Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia


yang berkualitas mengharuskan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
melalui Dinas Pekerjaan Umum untuk menyiapkan berbagai fasilitas yang
diperlukan. Untuk mewujudkan hal tersebut melalui Dinas Pekerjaan Umum
memandang perlu untuk melibatkan peran Konsultan Perencana untuk
melaksanakan perencanaan teknis terhadap pelaksanaan pekerjaan
dilapangan, Maka kami dari konsultan perencana CV. Executive 04 Consultant
telah melaksanakan survey pendahuluan sehingga kami mendapat data primer
berupa Kebutuhan ruang pada saluran irigasi kep. Anambas antara lain adalah
sebagai berikut :
1. 1. KP-01 Perencanaan Jaringan Irigasi

2. KP-02 Bangunan Utama (Head Works)

3. KP-03 Saluran

4. KP-04 Bangunan

5. KP-05 Parameter Bangunan

6. KP-06 Petak Tersier

7. KP-07 Standar Penggambaran

Untuk memenuhi hal-hal tersebut diatas, tentunya diperlukan adanya

perencanaan dan kajian tata letak bangunan (Master Plan) dalam

menempatkan dan mendesain komposisi yang optimal terhadap

segala fasilitas yang diperlukan agar keinginan tersebut diatas dapat

dilaksanakan. Meskipun nantinya pembangunan fasilitas tersebut

bertahap namun Masterplan sangat diperlukan dalam upaya

memberikan gambaran tahapan-tahapan pembangunan fasilitas


tersebut agar lebih terencana sesuai dengan kebutuhan anggaran

yang diperlukan dalam pentahapannya.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pekerjaan ini adalah membuat suatu Perencanaan Desain dan

Peta Jaringan Irigasi Geospasial Daerah Irigasi (DI) dengan menggunakan

Aplikasi GIS.

Adapun tujuan pekerjaan ini adalah mendapatkan data Daerah Irigasi dengan

akurat dan tepat atau valid dan melaksanakan percepatan pelaksanaan

kebijakan satu peta.

Adapun Sasaran dari kegiatan Perencanaan Pembangunan irigasi

kep. anambas ini adalah :

1. Target/sasaran dari pekerjaan ini jaringan informasi geospasial Daerah

Irigasi di Kecamatan Jemaja dan Jemaja Timur. Analisis terhadap

kenyamanan akses lingkungan dari kemungkinan-kemungkinan

yang tidak diinginkan.

2. Estimasi terhadap kebutuhan bangunan dan fasilitas yang

diperlukan dalam upaya penyelenggaraan pelatihan dengan baik.

3. Menyusun Estimasi terhadap kebutuhan anggaran yang diperlukan

dalam pembangunan fasilitas yang direncanakan dalam Kegiatan

tersebut.

4. Menyusun Laporan-Laporan hasil penyusunan bangunan

Perencanaan Pembangunan Sarana irigasi kep. anambas

tersebut.
5. Mempresentasikan hasil perencanaan kepada owneer’s dalam

upaya memberikan pemahaman terhadap hasil design.

6. Menyusun dokumentasi dari hasil perencanaan Master Plan

tersebut.

1.3 DATA KEGIATAN

Adapun data kegiatan adalah sebagai berikut:

1. Nama Kegiatan : PERENCANAAN

PENINGKATAN/PEMBANGUNAN

JARINGAN DAERAH IRIGASI 2019

2. Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Desain dan Peta Jaringan

Irigasi Geospasial Daerah Irigasi (DI)

dengan menggunakan Aplikasi GIS.

3. Lokasi Kegiatan : pekerjaan jasa konsultansi ini adalah di

Pulau Jemaja Kecamatan Jemaja dan

Jemaja Timur, Kabupaten Kepulauan

Anambas.

4. Pemberi Tugas : PEMERINTAH KABUPATEN

KEPULAUAN ANAMBAS

5. Konsultan Perencana : Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang

dan Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Kepulauan

Anambas,Bidang Sumber Daya Air.

6. Nomor Kontrak : 602/549/CK-VII/2018

7. Tanggal Kontrak : 24 Juli 2018


8. Nilai Kontrak : Rp. 100.000.000,-

9. Waktu Pelaksanaan : 24 Juli s/d 22 September 2019

10. Sumber Dana : APBD Tahun 2018

1.4 SISTEMATIKA PELAPORAN

Proses pengolahan laporan menggunakan perangkat lunak

Miscrosof Office 2007 dengan program Exel dan Microsof word.

Produk gambar diolah dengan menggunakan perangkat lunak

Autocad Land Development (LDD) 2000i, Auto Cad 2009/2010,

3Dmax dan Photo shop. Laporan akan disampaikan dalam bentuk

hard copy dan soft file berupa back up CD.

Adapun jenis-jenis laporan yang akan diserahkan oleh Konsultan

Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa adalah:

1. LAPORAN PENDAHULUAN

2. LAPORAN AKHIR

3. DOKUMENTASI

4. SOFT COPI DATA

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI &
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
2.1 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
Lokasi Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Sarana irigasi kep. Kaltim

tersebut terletak pada kab. Kepulauan anambas prov. Kepulauan riau

termasuk dalam lingkungan Sekolah yang dapat dikategorikan daerah padat.

Posisi Lahan yang digunakan untuk Sarana Pelatihan Selam ini berada pada

lingkungan sekolah, Untuk akses masuk akan mengambil Entrance pada Jalan

M. Yamin sesuai kondisi sekolah yang sudah ada.

Kondisi lokasi adalah lingkungan sekolah yang sudah terbentuk sesuai

kebutuhan sekolah tersebut. Kondisi lahan cenderung datar dan bersebelahan

dengan bangunan sekolah/asrama 2 lantai dan bangunan mushola. Dari

kondisi tersebut ( yang terletak di lingkungan sekolah ) tentunya diperlukan

adanya penyusunan tata ruang yang dapat memberikan kenyamanan pada

pengguna dan Sekolah yang akan membutuhkan pelayanan public terhadap

proses belajar mengajar terutama letak sirkulasi kendaraan. Bagaimanapun

kondisi existing akan memberikan dampak kemacetan apabila Siswa,Guru dan

pengunjung atau peserta pelatihan yang memarkir kendaraan sepanjang jalan

masuk. Untuk itu pihak konsultan berencana memaksimalkan tata ruang yang

ada dapat menampung kendaraan baik roda 2 dan roda 4 semaksimal

mungkin, serta tata letak bangunan

agar dapat memberikan komposisi

perletakan tapak bangunan yang

ideal sesuai kontur yang ada dan

melihat aspek-aspek kenyamanan,

keamanan dan sirkulasi

operasional yang baik.


2.2 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup dari pekerjaan yang dilakukan oleh Konsultan Perencana

CV. Executiv 04 Consultant mengacu pada Kerangka Acuan Kerja (KAK)

yang dibuat oleh Owneer’s ( Dinas Pekerjaan Umum ) terutama pada

desain perletakan dan tata ruang bangunan yang terdiri dari ruang –

ruang yang sedemikian rupa yang dapat memberikan kenyamanan dalam

melakukan aktifitas pelatihan. Dengan demikian harapan yang diinginkan

owneer’s dapat terealisasi dengan baik.

Adapun Lingkup Pekerjaan yang harus dilakukan oleh Konsultan

Perencana meliputi:

1. Kegiatan Pradesign

Kegiatan pradesign adalah merupakan draft awal yang

digunakan untuk menuangkan ide-ide yang diinginkan oleh

owneer’s dalam bentuk sketsa design. Sketsa Design tersebut

diasistensikan kepada pengguna jasa untuk mendapatkan

persetujuan awal terhadap kebutuhan yang akan diperlukan oleh

Bangunan Sarana Pelatihan Selam dalam menjalankan

kegiatannya.

2. Kegiatan Pengumpulan Data

Data dibedakan menjadi 2 yaitu data sekunder dan data primer.

Data sekunder berupa data-data hasil olahan pihak lain yang


masih relevan dan berguna dalam proses perencanaan seperti

laporan-laporan, Peta-peta, Gambar-gambar, dan literatur-

literatur / buku-buku yang berkaitan dengan proses kegiatan

perencanaan. Sedangkan data primer adalah data yang

dihasilkan dengan melakukan survey lapangan terhadap kondisi

lokasi studi dengan melibatkan team dari personil konsultan itu

sendiri. Adapun data primer yang diperlukan adalah:

- Data Topografi Lokasi (kontur)

- Data Luasan Area Lokasi yang disurvey

- Data Kondisi Tanah di lokasi tersebut secara visual

- Data Kondisi Lingkungan Area Lokasi

- Data Jaringan Akses jalan

- Data Kondisi Utilitas dan drainase yang akan dibangun

sesuai dengan hasil pengukuran lapangan.

Data Primer ini merupakan data valid, aktual dan merupakan

komponen utama dalam melakukan suatu perencanaan. Dengan

data ini perencana dapat menganalisa kondisi dan situasi lokasi

menjadi lebih objectif dan aktual.

3. Kegiatan Analisa

Setelah proses pengumpulan data dilakukan, baik pengumpulan

data sekunder maupun data primer, maka lingkup pekerjaan


selanjutnya adalah melakukan kegiatan analisa terhadap hasil

pengumpulan data tersebut. Analisa disini meliputi beberapa

aspek yang menyangkut kegiatan perencanaan tata ruang

bangunan sarana pelatihan selam. Dalam menganalisa kegiatan

perencanaan tata ruang bangunan sarana pelatihan selam

tersebut, tentunya diperlukan team yang mampu baik secara

pengalaman maupun kemampuan teknisnya. Hal-hal yang perlu

dianalisa adalah sebagai berikut:

- Analisa terhadap ruang, estetika dan struktur bangunan

yang disesuaikan dengan kondisi tanah di lokasi kegiatan.

- Analisa kebutuhan biaya pelaksanaan secara kasar

(Estimasi).

- Analisa terhadap dampak dibangunnya kegiatan tersebut

secara global (Umum).

- Analisa Utilitas, Sarana dan Prasarana pendukung

- Analisa keterikatan antara massa bangunan yang ada

terhadap komponen sarana pendukungnya.

- Analisa terhadap keamanan dan kenyamanan

- Analisa terhadap kemungkinan faktor-faktor alam yang

dapat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan

Bangunan Sarana Pelatihan Selam.

4. Hasil Analisa

Hasil Analisa adalah output dari kegiatan penganalisaan oleh

team ahli yang diwujudkan dengan bentuk fisik kegiatan seperti


laporan-laporan, gambar-gambar, peta-peta dan hasil-hasil

perhitungan baik struktur maupun kebutuhan biaya secara kasar

yang digunakan sebagai acuan dalam tahapan kegiatan

pembangunan berikutnya.

5. Asistensi

Assistensi dilakukan dalam upaya memberikan kesamaan pola

pikir, harapan dan hasil akhir yang diharapkan, sehingga tujuan

yang diinginkan dapat tercapai. Dengan asistensi tersebut,

meminimalkan perbedaan pola pikir antara pihak penyedia jasa

dan pengguna jasa termasuk pihak Sekolah sebagai

penggunanya. Assistensi dilakukan dengan kontinue dari setiap

komponen kegiatan dimaksudkan agar tahap tiap tahap

pekerjaan dapat terpantau dan termonitor dengan baik sesuai

keinginan dan harapan.

6. Presentasi

Presentasi adalah memberikan pemahaman kepada pihak-pihak

yang berkompeten dalam upaya menyatukan persepsi produk

hasil perencanaan. Presentasi dilakukan setelah proses draft

laporan akhir diselesaikan untuk diekspose dan mendapatkan

koreksi dan masukan-masukan yang bersifat membangun dari

pihak-pihak yang berkompeten terhadap hasil perencanaan.

2.3 KEDALAMAN KAJIAN DESAIN


Perencanaan Pembangunan Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov.
Kaltim ini mengkaji dan merumuskan hal-hal sebagai berikut :
a). Kebutuhan terhadap bangunan dan fasilitas ruangan pendukung

yang diperlukan untuk peningkatan sarana pendidikan.

b). Penempatan posisi bangunan tersebut sesuai kaidah yang benar

dengan menerapkan pola keamanan dan kenyamanan pengguna.

c). Menghitung estimasi kebutuhan biaya pembangunan secara

bertahap sesuai anggaran yang diusulkan yang disesuaikan dengan

kebutuhan pembangunan dan lahan yang tersedia.

d). Merencanakan pola sirkulasi secara baik dan benar, seperti sirkulasi

orang, sirkulasi kendaraan dan lain-lain.

e). Menganalisis secara umum (global) terhadap dampak lingkungan

dengan adanya kegiatan pembangunan nantinya.

f). Menyusun Produk-produk laporan hasil kajian yang didukung oleh

gambar-gambar, peta-peta dan dokumentasi dari kegiatan tersebut.

g). Memberikan gambaran pentahapan dan pengembangan

pembangunan berikutnya sesuai kebutuhan pembangunan fasilitas

yang ada.

BAB III
METODOLOGI
3.1. UMUM

Dalam rangka Pelaksanaan otonomi daerah yang mantap, maka sangat


diperlukan persiapan-persiapan yang matang oleh Pemerintah Daerah,
khususnya untuk Kota Samarinda, yaitu mengembangkan potensi daerah
dan kegiatan ekonomi yang ada. Untuk pengembangan tersebut, sangat
diperlukan pemantapan dalam pola pengelolaan perkotaan dan fasilitas
pendukungnya.
Sesuai dengan arahan pengembangan Perkotaan Kota Samarinda
sebagaimana telah ditetapkan dalam RTRW dan RDTRK Samarinda,
untuk mendukung perkembangan Kota Samarinda sebagai Ibukota
Propinsi Kalimantan Timur kearah Kota Metropolitan seiring dengan maju
dan pesatnya pertumbuhan penduduk dan ekonomi perkapita, maka
perlu dimantapkan adanya kawasan-kawasan khusus sebagai kawasan
wisata, kawasan perdagangan, kawasan Olah Raga dan kawasan
lainnya sebagai penunjang kesiapan Kota Samarinda Sebagai Kota
Besar. Pemerintah Kota Samarinda melalui Program Penataan
Bangunan dan Lingkungan, mengangkat visi pembangunan Samarinda
yaitu “Terwujudnya Kota Samarinda sebagai Kota Metropolitan Berbasis
Industri, Perdagangan dan Jasa yang maju berwawasan lingkungan,
mempunyai keunggulan daya saing untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat”.

Visi Pembangunan Samarinda mengarahkan kita untuk meyakini bahwa


masa depan Samarinda tidak terletak pada non-renewable resources
melainkan pada kota tepian dengan mengoptimalkan pengembangan jasa
dan pergadangan yang dimiliki.

Metodologi pendekatan umum pelaksanaan Perencanaan


Pembangunan Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov.Kaltim Pada
Dinas Pekerjaan Umum meliputi 4 (empat) tahapan utama, yaitu :

1. Tahap Persiapan

2. Tahap Pengumpulan Data

3. Tahap Analisa Data

4. Tahap Akhir
3.2. KONSEP STRUKTUR BANGUNAN

3.2.1 Struktur Bangunan


Sistem Pondasi adalah unsur yang paling penting sebagai
pendukung utama berdirinya suatu bangunan .Sehingga dalam
perencanaan pondasi penentuan system/jenis pondasi harus
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Sistem bangunan atas yang akan didukung
2. Kondisi tanah dimana bangunan itu
berdiri (dari data penyelidikanb tanah)
3. Beban bangunan atas yang harus didukung
oleh pondasi
4. Kondisi lingkungan dimana lokasi bangunan
tersebut akan didirikan
5. Waktu dan biaya pekerjaan

Dari pertimbangan-pertimbangan diatas, diharapkan diperoleh suatu


system pondasi yang optimum, dalam arti dapat memenuhi
persyaratan teknis dan dapat dilaksanakan dengan biaya
seekonomis mungkin.

3.2.2 Jenis Pondasi yang digunakan


Berdasarkan hasil dari penyelidikan tanah dan kondisi lingkungan
dimana bangunan akan didirikan serta besarnya beban (jumlah lantai
bangunan) yang harus dipikul, jenis pondasi yang dipakai adalah
pondasi tiang pemilihan jenis tiang berdasarkan kondisi lapisan
tanah.

3.2.3 Material yang digunakan


Material yang digunakan terdiri dari:
 Beton bertulang
 Baja
 Kayu
3.2.4 Daya dukung tiang
Daya dukung tiang adalah tekanan terkecil yang dapat
menyebabkan keruntuhan geser pada tanah pendukung tepat
dibawah dan disekeliling pondasi
Dalam menentukan besarnya daya dukung tiang dapat ditinjau
melalui bebarapa cara dengan mempertimbangkan:

- Jenis pondasi
- Metode pelaksanaan
- Jenis material

3.3 Struktur atas


3.3.1 Umum
Bangunan atas terdiri dari struktur baja atau beton. Bangunan
yang tidak begitu besar struktur atap berupa shell/cangkung yang
terdiri dari material beton
Perhitungan gaya dalam dengan menggunakan program SAP
2000 non linear versi 8
sedangkan untuk bangunan besar struktur atap disangga dengan
struktur kabel dari pylon (menara) yang kokoh. Analisa ini harus
meliputi kondisi pelaksanaan dan kondisi setelah seluruh struktur
terpasang.Gaya-gaya selama masa konstruksi diperhitungkan
secara cermat.

3.3.2 Standard Perancangan


Standar perancangan struktur mengikuti peraturan-peraturan yang
berlaku di Indonesia, serta peraturan peraturan lain jika peraturan
yang berlaku di Indonesia tidak mencakup hal tersebut:
- Peraturan beton bertulang Indonesia 1991 ( SNI 91)
- Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
- Peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983
- Peraturan perencanaan tahan gempa Indonesia untuk gedung th
1987
- Peratutan perencanaan bangunan baja Indonesia tahun 1983
- Peraturan Umum tentang bahan bangunan Indonesia tahun 1983
- Standart Industri Indonesia
- Peraturan ACI 318-83 dan PCI untuk beton praktekan
- AISC seta British Standard untuk fabrikasi dan ereksi sturktur baja
- Buku Pedoman Perencanaan struktur untuk beton bertulang
biasa dan struktur tembok beton bertulang tahun 1983

3.3.3 Beban
Mati
Beban mati merupakan berat sendiri seluruh bangunan, struktur
maupun non struktur yang selalu ada dan bekerja pada bangunan ini
Beban mati tersebut sangat tergantung dari dimensi serta berat jenis
struktur yang digunakan. Sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia,
berat jenis dari elemen elemen struktur adalah sebagai berikut:

Beton bertulang 2.400 kg/m3

Baja structural 7.850 kg/m3

Kayu 1. k
Mortar 2.
00 kg
Dinding
(adukan)½ 25
00 kg
bata 0 g
Beban mati ini harus diperhitungkan 100% dalam setiap analisa
struktur.

3.3.4 Beban hidup


Beban hidupa adalah berat tambahan diluar beban mati yang bekerja
pada waktu-waktu tertentu, baik secara terus menerus maupun
sementara. Besarnya beban hidup ditentukan oleh peruntukan
bangunan, dengan harga minimum sesuai dengan peraturan
pembebanan Indonesia untuk gedung tahun 1983
Berikut disampaikan besarnya beban hidup dari masing-masing
peruntukan bangunan, serta perbandingannya dengan nilai
minimum yang tercantum pada perusahaan

Mengingat beban hidup tidak bekerja secara bersamaan maka untuk


analisa portal maupun gempa ada suatu factor reduksi, yang
bergantung pada jenis peruntukan bangunan dan jumlah tingkat.

Sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung


1983, untuk analisa Portal beban hidup direduksi dengan koefesien
0,75 dan untuk analisa gempa, beban hidup direduksi dengan
koefisien 0.3

3.3.5 Struktur Atap Baja


Struktur atap baja terdiri dari steel box yang merupakan struktur
yang didukung oleh kabel tarik. Atap tanpa kolom dengan bentangan
besar
 Desain atap baja memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Menggunakan mutu yang terjangkau oleh fabricator dalam
negeri (tegangan izin 1.600 kg/cm)
2. Tidak ada initial momen pada saat beban mati bekerja
penuh. Momen pada tumpuan hanya pada kondisi beban hidup
(air hujan, service)
3. Letak sambungan, bentuk sambungan sudah memperhatikan
metoda konstruksi
4. Metoda konstruksi akan dituangkan dalam suatu manual
yang disepakati dan menjadi acuan semua pihak.

 Langkah-langkah desain bangunan baja:


Prelimari Desain

 Prelimari desain dangan kondisi 2 D (dua dimensi) untuk


mengetahui dimensi secara global.
 Mekanisme control : lendutan
 Software : STAAT Pro

 Detail Desain

- Modelisasi dengan finite elemen ( shell) untuk mengetahui


secara detail lokasi tegangan yang berlebihan yang sebagai
acuan penggunaaan stiffner dan letak sambungan elemen
shell menggunakan elemen segitifa atau segi empat dengan
formulasi isoparametrik. Formulasi isoparametrik digunakan
dalam kekakuan translasi dan rotasi. Perilaku bending
termasuk tow way, out-of plane dalam arah normal
mengikuti formulasi khirchoft (thin plate)
- Mekanisme control : tegangan dan lendutan
- Software : SAP 2000

3.4 Analisa Struktur Beton Analisa Gaya Dalam


Gaya-gaya dalam dianalisa dengan Software STAAD 3

3.5 Analisa Plat Lantai

Plat dianggap sebagai panel dengan tumpuan jepit elastis pada


keempat sisinya. Momen perencanaan menggunakan table 13.32.
PBI – 71

3.6 Analisa Balok Utama

Kuat lentur balok-balok portal dianalisis dengan kekuatan


batas dan harus kuat menahan lentur akibat kombinasi dengan
pembebanan gempa
Prosedur penulangannya sama seperti penulangan balok anak,
dimana:

 Untuk beban tetap Mu = (MDL + MLL)

 Untuk beban sementara Mu = 1.05 (MDL + MLL + Mgp)

Sedangkan untuk kekuatan geser bagi balok portal dihitung


secara kapasitas desain dengan persamaan sebagai berikut:

Vub = 0.70 Mkap + Mkap’ + 1.05 vg


L
Dimana

M kap = Momen kapasitas balok portal diujung kiri


dengan tulangan yang terpasang

M kap’ = Momen kapasitas balok portal diujung kanan


dengan tulangan yang terpasang
L = Bentang bersih balok portal
Vg = Gaya geser balok portal akibat beban gravitasi
dengan kodisi balok portal sebagai balok bebas
atau dua tumpuan

3.7 Analisa Kolom

a. Kuat Lentur Kolom


Kuat lentur perlu bagi kolom portal pada bidang muka
balok berdasarkan terjadinya momen kapasitas di sendi
plastis pada kedua ujung balok yang bertemu pada
kolom itu, yang dinyatakan oleh momen lentur perlu
Mu, k dengan gaya aksial Nu,k yang bersangkutan, harus
dihitung berturut-turut menurut persamaan-persamaan
sebagai berikut :
Dimana :

Wd = Faktor pembesar dinamik untuk memperhitungkan


pengaruh terjadinya sendi-sendi plastis pada balok
balok prtal yang nilainya harus diambil dari sebesar
1.3, kecuali ditingkat bawah dan tingkat atas
nilainya harus diambil sebesar 1,0 dan ditingkat
kedua dai atas nilainya harus diambil sebesar 1,15

Sk = Faktor distribusi momen dari kolom portal yang


ditinjau, yang nilainya dapat dihitung sebanding
dengan kekakuan relative dari unsur- unsur struktur
bertemu di titik pertemuan tersebut

Mkp’ki = momen kapasitas balok portal sebelah kiri di


sendi plastis pada bidang muka kolom yang
dihitung berdasarkan luas baja tulangan dan baja
prategang yang terpasang dan dengan tegangan
tarik baja tulangan diambil sebesar 1.25 fy dan
tegangan tarik baja prategangan diambil sebesar
1.4 fps.

Mkpi’ki’ = Momen kapasitas balok portal sebelah kiri sendi


plastis pada bidang muka kolom sebelahnya yang
dihitung berdasarkan luas baja tulangan dan baja
prategang yang terpasang dan dengan ketegangan
tarik baja tulangan diambil sebesar 1.25 fy dan
tegangan tarik baja prategang diambil

Mkpi’ka = Momen kapasitas balok portal sebelah kanan


sendi plastis pada bidang muka kolom sebelahnya
yang dihitung berdasarkan luas baja tulangan dan
baja prategang yang terpasang dan dengan
ketegangan tarik baja tulangan diambil sebesar 1.25
fy dan tegangan tarik baja prategang diambil sebesar
1.4 fps

Mkap’ka= Momen kapasitas balok portal sebelah kanan sendi


plastis pada bidang muka kolom sebelahnya yang
dihitung berdasarkan luas baja tulangan dan baja
prategang yang terpasang dan dengan ketegangan
tarik baja tulangan diambil sebesar 1.25 fy dan
tegangan tarik baja prategang diambil sebesar 1.4 fps

Hk = Tinggi kolom portal dikur dari titik pertemuan ke

titik pertemuan hk = tinggi bersih kolom portal

lki = bentang balok portal sebelah kiri, diukur dari titik


pertemuan ke titik pertemuan

hki’ = Bentang bersih balok portal sebelah kiri


lka = Bentang bersih balok portal sebelah kanan diukur dari
titik pertemuan ke titik pertemuan
lki’ = Bentang bersih balok portal sebelah kanan

Rv = Faktor reduksi gaya aksial kolom portal untuk


memperhitungkan pengaruh terbentuknya sendi
plastis yang tidak pada semua blok portal
didalam struktur, yang nilainya harus diambil sebagai
berikut:
RV = 1,0 untuk 1 < n < 4
RV = 1,10 untuk
1 < n < 20 Rv
= 0,6 untuk
n > 20
Dimana n adalah jumlah lantai tingkat diatas kolom yang ditinjau

Ng = gaya aksial kolom portal dititik pertemuan akibat berat sendiri kolom
dan beban gravitasi tributary tak berfaktor yang bekerja dilantai tingkat itu
dan semua tingkat diatasnya dengan memperhitungkan beban hidup yang
telah

direduksi sehubungan dengan peluang terjadinya, baik pada lantai tingkat


itu maupun pada semua lantai tingkat diatasnya sesuai dengan “Pedoman
Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung 1987” (Ref 4)
Dalam perhitungan gaya aksial ini kondisi baolok-balok portal yang bertemu
dititik pertemuan tersebut adalah sebagai balok balok bebas atas dua
tumpuan

Penjumlahan dalam persamaan dimulai dari balok portal di titik


pertemuan yang ditinjau sampai balok portal di titik pertemuan
paling atas

Pertemuan balok dan kolom portal dalam kondisi terjadinya sendir sendi
plastis pada kedua ujung balok.
Dalam segala hal momen lentur perlu bagi kolom portal pada bidang muka
balok menurut pers
(16) tidak perlu diambil lebih besar dari:

4
Mu,k = 1,05 M d ,k + Md , k + ----- ME, k
K

4
Mu,k = 1,05 N d ,k + Nd , k + ----- NE, k
K

Dimana :

MDk = Momen lentur kolom portal akibat beban mati tributary tak berfaktor
pada bidang muka balok

MDk = Momen lentur kolom portal akibat beban mati tributary tak berfaktor
pada bidang muka balok
Mgk = Momen lentur kolom portal akibat beban gempa tak berfaktor

pada bidang muka balok NDk = Gaya aksial kolom portal akibat beban

mati tributary tak berfaktor dititik pertemuan

NDk = Gaya aksial kolom portal akibat beban mati tributary tak
berfaktor dititik pertemuan NEk = Gaya aksial kolom portal akibat beban
gempa tak berfaktor dititik pertemuan

K = Faktor jenis struktur yang berlaku untuk struktur yang ditinjau

Dalam segala hal, kuat lentur rancang kolom portal berdasarkan


tulangan longitudinal yang terpasang harus dapat menampung kombinasi
pembebanan berfaktor oleh beban gravitasi dan beban gempa dalam 2
arah yang saling tegak lurus (100% dalam satu arah, 30% dalam arah tegak

lurus pada arah tersebut) sesuai dengan “Pedoman Perencanaan Ketahanan


Gempa untuk Rumah dan Gedung 1983’ (Ref 3)

b. Analisa kuat geser kolom Portal


Kuat geser perlu bagi kolom portal berdasarkan terjadinya moment
kapasitas di sendi plastis pada ujung balok-balok yang bertemu pada
kolom itu harus dihitung menurut persamaan berikut:

Vu,k = Mu’k,a + Mu,k,b


Hk

Dimana:
Mu,k,a = Momen lentur perlu dari kolom portal pada ujung
atas kolom pada
bidang muka balok

Mu,k,b = Momen lentur perlu dari kolom portal pada


ujung atas kolom pada bidang muka balok

Kolom portal dalam kondisi terjadinya sendi-sendi plastis


pada kedua ujung balok yang bertemu dengan kolom tersebut
Dalam segala hal kuat geser perlu bagi kolom portal
menurut persamaan tidak perlu diambil lebih besar dari :

Dimana:
VDk = Gaya geser kolom portal akibat beban mati
tributary tak berfaktor VDk = Gaya geser kolom portal
akibat beban mati tributary tak berfaktor VEK = Gaya
geser kolom portal akibat beban gempa tak berfaktor
K = Faktor jenis struktur yang berlaku untuk
struktur yang ditinjau

b. Analisa Panel Pertemuan dari Balok dan Kolom Portal

Panel pertemuan dari balok dan kolom portal harus diproporsikan


sedemikian rupa, sehingga memenuhi persyaratan kuat geser horizontal
perlu Vu, h dan kuat geser vertical perlu Vu,v yang berkaitan dengan
terjadinya momen kapasitas di sendi plastis pada kedua ujung balok
yang bertemu pada kolom itu eperti yang ditunjukkan pada gambar 6

Panel pertemuan balok dan kolom portal dalam kondisi terjadinya


sendi-sendi plastis pada kedua ujung balok

Kuat geser horizontal perlu bagi panel pertemuan balok dan


kolom portal harus dihitung dari persamaan-persamaan berikut:

Vu,h = C ki = T ka- V kol

Dengan

Cki Tki = 0,70 Mkap, k


Zki

Tka Cka =0,70 Mkap, ki


Zki

Vkol = 0,70 lki Mkap, ki = lka M kap, ka


/1/2 (hk, a =hk,b
Lki lka

Dimana:
Mkap,ki = Momen kapasitas balok portal disebelah kiri di sendi
plastis pada bidang muka kolom yang dihitung
berdasarkan luas baja tulangan dan baja prategang yang
terpasang dan dengan tegangan tarik baja tulangan diambil
sebesar 1,25 fy dan tergangan tarik baja prategang diambil
sebesar 1,4 fps

Mkap,ka= Momen kapasitas balok portal disebelah di sendi


plastis pada bidang muka kolom yang dihitung
berdasarkan luas baja tulangan dan baja prategang yang
terpasang dan dengan tegangan tarik baja tulangan diambil
sebesar 1,25 fy dan tergangan tarik baja prategang diambil
sebesar 1,4 fps

3.8 KONSEP MEKANIKAL / ELEKTRIKAL

Pada intinaya pemilihan system dan perhitungan kapasitas utilitas M &


E didasari pada aspek:
- Kenyamanan pengguna
- Tepat teknologi
- Sesuai standart internasional / Koni
- Biaya / investasi dan operasional rendah
- Mudah dalam pemeliharaan

Pengendalian system badan M & E pada kawasan ini dikendalikan oleh


Pengelola kawasan yang meliputi system :
- Cahaya (penerangan) dan sumber
- Tata surya
- Tata udara
- Sumber tenaga cadangan (genset)
- Hydrant ( fire alarm)

- Sistem komunikasi (telepon)


- Penangkal petir
- Sistem air bersih /kotor dan drainase lingkungan
- Sistem scoring

BAB IV
TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA
4. 1 KEBUTUHAN TENAGA AHLI

Tenaga ahli adalah tenaga yang memiliki kemampuan yang dilihat

dari segi akademisi dan pengalaman kerja pada suatu lingkup pekerjaan
tertentu sesuai disiplin ilmunya. Dalam melaksanakan suatu kegiatan,

tenaga ahli memegang peranan penting dalam mengelola dan

memberikan analisa terhadap suatu pekerjaan sesuai bidangnya masing-

masing.

Untuk melaksanakan pekerjaan Perencanaan Pembangunan

Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim tenaga ahli yang

dipersiapkan oleh konsultan adalah sebagai berikut :

Tabel 5.2. Kebutuhan Tenaga Ahli


TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI

Setiap personil tenaga ahli memiliki tanggung jawab dan tugas-tugas yang

harus dilaksanakan di kantor dan di lapangan. Adapun tugas dan tanggung

jawab setiap personil adalah sebagai berikut :

1. Team Leader

Tugas dan tanggung jawab Team Leader sebagai berikut :

a. Mengikuti petunjuk–petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan,

terutama sehubungan dengan Pengertian yang benar tentang


Spesifikasi, metode pelaksanaan untuk tiap jenis pekerjaan yang

disesuaikan dengan kondisi lapangan.

b. Sebagai pemimpin team lapangan konsultan perencana dalam

mengarahkan dan mengkoordinir anggota team konsultan di

lapangan, agar dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan

pedoman perencanaan yang berlaku.

c. Melakukan koordinasi secara aktif dengan Pemilik Kegiatan dan

pejabat-pejabat yang berkompeten dengan permasalahan

perencanaan yang ditangani sehingga akan terjalin komunikasi yang

baik.

d. Sebagai panutan yang perlu dicontoh dari anggota team yang

bertugas dilapangan sehingga terjalin komunikasi antar team dan

melakukan koordinasi antar team guna menghindari terjadinya konflik

internal team.

e. Memeriksa dan mengarsipkan semua berkas-berkas Kegiatan

termasuk koordinator dalam pembuatan Final Report / Laporan Akhir

perencanaan yang ditanganinya.

2. Ahli Perencana Arsitektur

AHLI PERENCANA ARSITEKTUR bertanggung jawab kepada Team

Leader Dalam Menyelesaikan desain sesuai kebutuhan dan peruntukan

bangunan tersebut Tugas dan tanggung jawab Ahli Arsitektur

mencakup, tapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

 Membantu Melakukan Design dari segi Arsitektur detail dan

interior / eksterior
 Membantu merumuskan site plan lokasi bangunan

 Membantu membuat rencana kerja / teknis gedung dari segi

bahan / material bangunan agar menghasilkan pembangunan

gedung yang baik dari segi kualitas

 Menyusun rencana Anggaran Biaya

3. Structure Engineer / Ahli Teknik Sipil

AHLI Struktur bertanggung jawab kepada Team Leader Dalam

Menyelesaikan Masalah struktur sesuai kebutuhan dan peruntukan

bangunan tersebut. Tugas dan tanggung jawab Ahli Struktur mencakup,

tapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

 Membantu Melakukan perhitungan struktural bangunan

 Membantu merumuskan site plan lokasi bangunan

 Mendesian bentuk struktur seefektif mungkin sesuai dengan

kebutuhan

Structure Engineer Bertugas menganalisa dan membuat perhitungan

daya dukung tanah dan konstruksi bangunan yang direncanakan

sehingga menjamin keamanan dari segi konstruksi.

TENAGA TEKNIS
1) Asisten Ahli Struktur 1 (Satu) orang,
2) Surveyor 2 ( Dua ) orang,
2) Drafter 2 ( Dua ) Orang,
3) Estimator 1 (satu) orang,

TENAGA PENDUKUNG
1) Sekretaris/Administrasi 1 (satu) orang,
2) Operator Komputer 1 ( Satu ) orang,
BAB V
RENCANA KERJA
5.1 UMUM

Sebelum melakukan kegiatan perencanaan, konsultan perencana

harus membuat rencana kerja sebagai penjabaran dari apa yang

diharapkan oleh Kerangka Acuan Kerja (KAK). Rencana kerja tersebut

meliputi penentuan personil, pendelegasian job diskription, struktur

organisasi, peralatan yang diperlukan, membuat time scedule dan

menyusun anggaran pelaksanaan perencanaan.

Dengan rencana kerja yang matang melalui analisa dan

pembahasan langkah-langkah kerja diharapkan output yang dihasilkan

dapat sesuai dengan keinginan pengguna jasa.

5.2 STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN

Struktur organisasi adalah merupakan susunan team yang menjabarkan

tugas, fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing personil dengan

garis komando yang jelas dalam upaya keteraturan sistem kerja yang

ada. Untuk melaksanakan pekerjaan Perencanaan Pembangunan

Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim dapat diuraikan struktur

organisasi perencana sebagai berikut:


Gambar 5.1. Struktur Organisasi
5.3 JADUAL PELAKSANAAN

Jadual pelaksanaan adalah merupakan estimasi waktu yang diperlukan

dalam menyelesaikan suatu kegiatan / pekerjaan dengan memperhitungkan

kapasitas kerja dan waktu kontrak yang telah dibatasi. Dengan menyusun

jadual pelaksanaan dapat memberikan kontrol terhadap waktu penyelesaian

pekerjaan. Untuk melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan estimasi

waktu minimal 2 bulan. Adapun jadual pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi:

Tabel 5.1. Jadual Pelaksanaan

NO KEGIATAN WAKTU KETERANGAN

1 Pekerjaan Persiapan 5 hari Pengumpulan

2 Pekerjaan Survey Lapangan 4 hari data

3 Pekerjaan Analisa 9 hari Survey Lokasi

4 Pekerjaan Pembuatan Laporan 20 hari Setelah survey

5 Pembuatan Gambar-gambar 20 hari Pada waktu

6 Dokumentasi 2 hari analisa

Setelah survey

Pada waktu

survey
5.4 PENDEKATAN OPERASIONAL
5.4.1 Program Kerja
Dalam program kerja Konsultan telah menyiapkannya yang
merupakan langkah-langkah nyata yang akan dikerjakan oleh
Konsultan dalam menyelesaikan seluruh pekerjaan. Program
kerja ini mencakup kewajiban yang harus dilaksanakan konsultan
pada pelaksanaan konstruksinya.

5.4.2 Penyusunan Program Kerja


Konsultan akan menyusun program kerja dan pedoman
penugasan/pengelolaan tugas, penyediaan sumber daya dan
lain- lain yang harus dilaksanakan oleh semua pihak yang
terlibat. Usulan ini harus mendapat persetujuan dari Pengelola
Proyek.

a. Persiapan Survei.
Tahap ini merupakan langkah persiapan pelaksanaan survei
lapangan maupun institusional yang mencakup :
 Mempelajari peta tapak dan kontur yang ada.
 Pengadaan peralatan survei lapangan dan laboraturium.
 Mempelajari karaktristik dan spesifikasi masing-masing kegiatan
dan fungsi bangunan.

b. Pengamatan Karaktristik Arsitektur Setempat.


Pengamatan dan pengkajian arsitektur dan budaya setempat
merupakan hal yang esensial sebagai dasar bagi pengembangan
gagasan/idea perancangan suatu bangunan. Untuk itu konsultan
akan mengadakan pengamatan bangunan-bangunan yang
berkaraktristik khas daerah maupun studi literatur guna
mendapatkan suat rancangan arsitektur yang modern, fungsional
namun masih menampilkan citra budaya setempat.

c. Studi Literatur.
Studi ini berkaitan dari segala aspek rancangan bangunan, yang
dilakukan meliputi program ruang, kegiatan, persyaratan
environment serta persyaratan-persyaratan lainnya. Hasil studi akan
disesuaikan dengan kondisi setempat serta kebutuhannya untuk
menghasilkan rancangan yang optimal.

d. Diskusi dengan Pemberi Tugas dan Pemakai.


Diskusi dengan calon pemakai/user dilakukan untuk mendapatkan
gambaran yang lebih rinci akan spesifikasi dan karaktrisik program,
peralatan kegiatan serta kebutuhan-kebutuhan khusus lainnya untuk
masa sekarang maupun masa akan datang.

e. Pengumpulan Data
Data yang dikunpulkan adalah untuk menunjang
perencanaan dan perancangan arsitektur.
Data yang dibutuhkan meliputi :
 Kebutuhan peralatan dan spesifikasi.
 Kondisi lingkungan.
 Kondisi dan karaktristik tanah.
f. Penyelidikan Tanah.
Penyelidikan tanah dengan sondiring dan boring dilakukan untuk
mengetahui karaktristik fisik tanah yang meliputi :
 Daya dukung tanah.
 Komposisi tanah dan karaktristiknya.
 Muka air tanah.

g. Menyusun Konsep Perancangan.


Merupakan uaraian secara diskriptif konsep perancangan yang
mencakup bidang arsitektur, sistem mekanikal, sitem elektrikal,
sistem utilitas, sistem struktur, equipment operasional, interior dan
eksterior pengembangan lahan. Secara garis besar konsep
rancangan berisi cara-cara pendekatan serta alternatif
pemecahan permasalahan pada setiap bidang. Konsep ini juga
menjelaskan spesifikasi dan keandalan masing-masing sistem
yang akan diterapkan.

Secara keseluruhan konsep perancangan ini berisi kriteria-kriteria


dan patokan-patokan perancangan yang akan menjadi dasar
transformasi ke dalam rancangan fisik

h. Pra Rancangan Arsitektur


Berisi gagawan awal rancangan arsitektural dan lansekap yang
merupakan hasil tranformasi dari konsep rancangan arsitekturnya.

i. Pra Rancangan Struktural, Mekanikal, Elektrikal, Utilitas,


Equipment operasional, Interior dan exterior.
Berisi uraian dan diagram skematis sistem-sistem struktur,
mekanikal, elektrikal, utilitas, Equipment operasional, Interior dan
exterior yang diterapkan sesuai dengan fungsi karaktristik
bangunan jaga penjelasan fungsi dan cara penerapannya masing-
masing sistem dalam sistem bangunan secara keseluruhan.

j. Pengembangan Sistem dan Rancangan.


Pengembangan sistem dan rancangan mencakup gambar-gambar
hasil pengembangan rancangan arsitektural, lansekap, struktur,
mekanikal, elektrikal, utilitas, equipment operasional. Sebagai satu
sistem bangunan yang utuh.
Oleh karena penentuan dan penempatan setiap
sistem harus memperhitungkan sistem-sistem lainnya, sesuai
dengan kriteria-kriteria yang ada dalam konsep perancangan. Sistem
yang dipilih juga harus mempertimbangkan kemudahan
pelaksanaannya.

k. Perhitungan dan Pembuatan Detail Rancangan.


Dalam tahap ini akan didahului dengan perhitungan –perhitungan
pada masing-masing sistem beserta dasar-dasarnya sesuai denga
peraturan dan persyaratan yang berlaku.

l. Perhitungan Struktur.

Berisi perhitungan-perhitungan struktur yang diterapkan dalam


rancangan sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang berlaku
perhitungan struktur akan merupakan dari dokumen lelang.

m. Penyusunan Spesifikasi Teknis.


Spesifikasi teknis berisi penjelasan terinci tentang jenis, ukuran
dan karaktristik teknis setiap material yang akan digunakan
mencakup bidang pekerjaan. Untuk memudahkan pelaksanaan
konstruksi kemungkinan bisa dilakukan oleh beberapa sub
kontraktor.

n. Penyusunan Gambar Kerja.


Berisi gambar-gambar rancangan, detail dan tapak bangunan yang
mencakup semua bidang/sistem.
o. Penyusunan BQ dan RAB.
Berisi voleme seluruh pekerjaan konstruksi yang akan
dilaksanakan dan tafsiran biaya pembangunannya.

p. Penyusunan Dokumen Pengadaan Administrasi.


Berisi tata cara dan persyaratan bagi kontraktor yang mencakup
tahap penawaran maupun pelaksanaan konstruksi.

q. Laporan Perancangan.
Berisi semua aspek yang telah dilakukan oleh konsultan dalam
menyusun konsep sampai dengan tahap transformasi rancangan.

r. Penjelasan Pekerjaan.
Konsultan berkewajiban memberikan penjelasan kepada kontraktor
pelaksana yang akan mengajukan penawara, tentang segala
sesuatu yang mencakup masalah-masalah teknis dalam dokumen
pengadaan.

s. Pengawasan Berkala.
Konsultan juga berkewajiban melaksanakan pengawasan berkala selama
pelaksanaan konstruksi dan membantu memecahkan permasalahan di
lapangan yang menyangkut teknis perancangan.
BAB VI
KONSEP ARSITEKTUR
6.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan
Dasar dari perencanaan dan perancangan Sarana Pelatihan Selam
Pramuka Prov. Kaltim ini adalah menciptakan Sarana Pelatihan Selam
Pramuka Prov. Kaltim yang nyaman serta memenuhi standar nasional, dan
dapat memanfaatkan sinar matahari secara maksimal sebagai pencahayaan
ruangan, terutama ruang belajar.
Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim ini memiliki bermacam-
macam fasilitas, dari ruang kelas hingga ruang mesin sebagai tempat para
peserta untuk melakukan kegiatan pelatihan. Melalui beberapa fungsi ruang
yang berbeda inilah, massa bangunan dibagi menjadi 2 massa bangunan,
yaitu :
- massa bangunan publik ( Ruang Receptionis, Ruang Café, Ruang Galeri )
- massa bangunan semi privat ( R. Ganti, R. Mesin, Ruang Servis )
yang terdapat di Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim ini, privasi
dari Pengelola dan Peserta yang belajar di Sarana Pelatihan Selam
Pramuka Prov. Kaltim tidak akan terganggu.

Publik
Semi
Privat

Publik
Publik Publik

Gambar 5.1. Massa bangunan menurut zoning

Penyusunan ruang pada massa bangunan adalah pada lantai dasar


digunakan sebagai ruang-ruang yang bersifat publik, berisi Ruang Kelas,
Ruang Cafe, Galeri, Receptionis yang berfungsi sebagai sarana
Prasarana utama Pelatihan. Pada lantai kedua terdapat Kolam Selam dan
R. Ganti dan Toliet, Ruang keduanya digabung diharapkan agar Peserta
Pelatihan dapat lebih tertib dan terawasi oleh para Instruktur.

RECEPTIONIS+RUANG
KELAS+GALERI+CAFE

FASILITAS UMUM KOLAM SELAM


R. GANTI & TOILET

Gambar 5.2. Susunan lapis massa bangunan

6.2 Konsep Perencanaan dan Perancangan


6.2.1 Konsep Perencanaan Dari Aspek Manusia
Konsep perencanaan dilihat dari sudut manusia tentunya akan
berpusat pada Peserta dari Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim
ini, terutama pada unit Pengelola. Sesuai dengan topik dan tema, Sarana
Pelatihan Selam ini dapat menjadi bangunan yang sustainable dengan
memanfaatkan cahaya matahari secara maksimal.
Desain Ruang Kelas untuk Peserta sendiri berisi 8 orang Siswa
per ruangannya, dengan dimensi Ruang Kelas 3m x 7m adalah dimensi yang
ideal untuk sebuah Ruang Kelas yang dihuni oleh 8 orang, dan dimanfaatkan
sebagai tempat untuk memberikan teori awal dari materi pelatihan.
Gambar 5.3. Denah R. Kelas

Pada desain R. Pengelola sendiri agak berbeda susunan interiornya,


dikarenakan Pengelola selalu harus mengawasi fasilitas R. Mesin yang ada
dan berdekatan tempat KM/WC. Fasilitas yang berada di Ruang Pengelola
adalah meja untuk menulis dan juga terdapat lemari tv. Dengan adanya
fasilitas tv, diharapkan Pengelola dapat beristirahat dan merelaksasikan
pikirannya.

Gambar 5.4. Denah Ruang Pengelola

Ada beberapa fasilitas lain di lantai dasar dari massa bangunan ini, yaitu :
- Lapangan Terbuka Atau Halaman

Ruangan di mana para Peserta dari Sarana Pelatihan Selam Pramuka


Prov. Kaltim dapat berkumpul dan melepas penat dengan
mengobrol, bermain game, ataupun membaca buku.

- Cafe
Cafe yang memberikan kesan santai dalam Ruang Recepsionist.
Untuk sistem utilitasnya sendiri ada beberapa fasilitas yang akan
disediakan, yaitu :
- Penghawaan
Untuk pengudaraan dalam ruangan sendiri akan
menggunakan penghawaan alami menggunakan sistem cross ventilation
dengan bentang antar ventilasi tidak lebih dari 20m.

- Pencahayaan
Pencahayaan yang digunakan untuk dalam ruangan Sarana
Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim ini adalah pencahayaan alami,
dengan menggunakan sun shading agar cahaya matahari
tidak masuk secara langsung ke dalam ruangan.
Pada malam hari menggunakan cahaya buatan lampu sebagai
penerangan dalam ruangan.

- Perlindungan Saat Kebakaran


Perlindungan terhadap kebakaran sendiri menggunakan hydrant
sebagai alat untuk memadamkan api.

- Air Bersih
Air bersih yang digunakan pada Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov.
Kaltim ini didapat dari PDAM yang berasal dari Sambungan Sekolah.
Dialirkan melalui pipa ke reservoir pada masing-masing massa bangunan,
yang nantinya akan didistribusikan kembali langsung ke outlet-
outlet yang sudah disediakan, seperti KM/WC ataupun wastafel.

- Instalasi Listrik
Listrik yang digunakan pada bangunan ini adalah menggunakan listrik
langsung dari PLN, dialirkan langsung ke massa bangunan masing-
masing, hunian, fasilitas umum, dan juga lobby.

- Pembuangan Sampah
Pada sistem pembuangan sampah dikumpulkan pada 1 titik, sehingga
sampah yang ada dapat dikumpulkan pada 1 titik, yang
dapat mempermudah pengumpulan
sampah itu sendiri.

6.2.2 Konsep Perencanaan Dari Aspek Lingkungan


Konsep yang diterapkan pada bangunan Sarana Pelatihan Selam
Pramuka Prov. Kaltim ini apabila ditelaah dari sudut pandang lingkungan
tentunya tidak terlepas dari aspek view dalam dan juga ke luar tapak.
Analisa view dari luar ke dalam tapak menjadi pertimbangan
kedua setelah fungsi dari masing-masing fasilitas bangunan ini sendiri.
Dengan membuat sudut sesuai dengan view dari M. Yamin No. 06 dan
juga jalan masuk yang berada tepat berseberangan dengan tapak Sekolah
ini.

Gambar 5.5. Massa bangunan menurut view

Pertimbangan utama dari penyusunan massa bangunan ini adalah


orientasi matahari yang menjadi acuan utama topik dan tema Sarana
Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim ini.

Gambar 5.6. Massa bangunan menurut zoning


Melalui bentuk massa bangunan yang membentuk siku, sinar
matahari yang datang dari arah barat agaknya dapat sedikit tertahan,
dan juga tidak akan silau bagi para peserta yang sedang melakukan
pelatihan di ruang kelas.
Lobby yang berada di posisi barat dapat menahan cahaya
matahari yang masuk ke dalam ruangan pada sore hari, sehingga tidak
terlalu silau.
Aspek-aspek lain yang mempengaruhi perancangan lingkungan
Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim :
- Entrance
Pintu masuk terdapat pada sisi barat dari tapak bangunan Sarana
Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim ini, dan pintu keluar sendiri berada
pada sisi barat tapak. Pemilihan desain ini
dikarenakan tidak mengganggu sirkulasi pada saat terjadinya
kemacetan pada jalan utama di depan tapak.

IN

OUT

Gambar 5.7. Pintu masuk dan pintu keluar

Setelah memasuki entrance dari Sekolah ini, para pengendara


mobil dapat langsung dapat memarkir kendaraannya pada sisi barat Sekolah
ini ke lobby utama dari Gedung ini.
Gambar 5.8. Pintu Masuk Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim

Area parkir yang digunakan pada Sekolah ini adalah area. timur dari
tapak, dikarenakan areal entrance menggunakan bagian barat dari
tapak, sehingga area sirkulasi yang digunakan sudah cukup besar.
Pada bagian timur ini memiliki jalur khusus untuk mencapai parkiran
tersebut agar tidak terganggu oleh sirkulasi yang lain.

Gambar 5.9. Areal parkir

- Penghijauan
Penghijauan di sepanjang areal parkir berfungsi sebagai penyaring
udara kotor yang dihasilkan oleh emisi dari kendaraan bermotor sendiri.
Sedangkan penghijauan yang terdapat pada areal sekitar hunian
berfungsi sebagai penyerap CO2 dan menggantinya dengan O2 yang
dapat dihirup langsung oleh para penghuni dari Sarana Pelatihan Selam
tersebut.
Gambar 5.10. Areal penghijauan

6.2.3 Konsep Perencanaan Dari Aspek Bangunan


Konsep perencanaan menurut aspek bangunan tentunya tidak
lepas dari penerapan konsep sustainable yang diangkat dari topik dan
tema. Dengan memanfaatkan sun shading secara maksimal
sesuai dengan analisis yang telah dilakukan.
Penerapan sun shading di bawah ini adalah untuk bagian
bangunan yang menghadap selatan dan juga utara, dikarenakan
perbedaan analisa matahari antara sun shading yang menghadap utara
selatan dengan timur dan barat.

RUANG

Gambar 5.11. Penerapan sun shading pada bangunan

Penerapan sun shading yang kami gunakan pada bangunan adalah


menggunakan alternatif 3, sebagai sun shading jendela pada Gedung
Pelatihan ini.

Gambar 5.12. Penerapan sun shading pada hunian Ruang


Pada bagian sisi barat bangunan yang terkena sinar matahari
terbanyak akan diterapkan double fasad, sehingga pada sisi barat
peningkatan suhu ruangan tidak signifikan karena sudah dikurangi oleh
fasad luar bangunan.

Gambar 5.13. Penerapan double fascade pada sisi barat bangunan

6.3 Tuntutan Rancangan


Tuntutan rancangann dari Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov.
Kaltim ini adalah bagaimana menciptakan sebuah Sarana Pelatihan Selam
yang memiliki fasilitas lengkap, yang memenuhi standar apabila dilihat dari
segi fasilitas yang disediakan.
Dengan membangun Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim
yang lengkap dengan fasilitas - fasilitas pendukung sesuai kebutuhan
Masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia sejak dini.
Sustainable merupakan topik dari proyek ini sendiri, bagaimana
menerapkan bangunan Pelatihan yang sustainable dan juga tidak
meninggalkan kaidah-kaidah yang telah ditentukan yang menjadi dasar
Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim ini. Desain sun shading
merupakan pemecahan dari tuntutan sustainable itu sendiri, bagaimana
menciptakan sun shading yang sesuai dengan lingkungan tempat tapak
Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim ini berada.
Selain acuan utama Gedung Pelatihan Selam ini juga ada aspek
sosial yang perlu diperhatikan dan juga akses bagi mereka yang ingin
datang melihat Belajar dan berlatih di gedung ini. Perlunya sirkulasi dan juga
fasilitas tersendiri bagi masyarakat yang datang ke Gedung ini, sehingga
keberadaan mereka tidak mengganggu para Siswa yang sedang belajar.
Tuntutan dari yayasan ini adalah mendesain bangunan Gedung
Sarana Pelatihan Selam yang sustainable dan juga memenuhi standar-
standar Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim.

BAB VII
LAPORAN HASIL PRESENTASI TAHAP PERSIAPAN DAN PRESENTASI
KONSEP RANCANGAN DAN DISKUSI
7.1 HASIL PRENSENTASI TAHAP PERSIAPAN

Sesuai dengan data perencanaan awal maka kami selaku tim konsultan
perencana telah melaksanakan presentasi tahap persiapan. Data
perencanaan yang kami sajikan antara lain adalah :
1. Tahap persiapan yang meliputi :
a. Menyiapkan dan menentukan methodologi,
b. Rencana Kerja,
c. Personil sesuai dengan kebutuhan tenaga ahli yang diperlukan dan
jadwal pekerjaan,
d. Alat atau Peralatan yang digunakan.
Dari tahap persiapan ini kami telah melaksanakan presentasi kepada pihak
owner sehingga kami mendapatkan masukan atau saran yang membangun.
Saran dan masukan itu dapat kami terima dan akan kami jadikan acuan dalam
menentukan langkah – langkah kerja berikutnya. Saran dan masukan dari
owner antara lain adalah :
1. Selalu mengikuti KAK perencanaan yang terlampir dalam Surat
Perjanjian.
2. Jika ada masukan dari pihak sekolah dan masyarakat sekitar dapat
direkap untuk segera dilaporkan kepada owner.
3. Memaksimalkan kondisi lahan yang ada pada saat mendesain tapak
bangunan.
4. Mempertimbangkan bahaya kebakaran yang bersumber dari luar areal
sekolah dan tidak mengabaikan keamanan gedung pelatihan yang akan
dibangun.
5. Akses jalan yang sempit supaya dipertimbangkan mengenai akses
keluar masuk material yang akan dipakai pada saat membangun
gedung pelatihan ini.
Dari uraian diatas dapat kami rangkum bahwa Pekerjaan Perencanaan
Pembangunan Sarana Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim ini dapat kami
laksanakan dengan maksimal sesuai kaidah-kaidah perencanaan dan selalu
mengacu kepada peraturan yang berlaku serta dapat menerima masukan dan
saran yang obyektif dari pihak yang berkepentingan.

7.2 HASIL PRESENTASI KONSEP RANCANGAN DAN DISKUSI

Dalam Presenatasi telah kami sampaikan konsep perencanaan dan dasar


desain seuai dengan kebutuhan Perencanaan Pembangunan Sarana
Pelatihan Selam Pramuka Prov. Kaltim. Dari presentasi dan diskusi yang telah
kami laksanakan bersama pihak owner terdapat beberapa hal yang perlu
dilaporkan diantaranya adalah :
1. Konsep Zoning yang kami tentukan perlu di kaji lebih mendalam guna
mendapatkan tapak bangunan gedung sarana pelatihan selam yang
sesuai dengan kebutuhan.
2. Konsep Perencanaan dari aspek manusia dapat diterima dan dapat
dilanjutkan sebagai dasar desain lebih lanjut.
3. Konsep Perencanaan dari aspek lingkungan perlu diperhatikan hal-hal
yang penting terutama aspek social sehingga gedung pelatihan yang
akan dibangun dapat menjadi sarana pelatihan yang ramah lingkungan
dengan pengelolaan yang efisien.
Dari beberapa point diatas kami tim perencana menilai bahwa proses
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Sarana Pelatihan Selam Pramuka
Prov. Kaltim ini dapat kami lanjutkan pada tahap berikutnya sesuai dengan
jadwal yang telah kami susun pada methode kerja.
BAB VIII
PENUTUP
8.1 KESIMPULAN

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau

kegiatan diperlukan adanya langkah-langkah kerja

yang diwujudkan dengan perencanaan dan

prosedur yang tepat dalam upaya mengarahkan

kegiatan tersebut agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, seperti

tersebut diatas.

Untuk itu, konsultan perencana hendaknya membuat rencana kerja

yang mengacu kepada Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah dibuat oleh

pengguna jasa yang dalam hal ini sebagai pemilik kegiatan. Yang perlu

diperhitungkan dalam menyusun rencana kerja adalah sebagai berikut:

1. Membuat Sistem Organisasi Kerja Perencanaan.

2. Menyusun team ahli sesuai dengan bidangnya.

3. Menjabarkan Tugas dan Tanggung-jawab dari tenaga-tenaga ahli tersebut

dengan baik sehingga peran serta dalam organisasi jelas.

4. Mengestimasi waktu yang diperlukan oleh perencana karena dibatasi oleh

waktu dalam kontrak kerja yang ada.

5. Menyusun peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan selama

melaksanakan pekerjaan perencanaan tersebut.

Dengan langkah-langkah dan rencana kerja yang tersusun dengan baik

sesuai dengan unsur-unsur yang terkait termasuk kaidah perencanaan yang


benar, diharapkan kegiatan ini mendapatkan output yang sesuai dengan

tujuan yang telah dijabarkan dalam Kerangka Acuan Kerja yang ada.

8.2 SARAN

Saran yang mungkin dapat kami sampaikan dalam laporan pendahuluan

ini adalah sebagai berikut:

1. Diperlukan adanya komunikasi yang kontinue dalam upaya

menyamakan persepsi terhadap hasil kerja perencanaan dengan

melakukan rapat-rapat rutin selama masa pelaksanaan agar produk

yang ada sesuai dengan keinginan dan harapan yang telah tertuang

dalam KAK.

Anda mungkin juga menyukai