BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
B AB – D
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP
KERANGK
KERANGK A ACUAN KERJ
KERJ A DAN
PERSONIL DAN FASILITAS
PENDUKUNG
Kerangka Acuan
No. Tanggapan
Kerja
sasaran yang hendak dicapai dari penyusunan DED Kawasan Industri
Banyuwangi dan Masterplan Industri Bangkalan yaitu Penyusunan DED
Kawasan Industri Banyuwangi dan Penyusunan Masterplan KawasanKawasan
Industri Bangkalan.
4. Ruang Ling kup Uraian lingkup wilayah perencanaan dan materi yang ada serta
penjelasan yang diberikan pihak pemberi tugas telah cukup jelas dalam
KAK.
5. Metodologi Metodologi penyusunan dari tahap pelaksanaan, pengumpulan data
hingga metode analisis sudah sangat jelas dan rinci dalam KAK
sehingga mudah dipahami oleh pihak konsultan penyusun DED
Kawasan Industri Banyuwangi dan Masterplan Industri Bangkalan
6. Jangka Waktu Uraian jangka waktu Pelaksanaan 180 (seratus delapan puluh ) Hari
Pelaksanaan Kalender serta penjelasan yang diberikan pihak pemberi tugas telah
cukup jelas.
7 Tenaga
Tenaga Ahli dan Uraian Tenaga Ahli dan kebutuhan personil yang ada serta penjelasan
kebutuhan yang diberikan pihak pemberi tugas telah cukup jelas
personil
8 Keluaran Sebagai bagian dari rangkaian input-proces dan output, sasaran yang
tercantum pada KAK sudah memadai. Artinya, komponen keluaran
sudah mengandung unsur proses maupun masukan yang diperlukan
dalam menghasilkan produk yang diinginkan yaitu dokumen DED
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
B AB - E
PENDE
PENDEK
K ATAN,
ATA N, METODO
METODOLL OGI
DAN PROGRAM
PROGRAM KER
K ERJJA
E.1 PENDEKAT
PENDEKATAN
AN TEKNIS DAN METODOLOGI
METODOLOGI
E.1.1 UMUM
Pekerjaan Penyusunan Dokumen DED Kawasan Industri Banyuwangi dan
Masterplan Kawasan Industri Bangkalan secara umum dilakukan untuk
menjamin kawasan industri serta lingkungannya tertata dengan baik beserta
kelengkapan sarana prasarana yang standar dan memperhatikan dampak
lingkungan. Sehingga tersedianya sebuah dokumen lengkap perencanaan teknis
yang nantinya dapat dijadikan rujukan dalam melaksanakan kegiatan fisik di
lapangan.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
yang besar artinya bagi sukses tidaknya pelaksanaan pekerjaan ini diantaranya
adalah
mobilisasi
mobilisasi & alokasi tenaga survey
pengkajian pustaka & data umum
persiapan teknis
teknis berupa peta dasar, daftar
daftar pertanyaan, program survei
survei
& pengadaan peralatan survei
E.1.4.2.
E.1.4.2. TAHAP KOMPILASI DATA
Proses survey, kompilasi data dan analisis terhadap data primer dan sekunder
yang terkait dengan kawasan perencanaan, proses ini merupakan kegiatan awal untuk
menggali potensi dan permasalahan kawasan untuk dimanfaatkan dalam menyusun
konsep dan skenario perencanaan Detail Engineering Design Kawasan Industri
Banyuwangi dan Masterplan Kawasan Industri Bangkalan.
Data Primer
Primer
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
E.1.4.2.1. Survey
Pada tahapan survei, kegiatan yang dilakukan antara lain akan meliputi
observasi fisik lapangan untuk mengenali eksisting lapangan serta
pengumpulan data penunjang (secondary data) yang diperlukan dalam
penyusunan Detail Engineering Design melalui “metoda survei lapangan,
review data-data, dokumentasi, peta-peta dasar dan perencanaan terkait”
yang melibatkan peran stakeholders.
Data yang dikumpulkan dibedakan dalam 2 (dua) jenis, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dapat langsung disajikan
dalam berupa tabel angka, diagram, grafik, peta dan sebagainya. Data
kualitatif berupa informasi yang disajikan secara deskriptif.
deskriptif.
E.1.4.2.2 Pengukuran
Untuk kegiatan pengukuran lapangan terdiri dari dua kegiatan yaitu survey
topografi dan inventory bangunan eksisting.
a. Topografi
• Survey pengukuran terlebih dahulu dilaksanakan dengan mengkaji
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
E.1.4.
E.1.4.2.2
2.2 Metod
Metod e Survey Topog rafi
Tujuan survai ini adalah untuk mendatakan dan menggambarkan situasi lahan
di kawasan rencana lokasi studi. Peralatan yang digunakan :
Theodolit
Theodolit T2 dan TL2.
Water Pass.
Radio Komunikasi.
Komunikasi.
Meteran Sepanjang 50 m.
Alat-alat Tulis dan Alat bantu lainnya
lainnya
A. Metode
Meto de Pel aks anaan
Pengamatan azimuth matahari (pengukuran azimuth) dilakukan pada
salah satu BM yang telah dibuat.
Pengukuran dengan menggunakan sistem triangulasi
triangulasi : Rangkaian
Rangkaian
poligon dibuat tertutup dengan menggunakan BM.O sebagai titik awal
pengukuran, dan rangkaian poligon melewati titik-titik patok griding.
Pengukuran sudut dilakukan dengan 4 (empat) seri biasa – luar biasa.
Selisih sudut antara tiap bacaan titik boleh lebih dari 10 detik dan
pengukuran poligon
poligon sepanjang titik-titik poligon adalah 75 m
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
E.1.4.
E.1.4.2.2
2.2 Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Survei Topo grafi
A. Pembuat
Pemb uat an Benc
B enc h Mark
Mar k (B M).
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
2. Pengukur
Pengukur an sudut jurus an.
Sudut jurusan sisi-sisi poligon yaitu besarnya bacaan horizontal alat ukur
sudut pada waktu pembacaan kesuatu titik, besarnya sudut jurusan ditentukan
berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik poligon.
B
α AB
β
α AC
C
3. Pengamata
Pengamatan
n Azimuth Astro nomis.
Pengamatan matahari dimaksudkan untuk koreksi azimut guna
menghilangkan kesalahan akumulatif pada sudut-sudut terukur dalam jaringan
poligon dan menentukan azimut arah titik-titik kontrol poligon yang tidak terlihat
satu dengan yang lainnya.
U (Geografi)
ατ ιM Matahari
αM
β
ιτ
Target
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
E.1.4.
E.1.4.2.3
2.3.. Hasil Survei Topo grafi
A. Bench
Ben ch Mark (BM).
Untuk survei daerah ini dibuat 3 buah BM berukuran 30x30 cm (BM1, BM2,
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
30 cm
30 cm
g i n
n
a d a
a )
y k k m
n a c
p u 0
a
i m m
r (
g a e 3
a t p
b
g
n
a m )
m
y a c
n
n a
a t
i r 0
g e 7
a t (
b
B. Poligon.
Pengukuran poligon dilakukan dengan 2 metode yaitu metode tertutup (kring)
metode terbuka.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Struktur
No. Jenis Peggunaan
Peggunaan Keterangan
Penggunaan (%)
4. Fasilitas 6-12% Dapat berupa kantin, guest house,
penunjang tempat ibadah, fasilitas olahraga,
tempat pengolahan air bersih, gardu
induk, rumah telekomunikasi.
Sumber : Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri (I ndustrial Estate) di Daerah, Balitbang
Indag-Puslitbag, 2001.
Tabel E.2
Alok
Al ok asi Lahan
Lah an pada
p ada K awasan
awas an Indu
In du st ri
Luas Lahan Yang Dapat Dijual (maksi mal 70%)
70%) Jalan & Sarana
Ruang
Luas Kaveling Kaveling Kaveling Penunjang
Terbuka
Kawasan Industri Komersial Perumahan Lainnya
Hijau (%)
Indust ri (Ha) (%) (%) (%) maksi mal 70%
10 – 20 65 – 70 Maksimal 10 Maksimal 10 Sesuai Minimal 10
kebutuhan
>20 – 50 65 – 70 Maksimal 10 Maksimal 10 Sesuai Minimal 10
kebutuhan
>50 – 100 60 – 70 Maksimal Maksimal 10 Sesuai Minimal 10
12,5 kebutuhan
>100 – 200 50 – 70 Maksimal 15 Maksimal 10 Sesuai Minimal 10
kebutuhan
>200 – 500 45 – 70 Maksimal Maksimal 10- Sesuai Minimal 10
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Penilaian
Penilaian tekstur tanah diklasifikasikan menjadi lima kelompok :
- t1 : Halus Liat dan Berdebu
- t2 : Agak halus, Liat berpasir dan lempung liat berdebu, lempung berliat,
lempung liat berpasir
- t3 : Sedang, debu lempung berdebu, lempung
- t4 : Lempung berpasir
- t5 : Kasar, pasir berlempung berpasir
berpasir
b. Kedalaman Efektif Tanah
Untuk variabel kedalaman efektif tanah di kelompokan menjadi empat, yakni :
- k0 : dalam > 90 cm
- k1 : Sedang 90-50 cm
- k2 : dangkal 50-25 cm
- k3 : sangat dangkal < 25 cm
c. Kelerengan
Lereng permukaan (l) Lereng permukaan dikelompokkan
dikelompokkan sebagai berikut:
- l0 = (A) = 0-3% : datar
l1 = (B)
(B) = 3-8% : landai/berombak
landai/berombak
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
- o1 = kadang-kadang:
kadang-kad ang: banjir yang menutupi tanah lebih dari 24 jam
terjadinya tidak teratur dalam periode kurang dari satu bulan.
- o2 = selama waktu satu bulan dalam setahun tanah secara teratur
tertutup banjir untuk jangka
jangka waktu lebih
lebih dari 24 jam.
- o3 = selama waktu 2-5 bulan dalam setahun, secara teratur selalu
dilanda banjir lamanya lebih
lebih dari 24 jam.
- o4 = selama waktu enam bulan atau lebih tanah selalu dilanda banjir
secara teratur yang lamanya lebih dari 24 j am
Selanjutnya adalah penilaian kesesuaian lahan untuk lokasi industri, Ada
beberapa variabel dalam menetukan kesesuaian lahan untuk industri, beberapa hal yang
perlu di perhatiakan dalam analisis
analisis kesesuaian lahan adalah kemampuan lahan dan kelas
lahan. Kemampuan lahan dianggap sebagai klasifikasi lahan dalam hubungannya dengan
tingkat resiko kerusakan akibat penggunaan tertentu, Kemampuan lahan pun termasuk
ke dalam salah satu pertimbangan fisik dimana kemampuan lahan merupakan analisis
dari faktor fisik lahan yang menguntungk
m enguntungkan
an dan faktor fisik lahan yang merugikan.
Berdasarkan berbagai sumber yang dipakai, maka di dapat criteria penentuan
kesesuaian lahan untuk lokasi industri adalah sebagai berikut :
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
variable sungai dimana kesesuaian lokasi industri harus berada di luar radius 5 Km
dari sungai tipe C atau D, hal ini untuk menghindari pembuangan limbah secara
langsung oleh industri ke badan air (sungai).
4. Klimatologi
SKL Klimatologi memiliki dua variabel, yang pertama adalah melihat
kecenderungan arah angin di wilayah perencanaan, hal ini dimaksudkan untuk
meminimalisir dampak polusi dari kegiatan industri yang di bangun, kesesuaian
lokasi industri harus berada pada lokasi kecenderungan minimum angin kearah
permukiman. Untuk variable yang kedua adalah kondisi curah hujan, dimana
kesesuaian lokasi industri berada pada wilayah
wilayah dengan curah hujan sedang sampai
baik, mengingat kebutuhan akan air.
5. Pemanfatan Ruang
Ruang
SKL industri untuk pemanfatan ruang memiliki dua variable penting yang harus
diperhatikan, yang pertama adalah variabel permukiman dimana kesesuaian lahan
industri harus berada pada radius atau jarak m inimal sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya 2 km dari
permukiman penduduk, hal ini dimungkinkan
d imungkinkan karena dampak kegiatan indutsri akan
mempengaruhi masyarakat, sehingga lokasi industri harus berada jauh dari
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
8. Aksesbilitas
SKL Aksesbilitas merupakan faktor penting dalam menentukan lokasi industri,
dimana kesesuaian lokasi industri harus berada minimal pada terjangkau oleh
jaringan jalan dengan kelas minimal A, yang mampu menampung beban > 10.000
ton, atau minimal
m inimal jalan dengan perkerasan minimal 7m, hal ini dikarenakan kegiatan
industri membutuhkan aksesbilitas tinggi untuk menunjang kegiatannya, serta
keberadaan lokasi industri sebisa mungkin tidak menganggu mobilitas masyarakat
sekitar.
E.1.5.1.2
E.1.5.1.2 Anali si s Sarana Prasarana
Prasar ana
A. Anali
An alisi
si s Po la J aring
ari ng an j alan
Sistem jaringan jalan disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang dan
struktur pengembangan kawasan, yang mencakup :
Jaringan Jalan primer
o Kecepatan rencana
rencana 60 Km/jam
Km/jam dengan lebar badan jalan tidak
kurang dari 8 m.
Pada prakteknya jaringan drainase selalu memiliki pola yang terintegrasi dengan
pola jaringan jalan. Dan bila disesuaikan dengan pola jalan yang terhirarki, maka
perkiraan penampang saluran drainase dapat ditetapkan sebagai berikut :
Jalan arteri lebar > 1,5m; dalam 1,0 - 1,5m.
Jalan kolektor lebar 0,8 – 1,5m; dalam 1,0 – 1,5m
Jalan lokal primer lebar 0,5 – 0,8m; dalam 0,5 – 1,0m
Jalan lokal sekunder lebar 0,3 – 0,5m; 0,3 – 0,5m.
Sedangkan potongan melintang saluran,
saluran, terbuka
terbuka atau tertutup disesuaikan
disesuaikan
dengan kondisi setempat, sehingga dikategorikan sebagai berikut : Tipe saluran I,
berupa pasangan batu kali dengan kemiringan talud 4:1
Tipe saluran
saluran II, berupa pasangan
pasangan batu kali
kali dengan dinding vertikal dilengkapi trikel
Tipe saluran III, berupa
berupa saluran
saluran tertutup
tertutup dengan
dengan tutup plat beton bertulang
bertulang
Tipe saluran IV, berupa gorong-gorong
gorong-gorong plat beton
Tipe saluran V, berupa gorong-gorong
gorong-gorong box beton bertulang.
Sistem saluran drainase ada 2 macam :
1. Sistem Saluran Terpisah, saluran antara
antara air hujan dan air buangan terpisah
terpisah
2. Sistem Saluran Tercampur,
Tercampur, saluran antara
antara air buangan
buangan dan air hujan menjadi
menjadi
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Jaringan listrik tegangan rendah ini harus dilengkapi dengan gardu distribusi yang
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
E. Persampahan
Penanganan masalah sampah terbagi dalam penentuan TPS, TPA, serta sistem
pembuangan dan pemusnahan sebagai berikut :
Tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
Tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
Sistem, pembuangan
pembuangan dilakukan melalui pengumpulan dari sumber sampah
(rumah tangga, fasilitas umum, pasar dan sebagainya) melalui gerobak
diangkut ke container di lokasi TPS, dan dari container diangkut dengan truk
sampah ke lokasi TPA.
Sistem pemusnahan,
pemusnahan, dilakukan
dilakukan dengan
dengan pembakaran atau dengan
dengan sistem
sistem
open dumping.
Volume sampah kawasan dihitung pertahun sebagai standar kebutuhan transfer
depo/TPS, serta Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Perhitungan tersebut adalah
sebagai berikut :
Volume sampah kota pertahun (Q k )
Q k = q . P
q standar kuantitas timbunan sampah
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
A = Vtpa
Vt pa / Hs
Hs = tinggi sampah, maks 10m
E.1.5.1.3
E.1.5.1.3 Evaluas i Tapak Kawas an
Evaluasi tapak kawasan dilakukan dengan pendekatan melalui Analisis
perancangan yang dimaksudkan adalah proses analisis
analisis melalui
m elalui pendekatan- pendekatan
Kontekstualisme,
Kontekstualisme, dan merupakan suatu tahapan
tahapan kegiatan yang terdiri
terdiri dari perencanaan
kondisi kawasan. Proses analisis ini meliputi analisis tapak, analisis aktifitas, analisis
pelaku/pengguna, analisis ruang, analisis struktur, dan bangunan. Analisis-analisis ini
nantinya dikaitkaan dengan tema Kontekstualisme
Kontekstualisme dalam proses perancangannya.
A. Analisis Tapak
Tapak
Menggunakan metode analisis tapak yang nantinya terkait dengan fungsi dan
fasilitas yang akan diwadahi pada tapak perancangan. Adapun analisis ini meliputi
persyaratan tapak, analisis kebisingan, analisis pandangan, analisis aksesibilitas,
sirkulasi, matahari, angin, vegetasi dan zoning.
B. Analisis fungsi
Menggunakan analisis fungsi terkait dengan kegiatan, penentuan ruang, dan
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
E.1.5.2
E.1.5.2 ANAL ISIS
ISIS MASTERPLAN
MASTERPLAN K AWASAN INDUSTRI
INDUSTRI B ANGKAL AN
E.1.5.
E.1.5.2.1
2.1 Analis is Kebij akan
Analisis Isi (content Analysis),
Analysis), yaitu suatu metode untuk mengkaji substansi
dan konsistensi dari suatu kebijakan, program, dan/atau perangkat hukum tertentu yang
berkaitan dengan suatu permasalahan tertentu. Dalam hal ini, analisis isi difokuskan
untuk menganalisis berbagai kebijakan dan strategi pembangunan yang tertuang dalam
berbagai dokumen pembangunan daerah dan peraturan perundangan
perundangan yang berlaku.
Melakukan kajian/kaji ulang (review) terhadap kebijakan, strategi, dan
program pembangunan daerah. kajian dilakukan terhadap semua dokumen kebijakan,
strategi, dan program yang telah dimiliki dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan
pembangunan oleh pemerintah daerah (RPJP, RPJM, Renstra Dinas, RTRW, dan
sebagainya).
Data-data yang akan digunakan dalam analisis Isi terkait dalam penyusunan
Dokumen Masterplan Kawasan Industri Bangkalan, antara lain:
RTRW Kabupaten bangkalan
RPIJM Kabupaten bangkalan
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
E.1.5.
E.1.5.2.2
2.2 Analis is Lok asi Indus tri
Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan kawasan peruntukan industri yang
berorientasi bahan mentah:
1. Kemiringan lereng : kemiringan lereng yang sesuai untuk kegiatan industri
berkisar 0%-25%, pada kemiringan >25%-45% dapat dikembangkan kegiatan
industri dengan perbaikan
perbaikan kontur serta ketinggian
ketinggian tidak lebih dari 1000 dpl.
2. Hidrologi : bebas genangan, dekat dengan sumber air, drainase baik sampai
sedang;
3. Klimatologi
Klimatolog i : lokasi
lokasi berada pada kecenderungan minimum arah angin yang
menuju permukiman penduduk.
4. Geologi : dapat menunjang
menunjang konstruksi
konstruksi bangunan, tidak
tidak berada di daerah
daerah rawan
bencana longsor;
5. Lahan : area cukup luas minimal 20 ha, karakteristik
karakteristik tanah bertekstur sedang
sedang
sampai kasar, berada pada tanah marginal untuk pertanian.
Kawasan peruntukan industri ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Berupa wilayah
wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
kegiatan industri
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
11. Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas sumber daya air (sungai,
mata air, air tanah, waduk dan udara).
Kriteria Teknis
1. Harus memperhatikan kelesatrian
kelesatrian lingkungan;
lingkungan;
2. Harus dilengkapi
dilengkapi dengan unit
unit pengelolaan
pengelolaan limbah;
3. Harus meperhatikan suplai air bersih;
4. Jenis industri yang dikembangkan adalah industri ramah lingkungan dan
memenuhi kriteria ambang limbah yang ditetapkan Kementeri Lingkungan Hidup;
5. Pengelolaan
Pengelolaan limbah untuk industri
industri yang berkumpul
berkumpul di lokasi
lokasi berdekatan sebaiknya
sebaiknya
dikelola secara terpadu;
6. Pembatasan pembangunan
pembangunan perumahan
perumahan baru di kawasan peruntukan industri.
7. Harus memenuhi syarat amdal sesuai dengan ketentuan peraturan dan
perundang-undangan
perundang-undangan yang berlaku.
8. memperhatikan penataan kawasan perumahan di sekitar dan kawasan
peruntukan industri. Pembangunan kawasan industi minimal berjarak 2 km dari
permukiman dan berjarak 15-20 km dari pusat kota.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Struktur
No. Jenis Peggunaan
Peggunaan Keterangan
Penggunaan (%)
induk, rumah telekomunikasi.
Sumber : Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri (I ndustrial Estate) di Daerah, Balitbang
Indag-Puslitbag, 2001.
Anali
An alisa
sa k emamp uan dan Kes esuaian
esu aian Lahan
Lah an
Analisis kesesuaian lahan dimulai dengan menganalisis
menganalisis kemampuan lahan di
wilayah perencanaan, untuk analisis kemampuan lahan mengacu pada tiga kebijakan
yakni :
1. SK Menteri Pertanian No. 837/KPTS/1980
2. Peraturan Menteri
Menteri Lingkungan Hidup No
No 17 tahun 2009 Tentang
Tentang Pedoman
Pedoman
Penentuan daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 20/PRT/M/2007 Tentang Pedoman
Teknis Analisis Aspek Fisisk dan Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya
Dalam Penyusunan
Penyusunan Rencana
Rencana Tata Ruang.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 41/PRT/M/2007 Tentang Pedoman
Kriteria Teknis Penataan Ruang Kawasan Budidaya
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
2) Secara Fisik,
Fisik, meliputi:
a) Estetika, karakter, dan citra kawasan
i. Penetapan pengendalian peruntukan yang mendukung karakter khas
kawasan yang telah ada atau pun yang ingin dibentuk;
ii. Penetapan pengaruh ideologi, nilai-nilai social budaya setempat, misalnya
bangunan masjid dengan peruntukan fasilitas umum diorientasikan pada
pusat lingkungan/kawasan.
lingkungan/kawasan.
b) Skala ruang yang manusiawi
manusiawi dan berorientasi pada pejalan
pejalan kaki serta aktivitas
yang diwadahi
i. Penciptaan
Penciptaa n keseimbangan tata guna lahan
lahan yang berorientasi pada pemakai
bangunan dan ramah pejalan kaki;
ii. Penetapan alokasi
alokasi untuk fasilitas
fasilitas umum dan fasilitas
fasilitas sosial yang ditempatkan
ditempatkan
sebagai pusat lingkungan yang dapat dijangkau pejalan kaki;
iii. Penetapan peruntukan
peruntukan lahan yang tidak saja melibatkan
melibatkan pertimbangan fisik,
fisik,
tetapi juga sosialbudaya dan perilaku pemakai/aktivitas lingkungan yang
dikehendaki.
3) Dari sisi Lingkungan,
L ingkungan, meliputi :
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
1
D = L +1m
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
dasar yang dianjurkan. Luas lantai bangunan yang ditempati oleh fungsi tersebut
dipertimbangkan
dipertimbangkan untuk tidak diperhitungkan dalam KLB.
b. Insentif Langsung,
Langsung, yaitu insentif yang memungkinkan penambahan luas lantai
maksimum bagi bangunan gedung yang menyediakan fasilitas umum berupa
sumbangan positif bagi lingkungan permukiman terpadu; termasuk di antaranya
jalur pejalan
pejalan kaki, ruang terbuka
terbuka umum, dan fasilitas
fasilitas umum.
7) Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai Bangunan (TDR=Transfer of
Development Right), yaitu hak pemilik bangunan/pengembang yang dapat dialihkan
kepada pihak atau lahan lain, yang dihitung berdasarkan pengalihan nilai KLB, yaitu
selisih antara KLB aturan dan KLB terbangun. Maksimum KLB yang dapat dialihkan
pada umumnya sebesar 10% dari nilai KLB yang ditetapkan. Pengalihan nilai KLB
hanya dimungkinkan bila terletak dalam satu daerah perencanaan yang sama dan
terpadu, serta yang bersangkutan telah memanfaatkan minimal 60% KLB-nya dari
KLB yang sudah ditetapkan pada daerah perencanaan.
Pengalihan
Pengalihan ini terdiri
terd iri atas:
a. Hak Pembangunan Bawah Tanah, hak ini memungkinkan pembangunan fungsi-
fungsi di bawah tanah yang tidak diperhitungkan ke dalam KLB yang dimiliki
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
(seperti KDB, KLB, KTB, dan KDH) yang mendukung terciptanya berbagai
karakter khas dari berbagai subarea;
b) Pembentukan
Pembentuk an citra lingkungan
lingkung an yang tepat melalui pembatasan
pemba tasan nilai-nilai dar i
elemen Intensitas Pemanfaatan Lahan (misalnya pembatasan KDB dan KLB
secara khusus) untuk membentuk lingkungan yang berjati diri.
(2) Secara Lingkungan, meliputi:
meliputi:
a) Keseimbangan kawasan perencanaan dengan wilayah sekitar, melalui:
Pengaturan keseimbangan, kaitan dan keterpaduan berbagai elemen Intensitas
Pemanfaatan Lahan dalam hal fungsi, estetis dan sosial, agar mencapai keselaras
serasian antara kawasan perencanaan dan lahan di
luarnya.
b) Keseimbangan dengan daya dukung lingkungan melalui:
(i) Penentuan kepadatan khusus pada kawasan/ kondisi lingkungan tertentu
seperti: daerah bantaran sungai, daerah khusus resapan, daerah konservasi
hijau, atau pun daerah yang memiliki kemiringan lahan lebih dari 25%.
(ii) Penentuan kepadatan kawasan perencanaan dengan mempertimbangkan
daya dukung lingkungan, pelestarian ekosistem, namun tetap dapat
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
(iii) Penetapan distribusi daerah hijau yang menyeluruh, termasuk dan tidak
terkecuali, bangunan-bangunan berlantai sedang atau pun tinggi dalam hal
penyediaan ruang terbuka hijau pada daerah podium atau daerah atap
bangunan tersebut;
(iv) Penetapan kebutuhan ruang terbuka ini juga dimungkinkan untuk melayani
kebutuhan di luar lingkungan perencanaan.
d) Pemberdayaan kawasan melalui:
(i) Peningkatan
Peningkata n promosi pembangunan melalui peningkatan nilai tanah dan
distribusi Intensitas Pemanfaatan Lahan yang tepat pada kawasan
perencanaan dalam konteks lingkungan skala regional;
(ii) Peningkatan hubungan fungsional antarberbagai jenis peruntukan dalam
kawasan perencanaan melalui alokasi distribusi Intensitas Pemanfaatan
Lahan yang saling terkait, seimbang dan terpadu;
(iii) Peningkatan modifikasi
modifikasi desain/pengembangan
desain/pengembangan sesuai karakter setempat.
setempat.
C. Tata Bangun an
Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Maksud perpetakan tanah adalah unit perpetakan berupa sistem blok perencanaan
yang terdiri dari gabungan beberapa persil atau kapling tanah dan sistem kavling
atau tanah persil tanah. Pertimbangan untuk menentukan luasan blok perencanaan
adalah sebagai berikut :
a. Adanya jalan, gang atau saluran yang berpotensi untuk digunakan sebagai
batas fisik blok perencanaan
b. Ketentuan luas kapling minimum yang telah ditetapkan pada tiap wilayah (jika
ada).
Klasifikasi perpetakan tanah berdasar Keputusan Menteri Kimpraswil nomor
327/KPTS/M/2002 Bab VI, yang membagi 8 klasifikasi sebagai berikut:
a. Petak peruntukan & penggal klasifikasi I (diatas 2500m 2)
penggal jalan dg petak klasifikasi
b. Petak peruntukan & penggal klasifikasi II (1000 - 2500m 2)
penggal Jl dg petak klasifikasi
c. Petak peruntukan & penggal klasifikasi III (600 - 1000m 2)
penggal Jl dg petak klasifikasi
d. Petak peruntukan & penggal klasifikasi IV (250 - 600m 2)
penggal Jl dg petak klasifikasi
e. Petak peruntukan & penggal klasifikasi V (100 - 250m 2)
penggal Jl dg petak klasifikasi
f. Petak peruntukan & penggal Jl dg petak klasifikasi VI (50 - 100m 2)
g. Petak peruntukan & penggal klasifikasi VII (dibawah 50m 2)
penggal Jl dg petak klasifikasi
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Gubahan massa
Yaitu penataan perletakan massa-massa bangunan pada satu lingkungan
permukiman tertentu dengan mempertimbangkan kondisi fisik, non fisik, serta
dengan waktu tertentu.
Orientasi bangunan
Yaitu penataan arah bangunan yang dipertimbangkan terhadap kondisi fisik dan
non fisik lokasi perencanaan.
Estetika bangunan
Yaitu penampilan visual bangunan yang seimbang atas dasar pertimbangan fisik
dan non fisik. Pertimbangan fisik
fisik yaitu keseimbangan antara bentuk dasar vertikal
dan horizontal atau pola keseimbangan antara konstruksi dan bahan bangunan
yang digunakan. Pertimbangan non fisik misalnya adanya muatan konsep
identitas arsitektur lokal
Material
Material exterior
Yaitu perencanaan atas penggunaan material luar bangunan yang
mempertimbangkan faktor-faktor seperti iklim, panas, hujan, ketahanan bahaya
kebakaran, pengaruh yang diakibatkan karena adanya refleksi cahaya dan refleksi
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Dimana:
h = tinggi puncak bangunan maksimum.
d = jarak antara proyeksi puncak bangunan pada lantai dasar terhadap sumbu
jalan yang berdampingan.
berdampingan.
h dan d merupakan variabel dari fungsi sudut alpha dan beta.
Jika lebar jalan yang berdampingan < 20 m maka titik sudut ditetapkan pada as
jalan.
Jika lebar jalan yang berdampingan > 20 m maka titik sudut ditetapkan 10 m dari
garis sempadan pagar ke jalan.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Gambar E- 4 Pedom
Pedom an Menentu
Menentu kan Jarak Ant ar Bangu nan
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
e. Pengaturan perijinan
perijinan bangunan
f. Pengaturan pemanfaatan bangunan dan fungsi
fungsi bangunan
bangunan
3. Penandaan dengan
dengan konstruksi tempel dan muncul
Bentuk konstruksi tempel merupakan jenis penandaan yang paling banyak
digunakan setelah penandaan dengan tiang reklame. Jenis reklame ini dibuat
dengan kotruksi khusus sehingga reklame timbul keluar dari bangunan.
4. Penandaan dengan lampu
Seperti halnya penandaan lain, disini informasi publik non komersial tenggelam
dalam reklame lampu, yang membutuhkan kreatifitas dalam design sehingga
mewujudkan wajah kota yang lebih menarik.
5. Tanda yang berfungsi sebagai unsur dekoratif
dekoratif kota
Penandaan yang berbentuk sebagai elemen dekoratif sekaligus informasi dapat
dijumpai sebagai bendera atau umbul-umbul.
umbul-umbul.
6. Tanda yang berbentuk
berbentuk spanduk
Penandaan dalam bentuk spanduk biasanya dipakai sebagi media untuk
menyampaikan
menyampaikan acara-acara tententu
7. Tanda sebagai sirkulasi
sirkulasi transportasi
Tanda ini digunakan untuk mengatur pergerakan lalu lintas untuk mengurangi
kemacetan atau tundaan yang mungkin terjadi.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
(i) Pengembangan
Pengembangan potensi bentang
bentang alam sebagai
sebagai unsur kenyamanan
kenyamanan kota
kota
dengan merencanakannya
merencanakannya sebagai
s ebagai ruang terbuka bagi publik;
(ii) Penekanan adanya pelestarian alam dengan merencanakan proteksi
terhadap area bentang alam yang rawan terhadap kerusakan.
F. Tata
Tata Kualitas Lingk ungan
Penataan Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya rekayasa elemen-elemen
kawasan yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kawasan atau subarea dengan
sistem lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu.
Analisis Tata
Tata Kualitas Lingkungan terdiri dari Komponen – komponen
komponen analisis
analisis :
(1) Konsep Identitas Lingkungan , yaitu perancangan karakter (jati diri) suatu
lingkungan yang dapat diwujudkan melalui pengaturan dan perancangan elemen fisik
dan nonfisik lingkungan atau subarea tertentu.
Pengaturan ini terdiri atas:
a) Tata karakter bangunan/lingkungan (built-in signage and directional system),
yaitu pengolahan elemen-eleman fisik bangunan/lingkungan untuk mengarahkan
atau memberi tanda pengenal suatu lingkungan/bangunan, sehingga pengguna
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
c. Node,
Node, adalah suatu bagian dari kota yang secara fungsional menonjol dalarn
arti sebagai suatu konsentrasi kegiatan manusia, merupakan lokasi-lokasi
strategis berupa ruang luar yang mempunyai intensitas kegiatan tinggi seperti
sudut-sudut jalan atau persimpangan jalan, ruang terbuka yang seakan menjadi
pusat distrik seperti tempat pemberhentian
pemberhentian kendaraan umum.
d. Landmark,
Landmark, adalah struktur fisik yang bersifat dominan dan akan menjadi
perhatian utama di dalam suatu lingkungan kota, dapat berupa struktur
dominan yang secara fisik memang lebih menonjol dibanding dengan struktur
lainnya, tetapi suatu landmark mungkin juga tidak dicirikan sebagai suatu
struktur yang menonjol tetapi dikenal luas karena nilai seni atau sejarah atau
penampilannya
penampilannya yang khas.
e. District,
District, merupakan integrasi dari berbagai kegiatan fungsional, lokasi suatu
kawasan didasarkan pada pertimbangan fungsi pelayanan, pertimbangan
strategis, jenis kegiatan fungsional serta intensitas perkembangannya.
perkembangannya.
(2) Konsep Orientasi Lingkungan, yaitu perancangan elemen fisik dan nonfisik guna
membentuk lingkungan yang informatif sehingga memudahkan pemakai untuk
berorientasi dan bersirkulasi.
bersirkulasi.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
G. Sistem Prasarana
Prasarana dan Utilitas Lingk ungan
Sistem prasarana dan utilitas lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik suatu
lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan
berfungsi sebagaimana semestinya. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan mencakup
jaringan air bersih dan air limbah, jaringan
j aringan drainase, jaringan persampahan,
persampahan, jaringan gas
dan listrik, serta jaringan telepon, sistem jaringan pengamanan kebakaran, dan sistem
jaringan jalur
jalur penyelamatan atau
atau evakuasi.
evakuasi.
Analisis Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan terdiri
terdiri dari Komponen- komponen
analisis :
(1) Sistem jaringan air bersih , yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan
penyediaan air bagi penduduk suatu lingkungan, yang memenuhi persyaratan bagi
operasionalisasi bangunan atau lingkungan, dan terintegrasi dengan jaringan air
bersih secara makro dari wilayah regional yang lebih luas.
(2) Sistem jaringan air limbah dan air kotor ,
kotor , yaitu system jaringan dan distribusi
pelayanan pembuangan/pengolahan air buangan rumah tangga, lingkungan
komersial, perkantoran, dan bangunan umum lainnya, yang berasal dari manusia,
binatang atau tumbuh-tumbuhan, untuk diolah dan kemudian dibuang dengan cara-
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro dari wilayah regional yang lebih
luas.
(7) Sistem jaringan pengamanan kebakaran, yaitu system jaringan pengamanan
lingkungan/kawasan untuk memperingatkan penduduk terhadap keadaan darurat,
penyediaan tempat penyelamatan, membatasi penyebaran kebakaran, dan/atau
pemadaman kebakaran.
(8) Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi, yaitu jalur perjalanan yang
menerus (termasuk jalan ke luar, koridor/selasar umum dan sejenis) dari setiap
bagian bangunan gedung termasuk di dalam unit hunian tunggal ke tempat aman,
yang disediakan bagi suatu lingkungan/ kawasan sebagai tempat penyelamatan atau
evakuasi.
Prinsip-prinsip penataan yang menjadi dasar bagi analisis Sistem Prasarana dan
Utilitas Lingkungan :
(1) Secara Fungsional,
Fungsional, meliputi:
a) Strategi penetapan sistem
sistem yang tepat.
Penetapan sistem prasarana dan utilitas yang tepat sesuai dengan tipe penataan
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Dimana :
Ejo = Besaran aktivitas ekonomi di daerah j pada tahun dasar.
E = Besaran aktivitas ekonomi nasional atau sistem daerah yang
lebih luas
luas pada tahun terakhir.
Eo = Besaran aktivitas ekonomi nasional atau sistem daerah
yang lebih
lebih luas pada tahun
tahun dasar
Pemodelan Cluster
Analisis dengan pemodelan
pemodelan cluster merupakan
merupakan teknik multivariat
multivariat yang mempunyai
tujuan utama untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan karakteristik yang
dimilikinya.
dimilikinya. Analisis cluster
c luster mengklasifikasi objek sehingga setiap objek yang paling dekat
kesamaannya dengan objek lain berada dalam cluster yang sama. Cluster-cluster yang
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
dipilih hanyalah variabel yang dapat mencirikan objek yang akan dikelompokkan
dan secara spesifik
spesifik harus sesuai dengan tujuan
tujuan analisis
analisis cluster.
Tahap Kedua : Desain Penelitian dalam Analisis Cluster
Tiga hal penting dalam tahap ini adalah pendeteksian outlier, mengukur kesamaan, dan
standarisasi data.
A. Pendeteksian Outlier
Outlier adlah suatu objek yang sangat berbeda dengan objek lainnya. Outlier
dapat digambarkan sebagai observasi yang secara nyata kebiasaan, tidak mewakili
populasi umum, dan adanya undersampling dapat pula memunculkan outlier. Outlier
menyebabkan menyebabkan struktur yang tidak benar dan cluster yang terbentuk
menjadi tidak representatif.
representatif.
B. Mengukur Kesamaan antar Objek
O bjek
Konsep kesamaan adalah hal yang fundamental dalam analisis cluster.
Kesamaan antar objek merupakan ukuran korespondensi antar objek. Ada tiga metode
yang dapat diterapkan, yaitu ukuran korelasi, ukuran jarak, dan ukuran asosiasi.
a. Ukuran Korelasi
Ukuran ini dapat diterapkan pada data dengan skala metrik, namun jarang
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Ukuran asosiasi dipakai untuk mengukur data berskala nonmetrik (nominal atau
ordinal).
C. Standarisasi Data
a. Standarisasi Variabel
Bentuk paling umum dalam standarisasi variabel adalah konversi setiap variabel
terhadap skor atandar ( dikenal dengan Z score) dengan melakukan substraksi
nilai tengan dan membaginyadengan
membaginyadengan standar deviasi tiap variabel.
b. Standarisasi Data
Berbeda dengan standarisasi variabel, standarisasi ndata dilakukan terhadap
observasi/objek
observasi/objek yang akan dikelompokkan.
dikelompokkan.
Tahap
Tahap Ketiga : Asumsi -asumsi
-asumsi dalam Analisis Cluster
Seperti hal teknik analisis lain,analisis cluster juga menetapkan adanya suatu asumsi.
Ada dua asumsi dalam analisis
analisis cluster, yaitu :
• Kecukupan Sampel untuk merepresentasikan/mewakili
merepresentasikan/mewakili Populasi
Biasanya suatu penelitian dilakukan terhadap populasi diwakili oleh sekelompok
sampel. Sampel yang digunakan dalam analisis ckuster harus dapat mewakili populasi
yang ingin dijelaskan, karena analisis ini baik jika sampel representatif. Jumlah sampel
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
hirarkhi adalah cepat dalam proses pengolahan sehingga menghemat waktu, namun
kelemahannya metode ini dapat menimbulkan kesalahan. Selain itu tidak baik diterapkan
untuk menganalisis sampel dengan ukuran besar. Metode Non Hirarkhi memiliki
keuntungan lebih daripada metode hirarkhi. Hasilnya memiliki sedikit kelemahan pada
data outlier,
outlier, ukuran jarak
jarak yang digunakan,
digunakan, dan termasuk variabel tak relevan atau
variabel yang tidak tepat. Keuntungannya hanya dengan menggunakan titik bakal
nonrandom,
nonrandom, penggunaan
penggunaan metode non
non hirarkhi
hirarkhi untuk titik
titik bakal random secara nyata
lebih buruk dari pada metode hirarkhi.
Alternatif lain adalah dengan mengkombinasikan
mengkombinasikan kedua metode ini. Pertama
gunakan metode hirarkhi kemudian dilanjutkan dengan metode non hirarkhi.
hirarkhi.
A. Metode Hirarkhi
Hirarkhi
Tipe dasar dalam metode ni adalah aglomerasi dan pemecahan. Dalam metode
aglomerasi tiap observasi pada mulanya dianggap sebagai cluster tersendiri sehingga
terdapat cluster sebyak jumlah observasi. Kemudian dua cluster yang terdekat
kesamaannya digabung menjadi suatu cluster babru, sehingga jumlah cluster berkurang
satu pada tiap tahap. Sebaliknya pada metode pemecahan dimulai dari satu cluster besar
yang mengandung seluruh observasi, selanjutnya observasi-observasi yang paling tidak
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Tahap
Tahap Kelima : Interpretasi terhadap Cluster
Tahap interpretasi meliputi pengujian tiap cluster dalam term untuk menamai dan
menandai dengan suatu label yang secara akurat dapat menjelaskan kealamian cluster.
Proes ini dimulai dengan suatu ukuran yang sering digunakan yaitu centroid cluster.
Membuat profil dan interpretasi cluster tidak hanya tidak hanya untuk memoeroleh suatu
gambaran saja melainkan pertama, menyediakan suatu rata-rata untuk menilai
korespondensi pada cluster yang terbentuk, kedua, profil cluster memberikan araha bagi
penilainan
penilainan terhadap signifikansi praktis.
Tahap Keenam: Proses Validasi dan Pembuatan Profil (PROFILING) Cluster
A. Proses validasi solusi cluster
Proses validasi bertujuan menjamin bahwa solusi yang dihasilkan dari analisis
cluster dapat mewakili populasi dan dapat digeneralisasi untuk objek lain. Pendekatan ini
membandingkan solusi cluster dan menilai korespondensi hasil. Terkadang tidak dapat
dipraktekkan karena adanya kendala waktu dan biaya atau ketidaktersediaan ibjek untuk
analisis cluster ganda.
B. Pembuatan Profil ( Profiling)
Profiling ) Solusi Cluster
Tahap ini menggambarkan karakteristik tiap cluster untuk menjelaskan cluster-
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Lembaga-lembaga
Lembaga-lem baga lokal
Lembaga-lembaga
Lembaga-lem baga pemerintahan
Lembaga-lembaga
Lembaga-lembaga swasta
Lembaga-lembaga
Lembaga-lembaga khusus, yaitu informasi mengenai lembaga-lembaga
lembaga-lembaga tertentu
tertentu saja.
Sumber informasi yang dipergunakan adalah:
adalah:
Sumber informasi
informasi utama
utama adalah
adalah para warga masyarakat, terutama mereka secara
secara
langsung maupun tidak langsung mempunyai pengalaman yang menyangkut
lembaga-lembaga
lembaga-lembaga yang bersangkutan.
bersangkutan.
Informasi dari masyarakat bisa dicek silang
silang dengan informasi
informasi dari
dari pengelolaan
pengelolaan
lembaga yang bersangkutan.
Data sekunder.
E.1.5.
E.1.5.2.6
2.6 Analis is Kelayakan Finansi al
Analisis kelayakan finansial kawasan industri dikaji melalui 2 faktor, yakni
faktor Eksternal dan Internal.
A. Fakt or Eks ter nal
Faktor Ekternal yang dmaksud adalah faktor eksternal perputaran bisnis di
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
B. Faktor
Faktor Internal
Faktor Internal yang dimaksud adalah faktor internal bisnis di Kawasan Industri
Kabupaten Bangkalan, meliputi :
1. Tujuan Situasional Perusahaan
2. Fungsi-fungsi Baku Perusahaan
a. Fungsi Transaksi
b. Fungsi Perebutan Pelanggan
c. Fungsi Produksi
d. Fungsi Perencanaan Pemasaran
e. Fungsi Perencanaan Produksi
f. Fungsi Riset Pasar dan Pemasaran
g. Fungsi Riset dan Pengembangan
Pengembangan Produksi.
E.1.5.
E.1.5.2.7
2.7 Kon sep Pengembang
Pengembang an Kawasan Indus tri Kabu paten Bangk alan
A. Anali
An alisi
si s Ef as – Ifas
Analisis IFAS-EFAS adalah analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
mengetahui posisi obyek pada kuadran SWOT. Dari penilaian tersebut diketahui
koordinat pada sumbu X dan sumbu Y, sehingga diketahui posisinya
posisinya sebagai berikut :
a. Kwadran
Kwadran I (Growt
(Growth),
h), adalah
adalah kuadran
kuadran pertumb
pertumbuhan
uhan diman
dimana
a pada kuadr
kuadran
an ini terdiri
terdiri
dari dua ruang yaitu :
Ruang A dengan Rapid Growth Strategy yaitu Strategis pertumbuhan aliran cepat
untuk diperlihatkan pengembangan secara maksimal untuk target tertentu dan
dalam waktu singkat
Ruang B dengan Stable Growth Strategy yaitu Strategis pertumbuhan stabil
dimana pengembangan dilakukan
dilakukan secara bertahap dan target disesuaikan dengan
kondisi
b. Kwadran
Kwadran II (Stabi
(Stability)
lity),, adalah
adalah kuadran
kuadran pertumbuh
pertumbuhan
an dimana
dimana pada
pada kuadran
kuadran ini
ini terdiri
terdiri
dari dua ruang yaitu :
Ruang C dengan Agresif Maintenance Strategy dimana pengelola obyek
melaksanakan pengembangan
pengembangan secara aktif dan agresif
Ruang D dengan Selective Maintenance Strategy dimana pengelolaan obyek
adalah dengan pemilihan hal-hal yang dianggap penting
c. Kwadran
Kwadran III (Survival),
(Survival), adalah
adalah kuadran
kuadran pertum
pertumbuha
buhan
n dimana
dimana pada
pada kuadra
kuadran
n ini terdiri
terdiri
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
(+ ) Eksternal
(KESEMPATAN)
Agres
Ag resif
resiif f
Agresi
Stabel
Kuadran Mainte-
Mainte-
Growth Kuadran
II nance I
Selective
Rapid
Mainte-
Mainte-
(-) Internal nance Growth (+ ) Internal
(KELEMAHAN) (KEKUATAN)
Turn Conglo-
Conglo -
Arou
Ar ound
nd merate
Kuadran
Kuadran I V
I II
II Concen-
Concen-
Guirelle
tric
(-) Eksternal
(ANCAMAN)
Keterangan :
• SO, memanfaatkan kekuatan (S) secara maksimal untuk meraih peluang (O).
• ST, memanfaatkan kekuatan (S) secara
secara maksimal untuk mengantisipasi/
mengantisipasi/
menghadapi ancaman (T) dan berusaha secara maksimal manjadikan ancaman
tersebut sebagai peluang.
• WO, meminimalkan kelemahan
kelemahan (W) untuk meraih peluang (O)
• WT, meminimalkan
meminimalkan kelemahan
kelemahan (W)
(W) untuk menghindari
menghindari secara lebih
lebih baik dari
ancaman (T)
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI
BANYUWANGI DAN
MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
B AB – F
JAD
JA DWAL PELA
PELAKSANAA
KSANAAN
N
Tabel
Tabel Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan Pekerjaan
Bulan
No. Kegiatan
I II III IV V VI
1. Koordinasi
Awal
2. Penyusunan
Laporan
Pendahuluan
3. Pengumpulan
Data
4. Pengolahan
Data
5. FGD
6. FGD
7. Analisis
8. Penyusunan
Laporan
Antara
9. FGD
10 FGD
11. Penyusunan
Laporan Akhir
12 Rapat
Koordinasi
13. Revisi
Laporan Akhir
BaB F- 2
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
BAB – G
KOMPOSISI TIM
TIM DAN PENUGASAN
PENUGASA N
Komposisi Tim dan Penugasan Penyusunan “ DED Kawasan Indus
Indus tri Banyuwangi d an Masterplan
Masterplan Kawasan Indus
Indus tri Bangkalan”
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
BaB G- 1
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Jumlah
Tenaga Ahli
Tenaga
Nama Personi l Perusahaan Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Peke
Pekerjaan
rjaan Orang
Lokal/Asing
Bulan
Euis Prisamayasanti, PT. PASYA MITRA Tenaga Ahli Ahli Teknik Sipil Tenaga Ahli Teknik • Membuat konsep industri dan 5
ST UTAMA Lokal Industri rancangan kegiatan industri di
dalam kawasan yang
terintegrasi antar pabrik dan
bangunan di dalam kawasan
industri
Ratih Widyaningsih, PT. PASYA MITRA Tenaga Ahli Ahli Industri Tenaga Ahli Teknik • Membuat konsep sistem 10
ST UTAMA Lokal Lingkungan lingkungandan pembuangan
limbah di dalam kawasan yang
Hani Burhanudin, ST terintegrasi antar pabrik dan
bangunan di dalam kawasan
industri
Adi Nugroho PT. PASYA MITRA Tenaga Ahli Ahli Teknik Lingkungan Tenaga Ahli Arsitek • Membuat konsep 6
Ngetitomo, ST UTAMA Lokal Lanscape perancangan yang
menyangkut eksterior dan
interior bangunan
• Bertanggung jawab penuh
terhadap seluruh hasil
perumusan konsep desain
bangunan gedung serta hal-
hal lainnya yang terkait
Baharudin Achmad, PT. PASYA MITRA Tenaga Ahli Ahli Teknik Lingkungan Tenaga Ahli • Mengkoordinir pengumpulan 5
ST UTAMA Lokal Geologi/Geodesi dan pengolahan data fisik
kawasan
Deny Sukamto • Menganalisis aspek
Kadarisman, ST geografi/topografi dari wilayah
maupun kawasan industri
dalam peta tematik
Ir. Hikmad Lukman PT. PASYA MITRA Tenaga Ahli Ahli Cost Estimate Tenaga Ahli Cost • Menyusun rancangan 4
UTAMA Lokal Estimator anggaran biaya
Mirza Permana, ST PT. PASYA MITRA Tenaga Ahli Tenaga Pendukung Drafter • Membantu analisis dan 20
Andi Effendi, ST UTAMA Lokal rancang bangun serta rancang
BaB G- 2
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Jumlah
Tenaga Ahli
Tenaga
Nama Personi l Perusahaan Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Peke
Pekerjaan
rjaan Orang
Lokal/Asing
Bulan
Afdal, ST teknis kawasan
Aggy Dwi Putrawan,
ST
Adi Prasetyo, ST PT. PASYA MITRA Tenaga Ahli Tenaga Pendukung Surveyor • Membantu pengumpulan data 30
Rudy Suwandi, ST UTAMA Lokal dan uji laboratorium
Arif Ashari, ST
Didin Sukma Jaya,
ST
Wagisam, ST
Wigig Hadisusilo, ST
Nanang Eko Aryadi, PT. PASYA MITRA Tenaga Ahli Tenaga Pendukung Administrasi 12
SE UTAMA Lokal • Mengurus administrasi
Bramasto kegiatan
Ariwibowo, SE
BaB G- 3
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
BAB – H
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
Jadwal penugasan Tenaga Ahli dalam penyusunan “ DED Kawasan Indust
Indust ri Banyuwangi dan Masterplan Kawasan
Kawasan Industri
Bangkalan”
Bangkalan” dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
BaB G- 1
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
BULAN Orang
NO NAMA POSISI
1 2 3 4 5 6 Bulan
TENAGA AHLI
3 Saif
Saiful
ul Bahr
Bahri,
i, SH, M.Hum Hukum Kelembagaan 5
5 Taha
Tahajjuddi
uddin,
n, ST Teknik Sipil 2 6
6 Euis
Euis Prim
Primay
ayas
asan
anti,
ti, ST Teknik Industri 5
7 Ratih
Ratih Widyan
Widyaning
ingsih
sih,, ST Teknik Lingkungan 1 5
8 Hani
Hani Bur
Burha
hanu
nudi
din,
n, ST Teknik Lingkungan 2 5
9 Adi
Adi Nugr
Nugroh
oho
o Nget
Ngetito
itomo
mo,, ST Teknik Arsitek Lansecap 6
10 Baharu
Baharudin
din Achma
Achmad,
d, ST Teknik Geodesi 5
11 Denny
Denny Sukam
Sukamto
to Kadaris
Kadarisma
man,
n, ST Teknik Geologi 5
12 Hikam
Hikamd
d Lukm
Lukman
an,, ST Ahli Cost Estimator 4
TENAGA PENDUKUNG
3 Afdal, ST Drafter 5
9 Wagisam , ST Surveyor 5