BAB X
10. 1 Tujuan
Dalam merencanakan suatu lengkup atau belokan pada jalan, rel, saluran
irigasi, dan lain-lain diperlukan titik subcord. Untuk menghasilkan belokan dengan
sudut tertentu, namun tetap memiliki kelengkungan yang baik, dibuatlah titik-titik
acuan di lapangan untuk menentukan penambahan sudut sedikit demi sedikit
hingga mencapai jumlah sudut yang ditentukan. Titik-titik subcord ditentukan
dengan membagi sudut belokan ke dalam beberapa bagian. Pada titik awal belokan
2. Klem pengunci vertikal, untuk mengunci teropong agar tidak dapat digerakkan
secara vertikal.
5. Klem pengunci lingkaran horizontal, untuk mengunci badan pesawat agar tidak
dapat diputar secara horizontal.
7. Sekrup pengatur nivo, untuk mengatur posisi gelembungnivo berada pada titik
tengah.
10. Nivo tabung, untuk menyetel posisi sumbu II pesawat secara horizontal, dan dapat
diatur dengan 3 sekrup penyama rata.
11. Display dan papan tombol, untuk pembacaan skala lingkaran vertikal dan
horizontal.
12. Nivo kotak, berfungsi untuk menyetel posisi sumbu I berada pada posisi vertikal.
14. Lensa verticalizing, untuk melihat dan memosisikan sumbu I berimpit dengan
titik berdiri pesawat atau titik tertentu di bumi.
15. Klem pengatur fokus benang,untuk memperjelas benang pada lensa (benang atas,
benang tengah, benang bawah).
1. Theodolite
2. Statif
3. Patok kayu
4. Rambu ukur
5. Baterai
Adapunprosedurdari praktikuminiadalahsebagaiberikut:
1. Dari titik tetap polygon pada praktikum sebelumnya, ambil dua titik tetap
sebagai titik yang harus Saudara kerjakan dan pilih yang mempunyai δ =
90°.
2. Selanjutnya dari sudut defleksi yang ada, coba tentukan letak muka belokan
dan akhir belokan, apabila jarak antar STA ( station) diambil sebesar 100 m
dari tiap titik PI.
3. Dari titik muka dan akhir belokan tersebut, tentukan letak titik-titik Subcord
yang telah ditetapkan tiap jarak 10 m.
4. Letakkan tanda tiap-tiap titik subcord dengan patok sebagai tanda.
5. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan pengukuran dapat
diikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penentuan muka belokan dan akhir belokan
Dengan Theodolite yang ditempatkan pada titik PI, kemudian ukur
panjang tangen dari kedua sisi PI tersebut. Untuk mengontrol apakah
titik BM dan AB diletakkan dengan tepat, maka sudut PIMB diukur dari
titik MB atau AB dengan menggunakan theodolite sebesar ½ I.
Langkah pertama adalah menempatkan titik persimpangan dan
perpanjang garis lurus yang telah direncanakan dari sumbu jalan diatas
peta ke lokasi dilapangan. Cara yang ditempuh adalah dengan
menggunakan theodolite.
1. Ukur posisi titik awal jalan dari ikat yang telah ada (titik polygon)
dengan menggunakan besaran pengamatan sudut dan jarak seperti
yang telah direncanakan. Apakah jarak sudut tersebut sesuai dengan
rencana, tandai titik tersebut dengan patok yang terbuat dari reng
kayu.
Diketahui :
R = 300 m
STA PI = 2+230
δ = 30° 10' 28" + no. kelompok/3 digit angkaterakhir NIM
Ditanya:
L
LC
STA BC
STA EC
Jawab:
δ = 30° 10' 28" + no. kelompok/3 digit angkaterakhir NIM
δ = 30° 10' 28" + 00° 06' 00"
δ = 30° 16' 28"
Perhitungan :
L = 158,4362593 m
3. STA BC
STA BC = STA PI – LC
= (2+230) - 81,15533312 m
= (2+148,844667) m
4. STA EC
STA EC = STA BC + L
= (2+148,844667) + 158,4362593 m
= (2+307,280926) m
= 5°8’14”
δ⁄2 15°08′ 14”
= x 1 = 158,4362593 x 1 = 0°5’43,95”
𝐿
Tabel perbadingan
STA SUDUT Ɵ
C STA = 2 R sin Ɵ
10.7 Kesimpulan