Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH I


Untuk memenuhi Tugas Praktikum Ilmu Ukur Tanah 1

Dosen Pengampu :
Adhi Purnomo, S.T., M.T.
Disusun Oleh:
Moh. Akbar Wibisono ( 1525423005 )
Syifa Ulya ( 1525423006 )
Muhammad Rasyid Fadhilah ( 1525423015 )
Nadilla Hikmatul Hasanah ( 1525423019 )
Fajar Hermawan ( 1525423020 )
Laili Indah Muqoriatunnisa ( 1525423025 )
Biginda Wira Laksono ( 1525423029 )
Tommy Hartono ( 1525423055 )

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI


BANGUNAN GEDUNG
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PRAKTEK ILMU UKUR TANAH I


DOSEN TOPIK Kode: 15250742
Adhi Purnomo, S.T., M.T. Perhitungan Polar Waktu: 10.00 – 11.50
Sandi Dosen JUDUL Tanggal: 14 - 09 - 2023
1349 Praktek Perhitungan Polar Nama: Kelompok 1

A. DASAR TEORI
Ilmu ukur tanah didefinisikan sebagai ilmu yang mengajarkan tentang teknik-teknik /cara-
cara pengukuran dipermukaan bumi dan bawah tanah dengan areal yang terbatas (±20’-20’ atau
37 km x 37 km) untuk keperluaan pemetaan dan penentuan posisi relative suatu daerah. Ilmu
ukur tanah termasuk dalam bagian dari ilmu geodesi.
Di dalam ilmu ukur tanah, diperlukan beberapa alat pengukuran. Alat pengukuran alat
ukur tanah ada tiga macam, yaitu:
1. Alat Ukur Sederhana
a. Pita Ukur (Meteran)
Alat yang bisa dimanfaatkan untuk mengetahui ukuran jarak atau panjang tanah
dengan satuan mm, cm, inchi, atau feet. Meteran juga dapat diandalkan untuk
membuat sudut siku-siku, mengukur sudut, dan membuat lingkaran.
b. Kompas
Alat yang berguna untuk memeriksa arah. Alat ini berkerja dengan
memanfaatkan gaya medan magnet yang membuat jarum penunjuk di dalamnya
selalu mengarah ke utara dan selatan bumi. Kompas membantu para pekerja
mampu mengukur tanah sesuai dengan arah yang tepat.
c. Klinometer
Alat yang berfungsi menentukan besar sudut elevasi dalam mengukur tinggi suatu
obyek secara tidak langsung. Dengan klinometer, kita bisa mengetahui
tinggi/panjang benda. Prinsip kerjanya yaitu dengan memanfaatkan sudut elevasi
antara suatu garis datar dan garis yang terhubung pada titik garis tersebut dengan
titik puncak sebuah objek.
2. Alat Ukur Optik
a. Waterpass
Alat untuk mengukur sudut horizontal, beda tinggi, dan jarak optis antara dua
atau lebih titik yang berdekatan. Perbedaan tingkat ketinggian tersebut bisa
diamati dari garis-garis visir/sumbu teropong horisontal yang ditujukan ke arah
rambu-rambu ukur vertikal. Kegiatan ini biasanya disebut waterpassing atau
levelling. Sistem acuan atau referensi yang digunakan yaitu rata-rata tinggi
permukaan air laut alias MSL (Mean Sea Level).
b. Theodolite
Alat ukur tanah yang dipakai untuk mengukur ketinggian tanah dengan sudut
datar dan sudut tegak. Tingkat akurasi hasil pengukuran sudut oleh theodolite
mencapai satuan detik. Umumnya, theodolit sering diaplikasikan saat penentuan
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PRAKTEK ILMU UKUR TANAH I


DOSEN TOPIK Kode: 15250742
Adhi Purnomo, S.T., M.T. Perhitungan Polar Waktu: 10.00 – 11.50
Sandi Dosen JUDUL Tanggal: 14 - 09 - 2023
1349 Praktek Perhitungan Polar Nama: Kelompok 1

sudut siku-siku, menentukan ketinggian, pemetaan situasi, dan pengamatan


matahari.
3. Alat Ukir Elektronik
a. GPS
b. Total Station

Dalam praktikum kali ini, kami akan membahas salah satu alat ukur optic yaitu waterpass
(penyipat datar) untuk menentukan beda tinggi dan jarak suatu titik dengan titik lainnya. Salah
satu metode pengukuran sipat datar adalah pengukuran sipat datar metode polar. Pengukuran
sipat datar cara polar ini sangat cocok untuk mendapatkan perbedaan ketinggian daerah yang
luas dan beda tingginya tidak terlalu menyolok/relatif datar. Dari data yang diperoleh yang sudah
diadakan analisa dan hitungan serta penggambaran dapat digunakan untuk perencanaan
pekerjaan tanah berupa galian atau timbunan.

B. MEMBACA HASIL BIDIKAN DAN PERHITUNGAN


Terdapat 2 hasil pembidikan yang dapat dibaca, yaitu:
1. Pembacaan benang atau batas
Pembacaan benang atau batas adalah bacaan angka pada benang-benang dilensa
pembidikan pesawat dengan media bak ukur. Bacaan yang tepat dengan benang
diafragma mendatar biasa disebut dengan Bacaan Tengah (BT), sedangkan yang tepat
dengan benang stadia atas disebut Bacaan Atas (BA) dan yang tepat dengan benang stadia
bawah disebut Bacaan Bawah (BB). Jarak benang diafragma mendatar ke benang stadia
atas dan bawah sama, oleh karena itu;

(𝐵𝐴 − 𝐵𝐵)
𝐵𝐴 − 𝐵𝑇 = 𝐵𝑇 − 𝐵𝐵 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐵𝑇 =
2
Note: Persamaan ini biasa digunakan untuk mengecek benar atau salahnya pembacaan.
Satuan dari pembacaannya adalah meter (m) atau centimeter (cm).

2. Pembacaan sudut Waterpass


Ada 2 satuan ukuran sudut yang biasa digunakan, yaitu :
1. Satuan derajat
Pada satuan ini satu lingkaran dibagi kedalam 360 bagian, setiap bagian
dinyatakan dengan 1 derajat (1°), setiap derajat dibagi lagi menjadi 60 bagian,
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PRAKTEK ILMU UKUR TANAH I


DOSEN TOPIK Kode: 15250742
Adhi Purnomo, S.T., M.T. Perhitungan Polar Waktu: 10.00 – 11.50
Sandi Dosen JUDUL Tanggal: 14 - 09 - 2023
1349 Praktek Perhitungan Polar Nama: Kelompok 1

setiap bagian dinyatakan dengan 1 menit (1’) dan setiap menit dibagi lagi kedalam
60 bagian dan setiap bagian dinyatakan dengan 1 detik (1”).
2. Satuan grid.
Pada satuan ini satu lingkaran dibagi kedalam 400 bagian, setiap bagian
dinyatakan dengan 1 grid (1g), setiap grid dibagi lagi menjadi 100 bagian, setiap
bagian dinyatakan dengan 1 centigrid (1cg) dan setiap centigrid dibagi lagi
kedalam 100 bagian dan setiap bagian dinyatakan dengan 1 centi-centigrid (1ccg).
Salah satu contoh pembacaan sudut horizontal dari alat ukur waterpass NK2 dari
Wild.

Dari bacaan tersebut, kita dapat menghitung beberapa perhitungan, diantaranya:


1. Perhitungan Jarak Optis
Jarak Optis adalah hasil dari selisih antara benang atas dengan benang bawah
dikalikan serratus.

𝐷 = (𝐵𝐴 − 𝐵𝐵) × 100

Keterangan:
D = Jarak Optis
BA = Batas atas atau benang atas
BB = Batas bawah atau benang bawah

2. Perhitungan Beda Tinggi dan Tinggi Tanah


Cara menghitung dan mengukur beda tinggi antara satu titik dengan titik yang
lain dapat dilihat melalui batas atas, batas tengah dan batas bawah pada hasil data
pembidikan. Beda tinggi adalah hasil selisih antara benang tengah belakang (Yang
dijadikan patokan) dan benang tengah muka (Yang ditinjau).

∆𝐻 = 𝐵𝑇𝑏𝑙𝑘 − 𝐵𝑇𝑚𝑢𝑘𝑎
Keterangan:
∆𝐻 = Beda tinggi
𝐵𝑇𝑏𝑙𝑘 = Batas tengah titik yang dijadikan patokan
𝐵𝑇𝑚𝑢𝑘𝑎 = Batas tengah titik yang ditinjau

Sedangkan mencari tinggi tanah adalah hasil selisih beda tinggi dengan tinggi tanah
pada titik yang di jadikan patokan atau yang diketahui.
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PRAKTEK ILMU UKUR TANAH I


DOSEN TOPIK Kode: 15250742
Adhi Purnomo, S.T., M.T. Perhitungan Polar Waktu: 10.00 – 11.50
Sandi Dosen JUDUL Tanggal: 14 - 09 - 2023
1349 Praktek Perhitungan Polar Nama: Kelompok 1

𝐻𝑚𝑢𝑘𝑎 = ∆𝐻 − 𝐻𝑏𝑙𝑘
Keterangan:
H = Tinggi tanah yang ditinjau
∆𝐻 = Beda tinggi
𝐻𝑏𝑙𝑘 = Tinggi tanah yang dijadikan patokan

C. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mampu mengukur beda tinggi dan tinggi tanah dengan waterpass
2. Dapat menghitung hasil pengukuran dengan pesawat waterpass
3. Dapat menggambarkan hasil pengukuran

D. ALAT PRAKTEK
1. Statif
2. Unting-unting
3. Waterpass atau penyipat datar NA20
4. Bak ukur
5. Meteran roll
6. Payung
7. Waterpas tukang
8. Cat piloks

E. LANGKAH KERJA
1. Membaca dan memahami tata cara penggunaan dan pengukuran alat.
2. Siapkan pilok, alat pengukuran, dan tentukan lokasi yang akan diukur.
3. Melakukan penyetelan alat.
a) Pemasangan statif dengan cara diinjak ketanah hingga menancap, lalu atur
ketinggiannya menyesuaikan dengan penggunannya minimal sedagu.
b) Lalu atur keseimbangan statif dengan waterpaass tukang.
c) Pasang unting-unting dan pesawat waterpass tepat pada posisi titik tengah
lokasi.
d) Tandai posisi titik tengah dengan pilok.
e) Ukur ketinggian tinggi lensa pesawat dengan meteran roll.
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PRAKTEK ILMU UKUR TANAH I


DOSEN TOPIK Kode: 15250742
Adhi Purnomo, S.T., M.T. Perhitungan Polar Waktu: 10.00 – 11.50
Sandi Dosen JUDUL Tanggal: 14 - 09 - 2023
1349 Praktek Perhitungan Polar Nama: Kelompok 1

f) Setelah pesawat waterpass terpasang setel nivo kotak hingga gelembung ketitik
tengah.
g) Setel arah lensa waterpas pada sudut 0 derajat, dan arahkan kelokasi yang ingin
diukur.
h) Menyiapkan baak ukur pada titik yang ditinjau dengan waterpass tukang agar
sejajar, dan tandain titik lokasi yang diukur dengan pilok.
i) Sebelum pembacaan benang atur kefokusan lensa terlebih dahulu lalu lihat
batas bawah, tengah, atas.
4. Melakukan pengukuran dan pembacaan titik bidik.
a) Ukur tinggi pesawat (jarak dari lensa ke tanah) menggunakan meteran roll
b) Catat sudut perpindahan masing-masing titik patok
c) Lihat dan catat benang batas titik yang ditinjau
d) Hitung besar jarak dari pesawat ke titik tinjau menggunakan meteran
e) Hitung beda tinggi dan tinggi tanah menggunakan rumus disetiap titik
5. Jika sudah selesai jangan lupa dokumentasi pekerjaan dan merapihkan alatnya.
6. Tarik kesimpulan yang sudah didapat tadi untuk bahan laporan.
7. Membuat laporan praktikum berkelompok

F. GAMBAR KERJA
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PRAKTEK ILMU UKUR TANAH I


DOSEN TOPIK Kode: 15250742
Adhi Purnomo, S.T., M.T. Perhitungan Polar Waktu: 10.00 – 11.50
Sandi Dosen JUDUL Tanggal: 14 - 09 - 2023
1349 Praktek Perhitungan Polar Nama: Kelompok 1

G. DATA PENGUKURAN
Pengukuran Polar dengan Pesawat Waterpass NA20
Tanggal : 14 September 2023
Jam : 10.00 – 12.00
Cuaca : Cerah

Bacaan Baak Ukur (mm) Tinggi


Jarak Jarak
Sudut Tanah
Pesawat Titik Optis P1
BA BT BB Horizontal (m)
(m) (m)
A 1.405 1.390 1.375 0°00’00” 3 3.15 -0.148
B 1.375 1.347,5 1.320 26°00’00” 5.5 5.5 -0.1055
P1
C 1.350 1.335 1.320 61°00’00” 3 3.55 -0.093
1.240 m
D 1.320 1.302,5 1.285 108°00’00” 3.5 3.46 -0.0605
E 1.310 1.262,5 1.215 165°00’00” 9.5 4.12 -0.0155

Perhitungan Tinggi Tanah


Diketahui P1 = ± 2 mmdpl

1. Tinggi tanah titik A


1.240 (tinggi P1)
1.390 - (BT A)
-0.15 (beda tinggi A dan P1)
+0.002 + (tinggi tanah P1)
-0.148 m (tinggi tanah A)

2. Tinggi tanah titik B terhadap titik A


1.390 (BT Titik A)
1.3475 - (BT Titik B)
0.0425 (Beda Tinggi)
-0.148 + (Tinggi Tanah A)
-0.1055 m (Tinggi Tanah B)

3. Tinggi tanah titik C terhadap titik A


1.390 (BT Titik A)
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PRAKTEK ILMU UKUR TANAH I


DOSEN TOPIK Kode: 15250742
Adhi Purnomo, S.T., M.T. Perhitungan Polar Waktu: 10.00 – 11.50
Sandi Dosen JUDUL Tanggal: 14 - 09 - 2023
1349 Praktek Perhitungan Polar Nama: Kelompok 1

1.335 - (BT Titik C)


0.055 (Beda Tinggi)
-0.148 + (Tinggi Tanah A)
-0.093 m (Tinggi Tanah C)

4. Tinggi tanah titik D terhadap titik A


1.390 (BT Titik A)
1.3025 - (BT Titik D)
0.0875 (Beda Tinggi)
-0.148 + (Tinggi Tanah A)
-0.0605 m (Tinggi Tanah D)

5. Tinggi tanah titik E terhadap titik A


1.390 (BT Titik A)
1.2625 - (BT Titik E)
0.1325 (Beda Tinggi)
-0.148 + (Tinggi Tanah A)
-0.0155 m (Tinggi Tanah E)

Perhitungan Jarak Optis


D = (BA – BB) x 100
a. Jarak P1 ke A
D = 100 (BA – BB)
= 100 (1.405 – 1.375)
= 3000 mm = 3 m

b. Jarak P1 ke B
D = 100 (BA – BB)
= 100 (1.375 – 1.320)
= 5500 mm = 5.5 m

c. Jarak P1 ke C
D = 100 (BA – BB)
= 100 (1.350– 1.320)
= 3000 mm = 3 m
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PRAKTEK ILMU UKUR TANAH I


DOSEN TOPIK Kode: 15250742
Adhi Purnomo, S.T., M.T. Perhitungan Polar Waktu: 10.00 – 11.50
Sandi Dosen JUDUL Tanggal: 14 - 09 - 2023
1349 Praktek Perhitungan Polar Nama: Kelompok 1

d. Jarak P1 ke D
D = 100 (BA – BB)
= 100 (1.320 – 1.285)
= 3500 mm = 3.5 m

e. Jarak P1 ke E
D = 100 (BA – BB)
= 100 (1.310 – 1.215)
= 9500 mm = 9.5 m

H. DOKUMENTASI
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PRAKTEK ILMU UKUR TANAH I


DOSEN TOPIK Kode: 15250742
Adhi Purnomo, S.T., M.T. Perhitungan Polar Waktu: 10.00 – 11.50
Sandi Dosen JUDUL Tanggal: 14 - 09 - 2023
1349 Praktek Perhitungan Polar Nama: Kelompok 1
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PRAKTEK ILMU UKUR TANAH I


DOSEN TOPIK Kode: 15250742
Adhi Purnomo, S.T., M.T. Perhitungan Polar Waktu: 10.00 – 11.50
Sandi Dosen JUDUL Tanggal: 14 - 09 - 2023
1349 Praktek Perhitungan Polar Nama: Kelompok 1

9
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PRAKTEK ILMU UKUR TANAH I


DOSEN TOPIK Kode: 15250742
Adhi Purnomo, S.T., M.T. Perhitungan Polar Waktu: 10.00 – 11.50
Sandi Dosen JUDUL Tanggal: 14 - 09 - 2023
1349 Praktek Perhitungan Polar Nama: Kelompok 1

Anda mungkin juga menyukai