnya terangkat bilamana mendirikan perpustakaan besar. Di

antara mereka adalah Khalifah al-Muntashir dari Dinasti Abbasiyah, al-Fatah bin

Khaqan, Ibnu al-Amid, dan Abu Matraf.

Meskipun hanya berkuasa enam bulan lamanya, Khalifah al-Muntashir merupakan

pemimpin populer di tengah rakyat. Dukungannya terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan begitu besar, termasuk dengan mendirikan perpustakaan. Selanjutnya,

Ibnu Khaqan dikenal sebagai politikus ulung dan juga pencinta ilmu pengetahuan.

Mantan gubernur Mesir dan Suriah pada zaman Abbasiyah itu memiliki perpustakaan

megah di pusat kota Samarra (Irak). Sementara itu, Ibnu al-Amid merupakan pakar tata

kota dari Persia. Sosok yang wafat pada 970 itu mendirikan perpustakaan besar di Ray

yang pengelolanya antara lain adalah filsuf Ibnu Miskawaih. Adapun Abu Matraf

mempunyai perpustakaan pribadi di Andalusia dengan banyak koleksi langka pada

zamannya.

• Perpustakaan umum. Ini merupakan kebalikan dari jenis yang kedua. Dengan sokongan

pemerintah setempat, perpustakaan umum di zaman keemasan Islam berdiri untuk


melayani masyarakat, baik Muslim maupun non-Muslim. Dalam hal ini, umat Islam

meletakkan dasar-dasar manajemen perpustakaan modern.

Sebagai contoh, Perpustakaan Kordoba yang berdiri sejak tahun 961 di Andalusia. As-

Sirjani menuturkan, di sana negara mempekerjakan sejumlah pegawai sesuai

spesialisasinya. Ada yang bertugas memelihara buku-buku, mengumpulkan naskah-

naskah, atau menentukan kapasitas rak dan penggolongan genre. Dengan demikian,

publik dapat mengakses semua koleksi yang terdapat di dalamnya dengan mudah.

• Perpustakaan sekolah. As-Sirjani menerangkan, di negeri-negeri Islam semua sekolah

dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan. Sultan Nuruddin Mahmud dari Dinasti

Zengid, misalnya, membangun 42 unit madrasah di Suriah. Setengah dari jumlah

tersebut bahkan didanai dari uangnya sendiri. Pembangunan madrasah-madrasah itu

seiring dengan penguatan jaringan perpustakaan. Contoh lainnya adalah seorang

menteri Sultan Shalahuddin, al-Fadilah. Di Kairo, Mesir, dia menyumbang 200 ribu

buku untuk penyelenggaraan perpustakaan yang terintegrasi dengan madrasah.

• Perpustakaan yang tumbuh dari masjid-universitas. Untuk diketahui, universitas

pertama di dunia adalah Al-Qarawiyyin di Fez, Maroko, yang berdiri sejak tahun 859.

Sejarah Al-Qarawiyyin bermula dari sebuah masjid dan perpustakaan yang didirikan

Fatimah al-Fihri. Setelah menerima warisan dari ayahnya, seorang pedagang sukses, dia

berinisiatif mengukuhkan masjid sebagai pusat kegiatan keilmuan masyarakat.

Perempuan ini pun mengundang para sarjana terkemuka dari penjuru negeri ke Fez

untuk mengajar. Selanjutnya, perpustakaan Al-Qarawiyyin dilengkapinya dengan buku-

buku koleksi pribadi. Belakangan, tiap sultan penguasa Fez terus menyokong warisan

keluarga Al-Fihri itu sehingga tumbuh besar. Langkah-langkah yang ditempuh Al-

Qarawiyyin belakangan ditiru pelbagai lembaga pendidikan Islam dan Eropa Kristen.

KESIMPULAN
Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia (2009) mengklasifikasi perpustakaan dalam

konteks peradaban Islam. Pertama, perpustakaan akademi. Sepemahamannya, jenis inilah yang

paling masyhur.

• Bayt al-Hikmah di Baghdad.

• Perpustakaan khusus.

• Perpustakaan umum.

• Perpustakaan sekolah.

• Perpustakaan yang tumbuh dari masjid-universitas.

DAFTAR PUSTAKA

Nurul Haq, Handout ke-1 matakuliah Sejarah Kepustakaan dalam Konteks Islam,(Yogyakarta,

Pascasarjana UIN Sunan kalijaga,2012.)

Pedersen, J., Fajar Intelektual Islam: Buku Dan Sejarah Penyebaran Informasi Di DuniaArab,

Penerjemah Alwiyah Abdurrahman, (Bandung, Mizan, 1996).

Ribkhi Mustofa Alyan, Al Maktabati Fi Khadhorotil Arobiyyati AlIslamiyyai, (Oman, Addar

Shofau Lilnasri Wattauji’,1999)

Saefudin, didin., Zaman Keemasan Islam: Rekonstruksi Sejarah Imperium DinastiAbbasiyah,

(Jakarta:Grasindo, 2002).

Sou'yb, joesoef., Sejarah Daulah Abbasiyah III, (jakarta: bulan bintang,1978).

Syihabuddin Qolyubi, dkk. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. (Yogyakarta:Jurusan

Ilmu Perpustakaan dan informasi Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga2003).

Taher, Mohamed. “Islamic libraries.” International Encyclopedia of Information and Library

Science. Edited by John Feather and Paul Sturges. 2nd ed. London: Routledge, 2003.

Baca juga tulisan M. Lester Wilkins “Islamic libraries to 1920” dalam Encyclopedia of

Library History. Edited by Wayne A. Wiegand and Donald G. Davis Jr. New York:

Garland, 1994.

Anda mungkin juga menyukai