ABSTRAK
Islam adalah agama yang menaruh perhatian besar pada ilmu pengetahuan, hal ini terbukti
dengan giatnya tulis-menulis sejak priode awal. Keterlibatan inilah yang juga mendorong
cepatnya Islam menyebar ke daerah-daerah yang kaya akan buku dan perpustakaan , sehingga
mereka menemukan papyrus (lontar) dari Mesir dan menggalinaskah-naskah kuno di wilayah
orang-orang Romawi.. Maka dari itu kami mengangkat topik Model Model Perpustakaan
Dalam Sejarah Peradaban Islam. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif yang
bersumber dari jurnal terpecaya, mengangkat jenis-jenis perpustakaan apa saja pada peradaban
islam
Sejarah perpustakaan, dalam bahasa Inggris dikenal sebagai library history atau history
of libraries, merupakan gabungan dua ilmu, yaitu (ilmu) sejarah dan ilmu perpustakaan.
Walaupun merupakan bagian dari sejarah tematis, dalam praktik sejarah perpustakaan lebih
(IP&I). Sejarah perpustakaan Islam lazimnya dibagi menjadi tiga fase: 620–1258 dari turunnya
al-Qur'an sampai penghancuran Baghdad (disebut juga masa klasik). 1258–1924 dari
perpindahan pusat Kekhalifahan ke negara lain hingga berakhirnya Khalifah Islam yang
berkedudukan di Turki 1924 sampai sekarang sebagai evolusi perpustakaan Islam menuju dunia
modern.
Islam adalah agama yang menaruh perhatian besar pada ilmu pengetahuan, hal ini terbukti
dengan giatnya tulis-menulis sejak priode awal. Keterlibatan inilah yang juga mendorong
cepatnya Islam menyebar ke daerah-daerah yang kaya akan buku dan perpustakaan , sehingga
mereka menemukan papyrus (lontar) dari Mesir dan menggalinaskah-naskah kuno di wilayah
Mesopotamia dan Mesir. Perpustakaan-perpustakaan Islam tidak lepas dari dinamika peradaban
orang-orang muslim pada masa abad 8-11 M. Dengandatangnya Islam terpancarlah fajar di
dinamika kebudayaan awal Islam kepada tiga gerakan;gerakan keagamaan (Islam), gerakan
sejarah dan gerakan filsafat. Gerakan tersebut diterjemahkan oleh (Nurul Haq, 2012) menjadi
gerakan keagamaan akan menjadi awal perbincangan dalam kaitannya dengan kajian yang
diajukan bahwa kemunculan kepustakaan Islam berasal dari tradisi keagamaan Islam. Dalam
maknanya yang luas, ia juga merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban Islam, sehingga
Peradaban Islam untuk dijadikan metode atau refrensi dalam pembelajaran mahasiswa.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau
objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada
Menurut Nazir (1988: 63) dalam “Buku Contoh Metode Penelitian”, metode deskriptif
merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki.
Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Menurut Whitney (1960: 160) metode
deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Dapat dikatakan bahwa
Peradaban Islam menjunjung tinggi kegiatan intelektual. Bahkan, agama inilah yang
merintis kebangkitan dunia modern, yang dampaknya meluas ke seluruh penjuru dunia. Prof
Raghib as-Sirjani dalam Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia (2009) mengklasifikasi
perpustakaan dalam konteks peradaban Islam. Pertama, perpustakaan akademi.
• Bayt al-Hikmah di Baghdad. Sifat akademis tampak dari fungsi perpustakaan ini yang
juga pusat studi dan aktivitas penerjemahan. Para sarjana dari beragam bangsa dan
agama, baik Muslim maupun non-Muslim, aktif di sana. Perpustakaan akademi juga
• Perpustakaan khusus. Jenis ini lebih bersifat swasta, alih-alih publik. As-Sirjani
perpustakaan dengan koleksi yang berlimpah. Tidak sedikit pula tokoh-tokoh Muslim
antara mereka adalah Khalifah al-Muntashir dari Dinasti Abbasiyah, al-Fatah bin
Ibnu Khaqan dikenal sebagai politikus ulung dan juga pencinta ilmu pengetahuan.
Mantan gubernur Mesir dan Suriah pada zaman Abbasiyah itu memiliki perpustakaan
megah di pusat kota Samarra (Irak). Sementara itu, Ibnu al-Amid merupakan pakar tata
kota dari Persia. Sosok yang wafat pada 970 itu mendirikan perpustakaan besar di Ray
yang pengelolanya antara lain adalah filsuf Ibnu Miskawaih. Adapun Abu Matraf
zamannya.
• Perpustakaan umum. Ini merupakan kebalikan dari jenis yang kedua. Dengan sokongan
Sebagai contoh, Perpustakaan Kordoba yang berdiri sejak tahun 961 di Andalusia. As-
naskah, atau menentukan kapasitas rak dan penggolongan genre. Dengan demikian,
publik dapat mengakses semua koleksi yang terdapat di dalamnya dengan mudah.
menteri Sultan Shalahuddin, al-Fadilah. Di Kairo, Mesir, dia menyumbang 200 ribu
pertama di dunia adalah Al-Qarawiyyin di Fez, Maroko, yang berdiri sejak tahun 859.
Sejarah Al-Qarawiyyin bermula dari sebuah masjid dan perpustakaan yang didirikan
Fatimah al-Fihri. Setelah menerima warisan dari ayahnya, seorang pedagang sukses, dia
Perempuan ini pun mengundang para sarjana terkemuka dari penjuru negeri ke Fez
buku koleksi pribadi. Belakangan, tiap sultan penguasa Fez terus menyokong warisan
keluarga Al-Fihri itu sehingga tumbuh besar. Langkah-langkah yang ditempuh Al-
Qarawiyyin belakangan ditiru pelbagai lembaga pendidikan Islam dan Eropa Kristen.
KESIMPULAN
Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia (2009) mengklasifikasi perpustakaan dalam
konteks peradaban Islam. Pertama, perpustakaan akademi. Sepemahamannya, jenis inilah yang
paling masyhur.
• Perpustakaan khusus.
• Perpustakaan umum.
• Perpustakaan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Nurul Haq, Handout ke-1 matakuliah Sejarah Kepustakaan dalam Konteks Islam,(Yogyakarta,
Pedersen, J., Fajar Intelektual Islam: Buku Dan Sejarah Penyebaran Informasi Di DuniaArab,
(Jakarta:Grasindo, 2002).
Science. Edited by John Feather and Paul Sturges. 2nd ed. London: Routledge, 2003.
Baca juga tulisan M. Lester Wilkins “Islamic libraries to 1920” dalam Encyclopedia of
Library History. Edited by Wayne A. Wiegand and Donald G. Davis Jr. New York:
Garland, 1994.