Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

PEMERINTAHAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT


DINAS KESEHATAN
JLN. TJILIK RIWUT II – PANGKALAN BUN
KALIMANTAN TENGAH

KEGIATAN : REHABILITASI SEDANG / BERAT GEDUNG KANTOR

PEKERJAAN : PERBAIKAN WC DINAS KESEHATAN

LOKASI : DINAS KESEHATAN - KEC. KOTAWARINGIN LAMA

THN ANGGARAN : 2019

BAB.1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. MAKSUD DAN TUJUAN
C. SASARAN

BAB. 2 PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

A. LOKASI KEGIATAN
B. SUMBER PENDANAAN
C. NAMA ORGANISASI DAN PEMBERI KERJA
D. STANDAR TEKNIS
E. PERALATAN PENYEDIA JASA
F. DIAGRAM ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
G. PENDEKATAN METODOLOGI
H. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
I. INFORMASI DAN TENAGA AHLI
J. PROGRAM KERJA PELAKSANAAN KEGIATAN
K. HASIL KELUARAN LAPORAN PENYEDIA JASA
L. HASIL KELUARAN LAPORAN PERENCANAAN
M. FORMAT LAPORAN
N. LAIN – LAIN

BAB. 3 SPESIFIKASI TEKNIS

A. PERSYARATAN UMUM
B. PERSYARAAN BAHAN
C. PERSYARATAN TEKNIS
D. PENUTUP
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perbaikan Water Closed ( WC ) Dinas Kesehatan merupakan salah satu program
kegiatan pemerintah daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat sebagai fasiltas
pendukung adanya kebutuhan air bersih dan buang air kotor. Untuk itu sebagai pihak Dinas
Kesehatan perlu memberikan sarana air bersih dan wc. Sehingga upaya pemerintah untuk
memajukan segi kesehatan menjadi optimal dan menjadikan bangunan ini sebagai fasilitas
yang bisa dugunakan dari segi kebersihan dan kesehatan. Maka salah satu program
pemerintah daerah Dinas Kesehatan, yaitu dengan melalui Kegiatan Rehabilitasi Sedang /
Berat Gedung Kantor.
Pemerintah Daerah telah menganggarkan dana dari SKPD - APBD untuk perbaikan
fasilitas ruangan toilet untuk memberikan kenyamanan bagi para pegawai selama kantor.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Secara khusus maksud dan tujuan dari Perbaikan WC Dinas Kesehatan ini adalah:
1. Rehabilitasi Sedang / Berat Gedung Kantor yang berorientasi kepada penambahan aset
yang menunjang pemenuhan kebutuhan ruang pertemuan.
2. Menunjang Kebutuhan sarana air bersih dan sanitary.
3. Memenuhi standar manajerial sarana dan prasarana.
4. Untuk mendapatkan Gambaran tentang penataan toilet sesuai dengan estetika bangunan
yang ada.
5. Untuk mendapatkan hasil perencanaan berupa Drawing Engenering Detail (DED) dan
Rencana Anggaran Biaya ( RAB ).

C. SASARAN
1.  Sasaran Kegiatan adalah Pekerjaan Perbaikan WC Dinas Kesehatan.
2.  Lingkup Pekerjaan Perencanaan Pembangunan, yang terdiri dari komponen kegiatan :
 Pekerjaan Persiapan.
 Pekerjaan Sipil / Struktur.
 Pekerjaan Arsitektur.
 Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal (M/E).
 Pekerjaan Utilitas.
3.   Tahap-Tahap yang akan dilaksanakan adalah :
 Persiapan Perencanaan termasuk survey.
 Penyusunan Pra Rencana Lanjutan.
 Pengembangan Rencana Lanjutan.
 Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Lanjutan.
 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Lanjutan.
 Penyusunan Rencana Detail (Gambar Kerja, RKS, BQ, dll).
 Persiapan Pelelangan. ( Jika nilai pagu > Rp. 200 jt )
 Pelaksanaan Pelelangan. ( Jika nilai pagu > Rp. 200 jt )
 Pengawasan Berkala
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

BAB 2
PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

A. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan terletak di Kantor Dinas Kesehatan, Kab. Kotawaringin Barat.

B. SUMBER PENDANAAN
Sumber  pendanaan  kegiatan ini dibiayai dari  SKPD - APBD Kabupaten Kotawaringin Barat
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 93. 000.000,-
( Sembilan Puluh Tiga Juta Rupiah ).

C. NAMA DAN ORGANISASI PEMBERI KERJA


Nama Pengguna Anggaran : ACHMAD ROIS, SKM, M.Kes
NIP. 19691104 199203 1 002
Satuan Kerja : Dinas Kesehatan
Kab. Kotawarigin Barat – Kalimantan Tengah
D. STANDAR TEKNIS
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana adalah berpedoman pada
ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara,
Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 295/KPTS/Ck/1997, Tanggal 1 April 1997 yang
dapat meliputi tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/tapak, dan Perencanaan Fisik
Bangunan Negara dan Produk Hukum lain yang terkait dengan Pekerjaan.
a.  Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk
penyelidikan gedung sederhana), membuat interpretasi secara garis besar terhadap
Kerangka Acuan Kerja (KAK), dan konsultansi dengan lingkungan setempat mengenai
kondisi bangunan.
b.  Penyusunan prarencana seperti Rencana Pembangunan, prarencana termasuk program
dan konsep ruangan, perkiraan biaya, dan konsep Pembangunan gedung sampai
finishing, keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan.
c.    Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :
 Rencana Arsitektur, beserta uraian konsep dan fisualisasi. Rencana struktur,
beserta uraian konsep dan perhitungannya.
 Rencana Pembangunan gedung, utilitas, beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
 Perkiraan biaya.
d.   Penyusunan rencana detail antara lain membuat :
 Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui.
 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
 Rincian Volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya (RAB)
 Laporan Akhir Perencanaan

e. Mengadakan Persiapan Pelelangan, seperti membantu Pemimpin Proyek di dalam


menyusun dokumen pelelangan dan membantu Panitia Pelelangan menyusun program
pelaksanaan pelelangan.
f.   Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun
berita acara penjelasan, evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan
dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi Lelang ulang.
g. Mengadakan monitoring selama Pembangunan fisik dan melaksanakan kegiatan seperti :
 Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan.
 Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama
masa pelaksanaan Pembangunan gedung.
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

 Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan


bahan
 Membuat Laporan progress kemajuan Pekerjaan berkala.

h.  Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya termasuk


petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan Mekanikal - Elektrikal Bangunan.

E. PERALATAN PENYEDIA JASA


Untuk melaksanakan pekerjaan bangunan fisik penyedian jasa harus menyiapkan berbagai
macam peralatan kerja antara lain :
1. Peralatan tukang kayu
2. Peralatan tukang batu
3. Peralatan tukang besi
4. Peralatan tukang cat
5. Alat pengaduk agregat ( concrete mixer ) / jika diperlukan
6. Peralatan galian manual (cangkul, sekop)

F. DIAGRAM ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam melaksanakan pekerjaan fisik perlu mengetahui struktur organisasi proyek untuk
mewakili ilustrasi atau penggambaran penyelesaian masalah pekerjaan dilapangan. Diagram
alir bertujuan untuk memanajemen sebuah proses pelaksanaan pekerjaan baik dalam hal
pekerjaan jasa konstruksi. Adapun diagram alir strutur organisasi proyek pekerjaan
pembangunan fisik sebagai berikut :
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

G. PENDEKATAN METODOLOGI
 Konsep Bangunan pengembangan harus selaras/menyesuaikan dengan bangunan di
lingkungan sekitarnya.
 Dalam perencanaan harus menyediakan fasilitas pengolah limbah dan antisipasi terhadap
bahaya kebakaran serta bencana.
 Teknis konstruksi yang disaratkan oleh perencana hendaknya menggunakan teknologi
sederhana sampai dengan teknologi tinggi atau Hightech, karena merupakan bangunan
monumental dan waktu pelaksanaan sangat terbatas, dari pekerjaan pondasi sampai
dengan finishing.
 Lokasi pekerjaan yang tersedia sangat terbatas, sehingga perencana wajib menjelaskan
rencana pekerjaan yang bersifat fabrikasi harus dilaksanakan di luar lokasi.
 Pengadaan material ke lokasi proyek harus ada peraturan yang khusus supaya tidak
terganggu akses lalu lintas

H. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan ini adalah 60 ( Enam puluh ) hari
kalender, dengan rincian pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :

    Jangka Waktu Pelaksanaan


No Uraian Pekerjaan Bulan I Bulan II
    1 2 3 4 5 6 7 8
A PEKERJAAN PENDAHULUAN                
B PEKERJAAN PERBAIKAN WC                
I PEK. TANAH DAN PONDASI
II PEK. STRUKTUR BETON BERTULANG                
III PEK. DINDING DAN LANTAI
IV PEK. KUSEN DAN PINTU
V PEKERJAAN PLAFON                
VI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK                
VII PEKERJAAN PENGECATAN                
VIII PEKERJAAN SANITASI

I. INFORMASI DAN TENAGA AHLI


1.      INFORMASI
Untuk melaksanakan tugasnya Penyedia Jasa harus mencari informasi yang dibutuhkan selain
dari informasi yang diberikan oleh Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran dan
konsultan pengawas.
Penyedia Jasa harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran, maupun
yang dicari sendiri. Kesalahan / kelalaian pekerjaan fisik sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
2.      TENAGA AHLI
Untuk dapat melaksanakan kegiatan fisik yang sesuai dengan ruang lingkup di atas,
dibutuhkan tenaga ahli sebagai berikut :
1. Ahli teknik bangunan, yang bertugas mengawasi jalannya pekerjaan atau sebagai
pengawas teknis.
2. Mandor
Bertugas memobilisasi, mengatur dan mengarahkan para tenaga kerja agar pekerjaan
fisik sesuai instruksi dari pengawas teknis.
3. Kepala Tukang dan Tukang
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

Bertugas melaksanakan pekerjaan fisik sesuai dengan gambar dan speksifikasi yang
berdasarkan instruksi dari pengawas ataupun mandor lapangan.
J. PROGRAM KERJA PELAKSANAAN KEGIATAN
Penyedia Jasa harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
1.  Jadwal kegiatan secara detail.
2.  Alokasi tenaga kerja yang lengkap
3.  Konsep penanganan pekerjaan fisik.

K. HASIL KELUARAN LAPORAN PENYEDIA JASA


Laporan – laporan dalam pekerjaan Fisik Pembangunan dibagi menjadi 3 laporan :
1. Laporan Mingguan, yang berisikan kemajuan pekerjaan setiap minggunya.
2. Laporan Bulanan, yang berisikan rekapitulasi dari laporan kemajuan setiap
minggunya yang dirangkum menjadi laporan bulanan.
3. Asbuilt Drawing, Shop Drawing, Backup Data serta Dokumentasi Pelaksanan Fisik
Pekerjaan ( dari 0% sd 100% ) merupakan gambar pelaksanaan akhir yang sesuai dengan
kondisi akhir dilapangan.

L. HASIL KELUARAN LAPORAN PERENCANAAN


Laporan yang harus disusun oleh konsultan perencana terdiri dari :
1. Rencana Kerja yang akan dilaksanakan dan hasil orientasi lapangan serta kerangka kegiatan
yang harus dijelaskan seperti kegiatan persiapan, mobilisasi tenaga dan peralatan, jadwal
pelaksanaan dan jadwal penugasan personil atau tenaga ahli.
2. Laporan yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan, Kendala dan Solusi
Penyelesaiannya, Gambar-gambar pra-rencana, Draf Gambar-Gambar Detail Hasil
Perencanaan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

M. FORMAT LAPORAN
Format laporan Final terdiri atas :
1. Buku Rencana Anggaran Biaya (RAB)
2. Buku Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
3. Buku Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Spesifikasi Teknis
4. Buku Gambar Hasil Perencanaan , Detail-detail dll.

N. LAIN - LAIN
 Sewaktu-waktu Penyedia Jasa dapat diminta oleh Pengguna Jasa mengadakan diskusi atau
memberi penjelasan mengenai tahap atau hasil kerjanya.
 Penyedia Jasa harus menyerahkan Foto Dokumentasi (dalam album) yang berkaitan dengan
palaksanaan pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus selalu mendiskusikan usulan-usulan hasil pekerjaan ini dengan
Pengguna Jasa / Owner dan Konsultan Pengawas
 Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan harus disediakan
oleh Penyedia Jasa.
 Hal-hal yang belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja ini akan dijelaskan dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan.
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

BAB 3
SPESIFIKASI TEKNIS

A. PERSYARATAN UMUM
1. Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan
Semua macam pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan penuh keahlian dan keterampilan,
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar
Bestek, Berita Acara Aanwijzing, petunjuk-petunjuk pelaksanaan dari produsen untuk
pekerjaan-pekerjaan tertentu serta petunjuk dari Direksi / Konsultan Pengawas.

2. Struktur Bangunan
Bangunan Gedung adalah salah satu fasilitas umum yang harus memiliki tingkat keamanan
yang tinggi dan memiliki usia pemakaian yang cukup lama. Untuk memenuhi persyaratan
tersebut, dalam pelaksanaan pembangunan gedung harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. Bangunan dengan dinding tembok harus diperkuat dengan struktur dari beton bertulang
atau kayu dengan kelas II (kayu lanan, kayu Meranti ) agar bangunan menjadi kokoh dan
permanen.
b. Bangunan panggung dengan bahan dari kayu dapat menggunakan struktur dari beton
bertulang atau kayu minimal dengan kelas I ( kayu ulin ).
c. Untuk menjamin kekokohan struktur dan mempertimbangkan faktor keamanan terhadap
bencana gempa bumi maka struktur bangunan dari beton bertulang harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
 Menggunakan beton mutu K 175 atau dibuat dengan campuran 1 PC : 2 Pasir : 3
Kerikil;
 Sloof ukuran 15/20 dengan tulangan 4 Ø 10;
 Kolom praktis ukuran minimal 11/11 dengan tulangan 4 Ø 10;
 Ring balk praktis ukuran 10/15 dengan tulangan 4 Ø 10;
Ukuran dan jumlah tulangan untuk sloof, kolom dan ring struktur dihitung berdasarkan
beban yang bekerja dan mutu bahan yang digunakan, sehingga diperoleh kekuatan
struktur yang aman.

3. Pondasi Bangunan
Menggunakan Pondasi Footplate

4. Konstruksi dinding
a. Pasangan tembok baru harus dipasang trasram setinggi 50 cm dari lantai dan diplester
kedap air sampai ketinggian yang sama dengan trasram.
b. Pasangan tembok baru untuk KM/WC harus dipasang trasram setinggi 150 cm dari lantai
dan diplester kedap air sampai ketinggian yang sama dengan trasram.
c. Dinding harus diplester 2 sisi (Bagian luar dan Dalam).
d. Setiap 3 – 4 m panjang atau setiap luas 12 m2 dinding di beri kolom praktis ( beton
bertulang)

5. Konstruksi plafond
a. Rangka plafond menggunakan kayu kelas II atau kelas III sesuai kondisi setempat dengan
konstruksi yang cukup kuat untuk menahan berat penutup plafond ditambah beban 1
(satu) orang pekerja.
b. Penutup plafond dapat menggunakan Nusaboard atau triplek.
c. Penutup plafond harus dipaku cukup kuat dengan rangka plafond agar tidak melendut
atau terlepas.
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

6. Pintu
a. Bahan untuk kosen dan daun pintu, menggunakan aluminium 4’’
b. Daun pintu masuk ke ruang menggunakan pintu kaca es.
c. Daun pintu masuk ke WC menggunakan bahan ACP
d. KM/WC dari papan ulin atau dapat dibuat dari panil dengan bagian dalam dilapisi
seng/aluminium/aluminium foil atau pintu PVC.
e. Ukuran pintu disesuaikan dengan standar yang berlaku.( 0,7 x 2 ) m
f. Pemasangan daun pintu menggunakan 3 buah engsel dengan ukuran minimal 4 ” dan
dilengkapi dengan kunci yang berkualitas baik.

7. Penutup lantai
Bahan untuk penutup lantai dapat menggunakan :
a. Granit dengan warna terang (untuk lantai dipasang granit doff dengan warna lebih gelap
dari warna granit bagian dalam ruangan).
b. Plesteran yang dilapisi dengan acian portland cement yang digosok halus dan rata.
Catatan: Diutamakan penutup lantai menggunakan keramik. Tegel atau plesteran adalah
pilihan terakhir apabila dana tidak cukup untuk pemasangan pentup lantai
dari keramik.

8. Pekerjaan finishing
Pekerjaan finishing dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut::
a. Finishing untuk dinding dari tembok dan plafond menggunakan cat tembok. Tembok luar
yang berhubungan dengan teras setinggi ambang bawah jendela dilapisi dengan keramik
atau difinishing dengan cat genteng atau cat tahan air dengan warna lebih gelap dari cat
tembok di atasnya.
b. Finishing untuk dinding dari papan menggunakan cat tembok. Bagian bawah setinggi
ambang bawah jendela difinishing dengan cat kayu dengan warna lebih gelap dari cat
dinding di atasnya.
c. Finishing pintu, jendela dan vetilasi menggunakan cat kayu/politur.
d. Komposisi pemilihan warna cat agar menggunakan warna terang dan dibuat serasi sesuai
dengan kondisi dan ciri khas daerahnya.
e. Bahan finishing yang digunakan harus berkualitas baik.

9. Kamar mandi/Water Closed


a. Jumlah ruang KM/WC disesuaikan kebutuhan dengan ukuran setiap ruang minimal =
1,50 m x 1,50 m.
b. Kloset menggunakan jenis kloset jongkok dari porselin dengan kualitas standar.
c. Penutup lantai KM/WC menggunakan keramik untuk lantai basah.
d. Dinding dalam diupayakan dipasang keramik atau dicat dengan cat tahan air setinggi
antara 100 - 150 cm.
e. Dilengkapi dengan jaringan air bersih ( Kalau ada ), jaringan air kotor, septictank dan
resapan yang dapat berfungsi dengan baik.
f. Jarak antara sumur dan septictank minimal 10 meter

10. Pekerjaan Tangga ( bila ada )


a. Untuk Langkah datar ( antrade ) 30 cm
b. Untuk langkah naik ( optrade ) 20 cm
c. Lebar tangga disesuaikan dengan keadaan
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

11. Penerangan untuk ruangan


a. Menggunakan penerangan alami sehingga memperbanyak kaca untuk jendela dan
ventilasi
b. Menggunakan listrik dengan jaringan yang aman dan terlindung dengan bahan yang
bersifat isolator dan berkualitas baik.

B. PERSYARATAN BAHAN
1. Semen
a. Semen yang digunakan adalah semen sesuai Standart SNI.
b. Dipakai 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan kecuali dalam keadaan khusus.
c. Semen harus didatangkan dalam Zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum dalam zak.
d. Semen masih harus dalam keadaan segar (belum mulai mengeras). Jika ada bagian
yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan tangan
bebas (tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10% berat. Jika ada bagian tidak dapat
ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5% berat dan
kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama.
e. Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat atau semen dalam kantong
di penyimpanan local (di penyalur) lebih dari 3 bulan perlu diuji sebelum digunakan, jika
sudah rusak harus ditolak.

2. Agregat Kasar ( Split 2-3cm )


a. Harus berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup
syarat kekerasannya dan padat (tidak porous / kropos), dengan tekstur permukaan
kasar, butir-butirnya tajam, kuat dan bersudut.
b. Ukuran maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 4 cm dan tidak lebih besar dari
3/4 jarak bersih antar baja tulangan dengan cetakan dan tidak boleh lebih besar dari 1/3
tebal plat.
c. Kadar Lumpur tidak boleh melebihi dari 1% berat kering dan tidak boleh mengandung
garam ( sesuai dgn lokasi setempat ).
d. Bersih dari debu, sebelum dipakai harus dicuci terlebih dahulu dan setara dengan batu
pecah mesin.

3. Agregat Halus (Pasir)


a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
b. Bebas dari bahan organis, Lumpur, tanah lempung (ladu) dan sebagainya, jumlah
kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
c. Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukan dengan nilai
modulus halus butir antara 1,50mm-3,80mm.
d. Pasir harus dalam “ keadaan jenuh kering muka”.

4. Air
a. Air Jernih atau bening Tidak mengandung Lumpur atau benda melayang lainnya lebih
dari 2 gram/liter ( sesuaikan dgn kondisi setempat ).
b. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organic lainnya)
lebih dari 15 gram/liter.
c. Tidak mengandung klorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.

5. Besi beton dan bendrat


a. Menggunakan Besi Beton Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat
( standart SNI standart )
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

b. Menggunakan tulangan pokok, tulangan susut dan begel sesuai dengan SNI Fu 4000
kg/cm2. Fy 2600
c. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40mm.
d. Ukuran besi beton menggunakan ukuran standar.

6. Batu bata
a. Batu bata yang digunakan batu bata merah atau bataco yang dicetak sesuai standart.
b. Batu bata tidak boleh retak diuji dengan memukulkan dua buah batu bata, suara yang
nyaring menunjukkan batu bata tidak retak.
c. Batu bata harus keras, tidak mudah tergores, padat dan permukaan kasar.
d. Ukuran Bata yang digunakan harus seragam jumlah bata terpasang tidak melebihi 70
bata/m2( disesuaikan dgn keadaan setempat )

8. Kayu
a. Kayu untuk struktur utama untuk tiang, kuda-kuda menggunakan kayu ulin.
b. Kayu untuk non Struktur kasau, reng dan gording minimal menggunakan kayu klas II
(kayu lanan atau sejenisnya).
c. Kayu untuk kusen pintu jendela dan daun pintu menggunakan kayu ulin.
d. Kayu untuk Begesting atau boplang menggunakan kayu klas III (kayu sengon)
e. Kayu tidak kropos, tidak ada mata ikan, serat kayu searah dengan panjang kayu.
f. Ukuran kayu sesuai dan seragam.

9. Instalasi
a. Kabel NYY 4 x 6 sqmm spreme.
b. Kabel NYA 2,5 sqmm supreme.
c. Kabel NYM 2 x 2,5 sqmm supreme
d. Pipa Konduit 20 mm Clypsal.
e. MCCB/NFB 25 A.
f. MCB 10 Ampere + box “MG”.
g. MCB 16 Ampere + box “MG”.
h. Rel MCB.
i. CU BAR 40 cm + Recolit.
j. Kabel NYAF 0.7mm.
k. Fuse Lamp.
l. Box Panel u/75 x 60 x 25 cm.
m. Stop kontak IB setara merek “Broco”.
n. Saklar tunggal IB setara merek “Broco”.
o. Saklar double IB setara merek “Broco”.
p. Lampu PLC 20 W fiting WD setara merek Phillips.
q. Lampu Down light PLC 8 W setara merek Phillips.
r. Lampu baret armature susu 20 W Phillips.
s. Stop kontak AC setara merek “Broco”.
t. Stop kontak FAN setara merek “Broco”.

11. Granit
a. Granit Lantai yang digunakan ukuran seragam, dengan kualitas baik, rata dan
mempunyai daya lekat yang maksimal 25 kg/cm2. Warna menggunakan warna cerah,
digunakan untuk seluruh ruangan utama.
b. Menggunakan 1 merek dagang dan ukuran seragam dan presisi (tepat) untuk
memudahkan pemasangan.
c. Granit terkirim dalam kondisi bagus tidak pecah, retak.
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

12. Cat
a. Warna Cat dinding menggunakan warna cerah.
b. Dinding yang terkena sinar matahari dan hujan secara langsung menggunakan cat
wather shield (cat tahan cuaca)
c. Cat pondasi di bawah lantai yang berhubungan langsung dengan tanah menggunakan
warna gelap dengan merek dagang setara merek Nodrop.
d. Cat kayu kusen pintu dan jendela menggunakan cat minyak setara merak Avian.
e. Semua bahan cat yang digunakan bermutu baik atau yang setara dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

C. PERSYARATAN TEKNIS (PELAKSANAAN PEKERJAAN)


1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAHAN / PERSIAPAN
1.1. Yang termasuk Kegiatan ini adalah penebangan pohon serta pembersihan lainnya
1.2. Pekerjaan pembersihan harus dilaksanakan dengan baik dan hanya yang ada dilokasi
yang akan dibangun
1.3. Bekas penebangan dibuang atau diangkut keluar untuk menjaga kebersihan lokasi
pekerjaan
1.4. Tempat penimbunan bahan tidak mengganggu aktifitas dilokasi pekerjaan
1.5. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank harus dilakukan untuk mendapatkan
kecocokan dengan gambar perencanaan khususnya pada Penentuan titik ketinggian dan
sudut-sudut
1.6. Papan proyek dipasang sebelum pekerjaan dimulai dan ditempatkan pada lokasi
pekerjaan

1.7. Gambar perencanaan harus dipasang/ditempel pada papan informasi untuk membantu
mempermudah pelaksanaan dilapangan
1.8. Air kerja disiapkan dilokasi pekerjaan dan syarat air kerja harus bersih dari lumpur
1.9. Pengaturan Jam Kerja dan Pengerahan Tenaga Kerja, dalam pelaksanaannya harus
dapat diatur sedemikian rupa dan memanfaatkan hari atau jam efektif bekerja.

2. PEKERJAAN TANAH
2.1. Kegiatan ini meliputi :
 Galian tanah
 Urugan Tanah Peninggian Lokasi
 Urugan Tanah Kembali
 Urugan Pasir Bawah Lantai
2.2. Urugan Pasir Bawah PondasiTanah dimana bangunan harus didirikan harus
dibersihkan dari segala kotoran seperti sisa-sisa tumbuhan, akar-akaran dan bongkaran
jika memang ada.
2.3. Dalamnya galian pondasi harus sesuai dengan gambar dan detail. Galian harus cukup
lebar untuk dapatnya pekerjaan dengan baik serta sisi – sisinya tidak mudah gugur
(Longsor).
2.4. Galian tanah pondasi harus dibuang diluar bouplank dan diratakan diluar gedung
sedimikian rupa hingga tidak mudah gugur kembali kedalam lobang parit pondasi.
2.5. Untuk lokasi pekerjaan yang keadaan tanahnya berbatu, maka bila terdapat batu besar
yang sulit dipecahkan supaya dibuat kaitan / dibersihkan dari kotoran – kotoran
dengan cangkul hingga bersih guna mengkait pondasi baru ikatannya.
2.6. Jika galian melampaui batas kedalaman pelaksana pembangunan harus menimbun
kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
2.7. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan / urugan harus diangkut langsung
ketempat yang direncanakan
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

2.8. Urugan Tanah Peninggian lokasi dilakukan pada permukaan lokasi (sesuai rencana
gambar) dan dilakukan selapis demi lapis (maksimal perlapis 20 cm) hingga mencapai
ketinggian urugan sesuai gambar rencana dan dipadatkan. Urugan tanah harus
menggunakan bahan urugan tanah yang bermutu baik dan bersih dari segala kotoran.
2.9. Urugan tanah kembali dengan maksud pengurugan kembali pada sisi samping pondasi
seluruhnya dilaksanakan dengan urugan tanah kembali hingga mencapai ukuran yang
ada didalam gambar baik bagian luar maupun semua bagian dalam dipadatkan dan
disiram dengan air hingga kenyang dan padat.
2.10. Pekerjaan urugan pasir di bawah pondasi dan lantai bangunan pada dasarnya berfungsi
untuk memperbaiki daya dukung tanah dasar dan membuat landasan yang kokoh bagi
konstruksi pondasi dan material harus Tidak mengandung material organik (humus),
Bersih dari limbah dan sampah. Untuk ukuran sesuai dengan gambar detail rencana
2.11. Pelaksanaan pengurugan Pasir urug dihampar merata pada galian pondasi atau bawah
lantai, kemudian dilakukan penyiraman sampai kondisi jenuh air dengan ketebalan
padat tertentu. Secara visual dapat dilihat bahwa pasir pada kondisi padat. Untuk
ketebalan urugan pasir sesuai dengan gambar detail rencana

3. PEKERJAAN BETON
3.1. Bahan – Bahan Beton Dan Beton Bertulang
a. Mutu beton yang dikehendaki untuk semua pekerjaan beton adalah K-175 atau
dengan gambar campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr , ukuran beton dan penulangannya sesuai
dengan gambar.
b. Pelaksana pembangunan tidak diperbolehkan mengecor beton sebelum begesting
dan pasangan besi beton diperiksa dan disetujui.
c. Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen, batu pecah
(split) dan Pasir sesuai ketentuan persyaratan bahan di atas (II.a s/d II.c).
d. Besi Beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars) untuk
tulangan utama dan sengkang kecuali ditentukan lain dalam gambar.
e. Admixtures Material Tambahan
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk
memperbaiki sifat suatu campuran beton. Bahan campuran tambahan yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur, memperlambat atau
mempercepat pengikatan dan atau pengerasan beton harus memenuhi atau
memenuhi standart Umum Bahan Bangunan Indonesia
f. Untuk mengaduk semua campuran beton harus memakai air bersih dan tawar (serta
persayaratan lain sebagaimana persyaratan bahan II.d dia atas) dengan kadar air
secukupnya pada campuran sederhana, supaya beton tidak terlalu cair ( PBI 1971 /
SNI 2008).
g. Pembongkaran papan begesting dapat dilaksanakan sesudah mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas .
h. Pemasangan papan – papan begesting dipakai papan begesting tebal 2 cm disusun
secara rapat.
i. Setelah pekerjaan begesting dibongkar, semua bidang yang terlihat ada lubang –
lubang tidak rata, harus segera ditutup dengan spesi 1 pc : 1 ps.
j. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti PBI 1971.
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

3.2. Penulangan Beton Bertulang


a. Ukuran dan gambar penulangan beton dapat disesuaikan dengan gambar yang ada
dan apabila gambar kurang jelas dapat digunakan penulangan sebagai berikut.
 Sloof 15 x 20 = 4  10 mm dan  6 mm – 15
 Kolom 11 x 11 = 4  10 mm dan  6 mm – 15
 Balok ring, ring gewel 10x15 = 4  10 mm dan  6 mm - 15
b. Pelaksanaan Kegiatan
 Penyetelan dan pemasangan besi tulangan, semua tulangan harus dipasang
pada posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah dan bergeser pada waktu
adukan digetarkan. Penyetelan besi tulangan harus diperhitungkan dengan
tebal selimut beton terhadap ukuran yang ditentukan.
 Pengecoran :
 Sebelum pengecoran dilaksanakan, begisting harus dicek terhadap
kelurusan, baik arah vertikal maupun horizontal.
 Pada waktu pengecoran digunakan kayu reng untuk mengocok cor atau
alat bantu lainnya dan diselingi pengetukan begisting secara perlahan –
lahan .
 Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali membuat adukan,
adukan yang mengeras tidak boleh dipakai.
 Pembongkaran begisting diperbolehkan setelah beton mengalami periode
pengerasan sesuai dengan SKSNI T - 15 – 1991 atau seijin dengan
Pengawas.
 Kegiatan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus dibongkar dan
diperbaiki oleh Pelaksana Pembangunan.
 Sebelum pengecoran dilakukan, sisi dalam papan begisting harus bebas
dari segala macam kotoran dan harus tersiram dengan air secara merata

4. PEKERJAAN PASANGAN
4.1. Yang termasuk lingkup Kegiatan ini adalah :
a. Pasangan Aanstamping
b. Pasangan Batu Kali 1 Pc : 5 Ps
c. Pasangan Trasram 1 Pc : 3 Ps
d. Pasangan Bata Merah 1 Pc : 5 Ps
4.2. Pasang Anstamping
a. Anstamping dipasang dibawah pondasi batu kali
b. Material yang digunakan batu kosongan dicampur dengan Pasir urug yang
kemudian dipadatkan
4.3. Pasangan Batu Kali
Pondasi bangunan yang dipakai adalah Pondasi Menerus menggunakan pasangan batu
kali. Untuk pondasi pasangan batu kali ketentuan mengenai dimensi harus sesuai
gambar rencana dan dilaksanakan sebagai berikut :
a. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi harus sesuai spesifikasi yang telah
ditentukan yaitu 1 Pc : 4 Ps
b. Batu – batu pondasi tidak saling bersentuhan langsung dan selalu ada
perekat ( adonan spesi ) diantaranya hingga rapat.
c. Celah – celah yang besar antar batu harus diisi dengan batu yang lebih kecil atau
kricak yang dikocok padat.
4.4. Pasangan bata merah atau Batako
Pasangan bata merah atau bataco Trasraam camp. 1 Pc : 3 Ps dan pasangan
bata/batako camp. 1 Pc : 4 Ps pada dinding tembok dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pasangan harus dipasang tegak lurus siku – siku dan rata, tidak boleh terdapat
retak – retak dengan maksimum pecah dari batu bata merah/batako 5%.
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

b. Bata merah/bataco harus berukuran sama menurut aturan normalisasi, dan


sebelum dipasang direndam air terlebih dahulu hingga kenyang, jenuh
c. Bata yang digunakan harus berkualitas baik dan hasil pembakaran yang
matang, berukuran sama, tidak boleh pecah – pecah dll menurut pemeriksaan
pengawas
d. Semua voeg ( siar ) diantara pasangan bata harus dikeruk sedalam 1 cm sisi luar
dan dalam

5. PEKERJAAN PASANGAN DINDING ACP

Cara Pemasangan Aluminium Composite Panel ( ACP ) yang benar sesuai standard


safety harus benar-benar kita perhatikan. Banyak sekali jenis material bahan
bangunan yang dipergunakan untuk pelapis dinding, salah satunya
adalah Aluminium Composite Panel. Aluminium Composite Panel ini
bisa dipergunakan untuk pelapisan dinding luar, ornamen listplank rumah, portal
gawangan pintu, pelapis dinding ruko ataupun untuk pelapisan kitchen set
pekerjaan interior.

KELEBIHAN YANG DIMILIKI OLEH ALUMINIUM COMPOSITE PANEL DIBANDING


JENIS MATERIAL LAINNYA YAITU :

 Terbuat dari bahan aluminium yang berlapis sehingga terjamin tidak akan
mengalami korosi.
 Bahannya ringan, mudah dibawa dan mudah untuk dikerjakan (Workability).
 Dilapisi dengan Powder Coating cat sampai beberapa lapisan sehingga menjamin
ketahanan warna dapat bertahan selama kurang lebih 10 tahun.
 Beberapa jenis Aluminium Composite Panel ada yang terbuat dari bahan Fire
Ratesehingga menambah kondisi aman pada saat terjadi kebakaran.
 Disamping itu Cara Pasang Aluminium Composite Panel sangatlah mudah dikerjakan
karena bisa dipotong dan dibentuk tanpa harus melewati proses pemotongan dan
bending di pabrikan khusus.

Itulah beberapa kelebihan material Aluminium Composite Panel dibandingkan


dengan material yang lain. Sedangkan untuk mempersiapkan Cara
Pemasangan Aluminium Composite Panel ada beberapa hal yang harus dipersiapkan
agar nantinya didalam pemasangannya hasil yang diperoleh bias rapi dan sesuai
dengan design yang kita inginkan.

BERIKUT INI BEBERAPA TIPS MEMASANG ALUMINIUM COMPOSITE PANEL :

 Tunjuklah Kontraktor Aluminium Composite Panel yang memang spesialist


dibidangnya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sesuai dengan keinginan kita.
 Pastikan bahwa dinding plesteran kita sudah rapi dan siap untuk dipasang bracket.
 Untuk pasang Aluminium Composite Panel dan mendapatkan hasil yang maksimal,
usahakan melakukan proses marking dengan seksama dan teliti.
 Pastikan bahan Aluminium Composite Panel yang kita pasang sesuai dengan
spesifikasi ruangan. Misalnya untuk area exterior atau area luar ruangan yang
terkena hujan dan panas secara langsung sebaiknya digunakan Aluminium
Composite Panel dengan finish PVDF.
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

6. PEKERJAAN PINTU
6.1. Kegiatan ini meliputi :
a. Pasang kusen aluminium 4 ’’
b. Pasang daun pintu ACP
c. Pasang daun pintu kaca es ( sesuai dengan RAB dan Gambar )
6.2. Untuk pekerjaan daun pintu adalah daun pintu panil penyambungan pada sudut daun
pintu dengan tiang kusen harus betul – betul rapi, tegak lurus dan tidak terdapat celah –
celah.
6.3. Rangka daun pintu dan Papan harus diserut dan menghasilkan bidang yang rata
6.4. Rangka harus betul – betul kaku, lurus, kokoh dan rata agar dapat dengan mudah
ditutup atau dibuka.
6.5. Penyambungan daun pintu harus menggunakan pasak dan lem kayu.
6.6. Pekerjaan kayu yang tidak rapi, kasar, bengkok, retak dan tidak menggunakan bahan
yang telah ditentukan, harus dibongkar dan diganti oleh Pelaksana Pembangunan

7. PEKERJAAN PLESTERAN
7.1. Yang termasuk lingkup pekerjaan adalah
a. Plesteran Tembok lama (tambal sulam)
b. Plesteran tembok baru :
7.2. Plesteran 1 Pc : 4 Ps
7.3. Pekerjaan tembok yang akan diplester, sebelumnya permukaan harus disaput dengan
air semen. Semua yang digunakan hasil dari ayakan pasir yang halus dan selalu ditakar.
7.4. Semua pekerjaan plesteran tembok harus rata dan halus, dan merupakan suatu bidang
yang tegak lurus dan siku.
7.5. Jika hasil plesteran retak – retak, Pelaksana Pembangunan bertanggung jawab segera
memperbaiki
7.6. Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan pada bagian tembok yang tampak antara lain
tembok amping

8. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI


8.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat bantu lainya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan lantai granit. Plint keramik ini dilakukan pada seluruh finishing lantai
sesuai yang disebutkan/ditunjukan dalam detail gambar.
8.2. Bahan yang direkomendasikan
 Keramik polos ukuran 60 x 60 cm doff atau sesuai gambar.
 Keramik polos ukuran 60 x 60 cm glossy atau sesuai gambar.
Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, Pelaksana Pembangunan harus mengajukan
contoh terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Bahan
tersebut harus disimpan ditempat terlindung dan tertutup, kering dan bersih.
8.3. Adukan dengan perbandingan 1 Pc : 3 Ps dipakai untuk pemasangan keramik lantai
dalam ketebalan adukan maksimal 3 cm.
8.4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemasangan lantai diatas lantai lama tanpa menggunakan rabat beton terlebih
dahulu diteliti ketepatan pada peil yang ditentukan
b. Semua lantai yang sudah terpasang perlu pengisian siar – siar ( nat ) antar keramik
dengan semen.
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

c. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3
x 24 jam dan di lindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan.

d. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :


 Tetapkan data level lantai yang tepat.
 Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level.
 Untuk menghindari atau mengurangi pemotongan keramik.
 Untuk memastikan unit keramik yang terpotong menyajikan penampilan yang
seimbang ketika dipasang dan terpasang sebesar mungkin.
 Untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan persetujuan.
e. Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, keramik akan dipasang mulai dengan
plint adalah rata/lurus
8.5. Kegiatan lantai yang tidak lurus / Waterpass, berombak, turun naik dan retak harus
dibongkar dan diperbaiki atas biaya Pelaksana Pembangunan. Lantai yang sudah
terpasang harus dipel dan dibersihkan.

9. PEKERJAAN PENGECATAN
9.1. Pengecatan Dinding dan Plafond
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekejaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
2. Pengecatan dinding dan plafond dilakukan pada bagian luar dan dalam serta
pada seluruh detail yang disebutkan dalam gambar
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54
dan Peraturan NI-4
c. Syarat- syarat Pelaksanaan
1. Semua bidang Pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah).
2. Pengecatan tidak dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan.
3. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak,
minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu
pengecatan.
4. Seluruh Bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar,
bahan plamur dari produk yang sama (ICI) dengan cat yang digunakan
5. Sebelum memulai dengan memplamur tembok, maka tembok yang belum
diplester dengan rata dan sempurna harus diperbaiki terlebih dahulu
(dihaluskan). Bahan plamur tembok yang digunakan dari jenis yang sama dari
cat tembok.
6. Setelah pekerjaan plamur selesai digosok dengan kertas gosok hingga rata dan
halus, kemudian dicat dasar satu kali selanjutnya dengan cat akhiran tiga kali
untuk mencapai hasil yang rata dan halus.
7. Pelaksana Pembanguan harus mengajukan contoh cat yang digunakan kepada
Konsultan Pengawas.
8. Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang, pecah – pecah serta masih tipis
harus diulang dan diperbaiki atas biaya Pelaksana Pembanguan.
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

10. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


10.1. Kegiatan ini meliputi :
 Pasang titik instalasi listrik
 Pasang Listrik baru
 Pasang lampu LED 18 Watt
 Pasang lampu SL 12 Watt
 Pasang lampu SL 8 Watt
 Pasang lampu SL 5 Watt
 Pasang stop kontak
 Pasang saklar tunggal
 Pasang saklar ganda
10.2. Pemasangan titik instalasi listrik sesuai dengan petunjuk teknis.
10.3. Pemasangan lampu – lampu, stop kontak maupun saklar dipasang sesuai dengan
petunjuk teknis dan untuk saklar dan stop kontak digunakan merk Broco atau merk lain
yang kualitasnya sama.
10.4. Untuk pelaksanaan Kegiatan lain – lain harus sesuai dengan bestek/petunjuk teknis

11. PEKERJAAN MEKANIKAL (PLUMBING)


11.1. Lingkup Pekerjaan
a. System pemipaan air bersih didalam bangunan seperti ditunjukan dalam gambar
lengkap dengan katup penyetop, elbow, sambungan –T, fitting dan perlengkapan
lain yang diperlukan.
b. Semua alat plambing (fixture) yang direncanakan dipasang di dalam bangunan,
termasuk fitting, kran dan alat-alat lain yang diperlukan.
c. System pemipaan air kotor dari setiap fixture di dalam bangunan hingga ke
jaringan pembuangan air kotor, lengkap dengan pipa ven beserta penunjangnya
seperti ditunjukan dalam gambar mekanikal.
11.2. Bahan Dan Peralatan
a. Pipa distribusi yang ditanam di dalam tanah dalam shaff dan langit-langit, maupun
pipa cabang untuk distribusi air bersih ke setiap alat plambing (fixture) terbuat dari
Galvanizet Stell Pipe(GSP) standar ASTM klas Medium A. Pipa setara dari merk :
Bakrie, Radjin, Spindo, ISTW
b. Pipa air kotor dari setiap alat plambing(fixture) ke pipa tegak yang terletak di shaft
terbuat dari pipa PVC klas AW tekanan kerja 7,5 Kg/cm2. Pipa PVC setara dari merk :
Wavin.
c. Pipa air bekas dari setiap alat plambing(fixture) ke pipa tegak yang terletak di shaft
terbuat dari pipa PVC klas D tekanan kerja 7,5 Kg/cm 2. Pipa PVC setara dari merk :
Wavin.
d. Pipa untuk air hujan terbuat dari pipa PVC klas AW tekanan kerja 5 Kg/cm 2
Pipa PVC setara dari merk : Wavin
e. Semua pipa, fixture, dan fitting yang berada di luar dinding dan kelihatan, harus
terbuat dari bahan stainless stell.
f. Setiap bahan pipa, fitting, alat plambing dan peralatan-peralatan yang akan dipasang
pada instalasi harus memiliki merk yang jelas dari pabrik pembuatnya.
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) DAN SPESIFIKASI TEKNIS

D. PENUTUP
a. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam KAK ini pada
penjelasan kerja ternyata diperlukan akan dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Kerja.
b. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan
penyelesaian di lapangan, akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas
dengan Pelaksana Pembangunan dan bila diperlukan akan dibicarakan bersama
Pemberi Tugas.

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun, maka Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Penyedia Jasa hendaknya memeriksa dan mempelajari semua bahan yang telah
diterima dan mencari bahan masukan yang diperlukan dalam upaya mengoptimalkan
penyelesaian pekerjaan ini.

Pangkalan Bun, Agustus 2019

Pengguna Anggaran ( PA )
Dinas Kesehatan
Kab. Kotawaringin Barat

ACHMAD ROIS, SKM, M.Kes


NIP. 19691104 199203 1 002

Anda mungkin juga menyukai