METODOLOGI DAN
HASIL PELAKSANAAN SURVEI
1 2 3 4 5 6 7 8
A. PERSIAPAN
1 Persiapan Administrasi
2 Mobilisasi Personil dan Peralatan
3 Pengumpulan Data
4 Orientasi Lapangan
C. ANALISA DATA
1 Analisa Data Topografi
2 Analisa Data Tanah
3 Analisa Site dan Lingkungan
4 Analisa Program Desain
E. PENYUSUNAN LAPORAN
1 Laporan Pendahuluan
2 Laporan Akhir :
a. Laporan RAB
b. Laporan RKS
c. Resume
3 Gambar Arsitektur, Sipil, MEP dan 3D
4 Flashdisk
F. DISKUSI
1 Diskusi Laporan Pendahuluan
3 Diskusi Laporan Akhir
(Sumber : Pedoman Survei Pencatatan Lalu Lintas dengan Cara Manual Pd.T-19-2004-B)
- Cara Grafik
Cara grafik dengan mempergunakan kerta gumbel dan kertas logaritma
disusun dari curah hujan harian maksimum selama 10 tahun pengamatan,
kemudian dihitung periode ulang (Tr) dengan rumus :.
n+1
Tr = -------------
m
Dimana :
n = Jumlah pengamatan
- Analisa Gumbel
Dengan rumus :
R = R + S.K
K = Faktor frekwensi untuk T tertentu yang didapat dari table dibawah ini
S = ( R-R )²
( n-1 )
n = Jumlah pengamanan
Untuk menghitung debit banjir rencana dalam hal ini digunakan 3 metode,
yaitu :
- Methode Rasional
Rumus
R 24 24
I = x( ) 2/3 ( mm )
24 1 jam
Dimana :
0.77
L
I = 0.00013
0385
S
- Methoda Haspers
Dengan rumus
Q = α x β x q (m³/detik)
Dimana :
Α = Koefisien pengajian
1 + 0.012 A 0.7
=
1 + 0.075 A 0.7
β = Angka reduksi untuk hujan rata-rata terhadap curah hujan terpusat
maksimum yang terdapat didaerah aliran
t x 24
=
T + 1-0.0008 (260-R24) x (2-t)²
Rt
=
3,6 t
t = 0.1 x L0.8 x S -0.3
Q1 + Q2
Q=
2
b. Perencanaan Drainase
- Saluran Samping
K = Koefisien kekasaran
V = k x R2/3 x I G1/2
- Gorong-gorong
Q=μxAx√ 2xgxz
μ = Koefisien aliran
g = Grafitasi m²/detik
Perkerasan Beton
Lapis Pondasi Beton Kurus (LC)
Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Lapis Pondasi Agregat Kelas B
4.3.5 Pondasi
a. LapisanTanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan
lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut
Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan
setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang
berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR).
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya
baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang
distabilisasi dan lain-lain.Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar
dibedakan atas:
Lapisan tanah dasar pada tanah galian.
Lapisan tanah dasar pada tanah urugan.
Lapisan tanah dasar pada tanah asli.
Bila tanah dasar berada pada daerah galian, maka sub grade ini harus dibentuk
sesuai penampang melintang dan memanjang jalan, tetapi dengan ketinggian yang
lebih tinggi daripada elevasi akhir, setelah memperhitungkan adanya penurunan
elevasi akibat pemadatan. Tanah harus dipadatkan dengan alat pemadat
(compactor) yang telah disetujui , dan sebelum pemadatan kadar airnya harus
disesuaikan dengan cara disiram air melalui truk sprinkler yang telah disetujui.
Sebelum suatu sumber tanah akan digunakan sebagai material subgrade, harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Untuk penambahan kadar air atau
pengeringan tanah subgrade harus digaruk beberapa kali untuk menghasilkan kadar
air yang seragam (homogen). Bila karakteristik alamiah tanah sedemikian rupa
sehingga tidak memungkinkan tercapainya CBR minimum sebesar 6 % dengan
dipadatkan sesuai ketentuan dalam Spesifikasi. Tanah bongkaran yang memenuhi
syarat sebagai tanah timbunan dapat digunakan sebagai tanah timbunan,
sedangkan tanah bongkaran yang tidak memenuhi syarat sebagai tanah galian
biasa maka tanah tersebut harus dibuang. Untuk derajat kepadatan seluruh material
sampai kedalaman 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus dipadatkan sekurang-
kurangnya 100 % dari kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai