BAB I
PENDAHULUAN
Adapun jenis-jenis laporan yang akan diserahkan oleh Konsultan Penyedia Jasa kepada
Pengguna Jasa adalah:
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Konsep Laporan Akhir
4. Laporan Akhir
BAB II
METODOLOGI DAN RENCANA KERJA
2.1 Metodologi
Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang baik dan berkwalitas maka Tim Konsultan
akan menerapkan metode pekerjaan berupa “design-sistimatis” yakni:
Tahap 1 DATA
Data yang dibutuhkan pada saat ini adalah Gambar DED Existing. Data ini merupakan
hal yang mutlak harus ada. Tim Konsultan akan melihat kembali ketika Kantor
DUKCAPIL dioperasikan pada saat pertama-kalinya. Dengan mempelajari DED Eksisting
akan diperoleh gambaran awal bagaimana Bangunan Gedung ini direncanakan. Setelah
Data DED Eksisting diperoleh, dilakukan survey awal berupa mempelajari perubahan-
perubahan yang telah terjadi. Perubahan ini dapat berupa pengembangan ruang,
penambahan dinding pemisah, pertambahan jumlah staf-karyawan, pertambahan
meubelair, penambahan sistem utilitas seperti AC, Plumbing, dll. Survey ini
dilaksanakan secara detail dengan merekam semua perubahan. Setelah survey awal
dilaksanakan, berdasarkan data survey awal dilaksakan survey terstruktur.
Tahap 2 ANALISIS
Dalam tahap ini, tenaga ahli yang telah direkrut dan di tugaskan akan melaksanakan
kajian baik teoritis maupun perhitungan. Kajian dapat berupa kajian sederhana
ataupun kajian mendalam. Misalnya dalam penetapan System AC. Setelah ruangan-
runagan dikaji berdasarkan fungsi dan telah ditemukan zoning penghawaan maka
penentuan AC dapat secara sederhana yaitu 500 Btuh per 1 M2. Sehingga sebuah
ruangan dengan luas 9 M2 (3M x 3M) akan membutuhkan 9 x 500 Btuh = 4500 Btuh. 1
PK setara dengan 9000 Btuh maka untuk ruangan tersebut dibutuhkan AC ½ PK. Cara
lain yang lebih mendalam untuk menghitung kebutuhan AC ruangan tersebut adalah
dengan melakukan ‘Cooling Load Calculation’. Cooling Load ini dihitung dengan
mempelajari kebutuhan pendinginan ruang misalnya Ruang Kerja 9M 2 itu akan
dikondisikan dalam rentang waktu Jam 09.00 s/d 15.30 (6 Jam 30 Menit) maka
dihitunglah sensible heat load dan laten heat load secara satu persatu yaitu:
- Sensible Heat Load
Solar Heat Load yang mengalir melalui jendela (kaca atau non kaca);
Panas transmisi yang mengalir melalui bidang opaque seperti dinding, beton, kayu,
dll;
Outside-Air yang mengalir kedalam ruangan melalui ventilasi maupun infiltrasi pada
lubang-lubang kecil seperti lubang kunci, celah pintu, dsb;
Internal Heat berupa panas tubuh manusia, alat-alat listrik seperti refrigerasi
(kulkas) dan setrerika, lampu pijar, alat-alat rumah tangga seperti kompor;
- Latent Heat Load
Uap air pada panas tubuh manusia;
Kandungan air pada udara yang masuk melalui ventilasi dan infiltrasi;
Kandungan air dalam udara yang dihasilkan dari proses memasak;
Semua data diperhitungkan kedalam OTTV dan diproses dengan perhitungan Cooling
Load sampai menemukan berapa Btuh yang diperlukan selama waktu pengkondisian
tersebut. Dalam tahap analisis akan terjadi usulan-usulan terhadap pengunakan utilitas
baik plumbing maupun mekanikal-elektrikal serta pengujian system melalui
perhitungan-perhitungan. System yang terbukti baik serta komponen system yang
dapat diandalkan telah tersedia, maka Tim Konsultan akan melaksanakan uji-coba
dengan sistem sampel. Bila hasilnya positif maka akan disusunlah data-data hasil
analisis yang akan dibawa dalam Tahap 3-Sintesa.
Apabila dalam tahap analisis ini terjadi stagnan dan diperlukan data-data tambahan
maka dilkasankanlah prosedur feet-back. Feet-back adalah proses untuk memenuhi
kekurangan-kekurang yang ada pada saat survey yaitu dengan melakukan resurvey
sesuai kebutuhan analisis data.
Tahap 3 SINTESA
Tahap 3 ini, diharapkan hasil dari setiap unsur pekerjaan sudaah ada sebagai berikut:
- System Plumbing baik Plumbing Air Bersih, Plumbing Air Kotor, Plumbing Air Hujan
dan Plumbing AC berupa Eksisting dan Usulan lengkap dengan desain dimensi
spesifikasi teknis dan estimasi biayanya.
- System kelistrikan eksisting dan usulan lengkap dengan spesifikasi teknis dan
estimasi biaya.
- System AC baik eksisting maupun usulan lenhgkap dengan spesifikasi teknis dan
estimasi biaya.
Dengan data-data ini, prosedur sintesa dilakukan kedalam gambar bangunan. Semua
system usulan di plot kedalam drawings dan dikaji kembali secara keseluruhan.
Bila dalam proses sintesa terdapat kesalahan atau tidak sinkron data dengan
aplikasinya, maka dilakukan feetback ke Tahap Analisis. Hal-hal yang tidak sinkron di
analisis kembali sampai ketemu dengan hasil.
Tahap 4 EVALUASI
Tahap evaluasi adalah tahap dimana semua hasil sintesis telah terplot kedalam gambar
rencana. Tahap evaluasi adalah melakkan ujicoba keseluruhan. Dengan
mengsimulasikan misalnya listrik dinyalakan, AC dihidupkan, plumbing dicoba dengan
mengalirkan air dan dilakukan pengukuran. Suhu ruangan diukur dengan thermometer
bola kering dan bola basah. Suhu permukaan bidang diukur dengan thermometer infra
merah. STP dioperasikan dan dilihat apakah dapat berfungsi dengan benar. Tahap ini
dilaksanakan setelah selesai konstruksi. Khusus dalam pekerjaan konsultan evaluasi
dilaksanakan dengan cara memperoleh second-opinion misalnya dengan presentasi
dan seminar.
c. Studi Literatur
Studi ini berkaitan dari segala aspek rancangan bangunan, yang dilakukan
meliputi program ruang, kegiatan, persyaratan environment serta persyaratan-
persyaratan lainnya. Hasil studi akan disesuaikan dengan kondisi setempat
serta kebutuhannya untuk menghasilkan rancangan yang optimal.
e. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah untuk menunjang perencanaan dan perancangan
arsitektur. Data yang dibutuhkan meliputi :
f. Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah dengan sondiring dan boring dilakukan untuk mengetahui
karaktristik fisik tanah yang meliputi :
Daya dukung tanah.
Komposisi tanah dan karaktristiknya.
Muka air tanah.
l. Perhitungan Struktur
Berisi perhitungan-perhitungan struktur yang diterapkan dalam rancangan
sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang berlaku perhitungan struktur
akan merupakan dari dokumen lelang.
q. Laporan Perancangan
Berisi semua aspek yang telah dilakukan oleh konsultan dalam menyusun
konsep sampai dengan tahap transformasi rancangan.
r. Penjelasan Pekerjaan
Konsultan berkewajiban memberikan penjelasan kepada kontraktor pelaksana
yang akan mengajukan penawara, tentang segala sesuatu yang mencakup
masalah-masalah teknis dalam dokumen pengadaan.
s. Pengawasan Berkala
Konsultan juga berkewajiban melaksanakan pengawasan berkala selama
pelaksanaan konstruksi dan membantu memecahkan permasalahan di lapangan
yang menyangkut teknis perancangan.
BAB III
ORGANISASI PEKERJAAN
Dengan latar belakang kondisi seperti yang telah disebut diatas, maka didirikanlah PT.
Wahana Reka Prakarsa. Perusahaan ini dimotori oleh para profesional muda di bidang
konsultansi teknik yang telah dibekali ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan
perkembangan paling akhir. Para profesional muda ini mendapat dukungan penuh dari
para Tenaga Ahli Asosiasi pengalaman yang cukup luas di bidang teknik.
PT. Wahana Reka Prakarsa terbentuk atas dukungan beberapa tenaga sarjana teknik
dari berbagai disiplin ilmu yang mempunyai pengalaman dibidangnya masing-masing
dengan maksud dan tujuan memberikan pelayanan jasa konsultansi teknik kepada
masyarakat dan sebagai mitra kerja Pemerintah Republik Indonesia.
PT. Wahana Reka Prakarsa merupakan perusahaan nasional yang berdiri dan
berkembang di Kalimantan Barat serta sebagai mitra kerja Pemerintah Daerah didalam
melaksanakan pembangunan diberbagai bidang, khususnya dalam bidang Jasa
Konsultansi Teknik.
PT. Wahana Reka Prakarsa selalu melaksanakan pekerjaan yang telah dipercayakan
secara profesional dengan hasil pekerjaan yang memuaskan dan mendapatkan
dukungan tenaga-tenaga ahli dibidangnya masing-masing.
PT. Wahana Reka Prakarsa sebagai perusahaan konsultan nasional akan terus
berkembang dan berkembang mengikuti arus pembangunan Negara Republik
Indonesia yang tak akan pernah berhenti.
Lingkup Usaha Jasa Pengawasan Rekayasa yang terdiri dari bidang usaha :
1. Jasa Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung;
2. Jasa Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Transportasi;
3. Jasa Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Air.
PT. Wahana Reka Prakarsa saat ini telah mengerjakan berbagai bidang Konsultansi
Teknik dengan lingkup pekerjaan antara lain :
- Pekerjaan SID;
- Pekerjaan Perencanaan Teknis;
- Pekerjaan Perencanaan Fasilitas;
- Pekerjaan Study Kelayakan;
- Pekerjaan Fasilitas Penataan;
- Pekerjaan Air Bersih;
- Pekerjaan Jalan;
- Pekerjaan Bangunan;
- Pekerjaan irigasi;
- Perencanaan dan Pengawasan Akhir;
- Pembuatan Dokumen Kontrak dan Dokumen Pelelangan.
Supporting Staff
Semua personil yang ditugaskan diatas sudah sesuai dengan kualifikasi yang
dicantumkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan Perencanaan
Pembangunan Kantor DUKCAPIL Kab. Landak yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Bidang Cipta Karya Kabupaten Landak Tahun 2017.
BAB IV
KONSEP AWAL KERANGKA PEMIKIRAN PENYELESAIAN
- Jenis pondasi
- Metode pelaksanaan
- Jenis material
Standar Perancangan
Standar perancangan struktur mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di
Indonesia, serta peraturan peraturan lain jika peraturan yang berlaku di Indonesia
tidak mencakup hal tersebut:
- Peraturan beton bertulang Indonesia 1991 ( SNI 91)
- Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
- Peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983
- Peraturan perencanaan tahan gempa Indonesia untuk gedung th 1987
- Peratutan perencanaan bangunan baja Indonesia tahun 1983
- Peraturan Umum tentang bahan bangunan Indonesia tahun 1983
- Standart Industri Indonesia
- Peraturan ACI 318-83 dan PCI untuk beton praktekan
- AISC seta British Standard untuk fabrikasi dan ereksi sturktur baja
- Buku Pedoman Perencanaan struktur untuk beton bertulang biasa dan
struktur tembok beton bertulang tahun 1983
Beban Mati
Beban mati merupakan berat sendiri seluruh bangunan, struktur maupun non struktur
yang selalu ada dan bekerja pada bangunan ini. Beban mati tersebut sangat
tergantung dari dimensi serta berat jenis struktur yang digunakan. Sesuai peraturan
yang berlaku di Indonesia, berat jenis dari elemen elemen struktur adalah sebagai
berikut:
Kayu 1.0 k
Mortar 2.0
00 kg
Dinding
(adukan) ½ 250
00 kg/
Beban mati ini harus diperhitungkan
bata 100% dalam setiap
g/m analisa struktur.
/m
3
Beban Hidup m
3
Beban hidup adalah berat tambahan diluar beban3 mati yang bekerja pada waktu-
waktu tertentu, baik secara terus menerus maupun sementara. Besarnya beban
hidup ditentukan oleh peruntukan bangunan, dengan harga minimum sesuai dengan
peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung tahun 1983
Mengingat beban hidup tidak bekerja secara bersamaan maka untuk analisa portal
maupun gempa ada suatu factor reduksi, yang bergantung pada jenis peruntukan
bangunan dan jumlah tingkat.
Sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, untuk analisa
Portal beban hidup direduksi dengan koefesien 0,75 dan untuk analisa gempa, beban
hidup direduksi dengan koefisien 0.3.
Detail Desain
- Modelisasi dengan finite elemen ( shell) untuk mengetahui secara detail
lokasi tegangan yang berlebihan yang sebagai acuan penggunaaan
stiffner dan letak sambungan elemen shell menggunakan elemen segitifa
atau segi empat dengan formulasi isoparametrik. Formulasi isoparametrik
digunakan dalam kekakuan translasi dan rotasi. Perilaku bending
termasuk tow way, out-of plane dalam arah normal mengikuti
formulasi khirchoft (thin plate);
- Mekanisme control : tegangan dan lendutan;
- Software : ETABS.
Dimana
M kap = Momen kapasitas balok portal diujung kiri dengan tulangan
yang terpasang
M kap’ = Momen kapasitas balok portal diujung kanan dengan
tulangan yang terpasang
L = Bentang bersih balok portal
Vg = Gaya geser balok portal akibat beban gravitasi dengan kodisi
balok portal sebagai balok bebas atau dua tumpuan
Mkpi’ki’ = Momen kapasitas balok portal sebelah kiri sendi plastis pada
bidang muka kolom sebelahnya yang dihitung berdasarkan
luas baja tulangan dan baja prategang yang terpasang dan
dengan ketegangan tarik baja tulangan diambil sebesar 1.25
fy dan tegangan tarik baja prategang diambil
Mkpi’ka = Momen kapasitas balok portal sebelah kanan sendi plastis
pada bidang muka kolom sebelahnya yang dihitung
berdasarkan luas baja tulangan dan baja prategang yang
terpasang dan dengan ketegangan tarik baja tulangan
diambil sebesar 1.25 fy dan tegangan tarik baja prategang
diambil sebesar 1.4 fps
Mkap’ka = Momen kapasitas balok portal sebelah kanan sendi plastis
pada bidang muka kolom sebelahnya yang dihitung
berdasarkan luas baja tulangan dan baja prategang yang
terpasang dan dengan ketegangan tarik baja tulangan
diambil sebesar 1.25 fy dan tegangan tarik baja prategang
diambil sebesar 1.4 fps
Hk = Tinggi kolom portal dikur dari titik pertemuan ke titik
pertemuan
hk = tinggi bersih kolom portal
lki = bentang balok portal sebelah kiri, diukur dari titik pertemuan
ke titik pertemuan
hki’ = Bentang bersih balok portal sebelah kiri
lka = Bentang bersih balok portal sebelah kanan diukur dari titik
pertemuan ke titik pertemuan
lki’ = Bentang bersih balok portal sebelah kanan
Rv = Faktor reduksi gaya aksial kolom portal untuk
memperhitungkan pengaruh terbentuknya sendi plastis yang
tidak pada semua blok portal didalam struktur, yang
nilainya harus diambil sebagai berikut:
RV = 1,0 untuk 1 < n < 4
RV = 1,10 untuk 1 < n < 20
Rv = 0,6 untuk n > 20
Dimana :
MDk = Momen lentur kolom portal akibat beban mati tributary tak
berfaktor pada bidang muka balok
MDk = Momen lentur kolom portal akibat beban mati tributary tak
berfaktor pada bidang muka balok
Mgk = Momen lentur kolom portal akibat beban gempa tak berfaktor
pada bidang muka balok NDk = Gaya aksial kolom portal akibat
beban mati tributary tak berfaktor dititik pertemuan
NDk = Gaya aksial kolom portal akibat beban mati tributary tak
berfaktor dititik pertemuan
NEk = Gaya aksial kolom portal akibat beban gempa tak berfaktor
dititik pertemuan
Dimana :
Mu,k,a = Momen lentur perlu dari kolom portal pada ujung atas kolom
pada bidang muka balok
Mu,k,b = Momen lentur perlu dari kolom portal pada ujung atas kolom
pada bidang muka balok
Dimana :
Mkap,ki = Momen kapasitas balok portal disebelah kiri di sendi plastis pada
bidang muka kolom yang dihitung berdasarkan luas baja
tulangan dan baja prategang yang terpasang dan dengan
tegangan tarik baja tulangan diambil sebesar 1,25 fy dan
tergangan tarik baja prategang diambil sebesar 1,4 fps
Mkap,ka = Momen kapasitas balok portal disebelah di sendi plastis pada
bidang muka kolom yang dihitung berdasarkan luas baja
tulangan dan baja prategang yang terpasang dan dengan
tegangan tarik baja tulangan diambil sebesar 1,25 fy dan
tergangan tarik baja prategang diambil sebesar 1,4 fps
Pengendalian system badan M & E pada kawasan ini dikendalikan oleh Pengelola
kawasan yang meliputi system :
- Cahaya (penerangan) dan sumber
- Tata surya
- Tata udara
- Sumber tenaga cadangan (genset)
- Hydrant ( fire alarm)
BAB V
KONSEP ARSITEKTUR
Kantor DUKCAPIL Kab. Landak ini memiliki bermacam-macam fasilitas dari tempat
parkir kendaraan bermotor baik roda 2 / roda 4, ruang tunggu, ruang pendaftaran,
ruang pelayanan perekaman data e-ktp, ruangan staff, ruangan pimpinan, wc/kamar
mandi dan lain-lain. Melalui beberapa fungsi ruang yang berbeda inilah, massa
bangunan dibagi menjadi 2 massa bangunan, yaitu :
- Massa bangunan publik
- massa bangunan semi privat
Untuk sistem utulitasnya ada beberapa fasilitas yang akan disediakan, yaitu :
- Penghawaan
Untuk pengudaraan dalam ruangan sendiri akan menggunakan penghawaan alami
menggunakan sistem cross ventilation dengan bentang antar ventilasi tidak
lebih dari 20m.
- Pencahayaan
Pencahayaan yang digunakan untuk dalam ruangan Kantor DUKCAPIL Kab.
Landak ini menggunakan pencahayaan alami, dengan menggunakan sun
shading agar cahaya matahari tidak masuk secara langsung ke dalam ruangan.
- Air Bersih
Air bersih yang digunakan pada Kantor DUKCAPIL Kab. Landak ini didapat dari
PDAM yang dialirkan melalui pipa ke reservoir pada masing-masing massa
bangunan, yang nantinya akan didistribusikan kembali langsung ke outlet-
outlet yang sudah disediakan, seperti KM/WC ataupun wastafel.
- Instalasi Listrik
Listrik yang digunakan pada bangunan ini adalah menggunakan listrik langsung
dari PLN, dialirkan langsung ke massa bangunan masing-masing, hunian,
fasilitas umum, dan juga lobby.
- Pembuangan Sampah
Pada sistem pembuangan sampah dikumpulkan pada 1 titik, sehingga sampah
yang ada dapat dikumpulkan pada 1titik, yang dapat mempermudah pengumpulan
sampah itu sendiri.
Analisa view dari luar ke dalam tapak menjadi pertimbangan kedua setelah
fungsi dari masing-masing fasilitas bangunan ini sendiri. Dengan membuat sudut
sesuai dengan view dari Jalan Pangeran Cinata dan juga jalan masuk yang berada
tepat berseberangan dengan tapak Bangunan Kantor DUKCAPIL Kab. Landak Ini.
Pertimbangan utama dari penyusunan massa bangunan ini adalah orientasi matahari
yang menjadi acuan utama topik dan tema Kantor DUKCAPIL Kab. Landak ini.
Melalui bentuk massa bangunan yang membentuk siku, sinar matahari yang
datang dari arah barat agaknya dapat sedikit tertahan, dan juga tidak akan silau
bagi masyarakat yang sedang mengurus data kependudukan. Lobby yang berada di
posisi barat dapat menahan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan pada
sore hari, sehingga tidak terlalu silau.
Setelah memasuki entrance dari bangunan ini, para pengendara mobil dapat
langsung dapat memarkir kendaraannya pada sisi barat bangunan ini ke lobby
utama dari Gedung ini.
Area parkir yang digunakan pada bangunan ini adalah area. timur dari tapak,
dikarenakan areal entrance menggunakan bagian barat dari tapak, sehingga area
sirkulasi yang digunakan sudah cukup besar. Pada bagian timur ini memiliki
jalur khusus untuk mencapai parkiran tersebut agar tidak terganggu oleh
sirkulasi yang lain.
- Penghijauan
Penghijauan di sepanjang areal parkir berfungsi sebagai penyaring udara
kotor yang dihasilkan oleh emisi dari kendaraan bermotor sendiri. Sedangkan
penghijauan yang terdapat pada areal sekitar hunian berfungsi sebagai
penyerap CO2 dan menggantinya dengan O2 yang dapat dihirup langsung oleh
para penghuni dari Kantor DUKCAPIL Kab. Landak tersebut.
dilakukan.
Penerapan sun shading di bawah ini adalah untuk bagian bangunan yang menghadap
selatan dan juga utara, dikarenakan perbedaan analisa matahari antara sun shading
yang menghadap utara selatan dengan timur dan barat.
RUANG
Penerapan sun shading yang kami gunakan pada bangunan adalah menggunakan
alternatif 3, sebagai sun shading jendela pada Kantor DUKCAPIL Kab. Landak ini.
Pada bagian sisi barat bangunan yang terkena sinar matahari terbanyak akan
diterapkan double fasad, sehingga pada sisi barat peningkatan suhu ruangan tidak
signifikan karena sudah dikurangi oleh fasad luar bangunan.
Dengan membangun Kantor DUKCAPIL Kab. Landak yang lengkap dengan fasilitas -
fasilitas pendukung sesuai kebutuhan Masyarakat tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan publik Pemerintah Kabupaten Landak.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan diperlukan adanya langkah-
langkah kerja yang diwujudkan dengan perencanaan dan prosedur yang tepat dalam
upaya mengarahkan kegiatan tersebut agar sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, seperti tersebut diatas.
Untuk itu, konsultan perencana hendaknya membuat rencana kerja yang mengacu
kepada Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah dibuat oleh pengguna jasa yang dalam
hal ini sebagai pemilik kegiatan. Yang perlu diperhitungkan dalam menyusun rencana
kerja adalah sebagai berikut:
1. Membuat Sistem Organisasi Kerja Perencanaan.
2. Menyusun team ahli sesuai dengan bidangnya.
3. Menjabarkan Tugas dan Tanggung-jawab dari tenaga-tenaga ahli tersebut
dengan baik sehingga peran serta dalam organisasi jelas.
4. Mengestimasi waktu yang diperlukan oleh perencana karena dibatasi oleh
waktu dalam kontrak kerja yang ada.
5. Menyusun peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan selama melaksanakan
pekerjaan perencanaan tersebut.
Dengan langkah-langkah dan rencana kerja yang tersusun dengan baik sesuai dengan
unsur-unsur yang terkait termasuk kaidah perencanaan yang benar, diharapkan
kegiatan ini mendapatkan output yang sesuai dengan tujuan yang telah dijabarkan
dalam Kerangka Acuan Kerja yang ada.
6.2 Saran
Saran yang mungkin dapat kami sampaikan dalam laporan pendahuluan ini adalah
sebagai berikut:
1. Diperlukan adanya komunikasi yang kontinue dalam upaya menyamakan
persepsi terhadap hasil kerja perencanaan dengan melakukan rapat-rapat
rutin selama masa pelaksanaan agar produk yang ada sesuai dengan keinginan
dan harapan yang telah tertuang dalam KAK.