Anda di halaman 1dari 38

BAB III

PRA PELAKSANAAN

3.1 PELELANGAN

3.1.1 PENGERTIAN TENDER / PELELANGAN

Menurut I Wayan Suteja (2011), Tender atau pelelangan adalah

sebuah proses yang dilakukan oleh pemilik proyek dalam rangka

mendapatkan/memilih kontraktor pelaksanana pembangunan proyeknya

berdasarkan criteria-kriteria yang ditetapkan sebelumnya.

Bila calon penyedia barang/jasa diketahui terbatas jumlahnya karena

karakteristik, kompleksitas, dan/atau kecanggihan teknologi pekerjaannya,

dan/atau kelangkaan tenaga ahli atau terbatasnya perusahaan yang mampu

melaksanakan pekerjaan tersebut, pengadaan barang/jasa tetap dilakukan

dengan cara pelelangan

3.1.2 PROSES PELAKSANAAN TENDER

Untuk memudahkan proses tender, maka dibentuk panitia tender.

Beberapa tugas dari panitia tender adalah sebagai berikut:

1. Mengkoordinasikan penyusunan dokumen lelang yang berisi rencana

kerja dan syarat-syarat serta gambar-gambar perencanaan.

2. Menyusun dan menetapkan tatacara penilaian terhadap penawaran,

syarat peserta pelelangan, serta perkiraan harga.

10
11

3.1.3 DOKUMEN TENDER

Dokumen tender yang dipersiapkan oleh panitia tender dan terdiri dari

bagian-bagian yang merupakan satu kesatuan dan saling melengkapi.

Dokumen-dokumen tersebut adalah :

1. Undangan Tender

2. Dokumen Prakualifikasi

3. Penjelasan Umum (Introduction of Tenders).

4. Surat Penawaran (Bid Bond)

5. Surat Perjanjian Kerja dan Jaminan Pelaksanaan

6. Syarat-syarat khusus kontrak.

7. Syarat teknis pelaksanaan.

8. Rincian volum pekerjaan (Bill of Quantity).

9. Gambar-gambar kerja (shop drawings) dan lampiran-lampiran.

3.1.4 PRAKUALIFIKASI

Pada tahap ini, peserta pelelangan harus menunjukkan beberapa

dokumen / kelengkapan seperti :

1. Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK).

2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

3. Pengalaman kerja.

4. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).

5. Surat Pengesahan Instalatir (SPI).

6. Tanda Daftar Rekanan (TDR).


12

7. Surat Ijin Kerja (SIKA).

8. Sertifikasi pemborong.

9. Peralatan yang dimiliki.

3.1.5 UNDANGAN DAN PETUNJUK TENDER

Panita tender mengundang peserta tender yang telah memenuhi

prakualifikasi dalam bentuk surat undangan tertulis. Undangan ini bertujuan

untuk menjelaskan rincian proses pelelangan serta identitas pekerjaan. Di

dalam undangan kepada peserta tender akan diberikan informasi berupa :

1. Identitas proyek.

2. Tanggal, tempat, dan waktu pengambilan dokumen tender.

3. Tanggal, tempat, dan waktu pelaksanaan pelelangan.

4. Tempat dan batas waktu pemasukan penawaran.

Di samping itu juga memuat petunjuk dan keterangan perihal berikut :

1. Latar belakang proyek.

Uraian yang singkat memuat pokok-pokok maksud dan tujuan serta

lingkup proyek. Disinggung pula mengenai lokasi dan jadwal

dimulainya pekerjaan. Keterangan tersebut dimaksudkan agar peserta

lelang mengetahui substansi kegiatan yang diharapkan daripadanya.

2. Kriteria seleksi atau kualifikasi untuk menentukan pemenang.

Dalam petunjuk lelang dicantumkan penjelasan mengenai kriteria

kualifikasi atau seleksi. Hal ini dimaksudkan agar para peserta

mengetahui permasalahan yang akan disorot, dan metode yang hendak


13

digunakan, sehingga mereka mempersiapkan diri untuk maksud

tersebut.

3. Jaminan lelang.

3.1.6 TAHAPAN PROSES TENDER DI PROYEK GRHA SENYUM

PESONA TIMUR

Tahapan-tahapan proses tender yang dilakukan dalam proyek Grha

Senyum Pesona Timur adalah sebagai berikut:

3.1.6.1 Pemberian Dokumen

Pada tahap ini, dokumen pelelangan dibagikan secara langsung oleh

pihak owner kepada peserta pelelangan yang telah lolos tahap prakualifikasi

untuk kemudian peserta pelelangan mengajukan penawaran dari hasil

perhitungan berdasarkan dokumen tersebut.

3.1.6.2 Rapat Penjelasan Tender (Aanwijzing)

Aanwijzing adalah pertemuan antara peserta tender, panitia tender, dan

konsultan perencana. Dalam pertemuan ini, konsultan perencana

memberikan penjelasan secara terperinci mengenai isi dokumen dari

dokumen tender dan spesifikasi teknis dari proyek yang direncakan.

Kemudian para peserta tender dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan,

usulan-usulan, maupun saran-saran yang berhubungan dengan isi peraturan,

syarat-syarat serta gambar-gambar rencana yang dianggap kurang jelas,

baik secara lisan maupun tertulis.


14

Ketiga kontraktor diundang untuk mengikuti rapat aanwijzing. Rapat

aanwijzing dilakukan dua kali, yaitu sebagai berikut :

1. Rapat pertama dilaksanakan di kantor untuk mengambil dokumen

tender serta diberikan penjelasan secara terperinci mengenai isi

dokumen dan spesifikasi teknis dari proyek yang direncanakan. Dalam

pertemuan ini, kontraktor diberikan kesempatan untuk bertanya dan

memberikan pendapat secara tertulis melalui email / surat (durasi 1

bulan).

2. Pada rapat aanwijzing kedua ini, kontraktor dipersilahkan untuk

mengecek lapangan. Jika ada pekerjaan yang belum masuk di Bill of

Quantity sebelumnya, maka kontraktor dapat menambahkannya

dibagian bawah Bill of Quantity (biasanya durasi 2 minggu).

Beberapa hal yang perlu diketahui pada saat rapat aanwijzing adalah:

1. Aanwijzing akan diikuti oleh peserta tender, panita tender,

manajemen konstruksi, konsultan perencana, dan owner.

2. Pada saat kunjungan ke lapangan, setiap peserta tender wajib

menyertakan tenaga ahlinya dan memahami isi dokumen tender

sepenuhnya.

3. Peserta tender dapat mengajukan pertanyaan baik secara tertulis

ataupun lisan mengenai hal-hal yang kurang jelas.

4. Dalam rapat aanwijzing, panita tender akan menjelaskan kepada

para peserta lelang mengenai :

a. Penyelenggaraan pelelangan.
15

b. Cara penyampaian dokumen penawaran.

c. Dokumen yang harus dilampirkan.

d. Sistem kontrak yang akan digunakan.

e. Metode evaluasi penawaran.

f. Besaran, masa berlaku, dan penjamin yang dapat mengeluarkan

surat jaminan.

5. Setelah rapat selesai, maka akan dibuat berita acara rapat

aanwijzing, yang berisi klarifikasi teknis, saran-saran yang terkait

dengan pelaksanaan pekerjaan, gambar, dan hal lain yang

dibicarakan saat rapat. Berita acara ini kemudian ditandatangani

oleh peserta rapat dan disetujui oleh project manager MK.

3.1.6.3 Surat Penawaran Harga I (SPH I)

Setelah rapat aanwijzing, kontraktor diminta untuk mengirim surat

penawaran harga. Surat penawaran harga harus bermaterai, bertanggal,

ditanda tangani oleh orang yang berhak dan dicap. Lampiran surat

penawaran terdiri dari:

1. Daftar kuantitas dan harga.

2. Surat kuasa (bila diperlukan).

3. Metode pelaksanaan.

4. Jadwal waktu pelaksanaan.

5. Daftar peralatan utama.

6. Daftar personil inti.

7. Bagian pekerjaan yang disubkontraktorkan.


16

8. Analisa harga satuan pekerjaan utama.

9. Daftar harga satuan dasar upah, bahan, dan alat.

10. Lampiran lain yang ditentukan dalam dokumen lelang.

3.1.6.4 Evaluasi Tender I

Setelah ketiga kontraktor mengirimkan surat penawaran harga,

panitia lelang mengadakan evaluasi terhadap surat penawaran harga yang

masuk dan memenuhi persyaratan yang ada. Panitia lelang akan

membandingkan Surat Penawaran Harga (SPH) tersebut dengan konsep

awal dengan para peserta tender lainnya,sehingga bila ada kejanggalan-

kejanggalan dapat diketahui. Panitia lelang akan menetukan calon

kontraktor berdasarkan penawaran yang paling sesuai dengan harga dari

pihak owner dan memenuhi persyaratan yang ada. Lampiran yang ada

dalam SPH juga berguna dalam membantu panitia lelang untuk

menentukan calon kontraktor.

3.1.6.5 Klarifikasi Tender I

Untuk evaluasi dokumen penawaran , panitia pengadaan dapat

melakukan klarifikasi. Klarifikasi dilakukan jika didapat ketidaksesuaian

antara penawaran harga kontraktor terhadap budget owner, yang

disebabkan, antara lain:

a. Perbedaan perhitungan volume pekerjaan.

b. Harga satuan yang berbeda jauh

c. Perbedaan-perbedaan persepsi dalam tata cara perhitungan, baik

volume dan harga satuan


17

Peserta lelang harus memberikan tanggapan atas klarifikasi. Dalam

klarifikasi tidak boleh mengubah subtansi dan harga penawaran.

Klarifikasi dan tanggapan atas klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.

Dalam klarifikasi ini, dari 4 kontraktor akan dipilih 2 kontraktor

terbaik untuk lolos ke tahap berikutnya.

3.1.6.6 Surat Penawaran Harga II (SPH II)

Pada tahap ini, kontraktor yang lolos dalam SPH I diminta untuk

memberikan SPH II. SPH II ini merupakan revisi dari SPH I.

3.1.6.7 Evaluasi Tender II

Pada tahap ini, panitia lelang mengadakan evaluasi terhadap surat

penawaran harga ke II (SPH II) yang masuk dari kedua kontraktor yang

lolos SPH I dan memenuhi persyaratan yang ada. Evaluasi yang dilakukan

oleh panitia secara garis besar sama seperti evaluasi pada SPH I.

3.1.6.8 Klarifikasi Tender II

Klarifikasi pada tahap ini adalah mengevaluasi dokumen penawaran

harga (SPH II). Klarifikasi dilakukan oleh panitia pengadaan. Klarifikasi

tidak boleh mengubah substansi dan harga penawaran. Peserta lelang

harus memberikan tanggapan atas klarifikasi tersebut.

3.1.6.9 Negoisasi Final

Nego final akan dilaksanakan oleh direksi owner dan direksi

kontraktor yang akan dipanggil satu per satu secara bergantian dari kedua

kontraktor. Setelah 3-4 minggu pemenang tender ditunjuk oleh owner

dengan pertimbangan sebagai berikut :


18

a. Penawaran harga

b. Kapasitas / kapabilitas kontraktor

Dilihat dari metodenya, mesinnya, dan main power. Penilaian dan

usulan oleh :

a. CM : memberikan penilaian tetapi tidak bisa

memutuskan.

b. QS : melihat berdasarkan harga.

3.1.6.10 Surat Perintah Kerja

Dari hasil proses negosiasi final, didapatkan satu pemenang tender,

yaitu PT.PULAUINTAN (persero) dengan PT. SENYUM PESONA

TIMUR selaku owner.

Setelah didapatkan pemendang tender, selanjutnya pemendang

tender akan mendapatkan Surat Keputusan Penunjukan Pemenang dari

owner dan dilakukan penandatanganan dari kedua belah pihak.

Pelaksanaan pekerjaan harus sudah dimulai segera setelah diterbitkan

Surat Perintah Kerja.

Pengguna jasa harus sudah menerbitkan SPK selambat-lambatnya 7

hari sejak penandatanganan kontrak, setelah dilakukan penyerahan

lapangan. Dalam SPK dicantumkan saat paling lambat dimulainya

pelaksanaan kontrak yang akan dinyatakan penyedia jasa dalam

pernyataan dimulainya pekerjaan.


19

3.1.7 PELELANGAN / TENDER TERBATAS

Lelang atau tender terbatas adalah lelang yang diikuti oleh peserta

lelang secara terbatas. Artinya lelang ini dilakukan dimana peserta lelang

(perusahaan /vendor) yang telah diketahui oleh suatu instansi diundang

untuk mengikuti lelang. Peserta lelang/tender terbatas biasanya sekitar lima

perusahaan tersebut akan bertarung untuk memenangkan tender. Siapa yang

memberikan harga yang termurah dan berkualitas maka itulah

pemenangnya. Walaupun lelang terbatas saingannya terbatas pula, tetapi

lelang jenis ini cukuo susah juga, sebab peserta telah terbiasa melakukan

kerjasama dengan dinas pembuka lelang/tender. Semuanya mempunyai

kemampua dan keahlian yang sama dalam mengerjakan lelang/tender.

3.1.8 ADMINISTRASI KONTRAK

Menurut UUJK No.18 tahun 1999 pasal 1 ayat 5, kontrak kerja

konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum

antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan

konstruksi, kemudian menurut para pakar hukum, kontrak konstruksi adalah

suatu perjanjian untuk membangun suatu bangunan dengan persyaratan-

persyaratan tertentu, yang dibuat oleh pihak I sebagai pengguna jasa

(pemilik bangunan), dengan pihak II sebagai penyedia jasa (pelaksana

pembangunan).

Administrasi kontrak atau pengelolaan kontrak atau manajemen

kontrak adalah kegiatan yang dilakukan untuk memantau dokumen kontrak


20

agar aturan main seperti yang tertulis didalam dokumen tersebut diketahui,

diikuti, dan dilaksanakan dengan baik sebagaimana mestinya. Demikian

pula agar semua hak yang dipunyai dan yang dapat dipunyai bisa diperoleh

serta semua kewajiban yang harus dipenuhi dilaksanakan sebagaimana

mestinya.

Bagi kontraktor, administrasi kontrak diperlukan dalam mengelola

kontrak selama pelaksanaan proyek agar tercapai target pelaksanaan dalam

aspek biaya, mutu, dan waktu untuk memperoleh laba, citra yang baik dari

perusahaan serta profesionalisme dalam pelaksanaan pekerjaan.

Dan bagi pengguna jasa administrasi kontrak diperlukan dalam

mengelola kontrak selama pelaksanaan proyek agar diperoleh hasil

pelaksanaan berupa bangunan dan kelengkapannya sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam kontrak.

Administrasi kontrak dilaksanakan dengan melakukan kegiatan-

kegiatan antara lain:

1. Membuat inventarisasi atau daftar periksa (check list) dari ketentuan–

ketentuan yang ada di dalam syarat-syarat perjanjian dengan cara

memisahkannya ke dalam atau menjadi kelompok-kelompok sesuai

dengan sifat atau jenis dari ketentuan itu (kelompok ketentuan umum

yang menyebutkan penjelasan, persyaratan, larangan, tanggung jawab);

kelompok ketentuan yang menyebutkan hak masing-masing pihak;

kelompok ketentuan yang menyebutkan kewajiban masing-masing

pihak.
21

2. Melakukan pencatatan (recording) atas semua kejadian atau keadaan

selama pelaksanaan kontrak (proper documentation).

3. Mempersiapkan data pendukung teknik maupun administrasi untuk

dapat diajukan dalam mendapatkan hak-hak yang “langsung” maupun

“tidak langsung”.

3.1.8.1 Jenis Kontrak

Secara umum kontrak konstruksi dapat dibagi menjadi 2 jenis

kontrak jika dilihat dari cara perhitungan, yaitu:

1. Kontrak dengan Harga Tetap (Fixed Price Contract)

Fixed Price Contract adalah total harga seluruh pekerjaan atau harga

satuan tiap-tiap macam pekerjaan, telah ditetapkan dari awal.

Penyimpangan-penyimapangan yang terjadi atas harga tersebut

menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya. Fixed Price Contract

terdiri dari:

1. Lump Sum Contract : Jenis kontrak dimana kontraktor setuju

untuk melaksanakan semua scope of work yang ditawarkan sesuai

dengan persyaratan yang disepakati (gambar konstruksi,

spesifikasi,schedules,dan semua persyaratan dalam dokumen

lainnya) dengan risiko sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor.

2. Unit Price Contract : Jenis kontak dimana kontraktor setuju untuk

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan quantity yang dikerjakan

selama konstruksi (dengan harga satuan mengikat) sesuai dengan


22

persyaratan (gambar konstruksi, spesifikasi, schedules, dan semua

persyaratan dalam dokumen lainnya) dengan risiko sepenuhnya

ditanggung oleh kontraktor.

2. Kontrak dengan Harga Tidak Tetap (Prime Cost Contract)

Prime Cost Contract adalah Owner yang bersangkutan harus

membayar biaya aktual (actual cost) yang terjadi dalam

pelaksanaan, ditambah dengan jasa Kontraktor (termasuk biaya

administrasi dari kontraktor). Biaya tambahan sangat berfariasi

caranya, tetapi total biaya aktual untuk pekerjaan, menjadi tanggung

jawab Owner. Prime Cost Contract terdiri dari:

a. Cost Plus Fixed Procentage : Jenis kontrak dimana seluruh

realisasi biaya proyek yang dikeluarkan kontraktor dalam proses

pelaksanaan yang diketahui oleh owner , harus dibayar oleh

owner dan ditambah lagi dengan persentasi yang tetap terhadap

biaya tersebut sebagai fee kontraktor.

b. Cost Plus Fixed Fee : Jenis kontrak dimana seluruh realisasi biaya

proyek yang telah dikeluarkan kontraktor dalam proses

pelaksanaan yang diketahui oleh owner harus dibayarkan oleh

owner dan ditambah lagi dengan lumpsum fee yang tetap sebagai

fee kontraktor.

c. Cost Plus Variable Percent : Pada jenis ini, memberikan

dorongan pada kontraktor, untuk lebih bekerja efisien, karena fee

yang akan diterima berbalikan dengan total realisasi dari biaya.


23

d. Target Estimate: Pada jenis ini, kontraktor mengajukan proposal

target estimate, dan lumpsum fee, tetapi actual fee yang diterima

tergantung dari selisih target estimate dengan actual estimate

(kadang juga ditargetkan realisasi waktunya). Owner

berkewajiban menyediakan gambar yang cukup, agar kontraktor

dapat mencapai target biaya maupun waktu.

e. Quaranteed Maximum Cost : Jenis kontrak ini adalah gabungan

dari jenis-jenis kontrak tersebut diatas. Disini kontraktor

mengajukan tidak hanya fee saja, tetapi juga, total biaya termasuk

fee yang dijamin tidak akan dilampaui. Dan kelebihan yang

terjadi menjadi risiko kontraktor sendiri. Ini berarti fee yang

diajukan merefleksikan total risiko yang akan dihadapi oleh

kontraktor. Nilai kontrak tipe ini, akan disesuaikan bila terjadi

variations order, dan perubahan harga dasar dari upah dan

material.

3.1.9 PROSES PENGADAAN JASA PROYEK GRHA SPT

Proses tender pada proyek GRHA SPT ini dilakukan oleh PT. Senyum

Pesona Timur yang melibatkan 4 kontraktor, salah satunya adalah PT.

PULAUINTAN (persero) sebagai pemenang tender, diawali dengan

berdasarkan gambar tender dan spesifikasi teknis yang dibuat oleh

konsultan perencana dan telah disetujui owner. Kemudian gambar yang

telah disetujui tersebut dikirim ke Quantity Surveyor dan setelah itu


24

Quantity Surveyor membuat Bill of Item dan Bill of Quantity yang kemudian

akan diberikan ke kontraktor-kontraktor yang mengikuti tender.

3.1.10 ADMINISTRASI KONTRAK GRHA SPT

Isi kontrak didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak

owner. Hal-hal yang tercantum dalam surat perjanjian kontrak proyek

GRHA SPT secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Keterkaitan Antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua

Surat perjanjian kontrak pekerjaan pembangunan proyek

dilakukan antara pihak pertama yaitu owner (PT. Senyum Pesona

Timur) dan pihak kedua yaitu kontraktor PT. PULAUINTAN

(persero)

2. Nilai Kontrak

Nilai kontrak proyek GRHA SPT berkisar ± 255 miliar rupiah.

3. Waktu / Durasi Proyek

Durasi proyek Rusunawa Daan Mogot ini berlangsung selama 307

hari kalender, yaitu dimulai dari 21 Mei 2018 – 24 Maret 2019.

4. Nama, Lokasi, dan Luasan Proyek

Nama proyek : GRHA SPT

Lokasi proyek : Kavling Komersial Blok O/6 Gading

Serpong.

Luasan proyek : Luas lahan = ±2239 m2


25

Luas bangunan : 13246 m2

5. Tugas dan Ruang Lingkup Pekerjaan

Dalam hal ini kontraktor bertanggung jawab penuh untuk

mengontrol pekerjaan struktur di lapangan, sesuai dengan

kesepakatan kontrak yang berlaku dan bertanggung jawab

langsung kepada owner.

6. Jenis Kontrak yang Digunakan

Jenis kontrak pada proyek GRHA SPT yang tercantum dalam

dokumen kontrak adalah harga kontrak bersifat kontrak Lump

Sum Fixed Price dan Provisional Quantity, Lump sum Fixed Price

yaitu harga tetap/mengikat berdasarkan pada gambar kerja dan

revisinya selama proses penawaran sampai dengan proses

negosiasi, berlaku untuk pekerjaan struktur, Mekanika Elektrikal,

Arsitektur, sedangkan untuk Provisional Quantity yaitu harga yang

dikeluarkan untuk pekerjaan tidak terduga seperti pekerjaan

pondasi.

7. Waktu Pelaksanaan, Masa Pemeliharaan, dan Keterlambatan

Waktu pelaksanaan ditentukan oleh owner berdasarkan tingkat

kesulitan, volume pekerjaan, dan lokasi pekerjaan proyek, dan

gambar yang ada, dengan persetujuan kontraktor. Durasi proyek

adalah 307 hari kalender setelah serah terima lahan, serta 365 hari

kalender untuk durasi pemeliharaan setelah proyek jadi.


26

Jika kontraktor terlambat, maka : Kontraktor akan diberikan

penalti / denda sesuai dengan kesepakatan yang tertera pada

kontrak. Keterlambatan yang dimaksud adalah terlambatnya

penyelesaian pekerjaan berdasarkan jadwal target penyelesaian

apabila kontraktor gagal memenuhi waktu penyelesaian yang telah

disepakati dalam kontrak.

8. Tata Cara Pembayaran

Tata cara pembayaran kontrak pada proyek Grha SPT adalah

berdasarkan monthly progress, yaitu kontraktor dibayar

berdasarkan progress/kemajuan pekerjaan tiap bulannya yang

tercacat pada laporan bulanan. Mata uang yang digunakan dalam

Rupiah.

3.2 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK GRHA SPT

Manajemen konstruksi dan pengawasan proyek GRHA SPT dijalankan

oleh pemilik proyek sendiri. Secara umum susunan organisasi pada proyek

Apartemen GRHA SPT terdiri dari pemilik, konsultan, dan kontraktor. Seluruh

pihak yang terlibat mempunyai tugas dan wewenang untuk menyelesaikan

pekerjaannya masing-masing. Struktur organisasi proyek GRHA SPT adalah

sebagai berikut :
27

OWNER
PT. SENYUM PESONA
TIMUR

MECHANIC STRUKTUR
ENGINEER KONSULTAN
KONSULTAN HUSIN DAN
PARTNER
PT. ADHICIPTA
PRAJAWIDYA

DESAIN
ARSITEK
PT. ASDC

KONTRAKTOR
PT. PULAUINTAN

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek GRHA SPT

Sumber: Data Proyek GRHA Senyum Pesona Timur

3.2.1 OWNER

Perorangan atau badan hukum (Pemerintah/swasta) yang mempunyai

keinginan untuk mendirikan bangunan dengan dana yang dimilikinya baik

dengan melaksanakan sendiri maupun dengan alasan tertentu, melainkan

dengan meminta atau menyampaikan keinginan kepada perencana ahli agar

dapat merencanakan dan merancang pembangunan tersebut. Pada proyek

GRHA SPT yang bertindak sebagai owner adalah PT. Senyum Pesona

Timur.

Tugas dan wewenang dari pemberi tugas (owner), meliputi:

1. Menyediakan dana pembangunan proyek.

2. Mengadakan pembebasan tanah.


28

3. Mengusahakan izin yang diperlukan untuk pembangunan proyek

konstruksi tersebut (IMB).

4. Mengadakan pembayaran atas pekerjaan yang telah selesai

dilaksanakan sesuai dengan kontrak.

5. Melakukan pemilihan konsultan dan kontraktor dengan pelelangan

maupun penunjukan langsung serta mengadakan perjanjian dengan

mereka (kontrak).

6. Menyetujui dan menolak perubahan pekerjaan

(tambahan/pengurangan pekerjaan).

7. Memberikan keputusan dan instruksi yang berkaitan pada perubahan

pekerjaan, waktu dan biaya.

8. Menghadiri rapat-rapat dengan pelaksana proyek untuk dapat

memantau perkembangan proyek.

3.2.2 KONSULTAN PERENCANA

Konsultan adalah perorangan atau badan hukum yang bergerak dibidang

jasa konstruksi bangunan yang memiliki kemampuan merancang,

merencanakan atau memberikan konsultasi dimana konsultasi tersebut

diberikan sesuai permintaan dan keinginan atau kebutuhan owner.

Pada proyek GRHA SPT, yang menjadi konsultan arsitektur adalah PT.

ASDC, konsultan strukturnya adalah Husin dan Partner, sedangkan yang

menjadi konsultan ME adalah PT. Adhicipta Prajawidya.

Tugas dan wewenang dari konsultan perencana, meliputi:


29

a. Memberikan konsultasi kepada pemberi tugas (owner) saat

perencanaan mengenai desain, kekuatan konstruksi, dan scheduling.

b. Memberikan masukan dan usulan mengenai konstruksi pendukung

bangunan.

c. Membuat revisi atas perencanaan sebelumnya jika ada yang tidak

sesuai dengan kondisi di lapangan.

d. Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas

maupun pelaksana proyek tentang pelaksanaan pekerjaan.

e. Menghadiri rapat-rapat teknis dan koordinasi agar bila ada perubahan-

perubahan bisa cepat diketahui dan diantisipasi.

3.2.3 MANAGEMEN KONSTRUKSI

Manajemen konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi

manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistematis

pada suatu proyek dengan mengunakan sumber daya yang ada secara efektif

dan efsien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Sasaran Manajemen

Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan

pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai

dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini,

perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan

dan waktu pelaksanaan dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan

pelaksanaan pengawasan mutu (Quality Control), pengawasan biaya (Cost


30

Control) dan pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control). Yang menjadi

konsultan manajemen konstruksi adalah PT. Senyum Pesona Timur.

3.2.4 KONTRAKTOR UTAMA

Perseroan atau badan hukum (pemerintah/swasta) atau pihak–pihak

yang menerima tugas untuk mewujudkan secara fisik bangunan berdasarkan

gambar kerja. Dalam pelaksanaannya kontraktor dibantu oleh pelaksana lain

(sub kontraktor). Pada proyek GRHA SPT, yang bertindak sebagai

kontraktor Utama adalah PT. PULAUINTAN.

Tugas dan wewenang dari kontraktor utama meliputi:

a. Menyiapkan sumber daya manusia dari tenaga ahli sampai dengan

mandor-mandor dan pekerja-pekerja dalam berbagai bidang pekerjaan.

b. Mempelajari gambar kerja dengan seksama dan melaporkan kepada

pengawas setiap ada perubahan.

c. Menyediakan alat-alat yang dipergunakan, memperbaikinya apabila

rusak dan jika pekerjaan telah selesai wajib menyingkirkan alat-alat

tersebut dan membersihkan bekas-bekasnya.

d. Menyusun dan memperhitungkan keperluan dana untuk membiayai

pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan.

e. Memperhitungkan syarat dan ketentuan dalam kontrak tentang bentuk,

volume, mutu, dimensi dan lain-lainya dari bagian-bagian pekerjaan.

f. Memilih dan menetapkan Metode Pelaksanaan Konstruksi yang akan

dipakai.
31

g. Menyiapkan cash flow untuk pembiayaan pelaksanaan pekerjaan dan

rencana-rencana pendanaan (funding plan) serta sistem pengendalian

internal, baik bagi aspek keuangan maupun bagi operasional

pengendalian waktu dan mutu.

h. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.

3.3 STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR PROYEK GRHA SPT

Peran dan tanggung jawab seluruh bagian yang diperinci tentunya

bermanfaat terhadap keberhasilan suatu proyek konstruksi. Dengan

menjabarkan peran dan tanggung jawab kepada semua aspek dan tingkatan

dalam organisasi proyek, diharapkan semua proses atau target kegiatan dapat

ditangani semua sehingga pelaksanaan proyek konstruksi akan lebih

terorganisir dan teratur. Susunan dari struktur oranisasi kontraktor yang ada di

proyek GRHA SPT di kepalai oleh seorang Project Manager atau yang biasa

disingkat PM. Susunan kepengurusan organisasi kontraktor pada proyek GRHA

SPT yaitu PT. PULAUINTAN seperti yang ditunjukkan gambar berikut ini
32

OPERATIONAL DIRECTOR

P. GUNAWAN

HEAD OFFICE

PROJECT

PROJECT MANAGER

DHIMAS SUGENG

DEPUTY PROJECT MANAGER

WILLY SUHARDI

SITE MANAGER
QUANTITY SURVEYOR SITE ENGINEER LOGISTIK ADM & CASHIR

WILLY SUHARDI
NANDA M. YOGI FEBDIANDI DANI NANDA

SAFETY & SECURITY


SUPERVISOR SUPERVISOR MECHANIC

TEGUH SETYABUDI
SAMSUL RIZAL RUDI HERI

SURVEYOR ASS. MECHANIC

TOMI ADIANSYAH HERI

ASS. SURVEYOR

SOLEH RAHMAT

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Kontraktor Proyek GRHA SPT


33

3.3.1 TUGAS DAN WEWENANG DARI ANGGOTA ORGANISASI

KONTRAKTOR PROYEK GRHA SPT

1. Project Manager

Tabel 3.1 Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenang Project Manager

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab pada Operational Director.

2. Menerapkan dan mensosialisasikan sistem Manajemen Mutu dalam unit kerja.

3. Mempelajari dokumen kontrak dan spesifikasinya (segi biaya, mutu dan waktu).

4. Melakukan evaluasi/ klarifikasi RAP & menyusun RAP berjalan.

5. Bertanggung jawab secara umum terhadap seluruh aspek perencanaan dan

pelaksanaan proyek berbasis pada trilogi pencapaian mutu, efisiensi waktu dan

biaya.

6. Membuat struktur organisasi proyek yang akan ditangani dan meminta pengesahan

Operation Director.

7. Membuat master schedule proyek dan meminta pengesahan Operation Director.

8. Memastikan tersedianya Project Quality Plan dan Project Safety Plan pada masa

prakonstruksi sebagai dasar pencapaian mutu produk.

9. Membuat cash flow proyek, meminta persetujuan Operation Director & Finance.

10. Memastikan tersedianya rencana anggaran pelaksanaan yang mencukupi /

acceptable pada masa pra-konstruksi dan memastikan selalu terkontrolnya status

cash flow selama masa pelaksanaan.

11. Mengevaluasi kinerja sub-kontraktor.

12. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang timbul selama proses kegiatan

konstruksi (proses persiapan, pelaksanaan, serah terima dan masa pemeliharaan).


34

13. Bertanggung jawab atas terselenggaranya penyempurnaan pekerjaan selama masa

pemeliharaan.

14. Mensosialisasikan K3 pada awal proyek dan selama proyek berjalan.

15. Mengesahkan sertifikat pembayaran internal (mandor dan sub-kontraktor).

16. Mengurus termijn pembayaran dengan pihak pemberi tugas sesuai surat perjanjian.

17. Menjalin hubungan yang baik dengan pihak pemberi tugas dalam rangka

mewujudkan customer satisfaction.

18. Memonitor pengajuan ijin pelaksanaan pekerjaan, persetujuan gambar-gambar

kerja dan persetujuan material kepada pemberi tugas terpantau dengan baik dan

sesuai jadwal.

19. Memonitor ketersediaan peralatan (oleh PI/ Subkontraktor), kelancaran supply

material (oleh PI/ Subkontraktor) dan mengatur alokasi tenaga kerja yang efektif

selama masa konstruksi.

20. Memberikan persetujuan jadwal-jadwal pelaksanaan yang dibuat oleh Site

Engineer.

Wewenang

1. Bertindak tanpa melapor; melakukan value engineering seperti mengubah metode

pelaksanaan dengan tujuan peningkatan efektifitas kerja dan efisiensi biaya.

2. Bertindak tanpa melapor untuk menerima atau menolak claim SPK subkontraktor

atau opname mandor.

3. Bertindak kemudian melapor (dalam situasi tertentu) untuk menentukan supplier

material diluar daftar rekanan supplier yang telah ditentukan.

4. Bertindak kemudian melapor untuk menentukan upah tenaga kerja harian, upah

lembur, upah borongan tenaga mandor, serta menentukan harga satuan upah untuk

item pekerjaan baru.

5. Menentukan sumber daya manusia untuk proyek yang ditanganinya.

6. Memberikan persetujuan material sebelum diajukan ke owner.


35

7. Mengeluarkan instruksi pengadaan material.

8. Memberikan persetujuan mengenai progress pekerjaan dan pembayaran, untuk

mandor dan subkon.

9. Menandatangani setiap shop drawing yang dikeluarkan dengan status “For

Construction”.

10. Menandatangani setiap As Built Drawing yang sudah dalam bentuk kalkir.

11. Menunjuk penanggung jawab untuk penyelesaian laporan Non-conforming

product.

2. Site Manager

Tabel 3.2 Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenang Site Manager

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu dalam pekerjaan sehari-hari dan

mensosialisasikannya kepada sesama rekan dalam 1 unit kerja.

2. Bertanggung jawab secara umum terhadap proses transformasi gambar kerja ke

hasil akhir pekerjaan sesuai metode pelaksanaan dan spesifikasi mutu produk yang

ditetapkan.

3. Pra konstruksi: mempelajari gambar kerja dan metode pelaksanaan pekerjaan.

4. Membuat dan memperbarui Site Lay-out Plan, meminta persetujuan PM kemudian

menempelkannya pada dinding Site Office untuk diketahui bersama.

5. Berdasar jadwal mingguan membuat detail perencanaan material, alat dan alokasi

tenaga kerja (mandor dan subkontraktor).

6. Mengajukan dan memastikan tersedianya ijin pelaksanaan pekerjaan yang

disetujui pemberi tugas.

7. Memastikan kesiapan lapangan, ketersediaan material serta alat kerja untuk

pelaksanaan pekerjaan.
36

8. Memastikan kesiapan tenaga kerja (mandor atau subkontraktor) dalam jumlah

yang cukup.

9. Memastikan setiap proses konstruksi di lapangan sesuai dengan metode

pelaksanaan yang tercantum dalam Project Quality Plan.

10. Membagi tugas pengawasan lapangan/ supervisi sesuai jenis pekerjaan, luasan area

kerja maupun shifting pengawasan/ pembagian waktu kerja.

11. Melakukan pemesanan dan memonitor status pemesanan/ permintaan material.

12. Bersama dengan SE dalam penentuan progress mingguan.

13. Membuat laporan harian dan mingguan untuk diserahkan kepada atasan langsung.

14. Bekerja sama dengan SM lain dalam koordinasi pemakaian alat, material dan

urutan pekerjaan.

15. Secara berkala melakukan outsourcing:

- Kalibrasi alat-alat ukur.

- Perbaikan alat/ mesin yang perlu penanganan khusus .

16. Merekapitulasi gaji tenaga kerja harian di bawah koordinasi PI.

Wewenang

1. Bertindak tanpa melapor untuk mengatur urutan pekerjaan, tanpa mengubah

kualitas akhir mutu produk termasuk penyesuaian / modifikasi pelaksanaan yang

bertujuan peningkatan efektifitas kerja

2. Bertindak tanpa melapor untuk menghentikan sementara pelaksanaan pekerjaan

yang menyimpang dari ketentuan, menentukan tindakan perbaikan serta

melanjutkan pelaksanaan

3. Bertindak kemudian melapor apabila menerima atau menolak hasil pelaksanaan

pekerjaan lapangan (mandor atau subkontraktor)

4. Bertindak kemudian melapor untuk menerima instruksi pemberi tugas dalam

pelaksanaan pekerjaan sejauh item instruksi tercantum dalam BQ.


37

3. Mechanic

Tabel 3.3 Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenang Mechanic

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu dalam pekerjaan sehari-hari.

2. Bertanggung jawab terhadap seluruh supporting equipment / peralatan di proyek

dalam hal kelancaran fungsi mekanikal dan elektrikal.

3. Melakukan pemeriksaan rutin alat setiap hari selama alat tersebut dipakai.

4. Melakukan identifikasi potensi gangguan alat dan kemampuan melakukan

corrective dan preventive action.

5. Melaporkan kepada atasan langsung secara rutin kondisi peralatan, kerusakan /

gangguan termasuk usulan penanganan.

6. Memastikan tersedianya sumber tenaga listrik dan air kerja untuk kegiatan proyek.

7. Memastikan fast moving parts untuk alat-alat bantu tersedia (misal: tube-lamp, oli

genset, sling, kabel, dll).

8. Membuat Laporan Alat Bulanan Proyek dan disampaikan kepada Commercial

Manager 1.

9. Menjalankan tugas-tugas lain yang diinstruksikan oleh atasan langsung maupun

atasan tak langsung.

Wewenang

1. Bertindak kemudian melapor apabila berwenang mengambil corrective dan

preventive action di lapangan untuk peralatan mekanikal maupun elektrikal yang

berpotensi menimbulkan bahaya di lapangan.


38

4. Surveyor

Tabel 3.4. Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenang Surveyor

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu dalam pekerjaan sehari-hari.

2. Bertanggung jawab secara umum terhadap hasil pengukuran sebagai dasar

pencapaian mutu pelaksanaan sesuai spesifikasi / persyaratan yang ditentukan.

3. Memastikan alat-alat ukur yang dipakai di lingkungan proyek layak pakai dan telah

terstandarisasi berupa kalibrasi berkala.

4. Bertanggung jawab dalam hal penyimpanan alat-alat ukur di tempat yang sesuai

sehingga terjaga ketepatan pengukurannya.

5. Mempelajari gambar kerja dan relevansinya dengan aktual lapangan.

6. Menyediakan panduan / ukuran / acuan di lapangan sebagai pedoman pelaksanaan

pekerjaan.

7. Memonitor pelaksanaan pekerjaan untuk memastikan proses pelaksanaan sesuai

dengan acuan yang disediakan dan hasil akhir sesuai spesifikasi.

8. Melakukan pemeriksaan berkala as bangunan terhadap BM.

9. Melakukan pengecekan verticality per lantai juga seluruh bangunan.

10. Menjalankan tugas-tugas lain yang diinstruksikan oleh atasan langsung maupun

atasan tak langsung.

Wewenang

1. Bertindak tanpa melapor dalam metode penentuan titik panduan / ukuran / acuan

di lapangan maupun alokasi tim kerja surveying.

2. Bertindak kemudian melapor untuk menghentikan sementara proses pelaksanaan

di lapangan yang berpotensi atau telah menyimpang dari ketentuan (berlaku baik

untuk pekerjaan PT. PULAUINTAN maupun subkontraktor).

3. Melakukan klarifikasi dengan atasan langsung apabila terjadi ketidak-sesuaian

gambar.
39

5. Supervisor

Tabel 3.5 Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenang Supervisor

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu dalam pekerjaan sehari-hari.

2. Bertanggung jawab secara umum terhadap kelancaran proses pelaksanaan

pekerjaan di lapangan.

3. Mempelajari gambar kerja dan metode pelaksanaan yang ditentukan.

4. Memastikan gambar kerja yang diterima adalah versi yang terakhir yang

dikeluarkan oleh bagian engineering proyek.

5. Menjamin kebersihan lapangan sebelum pelaksanaan termasuk menjamin

tersedianya alat bantu kerja dan material yang diperlukan.

6. Mengatur pengadaan tenaga kerja (mandor atau subkontraktor) dalam jumlah yang

cukup.

7. Menghitung jumlah jam hadir tenaga kerja harian dibawah koordinasi PI, untuk

diperiksa atasan langsung.

8. Berkoordinasi dengan SVY dan MEK selama pelaksanaan pekerjaan.

9. Berkoordinasi dengan QS dalam verifikasi volume pekerjaan.

10. Memastikan semua alat ukur (meteran) yang digunakan di lapangan telah dicek

kesesuaiannya dengan meteran standar PI.

11. Ikut bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan proyek secara umum,

khususnya di area yang menjadi tanggung jawabnya.

12. Menjalankan tugas-tugas lain yang diinstruksikan oleh atasan langsung maupun

atasan tak langsung.

Wewenang
40

1. Bertindak tanpa melapor dalam pengaturan tenaga kerja, urutan pekerjaan,

pengaturan alat bantu & material, termasuk menegur mandor / koordinator subkon

apabila terjadi ketidaksesuaian pelaksanaan.

2. Bertindak kemudian melapor dalam penghentian sementara pekerjaan lapangan

dikarenakan faktor yang berpotensi menurunkan mutu produk (misal: hujan,

gangguan alat, dll).

6. Site Engineer

Tabel 3.6 Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenang Site Engineer

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu dalam pekerjaan sehari-hari dan

mensosialisasikannya kepada sesama rekan dalam 1 unit kerja.

2. Bertanggung jawab secara umum terhadap gambar kerja untuk pencapaian mutu

produk sesuai spesifikasi yang ditetapkan.

3. Memastikan tersedianya gambar kerja dan metode pelaksanaan yang telah disetujui

pemberi tugas (termasuk pengajuan gambar kerja subkontraktor).

4. Membagi tugas drafting dan koreksi terhadap hasil kerja CAD (termasuk gambar

dari subkontraktor).

5. Memberikan advis technical matters kepada subkontraktor.

6. Memastikan tersedianya persetujuan material dari pemberi tugas (termasuk

material dari subkontraktor).

7. Pemeriksaan berkala lapangan untuk memastikan gambar kerja yang berlaku

adalah revisi / keluaran terbaru dan sudah diverifikasi internal.

8. Mengarsip gambar kerja yang sudah tidak berlaku (SUPERSEDED).

9. Pemeriksaan berkala lapangan untuk memastikan proses pekerjaan sesuai metode

pelaksanaan.
41

10. Menyiapkan dan membuat laporan bulanan/ monthly report dari disiplin pekerjaan

di bawah koordinasinya untuk diserahkan kepada atasan langsung.

11. Menyiapkan dokumen as built drawing untuk dimintakan persetujuan atasan

langsung.

12. Menjalankan tugas-tugas lain yang diinstruksikan oleh atasan langsung maupun

atasan tak langsung.

Wewenang

1. Bertindak tanpa melapor untuk hasil koordinasi kerja inter-discipline yang tidak

mempunyai cost-effect.

2. Bertindak kemudian melapor untuk melakukan value engineering untuk

peningkatan mutu produk atau efektifitas pelaksanaan.

7. Quantity Surveyor

Tabel 3.7 Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenang Quantity Surveyor

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu dalam pekerjaan sehari-hari.

2. Bertanggung jawab secara umum terhadap kesesuaian besaran volume

pelaksanaan di lapangan dengan besaran tercantum dalam bill of quantities.

3. Menghitung rencana besaran volume pekerjaan sebelum pelaksanaan serta

melakukan verifikasi terhadap volume terpasang untuk:

- Pekerjaan mandor.

- Pekerjaan subkontraktor.

4. Memeriksa setiap instruksi dari pemberi tugas dalam kaitannya dengan cost-effect.

5. Menyiapkan progress claim rutin kepada pemberi tugas termasuk perhitungan

variation orders untuk dimintakan persetujuan atasan langsung.


42

6. Memastikan setiap variation order memiliki Site Instruction, bila tidak, harus

melaporkannya kepada Chief Engineer/ Site Engineer/ Project Manager.

7. Memastikan item dan volume tercantum dalam delivery order form/ DO sesuai

dengan sub-RAP Material.

8. Menjalankan tugas-tugas lain yang diinstruksikan oleh atasan langsung maupun

atasan tak langsung.

Wewenang

1. Bertindak tanpa melapor, bersama SPV menentukan perhitungan volume

pekerjaan terpasang baik untuk subkontraktor atau mandor.

2. Bertindak kemudian melapor dalam mewakili atasan langsung melakukan

klarifikasi dengan pemberi tugas dalam kaitan dengan progress claim termasuk

perhitungan variation orders.

3. Menyetujui / menolak item dalam DO yang tidak sesuai dengan sub-RAP material

serta melakukan klarifikasi kepada atasan langsung.

8. Gudang

Tabel 3.8 Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenang Gudang

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu dalam pekerjaan sehari-hari.

2. Bertanggung jawab secara umum terhadap kelancaran dukungan material selama

masa pelaksanaan konstruksi.

3. Memastikan tercapainya kualitas material dipasok sesuai persyaratan yang

ditentukan dan tercapainya kuantitas material dipasok sesuai yang tertera dalam

surat permintaan barang / delivery order (pemeriksaan secara acak untuk beberapa

material yang telah ditentukan dalam Procedure Pelaksanaan Konstruksi).


43

4. Membuat NCR untuk material dipasok yang tidak sesuai persyaratan,

melaporkannya kepada QA dan mengirimkan NCR tersebut via fax kepada

Commercial Manager yang terkait.

5. Memastikan kelancaran arus pemakaian material dalam proyek berupa pengaturan

perletakan material baik yang disupply PI atau subkontraktor.

6. Memeriksa secara rutin material dipasok untuk memastikan terpeliharanya kualitas

material selama dalam penyimpanan.

7. Melaporkan kondisi stok material (laporan penerimaan dan pemakaian material)

kepada atasan langsung.

8. Menjaga kebersihan dan kerapihan tempat penyimpanan material.

9. Menjalankan tugas-tugas lain yang diinstruksikan oleh atasan langsung maupun

atasan tak langsung.

Wewenang

1. Bertindak kemudian melapor: melakukan klarifikasi kepada pemasok untuk

kemudian menerima atau menolak pasokan material yang tidak memenuhi

persyaratan kualitas atau kuantitas.

2. Bertindak kemudian melapor: berdasarkan pemeriksaan berkala melarang

penggunaan material berkatagori mutu turun dan melakukan pemisahan lokasi.

9. Administration and Personnel

Tabel 3.9 Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenang Administration and

Personnel

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu dalam pekerjaan sehari-hari.

2. Bertanggung jawab secara umum terhadap pengelolaan internal sumber daya

manusia dan administrasi.


44

3. Memastikan keabsahan proses dan kelengkapan administrasi dalam penerbitan dan

pengiriman dokumen proyek.

4. Memastikan keabsahan proses dan kelengkapan administrasi dalam penerimaan,

distribusi dan penyimpanan dokumen masuk.

5. Memastikan dokumen terpakai adalah terkontrol, sah dan tidak superseded.

6. Merekam data kehadiran individu staf PI untuk kemudian dilaporkan kepada

atasan langsung.

7. Menyimpan surat-surat tugas / data mutasi.

8. Membuat rangkuman penilaian/ appraisal karyawan.

9. Menjalankan tugas-tugas lain yang diinstruksikan oleh atasan langsung maupun

atasan tak langsung.

Wewenang

1. Bertindak tanpa melapor dalam pengaturan data storage (pemberian nomor/ kode

dokumen, directory grouping, dll).

10. Safety and Security

Tabel 3.10 Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenang Safety and

Security

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu dalam pekerjaan sehari-hari.

2. Bertanggung jawab secara umum terhadap keamanan lingkungan proyek demi

kelancaran kerja pelaksanaan proyek.

3. Memastikan keabsahan seluruh individu yang terlibat dalam pelaksanaan proyek.

4. Memastikan keabsahan setiap pengeluaran dan penerimaan alat atau material

proyek.
45

5. Memeriksa kelengkapan dan kelayakan pakai alat keselamatan kerja bagi setiap

individu.

6. Memeriksa kelengkapan dan kelayakan pakai alat bantu mesin yang ada di proyek.

7. Memeriksa dan memastikan rambu dan alat pengaman terpasang layak di seluruh

lingkungan proyek.

8. Melaporkan secara rutin kepada atasan langsung hasil pemantauan lapangan.

9. Menghubungi pemadam kebakaran bila terjadi kebakaran yang tidak bisa

dipadamkan sendiri.

10. Membantu mengamankan inventaris kantor dan dokumen penting proyek apabila

terjadi kebakaran.

11. Menjalankan tugas-tugas lain yang diinstruksikan oleh atasan langsung maupun

atasan tak langsung.

Wewenang

1. Bertindak tanpa melapor: corrective dan preventive action semua yang berpotensi

menimbulkan bahaya bagi individu dalam lingkungan proyek.

2. Bertindak kemudian melapor dalam pertolongan pertama pada korban kecelakaan

kerja dalam lingkungan proyek.

3.4 PERHITUNGAN KONSTRUKSI

Perhitungan Konstruksi adalah perhitungan yang dilakukan oleh konsultan

yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan dari konstruksi tersebut agar bisa

menahan beban yang telah dihitung sebelumnya.

Berikut adalah contoh perhitungan konstruksi tentang volume beton,

pembesian dengan besi ulir dan pembeskitingan pada kolom selasar


46

Pembuatan beton mutu fc 19,3 Mpa (K225)

Panjang beton = 200 mm = 0,20 m

Lebar beton = 200 mm = 0.20 m

Tinggi beton = 2750 mm = 2,75 m

Jumlah titik =4

Volume = 0,20 m x 0,20 m x 2,75 m x 4

= 0,44 m2

Pembesian dengan besi polos atau ulir

Diameter Tulangan = 22 mm dan 16 mm

Diameter sengkang = 8 mm

Tinggi beton = 2,75 m

Jarak cincin = 0,15 m

Panjang batang tulangan = 2,75 m

Panjang batang sengkang = 1,05 m

Jumlah batang tulangan =4

Jumlah batang sengkang = 19,33

Berat jenis besi ∅22 = 2,985 kg

Berat jenis besi ∅16 = 1,578 kg

Berat jenis besi ∅8 = 0,395 kg

Jumlah titik =4

Volume = 188,64 kg
47

Pemasangan bekisting kolom selasar

Tinggi beton = 2,75 m

Panjang = 0,20 m

Lebar = 0,25 m

Jumlah titik =4

Jumlah sisi =4

Volume = (0,20 x 2,75 x 2) + (0,20 x 2,75 x 2) x 4

= (1,1 + 1,1) x 4

= 8,8

Anda mungkin juga menyukai