BAB I
INSTRUKSI KEPADA PESERTA LELANG
Keterangan :
1. Instruksi kepada peserta lelang berisi informasi yang diperlukan oleh peserta
lelang untuk menyiapkan penawarannya sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Informasi tersebut berkaitan
dengan penyusunan, penyampaian, pembukaan, evaluasi penawaran dan
penunjukan penyedia jasa.
2. Hal-hal berkaitan dengan pelaksanaan kontrak oleh penyedia jasa, termasuk
hak, kewajiban dan resiko dimuat dalam syarat-syarat umum kontrak.
Apabila terjadi perbedaan penafsiran/pengaturan pada dokumen lelang,
penyedia jasa harus mempelajari dengan saksama untuk menghindari
pertentangan pengertian.
3. Data lelang rnemuat ketentuan, informasi tambahan, atau perubahan atas
instruksi kepada peserta lelang sesuai dengan kebutuhan paket pekerjaan
yang akan dilelangkan.
4. lnstruksi kepada peserta lelang adalah bagian dari dokumen lelang untuk
pelelangan umum dengan pasca kualifikasi.
5. Instruksi kepada peserta lelang tidak menjadi bagian dari dokumen kontrak.
A. U M U M
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pejabat Pembuat Komitmen sesuai ketentuan dalam data lelang, melalui
Panitia Pengadaan mengumumkan atau mengundang penyedia jasa untuk
mengikuti pelelangan pekerjaan.
Nama paket pekerjaan dan lingkup pekerjaan ditentukan dalam data
lelang.
1.2. Pemenang lelang wajib menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
yang ditentukan dalam data lelang, syarat-syarat umum dan syarat-syarat
khusus kontrak dengan mutu sesuai spesifikasi teknis dan biaya sesuai
kontrak.
2. SUMBER DANA
2.1. Pekerjaan ini dibiayai dengan dana sesuai ketentuan dalam data lelang.
4.2. Penyedia jasa yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen untuk
melaksanakan Iayanan jasa konsultansi dalam perencanaan atau yang
akan mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan tidak
diperkenankan menjadi peserta lelang
4.3. Penyedia jasa yang dimiliki oleh satu atau kelompok orang yang sama atau
berada pada kepengurusan yang sama tidak boleh mengikuti pelelangan
untuk satu pekerjaan konstruksi secara bersamaan.
4.4. Persyaratan kualifikasi sesuai dalam dokumen kualifikasi.
4.5. Dalam melakukan kemitraan harus memperhatikan kompetensi penyedia
jasa yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
7. PENINJAUAN LAPANGAN
7.1. Bila dipandang perlu, panitia pengadaan dapat memberikan penjelasan
lanjutan dengan melakukan peninjauan lapangan.
7.2. Peserta lelang dengan resiko dan biaya sendiri dianjurkan untuk meninjau
lapangan pekerjaan dengan seksama untuk memperoleh data dan
informasi yang diperlukan guna menyiapkan penawaran.
B. D O K U M E N L E L A N G
9. ISI DOKUMEN LELANG
9.1. Dokumen lelang terdiri dari :
BAB I Instruksi Kepada Peserta Lelang;
BAB II Data Lelang;
BAB III Bentuk Surat Penawaran, Lampiran, Surat Penunjukan dan
Surat Perjanjian;
BAB IV Syarat-Syarat Umum Kontrak;
BAB V Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
BAB VI Spesifikasi Teknis;
BAB VII Gambar-Gambar;
BAB VIII Daftar Kuantitas, Analisa Harga Satuan dan Metoda
Pelaksanaan;
BAB IX Bentuk-Bentuk Jaminan.
Adendum (bila ada)
C. P E N Y I A P A N P E N A W A R A N
5.10. Dalam hal pelelangan umum dilakukan dengan pasca kualifikasi, peserta
lelang harus menyampaikan dokumen kualifikasi bersamaan dengan
dokumen penawaran.
D. P E N Y A M P A I A N P E N A W A R A N
E. P E M B U K A A N P E N A W A R A N D A N E V A L U A S I
F. P E M E N A N G L E L A N G
41.2. Pejabat Pembuat Komitmen akan membayar uang muka sesuai ketentuan
dalam syarat-syarat khusus kontrak setelah penyedia jasa menyerahkan
jaminan uang muka dengan nilai sekurang-kurangnya 100% (seratus
persen) dan besarnya uang muka.
BAB II
DATA LELANG
Keterangan :
1. Data lelang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Kuasa Pengguna
Anggaran yang memuat ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai
dengan jenis pekerjaan, meliputi: penyusunan, penyampaian, pembukaan,
evaluasi penawaran dan penunjukan penyedia jasa.
2. Panitia pengadaan dapat menambahkan ketentuan lain.
3. Bila terjadi perbedaan antara instruksi kepada peserta lelang dengan data
lelang, maka ketentuan dalam data lelang yang berlaku.
4. Data lelang tidak menjadi bagian dan kontrak.
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pejabat Pembuat Komitmen : .......................................... Departemen
Perhubungan. Jl................................
2. SUMBER DANA
2.1. Pekerjaan ini dibiayai dari DIPA ......................... Nomor: ...............-
Tanggal .......................;tahun anggaran 2010
7. DOKUMEN PENAWARAN
7.1. Penyampaian dokumen penawaran sesuai pasal 22
7.2. Daftar peralatan utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan : Molen,Scafoolding,Genset listrik dan las,mesin potong besi.
(diisi jenis, kapasitas, jumlah peralatan yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan)
7.3. Daftar personil inti yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan :
- Tenaga Team Lider Lulusan S1 Sipil/Arsitektur pegalaman 5 th 1(satu)
0rang
- Tenaga Pelaksana lapangan Lulusan D3 Sipil/Arsitektur pengalaman 5 th
atau STM,SMK Jurusan Bangunan Gedung pengalaman 8 th 4(empat)
orang
- Tenaga Mekanikal Lulusan S1 Pengalaman 5th 1 (satu) orang
- Tenaga Elektrikal Lulusan S1 Pengalaman 5th 1 (satu) orang
Semua personil yang di pekerjakan di lampiri Curiculu Vite dan SKA/SKT
7.4. Bagian pekerjaan yang disub kontrakkan Mekanikal, Kusen/Partisi
Alumunium, Plafon dll
(diisi, Dalam hal pelaksana pekerjaan yang disubkontrakkan dan bagian
pekerjaan yang akan disubkontrakkan bukan pekerjaan utama, kecuali
pekerjaan spesialis.)
lain, dan harga satuan pada daftar kuantitas dan harga tetap
dibiarkan kosong;
4) Hasil koreksi aritmatik pada daftar kuantitas dan harga tersebut
harus diberitahukan kepada penawar dalam aktu secepatnya.
c. Apabila terdaat perbedaan antara harga satuan pada daftar
kuantitas dan harga dengan harga satuan pada analisa harga
satuan yang bersangkutan maka yang mengikat adalah harga
satuan pada daftar kuantitas dan harga.
d. Hasil koreksi aritmatik pada daftar kuantitas dan harga digunakan
untuk menyusun urutan penawaran. Harga penawaran setelah
koreksi aritmatik yang nilainya di atas pagu anggaran tidak
dievaluasi. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) penawaran
yang setelah koreksi aritmatik nilainya di bawah pagu anggaran,
tetap dilakukan proses evaluasi selanjutnya.
e. Apabila semua harga penawaran setelah koreksi aritmatik nilainya
di atas pagu anggaran, panitia pengadaan melaporkan kepada
Pejabat Pembua Komitmen / Kuasa Pengguna Anggaran,
Kemudian Pejabat Pembuat Komitmen / Kuasa Pengguna
Anggaran kepada panitia pengadaan untuk melakukan pelelangan
ulang.
Dari hasil koreksi aritmatik disusun ranking penawaran dan
selanjutnya dilakukan evaluasi administrasi.
Hasil koreksi aritmatik diberitahukan secara tertulis kepada para
penawar, untuk mendapatkan konfirmasi.
2. EVALUASI ADMINISTRASI
Sebelum dilakukan evaluasi administrasi diteliti harga penawaran yang
tercantum dalam surat penawaran yang tertulis dalam huruf dan angka
tidak sama, maka yang mengikat adalah yang tertulis dalam huruf dan
selanjutnya disusun urutan harga penawaran.
Penulisan dalam huruf yang tidak bermakna / mempunyai arti,
menggugurkan penawaran.
Evaluasi administrasi dilakukan terhadap sekurang – kurangnya 3 (tiga)
penawaran terendah dengan mengevaluasi kelengkapan, keabsahan
dan pemenuhan persyaratan administrasi :
a. Kelengkapan dokumen penawaran yang disyaratkan dalam
dokumen lelang.
b. Surat Penawaran
Surat Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi
apabila :
1) Ditandatangani oleh Pemimpin/Direktur Utama atau penerima
kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya,
atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik, atau pejabat
menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili
perusahaan yang bekerjasama;
100
HEA = x HP
100 + KP
5. PENILAIAN KUALIFIKASI
a. Untuk pelelangan umum dengan pascakualifikasi, terhadap 3 (tiga)
penawaran terendah yang memenuhi persyaratan evaluasi
administrasi, teknis dan kewajaran harga dilakukan penilaian
kualifikasi sesuai dengan Pedoman Penilaian Kualifikasi
Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi
(Pemborongan) – yang ditetapkan Menteri Pekerjaan Umum.
b. Terhadap penyedia jasa yang akan diususlkan sebagai pemenang
dan pemenang cadangan dilakukan pembuktian kualifikasi.
BAB III
BENTUK SURAT PENAWARAN, LAMPIRAN
SURAT PENUNJUKAN, SURAT PERJANJIAN DAN SURAT PERNYATAAN
KOP PERUSAHAAN
Kepada Yth. :
Pejabat Pembuat Komitmen
.......................... (diisi oleh Panitia Pengadaan)
di ..........................
Dalam penawaran ini sudah termasuk pengadaan tenaga kerja, bahan, peralatan,
biaya umum dan keuntungan, dan semua kewajiban pajak untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut di atas.
Kami akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam dokumen lelang.
Sesuai dengan persyaratan dokumen lelang, bersama surat penawaran ini kami
lampirkan asli dan 2 (dua) berkas rekaman terdiri dari :
1. Surat Kuasa (bila diperlukan); ¹)
2. Jaminan Penawaran;
3. Daftar Kuantitas dan Harga;
4. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Utama;
5. Daftar Harga Satuan Dasar Upah;
Penawar,
Materai,
tanggal, tanda tangan
dan cap perusahaan
................................
jabatan
Keterangan :
¹) Harus dilampirkan surat kuasa apabila dikuasakan.
²) Disesuaikan yang diperlukan terkait pelaksanaan pek
SURAT PERJANJIAN
KERJA SAMA OPERASI (KSO)
MENIMBANG :
BAHWA,
Sehubungan dengan pelelangan
pekerjaan ................................................................ yang pembukaan
penawarannya yang dilakukan di ........................................ pada
tanggal ........................................, 200.., maka
DENGAN KESAKSIAN INI semua anggota KSO membubuhkan tenda tangan dan
cap perusahaan di .......................... pada hari ..........................,
tanggal .........................., bulan .........................., tahun ...........................
(materai, tanda tangan dan cap tiap wakil yang diberi kuasa)
(........................................)
(tanda tangan dan cap)
KOP PERUSAHAAN
SURAT KUASA
Nomor : ....................................
Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa diberi wewenang untuk menandatangani
surat penawaran pekerjaan ............................... beserta lampirannya.
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
*) Penerima kuasa dari direktur utama yang nama penerima kuasanya tercantum
dalam akte pendirian perusahaan atau perubahannya, atau kepala cabang
perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik, atau pejabat yang menurut perjanjian kerja sama adalah
yang berhak mewakili perusahaan yang bekerjasama.
ANTARA
Pejabat Pembuat Komitmen
………………………………………………
DENGAN
………………………………………………
(nama perusahaan)
UNTUK
Melaksanakan Jasa Pelaksana Konstruksi (Pemborongan)
Pekerjaan ……………………………………................…………
(nama pekerjaan yang akan dilaksanakan)
MAKA DENGAN INI Kedua Pihak menyetujui semua ketentuan yang tercantum
dalam pasal-pasal berikut :
Dengan tidak mengurangi kekuatan Pasal 41. Syarat-Syarat Umum dan Syarat-
Syarat Khusus Kontrak, Kedua Pihak setuju bahwa untuk perjanjian ini memilih
tempat kediaman yang tetap dan seandainya terjadi perselisihan yang tidak dapat
diselesaikan dengan musyawarah, maka penyelesaian sengketa/perselisihan
diselesaikan di .............................*) (diisi oleh para pihak berdasarkan
kesepakatan)
(....................................) (....................................)
(nama jelas) (nama jelas)
BAB IV
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. K E T E N T U A N U M U M
1. DEFINISI
1.1.. Dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini kata-kata dan ungkapan-ungkapan
harus mempunyai arti seperti yang dimaksudkan atau didefinisikan disini.
1) Jasa Pemborongan adalah layanan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan Pejabat
Pembuat Komitmen dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh
Pejabat Pembuat Komitmen atau pengawas konstruksi yang ditugasi;
2) Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran kementrian negara/lembaga/satuan kerja
perangkat daerah;
3) Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang ditunjuk oleh
Pengguna Anggaran untuk menggunakan anggaran kementerian
negara/lembaga/ satuan kerja perangkat daerah;
4) Satuan Kerja adalah organisasi/lembaga pada pemerintah yang
bertanggung jawab kepada Menteri yang menyelenggarakan kegiatan
yang dibiayai dari dana pemerintah;
5) Pejabat Pembuat Komitmen adalah kepala kantor/satuan kerja
sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab atas pengadaan
jasa dalam lingkungan kantor/satuan kerja tertentu. Nama, jabatan
dan alamat Pejabat Pembuat Komitmen tercantum dalam Syarat-
syarat khusus kontrak;
6) Penyedia Jasa adalah badan usaha (berbadan hukum/tidak berbadan
hukum) atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya
menyediakan layanan jasa;
7) Sub Penyedia Jasa adalah penyedia jasa yang mengadakan
perjanjian kerja dengan penyedia jasa penanggung jawab kontrak,
untuk melaksanakan sebagian pekerjaan setelah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan;
8) Panitia Pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pejabat Pembuat
Komitmen untuk melaksanakan pemilihan penyedia jasa;
9) Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) adalah satu unit yang
terdiri dari pegawai-pegawai yang telah memiliki sertifikat keahlian
pengadaan barang/jasa pemerintah, yang dibentuk oleh Pengguna
Anggaran yang bertugas secara khusus untuk melaksanakan
pemilihan penyedia jasa di lingkungan Departemen;
10) Peserta Lelang adalah penyedia jasa yang mengikuti pelelangan
umum dengan pascakualifikasi, atau penyedia jasa yang telah lulus
prakualifikasi dan termasuk dalam daftar peserta lelang yang
diundang;
11) Kontrak Harga Satuan adalah kontrak kerja konstruksi untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
berdasarkan harga satuan terhadap setiap satuan/unsur pekerjaan
2. PENERAPAN
2.1. Ketentuan-ketentuan pada syarat-syarat umum kontrak harus diterapkan
secara luas tanpa melanggar ketentuan yang ada dalam dokumen kontrak
keseluruhan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.2. Dokumen kontrak kerja konstruksi harus diinterpretasikan dalam urutan
kekuatan hukum sebagai benikut :
a. Surat Perjanjian;
b. Surat Penunjukan Penyedia Jasa;
c. Surat Penawaran;
d. Adendum Dokumen Lelang (bila ada);
e. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
g. Spesifikasi Teknis;
h. Gambar-Gambar;
i. Daftar Kuantitas dan Harga;
j. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak.
3. ASAL JASA
3.1. Jasa pemborongan untuk pekerjaan ini adalah merupakan layanan jasa
dan penyedia jasa nasional yang berdomisili di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3.2. Bagi penyedia jasa asing harus mempunyai kantor perwakilan di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. JAMINAN
6.1. Penyedia jasa wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen selambat-Iambatnya 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkannya surat penunjukan penyedia jasa, sebelum dilakukan
penandatanganan kontrak. Besarnya jaminan pelaksanaan sesuai
ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
Masa berlakunya jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal
penanda tanganan kontrak sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah
tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
6.2. Pejabat Pembuat Komitmen wajib membayar uang muka kepada penyedia
jasa sejumlah tertentu sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus
kontrak, setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan uang muka yang
bernilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah uang muka.
Masa berlakunya jaminan uang muka sekurang-kurangnya sejak tanggal
permohonan pembayaran uang muka sampai dengan 14 (empat belas)
hari setelah tanggal penyerahan pertama pekerjaan.
6.3. Penyedia jasa dapat menyerahkan jaminan pemeliharaan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100 % (seratus
persen) dan Pejabat Pembuat Komitmen wajib mengembalikan uang
retensi (retention money). Besarnya jaminan pemeliharaan sesuai
ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
Masa berlakunya jaminan pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan 14 (empat belas) hari
setelah tanggal penyerahan akhir pekeijaan.
6.4. Jaminan pelaksanaan diserahkan dalam bentuk jaminan bank kepada
Pejabat Pembuat Komitmen. Bentuk jaminan menggunakan bentuk yang
tercantum dalam dokumen lelang.
6.5. Jaminan uang muka dan jaminan pemeliharaan diserahkan dalam bentuk
jaminan bank atau surety bond kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Bentuk jaminan menggunakan bentuk yang tercantum dalam dokumen
lelang.
7. ASURANSI
7.1. Penyedia jasa harus menyediakan atas nama Pejabat Pembuat Komitmen
dan penyedia jasa, asuransi yang mencakup dan saat mulai pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan akhir masa pemeliharaan, yaitu:
a. Semua barang dan peralatan-peralatan yang mempunyai resiko tinggi
terjadi kecelakaan, peláksanaan pekerjaan, serta personil untuk
8. KESELAMATAN KERJA
8.1. Penyedia jasa bertanggung jawab atas keselamatan kerja di lapangan
sesuai dengan ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak
9. PEMBAYARAN
9.1. Cara pembayaran
a. Uang muka
1) Uang muka dibayar untuk membiayai penyediaan fasilitas
lapangan dan mobilisasi peralatan, personil, dan bahan. Besaran
uang muka ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak dan
dibayar setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan uang muka
sekurang-kurangnya sama dengan besarnya uang muka;
2) Penyedia jasa harus mengajukan permohonan pembayaran uang
muka secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen disertai
dengan rencana penggunaan uang muka;
3) Pejabat Pembuat Komitmen harus mengajukan surat permintaan
pembayaran untuk permohonan tersebut pada butir 2), paling
lambat 7 (tujuh) hari setelah jaminan uang muka diterima;
4) Jaminan uang muka harus diterbitkan oleh bank umum atau
perusahaan asuransi yang rnempunyai program asuransi
kerugian (surety bond) yang harus direasuransikan sesuai
dengan ketentuan Menteri Keuangan;
5) Pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur
secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan
dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai
prestasi 100% (seratus persen);
6) Untuk kontrak tahun jamak (multy years) nilai jaminan uang muka
secara bertahap dapat dikurangi sesuai dengan pencapaian
prestasi pekerjaan.
b. Prestasi pekerjaan
1) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen, apabila penyedia jasa telah
mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan hanya dapat dilakukan
senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-
bahan, alat-alat yang ada di lapangan;
3) Pejabat Pembuat Komitmen dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari
harus sudah mengajukan surat permintaan pembayaran;
10.3. Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga.
10.4. Surat perjanjian untuk pekerjaan yang bernilai di atas Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) ditandatangani oleh Pejabat
Pembuat Komitmen setelah memperoleh pendapat ahli hukum kontrak
yang profesional yang ditetapkan dengan keputusan menteri.
13. DELEGASI
13.1. Direksi Pekerjaan dapat mendelegasikan sebagian tugas dan
tanggungjawabnya kepada Direksi Teknis dan dapat membatalkan
pendelegasian tersebut setelah memberitahukan kepada penyedia jasa.
27.5. Cacat mutu harus diperbaiki sebelum penyerahan pertama pekerjaan dan
selama masa pemeliharaan. Penyerahan pertama pekerjaan dan masa
pemeliharaàn dapat diperpanjang sampai cacat mutu selesai diperbaiki.
31. PENGAWASAN
31.1. Untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan
pekerjaan di lapangan yang sedang atau telah dilaksanakan oleh penyedia
jasa, Pejabat Pembuat Komitmen diwakili oleh Direksi Teknis.
f. Kebakaran;
g. Gangguan industri lainnya.
37.3. Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan
oleh perbuatan atau kelalaian para pihak.
37.4. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena
terjadinya keadaan kahar tidak dapat dikenai sanksi.
37.5. Tindakan yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan kahar dan
yang menanggung kerugian akibat terjadinya keadaan kahar, ditentukan
berdasar kesepakatan dari para pihak.
37.6. Bila terjadi keadaan kahar, maka penyedia jasa memberitahukan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen selambat lambatnya dalam waktu 14 (empat
belas) hari setelah terjadinya keadaan kahar.
37.7. Bila keadaan sudah pulih normal, maka secepat mungkin penyedia jasa
memberitahukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen bahwa keadaan
telah kembali normal dan kegiatan dapat dilanjutkan, dengan ketentuan :
a. Jangka waktu pelaksanaan yang ditetapkan dalam kontrak tetap
mengikat. Apabila harus diperpanjang, maka waktu perpanjangan
sama dengan waktu selama tidak dapat melaksanakan pekerjaan
akibat keadaan kahar;
b. Selama tidak dapat melaksanakan pekerjaan akibat keadaan kahar,
penyedia jasa berhak menerima pembayaran sebagaimana
ditentukan dalam kontrak dan mendapat penggantian biaya yang
wajar sesuai yang telah dikeluarkan selama jangka waktu tersebut
untuk rnelaksanakan tindakan yang disepakati;
c. Bila sebagai akibat dan keadaan kahar penyedia jasa tidak dapat
melaksanakan sebagian besar pekerjaan selama jangka waktu 60
(enam puluh) hari, maka salah satu pihak dapat memutus kontrak
dengan pemberitahuan tertulis 30 (tiga puluh) hari sebelumnya dan
setelah itu penyedia jasa berhak atas sejumlah uang yang harus
dibayar sesuai dengan ketentuan pemutusan kontrak Pasal 41.8.
dengan cara dan pada waktu yang ditentukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen;
c. Menyerahkan semua fasilitas yang dibiayai oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
41.8. Dalam hal terjadi pemutusan kontrak sesuai dengan Pasal 41.5., Pejabat
Pembuat Komitmen tetap membayar hasil pekerjaan sampai dengan batas
tanggal pemutusan, dan jika terjadi pemutusan kontrak sesuai dengan
Pasal 41.6., selain pembayaran tersebut di atas Pejabat Pembuat
Komitmen harus membayar pengeluaran langsung yang dikeluarkan oleh
penyedia jasa sehubungan dengan pemutusan kontrak.
41.9. Sejak tanggal berlakunya pemutusan kontrak, penyedia jasa tidak
bertanggung jawab lagi atas pelaksanaan kontrak.
44. PERPAJAKAN
44.1. Penyedia jasa harus mengetahui, memahami dan patuh terhadap semua
peraturan perundang undangan tentang pajak yang berlaku di Indonesia
dan sudah diperhitungkan dalam penawaran.
44.2. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang pajak yang terjadi
setelah pembukaan penawaran harus dilakukan penyesuaian.
45. KORESPONDENSI
45.1. Komunikasi antara para pihak hanya berlaku bila dibuat secara tertulis.
45.2. Korespondensi dapat dikirim langsung, atau melalui pos, telex, kawat.
45.3. Alamat para pihak ditetapkan sebelum tanda tangan kontrak.
45.4. Korespondensi harus menggunakan bahasa Indonesia.
B. K E T E N T U A N K H U S U S
52. PERSONIL
52.1. Penyedia jasa wajib menugaskan personil inti yang tercantum dalam daftar
personil inti atau menugaskan personil lainnya yang disetujui oleh Direksi
54. PERCEPATAN
54.1. Apabila Pejabat Pembuat Komitmen menginginkan agar penyedia jasa
menyelesaikan pekerjaan sebelum rencana tanggal penyelesaian
pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan akan meminta usulan biaya yang
diperlukan oleh penyedia jasa untuk mempercepat penyelesaian pekeijaan.
Bila Pejabat Pembuat Komitmen dapat menenima usulan biaya tersebut,
maka rencana tanggal penyelesaian pekerjaan dipercepat dan disahkan
bersama oleh Direksi Pekerjaan dan penyedia jasa.
54.2. Apabila Pejabat Pembuat Komitmen menerima usulan biaya untuk
percepatan pelaksanaan pekerjaan, maka usulan biaya tersebut
ditambahkan dalam harga kontrak dan diperlakukan sebagai perintah
perubahan untuk diproses menjadi amandemen kontrak.
55. PENEMUAN-PENEMUAN
55.1. Semua benda yang memiliki nilai sejarah atau kekayaan yang secara tidak
sengaja ditemukan di lapangan adalah menjadi hak milik negara.
55.2. Penyedia jasa wajib memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan dan
kepada pihak yang berwenang, bila menemukan benda Pasal 55.1.
56. KOMPENSASI
56.1. Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia jasa bila dapat dibuktikan
merugikan penyedia jasa dalam hal sebagai berikut :
a. Penyedia jasa belum bisa masuk ke lokasi pekerjaan, karena Pejabat
Pembuat Komitmen tidak menyerahkan seluruh/sebagian lapangan
kepada penyedia jasa;
b. Pejabat Pembuat Komitmen tidak memberikan gambar, spesiftkasi,
atau instruksi sesuai jadual yang telah ditetapkan;
c. Pejabat Pembuat Komitmen memodifikasi atau mengubah jadual
yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
d. Pejabat Pembuat Komitmen terlambat melakukan pembayaran;
59. PENGAMBILALIHAN
59.1. Pejabat Pembuat Komitmen akan mengambil alih lokasi dan hasil
pekerjaan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah diterbitkan berita acara
serah terima akhir pekerjaan.
63. INSTRUKSI
63.1. Penyedia jasa wajib melaksanakan semua instruksi Direksi Pekerjaan yang
berkaitan dengan kontrak.
63.2. Semua instruksi harus dilakukan secara tertulis.
BAB V
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
Keterangan:
1. Bab ini memuat ketentuan khusus yang dibutuhkan oleh paket pekerjaan.
2. Syarat-syarat khusus kontrak adalah këtentuan-ketentuan yang merupakan
perubahan, penambahan dan atau penjelasan dan ketentuan ketentuan
yang ada pada syarat-syarat umum kontrak.
3. Apabila terjadi perbedaan antara syarat-syarat umum kontrak dengan
syarat-syarat khusus kontrak, maka yang berlaku adalah syarat-syarat
khusus kontrak.
4. Panitia pengadaan dalam menyusun syarat-syarat khusus kontrak
mengikuti petunjuk di bawah ini.
A. K E T E N T U A N U M U M
1. DEFINISI
1.1. a. Pejabat Pembuat Komitmen adalah :
Nama : .....................
Jabatan : .....................
Alamat : .....................
b. Direksi Pekerjaan adalah :
Nama : ....................................
Jabatan : ....................................
Alamat : ....................................
c. Masa pemeliharaan selama ....... *)(......................................) hari
kalender.
*) diisi minimal 90 hari untuk pekerjaan semi permanen dan minimal 180
hari untuk pekerjaan permanen.
2. JAMINAN
2.1. Besarnya jaminan pelaksanaan adalah ..... % (......................... persen) dari
nilai kontrak.
2.2. Besarnya uang muka adalah ...... % (.................................... persen) dari
nilai kontrak.
2.3. Besarnya jaminan pemeliharaan adalah ...... % (......................... persen)
dari nilai kontrak.
3. ASURANSI
3.1. Kerusakan harta benda Rp. ...................... (..........................................).
3.2. Pihak ketiga Rp. ...................... (..........................................) tiap orang
untuk cidera badan termasuk kematian untuk satu kali peristiwa.
3.3. Kegagalan bangunan Rp. ...................... (..........................................)
4. KESELAMATAN KERJA
4.1. Peraturan tentang Keselamatan Kerja yang harus dipatuhi oleh Penyedia
Jasa sesuai Kepmen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
nomor : ............................... tahun ..............,
tentang ..................................................
5. PEMBAYARAN
5.1. Besaran uang muka adalah ........ % (...................................... Persen) dari
nilai kontrak.
5.2. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan
cara ..................................{angsuran (termijn) atau bulanan (monthly
certficate)}
5.3. Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, besarnya
tagihan yang dapat disetujui untuk dibayar setinggi-tingginya sebesar 80 %
(delapan puluh persen) dari jumlah nilai tagihan.
8. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
8.1. Penyelesaian perselisihan melalui ........................................
(diisi di luar pengadilan atau di pengadilan)
9. PENYESUAIAN HARGA
9.1. Tata cara perhitungan penyesuaian harga sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai berikut :
1). Persyaratan penggunaan rumus penyesuaian harga (diisi sesuai
Keppres 80 Tahun 2003) .................................................
2). Rumusan penyesuaian harga (diisi sesuai Keppres 80 Tahun
2003) .................................................
3). Rumusan penyesuaian nilai kontrak (diisi sesuai Keppres 80
Tahun 2003) .................................................
B. K E T E N T U A N K H U S U S
13. KOMPENSASI
13.1. Kompensasi lain adalah meliputi…….............…………..
BAB. VI
SYARAT-SYARAT TEKNIS
BAGIAN I. UMUM.
1. URAIAN PEKERJAAN.
BAGIAN II.
PEKERJAAN SIPIL.
3. PEKERJAAN PONDASI
3.1. Galian Tanah Pondasi.
3.1.1.Galian tanah untuk pondasi , trench dan galian-galian lainnya harus
dilakukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang
tercantum di dalam gambar. Semua puing-puing dan akar pohon-pohon
yang terdapat di bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus di bongkar
dan di buang.
3.1.2.Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah
ditentukan, maka Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus
mengisi/mengurug daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai
dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan
spesifikasi pondasi dan tanah urug harus dipadatkan terlebih dahulu.
3.1.3.Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menjaga agar lubang-
lubang galian pondasi tersebut bebas dari genangan air (bila perlu
dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik
sesuai dengan spesifikasi.
3.1.4.Pengurugan kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi
selapis sambil disiram air secukupnya , dan ditumbuk sampai padat.
Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaan dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Adukan yang tumpah kebawah pada waktu pemasangan bata bekas dan
yang sudah ditinggalkan lebih dari 2 jam tidak boleh dipakai atau
dicampurkan dengan yang baru.
4.3. Pemasangan
4.3.1.Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan bata atau adukan harus
sedemikian rupa sehingga tidak merusak bata atau menunda
pemakaian beton.
4.3.2. Setelah permukaan pondasi dan sloof disiapkan dengan baik, batu
bata dipasang diatas adukan setebal antara 1,5 - 2,5 cm.
4.3.3. Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan lama atau hujan besar.
Adukan yang hanyut karena hujan harus segera disingkirkan.
4.3.4. Tidak diperkenankan berdiri diatas pekerjaan bata sebelum
mengeras.
4.3.5. Bata harus dipasang dengan baik, rata, horizontal, diperjakan dengan
alat-alat pengukur datar ataupun tegak ("lot ", dsb), sambungan sama
rata, sudut persegi, naad tegak tidak segaris (silang) permukaan baik
dan rata, "bergigi" (tiap sambungan saling menutup).
4.3.6. Pada hubungan-hubungan dengan tiang-tiang beton harus dipasang
stek besi dan pada ujung pasangan harus bergerigi.
4.3.7. Pada penghentian-penghentian pasangan harus dipakai penggigian
miring.
4.3.8. Setiap hari hanya diperkenankan memasang setinggi 1 m kecuali
dengan seijin pengawas .
4.3.9. Jika setelah pekerjaan pemasangan ternyata ada bata yang menonjol
atau tidak rata, maka bagian-bagian ini harus dibongkar dan diperbaiki
kembali atas biaya Penyedia Barang / Jasa Pemborongan , kecuali bila
pengawas mengijinkan penambalan-penambalan.
4.3.10. Pemasangan bata harus dirawat/disirami dengan air sesuai
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
4.3.11. Sebelum pemasangan, semua bata harus dibasahi dengan air
bersih sampai kenyang, atau direndam dalam air sehingga buih-buih
hilang
4.3.12. Bata yang pecah dengan ukuran kurang dari setengah tidak
dibenarkan untuk dipakai. Untuk yang patah dua tidak boleh melebihi
dari 5 % (lima persen).
4.3.13. Adukan 1 pc : 3 ps digunakan untuk :
Semua dinding, sampai setinggi 20 cm dari lantai.
Dinding kamar mandi/wc setinggi 150 cm dari lantai.
Serta bagian-bagian lain yang ditunjukkan pada gambar.
4.3.14. Semua pemasangan harus terikat kuat dengan kolom, dinding-
dinding beton, balok atau pelat beton dan bagian-bagian struktur
lainnya.
Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama
(tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen
untuk suatu kontruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli,
dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak
pecah.
Semua semen disimpan didalam gudang yang tertutup dan terlindungi dari
kerusakan-kerusakan .
Semen yang digunakan adalah PC jenis I dengan berat 50 Kg/zak bukan
PPC (Portland Pozzolan Cement).
- Beton struktur 1 2 3
- Beton kedap air (water Proof) 1 1,5 2,5
- Beton non struktur 1 3 5
e. Pengecoran Beton.
Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode yang sepraktis mungkin), sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan-bahan lain dari luar.
Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan
dari Pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan kelokasi Proyek .
Semua alat-alat pengangkut yang akan dipergunakan sebelumnya harus
dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran-kotoran ( potongan-
potongan kayu , batu, tanah dll) dan dibasahi dengan air semen serta
sudah disetujui oleh Pengawas.
Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan
menyebabkan pengedapan agregat. Pengecoran dilakukan secara terus
menerus (kontinyu/tanpa berhenti) .
Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit
setelah keluar dari mesin adukan yang tumpah selama pengangkutan tidak
diperkenankan untuk dipakai sebagai bahan pengecoran.
Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru),
maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan
dikasarkan dengan menyikat menggunakan sikat kawat baja sampai
agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan calbon dan selanjutnya
seperti yang telah dijalankan sebelumnya. Tempat dimana pengecoran akan
dihentikan harus mendapat persetujuan dari Pengawas dan Perencana.
f. Pemadatan Beton.
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan
vibrator atau penggetar adukan selama pelaksanaan pengecoran
dilangsungkan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak
acuan maupun posisi tulangan.
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menyediakan vibrator-vibrator
untuk menjamin efisiensi tanpa daya penundaan pelaksanaan pengecoran.
Pemadatan beton secara berlebih sehingga menyebakan pengendapan
agregat, kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus
dihindarkan.
h. Acuan
Acuan yang dibuat dari kayu balok dan multiplek minimal tebal 9 mm harus
memenuhi syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan
yang baik untuk pekerjaan finishing. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan
harus memberikan sample (contoh) bahan yang akan dipakai untuk acuan
untuk disetujui oleh pengawa
6. PENUTUP ATAP.
6.1. Pekerjaan Penutup Atap .
Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
a. Pemasangan akonstruksi atap dengan menggunakan rangka atap
baja ringan sekualitas Pryda dan genteng metal motif pasir
b. Pemasangan Lisplang dengan menggunakan Lisplang dari
kalsiboard
BAGIAN III.
PEKERJAAN ARSITEKTUR
3.5. Pemasangan
a. Sewaktu keramik dipasang permukaan keramik bagian bawah harus
terisi padat dengan adukan.
b. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian
juga pengambilan as pemasangan.
c. Naat keramik diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan asam,
basa dan kadap air. warna perekat naat ini disesuaikan dengan warna
keramik atau ditentukan oleh Pengguna Jasa melalui Konsultant
Pengawas.
d. Pengisian/ pengecoran naat dilakukan paling cepat 24 jam setelah
tegel dipasang.
e. Sewaktu pengisian naat ini tegel harus sudah benar-benar melekat
dengan kuat pada lantai .
f. Sebelum didisi, celah-celah naat ini harus dibersihkan terlebih dahulu
dari debu dan kotoran lain.
g. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak
terkena adukan/air semen.
h. Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan tegel pada
waktu pengecoran naat harus segera dibersihkan sebelum
mengering/mengeras.
i. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus di lap/
disapu sehingga bersih.
j. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi baik,
tidak miring tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.
k. Bila masih diperlukan,keramik harus dibersihkan dengan lap basah
atau dengan bahan-bahan pembersih lunak yang ada dipasaran.
l. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar dilepas, dapat digunakan
sikat baja atau bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis
kotoran.
Pada bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus dilakukan
dengan menggunakan mesin pemotong.
- Dinding / bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas lapangan,tidak miring dan harus rata ( tidak bergelombang ).
- Bagian - bagian yang retak / pecah diperbaiki dan bagian yang kotor
dibersihkan, harus diaci halus dan licin.
- Dinding /bagian yang akan dicat tidak basah/lembab atau berdebu.
- Didahului dengan membuat percobaan pengecetan pada
dinding/bagian yang akan dicat.
b. Pekerjaan pengecatan harus diperjakan oleh tenaga-tenaga dimana
cat tersebut diproduksi atau tenaga ahli mengecat dengan pengawasan/
petunjuk dari pabrik cat tersebut.
c. Sesuai dengan ketentuan dalam NI-3 dan NI-4.
d. Cat yang akan dipergunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih
disegel, tidak pecah/bocor dan mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
e. Kontrkator utama bertanggungjawab bahwa warna-warna dan bahan
adalah tidak palsu dan sesuai dengan persetujuan Pengawas.
2.2. Pelaksanaan
a. Dinding baru yang akan dicat harus mempunyai waktu untuk
mengering. Setelah permukaan dinding kering, maka persiapan
dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok tersebut tahapan
pengkristalan/pengapuran, dengan amplas kemudian diplamur.
b. Setelah kering permukaan tersebut diampalas lagi dengan amplas halus
sampai rata.
c. Bagian-bagian yang masih kurang baik diberi plamur dinding lagi dan
amplas halus setelah kering.
d. Pada bagian-bagian dimana reaksi alkali dipakai lapisan plamur dan
bagian dimana banyak rembasan air dipakai wall seater.
e. Sebelum digunakan , cat harus diaduk terlebih dahulu sampai semua
mengendap larut dan apabila perlu dikarenakan dengan bahan pengecer,
proporsi dan bahan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik yang
bersangkutan.
f. Pengecatan dilakukan dengan roller dan kwas halus pada bidang yang
sulit-sulit dan tidak mudah lepas serabut-serabutnya.
g. Untuk lapisan pertama dicampur dengan air sebanyak 15 %.
h. Setelah bidang-bidang tersebut rata dan halus, pengecatan dimulai
lapis demi lapis secara merata, minimum 3 kali sampai mencapai warna
yang dipehendaki pengecatan lapisan berikutnya baru boleh
dilaksanakan apabila lapisan sebelumnya telah cukup kering.
i. Warna akan ditentukan kemudian oleh Pengguna Jasa dan melalaui
Pengawas.
j. Untuk tembok/dinding lama, lubang-lubang atau pecah-pecah
diplester/perbaikan sebelum dilakukan pengecatan.
k. Tembok lama cat yang sudah ada dibersihkan dan dipelupas sampai
bersih dan digosok dengan amplas sampai rata.
4. PEKERJAAN KACA.
4.1. Bahan.
4.1.1. Semua jenis kaca yang digunakan harus produksi pabrik yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4.1.2. Semua kaca yang digunakan adalah kaca bening, kualitas baik, rata,
tidak bergelombang penggunaan menyesuaikan gambar rencana.
4.1.3. Tebal kaca sesuai dengan gambar adalah 5 mm atau ditentukan dalam
gambar rencana.
6.2. Pelaksanaan.
a. Penggantung plafon harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh
bidang plafon yang rata, datar dan tidak melengkung.
b. Pemasangan langit-langit harus rata, nat-nat yang pecah pada waktu
pemasangan harus segera diganti.
c. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan bertangung jawab atas segala
akibat yang mungkin terjadi terhadap :
1. Kemungkinan pemasangan partisi yang harus disangga oleh rangka
plafon.
2. Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan.
d. Untuk itu harus ada koordinasi antara Penyedia Barang/ Jasa
Pemborongan Utama dengan Penyedia Barang / Jasa Pemborongan
-Penyedia Barang/ Jasa Pemborongan bawahanya dengan persetujuan
dari Pengguna Jasa/ Pengawas.
6.3. Bahan.
Macam penggunaan bahan plafon gypsum sesuai gambar rencana.
a. Ukuran : tebal 9 mm.
b. Produksi : "ELEPHANT "JAYA BOARD atau setaraf
c. Kualitas : baik.
d. Dipakai : Pada ruangan dalam atau sesuai gambar rencana.
BAGIAN. IV.
PEKERJAAN LISTRIK DAN PENAGKAL PETIR
1. PERSYARATAN UMUM
3.3. Daftar merk peralatan/material yang akan digunakan, katalog dan brosur
harus dilampirkan dalam dokumen tender, Bila kemudian hari ada kelainan
antara daftar dengan pengadaannya maka Penyedia barang / jasa konstruksi
wajib mengganti semua peralatan yang telah dipasang.
Bila ternyata peralatan tidak sesuai dengan daftar yang diajukan /disetujui
Pengawas atau yang menberi tugas, semua penggantian merk/jenis dari
peralatan yang telah disetujui dalam daftar akan diadakan perhitungan biaya
( minder ) dari biaya kontrak.
.
4. PERSYARATAN TEKNIS.
4.1. Pengadaaan dan pemasangan kabel didalam bangunan:
a. Semua hantaran, baik yang ditarik dalam pipa, tangga kabel, floor duck
ataupun tidak harus diusahakan tidak tampak dari luar.
b. Hantaran untuk penghubung antara panel didalam gedung/bangunan
digunakan kabel jenis NYY sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam
gambar rencana.
c. Semua tarikan kabel harus tidak ada sambungan.
d. Ukuran dari penghantar disesuaikan dengan gambar.
e. Kabel atau hantaran dari merk sekualitas Supreme, Kabel Metal atau
Kabelindo,untuk kabel pengisi, sedangkan untuk kabel instalasi
menggunakan sekualitas Prima.
4.2. Pengadaan dan Pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak.
a. Untuk hantaran ke titik penerangan dan stop kontak dalam bangunan,
menggunakan kabel jenis NYM.
Ukuran kabel minimal 2,5 mm2 , sedangkan ukuran pipa PVC minimal
20 mm dari kualitas setara GRAND.
b. Pemasangan conduit pelindung kabel.
- Pemasangan pelindung kabel ( conduit ) yang berada dalam kolom.
lantai beton dan dinding beton, harus dilaksanakan sebelum penge-
coran.
- Pemahatan atau pembobokan harus dilakukan sebelum dinding
yang bersangkutan diplester.
c. Kotak-kotak sambung.
- Tempat-tempat sambungan / kotak-kotak sambung dari hantaran
sedapat mungkin ditempatkan pada yang mudah dicapai oleh Opera-
tor.
- Kotak-kotak sambung harus digunakan dari jenis Dora-doos yang
berkwalitas baik cocok untuk keperluan tersebut.
- Pada ujung-ujung hantaran yang akan disambungkan pada titik
penerangan atau yang akan disambungkan kepada peralatan atau
5. PENGUJIAN.
5.1.Pengujian Tahanan Isolasi.
a. Kabel Feeder, kabel antar Panel dan instalasi akhir harus diuji tahanan
Isolasinya sampai dinyatakan baik.
b. Pengujian tahanan isolasi harus disaksikan oleh Pengawas.
c. Pengujian dilakukan berulang kali, untuk setiap group yang ada pada
masing-masing panel.
BAGIAN V
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL
1. SYARAT-SYARAT UMUM
1. Syarat-syarat umum merupakan bagian dari Persyaratan Teknis. Apabila
ada beberapa klausul dari syarat-syarat Umum yang dituliskan dalam
Persyaratan Teknis, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-
klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya
dari syarat-syarat umum. Klausul-klausul dari syarat-syarat umum hanya
dianggap tidak berlaku apabila dinyatakan secara tegas dalam Persyaratan
Teknis.
2. Persyaratan Teknis dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan
segala pekerjaan, bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang diperlukan
untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan (adjusting) dari seluruh
sistem, agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik.
3. Persyaratan Teknis merupakan satu kesatuan dengan Gambar-Gambar
Teknis yang menyertainya. Bila ada suatu bagian pekerjaan yang hanya
disebutkan didalam salah satu dari kedua dokumen tersebut, maka
pemborong wajib melaksanakannya dengan baik dan lengkap.
4. Gambar-Gambar Teknis tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua
fitting, katup, sambungan dan fixture secara terinci. Semua bagian bagian
tersebut walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik
harus disediakan dan dipasang oleh pemborong.
5. Pemborong harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam
bidangnya, agar dapat memberikan jaminan hasil kerja yang baik dan rapi.
6. Pemborong bertanggung jawab dalam pengawasan yang ketat terhadap
jadwal atau urutan pekerjaan, sehingga tidak mengganggu penyelesaian
proyek secara keseluruhan pada waktu yang telah ditetapkan.
7. Pemborong harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan
peralatan-peralatan yang diserahkan oleh pemborong harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan, dan pelaksanaan pekerjaan dilakukan
dengan cara yang wajar dan terbaik. Dan bahwa instalasi yang dilakukan
adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik dalam kondisi yang terjelek
4.. GAMBAR-GAMBAR
1. Selama pelaksanaan pemasangan sistem Mekanikal berlangsung
pemborong harus memberi tanda-tanda dalam gambar Kerja (shop
drawing) segala perubahan pada rancangan sistem semula.
2. Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi gambar-gambar instalasi
sesungguhnya sebagaimana yang terpasang pada bangunan (as built
drawing) yang memuat lengkap segala perubahan yang telah dilakukan.
Gambar-gambar yang harus diserahkan tersebut terdiri dari satu set
gambar asli diatas kertas kalkir ditambah tiga set gambar copy.
BAGIAN VI.
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING, AIR BERSIH, AIR KOTOR, SALURAN
AIR HUJAN , SEPTICTANK DAN PERESAPAN..
.
1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pengetesan,penyetelan dan pemasangan
dari semua peralatan/material/mesin yang telah disebutkan dalam spesifikasi
ini, maupun pengadaan dan pengetesan dari peralatan/material yang kebetulan
tidak tersebutkan , akan tetapi secara teknis/umum dianggap perlu agar dapat
diperoleh sistem instalasi air/sewage yang baik dimana setelah diuji , dicoba
dan distel dengan teliti siap untuk dipakai.
BAGIAN VII
STANDART BAHAN.
BAGIAN VIII
PEKERJAAN LAIN-LAIN.
Jakarta , ………….
Mengetahui : Mengetahui