Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

Oleh :

Novan Dwi Avi Lion (01.2018.1.05747)

Bagus Prahasto (01.2018.1.05735)

Feilin Pawane (01.2018.1.05624)

Syahida Annisa (01.2018.1.05680)

Dosen Pembimbing :

Theresia MCA, ST, MT

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Laporan
Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai
syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Ilmu Ukur Tanah.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya
laporan ini, diantaranya:

1. Ibu Theresia MCA, ST, MT selaku dosen pembimbing.


2. Bapak Kurnia Hadi Putra, S.Pd., ST, MT selaku kepala laboratorium Ilmu
Ukur Tanah Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya.
3. Azhar Yusuf Ramadhan dan Hasyim Ashari selaku asisten laboratorium
Ilmu Ukur Tanah Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya.

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini sudah cukup dari kata sempurna.
Untuk itu, kami selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan
saran yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami
berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 5 Mei 2019

Tim penyusun

`i
LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

Novan Dwi Avi Lion (01.2018.1.05747)

Bagus Prahasto (01.2018.1.05735)

Feilin Pawane (01.2018.1.05624)

Syahida Annisa (01.2018.1.05680)

Mengetahui, Surabaya, 5 April 2019

Kepala Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dosen Pembimbing

Kurnia Hadi Putra, S.Pd., ST, MT Theresia MCA, ST, MT

NIP : 153104 NIP :

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2019

`ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................

Kata Pengantar ......................................................................................................... i

Lembar Pengesahan ................................................................................................ ii

Daftar Isi................................................................................................................. iii

BAB I Pendahuluan .................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1

1.2 Tujuan ................................................................................................................1

1.3 Manfaat ..............................................................................................................1

BAB II Pengukuran Waterpass ................................................................................2

2.1 Tujuan ................................................................................................................2

2.2 Peralatan .............................................................................................................2

2.3 Langkah Kerja ....................................................................................................5

2.4 Analisis Data ......................................................................................................6

2.5 Gambar Pengukuran .........................................................................................12

2.6 Kesimpulan ......................................................................................................15

2.7 Dokumentasi ....................................................................................................16

BAB III Pengukuran Theodolite ............................................................................17

3.1 Tujuan ..............................................................................................................17

3.2 Peralatan ...........................................................................................................17

`iii
3.3 Langkah Kerja ..................................................................................................20

3.4 Analisis Data ....................................................................................................22

3.5 Gambar Pengukuran .........................................................................................47

3.6 Kesimpulan ......................................................................................................49

3.7 Dokumentasi ....................................................................................................49

BAB IV Penutup ....................................................................................................50

4.1 Kesimpulan Keseluruhan .................................................................................50

4.2 Saran.................................................................................................................51

Daftar Pustaka ........................................................................................................52

`iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara –
cara pengukuran dipermukaan bumi dan dibawah tanah untuk keperluan seperti
pemetaan dan penentuan posisi relatif sempit sehingga unsur kelengkungan bumi
dapat diabaikan. ( Slamet Basuki, hal 1, 2006 ). Dalam kegiatan pembelajaran ini.
Semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari kegiatan pengukuran pekerjaan
konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran irigasi, jembatan, pelabuhan,
bendungan dan sebagainya memerlukan data hasil pengukuran agar konstruksi yang
dibangun dapat dipertanggungjawabkan dan terhindar dari kesalahan konstruksi.

Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik dan berkualitas dapat ditinjau
dari segi biaya yang murah, tepat waktu, serta dari segi kesesuaian dengan tujuan
teknis yang dibutuhkan untuk metode pengukuran yang tepat dengan menggunakan
peralatan ukur waterpass dan theodolit. Hasil pengukuran dapat menghasilkan data
dan ukuran yang dapat dipertanggungjawabkan.

1.2 Tujuan

1. Untuk dapat mengetahui prosedur dan penggunaan alat Waterpass.


2. Untuk dapat mengetahui prosedur dan penggunaan alat Theodolit.
3. Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak dan sudut.
4. Untuk dapat mengetahui kontur suatu wilayah.

1.3 Manfaat

1. Dapat menginformasikan prosedur dan penggunaan alat Waterpass.


2. Dapat menginformasikan prosedur dan penggunaan alat Theodolit.
3. Dapat menginformasikan kontur suatu wilayah.
4. Dapat menginformasikan cara menghitung jarak dan sudut.

`1
BAB II

PENGUKURAN WATERPASS

Perhitungan waterpass dimaksud untuk mengetahui ketinggian suatu titik di


atas permukaan tanah. Ketinggian di sini adalah perbedaan vertikal antara dua titik
atau jarak dari bidang refrensi yang telah ditetapkan ke suatu titik atau jarak dari
bidang referensi yang telah ditetapkan ke suatu titik tertentu sepanjang garis
vertikal.

2.1 Tujuan

Tujuan dari dilakukannya pengukuran waterpass adalah untuk mengetahui


beda tinggi suatu daerah. Tujuan dari pengukuran theodolit adalah selain
mengetahui beda tinggi pengukuran ini bertujuan untuk mendapatkan data yang
diperlukan dalam menghitung koordinat poligon. Mahasiswa bisa mengetahui
bagaimana membaca bacaan BA, BB, dan BT dan juga jarak. Jika pada
theodolit ada juga menghitung sudut dalam maupun luar, koreksi sudut, dan
lain-lain.

2.2 Peralatan

 Alat yang digunakan :


1. Pesawat ukur Waterpass

`2
2. Tripod

`3
3. Bak ukur 2 buah

4. Payung

`4
5. Traffic Cone

6. Buku, alat tulis, dan perlengkapan lain (pensil, penghapus, dan lain-lain)

2.3 Langkah Kerja

2.3.1 Pengukuran Waterpass Memanjang Pergi

`5
1. Lakukan pengukuran awal antara titik pertama dan titik kedua
2. Letakkan pesawat diantara titik petama dan titik kedua
3. Setimbangkan kedudukan nivonya dengan menggunakan 3 sekrup
penyetel
4. Ukur tinggi pesawat
5. Lakukan pengukuran memanjang pergi, baca BA, BT, BB.

2.3.2 Pengukuran Waterpass Memanjang Pulang

1. Lakukan pengukuran awal antara titik pertama dan titik kedua


2. Letakkan pesawat diantara titik petama dan titik kedua
3. Setimbangkan kedudukan nivonya dengan menggunakan 3 sekrup
penyetel
4. Ukur tinggi pesawat (dibedakan dari tinggi pesawat saat pengukuran
memanjang pergi)
5. Lakukan pengukuran memanjang pergi, baca BA, BT, BB.

2.3.3 Pengukuran Waterpass Melintang

1. Letakkan pesawat pada setiap titik (A,B,C,D,E)


2. Setimbangkan kedudukan nivonya dengan menggunakan 3 sekrup
penyetel
3. Ukur tinggi pesawat
4. Lakukan pengukuran melintang jalan
5. Buat sketsa dimana titik-titik cross dilakukan,serta beri keterangan

2.4 Analisis Data

DATA WATERPASS MEMANJANG PERGI

`6
Tinggi Titik Pembacaan Benang Pembacaan Benang D = Jarak (m) ∆H (m)
Tinggi D blk + D
Alat yang Muka Belakang D = (BA-BB) x 100 BT blk -
Pesawat muka
(m) dibidik Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Belakang Muka BT muka
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BM 1,360 1,414 1,378 1,341 7,3
1 0,066 16,00
A 1,360 1,355 1,312 1,268 8,7
A 1,355 1,378 1,334 1,290 8,8
2 -0,021 17,40
B 1,355 1,398 1,355 1,312 8,6
B 1,320 1,356 1,314 1,271 8,5
3 0,027 16,50
C 1,320 1,327 1,287 1,247 8,0
C 1,365 1,355 1,315 1,275 8,0
4 -0,069 14,90
D 1,365 1,418 1,384 1,349 6,9
D 1,345 1,385 1,335 1,285 10,0
5 -0,022 22,20
E 1,345 1,418 1,357 1,296 12,2
DATA WATERPASS MEMANJANG PULANG

∆H
D = Jarak (m)
Pembacaan Benang Pembacaan Benang (m)
Tinggi Titik D blk
Tinggi Muka Belakang D = (BA-BB) x BT
Alat yang +D
Pesawat 100 blk -
(m) dibidik muka
BT
Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Belakang Muka
muka
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
E 1,350 1,386 1,351 1,316 7,0
1 0,028 23,00
D 1,350 1,403 1,323 1,243 16,0
D 1,342 1,404 1,367 1,330 7,4
2 0,069 14,80
C 1,342 1,335 1,298 1,261 7,4
C 1,342 1,352 1,308 1,264 8,8 -
3 16,20
B 1,342 1,368 1,331 1,294 7,4 0,023
B 1,314 1,363 1,324 1,285 7,8
4 0,027 18,20
A 1,314 1,349 1,297 1,245 10,4
A 1,386 1,383 1,342 1,301 8,2 -
5 16,20
BM 1,386 1,453 1,413 1,373 8,0 0,071

`7
PERHITUNGAN PERGI + PULANG

d ∆h
titik d pergi d rata2 ∆h pergi ∆h rata2 H BM
pulang pulang
BM-A 16 16,2 16,1 0,066 -0,071 0,0685 15,0685
A-B 17,4 18,2 17,8 -0,021 0,027 -0,024 14,976
B-C 16,5 16,2 16,35 0,027 -0,023 0,025 15,025
C-D 14,9 14,8 14,85 -0,069 0,069 -0,069 14,931
D-E 22,2 23 22,6 -0,022 0,028 -0,025 14,975

DATA CROSS SECTION : A

Tinggi Titik (m)


Temp Tinggi Benang H=
No. Jarak
at Pesaw ∆H = TP - 15,0685
Titik (m)
Alat at Tenga Bawa BT T=H±
Atas
h h ∆H
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1,34
1,4 1 1,32 1,294 5,2 0,08 15,1485
6
1,22
1,4 2 1,214 1,202 2,4 0,186 15,2545
6
1,264
1,4 3 1,3 1,229 7,1 0,1355 15,204
1 5
2,93 2,917
1,4 4 2,805 7,5 -1,4675 13,6010
0 5
1,4 5 3,47 3,38 3,29 18 -1,98 13,0885
1,43
1,4 6 1,33 1,225 21 0,07 15,1385
5

`8
titik 1 2 3 4 5 6
jarak dari titik 1 0 2,8 12,3 12,7 23,2 26,2
tinggi titik 15,1485 15,2545 15,204 13,601 13,0885 15,1385

DATA CROSS SECTION : B

Tinggi Titik (m)


Benang H=
Tempat Tinggi No. Jarak
∆H = TP 14,976
Alat Pesawat Titik (m)
- BT T=H
Atas Tengah Bawah
± ∆H
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1,352 1 0,978 0,955 0,932 4,6 0,397 15,373
1,352 2 1,278 1,264 1,25 2,8 0,088 15,064
1,352 3 1,25 1,217 1,184 6,6 0,135 15,111
2
1,352 4 2,801 2,766 2,731 7 -1,414 13,562
1,352 5 2,91 2,81 2,71 20 -1,458 13,518
1,352 6 1,455 1,353 1,251 20,4 -0,001 14,975

titik 1 2 3 4 5 6
jarak dari titik 1 0 1,8 11,2 11,6 24,6 25
tinggi titik 15,4415 15,1325 15,1795 13,6305 13,5865 15,0435

DATA CROSS SECTION : C

Tinggi Titik (m)


Benang H =
Tempat Tinggi No. Jarak
∆H = TP - 15,025
Alat Pesawat Titik (m)
BT T=H±
Atas Tengah Bawah
∆H

`9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1,325 1 1,375 1,3505 1,326 4,9 -0,0255 14,9995
1,325 2 1,274 1,255 1,236 3,8 0,07 15,095
1,325 3 1,235 1,206 1,177 5,8 0,119 15,144
3
1,325 4 2,665 2,635 2,605 6 -1,31 13,715
1,325 5 2,963 2,865 2,767 19,6 -1,54 13,485
1,325 6 1,42 1,32 1,22 20 0,005 15,03

titik 1 2 3 4 5 6
jarak dari titik 1 0 1,1 10,7 10,9 24,5 24,9
tinggi titik 15,0440 15,1395 15,1885 13,7595 13,5295 15,0745

DATA CROSS SECTION : D

Tinggi Titik (m)


Benang H =
Tempat Tinggi No. Jarak
∆H = TP 14,931
Alat Pesawat Titik (m)
- BT T=H±
Atas Tengah Bawah
∆H
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1,33 1 1,328 1,305 1,282 4,6 0,025 14,956
1,33 2 1,243 1,222 1,201 4,2 0,108 15,039
1,33 3 1,178 1,1455 1,113 6,5 0,1845 15,1155
4
1,33 4 2,576 2,541 2,506 7 -1,211 13,72
1,33 5 3,028 2,93 2,832 19,6 -1,6 13,3
1,33 6 1,342 1,242 1,142 20 0,088 15,019

titik 1 2 3 4 5 6
jarak dari titik 1 0 0,4 11,1 11,6 24,2 24,6
tinggi titik 15,0255 15,1085 15,185 13,7895 13,4005 15,0885

`10
DATA CROSS SECTION : E

Tinggi Titik (m)


Benang H =
Tempat Tinggi No. Jarak
∆H = TP - 14,975
Alat Pesawat Titik (m)
BT T=H±
Atas Tengah Bawah
∆H
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1,295 1 1,275 1,252 1,229 4,6 0,043 15,018
1,295 2 1,178 1,163 1,148 3 0,132 15,107
1,295 3 1,12 1,087 1,054 6,6 0,208 15,183
5
1,295 4 2,724 2,689 2,654 7 -1,394 13,581
1,295 5 2,7 2,603 2,506 19,4 -1,308 13,667
1,295 6 1,344 1,245 1,146 19,8 0,05 15,025

titik 1 2 3 4 5 6
jarak dari titik 1 0 1,6 11,2 11,6 24 24,4
tinggi titik 15,0185 15,1075 15,1835 13,5815 13,6670 15,0255

`11
2.5 Gambar Pengukuran

Grafik Waterpass Memanjang Rata-rata Pergi+Pulang


15,2

15,15 16,1
15,1 15,0685 33,9
15,0445
15,05
50,1 82,5
Tinggi Titik (m)

15 15,0695 14,9755
0 66,3
14,95
15 15,0005
14,9

14,85

14,8
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Jarak Dari Titik BM (m)

Grafik Profil Cross Section A


17

16,5

16 2,8 12,3 26,2


15,5 15,2545 15,204 15,1385
15
Tinggi Titik (m)

0
14,5 15,1485
14

13,5
12,7
13
13,601
23,2
12,5 13,0885
12
0 5 10 15 20 25 30
Jarak Dari Titik 1 (m)

`12
Grafik Profil Cross Section B
17

16,5
0
16
15,4415 11,2 25
15,5 15,1795 15,0435
15
Tinggi Titik (m)

1,8
14,5 15,1325
14

13,5
11,6 24,6
13 13,6305 13,5865
12,5

12
0 5 10 15 20 25 30
Jarak Dari Titik 1 (m)

Grafik Profil Cross Section C


17,0000

16,5000

16,0000
1,1 10,7 24,9
15,5000 15,1395 15,1885 15,0745
15,0000
Tinggi Titik (m)

14,5000 0
15,0440
14,0000

13,5000
10,9
24,5
13,0000 13,7595
13,5295
12,5000

12,0000
0 5 10 15 20 25 30
Jarak Dari Titik 1 (m)

`13
Grafik Profil Cross Section D
17

16,5

16
0,4 11,1 24,6
15,5 15,1085 15,185 15,0885
15
Tinggi Titik (m)

0
14,5 15,0255
14

13,5
11,6
13 13,7895 24,2
13,4005
12,5

12
0 5 10 15 20 25 30
Jarak Dari Titik 1 (m)

Grafik Profil Cross Section E


17

16,5

16 0
11,2
15,4415 25
15,5 15,1795
15,0435
15
Tinggi Titik (m)

1,8
14,5 15,1325
14

13,5
11,6 24,6
13 13,5865
13,6305
12,5

12
0 5 10 15 20 25 30
Jarak Dari Titik 1 (m)

`14
2.6 Kesimpulan Dan Saran

2.6.1 Kesimpulan

Setelah kami melakukan praktikum ilmu ukur tanah dan mengolah data

data yang kami peroleh. Kami dapat menarik beberapa kesimpulan, antara lain :

Perhitungan jarak dari pengukuran waterpass memanjang dilapangan. Dari

data tersebut dapat disimpulkan bahwa selisih Jarak antar pengukuran

waterpass memanjang pulang dan pergi rata-rata ± 0,8, yang artinya masih dalam
batas aman. Contohnya selisih jarak memanjang dan pulang terbesar terdapat di

titik A ke B dan titik D ke E yaitu sebesar 0,8 m yang artinya data tersebut masih
masuk kategori aman.

 Terjadi penurunan dan kenaikan pada percobaan kami yang ditandai dengan
nilai (+) untuk kenaikan dan (-) untuk penurunan. Dari table tersebut dapat
range ΔH dari titik A ke E berkisar antara 0.0685 – (-0.024), dengan ∑ ΔH
rata rata sebesar -0,0245.
 Terdapat perbedaan elevasi atau ketinggian antar titik dalam pengukuran
waterpass memanjang antar potongan melintang. Dari table tersebut dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan elevasi dari titik A ke E dengan
ΔHrata-rata di range 0,0685 (terbesar) – 0,024 (Terkecil) dengan asumsi
H=15

2.6.2 Saran

 Hendaknya dalam proses pembacaan sudut dan pengukuran dibutuhkan


ketelitian agar meminimalisir kesalahan.

`15
 Dalam penggambaran dan pencatatan harus dilakukan dengan kecermatan
dan ketelitian yang tinggi, supaya tidak terjadi kesalahan dan hasilnya
maksimal.
 Kerja tim sangat dibutuhkan pada praktikum seperti ini.

2.7 Dokumentasi

`16
BAB III

PENGUKURAN THEODOLITE

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan
waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang
dapat di baca bisa sampai pada satuan detik. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah
teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang
dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut
horizontal untuk dibaca. Sebuah teodolit modern terdiri dari teleskop bergerak
dipasang dalam dua tegak lurus sumbu-horizontal atau trunnion sumbu, dan sumbu
vertikal. Ketika teleskop yang menunjuk pada objek target, sudut masing-masing
sumbu dapat diukur dengan presisi yang besar, biasanya untuk detik busur.

3.1 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan dapat mengopreasikan alat theodolit.

2. Untuk mengetahui hasil pengukuran dalam suatu polygon.

3. Untuk mengetahui bentuk permukaan suatu daerah (kontur).

4. Untuk mengetahui cara penggunaan alat theodolite dilapangan.

5. Mengolah data lapangan dari alat untuk penggambaran permukaan tanah.

3.2. Peralatan

3.2.1. Alat Ukur Theodolite

Theodolite dibagi atas 3 bagian, yaitu:

`17
a. Bagian bawah, terdiri dari 3 sekrup penyetel yang menyangga tabung dan plat
yang berbentuk lingkaran.

b. Bagian tengah, terdiri dari sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung bagian
bawah.

c. Bagian atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah
sumbu kedua. Pada waktu melakukan pengukuran, bagian-bagian theodolite harus
dalam keadaan baik, seperti: Sumbu I vertikal, Sumbu II horizontal, Garis bidik
tegak lurus pada sumbu II dan Kesalahan indeks vertikal. Maka dari pada itu,
theodolit memerlukan pengaturan lebih dahulu agar dapat memenuhi persyaratan
diatas.

● Bagian-bagian theodolite :

1. Plat dinding pelindung lingkaran vertikal di dalamnya

2. Ring pengatur lensa tengah

3. Pengatur fokus benang silang

4. Alat baca lingkaran vertikal/horisontal

5. Lensa obyektif

6. Klem vertikal teropong

7. Penggerak halus teropong

8. Klem alhidade horisontal

9. Penggerak halus horisontal

10. Nivo kotak alhidade horisontal

11. Plat dasar instrumen

12. Nivo tabung alhidade

`18
3.2.2 Alat Pendukung Pengukuran

1. Statif

2. Rambu Ukur

4. Lampu flash dari handphone

5. Kompas(dari hp)

`19
3.3 Langkah kerja
4. Menentukan titik detail utama, titik BM, dan titik detail tambahan.
5. Mendirikan statip tepat diatas patok dititik detail utama dengan cara
meluruskan unting-unting jatuh tepat diatas patok.
6. Menempatkan Theodolite diatas statip, lalu kait dengan baut dimana salah
seorang di statip bagian atas dan seorang lagi di Theodolite bagian bawah
sampai kencang.
7. Sebelum kita melakukan segala penyetelan, segala pengunci horizontal dan
vertikal pada Theodolite harus bebas semua.
8. Menyetel nivo bawah (nivo bulat) yaitu menempatkan gelembung yang ada
di nivo bulat agar tepat di tengah-tengah lingkaran, dengan cara memutar
sekrup penyetel A,B, C dengan cara memutar sekrup dengan arah
berlawanan sehingga gelembung terletak tepat di lingkaran.
9. Menyetel nivo atas (nivo tabung) yaitu menempatkan gelembung nivo yang
ada dinivo tabung agar tepat di tengah-tengah tanda dengan jalan memutar
salah satu sekrup penyetel nivo tabung sampai gelembung jatuh tepat di
tengah-tengah tanda. Dengan catatan bahwa gelembung di nivo bulat tidak
boleh berpindah tempat (keluar dari lingkaran). Jadi kedua gelembung nivo
harus tepat di tengah-tengah.
10. Mengenolkan detik yang ada di teropong pada lensa sebelah kanan dengan
memutar sekrup penyetel menit detik yang terletak pada sebelah kanan
teropong.
11. Memutar lempeng yang terletak pada bagian bawah Theodolite yang
bertujuan untuk mengenolkan horizontalnya. Sambil memutar lempeng kita
melihat teropong pada lensa sebelah kanan, apakah sudah horizontal atau
belum. Apabila sudah horizontal lalu putar pengunci horizontal dengan cara
memutar searah jarum jam. Penguncinya terletak diatas lempeng, maka
horizontal sudah terkunci.
12. Mengutarakan kompas dengan melihat kompas yang ada dibagian atas
pesawat. Bila garis putih sudah tepat atau masuk tanda, maka pesawat sudah
menghadap utara. Kemudian dikunci dengan pengunci arah utara, dengan

`20
cara memutar searah jarum jam. Penguncinya terletak di bawah lempeng,
maka arah utara sudah terkunci.
13. Menyetel pesawat agar membentuk sudut 90° terhadap sudut vertikal
dengan cara menaik turunkan teropong sambil melihat pada lensa sebelah
kanan, apakah sudah 90° atau belum. Apabila sudah tepat 90° lalu kunci
dengan pengunci vertikal, dengan cara memutar searah jarum jam. Pengunci
terletak disamping teropong, maka arah vertikal sudah terkunci.
14. Menempatkan baak atau rambu ukur pada titik detail tambahan, titk BM,
dan kedelapan titik yang mengapit.
15. Membuka kunci horizontal, untuk memutar pesawat sampai baak kelihatan
pada lensa. Setelah terlihat lalu kunci kembali pengunci horizontal.
16. Membaca BA, BT, BB pada baak dengan melihat pada teropong lensa
sebelah kiri,apabila pembacaan kurang jelas, kita harus memutar penyetel
diagfragma lensa sampai baak bias terbaca dengan jelas.
17. Membaca sudut vertikal dengan melihat pada teropong lensa sebelah kanan,
Dengan cara memuter penyetel menit, detik sampai derajat jatuh tepat pada
tengah-tengah diantara dua garis, lalu membaca besar sudut menit, detik
sampai derajat.
18. Membaca sudut horizontal dengan melihat pada teropong lensa sebelah
kanan. Dengan cara memutar penyetel menit, detik sampai derajat jatuh
tepat pada tengah-tengah diantara dua garis, lalu membaca besar sudut
menit, detik pada arah horizontal.
19. Setelah selesai di titik detail utama A, kemudian memindahkan pesawat ke
titik detail B, begitu seterusnya untuk titik detail utama C, D, E, F.
20. Melakukan hal yang sama pada nomor 2 sampai pada dengan nomor 10
untuk penyetelan alat.
21. Setelah pratikum selesai dilakukan dimana data-data ukur sudah dibukukan
ke dalam buku ukur, maka barulah dapat dilakukan penyelesaian buku ukur
yaitu perhitungan sementara dari data yang ada untuk dilakukan pengecekan
kembali, apakah data yang kita peroleh dari hasil pengukuran sesuai dengan
keadaan dilokasi.

`21
3.4 Analisis Data

Tabel 3.1. Data Pengukuran Theodolit

Titik yang
Pembacaan Benang
Titik/Tinggi dibidik Sudut Sudut
Ket
Pesawat Titik Titik Horizontal Vertikal
Atas Tengah Bawah
Ikat Detail
BM 1,222 1,185 1,147 172⁰21’00” 90⁰
B 1,363 1,301 1,238 46⁰22’00” 90⁰
E 1,503 1,416 1,329 332⁰22’00” 90⁰
A 1 1,312 1,273 1,234 30⁰22’00” 90⁰
1,395 2 1,379 1,324 1,268 60⁰22’00” 90⁰
3 1,396 1,337 1,278 120⁰22’40” 90⁰
4 1,445 1,406 1,366 240⁰23’00” 90⁰
5 1,355 1,273 1,190 315⁰23’00” 90⁰

C 1,299 1,239 1,179 355⁰23’20” 90⁰


A 1,407 1,343 1,279 220⁰23’20” 90⁰
B 1 1,313 1,262 1,211 45⁰23’20” 90⁰
1,37 2 1,286 1,238 1,190 135⁰23’20” 90⁰
3 1,376 1,327 1,278 150⁰23’20” 90⁰
4 1,360 1,315 1,269 210⁰23’20” 90⁰
5 1,409 1,359 1,309 300⁰22’40” 90⁰

D 1,405 1,333 1,260 290⁰22’00” 90⁰


B 1,299 1,240 1,180 175⁰22’00” 90⁰
C 1 1,335 1,303 1,270 45⁰18’00” 90⁰
1,22 2 1,402 1,349 1,295 120⁰18’00” 90⁰
3 1,345 1,295 1,245 225⁰22’00” 90⁰

`22
4 1,415 1,360 1,305 240⁰22’00” 90⁰
5 1,349 1,296 1,242 330⁰22’00” 90⁰

E 1,440 1,346 1,251 190⁰12’20” 90⁰


C 1,400 1,325 1,250 105⁰12’20” 90⁰
D 1 1,372 1,326 1,280 45⁰19’40” 90⁰
1,33 2 1,295 1,253 1,210 60⁰19’40” 90⁰
3 1,345 1,297 1,249 135⁰12’20” 90⁰
4 1,170 1,126 1,082 240⁰10’40” 90⁰
5 1,342 1,306 1,270 315⁰16’20” 90⁰

A 1,342 1,254 1,165 152⁰12’20” 90⁰


D 1,415 1,320 1,225 05⁰12’20” 90⁰
E 1 1,370 1,305 1,240 30⁰10’00” 90⁰
1,37 2 1,265 1,220 1,175 120⁰10’00” 90⁰
3 1,241 1,208 1,175 210⁰10’00” 90⁰
4 1,159 1,136 1,112 250⁰10’00” 90⁰
5 1,273 1,252 1,230 300⁰11’00” 90⁰

Pada tabel 3.1 menunjukan Benang Atas (AB), Benang Tengah


(BT), Benang Bawah (BB) pada pengukurang theodolite. Titik yang di
tentukan adalah titik A,B,C,D,E disertai titik detail 1,2,3,4,5. Dan titik
sudut kordinat yang di tentuka pada theodolite adalah 90 derajat dari hasil
praktikum yang di peroleh terdapat bedah tinggi antara BA dan BB,
kemudian di peroleh BT.
Salah satu contoh dari titik A dengan tinggi pesawat 1,395, pada titik
detail 1 terdapat BA=1,312, BB=1,234, BT=1,273 dan sudut yang
diperoleh 30⁰22’00” (30 derajat 22 menit 00 detik). Sedangkan pada titik
detail 2 terdapat BA=1,379, BB=1,268, BT=1,324 dan sudut dan di

`23
peroleh 60⁰22’00” (60derajat 22menit 00detik). Hal ini disebabkan
Karena elevasi tanah dalam suatu daerah yang di uji berbeda elevasinya.

a. Perhitungan Sudut Dalam ( :


A = AB - AE
= 332°22’00” – 46⁰22’00” = 74°00’00”
B = C - A
= 355⁰23’20” - 220⁰23’20” = 135 00’00”
C = CD - DC
= 290⁰22’00” - 175⁰22’00” = 115°00’00”
D = DE - DC
= 190⁰12’20” - 105⁰12’20” = 85°0’00”
E = EA - ED
= 152⁰12’20” - 05⁰12’20” = 147°00’00” +
 = 556°00’00”
Syarat rataan sudut = 180n  2
= 1805 2  54000'00"
Koreksi sudut dalam =   n  2  180
= 556º00’00” – 540º00’00’’
Rataan tiap sudut =16º00’00”
5
= 3⁰12’00”
b. Perhitungan Sudut dalam terkoreksi :
’A = 74°00’00” – 3º12’00” = 70°48’00”
’B = 135°00’00” – 3º12’00” = 131°48’00”
’C = 115°00’00” – 3º12’00” = 111°48’00”
’D = 85°00’00” – 3º12’00” = 81°48’00”
’E = 147°00’00” – 3º12’00” = 143°48’00” +
’ = 540°00’00”
c. Perhitungan Azimuth Terkoreksi :

`24
’AB = 46°22’00”
’BC = ’AB + 180° + ’B
= 46°22’00” + 180° - 131°48’00” = 358°10’00”
’CD = (-180° + ’C'BC
= (-180° + 111°48’00”) + 358°00’00” = 289°58’00”
’DE = (-180° + ’D'CD
= (-180° + 81°48’00”) + 289°58’00” = 191°46’00”
'EA = (-180° + ’E'DE
= (-180° + 143°48’00”) + 191°46’00” = 155°34’00”
'ABM = ABM – KOREKSI
= 172⁰21’00” - 3⁰12'00" = 169⁰09’00”

d. Kontrol Azimuth
AB = ’EA – 180° + ’A
46°22’00” = 169°09’00”+ (-180° + 70°48’00”)
46°22’00” = 46°22’00” (ok)

e. Menghitung Jarak
d = (𝐵𝐴 - 𝐵𝐵) ⋅ 100 ⋅ 𝑐𝑜𝑠²(𝜃 - 90°)
Titik A
dBM – A = (1,222 – 1,147).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 7,5 m
dA – B = (1,363 – 1,238).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 12,5 m
dA – E = (1,503 – 1,329).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 17,7 m
dA – 1 = (1,312 – 1,234).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 7,8 m
dA – 2 = (1,379 – 1,268).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 11,1 m
dA – 3 = (1,396 – 1,278).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 11,8 m
dA – 4 = (1,445 – 1,366).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 7,9 m
dA – 5 = (1,355 – 1,190).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 16,5 m

Titik B

`25
dB – C = (1,299 – 1,179).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 12 m
dB – A = (1,407 – 1,279).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 12,8 m
dB – 1 = (1,313 – 1,211).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 10,2 m
dB – 2 = (1,286 – 1,900).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 9,6 m
dB – 3 = (1,376 – 1,278).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 9,8 m
dB – 4 = (1,360 – 1,269).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 9,1 m
dB – 5 = (1,409 – 1,309).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 10 m

Titik C
dC – D = (1,405 – 1,260).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 14,5 m
dC – B = (1,299 – 1,180).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 11,9 m
dC – 1 = (1,335 – 1,270).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 6,5 m
dC – 2 = (1,402 – 1,295).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 10,7 m
dC – 3 = (1,345 – 1,245).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 10 m
dC – 4 = (1,415 – 1,305).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 11 m
dC – 5 = (1,349 – 1,242).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 10,7 m

Titik D
dD – E = (1,000 – 1,251).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 18,9 m
dD – C = (1,140 – 1,250).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 15 m
dD – 1 = (1,372 – 1,280).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 9,2 m
dD – 2 = (1,000 – 1,210).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 8,5 m
dD – 3 = (1,345 – 1,249).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 9,6 m
dD – 4 = (1,170 – 1,082).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 8,8 m
dD – 5 = (1,342 – 1,270).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 7,2 m

Titik E
dE – A = (1,342 – 1,165).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 17,7 m
dE – D = (1,415 – 1,225).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 19 m
dE – 1 = (1,370 – 1,240).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 13 m
dE – 2 = (1,265 – 1,175).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 9 m

`26
dE – 3 = (1,241 – 1,175).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 6,6 m
dE – 4 = (1,159 – 1,112).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 4,7 m
dE – 5 = (1,273 – 1,230).100 .cos² . (90°00’00” – 90°) = 4,3 m

f. data rata-rata titik utama


dAB = ( 12,50 + 12,80 ) / 2 = 12,65 m
dBC = ( 12,00 + 11,90 ) / 2 = 11,95 m
dCD = ( 14,50 + 15,00 ) / 2 = 14,75 m
dDE = ( 18,90 + 19,00 ) / 2 = 18,95 m
dEA = ( 17,70 + 17,40 ) / 2 = 17,55 m +
d = 75,85 m
g. Menghitung koordinat
 Mencari X pada titik utama
Rumus : 𝑋 = 𝑑 ⋅ 𝑆𝑖𝑛 𝛼
ΔxBM – A = dA - BM . sin 'E – A
= 7,5 . sin 169⁰09’00” = 1,4118

ΔxA – B = dA - B . sin 'A – B


= 12,65 . sin 46°22’00” = 9,1557
ΔxB – C = dB - C . sin 'B – C
= 11,95 . sin 358⁰10'00" = -0,3823
ΔxC – D = dC - D . sin 'C – D
= 14,75 . Sin289⁰58'00" = -13,8634
ΔxD – E = dD – E . sin 'D – E
= 18,95 . Sin 191⁰46'00" = -3,8644
ΔxE – A = dE - A . sin 'E – A
= 17,55 . sin 155⁰34'00" = 7,2592 +
ΣΔx = -1,6952

`27
 Koreksi 𝑿
Rumus : X’ = Δx - fx * (d ∕ Σd)

X’BM – A = 1,4118 – ( -1,6952 ) * ( 7,5 / 83,85 ) = 1,4373

X’A – B = 9,1557 – ( -1,6952 ) * ( 12,65 / 75,85 ) = 9,4384

X’B – C = -0,3823 – ( -1,6952 ) * ( 11,95 / 75,85 ) = -0,1152

X’C – D = -13,8634 – ( -1,6952 ) * ( 14,75 / 75,85 ) = -13,5337

X’D – E = -3,8644 – ( -1,6952 ) * ( 18,95 / 75,85 ) = -3,4409

X’E – A = 7,2592 – ( -1,6952 ) * ( 17,55 / 75,85 ) = 7,6514 +

X ' = 0,0000

 Koordinat titik utama X


XBM =5
XA = XBM + ∆X'A-BM = 5 + 1,4373 = 6,4373
XB = XA + ∆X'A-B = 6,4373 + 9,4384 = 15,8757
XC = XB + ∆X'B-C = 15,8757 – 0,1152 = 15,7605
XD = XC + ∆X'C-D = 15,7605 – 13,5337 = 2,2267
XE = XD + ∆X'D-E = 2,2267 – 3,4409 = -1,2141

 Mencari Y pada titik utama


Rumus : Y = 𝑑 ⋅ Cos 𝛼
ΔyA –BM = dA - BM . cos 'E – A
= 7,5 . cos 169⁰09’00” = -7,3659

ΔyA – B = dA - B . cos 'A – B


= 12,65 . cos 46°22’00” = 8,7290

`28
ΔyB – C = dB - C . cos 'B – C
= 11,95 . cos 358⁰10'00" = 11,9439
ΔyC – D = dC - D . cos 'C – D
= 14,75 . cos 289⁰58'00" = 5,0367
ΔyD – E = dD – E . cos 'D – E
= 18,95 . cos 191⁰46'00" = -18,5518
ΔyE – A = dE - A . cos 'E – A
= 17,55 . cos 155⁰34'00" = -15,9783 +
ΣΔy = -8,8205

 Koreksi Y

Rumus : Y’ = Δy - fy * (d ∕ Σd)

Y’BM – A = 7,3659 – (-8,8205) * ( 7,5 / 75,85 ) = 8,2381

Y’A – B = 8,7290 – ( -8,8205 ) * ( 12,65 / 75,85 ) = 10,2001

Y’B – C = 11,9439 – ( -8,8205 ) * ( 11,95 / 75,85 ) = 13,3336

Y’C – D = 5,0367 – ( -8,8205 ) * ( 14,75 / 75,85 ) = 6,7520

Y’D – E = -18,5518 – ( -8,8205 ) * ( 18,95 / 75,85 ) = -16,3481

Y’E – A = -15,9783 – ( -8,8205 ) * ( 17,55 / 75,85 ) = -13,9374 +

Y ' = 0,0000

 Koordinat titik utama Y


YBM =2
YA = YBM + ∆Y'A-BM = 2 + 8,2381 = 10,2381
YB = YA + ∆Y'A-B = 10,2381 + 10,2001 = 20,4382
YC = YB + ∆Y'B-C = 20,4382 + 13,3336 = 33,7717
YD = YC + ∆Y'C-D = 33,7717 + 6,7520 = 40,5237

`29
YE = YD + ∆Y'D-E = 40,5237 – 16,3481 = 24,1755

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Koordinat Titik Utama


d sin α d cos α KOORDINAT
Titik
∆X ∆X' ∆Y ∆Y' X Y

BM 1,4118 1,4373 -7,3659 10,1855 5 2

A 9,1557 9,1987 8,7290 14,4005 6,4373 12,1855

B -0,3823 -0,3417 11,9439 7,3574 15,6361 26,5860

C -13,8634 -13,8132 5,0367 -15,6874 15,2944 33,9434

D -3,8644 -3,8000 -18,5518 -12,2982 1,4812 18,2560

E 7,2592 7,3189 -15,9782 -3,9577 -2,3188 5,9578

BM 5 2

Pada Tabel 3.2 tentang hasil perhitungan koordinat titik utama yaitu BM, A,
B, C, D, dan E. X pada titik A adalah 9,1557 didapat dari jarak dikalikan sin α,
sedangkan X’ didapat 9,1987 dari ΔX ± fx .(d ∕ Σd). Koordinat XA didapatkan
dari XBM ditambahkan dengan X’BM.

`30
f. Perhitungan Titik Detail
 Titik A
Mencari ΔX Pada Titik Detail
Δx = d .sin α
XA – 1 = 7,800 . sin 30º22’00” = +3,9431
XA – 2 = 11,10 . sin 60º22’00” = +9,6482
XA – 3 = 11,80 . sin 120º22’40” = +10,1800
XA – 4 = 7,900 . sin 240º23’00” = -6,8679
XA – 5 = 16,50 . sin 315º23’00” = -11,5889

Koordinat Titik Detail XA


XA = +6,44
XA – 1 = 6,44 + 3,9431 = 10,3831
XA – 2 = 6,44 + 9,6482 = 16,0882
XA – 3 = 6,44 + 10,1800 = 16,6200
XA – 4 = 6,44 – 6,8679 = -0,4279
XA – 5 = 6,44 – 11,5889 = -5,1489

Mencari ΔY Pada Titik Detail


ΔY = d cos α
YA – 1 = 7,800 . cos 30º22’00” = +6,7299
YA – 2 = 11,10 . cos 60º22’00” = +5,4884
YA – 3 = 11,80 . cos 120º22’40” = -5,9673
YA – 4 = 7,900 . cos 240º23’00” = -3.9041
YA – 5 = 16,50 . cos 315º23’00” = +11,7451

Koordinat Titik Detaill YA


YA = +10,24
YA – 1 = 10,24 + 6,7299 = 16,9699
YA – 2 = 10,24 + 5,4884 = 16,1240

`31
YA – 3 = 10,24 – 5,9673 = 4,2727
YA – 4 = 10,24 – 3,9041 = 6,3359
YA – 5 = 10,24 + 11,7451 = 21,9851

 Titik B
Mencari ΔX Pada Titik Detail
Δx = d .sin α
XB – 1 = 10,20 . sin 45º18’00” = +7,2502
XB – 2 = 9,600 . sin 120º18’00” = +8,2886
XB – 3 = 9,800 . sin 225º22’00” = -6,9739
XB – 4 = 9,100 . sin 240º22’00” = -7,9098
XB – 5 = 10,00 . sin 320º22’00” = -6,3787

Koordinat Titik Detail XB


XB = +15,88
XB – 1 = 15,88 + 7,2502 = 23,1302
XB – 2 = 15,88 + 8,2886 = 24,1686
XB – 3 = 15,88 - 6,9739 = 8,9061
XB – 4 = 15,88 - 7,9098 = 7,9702
XB – 5 = 15,64 - 6,3787 = 9,5013

Mencari ΔY Pada Titik Detail


ΔY = d cos α
YB – 1 = 10,20 . cos 45º18’00” = +7,1746
YB – 2 = 9,600 . cos 120º18’00” = -4,8435
YB – 3 = 9,800 . cos 225º22’00” = -6,8852
YB – 4 = 9,100 . cos 240º22’00” = -4,4995
YB – 5 = 10,00 . cos 320º22’00” = +7,7014

Koordinat Titik Detaill YB

`32
YB = +20,44
YB – 1 = 20,44 + 7,1746 = 27,6146
YB – 2 = 20,44 – 4,8435 = 15,5965
YB – 3 = 20,44 – 6,8852 = 13,5548
YB – 4 = 20,44 – 4,4995 = 15,9405
YB – 5 = 20,44 + 7,7014 = 28,1414

 Titik C
Mencari ΔX Pada Titik Detail
Δx = d .sin α
XC – 1 = 6,500 . sin 45º18’00” = +4,6202
XC – 2 = 10,70 . sin 120º18’00” = +9,2383
XC – 3 = 10,00 . sin 225º22’00” = -7,1162
XC – 4 = 11,00 . sin 240º22’00” = -9,5613
XC – 5 = 10,70 . sin 330º22’00” = -9,3005

Koordinat Titik Detail XC


XC = +15,76
XC – 1 = 15,76 + 4,6202 = 19,3802
XC – 2 = 15,76 + 9,2383 = 24,5283
XC – 3 = 15,76 – 7,1162 = 8,6438
XC – 4 = 15,76 – 9,5613 = 6,1987
XC – 5 = 15,76 – 9,3005 = 6,4595

Mencari ΔY Pada Titik Detail


ΔY = d cos α
YC – 1 = 6,500 . cos 45º18’00” = +4,5721
YC – 2 = 10,70 . cos 120º18’00” = -5.3984
YC – 3 = 10,00 . cos 225º22’00” = -7,0257
YC – 4 = 11,00 . cos 240º22’00” = -5,4389

`33
YC – 5 = 10,70 . cos 330º22’00” = +9,3005

Koordinat Titik Detaill YC


YC = +33,77
YC – 1 = 33,77 + 4,5721 = 38,3421
YC – 2 = 33,77 – 5,3984 = 28,3716
YC – 3 = 33,77 – 7,0257 = 26,7443
YC – 4 = 33,77 – 5,4389 = 28,3311
YC – 5 = 33,77 + 9,3005 = 43,0705

 Titik D
Mencari ΔX Pada Titik Detail
Δx = d .sin α
XD – 1 = 9,200 . sin 45º19’40” = +6,5425
XD – 2 = 8,500 . sin 60º19’40” = +7,3854
XD – 3 = 9,600 . sin 135º12’20” = +6,7638
XD – 4 = 8,800 . sin 240º10’40” = -7,6346
XD – 5 = 7,200 . sin 315º16’20” = -5,0669

Koordinat Titik Detail XD


XD = +2,23
XD – 1 = 2,23 + 6,5425 = 8,7725
XD – 2 = 2,23 + 7,3854 = 9,6154
XD – 3 = 2,23 + 6,7638 = 8,9938
XD – 4 = 2,23 – 7,6346 = -5,4046
XD – 5 = 2,23 – 5,0669 = -2,8369

Mencari ΔY Pada Titik Detail


ΔY = d cos α
YD – 1 = 9,200 . cos 45º19’40” = +6,4681

`34
YD – 2 = 8,500 . cos 60º19’40” = +4,2078
YD – 3 = 9,600 . cos 135º12’20” = -6,8125
YD – 4 = 8,800 . cos 240º10’40” = -4,3763
YD – 5 = 7,200 . cos 315º16’20” = +5,1153

Koordinat Titik Detaill YD


YD = +40,52
YD – 1 = 40,52 + 6,4681 = 46,9881
YD – 2 = 40,52 + 4,2078 = 44,7278
YD – 3 = 40,52 – 6,8125 = 33,7075
YD – 4 = 40,52 – 4,3763 = 36,1437
YD – 5 = 40,52 + 5,1153 = 45,6353

 Titik E
Mencari ΔX Pada Titik Detail
Δx = d .sin α
XE – 1 = 13,00 . sin 05º10’00” = +1,1707
XE – 2 = 9,000 . sin 30º10’00” = +4,5227
XE – 3 = 6,600 . sin 120º10’00” = +5,7061
XE – 4 = 4,700 . sin 210º10’00” = -2,3618
XE – 5 = 4,300 . sin 300º11’00” = -3,7170

Koordinat Titik Detail XE


XE = -1,21
XE – 1 = -1,21 + 1,1707 = -0,0393
XE – 2 = -1,21 + 4,5227 = 3,3127
XE – 3 = -1,21 + 5,7061 = 4,4961
XE – 4 = -1,21 – 2,3618 = -3,5718
XE – 5 = -1,21 – 3,7170 = -4,9270

`35
Mencari ΔY Pada Titik Detail
ΔY = d cos α
YE – 1 = 13,00 . cos 05º10’00” = +12,9472
YE – 2 = 9,000 . cos 30º10’00” = +7,7811
YE – 3 = 6,600 . cos 120º10’00” = -3,3166
YE – 4 = 4,700 . cos 210º10’00” = -4,0635
YE – 5 = 4,300 . cos 300º11’00” = +2,1619

Koordinat Titik Detaill YE


YE = +24,18
YE – 1 = 24,18 + 12, 9472 = 37,1272
YE – 2 = 24,18 + 7,7811 = 31,9611
YE – 3 = 24,18 – 3,3166 = 20,8634
YE – 4 = 24,18 – 4,0635 = 20,1165
YE – 5 = 24,18 + 2,1619 = 26,3419
Tabel 3.3 Data Perhitungan Koordinat (X & Y) dan Koordinat Titik Detail
Titik Detail ΔX ΔY Koordinat
X Y
6,4373 10,2381

A 1 +3,9431 +6,7299 10,3831 16,9699

2 +9,6482 +5,4884 16,0882 16,1240

3 +10,1800 -5,9673 16,6200 4,2727

4 -6,8679 -3.9041 -0,4279 6,3359

5 -11,5889 +11,7451 -5,1489 21,9851

15,8757 20,4382

B 1 +7,2502 +7,1746 23,1302 27,6146

`36
2 +8,2886 -4,8435 24,1686 15,5965

3 -6,9739 -6,8852 8,9061 13,5548

4 -7,9098 -4,4995 7,9702 15,9405

5 -6,3787 +7,7014 9,5013 28,1414

15,7605 33,7717

C 1 +4,6202 +4,5721 19,3802 38,3421

2 +9,2383 -5.3984 24,5283 28,3716

3 -7,1162 -7,0257 8,6438 26,7443

4 -9,5613 -5,4389 6,1987 28,3311

5 -9,3005 +9,3005 6,4595 43,0705

2,2267 40,5237

D 1 +6,5425 +6,4681 8,7725 46,9881

2 +7,3854 +4,2078 9,6154 44,7278

3 +6,7638 -6,8125 8,9938 33,7075

4 -7,6346 -4,3763 -5,4046 36,1437

5 -5,0669 +5,1153 -2,8369 45,6353

-1,2141 24,1755

E 1 +1,1707 +12,9472 -0,0393 37,1272

2 +4,5227 +7,7811 3,3127 31,9611

3 +5,7061 -3,3166 4,4961 20,8634

`37
4 -2,3618 -4,0635 -3,5718 20,1165

5 -3,7170 +2,1619 -4,9270 26,3419

g. Perhitungan Beda Tinggi (ΔH) dan Elevasi (H)

3.6.1 Perhitungan Beda Tinggi (ΔH)


 Titik Utama
X = (BA-BB) 50 sin2 ( -90) + TP - BT

HA – BM = (1,222 – 1,147) 50 Sin2 (90°00’00” – 90°) + 1,395 – 1,1845


= 0,2105

H Muka

HA – B = (1,363 – 1,238) 50 Sin2 (90°00’00” – 90°) + 1,395 – 1,3005

= +0,0945

HB – C = (1,299 – 1,179) 50 Sin2 (90°00’00” – 90°) + 1,370 – 1,239

= +0,131

HC – D = (1,405 – 1,260) 50 Sin2 (90°00’00” – 90°) + 1,220 – 1,3325

= -0,1125

HD – E = (1,000 – 1,251) 50 Sin2 (90°00’00” – 90°) + 1,330 – 1,3455

= -0,0155

HE – A = (1,342 – 1,165) 50 Sin2 (90°00’00” – 90°) + 1,370 – 1,2535

= +0,1165

`38
H Belakang
HB – A = (1,407 – 1,279) 50 Sin2 (90°00’00” – 90°) + 1,370 – 1,343

= +0,027

HC – B = (1,299 – 1,180) 50 Sin2 (90°00’00” – 90°) + 1,220 – 1,2395

= -0,0195

HD – C = (1,400 – 1,250) 50 Sin2 (90°00’00” – 90°) + 1,330 – 1,325

= +0,005

HE – D = (1,415 – 1,225) 50 Sin2 (90°00’00” – 90°) + 1,370 – 1,320

= +0,05

HA – E = (1,503 – 1,329) 50 Sin2 (90°00’00” – 90°) + 1,395 – 1,416

= -0,021

H rata-rata

𝛥𝑋 = ( ) = ± Mengikuti Data Pergi

HA-B = ( 0,0945 + 0,027) / 2 = 0,06075


HB-C = ( 0,131 + 0,0195) / 2 = 0,07525
HC-D = -( 0,1125 + 0,005) / 2 = -0,05875
HD-E = -( 0,0155 + 0,05) / 2 = -0,03275
HE-A = ( 0,1165 + 0,021) / 2 = 0,06875 +
H = 0,11325
Kontrol/Kesalahan Pengukuran (H)
H  0,11325 = 0,02265
5
Tabel 3.4 Data rata rata beda tinggi (ΔH)

`39
ΔH muka ΔH blkg ΔHrata2
ΔHabm +0,21050
ΔHAB +0,0945 HBA +0,0270 +0,06075
ΔHBC +0,1310 HCB -0,0195 +0,07525
ΔHCD -0,1125 HDC +0,0050 - 0,05875
ΔHDE -0,0155 HED +0,0500 -0,03275
ΔHEA 0,1165 HAE - 0,0210 +0,06875
jumlah 0,11325
koreksi 0,02265

Beda Tinggi (H’) Terkoreksi


H’A-B = 0,06075 – 0,02265 = 0,0381
H’B-C = 0,07525 – 0,02265 = 0,0526
H’C-D = -0,05875 – 0,02265 = -0,0814
H’D-E = -0,03275 – 0,02265 = -0,0554
H’E-A = 0,06875 – 0,02265 = 0,0461 +
H = 0,000 (OK)
Titik detail A
H = ( BA - BB ) 50 sin2 (  - 90 ) + TP – BT
HA-1 = ( 1,312 – 1,234 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,395 – 1,273
= 0,122
HA-2 = ( 1,379 – 1,268 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,395 – 1,3235
= 0,0715
HA-3 = ( 1,396 – 1,278 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,395 – 1,337
= 0,058
HA-4 = ( 1,445 – 1,366 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,395 – 1,4055
= -0,0105
HA-5 = ( 1,355 – 1,190 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,395 – 1,2725
= 0,1225
Titik detail B

`40
HB-1 = ( 1,313 – 1,211 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,370 – 1,262
= 0,108
HB-2 = ( 1,286 – 1,190 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,370 – 1,238
= 0,132
HB-3 = ( 1,376 – 1,278 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,370 – 1,327
= 0,043
HB-4 = ( 1,360 – 1,269 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,370 – 1,3145
= 0,0555
HB-5 = ( 1,409 – 1,309 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,370 – 1,359
= 0,011

Titik detail C
HC-1 = ( 1,335 – 1,270 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,220 – 1,3025
= -0,0825
HC-2 = ( 1,402 – 1,295 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,220 – 1,3485
= -0,1285
HC-3 = ( 1,345 – 1,245 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,220 – 1,295
= -0,075
HC-4 = ( 1,415 – 1,305 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,220 – 1,360
= -0,14
HC-5 = ( 1,349 – 1,242 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,220 – 1,2955
= -0,0755
Titik detail D
HD-1 = ( 1,372 – 1,280 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,330 – 1,326
= 0,004
HD-2 = ( 1,000 – 1,210 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,330 – 1,2525
= 0,0775
HD-3 = ( 1,345 – 1,249 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,330 – 1,297
= 0,033
HD-4 = ( 1,170 – 1,082 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,330 – 1,126

`41
= 0,204
HD-5 = ( 1,342 – 1,270 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,330 – 1,306
= 0,024

Titik detail E
HE-1 = ( 1,370 – 1,240 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,370 – 1,305
= 0,065
HE-2 = ( 1,265 – 1,175 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,370 – 1,220
= 0,15
HE-3 = ( 1,241 – 1,175 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,370 – 1,208
= 0,162
HE-4 = ( 1,159 – 1,112 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,370 – 1,1355
= 0,2345
HE-5 = ( 1,273 – 1,230 ) 50 sin2 ( 90º00’00” – 90º ) + 1,370 – 1,2515
= 0,1185

Perhitungan Elevasi (H)


 Titik Utama
HBM = 7,000

HA = HBM + HA – BM = 7,0000 – 0,21050 = 6,7895


HB = HA + H’A – B = 6,7895 + 0,0381 = 6,8276
HC = HB + H’B – C = 6,8276 + 0,0526 = 6,8802
HD = HC + H’C – D = 6,8802 – 0,0814 = 6,7988
HE = HD + H’D – E = 6,7988 – 0,0554 = 6,7434
- Cek : HA = HE + H’E – A = 6,7434 + 0,0461 = 6,7895 (cocok)

 Titik detail A
HA = 6,7895
H -1 = HA ± HA-1

`42
= 6,7895 + 0,122 = 6,9115
H -2 = HA ± HA-2
= 6,7895 + 0,0715 = 6,861
H -3 = HA ± HA-3
= 6,7895 + 0,058 = 6,8475
H -4 = HA ± HA-4
= 6,7895 – 0,0105 = 6,779
H -5 = HA ± HA-5
= 6,7895 + 0,1225 = 6,912

 Titik detail B
HB = 6,8276
H -1 = HB ± HB-1
= 6,8276 + 0,108 = 6,9356
H -2 = HB ± HB-2
= 6,8276 + 0,132 = 6,9596
H -3 = HB ± HB-3
= 6,8276 + 0,043 = 6,8706
H -4 = HB ± HB-4
= 6,8276 + 0,0555 = 6,8831
H -5 = HB ± HB-5
= 6,8276 + 0,011 = 6,8386

 Titik detail C
HC = 6,8802
H -1 = HC ± HC-1
= 6,8802 – 0,0825 = 6,7977
H -2 = HC ± HC-2
= 6,8802 – 0,1285 = 6,7517
H -3 = HC ± HC-3

`43
= 6,8802 – 0,075 = 6,8052
H -4 = HC ± HC-4
= 6,8802 – 0,14 = 6,7402
H -5 = HC ± HC-5
= 6,8802 – 0,0755 = 6,8047

 Titik detail D
HD = 6,7988
H -1 = HD ± HD-1
= 6,7988 + 0,004 = 6,8028
H -2 = HD ± HD-2
= 6,7988 + 0,0775 = 6,8763
H -3 = HD ± HD-3
= 6,7988 + 0,033 = 6,8318
H -4 = HD ± HD-4
= 6,7988 + 0,204 = 7,0028
H -5 = HD ± HD-5
= 6,7988 + 0,024 = 6,8228

 Titik detail E
HE = 6,7434
H -1 = HE ± HE-1
= 6,7434 + 0,065 = 6,8084
H -2 = HE ± HE-2
= 6,7434 + 0,15 = 6,8934
H -3 = HE ± HE-3
= 6,7434 + 0,162 = 6,9054
H -4 = HE ± HE-4
= 6,7434 + 0,2345 = 6,9779

`44
H -5 = HE ± HE-5
= 6,7434 + 0,1185 = 6,8619

Tabel 3.5 Perhitungan Data Beda Tinggi (H), Elevasi (H), dan Koordinat
Titik Detail
Titik Detail H ΔH Koordinat
X Y
A 1 6,9115 0,122 10,3831 16,9699
6,7895 2 6,861 0,0715 16,0882 16,124
3 6,8475 0,058 16,62 4,2727
4 6,779 -0,0105 -0,4279 6,3359
5 6,912 0,1225 -5,1489 21,9851
B 1 6,9356 0,108 23,1302 27,6146
6,8276 2 6,9596 0,132 24,1686 15,5965
3 6,8706 0,043 8,9061 13,5548
4 6,8831 0,0555 7,9702 15,9405
5 6,8386 0,011 9,5013 28,1414
C 1 6,7977 –0,0825 19,3802 38,3421
6,8802 2 6,7517 -0,1285 24,5283 28,3716
3 6,8052 -0,075 8,6438 26,7443
4 6,7402 -0,14 6,1987 28,3311
5 6,8047 -0,0755 -2,8369 45,6353
D 1 6,8028 0,004 8,7725 46,9881
6,7988 2 6,8763 0,0775 9,6154 44,7278
3 6,8318 0,033 8,9938 33,7075
4 7,0028 0,204 -5,4046 36,1437
5 6,8228 0,024 -2,8369 45,6353
E 1 6,8084 0,065 -0,0393 37,1272
6,7434 2 6,8934 0,15 3,3127 31,9611
3 6,9054 0,162 4,4961 20,8634

`45
4 6,9779 0,2345 -3,5718 20,1165
5 6,8619 0,1185 -4,927 26,3419

Pada Tabel 3.5 elevasi titik utama A sebesar 6,7895 m. sedangkan, elevasi
pada titik detail A-1 yaitu 6,9115 m yang didapat dari perhitungan antara elevasi
titik utama A ± beda tinggi pada titik detail A-1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
beda tinggi pada titik detail dapat mempengaruhi elevasi dari titik utama ke titik
detail tersebut.
Pada Tabel diatas juga terdapat koordinat titik detail X dan Y. Koordinat
titik detail XA-1 adalah 10,3831 yang didapat dari perhitungan koordinat titik
utama XA ditambahkan dengan ΔXA-1. Sama halnya dengan koordinat titik detail
YA-1 yaitu 16,9699 yang didapatkan dari perhitungan koordinat titik utama YA
ditambahkan dengan ΔYA-1.

`46
3.5 Gambar Pngukuran

Gambar Titik Poligon

X
`47
Gambar Kontur
Y

`48
3.6 Kesimpulan dan Saran

3.6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengukuran polygon, maka dapat disimpulkan:
1. Kurangnya ketelitian dalam pengukuran dilapangan
2. Kesalahan pengukuran sudut dalam memenuhi syarat yang
ditetapkan.
3. Pengukuran beda tinggi, memenuhi batas kesalahan yang diijinkan.
4. Dari hasil pengukuran dilokasi yang kami lakukan ternyata memiliki
beda tinggi yang tidak terlalu tinggi, sehingga dapat dinyatakan
bahwa permukaan tanah datar.

3.6.2 Saran
Pada saat pelaksanaan praktikum kami menyarankan agar centring
dilakukan dengan benar dan teliti agar data yang didapat benar.
Kemudian saat meletak alat pada statip, usahakan statip berdiri tepat di
atas patok dan tegak lurus agar mempermudah dalam penyentringan.

3.7 Dokumentasi

`49
BAB IV
PENUTUP

4.1.Kesimpulan
Ilmu ukur tanah sangat penting dalam teknik sipil. ilmu ukur tanah
sangat mempengaruhi perencanan suatu bangunan. Karena jika saat
perencanaan suatu bangunan tidak melakukan pengukuran geografis tanah,
maka kemungkinan besar akan berakibat fatal. Tanpa melakukan
pengukuran tinggi elevasi tanah perencanaan dasar sebuah bangunan akan
sulit. Karena tanpa adanya pengukuran maka perancang tidak akan dapat
memperhitungkan perbedaan elevasi tanah di bagian tertentu. Dengan
ketidak pastian tinggi elevasi di tiap titik maka tidak dapat menen tukan
kedalaman penggalian atau ketinggian penggurukan tanah yang akan
dilakukan. Galian dan timbunan/penggurukan tanah ini bertujuan untuk
meratakan permukaan tanah yang akan dijadikan dasar bangunan.
Pengukuran ketinggian elevasi tanah dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu menggunakan alat waterpas dan theodolit. Cara pertama
menggunakan alat waterpass. Cara pengukuran dan perhitungan lebih
sederhana dibanding theodolit. Saat pengukuran pertama mengatur nivo
pada alat, kemudian mengambil data pengukuran pergi dan pulang meliputi
tinggi pesawat, benang atas, benang tengah, benang bawah di tiap titik.
Setelah itu melakukan perhitungan tinggi elevasi dan jarak dari data hasil
pengukuran. Cara ke dua dengan alat theodolit untuk pengukuran poligon
tertutup. Dasar penggunan alat hampir sama dengan waterpass. Bedanya
alat theodolit memiliki dua jenis nivo, ada pembacaan sudut vertikal dan
arah utara menjadi acuan pengukuran sudut horizontal. Perhitungan
theodolit lebih rumit karena harus menghitung sudut, koordinat tiap titik,
jarak dan elevasi ketinggian.

`50
4.2.Saran
Dari ketiga jenis pengukuran diatas, kesalahan-kesalahan tersebut
seluruhnya dapat dihindari dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1.Sudut Dalam
Untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran sudut dalam
sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Dalam menentukan arah utara, pada setiap titik utama harus benar-benar
menunjukkan arah utara dengan melakukan hal tersebut berulang-ulang.
b. Rambu ukur harus diletakkan tegak lurus dan tepat pada titik utama yang
dibidik.
c. Unting-unting harus diletakkan tegak lurus tepat pada titik utama.
d. Teliti dalam pembacaan sudut horizontal.

2. Pengukuran Jarak dan Beda Tinggi


Pada pengukuran jarak dan beda tinggi sebaiknya memperhatikan hal-hal
berikut:
a. Pada saat pengukuran dan beda tinggi sebaiknya memperhatikan cuaca,
suhu, kondisi dan situasi lapangan.
b. Diusahakan jarak antara titik-titik utama tidak terlalu berbeda jauh.

`51
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/15561064/Laporan_Praktikum_Ilmu_Ukur_Tanah_I?a
uto=download

https://id.scribd.com/doc/76707262/Laporan-Ilmu-Ukur-Tanah-Teknik-Sipil

Frick, heinz. 1979. Ilmu Ukur Tanah. Jakarta: Kanisius. Sosrodarsono. Suyono.
1983.

Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Wongsotjitro, Soetomo. 1964. Ilmu ukur tanah. Jakarta: Kanisius.

Anggono.2013. Bench Mark (BM) Survey Pengukuran Topografi.

http://pengukuran-topografi.blogspot.com/2012/03/bench-mark-bm-pengukuran-
topografi.html

Admin. (2013, Maret 14). Arti Waterpass. Retrieved April 7, 2019, from
Globalhutama: http://www.globalhutama.net/pages/artikel-17/arti-waterpass-
44.html

Saifudin, A. (2012, january 20). Pengertian dan Fungsi Theodolit. Retrieved april
7, 2019,

https://www.belajarsipil.com/2014/01/14/pengertian-dan-fungsi-theodolit/sarfu,
U. (2010).

Waterpass. (2016, November 2011). Retrieved 4 11, 2019, from wikipedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Waterpass

wikipedia. (2017, January 2). Teodolit. Retrieved from wikipedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Teodolit

`52

Anda mungkin juga menyukai