Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH

( Mengukur Sudut Horizontal dan Jarak Mendatar dengan Waterpass)

KELOMPOK : 5

NAMA :

1. CHANDRA KURNIAWAN NPM 21100008


2. FRANDEKA NPM 21100009
3. FEBRI YUSA ADIGUNA NPM 21100011
4. ANTHONY FERNANDO NPM 21100018
5. ANA ANGGRAINI NPM 21100031
6. RIDHAN THORIQ DUANDA NPM 21100047

LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH. BENGKULU

2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan selesainya tugas besar Ilmu Ukur Tanah, tentang “Mengukur Sudut
Horizontal dan Jarak Mendatar dengan Waterpass semester II pada jurusan Teknik Sipil
S1 tahun akademik 2021/2022 di Universitas Prof. Dr. Hazairin,SH Bengkulu. Kami
bermaksud kepada dosen pengampuh mata kuliah Ilmu Ukur Tanah Program Studi
Teknik Sipil, yaitu IBU Dr.Tri Sefrus,ST.MT.untuk dapat mengesahkan Tugas Besar
yang telah kami selesaikan.

Bengkulu, Juni 2022

PENYUSUN :

CHANDRA KURNIAWAN (21100008) ( )

FRANDEKA (21100009) ( )

FEBRI YUSA ADIGUNA (21100011) ( )

ANTHONY FERNANDO (21100018) ( )

ANA ANGGRAINI (21100031) ( )

RIDHAN THORIQ DUADA (21100047) ( )

DISAHKAN OLEH :

DOSEN PENGAMPUH ASISTEN DOSEN

Dr.Tri Sefrus,ST.MT. ASWANTU FAJRI ST.

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat serta hidayah-Nya,
terutama nikmat kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan TUGAS
BESAR “ILMU UKUR TANAH” , kemudian shalawat beriring salam kami panjatkan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan kita pedoman hidup
yaitu Al-Qur’an dan sunnah-Nya untuk keselamatan umat di dunia.

Laporan ini merupakan salah satu pencapaian nilai kami di Mata Kuliah Ilmu Ukur
Tanah di program studi Teknik Sipil Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH. Kami telah
melakukan kegiatan ini semaksimal mungkin agar sesuai dengan materi perkuliahan
dengan hasil praktikum yang kami laksanakan.

Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr.Tri


Sefrus,ST.MT.sebagai Dosen Pengampu kami, Aswantu Fajri, S.T sebagai Asisten
Dosen kami dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penulisan laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran terhadap laporan ini agar kami
dapat memperbaiki kesalahan tersebut demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, Juni 2022

Penyusun

Kelompok 5

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
1.1 Latar Belakang dan Tujuan Praktikum.....................................................................
1.2 Tujuan.......................................................................................................................
1.3 Peralatan yang digunakan.........................................................................................
1.4 Pelaksanaan Praktikum.............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................
2.1 Waterpass..................................................................................................................
2.2 Pengukuran Sudut dan Jarak dengan Waterpass...........................................................
2.3 P..........................................................................................................................................
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................
3.1 Hasil........................................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................
4.2 Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
DOKUMENTASI.........................................................................................................

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Tujuan Praktikum

Dalam melaksanakan suatu bangunan, baik bangunan besar, sedang dan yang
kecil sekalipun memerlukan terlebih dahulu suatu perencanaan yang
matang.Tidak mungkin dapat dibuat suatu rencana yang baik tanpa tersedia peta
yang baik pula. Untuk mendapatkan peta yang baik harus didasarkan atas hasil
pengukuranyang benar dan cara pengukuran yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pengukuran- pengukuran yang dimaksud adalah ukue wilayah atau biasa disebut
ukur tanah.

Ilmu ukur wilayah atau Ilmu ukur tanah merupakan bagian pendahuluan
dariilmu geodesi, yang memfokuskan pada pengukuran-pengukuran bentuk
permukaan bumi untuk dipindahkan ke bidang datar. Ilmu ukur tanah adalah
ilmuyang mempelajari masalah kulit bumi yang berupa situasi atas permukaan
kulit bumi, perbedaan ketinggian, jarak dan luas.

Ilmu geodesi mempunyai dua maksud, yaitu maksud ilmiah dan maksud
praktis. Maksud ilmiah adalah menentukan permukaan bumi, sedangkan maksud
praktis membuat bayangan, yang dinamakan peta dari sebagian besar atau kecil
permukaan.

Mempelajari ilmu ukur tanah bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk


permukaan bumi, baik situasi maupun beda tinggi suatu titik dengan titik lainyang
diamati pada permukaan tanah. Dengan mengukur jarak, luas, ketinggian,dan
sudut kita dapat mengetahui keadaan dan beda tinggi titik-titik pada permukaan
tanah.

2
Pada ilmu ukur tanah, sudut dan jarak menjadi unsur yang penting. Oleh sebab
itu pengukuran-pengukuran bentuk permukaan bumi difokuskan pada pengukuran
keduanya. Dalam praktikum ini, alat yang digunakan adalah waterpass. Setelah
praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat melakukan pengukuran wilayah
dengan jarak dan sudut mendatar dengan menggunakan waterpass.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengukur dan menghitung besarnya sudut dan jarak


menggunakan alat ukur waterpass dengan cepat dan benar.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran sudut dengan waterpass,
dan pengukuran jarak dengan metoda sipat datar dengan cepat dan benar.
3. Mahasiswa mampu mencatat data hasil pengukuran/ pembacaan alat kedalam
catatan lapang dengan benar.
4. Mahasiswa mampu menghitung data hasil pengukuran dengan cepat dan benar

1.3 Peralatan yang digunakan

1. Waterpass, fungsinya sebagai alat pengukur beda tinggi dan sudut.


2. Rambu ukur, fungsinya sebagai titik patokan dalam pengukuran menggunakan
waterpass.
3. Unting-unting, fungsinya sebagai penunjuk tegak atau tidaknya alat yang
didirikan.
4. Patok, fungsinya sebagai ciri atau tanda suatu tempat dan penunjuk arah utara.
5. Tripod (kaki tiga), fungsinya sebagai penegak atau mendirikan alat waterpass
yang disimpan diatas tripod (kaki tiga).
6. Meteran, fungsinya sebagai alat untuk mengukur panjang, dengan posisitegak
lurus.
7. Nivo, fungsinya sebagai penunjuk sumbu vertical dalam keadaan tegakatau
tidak. Didalam nivo terdapat gelembung yang harus diatur
beradaditengah. Agar hasil bidikan benar-benar tegak.
8. Formulir pengukuran jarak dan sudut, untuk mengisi data hasil pengukuran.

3
9. Alat tulis, untuk mencatat data hasil pengukuran di lembar
formulir pengukuran jarak dan sudut.

1.4 Pelaksanaan Praktikum

1.1.1. Mahasiswa membuat sketsa pengukuran pada lembar survey

1. Lokasi pengukuran terhadap arah utara kompas.


2. Titik I, A dan B serta arah pengukuran dan sudut horizontal1.4.2

1.1.2. Prosedur Pengukuran Jarak


1. Alat ukur sipat datar didirikan di atas titik I oleh praktikan A dan
siapdibidikkan (sudah tepat di atas titik dengan bantuan
unting-unting/centering dan sesuai ketentuan alat).
2. Rambu ditempatkan di titik I oleh praktikan B, penempatan rambuharus tegak
dapat dibantu dengan nivo.
3. Teropong alat sipat datar diarahkan pada rambu ukur dan benangvertikal
diafragma ditepatkan pada tengah-tengah rambu dengan pertolongan sekrup
penggerak halus horizontal.
4. Skala pada rambu ukur (BA, BB, dan BT) dibaca dan dicatat padalembar
survey.
5. Jarak antara waterpass dengan rambu ukur diukur dengan menggunakan
meteran.
6. Point 1 – 5 dilakukan kembali untuk bidikan 2 dan seterusnya.

1.1.3. Prosedur Pengukuran Sudut

4
1. Alat ukur sipat datar didirikan di atas titik I oleh praktikan A dan
siapdibidikkan (sudah tepat di atas titik dengan bantuan
unting-unting/centering dan sesuai ketentuan alat).
2. Rambu ditempatkan di titik I oleh praktikan B, penempatan rambuharus tegak
dapat dibantu dengan nivo.
3. Teropong alat sipat datar diarahkan pada rambu ukur dan benangvertikal
diafragma ditepatkan pada tengah-tengah rambu dengan pertolongan sekrup
penggerak halus horizontal.
4. Bacaan skala horizontal pada waterpass dibaca dan dicatat pada lembarsurvey
(bacaan 1)
5. Teropong diputar searah jarum jam dan diarahkan ke target di titik bidi2
dengan cara yang sama seperti point 3. Skala lingkaran horizontaldibaca dan
dicatat (bacaan 2)
6. Sudut antara dua titik dapat dihitung denganSudut 1-2 = bacaan 2– bacaan 1
7. Sudut dalam dan sudut luar dihitun

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Waterpass

Waterpas adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggi suatu titik
diatas permukaan bumi. waterpas memiliki dua lensa yaitu lensa objektif dan
lensa okuler. Waterpas dilengkapi dengan nivo agar pengamat dapat mengetahui
kedataran alat. Tiga skrup pendatar, alat fokus diafragma, alat fokus bidikan ,
dan skala lingkar mendatar yang dapat digunakan untuk memudahkan pengamat
dalam melakukan pengukuran. Fungsi dari bagian-bagian yang terdapat pada
waterpass adalah sebagai berikut:

1. Sekrup pengatur ketajaman diafragma, berfungsi untuk mengatur


ketajaman benang diafragma (benang silang).
2. Lensa pembacaan sudut horisontal, berfungsi untuk memperbesar dan
memperjelas bacaan sudut horisontal.
3. Sekrup A,B,C, berfungsi untuk mengatur kedataran pesawat (sumbu Ivertikal).
4. Sekrup pengatur fokus teropong, berfungsi untuk memperjelas obyek
yangdibidik.
5. Teropong, berfungsi untuk menempatkan lensa serta peralatan yang berfungsi
untuk meneropong atau membidik obyek pengukuran.
6. Pelindung lensa obyektif, berfungsi untuk melindungi lensa obyektif darisinar
matahari secara langsung.
7. Lensa obyektif, berfungsi untuk menerima obyek yang dibidik.
8. Klem aldehide horisontal, berfungsi untuk mengunci perputaran pesawatarah
horisontal.
9. Sekrup penggerak halus aldehide horisontal, berfungsi untuk
menggerakkan pesawat arah horisontal secara halus setalah klem aldehide hori

6
sontaldikunci agar kedudukan benang pada pesawat tepat pada obyek
yangdibidik.
10. Sekrup pengatur sudut, berfungsi untuk mengatur landasan sudut datar.
11. Visier, berfungsi sebagai alat bantu bidikan kasar untuk mempercepat
pembidikan obyek.

Kegunaan waterpass:

 Memperoleh pandangan mendatar atau lurus

 Menentukan beda tinggi

 Bila dilengkapi benang stadia dapat mengukur jarak

 Bila dilengkapi lingkaran horisontal berskala dapat mengukur sudut horizontal

Tiga syarat waterpas yang baik

 Garis bidik sejajar garis nivo

 Sumbu vertikal harus betul-betul tegak

 Garis mendatar diafragma harus betul-betul mendatar

2.2 Pengukuran Sudut dan Jarak dengan Waterpass

a. Pengukuran Sudut

Pengukuran sudut dapat dilakukan dengan mengukur beda selisih sudut


azimuth dan bacaan skala horizontal.

1. Mengukur selisih sudut azimuth

Azimut adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarangmeridian
acuan. Dalam pengukuran tanah datar, Azimut biasanya diukur dariutara, tetapi
para ahli astronomi, militer dan National Geodetic Survey memakai selatan
sebagai arah acuan.

7
Pernyataan Azimuth, merupakan besarnya sudut arah yang diukur dariutara
magnet Bumi ke titik yang lain searah putaran jarum jam. Dengan demikian,
pengukuran dengan metode Azimuth mempunyai kisaran 0° – 360° dan
tidakmemerlukan huruf-huruf untuk menunjukkan kuadran.

Gambar 1.1 Pengukuran selisih sudut azimuth 2.

2. Mengukur selisih sudut horizontal

Secara definisi sudut horizontal adalah merupakan sudut yang dibentukoleh


selisih dari dua arah. Besaran Sudut dapat ditentukan dari
selisih pembacaan skala lingkaran yang terdapat pada arah yang berbeda tersebut,
baik secara horizontal maupun secara vertikal.

<β = bacaan PA – bacaan PB

b. Pengukuran Jarak Pengukuran jarak dengan alat ukur waterpas merupakan


pengukuran sipatdatar, jarak mendatar diperoleh dari hasil bacaan benang
diafragma dengan persamaan berikut:
J = c (BA – BB)
J : jarak mendatar (cm)

8
BA : Bacaan benang atas (cm)
BB : Bacaan benang baawah (cm)
C : konstanta alat = 100

2.3 Pembahasan
Dalam praktikum ilmu ukur wilayah yang pertama ini kita mempelajari
sistem kerja dari alat pengukur ketinggian yaitu Waterpass. Sebelum melakukan
pengukuran terlebih dahulu kita siapkan alat-alat yang dibutuhkan di lapangan,
seperti Waterpass, Kaki Tiga, Rambu Ukur, Nivo, Meteran (Pita Ukur). Dalam
pelaksanaannya kita membidik rambu ukur dengan jarak yang telah ditentukan
sendiri oleh kita, rambu ukur di letakkan pada dua tempat yang berbeda.
Langkah pertama memasang peralatan waterpass dengan baik dan benar
sehingga alat tersebut berdiri dengan tegak dan datar menghadap rambu ukur.
Untuk mengetahui waterpass datar atau tidaknya kita lihat dan atur nivo yang
terdapat pada waterpass sampai gelembung air pada nivo tepat di titik tengah.
Adapun cara agar gelembung yang berada dalam nivo tepat di tengah, kita atur
tiga skrup pendatar, dengan mendahulukan dua skrup yang tepat di berada di
bawah nivo sehingga gelembung berpindah ke posisi atas, setelah itu atur skrup
yang satunya lagi sampai gelembung berada di tengah.
Sebelumnya kita telah menentukan terlebih dahulu jarak waterpass
terhadap kedua titik yang akan diletakkan rambu ukur tadi dengan jarak yang
berbeda dengan menggunakan meteran. Setelah itu atur fokus objek dan fokus
diafragma dengan cara di putar ke kiri atau ke kanan sampai rambu ukur terlihat
dengan jelas ketika di lihat pada teropong.
Setelah semua selesai di siapkan, mulailah kita melakukan pembidikkan
pada rambu ukur, maka di dapatlah nilai BA, BT dan BB. Catat data yang telah di
dapat, catat juga besar sudut yang ditunjukkan pada skala sudut horizontal yang
terdapat di bagian waterpass dan kita juga mencatat tinggi alat. Setelah di dapat
data dari pengukuran waterpass tersebut, selanjutnya kita menghitung jarak
dengan menggunakanrumus:
Jarak=C (BA−BB)
Ket : C = konstanta (100)
BA = batas atas rambu ukur (cm)
BB = batas bawah rambu ukur (cm)
Berdasarkan data dari hasil praktikum, ternyata besar jarak yang di ukur
dengan menggunakan meteran ternyata hasilnya beebeda dengan besar jarak yang
di dapat dari alat waterpass dan penggunaan rumus J = C (BA – BB), padahal
seharusnya hasilnya sama. Hal tersebut bisa di sebabkan karena karakter tanah
yang tidak rata atau bergelombang dan tidak datar, sedangkan data yang di

9
dapatkan dengan menggunakan waterpasss merupakan jarak dengan permukaan
tanah yang sudah benar-benar datar karena sudah di uji dengan nivo, tetapi dengan
menggunakan meteran tidak demikian. atau bisa juga karena kurang telitinya
praktikan dalam menggunakan meteran ataupun waterpassnya sendiri, kesalahan
ini disebut dengan Human Error, oleh karena itu akurasi data yang didapat sangat
dipengaruhi oleh kemampuan praktikan dalam menggunakan alat.

10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
3.1.1 Tabel Hasil Pengukuran
Besar
Tinggi Bacaan Muka Beda Sudut
Tempat Titik Sudut Jarak
Alat Tinggi Antara
Alat Bidikan Horizontal (m)
(cm) (m) dua
BA BT BB titik

1 1462 1258 1060 13° 40,2


0,225 35°

2 1229 1033 0841 48° 38,8


A 0,157 213°
3 1338 1190 1042 261° 29,6

0,222 42°
4 1088 0968 0849 303° 23,9
120

1 1490 1327 1161 23° 31,9


0,199 37°

2 1290 1128 0965 60° 32,5


B 0,140 76°
3 1431 1268 1101 136° 33

0,220 42°
4 1209 1048 0889 178° 23
125

11
3.1.2 Hasil Perhitungan
A.
J1 = c (BA – BB) Beda tinggi 1 = BT 1 – BT 2
J1 = 100 (1462 – 1060) = 1258 – 1033
J1 = 4020cm = 40,2 m = 225cm = 0,225 m

8
J2 = c (BA – BB) Beda tinggi 2 = BT 2 – BT 3
J2 = 100 (1229 – 0841) = 1033– 1190
J2 = 3890 cm = 38,9 m = 157 cm = 0,157 m

J3 = c (BA – BB) Beda tinggi 3 = BT 3 – BT 4


J3 = 100 (1338 – 1042) = 1190 – 0968
J3 = 2960 cm =29,6 m =222 cm = 0,222 m

J4 = c (BA – BB)
J4 = 100 (1088 – 0849)
J4 = 2390 cm = 23,9 m

B.
J1 = c (BA – BB) Beda tinggi 1 = BT 1– BT 2
J1 = 100 (1490 – 1161) = 1327 - 1128
J1 = 3290 cm = 32,9 m = 199 cm = 0,199 m

J2 = c (BA – BB) Beda tinggi 2 = BT 2 – BT 3


J2 = 100 (1290 – 0965) = 1128 - 1268
J2 = 3250 cm = 32,5 m = 140 cm = 0,140 m

J3 = c (BA – BB) Beda tinggi 3 = BT 3 – BT 4

12
J3 = 100 (1431– 1101 = 1268 - 1048
J3 = 3300 cm = 33 m = 220 cm = 0,220 m

J4 = c (BA – BB)
J4 = 100 (1209 – 0889)
J4 = 3200 cm = 32 m

GAMBAR SUDUT AZIMUTH

GAMBAR 1.2.1 AZIMUTH TITIK BIDIK A

13
GAMBAR 1.3 AZIMUTH TITIK BIDIK B

14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan:
1. Waterpass digunakan untuk memperoleh pandangan mendatar atau mendapat
garis bidikan yang sama tinggi, sehingga titik – titik yang tepat garis bidikan/
bidik memiliki ketinggian yang sama.
2. Ilmu ukur tanah ini sangat berhubungan erat dengan permukaan bumi
(Topografi) maksudnya ilmu ini mempelajari penggambaran bentuk
permukaan bumi dalam suatu peta dengan segala yang ada di permukaan
bumi tersebut.
3. Dengan pandangan mendataryang dimiliki oleh waterpass dan diketahuinya
jarak dari garis bidik yangdinyatakan sebagai ketinggian garis bidik terhadap
titik–titik tertentu, maka akan diketahui atau ditentukan beda tinggi atau
ketinggian dari titik–titik tersebut.

4.2 Saran
1. Praktikan harus memahami mengenai hal-hal yang akan dipraktikumkan
sebelum melaksanakan praktikum.
2. Praktikan harus lebih teliti dalampengambilan data maupun pengolahan data.
3. Praktikan harus memahami metodologi
4. Praktikan tidak pelu tergesa-gesa dalam pengambilan data karena akan
mengurangi keakuratan data.
5. Diusahakan pita ukur tidak mendapatkan kelendutan

15
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Nawawi dan Kharistya Amaru.2013.Penuntun Praktikum Ilmu Ukur


Wilayah.FTIP UNPAD
Frick , Heinz . 1974 .Ilmu Ukur Tanah .Kanisius . Jakarta.
Wahyudi, Noor.2006. Ilmu Ukur Tanah Lab. Dasar Ukur Tanan Teknik Sipil.
Banjarbaru.

https://www.academia.edu/8825303/
Mengukur_Sudut_Horisontal_dan_Jarak_Mendatar_dengan_Waterpass

16
DOKUMENTASI

1.1 Gambar proses teropong BA,BT,BB

1.2 Gambar proses peletakan tiang

17
1.3 Gambar proses mencatat hasil BA,BT,BB

1.4 Gambar foto bersama

18
19

Anda mungkin juga menyukai