Anda di halaman 1dari 99

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pembangunan Terminal Pacitan Type A

BAB I
INSTRUKSI KEPADA PESERTA LELANG

Keterangan :
1. Instruksi kepada peserta lelang berisi informasi yang diperlukan oleh peserta
lelang untuk menyiapkan penawarannya sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Informasi tersebut berkaitan
dengan penyusunan, penyampaian, pembukaan, evaluasi penawaran dan
penunjukan penyedia jasa.
2. Hal-hal berkaitan dengan pelaksanaan kontrak oleh penyedia jasa, termasuk
hak, kewajiban dan resiko dimuat dalam syarat-syarat umum kontrak.
Apabila terjadi perbedaan penafsiran/pengaturan pada dokumen lelang,
penyedia jasa harus mempelajari dengan saksama untuk menghindari
pertentangan pengertian.
3. Data lelang rnemuat ketentuan, informasi tambahan, atau perubahan atas
instruksi kepada peserta lelang sesuai dengan kebutuhan paket pekerjaan
yang akan dilelangkan.
4. lnstruksi kepada peserta lelang adalah bagian dari dokumen lelang untuk
pelelangan umum dengan pasca kualifikasi.
5. Instruksi kepada peserta lelang tidak menjadi bagian dari dokumen kontrak.

A. U M U M

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pejabat Pembuat Komitmen sesuai ketentuan dalam data lelang, melalui
Panitia Pengadaan mengumumkan atau mengundang penyedia jasa untuk
mengikuti pelelangan pekerjaan.
Nama paket pekerjaan dan lingkup pekerjaan ditentukan dalam data
lelang.
1.2. Pemenang lelang wajib menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
yang ditentukan dalam data lelang, syarat-syarat umum dan syarat-syarat
khusus kontrak dengan mutu sesuai spesifikasi teknis dan biaya sesuai
kontrak.

2. SUMBER DANA
2.1. Pekerjaan ini dibiayai dengan dana sesuai ketentuan dalam data lelang.

3. METODE PELELANGAN DAN JENIS KONTRAK


3.1. Metode Pelelangan ini dilaksanakan sesuai ketentuan dalam data lelang.
3.2. Dalam ikatan Kontrak pelaksanaan pekerjaan menggunakan Jenis Kontrak
Harga Satuan/Unit Price.

4. PERSYARATAN PESERTA LELANG DAN KUALIFIKASI


4.1. Persyaratan peserta lelang sesuai ketentuan dalam data lelang.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

4.2. Penyedia jasa yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen untuk
melaksanakan Iayanan jasa konsultansi dalam perencanaan atau yang
akan mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan tidak
diperkenankan menjadi peserta lelang
4.3. Penyedia jasa yang dimiliki oleh satu atau kelompok orang yang sama atau
berada pada kepengurusan yang sama tidak boleh mengikuti pelelangan
untuk satu pekerjaan konstruksi secara bersamaan.
4.4. Persyaratan kualifikasi sesuai dalam dokumen kualifikasi.
4.5. Dalam melakukan kemitraan harus memperhatikan kompetensi penyedia
jasa yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

5. BIAYA MENGIKUTI PELELANGAN


5.1. Semua biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa untuk mengikuti
pelelangan termasuk penyusunan penawaran menjadi beban penyedia
jasa dan tidak mendapat penggantian dari Pejabat Pembuat Komitmen.
5.2. Dalam hal penawaran ditolak atau pelelangan dinyatakan gagal dan/atau
batal karena suatu hal maka tidak dapat diberikan ganti rugi dan/atau
menuntut Pejabat Pembuat Komitmen.

6. PENJELASAN DOKUMEN LELANG


6.1. Panitia pengadaan memberikan penjelasan mengenai dokumen lelang
pada waktu dan tempat sesuai ketentuan dalam data lelang.
6.2. Dalam acara penjelasan lelang, dijelaskan mengenai antara lain :
a. Lingkup pekerjaan;
b. Resiko dan bahaya yang dapat timbul dalam pekerjaan;
c. Metoda pengadaan/penyelenggaraan pelelangan;
d. Cara penyampaian penawaran;
e. Metoda evaluasi;
f. Dokumen yang harus dilampirkan dalam dokumen penawaran;
g. Acara pembukaan dokumen penawaran;
h. Hal-hal yang menggugurkan penawaran;
i. Jenis kontrak yang akan digunakan;
j. Ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan preferensi harga atas
penggunaan produksi dalam negeri;
k. Ketentuan bekerjasama dan/atau cara sub kontrak sebagian pekerjaan
kepada usaha kecil termasuk koperasi kecil;
l. Besaran, masa berlaku dan penjamin yang dapat mengeluarkan jaminan
penawaran.
6.3. Pertanyaan dari peserta lelang, jawaban dan panitia pengadaan,
keterangan lainnya termasuk perubahannya, dan hasil peninjauan
lapangan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan (BAP). BAP
ditandatangani oleh panitia pengadaan dan minimal 1 (satu) wakil saksi
dari peserta yang hadir. Apabila dalam acara penjelasan tidak ada peserta
lelang yang hadir proses lelang tetap dilanjutkan dan BA Penjelasan
disampaikan secara tertulis kepada peserta lelang yang mengambil
dokumen lelang.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
2
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

6.4. Apabila dalam BAP terdapat hal-hal/ketentuan baru atau perubahan


penting yang perlu ditampung, maka panitia pengadaan harus
menuangkan ke dalam adendum dokumen lelang yang menjadi bagian tak
terpisahkan dari dokumen lelang dan harus disampaikan secara tertulis
dalam waktu bersamaan kepada semua peserta lelang secara tertulis
setelah disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
6.5. Dalam acara penjelasan lelang, diumumkan nilai total harga perkiraan
sendiri (HPS). Rincian HPS tidak boleh dibuka/diberikan dan bersifat
rahasia.
6.6. Para peserta lelang atau wakil peserta lelang yang hadir memperlihatkan
identitas atau surat keterangan/penugasan dari perusahaan untuk
menghadiri penjelasan dokumen lelang dan menandatangani daftar hadir
sebagai bukti kehadirannya.
6.7. Peserta lelang yang tidak hadir pada saat penjelasan dokumen lelang tidak
dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan penawarannya.

7. PENINJAUAN LAPANGAN
7.1. Bila dipandang perlu, panitia pengadaan dapat memberikan penjelasan
lanjutan dengan melakukan peninjauan lapangan.
7.2. Peserta lelang dengan resiko dan biaya sendiri dianjurkan untuk meninjau
lapangan pekerjaan dengan seksama untuk memperoleh data dan
informasi yang diperlukan guna menyiapkan penawaran.

8. SATU PENAWARAN SETIAP SATU PAKET PELELANGAN


8.1. Setiap peserta lelang atas nama sendiri atau sebagai anggota kemitraan
hanya boleh menyerahkan satu penawaran untuk satu paket pelelangan
pekerjaan.
8.2. Peserta lelang yang rnenyerahkan Iebih dari satu penawaran untuk satu
paket pelelangan pekerjaan, bila dalam dokumen lelang tidak diminta
penawaran alternatif, maka akan digugurkan.

B. D O K U M E N L E L A N G
9. ISI DOKUMEN LELANG
9.1. Dokumen lelang terdiri dari :
BAB I Instruksi Kepada Peserta Lelang;
BAB II Data Lelang;
BAB III Bentuk Surat Penawaran, Lampiran, Surat Penunjukan dan
Surat Perjanjian;
BAB IV Syarat-Syarat Umum Kontrak;
BAB V Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
BAB VI Spesifikasi Teknis;
BAB VII Gambar-Gambar;
BAB VIII Daftar Kuantitas, Analisa Harga Satuan dan Metoda
Pelaksanaan;
BAB IX Bentuk-Bentuk Jaminan.
Adendum (bila ada)

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
3
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

10. DOKUMEN KUALIFIKASI


10.1. Data Isian Kualifikasi sesuai ketentuan dokumen kualifikasi.
10.2. Dalam hal pelelangan umum dengan cara pascakualifikasi, peserta lelang
akan memperoleh dokumen kualifikasi dan wajib diisi serta disampaikan
bersamaan dengan dokumen penawaran.
10.3. Dalam hal pelelangan umum/terbatas dengan cara prakualifikasi, dokumen
kualifikasi wajib diisi seta disampaikan sebelum pelaksanaan pelelangan
serta terpisah dari dokumen penawaran.
11. PENGAMBILAN DOKUMEN LELANG
11.1. Dalam hal Pelelangan dengan pascakualifikasi, sebelum pengambilan
dokumen lelang, calon peserta lelang wajib mendaftar dan
menandatangani pakta integritas.
11.2. Jadual Pengambilan dokumen pelelangan sesuai dengan ketentuan dalam
data lelang.

12. KLARIFIKASI DOKUMEN LELANG


12.1. Calon peserta lelang yang memerlukan klarifikasi atas isi dokumen lelang
dapat mengajukan pertanyaan kepada panitia pengadaan secara tertulis
dan diterima oleh panitia pengadaan sebelum pemasukan penawaran atau
sebelum ada peserta yang memasukkan dokumen penawaran.
12.2. Panitia pengadaan wajib menanggapi setiap klarifikasi secara tertulis,
sebelum adendum dokumen Ielang diterbitkan.

13. ADENDUM DOKUMEN LELANG


13.1. Sebelum batas waktu penyampaian dokumen penawaran berakhir dan
pada saat penjelasan dokumen pelelangan dan/atau sebelum ada peserta
lelang yang memasukkan dokumen penawaran, Pejabat Pembuat
Komitmen dapat mengubah ketentuan dokumen lelang dengan
menerbitkan adendum.
13.2. Setiap adendum yang diterbitkan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen lelang dan harus disampaikan secara tertulis
dalam waktu bersamaan kepada semua peserta lelang.
13.3. Apabila adendum diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen akan
mempengaruhi waktu pemasukan dokumen penawaran, maka untuk
memberi waktu yang cukup kepada peserta lelang dalam menyiapkan
penawaran, Pejabat Pembuat Komitmen wajib mengundurkan batas akhir
pemasukan penawaran sesuai Pasal 24.1.

C. P E N Y I A P A N P E N A W A R A N

14. BAHASA PENAWARAN


14.1. Semua dokumen penawaran harus menggunakan Bahasa Indonesia.
14.2. Lampiran-lampiran asli berbahasa asing disertai penjelasan dalam Bahasa
Indonesia.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
4
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

15. DOKUMEN PENAWARAN DAN DOKUMEN KUALIFIKASI


15.1. Setiap peserta lelang atas nama sendiri atau sebagai kemitraan hanya
boleh menyampaikan satu penawaran untuk satu paket pelelangan
pekerjaan, sesuai Pasal 8.1.
15.2. Peserta lelang yang menyampaikan lebih dari satu paket pelelangan
pekerjaan, selain penawaran alternatif (bila diminta) akan digugurkan.
15.3. Jumlah dokumen penawaran yang harus disampaikan oleh peserta lelang
sesuai dengan Pasal 21.1.
15.4. Metode penyampaian dokumen penawaran sesuai data lelang.
15.5.. Peserta lelang harus mengutamakan penggunaan bahan, peralatan, dan
jasa produksi dalam negeri.
15.6. Peserta lelang harus menyampaikan dokumen penawaran sesuai bentuk-
bentuk yang ditentukan dalam bentuk surat penawaran dan lampiran.
15.7. Dalam hal pelelangan dilakukan dengan pasca kualifikasi, dokumen
kualifikasi yang berisi data kualifikasi disampaikan bersamaan dengan
dokumen penawaran.
15.8. Dalam hal pelelangan dilakukan dengan prakualifikasi, dokumen kualifikasi
yang berisi data kualifikasi disampaikan sebelum tahap penyampaian
dokumen penawaran.
15.9. Dokumen penawaran terdiri dari :
a. Surat Penawaran; harus bermeterai cukup, bertanggal, ditanda tangani
oleh yang berhak dan dicap.
b. Lampiran surat penawaran; terdiri dari :
1) Surat Kuasa (bila diperlukan)
2) Jaminan Penawaran(bisa dari asuransi atau dari bank) ditujukan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen ...................... Departemen
Perhubungan. Jalan .........................................
3) Daftar Kuantitas dan Harga
4) Analisa Harga Satuan Pekerjaan Utama
5) Daftar Harga Satuan Dasar Upah
6) Daftar Harga Satuan Dasar Bahan
7) Metoda Pelaksanaan(memuat pemahaman terhadap penyelesaian
pekerjaan).
8) Jadual Waktu Pelaksanaan(network planning,kurvaS,bartcath)
9) Daftar Personil Inti, sesuai data lelang(CV dilengkapi foto copy
refrensi dari pemberi tugas,SKA/SKT,KTP Ijazah,NPWP)Untuk team
leader harus dilampirkan K3.
10) Penanggung Jawab Teknik Eektrikal dan ME,Wajib memiliki SKA.
11) Daftar Peralatan Utama, sesuai data lelang
12)Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan (bila ada) sesuai data
lelang
13)Surat Pernyataan kebenaran Dokumen.
14)Surat Kesanggupan untuk mengikuti Jamsostek
15) Brosur-brosur bahan bangunan fabrikan(Asli)
16)CD yang berisi RAB penawaran tidak di dalam sampul asli
17)Struktur Organisasi Pelaksanaan dilengkapi job discribtion

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
5
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

5.10. Dalam hal pelelangan umum dilakukan dengan pasca kualifikasi, peserta
lelang harus menyampaikan dokumen kualifikasi bersamaan dengan
dokumen penawaran.

16. HARGA PENAWARAN


16.1. Harga penawaran adalah harga yang tercantum dalam surat penawaran
berdasarkan jumlah rincian dalam daftar kuantitas dan harga untuk seluruh
pekerjaan seperti diuraikan dalam Pasal 1. termasuk penyelenggaraan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
16.2. Harga penawaran harus ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf. Harga
penawaran yang mengikat adalah harga penawaran terkoreksi.
16.3. Pada saat acara pembukaan penawaran, dalam hal angka dan huruf
berbeda, maka yang digunakan adalah dalam huruf. Apabila harga
penawaran dalam huruf tidak bisa diartikan/tidak bermakna, maka pada
saat pembukaan penawaran ditulis “TIDAK JELAS”, dalam evaluasi
penawaran tidak boleh digugurkan.
16.4. Peserta lelang harus mengisi harga satuan dan jumlah harga untuk semua
mata pembayaran dalam daftar kuantitas dan harga. Apabila harga satuan
dicantumkan nol/tidak diisi untuk mata pembayaran tertentu, maka
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan mata pembayaran yang lain
dan pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan.
16.5. Biaya umum dan keuntungan dikenakan dan sudah diperhitungkan untuk
seluruh mata pembayaran, kecuali untuk mata pembayaran pekerjaan
persiapan/umum.
16.6. Semua pajak dan retribusi yang harus dibayar oleh penyedia jasa dalam
pelaksanaan kontrak, serta pengeluaran Iainnya sudah termasuk dalam
harga penawaran.
16.7. Harga satuan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga adalah
mengikat dan tetap, kecuali apabila terjadi pekerjaan tambah atau
penyesuaian harga sesuai syarat umum/khusus kontrak.

17. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN


17.1. Harga satuan dasar, harga satuan mata pembayaran dan jumlah harga
penawaran harus menggunakan mata uang Rupiah.
17.2. Cara pembayaran dilakukan sesual ketentuan dalam data lelang.

18. MASA BERLAKUNYA PENAWARAN


18.1. Masa berlakunya penawaran adalah sesuai ketentuan dalam data lelang.
18.2. Dalam keadaan khusus, sebelum akhir masa berlakunya penawaran,
panitia pengadaan dapat meminta kepada peserta lelang secara tertulis
untuk memperpanjang masa berlakunya penawaran tersebut dalam jangka
waktu tertentu.
18.3. Peserta lelang dapat :
a. Menyetujui permintaan tersebut tanpa mengubah penawaran, tetapi
diminta memperpanjang masa berlakunya jaminan penawaran untuk
jangka waktu tertentu dan menyampaikan pernyataan perpanjangan

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
6
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

masa berlakunya penawaran dan perpanjangan jaminan penawaran


kepada pantia pengadaan;
b. Menolak permintaan tersebut secara tertulis dan jaminan
penawarannya tidak disita dan tidak dikenakan sanksi.

19. JAMINAN PENAWARAN


19.1. Peserta lelang harus menyediakan jaminan penawaran dalam mata uang
Rupiah dengan nominal sebesar antara 1 % (satu persen) sampai dengan
3 % (tiga persen) dari nilai harga perkiraan sendini (HPS). Nilai dan masa
berlakunya sesuai ketentuan dalam data lelang.
19.2. Jaminan penawaran harus diterbitkan oleh bank umum (tidak termasuk
bank perkreditan rakyat) atau oleh perusahaan asuransi yang mempunyai
program asuransi kerugian (surety bond) yang mempunyai dukungan
reasuransi sebagaimana yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan RI.
19.3. Masa berlakunya jaminan penawaran sekurang-kurangnya 28 (dua puluh
delapan) hari kalender lebih lama dari masa berlakunya surat penawaran.
19.4. Bentuk jaminan penawaran harus sesuai dengan ketentuan dalam
dokumen lelang.
19.5. Penawaran yang dilampiri jaminan penawaran asli tidak sesuai bentuk
dalam dokumen lelang dikonfirmasikan ke penerbit jaminan.
19.6. Jaminan penawaran dari Kerja Sama Operasi (KSO) harus ditulis atas
nama semua anggota KSO.
19.7. Jaminan penawaran dari peserta lelang yang tidak menang dikembalikan
segera setelah penetapan pemenang lelang.
19.8. Jaminan penawaran dikembalikan segera dan pemenang lelang setelah
pemenang lelang menyerahkan jaminan pelaksanaan.
19.9. Jaminan penawaran akan disita apabila:
a. Peserta lelang terlibat KKN, serta dikenakan sanksi Daftar Hitam (Black
List) selama 1 (satu) tahun; atau
b. Peserta lelang tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan
dalam hal harga penawarannya dinilai terlalu rendah, serta dikenakan
sanksi Daftar Hitam (Black List) selama 1 (satu) tahun; atau
c. Peserta lelang menarik penawarannya selama masa berlakunya
penawaran; atau
d. Peserta lelang mengundurkan diri/menolak koreksi aritmatik atas harga
penawarannya; atau
e. Pemenang lelang mengundurkan diri setelah ditunjuk sebagai
pemenang lelang;
1) Dengan alasan yang tidak dapat diterima atau gagal tanda tangan
kontrak, serta dikenakan sanksi Daftar Hitam (Black List) selama 2
(dua) tahun; atau
2) Dengan alasan dapat diterima; atau
f. Pemenang lelang dalam batas waktu yang ditentukan gagal:
a) Menyerahkan jaminan pelaksanaan; atau
b) Menandatangani surat perjanjian/kontrak.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
7
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

20. PENAWARAN ALTERNATIF DAN RABAT


20.1. Peserta lelang harus menyampaikan penawaran sesuai dengan ketentuan
dokumen lelang. Penawaran alternatif tidak akan dipertimbangkan, kecuali
bila penawaran alternatif diperbolehkan sesuai ketentuan dalam data
lelang.
20.2. Apabila penawaran alternatif diperbolehkan sesuai ketentuan dalam data
lelang, maka selain menyampaikan penawaran utama, bagi peserta lelang
yang akan menawarkan penawaran alternatif harus melengkapi dengan
usulan teknis yang meliputi spesifikasi teknis, gambar, perhitungan disain,
metoda pelaksanaan, rincian harga penawaran, dan penjelasan lain yang
terkait.
20.3. Hanya penawaran alternatif dan penawaran utama terendah yang
memenuhi syarat akan dipertimbangkan oleh panitia pengadaan.
20.4. Pemberian rabat dapat dipertimbangkan sesuai ketentuan dalam data
lelang.

21. BENTUK DAN PENANDAAN PENAWARAN


21.1. Peserta lelang harus menyampaikan dokumen penawaran sesuai Pasal 22
yang terdiri dari 1 (satu) dokumen penawaran asli dan diberi tanda “ASLI”
dan 2 (dua) dokumen penawaran rekaman yang masing-masing diberi
tanda “REKAMAN”. Apabila terdapat perbedaan antara dokumen
penawaran asli dan rekaman, maka dokumen penawaran asli yang
berlaku.
21.2. Dokumen penawaran asli dan rekaman harus ditandatangani oleh orang
yang berhak atas nama badan usaha peserta lelang sesuai dengan akta
pendirian dan perubahannya, akta pendirian cabang dan perubahannya
atau perjanjian KSO.
21.3. Selama acara pemasukan dokumen penawaran apabila terdapat
PENARIKAN, PENGUBAHAN, PENGGANTIAN ATAU PENAMBAHAN
DOKUMEN PENAWARAN dapat dilakukan sesuai Pasal 26.
21.4. Apabila didalam Dokumen penawaran terdapat perbaikan kesalahan dari
peserta lelang maka perbaikan tersebut harus sudah terparaf oleh orang
yang menandatangani penawaran sebelum pemasukan dokumen
penawaran.

D. P E N Y A M P A I A N P E N A W A R A N

22. SAMPUL DAN TANDA PENAWARAN


22.1. Peserta lelang memasukkan dokumen penawaran asli dan 2 (dua)
rekaman dokumen penawaran ke dalam 2 (dua) sampul dalam dan
masing-masing sampul dalam ditandai ”ASLI” untuk penawaran asli dan
”REKAMAN” untuk rekaman, kemudian kedua sampul dalam ”ASLI” dan
”REKAMAN” tersebut dimasukkan kedalam 1 (satu) sampul luar dan
direkat untuk menjaga kerahasiaan.
Dokumen penawaran asli untuk Pejabat Pembuat Komitmen disampaikan
oleh Panitia Pengadaan dalam keadaan tertutup dan , serta hanya dibuka
setelah diterbitkannya SPBJ atau bilamana ada sanggahan dari

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
8
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

peserta.Pembukaan Dokumen Penawaran asli dilakukan dihadapan


peserta yang menyanggah dan disanggah.
22.2. Pada sampul dalam dan sampul luar harus ditulis:
a. Alamat Pejabat Pembuat Komitmen, sesuai dengan ketentuan dalam
data lelang,
b. Jenis pekerjaan, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, jam pemasukan,
sesuai ketentuan dalam data lelang,
c. “JANGAN DIBUKA SEBELUM WAKTU PEMBUKAAN PENAWARAN”,
pada sudut kanan atas.
22.3. Sebagai tambahan identifikasi yang diperlukan dalam Pasal 22.2., sampul
dalam harus ditulis nama dan alamat peserta lelang untuk pengembalian
penawaran tanpa dibuka dalam hal penawaran dinyatakan terlambat,
sesuai dengan Pasal 25.
22.4. Bila sampul luar tidak direkat dan sampul dalam tidak ditandai seperti
Pasal 22.1., 22.2., dan 22.3., panitia pengadaan tidak bertanggung jawab
atas resiko yang mungkin timbul terhadap dokumen penawaran.

23. PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN LANGSUNG / MELALUI POS


23.1. Penyampaian Dokumen Penawaran dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Langsung:
1) Peserta lelang secara langsung menyampaikan dokumen
penawarannya kedalam kotak/tempat pemasukan dokumen
penawaran yang telah disediakan oleh panitia pengadaan.
2) Batas waktu paling lambat untuk pemasukan dokumen penawaran
kedalam kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran harus
sesuai dengan ketentuan dalam dokumen lelang yaitu sebelum
batas waktu penutupan pemasukan dokumen penawaran.
3) Pada batas waktu pemasukan dokumen penawaran berakhir, panitia
pengadaan penyampaian dokumen penawaran ditutup, menolak
dokumen penawaran yang terlambat, dan menolak penambahan
dokumen penawaran.
b. Melalui pos atau layanan hantaran/expedisi :
1) Dokumen penawaran yang dikirim melalui pos atau layanan
hantaran/expedisi menggunakan sampul dalam dan sampul luar
seperti tersebut Pasal 22.1., 22.2. dan 22.3., panitia pengadaan
langsung memberi catatan tanggal dan jam penerimaan pada
sampul luar.
2) Batas waktu paling lambat untuk penerimaan dokumen penawaran
harus sesuai dengan ketentuan dalam dokumen lelang, yaitu
sebelum batas waktu penutupan pemasukan dokumen penawaran.
3) Panitia pengadaan membuat Berita Acara Penerimaan Dokumen
Penawaran yang sampul luarnya masih dalam keadaan tertutup,
kemudian dokumen penawaran tersebut dimasukan kedalam
kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran. (apabila batas akhir
waktu pemasukan dokumen penawaran belum ditutup) .

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
9
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

4) Panitia pengadaan menolak dokumen penawaran yang terlambat.


Dokumen penawaran yang terlambat sampul luarnya dibuka untuk
mengetahui alamat penawar dan dokumen penawaran tersebut oleh
panitia pengadaan dikembalikan kepada penawar setelah sampul
luarnya diberi catatan tanggal dan jam penerimaan. Nama alamat
penawar, serta sampul luar disimpan oleh panitia pengadaan.

24. BATAS AKHIR WAKTU PEMASUKAN PENAWARAN


24.1. Penawaran harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
melalui panitia pengadaan paling lambat pada tempat dan waktu sesuai
ketentuan dalam data lelang.
24.2.. Panitia pengadaan dapat mengundurkan batas akhir waktu penyampaian
penawaran dengan mencantumkan dalam adendum dokumen lelang.

25. PENAWARAN TERLAMBAT


25.1. Setiap penawaran yang diterima oleh panitia pengadaan setelah batas
akhir waktu acara penutupan pemasukan dokumen penawaran pada Pasal
24.1. akan ditolak dan dikembalikan kepada peserta lelang dalam keadaan
tertutup (sampul dalam tidak dibuka).

26. PENARIKAN, PENGUBAHAN, PENGGANTIAN ATAU PENAMBAHAN


DOKUMEN PENAWARAN
26.1. Peserta lelang boleh menarik, mengubah, mengganti dan menambah
dokumen penawarannya, setelah pemasukan penawaran dengan
memberitahukan secara tertulis sebelum batas akhir waktu penutupan
pemasukan penawaran.
26.2. Pemberitahuan penarikan, pengubahan, penggantian atau penambahan
dokumen penawaran harus dibuat secara tertulis dan dimasukkan ke
dalam sampul yang direkat, ditandai dan disampaikan sesuai dengan
Pasal 21 dengan menambahkan tanda “PENARIKAN” / “PENGUBAHAN” /
“PENGGANTIAN” atau “PENAMBAHAN” pada sampul luar.
26.3. Dokumen penawaran tidak dapat ditarik, diubah, diganti atau ditambah
setelah batas akhir waktu penyampaian penawaran sesuai Pasal 24 .1.
26.4. Penarikan penawaran dalam kurun waktu antara batas akhir penyampaian
penawaran sesuai Pasal 24.1. dan sebelum akhir masa berlakunya
penawaran sesuai Pasal 18.1., dikenakan sanksi penyitaan jaminan
penawaran sesuai Pasal 19 .9.

E. P E M B U K A A N P E N A W A R A N D A N E V A L U A S I

27. PEMBUKAAN PENAWARAN


27.1. Para Penawar atau wakil penawar yang hadir memperlihatkan identitas
atau surat keterangan/penugasan dari perusahaan untuk menghadiri
pembukaan dokumen penawaran dan menandatangani daftar hadir
sebagai bukti kehadirannya. Panitia pengadaan meminta kesediaan 2
(dua) orang wakil dari penawar yang hadir sebagai saksi. Apabila tidak
terdapat wakil penawar yang hadir pada saat pembukaan kotak/tempat

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
10
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

pemasukan dokumen penawaran sampai batas waktu yang ditentukan


oleh panitia pengadaan sekurang-kurangnya 2 (dua) jam.
27.2. Setelah batas waktu yang ditentukan tidak ada penawar yang hadir, maka
pembukaan penawaran dilaksanakan dengan disaksikan 2 (dua) saksi
yang bukan anggota panitia pengadaan, yang ditunjuk secara tertulis oleh
panitia pengadaan.
27.3. Panitia pengadaan meneliti isi kotak/tempat pemasukan dokumen
penawaran dan menghitung jumlah sampul penawaran yang masuk (tidak
dihitung surat pengunduran diri) dan bila penawaran yang masuk kurang
dari 3 (tiga), pelelangan tidak dapat dilanjutkan dan harus diulang.
27.4. Selanjutnya panitia pengadaan membuka sampul luar penawaran,
termasuk dokumen penarikan/pengubahan/penggantian/penambahan (bila
ada), dihadapan para penawar atau para wakil penawar yang hadir pada
jam, hari, tanggal dan tempat sebagaimana telah ditentukan oleh panitia
pengadaan, sesuai dengan data lelang.
27.5. Dokumen dengan sampul bertanda “PENARIKAN” / ”PENGUBAHAN” /
“PENGGANTIAN” atau “PENAMBAHAN” harus dibuka dan dibaca terlebih
dahulu. Dokumen penawaran yang telah masuk tidak dibuka apabila
dokumen dimaksud telah disusuli Dokumen dengan sampul bertanda
“PENARIKAN”.
27.6. Nama peserta lelang, harga penawaran, nilai penawaran alternatif (bila
ditentukan), rabat, penarikan, pengubahan, penggantian, penambahan
dokumen penawaran, ada atau tidaknya jaminan penawaran, dan lampiran
lain yang ditentukan dalam dokumen lelang, dibacakan pada saat
pembukaan penawaran.
27.7. Panitia pengadaan harus membuat berita acara pembukaan penawaran
(BAPP), termasuk memuat informasi yang disampaikan sesuai Pasal 27.3.

28. KERAHASIAAN PROSES


28.1. Proses evaluasi dokumen penawaran bersifat rahasia dan dilaksanakan
oleh panitia pengadaan secara independen.
28.2. Informasi yang berhubungan dengan penelitian, evaluasi, klarifikasi,
konfirmasi dan usulan calon pemenang lelang tidak boleh diberitahukan
kepada peserta lelang atau orang lain yang tidak berkepentingan sampai
keputusan pemenang diumumkan.
28.3. Setiap usaha peserta lelang untuk mencampuri proses evaluasi dokumen
penawaran atau keputusan pemenang akan mengakibatkan ditolaknya
penawaran yang bersangkutan.

29. KLARIFIKASI DAN KONFIRMASI PENAWARAN


29.1. Untuk menunjang penelitian dan evaluasi dokumen penawaran, panitia
pengadaan dapat melakukan klarifikasi. Peserta lelang harus memberikan
tanggapan atas klarifikasi. Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi dan
harga penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas klarifikasi harus
dilakukan secara tertulis.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
11
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

29.2. Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan dokumen penawaran,


panitia pengadaan dapat melakukan konfirmasi kepada pihak-
pihak/instansi terkait.

30. PEMERIKSAAN PENAWARAN


DAN PENAWARAN YANG MEMENUHI SYARAT
30.1. Sebelum dilakukan evaluasi yang lebih rinci terhadap semua dokumen
penawaran, panitia pengadaan akan meneliti setiap penawaran, antara lain
:
a. Berasal dari peserta lelang yang mendaftar, mengambil dokumen
pengadaan dan telah menandatangani pakta integritas (pelelangan
dengan pasca kualifikasi);
b. Jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari yang
ditetapkan dalam dokumen pelelangan;
c. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi
waktu yang ditetapkan dalam dokumen pelelangan;
d. Telah dibubuhi meterai, tanggal, ditandatangani oleh yang berhak dan
dicap;
e. Dilampiri jaminan penawaran asli; dan
f. Memenuhi ketentuan dokumen pelelangan.
30.2. Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai
ketentuan dokumen lelang, tanpa adanya penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran bersyarat. Penawaran dengan
penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat
adalah :
a. Jenis penyimpangan yang berpengaruh terhadap hal-hal yang sangat
substantif dan akan mempengaruhi lingkup, kualitas, dan
hasil/kinerja/perfomance pekerjaan;
b. Substansi kegiatan tidak konsisten dengan dokumen lelang;
c. Persyaratan tambahan di luar ketentuan dokumen lelang yang akan
menimbulkan persaingan tidak sehat dan/atau tidak adil di antara
peserta lelang yang memenuhi syarat.
30.3. Apabila penawaran tidak memenuhi ketentuan dokumen lelang, akan
ditolak oleh panitia pengadaan dan tidak dapat diperbaiki (post bidding)
sehingga menjadi memenuhi syarat.

31. KOREKSI ARITMATIK


31.1. Koreksi aritmatik dilakukan pada daftar kuantitas dan harga sebelum
evaluasi dokumen penawaran, sebagai berikut:
a. Apabila terdapat kesalahan kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga disesuaikan dengan kuantitas yang
tercantum dalam dokumen lelang.
b. Koreksi aritmatik pada daftar kuantitas dan harga dilakukan terhadap
perkalian antara kuantitas dengan harga satuan beserta
penjumlahannya sebagai berikut :
a) Harga satuan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
tidak boleh dikoreksi, dan mengikat;

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
12
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

b) Apabila terdapat kesalahan hasil pengalian antara kuantitas dengan


harga satuan dan penjumlahan, maka dilakukan pembetulan dan
yang mengikat adalah hasil koreksi;
c) Mata pembayaran yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan mata pembayaran yang lain, dan
harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga tetap dibiarkan
kosong;
d) Hasil koreksi aritmatik pada daftar kuantitas dan harga tersebut
harus diberitahukan secara tertulis kepada penawar dalam waktu
selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah pembukaan dokumen
penawaran.
e) Dalam hal menggunakan metode dua sampul, hasil koreksi aritmatik
pada daftar kuantitas dan harga tersebut harus diberitahukan secara
tertulis kepada penawar dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua)
hari kerja setelah pembukaan sampul II yang berisi data harga
penawaran.
31.2. Apabila terdapat perbedaan antara harga satuan pada daftar kuantitas dan
harga, dengan harga satuan pada analisa harga satuan yang
bersangkutan, maka yang mengikat adalah harga satuan pada daftar
kuantitas dan harga.
31.3. Penawar diberikan kesempatan untuk memberikan konfirmasi atas hasil
koreksi aritmatik dalam waktu 1 (satu) hari kerja setelah diterimanya
pemberitahuan atau tanggal yang ditetapkan panitia.
31,4. Bila penawar tidak dapat menerima jumlah penawaran hasil koreksi
aritmatik, maka penawarannya ditolak dan jaminan penawarannya disita
sesuai Pasal 19.9.d.

32. MATA UANG UNTUK EVALUASI PENAWARAN


32.1. Penawaran akan dievaluasi berdasarkan mata uang Rupiah sesuai Pasal
17.1.

33. EVALUASI PENAWARAN


33.1. Metoda evaluasi penawaran dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam
data lelang.
33.2. Panitia pengadaan hanya akan mengevaluasi penawaran yang memenuhi
syarat sesuai dengan Pasal 30.
33.3. Dampak yang diperkirakan dari ketentuan penyesuaian harga yang
diterapkan selama masa pelaksanaan pekerjaan, tidak diperhitungkan
dalam evaluasi penawaran.
33.4. Dalam hal pelelangan dilakukan secara serentak lebih dari satu paket
pekerjaan, Pejabat Pembuat Komitmen dapat memberikan ketentuan
tentang pemberian rabat.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
13
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

F. P E M E N A N G L E L A N G

34. KRITERIA PEMENANG


34.1. Dalam hal pelelangan umum/terbatas dengan prakualifikasi, kriteria
pemenang lelang adalah:
a. Peserta lelang dengan harga penawaran terendah dari hasil koreksi
aritmatik; dan
b. Memenuhi syarat administrasi dan teknis, serta telah
memperhitungkan semaksimal mungkin penggunaan produksi dalam
negeri sesuai ketentuan dokumen lelang; dan
c. Verifikasi data yang diisikan dalam formulir kualifikasi terbukti
kebenarannya (pada tahapan pembuktian kualifikasi).
34.2. Dalam hal pelelangan umum dengan pascakualifikasi, kriteria pemenang
lelang adalah:
c. Harga penawaran terendah dari hasil koreksi aritmatik; dan
d. Memenuhi syarat administrasi dan teknis, serta telah memperhitungkan
semaksimal mungkin penggunaan produksi dalam negeri sesuai
ketentuan dokumen lelang; dan
e. Memenuhi syarat penilaian kualifikasi; dan
d. Verifikasi data yang diisikan dalam formulir kualifikasi terbukti
kebenarannya (pada tahapan pembuktian kualifikasi).

35. PENILAIAN DAN PEMBUKTIAN KUALIFIKASI


35.1. Penilaian kualifikasi dilakukan sesuai dengan ketentuan dokumen
kualifikasi.
35.2. Dalam hal pelelangan umum dengan pascakualifikasi, terhadap 3 (tiga)
penawaran terendah yang memenuhi persyaratan dan akan diusulkan
sebagai calon pemenang adalah yang telah lulus/memenuhi syarat
penilaian kualifikasi.
35.3. Terhadap penyedia jasa yang akan diusulkan sebagai pemenang dan
pemenang cadangan dilakukan pembuktian kualifikasi.

36. PENETAPAN DAN PENGUMUMAN PEMENANG LELANG


36.1. Segera setelah usulan calon pemenang disampaiakan oleh Panitia
Pengadaan, Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan Pemenang dan
Pemenang Cadangan (bila ada).
36.2. Panitia Pengadaan mengumumkan pemenang dan memberitahukan serta
menyampaikan kepada semua peserta lelang.
36.3. Dalam hal yang ditetapkan sebagai pemenang bukan yang terendah maka
Panitia memberikan penjelasan alasan gugurnya penawaran yang tidak
ditetapkan sebagai pemenang yang nilai penawarannya lebih rendah dari
yang ditetapkan.
36.4. Dalam hal pelelangan dilaksanakan untuk beberapa paket sekaligus,
penetapan pemenang akan dilakukan dengan menilai harga penawaran
yang menguntungkan negara.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
14
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

37. SANGGAHAN DAN SANGGAHAN BANDING


37.1. Peserta lelang yang berkeberatan atas hasil penetapan pemenang lelang
tersebut dapat mengajukan sanggahan dalam masa sanggah secara
tertulis disertai bukti-bukti.
37.2. Apabila peserta lelang yang menyanggah tidak dapat menerima jawaban
atas sanggahan dapat mengajukan sanggahan banding dalam masa
sanggah banding secara tertulis disertai bukti-bukti.
37.3. Alamat sanggahan/sanggahan banding sesuai dengan ketentuan dalam
data lelang.
37.4. Dalam hal peserta lelang tidak mengajukan keberatan selama masa
sanggah pada Pasal 37.1. dan 37.2. maka penyedia jasa diartikan telah
menyetujui/menerima penetapan pemenang lelang.
37.5. Sanggahan dan atau Sanggahan Banding yang diterima melewati waktu
masa sanggah/sanggah banding, merupakan pengaduan dan harus
ditindaklanjuti oleh Pejabat yang menerima pengaduan tersebut.

38. PENUNJUKAN PENYEDIA JASA (SPPJ)


38.1. Pejabat Pembuat Komitmen akan menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia
Jasa (SPPJ) sebagai pelaksana pekerjaan yang dilelangkan apabila :
a. Tidak ada sanggahan dari peserta lelang; atau
b. sanggahan diterima melewati waktu masa sanggah; atau
c. sanggahan yang diterima dalam masa sanggah ternyata tidak benar;
atau
d. sanggahan banding yang diterima dalam masa sanggah ternyata tidak
benar.

39. JAMINAN PELAKSANAAN


39.1. Dalam waktu selambat-Iambatnya 14 (empat betas) hari kerja setelah
diterbitkannya SPPJ, penyedia jasa harus menyerahkan jaminan
pelaksanaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dengan nilai sesuai
ketentuan dalam data lelang.
39.2. Jaminan pelaksanaan yang berupa bank garansi harus diterbitkan oleh
bank umum (bukan bank perkreditan rakyat).
39.3. Apabila penyedia jasa yang ditunjuk sebagai pemenang lelang gagal
memenuhi Pasal 39.1., maka dinyatakan batal sebagai pemenang lelang,
disita jaminan penawarannya dan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku.

40. PENANDATANGANAN KONTRAK


40.1. Penandatanganan kontrak dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas)
hari kerja setelah penerbitan SPPJ dan setelah penyedia jasa
menyerahkan jaminan pelaksanaan sesuai Pasal 39.
41. UANG MUKA DAN JAMINAN UANG MUKA
41.1. Pengajuan uang muka harus disertai rencana penggunaannya dengan
mendapat persetuuan dari Pejabat Pembuat Komitmen untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
15
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

41.2. Pejabat Pembuat Komitmen akan membayar uang muka sesuai ketentuan
dalam syarat-syarat khusus kontrak setelah penyedia jasa menyerahkan
jaminan uang muka dengan nilai sekurang-kurangnya 100% (seratus
persen) dan besarnya uang muka.

42. PENYELESAIAN PERSELISIHAN


42.1. Apabila terjadi perselisihan yang tidak dapat diselesaikan dengan
musyawarah antara Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia Jasa maka
kedua pihak menyelesaikan perselisihan dengan memilih salah satu pilihan
hukum yang disepakati bersama sesuai data lelang.

43. LARANGAN PERSEKONGKOLAN


43.1.. Pejabat Pembuat Komitmen, panitia pengadaan dan penyedia jasa atau
antara penyedia jasa dilarang melakukan persekongkolan untuk mengatur
dan/atau menentukan pemenang dalarn pelelangan sehingga
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat.
43.2.. Penyedia jasa dilarang melakukan persengkongkolan dengan penyedia
jasa lain untuk mengatur harga penawaran di luar prosedur pelaksanaan
pengadaan jasa sehingga mengurangi/menghambat/memperkecil dan/atau
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau merugikan pihak lain.
43.3. Penyedia jasa dilarang melakukan suatu upaya memalsukan atau
memberikan hal yang tidak benar atau menghilangkan fakta untuk
mempengaruhi suatu proses pelelang
43.4. Pejabat Pembuat Komitmen, panitia pengadaan dan penyedia jasa yang
melakukan persekongkolan atau kecurangan sesuai Pasal 43.1., 43..2.
Dan 43.3., dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku, yaitu Undang-Undang No. 18 Th. 1999 Tentang
Jasa Konstruksi jo Undang-Undang No. 5 Th. 1999 Tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

44. PAKTA INTEGRITAS


44.1. Pakta integritas berisi ikrar untuk rnencegah dan tidak melakukan dan akan
melaporkan terjadinya kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).
44.2. Pejabat Pembuat Komitmen dan panitia pengadaan harus
menandatangani pakta integritas sebelum dimulainya pelaksanaan
pelelangan yaitu sebelum pengumuman pelelangan.
44.3. Penyedia jasa harus menandatangani pakta integritas pada saat
pengambilan dokurnen kualifikasi/dokumen lelang.
44.4. Pakta integritas harus ditandatangani oleh pemimpin/direktur utama
perusahaan atau penerirna kuasa dan direktur utama yang nama penerirna
kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya, atau kepala
cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan
dengan dokumen otentik, atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasarna
adalah yang berhak mewakili perusahaan yang bekerjasama.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
16
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

BAB II
DATA LELANG

Keterangan :
1. Data lelang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Kuasa Pengguna
Anggaran yang memuat ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai
dengan jenis pekerjaan, meliputi: penyusunan, penyampaian, pembukaan,
evaluasi penawaran dan penunjukan penyedia jasa.
2. Panitia pengadaan dapat menambahkan ketentuan lain.
3. Bila terjadi perbedaan antara instruksi kepada peserta lelang dengan data
lelang, maka ketentuan dalam data lelang yang berlaku.
4. Data lelang tidak menjadi bagian dan kontrak.

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pejabat Pembuat Komitmen : .......................................... Departemen
Perhubungan. Jl................................

Nama pekerjaan : Pembangunan Terminal Pacitan Type A Tahap


I (pertama)
1.2. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan 120 (.Seratus Dua Puluh.) hari
kalender.

2. SUMBER DANA
2.1. Pekerjaan ini dibiayai dari DIPA ......................... Nomor: ...............-
Tanggal .......................;tahun anggaran 2010

3. METODE PELELANGAN DAN JENIS KONTRAK


3.1. Pelelangan ini dilaksanakan dengan metode Pelelangan Umum
Pascakulifikasi.
Jenis Kontrak Harga Satuan/Unit Price.

4. PERSYARATAN PESERTA LELANG


4.1. Pelelangan umum/Pelelangan terbatas dengan prakualifikasi adalah yang
telah lulus prakualifikasi yang tercatat dalam daftar peserta lelang
4.2. Pelelangan umum dengan pascakualifikasi adalah yang telah mendaftar.

5. PENJELASAN DOKUMEN LELANG


5.1. Penjelasan dokumen lelang akan dilaksanakan pada :
Hari :
Tanggal :
Pukul : WIB
Tempat :

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
17
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

6. PENGAMBILAN DOKUMEN LELANG


6.1. Pengambilan Dokumen Lelang akan dilaksanakan pada :
Hari :
Tanggal :
Pukul (Jam) kerja :
Hari
Tempat :

7. DOKUMEN PENAWARAN
7.1. Penyampaian dokumen penawaran sesuai pasal 22
7.2. Daftar peralatan utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan : Molen,Scafoolding,Genset listrik dan las,mesin potong besi.
(diisi jenis, kapasitas, jumlah peralatan yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan)
7.3. Daftar personil inti yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan :
- Tenaga Team Lider Lulusan S1 Sipil/Arsitektur pegalaman 5 th 1(satu)
0rang
- Tenaga Pelaksana lapangan Lulusan D3 Sipil/Arsitektur pengalaman 5 th
atau STM,SMK Jurusan Bangunan Gedung pengalaman 8 th 4(empat)
orang
- Tenaga Mekanikal Lulusan S1 Pengalaman 5th 1 (satu) orang
- Tenaga Elektrikal Lulusan S1 Pengalaman 5th 1 (satu) orang
Semua personil yang di pekerjakan di lampiri Curiculu Vite dan SKA/SKT
7.4. Bagian pekerjaan yang disub kontrakkan Mekanikal, Kusen/Partisi
Alumunium, Plafon dll
(diisi, Dalam hal pelaksana pekerjaan yang disubkontrakkan dan bagian
pekerjaan yang akan disubkontrakkan bukan pekerjaan utama, kecuali
pekerjaan spesialis.)

8. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN


8.1. Pembayaran dilakukan dengan cara angsuran/termyn.
(diisi bulanan/monthly certificate atau cara angsuran/termijn) diatur dalam
kontrak

9. MASA BERLAKUNYA PENAWARAN


9.1. Masa laku penawaran 60 (enam puluh) hari kalender. sejak batas akhir
waktu pemasukan penawaran.

10. JAMINAN PENAWARAN


10.1. Besarnya Jaminan Penawaran adalah Rp. .........................,-
(........................... rupiah).
10.2. Masa berlakunya Jaminan Penawaran 88 (Delapan puluh delapan) hari
kalender.
(Masa laku jaminan penawran harus 28 hari kalender lenih lama dari masa
laku penawaran)

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
18
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

11. SAMPUL DAN TANDA PENAWARAN


11.1. a. Alamat Pejabat Pembuat Komitmen : .........................................
b. Jenis pekerjaan : ...............
Tempat : ................
Hari : ................
Tanggal : ................
Bulan : ................
Tahun : ................
Jam : ................ WIB

12. BATAS AKHIR WAKTU PEMASUKAN PENAWARAN


12.1. Batas akhir waktu pemasukan penawaran :
Hari : ...................
Tanggal : ...................
Bulan : ...................
Tahun : ...................
Jam : ...................

13. PEMBUKAAN PENAWARAN


13.1. Pembukaan penawaran :
Hari : ...................
Tanggal : ...................
Bulan : ...................
Tahun : ...................
Jam : ...................

14. EVALUASI PENAWARAN


14.1. Metoda evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem gugur.
(panitia mengisi salah satu metode evaluasi penawaran yang sesuai
dengan pekerjaan yang dilelangkan)

(metoda evaluasi penawaran denga sistem gugur sebagaimana contoh


berikut :)
1. KOREKSI ARITMATIK
a. Kesalahan kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga disesuaikan dengan yang tercantum dalam
dokumen lelang.
b. Koreksi aritmatik pada daftar kuantitas dan harga dilakukan
terhadap perkalian antara kuantitas dengan harga satuan beserta
penjumlahannya, sebagai berikut :
1) Harga satuan yang ditulis dalam daftar kuantitas dan harga
tidak boleh dikoreksi;
2) Apabila terdapat kesalahan hasil pengalian antara kuantitas
dengan harga satuan dan penjumlahan, maka dilakukan
pembetulan dan yang mengikat adalah hasil koreksi;
3) Mata pembayaran yang tidak diberi harga satuan dianggap
sudah termasuk dalam harga satuan mata pembayaran yang

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
19
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

lain, dan harga satuan pada daftar kuantitas dan harga tetap
dibiarkan kosong;
4) Hasil koreksi aritmatik pada daftar kuantitas dan harga tersebut
harus diberitahukan kepada penawar dalam aktu secepatnya.
c. Apabila terdaat perbedaan antara harga satuan pada daftar
kuantitas dan harga dengan harga satuan pada analisa harga
satuan yang bersangkutan maka yang mengikat adalah harga
satuan pada daftar kuantitas dan harga.
d. Hasil koreksi aritmatik pada daftar kuantitas dan harga digunakan
untuk menyusun urutan penawaran. Harga penawaran setelah
koreksi aritmatik yang nilainya di atas pagu anggaran tidak
dievaluasi. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) penawaran
yang setelah koreksi aritmatik nilainya di bawah pagu anggaran,
tetap dilakukan proses evaluasi selanjutnya.
e. Apabila semua harga penawaran setelah koreksi aritmatik nilainya
di atas pagu anggaran, panitia pengadaan melaporkan kepada
Pejabat Pembua Komitmen / Kuasa Pengguna Anggaran,
Kemudian Pejabat Pembuat Komitmen / Kuasa Pengguna
Anggaran kepada panitia pengadaan untuk melakukan pelelangan
ulang.
Dari hasil koreksi aritmatik disusun ranking penawaran dan
selanjutnya dilakukan evaluasi administrasi.
Hasil koreksi aritmatik diberitahukan secara tertulis kepada para
penawar, untuk mendapatkan konfirmasi.

2. EVALUASI ADMINISTRASI
Sebelum dilakukan evaluasi administrasi diteliti harga penawaran yang
tercantum dalam surat penawaran yang tertulis dalam huruf dan angka
tidak sama, maka yang mengikat adalah yang tertulis dalam huruf dan
selanjutnya disusun urutan harga penawaran.
Penulisan dalam huruf yang tidak bermakna / mempunyai arti,
menggugurkan penawaran.
Evaluasi administrasi dilakukan terhadap sekurang – kurangnya 3 (tiga)
penawaran terendah dengan mengevaluasi kelengkapan, keabsahan
dan pemenuhan persyaratan administrasi :
a. Kelengkapan dokumen penawaran yang disyaratkan dalam
dokumen lelang.
b. Surat Penawaran
Surat Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi
apabila :
1) Ditandatangani oleh Pemimpin/Direktur Utama atau penerima
kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya,
atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik, atau pejabat
menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili
perusahaan yang bekerjasama;

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
20
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

2) Jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari


waktu yang ditetapkan dalam dokumen lelang;
3) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak
melebihi jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen lelang;
4) Bermaterai cukup dan bertanggal pada materai;
5) Bagi perusahaan Kerja Sama Operasi ( KSO ):
a) Ditandatangani oleh orang yang berhak berdasarkan
perjanjian KSO;
b) Isi perjanjian KSO menyatakan kewajiban masing-masing
anggota dan penanggung jawab KSO terhadap
pelaksanaan kontrak dan tidak ada perubahan.
6) Isi Surat Penawaran sesuai dengan yang disyaratkan;
7) Tidak terdapat persyaratan tambahan kecuali rabat.
c. Jaminan Penawaran
Surat jaminan penawaran harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
1) Jaminan penawaran harus berupa Surat Jaminan Bank yang
dikeluarkan oleh Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan
Rakyat) atau Perusahaan Asuransi yang mempunyai program
asuransi kerugian (Surety Bond);
2) Masa berlakunya jaminan penawaran tidak kurang dari jangka
waktu yang ditetapkan dalam dokumen lelang;
3) Nama penawar yang tercantum dalam surat jaminan
penawaran sama dengan nama yang tercantum dalam surat
penawaran;
4) Nilai jaminan penawaran tidak kurang dari nilai nominal yang
yang ditetapkan dalam dokumen lelang;
5) Besaran nilai jaminan penawaran dicantumkan dalam angka
dan huruf;
6) Nama Pengguna jasa yang menerima jaminan penawaran
sama dengan nama pengguna jasa yang mengadakan
pelelangan;
7) Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan
yang dilelang;
8) Isi surat jaminan penawaran harus sesuai dengan ketentuan
dalam dokumen lelang.
Apabila ada hal-hal yang kurang jelas dan atau meragukan dalam
jaminan penawaran perlu dilakukan klarifikasi/konfirmasi dengan
pihak yang terkait tanpa mengubah substansi dari jaminan
penawaran.
d. Surat Kuasa ( bila ada )

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
21
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

Harus ditandatangani oleh penerima kuasa dari Direktur Utama


yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian
atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang
diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen
otentik, atau pejabat menurut perjanjian kerjasama adalah yang
berhak mewakili perusahaan yang bekerjasama.
e. Daftar Kuantitas dan Harga
Daftar kuantitas dan harga setiap jenis/item pekerjaan harus diisi
dengan lengkap, kecuali ditentukan lain dalam dokumen lelang.
Harga satuan yang tidak diisi oleh penyedia jasa tidak akan
dibayar, tetapi harus dilaksanakan dan dianggap termasuk dalam
harga satuan mata pembayaran lainnya dalam daftar kuantitas
dan harga yang ditawarkan.
f. Kelengkapan Lampiran Penawaran
Penawaran dinyakakan gugur administrasi apabila penyedia jasa
tidak menyampaiakan dokumen lainnya yang ditetapkan dalam
dokumen lelang.
g. Dokumen penawaran yang masuk menunjukkan adanya
persaingan yang sehat, hidak terjadi pengaturan bersama (kolusi)
diantara para peserta dan/atau dengan panitia /pejabat pengadaan
yang dapat merugikan Negara dan/atau peserta lainnya.
h. Apabila terdapat hal – hal yang kurang jelas atau meragukan,
perlu dilakukan klarifikasi.
Hasil evaluasi adalah memenuhi persyaratan administrasi atau tidak
memenuhi pesyaratan administrasi.
Yang tidak memenuhi persyaratan administrasi tidak dilanjutkan
evaluasi teknis.
3. EVALUASI TEKNIS
Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi
persyaratan administrasi meliputi :
a. Metode Pelaksanaan
Metoda pelaksanaan dinyatakan memenuhi persyaratan apabila :
1) Memenuhi persyaratan substansif yang ditetapkan dalam
dokumen lelang dan diyakini menggambarkan penguasaan
penawar untuk menyelesaikan pekerjaan.
2) Metoda kerja untuk jenis-jenis pekerjaan utama dan pekerjaan
penunjang atau pekerjaan sementara yang ikut menentukan
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan diyakini menggambarkan
penguasaan penawar untuk menyelesaikan pekerjaan,
tahapan dan cara pelaksanaan yang menggambarkan
pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai dengan akhir dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis. Dan Pengendalian
Proyek yang meliputi:
- Manajemen Pengendalian Mutu.
- Manajemen Pengendalian Waktu.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
22
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

- Manajemen Pengendalian Teknis.


- Manajemen Pengendalian Biaya.
b. Jadual Waktu Pelaksanaan
Jadual waktu pelaksanaan dinyatakan memenuhi persyaratan
apabila tidak lebih lama dari jangka waktu yang ditentukan dalam
dokumen lelang dan urutan jenis pekerjaan secara teknis dapat
dilaksanakan,( network planning)
c. Spesifikasi Teknis
Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila menjamin
pemenuhan spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam dokumen
lelang. Mata pembayaran utama dalam daftar kuantitas dan harga
yang ditawarkan tidak boleh kurang kualitasnya dari ketentuan
dokumen lelang.
d. Jenis, Kapasitas, Komposisi, dan Jumlah Peralatan
Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila Jenis,
Kapasitas, Komposisi, dan Jumlah Peralatan minimal yang
disediakan oleh penawar sesuai dengan yang ditetapkan dalam
dokumen lelang.
e. Personil Inti
Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila personil inti
yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan dalam dokumen lelang serta posisinya dalam
manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi
pelaksanaan yang diajukan.
f. Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan
Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila pekerjaan
yang akan disubkontrakkan sesuai dengan yang ditetapkan dalam
dokumen lelang.
g. Syarat Teknis Lainnya sesuai dengan yang ditentukan dalam
dokumen lelang
h. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila
persyaratan teknis lainnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam
dokumen lelang.
i. Tidak dapat menggugurkan teknis berdasarkan Daftar Rincian
Kuantitas dan Harga Satuan.
j. Apabila terdapat hal – hal yang kurang jelas atau meragukan perlu
dilakukan klarifikasi.
Hasil Evaluasi adalah memenuhi persyaratan teknis atau tidak
memenuhi persyaratan teknis.
Yang tidak memenuhi persyaratan tidak dilanjutkan pada evaluasi
kewajaran harga.
4. EVALUASI KEWAJARAN HARGA

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
23
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

Evaluasi kewajaran harga dilakukan terhadap penawaran yang


memenuhi persyaratan teknis, meliputi :
a. Evaluasi Harga Penawaran
Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila harga
penawaran tidak melebihi pagu anggaran,setelah dilakukan
koreksi aritmatik.
b. Evaluasi Harga Satuan Timpang
1) Evaluasi terhadap adanya harga satuan timpang dilakukan
dengan meneliti harga satuan penawaran yang lebih besar
110% (seratus sepuluh persen) dari harga satuan HPS.
2) Panitia melakukan klarifikasi tentang metoda kerja dan
perhitungan harga satuan tersebut. Apabila penawar dapat
memberikan penjelasan yang dapat diterima oleh panitia, maka
harga satuan penawaran tersebut tidak dinyatakan sebagai
harga satuan timpang.
3) Bila dari hasil klarifikasi disimpulkan adanya harga satuan
timpang, maka harga satuan timpang tersebut hanya berlaku
untuk kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam dokumen
lelang. Untuk kuantitas pekerjaan tambahan digunakan harga
satuan berdasarkan hasil negosiasi.
c. Evaluasi Kewajaran Harga
1) Harga Penawaran dinilai terlalu rendah apabila :
a) Hasil Evaluasi yang mengindikasikan pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan dengan harga yang ditawarkan, karena
penawar akan menderita kerugian yang lebih besar
dibandingkan keuntungan.
b) Terhadap penawaran dengan indikasi seperti butir i)
dilakukan klarifikasi. Apabila jawaban penawar dapat
diterima oleh panitia pengadaan, maka jaminan
pelaksanaan tidak perlu dinaikkan.
c) Apabila dari hasil Klarifikasi, harga penawaran terbukti
paling rendah dan peserta lelang tetap menyatakan mampu
melaksanakan pekerjaan sesuai dokumen lelang, maka
peserta lelang harus bersedia menaikkan jaminan
pelaksanaannya menjadi sekurang-kurangnya persentase
jaminan pelaksanaan yang ditetapkan dalam dokumen
lelang dikalikan 80 % ( delapan puluh persen ) HPS,
bilamana ditunjuk sebagai pemenang lelang. Dalam hal
peserta lelang menyatakan tidak mampu melaksanakan
pekerjaan sesuai dokumen lelang atau tidak bersedia
menambah nilai jaminan pelaksanaannya, maka penawaran
digugurkan dan jaminan penawarannya dicairkan dan
disetorkan pada Kas Negara dan penawar diblack list
selama 1 ( satu ) tahun dan tidak diperkenankan ikut serta
dalam pelelangan pada instansi pemerintah.
2) Diperhitungkan Preferensi Harga dengan rumus sebagai
berikut :

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
24
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

100
HEA = x HP
100 + KP

HEA = Harga Evaluasi Akhir


KP = Koefisien Preferensi ( Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) dikali Preferensi)
HP = Harga Penawaran ( Harga Penawaran yang
memenuhi persyaratan lelang dan telah
dievaluasi )
HEA hanya untuk menentukan ranking penawaran, tidak
mengubah harga penawaran.
3) Dalam hal penawaran komponen dalam negeri terlalu tinggi
dibandingkan dengan perkiraan panitia pengadaan dilakukan
Klarifikasi. Apabila dari hasil klarifikasi terbukti penggunaan
komponen dalam negeri terlalu tinggi, dikenakan sanksi bagi
penyedia jasa (sanksi administrasi, finansial, perubahan
tingkat komponen dalam negeri yang mengubah peringkat
pemenang) atau sanksi bagi pengguna jasa.

5. PENILAIAN KUALIFIKASI
a. Untuk pelelangan umum dengan pascakualifikasi, terhadap 3 (tiga)
penawaran terendah yang memenuhi persyaratan evaluasi
administrasi, teknis dan kewajaran harga dilakukan penilaian
kualifikasi sesuai dengan Pedoman Penilaian Kualifikasi
Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi
(Pemborongan) – yang ditetapkan Menteri Pekerjaan Umum.
b. Terhadap penyedia jasa yang akan diususlkan sebagai pemenang
dan pemenang cadangan dilakukan pembuktian kualifikasi.

15. SANGGAHAN DAN SANGGAHAN BANDING


15.1. a. Sanggahan peserta lelang ditujukan
Kepada .................................................
(diisi nama Pejabat Pembuat Komitmen bukan nama orang, Contoh :
Pejabat Pembuat Komitmen ...................................)
b. Sanggahan Banding Kepada Mentri Perhubungan RI.

16. JAMINAN PELAKSANAAN


16.1. a. Nilai Jaminan Pelaksanaan sebesar 5 % ( lima perseratus ) dari nilai
kontrak.
b. Besarnya Jaminan Pelaksanaan bagi penawaran yang dinilai terlalu
rendah (lebih kecil dari 80 % HPS) dinaikkan menjadi
……………………….
(diisi sekurang-kurangnya presentase jaminan pelaksanaan pada
17.1.a. dikalikan 80% HPS)

c. Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan ...... (..............................) hari.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
25
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

(diisi sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan kontrak


sampai dengan 14 (empat belas) hari sejak tanggal masa pemeliharaan
berakhir berdasarkan kontrak)

17. PENYELESAIAN PERSELISIHAN


17.1. Penyelesaian Perselisihan dapat dilakukan dengan memilih salah satu
pilihan sebagai berikut :
a. Di Pengadilan; atau
b. Di luar pengadilan atau Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) melalui
:
1) Mediasi; atau
2) Konsiliasi; atau
3) Arbitrase / Badan Arbitrase Nasional Indonesia

JADUAL KEGIATAN PELELANGAN

No. KEGIATAN HARI TANGAL JAM


1 Pengumuman Pelelangan
2 Pendaftaran Peserta Lelang
3 Penandatanganan Pakta Integritas
4 Pengambilan Dokumen Lelang
5 Penjelasan Lelang (aanwijziing)
6 Peninjauan Lapangan
7 Penandatanganan Berita Acara
Penjelasan
8 Penyampaian Dokumen Penawaran
Terakhir
9 Pembukaan Dokumen Penawaran
9 Evaluasi Penawaran
10 Evaluasi Pra Kualifikasi
11 Usulan Calon Pemenang Lelang
12 Penetapan Pemenang Lelang
13 Pengumuman Pemenang Lelang
14 Masa Sanggah
15 Penerbitan Surat Penunjukan
Penyedia Jasa (SPPBJ)
16 Kontrak/Jaminan Pelaksanaan
17 Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
26
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

BAB III
BENTUK SURAT PENAWARAN, LAMPIRAN
SURAT PENUNJUKAN, SURAT PERJANJIAN DAN SURAT PERNYATAAN

A. BENTUK SURAT PENAWARAN

KOP PERUSAHAAN

..................., .............................. 200...


Nomor : ..........................
Lampiran : ..........................

Kepada Yth. :
Pejabat Pembuat Komitmen
.......................... (diisi oleh Panitia Pengadaan)
di ..........................

Perihal : Penawaran Pelelangan .......................... (nama pekerjaan diisi


oleh Panitia Pelelangan)

Sehubungan dengan undangan pelelangan nomor : …….....................…., tanggal


…......................……, setelah kami mempelajari dengan saksama Dokumen
Lelang termasuk Berita Acara Penjelasan dan Adendumnya, dengan ini kami
mengajukan penawaran untuk Pekerjaan ..................................... (diisi oleh
Panitia Pengadaan) ................................ sebesar Rp. …..........………….
(.......................................... ......................).

Dalam penawaran ini sudah termasuk pengadaan tenaga kerja, bahan, peralatan,
biaya umum dan keuntungan, dan semua kewajiban pajak untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut di atas.

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama ..... (...........................................)


hari kalender.

Penawaran ini berlaku selama ..... (..........................................) hari kalender sejak


pembukaan penawaran.

Kami akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam dokumen lelang.

Sesuai dengan persyaratan dokumen lelang, bersama surat penawaran ini kami
lampirkan asli dan 2 (dua) berkas rekaman terdiri dari :
1. Surat Kuasa (bila diperlukan); ¹)
2. Jaminan Penawaran;
3. Daftar Kuantitas dan Harga;
4. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Utama;
5. Daftar Harga Satuan Dasar Upah;

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
27
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

6. Daftar Harga Satuan Dasar Bahan;


7. Jadual Waktu Pelaksanaan;
8. Metoda Pelaksanaan;
9. Daftar Personil Inti;
10. Daftar Peralatan Utama;
11. Daftar pekerjaan yang disubkontrakkan;
12. Lampiran lain yang disyaratkan; ²)

Penawar,

Materai,
tanggal, tanda tangan
dan cap perusahaan

................................
jabatan

Keterangan :
¹) Harus dilampirkan surat kuasa apabila dikuasakan.
²) Disesuaikan yang diperlukan terkait pelaksanaan pek

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
28
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

B. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN UNTUK KERJA SAMA OPERASI


(KSO)

SURAT PERJANJIAN
KERJA SAMA OPERASI (KSO)

MENIMBANG :
BAHWA,
Sehubungan dengan pelelangan
pekerjaan ................................................................ yang pembukaan
penawarannya yang dilakukan di ........................................ pada
tanggal ........................................, 200.., maka

.............................................................................................. (nama penyedia jasa


1)
dan
.............................................................................................. (nama penyedia jasa
2)
dan
.............................................................................................. (nama penyedia jasa
3)

Bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara


bersama-sama dalam bentuk Kerja Sama Operasi (KSO).

MENYETUJUI DAN MEMUTUSKAN :


BAHWA,
1. Secara bersama-sama :
a. Membentuk KSO dengan nama kemitraan
adalah ..............................................
b. Menunjuk ....................................... (nama penyedia jasa 1) sebagai
perusahaan utama (leading firm) untuk KSO dan mewakili serta bertindak
untuk dan atas nama KSO dan menandatangani semua dokumen
termasuk dokumen penawaran dan dokumen kontrak.
c. .............................................................................................. (nama
penyedia jasa 1)
dan
.............................................................................................. (nama
penyedia jasa 2)
dan
.............................................................................................. (nama
penyedia jasa 3)

Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab


baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban
sesuai ketentuan dokumen kontrak.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
29
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam KSO adalah :


Penyedia jasa 1 .......... % (...................................persen)
Penyedia jasa 2 .......... % (...................................persen)
Penyedia jasa 3 .......... % (...................................persen)

3. Masing-masing penyedia jasa anggota KSO, akan mengambil bagian sesuai


sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan dan
kerugian dari KSO. Pembagian sharing dalam KSO ini tidak akan diubah baik
selama masa penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen dan
persetuuan bersama secara tertulis dari masing-masing anggota KSO.
Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota KSO
akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari
perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah pembelian,
tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-
menyurat, teleks dan lain-lain.

4. Wewenang menandatangani untuk dan atas nama KSO diberikan


kepada .................................................. (nama wakil penyedia jasa yang diberi
kuasa) dalam kedudukannya sebagai direktur utama/direktur
pelaksana ............................................ (nama penyedia jasa 1) berdasarkan
persetujuan tertulis dari ............................................ (nama penyedia jasa 2)
dan ............................................ (nama penyedia jasa 3) sehubungan dengan
substansi dan semua ketentuan dalam semua dokumen yang akan ditanda
tangani.

5. Perjanjian ini akan berlaku sejak tanggal ditanda tangani.


6. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila
pelelangan tidak dimenangkan oleh perusahaan KSO.
7. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap ..... (..........................) bermaterai cukup
yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESAKSIAN INI semua anggota KSO membubuhkan tenda tangan dan
cap perusahaan di .......................... pada hari ..........................,
tanggal .........................., bulan .........................., tahun ...........................

Penyedia Jasa 1 Penyedia Jasa 1 Penyedia Jasa 1

(materai, tanda tangan dan cap tiap wakil yang diberi kuasa)

(.....................................) (........................................) (........................................)


Disahkan oleh NOTARIS*)

(........................................)
(tanda tangan dan cap)

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
30
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

*) Dapat disahkan setelah ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan dengan


ketentuan prosentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan
tersebut tidak berubah.

C. BENTUK SURAT KUASA

KOP PERUSAHAAN

SURAT KUASA
Nomor : ....................................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : .............................
Jabatan : Direktur Utama / Direktur ...........................
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan
berdasarkan Akta Notaris ..............................
di ............................. No. ........ tanggal .......................... beserta
perubahannya yang berkedudukan
di ........................................................ (alamat perusahaan)
Yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa

Memberi Kuasa kepada :


Nama : .............................
Jabatan : .............................
Berdasarkan Akta Notaris ..............................
di ............................. No. ........ tanggal .......................... beserta
perubahannya yang berkedudukan
di ........................................................ (alamat perusahaan)
Yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa

Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa diberi wewenang untuk menandatangani
surat penawaran pekerjaan ............................... beserta lampirannya.

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

........................, ............................... 200..

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

Materai Rp. 6.000,-

bertanggal, tanda tangan,


cap perusahaan
................................ ................................
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
31
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

*) Penerima kuasa dari direktur utama yang nama penerima kuasanya tercantum
dalam akte pendirian perusahaan atau perubahannya, atau kepala cabang
perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik, atau pejabat yang menurut perjanjian kerja sama adalah
yang berhak mewakili perusahaan yang bekerjasama.

D. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA JASA


(LETTER OF ACCEPTANCE)

KOP SURAT SATUAN KERJA/.......................

……………….., ……………….. 200..


Nomor : ……………….
Lampiran : ……………….

Kepada Yth. ……………….


(nama penyedia jasa)
di…………………..
(alamat penyedia jasa)

Perihal : Penunjukan Penyedia Jasa untuk Pelaksanaan Pekerjaan


…………….................….

Dengan ini diberitahukan bahwa penawaran Saudara nomor : ………..........


………. Tanggal ……………….... 200.. perihal ......................................................
untuk pelaksanaan Pekerjaan …………….......................…. (nama pekerjaan)
dengan nilai penawaran terkoreksi sebesar Rp. ……………….
(…………........................…….) kami nyatakan diterima/disetujui.

Dengan ini Saudara diminta untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan


ketentuan kontrak.
Nama Pejabat Pembuat Komitmen : ………….....
……….
Jabatan : …………….....
…….
Satuan Kerja : ……………….....
….
Tanda tangan : …………….....
…….

Tembusan disampaikan Kepada Yang terhormat


(sekurang-kurangnya) :
1. Inspektur Jenderal ...........................
2. ....................................
3. .................................... dst.
E. BENTUK SURAT PERJANJIAN

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
32
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

SURAT PERJANJIAN KERJA KONSTRUKSI


HARGA SATUAN
Nomor : ………………………………………………

ANTARA
Pejabat Pembuat Komitmen
………………………………………………

DENGAN

………………………………………………
(nama perusahaan)

UNTUK
Melaksanakan Jasa Pelaksana Konstruksi (Pemborongan)
Pekerjaan ……………………………………................…………
(nama pekerjaan yang akan dilaksanakan)

Surat Perjanjian ini dibuat di …….................…… pada hari .................., tanggal


…..............., bulan ..............., tahun ............. (tempat, tanggal, bulan dan tahun
penandatanganan Perjanjian) antara ………………………………………………
(nama Pejabat Pembuat Komitmen), selanjutnya disebut PIHAK KESATU, dan
……………............… (nama pemimpin perusahaan yang mengikat perjanjian),
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA, termasuk semua lampiran yang merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang selanjutnya disebut KONTRAK KERJA
KONSTRUKSI HARGA SATUAN tertanggal ............................... 200..

MAKA DENGAN INI Kedua Pihak menyetujui semua ketentuan yang tercantum
dalam pasal-pasal berikut :

1. Kata-kata dan ungkapan-ungkapan dalam surat perjanjian ini mempunyai arti


yang sama sebagaimana yang dituangkan di dalam syarat-syarat surat
perjanjian di bawah ini.
2. PIHAK KEDUA harus melaksanakan, menyelesaikan, dan memperbaiki
pekerjaan, yaitu ……………………………………………… (nama pekerjaan)
sesuai dengan KONTRAK KERJA KONSTRUKSI HARGA SATUAN ini dan
lampirannya.
Waktu penyelesaian pekerjaan dihitung sejak tanggal mulai kerja, adalah .....
(..........................) hari kalender, apabila terjadi perubahan ketentuan
pemerintah dalam hal berakhirnya tahun anggaran berjalan akan dilakukan
perubahan waktu penyelesaian pekerjaan.
3. Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi Harga Satuan yang ditentukan di bawah
ini harus dibaca serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan, yaitu:
a. Surat Perjanjian Kerja Konstruksi;
b. Surat Penunjukan Penyedia Jasa;
c. Surat Penawaran (tidak termasuk analisa harga satuan pekerjaan);

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
33
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

d. Adendum Dokumen Lelang (bila ada);


e. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
g. Spesifikasi Teknis;
h. Gambar-Gambar;
i. Daftar Kuantitas dan Harga;
j. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran.
4. Syarat-syarat Kontrak Kerja Konstruksi Harga Satuan ini mengikat Kedua
Pihak, kecuali diubah dengan kesepakatan bersama.
5. Sesuai dengan ketentuan kontrak:
g. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan, menyelesaikan, memperbaiki
pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan
menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari
lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang
diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan
yang dirinci dalam kontrak.
h. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan, menyelesaikan, dan memperbaiki
seluruh pekerjaan sesuai ketentuan kontrak kerja konstruksi harga satuan,
sampai diterima dengan baik oleh PIHAK KESATU.
6. Sesuai dengan ketentuan kontrak:
i. PIHAK KESATU wajib menyediakan fasilitas untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
j. PIHAK KESATU wajib membayar kepada PIHAK KEDUA atas
pelaksanaan, penyelesaian, dan perbaikan pekerjaan berdasarkan hasil
pengukuran, harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
7. Harga kontrak kerja konstruksi haga satuan termasuk Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) diperoleh dari perkiraan kuantitas pekerjaan dan harga satuan
pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar
Rp. ………............…… (...........………......….…)
8. Kontrak kerja Konstruksi harga satuan ini berlaku dan mengikat Kedua Pihak
sejak tanggal ditandatangani. Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan setelah
Surat Perjanjian ditandatangani.
9. Kecuali jika disepakati lain oleh Kedua Pihak, alamat PIHAK KESATU dan
PIHAK KEDUA adalah:

Alamat PIHAK KESATU


................................................................
(nama dan alamat Pejabat Pembuat Komitmen)

Alamat PIHAK KEDUA


................................................................
(nama dan alamat kantor penyedia jasa)

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
34
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

Dengan tidak mengurangi kekuatan Pasal 41. Syarat-Syarat Umum dan Syarat-
Syarat Khusus Kontrak, Kedua Pihak setuju bahwa untuk perjanjian ini memilih
tempat kediaman yang tetap dan seandainya terjadi perselisihan yang tidak dapat
diselesaikan dengan musyawarah, maka penyelesaian sengketa/perselisihan
diselesaikan di .............................*) (diisi oleh para pihak berdasarkan
kesepakatan)

DENGAN DEMIKIAN, Kedua Pihak telah sepakat untuk menandatangani Surat


Perjanjian Kerja Konstruksi ini pada tanggal tersebut di atas.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


( nama, jabatan, nama perusahaan ) (Pejabat Pembuat Komitmen
..............................................................)

Materai Rp. 6.000,- Materai Rp. 6.000,-


bertanggal, tanda tangan, bertanggal, tanda tangan,
cap perusahaan cap

(....................................) (....................................)
(nama jelas) (nama jelas)

*) di Pengadilan Negeri ......................... (kantor/lokasi Pejabat Pembuat


Komitmen .....................) atau diluar pengadilan negeri/APS (melalui mediasi,
konsiliasi, arbitrasi)

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
35
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

BAB IV
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK

A. K E T E N T U A N U M U M

1. DEFINISI
1.1.. Dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini kata-kata dan ungkapan-ungkapan
harus mempunyai arti seperti yang dimaksudkan atau didefinisikan disini.
1) Jasa Pemborongan adalah layanan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan Pejabat
Pembuat Komitmen dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh
Pejabat Pembuat Komitmen atau pengawas konstruksi yang ditugasi;
2) Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran kementrian negara/lembaga/satuan kerja
perangkat daerah;
3) Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang ditunjuk oleh
Pengguna Anggaran untuk menggunakan anggaran kementerian
negara/lembaga/ satuan kerja perangkat daerah;
4) Satuan Kerja adalah organisasi/lembaga pada pemerintah yang
bertanggung jawab kepada Menteri yang menyelenggarakan kegiatan
yang dibiayai dari dana pemerintah;
5) Pejabat Pembuat Komitmen adalah kepala kantor/satuan kerja
sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab atas pengadaan
jasa dalam lingkungan kantor/satuan kerja tertentu. Nama, jabatan
dan alamat Pejabat Pembuat Komitmen tercantum dalam Syarat-
syarat khusus kontrak;
6) Penyedia Jasa adalah badan usaha (berbadan hukum/tidak berbadan
hukum) atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya
menyediakan layanan jasa;
7) Sub Penyedia Jasa adalah penyedia jasa yang mengadakan
perjanjian kerja dengan penyedia jasa penanggung jawab kontrak,
untuk melaksanakan sebagian pekerjaan setelah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan;
8) Panitia Pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pejabat Pembuat
Komitmen untuk melaksanakan pemilihan penyedia jasa;
9) Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) adalah satu unit yang
terdiri dari pegawai-pegawai yang telah memiliki sertifikat keahlian
pengadaan barang/jasa pemerintah, yang dibentuk oleh Pengguna
Anggaran yang bertugas secara khusus untuk melaksanakan
pemilihan penyedia jasa di lingkungan Departemen;
10) Peserta Lelang adalah penyedia jasa yang mengikuti pelelangan
umum dengan pascakualifikasi, atau penyedia jasa yang telah lulus
prakualifikasi dan termasuk dalam daftar peserta lelang yang
diundang;
11) Kontrak Harga Satuan adalah kontrak kerja konstruksi untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
berdasarkan harga satuan terhadap setiap satuan/unsur pekerjaan

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
36
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

dengan spesifikasi teknis tertentu, yang kuantitas pekerjaannya masih


bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan
pada hasil pengukuran bersama atas kuantitas pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh penyedia jasa;
12) Kontrak Kerja Konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang
mengatur hubungan hokum antara Pejabat Pembuat Komitmen
dengan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi,
yang terdiri dari :
1) Surat Perjanjian Kerja Konstruksi;
2) Surat Penunjukan Penyedia Jasa;
3) Surat Penawaran (tidak termasuk analisa harga satuan);
4) Addendum Dokumen Lelang (bila ada);
5) Syarat-syarat khusus kontrak;
6) Syarat-syarat umum kontrak;
7) Spesifikasi Teknis;
8) Gambar-gambar;
9) Daftar Kuantitas dan Harga;
10) Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran;
13) Harga Kontrak Kerja Konstruksi adalah harga yang tercantum dalam
kontrak kerja konstruksi dan surat penunjukan penyedia jasa;
14) Dokumen Lelang adalah dokumen yang disiapkan oleh Panitia/Unit
Layanan Pengadaan (Procurement Unit) sebagai pedoman dalam
proses pembuatan dan penyampaian penawaran oleh calon peserta
lelang serta sebagai pedoman evaluasi penawaran oleh panitia/unit
layanan pengadaan (procurement Unit);
15) Hari adalah hari kalender; bulan adalah bulan kalender;
16) Direksi Pekerjaan adalah pejabat atau orang yang ditentukan dalam
syarat-syarat khusus kontrak untuk mengelola administrasi kontrak
dan mengendalikan pekerjaan. Pada umumnya Direksi Pekerjaan
dijabat oleh Pejabat Pembuat Komitmen, namun dapat dijabat oleh
orang lain yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
17) Direksi Teknis adalah tim yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat
Komitmen yang bertugas untuk mengawasi pekerjaan;
18) Daftar Kuantitas dan Harga adalah daftar kuantitas yang telah diisi
harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dan penawaran;
19) Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan perkiraan biaya
pekerjaan yang dihitung secara profesional oleh panitia dan disahkan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen, yang digunakan sebagai salah satu
acuan di dalam melakukan evaluasi harga penawaran.
20) Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung
menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai
peruntukannya yang ditetapkan dalam dokumen lelang;
21) Mata Pembayaran Utama adalah mata pembayaran pokok dan
penting yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh
persen) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai dan mata

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
37
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

pembayaran yang nilai bobotnya terbesar yang ditetapkan dalam


dokumen lelang;
22) Harga Satuan Dasar (HSD) adalah harga satuan komponen dari
harga satuan pekerjaan (HSP) per satu satuan tertentu, misalnya
antara lain :
1) Upah tenaga kerja ( per jam, per hari )
2) Bahan ( per m, per m2, per m3, per Kg, per ton )
3) Peralatan ( per jam, per hari )
23) Harga Satuan Pekerjaan ( HSP ) adalah harga satu jenis pekerjaan
per satu satuan tertentu;
24) Metoda Pelaksanaan Pekerjaan adalah cara kerja yang layak, relistik
dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
sesuai spesifikasi teknik yang ditetapkan dalam dokumen lelang,
dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis berdasarkan sumber daya
yang dimiliki penawar;
25) Metoda Kerja adalah cara kerja untuk menghasilkan suatu jenis
pekerjaan / bagian pekerjaan tertentu sesuai dengan spesifikasi teknik
yang ditetapkan dalam dokumen lelang;
26) Jadual Waktu Pelaksanaan adalah jadual yang menunjukkan
kebutuhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan,
terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistic dan
dapat dilaksanakan;
27) Personil Inti adalah tenaga inti ( tidak termasuk pekerja dan mandor )
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dilapangan;
28) Bagian Pekerjaan Yang Disubkontrakkan adalah bagian pekerjaan
bukan pekerjaan utama, yang pelaksanaannya diserahkan kepada
penyedia jasa lain;
29) Analisa Harga Satuan Pekerjaan adalah uraian perhitungan
kebutuhan biaya tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk
mendapatkan harga satu satuan jenis pekerjaan tertentu;
30) Pekerjaan Harian adalah pekerjaan yang pembayarannya
berdasarkan penggunaan tenaga kerja, bahan dan peralatan;
31) Pekerjaan Sementara adalah pekerjaan penunjang yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan permanen;
32) Perintah Perubahan adalah perintah yang diberikan oleh Direksi
Pekerjaan kepada penyedia jasa untuk melakukan perubahan
pekerjaan;
33) Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia jasa yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang
dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
34) Tanggal Penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama
pekerjaan, dinyatakan dalam berita acara penyerahan pertama
pekerjaan yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
35) Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan
dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan
akhir pekerjaan;

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
38
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

36) Mediator adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan Pejabat


Pembuat Komitmen dan penyedia jasa untuk menyelesaikan
perselisihan pada kesempatan pertama;
37) Konsiliator adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan Pejabat
Pembuat Komitmen dan penyedia jasa untuk menyelesaikan
perselisihan pada kesempatan kedua;
38) Arbiter adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan Pejabat
Pembuat Komitmen dan penyedia jasa, atau ditunjuk oleh pengadilan
negeri, atau ditunjuk oleh lembaga arbitrase, untuk memberikan
putusan mengenai sengketa tertentu yang diserahkan
penyelesaiannya melalui arbitrase;
39) Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah
diserahterimakan oleh penyedia jasa kepada Pejabat Pembuat
Komitmen menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun
sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan
kerja, dan/atau keselamatan umum.

2. PENERAPAN
2.1. Ketentuan-ketentuan pada syarat-syarat umum kontrak harus diterapkan
secara luas tanpa melanggar ketentuan yang ada dalam dokumen kontrak
keseluruhan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.2. Dokumen kontrak kerja konstruksi harus diinterpretasikan dalam urutan
kekuatan hukum sebagai benikut :
a. Surat Perjanjian;
b. Surat Penunjukan Penyedia Jasa;
c. Surat Penawaran;
d. Adendum Dokumen Lelang (bila ada);
e. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
g. Spesifikasi Teknis;
h. Gambar-Gambar;
i. Daftar Kuantitas dan Harga;
j. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak.

3. ASAL JASA
3.1. Jasa pemborongan untuk pekerjaan ini adalah merupakan layanan jasa
dan penyedia jasa nasional yang berdomisili di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3.2. Bagi penyedia jasa asing harus mempunyai kantor perwakilan di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. PENGGUNAAN DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI


4.1. Penyedia jasa tidak diperkenankan menggunakan dokumen kontrak dan
informasi yang ada kaitannya dengan kontrak di luar keperluan dari
pekerjaan yang tersebut dalam kontrak, kecuali lebih dahulu mendapat ijin
tertulis dan Pejabat Pembuat Komitmen.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
39
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

5. HAK PATEN, HAK CIPTA, DAN MEREK


5.1. Apabila penyedia jasa menggunakan hak paten, hak cipta dan merek
dalam pelaksanaan pekerjaan, maka menjadi tanggung jawab penyedia
jasa sepenuhnya dan Pejabat Pembuat Komitmen dibebaskan dari segala
tuntutan atau klaim dan pihak ketiga atas pelanggaran hak paten, hak cipta
dan merek.

6. JAMINAN
6.1. Penyedia jasa wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen selambat-Iambatnya 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkannya surat penunjukan penyedia jasa, sebelum dilakukan
penandatanganan kontrak. Besarnya jaminan pelaksanaan sesuai
ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
Masa berlakunya jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal
penanda tanganan kontrak sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah
tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
6.2. Pejabat Pembuat Komitmen wajib membayar uang muka kepada penyedia
jasa sejumlah tertentu sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus
kontrak, setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan uang muka yang
bernilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah uang muka.
Masa berlakunya jaminan uang muka sekurang-kurangnya sejak tanggal
permohonan pembayaran uang muka sampai dengan 14 (empat belas)
hari setelah tanggal penyerahan pertama pekerjaan.
6.3. Penyedia jasa dapat menyerahkan jaminan pemeliharaan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100 % (seratus
persen) dan Pejabat Pembuat Komitmen wajib mengembalikan uang
retensi (retention money). Besarnya jaminan pemeliharaan sesuai
ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
Masa berlakunya jaminan pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan 14 (empat belas) hari
setelah tanggal penyerahan akhir pekeijaan.
6.4. Jaminan pelaksanaan diserahkan dalam bentuk jaminan bank kepada
Pejabat Pembuat Komitmen. Bentuk jaminan menggunakan bentuk yang
tercantum dalam dokumen lelang.
6.5. Jaminan uang muka dan jaminan pemeliharaan diserahkan dalam bentuk
jaminan bank atau surety bond kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Bentuk jaminan menggunakan bentuk yang tercantum dalam dokumen
lelang.

7. ASURANSI
7.1. Penyedia jasa harus menyediakan atas nama Pejabat Pembuat Komitmen
dan penyedia jasa, asuransi yang mencakup dan saat mulai pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan akhir masa pemeliharaan, yaitu:
a. Semua barang dan peralatan-peralatan yang mempunyai resiko tinggi
terjadi kecelakaan, peláksanaan pekerjaan, serta personil untuk

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
40
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

pelaksanaan pekerjaan atas segala resiko yaitu kecelakaan,


kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko lain yang tidak dapat
diduga;
b. Pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerja;
c. Perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
7.2. Besarnya asuransi ditentukan di dalam syarat syarat khusus kontrak.
7.3. Yang diasuransikan semua yang terlibat dalam pelaksanaan (pelaksana,
pekerja, panitia, pengelola, perencana dan pengawas lapangan.

8. KESELAMATAN KERJA
8.1. Penyedia jasa bertanggung jawab atas keselamatan kerja di lapangan
sesuai dengan ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak

9. PEMBAYARAN
9.1. Cara pembayaran
a. Uang muka
1) Uang muka dibayar untuk membiayai penyediaan fasilitas
lapangan dan mobilisasi peralatan, personil, dan bahan. Besaran
uang muka ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak dan
dibayar setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan uang muka
sekurang-kurangnya sama dengan besarnya uang muka;
2) Penyedia jasa harus mengajukan permohonan pembayaran uang
muka secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen disertai
dengan rencana penggunaan uang muka;
3) Pejabat Pembuat Komitmen harus mengajukan surat permintaan
pembayaran untuk permohonan tersebut pada butir 2), paling
lambat 7 (tujuh) hari setelah jaminan uang muka diterima;
4) Jaminan uang muka harus diterbitkan oleh bank umum atau
perusahaan asuransi yang rnempunyai program asuransi
kerugian (surety bond) yang harus direasuransikan sesuai
dengan ketentuan Menteri Keuangan;
5) Pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur
secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan
dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai
prestasi 100% (seratus persen);
6) Untuk kontrak tahun jamak (multy years) nilai jaminan uang muka
secara bertahap dapat dikurangi sesuai dengan pencapaian
prestasi pekerjaan.
b. Prestasi pekerjaan
1) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen, apabila penyedia jasa telah
mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan hanya dapat dilakukan
senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-
bahan, alat-alat yang ada di lapangan;
3) Pejabat Pembuat Komitmen dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari
harus sudah mengajukan surat permintaan pembayaran;

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
41
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

4) Sistem pembayaran prestasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan


dalam syarat syarat khusus kontrak;
5) Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak
akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. Pejabat
Pembuat Komitmen dapat meminta penyedia jasa untuk
menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan
dan besarnya tagihan yang dapat disetujui untuk dibayar
setinggi-tingginya sebesar sesuai ketentuan dalam syarat-syarat
khusus kontrak;
6) Setiap pembayaran harus dipotong jaminan pemeliharaan,
angsuran uang muka, denda (bila ada), dan pajak;
7) Untuk kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan
pembayaran kepada Pejabat Pembuat Komitmen harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub kontraktor
sesuai dengan kemajuan pekerjaan;
8) Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus persen) dan berita acara penyerahan pertama
pekerjaan diterbitkan.
c. Penyesuaian harga
1) Hasil perhitungan penyesuaian harga sesuai Pasal 46.
dituangkan dalam amandemen kontrak yang dibuat secara
berkala selambat-lambatnya setiap 6 (enam) bulan;
2) Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, apabila penyedia jasa telah mengajukan
tagihan disertai perhitungan dan data-data;
3) Pejabat Pembuat Komitmen dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari
harus sudah mengajukan surat permintaan pembaaran.
d. Ganti rugi dan kompensasi
1) Ganti rugi sesuai Pasal 47.3. dan kompensasi sesuai Pasal 56.
kepada penyedia jasa dituangkan dalam amandemen kontrak;
2) Pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, apabila penyedia jasa telah mengajukan
tagihan disertai perhitungan dan data-data;
3) Pejabat Pembuat Komitmen dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari
harus sudah mengajukan surat permintaan pembayaran.
9.2.. Pejabat Pembuat Komitmen harus sudah membayar kepada penyedia jasa
selambat-lambatnya dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sejak
penyedia jasa telah mengajukan tagihan yang telah disetujui oleh Direksi
Teknis dan Direksi Pekerjaan.

10. HARGA DAN SUMBER DANA


10.1. Pejabat Pembuat Komitmen membayar kepada penyedia jasa atas
pelaksanaan pekerjaan berdasarkan ketentuan kontrak.
10.2. Kontrak pekerjaan ini dibiayai dengan sumber dana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN).

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
42
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

10.3. Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga.
10.4. Surat perjanjian untuk pekerjaan yang bernilai di atas Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) ditandatangani oleh Pejabat
Pembuat Komitmen setelah memperoleh pendapat ahli hukum kontrak
yang profesional yang ditetapkan dengan keputusan menteri.

11. WEWENANG DAN KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


11.1. Pejabat Pembuat Komitmen memutuskan hal-hal yang bersifat kontraktual
antara Pejabat Pembuat Komitmen dan penyedia jasa dalam kapasitas
sebagai pemilik pekerjaan.

12. DIREKSI TEKNIS DAN PANITIA PENELITI PELAKSANAAN KONTRAK


12.1. Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan Direksi Teknis untuk melakukan
pengawasan pelaksanaan pekerjaan mewakili Direksi Pekerjaan.
12.2. Pejabat Pembuat Komitmen dapat membentuk panitla peneliti pelaksanaan
kontrak untuk membantu Direksi Pekerjaan.

13. DELEGASI
13.1. Direksi Pekerjaan dapat mendelegasikan sebagian tugas dan
tanggungjawabnya kepada Direksi Teknis dan dapat membatalkan
pendelegasian tersebut setelah memberitahukan kepada penyedia jasa.

14. PENYERAHAN LAPANGAN


14.1. Pejabat Pembuat Komitmen wajib menyerahkan seluruh/sebagian
lapangan pekerjaan kepada penyedia jasa sebelum diterbitkannya surat
perintah mulai kerja.
14.2. Sebelum penyerahan lapangan, Pejabat Pembuat Komitmen bersama-
sama penyedia jasa melakukan pemeriksaan lapangan berikut bangunan,
bangunan pelengkap dan seluruh aset milik Pejabat Pembuat Komitmen
yang akan menjadi tanggungjawab penyedia jasa, untuk dimanfaatkan,
dijaga dan dipelihara.
14.3. Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan dalam berita acara serah terima
lapangan yang ditandatangani kedua belah pihak.

15. SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)


15.1. Pejabat Pembuat Komitmen harus sudah menerbitkan SPMK selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari sejak penandatanganan kontrak, setelah
dilakukan penyerahan lapangan.
15.2. Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan
kontrak yang akan dinyatakan penyedia jasa dalam pernyataan dimulainya
pekerjaan.

16. PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK


16.1. Sebelum pelaksanaan kontrak Pejabat Pembuat Komitmen bersama-sama
dengan penyedia jasa, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan,
menyusun rencana pelaksanaan kontrak.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
43
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

16.2. Pejabat Pembuat Komitmen harus menyenyelenggarakan rapat persiapan


pelaksanaan kontrak selambat Larnbatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal
diterbitkannya SPMK.
16.3. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat adalah :
a. Organisasi kerja;
b. Tata cara pengaturan pekerjaan;
c. Jadual pelaksanaan pekerjaan;
d. Jadual pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil;
e. Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan;
f. Sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat
mengenai rencana kerja;
g. Penyusunan program mutu.

17. PROGRAM MUTU


17.1. Program mutu harus disusun oleh penyedia jasa dan disepakati oleh
Pejabat Pembuat Komitmen dan dapat direvisi sesuai kebutuhan.

17.2. Program mutu minimal berisi:


a. Informasi pengadaan;
b. Organisasi proyek Pejabat Pembuat Komitmen dan penyedia jasa;
c. Jadual pelaksanaan pekerjaan;
d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. Prosedur instruksi kerja;
f. Pelaksana kerja.

18. PERKIRAAN ARUS UANG


18.1. Penyedia jasa wajib menyerahkan perkiraan arus uang (casli flow forecast)
sesuai dengan program kerja kepada Direksi Pekerjaan.
18.2. Apabila suatu program kerja telah dimutakhirkan, maka penyedia jasa
wajib memperbaiki perkiraan arus uang dan diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan.

19. PEMERIKSAAN BERSAMA


19.1. Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, setelah penerbitan SPMK, Direksi
Teknis dan penyedia jasa melaksanakan pemeriksaan lapangan bersama
dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan
untuk setiap rencana mata pembayaran guna menetapkan kuantitas awal.
19.2. Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara.
Apabila dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi
kontrak maka harus dituangkan dalam bentuk adendum kontrak.
19.3. Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap mata
pembayaran harus dilakukan oleh Direksi Teknis dan penyedia jasa selama
periode pelaksanaan kontrak untuk menetapkan kuantitas pekerjaan yang
telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
44
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

20. PERUBAHAN KEGIATAN PEKERJAAN


20.1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada
saat pelaksanaan dengan spesifikasi teknis dan gambar yang ditentukan
dalam dokumen kontrak, maka Pejabat Pembuat Komitmen bersama
penyedia jasa dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara
lain:
a. Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak;
b. Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan/mata pembayaran;
c. Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan lapangan.
20.2. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% (sepuluh persen) dan nilai
harga yang tercantum dalam kontrak awal.
20.3. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen
secara tertulis kepada penyedia jasa, ditindakianjuti dengan negosiasi
teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum
dalam kontrak.
20.4. Hasil negosiasi dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan
amandemen kontrak.

21. PEMBAYARAN UNTUK PERUBAHAN


21.1. Apabila diminta oleh Pejabat Pembuat Komitmen, penyedia jasa wajib
mengajukan usulan biaya untuk melaksanakan perintah perubahan.
21.2. Direksi Teknis wajib menilai usulan biaya tersebut selambat-lambatnya
dalam waktu 7 (tujuh) hari.
21.3. Apabila pekerjaan dalam perintah perubahan harga satuannya terdapat
dalam daftar kuantitas dan harga, dan apabila menurut pendapat Direksi
Pekerjaan bahwa kuantitas pekerjaan tidak melebihi batas sesuai
ketentuan Pasal 22.2. atau waktu pelaksanaan tidak mengakibatkan
perubahan harga, maka harga satuan yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga digunakan sebagai dasar untuk menghitung biaya
perubahan.
21.4. Apabila harga satuan berubah atau pekerjaan dalam perintah perubahan
tidak ada harga satuannya dalam daftar kuantitas dan harga, jika dinilai
wajar, maka usulan biaya dan penyedia jasa merupakan harga satuan baru
untuk perubahan pekerjaan yang bersangkutan.
21.5. Apabila usulan biaya dan penyedia jasa dinilai tidak wajar, maka Pejabat
Pembuat Komitmen mengeluarkan perintah perubahan dengan mengubah
harga kontrak berdasarkan harga perkiraan Pejabat Pembuat Komitmen.
21.6. Apabila perintah perubahan sedemikian mendesak sehingga pembuatan
usulan biaya serta negosiasinya akan menunda pekerjaan, maka perintah
perubahan tersebut harus dilaksanakan oleh penyedia jasa dan
diberlakukan sebagai peristiwa kompensasi sesuai Pasal 56.1.
21.7. Penyedia jasa tidak berhak menerima pembayaran tambahan untuk biaya-
biaya yang sesungguhnya dapat dihindari melalui peringatan dini.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
45
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

22. PERUBAHAN KUANTITAS DAN HARGA


22.1. Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga digunakan untuk
membayar prestasi pekerjaan.
22.2. Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan dilaksanakan
berubah lebih dan 10 % (sepuluh persen) dan kuantitas awal, maka
harga satuan pembayaran utama tersebut disesuaikan dengan negosiasi.
22.3. Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka penyedia jasa harus
menyerahkan analisa harga satuannya kepada Pejabat Pembuat
Komitmen. Penentuan harga satuan mata pembayaran baru dilakukan
dengan negosiasi berdasarkan analisa harga satuan tersebut dan harga
satuan dasar penawaran.

23. AMANDEMEN KONTRAK


23.1. Amandemen kontrak harus dibuat bila terjadi perubahan kontrak.
Perubahan kontrak dapat terjadi apabila :
a. Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan
oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
dalam kontrak;
b. Perubahan jadual pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan
pekerjaan;
c. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan
perubahan pelaksanaan pekerjaan.
Amandemen bisa dibuat apabila disetujui oleh para pihak yang membuat
kontrak tersebut.
23.2. Prosedur amandemen kontrak dilakukan sebagai berikut:
a. Penyedia jasa harus memberikan tanggapan atas perintah perubahan
dan Pejabat Pembuat Komitmen dan mengusulkan perubahan harga
dan/atau waktu pelaksanaan (bila ada) selambat-lambatnya dalam
waktu 7 (tujuh) hari;
b. Atas usulan perubahan harga dilakukan negosiasi dan dibuat berita
acara hasil negosiasi;
c. Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat amandemen kontrak.

24. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK


24.1. Hak dan kewajiban Pejabat Pembuat Komitmen
a. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penyedia jasa.
b. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa.
c. Melakukan perubahan kontrak.
d. Menangguhkan pembayaran.
e. Mengenakan denda keterlambatan dan kelalaian.
f. Membayar uang muka, hasli pekerjaan, dan uang retensi.
g. Menyerahkan seluruh atau sebagian lapangan pekerjaan.
h. Memberikan instruksi sesuai jadual.
i. Membayar ganti rugi, melindungi dan membela penyedia jasa
terhadap semua tuntutan hukum, tuntutan lainnya, dan tanggungan

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
46
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

yang timbul karena kesalahan, kecerobohan dan pelanggaran kontrak


yang dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
24.2. Hak dan kewajiban penyedia jasa
a. Menerima pembayaran uang muka, hasil pekerjaan, dan uang retensi.
b. Menerima pembayaran ganti rugi/kompensasi (bila ada).
c. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadual
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
d. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada
penggunajasa.
e. Memberikan peringatan dini dan keterangan keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan Pejabat
Pembuat Komitmen.
f. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadual penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
g. Mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi
lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi
perusakan dan pengaruh gangguan kepada masyarakat maupun
miliknya, sebagai akibat polusi, kebisingan dan kerusakan lain yang
disebabkan kegiatan penyedia jasa.

25. RESIKO PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DAN PENYEDIA JASA


25.1. Pejabat Pembuat Komitmen bertanggungjawab atas resiko yang
dinyatakan dalam kontrak sebagai resiko Pejabat Pembuat Komitmen, dan
penyedia jasa bertanggungjawab atas resiko yang dinyatakan dalam
kontrak sebagai resiko penyedia jasa.
25.2. Resiko Pejabat Pembuat Komitmen
a. Resiko kecelakaan, kematian, kerusakan atau kehilangan harta benda
(di luar pekerjaan, peralatan, instalasi dan bahan untuk pelaksanaan
pekerjaan) yang disebabkan oleh :
1) Penggunaan atau penguasaan lapangan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan yang tidak dapat dihindari sebagai akibat
pekerjaan tersebut; atau
2) Keteledoran, pengabaian kewajiban dan tanggungjawab,
gangguan terhadap hak yang legal oleh Pejabat Pembuat
Komitmen atau orang yang dipekerjakannya, kecuali disebabkan
oleh penyedia jasa.
b. Resiko kerusakan terhadap pekerjaan, peralatan, instalasi, dan bahan
yang disebabkan karena disain atau disebabkan oleh kesalahan
Pejabat Pembuat Komitmen, keadaan kahar dan pencemaran/
terkontaminasi limbah radio aktif/nuklir.
c. Resiko yang terkait dengan kerugian atau kerusakan dan pekerjaan,
peralatan, instalasi dan bahan sejak saat pekerjaan selesai sampai
berakhirnya masa pemeliharaan, kecuali apabila :
1) Kerusakan yang terjadi pada masa pemeliharaan; atau
2) Kejadian sebelum tanggal penyerahan pertama pekerjaan yang
bukan tanggunggjawab Pejabat Pembuat Komitmen.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
47
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

25.3. Resiko penyedia jasa


Kecuali resiko-resiko Pejabat Pembuat Komitmen, maka penyedia jasa
bertanggungjawab atas setiap cidera atau kematian dan semua kerugian
atau kerusakan atas pekerjaan, peralatan, instalasi, bahan dan harta
benda yang mungkin terjadi selama pelaksanaan kontrak.

26. LAPORAN HASIL PEKERJAAN


26.1. Buku harian diisi oleh penyedia jasa dan diketahui oleh Direksi Teknis,
mencatat seluruh rencana dan realisasi aktivitas pekerjaan sebagai bahan
laporan harian.
26.2. Laporan harian dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa oleh Direksi Teknis,
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
26.3. Laporan harian berisi :
a. Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan;
b. Jenis dan kuantitas bahan di lapangan;
c. Jenis, jumlah dan kondisi peralatan di lapangan;
d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. Cuaca dan peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan;
f. Catatan lain yang dianggap perlu.
26.4. Laporan mingguan dibuat oleh penyedia jasa, terdiri dan rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan mingguan serta
catatan yang dianggap perlu.
26.5. Laporan bulanan dibuat oleh penyedia jasa, terdiri dan rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan serta catatan
yang dianggap perlu.
26.6. Untuk kelengkapan laporan, penyedia jasa dan Direksi Teknis wajib
membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.

27. CACAT MUTU


27.1. Direksi Teknis wajib memeriksa pekerjaan penyedia jasa dan memberitahu
penyedia jasa bila terdapat cacat mutu dalam pekerjaan. Direksi Teknis
dapat memerintahkan penyedia jasa untuk menguji hasil pekerjaan yang
dianggap terdapat cacat mutu.
27.2. Apabila Direksi Teknis memerintahkan penyedia jasa untuk melaksanakan
pengujian dan temyata pengujian memperlihatkan adanya cacat mutu,
maka biaya pengujian dan perbaikan menjadi tanggungjawab penyedia
jasa. Apabila tidak ditemukan cacat mutu, maka biaya pengujian dan
perbaikan menjadi tanggungjawab Pejabat Pembuat Komitmen.
27.3. Setiap kali pemberitahuan cacat mutu, penyedia jasa harus segera
memperbaiki dalam waktu sesuai yang tercantum dalam surat
pembenitahuan Direksi Teknis.
27.4. Direksi Pekerjaan dapat meminta pihak ketiga untuk memperbaiki cacat
mutu bila penyedia jasa tidak melaksanakannya dalam waktu masa
perbaikan cacat mutu sesuai yang tercantum dalam surat pemberitahuan
Direksi Teknis dengan biaya dibebankan kepada penyedia jasa.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
48
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

27.5. Cacat mutu harus diperbaiki sebelum penyerahan pertama pekerjaan dan
selama masa pemeliharaan. Penyerahan pertama pekerjaan dan masa
pemeliharaàn dapat diperpanjang sampai cacat mutu selesai diperbaiki.

28. JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


28.1. Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam
syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.
28.2. Pejabat Pembuat Komitmen harus menerbitkan SPMK selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari sejak tanggal penandatanganan kontrak.
28.3. Mobilisasi harus mulai dilaksanakan selambat Iambatnya dalam waktu 30
(tiga puluh) han sejak diterbitkan SPMK, yaitu antara lain mendatangkan
peralatan berat, kendaraan, alat laboratorium, menyiapkan fasilitas kantor,
rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan mendatangkan
personil. Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan.
28.4. Pekerjaan dinyatakan selesai apabila penyedia jasa telah melaksanakan
pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai ketentuan kontrak dan
telah dinyatakan dalam benita acara penyerahan pertama pekerjaan yang
diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan.
28.5. Apabila penyedia jasa berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai jadual karena keadaan di luar pengendaliannya dan penyedia jasa
telah melaporkan kejadian tersebut kepada Pejabat Pembuat Komitmen,
maka Pejabat Pembuat Komitmen melakukan penjadualan kembali
pelaksanaan tugas penyedia jasa dengan amandemen kontrak.

29. PENYEDIA JASA LAINNYA


29.1. Penyedia jasa diharuskan bekerja sama dan menggunakan lapangan
bersama-sama dengan penyedia jasa lainnya, petugas-petugas
pemerintah, petugas-petugas utilitas, dan Pejabat Pembuat Komitmen.

30. WAKIL PENYEDIA JASA


30.1. Penyedia jasa wajib menunjuk personil sebagai wakilnya yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan pekerjaan dan diberikan wewenang
penuh untuk bertindak atas nama penyedia jasa, serta berdomisili di lokasi
pekerjaan.
30.2. Apabila Direksi Pekerjaan menilai bahwa wakil penyedia jasa tersebut
pada Pasal 30.1. tidak memadai, maka Direksi Pekerjaan secara tertulis
dapat meminta penyedia jasa untuk mengganti dengan personil lain yang
kualifikasi, kemampuan, dan pengalamannya melebihi wakil penyedia jasa
yang diganti selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari dan
wakil penyedia jasa yang akan diganti harus meninggalkan lapangan
selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
49
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

31. PENGAWASAN
31.1. Untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan
pekerjaan di lapangan yang sedang atau telah dilaksanakan oleh penyedia
jasa, Pejabat Pembuat Komitmen diwakili oleh Direksi Teknis.

32. KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


32.1. Apabila penyedia jasa terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadual,
maka Pejabat Pembuat Komitmen harus memberikan peningatan secara
tertulis atau dikenakan ketentuan sesuai Pasal 33. tentang kontrak kritis.
32.2. Apabila keterlambatan pelaksanaan pekerjaan disebabkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen. maka dikenakan ketentuan sesuai Pasal 56. tentang
kompensasi.
32.3. Apabila keterlambatan pelaksanaan pekerjaan terjadi karena keadaan
kahar, maka Pasal 32.1. dan Pasal 32.2. tidak diberlakukan.

33. KONTRAK KRITIS


33.1. Kontrak dinyatakan knitis apabila:
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0%— 70% dari kontrak),
realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 10 % dan rencana;
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dan
kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 5 % dan
rencana;
c. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak, realisasi fisik
pelaksanaan terlambat kurang dari 5% dari rencana dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan.
33.2. Penanganan kontrak kritis
33.2.1. Dalam hal keterlambatan pada pasal 33.1.a. dan pasal 33.1.b.
penanganan kontrak kritis adalah sebagai berikut :
a. Rapat pembuktian (show cause meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis Direksi Pekerjaan
menerbitkan surat peringatan kepada penyedia jasa dan
selanjutnya menyelenggarakan SCM.
2) Dalam SCM Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis dan penyedia jasa
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus
dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu tertentu (uji
coba pertama) yang dituangkan dalam berita acara SCM tingkat
tahap I.
3) Apabila penyedia jasa gagal pada uji coba pertama, maka harus
diselenggarakan SCM tingkat tahap II yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oieh
penyedia jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba kedua)
yang dituangkan dalam berita acara SCM tingkat tahap II.
4) Apabila penyedia jasa gagal pada uji coba kedua, maka harus
diselenggarakan SCM tingkat tahap III yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
penyedia jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba ketiga)
yang dituangkan dalam berita acara SCM tingkat tahap III.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
50
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

5) Pada setiap uji coba yang gagal, Pejabat Pembuat Komitmen


harus menerbitkan surat peringatan kepada penyedia jasa atas
keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.
6) Apabila pada uji coba ketiga masih gagal, maka Pejabat
Pembuat Komitmen dapat menyelesaikan pêkerjaan melalui
kesepakatan tiga pihak atau memutuskan kontrak secara
sepihak dengan mengesampingkan pasal 1266 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata.
b. Kesepakatan tiga pihak
1) Penyedia jasa masih bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan
sesuai ketentuan kontrak.
2) Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan pihak ketiga sebagai
penyedia jasa yang akan menyelesaikan sisa pekerjaan atau
atas usulan penyedia jasa.
3) Pihak ketiga melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan
harga satuan kontrak. Dalam hal pihak ketiga mengusulkan
harga satuan yang Iebih tinggi dari harga satuan kontrak, maka
selisih harga menjadi tanggungjawab penyedia jasa.
4) Pembayaran kepada pihak ketiga dapat dilakukan secara
langsung.
5) Kesepakatan tiga pihak dituangkan dalam berita acara dan
menjadi dasar pembuatan amandemen kontrak.
33.2.2..Dalam hal keterlambatan pada pasal 33.1.c. Pejabat Pembuat Komitmen
setelah dilakukan rapat bersama atasan Pejabat Pembuat Komitmen
sebelum tahun anggaran berakhir dapat langsung memutuskan kontrak
secara sepihak dengan mengesampingkan pasal 1266 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata.

34. PERPANJANGAN WAKTU PELAKSANAAN


34.1. Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen atas pertimbangan yang layak dan wajar, yaitu untuk :
a. Pekerjaan tambah;
b. Perubahan disain;
c. Keterlambatan yang disebabkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
d. Masalab yang timbul di luar kendali penyedia jasa;
e. Keadaan kahar.
34.1. Penyedia jasa mengusulkan secara tertulis perpanjangan waktu
pelaksanaan dilengkapi alasan dan data kepada Pejabat Pembuat
Komitmen. Pejabat Pembuat Komitmen menugaskan panitia peneliti
pelaksanaan kontrak dan Direksi Teknis untuk meneliti dan mengevaluasi
usulan tersebut. Hasil penelitian dan evaluasi dituangkan dalam berita
acara dilengkapi dengan rekomendasi dapat atau tidaknya diberi
perpanjangan waktu.
34.2. Berdasarkan berita acara hasil penelitian dan evaluasi perpanjangan waktu
pelaksanaan dan rekomendasi, maka Pejabat Pembuat Komitmen dapat
menyetujui/tidak menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
51
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

34.3. Apabila perpanjangan waktu pelaksanaan disetujui, maka harus


dituangkan di dalam amandemen kontrak.
34.4. Perhitungan penyesuaian harga sesuai dengan Pasal 46. didasarkan atas
amandemen kontrak Pasal 23.1.

35. KERJASAMA ANTARA PENYEDIA JASA DAN SUB PENYEDIA JASA


35.1. Penyedia jasa golongan non usaha kecil wajib bekerjasama dengan
penyedia jasa golongan usaha kecil termasuk koperasi kecil, yaitu dengan
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.
35.2. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan harus disetujui oleh Pejabat
Pembuat Komitmen dan tetap menjadi tanggungjawab penyedia jasa.
35.3. Pejabat Pembuat Komitmen mempunyai hak intervensi atas pelaksanaan
sub kontrak meliputi pelaksanaan pekerjaan dan pembayaran.

36. PENGGUNAAN PENYEDIA JASA USAHA KECIL TERMASUK KOPERASI


KECIL
36.1. Apabila penyedia jasa yang ditunjuk adalah penyedia jasa usaha
kecil/koperasi kecil, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sendiri
oleh penyedia jasa yang ditunjuk dan dilarang diserahkan atau
disubkontrakkan kepada pihak lain.
36.2. Apabila penyedia jasa yang ditunjuk adalah penyedia jasa bukan usaha
kecil/koperasi kecil, maka :
a. Penyedia jasa wajib bekerja sama dengan penyedia jasa usaha
kecil/koperasi kecil, dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan;
b. Bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan, dilarang
mensubkontrakkan seluruh pekerjaan;
c. Penyedia jasa yang ditunjuk tetap bertanggungjawab penuh atas
pelaksanaan keseluruhan pekerjaan;
d. Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka kontrak akan batal
dan penyedia jasa dimasukkan dalam daftar hitam selama 2 (dua)
tahun.
36.3. Penyedia jasa bukan usaha kecil yang terbukti menyalahgunakan fasilitas
dan kesempatan yang diperuntukkan bagi usaha kecil termasuk koperasi
kecil dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus
kontrak.

37. KEADAAN KAHAR


37.1. Yang dimaksud keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar
kehendak para pihak sehingga kewajiban yang ditentukan dalam kontrak
menjadi tidak dapat dipenuhi.
37.2. Yang digolongkan keadaan kahar adalah :
a. Peperangan;
b. Kerusuhan;
c. Revolusi;
d. Bencana alam: banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah
longsor, wabah penyakit, dan angin topan;
e. Pemogokan;

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
52
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

f. Kebakaran;
g. Gangguan industri lainnya.
37.3. Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan
oleh perbuatan atau kelalaian para pihak.
37.4. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena
terjadinya keadaan kahar tidak dapat dikenai sanksi.
37.5. Tindakan yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan kahar dan
yang menanggung kerugian akibat terjadinya keadaan kahar, ditentukan
berdasar kesepakatan dari para pihak.
37.6. Bila terjadi keadaan kahar, maka penyedia jasa memberitahukan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen selambat lambatnya dalam waktu 14 (empat
belas) hari setelah terjadinya keadaan kahar.
37.7. Bila keadaan sudah pulih normal, maka secepat mungkin penyedia jasa
memberitahukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen bahwa keadaan
telah kembali normal dan kegiatan dapat dilanjutkan, dengan ketentuan :
a. Jangka waktu pelaksanaan yang ditetapkan dalam kontrak tetap
mengikat. Apabila harus diperpanjang, maka waktu perpanjangan
sama dengan waktu selama tidak dapat melaksanakan pekerjaan
akibat keadaan kahar;
b. Selama tidak dapat melaksanakan pekerjaan akibat keadaan kahar,
penyedia jasa berhak menerima pembayaran sebagaimana
ditentukan dalam kontrak dan mendapat penggantian biaya yang
wajar sesuai yang telah dikeluarkan selama jangka waktu tersebut
untuk rnelaksanakan tindakan yang disepakati;
c. Bila sebagai akibat dan keadaan kahar penyedia jasa tidak dapat
melaksanakan sebagian besar pekerjaan selama jangka waktu 60
(enam puluh) hari, maka salah satu pihak dapat memutus kontrak
dengan pemberitahuan tertulis 30 (tiga puluh) hari sebelumnya dan
setelah itu penyedia jasa berhak atas sejumlah uang yang harus
dibayar sesuai dengan ketentuan pemutusan kontrak Pasal 41.8.

38. PERINGATAN DINI


38.1. Penyedia jasa wajib menyampaikan peningatan dini kepada Direksi Teknis
melalui direksi teknik selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak
terjadinya peristiwa-peristiwa tertentu atau keadaan-keadaan yang dapat
berakibat buruk terhadap pekerjaan, kenaikan harga kontrak atau
keterlambatan tanggal penyelesaian pekerjaan. Direksi Pekerjaan melalui
Direksi Teknis dapat meminta penyedia jasa untuk membuat perkiraan
akibat yang akan timbul terhadap pekerjaan, harga kontrak dan tanggal
penyelesaian pekerjaan. Perkiraan tersebut wajib diserahkan penyedia
jasa sesegera mungkin.
38.2. Penyedia jasa wajib bekerja sama dengan Direksi Pekerjaan maupun
Direksi Teknis dalam menyusun dan membahas upaya-upaya untuk
menghindari atau mengurangi akibat dan kejadian atau keadaan tersebut.
38.3. Penyedia jasa tidak berhak menenima pembayaran tambahan untuk biaya-
biaya yang sesungguhnya dapat dihindari melalui peringatan dini.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
53
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

39. RAPAT PELAKSANAAN


39.1. Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis dan penyedia jasa dapat meminta
dilakukan rapat pelaksanaan yang dihadiri semua pihak, untuk membahas
pelaksanaan pekerjaan dan memecahkan masalah yang timbul
sehubungan dengan peringatan dini Pasal 38.1.
39.2. Direksi Teknis wajib membuat risalah rapat pelaksanaan Pasal 39.1.
Tanggung jawab masing-masing pihak atas tindakan yang harus diambil
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis.

40. ITIKAD BAIK


40.1. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan
dengan hak dan kewajiban yang terdapat dalam kontrak.
40.2. Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Bila selama kontrak salah
satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik
untuk mengatasi keadaan tersebut.

41. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK


41.1. Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai.
41.2. Penghentian kontrak dilakukan karena terjadinya hal-hal diluar kekuasaan
(keadaan kahar) kedua belah pihak sehingga para pihak tidak dapat
melaksanakan kewajiban yang ditentukan di dalam kontrak. Dalam hal
kontrak dihentikan, maka Pejabat Pembuat Komitmen wajib membayar
kepada penyedia jasa sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan
yang telah dicapai.
41.3. Pemutusan kontrak dilakukan bilamana penyedia jasa cidera janji atau
tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur di
dalam kontrak. Kepada penyedia jasa dikenakan sanksi sesuai Pasal 41.5.
41.4. Pemutusan kontrak dilakukan bilamana para pihak terbukti melakukan
kolusi, kecurangan atau tindak korupsi baik dalam proses pelelangan
maupun pelaksanaan pekerjaan, dalam hal ini :
a. Penyedia jasa dapat dikenakan sanksi yaitu :
1) Jaminan pelaksanaan dicairkan dan disetorkan ke kas negara;
2) Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia jasa;
3) Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.
b. Pejabat Pembuat Komitmen dikenakan sanksi berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disipilin
Pegawai Negeri Sipil atau ketentuan peraturan perundang undangan
yang berlaku.
41.5. Pemutusan kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Pemutusan kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen dilakukan sekurang-
kurangnya 30 (tiga puluh) hari setelah Pejabat Pembuat Komitmen
menyampaikan pemberitahuan rencana pemutusan kontrak secara tertulis
kepada penyedia jasa, kecuali dalam waktu 30 (tiga puluh) hari tersebut
akan melampaui batas akhir tahun anggaran berjalan maka pemberitahuan
secara tertulis rencana pemutusan kontrak dapat dilakukan kurang dari 30
(tiga puluh) hari.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
54
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

Penutusan kontrak dimaksud sebagaimana kejadian di bwah ini :


a. Penyedia jasa tidak mulai melaksanakan pekerjaan berdasarkan
kontrak pada tanggal mulai kerja sesuai dengan Pasal 15.2.;
b. Penyedia jasa gagal pada uji coba ketiga dalam melaksanakan SCM
sesuai pasal atau Pasal 33.2.2.
c. Penyedia jasa tidak berhasil memperbaiki suatu kegagalan
pelaksanaan, sebagaimana dirinci dalam surat pemberitahuan
penangguhan pembayaran sesuai dengan Pasal 58.2.;
d. Penyedia jasa tidak mampu lagi melaksanakan pekerjaan atau
menyelesaikan pekerjaan atau bangkrut;
e. Penyedia jasa gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian
perselisihan;
f. Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan sudah melampaui
besarnya jaminan pelaksanaan;
g. Penyedia jasa menyampaikan pernyataan yang tidak benar kepada
Pejabat Pembuat Komitmen dan pernyataan tersebut berpengaruh
besar pada hak, kewajiban, atau kepentingan Pejabat Pembuat
Komitmen;
h. Terjadi keadaan kahar dan penyedia jasa tidak dapat melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan Pasal 37.7.c.
Terhadap pemutusan kontrak yang timbul karena terjadinya salah satu
kejadian sebagaimana dirinci dalam huruf a. sampai h. diatas, Pasal 1266
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tidak diberlakukan.
Atas pemutusan kontrak yang timbul karena salah satu kejadian yang
diuraikan dalam huruf a. sampai g. penyedia jasa dikenakan sanksi :
a. Jaminan pelaksanaan dicairkan dan disetorkan ke kas negara;
b. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia jasa;
c. Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.
41.6. Pemutusan kontrak oleh penyedia jasa.
Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari setelah penyedia jasa
menyampaikan pemberitahuan rencana pemutusan kontrak secara tertulis
kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk kejadian tersebut di bawah ini,
penyedia jasa dapat memutuskan kontrak.
Kejadian dimaksud adalah:
a. Sebagai akibat keadaan kahar, penyedia jasa tidak dapat
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Pasal 37.7.c.;
b. Pejabat Pembuat Komitmen gagal mematuhi keputusan akhir
penyelesaian perselisihan.
41.7.. Prosedur pemutusan kontrak.
Setelah salah satu pihak menyampaikan atau menerima pemberitahuañ
pemutusan kontrak, sebelum tanggal berlakunya pemutusan tersebut
penyedia jasa harus :
a. Mengakhiri pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan
dalam pemberitahuan pemutusan kontrak;
b. Mengalihkan hak dan menyerahkan semua hasil pelaksanaan
pekerjaan. Pengalihan hak dan penyerahan tersebut harus dilakukan

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
55
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

dengan cara dan pada waktu yang ditentukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen;
c. Menyerahkan semua fasilitas yang dibiayai oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
41.8. Dalam hal terjadi pemutusan kontrak sesuai dengan Pasal 41.5., Pejabat
Pembuat Komitmen tetap membayar hasil pekerjaan sampai dengan batas
tanggal pemutusan, dan jika terjadi pemutusan kontrak sesuai dengan
Pasal 41.6., selain pembayaran tersebut di atas Pejabat Pembuat
Komitmen harus membayar pengeluaran langsung yang dikeluarkan oleh
penyedia jasa sehubungan dengan pemutusan kontrak.
41.9. Sejak tanggal berlakunya pemutusan kontrak, penyedia jasa tidak
bertanggung jawab lagi atas pelaksanaan kontrak.

42. PEMANFAATAN MILIK PENYEDIA JASA


42.1. Semua bahan, peralatan, instalasi, pekerjaan sementara, dan fasilitas milik
penyedia jasa, dapat dimanfaatkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen bila
terjadi pemutusan kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

43. BAHASA DAN HUKUM SERTA PENYELESALAN PERSELISIHAN


43.1. Kontrak dibuat dalam bahasa Indonesia serta tunduk kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
43.2. Penyelesaian perselisihan
a. Penyelesaian perselisihan dapat melalui :
k. Di luar pengadilan, yaitu dengan cara musyawarah, mediasi,
konsiliasi atau arbitrase di Indonesia;
l. Pengadilan.
b. Penyelesaian perselisihan lebih lanjut diatur dalam syarat-syarat
khusus kontrak.
c. Pengeluaran biaya untuk penyelesaian perselisihan ditanggung kedua
belah pihak sesuai keputusan akhir kecuali di pengadilan.

44. PERPAJAKAN
44.1. Penyedia jasa harus mengetahui, memahami dan patuh terhadap semua
peraturan perundang undangan tentang pajak yang berlaku di Indonesia
dan sudah diperhitungkan dalam penawaran.
44.2. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang pajak yang terjadi
setelah pembukaan penawaran harus dilakukan penyesuaian.

45. KORESPONDENSI
45.1. Komunikasi antara para pihak hanya berlaku bila dibuat secara tertulis.
45.2. Korespondensi dapat dikirim langsung, atau melalui pos, telex, kawat.
45.3. Alamat para pihak ditetapkan sebelum tanda tangan kontrak.
45.4. Korespondensi harus menggunakan bahasa Indonesia.

46. PENYESUAIAN HARGA


46.1. Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam syarat-syarat khusus kontrak.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
56
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

Penyesuaian harga diberlakukan terhadap kontrak jangka panjang lebih


dan 12 (dua belas) bulan.

47. DENDA DAN GANTI RUGI


47.1. Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia jasa,
sedangkan ganti rugi adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen, karena terjadinya cidera janji terhadap
ketentuan yang tercantum dalam kontrak.
47.2. Besarnya denda kepada penyedia jasa atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan adalah 1 ‰ (per seribu) dan harga kontrak atau bagian kontrak
untuk setiap hari keterlambatan dan kelalaian .
47.3. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh Pejabat Pembuat Komitmen atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan
yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku
pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan
kompensasi sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
47.4. Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi sesuai ketentuan dalam
syarat-syarat khusus kontrak.

48. SERAH TERIMA PEKERJAAN


48.1. Pejabat Pembuat Komitmen membentuk panitia penerima pekerjaan yang
terdiri dan unsur atasan langsung, proyek dan Direksi Teknis.
48.2. Setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen), penyedia jasa
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat
Komitmen untuk penyerahan pertama pekerjaan.
48.3. Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan panitia penerima pekerjaan
untuk melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh penyedia jasa selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah
diterimanya surat permintaan dan penyedia jasa. Apabila terdapat
kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia jasa wajib
menyelesaikan/memperbaiki, kemudian panitia penerima pekerjaan
melakukan pemeriksaan kembali dan apabila sudah sesuai dengan
ketentuan kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan pertama
pekerjaan.
48.4. Setelah penyerahan pertama pekerjaan Pejabat Pembuat Komitmen
membayar sebesar 100 % (seratus persen) dari nilai kontrak dan penyedia
jasa harus menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5 % (lima persen)
dari nilai kontrak.
48.5. Penyedia jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa
pemeliharaan sehingga kondisi tetap berada seperti pada saat penyerahan
pertama pekerjaan.
48.6. Setelah masa pemeliharaan berakhir penyedia jasa mengajukan
permintaan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk
penyerahan akhir pekerjaan.
48.7. Pejabat Pembuat Komitmen menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah
penyedia jasa melaksanakan semua kèwajibannya selama masa

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
57
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

pemeliharaan dengan baik, setelah diperiksa oleh panitia penyerahan


pekerjaan dan telah dibuat berita acara penyerahan akhir pekerjaan.
48.8. Setelah penyerahan akhir pekerjaan Pejabat Pembuat Komitmen wajib
mengembalikan jaminan pemeliharaan dan jaminan pelaksanaan.

48.9. Apabila penyedia jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sesuai


kontrak, maka Pejabat Pembuat Komitmen berhak mencairkan jaminan
pemeliharaan untuk membiayai pemeliharaan pekerjaan dan mencairkan
jaminan pelaksanaan dan disetor ke kas negara, penyedia jasa dikenakan
sanksi masuk daftar hitam selama 2 (dua) tahun.

49. GAMBAR PELAKSANAAN


49.1. Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan gambar
pelaksanaan (as built drawing) paling lambat 14 (empat belas) hari
sebelum penyerahan akhir pekerjaan.
49.2. Apabila penyedia jasa terlambat menyerahkan gambar pelaksanaan, maka
Pejabat Pembuat Komitmen dapat menahan sejumlah uang sesuai
ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
49.3. Apabila penyedia jasa tidak menyerahkan gambar pelaksanaan, maka
Pejabat Pembuat Komitmen dapat memperhitungkan pembayaran kepada
penyedia jasa sesuai dengan ketentuan dalam syarat-syarat khusus
kontrak.

50. PERHITUNGAN AKHIR


50.1. Penyedia jasa wajib mengajukan kepada Direksi Pekerjaan perhitungan
terinci mengenai jumlah yang harus dibayarkan kepadanya sesuai
ketentuan kontrak sebelum penyerahan pertama pekerjaan. Pejabat
Pembuat Komitmen harus mengajukan surat permintaan pembayaran
untuk pembayaran akhir paling lambat 7 (tujuh) hari setelah perhitungan
pembayaran akhir disetujui oleh Direksi Teknis.

51. KEGAGALAN BANGUNAN


51.1. Kegagalan bangunan yang menjadi tanggungjawab penyedia jasa
ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan sesuai dengan
umur konstruksi yang direncanakan dan secara tegas dinyatakan dalam
dokumen perencanaan paling lama 10 (sepuluh) tahun. Jangka waktu
tertinggi atas kegagalan bangunan ditetapkan dalam syarat-syarat khusus
kontrak.
51.2. Pelaksanaan ganti rugi atas kegagalan bangunan dapat dilakukan melalui
mekanisme pertanggungan (asuransi) sesuai dengan Pasal 7.1.c..

B. K E T E N T U A N K H U S U S
52. PERSONIL
52.1. Penyedia jasa wajib menugaskan personil inti yang tercantum dalam daftar
personil inti atau menugaskan personil lainnya yang disetujui oleh Direksi

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
58
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

Pekerjaan. Direksi Pekerjaan hanya akan menyetujui usulan penggantian


personil inti apabila kualifikasi, kemampuan, dan pengalamannya sama
atau melebihi personil inti yang ada dalam daftar personil inti.
52.2. Apabila Direksi Pekerjaan meminta penyedia jasa untuk memberhentikan
personilnya dengan alasan atas permintaan tersebut, maka penyedia jasa
harus menjamin bahwa personil tersebut sudah harus meninggalkán
lapangan dalam waktu 7 (tujuh) hari dan harus diganti selambat lambatnya
dalam waktu 14 (empat belas) hari.

53. PENILAIAN PEKERJAAN


53.1. Pejabat Pembuat Komitmen harus melakukan penilaian atas hasil
pekerjaan dalam masa pelaksanaan pekerjaan.
53.2. Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan fisik
pekerjaan.

54. PERCEPATAN
54.1. Apabila Pejabat Pembuat Komitmen menginginkan agar penyedia jasa
menyelesaikan pekerjaan sebelum rencana tanggal penyelesaian
pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan akan meminta usulan biaya yang
diperlukan oleh penyedia jasa untuk mempercepat penyelesaian pekeijaan.
Bila Pejabat Pembuat Komitmen dapat menenima usulan biaya tersebut,
maka rencana tanggal penyelesaian pekerjaan dipercepat dan disahkan
bersama oleh Direksi Pekerjaan dan penyedia jasa.
54.2. Apabila Pejabat Pembuat Komitmen menerima usulan biaya untuk
percepatan pelaksanaan pekerjaan, maka usulan biaya tersebut
ditambahkan dalam harga kontrak dan diperlakukan sebagai perintah
perubahan untuk diproses menjadi amandemen kontrak.

55. PENEMUAN-PENEMUAN
55.1. Semua benda yang memiliki nilai sejarah atau kekayaan yang secara tidak
sengaja ditemukan di lapangan adalah menjadi hak milik negara.
55.2. Penyedia jasa wajib memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan dan
kepada pihak yang berwenang, bila menemukan benda Pasal 55.1.

56. KOMPENSASI
56.1. Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia jasa bila dapat dibuktikan
merugikan penyedia jasa dalam hal sebagai berikut :
a. Penyedia jasa belum bisa masuk ke lokasi pekerjaan, karena Pejabat
Pembuat Komitmen tidak menyerahkan seluruh/sebagian lapangan
kepada penyedia jasa;
b. Pejabat Pembuat Komitmen tidak memberikan gambar, spesiftkasi,
atau instruksi sesuai jadual yang telah ditetapkan;
c. Pejabat Pembuat Komitmen memodifikasi atau mengubah jadual
yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
d. Pejabat Pembuat Komitmen terlambat melakukan pembayaran;

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
59
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

e. Pejabat Pembuat Komitmen menginstruksikan untuk melakukan


pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata
tidak diketemukan kerusakan kegagalan/penyimpangan pekerjaan;
f. Pejabat Pembuat Komitmen menolak sub penyedia jasa tanpa alasan
yang wajar;
g. Keadaan tanah ternyata jauh lebih buruk dan informasi termasuk data
penyelidikan tanah (bila ada) yang diberikan kepada peserta lelang;
h. Penyedia jasa lain, petugas pemerintah, petugas utilitas atau Pejabat
Pembuat Komitmen tidak bekerja sesuai waktu yang ditentukan,
sehingga mengakibatkan keterlambatan dan/atau biaya tambah bagi
penyedia jasa.
i. Dampak yang menimpa/membebani penyedia jasa diakibatkan oleh
kejadian-kejadian yang menjadi resiko Pejabat Pembuat Komitmen.
j. Pejabat Pembuat Komitmen menunda berita acara penyerahan
pertama pekerjaan dan/atau berita acara penyerahan akhir pekerjaan.
k. Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan penundaan pekerjaan.
l. Kompensasi lain sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat
khusus kontrak.
56.2. Penyedia jasa dapat meminta kompensasi biaya dan/atau waktu
pelaksanaan.

57. PENANGGUHAN PEMBAYARAN


57.1. Apabila penyedia jasa tidak melakukan kewajiban sesuai ketentuan dalam
kontrak, maka dikenakan sanksi penangguhan pembayaran setelah
Pejabat Pembuat Komitmen memberitahukan penangguhan pembayaran
tersebut secara tertulis.
57.2. Pemberitahuan penangguhan pembayaran memuat rincian keterlambatan
disertai alasan-alasan yang jelas dan keharusan penyedia jasa untuk
memperbaiki dan menyelésaikan pekerjaan dalam jangka waktu sesuai
yang tercantum dalam surat pemberitahuan penangguhan pembayaran.

58. HARI KERJA


58.1. Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh
penyedia jasa. Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
pekerja dan dapat diperiksa oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
58.2. Penyedia jasa harus membayar upah hari kerja kepada tenaga kerjanya
setelah formulir upah ditandatangani.
58.3. Jam kerja dan waktu cuti untuk karyawan harus dilampirkan.
58.4. Penyedia jasa harus memberitahukan kepada Direksi Teknis sebelum
bekerja di luar jam kerja.

59. PENGAMBILALIHAN
59.1. Pejabat Pembuat Komitmen akan mengambil alih lokasi dan hasil
pekerjaan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah diterbitkan berita acara
serah terima akhir pekerjaan.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
60
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

60. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN


60.1. Penyedia jasa wajib memberikan pedoman kepada Pejabat Pembuat
Komitmen tentang pengoperasian dan pemeliharaan.
60.2. Apabila penyedia jasa tidak melakukan Pasal 60.1., maka Pejabat
Pembuat Komitmen dapat memperhitungkan pembayaran kepada
penyedia jasa sesuai dengan ketentuan dalam syarat-syarat khusus
kontrak.

61. PENYESUAIAN BIAYA


61.1. Harga kontrak dapat berubah akibat adanya penyesuaian biaya.
61.2. Penyesuaian biaya harus mengikuti peraturan yang berlaku, termasuk
mata uang yang dipakai untuk penyesuaian biaya sesuai dengan
kesepakatan para pihak.

62. PENUNDAAN ATAS PERINTAH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


62.1. Pejabat Pembuat Komitmen dapat memerintahkan penyedia jasa untuk
menunda dimulainya pelaksanaan pekerjaan atau memperlambat
kemajuan suatu kegiatan pekerjaan.
62.2. Jika perintah perubahan sedemikian mendesak sehingga pembuatan
usulan biaya serta pembahaiannya akan menunda pekerjaan, maka
perintah perubahan tersebut harus dilaksanakan oleh penyedia jasa dan
perintah perubahan diberlakukan sebagai peristiwa kompensasi.

63. INSTRUKSI
63.1. Penyedia jasa wajib melaksanakan semua instruksi Direksi Pekerjaan yang
berkaitan dengan kontrak.
63.2. Semua instruksi harus dilakukan secara tertulis.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
61
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

BAB V
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK

Keterangan:
1. Bab ini memuat ketentuan khusus yang dibutuhkan oleh paket pekerjaan.
2. Syarat-syarat khusus kontrak adalah këtentuan-ketentuan yang merupakan
perubahan, penambahan dan atau penjelasan dan ketentuan ketentuan
yang ada pada syarat-syarat umum kontrak.
3. Apabila terjadi perbedaan antara syarat-syarat umum kontrak dengan
syarat-syarat khusus kontrak, maka yang berlaku adalah syarat-syarat
khusus kontrak.
4. Panitia pengadaan dalam menyusun syarat-syarat khusus kontrak
mengikuti petunjuk di bawah ini.

Syarat-syarat khusus kontrak terdiri atas :

A. K E T E N T U A N U M U M

1. DEFINISI
1.1. a. Pejabat Pembuat Komitmen adalah :
Nama : .....................
Jabatan : .....................
Alamat : .....................
b. Direksi Pekerjaan adalah :
Nama : ....................................
Jabatan : ....................................
Alamat : ....................................
c. Masa pemeliharaan selama ....... *)(......................................) hari
kalender.
*) diisi minimal 90 hari untuk pekerjaan semi permanen dan minimal 180
hari untuk pekerjaan permanen.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
62
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

2. JAMINAN
2.1. Besarnya jaminan pelaksanaan adalah ..... % (......................... persen) dari
nilai kontrak.
2.2. Besarnya uang muka adalah ...... % (.................................... persen) dari
nilai kontrak.
2.3. Besarnya jaminan pemeliharaan adalah ...... % (......................... persen)
dari nilai kontrak.

3. ASURANSI
3.1. Kerusakan harta benda Rp. ...................... (..........................................).
3.2. Pihak ketiga Rp. ...................... (..........................................) tiap orang
untuk cidera badan termasuk kematian untuk satu kali peristiwa.
3.3. Kegagalan bangunan Rp. ...................... (..........................................)

4. KESELAMATAN KERJA
4.1. Peraturan tentang Keselamatan Kerja yang harus dipatuhi oleh Penyedia
Jasa sesuai Kepmen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
nomor : ............................... tahun ..............,
tentang ..................................................

5. PEMBAYARAN
5.1. Besaran uang muka adalah ........ % (...................................... Persen) dari
nilai kontrak.
5.2. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan
cara ..................................{angsuran (termijn) atau bulanan (monthly
certficate)}
5.3. Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, besarnya
tagihan yang dapat disetujui untuk dibayar setinggi-tingginya sebesar 80 %
(delapan puluh persen) dari jumlah nilai tagihan.

6. JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


6.1. Waktu pelaksanaan kontrak selama 120 (Seratus Dua puluh) hari kalender.

7. PENGGUNAAN PENYEDIA JASA USAHA KECIL TERMASUK KOPERASI


KECIL
7.1. Kepada penyedia jasa bukan usaha kecil yang terbukti menyalahgunakan
fasilitas dan kesempatan yang diperuntukkan bagi usaha kecil termasuk
koperasi kecil sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 9 Tahun
1995, maka yang bersangkutan dikenakan sanksi sebagaimana termaktub
dalam Pasal 34, Pasal 35 dan Pasal 36 undang-undang tersebut yaitu
sebagai berikut :
a. Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan din
sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan
mengaku atau memakai nama usaha kecil sehingga
memperoleh fasilitas kemudahan dana, keringanan tarif,
tempat usaha, bidang dan kegiatan usaha, atau

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
63
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

pengadaan barang dan jasa atau pemborongan pekerjaan


Pemenintah yang diperuntukkan dan dicadangkan bagi
usaha kecil yang secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan kerugian bagi usaha kecil diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda
paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah);
b. Perbuatan sebagaimana dimaksud pada butir a. di atas
adalah tindak pidana kejahatan;

c. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada butir a.


dilakukan oleh atau atas nama badan usaha, dapat
dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan
sementara atau pencabutan tetap ijin usaha oleh instansi
yang berwenang.

8. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
8.1. Penyelesaian perselisihan melalui ........................................
(diisi di luar pengadilan atau di pengadilan)

9. PENYESUAIAN HARGA
9.1. Tata cara perhitungan penyesuaian harga sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai berikut :
1). Persyaratan penggunaan rumus penyesuaian harga (diisi sesuai
Keppres 80 Tahun 2003) .................................................
2). Rumusan penyesuaian harga (diisi sesuai Keppres 80 Tahun
2003) .................................................
3). Rumusan penyesuaian nilai kontrak (diisi sesuai Keppres 80
Tahun 2003) .................................................

10. DENDA DAN GANTI RUGI


10.1. Kompensasi atas keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga
terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar berdasarkan tingkat suku
bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia.
10.2. a. Denda langsung dipotong dari pembayaran kepada penyedia jasa.
b. Ganti rugi dibayar kepada penyedia jasa setelah dibuat amandemen
kontrak.

11. GAMBAR PELAKSANAAN


11.1. Jumlah pembayaran yang ditahan adalah sebesar
Rp. ........................................ (.........................................................).
11.2. Jumlah pembayaran yang diperhitungkan adalah sebesar
Rp. ........................................ (.........................................................).

12. KEGAGALAN BANGUNAN


12.1. Jangka waktu pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan
selama ........... (................................) tahun.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
64
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

B. K E T E N T U A N K H U S U S

13. KOMPENSASI
13.1. Kompensasi lain adalah meliputi…….............…………..

14. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN


14.1. Jumlah pembayaran yang diperhitungkan adalah sebesar
Rp. ........................... ...…............... (……………………….....)

BAB. VI
SYARAT-SYARAT TEKNIS

BAGIAN I. UMUM.

1. URAIAN PEKERJAAN.

1.1. Keterangan Umum


a. Pekerjaan ini yang harus diselesaikan seperti yang dimaksud oleh RKS
ini adalah sesuai dengan Gambar-gambar Pelaksanaan dan Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan.
b. Pekerjaan ini terletak di Jalan Gatot Subroto Pacitan
1.2. Ikhtisar Pekerjaan.
Pembangunan Terminal Apcitan Type A Tahap I (pertama), yang terdiri dari :
- ……………….
- ........................
- ........................
1.3. Pekerjaan Persiapan
1.3.1. Pemindahan
1.3.2. Mobilisasi peralatan.
Penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan, kendaraan-
kendaraan/ alat-alat besar yang menunjang pelaksanaan proyek baik
yang menyewa maupun milik perusahaan.
1.3.3. Persiapan Lapangan.
Pembersihan lapangan dari sisa-sisa bangunan lama , penebangan
pohon-pohon yang dianggap mengganggu pelaksanaan proyek. Pagar
Keamanan Proyek, Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus
membuat dari bahan yang dianggap cukup dan pekerjaan - pekerjaan
sarana lainnya sehingga pelaksanaan pembangunan dapat berjalan
dengan lancar.
1.3.4. Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Barang / Jasa Pemborongan
harus mengadakan pengukuran-pengukuran lapangan dan pematokan
untuk dapat menentukan patok-patok utama bagi pembangunan. Biaya

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
65
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

pengukuran dan pematokan sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia


Barang / Jasa Pemborongan

1.3.5. Sarana Proyek.


Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus memperhitungkan sarana
proyek berupa fasilitas penerangan dan penyediaan air bersih yang
cukup pada saat pelaksanaan pekerjaan, serta membuat jalan masuk
ke dalam proyek dimana kekuatan struktur dari jalan tersebut mampu
menerima keluar masuknya angkutan-angkutan material.

1.3.6. Kantor Kerja Direksi Pelaksana di Lokasi Proyek.


Dalam lokasi proyek, Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus
menyiapkan sebuah kantor untuk Direksi dengan ukuran sesuai dengan
kebutuhan dan peralatan yang cukup seperti meja, kursi, white board, file
Direksi, untuk digunakan sebagai tempat Kerja Konsultan. Dalam ruang
tersebut dibuat rak contoh-contoh material yang akan digunakan.
1.3.7. P.P.P.K.
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan selama pelaksanaan harus
menyediakan kotak obat-obatan untuk P.P.P.K.
1.3.8. Keamanan Proyek.
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menempatkan petugas
keamanan untuk menjaga keamanan proyek, baik barang-barang milik
perusahaan maupun Direksi.
1.3.9. Pemeliharaan bangunan.
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus memperhitungkan biaya
pemeliharaan, kebersihan dan tanggung jawab atas kerusakan-
kerusakan akibat kesalahan teknis selama waktu pemeliharaan.
1..3.10. Kontrol Kwalitas Bahan.
Kecuali ditentukan lain Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus
sudah mempertimbangkan semua biaya sehubungan dengan kontrol
kwalitas bahan kepada pihak ketiga. Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan harus menyediakan alat-alat praktis untuk memeriksa
bahan tersebut.
1.3.11.Standard yang dipakai.
Semua pekerjaan harus berdasarkan Normalisasi Indonesia (NI),
Standard Industri Indonesia (SII) Peraturan-peraturan Nasional maupun
Internasional lainya yang berhubungan dengan pekerjaan ini seperti :
a. NI-2 ( 1971 ), SKSNI ( 1991 ) Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
b. NI-3 ( 1970 ) Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
c. NI-5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI-N-I.5/1961).
d. NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia.
e. NI-10 Batu Merah sebagai Bahan bangunaan .
f. SII-13/S.I/72.
g. SII-14/S.I/72.
h. Pedoman Plumbing Indonesia.
i. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesi (PUIL)

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
66
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

j. Peraturan Pembebanan Indonesia Tahun 1984


k. Peraturan Menteri PU No.02/KPTS/1985 tentang Penanggulangan
Bahaya Kebakaran..
l. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)
m. Peraturan Instalasi Khusus Air dan Listrik (AVWI dan AVE PUIL-N.I.6-
1978)
n. ASTM, JS, dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini.

Bila suatu persyaratan disebutkan secara khusus didalam persyaratan


ini, maka ketentuan itu harus diutamakan, dan dianggap perlu untuk
melengkapi standard-standard Persyaratan-persyaratan dan gambar.

1.3.12. Penggunaan , Persyaratan Teknis .


Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan. Syarat seluruh bangunan-bangunan dan
pekerjaan-pekerjaan lainnya sebagai kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Maka setiap bab dalam persyaratan
ini, disesuaikan dengan yang dinyatakan dalam gambar - gambar
kerja.Keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah dari
Konsultan Pengawas/Perencana ataupun Pengelola Teknik Proyek.
Standard-standard yang dipakai terutama adalah standard-standard
yang berlaku, sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang standarnya
belum dibuat dan diberlakukan di negara ini, maka harus digunakan
Standar-standar Internasional yang berlaku atau setidak-tidaknya standar
dari negara-negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan
tersebut.
1.3.13. Penjelasan RKS dan Gambar
a. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan wajib meneliti semua Gambar
dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan
dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).
b. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), maka yang mengikat/berlaku adalah RKS, bila suatu gambar
tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang
mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku, begitupula apabila
dalam bestek (RKS) tidak dicantumkan sedangkan gambar ada, maka
gambarlah yang mengikat.
c. Bila perbedaan - perbedaan ini menimbulkan keragu - raguan
sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Penyedia
Barang / Jasa Pemborongan wajib menanyakan kepada Konsultan
dan Penyedia barang/ jasa pemborongan mengikuti keputusannya.
.
2. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN.
2.1. Pembersihan lapangan.
Pemeriksaan tempat-tempat pekerjaan.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
67
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

Sebelum memulai sesuatu pekerjaan yang ada dalam kontrak, Penyedia


Barang / Jasa Pemborongan harus mengunjungi tempat-tempat pekerjaan
dan meninjau kondisi lapangan
a. Tempat -tempat pekerjaan yang harus dibersihkan.
Tempat-tempat dari pekerjaan yang dimaksud harus bersih dari segala
tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya serta rintangan yang terdapat
disekitar daerah pekerjaan dan siap untuk penggalian.
b Tempat-tempat bekas bangunan lama yang harus dibongkar baik yang ada
di dalam grdung maupun diluar gedung.
c. Pohon-pohon dan Pagar Hidup.
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan tidak diperkenankan
membasmi/menebang atau merusak pohon-pohon dan pagar hidup,
kecuali yang masuk didalam batas-batas penggalian atau yang jelas
tercantum didalam gambar kerja, bahwa harus disingkirkan.

Jika ada suatu hal yang mengharuskan Penyedia Barang / Jasa


Pemborongan untuk melakukan penebangan, maka ia harus mendapat
ijin dari Pemberi Tugas. Pohon-pohon yang tidak diperkenakan
disingkirkan dan mungkin dapat menjadi rusak karena pelaksanaan
pekerjaan , maka harus dilindungi secukupnya .

3. PEKERJAAN PENGAMANAN LAPANGAN DAN PENGADAAN SARANA.

3.1. Bouwkeet (bangunan sementara).


Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menyediakan dan mendirikan
semua bangunan sementara (bouwkeet ) untuk digunakan sebagai gudang
penyimpan dan perlindungan bahan bangunan. Setelah berakhirnya pekerjaan
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan wajib membongkar dan menyingkirkan
bangunan sementara tersebut dari lokasi.
3.2. Pembangkit tenaga sementara
Setiap pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang
dipergunakan untuk pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan , termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, dan
sebagainya. Setelah pekerjaan selesai Penyedia Barang / Jasa Pemborongan
wajib menyingkirkan semua barang tersebut dari lokasi pekerjaan, yang
semua beban menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa Pemborongan.
3.3. Air kerja.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila mungkin didapat dari
sumber yang sudah ada dilokasi proyek dan sebelumnya harus
dikoordinasikan dengan user.
3.4. Jalan Masuk
Tempat Pekerjaan dan Jalan Sementara /jalan masuk ketempat pekerjaan
harus diadakan oleh Penyedia Barang / Jasa Pemborongan bilamana
diperlukan atau di sesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi proyek
tersebut. Selama pekerjaan Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus
memelihara seluruh jalan-jalan sementara dan sebagainya yang mungkin
diperlukan untuk memasuki bagian pekerjaan dan menyingkirkan/

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
68
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

membersihkan kembali pada waktu penyelesaian pekerjaan atau jika


diperintahkan juga memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan.
3.5. I k l a n
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan tidak diijinkan membuat /memasang
iklan dalam bentuk apapun didalam lokasi proyek, tanpa izin Pihak Pengguna
Jasa .
3.6. Pencegahan Pelanggaran Wilayah
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan diharuskan memagari / mengamankan
daerah operasinya disekitar tempat pekerjaan.
3.7. Orang-orang yang tidak berkepentingan
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan
perintah demikian kepada staf pelaksana yang bertugas dan para penjaga.
3.8. Perlindungan Terhadap Milik Umum
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menjaga agar jalan umum, dan
hak memakai jalan, bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan
sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan
umum maupun pejalan kaki, selama kontrak berlangsung.
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus bertanggung jawab atas
gangguan dan pemindahan yang terjadi atas utilitas ( Perlengkapan umum )
seperti saluran air, telephone, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh
operasi-operasi Penyedia Barang / Jasa Pemborongan .
3.9. Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada
Selama masa-masa pelaksanaan Kontrak, Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan , utilitas,
jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya ditempat
pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena
operasi-operasi Penyedia Barang / Jasa Pemborongan dalam arti kata yang
luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Penyedia Barang / Jasa Pemborongan
hingga dapat diterima oleh Pengguna Jasa .
3.10. Penjagaan dan Pemagaran Sementara
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan bertanggung jawab atas penjagaan,
penerangan dan perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting
selama pelaksanaan kontrak, siang malam. Pengguna Jasa tidak
bertanggung jawab terhadap Penyedia Barang / Jasa Pemborongan , dan sub
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan , atas kehilangan dan kerusakan
bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan wajib mengadakan,
mendirikan dan memelihara pagar sementara yang mungkin diperlukan untuk
pengamanan dan perlindungan terhadap pekerjaan.
3.11. Perlindungan Pekerjaan
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan bertanggung jawab atas keamanan
seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan
instalasi ditempat pekerjaan, hingga kontrak selesai dan diterima oleh
Pengguna Jasa
3.12. Gangguan Pada Tetangga

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
69
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

Segala pekerjaan yang menurut Pengguna Jasa mungkin akan menye-


babkan gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan
sesuai pengarahan Pengguna Jasa , dan semua resiko akibat gangguan ini
menjadi beban Penyedia Barang / Jasa Pemborongan .
3.13. Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Jam Kerja Normal
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan akan mendapat izin tertulis dari
Pengawas Lapangan untuk melaksanakan pekerjaan yang tertera dalam
Kontrak ini diluar jam-jam kerja biasa, pada hari-hari minggu atau hari-hari
libur-resmi.
3.14.Pelaksanaan pekerjaan diluar lokasi pekerjaan.
Apabila Penyedia Barang / Jasa Pemborongan melaksanakan pekerjaan
diluar lokasi pekerjaan supaya memberitahukan kepada konsultan pengawas
atau Pengguna Jasa untuk diadakan pemeriksanaan.

BAGIAN II.
PEKERJAAN SIPIL.

1. PENENTUAN TINGGI PEIL (LEVEL) DAN UKURAN


1.1. Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan adalah peil diambil rata-
rata sesuai petunjuk sewaktu penjelasan pekerjaan/menyesuaikan bangunan
yang sudah ada.
1.2. Bila mana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkan
kepada pengawas sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran-ukuran yang
keliru sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang / Jasa PemborongaN

1.3. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan diharuskan menggunakan alat-alat


(Instrument) yang perlu untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran
tegak secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan untuk itu dihindari
cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara kira-kira.
.
2. PEKERJAAN TANAH ( GALIAN DAN URUGAN TANAH )
2.1. Perataan Tanah
Pekerjaan perataan tanah, pembongkaran, pembersihan galian, urugan
dan pemadatan urugan di kerjakan lebih dahulu sebelum Penyedia Barang /
Jasa Pemborongan mulai pekerjaan upper struktur.
Pekerjaan urugan dan pemadatan tersebut disesuaikan dengan peil-peil
(level) dan lokasi yang telah ditentukan didalam gambar dan mendapat
persetujuan pengawas.
2.2. Galian dan Urugan
Semua permukaan lapangan dikupas ,agar bebas dari unsur-unsur perusak
(akar-akar tanaman atau rumput-rumputan). Bahan galian dari daerah
pembangunan dapat dipergunakan, bila memadai untuk urugan dan
penanggulan. Bahan urugan harus bersih dari unsur-unsur perusak dan harus

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
70
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

di setujui Konsultan Pengawas. Bila mana perlu dapat dilakukan


penyelidikan laboratorium mekanika tanah yang disetujui oleh pengawas
dimana segala biaya penyelidikan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia
Barang / Jasa Pemborongan .
Penggalian melebihi batas yang ditentukan harus diurug kembali sehingga
mencapai kerataan yang diterapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan
Tolerensi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan
adalah + 100 mm,terhadap kerataan yang ditentukan. Pengurugan dilakukan
lapis demi lapis ( tiap 20 cm padat ) yang selalu diikuti pekerjaan pemadatan
tanah urug yang didatangkan dengan porsi campuran adalah 65 % tanah
urug dan 35 % pasir urug.
2.3. Pemadatan
Bahan urugan harus dipadatkan lapis demi lapis (tiap 20 cm) pemadatan
dilakukan dengan stamper atau alat pemadat lain yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

3. PEKERJAAN PONDASI
3.1. Galian Tanah Pondasi.
3.1.1.Galian tanah untuk pondasi , trench dan galian-galian lainnya harus
dilakukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang
tercantum di dalam gambar. Semua puing-puing dan akar pohon-pohon
yang terdapat di bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus di bongkar
dan di buang.
3.1.2.Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah
ditentukan, maka Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus
mengisi/mengurug daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai
dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan
spesifikasi pondasi dan tanah urug harus dipadatkan terlebih dahulu.
3.1.3.Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menjaga agar lubang-
lubang galian pondasi tersebut bebas dari genangan air (bila perlu
dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik
sesuai dengan spesifikasi.
3.1.4.Pengurugan kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi
selapis sambil disiram air secukupnya , dan ditumbuk sampai padat.
Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaan dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

3.2. Pekerjaan Pondasi Batu Kali.


3.2.1. Bahan batu kali harus memenuhi syarat-syarat :
a. Bahan batu adalah sejenis batu hitam yang keras, liat, berat dan
berwarna kehitam-hitaman dan mempunyai muka lebih dari 3 sisi.
b. Tidak ringan dan porous.
c. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dibelah/dipecah-pecah
menjadi ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang
bersangkutan.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
71
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

d. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-3-


1970)
3.2.2. Untuk pondasi stall dan pondasi talud digunakan adukan 1pc: 3kp:
10ps.
Pemasangan sesuai dengan ukuran-ukuran didalam gambar atau atas
petunjuk pengawas. Batu harus dipasang saling mengisi masing-masing
dengan adukan selapis sehingga tidak ada rongga diantara batu-batu
tersebut dan mencapai masa yang kuat dan integral . Adukan-adukan
untuk pemasangan lainnya harus petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas. Sebelum pemasangan harus dipasang lapisan pasir urug
setebal 10 cm.
.
4. PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA DAN PLESTERAN
4.1. Bahan batu harus memenuhi syarat-syarat:
4;1.1.Bermutu, matang, Keras, ukuran-ukuran sama rata dan saling tegak
lurus, tidak retak-retak tidak mengandung batu dan tidak berlubang-
lubang.
4.1.2.Ukuran : panjang : 22 cm
lebar : 11 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di Pacitan.
tebal : 5 cm
4.1.3. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menyerahkan sample
daripada bata yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari
pengawas. Batu bata yang ternyata tidak memenuhi syarat harus segera
dipeluarkan dari site.
4.2. Proporsi Adukan
4.2.1.Pasangan rollag -- 1pc:3ps
4.2.2.Pasangan biasa -- 1pc:3kp:10ps
4.2.3.Pasangan trasram (kedap air) -- 1pc:2ps
4.2.4.Plesteran trasram (kedap air) -- 1pc:2ps
4.2.5.Plesteran beton -- 1pc:3ps
4.2.6.Plesteran luar dan dalam gedung (biasa) -- 1pc:3ps:10 ps

Adukan yang tumpah kebawah pada waktu pemasangan bata bekas dan
yang sudah ditinggalkan lebih dari 2 jam tidak boleh dipakai atau
dicampurkan dengan yang baru.

4.3. Pemasangan
4.3.1.Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan bata atau adukan harus
sedemikian rupa sehingga tidak merusak bata atau menunda
pemakaian beton.
4.3.2. Setelah permukaan pondasi dan sloof disiapkan dengan baik, batu
bata dipasang diatas adukan setebal antara 1,5 - 2,5 cm.
4.3.3. Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan lama atau hujan besar.
Adukan yang hanyut karena hujan harus segera disingkirkan.
4.3.4. Tidak diperkenankan berdiri diatas pekerjaan bata sebelum
mengeras.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
72
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

4.3.5. Bata harus dipasang dengan baik, rata, horizontal, diperjakan dengan
alat-alat pengukur datar ataupun tegak ("lot ", dsb), sambungan sama
rata, sudut persegi, naad tegak tidak segaris (silang) permukaan baik
dan rata, "bergigi" (tiap sambungan saling menutup).
4.3.6. Pada hubungan-hubungan dengan tiang-tiang beton harus dipasang
stek besi dan pada ujung pasangan harus bergerigi.
4.3.7. Pada penghentian-penghentian pasangan harus dipakai penggigian
miring.
4.3.8. Setiap hari hanya diperkenankan memasang setinggi 1 m kecuali
dengan seijin pengawas .
4.3.9. Jika setelah pekerjaan pemasangan ternyata ada bata yang menonjol
atau tidak rata, maka bagian-bagian ini harus dibongkar dan diperbaiki
kembali atas biaya Penyedia Barang / Jasa Pemborongan , kecuali bila
pengawas mengijinkan penambalan-penambalan.
4.3.10. Pemasangan bata harus dirawat/disirami dengan air sesuai
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
4.3.11. Sebelum pemasangan, semua bata harus dibasahi dengan air
bersih sampai kenyang, atau direndam dalam air sehingga buih-buih
hilang
4.3.12. Bata yang pecah dengan ukuran kurang dari setengah tidak
dibenarkan untuk dipakai. Untuk yang patah dua tidak boleh melebihi
dari 5 % (lima persen).
4.3.13. Adukan 1 pc : 3 ps digunakan untuk :
 Semua dinding, sampai setinggi 20 cm dari lantai.
 Dinding kamar mandi/wc setinggi 150 cm dari lantai.
 Serta bagian-bagian lain yang ditunjukkan pada gambar.
4.3.14. Semua pemasangan harus terikat kuat dengan kolom, dinding-
dinding beton, balok atau pelat beton dan bagian-bagian struktur
lainnya.

4.4.Penguatan untuk pasangan bata dilakukan menurut kebutuhannya atau atas


petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas. Kolom-kolom praktis untuk penguat
pasangan bata harus dibuat besi  10 mm dengan begel  6 mm sedemikian
rupa sehingga maximum setiap luas 12 m2 pasangan bata harus dipelilingi
oleh penguat-penguat (kolom-kolom praktis) tersebut.
Pada sisi lain tegak yang berhubungan dengan beton/kolom harus dipasang
angkur diameter 6 mm, panjang 30 cm dari muka beton dengan jarak tiap
40 cm sepanjang sisi tegak.

5. PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON


Semua pekerjaan beton kecuali pondasi adalah beton bertulang.

5.1. Bahan Konstruksi Beton


a. Semen.
- Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.-72).
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia SKSNI T-15-1991-03.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
73
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama
(tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen
untuk suatu kontruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli,
dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak
pecah.
Semua semen disimpan didalam gudang yang tertutup dan terlindungi dari
kerusakan-kerusakan .
Semen yang digunakan adalah PC jenis I dengan berat 50 Kg/zak bukan
PPC (Portland Pozzolan Cement).

b. Aggregat (Aggregate) Kerikil.


Semua pemakian kerikil dan pasir beton harus memenuhi syarat-syarat:
 Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956).
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( SKSNI T-15-1991-03 ).
 Tidak mudah hancur ( tetap keras ), tidak porous, dan mempunyai
sudut yang tajam.
 Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan kotoran-kotoran
lain)
Kerikil yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38 mm, untuk
penggunaannya harus mendapat persetujuan pengawas.
Gradasi dari aggregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padatan mempunyai daya kerja
yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan
dipakai.
Pengawas dapat meminta kepada Penyedia Barang / Jasa Pemborongan
untuk mengadakan test kualitas dari aggregat tersebut dari tempat
penimbunan.
c. A i r.
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan di lapangan adalah air
bersih, tidak berwarna tidak mengandung bahan-bahan kimia ( asam,
alkali ) dan tidak mengandung bahan minyak atau lemak dan memenuhi
syarat-syarat SKSNI T-15-1991-03.

d. Adukan dan Campuran.


Perbandingan dari berbagai adukan (specie) diberikan sesuai dengan
daftar proporsi adukan dan campuran dibawah ini . Angka-angka tersebut
menyatakan perbandingan jumlah isi ditakar dalam keadaan kering.
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan bertanggungjawab penuh atas
terlaksananya proporsi adukan dan campuran tersebut.

Jenis PC Ps (Pasir) Kerikil

- Beton struktur 1 2 3
- Beton kedap air (water Proof) 1 1,5 2,5
- Beton non struktur 1 3 5

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
74
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus membuat takaran yang


sama ukuran-ukuranya dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.

e. Bahan campuran Tambahan ( Add mixture ).


Pemakaian bahan-bahan campuran tambahan (add mixure) harus menda-
pat persetujuan dari Pengawas/Perencana.

5.2. Pekerjaan Beton.

a. Beton Besi ( steel Reinforcement ).


Semua besi beton yang yang dipergunakan harus memenuhi syarat-
syarat.
1. Bebas dari kotoran-kotoran , lapisan lemak/minyak , karat dan tidak
cacat (retak-retak mengelupas, luka dsb).
2. Jenis baja mild-steel dengan tegangan leleh minimum 2400 kg/cm2
(U24).
3. Mempunyai penampang yang sama rata.
Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-
ketentuan diatas, harus mendapat persetujuan dari Pengawas/Peren-
cana.
Besi beton harus disuplay dari satu sumber (manufactury) dan tidak
dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi
batangan besi bila diperlukan harus diuji oba kekuatannya dibawah
kesaksian pengawas.
b. Adukan ( Adonan ) Beton.
Adukan ( Adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat SKSNI T -15-
1991-03.
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus membuat adukan (adonan)
beton menurut komposisi adukan dan proporsi antara split, semen dan air ,
dan bertanggungjawab penuh atas kekuatan beton yang dipersyaratkan.
Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan
beton yang dapat memberikan daya lekat yang baik dengan besi beton.

c. Adukan Beton yang dibuat setempat (site mixing) , atau membuat :


1. Semen diukur menurut beratnya perkantong.
2. Agregat diukur menurut beratnya .
3. Pasir diukur menurut beratnya.
4. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin ( bach
mixer), type dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari
pengawas.
5. Kecepatan mengaduk sesuai dengan rekomen- dasi dari pembuat
mesin tersebut.
6. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin
pengaduk.
7. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan
berada dalam mesin pengaduk.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
75
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

8. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus


dibersihkan dahulu.

d. Syarat-Syarat Mutu Beton.


Semua beton bertulang harus menggunakan beton dengan kuat
desak minimal 20 MPa( K-250) dan mutu besi/baja tulangan U 24.

e. Pengecoran Beton.
Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode yang sepraktis mungkin), sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan-bahan lain dari luar.
Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan
dari Pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan kelokasi Proyek .
Semua alat-alat pengangkut yang akan dipergunakan sebelumnya harus
dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran-kotoran ( potongan-
potongan kayu , batu, tanah dll) dan dibasahi dengan air semen serta
sudah disetujui oleh Pengawas.
Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan
menyebabkan pengedapan agregat. Pengecoran dilakukan secara terus
menerus (kontinyu/tanpa berhenti) .
Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit
setelah keluar dari mesin adukan yang tumpah selama pengangkutan tidak
diperkenankan untuk dipakai sebagai bahan pengecoran.
Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru),
maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan
dikasarkan dengan menyikat menggunakan sikat kawat baja sampai
agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan calbon dan selanjutnya
seperti yang telah dijalankan sebelumnya. Tempat dimana pengecoran akan
dihentikan harus mendapat persetujuan dari Pengawas dan Perencana.

f. Pemadatan Beton.
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan
vibrator atau penggetar adukan selama pelaksanaan pengecoran
dilangsungkan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak
acuan maupun posisi tulangan.
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menyediakan vibrator-vibrator
untuk menjamin efisiensi tanpa daya penundaan pelaksanaan pengecoran.
Pemadatan beton secara berlebih sehingga menyebakan pengendapan
agregat, kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus
dihindarkan.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
76
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

g. Pembengkokan dan penyetelan Besi Beton.


Pembengkokan besi beton harus dilakukakn secara hati-hati dan teliti,
serta tepat pada ukuran posisi dan tidak lokasi pembengkokan sesuai
dengan Gambar Kerja dan tidak menyimpang dari PBI ( NI.2.1971 ).
Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga yang ahli, untuk itu dengan
menggunakan alat-alat sedemikan rupa sehingga tidak menimbulkan
keretakan, cacat-cacat, patahan, dan lain sebagainya.
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus membuat Rencana Kerja
pemotongan dan pembengkokan baja tulangan ( bending schedulle), yang
sebelumnya harus diserahkan kepada pengawas untuk mendapat
persetujuannya.
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil sesuai dengan
Gambar kerja . Apabila hal tersebut tidak tercantum dalam gambar kerja
atau dalam spesifikasi, maka dapat digunakan ketentuan sebagai berikut :

"DAFTAR TABEL PERLINDUNGAN BETON

TEBAL PENUTUP BETON MAKSIMUM


Bagian Konstruksi Dalam Luar Tidak kelihatan
Plat 1,0 1,5 2,5
Dinding dan 1,5 2,0 2,5
keping 2,0 2,5 3,0
Balok 2,5
Kolom

h. Acuan
Acuan yang dibuat dari kayu balok dan multiplek minimal tebal 9 mm harus
memenuhi syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan
yang baik untuk pekerjaan finishing. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan
harus memberikan sample (contoh) bahan yang akan dipakai untuk acuan
untuk disetujui oleh pengawa

6. PENUTUP ATAP.
6.1. Pekerjaan Penutup Atap .
Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
a. Pemasangan akonstruksi atap dengan menggunakan rangka atap
baja ringan sekualitas Pryda dan genteng metal motif pasir
b. Pemasangan Lisplang dengan menggunakan Lisplang dari
kalsiboard

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
77
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

BAGIAN III.
PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. PEKERJAAN FINISHING LANTAI


1.1 Persyaratan.
a. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai
diperjakan.
b. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, pemborong diwajibkan mengadakan
pengecekan terhadap peil lantai dan kemiringannya.
c. Pada ruang-ruang : kamar mandi, wc dan sebagainya harus dipasang
dengan spesi 1pc:3ps, dinding setinggi 180 cm dari lantai sekelilingnya.
d. Diantara setiap lapisan diberi tenggang waktu sehari untuk curing dengan
penyiraman air.
e. Pekerjaan dan bahan-bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan dahulu dari Pengguna Jasa melalui Konsultan Pengawas.
1.2. Pelaksanaan
a. Tegel Keramik dipasang dengan campuran 1pc:4ps.
b. Pemasangan keramik harus benar-benar rata dan datar, nat-natnya teratur
rapi.
c. Setelah pemasangan keramik mengeras, kemudian dicuci dengan air dan
nat-natnya diisi dengan bubuk semen.
d. Pekerjaan pemasangan tegel yang telah selesai harus digosok dan
dibersihkan dengan baik keramik plint 10x30 cm harus dipasang tegak
dengan nat-nat menyambung dengan ubin datar.
1.3. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Pengguna Jasa melalui Pengawas.
3.1. Dinding Keramik
Persyaratan Bahan:
a. Ukuran : 20 x 25 cm
b. Sekualitas : "ROMAN"
c. Warna : Akan ditentukan kemudian oleh Konsultan perencana
d. Kualitas : ( Kw I ).
e. Dipakai : dinding , lantai KM/WC
3.2. Lantai Keramik
a. Ukuran : 30 x 30 cm. Dan 40 x 40 cm
Tempat Menyesuaikan gambar
b. Sekualitas : "Roman"
c. Warna : Ditentukan kemudian.
d. Kualitas : ( Kw I ).
e. Dipakai : Lantai Bangunan,sesuai gambar rencana
.3.3. Lanyai Keramik lantai KM/WC
a. Ukuran : 20x20 cm.
b. Sekualitas : Setara "DIAMOND","ROMAN"
c. Warna : Ditentukan kemudian.
d. Kualitas : ( Kw I ).
e. Dipakai : KM/WC

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
78
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

3.4. Plint Keramik


a. Ukuran : 10 x 30 cm. Dan 10 x 40 cm
(Tempat menyesuaikan gambar)
b. Produksi : Sekualitas lantainya
c. Warna : Sama dengan lantai
d. Kualitas : ( Kw I ).
e. Dipakai : pada sudut dinding dan lantai (kecuali KM/WC).

3.5. Pemasangan
a. Sewaktu keramik dipasang permukaan keramik bagian bawah harus
terisi padat dengan adukan.
b. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian
juga pengambilan as pemasangan.
c. Naat keramik diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan asam,
basa dan kadap air. warna perekat naat ini disesuaikan dengan warna
keramik atau ditentukan oleh Pengguna Jasa melalui Konsultant
Pengawas.
d. Pengisian/ pengecoran naat dilakukan paling cepat 24 jam setelah
tegel dipasang.
e. Sewaktu pengisian naat ini tegel harus sudah benar-benar melekat
dengan kuat pada lantai .
f. Sebelum didisi, celah-celah naat ini harus dibersihkan terlebih dahulu
dari debu dan kotoran lain.
g. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak
terkena adukan/air semen.
h. Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan tegel pada
waktu pengecoran naat harus segera dibersihkan sebelum
mengering/mengeras.
i. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus di lap/
disapu sehingga bersih.
j. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi baik,
tidak miring tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.
k. Bila masih diperlukan,keramik harus dibersihkan dengan lap basah
atau dengan bahan-bahan pembersih lunak yang ada dipasaran.
l. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar dilepas, dapat digunakan
sikat baja atau bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis
kotoran.
Pada bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus dilakukan
dengan menggunakan mesin pemotong.

2. PEKERJAAN PENGECATAN DAN PENGAWETAN.


2.1. Persyaratan :
a. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
79
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

- Dinding / bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas lapangan,tidak miring dan harus rata ( tidak bergelombang ).
- Bagian - bagian yang retak / pecah diperbaiki dan bagian yang kotor
dibersihkan, harus diaci halus dan licin.
- Dinding /bagian yang akan dicat tidak basah/lembab atau berdebu.
- Didahului dengan membuat percobaan pengecetan pada
dinding/bagian yang akan dicat.
b. Pekerjaan pengecatan harus diperjakan oleh tenaga-tenaga dimana
cat tersebut diproduksi atau tenaga ahli mengecat dengan pengawasan/
petunjuk dari pabrik cat tersebut.
c. Sesuai dengan ketentuan dalam NI-3 dan NI-4.
d. Cat yang akan dipergunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih
disegel, tidak pecah/bocor dan mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
e. Kontrkator utama bertanggungjawab bahwa warna-warna dan bahan
adalah tidak palsu dan sesuai dengan persetujuan Pengawas.

2.2. Pelaksanaan
a. Dinding baru yang akan dicat harus mempunyai waktu untuk
mengering. Setelah permukaan dinding kering, maka persiapan
dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok tersebut tahapan
pengkristalan/pengapuran, dengan amplas kemudian diplamur.
b. Setelah kering permukaan tersebut diampalas lagi dengan amplas halus
sampai rata.
c. Bagian-bagian yang masih kurang baik diberi plamur dinding lagi dan
amplas halus setelah kering.
d. Pada bagian-bagian dimana reaksi alkali dipakai lapisan plamur dan
bagian dimana banyak rembasan air dipakai wall seater.
e. Sebelum digunakan , cat harus diaduk terlebih dahulu sampai semua
mengendap larut dan apabila perlu dikarenakan dengan bahan pengecer,
proporsi dan bahan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik yang
bersangkutan.
f. Pengecatan dilakukan dengan roller dan kwas halus pada bidang yang
sulit-sulit dan tidak mudah lepas serabut-serabutnya.
g. Untuk lapisan pertama dicampur dengan air sebanyak 15 %.
h. Setelah bidang-bidang tersebut rata dan halus, pengecatan dimulai
lapis demi lapis secara merata, minimum 3 kali sampai mencapai warna
yang dipehendaki pengecatan lapisan berikutnya baru boleh
dilaksanakan apabila lapisan sebelumnya telah cukup kering.
i. Warna akan ditentukan kemudian oleh Pengguna Jasa dan melalaui
Pengawas.
j. Untuk tembok/dinding lama, lubang-lubang atau pecah-pecah
diplester/perbaikan sebelum dilakukan pengecatan.
k. Tembok lama cat yang sudah ada dibersihkan dan dipelupas sampai
bersih dan digosok dengan amplas sampai rata.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
80
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

2.3. Bahan cat.


a. Cat tembok dalam.
1). Produksi : dalam negeri ("CATYLAC" atau setaraf ).
2). Warna : akan ditentukan kemudian .
3). Kualits : baik.
4). Dipakai pada : dinding ruangan dalam

b. Cat tembok luar.


1). Produksi : dalam negeri (sekualitas "MOWILEX”) WEATHER
SHIELD.
2). Warna : akan ditentukan kemudian .
3). Kualits : baik.
4). Dipakai pada : dinding luar
c. Cat logam dan cat kayu.
1). Produksi : dalam negeri ( sekualitas EMCO LUX ).
2). Warna : akan ditentukan kemudian .
3). Kualits : baik.
4). Dipakai pada : listplang, kusen pintu atau bagian - bagian logam dan
kayu yang kelihatan dan yang ditentukan oleh
Perencana.
d. Meni besi dan kayu.
1). Produksi : dalam Negeri ( Emco, Patna ).
2). Kualitas : baik.
3). Warna : ditentukan kemudian.
4). Dipakai : meni besi, seng, lisplang kayu, papan talang kusen ,
daun pintu / jendela dan lain sebagainya.
e. Pemasangan /pemakaian.
1). Pengamplasan seluruh permukaan dengan kertas amplas halus.
2). Bersihkan permukaan dari debu dan kotoran dengan lap kering.
3). Permukaan harus kering betul sebelum memberi lapisan cat .
4). Alat yangg dipergunakan : kuas atau kain halus.
5). Pengecatan lapis kedua harus dilaksanakan sementara lapis demi
lapis pertama yang masih basah, untuk mendapatkan hasil yang
buram.
6). Gosoklah lapis pertama dengan kertas amplas segera setelah
pengolesan, untuk menjamin peresapaan dengan baik.
7). Pekerjaan tersebut diulangi beberapa kali sampai menghasilkan
permukaan yang halus.
8). Untuk finish melamin sesuai petunjuk pabrik
.
3. PEKERJAAN KOSEN PINTU JENDELA DAN DAUN PINTU/ JENDELA
3.1. Macam dan Ukuran .
a. Memasang kusen pintu dan jendela,partisi,daun pintu/jendela dari bahan
alumunium sekwalitas YKK. Sesuai gambar rencana.
3.2. Syarat Pelaksanaan.
a. Untuk kosen pintu dan jendela alluminium sistem pemasangan dengan baut
dan fiser.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
81
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

4. PEKERJAAN KACA.
4.1. Bahan.
4.1.1. Semua jenis kaca yang digunakan harus produksi pabrik yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4.1.2. Semua kaca yang digunakan adalah kaca bening, kualitas baik, rata,
tidak bergelombang penggunaan menyesuaikan gambar rencana.
4.1.3. Tebal kaca sesuai dengan gambar adalah 5 mm atau ditentukan dalam
gambar rencana.

4.2. Macam Pekerjaan.


4.2.1. Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan, dan tenaga kerja
untuk pemasangan jendela kaca dan pintu.
4.2.2. Pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela kaca sesuai gambar
rencana

4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan.


4.3.1. Kaca harus dipotong menurut ukuran dengan kelonggaran cukup,
sehingga pada waktu kaca berkembang tidak pecah.
4.3.2. Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapi dan kokoh pada
rangka terutama pada sudut-sudutnya.
4.3.3. Kaca yang dipasang pada kosen dan kaca daun semua sudutnya
harus ditumpulkan dan sisi tepinya digosok hingga tidak tajam.
4.3.4. Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya
retak/pecah atau tergores harus diganti.
.
5. PEKERJAAN PENGGANTUNG , PENGUNCI DAN BESI/LOGAM.
5.1. Bahan.
5.1.1.Slot tanam digunakan sekualitas "SES" atau “ISEO” dipasang pada
semua pintu, dengan sistim penguncian dua kali putar.
5.1.2.Engsel yang digunakan adalah engsel besar dari engsel nylon,untuk
pintu 100mm dan untuk jendela 75 mm.
5.1.3.Semua alat - alat penggantung dan pengunci, Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan diwajibkan mengajukan contoh- contoh terlebih dahulu
untuk mendapatkan persetujuan dalam rapat evaluasi.
5.2. Macam pekerjaan.
5.2.1.Mengadakan dan memasang kunci tanam pada semua pintu,kecuali
pintu KM/WC dan dilengkapi dengan grendel.
5.2.2.Memasang 3 (tiga) buah engsel pada setiap daun pintu dan 2 (dua}
buah engsel pada setiap daun jendela.
5.2.3.Memasang grendel tanam pada daun pintu ganda.
5.3. Syarat-syarat pelaksanaan.
Semua pemasangan harus rapi, sehingga pintu2 dan jendela dapat ditutup
dan dibuka dengan mudah, lancar dan ringan.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
82
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

6. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT ( PLAFON).


6.1. Persyaratan.
a. Pemasangan plafon diperjakan setelah semua peralatan yang terdapat
didalam plafon ( kabel- kabel, alat penggantung dan penguat plafon ) siap
dan telah selesai diperjakan.
b. Pembuatan rangka plafon harus memperhatikan ukuran lampu inbow dan
mendapat persetujuan dari perencana/pengawas.

6.2. Pelaksanaan.
a. Penggantung plafon harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh
bidang plafon yang rata, datar dan tidak melengkung.
b. Pemasangan langit-langit harus rata, nat-nat yang pecah pada waktu
pemasangan harus segera diganti.
c. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan bertangung jawab atas segala
akibat yang mungkin terjadi terhadap :
1. Kemungkinan pemasangan partisi yang harus disangga oleh rangka
plafon.
2. Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan.
d. Untuk itu harus ada koordinasi antara Penyedia Barang/ Jasa
Pemborongan Utama dengan Penyedia Barang / Jasa Pemborongan
-Penyedia Barang/ Jasa Pemborongan bawahanya dengan persetujuan
dari Pengguna Jasa/ Pengawas.

6.3. Bahan.
Macam penggunaan bahan plafon gypsum sesuai gambar rencana.
a. Ukuran : tebal 9 mm.
b. Produksi : "ELEPHANT "JAYA BOARD atau setaraf
c. Kualitas : baik.
d. Dipakai : Pada ruangan dalam atau sesuai gambar rencana.

6.4. Sambungan-sambungan lembaran gypsum dicompoun yang rata


sempurna, termasuk seluruh permukaan plafon. Pada tepi pertemuan dengan
dinding diberi list propil dari bahan gypsum.
a. Persyaratan Lain :
Lembaran gypsum harus mempunyai permukaan yang rata, halus dan
tidak berbelok serta cukup keras dan tidak boleh cacat.(retak-retak)
pada bidang maupun sudut-sudutnya.
b. Rangka Penggantung.
1. Rangka penggantung dari bahan hollo 4/4 pola 40/60cm.
2. Rangka plafon dengan pola sesuai dengan gambar rencana plafon.
3. Setelah lembaran plafon terpasang, permukaan harus rata, horizontal,
tidak bergelombang.
Hasil pemasangan harus disetujui oleh Pengawas/Perencana.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
83
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

c. Untuk plafond gypsum sambungan ditutup dengan kompon gypsum dan


digosok sampai rata dan tepi diberi list gypsum 8/8 cm.

BAGIAN. IV.
PEKERJAAN LISTRIK DAN PENAGKAL PETIR

1. PERSYARATAN UMUM

1.1. Gambar spesifikasi dan Risalah Penjelasan Pekerjaan merupakan suatu


kesatuan yang saling mengikat dan melengkapi.
Penyedia barang / jasa konstruksi harus menjalin hubungan yang baik
dengan Penyedia barang / jasa konstruksi lain dalam pekerjaan ini,
sehingga didapat hubungan yang baik untuk secara bersam-sama
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan jadwal dan spesifikasi yang
ditentukan.
1.2. Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini disamping
Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini berlaku :
a. AVE,VDE dan PUIL 2000.
b. Peraturan/persyartan yang dipeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja
Setempat.
c. Ketentuan yang dikeluarkan Pabrik yang membuat mesin peralatan dan
material yang digunakan pada Proyek ini.
d. Peraturan/Persyaratan lainya yang berlaku syah di Indonesia.
e. Peraturan PLN setempat.
1.3. Semua gambar-gambar kerja( Shop drawing) yang dibuat oleh Penyedia
barang / jasa konstruksi sebelum dilaksanakan terlebih dahulu harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas dilapangan paling
lambat satu minggu sebelum pekerjaan dilaksanakan.
1.4. Setelah pekerjaan diselesaikan, Penyedia barang / jasa konstruksi /
Instalatir Listrik diharuskan menyerahkan gambar instalasi yang terpasang
dan disahkan oleh PLN setelah diadakan rangkain tes uji sesuai dengan
peraturan yang berlaku ( misal: tes tahanan isolasi kabel/megger test, tes
polaritas phase, test Cos Phi).
1.5. Dalam hal pelaksanaan pemasangan instalasi ini akan dilaksanakan oleh
Instalatir Listrik, tetapi pertanggung jawabannya tetap pada konstraktor
Utama.
Penunjukan instalatir Listrik sebelumnya harus mendapat Persetujuan dari
Pengguna Jasa.

1.6. Dalam perhitungan biaya harus sudah termasuk:


a. Biaya perijinan pengujian untuk instalasi dan bahan-bahan serta
peralatan yang dipasang.
b. Biaya pengesahan Instalasi ke PLN.
c. Biaya a dan b dibebankan pada Penyedia barang / jasa konstruksi .
1.7. Inspeksi.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
84
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

Penyedia barang / jasa konstruksi wajib membuat gambar-gambar rencana


kerja untuk semua pekerjaan yang akan dilaksanakan, serta harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Gambar rencana kerja ini harus tersedia diruang Penyedia barang / jasa
konstruksi dan mudah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
Setiap kemajuan pekerjaan harus dicantumkan pada gambar dan rencana
kerja tersebut.

1.8. Ijin dan Pemeriksaan.


Penyedia barang / jasa konstruksi bertangung jawab penuh atas mutu
instalasi dan peralatan yang digunakan. Semua ijin-ijin dan pemeriksan dari
Badan Pemerintah yang berwenang adalah merupakan tanggung jawab
Penyedia barang / jasa konstruksi sepenuhnya.
1.9. Koordinasi dengan pekerjaan lain.
Sebelum memulai pekerjaan , Penyedia barang / jasa konstruksi wajib
Croos Cheking antara gambar instalasi listrik dengan gambar/spesifikasi dari
pekerjaan yang lain yang berhubungan satu dengan yang lainya agar
didapat mutu pekerjaan yang baik.
Bila terdapat kelainan dari Gambar-gambar maupun spesifikasi dari pekerjaan
lain Penyedia barang / jasa konstruksi wajib melaporkan kepada Pengawas
atau Pengguna Jasa .
1.10. Pengawasan.
Penyedia barang / jasa konstruksi wajib dan bertanggung jawab atas semua
pekerjaannya.
Penyedia barang / jasa konstruksi wajib menempatkan tenaga Pengawas
dan Tenaga Ahli untuk mengawasi pekerjaannya sendiri.
Penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan harus selalu berada ditempat
pekerjaan dan dapat mengambil keputusan penuh, demi kelancaran
pekerjaan.

2. RUANG LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan Listrik ini meliputi , pemasangan instalasi penerangan dan stop
kontak, pemasangan distribusi panel listrik serta pengujian, pengesahan dari
semua peralatan/material yang disebutkan dalam spesifikasi ini atau pengadaan
dan pemasangan peralatan /material yang menunjang/mendukung sehingga
sistem instalasi ini akan bekerja dengan baik.
Lingkup pekerjaan untuk Proyek ini adalah sebagai berikut:
- Pengadaan dan pemasangan panel distribusi
- Instalasi Pentanahan.
- Pengadaan dan pemasangan kabel didalam bangunan.
- Pengadaan dan pemasangan instalasi Penerangan dan stop kontak.
.
3. BAHAN DAN MATERIAL
3.1. Semua material / bahan yang digunakan/dipasang harus dari jenis
material berkwalitas terbaik dipelasnya dalam keadaan baru (tidak dalam
keadaan rusak atau afkir), sesuai dengan mutu dan standart yang berlaku.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
85
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

Instalatir dalam hal ini Penyedia barang / jasa konstruksi , bertanggung


jawab penuh atas mutu dan kwalitas material yang akan dipakai, setelah
mendapat persetujuian dari pengawas atau Pengguna Jasa
3.2. Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan instalatir harus
menyerahkan contoh-contoh ( sample ) dari bahan-bahan yang akan
dipasang/digunakan kepada Konsultan Pengawas.

3.3. Daftar merk peralatan/material yang akan digunakan, katalog dan brosur
harus dilampirkan dalam dokumen tender, Bila kemudian hari ada kelainan
antara daftar dengan pengadaannya maka Penyedia barang / jasa konstruksi
wajib mengganti semua peralatan yang telah dipasang.
Bila ternyata peralatan tidak sesuai dengan daftar yang diajukan /disetujui
Pengawas atau yang menberi tugas, semua penggantian merk/jenis dari
peralatan yang telah disetujui dalam daftar akan diadakan perhitungan biaya
( minder ) dari biaya kontrak.
.
4. PERSYARATAN TEKNIS.
4.1. Pengadaaan dan pemasangan kabel didalam bangunan:
a. Semua hantaran, baik yang ditarik dalam pipa, tangga kabel, floor duck
ataupun tidak harus diusahakan tidak tampak dari luar.
b. Hantaran untuk penghubung antara panel didalam gedung/bangunan
digunakan kabel jenis NYY sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam
gambar rencana.
c. Semua tarikan kabel harus tidak ada sambungan.
d. Ukuran dari penghantar disesuaikan dengan gambar.
e. Kabel atau hantaran dari merk sekualitas Supreme, Kabel Metal atau
Kabelindo,untuk kabel pengisi, sedangkan untuk kabel instalasi
menggunakan sekualitas Prima.
4.2. Pengadaan dan Pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak.
a. Untuk hantaran ke titik penerangan dan stop kontak dalam bangunan,
menggunakan kabel jenis NYM.
Ukuran kabel minimal 2,5 mm2 , sedangkan ukuran pipa PVC minimal 
20 mm dari kualitas setara GRAND.
b. Pemasangan conduit pelindung kabel.
- Pemasangan pelindung kabel ( conduit ) yang berada dalam kolom.
lantai beton dan dinding beton, harus dilaksanakan sebelum penge-
coran.
- Pemahatan atau pembobokan harus dilakukan sebelum dinding
yang bersangkutan diplester.
c. Kotak-kotak sambung.
- Tempat-tempat sambungan / kotak-kotak sambung dari hantaran
sedapat mungkin ditempatkan pada yang mudah dicapai oleh Opera-
tor.
- Kotak-kotak sambung harus digunakan dari jenis Dora-doos yang
berkwalitas baik cocok untuk keperluan tersebut.
- Pada ujung-ujung hantaran yang akan disambungkan pada titik
penerangan atau yang akan disambungkan kepada peralatan atau

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
86
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

titik penerangan harus dilengkapi dengan kotak sambungan dengan


ujung yang mempunyai sambungan klem baut.
- Semua sambungan hantaran dengan hantaran harus dilaksanakan
dengan menggunakan klem baut dan harus terlindung dengan bahan
isolasi dari sentuhan yang mungkin timbul.
- Sambungan antar hantaran dengan menggunakan rel-rel dari panel
selama tidak menggunakan klem baut, pada ujung hantaran harus
dipasang sepatu-sepatu hantaran yang berkapasitas sama dengan
hantarannya dan disolder penuh pada hantarannya.

4.3. Pengadaan dan Pemasangan DistribusiPanel Tenaga Listrik


a. Box Panel Cabang (DP)
- Buatan dalam negeri sekualitas Nusantara
- Model Wall Mounting
- Tipe Indoor
- Tebal plat minimal 1,2 mm
- Finishing cat oven warna abu-abu metalik
- Menggunakan kunci khusus
- Ukuran indkator lihat gambar perencanaan
b. Circuit Breaker (CB)
- Rating arus disesuaikan sebagai berikut :
a. MCB kutub tunggal : I c 5 KA
b. MCB kutup tiga : Ic 10 KA
c. MCCB : Ic 10 KA s/d 18 KA
d. atau semuanya sesuai gambar perencanaan
- Jumlah dan besarnya pengaman arus juga sesuai gambar
perencanaan
- Rating tegangan 380 V/5HZ/3PH/220 V/50HZ/1PH
- Kualitas setara MG (Merlin Gerin)
c. Magnitic Contrator (MC)
- Rating arus sesuai gambar rencana
- Terminal 4NO (3NO utama 1NO pembantu)
- Tegangan magnit 220 V atau 380 V (sesuai pabrik)
- Kualitas setara MG (Merlin Gerin)
d. Lampu tanda /Indikator
- Buatan dalam negeri
- Tipe Tubular Lamp, Lampu pijar 5 watt, warna merah kuning biru
- Diameter 54 mm
e. Rel tembaga
- Anoddize/Dipertin dengan timah putih
- Satu lobang satu sambungan
- Voltage isolator 600 V buatan dalam negeri
- Ukuran indikator lihat gambar perencanaan.
4.4. Armature, Bola Lampu, Saklar dan Stop Kontak, Merk Sekualitas/Setara
“PHILLIPS”.
A. ARMATURE TL.
a. Rakitan dalam negeri, setara "INDOLITE”

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
87
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

b. Terbuat dari besi plat, tebal minimum 0,5 mm.


c. Finishing Cat dari kwalitas Oven.
d. Lampu TL antara lain : 2x40 w TK.I; 1x40 w TKI; 2x20w TKI; 2x40w
tipeRM/Kisi-kisi alluminium miror
e. Armature TL harus dipetanahkan (tiga kawat).

B. BALAST DAN LAMPU


a. Balast Philips.
b. Bola lampu merek "Phillips"
c. Stater dan kapasitor “Philips” dan Notocon
d. Lampu SL 18 watt dengan armatur down light sekualitas “OSAKA”.
e. Penyambungan dalam Armatur menggunakan terminal/sambungan.
F. Lampu-lampu yang lain lihat gambar perencanaan.
g. Semua bola lampu merk Phillips

C. SAKLAR , STOP KONTAK DAN FITTING.


a. Saklar warna putih dari merk setara “CLIPSAL”, sambungan dalam
(inbow).
b. Tinggi saklar dipasanag 1,5 m dari permukaan lantai setempat.
c. Saklar dengan kapasitas 6 A/250 Volt.
d. Stop kontak mengguankan sekualitas “CLYPSAL”
e. Stop kontak dengan sistem tertanam dalam tembok ( inbow ) dan harus
dipetanahkan stop kontak dengan kapasitas 250 V/10A.
f. Tinggi stop kontak 40 cm dari lantai setempat.
g. Fitting untuk lampu Km/Wc dan diluar gedung (tritis) menggunakan fitting
proselin.
h. Letak pasti dari saklar dan stop kontak harus dikonsultasikan dengan
Konsultan Pengawas / Pengguna Jasa .

D. PENGADAAN DAN PEMASANGAN INSTALASI PENTANAHAN.


a. Seluruh peralatan listrik yang mengandung unsur logam termasuk
armature harus dihubungkan kehantaran tanah.
Ukuran hantaran pentanahan masing-masing panel yang berarus
dengan batas minimal 16 mm2 atau sesuai gambar rencana. Sedang
untuk armature dari logam dan stop kontak minimal menggunakan
ukuran 2,5 mm2 .
b. Instalasi pentanahan ini harus dihubungkan dengan elektrode
pentanahan di Panel Utama dengan test tahanan sebaran tanah yang
diijinkan maximal 5 (ohm).

5. PENGUJIAN.
5.1.Pengujian Tahanan Isolasi.
a. Kabel Feeder, kabel antar Panel dan instalasi akhir harus diuji tahanan
Isolasinya sampai dinyatakan baik.
b. Pengujian tahanan isolasi harus disaksikan oleh Pengawas.
c. Pengujian dilakukan berulang kali, untuk setiap group yang ada pada
masing-masing panel.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
88
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

d. Hasil minimal yang diijinkan adalah 25 mega ohm.


5.2. Pengujian tahanan sebaran tanah.
a. Pengujian dilakukan oleh Penyedia barang / jasa konstruksi dengan
disaksikan oleh pengawas dan Dinas Keselamatan Kerja Depnaker
setempat dan harus mendapat pengesahan dari Depnaker
b. Pengujian untuk sebaran tanah dapat digunakan dengan alat uji tahanan
sebaran tanah elektronik
c. Tahanan sebaran tanah untuk arde semua panel maksimum 5 ohm
5.3. Pengujian dimasuki Tegangan.
Setelah pengujian pada 1. dan 2. dinyatakan baik Intalasi baru dapat diuji
dimasuki tegangan. Dalam pengujian dimasuki tegangan yang perlu diuji
ialah:
a. Keadaan instalasi lampu-lampu dan peralatan pengaman selama 3 x 24
jam harusd bekerja dengan baik.
b. Saklar-saklar dapat berfungsi untuk mematikan dan menghidupkan serta
tidak terjadi panas yang berlebihan.
c. MCCB dan MCB dapat bekerja dengan baik dan tidak terjadi panas yang
berlebihan.
d. Lampu-lampu, dapat menyala , stop kontak ada tegangan listriknya.
e. Kotak-kotak sambung melekat dengan erat tidak terjadi los kontak.
Pengujian tersebut harus didata ( disusun ) dengan baik dan dibuatkan
Berita Acaranya.
Bila pengujian tersebut dimasuki tegangan dan menggunakan listrik dari
PLN / milik proyek / user, Penyedia barang / jasa konstruksi wajib
dibebani biaya pengganti pemakaian listrik setelah ada ijin dari Pemberi
Tugas.
5.4. Hasil yang tidak baik.
a. Bila didapat hasil pengujian yang tidak memenuhi persyaratan, Penyedia
barang / jasa konstruksi harus segera memperbaiki.
b. Pengawas berhak memerintahkan kepada Penyedia barang / jasa
konstruksi untuk membongkar pekerjaannya bila hasil uji tidak memenuhi
persyaratan karena kecerobohan pekerja Penyedia barang / jasa
konstruksi .
c. Setelah diadakan perbaikan dan dianggap sudah memenuhi persyaratan
oleh Konsultan Pengawas, pengujian dapat diulangi atas tanggunggan
biaya Penyedia barang / jasa konstruksi .
d. Pengujian harus dilakukan sampai mendapat hasil sesuai dengan pasal-
pasal diatas.
.
6. PENANGKAL PETIR
Lingkup pekerjaan :
6.1. Penyedia Barang/Jasa Konstruksi harus membongkar instalasi
penangkal petir yang sudah ada dengan hati-hati
6.2. Instalasi penangkal petir yang sudah ada adalah jenis sangkar
faraday / convensional
6.3. Setelah bangunan selesai, pemborong harus memasang kembali
penangkal petir tersebut dengan sebaik-baiknya

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
89
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

6.4. Kawat BC dari bahan tembaga 50 mm2


6.5. Kawat BC dari bahan tembaga 50 mm2
6.6. Penambahan down conductor dengan cara penyambungan harus
dilaksanakan menggunakan begel klem dengan overlap kabel minimal 30 cm
6.7. Setelah selesai, Penyedia Barang / Jasa Konstruksi harus
mengadakan test kembali besarnya tahanan pentanahan
6.8. Besar tahanan pentanahan maksimum 2 ohm
6.9. Bila harga tahanan pentanahan tidak bisa dicapai, penyedia
barang/jasa Konstruksi supaya memperbaiki sistim pentanahan yang sudah
ada dengan perhitungan biaya

Pengujian kembali harus dilaksanakan dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas,


Pengelola Teknik Proyek dan Pengguna Jas

BAGIAN V
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL

1. SYARAT-SYARAT UMUM
1. Syarat-syarat umum merupakan bagian dari Persyaratan Teknis. Apabila
ada beberapa klausul dari syarat-syarat Umum yang dituliskan dalam
Persyaratan Teknis, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-
klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya
dari syarat-syarat umum. Klausul-klausul dari syarat-syarat umum hanya
dianggap tidak berlaku apabila dinyatakan secara tegas dalam Persyaratan
Teknis.
2. Persyaratan Teknis dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan
segala pekerjaan, bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang diperlukan
untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan (adjusting) dari seluruh
sistem, agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik.
3. Persyaratan Teknis merupakan satu kesatuan dengan Gambar-Gambar
Teknis yang menyertainya. Bila ada suatu bagian pekerjaan yang hanya
disebutkan didalam salah satu dari kedua dokumen tersebut, maka
pemborong wajib melaksanakannya dengan baik dan lengkap.
4. Gambar-Gambar Teknis tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua
fitting, katup, sambungan dan fixture secara terinci. Semua bagian bagian
tersebut walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik
harus disediakan dan dipasang oleh pemborong.
5. Pemborong harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam
bidangnya, agar dapat memberikan jaminan hasil kerja yang baik dan rapi.
6. Pemborong bertanggung jawab dalam pengawasan yang ketat terhadap
jadwal atau urutan pekerjaan, sehingga tidak mengganggu penyelesaian
proyek secara keseluruhan pada waktu yang telah ditetapkan.
7. Pemborong harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan
peralatan-peralatan yang diserahkan oleh pemborong harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan, dan pelaksanaan pekerjaan dilakukan
dengan cara yang wajar dan terbaik. Dan bahwa instalasi yang dilakukan
adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik dalam kondisi yang terjelek

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
90
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

sekalipun, tanpa mengurangi atau menghilangkan bahan-bahan/ peralatan-


peralatan yang seharusnya disediakan, walaupun tidak disebutkan secara
nyata dalam Persyaratan Teknis ataupun tidak dinyatakan secara tegas
dalam gambar-gambar Teknis.
8. Pada dasarnya, pemborong harus menyerahkan brosur/katalog teknis,
diagram dan kurva dari setiap barang/bahan yang ditawarkan (seperti:
pompa, pipa, pilar hidran, alat-alat kontrol, peralatan tambahan/penunjang,
dan lain-lain), serta memberi tanda dengan jelas nomor/type dari bahan –
bahan yang ditawarkan.
9. Semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan diserahkan untuk
menyelesaikan pekerjaan harus dalam keadaan baru dan dari kualitas
terbaik.
10. Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada,
agar dapat mengetahui hal-hal yang akan mengganggu/mempengaruhi
pekerjaan. Apabila timbul persoalan, Pemborong wajib mengajukan saran
penyelesaian kepada Pengawas, paling lambat satu minggu sebelum
bagian pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
11. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruangan – ruangan dan syarat-
syarat yang diperlukan dengan pemborong lainnya, sehingga peralatan-
peralatan mekanikal dapat dipasang pada tempat dan ruang yang telah
disediakan.
12. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus memeriksa dan
memahami pekerjaan pelaksanaan dari pihak lain yang ikut melaksanakan
proyek ini, apabila pekerjaan pelaksanaan dari pihak lain tersebut dapat
mempengaruhi kualitas pekerjaan Pemborong itu sendiri.
13. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong harus membuat Rencana Kerja
dengan jadwal yang disesuaikan dengan Pemborong yang lain. Apabila
terjadi sesuatu perubahan, Pemborong wajib memberitahukan secara
tertulis kepada pengawas dan mengajukan saran-saran perubahan /
perbaikan.
14. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, pemborong wajib menyerahkan
Gambar-Gambar Kerja (Shop Drawing) terlebih dahulu untuk memperoleh
persetujuan dari Direksi. Gambar-Gambar tersebut harus diserahkan
kepada Direksi minimal dalam waktu 2 (dua) minggu sebelum instalasi
dilaksanakan.
15. Pemasangan peralatan harus dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat peralatan tersebut. Untuk itu, pemborong hasus membuat
dan menyertakan gambar-gambar rencana instalasi secara rinci sebelum
melaksanakan pekerjaan.
16. Apabila terjadi sesuatu keadaan dimana Pemborong tidak mungkin
menghasilkan kualitas pekerjaan yang terbaik, maka Pemborong wajib
memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas dan mengajukan saran-
saran perubahan/perbaikan. Apabila hal ini tidak dilakukan, Pemborong
tetap bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin
ditimbulkannya.
17. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, Pemborong harus memberi
tanda-tanda (misalnya: dengan pensil atau tinta merah) pada dua set

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
91
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

gambar pelaksanaan, atas segala perubahan pada rancangan instalasi


semula.

2. PERATURAN-PERATURAN, IZIN-IZIN DAN STANDAR-


STANDAR
1. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan Teknis harus sesuai dengan
peraturan-peraturan dan undang-undang yang berlaku serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Departemen Tenaga Kerja.
2. Pemborong harus memperoleh izin-izin yang mungkin diperlukan untuk
menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam Persyaratan Teknis atas
tanggungan sendiri.
3. Pemborong harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat
pengaman tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan
peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
4. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam Persyaratan ini harus
dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan atau peraturan
peraturan pelaksanaan dari Badan Pemerintah yang berwenang.
Pemborong harus menanggung biaya-biaya untuk memperoleh izin,
pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, dan pemborong harus menyerahkan
semua izin-izin atau keterangan-keterangan resmi lainnya tentang instalasi
ini kepada Direksi.
5. Syarat-syarat penerimaan untuk bahan-bahan, peralatan-peralatan, cara-
cara pemasangan dan kualitas pekerjaan harus sesuai dengan satu atau
beberapa standar dibawah ini, seperti:

- Standar Nasional Indonesia (SNI)


- ARI
- ASHRAE
- ASTM
- SMACNA
- NFPA
- JIS
- ANSI
Atau sesuai dengan standar-standar Internasional yang lain. Peraturan
Daerah, Ketetapan Gubernur Jawa Timur, Keputusan Menteri, yang
berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan yang tercakup didalam Persyaratan
Teknis.

3. GARANSI DAN PROTEKSI


1. Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan dari
pencurian atau kerusakan selama pelaksanaan pemasangan.
Bahan/peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh Pemborong
tanpa tambahan biaya.
2. Pemborong harus membuat dan menyerahkan garansi tertulis kepada
Pemilik untuk jangka waktu 6 (enam) bulan (sesuai masa pemeliharaan)
sejak sistem diserahkan terakhir kalinya kepada Pemilik atau Wakil yang
diberi wewenang, dalam keadaan sistem berfungsi secara normal, wajar

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
92
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

dan memuaskan. Selama jangka waktu tersebut Pemborong harus


menanggung semua biaya atas kerusakan atau penggantian yang baru.
3. Pemborong harus menyerahkan garansi tertulis kepada Pemilik tentang
penyediaan suku cadang (spare parts) sebagai kelengkapan unit-unit
dalam sistem Mekanikal.
4. Semua bahan dan peralatan/perlengkapan harus mempunyai tanda-tanda
yang jelas dari pabrik pembuat. Bila tanda-tanda tersebut tidak ada,
Pemborong wajib mengganti tanpa adanya penambahan biaya.

4.. GAMBAR-GAMBAR
1. Selama pelaksanaan pemasangan sistem Mekanikal berlangsung
pemborong harus memberi tanda-tanda dalam gambar Kerja (shop
drawing) segala perubahan pada rancangan sistem semula.
2. Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi gambar-gambar instalasi
sesungguhnya sebagaimana yang terpasang pada bangunan (as built
drawing) yang memuat lengkap segala perubahan yang telah dilakukan.
Gambar-gambar yang harus diserahkan tersebut terdiri dari satu set
gambar asli diatas kertas kalkir ditambah tiga set gambar copy.

5. TRAINING DAN BUKU MANUAL


1. Pemborong harus membuat dan melaksanakan program pelatihan
(training) bagi operator yang ditunjuk oleh Pemilik, baik mengenai cara
pengoperasian maupun pemeliharaan sistem secara keseluruhan.
Program pelatihan dapat dimulai sejak pelaksanaan pembangunan
berlangsung atau sesuai petunjuk Direksi.
2. Pemborong harus membuat dan menyerahkan kepada Direksi buku
petunjuk (manual) mengenai cara pengoperasian dan pemeliharaan sistem
secara keseluruhan. Buku tersebut harus diserahkan sebanyak 4 (empat)
rangkap buku
1. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah Pemborong
memperoleh kontrak pekerjaan, Pemborong harus mengajukan daftar yang
lengkap (rangkap lima) dari pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan
yang membuat atau memproduksi bahan-bahan atau alat-alat yang akan
dipasang dalam instalasi ini, untuk memperoleh persetujuan dari Pemberi
tugas.
2. Setelah daftar tersebut disetujui dan sebelum melakukan pembelian atas
bahan-bahan dan alat-alat, Pemborong harus menyerahkan kepada
Pengawas daftar yang lengkap dari peralatan-peralatan dan bahan-bahan
yang akan dipasang dalam instalasi ini, untuk memperoleh persetujuan
dari Pemberi Tugas.
3. Pemborong bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang
perlu karena timbulnya perubahan-perubahan dari contoh barang-barang
yang akan dipasang dan atau brosur-brosur untuk mendapatkan
persetujuan dari pengawa

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
93
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

BAGIAN VI.
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING, AIR BERSIH, AIR KOTOR, SALURAN
AIR HUJAN , SEPTICTANK DAN PERESAPAN..
.
1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pengetesan,penyetelan dan pemasangan
dari semua peralatan/material/mesin yang telah disebutkan dalam spesifikasi
ini, maupun pengadaan dan pengetesan dari peralatan/material yang kebetulan
tidak tersebutkan , akan tetapi secara teknis/umum dianggap perlu agar dapat
diperoleh sistem instalasi air/sewage yang baik dimana setelah diuji , dicoba
dan distel dengan teliti siap untuk dipakai.

Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian instalasi air bekas/kotor.


Pengadaan, pemasangan dan Pengujian instalasi air limbah/kotoran.
.
2. PERSYARATAN UMUM
2.1. Pekerjaan instalasi plumbing ini harus dilaksanakan oleh Instalatur Pipa
yang telah berpengalaman.
2.2. Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi plumbing ini
disamping rencana kerja dan syarat-syarat ini berlaku :
a. AV 1941.
b. Peraturan Pemerintah.
c. Ketentuan - ketentuan yang dipeluarkan oleh Dinas Keselamatan
Kerja Pemerintah Daerah setempat.
d. Ketentuan-ketentuan yang dipeluarkan oleh Pabrik dimana mesin,
peralatan dan material tersebut dibuat.
e. Peraturan Perusahan Air Minum Negara tentang instalasi air.
f. Pedoman peraturan plumbing Indonesia yang dipeluarkan oleh Direktorat
Teknik Penyehatan Dit.Jed. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
g. Nasional Fire Protection Association (NFPA).
h. Peraturan/persyaratan lainnya yang berlaku sah di Indonesia.
2.3. Semua gambar - gambar kerja atau shoop drawing yang dibuat oleh
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan /Instalatur Plumbing, maka sebelum
pelaksanaan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Pengawas.
2.4. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan /Instalatur diharuskan menyerahkan
gambar instalasi yang telah terpasang direvisi yang menyatakan bahwa
pemasangan instalasi plumbing telah memenuhi persyaratan yang
diwajibkan.
2.5. Dalam hal pelaksanan pemasangan instalasi ini diserahakan kepada
Sub- Penyedia Barang / Jasa Pemborongan , pertanggung jawaban seluruh
pekerjan ini tetap , menjadi beban Kontarktor Utama. Penunjukan Sub-
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan ini sebelumnya harus mendapat
persetujuan dari Pengguna Jasa /Pengawas.
2.6. Dalam perhitungan biaya penawaran, harus sudah termasuk :
a. Biaya perijinan dan pengujian untuk bahan-bahan dan peralatan-
peralatan yang dipasang.
b. Biaya keur dan biaya tanggungjawab instalatir.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
94
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

2.7 Semua instalasi , peralatan-peralatan dan yang telah terpasang, sebelum


diserahkan harus diuji mengenai kemampuan bekerjanya, sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan.
2.8. Pemasangan pipa expose diusahakan tidak menghalangi pencahayaan
dari lampu.

3. PEMASANGAN INSTALASI PIPA AIR KOTOR / BEKAS DAN ALAT -ALAT


SANITAIR
3.1. s/d 8. tetap.
Untuk vent dan semua fittingnya mengggunakan pipa sambungan
dengan las tidak diperkenankan untuk dipakai.
3.2. Fittings yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a. Semua perubahan-perubahan ukuran pipa harus menggunakan
reducing fitting.
b. Pembelokan arah aliran harus menggunakan Long Bow fitting,
kombinasi dari "Y" dan 1/8 bend, long sweep 1/4 , 1/6, 1/8 dan 1/6
bend.
c. Untuk pipa-pipa vertikal dipakai cabang " Tree" dengan short sweep 1/4
bend, untuk arah aliran horisontal kearah vertikal dan untuk belokan
pembuangan dari closet.
d. Fitting yang digunakan harus sesuai dengan dengan standard PVC
Conection.
3.3. Penggantungan pipa-pipa harus dilaksanakan sesuai dengan dan
disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
3.4. Pemasangan pipa harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a. Arah aliran instalasi pipa air kotor (sewage) dan air air bekas
ditunjukkan ke septick tank.
b. Semua pipa-pipa horisontal dengan kemiringan 1% ( 1 cm per meter )
kearah aliran, kecuali apabila dinyatakan lain sesuai dengan
kebutuhannya.
c. Pipa-pipa dan fitting harus dipasang sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan kebocoran, rembesan atau retakan-retakan pada
sambungannya.
d. Cara proteksi, pemotongan dan pembersihan Penyambungan pipa atau
fitting harus mengikuti petunjuk dan instruksi dari pabrik produsen pipa
yang bersangkutan.
3.5. Trap harus dipasang dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap pemasangan fixtures harus dilengkapi dengan pemasangan
trap pada pipa yang akan menuju fixtures, kecuali apabila dengan trap
sendiri.
b. Trap harus dipasang sedekat mungkin dengan fixtures.
c. Trap harus dipasang clean out plug.
d. Floor drain harus dipasangkan dengan dilengkapi trap, grate dan bras
strainer yang dapat dibuka-buka untuk pembersihan, dan terbuat dari
logam.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
95
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

3.6. Vent harus dipasang dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:


a. Pipa horisontal harus dipasang miring kearah aliran drain yang menuju
pembuangan tanpa ada trap atau konstruksi yang berbentuk trap.
b. Pipa vertikal utama dari instalasi air kotor dan air bekas dengan ukuran
yang sama, diteruskan keatap sebagai vent dengan pipa-pipa vent
vertikal lainnya.
c. Pipa vent yang berasal kelompok fixtures, jika dihubungkan dengan
pipa vent utama harus pada ketinggian tidak kurang dari 30 cm fixtures
yang tertinggi.
d. Pipa vent yang keluar harus dilengkapi dengan flashing fittings.
3.7. Sleeves diperjakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk semua pipa-pipa yang menembus beton sloof, plat lantai, dinding
yang akan harus dibuatkan sleveer sebelum beton tersebut dicor.
b. Jika tidak memakai isolasi, maka sleeve harus dipasang minimal satu
ukuran lebih besar dari pada aslinya.
c. Sleeve yang dipakai adalah dari galvanized steel pipe.
d. Rongga antar pipa instalasi dan sleeve harus ditutup rapat dengan
bahan yang elastis.
3.8. Pengetesan sesuai dengan peraturan plambing.
3.9. Alat - alat sanitair
A. Bahan.
1.1 Semua pipa air bersih, dari pipa PVC kualitas wavin.
Alat-alat penyambung adalah produksi pabrik yang sama
dengan pipa yang digunakan , sebagai bahan perapat sambungan
adalah TBA dan lem. Ketentuan :
- Pipa 1 1/4" dan 1” dipasang sebagai pipa distribusi
- Pipa 1/2" dipasang pada dinding sebelum kekran.
1.2. Pipa-pipa air kotor , menggunakan PVC wavin kualitas baik,
termasuk pembuangan ke septictank, penggunaan pipa-pipa airt
kotor dia. 5"”, dia,4"”dan dia. 3".
1.3. Macam-macam kran.
Dipakai kran dengan mutu baik, sekualitas SAN EI .
Semua type kran sebelum dipasang harus mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
1.4. Bak air pada KM/WC dipakai Ember Plastik ukuran 25 liter.
1.5. Macam-macam sambungan.
Sambungan-sambungan pipa dipilih bahan sesuai dengan jenis
dan mutu yang terbaik dan dari pabrik yang sama serta
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
1.6. Semua bahan yang dipakai harus baru dengan kualitas yang
memenuhi syarat
B. Macam pekerjaan.
2.1. Menyediakan tenaga kerja , alat-alat dan bahan- bahan yang
dibutuhkan untuk membangun instalasi plumbing sesuai
dengan gambar sehingga bebas gangguan, untuk :

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
96
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

Pemasangan pipa-pipa untuk saluran supply air bersih lengkap


dengan alat pengontrol, sambungan-sambungan dan kelengkapan
lain.
2.2. Perbaikan jaringan air bersih
2.3. Semua lantai KM/WC dilengkapi dengan saringan atau floor drain
logam kualitas San EI, TOTO.
2.4. Memasang klosed jongkok dan duduk kualitas "INA" penempatan
sesuai gambar rencana.
2.5. Membuat septicktank dan sumur peresapan air kotor dan bak
kontrol sesuai gambar rencana.
2.6. Penyambungan pipa air bersih dari jaringan induk dari sumur dan
penyambungan ini dilaksa nakan dengan sempurna dari bak
tandon yang sudah ada.
C. Syarat-syarat pelaksanaan
3.1. Pemasangan pipa harus cukup kuat perletak kannya baik melalui
dinding-dinding maupun yang letaknya tergantung dibawah plat
lantai. Pipa-pipa dipasang menggantung harus ditumpu pada setiap
jarak maximum 2m.
3.2. Sambungan pipa-pipa harus cukup rapat dan kuat (tidak bocor) dan
harus kedap udara, penggantung dan klem-klem harus sempurna.
3.3. Kemiringan untuk pemasangan pipa-pipa air kotor harus cukup
sehingga alirannya lancar.
3.4. Semua pipa-pipa air bersih dan air kotor yang vertikal dipasang
melalui shaff yang telah disediakan.
3.5. Semua floor drain WC yang dipasang pada lantai harus dibuat
sempurna sedemikian hingga dapat mencegah rembesan air ke
lantai maupun pipanya sendiri.
3.6. Semua pekerjaan sanitasi dan sanitair ini diperjakan sampai
sempurn
.
4. SEPTIC TANK BAK LIMBAH DAN PERESAPAN
4.1. Lingkup Pekerjaan .
Pekerjaan septitank bak limbah dan sumur perembesan bak kontrol meliputi :
a. Pembuatan septictank.
b. Pembuatan sumur peresapan sesuai gambar
4.2. Referensi.
a. PBI 1991 NI-2/ SKSNI T-15-1991-03.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
b. PUBI 1991 NI- 3.
Peraturan Umum untuk bahan bangunan diIndonesia.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
97
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

BAGIAN VII
STANDART BAHAN.

1. Dalam menggunakan bahan-bahan bangunan berdasarkan PUBI 1982 dan


standart yang dipakai di Indonesia, seperti
terurai di bawah ini :
1.1. Semen Portland [ PC ].
Semen portland yang digunakan adalah semen jenis I dengan standart
mutu SII 0013-81.
1.2. Kapur bangunan.
Kapur yang digunakan adalah kapur padam yaitu kapur tahat yang
dipadamkan denganair dan membentuk hidrat adapun
persyaratannya sesuai tabel 4-2 PUBI 1982.
1.3. A i r.
Air yang digunakan harus bersih tidak mengandung lumpur, minyak,
benda-benda terapung yang bisa dilihat secara visual dan asam-asam
zat organi dan sebagainya.
1.4. Pasir pasang.
Pasir harus bersih, kadar lumpur maximum 5% tidak mengandung zat-
zat organik dan angka kehalusan yang lolos ayakan 0,3 mm minimal
15%.
1.5. Kerikil beton.
1.5.1. Kerikil beton yang digunakan adalah kerikil alam atau pecah yang
berukuran 5-25 mm.
1.5.2. Persyaratan kerikil beton berdasarkan syarat fisik dan syarat
kimia PUBI 1982 pasal 12 ayat 2.1 dan ayat 2.2.
1.6. Batu Merah (batu bata)
1.6.1. batu merah yang digunakan adalah ukuran standart dengan
tolerasi ukuran sesuai tabel 27-1 dan 27.3 PUBI 1983.
1.6.2. Bagian yang pecah tidak boleh lebih dari 10%.
1.6.3. Persyaratan kuat tekan herus memenuhi yang ditentukan tabel
27-3 PUBI 1982.
1.7. Kayu.
1.7.1. Kayu yang digunakan bangunan struktur adalah kayu bengkirai.
1.7.2. 1.7.3. Kayu kruing harus diawetkan sesuai petunjuk dalam
SKBI 43.53. 1987 UDC 674.048.004.1
1.7.3. Adapun persyaratan/ mutu kayu berdasarkan tabel 7-1 dan 37-3.
1.8. Keramik.
1.8.1. Keramik yang digunakan produksi “Sekualitas ROMAN, KW1”.

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
98
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Terminal Pacitan Type A

BAGIAN VIII
PEKERJAAN LAIN-LAIN.

1. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus selalu menjaga ketertiban


dalam lokasi pekerjaan.
2. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menjaga kerusakan-kerusakan
dari fasilitas yang ada. Dan apabila ada kerusakan yang diakibatkan oleh
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang / Jasa Pemborongan wajib
memperbaiki atas biaya dan tanggungan Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan.
3. Untuk air kerja, Penyedia Barang / Jasa Pemborongan mengusahakan
sendiri .
4. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus membersihkan sisa-sisa bahan
material dan sisa bongkaran, sehingga lokasi proyek betul-betul bersih.
5. Apabila dalam syarat-syarat administrasi, umum dan teknis masih
terdapat kekurang lengkapan akan dibuat Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwulling).

Jakarta , ………….

Mengetahui : Konsultan DED


Pejabat Pembuat Komitmen Pt. Asana Citra yasa

Mengetahui : Mengetahui

Konsultan Penyusunan DED


PT. ASANA CITRA YASA
99

Anda mungkin juga menyukai