Anda di halaman 1dari 32

Laporan Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemerintah Kabupaten Landak telah membuat keputusan yang tepat untuk
membangun gedung kantor DUKCAPIL Kab. Landak. Selain kantor yang lama sudah
terbakar dan tidak memadai lagi untuk digunakan sebagai tempat bekerja, hal ini pula
akan menunjang citra dan kewibawaan pemerintah kabupaten. Saat ini melalui salah
satu program kegiatannya, Perencanaan Pembangunan Kantor DUKCAPIL Kab. Landak,
Pemerintah Kab. Landak telah mengarahkan suatu kebijakan yang terfokus pada
pengembangan prasarana dan sarana perkotaan yang diantaranya adalah
pengembangan sarana perkantoran yang dapat meningkatkan aktifitas dan
kenyamanan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi termasuk pelayanan
masyarakat.

Terlaksana suatu pembangunan Pekerjaan umum dilakukan secara bertahap, dan


penataan tersebut diatur dalam suatu peraturan/pedoman perundang-undangan, yang
secara garis besarnya adalah dimulai dengan tahapan perencanaan dan pelaksanaan
konstruksi serta pengawasannya. Dengan keluarnya dana dari APBD Kabupaten Landak
yang dituangkan dalam Dana Alokasi Umum (DAU) Kab. Landak TA. 2017, maka segera
dimulai tahapan perencanaanya yang diserahkan kepada Konsultan Perencana melalui
suatu proses. Dimana Konsultan Perencanaan ini nantinya akan menghasilkan suatu
keluaran / produk yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan Konstruksi. Dan secara
kontraktual Konsultan Perencana ini bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat
komitmen.

Pengembangan Kawasan Kota/Kabupaten dan Permukiman merupakan entry point


yang konsep penanganannya telah baku dengan pendekatan pemberdayaan (sosial
kemasyarakatan, ekonomi dan lingkungan) dan akan menyentuh langsung secara
komprehensif baik fisik kawasannya maupun masyarakat yang tinggal didalamnya.
Untuk menjamin terjadinya proses bermasyarakat yang sehat, dinamis dan pregresif
maka pemerintah perlu memperhatikan pelayanan masyarakat mulai dari strata
terbawah sampai yang paling atas. Pembangunan Kantor DUKCAPIL melupakan salah
satu solusi untuk menjawab konsep pembangunan tersebut sebab fungsi kantor ini
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Rendahnya kualitas prasarana dan sarana

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 1


Laporan Pendahuluan

merupakan salah satu hal penyebab tidak berkembangnya suatu kota/kabupaten.


Prasarana dan sarana secara langsung mempunyai hubungan yang sangat signifikan
dengan perekonomian dan taraf hidup masyarakat. Parasarana dan sarana suatu
daerah yang memadai akan mampu mendukung perekonomian daerah tersebut dan
tentu akan meningkatkan daya beli masyarakat.

1.2 Maksud dan Tujuan


Tujuan dari Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Kantor DUKCAPIL Kab. Landak ini
adalah memberikan gambaran yang jelas terhadap komposisi dan perletakan
bangunan serta fasilitas pendukung sesuai dengan kaidah perencanaan dan teknis
serta kebutuhan yang diinginkan dalam upaya peningkatkan Sumber Daya Manusia.

Adapun Sasaran dari kegiatan Perencanaan Pembangunan Kantor DUKCAPIL Kab.


Landak ini adalah :
1. Memberikan gambaran yang jelas terhadap perletakan bangunan dan fasilitas
pendukung yang akan dibangun, khususnya penempatan Posisi ruangan yang
diperlukan.
2. Analisis terhadap kenyamanan akses lingkungan dari kemungkinan-kemungkinan
yang tidak diinginkan.
3. Estimasi terhadap kebutuhan bangunan dan fasilitas yang diperlukan.
4. Menyusun Estimasi terhadap kebutuhan anggaran yang diperlukan dalam
pembangunan fasilitas yang direncanakan dalam Kegiatan tersebut.
5. Menyusun Laporan-Laporan hasil penyusunan bangunan Perencanaan
Pembangunan Kantor DUKCAPIL Kab. Landak tersebut.
6. Mempresentasikan hasil perencanaan kepada owneer’s dalam upaya
memberikan pemahaman terhadap hasil design.
7. Menyusun dokumentasi dari hasil perencanaan Master Plan tersebut.

1.3 Data Kegiatan


Adapun data kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Nama Program : Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat
Tumbuh
2. Nama Kegiatan : Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur
3. Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan Kantor DUKCAPIL Kab.
Landak

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 2


Laporan Pendahuluan

4. Lokasi Kegiatan : Kota Ngabang


5. Pemberi Tugas : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bidang
Cipta Karya Kabupaten Landak
6. Konsultan Perencana : PT. Wahana Reka Prakarsa
7. Nomor Kontrak : 602.1/21/SPK/PRCN/CK-DPUPR/2017
8. Tanggal Kontrak : 02 Juni 2017
9. Nilai Kontrak : 220.649.000,00
10. Waktu Pelaksanaan : 02 Juni 2017 – 31 Juli 2017
11. Sumber Dana : Dana Alokasi Umum (DAU) APBD Kab. Landak Tahun
Anggaran 2017

1.4 Sistematika Pelaporan


Proses pengolahan laporan menggunakan perangkat lunak Miscrosof Office 2007
dengan program Exel dan Microsof word. Produk gambar diolah dengan menggunakan
perangkat lunak Autocad Land Development (LDD) 2000i, Auto Cad 2009/2010,
Sketchup 8 dan Photoshop. Laporan akan disampaikan dalam bentuk hard copy dan
soft file berupa back up CD/Flash Disk.

Adapun jenis-jenis laporan yang akan diserahkan oleh Konsultan Penyedia Jasa kepada
Pengguna Jasa adalah:
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Konsep Laporan Akhir
4. Laporan Akhir

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 3


Laporan Pendahuluan

BAB II
METODOLOGI DAN RENCANA KERJA

2.1 Metodologi
Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang baik dan berkwalitas maka Tim Konsultan
akan menerapkan metode pekerjaan berupa “design-sistimatis” yakni:

FEED-BACK FEED-BACK FEED-BACK

DATA ANALISIS SINTESIS EVALUASI

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4

Tahap 1 DATA
Data yang dibutuhkan pada saat ini adalah Gambar DED Existing. Data ini merupakan
hal yang mutlak harus ada. Tim Konsultan akan melihat kembali ketika Kantor
DUKCAPIL dioperasikan pada saat pertama-kalinya. Dengan mempelajari DED Eksisting
akan diperoleh gambaran awal bagaimana Bangunan Gedung ini direncanakan. Setelah
Data DED Eksisting diperoleh, dilakukan survey awal berupa mempelajari perubahan-
perubahan yang telah terjadi. Perubahan ini dapat berupa pengembangan ruang,
penambahan dinding pemisah, pertambahan jumlah staf-karyawan, pertambahan
meubelair, penambahan sistem utilitas seperti AC, Plumbing, dll. Survey ini
dilaksanakan secara detail dengan merekam semua perubahan. Setelah survey awal
dilaksanakan, berdasarkan data survey awal dilaksakan survey terstruktur.

Survey terstruktur dilaksanakan sesuai dengan lingkup pekerjaan.


- Survey Plumbing
a. Plumbing Air Bersih adalah plumbing PDAM, Reservoir atau Deep Whell dan
seluruh sistemnya baik diluar gedung maupun didalam gedung. Survey Plumbing
Air bersih adalah melakukan pendataan system sirkulasi air, pipa dan dimensi,
kerusakan sistem maupun komponen dan penyebab kerusakan, stop kran, mata-
kran, meter, dsb.
b. Plumbing Air Kotor adalah semua perpipaan yang menyalurkan air kotor kedalam
tangki-septik. Semua sistem plumbing air kotor dideteksi kembali terutama
kerusakan yang terjadi serta penyebab kerusakan tersebut. Semua type dan

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 4


Laporan Pendahuluan

dimensi pipa didata termasuk kapasitas tangki-septik dan perletakan tangki-


septiknya.
c. Plumbing Air Hujan adalah semua perpipaan yang menyalurkan air-hujan dari
atap sampai dengan riool-kota. Data yang dibutuhkan adalah sistem distribusi air
serta type dan dimensi pipa. Kerusakan dan penyebab kerusakan.
d. Plumbing Air Conditioning System berupa perpipaan yang digunakan pada
System AC Sentral. Pipa-pipa AC hanya pada Sistem AC sentral yang
menggunakan ‘Chilled Water System’. Pipa-pipa ini adalah yang menyalurkan air
dari condensor ke cooling tower pulang-pergi dan yang menyalurkan refrigerant
dari condensor ke evaporator pulang-pergi.
- Survey Mekanikal Elektrikal
a. Jaringan Listrik seluruh bangunan. Data yang diperlukan adalah sistem distribusi
listrik, type dan jenis sirkuit box, stop-kontak, titik lampu, type dan daya lampu
(jenis fiting, fixture dan mata lampu), aarde, alat-alat listrik yang digunakan
seperti refrigerator, komputer, printer, televisi, dll dalam setiap unit ruang.
b. Jaringan Air Conditioning System dimana data yang dibutuhkan adalah Type
Mesin AC (central AC, Air Handling Unit, Portable AC, AC Split, AC Window,
Kapasitas (Btuh, Ton, PK), ducting (supply duct dan return duct), difuser, dll.
Perlu dilihat apakah sistemnya berjalan atau down penyebab kerusakan dan
kondisi daripada mesin AC yaitu kompresor-condensor, evaporator, dll.
Data-data yang diperoleh dikaji secara spasial dan komprehensif dan selanjutnya
dikompilasikan dan bila mungkin di tabulasikan. Data-data ini merupakan fresh-data
yang akan dianalisis pada Tahap 2.

Tahap 2 ANALISIS
Dalam tahap ini, tenaga ahli yang telah direkrut dan di tugaskan akan melaksanakan
kajian baik teoritis maupun perhitungan. Kajian dapat berupa kajian sederhana
ataupun kajian mendalam. Misalnya dalam penetapan System AC. Setelah ruangan-
runagan dikaji berdasarkan fungsi dan telah ditemukan zoning penghawaan maka
penentuan AC dapat secara sederhana yaitu 500 Btuh per 1 M2. Sehingga sebuah
ruangan dengan luas 9 M2 (3M x 3M) akan membutuhkan 9 x 500 Btuh = 4500 Btuh. 1
PK setara dengan 9000 Btuh maka untuk ruangan tersebut dibutuhkan AC ½ PK. Cara
lain yang lebih mendalam untuk menghitung kebutuhan AC ruangan tersebut adalah
dengan melakukan ‘Cooling Load Calculation’. Cooling Load ini dihitung dengan
mempelajari kebutuhan pendinginan ruang misalnya Ruang Kerja 9M 2 itu akan

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 5


Laporan Pendahuluan

dikondisikan dalam rentang waktu Jam 09.00 s/d 15.30 (6 Jam 30 Menit) maka
dihitunglah sensible heat load dan laten heat load secara satu persatu yaitu:
- Sensible Heat Load
Solar Heat Load yang mengalir melalui jendela (kaca atau non kaca);
Panas transmisi yang mengalir melalui bidang opaque seperti dinding, beton, kayu,
dll;
Outside-Air yang mengalir kedalam ruangan melalui ventilasi maupun infiltrasi pada
lubang-lubang kecil seperti lubang kunci, celah pintu, dsb;
Internal Heat berupa panas tubuh manusia, alat-alat listrik seperti refrigerasi
(kulkas) dan setrerika, lampu pijar, alat-alat rumah tangga seperti kompor;
- Latent Heat Load
Uap air pada panas tubuh manusia;
Kandungan air pada udara yang masuk melalui ventilasi dan infiltrasi;
Kandungan air dalam udara yang dihasilkan dari proses memasak;
Semua data diperhitungkan kedalam OTTV dan diproses dengan perhitungan Cooling
Load sampai menemukan berapa Btuh yang diperlukan selama waktu pengkondisian
tersebut. Dalam tahap analisis akan terjadi usulan-usulan terhadap pengunakan utilitas
baik plumbing maupun mekanikal-elektrikal serta pengujian system melalui
perhitungan-perhitungan. System yang terbukti baik serta komponen system yang
dapat diandalkan telah tersedia, maka Tim Konsultan akan melaksanakan uji-coba
dengan sistem sampel. Bila hasilnya positif maka akan disusunlah data-data hasil
analisis yang akan dibawa dalam Tahap 3-Sintesa.

Apabila dalam tahap analisis ini terjadi stagnan dan diperlukan data-data tambahan
maka dilkasankanlah prosedur feet-back. Feet-back adalah proses untuk memenuhi
kekurangan-kekurang yang ada pada saat survey yaitu dengan melakukan resurvey
sesuai kebutuhan analisis data.

Tahap 3 SINTESA
Tahap 3 ini, diharapkan hasil dari setiap unsur pekerjaan sudaah ada sebagai berikut:
- System Plumbing baik Plumbing Air Bersih, Plumbing Air Kotor, Plumbing Air Hujan
dan Plumbing AC berupa Eksisting dan Usulan lengkap dengan desain dimensi
spesifikasi teknis dan estimasi biayanya.
- System kelistrikan eksisting dan usulan lengkap dengan spesifikasi teknis dan
estimasi biaya.

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 6


Laporan Pendahuluan

- System AC baik eksisting maupun usulan lenhgkap dengan spesifikasi teknis dan
estimasi biaya.
Dengan data-data ini, prosedur sintesa dilakukan kedalam gambar bangunan. Semua
system usulan di plot kedalam drawings dan dikaji kembali secara keseluruhan.

Bila dalam proses sintesa terdapat kesalahan atau tidak sinkron data dengan
aplikasinya, maka dilakukan feetback ke Tahap Analisis. Hal-hal yang tidak sinkron di
analisis kembali sampai ketemu dengan hasil.

Tahap 4 EVALUASI
Tahap evaluasi adalah tahap dimana semua hasil sintesis telah terplot kedalam gambar
rencana. Tahap evaluasi adalah melakkan ujicoba keseluruhan. Dengan
mengsimulasikan misalnya listrik dinyalakan, AC dihidupkan, plumbing dicoba dengan
mengalirkan air dan dilakukan pengukuran. Suhu ruangan diukur dengan thermometer
bola kering dan bola basah. Suhu permukaan bidang diukur dengan thermometer infra
merah. STP dioperasikan dan dilihat apakah dapat berfungsi dengan benar. Tahap ini
dilaksanakan setelah selesai konstruksi. Khusus dalam pekerjaan konsultan evaluasi
dilaksanakan dengan cara memperoleh second-opinion misalnya dengan presentasi
dan seminar.

2.2 Rencana Kerja


Sebagaimana arahan dari Tim Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen, ruang lingkup
Pekerjaan Konsultan Perencana telah dikembangkan dan mencakup Pembuatan
Perencanaan Pembangunan Kantor DUKCAPIL Kab. Landak. Lingkup tugas konsultan
perencanaan diberpedoman pada ketentuan yang telah dilaksanakan telah mengacu
pada Pedoman teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor : 45/PER/M/2007 tanggal, 27 Desember 2007. Tugas ini
meliputi tugas-tugas perencanaan gedung, site / tapak bangunan, dan perencanaan
fisik bangunan gedung negara yang terdiri dari :
A. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan
diantaranya pemeriksaan keadaan seperti :
- Struktur / fisik tanah dan daya dukungan dll, yang akan digunakan dalam
penentuan tipe dan jenis pondasi untuk bangunan tersebut.
- Pemeriksaan kondisi bangunan (kantor) yang akan dikerjaan pada
pekerjaan selanjutnya.

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 7


Laporan Pendahuluan

- Serta membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan


konsultasi dengan pengguna.
B. Menyusun pra-rencana seperti rencana lay-out dll.
C. Penyusunan pengembangan rencana,antara lain membuat :
1. Rencana Arsitektur (konsep penataan ruang dan yang berkaitan dengan
disain arsitektur)
2. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya sesuai aturan
SKSNI, SII , AASHTO, ASTM, dll.
3. Rencana utilitas
4. Perkiraan biaya atau Estimasi Engineer (EE) sesuai dengan Harga Satuan dari
Konsultan Perencana.
D. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :
1. Gambar-gambar teknis kerja, detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas
yang sesuai dengan gambar rencana yang disetujui.
2. Spesifikasi teknis / rencana kerja dan syarat/syarat (RKS).
3. Rician volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi.
4. Laporan akhir perencanaan.
E. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Pejabat Pembuat
Komitmen didalam, menyusun dokumen pelelangan dan membantu panitia
pelelangan menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.
F. Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk
menyusun berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penewaran, menyusun
kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila
terjadi lelang ulang.
G. Membantu memberikan masukan selama pelaksanaan kinstruksi fisik seperti :
1. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan.
2. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama
masa pelaksanaan konstruksi.
3. Memberikan saran-saran.

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 8


Laporan Pendahuluan

2.3 Penyusunan Program dan Rencana Kerja


Konsultan akan menyusun program kerja dan pedoman penugasan/pengelolaan tugas,
penyediaan sumber daya dan lain- lain yang harus dilaksanakan oleh semua pihak
yang terlibat. Usulan ini harus mendapat persetujuan dari Pengelola Proyek.
a. Persiapan Survey
Tahap ini merupakan langkah persiapan pelaksanaan survei lapangan maupun
institusional yang mencakup :
 Mempelajari peta tapak dan kontur yang ada.
 Pengadaan peralatan survei lapangan dan laboraturium.
 Mempelajari karaktristik dan spesifikasi masing-masing kegiatan dan fungsi
bangunan.

b. Pengamatan Karakteristik Arsitektur Setempat


Pengamatan dan pengkajian arsitektur dan budaya setempat merupakan hal yang
esensial sebagai dasar bagi pengembangan gagasan/idea perancangan suatu
bangunan. Untuk itu konsultan akan mengadakan pengamatan bangunan-
bangunan yang berkaraktristik khas daerah maupun studi literatur guna
mendapatkan suat rancangan arsitektur yang modern, fungsional namun masih
menampilkan citra budaya setempat.

c. Studi Literatur
Studi ini berkaitan dari segala aspek rancangan bangunan, yang dilakukan
meliputi program ruang, kegiatan, persyaratan environment serta persyaratan-
persyaratan lainnya. Hasil studi akan disesuaikan dengan kondisi setempat
serta kebutuhannya untuk menghasilkan rancangan yang optimal.

d. Diskusi dengan Pemberi Tugas dan Pemakai


Diskusi dengan calon pemakai/user dilakukan untuk mendapatkan gambaran
yang lebih rinci akan spesifikasi dan karaktrisik program, peralatan kegiatan
serta kebutuhan-kebutuhan khusus lainnya untuk masa sekarang maupun masa
akan datang.

e. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah untuk menunjang perencanaan dan perancangan
arsitektur. Data yang dibutuhkan meliputi :

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 9


Laporan Pendahuluan

 Kebutuhan peralatan dan spesifikasi.


 Kondisi lingkungan.
 Kondisi dan karaktristik tanah.

f. Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah dengan sondiring dan boring dilakukan untuk mengetahui
karaktristik fisik tanah yang meliputi :
 Daya dukung tanah.
 Komposisi tanah dan karaktristiknya.
 Muka air tanah.

g. Menyusun Konsep Perancangan


Merupakan uaraian secara diskriptif konsep perancangan yang mencakup
bidang arsitektur, sistem mekanikal, sitem elektrikal, sistem utilitas, sistem
struktur, equipment operasional, interior dan eksterior pengembangan lahan.
Secara garis besar konsep rancangan berisi cara-cara pendekatan serta
alternatif pemecahan permasalahan pada setiap bidang. Konsep ini juga
menjelaskan spesifikasi dan keandalan masing-masing sistem yang akan
diterapkan. Secara keseluruhan konsep perancangan ini berisi kriteria-kriteria
dan patokan-patokan perancangan yang akan menjadi dasar transformasi ke
dalam rancangan fisik.

h. Pra Rancangan Arsitektur


Berisi gagawan awal rancangan arsitektural dan lansekap yang merupakan hasil
tranformasi dari konsep rancangan arsitekturnya.

i. Pra Rancangan Struktural, Mekanikal, Elektrikal, Utilitas, Equipment,


Operasional, Interior dan Exterior
Berisi uraian dan diagram skematis sistem-sistem struktur, mekanikal, elektrikal,
utilitas, Equipment operasional, Interior dan exterior yang diterapkan sesuai
dengan fungsi karaktristik bangunan jaga penjelasan fungsi dan cara
penerapannya masing-masing sistem dalam sistem bangunan secara
keseluruhan.

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 10


Laporan Pendahuluan

j. Pengembangan Sistem dan Rancangan


Pengembangan sistem dan rancangan mencakup gambar-gambar hasil
pengembangan rancangan arsitektural, lansekap, struktur, mekanikal,
elektrikal, utilitas, equipment operasional. Sebagai satu sistem bangunan yang
utuh. Oleh karena penentuan dan penempatan setiap sistem harus
memperhitungkan sistem-sistem lainnya, sesuai dengan kriteria-kriteria yang
ada dalam konsep perancangan.Sistem yang dipilih juga harus
mempertimbangkan kemudahan pelaksanaannya.

k. Perhitungan dan Pembuatan Detail Rancangan


Dalam tahap ini akan didahului dengan perhitungan–perhitungan pada masing-
masing sistem beserta dasar-dasarnya sesuai denga peraturan dan persyaratan
yang berlaku.

l. Perhitungan Struktur
Berisi perhitungan-perhitungan struktur yang diterapkan dalam rancangan
sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang berlaku perhitungan struktur
akan merupakan dari dokumen lelang.

m. Penyusunan Spesifikasi Teknis


Spesifikasi teknis berisi penjelasan terinci tentang jenis, ukuran dan karaktristik
teknis setiap material yang akan digunakan mencakup bidang pekerjaan. Untuk
memudahkan pelaksanaan konstruksi kemungkinan bisa dilakukan oleh
beberapa sub kontraktor.

n. Penyusunan Gambar Kerja


Berisi gambar-gambar rancangan, detail dan tapak bangunan yang mencakup
semua bidang/sistem.

o. Penyusunan BQ dan RAB


Berisi voleme seluruh pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan dan
tafsiran biaya pembangunannya.

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 11


Laporan Pendahuluan

p. Penyusunan Dokumen Pengadaan Administrasi


Berisi tata cara dan persyaratan bagi kontraktor yang mencakup tahap
penawaran maupun pelaksanaan konstruksi.

q. Laporan Perancangan
Berisi semua aspek yang telah dilakukan oleh konsultan dalam menyusun
konsep sampai dengan tahap transformasi rancangan.

r. Penjelasan Pekerjaan
Konsultan berkewajiban memberikan penjelasan kepada kontraktor pelaksana
yang akan mengajukan penawara, tentang segala sesuatu yang mencakup
masalah-masalah teknis dalam dokumen pengadaan.

s. Pengawasan Berkala
Konsultan juga berkewajiban melaksanakan pengawasan berkala selama
pelaksanaan konstruksi dan membantu memecahkan permasalahan di lapangan
yang menyangkut teknis perancangan.

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 12


Laporan Pendahuluan

BAB III
ORGANISASI PEKERJAAN

3.1 Data Organisasi Perusahaan


PT. Wahana Reka Prakarsa merupakan perusahaan nasional yang bergerak dalam
bidang jasa konsultansi teknik yang mencakup berbagai bidang konsultansi dimulai dari
study kelayakan, penyelidikan lapangan, perencanaan akhir pada pelaksanaan
pembangunan.

Pembangunan nasional dewasa ini sedang giat-giatnya dilaksanakan diberbagai bidang,


seiring dengan perkembangan pembangunan disegala bidang kegiatan. Dengan
semangat otonomi daerah Program Pembangunan yang akan dilaksanakan menjadi
awal Era Pembangunan.

Sejalan dengan perkembangan pembangunan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun


melaju dengan pesat ini menuntut segenap lapisan masyarakat berpacu mengikuti laju
perkembangannya agar dapat berperan aktif dalam Pembangunan Nasional ini
masyarakat dituntut untuk profesional, menguasai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

Dengan latar belakang kondisi seperti yang telah disebut diatas, maka didirikanlah PT.
Wahana Reka Prakarsa. Perusahaan ini dimotori oleh para profesional muda di bidang
konsultansi teknik yang telah dibekali ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan
perkembangan paling akhir. Para profesional muda ini mendapat dukungan penuh dari
para Tenaga Ahli Asosiasi pengalaman yang cukup luas di bidang teknik.

PT. Wahana Reka Prakarsa terbentuk atas dukungan beberapa tenaga sarjana teknik
dari berbagai disiplin ilmu yang mempunyai pengalaman dibidangnya masing-masing
dengan maksud dan tujuan memberikan pelayanan jasa konsultansi teknik kepada
masyarakat dan sebagai mitra kerja Pemerintah Republik Indonesia.

PT. Wahana Reka Prakarsa merupakan perusahaan nasional yang berdiri dan
berkembang di Kalimantan Barat serta sebagai mitra kerja Pemerintah Daerah didalam
melaksanakan pembangunan diberbagai bidang, khususnya dalam bidang Jasa
Konsultansi Teknik.

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 13


Laporan Pendahuluan

PT. Wahana Reka Prakarsa selalu melaksanakan pekerjaan yang telah dipercayakan
secara profesional dengan hasil pekerjaan yang memuaskan dan mendapatkan
dukungan tenaga-tenaga ahli dibidangnya masing-masing.

PT. Wahana Reka Prakarsa telah berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan-


pekerjaan dibawah naungan Kementerian Pekerjaan Umum dan telah berulang kali
membina hubungan kerjasama dengan konsultan-konsultan nasional lainnya.

PT. Wahana Reka Prakarsa sebagai perusahaan konsultan nasional akan terus
berkembang dan berkembang mengikuti arus pembangunan Negara Republik
Indonesia yang tak akan pernah berhenti.

Lingkup Usaha Jasa Perencanaan yang terdiri dari bidang usaha :


1. Perencanaa Arsitektur
- Jasa Nasihat dan Pra Desain Arsitektural;
- Jasa Desain Arsitektural.
2. Perencanaan rekayasa
- Jasa Desain Rekayasa untuk Konstruksi Pondasi serta Struktur Bangunan;
- Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air;
- Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Transprotasi.

Lingkup Usaha Jasa Pengawasan Rekayasa yang terdiri dari bidang usaha :
1. Jasa Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung;
2. Jasa Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Transportasi;
3. Jasa Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Air.

PT. Wahana Reka Prakarsa saat ini telah mengerjakan berbagai bidang Konsultansi
Teknik dengan lingkup pekerjaan antara lain :
- Pekerjaan SID;
- Pekerjaan Perencanaan Teknis;
- Pekerjaan Perencanaan Fasilitas;
- Pekerjaan Study Kelayakan;
- Pekerjaan Fasilitas Penataan;
- Pekerjaan Air Bersih;
- Pekerjaan Jalan;

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 14


Laporan Pendahuluan

- Pekerjaan Bangunan;
- Pekerjaan irigasi;
- Perencanaan dan Pengawasan Akhir;
- Pembuatan Dokumen Kontrak dan Dokumen Pelelangan.

Data Pengurus Inti Perusahaan :


- Direktur : Andreas Prayogo, ST
- Komisaris Utama : Anton Simson, ST
- Komisaris : Marlianilius Jemi, ST

3.2 Komposisi Tim dan Penugasan (Daftar Personil)


Profesional Staff

Tenaga Ahli Lingkup Posisi Jumlah Orang


Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan
Lokal/Asing Keahlian Diusulkan Bulan/Hari
Mengkoordinasi seluruh pelaksanaan
Kegiatan tim konsultan proyek;
Menyusun jadwal pekerjaan tenaga ahli
dalam pelaksanaan pekerjaan masing-
masing dan bertanggung jawab
seluruhnya mengenai kualitas seluruh
Ahli Teknik hasil pelaksanaan pekerjaan konsultan
PT. WAHANA
SUMARNO,ST Lokal Bangunan Team Leader dan laporan yang disajikan; Membuat 1 org/2 bln
REKA PRAKARSA
Gedung rencana kerja terperinci untuk setiap
tenaga ahli; Mengkoordinir seluruh
pelaksanaan survey; Melakukan evaluasi
terhadap setiap kegiatan bersama-sama
seluruh tenaga ahli; Memimpin team
dalam setiap diskusi dengan Pemberi
Tugas.

Membantu Team Leader dalam membuat


kerangka umum/konsep rencana
arsitektur, dan pengembangan disainnya.
PT. WAHANA Melakukan analisa yang berkenaan
MARGARETA RICA ARITONANG, ST Lokal Arsitek Arsitek 1 org/1,5bln
REKA PRAKARSA dengan perencanaan teknis (DED)
arsitektur gedung atau bangunan.
Melakukan koordinasi dengan tenaga ahli
dan tenaga pendukung yang ada.

Membantu Team Leader dalam


Menerapkan ketentuan prinsip-prinsip
sistem manajemen mutu dan sistem
PT. WAHANA Ahli Teknik Ahli Teknik manajemen keselamatan kerja serta
I PUTU AGUS BUDI D.,ST Lokal 1 org/1,5bln
REKA PRAKARSA Tenaga Listrik Tenaga Listrik Lingkungan dalam lingkup pekerjaan
kelistrikan, Melakukan koordinasi
dengan tenaga ahli dan tenaga
pendukung yang ada.
Sub Profesional Staff
Membantu Team Leader & Tenaga Ahli
PT. WAHANA Dalam Mencari Data, Melakukan
FITRA CANDRA, ST Lokal Surveyor Surveyor 1 org/15 Hari
REKA PRAKARSA pengukuran dan pemetaan existing
lokasi perencanaan
Membantu Team Leader & Tenaga Ahli
PT. WAHANA Dalam Mencari Data, Melakukan
DODDY CAHYADI SAPUTRA, ST Lokal Surveyor Surveyor 1 org/15 Hari
REKA PRAKARSA pengukuran dan pemetaan existing
lokasi perencanaan
Membantu Team Leader & Tenaga Ahli
PT. WAHANA Dalam Mencari Data, Melakukan
ANDRIE, ST Lokal Surveyor Surveyor 1 org/15 Hari
REKA PRAKARSA pengukuran dan pemetaan existing
lokasi perencanaan
Membantu Team Leader & Tenaga Ahli
PT. WAHANA Dalam Mencari Data, Melakukan
AGUS SUPRIYANDI,ST Lokal Surveyor Surveyor 1 org/15 Hari
REKA PRAKARSA pengukuran dan pemetaan existing
lokasi perencanaan
Membantu Team Leader & Tenaga Ahli
PT. WAHANA Dalam Mencari Data, Melakukan
ANDRY SULISTYO,ST Lokal Surveyor Surveyor 1 org/15 Hari
REKA PRAKARSA pengukuran dan pemetaan existing
lokasi perencanaan
Membantu Team Leader & Tenaga Ahli
PT. WAHANA
ACHMAD MURTADHO,A.Md Lokal Cad Operator Cad Operator Dalam Proses Menggambar Sesuai 1 org/1 bln
REKA PRAKARSA
dengan Data yang Diperoleh
Membantu Team Leader & Tenaga Ahli
PT. WAHANA
MIMIK RIDHANINGSIH, ST Lokal Estimator Estimator Dalam pengolahan Perhitungan Rencana 1 org/1.5 bln
REKA PRAKARSA
Biaya Konstruksi.

Supporting Staff

PT. WAHANA Membantu Team Leader & Tenaga Ahli


FERRY YASHI BEKLI Lokal Administrator Administrasi 1 org/2 bln
REKA PRAKARSA Dalam Pengolahan administrasi proyek.

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 15


Laporan Pendahuluan

Semua personil yang ditugaskan diatas sudah sesuai dengan kualifikasi yang
dicantumkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan Perencanaan
Pembangunan Kantor DUKCAPIL Kab. Landak yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Bidang Cipta Karya Kabupaten Landak Tahun 2017.

3.3 Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli


Setiap personil tenaga ahli memiliki tanggung jawab dan tugas-tugas yang harus
dilaksanakan di kantor dan di lapangan. Adapun tugas dan tanggung jawab setiap
personil adalah sebagai berikut :
1. Team Leader
Tugas dan tanggung jawab Team Leader sebagai berikut :
a. Mengikuti petunjuk–petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan,
terutama sehubungan dengan Pengertian yang benar tentang Spesifikasi,
metode pelaksanaan untuk tiap jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan.
b. Sebagai pemimpin team lapangan konsultan perencana dalam
mengarahkan dan mengkoordinir anggota team konsultan di lapangan,
agar dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan pedoman perencanaan
yang berlaku.
c. Melakukan koordinasi secara aktif dengan Pemilik Kegiatan dan pejabat-
pejabat yang berkompeten dengan permasalahan perencanaan yang
ditangani sehingga akan terjalin komunikasi yang baik.
d. Sebagai panutan yang perlu dicontoh dari anggota team yang bertugas
dilapangan sehingga terjalin komunikasi antar team dan melakukan
koordinasi antar team guna menghindari terjadinya konflik internal team.
e. Memeriksa dan mengarsipkan semua berkas-berkas Kegiatan termasuk
koordinator dalam pembuatan Final Report / Laporan Akhir perencanaan
yang ditanganinya.
2. Arsitek
Arsitek bertanggung jawab kepada Team Leader dalam menyelesaikan desain
sesuai kebutuhan dan peruntukan bangunan tersebut. Tugas dan tanggung
jawab Arsitek mencakup, tapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
a. Membantu Melakukan Design dari segi Arsitektur detail dan interior /
eksterior
b. Membantu merumuskan site plan lokasi bangunan

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 16


Laporan Pendahuluan

c. Membantu membuat rencana kerja / teknis gedung dari segi bahan /


material bangunan agar menghasilkan pembangunan gedung yang baik
dari segi kualitas
d. Menyusun rencana Anggaran Biaya
3. Ahli Teknik Tenaga Listrik
Ahli Teknik Tenaga Listrik bertanggung jawab kepada Team Leader dalam
menyelesaikan masalah kelistrikan pada bangunan yang direncanakan. Tugas dan
tanggung jawab Ahli Teknik Tenaga Listrik mencakup, tapi tidak terbatas pada
hal-hal sebagai berikut :
a. Menerapkan ketentuan prinsip-prinsip sistem manajemen mutu dan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan dalam
lingkup pekerjaan.
b. Melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja.
c. Merencanakan pekerjaan instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
d. Merencanakan pekerjaan instalasi distribusi tenaga listrik tegangan rendah
dan menengah.
4. Tenaga Teknis
a. Surveyor (5 orang)
b. CAD Operator (1 orang)
c. Estimator (1 orang)
5. Tenaga Pendukung
a. Administrator (1 orang)

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 17


Laporan Pendahuluan

BAB IV
KONSEP AWAL KERANGKA PEMIKIRAN PENYELESAIAN

4.1 Konsep Struktur Bangunan


Struktur Bangunan
Sistem Pondasi adalah unsur yang paling penting sebagai pendukung utama
berdirinya suatu bangunan .Sehingga dalam perencanaan pondasi penentuan
system/jenis pondasi harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut:
1. Sistem bangunan atas yang akan didukung
2. Kondisi tanah dimana bangunan itu berdiri (dari data penyelidikan
tanah)
3. Beban bangunan atas yang harus didukung oleh pondasi
4. Kondisi lingkungan dimana lokasi bangunan tersebut akan didirikan
5. Waktu dan biaya pekerjaan
Dari pertimbangan-pertimbangan diatas, diharapkan diperoleh suatu system pondasi
yang optimum, dalam arti dapat memenuhi persyaratan teknis dan dapat
dilaksanakan dengan biaya seekonomis mungkin.

Jenis Pondasi yang Digunakan


Berdasarkan hasil dari penyelidikan tanah dan kondisi lingkungan dimana bangunan
akan didirikan serta besarnya beban (jumlah lantai bangunan) yang harus dipikul, jenis
pondasi yang dipakai adalah pondasi setempat berdasarkan kondisi lapisan tanah.

Material yang Digunakan


Material yang digunakan menggunakan beton bertulang dengan karakteristik yang telah
ditentukan.

Daya Dukung Tiang


Daya dukung tiang adalah tekanan terkecil yang dapat menyebabkan keruntuhan
geser pada tanah pendukung tepat dibawah dan disekeliling pondasi. Dalam
menentukan besarnya daya dukung tiang dapat ditinjau melalui bebarapa cara
dengan mempertimbangkan:

- Jenis pondasi
- Metode pelaksanaan

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 18


Laporan Pendahuluan

- Jenis material

4.2 Struktur Atas


Umum
Bangunan atas terdiri dari struktur beton. Bangunan yang tidak begitu besar
struktur atap menggunakan atap baja ringan. Perhitungan gaya dalam dengan
menggunakan program ETABS. Sedangkan untuk bangunan besar struktur atap
disangga dengan struktur atap baja ringan yang kokoh. Analisa ini harus meliputi
kondisi pelaksanaan dan kondisi setelah seluruh struktur terpasang. Gaya-gaya selama
masa konstruksi diperhitungkan secara cermat.

Standar Perancangan
Standar perancangan struktur mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di
Indonesia, serta peraturan peraturan lain jika peraturan yang berlaku di Indonesia
tidak mencakup hal tersebut:
- Peraturan beton bertulang Indonesia 1991 ( SNI 91)
- Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
- Peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983
- Peraturan perencanaan tahan gempa Indonesia untuk gedung th 1987
- Peratutan perencanaan bangunan baja Indonesia tahun 1983
- Peraturan Umum tentang bahan bangunan Indonesia tahun 1983
- Standart Industri Indonesia
- Peraturan ACI 318-83 dan PCI untuk beton praktekan
- AISC seta British Standard untuk fabrikasi dan ereksi sturktur baja
- Buku Pedoman Perencanaan struktur untuk beton bertulang biasa dan
struktur tembok beton bertulang tahun 1983

Beban Mati
Beban mati merupakan berat sendiri seluruh bangunan, struktur maupun non struktur
yang selalu ada dan bekerja pada bangunan ini. Beban mati tersebut sangat
tergantung dari dimensi serta berat jenis struktur yang digunakan. Sesuai peraturan
yang berlaku di Indonesia, berat jenis dari elemen elemen struktur adalah sebagai
berikut:

Beton bertulang 2.400 kg/m3

Baja structural 7.850 kg/m3

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 19


Laporan Pendahuluan

Kayu 1.0 k
Mortar 2.0
00 kg
Dinding
(adukan) ½ 250
00 kg/
Beban mati ini harus diperhitungkan
bata 100% dalam setiap
g/m analisa struktur.
/m
3
Beban Hidup m
3
Beban hidup adalah berat tambahan diluar beban3 mati yang bekerja pada waktu-
waktu tertentu, baik secara terus menerus maupun sementara. Besarnya beban
hidup ditentukan oleh peruntukan bangunan, dengan harga minimum sesuai dengan
peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung tahun 1983

Berikut disampaikan besarnya beban hidup dari masing-masing peruntukan


bangunan, serta perbandingannya dengan nilai minimum yang tercantum pada
perusahaan.

Mengingat beban hidup tidak bekerja secara bersamaan maka untuk analisa portal
maupun gempa ada suatu factor reduksi, yang bergantung pada jenis peruntukan
bangunan dan jumlah tingkat.

Sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, untuk analisa
Portal beban hidup direduksi dengan koefesien 0,75 dan untuk analisa gempa, beban
hidup direduksi dengan koefisien 0.3.

Struktur Atap Baja Ringan


Struktur atap baja r i n g a n terdiri dari konstruksi baja yang kuat tetapi ringan
dengan menggunakan jenis baja cold rolled coil (CRC) dengan bentuk profil seperti
huruf C atau O. Atap tanpa kolom dengan bentangan besar. Desain atap baja ringan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Menggunakan mutu yang terjangkau oleh fabricator dalam negeri (tegangan izin
1.600 kg/cm);
2. Tidak ada initial momen pada saat beban mati bekerja penuh. Momen pada
tumpuan hanya pada kondisi beban hidup (air hujan, service);
3. Letak sambungan, bentuk sambungan sudah memperhatikan metoda konstruksi;
4. Metoda konstruksi akan dituangkan dalam suatu manual yang disepakati dan
menjadi acuan semua pihak.

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 20


Laporan Pendahuluan

Langkah-langkah desain bangunan baja :


Prelimari Desain

 Prelimari desain dangan kondisi 2 D (dua dimensi) untuk mengetahui


dimensi secara global.
 Mekanisme control : lendutan
 Software : STAAT Pro

Detail Desain
- Modelisasi dengan finite elemen ( shell) untuk mengetahui secara detail
lokasi tegangan yang berlebihan yang sebagai acuan penggunaaan
stiffner dan letak sambungan elemen shell menggunakan elemen segitifa
atau segi empat dengan formulasi isoparametrik. Formulasi isoparametrik
digunakan dalam kekakuan translasi dan rotasi. Perilaku bending
termasuk tow way, out-of plane dalam arah normal mengikuti
formulasi khirchoft (thin plate);
- Mekanisme control : tegangan dan lendutan;
- Software : ETABS.

4.3 Analisa Struktur Beton Analisa Gaya Dalam


Gaya-gaya dalam dianalisa dengan Software ETABS

4.4 Analisa Plat Lantai


Plat dianggap sebagai panel dengan tumpuan jepit elastis pada keempat sisinya.
Momen perencanaan menggunakan table 13.32. PBI – 71

4.5 Analisa Balok Utama


Kuat lentur balok-balok portal dianalisis dengan kekuatan batas dan harus kuat
menahan lentur akibat kombinasi dengan pembebanan gempa. Prosedur
penulangannya sama seperti penulangan balok anak, dimana:
 Untuk beban tetap Mu = (MDL + MLL)
 Untuk beban sementara Mu = 1.05 (MDL + MLL + Mgp)
Sedangkan untuk kekuatan geser bagi balok portal dihitung secara kapasitas desain
dengan persamaan sebagai berikut:
Vub = 0.70 Mkap + Mkap’ + 1.05 vg
L

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 21


Laporan Pendahuluan

Dimana
M kap = Momen kapasitas balok portal diujung kiri dengan tulangan
yang terpasang
M kap’ = Momen kapasitas balok portal diujung kanan dengan
tulangan yang terpasang
L = Bentang bersih balok portal
Vg = Gaya geser balok portal akibat beban gravitasi dengan kodisi
balok portal sebagai balok bebas atau dua tumpuan

4.6 Analisa Kolom


a. Kuat Lentur Kolom
Kuat lentur perlu bagi kolom portal pada bidang muka balok berdasarkan
terjadinya momen kapasitas di sendi plastis pada kedua ujung balok yang
bertemu pada kolom itu, yang dinyatakan oleh momen lentur perlu Mu, k
dengan gaya aksial Nu,k yang bersangkutan, harus dihitung berturut-turut
menurut persamaan-persamaan sebagai berikut :

Wd = Faktor pembesar dinamik untuk memperhitungkan


pengaruh terjadinya sendi-sendi plastis pada balok balok prtal
yang nilainya harus diambil dari sebesar 1.3, kecuali
ditingkat bawah dan tingkat atas nilainya harus diambil
sebesar 1,0 dan ditingkat kedua dai atas nilainya harus diambil
sebesar 1,15
Sk = Faktor distribusi momen dari kolom portal yang ditinjau,
yang nilainya dapat dihitung sebanding dengan kekakuan
relative dari unsur- unsur struktur bertemu di titik pertemuan
tersebut
Mkp’ki = momen kapasitas balok portal sebelah kiri di sendi plastis
pada bidang muka kolom yang dihitung berdasarkan luas
baja tulangan dan baja prategang yang terpasang dan

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 22


Laporan Pendahuluan

dengan tegangan tarik baja tulangan diambil sebesar 1.25 fy


dan tegangan tarik baja prategangan diambil sebesar 1.4 fps.

Mkpi’ki’ = Momen kapasitas balok portal sebelah kiri sendi plastis pada
bidang muka kolom sebelahnya yang dihitung berdasarkan
luas baja tulangan dan baja prategang yang terpasang dan
dengan ketegangan tarik baja tulangan diambil sebesar 1.25
fy dan tegangan tarik baja prategang diambil
Mkpi’ka = Momen kapasitas balok portal sebelah kanan sendi plastis
pada bidang muka kolom sebelahnya yang dihitung
berdasarkan luas baja tulangan dan baja prategang yang
terpasang dan dengan ketegangan tarik baja tulangan
diambil sebesar 1.25 fy dan tegangan tarik baja prategang
diambil sebesar 1.4 fps
Mkap’ka = Momen kapasitas balok portal sebelah kanan sendi plastis
pada bidang muka kolom sebelahnya yang dihitung
berdasarkan luas baja tulangan dan baja prategang yang
terpasang dan dengan ketegangan tarik baja tulangan
diambil sebesar 1.25 fy dan tegangan tarik baja prategang
diambil sebesar 1.4 fps
Hk = Tinggi kolom portal dikur dari titik pertemuan ke titik
pertemuan
hk = tinggi bersih kolom portal
lki = bentang balok portal sebelah kiri, diukur dari titik pertemuan
ke titik pertemuan
hki’ = Bentang bersih balok portal sebelah kiri
lka = Bentang bersih balok portal sebelah kanan diukur dari titik
pertemuan ke titik pertemuan
lki’ = Bentang bersih balok portal sebelah kanan
Rv = Faktor reduksi gaya aksial kolom portal untuk
memperhitungkan pengaruh terbentuknya sendi plastis yang
tidak pada semua blok portal didalam struktur, yang
nilainya harus diambil sebagai berikut:
RV = 1,0 untuk 1 < n < 4
RV = 1,10 untuk 1 < n < 20
Rv = 0,6 untuk n > 20

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 23


Laporan Pendahuluan

Dimana n adalah jumlah lantai tingkat diatas kolom yang


ditinjau.
Ng = gaya aksial kolom portal dititik pertemuan akibat berat sendiri
kolom dan beban gravitasi tributary tak berfaktor yang bekerja
dilantai tingkat itu dan semua tingkat diatasnya dengan
memperhitungkan beban hidup yang telah direduksi
sehubungan dengan peluang terjadinya, baik pada lantai
tingkat itu maupun pada semua lantai tingkat diatasnya
sesuai dengan “Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk
Rumah dan Gedung 1987” (Ref 4)
Dalam perhitungan gaya aksial ini kondisi balok-balok portal yang bertemu
dititik pertemuan tersebut adalah sebagai balok balok bebas atas dua tumpuan.
Penjumlahan dalam persamaan dimulai dari balok portal di titik
pertemuan yang ditinjau sampai balok portal di titik pertemuan
paling atas.
Pertemuan balok dan kolom portal dalam kondisi terjadinya sendir sendi
plastis pada kedua ujung balok. Dalam segala hal momen lentur perlu bagi
kolom portal pada bidang muka balok menurut pers (16) tidak perlu diambil
lebih besar dari:

Dimana :
MDk = Momen lentur kolom portal akibat beban mati tributary tak
berfaktor pada bidang muka balok
MDk = Momen lentur kolom portal akibat beban mati tributary tak
berfaktor pada bidang muka balok
Mgk = Momen lentur kolom portal akibat beban gempa tak berfaktor
pada bidang muka balok NDk = Gaya aksial kolom portal akibat
beban mati tributary tak berfaktor dititik pertemuan
NDk = Gaya aksial kolom portal akibat beban mati tributary tak
berfaktor dititik pertemuan
NEk = Gaya aksial kolom portal akibat beban gempa tak berfaktor
dititik pertemuan

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 24


Laporan Pendahuluan

K = Faktor jenis struktur yang berlaku untuk struktur yang ditinjau


Dalam segala hal, kuat lentur rancang kolom portal berdasarkan tulangan
longitudinal yang terpasang harus dapat menampung kombinasi pembebanan
berfaktor oleh beban gravitasi dan beban gempa dalam 2 arah yang saling
tegak lurus (100% dalam satu arah, 30% dalam arah tegak lurus pada arah
tersebut) sesuai dengan “Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Rumah dan Gedung 1983” (Ref 3)
Analisa Kuat Geser Kolom portal
Kuat geser perlu bagi kolom portal berdasarkan terjadinya moment kapasitas di
sendi plastis pada ujung balok-balok yang bertemu pada kolom itu harus
dihitung menurut persamaan berikut:

Dimana :
Mu,k,a = Momen lentur perlu dari kolom portal pada ujung atas kolom
pada bidang muka balok
Mu,k,b = Momen lentur perlu dari kolom portal pada ujung atas kolom
pada bidang muka balok

b. Analisa Panel Pertemuan dari Balok dan Kolom Portal


Panel pertemuan dari balok dan kolom portal harus diproporsikan
sedemikian rupa, sehingga memenuhi persyaratan kuat geser horizontal perlu
Vu, h dan kuat geser vertical perlu Vu,v yang berkaitan dengan terjadinya
momen kapasitas di sendi plastis pada kedua ujung balok yang bertemu pada
kolom itu. Panel pertemuan balok dan kolom portal dalam kondisi terjadinya
sendi-sendi plastis pada kedua ujung balok. Kuat geser horizontal perlu bagi
panel pertemuan balok dan kolom portal harus dihitung dari persamaan-
persamaan berikut :
Vu,h = C ki = T ka- V kol
Dengan
Cki Tki = 0,70 Mkap, k
Zki
Tka Cka =0,70 Mkap, ki
Zki
Vkol = 0,70 lki Mkap, ki = lka M kap, ka /1/2 (hk, a =hk,b)
Lki lka

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 25


Laporan Pendahuluan

Dimana :
Mkap,ki = Momen kapasitas balok portal disebelah kiri di sendi plastis pada
bidang muka kolom yang dihitung berdasarkan luas baja
tulangan dan baja prategang yang terpasang dan dengan
tegangan tarik baja tulangan diambil sebesar 1,25 fy dan
tergangan tarik baja prategang diambil sebesar 1,4 fps
Mkap,ka = Momen kapasitas balok portal disebelah di sendi plastis pada
bidang muka kolom yang dihitung berdasarkan luas baja
tulangan dan baja prategang yang terpasang dan dengan
tegangan tarik baja tulangan diambil sebesar 1,25 fy dan
tergangan tarik baja prategang diambil sebesar 1,4 fps

4.7 Konsep Mekanikal / Elektrikal


Pada intinaya pemilihan system dan perhitungan kapasitas utilitas M & E didasari
pada aspek:
- Kenyamanan pengguna
- Tepat teknologi
- Sesuai standart internasional / Koni
- Biaya / investasi dan operasional rendah
- Mudah dalam pemeliharaan

Pengendalian system badan M & E pada kawasan ini dikendalikan oleh Pengelola
kawasan yang meliputi system :
- Cahaya (penerangan) dan sumber
- Tata surya
- Tata udara
- Sumber tenaga cadangan (genset)
- Hydrant ( fire alarm)

- Sistem komunikasi (telepon)


- Penangkal petir
- Sistem air bersih /kotor dan drainase lingkungan
- Sistem scoring

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 26


Laporan Pendahuluan

BAB V
KONSEP ARSITEKTUR

5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan


Dasar dari perencanaan dan perancangan Pembangunan Kantor DUKCAPIL Kab. Landak
ini adalah menciptakan sarana dan prasarana pendukung untuk pelayanan masyarakat
dalam pengurusan berkas-berkas kependudukan yang nyaman serta memenuhi
standar nasional, dan dapat memanfaatkan sinar matahari secara maksimal sebagai
pencahayaan ruang.

Kantor DUKCAPIL Kab. Landak ini memiliki bermacam-macam fasilitas dari tempat
parkir kendaraan bermotor baik roda 2 / roda 4, ruang tunggu, ruang pendaftaran,
ruang pelayanan perekaman data e-ktp, ruangan staff, ruangan pimpinan, wc/kamar
mandi dan lain-lain. Melalui beberapa fungsi ruang yang berbeda inilah, massa
bangunan dibagi menjadi 2 massa bangunan, yaitu :
- Massa bangunan publik
- massa bangunan semi privat

5.2 Konsep Perencanaan dan Perancangan dari Aspek Manusia


Konsep perencanaan dan perancangan dilihat dari sudut manusia tentunya akan
berpusat pada masyarakat yang berkunjung ke kantor DUKCAPIL ini serta para pegawai
yang akan melayani masyarakat. Sesuai dengan topik dan tema, Kantor DUKCAPIL Kab.
Landak ini dapat menjadi bangunan yang sustainable dengan memanfaatkan cahaya
matahari secara maksimal.

Untuk sistem utulitasnya ada beberapa fasilitas yang akan disediakan, yaitu :
- Penghawaan
Untuk pengudaraan dalam ruangan sendiri akan menggunakan penghawaan alami
menggunakan sistem cross ventilation dengan bentang antar ventilasi tidak
lebih dari 20m.

- Pencahayaan
Pencahayaan yang digunakan untuk dalam ruangan Kantor DUKCAPIL Kab.
Landak ini menggunakan pencahayaan alami, dengan menggunakan sun
shading agar cahaya matahari tidak masuk secara langsung ke dalam ruangan.

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 27


Laporan Pendahuluan

Pada malam hari menggunakan cahaya buatan lampu sebagai penerangan


dalam ruangan.

- Perlindungan Saat Kebakaran


Perlindungan terhadap kebakaran sendiri menggunakan hydrant sebagai alat
untuk memadamkan api.

- Air Bersih
Air bersih yang digunakan pada Kantor DUKCAPIL Kab. Landak ini didapat dari
PDAM yang dialirkan melalui pipa ke reservoir pada masing-masing massa
bangunan, yang nantinya akan didistribusikan kembali langsung ke outlet-
outlet yang sudah disediakan, seperti KM/WC ataupun wastafel.

- Instalasi Listrik
Listrik yang digunakan pada bangunan ini adalah menggunakan listrik langsung
dari PLN, dialirkan langsung ke massa bangunan masing-masing, hunian,
fasilitas umum, dan juga lobby.

- Pembuangan Sampah
Pada sistem pembuangan sampah dikumpulkan pada 1 titik, sehingga sampah
yang ada dapat dikumpulkan pada 1titik, yang dapat mempermudah pengumpulan
sampah itu sendiri.

5.3 Konsep Perecanaan dan Perancangan dari Aspek Lingkungan


Konsep yang diterapkan pada bangunan Kantor DUKCAPIL Kab. Landak ini apabila
ditelaah dari sudut pandang lingkungan tentunya tidak terlepas dari aspek view
dalam dan juga ke luar tapak.

Analisa view dari luar ke dalam tapak menjadi pertimbangan kedua setelah
fungsi dari masing-masing fasilitas bangunan ini sendiri. Dengan membuat sudut
sesuai dengan view dari Jalan Pangeran Cinata dan juga jalan masuk yang berada
tepat berseberangan dengan tapak Bangunan Kantor DUKCAPIL Kab. Landak Ini.

Pertimbangan utama dari penyusunan massa bangunan ini adalah orientasi matahari
yang menjadi acuan utama topik dan tema Kantor DUKCAPIL Kab. Landak ini.

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 28


Laporan Pendahuluan

Melalui bentuk massa bangunan yang membentuk siku, sinar matahari yang
datang dari arah barat agaknya dapat sedikit tertahan, dan juga tidak akan silau
bagi masyarakat yang sedang mengurus data kependudukan. Lobby yang berada di
posisi barat dapat menahan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan pada
sore hari, sehingga tidak terlalu silau.

Aspek-aspek lain yang mempengaruhi perancangan lingkungan Kantor DUKCAPIL Kab.


Landak, yaitu :
- Entrance
Pintu masuk terdapat pada sisi barat dari tapak bangunan Kantor DUKCAPIL Kab.
Landak ini, dan pintu keluar sendiri berada pada sisi barat tapak. Pemilihan desain
ini dikarenakan tidak mengganggu sirkulasi pada saat terjadinya kemacetan
pada jalan utama di depan tapak.

Setelah memasuki entrance dari bangunan ini, para pengendara mobil dapat
langsung dapat memarkir kendaraannya pada sisi barat bangunan ini ke lobby
utama dari Gedung ini.

Area parkir yang digunakan pada bangunan ini adalah area. timur dari tapak,
dikarenakan areal entrance menggunakan bagian barat dari tapak, sehingga area
sirkulasi yang digunakan sudah cukup besar. Pada bagian timur ini memiliki
jalur khusus untuk mencapai parkiran tersebut agar tidak terganggu oleh
sirkulasi yang lain.

- Penghijauan
Penghijauan di sepanjang areal parkir berfungsi sebagai penyaring udara
kotor yang dihasilkan oleh emisi dari kendaraan bermotor sendiri. Sedangkan
penghijauan yang terdapat pada areal sekitar hunian berfungsi sebagai

penyerap CO2 dan menggantinya dengan O2 yang dapat dihirup langsung oleh
para penghuni dari Kantor DUKCAPIL Kab. Landak tersebut.

5.4 Konsep Perecanaan dan Perancangan dari Aspek Bangunan


Konsep perencanaan menurut aspek bangunan tentunya tidak lepas dari
penerapan konsep sustainable yang diangkat dari topik dan tema. Dengan
memanfaatkan sun shading secara maksimal sesuai dengan analisis yang telah

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 29


Laporan Pendahuluan

dilakukan.

Penerapan sun shading di bawah ini adalah untuk bagian bangunan yang menghadap
selatan dan juga utara, dikarenakan perbedaan analisa matahari antara sun shading
yang menghadap utara selatan dengan timur dan barat.

RUANG

Penerapan sun shading yang kami gunakan pada bangunan adalah menggunakan
alternatif 3, sebagai sun shading jendela pada Kantor DUKCAPIL Kab. Landak ini.

Pada bagian sisi barat bangunan yang terkena sinar matahari terbanyak akan
diterapkan double fasad, sehingga pada sisi barat peningkatan suhu ruangan tidak
signifikan karena sudah dikurangi oleh fasad luar bangunan.

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 30


Laporan Pendahuluan

5.5 Tuntutan Rancangan


Tuntutan rancangan dari Kantor DUKCAPIL Kab. Landak ini adalah bagaimana
menciptakan sebuah kantor yang memiliki fasilitas lengkap, yang memenuhi
standar apabila dilihat dari segi fasilitas yang disediakan.

Dengan membangun Kantor DUKCAPIL Kab. Landak yang lengkap dengan fasilitas -
fasilitas pendukung sesuai kebutuhan Masyarakat tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan publik Pemerintah Kabupaten Landak.

Sustainable merupakan topik dari proyek ini sendiri, bagaimana menerapkan


bangunan kantor yang sustainable dan juga tidak meninggalkan kaidah-kaidah yang
telah ditentukan yang menjadi dasar Perencanaan Pembangunan Kantor DUKCAPIL
Kab. Landak ini. Desain sun shading merupakan pemecahan dari tuntutan sustainable
itu sendiri, bagaimana menciptakan sun shading yang sesuai dengan lingkungan
tempat tapak Perencanaan Pembangunan Kantor DUKCAPIL Kab. Landak ini berada.

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 31


Laporan Pendahuluan

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan diperlukan adanya langkah-
langkah kerja yang diwujudkan dengan perencanaan dan prosedur yang tepat dalam
upaya mengarahkan kegiatan tersebut agar sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, seperti tersebut diatas.

Untuk itu, konsultan perencana hendaknya membuat rencana kerja yang mengacu
kepada Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah dibuat oleh pengguna jasa yang dalam
hal ini sebagai pemilik kegiatan. Yang perlu diperhitungkan dalam menyusun rencana
kerja adalah sebagai berikut:
1. Membuat Sistem Organisasi Kerja Perencanaan.
2. Menyusun team ahli sesuai dengan bidangnya.
3. Menjabarkan Tugas dan Tanggung-jawab dari tenaga-tenaga ahli tersebut
dengan baik sehingga peran serta dalam organisasi jelas.
4. Mengestimasi waktu yang diperlukan oleh perencana karena dibatasi oleh
waktu dalam kontrak kerja yang ada.
5. Menyusun peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan selama melaksanakan
pekerjaan perencanaan tersebut.

Dengan langkah-langkah dan rencana kerja yang tersusun dengan baik sesuai dengan
unsur-unsur yang terkait termasuk kaidah perencanaan yang benar, diharapkan
kegiatan ini mendapatkan output yang sesuai dengan tujuan yang telah dijabarkan
dalam Kerangka Acuan Kerja yang ada.

6.2 Saran
Saran yang mungkin dapat kami sampaikan dalam laporan pendahuluan ini adalah
sebagai berikut:
1. Diperlukan adanya komunikasi yang kontinue dalam upaya menyamakan
persepsi terhadap hasil kerja perencanaan dengan melakukan rapat-rapat
rutin selama masa pelaksanaan agar produk yang ada sesuai dengan keinginan
dan harapan yang telah tertuang dalam KAK.

PT. Wahana Reka Prakarsa Page 32

Anda mungkin juga menyukai