KEDUNGULING
BAB E
PENDEKATAN METODOLOGI
E.1 UMUM
Memenuhi tuntutan pelaksanaan pekerjaan seperti yang tercantum di dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK), maka konsultan membuat suatu pendekatan secara teoritis terutama yang
berkenaan dengan metode dan pola pikir yang dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan
kegiatan. Kegiatan Pengadaan Jasa Konsultan Perencanaan dan Pembangunan IPAL di IPA
Krian dan IPA Kedunguling oleh Perumda Delta Tirta Sidoarho pada lokasi IPA Krian dan
IPA Kedunguling sebagai salah satu upaya peningkatan lingkungan kawasan yang layak,
bersih, aman dan serasi dengan lingkungan sekitarnya dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup.
1. Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis merupakan pendekatan pemecahan permasalahan yang bersifat teknis
dengan menggunakan standar, metode, kriteria, dan asumsi teknis yang berlaku dan
relevan, sehingga output evaluasi sesuai dengan kaidah-kaidah teknis. Standar, metode,
dan peraturan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah yang berlaku serta
relevan sesuai dengan kriteria teknis yang ada. Hal ini ditujukan untuk mencapai
kekonsistenan standar desain yang digunakan.
2. Pendekatan Koordinatif
Melakukan koordinasi dengan seluruh stake holder terkait sehingga data yang dihasilkan
lebih akurat dan sesuai dengan kondisi lapangan. Beberapa instansi atau lembaga yang
akan dilibatkan dalam koordinasi tersebut antara lain:
Pendekatan yang akan digunakan adalah dengan menganalisis data sekunder, data primer dari
hasil observasi lapangan, survey, dan wawancara. Observasi, survei dan wawancara
dilakukan untuk mendapatkan data-data primer dari lapangan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan di antaranya
adalah :
1. Menyiapkan administrasi yang diperlukan, seperti perijinan, surat jalan dan sebagainya.
2. Mengumpulkan studi-studi terdahulu yang berkaitan dengan pekerjaan Pengadaan Jasa
Konsultan Perencanaan dan Pembangunan IPAL di IPA Krian dan IPA Kedunguling.
3. Menyiapkan schedule pekerjaan, schedule peralatan dan schedule personil.
4. Mobilisasi personil dan peralatan
Metodologi kegiatan yang akan dilaksanakan disajikan dalam skema pada Gambar E.1.
berikut.
TAHAP PERSIAPAN
Rapat Koordinasi
PENYUSUNAN DED
a. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi lapangan dan survei teknis. Data
teknis terkait rencana kegiatan ini diperoleh melalui survei dan observasi lapangan.
b. Pengumpulan data sekunder dilakukan survei ke instansi terkait serta kelembagaan
formal maupun non formal. Studi literatur seperti standar, norma, pedoman, petunjuk
teknis dan lain-lain. Selain itu, telaah hasil studi sebelumnya juga dilakukan dalam
pekerjaan ini sebagai bahan masukan bagi konsultan perencana dalam melaksanakan
kegiatan ini. Dalam telaah hasil studi sebelumnya akan difokuskan pada beberapa hal
sebagai berikut :
Hasil kajian kegiatan di Kawasan IPA Krian dan IPA Kedunguling yang berpotensi
menghasilkan limbah
Kondisi dan informasi teknis
Usulan rekomendasi hasil studi, yang tentunya akan dikonfirmasi dan didiskusikan
dengan pemilik proyek untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuan desain
Data yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi data primer yang diperoleh dari observasi
lapangan dan survei serta data sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi dan pihak
terkait. Kebutuhan data yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah:
Data eksisting karakteristik lokasi kegiatan konstruksi IPAL (pengukuran dan pemetaan
topografi);
Data eksisting di lokasi kegiatan;
Data kemauan dan kemampuan Perumda Delta Tirta Sidoarjo dalam pembiayaan
operasional dan perawatan IPAL;
Studi-studi terdahulu;
Standar teknis yang digunakan (SNI, NSPM, Petunjuk Teknis Bidang Air Limbah).
a) Survei Instansional
Survei instansi adalah survei yang dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder yang
sudah tersedia dalam bentuk buku, laporan atau soft copy di suatu instansi terkait.
Merancang bahan survei, data dan informasi apa saja yang diperlukan pada saat survei
lapangan;
Pembentukan/pemilihan surveyor;
Pengamatan lapangan (kondisi teknis);
Pengukuran lapangan (kontur, topografi).
Adapun jenis data terkait serta standar perencanaan dan kriteria perencanaan yang
digunakan dalam pekerjaan kegiatan Penyusunan Pengadaan Jasa Konsultan Perencanaan
& Pembangunan IPAL di IPA Krian dan IPA Kedunguling meliputi :
Beberapa rencana kegiatan pengukuran detail dalam tahapan pemetaan adalah sebagai
berikut :
Metode pengukuran yang akan diterapkan agar dicapai hasil yang optimal dapat
diuraikan sebagai berikut :
3) Patok Bantu
Patok Bantu dipasang pada setiap tempat berdiri alat poligon, situasi, cross
section dan diantara tempat berdiri alat waterpas. Patok ini dibuat dari kayu
dengan ukuran 3 cm x 5 cm x 40 cm. Patok kayu ini pada bagian atasnya
dipasang paku payung sebagai penanda centering titik tempat berdiri alat atau
Pengukuran Poligon
Pengukuran poligon dilakukan dengan mengukur sudut dan jarak beserta azimuth
awal sebagai penentu arah Utara.
1. Pengukuran Sudut
Sudut ukur dengan menggunakan alat ukur Theodolith Wild – T2 atau sejenis.
Pengukuran sudut dapat dijelaskan dengan gambar berikut ini:
101030’29’’
101030’28’’
Bacaan I = 101030’29’’
Bacaan II = 101030’28’’
Rata-rata = 101030’28,5’’
Sedangkan untuk pengukuran jarak dilakukan dengan cara optis dan dicek
dengan menggunakan meetband.
2. Hitungan Poligon
Poligon dihitung dengan cara sebagai berikut :
d 4
d
5 d
d e
c
6 f 3
d
d b
a 2
1 d
sudut = (n 2) x 1800
Keterangan:
Utar
B
ab
dab
A
Koordinat
masing-masing titik Poligon dengan berikut:
Keterangan :
x, y = Koreksi
di di
fyi= xfy fxi= xfx
∑d ∑d
Keterangan :
di = Jarak sisi – i
Pengukuran Waterpass
A
Arah
b
b
B
HA-B = bb – bd
Keterangan:
HB = HA + HA-B
Keterangan:
HA = Tinggi titik A
HB = Tinggi titik B
TAHUN 2023 E - 10
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING
Pengukuran Situasi
TAHUN 2023 E - 11
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING
Pengukuran situasi untuk mengetahui kondisi daerah sekitar, sehingga dari gambar
yang dihasilkan dapat direncanakan pengaturan penempatan bangunan. Situasi
diukur dengan methode sudut kutub sebagai berikut :
P10
d1 b
c
d2
d3
S2
S1
S3
P11 P12
Keterangan:
a, b, c = titik-titik detil
A D
m Dtg bt
h D
h
ti B
Detil-detil
tersebut diukur dengan menggunakan alat Theodolith Wild T0. Jarak dan beda
masing-masing sisi dan titik detil diukur dengan methode Tachimetry seperti pada
gambar berikut :
HAB = bb – bd
Keterangan:
TAHUN 2023 E - 12
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING
D = jarak datar
h = sudut vertical
ti = tinggi instrumen
D = AY Cos2.h
Keterangan:
D = jarak datar
h = sudut vertikal
Pekerjaan Perencanaan
Pekerjaan perencanaan dapat diuraikan sebagai berikut :
TAHUN 2023 E - 13
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING
E.3.4 Survey
Pelaksanakan kegiatan survey dilakukan dengan tujuan dan untuk memperoleh data-data
antara lain :
1. Survey dan pengkajian kualitas air limbah
TAHUN 2023 E - 14
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING
Survey ini dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel dan uji laboratorium air.
Tujuan dari uji karakteristik air limbah ini adalah untuk mengetahui kualitas air limbah
berupa parameter BOD, COD, SS, Amoniak, Deterjen, E.Coli, dan lain-lain. Survey ini
dilakukan dengan mengambil sampel di titik yang akan ditentukan kemudian , yaitu :
1 sampel yang diambil secara langsung dari sumber air limbah;
Selain itu maksud dilaksanakan survey dan pengajian kualitas air limbah yaitu mengetahui
berbagai alternatif pengolahan air limbah yang dapat digunakan untuk mengurangi
pencemaran lingkungan.
2. Survey / observasi lapangan
Survey ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum wilayah studi yang mencakup
kondisi eksisting di area pelayanan. Keterbatasan luasan rencana lokasi IPAL akan
mempengaruhi pemilihan teknologi pengolahan air limbahnya.
3. Survey Instansional
Survey instansional merupakan mengumpulkan data-data sekunder di beberapa instansi
terkait.
Pengolahan lumpur memiliki beberapa tujuan, yakni mengurangi kadar air, menstabilkan,
serta menghilangkan mikroorganisme pantogen yang berpotensi terkandung di dalam lumpur.
Hal ini perlu dilakukan agar lumpur yang telah diproses dapat lebih aman ketika dibuang atau
TAHUN 2023 E - 15
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING
dimanfaatkan untuk keperluan terbatas. Secara umum untuk tahapan pengolahan lumpur
sebagai berikut :
TAHUN 2023 E - 16
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING
ke dalam sistem stabilisasi lumpur aerob. Sistem stabilisasi ini dapat dilakukan
sebelum atau sesudah dilakukannya proses pengeluaran air dari lumpur dan
dapat dilakukan dalam suatu tangki terbuka maupun tertutup. Kelebihan
stabilisasi aerobik adalah mudah dalam pengoperasian dan pengontrolan,
sedangkan kelemahan sistem ini adalah membutuhkan banyak energi listrik
untuk suplai oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam
menguraikan organik material di dalam lumpur.
Stabilisasi Anaerobik = Prinsip proses stabilisasi anaerobik yaitu suatu proses
degradasi senyawa organik karbon yang terkandung dalam lumpur dengan
memanfaatkan peran mikroorganisme anaerob. Sistem ini dilakukan sebelum
proses pengeluaran air dari lumpur dan biasanya hanya untuk lumpur biologi
dan dilakukan dalam tangki tertutup dengan sistem pengeluaran gas yang
dapat dilengkapi dengan sistem pengadukan. Dengan sistem ini, senyawa
organik yang terkandung dalam lumpur sekitar 50% dapat diubah menjadi
biogas yang tersusun dari metan (CH4) dan karbondioksida (CO2), apabila
terdapat kandungan sulfur dalam senyawa organik maka dihasilkan biogas
H2S. Biogas yang dihasilkan sangat potensial jika dimanfatkan sebagai sumber
energi, sedangkan sisa lumpur bisa dimanfaatkan menjadi pupuk.
b) Stabilisasi Lumpur Secara Kimia
Stabilisasi lumpur dengan menggunakan metode kimia dapat dilakukan dengan
menggunakan senyawa kapur atau CaO untuk mendegradasi patogen yang
berpotensi terkadung di dalam lumpur hasil pengolahan pada pengendapan
pertama dan pengolahan biologi. Penambahan CaO ke dalam lumpur diharapkan
dapat meningkatkan nilai pH lumpur di atas 12. Kondisi ini memungkinkan untuk
tidak terjadinya proses pembusukan, terbentukan bau dan tumbuhnya bakteri
patogen. Menurut Qasim (1985), CaO harus dicampurkan ke dalam lumpur
dengan waktu tinggal (detention time) 3 jam agar mendapatkan hasil yang
signifikan dalam penyisihan bakteri patogen.
3. Penirisan Lumpur (Dewatering) dan Pengeringan Lumpur (Drying)
Tujuan pengeringan lumpur adalah untuk mengurangi kadar air dalam lumpur atau
kelembaban lumpur. Pengeringan lumpur dilakukan untuk memudahkan
pembuangannya, terutama dalam hal transportasi. Proses pengeringan lumpur dapat
dilakukan secara alami dan juga menggunakan peralatan mekanik.
TAHUN 2023 E - 17
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING
Detail desain IPAL inidapat dikelompokkan dalam beberapa jenis sebagai berikut :
Unit struktur
Unit Mekanikal & Elektrikal (optional)
Unit perpipaan
4. Spesifikasi Teknis
TAHUN 2023 E - 18
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING
Dokumen spesifikasi teknis berisi ketentuan-ketentuan jenis bahan dan mutu bahan yang
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan serta syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan lain
yang berkaitan dengan pekerjaan ini.
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 3 (lima) eksemplar termasuk 1 (satu) asli dengan
ukuran A4, serta diserahkan 30 (tiga puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan.
Laporan Pendahuluan ini memuat :
- Rencana Kerja Tim Kegiatan per Tenaga Ahli;
TAHUN 2023 E - 19
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING
yang terbatas dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Pembatasan sumber daya
manusia dan bahan dalam pengelolaan pekerjaan ini dapat diartikan sebagai pembatasan
dalam hal kuantitas dan kualitas, dimana segi kualitas mempunyai peranan yang sangat
pentingdalam pencapaian keberhasilan pekerjaan tersebut.
A. Kebutuhan Personil
Dalam pekerjaan Perencanaan dan Pembangunan IPAL di IPA Krian dan IPA
Kedunguling, terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi oleh pihak konsultan,
yaitu:
a. Ketua Tim
Satu (1) orang dengan kualifikasi Sarjana (S1) Teknik Lingkungan atau Teknik
Penyehatan lulusan perguruan tinggi negeri atau yang setara, SKA minimal Ahli
Madya Teknik Sanitasi dan Limbah atau Teknik Lingkungan yang masih berlaku.
Berpengalaman di bidang perencanaan dan konstruksi Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) dan atau konsultan minimal 5 tahun di bidangnya dibuktikan dengan
referensi kerja dari pengguna jasa. Ketua Tim akan ditempatkan penuh waktu selama
periode kontrak. Adapun lingkup tugas Ketua Tim adalah sebagai berikut :
Bertanggung jawab untuk melaksanakan koordinasi antara Tim Konsultan
dengan Pengguna Jasa (Perumda Delta Tirta Kabupaten Sidoarjo), serta
pihak-pihak lain yang terkait dalam kegiatan penyusunan materi selama
kegiatan berlangsung;
Bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengelola seluruh kegiatan
Tim Konsultan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam Kerangka Acuan Kerja baik dari sisi waktu, kualitas maupun
kuantitasnya;
Bertanggung jawab atas pengendalian personil Tim Konsultan yang terlibat
dalam kegiatan ini, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai target yang
ditetapkan;
Bertanggung jawab untuk mengkonsolidasikan hasil pekerjaan setiap
personil dan melaporkannya kepada Pengguna Jasa;
TAHUN 2023 E - 20
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING
Satu (1) orang dengan kualifikasi Sarjana (S1) Teknik Sipil lulusan perguruan tinggi
negeri atau yang setara, memiliki SKA minimal Ahli Muda Teknik Bangunan
Gedung yang masih berlaku. Pengalaman kerja sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun di
bidangnya dibuktikan dengan referensi kerja dari pengguna jasa. Berpengalaman di
bidang perencanaan dan konstruksi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Penugasan tenaga ahli dilaksanakan selama periode kontrak. Ahli Teknik Sipil
Konstruksi akan ditempatkan penuh waktu selama periode kontrak. Adapun lingkup
tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli Teknik Sipil Konstruksi akan meliputi
(namun tidak terbatas pada) hal-hal berikut:
Mengumpulkan dan menganalisa data-data yang diperlukan untuk pekerjaan
perencanaan dan pembangunan IPAL di IPA Krian dan IPA Kedunguling
Melakukan survey dan inventarisasi data primer dan data sekunder untuk
pekerjaan perencanaan dan pembangunan IPAL di IPA Krian dan IPA
Kedunguling
Mengkoordinasikan kegiatan survey lapangan untuk pekerjaan perencanaan
dan pembangunan IPAL di IPA Krian dan IPA Kedunguling
Satu (1) orang dengan kualifikasi Sarjana (S1) Akutansi atau Ekonomi, dengan
pengalaman kerja minimal 2 tahun di bidang pembukuan dan/atau yang
berhubungan dengan perencanaan dan pembangunan IPAL dibuktikan dengan
referensi kerja dari pengguna jasa. Penugasan tenaga ahli dilaksanakan selama
periode kontrak. Ahli Teknik Keuangan akan ditempatkan penuh waktu selama
periode kontrak.
a. Surveyor
TAHUN 2023 E - 21
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING
Satu (1) orang Surveyor dengan kualifikasi minimal Diploma Tiga (D3) Teknik
Sipil/ Teknik Lingkungan dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun yang
dibuktikan dengan Daftar Riwayat Hidup. Adapun lingkup tugas dan tanggung jawab
Surveyor adalah sebagai berikut:
Membantu Tim Konsultan dalam kegiatan survey dan melakukan
penyusunan dan penggambbaran data-data lapangan;
Membantu mendokumentasikan kegiatan survey lapangan.
b. Drafter
Satu (1) orang Drafter dengan kualifikasi minimal Diploma Tiga (D3) Teknik
Sipil/Teknik Lingkungan dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun yang dibuktikan
dengan Daftar Riwayat Hidup. Adapun lingkup tugas dan tanggung jawab Drafter
adalah sebagai berikut :
Membantu Tenaga Ahli dalam menyiapkan gambar-gambar detail yang
diperlukan terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
Menyiapkan gambar/peta dasar perencanaan
Menyiapkan gambar-gambar untuk laporan
c. Sekretariat Administrator
Satu (1) orang Sekretariat Administrator dengan kualifikasi minimal Diploma Tiga
(D3) Manajemen/Akuntansi dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun di pekerjaan
konstruksi yang dibuktikan dengan Daftar Riwayat Hidup. Adapun lingkup tugas dan
tanggung jawab Sekretariat Administrator adalah sebagai berikut:
Membantu Tim Konsultan dalam mengatur kebutuhan administrasi selama
pekerjaan berlangsung.
TAHUN 2023 E - 22
PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DI IPA KRIAN DAN IPA
KEDUNGULING
Gambar E. 3 Struktur Organisasi & Personil Perencanaan dan Pembangunan IPAL di IPA
Krian dan IPA Kedunguling
TAHUN 2023 E - 23