Anda di halaman 1dari 23

PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA

KEDUNGULING

BAB E
PENDEKATAN METODOLOGI

E.1 UMUM
Memenuhi tuntutan pelaksanaan pekerjaan seperti yang tercantum di dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK), maka konsultan membuat suatu pendekatan secara teoritis terutama yang
berkenaan dengan metode dan pola pikir yang dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan
kegiatan. Kegiatan Pengadaan Jasa Konsultan Perencanaan dan Pembangunan IPAL di IPA
Krian dan IPA Kedunguling oleh Perumda Delta Tirta Sidoarho pada lokasi IPA Krian dan
IPA Kedunguling sebagai salah satu upaya peningkatan lingkungan kawasan yang layak,
bersih, aman dan serasi dengan lingkungan sekitarnya dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup.

E.2 PENDEKATAN PEKERJAAN

Pendekatan kegiatan Pengadaan Jasa Konsultan Perencanaan dan Pembangunan IPAL di


IPAL Krian dan IPA Kedunguling ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis merupakan pendekatan pemecahan permasalahan yang bersifat teknis
dengan menggunakan standar, metode, kriteria, dan asumsi teknis yang berlaku dan
relevan, sehingga output evaluasi sesuai dengan kaidah-kaidah teknis. Standar, metode,
dan peraturan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah yang berlaku serta
relevan sesuai dengan kriteria teknis yang ada. Hal ini ditujukan untuk mencapai
kekonsistenan standar desain yang digunakan.

2. Pendekatan Koordinatif
Melakukan koordinasi dengan seluruh stake holder terkait sehingga data yang dihasilkan
lebih akurat dan sesuai dengan kondisi lapangan. Beberapa instansi atau lembaga yang
akan dilibatkan dalam koordinasi tersebut antara lain:

 Perumda Delta Tirta Sidoarjo,


 Dinas Pekerjaan Umum

TAHUN 2023 E-1


PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

 BPS Provinsi / Kabupaten / Kota


 Dan semua pihak yang terlibat dalam pengumpulan informasi terkait dengan rencana
kegiatan ini.

E.3 METODE PELAKSANAAN

Pendekatan yang akan digunakan adalah dengan menganalisis data sekunder, data primer dari
hasil observasi lapangan, survey, dan wawancara. Observasi, survei dan wawancara
dilakukan untuk mendapatkan data-data primer dari lapangan.

Sebelum melaksanakan pekerjaan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan di antaranya
adalah :
1. Menyiapkan administrasi yang diperlukan, seperti perijinan, surat jalan dan sebagainya.
2. Mengumpulkan studi-studi terdahulu yang berkaitan dengan pekerjaan Pengadaan Jasa
Konsultan Perencanaan dan Pembangunan IPAL di IPA Krian dan IPA Kedunguling.
3. Menyiapkan schedule pekerjaan, schedule peralatan dan schedule personil.
4. Mobilisasi personil dan peralatan

Metodologi kegiatan yang akan dilaksanakan disajikan dalam skema pada Gambar E.1.
berikut.

TAHUN 2023 E-2


PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN & PEMBANGUNAN


IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA KEDUNGULING

TAHAP PERSIAPAN

TAHAP PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER


 Observasi lapangan  Data instansional
 Survei (teknis)  Data kondisi teknis eksisting wilayah
 Pengukuran Detail  Studi literatur
 Wawancara

KAJIAN LOKASI EKSISTING


WILAYAH PELAYANAN
IPAL

Rapat Koordinasi

KOMPILASI DAN PEMROSESAN


DATA
Rapat
Pembahasan
ANALISA DATA

PENYUSUNAN DED

Penyusunan dan Penyerahan Laporan

Gambar E. 1 Metodologi Kegiatan Pengadaan Jasa Konsultan Perencanaan & Pembangunan


IPAL di IPA Krian dan IPA Kedunguling

TAHUN 2023 E-3


PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

E.3.1 Tahap Persiapan


Langkah awal dalam Pengadaan Jasa Konsultan Perencanaan & Pembangunan IPAL
di IPA Krian dan IPA Kedunguling adalah penyamaan konsep dan paradigma yang bertujuan
untuk mencapai kesepahaman dan kesamaan konsep dan paradigma dalam pengembangan sistem
pengelolaan air limbah di antara para pihak terkait, serta tercapai kesepakatan mengenai langkah
penyusunan, jadwal kerja, tugas, dan tanggung jawab semua instansi yang terkait. Beberapa
rencana kegiatan dari tahapan penyamaan persepsi dan paradigma ini, diantaranya adalah:
a) Menyiapkan administrasi, seperti surat jalan, perijinan dan sebagainya;
b) Merumuskan program kerja (pola pikir) kegiatan secara keseluruhan
c) Menentukan sasaran
d) Menetapkan metode survei
e) Melakukan studi literatur terkait studi terdahulu dan standar teknis pengelolaan air
limbah
f) Mengumpulan sumber data yang terkait
g) Melakukan observasi pendahuluan di daerah perencanaan
h) Membuat jadwal kegiatan
i) Menyiapkan instrumen atau peralatan survei yang diperlukan
j) Menyamakan persepsi dengan seluruh stakeholder mengenai konsep dan paradigma
sistem pengelolaan air limbah.

E.3.2 Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam kegiatan penyusunan kegiatan Pengadaan Jasa Konsultan
Perencanaan & pembangunan IPAL di IPA Krian dan IPA Kedunguling ini meliputi data
primer yang diperoleh dari survei lapangan dan data sekunder yang diperoleh dari instansi-
instansi dan pihak terkait. Kebutuhan data yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:

a. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi lapangan dan survei teknis. Data
teknis terkait rencana kegiatan ini diperoleh melalui survei dan observasi lapangan.
b. Pengumpulan data sekunder dilakukan survei ke instansi terkait serta kelembagaan
formal maupun non formal. Studi literatur seperti standar, norma, pedoman, petunjuk
teknis dan lain-lain. Selain itu, telaah hasil studi sebelumnya juga dilakukan dalam
pekerjaan ini sebagai bahan masukan bagi konsultan perencana dalam melaksanakan
kegiatan ini. Dalam telaah hasil studi sebelumnya akan difokuskan pada beberapa hal
sebagai berikut :

TAHUN 2023 E-4


PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

 Hasil kajian kegiatan di Kawasan IPA Krian dan IPA Kedunguling yang berpotensi
menghasilkan limbah
 Kondisi dan informasi teknis
 Usulan rekomendasi hasil studi, yang tentunya akan dikonfirmasi dan didiskusikan
dengan pemilik proyek untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuan desain

Data yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi data primer yang diperoleh dari observasi
lapangan dan survei serta data sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi dan pihak
terkait. Kebutuhan data yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah:

 Data eksisting karakteristik lokasi kegiatan konstruksi IPAL (pengukuran dan pemetaan
topografi);
 Data eksisting di lokasi kegiatan;
 Data kemauan dan kemampuan Perumda Delta Tirta Sidoarjo dalam pembiayaan
operasional dan perawatan IPAL;
 Studi-studi terdahulu;
 Standar teknis yang digunakan (SNI, NSPM, Petunjuk Teknis Bidang Air Limbah).

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:

a) Survei Instansional
Survei instansi adalah survei yang dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder yang
sudah tersedia dalam bentuk buku, laporan atau soft copy di suatu instansi terkait.

b) Survei Lapangan (Survei Teknis)


Survei lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer berupa data kondisi teknis di
lapangan yang dilakukan dengan teknik pengamatan (observasi lapangan), pengukuran
lapangan, pengukuran detail dan pemetaan perpipaan untuk IPAL, kuisioner, dan
wawancara. Data primer yang diperoleh dari survei lapangan adalah mengenai kondisi
teknis terkait pengelolaan air limbah dan aspek teknis pendukung terkait kondisi teknis
pada rencana penyaluran air limbah dan lokasi IPAL (kontur, topografi, dan lain-lain)
serta hasil pengukuran detail dan pemetaan.

Pelaksanaan survei lapangan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

TAHUN 2023 E-5


PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

 Merancang bahan survei, data dan informasi apa saja yang diperlukan pada saat survei
lapangan;
 Pembentukan/pemilihan surveyor;
 Pengamatan lapangan (kondisi teknis);
 Pengukuran lapangan (kontur, topografi).

Adapun jenis data terkait serta standar perencanaan dan kriteria perencanaan yang
digunakan dalam pekerjaan kegiatan Penyusunan Pengadaan Jasa Konsultan Perencanaan
& Pembangunan IPAL di IPA Krian dan IPA Kedunguling meliputi :

a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.


b. Standart Nasional Indonesia (SNI).
c. Standart Penggambaran Bangunan IPLT.

Pekerjaan pengukuran yang termasuk dalam tahapan inventarisasi data primer,


mempunyai maksud dan tujuan untuk mendapatkan gambaran topografi yang lengkap,
jelas dan memenuhi syarat-syarat untuk perencanaan teknis ini. Pengukuran dilakukan
untuk mendapatkan peta situasi, yang meliputi :

 Pemetaan lokasi penempatan IPAL (pemasangan patok BM).


Terkait dengan DED IPAL, pengukuran detail akan dilakukan sebagai bagian dalam
menyusun atau merencanakan sistem pengelolaan air limbah mulai dari sumber,
perencanaan dan pengukuran jalur penyaluran limbah menuju ke lokasi IPAL, hingga
pengukuran kebutuhan lahan untuk IPAL.

Beberapa rencana kegiatan pengukuran detail dalam tahapan pemetaan adalah sebagai
berikut :

 Pengukuran jalur perpipaan/saluran air limbah termasuk, didalamnya pengukuran


calon lahan IPAL.
 Pengukuran daerah/area rencana lokasi IPAL, pengukuran difokuskan terhadap
ketersedian lahan yang disesuaikan dengan alternatif pemilihan sarana sanitasi.

Metode pengukuran yang akan diterapkan agar dicapai hasil yang optimal dapat
diuraikan sebagai berikut :

 Pekerjaan Persiapan Pengukuran


Pekerjaan persiapan yang dilakukan oleh Konsultan adalah sebagai berikut:

TAHUN 2023 E-6


PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

 Menyiapkan administrasi yang diperlukan, seperti perijinan, surat jalan dan


sebagainya.
 Mengumpulkan peta yang ada kaitannya dengan pekerjaan dimaksud.
 Melakukan inventarisasi data koordinat titik acuan terdekat atau titik acuan
yang diarahkan oleh pihak proyek (TTG).
 Menyiapkan data pendukung lain yang diperlukan.
 Menyiapkan schedule pekerjaan, schedule peralatan dan schedule personil.
 Menyiapkan peralatan yang diperlukan.
 Menyiapkan personil yang akan dilibatkan.
 Menyiapkan peta kerja, termasuk perencanaan jalur pengukuran dan rencana
penempatan titik kontrol.

 Pemasangan Monumentasi dan Patok Bantu


Ada 2 jenis monumentasi dan 1 patok bantu yang perlu dipasang yaitu :

1) Bench Mark (BM)


Bench Mark yang terbuat dari beton menggunakan tulangan dengan ukuran 20
cm x 20 x cm x 50 cm. BM dilengkapi dengan baut yang diberi tanda silang
pada bagian atasnya sebagai titik centering, serta diberi penamaan pada bagian
samping menggunakan cat. BM ini dipasang sedemikian rupa sehingga bagian
yang muncul di atas tanah lebih kurang 20 cm.

2) Control Point (CP)


Control Point dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 80 cm terbuat dari cor semen,
dipasang dengan tujuan untuk memberikan acuan arah azimuth dari BM
terpasang. Control point ini dipasang dengan posisi saling terlihat dengan BM
terpasang. Pemasangan Bench Mark ini diikuti dengan pemasangan Control
Point (CP) sebagai arahan untuk menentukan azimuth titik tersebut. BM dan CP
dipasang pada tempat yang stabil, aman dan mudah dalam pencariannya.

3) Patok Bantu
Patok Bantu dipasang pada setiap tempat berdiri alat poligon, situasi, cross
section dan diantara tempat berdiri alat waterpas. Patok ini dibuat dari kayu
dengan ukuran 3 cm x 5 cm x 40 cm. Patok kayu ini pada bagian atasnya
dipasang paku payung sebagai penanda centering titik tempat berdiri alat atau

TAHUN 2023 E-7


PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

titik berdiri rambu pada pengukuran waterpass. Untuk memudahkan penentuan


patok, perlu juga diberikan peng-kodean atau penamaan masing-masing patok
kayu tersebut dengan nama, huruf atau nomor.

 Pengukuran Poligon
Pengukuran poligon dilakukan dengan mengukur sudut dan jarak beserta azimuth
awal sebagai penentu arah Utara.

1. Pengukuran Sudut
Sudut ukur dengan menggunakan alat ukur Theodolith Wild – T2 atau sejenis.
Pengukuran sudut dapat dijelaskan dengan gambar berikut ini:

101030’29’’

101030’28’’

Sudut yang dipakai adalah sudut


dalam yang merupakan hasil rata-rata dari pengukuran I dan II.

Bacaan I = 101030’29’’

Bacaan II = 101030’28’’

Rata-rata = 101030’28,5’’

Sedangkan untuk pengukuran jarak dilakukan dengan cara optis dan dicek
dengan menggunakan meetband.

2. Hitungan Poligon
Poligon dihitung dengan cara sebagai berikut :

d 4
d
5 d
d e
c
6 f 3
d
d b
a 2
1 d

TAHUN 2023 E-8


PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

 sudut = (n  2) x 1800  
Keterangan:

 sudut = jumlah sudut dalam / sudut luar


n = jumlah titik Poligon
a,b,c,…f = besar sudut
3. Hitungan Koordinat

Utar

B
ab
dab
A

Koordinat
masing-masing titik Poligon dengan berikut:

Xb = Xa + dab Sin ab  X

Xb = Ya + dab Cos ab  X

Keterangan :

Xa, Ya = Koordinat titik A

Xb, Yb = Koordinat titik B

Dab = Jarak datar antara titik A ke titik B

ab = Azimuth sisi titik A ke titik B

x, y = Koreksi

Sedangkan untuk koreksi Absis dan Ordinat digunakan metode Bouwditch


berikut :

di di
fyi= xfy fxi= xfx
∑d ∑d
Keterangan :

xi, yi = Koreksi absis dan ordinat masing-masing koordinat

TAHUN 2023 E-9


PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

x, y = Koreksi absis dan ordinat keseluruhan

di = Jarak sisi – i

d = Jumlah jarak keseluruhan

 Pengukuran Waterpass

A
Arah
b
b
B

Pengukuran Waterpass dilakukan untuk mengetahui perbedaan ketinggian antara


dua titik, sehingga apaila salah satu titik diketahui ketinggiannya maka titik
selanjutnya dapat diketahui ketinggiannya. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan
gambar sebagai berikut :

HA-B = bb – bd

Keterangan:

HA-B = Beda tinggi antara titik A dan titik B

bb = Bacaan rambu belakang

bd = Bacaan rambu depan

A, B = Titik yang di Observasi

Sehingga untuk mengetahui tinggi titik B dapat dicari dengan persamaan :

HB = HA + HA-B

Keterangan:

HA = Tinggi titik A

HB = Tinggi titik B

HA-B = Beda tinggi antara titik A dan titik B

TAHUN 2023 E - 10
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

Rute pengukuran waterpass mengikuti rute pengukuran poligon dengan pembagian


loop seperti pengukuran poligon. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal atau
waterpass, harus diukur dengan spesifikasi sebagai berikut :

a) Kerangka Kontrol Vertikal harus diukur dengan cara loop, dengan


menggunakan alat waterpass Wild Nak-2 atau yang sejenis.
b) Jarak antara tempat berdiri alat dengan rambu tidak boleh lebih besar dari 50
meter.
c) Baud-baud tripod (statip) tidak boleh longgar, sambungan rambu harus lurus
betul serta perpindahan skala rambu pada sambungan harus tepat, serta rambu
harus menggunakan nivo rambu.
d) Sepatu rambu digunakan untuk peletakan rambu ukur pada saat pengukuran.
e) Jangkauan bacaan rambu berkisar antara minimal 0500 sampai dengan
maksimal 2750.
f) Data yang dicatat adalah bacaan ketiga benang yaitu benang atas, benang
tengah dan benang bawah.
g) Pengukuran sipat datar dilakukan setelah BM dipasang, serta semua BM
eksisiting dan BM baru terpasang harus dilalui pengukuran waterpass.
h) Slaag per seksi diusahakan genap dan jumlah jarak muka diusahakan sama
dengan jarak belakang.
i) Pada jalur terikat, pengukuran dilakukan pergi-pulang dan pada jalur terbuka
pengukuran dilakukan pergi-pulang dan double stand.
j) Kesalahan beda tinggi yang dicapai harus lebih kecil dari 7 mmD, dimana D
adalah jumlah panjang jalur pengukuran dalam kilometer.
k) Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan sistematis,
jika ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali didekatnya, serta tidak
diperbolehkan melakukan koreksi menggunakan tinta koreksi.
l) Pekerjaan hitungan waterpass harus diselesaikan di lapangan, agar bila terjadi
kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan pengukuran kembali hingga
benar.
m) Perataan hitungan waterpass dilakukan dengan perataan metode Bouwditch.

 Pengukuran Situasi

TAHUN 2023 E - 11
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

Pengukuran situasi untuk mengetahui kondisi daerah sekitar, sehingga dari gambar
yang dihasilkan dapat direncanakan pengaturan penempatan bangunan. Situasi
diukur dengan methode sudut kutub sebagai berikut :

P10

d1 b
c
d2
d3
S2
S1
S3

P11 P12

Keterangan:

P10,P11,P12 = titik-titik poligon

S1,S2,S3 = sudut ikat masing-masing titik detil

d1,d2,d3 = jarak sisi masing-masing titik detil

a, b, c = titik-titik detil

A D
m Dtg bt
h D
h

ti B

Detil-detil
tersebut diukur dengan menggunakan alat Theodolith Wild T0. Jarak dan beda
masing-masing sisi dan titik detil diukur dengan methode Tachimetry seperti pada
gambar berikut :

HAB = bb – bd

Keterangan:

TAHUN 2023 E - 12
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

D = jarak datar

h = sudut vertical

bt = bacaan benang tengah

ti = tinggi instrumen

HAB = beda tinggi antara titik A dan B

Untuk besaran jarak (D) diperoleh dengan persamaan :

D = AY Cos2.h

Keterangan:

D = jarak datar

A = besaran konstanta alat (50)

Y = benang atas – benang bawah

h = sudut vertikal

 Pekerjaan Perencanaan
Pekerjaan perencanaan dapat diuraikan sebagai berikut :

1). Pekerjaan Hitungan


Setelah hitungan awal pekerjaan pengukuran dilapangan terutama hitungan
kerangka kontrol horizontal dan vertikal diselesaikan, maka proses selanjutnya
adalah penghitungan data secara simultan. Hitungan-hitungan yang dilakukan
adalah hitungan untuk data cross section dan detail situasi. Pekerjaan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan kalkulator maupun dengan menggunakan
bantuan Personal Computer. Tahapan pekerjaan perhitungan ini meliputi :

 Pekerjaan hitungan sementara harus selesai di lapangan, sehingga kalau ada


kesalahan dapat segera diulang untuk segera dapat diperbaiki.
 Stasiun pengamatan matahari dicantumkan dalam sketsa.
 Hitungan poligon dan sipat datar menggunakan metode perataan bowditch.
 Pada gambar seketsa dicantumkan pula salah penutup sudut poligon beserta
jumlah titik, salah linier poligon beserta harga toleransi, serta jumlah jarak.

TAHUN 2023 E - 13
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

 Perhitungan koordinat dilakukan dengan proyeksi UTM.

2). Pekerjaan Penggambaran


Pengukuran poligon dilakukan dengan mengukur sudut dan jarak beserta
azimuth awal sebagai penentu arah Utara. Penggambaran dilakukan pada
Kertas sesuai dengan spesifikasi yang diminta, dengan menggunakan Program
Auto Cad. Gambar-gambar dilengkapi dengan penunjuk arah Utara, Legenda,
Skala, Kop, Judul gambar, disertai dengan kelengkapan yang diperlukan
lainnya.

E.3.3 Kompilasi Dan Verifikasi Data


Setelah diperoleh data, maka kemudian dilakukan pengumpulan, pengolahan data dan
analisis berdasarkan jenis dan sumber data yang diperoleh. Kegiatan kompilasi data
meliputi :
1. Verifikasi terhadap data yang sudah dikumpulkan
Kegiatan verifikasi adalah mencocokan data atau mengkonfirmasikan dengan
sumber data. Hal ini dimaksudkan agar dapat diperoleh data yang akurat.
2. Pengelompokan data
Kegiatan ini adalah mengelompokan data sesuai dengan kebutuhan, agar konsisten
dengan struktur data.
3. Perhitungan atas data (Calculating Data)
Kegiatan ini merupakan puncak dari semua kegiatan kompilasi data, sehingga
diperlukan kecermatan dan kehati-hatian.
4. Pengolahan data (Tabulasi, Grafik dan Peta)
Dari data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan grafik dan tabulasi
dalam memudahkan identifikasi serta pembuatan peta sehingga memudahkan dalam
pembuatan perencanaan.

E.3.4 Survey
Pelaksanakan kegiatan survey dilakukan dengan tujuan dan untuk memperoleh data-data
antara lain :
1. Survey dan pengkajian kualitas air limbah

TAHUN 2023 E - 14
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

Survey ini dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel dan uji laboratorium air.
Tujuan dari uji karakteristik air limbah ini adalah untuk mengetahui kualitas air limbah
berupa parameter BOD, COD, SS, Amoniak, Deterjen, E.Coli, dan lain-lain. Survey ini
dilakukan dengan mengambil sampel di titik yang akan ditentukan kemudian , yaitu :
 1 sampel yang diambil secara langsung dari sumber air limbah;
Selain itu maksud dilaksanakan survey dan pengajian kualitas air limbah yaitu mengetahui
berbagai alternatif pengolahan air limbah yang dapat digunakan untuk mengurangi
pencemaran lingkungan.
2. Survey / observasi lapangan
Survey ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum wilayah studi yang mencakup
kondisi eksisting di area pelayanan. Keterbatasan luasan rencana lokasi IPAL akan
mempengaruhi pemilihan teknologi pengolahan air limbahnya.
3. Survey Instansional
Survey instansional merupakan mengumpulkan data-data sekunder di beberapa instansi
terkait.

E.3.5 Analisa Data


E.3.5.1 Analisa Kondisi Eksisting Area Pelayanan
Survey lapangan diperlukan untuk melakukan identifikasi dan inventarisasi data pada area
yang akan dibangun IPAL serta fasilitas eksisting atau yang sudah terbangun pada wilayah
studi. Pelaksanaan survey lapangan juga termasuk untuk kegiatan pengukuran dan pemetaan
topografi serta menyiapkan peta digitasi area yang direncanakan dan dilengkapi dengan
elevasi. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan gamabran tentang rencana arah
aliran air limbah dari sumber air limbah menuju IPAL.

E.3.5.3 Analisa Teknologi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


Pemilihan teknologi yang dimaksudkan dalam kegiatan ini adalah teknologi penanganan
lumpur yang dihasilkan dari proses pengolahan air minum yang ada di IPA Krian dan IPA
Kedunguling.

Pengolahan lumpur memiliki beberapa tujuan, yakni mengurangi kadar air, menstabilkan,
serta menghilangkan mikroorganisme pantogen yang berpotensi terkandung di dalam lumpur.
Hal ini perlu dilakukan agar lumpur yang telah diproses dapat lebih aman ketika dibuang atau

TAHUN 2023 E - 15
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

dimanfaatkan untuk keperluan terbatas. Secara umum untuk tahapan pengolahan lumpur
sebagai berikut :

Penirisan Lumpur (Dewatering) &


Pengentalan / Stabilisasi Lumpur (Stabilization) : Pengeringan Lumpur (Drying) :
Pemekatan Lumpur
 Secara Biologis (Aerob dan  Filter Press
(Thickening) :
Anaerob)  Belt Filter Press
 Gravity thickener  Secara Kimia (Conditioning)  Sludge Drying Bed
 Screw Press

Gambar E. 2 Tahapan Pengolahan Lumpur

1. Pengentalan / Pemekatan Lumpur (Thickening) :


Thickening atau pengentalan atau pemekatan digunakan untuk meningkatkan
konsentrasi padatan didalam lumpur dan mengurangi volume lumpur dengan cara
mengeluarkan air yang terkandung didalam lumpur. Pada umumnya lumpur yang
masih mengandung cukup banyak kadar air dibandingkan padatan lumpur. Persentasi
kandungan air mencapai rentang 99,5 – 99%, dan sisanya 0,5 – 1% merupakan
padatan. Oleh karena itu, untuk mengurangi kadar air dalam lumpur, proses
pengentalan perlu dilakukan sehingga dapat mengutangi beban pengolahan lumpur.
2. Stabilisasi Lumpur (Slabilization) :
Stabilisasi lumpur merupakan upadaya mengurangi kandungan senyawa organik
dalam lumpur atau mencegah terjadinya aktivitas mikroorganisme. Selain itu, tujuan
stabilisasi lumpur adalah supaya lumpur menjadi lebih stabil, menghindari terjadinya
pembusukan lumpur, mencegah adanya bau yang mengganggu, serta mengurangi
konsentrasi materi volatile dan kandungan pantogen. Secara terdapat 2 umum porses
stabilisasi lumpur secara biologis dan kimia
a) Stabilisasi Lumpur Secara Biologis :
 Stabilisasi Aerobik = prinsip proses stabilisasi aerobic adalah suatu proses
degradasi senyawa organik dalam lumpur yang dilakukan dengan
memanfaatkan peran mikroorganisme aerob, proses ini sama seperti proses
lumpur aktif pada pengolahan air limbah domestik. Sejumlah udara dialirkan

TAHUN 2023 E - 16
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

ke dalam sistem stabilisasi lumpur aerob. Sistem stabilisasi ini dapat dilakukan
sebelum atau sesudah dilakukannya proses pengeluaran air dari lumpur dan
dapat dilakukan dalam suatu tangki terbuka maupun tertutup. Kelebihan
stabilisasi aerobik adalah mudah dalam pengoperasian dan pengontrolan,
sedangkan kelemahan sistem ini adalah membutuhkan banyak energi listrik
untuk suplai oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam
menguraikan organik material di dalam lumpur.
 Stabilisasi Anaerobik = Prinsip proses stabilisasi anaerobik yaitu suatu proses
degradasi senyawa organik karbon yang terkandung dalam lumpur dengan
memanfaatkan peran mikroorganisme anaerob. Sistem ini dilakukan sebelum
proses pengeluaran air dari lumpur dan biasanya hanya untuk lumpur biologi
dan dilakukan dalam tangki tertutup dengan sistem pengeluaran gas yang
dapat dilengkapi dengan sistem pengadukan. Dengan sistem ini, senyawa
organik yang terkandung dalam lumpur sekitar 50% dapat diubah menjadi
biogas yang tersusun dari metan (CH4) dan karbondioksida (CO2), apabila
terdapat kandungan sulfur dalam senyawa organik maka dihasilkan biogas
H2S. Biogas yang dihasilkan sangat potensial jika dimanfatkan sebagai sumber
energi, sedangkan sisa lumpur bisa dimanfaatkan menjadi pupuk.
b) Stabilisasi Lumpur Secara Kimia
Stabilisasi lumpur dengan menggunakan metode kimia dapat dilakukan dengan
menggunakan senyawa kapur atau CaO untuk mendegradasi patogen yang
berpotensi terkadung di dalam lumpur hasil pengolahan pada pengendapan
pertama dan pengolahan biologi. Penambahan CaO ke dalam lumpur diharapkan
dapat meningkatkan nilai pH lumpur di atas 12. Kondisi ini memungkinkan untuk
tidak terjadinya proses pembusukan, terbentukan bau dan tumbuhnya bakteri
patogen. Menurut Qasim (1985), CaO harus dicampurkan ke dalam lumpur
dengan waktu tinggal (detention time) 3 jam agar mendapatkan hasil yang
signifikan dalam penyisihan bakteri patogen.
3. Penirisan Lumpur (Dewatering) dan Pengeringan Lumpur (Drying)
Tujuan pengeringan lumpur adalah untuk mengurangi kadar air dalam lumpur atau
kelembaban lumpur. Pengeringan lumpur dilakukan untuk memudahkan
pembuangannya, terutama dalam hal transportasi. Proses pengeringan lumpur dapat
dilakukan secara alami dan juga menggunakan peralatan mekanik.

TAHUN 2023 E - 17
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

E.3.6 Penyusunan Dokumen Kajian


Penyusunan DED sesuai dengan analis yang dilakukan pada setiap tahapan kegiatan mulai
dari survei, identifikasi, desain dan RAB serta Pembuatan gambar kerja untuk konstruksi,
penyusunan rencana kerja dan syarat-syarat teknis pelaksanaan konstruksi penanganan IPAL.

1. Penentuan acuan desain


Penentuan acuan desain IPAL ini mengacu pada standar, norma, pedoman, petunjuk
teknis.

2. Analisis desain, perencanaan dan perhitungan


Perhitungan detail akan mencakup beberapa hal sebagai berikut :
 Analisa proses pengolahan rencana IPAL
 Perhitungan detail dan penggambaran unit pengolahan
 Perhitungan detail dan penggambaran unit sarana pendukung

Detail desain IPAL inidapat dikelompokkan dalam beberapa jenis sebagai berikut :
 Unit struktur
 Unit Mekanikal & Elektrikal (optional)
 Unit perpipaan

3. Bill of Quantity (BOQ) dan Rencana Anggaran Biaya


Dari gambar bangunan akan dilakukan perhitungan dan penggambaran desain,
selanjutnya dihitung volume dan kebutuhan biaya konstruksi. Berdasarkan asumsi di atas
serta rencana jadwal pelaksanaan pembangunan konstruksi, maka dapat dihitung
prakiraan biaya proyek secara keseluruhan. Proses pembuatan Rencana Anggaran Biaya
melewati 2 buah proses, pertama proses perhitungan volume dan kedua yaitu perhitungan
analisa biaya dan upah, perhitungan volume berdasarkan gambar pelaksanaan yang telah
selesai, sedangkan perhitungan analisa biaya dan upah diupayakan menggunakan tenaga
kerja dari daerah setempat.

4. Spesifikasi Teknis

TAHUN 2023 E - 18
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

Dokumen spesifikasi teknis berisi ketentuan-ketentuan jenis bahan dan mutu bahan yang
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan serta syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan lain
yang berkaitan dengan pekerjaan ini.

E.3.7 Pengumpulan Laporan


Laporan-laporan yang harus diserahkan untuk pekerjaan Perencanaan dan Pembangunan
IPAL di IPA Krian dan IPA Kedunguling adalah sebagai berikut:

1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 3 (lima) eksemplar termasuk 1 (satu) asli dengan
ukuran A4, serta diserahkan 30 (tiga puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan.
Laporan Pendahuluan ini memuat :
- Rencana Kerja Tim Kegiatan per Tenaga Ahli;

- Metode Pelaksanaan Kegiatan;


- Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
2. Laporan Akhir
Laporan Akhir dibuat sebanyak 3 (tiga) eksemplar termasuk 1 (satu) asli dengan ukuran
A4, serta diserahkan 60 (enam puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan. Laporan
Akhir ini berisikan :
- Seluruh Hasil Pelaksanaan Kegiatan;
- Studi Kelayakan;
- Album Gambar;
- RKS dan Spektek;
- RAB dan BOQ.

E.4 ORGANISASI DAN PERSONIL


Organisasi dan personil dibutuhkan guna kelancaran dan kesuksesan suatu pekerjaan,
sehingga perlu ditunjang dengan sistem organisasi yang baik. Pengorganisasian merupakan
salah satu unsur dari Manajemen sehingga dalam pengorganisasian ini juga harus
mempertimbangkan prinsip-prinsip manajemen. Dalam bidang manajemen terdapat
hubungan yang erat antara sumber daya manusia dengan bahan-bahan yang dimiliki,
sehingga dalam pengelolaannya perlu mempertimbangkan adanya sumberdaya dan bahan

TAHUN 2023 E - 19
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

yang terbatas dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Pembatasan sumber daya
manusia dan bahan dalam pengelolaan pekerjaan ini dapat diartikan sebagai pembatasan
dalam hal kuantitas dan kualitas, dimana segi kualitas mempunyai peranan yang sangat
pentingdalam pencapaian keberhasilan pekerjaan tersebut.

A. Kebutuhan Personil
Dalam pekerjaan Perencanaan dan Pembangunan IPAL di IPA Krian dan IPA
Kedunguling, terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi oleh pihak konsultan,
yaitu:

1. Tenaga Ahli / Professional Staff

a. Ketua Tim

Satu (1) orang dengan kualifikasi Sarjana (S1) Teknik Lingkungan atau Teknik
Penyehatan lulusan perguruan tinggi negeri atau yang setara, SKA minimal Ahli
Madya Teknik Sanitasi dan Limbah atau Teknik Lingkungan yang masih berlaku.
Berpengalaman di bidang perencanaan dan konstruksi Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) dan atau konsultan minimal 5 tahun di bidangnya dibuktikan dengan
referensi kerja dari pengguna jasa. Ketua Tim akan ditempatkan penuh waktu selama
periode kontrak. Adapun lingkup tugas Ketua Tim adalah sebagai berikut :
 Bertanggung jawab untuk melaksanakan koordinasi antara Tim Konsultan
dengan Pengguna Jasa (Perumda Delta Tirta Kabupaten Sidoarjo), serta
pihak-pihak lain yang terkait dalam kegiatan penyusunan materi selama
kegiatan berlangsung;
 Bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengelola seluruh kegiatan
Tim Konsultan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam Kerangka Acuan Kerja baik dari sisi waktu, kualitas maupun
kuantitasnya;
 Bertanggung jawab atas pengendalian personil Tim Konsultan yang terlibat
dalam kegiatan ini, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai target yang
ditetapkan;
 Bertanggung jawab untuk mengkonsolidasikan hasil pekerjaan setiap
personil dan melaporkannya kepada Pengguna Jasa;

TAHUN 2023 E - 20
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

 Menjalankan pekerjaan Perencanaan dan Pembangunan IPAL di IPA Krian


dan IPA Kedunguling

b. Tenaga Ahli Teknik Sipil

Satu (1) orang dengan kualifikasi Sarjana (S1) Teknik Sipil lulusan perguruan tinggi
negeri atau yang setara, memiliki SKA minimal Ahli Muda Teknik Bangunan
Gedung yang masih berlaku. Pengalaman kerja sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun di
bidangnya dibuktikan dengan referensi kerja dari pengguna jasa. Berpengalaman di
bidang perencanaan dan konstruksi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Penugasan tenaga ahli dilaksanakan selama periode kontrak. Ahli Teknik Sipil
Konstruksi akan ditempatkan penuh waktu selama periode kontrak. Adapun lingkup
tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli Teknik Sipil Konstruksi akan meliputi
(namun tidak terbatas pada) hal-hal berikut:
 Mengumpulkan dan menganalisa data-data yang diperlukan untuk pekerjaan
perencanaan dan pembangunan IPAL di IPA Krian dan IPA Kedunguling
 Melakukan survey dan inventarisasi data primer dan data sekunder untuk
pekerjaan perencanaan dan pembangunan IPAL di IPA Krian dan IPA
Kedunguling
 Mengkoordinasikan kegiatan survey lapangan untuk pekerjaan perencanaan
dan pembangunan IPAL di IPA Krian dan IPA Kedunguling

c. Tenaga Ahli Keuangan

Satu (1) orang dengan kualifikasi Sarjana (S1) Akutansi atau Ekonomi, dengan
pengalaman kerja minimal 2 tahun di bidang pembukuan dan/atau yang
berhubungan dengan perencanaan dan pembangunan IPAL dibuktikan dengan
referensi kerja dari pengguna jasa. Penugasan tenaga ahli dilaksanakan selama
periode kontrak. Ahli Teknik Keuangan akan ditempatkan penuh waktu selama
periode kontrak.

2. Tenaga Sub Penunjang

a. Surveyor

TAHUN 2023 E - 21
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

Satu (1) orang Surveyor dengan kualifikasi minimal Diploma Tiga (D3) Teknik
Sipil/ Teknik Lingkungan dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun yang
dibuktikan dengan Daftar Riwayat Hidup. Adapun lingkup tugas dan tanggung jawab
Surveyor adalah sebagai berikut:
 Membantu Tim Konsultan dalam kegiatan survey dan melakukan
penyusunan dan penggambbaran data-data lapangan;
 Membantu mendokumentasikan kegiatan survey lapangan.

b. Drafter

Satu (1) orang Drafter dengan kualifikasi minimal Diploma Tiga (D3) Teknik
Sipil/Teknik Lingkungan dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun yang dibuktikan
dengan Daftar Riwayat Hidup. Adapun lingkup tugas dan tanggung jawab Drafter
adalah sebagai berikut :
 Membantu Tenaga Ahli dalam menyiapkan gambar-gambar detail yang
diperlukan terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
 Menyiapkan gambar/peta dasar perencanaan
 Menyiapkan gambar-gambar untuk laporan

c. Sekretariat Administrator
Satu (1) orang Sekretariat Administrator dengan kualifikasi minimal Diploma Tiga
(D3) Manajemen/Akuntansi dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun di pekerjaan
konstruksi yang dibuktikan dengan Daftar Riwayat Hidup. Adapun lingkup tugas dan
tanggung jawab Sekretariat Administrator adalah sebagai berikut:
 Membantu Tim Konsultan dalam mengatur kebutuhan administrasi selama
pekerjaan berlangsung.

Struktur organisasi pelaksaaan pekerjaan Perencanaan dan Pembangunan IPAL di IPA


Krian dan IPA Kedunguling adalah sebagai berikut :

TAHUN 2023 E - 22
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING

Gambar E. 3 Struktur Organisasi & Personil Perencanaan dan Pembangunan IPAL di IPA
Krian dan IPA Kedunguling

TAHUN 2023 E - 23

Anda mungkin juga menyukai