Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR

BAB II
METODOLOGI DAN PENDEKATAN TEKNIS

2.1. Umum
Alokasi tenaga yang tersedia untuk pekerjaan ini diatur sedemikian rupa,
berdasarkan atas jumlah tenaga yang telah ditentukan didalam Kerangka Acuan Kerja
dengan mempertimbangkan kerja seefektif serta seefisien mungkin. Kegiatan-kegiatan
perencanaan konsultan segera dimulai setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).
Dengan mempertimbangkan waktu pelaksanaan yang selama 120 (Seratus dua
puluh) hari kalender, agar pekerjaan ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu serta
dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan maka diperlukan personil pelaksana
yang sudah berpengalaman dalam bidangnya.
Dalam bab ini akan diuraikan usulan metode pendekatan pelaksanaan pekerjaan
“Penyusunan Rencana Teknis/ DED Jaringan Air Bersih/ Air Minum Desa
Praikalala Kabupaten Sumba Timur Tahun Anggaran 2018”, berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan konsultan dalam menangani proyek-proyek sejenis.

2.2. Pendekatan Operasional


Untuk pelaksanaan pekerjaan “Penyusunan Rencana Teknis/ DED Jaringan Air
Bersih/ Air Minum Desa Praikalala Kabupaten Sumba Timur Tahun Anggaran 2018”,
CV. KARYA PUTRA YUDA akan melibatkan tenaga ahli dari disiplin ilmu Teknik
Lingkungan dan Teknik Sipil, Geodesi yang berkaitan dengan proyek “Penyusunan
Rencana Teknis/ DED Jaringan Air Bersih/ Air Minum Desa Praikalala Kabupaten
Sumba Timur Tahun Anggaran 2018”, sesuai dengan ketetapan personil pada
Kerangka Acuan Kerja. Untuk memperlancar tugas, pelaksanaan pekerjaan akan
didukung oleh fasilitas penunjang berupa peralatan yang memadai dan sistem kerja
yang seefisien mungkin.

II-1
LAPORAN AKHIR
2.2.1. Organisasi Pelaksanaan
Demi tercapainya target pekerjaan yang telah ditentukan, diperlukan suatu
organisasi pelaksanaan yang akan mengatur tugas dan tanggung jawab, serta
jalur-jalur perintah dan koordinasi dari masing-masing tenaga ahli. Dengan
adanya organisasi yang baik diharapkan akan didapatkan suatu sistem kerja
yang efisien sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat dikerjakan secara tepat
waktu dan dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan.
Organisasi pelaksanaan pekerjaan akan dipimpin oleh Pimpinan Tim (Team
Leader) dibantu oleh seorang staff ahli yang mempunyai pengalaman dalam
bidang teknik lingkungan, khususnya bidang penyediaan air bersih.
2.2.2. Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, CV. KARYA PUTRA YUDA akan selalu
berhubungan dengan Direksi Pekerjaan yaitu pada Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Koordinasi dengan
pihak-pihak yang terkait akan sangat diperlukan demi kelancaran pelaksanaan
pekerjaan, mulai dari tahap pengumpulan data, survei dan investigasi
(identifikasi) sampai pelaksanaan studi.
2.2.3. Tenaga Ahli
Tenaga Ahli merupakan unsur utama dalam pekerjaan “Penyusunan Rencana
Teknis/ DED Jaringan Air Bersih/ Air Minum Desa Praikalala Kabupaten Sumba
Timur Tahun Anggaran 2018”, ini. agar diperoleh hasil kerja yang baik CV.
KARYA PUTRA YUDA akan menempatkan tenaga ahli sesuai dengan kerangka
acuan kerja yang berpengalaman dalam menangani proyek jaringan air bersih.
Untuk menangani pekerjaan ini CV. KARYA PUTRA YUDA memilih tenaga ahli
yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
 Mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya,
 Mempunyai kemampuan yang baik terhadap bidang tugasnya,
 Mempunyai latar belakang pengalaman kerja bidang studi kelayakan,
 Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban.
Tenaga Ahli yang akan ditugaskan untuk menangani proyek ini akan dipimpin
oleh seorang Pimpinan Tim (Team Leader).

II-2
LAPORAN AKHIR
Team Leader akan membawahi :
 Ahli Teknik Lingkungan
 Ahli Sipil/ Geodesi
 Surveyor
 Tenaga Pendukung
Tenaga-tenaga pendukung meliputi :
 Tenaga Cad-Man
 Tenaga Administrasi
2.3. Pendekatan Teknis
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, Konsultan akan mengerjakan 5 (lima)
jenis pekerjaan, yaitu :
 Pekerjaan Awal;
 Survey dan Identifikasi;
 Survey dan Pengukuran;
 Evaluasi dan analisa serta penyusunan detail desain;
 Penyusunan laporan dan penggambaran serta perhitungan perkiraan biaya.
2.4. Metode dan Tahapan Pelaksanaan
Konsultan akan menerapkan beberapa metode dalam melaksanakan pekerjaan
di lapangan maupun dalam analisa. Kegiatan pekerjaan akan dibagi dalam tahap-tahap
pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan yang diberikan.
Tahapan kegiatan “Penyusunan Rencana Teknis/ DED Jaringan Air Bersih/ Air
Minum Desa Praikalala Kabupaten Sumba Timur Tahun Anggaran 2018”, dapat dilihat
di bagan alir kegiatan berikut:

II-3
LAPORAN AKHIR

Gambar. 3.1. Bagan alir kegiatan “Penyusunan Rencana Teknis/ DED Jaringan Air Bersih/ Air
Minum Desa Praikalala Kabupaten Sumba Timur Tahun Anggaran 2018”,

II-4
LAPORAN AKHIR
Secara garis besar, metodologi pelaksanaan pekerjaan “Penyusunan Rencana
Teknis/ DED Jaringan Air Bersih/ Air Minum Desa Praikalala Kabupaten Sumba Timur
Tahun Anggaran 2018”, ini dijabarkan sebagai berikut :

2.4.1. Pekerjaan Pendahuluan


Pekerjaan pendahuluan meliputi mobilisasi tenaga ahli, persiapan peralatan,
penyiapan surat tugas, dan format survei lainnya. Koordinasi dan konsultasi
dengan pejabat instansi terkait.
a. Koordinasi dan Mobilisasi
1. Koordinasi
Sebagai tahap awal pelaksanaan pekerjaan, konsultan dalam hal ini Team
Leader akan melaksanakan koordinasi dengan Direksi Pekerjaan, pada
Dinas Pekerjaan Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam tahap ini akan dibahas
bersama mengenai rencana pelaksanaan kerja. Selain dengan Direksi
Pekerjaan, Konsultan juga akan berkoordinasi dengan pihak lain yang
terkait, antara lain dengan Pemerintah Kabupaten, Kecamatan, Desa dan
Kelurahan.
2. Mobilisasi
Program mobilisasi mencakup mobilisasi personil dan peralatan. Segera
setelah melaksanakan koordinasi dengan Direksi Pekerjaan, sesuai
dengan jadwal kerja yang telah ditetapkan.
b. Orientasi Lapangan
Orientasi Lapangan bertujuan sebagai pengenalan daerah studi secara
umum. Dalam pekerjaan ini akan dilakukan inventarisasi secara umum
dengan disertai dokumentasi pada obyek-obyek penting.
c. Kajian Pendahuluan
Kegiatan kajian pendahuluan akan meliputi kegiatan analisa data sebagai
dasar bagi rencana kegiatan selanjutnya. Dalam kegiatan ini akan dikaji
secara garis besar permasalahan dan rencana penyelesaiannya.

II-5
LAPORAN AKHIR
2.4.2. Pengumpulan Data
Data-data yang berkaitan dengan studi ini akan dikumpulkan. Pengumpulan data
terdiri atas pengumpulan data yang ada langsung dari instansi terkait serta
pengumpulan data dari hasil survey di lapangan.
Data yang akan dikumpulkan meliputi :
1. Data kependudukan, sosial dan ekonomi di Desa Praikalala Kecamatan
Mahu Kabupaten Sumba Timur
2. Data Hujan dan Klimatologi yang diperlukan dalam analisis Hidrologi.
2.4.3. Kegiatan Fisik Lapangan
Kegiatan fisik lapangan merupakan survey terhadap kondisi umum terhadap
seluruh komponen yang diperlukan dalam penyusunan Desain Sistem
Penyediaan Sarana Air Bersih.
Survei lapangan meliputi :
1. Identifikasi sumber mata air, melakukan pengukuran Debit sesaat di
lapangan.
2. Pengukuran jaringan pipa atau trase pipa.
3. Dokumentasi.

2.4.4. Evaluasi dan Analisa Sistem Penyediaan Sarana Air Bersih Eksisting
1. Evaluasi Potensi Mata Air
Dari hasil kegiatan lapangan, pengukuran kapasitas dan pengumpulan
informasi dari masyarakat di sekitar sumber air, dapat dievaluasi potensi
sumber air yang ada, terutama untuk kesinambungan kinerja sistem yang
akan direncanakan.
2. Evaluasi teknis terhadap kondisi sarana air bersih yang dimanfaatkan saat
ini.
3. Melakukan identifikasi dan menyusun alternatif pemecahan untuk
permasalahan sarana air bersih yang dihadapi oleh masyarakat.
4. Menyusun kebutuhan pengembangan yang dituangkan dalam bentuk desain
untuk perbaikan/penataan sistem penyediaan air bersih, sesuai dengan
formulasi dan standar perencanaan

II-6
LAPORAN AKHIR
2.4.5. Pengukuran Topografi
Situasi diukur berdasarkan jaringan kerangka horizontal dan vertikal yang telah
dipasang dengan melakukan pengukuran keliling serta pengukuran di dalam
daerah survey. Bila perlu jalur polygon dapat ditarik lagi dari kerangka utama dan
cabang untuk mengisi detail planimetris. Karena pekerjaan ini lebih dominan
berada dalam wilayah perdesaan dan permukiman penduduk, pengambilan titik-
titk situasi (spot height) juga perlu disesuaikan dengan kondisi lapangan dan
kebutuhan untuk kelengkapan data perencanaan.
Semua legenda lapangan ditampilkan, terutama:
1. Seluruh trase jalur jaringan pipa Transmisi maupun distribusi.
2. Batas kampung, rumah-rumah, jembatan, dll.
3. Batas tata guna lahan (misalnya permukiman penduduk, area perkantoran,
pusat kabupaten, daerah resapan, belukar berupa rerumputan dan alang-
alang, sawah, rawa, ladang, kampung, kebun, dll)
2.4.6. Desain Sistem Penyediaan Air Bersih
Untuk sistem penyediaan air bersih tentunya harus dilakukan tinjauan dan
analisis terhadap beberapa faktor untuk tercapainya pengaliran air dalam pipa
secara optimal. Berikut ini terdapat beberapa faktor yang perlu dilakukan analisis.
Secara garis besar, Konsultan akan menyusun perencanaan teknis (desain)
system penyediaan air bersih meliputi :
1. Skema system, yang menggambarkan seluruh komponen system dari
sumber air sampai dengan daerah pelayanan
2. Bangunan penangkap sumber air
3. Bangunan pelengkap, seperti Bak Pengumpul Air, Bak Pelepas Tekan,
Pelintasan pipa, Reservoir, Hidran Umum dan Kran umum.
4. Sistem jaringan pipa, bahan dan ukuran pipa dan perhitungan hidrolis
jaringan pipa
Secara garis besar tahapan dalam analisa dan evaluasi system perpipaan
digambarkan pada diagram berikut ini. Sistem tersebut diatas dibutuhkan
prasarana air bersih. Prasarana air bersih adalah semua bangunan dan

II-7
LAPORAN AKHIR
peralatan penunjangnya yang berfungsi menghantarkan air bersih dari sumber
air ke pelanggan (Dep. PU. 2002) :
1. Sumber Air Baku.
Air baku adalah air yang berasal dari sumber air yang dapat dipakai sebagai
pemasok air untuk sistem produksi air bersih sesuai dengan jumlah dan waktu
untuk memenuhi kebutuhan dan belum mengalami proses pengolahan.
2. Sistem Transmisi
Sistem transmisi (pipa transmisi) adalah pipa pembawa air dari sumber air ke
unit atau menghantarkan air dari unit pengolahan ke unit distribusi utama atau
reservoir.
3. Reservoir
Reservoir adalah tempat penyimpanan air sementara sebelum di distribusikan
kepelanggan atau konsumen.
4. Sistim distribusi (pipa distribusi) adalah pipa yang dipergunakan untuk
mendistribusikan air bersih dari reservoir ke pelanggan atau konsumen.
Sambungan Rumah (SR) adalah jenis sambungan pelanggan air minum yang
suplai airnya langsung kerumah-rumah, biasanya berupa sambungan-
sambungan pipa-pipa distribusi melalui water meter dan instalasi pipanya
didalam rumah. Kran Umum (KU) adalah jenis sambungan yang mensuplai air
melalui kran yang dipasang disuatu tempat tertentu agar mudah dipergunakan
untuk umum guna mencukupi kebutuhan mandi, cuci dan minum. Hidran
Umum (HU) adalah kran umum yang menggunakan bak penampungan air
sementara dan dipakai oleh masyarakat umum disekitar lokasi hidran umum.

2.5. Proyeksi Jumlah Penduduk


Pertambahan penduduk pada suatu wilayah akan menentukan besarnya
kebutuhan air bersih dan merupakan salah satu faktor yang penting dalam
perencanaan kebutuhan air ke masa depan. Dalam melakukan analisa pertambahan
penduduk akan diperoleh jumlah penduduk yang digunakan untuk memperkirakan
tingkat pelayanan air bersih yang diterima oleh pelanggan. Memperkirakan
pertambahan penduduk atau proyeksi penduduk yang digunakan dalam penelitian ini

II-8
LAPORAN AKHIR
melalui cara peramalan dengan dua metode yaitu : Metode Geometrik, Metode
Aritmatik dan metode eksponensial.Perhitungan proyeksi pertambahan penduduk
dengan Metode Geometrik mempergunakan persamaan :
Pt = Po (1 + r )n ..................................................... (1)
Dimana :
Pt = Jumlah penduduk pada tahun ke – n
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar hitungan ( tahun ke – 0 )
r = Tingkat pertumbuhan penduduk
n = Jumlah tahun antara tahun proyeksi dan tahun dasar hitungan

Proyeksi pertambahan penduduk dengan Metode Aritmatik mempergunakan


persamaan :
Pn = Po + nr ……...................................................... (2)
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke – n
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar hitungan ( tahun ke – 0 )
r = Tingkat pertumbuhan penduduk
n = Jumlah tahun antara tahun proyeksi dan tahun dasar hitungan

Proyeksi pertambahan penduduk dengan metode exponensial (Muliakusuma, 1981)


Pn = PO. e r.n ................................................. (3)
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk akhir tahun ke – n
PO = Jumlah penduduk pada tahun dasar
r = Angka pertumbuhan penduduk
n = Periode tahun yang ditinjau
e = angka exponensial (2,71828)
Metode yang memberikan jumlah yang mendekati kebenaran adalah yang
mendekati standar deviasi terkecil.

II-9
LAPORAN AKHIR
2.6. Jenis-Jenis Pipa dan Sarana Penunjang Jaringan Air Bersih
Pipa sangat diperlukan pada prasarana jaringan air bersih karena dapat
mengalirkan air baku dari sumber air ke tangki maupun konsumen. Jenis pipa yang
diperlukan umumnya memiliki penampang bulat yang terbuat dari bahan yang keras
maupun dari bahan plastik. Jenis pipa tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Besi tuang (cast iron)
Pipa tuang dapat bertahan sampai 25 tahun (di area perkotaan) sampai 50 tahun
(di area minim polusi), dan tahap terhadap karat karena pipa telah dilarutkan
dalam bahan kimia anti karat. Panjang pipa ini antara 4 – 6 meter dan
mempunyai tekanan maksimum 25 kg/m2
Keuntungan dari pipa ini adalah :
a. Harga cukup murah dan tersedia dipasaran,
b. Mudah dalam proses penyambungan,
c. Tahan terhadap karat.
Kerugian dari penggunaan jenis pipa ini adalah :
a. Pipakeras dan mudah pecah,
b. Pipa berat sehingga biaya angkut mahal.
2. Besi yang digalvanisir (galvanized iron pipe)
Pipa jenis ini bahannya terbuat dari baja yang dilapisi seng, umurnya relatif
pendek antara 7 – 10 tahun. Pipa jenis ini sangat banyak dipakai dalam jaringan
jaringan pelayanan yang kecil dalam sistem distribusi
Keuntungan penggunaan pipa ini adalah:
a. Harga terjangkau dan banyak dipasaran,
b. Ringan sehingga mudah diangkut ke lokasi pekerjaan,
c. Mudah dalam proses penyambungan.
Kerugian dalam penggunaan pipa jenis ini adalah mudah terjadi korosi atau
perkaratan.
3. Pipa Baja (stell pipa)
Pipa ini terbuat dari baja lunak dan mempunyai banyak ragam dan banyak
ukuran, ukuran paling besar dengan garis tengahnya lebih dari 0,50 meter.
Keuntungan dalam penggunaan pipa ini adalah :

II-10
LAPORAN AKHIR
a. Tersedia dalam berbagai ukuran,
b. Pemasangan dan penyambungan mudah,
Kelemahan penggunaan pipa ini adalah :
a. Tidak tahan karat,
b. Berat sehingga pengarus terhadap biaya pengangkutan,
c. Untuk ukuran besar sistem penyambungannya agak sulit.
Beberapa sarana penunjang dalam jaringan perpipaan yang sering dipergunakan
yaitu.
1. Sambungan pipa
Menggabungkan dua buah pipa atau lebih diperlukan sambungan pipa.
Sambungan yang menghubungkan antara pipa berdiameter sama maupun
tidak sama. Sambungan untuk menggabungkan pemasangan pipa biasanya
digunakan sesuai dengan kondisi dilapangan. Jenis sambungan pipa yaitu:
a. Mangkok (bell) dan lurus,
b. Sambungan mekanik,
c. Sambungandorong (push and joint),
d. Sambunganpinggiran roda (flange),
2. Katup
Dalam suatu jaringan kadang dibutuhkan jenis katup yang berbeda-beda agar
suatu rangkaian pipa dapat bekerja dengan baik sesuai fungsinya. Jenis katup
yang sering dipergunakan antara lain:
a. Flow kontrol valve (FCV)
digunakan untuk membatasi aliran maksimum rata-rata yang melalui katup
dari hulu kehilir. Dimaksudkan untuk melindungi suatu komponen tertentu
yang letaknya dihilir agar tidak rusak akibat aliran yang terlalu besar.
b. Pressure breaker valve (PBV)
digunakan untuk memberikan tekanan tambahan pada tekanan yang
menurun dikatup. Disamping itu juga katup jenis ini juga dapat memberikan
tekanan tambahan pada aliran yang balik arah (karena aliran di hilir lebih
tinggi dari tekanan di hulu) sehingga tekanan di hilir lebih rendah dari
tekanan dihulu.

II-11
LAPORAN AKHIR
c. Pressure reducing valve (PRV)
digunakan untuk menaggulangi tekanan yang terlalu besar di hilir katup.
Jika tekanan naik hingga melebihi tekanan batas, maka PRV akan
menutup, dan akan terbuka penuh bila tekanan di hulu lebih rendah dari
nilai yang ditetapkan pada katup tersebut.
d. pressure sustining valve (PSV)
digunakan untuk menanggulangi penurunan secara drastis pada tekanan di
hulu dari nilai yang telah ditetapkan, jika tekanan di hulu lebih rendah dari
batas minimumnya, maka katup akan menutup.
e. throttle control valve (TCV)
TCV digunakan untuk mengontrol kehilangan tenaga sekunder (minor
losses)

2.7. Aliran Dalam Pipa


Didalam pipa air mengalir dati tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dengan
kata lain energi berkurang. Berkurangnya energi atau tinggi tekanan merupakan fungsi
debit, panjang pipa, diameter pipa dan koefisien gesek pipa.
Persamaan energi merupakan salah satu persamaan untuk menyelesaikan
masalah yang dalam hidrolika. Aliran dalam pipa misalnya dikenal persamaan energi
(Persamaan Bernaulli) dan persamaan kontinuitas. Persamaan Bernaulli ditulis sebagai
berikut (Triatmadja, 2000)

P1 V 2 P V 2
1 2 2
+ z1+ = + z2+ + he
γ 2g γ 2g ................................... (3)

dimana : P1 = tekanan ( dititik i)

z1 = tinggi datum (dititk i)

g = kecepatan gravitasi bumi

he = kehilangan tinggi tenaga

γ = berat persatuan volum, (dianggap konstan)

II-12
LAPORAN AKHIR
2.7.1. Kehilangan Energi Utama (mayor losses)
Fluida yang mengalir dalam pipa akan mengalami tegangan geser dan gradien
kecepatan pada seluruh medan karena adanya kekentalan. Tegangan geser
tersebut akan menyebabkan terjadinya kehilangan energi selama pengaliran
(Triatmodjo, 1993).
Kehingan energi yang disebabkan oleh gesekan atau friksi dengan dinding pipa.
Persamaan Darcy Weisbach paling banyak digunakan dalam aliran fluida secara
umum. Untuk aliran air dengan viskositas yang relatif tidak banyak berubah,
persamaan Hasen-Williams akan digunakan. Berikut ditampilkan kedua

persamaan tersebut yang disediakan dalam WaterNet (Triatmadja, 2000).

5
L Q
hf = 8 f
D 5 ƛ2 g ....................................................... (4)

dimana : hf = kehilangan energi atau tekanan (m)

hf = kehilangan energi atau tekanan (m)

L = panjang pipa

D = diameter pipa

f = koefisien gesek

Q = debit dalam pipa (m3/dt)

g = percepatan gravitasi bumi (m/dt2)

Persamaan Hazen -Williams sering kali digunakan dalam mendesain dan


menganalisa pipa bertekanan pada jaringan transmisi maupun distribusi.
Persamaan ini tidak dapat digunakan pada media cairan lain selain air.

Persamaan Hazen -Williams :

Q = 0,2785.Chz d2,63i0,54 ............................................ (5)

II-13
LAPORAN AKHIR

dimana:
Chz = koefisien Hasen Williams
Chz = koefisien Hasen Williams
hf
( i= )
i = kemiringan atau slope garis tenaga L
d = diameter pipa
Q = debit aliran

Persamaan kehilangan energi dapat ditulis sebagai berikut :

[ ]
1 .85
6 , 79 . L V
hf = 1. 16
D C .........................................................(6)

dimana :

hf = kehilangan energi atau tekanan


L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
C = koefisien kekasaran Hazen -Williams
V = kecepatan (m/dt)
Tabel 4.1. Koefisien kekasaran beberapa Jenis Pipa
No Jenis Pipa dan Bahan Pipa Hazen-Williams Darcy Weisbach
C E (mm)
1 Beton Cetakan Baja 120 0.18008
2 Beton Cetakan Kayu Halus 120 0.6
3 Besi Tuang Baru 130 0.26
4 Tanah Liat bakar 100 0.6
5 Asbes Cemen 140 0.0015
6 Tembaga 135 0.0015
7 Plastik Keras 140 0.0015
8 Baja Bar Unlined 145 0.045
9 Kaca 140 0.0015
Sumber : Heastad Methods, 1998 dalam Darmi 2003.

II-14
LAPORAN AKHIR

2.7.2. Kehilangan Energi Sekunder (Minor Losses)


Kehilangan energi sekunder disebabkan adanya belokan pada pipa sehingga
menimbulkan aliran turbulensi. Penyebab lain dari aliran ini ialah adanya
penyempitan atau pembesaran penampang secara mendadak, hal ini umumnya
dibangkitkan oleh katup dan sambungan pipa.
Kehilangan energi sekunder dalam bahasa matematika ditulis sebagai berikut
(Triatmadja, 2000):

Q2
hf =k 2
2A g ........................................................ (7)

atau
2
v
hf =k
2g ..................................................... (8)

dimana :
hf = kehilangan energi atau tekanan
v = kecepatan rata-rata dalam pipa
g = gravitasi bumi (m/dt2)
k = koefisien kehilangan tekanan
Nilai k sangat beragam tergantung dari bentuk fisik belokan, penyempitan,
pelebaran, katup dan sambungan. Namun, nilai k ini masih dapat berupa nilai
pendekatan karena sangat dipengaruhi oleh bahan, kehalusan membuat
sambungan, serta umur sambungan itu sendiri (Triatmodjo, 2000).
2.8. Aspek Operasional meliputi:
1. Potensi Sumber Air
2. Cakupan layanan,
3. Kualitas air (Secara fisik)
4. Pemanfaatan instalasi
5. Tingkat kehilangan air,
6. Kemudahan pelayanan,

II-15
LAPORAN AKHIR

2.9. Aspek Administrasi meliputi :


1. Rencana jangka panjang,
2. Organisasi dan uraian tugas,
3. Prosedur operasi standar,
4. Standar penilaian biaya karyawan,
5. Rencana kerja dan anggaran
6. Laporan internal dan eksternal

II-16

Anda mungkin juga menyukai