Anda di halaman 1dari 22

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini disusun sebagai tugas akhir
menyelesaikan mata kuliah Ilmu Ukur Tanah.

Malang, 26 Agustus 2021


Menyetujui,

Kepala Lab. IUT Dosen pengampu


Prodi Teknik Geodesi Ilmu Ukur Tanah

Feny Arafah, ST., MT. Alifah Noraini, ST.,


MT
NIP. P. 1031500516 NIP. P. 1031500478

Nilai:
...........................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Ilmu Ukur Tanah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang sipat datar di lingkungan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Feny Arafah, ST.,MT dan Ibu Alifah
Noraini, ST., MT, selaku Dosen Ilmu Ukur Tanah yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini.

Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuh kan demi kesempurnaan makalah
ini.

Malang, 26 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................2

DAFTAR ISI .....................................................................................................................3

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................4

BAB I Pendahuluan ...........................................................................................................5

BAB II Dasar Teori ...........................................................................................................6

BAB III Metodologi Penelitian .......................................................................................10

BAB IV Hasil dan Pembahasan.......................................................................................16

BAB V Kesimpulan .........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................22


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alat Sipat Datar (Waterpass) di Antara Dua Titik .....................................11
Gambar 3.1 Waterpass ....................................................................................................12
Gambar 3.2 Roll Meter ...................................................................................................13
Gambar 3.3 Statip / Tripod .............................................................................................13
Gambar 3.4 Rambu Ukur.................................................................................................14
Gambar 3.5 Formulir Pengukuran Waterpass .................................................................14
Gambar 3.6 Alat Tulis .....................................................................................................15
Gambar 3.7 Kalkulator ...................................................................................................15
Gambar 3.8 Diagram Alir ...............................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari cara pengerjaan
pengukuran baik diatas bumi dan bawah tanah yang digubakan untuk keperluan
pemetaan dan penentuan posisi relatif sempit. Ilmu ukur tanah digunakan juga
unuk menyatakan kedudukan suatu titik atau penggambaran keadaan fisik
dipermukaan bumi.Ilmu ukur tanah diperlukan juga sebagai kontrol dari
pergerakan bumi dan mengetahui seberapa besar pergeseran yang terjadi dimuka
bumi.kemudian fungsi lain dari ilmu ukur tanah adalah d asar dari perencanaan
bangunan.
Pengukuran tanah terus memainkan peranan yang sangat penting dalam
teknik sipil sebagai contoh, pengukuran diperlukan untuk merencanakan,
membangun, dan memelihara jalan raya, bangunan, jembatan, dan lainnya.
Pengukuran tanah biasanya juga dijumpai dalam perancangan jalur perakitan,
penempatan alat besar, menyediakan titik kontrol untuk pemotretan udara.
Dalam pemetaan, ilmu ukur tanah diperlukan dalam penyusunan
pembuatan peta yang apabila menjadi peta, bermanfaat bagi seluruh disiplin
ilmu, mulai dari perencanaan bangunan, pertanian sampai pengairan. Jadi, ilmu
ukur tanah sangat diperlukan dalam berbagi disiplin ilmu sebagai faktor
penunjang dalam terlaksananya suatu proyek.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi fokus dari praktikum Ilmu Ukur
Tanah yaitu sebagai berikut :
a. Apa itu sipat datar (waterpass)?
b. Bagaimana metode perhitungan menggunakan sipat datar (waterpass)?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui Praktikum Ilmu Ukur tanah adalah
agar mengetahui serta memahami dengan baik mengenai :
a. Sipat datar (waterpass).
b. Metode perhitungan menggunakan sipat datar (waterpass).

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Sipat Datar


Sipat datar adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
beda tinggi antara dua tempat atau lebih di lapangan dengan cara membaca skala
pada rambu vertikal yang tepat berhimpit pada posisi garis bidik horizontal.
Metode sipat datar prinsipnya adalah mengukur tinggi bidik alat sipat datar
secara optik di lapangan menggunakan rambu ukur, pengukuran beda tinggi
dengan menggunakan metode sipat datar optis merupakan cara pengukuran beda
tinggi paling teliti. Sehingga ketelitian Kerangka Dasar Vertikal (KDV)
dinyatakan sebagai batas harga terbesar perbedaan tinggi hasil pengukuran sipat
datar pergi dan pulang.
Pengukuran sipat datar atau waterpassing bertujuan untuk menentukan
beda tinggi titik – titik di permukaan bumi. Tinggi suatu objek di atas permukaan
bumi ditentukandari suatu bidang referensi, yaitu bidang yang dianggap
ketinggian nol. Bidang ini dalam geodesi disebut bidang geoid, yaitu bidang
equipotential yang berimpit dengan permukaan air laut rata – rata (mean sea
level). Bidang equipotential juga disebut nivo, dimana bidang ini selalu tegak
lurus dengan arah gaya barat dimana saja di permukaan bumi.

2.2 Kesalahan Pengukuran Menggunakan Sipat Datar


Sebagaimana kemungkinan kesalahan yang terjadi pada pengukuran
pada umumnya, kesalahan pada pengukuran menyipat datar juga dapat
digolongkan ke dalam blunder/kesalahan kasar, kesalahan sistematik, dan
kesalahan acak. Ditinjau dari sumber kesalahannya, dapat disebabkan oleh:
a. Kesalahan yang ada pada alat yang digunakan.
b. Kesalahan karena keadaan alam.
c. Kesalahan akibat si pengukur sendiri.
Dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Kesalahan yang ada pada alat yang digunakan
Kesalahan yang bersumber dari alat sipat datar (waterpass) dan
rambu ukur adalah:
1) Kesalahan garis bidik tidak sejajar dengan garis arah nivo pada
waterpass
Alat ukur yang digunakan dalam menyipat datar adalah waterpass
dan rambu ukur. Untuk alat waterpass, kesalahan yang utama adalah
yang berhubungan dengan syarat utama, yaitu garis bidik tidak
sejajar dengan garis arah nivo. Seperti diketahui, bahwa untuk
mendapatkan beda tinggi antara dua titik, rambu ukur yang
diletakkan di atas dua titik itu harus dibidik dengan garis bidik
waterpass yang mendatar. Jika kondisi garis bidik tidak sejajar
dengan arah nivo, maka akan terjadi kesalahan dalam perhitungan
beda tinggi. Untuk menghilangkan pengaruh tidak sejajarnya garis
bidik terhadap garis arah nivo, tempatkan alat ukut waterpass di
tengah – tengah kedua rambu ukur yang dibidik.
2) Kesalahan pada rambu ukur
Di samping kesalahan yang masih mungkin terjadi pada alat
waterpass, kesalahan juga bisa terjadi pada rambu ukur. Kesalahan
itu adalah kesalahan pada garis nol pada rambu ukur. Ini bisa terjadi
karena cacat dalam pembuatan, atau karena seringnya rambu ukur
dipakai sehingga alas rambu ukur menjadi aus dan tidak lagi berada
pada garis nol. Jika terdapat kondisinya demikian, mengganti rambu
ukur merupakan langkah terbaik.

b. Kesalahan karena keadaan alam


Kesalahan yang bersumber dari keadaan alam dalam pengukuran
waterpass adalah:
1) Undulasi udara, yaitu fenomena pemindahan hawa panas dari
permukaan bumi ke arah atas, atau terkesan seperti udara bergetar,
sehingga rambu ukur yang dibidik tidak tampak jelas (kabur). Ini
biasa terjadi di tengah hari yang terik. Pada kondisi yang demikian,
pengukuran harus dihentikan dahulu karena pembacaan rambu ukur
tidak dapat dilakukan dengan baik dan mata cepat menjadi lelah.
2) Tanah yang tidak stabil, akan menyebabkan statif dan rambu ukur
turun/masuk ke dalam tanah. Langkah solusinya, hindari tanah
lembek untuk mendirikan statif dan rambu ukur.

c. Kesalahan akibat si pengukur sendiri


Kesalahan yang disebabkan oleh si pengukur banyak sebabnya dan
bersifat individual. Di antaranya yang paling sering adalah:
1) Lupa atau ceroboh dalam mengatur gelembung nivo, sehingga
sumbu I tidak vertikal. Ini akan mengakibatkan blunder dalam
pengukuran.
2) Kurang paham dalam pembacaan rambu ukur ini bisa dikontrol
dengan bacaan:
(𝑏𝑎+𝑏𝑏)
Bt = 2

3) Maka lelah, yang lambat laun akan mengakibatkan kasarnya taksiran


pembacaan rambu ukur dan pengaturan gelembung nivo alat ukur.
(𝑏𝑎+𝑏𝑏)
Ini juga bisa dikontrol dengan bacaan: bt = 2

4) Memaksa mengukur dalam keadaan udara tidak stabil akibat panas


terik di tengah hari, atau pun pada keadaan sedang hujan, sehingga
pembacaan rambu tidak jelas. Ini akan mengakibatkan blunder
pengukuran, sehingga perlu dihindari.
5) Pembantu ukur tidak serius dalam menegakkan rambu ukur, dan
petugas ukur asal baca rambu yang tidak tegak. Ini akan
mengakibatkan blunder pengukuran yang tidak dapat ditoleransi.
Kesalahan inilah yang sebenarnya menunjukkan karakter buruk dari
si petugas ukur dan pembantu ukurnya.
2.3 Metode Perhitungan Sipat Datar
Metode perhitungan beda tinggi dengan menggunakan alat sipat datar
yaitu waterpass dapat dilaksanakan dengan menempatkan alat sipat datar di
antara dua titik yang akan ditentukan beda tingginya.

Gambar 2.1 Alat Sipat Datar (Waterpass) di Antara Dua Titik

Beda tinggi adalah :


∆ℎ = MT1 − MT2
Keterangan :
MT1 = Bacaan benang tengah rambu A (mm)
MT2 = Bacaan benang tengah rambu B (mm)
∆h𝐴𝐵 = Beda tinggi hasil perhitungan dari A dan B (m)
BAB III

METODOLOGI PEKERJAAN

3.1 Pelaksanaan Pengukuran


Waktu pengambilan data di lapangan dilakukan selama satu hari yaitu :
a. Hari/Tanggal : Jum’at, 13 Agustus 2021.
b. Waktu Pelaksanaan : 08.00 – 15.00 WIB.
c. Lokasi Pelaksanaan : Lapangan Fakultas Geodesi, ITN, Malang.
d. Kondisi Cuaca : Cerah berawan
e. Praktikum ini dilaksanakan oleh Kelompok 8
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
• Waterpass
Waterpass adalah sebuah alat sipat datar yang digunakan
bersamaan dengan statip atau tripod untuk mengukur perbedaan
tinggi satu titik ke titik yang lain. Alat ukur ini dilengkapi dengan
kaca dan gelembung yang menjadi indikator untuk mengetahui alat
ini terpasang dengan benar. Di dalam lensa, terdapat benang
diafragma yang dapat memperlihatkan bacaan benang atas, bawah,
dan tengah dari daerah yang di bidik.

Gambar 3.1 Waterpass


• Roll Meter
Roll meter digunakan untuk mengukur jarak langsung antara
dua titik yang ingin diketahui jaraknya.

Gambar 3.2 Roll meter


• Statip / Tripod
Statip atau tripod merupakan tumpuan kaki tiga yang
digunakan sebagai tempat kedudukan waterpass. Kaki tiga yang
dimiliki statip atau tripod dapat diatur panjang – pendeknya dengan
sekrup pengunci agar kedudukan waterpass sesuai.

Gambar 3.3 Statip / Tripod


• Rambu Ukur
Rambu ukur merupakan alat bantu ukur yang digunakan untuk
memperoleh nilai beda tinggi pada suatu titik. Alat ini memiliki
panjang 2-5 meter yang terbuat dari aluminium atau kayu yang
memiliki satuan skala dalam sentimeter (cm).
Gambar 3.4 Rambu Ukur
• Form Praktikum Waterpass
Form praktikum waterpass adalah sebuah form yang
digunakan untuk mencatat setiap hasil yang diperoleh ketika
melakukan pengukuran beda tinggi menggunakan waterpass.

Gambar 3.5 Form Praktikum Waterpass


• Alat Tulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat setiap hasil pembacaan
dan perhitungan dari waterpass.

Gambar 3.6 Alat Tulis


• Kalkulator
Kalkulator digunakan oleh peneliti untuk melakukan
perhitungan terhadap nilai beda tinggi yang sudah dicatat.

Gambar 3.7 Kalkulator


3.3 Tahapan Pengukuran
Tahapan pengukuran sipat datar dilakukan sebagai berikut :
a. Diagram Alir

Gambar 3.8 Diagram Alir

b. Penjelasan Diagram Alir


Berdasarkan diagram alir, dapat diketahui tahap-tahap pengukuran
sipat datar sebagai berikut :
1. Tentukan titik target yang menjadi kerangka poligon.
2. Dirikan alat pada titik awal perhitungan, kemudian sentring alat.
3. Bidik titik patok sebelumnya.
4. Lakukan pembacaan benang diafragma pada bagian atas, tengah
dan bawah untuk kemudian dicatat.
5. Arahkan teropong ke titik target berikutnya untuk dilakukan
pembacaan pada benang diafragma.
6. Pindahkan alat ke titik selanjutnya.
7. Lakukan hal yang sama dari titik tersebut terhadap dua titik yang
mengapitnya.
8. Lakukan perhitungan terhadap pembacaan rambu yang sudah
didapatkan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengukuran


Berdasarkan hasil pengukuran yang sudah dilakukan selama praktikum,
dapat diperoleh hasil pengukuran sipat datar memanjang sebagai berikut :
a. Beda Tinggi
Beda tinggi dapat dihitung sebagai berikut :

∆h = MT1 − MT2

➢ Beda Tinggi di Titik A (Pergi)


Target : P1 dan P2
MT1 = 1,068 m
MT2 = 1,422 m
∆h = 1,068 − 1,422
= −0,354 𝑚

➢ Beda Tinggi di Titik B (Pergi)


Target : P2 dan P3
MT2 = 1,423 m
MT3 = 1,430 m
∆h = 1,423 − 1,430
= −0,007 𝑚

➢ Beda Tinggi di Titik B (Pulang)


Target : P3 dan P2
MT3 = 1,413 m
MT2 = 1,407 m
∆h = 1,413 − 1,407
= 0,006 𝑚
➢ Beda Tinggi di Titik A (Pulang)
Target : P2 dan P1
MT2 = 1,420 m
MT1 = 1,066 m
∆h = 1,420 − 1,066
= 0,354 𝑚

➢ Jumlah Beda Tinggi Pergi


∆h = −0,354 + (−0,007) = −0,361 𝑚

➢ Jumlah Beda Tinggi Pulang


∆h = 0,006 + 0,354 = 0,360 𝑚

b. Elevasi
Elevasi dapat dihitung sebagai berikut :
➢ Elevasi Mula-mula = 100 m
➢ Elevasi di Titik A (Pergi)
∆h = −0,354 𝑚
Elevasi di Titik A (Pergi) = 100 + (−0,354)
= 99,646 𝑚

➢ Elevasi di Titik B (Pergi)


∆h = −0,007 𝑚
Elevasi di Titik A (Pergi) = 99,646 + (−0,007)
= 99,639 𝑚

➢ Elevasi di Titik B (Pulang)

∆h = 0,006 𝑚
Elevasi di Titik A (Pergi) = 99,639 + 0,006
= 99,645 𝑚
➢ Elevasi di Titik A (Pulang)
∆h = 0,354 𝑚
Elevasi di Titik A (Pergi) = 99,645 + 0,354
= 99,999 𝑚

c. Jarak
Jarak dapat dihitung sebagai berikut :
BA − BB
Jarak =
100
➢ Jarak di Titik A Target P1 (Pergi)
BA = 1,111 m
BB = 1,025 m
1,111−1,025
Jarak = 100

= 8,60 cm

➢ Jarak di Titik A Target P2 (Pergi)


BA = 1,458 m
BB = 1,386 m
1,458−1,386
Jarak =
100

= 7,20 cm

➢ Jarak di Titik B Target P2 (Pergi)


BA = 1,455 m
BB = 1,391 m
1,455−1,391
Jarak =
100

= 6,40 cm

➢ Jarak di Titik B Target P3 (Pergi)


BA = 1,468 m
BB = 1,392 m
1,468−1,392
Jarak = 100

= 7,60 cm
➢ Jarak di Titik B Target P3 (Pulang)
BA = 1,451 m
BB = 1,375 m
1,451−1,375
Jarak = 100

= 7,60 cm

➢ Jarak di Titik B Target P2 (Pulang)


BA = 1,443 m
BB = 1,371 m
1,443−1,371
Jarak = 100

= 7,20 cm

➢ Jarak di Titik A Target P2 (Pulang)


BA = 1,458 m
BB = 1,382 m
1,458−1,382
Jarak = 100

= 7,60 cm

➢ Jarak di Titik A Target P1 (Pulang)


BA = 1,104 m
BB = 1,028 m
1,104−1,028
Jarak = 100

= 7,60 cm

➢ Total Jarak = 8,60 + 7,20 + 6,40 + 7,60 + 7,60 + 7,20 + 7,60 + 7,60
= 59,80 cm
FORMULIR SIPAT DATAR MEMANJANG
Laboratorium Ilmu Ukur
SIPAT DATAR MEMANJANG Lokasi:
Tanah
Lapangan
Institut Teknologi Nasional
Pergi - Pulang Lab.Geodesi
Malang ITN, Malang
Diukur Instrumen No. Tanggal Dihitung Diperiksa
13-Agu-21
Pembacaan Rambu (m)
No. Elevasi Jarak
Target Rambu Koreksi Keterangan
Titik Rambu Muka (m) (cm)
Belakang
1,111
P1 1,068 100,000 8,60
1,025
A -0,354
1,458
P2 1,422 99,646 7,20
1,386
1,455
P2 1,423 6,40
1,391
B -0,007 99,639
1,468
P3 1,430 7,60
1,392
1,451
P3 1,413 7,60
1,375
B 0,006 99,645
1,443
P2 1,407 7,20
1,371
1,458
P2 1,420 7,60
1,382
A 0,354 99,999
1,104
P1 1,066 7,60
1,028

Pergi -0,361 59,80

Pulang 0,360
Toleransi : 2 mm

Tabel 3.1 Formulir Sipat Datar Memanjang


BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan perhitungan yang sudah dilakukan, dapat
diambil kesimpulan bahwa :
1. Sipat datar menggunakan waterpass merupakan metode ukur dalam Ilmu
Ukur tanah yang digunakan untuk mengetahui beda tinggi antara satu
titik dengan titik yang lain.
2. Metode perhitungan sipat datar dapat dilakukan dengan diawali dengan
pengukuran kemudian dilakukan perhitungan terhadap hasil pengukuran
yang sudah dilakukan. Perhitungan sipat datar untuk mengetahui beda
tinggi mengacuh pada bacaan tengah rambu muka dan bacaan tengah
rambu belakang.

5.2 Saran
Adapun saran dari peneliti untuk peneliti selanjutnya adalah :
1. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperhatikan dalam
menggunakan alat agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mencoba menguji alat di area yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Bestari, N. H. (2018). Ilmu Ukur Tanah. 4-8.

geomatika07. (2008, Juli 18). Pengukuran Beda Tinggi. Retrieved from


geomatik07.wordpress.com:
https://geomatika07.wordpress.com/2008/07/18/pengukuran-beda-tinggi/

Sipil, P. (2019). Lab Ukur Tanah 2. Modul.

STPN, P. (n.d.). Sipat Datar. Modul 7, 108-122.

Anda mungkin juga menyukai