Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Mata Kuliah


Ilmu Ukur Tanah. Yang dibina oleh :

Hery Poerwanto, S.T., M.Sc.

Adhka Yuliananda S.T., M.T.

Disusun oleh :

Anshori Akbar (18.25.053)


Muhammad Dana Afriansyah (18.25.066)
Berlian Septyaning Intari (18.25.072)
Raja Putra Kusuma (18.25.073)
Bernika Natasya Ifada (18.25.083)

JURUSAN TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


MALANG
2018
LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Mata Kuliah


Ilmu Ukur Tanah. Yang dibina oleh :

Hery Poerwanto, S.T., M.Sc.

Adhka Yuliananda S.T., M.T.

Disusun oleh :

Anshori Akbar (18.25.053)


Muhammad Dana Afriansyah (18.25.066)
Berlian Septyaning Intari (18.25.072)
Raja Putra Kusuma (18.25.073)
Bernika Natasya Ifada (18.25.083)

JURUSAN TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


MALANG
2018
LEMBAR ASISTENSI

No Tanggal Catatan / Keterangan Tanda Tangan

       
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini disusun sebagai syarat kelulusan
mata kuliah Ilmu Ukur Tanah di Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang tahun ajaran 2018/2019.

Persetujuan ini diberikan kepada :

Nama : Anshori Akbar (18.25.053)

Muhammad Dana Afriansyah (18.25.066)

Berlian Septyaning Intari (18.25.072)

Raja Putra Kusuma (18.25.073)

Bernika Natasya Ifada (18.25.083)

Jurusan : Teknik Geodesi

Laporan ini telah disetujui oleh dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Ukur
Tanah di Institut Teknologi Nasional Malang.

Dosen Pembimbing Asisten Dosen

Adhka Yuliananda S.T., M.T. Lalu Alus Refky Maulana


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Praktikum Ilmu Ukur Tanah dengan baik.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dan terlibat dalam proses pembuatan Laporan Praktikum Ilmu Ukur
Tanah ini, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dosen Pembimbing Bpk. Adhka Yuliananda S.T.,M.T., yang telah banyak


memberi saran dan masukan tentang Laporan ini.
2. Lalu Alus Refky Maulana selaku Asisten Dosen yang telah mengarahkan
kami sehingga terwujudnya laporan ini.
3. Kedua orang tua yang tak pernah putus mendoakan agar kuliah kami
berjalan dengan baik.
4. Dan seluruh rekan-rekan yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan
Laporan ini.

Demikianlah Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah yang kami buat dengan
sepenuh hati. Tidak lupa kritik dan saran kami harapkan agar laporan ini dapat
menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Malang, Desember 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR ASISTENSI

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud Dan Tujuan

1.3 Batasan Praktikum

BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengukuran Sipat Datar Memanjang

2.2 Pengukuran Sipat Datar Melintang

BAB III PELAKSANAAN

3.1 Pengukuran Sipat Datar Memanjang

3.2 Pengukuran Sipat Datar Melintang

3.3 Peralatan Yang Digunakan

3.4 Flowchart Praktikum

3.5 Jadwal Praktikum

3.6 Lokasi Praktikum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Sipat Datar Memanjang


4.2 Perhitungan Sipat Datar Melintang

4.3 Penggambaran Peta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geodesi adalah ilmu yang berhubungan dengan permukaan bumi. Jadi
pekerjaan yang berkaitan dengan penentuan posisi dan tinggi (X,Y,Z) dari
bentuk permukaan bumi ditransfer ke bidang datar atau tampilan 2D dan 3D.
Bola bumi pada hakikatnya mendekati bentuk ellipsoida putar, sehingga untuk
pengukuran pada permukaan bumi haruslah dipergunakan metode pengukuran
pada bidang ellipsoida.  Jadi pengukuran di atas permukaan bumi dan proses
perhitungannya pun akan lebih sukar dibandingkan dengan pengukuran yang
dilakukan pada bidang datar. Pengukuran yang dilaksanakan dengan
mempertimbangkan bentuk lengkungan bumi disebut dengan geodesi,
sedangkan pengukuran yang dilaksanakan tanpa mempertimbangkan bentuk
lengkungan bumi disebut ukur tanah datar. Ilmu ukur tanah adalah bagian dari
ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan
di bawah tanah untuk menentukan posisi relative atau absolute titik-titik pada
permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan
seperti pemetaan dan penetuan posisi relative suatu daerah.
    Pengukuran beda tinggi antara dua titik di atas permukaan tanah
merupakan bagian yang sangat penting dalam Ilmu Ukur Tanah. Beda tinggi
ini biasa ditentukan dengan berbagai macam sipat datar. Waterpas (Levelling)
adalah suatu alat untuk mengukur dalam menentukan beda tinggi dari
sejumlah titik atau pengukuran perbedaan elevasi. Perbedaan yang di maksud
adalah perbedaan tinggi di atas air laut kesuatu titik tertentu sepanjang garis
vertikal.
1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum Imu ukur tanah adalah :

1. Agar mahasiswa dapat mengenal mengenai ilmu ukur tanah


2. Agar mahasiswa bisa memahami, mengolah, serta menghitung data hasil
pengukuran

Tujuan dari praktikum ilmu ukur tanah ini adalah :

1. Mahasiswa dapat mempraktekan centering pada alat ukur waterpass.


2. Mahasiswa dapat mempraktekan metode yang digunakan untuk penentuan
beda tinggi antar dua titik sesuai dengan kondisi di lapangan.
3. Mahasiswa dapat mempraktekan pembacaan benang silang diafragma pada
rambu ukur dengan alat ukur waterpass.

1.3 Batasan Praktikum


Dalam praktikum ilmu ukur tanah ini memiliki batasan-batasan. Adapun
batasan-batasan yang ada tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran Waterpass Memanjang.
2. Pengukuran Waterpass Melintang.
3. Penggambaran profil memanjang dan profil melintang.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pelaksanaan Pengukuran Sipat Datar Memanjang

Pengukuran profil bertujuan untuk menentukan elevasi titik-titik pada


permukaan tanah sepanjang garis tertentu sehingga akan diperoleh profil
(potongan tegak dari permukaan tanah sepanjang garis itu). Potongan-potongan
tersebut sangat diperlukan dalam pembuatan bangunan sipil seperti saluran irigasi
dan drainase, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain.
Penyipat datar profil (profil levaling) adalah penyipat datar berantai dengan
sejumlah pembacaan ke muka diantara titik-titik pindah. Jadi di sini ada stasiun-
stasiun tambahan yaitu titik antara, dan stasiun-stasiun pokok yaitu titik utama dan
dan titik pindah.
Pengukuran profil ini dibedakan menjadi dua yaitu pengukuran profil memanjang
dan pengukuran profil melintang.

Profil memanjang diperlukan dalam pembuatan trase jalan raya, jalan


kereta api, saluran air dan lain-lain. Untuk menghitung berapa luas tanah yang
harus digali maupun berapa luas daerah yang harus ditimbun, maka diperlukan
data yang lengkap dari hasil pengukuran profil memanjang maupun pengukuran
profil melintang. Data tersebut dituangkan dalam suatu grafik dengan garis
mendatar menyatakan jarak antar titik dan garis tegak menyatakan elevasinya.
2.2 Pelaksanaan Pengukuran Sipat Datar Melintang

Dalam pelaksanaan pengukuran profil melintang diusahakan sedetail


mungkin, artinya jarak yang diambil dalam pengukuran profil melintang
disesuaikan dengan kondisi medan. Bila kondisi medan berbukit-bukit, maka
jarak antar profil lebih pendek dibandingkan dengan kondisi medan yang
mendatar.
BAB III

PELAKSANAAN

3.1 Pengukuran Waterpass Memanjang

Sipat datar memanjang adalah suatu pengukuran yang bertujuan untuk


mengetahui ketinggian titik-titik sepanjang jalur pengukuran dan pada umumnya
digunakan sebagai kerangka vertikal bagi suatu daerah pemetaan. Sipat datar
memanjang terbagi menjadi sipat datar terbuka dan tertutup.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pengukuran waterpass


memanjang :

1. Menentukan titik pengukuran dengan membuat 11 titik atau P11 dengan


jarak tiap titik adalah 15 m.
2. Apabila telah terbentuk garis lurus dirikan alat diantara P1 dan P2 sebagai
slag 1 dan seterusnya.
3. Siapkan alat lalu centering pastikan gelumbung nivo berada ditengah-
tengah kotak nivo.
4. Bidik rambu ukur ke arah P1 sebagai rambu belakang dan baca benang
atas,benang tengah, dan benang bawah serta ukur jaraknya sebagai jarak
langsung.
5. Kemudian arahkan atau bidik ke P2 sebagai rambu muka lalu baca benang
atas,benang tengah, dan benang bawah.
6. Cek data lalu pindahkan alat diantara P2 dan P3 sebagai slag 2 dan
lakukan centering alat.
7. Lakukan langkah 3 dan 4 pada P2 dan P3.
8. Setelah itu pindahkan alat ke slag 3 lakukan hal yang sama sampai titik 11
(slag 10).
9. Setelah slag 10 selesai maka dilakukan pengukuran pulang agar
mengetahui kesalahan benar tidaknya data pergi.
10. Dirikan alat di slag 10 kemudian lakukan centering alat.
11. Baca bacaan ke arah P11 sebagai rambu belakang dan P10 sebagai rambu
muka serta ukur langsung jaraknya.
12. Lakukan langkah 11 untuk slag 9 hingga slag 1.

Gambar 3.1 Profil Memanjang

3.2 Pengukuran Waterpass Melintang

Sipat datar melintang yaitu pengukuran untuk mengetahui bentukan lahan


tegak lurus dari sumbu utama bidang ukur, menentukan tinggi rendahnya tanah,
dan mendapatkan bentuk permukaan titik sepanjang garis tertentu.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada saat pengukuran waterpass


melintang :

1. Pada pengukuran melintang telah didapatkan titik dari pengukuran


memanjang.
2. Kemudian dirikan alat pada P1 dan lakukan centering.
3. Arahkan waterpass ke P2 sebagai posisi 0° dan putarlah waterpass searah
jarum jam pada sudut 90° yang akan menjadi bacaan rambu kanan.
4. Kemudian tentukan titik-titik detail pada posisi 90°dan baca BA,BT,BB
dan ukur jarak langsungnya.
5. Setelah sudut 90° selesai dibaca maka putarlah waterpass pada sudut 270°
yang akan menjadi sumbu kiri.
6. Baca BA, BT, BB dan ukur jarak langsungnya.
7. Baca semua yang terdapat di daerah sudut 270° dan detail.
8. Setelah sudut 90° dan 270° selesai diambil detailnya lalu ukur tinggi alat.
9. Apabila titik P1 telah selesai maka pindahkanlah alat ke P2.
10. Untuk P2 dan seterusnya lakukan langkah-langkah seperti P1 dan jangan
lupa mengukur tinggi alat.

Gambar 3.2 Profil melintang


3.3 Peralatanan Yang Digunakan

Adapun peralatan yang digunakan dalam pengukuran memanjang dan


melintang :

1. Waterpass

Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan beda tinggi antara dua tempat atau lebih di lapangan dengan cara
membaca skala pada rambu vertikal yang tepat berimpit pada posisi garis bidik
horizontal.

Gambar 3.3.1 Waterpass

Adapun bagian dari alat ini adalah :

a. Cermin nivo untuk memantulkan bayangan nivo


b. Nivo untuk mengetahui kedataran alat
c. visir bidikan untuk mengarahkan arah bidikan
d. Teropong Sekrup fokus benang untuk memfokuskan benang bidikan
e. Lensa bidik untuk melihat bidikan
f. Sekrup penggerak horisontal untuk menggerakan secara halus arah bidikan
horisontal teropong
g. Sekrup leveling untuk me-level-kan(mendatarkan) alat
h. Plat dasar untuk landasan alat ke tripot
i. Body teropong badan teropong
j. Sekrup fokus obyek untuk memfokuskan obyek bidikan
k. Rumah lensa depan untuk tempat lensa depan
l. Skala gerakan sudut horisontal untuk mengetahui besar gerakan sudut
horisontal
m. No seri alat nomor seri untuk identifikasi alat

2. Rambu Ukur

Rambu ukur terbuat dari kayu atau campuran alumunium yang diberi skala
pembacaan. Alat ini berbentuk mistar ukur besar yang mempunyai panjang 3 – 5
meter. Skala rambu dibuat dalam cm, tiap blok merah, putih atau hitam
menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5
cm, tiap 2 buah E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan
agar memudahkan dalam pembacaan rambu. 

Gambar 3.3.2 Rambu Ukur

3. Statif
Statif sebagai tempat dudukan alat dan menstabilkan alat seperti waterpass
dan theodolite. Alat ini punya 3 kaki sama panjang yang bisa dirubah
ketingiannya. Statif terdiri dari bidang level / kepala statif, sekrup pengunci, tali
pembawa, sekrup penyetel, dan kaki statif .

Gambar 3.3.3 Statif

4. Unting-Unting

Unting-unting atau bandul dipergunakan untuk mengukur ketegakan suatu


benda atau bidang. Alat ini terbuat dari bahan besi dengan permukaan berwarna
besi putih, kuningan dan juga besi biasa, bentuknya  biasanya prisma dengan
ujung lainnya dibuatkan penempatan benang kait, atau bntuk lain yang salah satu
ujung nya tetap dibuat runcing.

Gambar 3.3.4 Unting-Unting


5. Rollmeter

Rollmeter alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 5 – 50
meter yang terbuat dari bahan plastik atau plat besi tipis dengan satuan mm atau
cm, feet tau inch. Rollmeter tersedia dalam ukuran panjang 5 meter, 10 meter, 30
meter sampai 50 meter.

Gambar 3.3.5 Rollmeter

6. Meteran

Meteran (pita ukur) adalah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan
panjang 25 – 50 meter. Fungsi meteran ini sama seperti penggaris, namun meteran
berdimensi lebih panjang serta terbuat dari bahan yang lebih fleksibel agar mudah
dibawa ke mana-mana, meteran diprgunakan untuk mengukur objek besar semisal
tanah.

Gambar 3.3.6 Meteran


7. Payung
Payung digunakan untuk melindungi seseorang dari hujan maupun panas.
Fungsi payung dalam pengukuran memanjang maupun melintang unuk
melindungi nivo dari hujan maupun panas.

Gambar 3.3.7 Payung

8. Alat Tulis

Alat tulis yang digunakan, yaitu pensil, penghapus untuk mengisi hasil
pengukuran dalam form pengukuran, serta tipe x untuk menandai titik patok
sementara.

Gambar 3.3.8 Alat Tulis

9. Kalkulator
Kalkulator adalah alat untuk menghitung dari perhitungan sederhana
sampai ilmiah untuk mengecek bacaan dan menghitung data.

Gambar 3.3.9 Kalkulator


3.4 Flowchart Praktikum

MULAI

SURVEY LOKASI

PENENTUAN TITIK

PELAKSANAAN
PRAKTIKUM

PENGECEKAN DAN
PENGOLAHAN DATA

PENGGAMBARAN
MENGGUNAKAN
MILIMETER BLOK

PENGGAMBARAN
MENGGUNAKAN KALKIR

PENYUSUNAN LAPORAN

‘’GAGAL’’ ’BERHASIL’’

SELESAI
3.5 Jadwal Praktikum

Berikut ini adalah jadwal praktikum ilmu ukur tanah dari pengukuran sipat
datar memanjang dan sipat datar melintang.

NO HARI/ TANGGAL PENGUKURAN KETERANGAN


1 Senin, 10 Desember 2018 Sipat Datar Memanjang

2 Selasa, 11 Desember 2018 Sipat Datar Profil


Melintang
3.6 Lokasi Pengukuran
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Pengukuran Sipat Datar Memanjang

Adapun tata cara dan rumus yang digunakan dalam perhitungan pengukuran
memanjang, yaitu :

 Slag 1 (Pergi)
P1 (Rambu Belakang) : BA = 1,577
BT = 1,540
BB = 1,503
P2 (Rambu Muka) : BA = 1,215
BT = 1,117
BB = 1,139
Δh Slag 1 = BT Rb – BT Rm
= 1,540 – 1,117
= 0,363 m
Jarak P1 = (BA–BB)*100
= (1,577–1,503)*100
= 7,4 m
Jarak P2 = (BA–BB)*100
= (1,215–1,139)*100
= 7,6 m
Elevasi P1 = 100
Elevasi P2 = Elevasi P1 + Δh Slag 1
= 100 + 0,363
= 100,363
Jadi, setelah melakukan pengukuran memanjang pergi di peroleh ∑Δh = 1,378
m dan Jarak total = 149,3 m.
 Slag 10 (Pulang)
P11 (Rambu Belakang) : BA = 1,347
BT = 1,309
BB = 1,271
P10 (Rambu Muka) : BA = 1,306
BT = 1,269
BB = 1,232
Δh Slag 10 = BT Rb – BT Rm
= 1,309 – 1,269
= 0,04 m
Jarak P11 = (BA–BB)*100
= (1,347–1,271)*100
= 7,6 m
Jarak P10 = (BA–BB)*100
= (1,306–1,232)*100
= 7,4 m
∑Δh dari pengukuran memanjang pulang adalah -1,377 m dan Jarak total
149,4 m.

∑Δh total = ∑Δh pergi + ∑Δh pulang


∑Δh ≤ Toleransi Pengukuran
∑Δh total = ∑Δh pergi + ∑Δh pulang
∑Δh total = 1,378 + (-1,377)
∑Δh total = 0,001 m
Toleransi Pengukuran = 8√ D + 0,3 x D
Toleransi Pengukuran ≤ 4,5 mm
Dimana, D = Jarak total (km)
D = Jarak Pergi + Jarak Pulang
= 149,3 + 149,4
= 298,7 m
= 0,2987 km
Toleransi = 8√ 0,2987 + 0,3 x 0,2987
= 4,372276295 + 0,08961
= 4,461886295 mm
= 0,004 m
∑Δh ≤ Toleransi Pengukuran
0,001 ≤ 0,004 (TERBUKTI)
0,001
Koreksi = = 0,0001
10

Elevasi P11 = Elevasi P11 Pergi


= 101,378
Elevasi P10 = Elevasi P11 ± Δh – Koreksi
= 101,378 + 0,04 – 0,0001
= 101,4179
4.2 Perhitungan Pengukuran Sipat Datar Melintang

Adapun tata cara dan rumus yang digunakan dalam perhitungan pengukuran
melintang, yaitu :

Elevasi awal : 100,000 (P1)


Tinggi alat : 1,265 (ta)

Rambu Kanan (90º) Rambu Kiri (270 º)


BA : 1,267 BA : 1,130
BT : 1,256 BT : 1,125
BB : 1,245 BB : 1,120

1. Perhitungan Beda Tinggi


- Perhitungan beda tinggi rambu kanan (90º)
Δh rambu kanan = ta – BT rambu kanan
= 1,265 – 1,256
= 0,009
- Perhitungan beda tinggi rambu kiri (270º)
Δh rambu kanan = ta – BT rambu kiri
= 1,265 – 1,125
= 0,14
2. Perhitungan Elevasi
- Rambu Kanan = Elevasi P1 + Δh rambu kanan
= 100,000 + 0,009
= 100,009
- Rambu Kiri = Elevasi P1 + Δh rambu kiri
= 100,000 + 0,14
= 100,14

Keterangan : Elevasi yang digunakan untuk pengukuran melintang ini sama


dengan pengukuran memanjang pergi. Misalnya, elevasi P1 memanjang pergi
adalah 100,000 maka elevasi yang digunakan untuk P1 melintang juga 100,000
begitupusn seterusnya.
4.3 Penggambaran Peta
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum Ilmu Ukur Tanah kelompok 15 yang berlokasi


di JL. Bendungan Wonorejo dan JL.Bendungan Tangga, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam praktikum ini kami dapat mengenal dan mengoperasikan alat-alat


yang digunakan dalam menentukan beda tinggi dan panjang jalan.
Praktikum Ilmu Ukur Tanah yang kami laksanakan ini menggunakan alat
ukur yang bernama Waterpass.
2. Hasil dari pengukuran sipat datar di JL.Bendungan Wonorejo dan
JL.Bendungan Tangga tepatnya di belakang kampus ITN 1 terbagi
menjadi dua profil yaitu profil memanjang dan profil melintang.
5.2 Saran

Praktikum Ilmu Ukur Tanah kali ini, banyak sekali hal penting yang perlu
diperhatikan agar proses praktikum dapat berjalan dengan baik dan benar, hal-hal
yang perlu di prhatikan sebagai berikut :

1. Perhitungan dan pengukuran data diperlukan prinsip-prinsip pengukuran


untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
2. Pengecekan sendiri hasil pengamatan dan pembacaan.
3. Selalu menggambar langsung sketsa setelah mendapatkan dan mencatat
hasil ukuran.
4. Menggunakan alat-alat ukur seperti Waterpass diperlukan ketelitian dari
segi perhitungan maupun kelengkapan alat-alat. Alat yang digunakan dari
awal sampai akhir harus lengkap, sehingga diperlukan rasa tanggung
jawab yang besar bagi mahasiswa yang menggunakan alat praktikum.
5. Penggunaan waterpass harus selalu menggunakan payung untuk
melindungi alat agar tidak terkena sinar matahari langsung, karena sangat
berpengaruh terhadap kinerja alat terlebih pada bagian nivo waterpass
tersebut.
6. Mengusahakan pemilihan waktu pelaksanaan pada keadaan cuaca yang
cerah.
7. Mengupayakan ketelitian dalam pembacaan alat.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai