Anda di halaman 1dari 8

IKATAN MAHASISWA SIPIL

FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL


KELOMPOK 12

BAB X
METODE PENGUKURAN SUBCORD

10.1 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk dapat memahami bagaimana hasil
perancangan rencana jaringan jalan, saluran irigasi dan sebagainya yang telah
direncanakan di atas petadasar, yang dapat diterapkan di lapangan.

10.2 Dasar Teori


10.2.1 Titik-titik Subcord
Dalam merencanakan suatu belokan pada jalanr el, saluran irigasi dan lain-
lain, diperlukan titik subcord untuk menghasilkan belokan dengan sudut tertentu.
Namun, tetap memiliki kelengkungan yang baik, dibuatlah titik-titik acuan pada
lapangan untuk menentukan perubahan sudut sedikit demi sedikit sehingga mencapai
jumlah sudut sedikit belokan kedalam beberapa bagian. Pada titik awal belokan
diletakkan alat theodolite untuk membidik sudut sebagai pertama, kemudian
theodolite dipindahkan untuk menetukan titik-titik selanjutnya.

10.2.2 Fungsi Pengukuran Subcord Dalam Perencanaan Geometri Jalan


Fungsi dari pengukuran subcord pada perancangan jalan adalah sebagai titik-
titik acuan untuk membuat belokan maupun lengkung jalan.

10.2.3 Alinyemen Horizontal

Alinyemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal


atau dikenal juga dengan sebutan “situasi jalan”. Alinyemen horizontal terdiri dari
garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung. Garis-garis
lengkung tersebut terdiri dari busur lingkaran ditambah busur peralihan, busur

Civil EngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL
KELOMPOK 12

peralihan saja, atau pun busur lingkaran saja. Alinyemen horizontal adalah proyeksi
sumbu / as jalan pada bidang horizontal (peta), yang terdiri dari bagian lurus (tangent)
dan bagian lengkung (curve) disebut juga jalan.

10.2.4 Rumus-Rumus Dalam Perhitungan Subcord


Alinyemen horizontal

Bentuk Lengkung Horizontal :

 Full circle : Spiral-Circle-Spiral

∆ 90∘ 𝐿𝑠
Tc = Rc.tg 2 θs = 𝜋.𝑅𝑐

Ec = Tc.tg 2 θc = ∆ - 2. θs
∆ 𝜃𝑐.𝜋.𝑅𝑐
Lc = 360 ͦ . 2π.Rc Lc = 180∘

L = Lc + 2. Ls

𝐿𝑠2
P = 6.𝑅𝑐 − 𝑅𝑐 (1 − 𝑐𝑜𝑠Ѳ 𝑠

𝐿𝑠2
K = Ls–40.𝑅𝑐 2 − 𝑅𝑐. 𝑠𝑖𝑛Ѳ 𝑠


Ts = (Rc + P).tg2 + 𝐾

Es = (Rc + P). sec − 𝑅𝑐
2

 Spiral-spiral :

θs = 2

𝜃𝑠.𝜋.𝑅𝑐
Ls = 90∘


Ts = (Rc+P).tg2 + 𝐾

Civil EngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL
KELOMPOK 12


Es = (Rc+P).sec 2 − 𝑅𝑐

L = 2.Ls
𝐿𝑠2
P = 6.𝑅𝑐 − 𝑅𝑐(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑠)

𝐿𝑠2
K = Ls – 40.𝑅𝑐 2 − 𝑅𝑐. 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑠

10.2.5 Lampiran

Gambar 10.1 Bagian-Bagian Theodolite Gambar 10.2 Roll Meter

10.3 Alat Yang Digunakan


Adapun peralatan yang digunakan saat praktikum yaitu :
1. Theodolite
2. Rambu Ukur
3. Meteran
4. Patok kayu
5. Battery
6. Statif

Civil EngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL
KELOMPOK 12

10.4 Prosedure Praktikum


Prosedur percobaan pada praktikum ini adalah :
1. Dari titik-titik tetap poligon pada praktikum sebelumnya, ambil dua titik tetap
sebagai praktikum yang harus saudara kerjakan, dan pilih yang mempunyai
sudut belokan kurang dari 90º
2. Selanjutnya dari sudut defleksi yang ada, coba tentukan letak muka belokan
dan akhir belokan, apabila jarak antar STA (station) diambil sebesar 100 m
dari tiap titik PI
3. Dari titik muka belokan dan akhir belokan tersebut, coba tentukan letak titik-
titik subcord tiap jarak 10 m di lapangan dengan jalan menghitung sudut
defleksinya
4. Letakkan tanda tiap titik-titik subcord yang saudara telah tetapkan dan beri
patok
5. Sedangkan tata cara melakukan pengukurannya dapat saudara ikuti langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Penentuan Muka Belokan dan Akhir Belokan
Langkah pertama adalah menempatkan titik-titik persimpangan dan
perpanjangan garis lurus yang telah direncanakan dari sumbu jalan diatas
peta ke lokasi di lapangan. Cara yang ditempuh adalah dengan
menggunakan alat Theodolite,
(1) Ukur posisi titik awal jalan dari titik ikat yang telah ada (Titik
Poligon) dengan menggunakan besaran pengamatan sudut dan jarak
seperti yang telah direncanakan. Apabila jarak dan sudut telah sesuai
dengan rencana, tandai titik tersebut dengan patok yang terbuat dari
reng kayu
(2) Kemudian dengan cara yang sama, letakkan posisi titik-titik PI pada
ujung jalan yang berikutnya, hingga akhir dari ruas jalan yang
bersangkutan

Civil EngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL
KELOMPOK 12

(3) Apabila dari ujung-ujung PI tersebut ada belokan, maka letakkan


posisi titik-titik PC dan PT dari setiap belokan dengan menggunakan
pengamatan jarak langsung (pegas ukur) dari titik PI, dan tandai
dengan patok kayu. Cara pemasangan/ penentuan titik PC (Muka
belokan) dan PT (Akhir belokan), dilakukan dengan theodolite yang
ditempatkan pada titik PI, titik PC dan PT dibidik dengan mengukur
sudut yang dibentuk antara dua arah. Sudut persilangan I = 180º - α.
Titik –titik PC dan PT diperoleh dengan pengukuran panjang tangen
dari titik silang. Kedua titik ini merupakan titik terpenting dari awal
dan akhir belokan, dan harus dilakukan dengan pengukuran yang teliti.
(4) Untuk mengontrol, apakah PC dan PT ditempatkan dengan tepat,
sudut PC.PI.PT diukur dari titik PC dengan theodolite. Sudut tersebut
harus sama dengan ½ .
b. Menempatkan Titik-titik Subcord
(1) Pertama kali Bidikkan ke arah titik PI, kemudian
(2) Putar alat sebesar sudut δ yang telah dihitung sebelumnya, kemudian
(3) Jarak dari titik berdiri alat diukur sepanjang hasil perhitungan,
(4) Setelah bertemu persilangan, maka segera tancapkan tanda persilangan
antara theodolite dengan hasil ukuran jarak tadi
(5) Untuk titik-titik selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama, namun
pada pembacaan sudut yang kedua besarnya adalah 2δ demikian
seterusnya, hingga semua titik-titik subkord telah terpasang
(6) Titik-titik subkord tersebut merupakan titik senter line atau garis
tengah, sehingga kalau diinginkan lebar jalan atau saluran, ukur ke kiri
dan kekanan sepanjang lebar yang diinginkan.

Civil EngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL
KELOMPOK 12

10.5 Data dan Perhitungan


Diketahui :

R = 140 m

δ = 20° 7’ 20’’

STA P1 = 3+140

Ditanya :

a. L
b. Lc
c. STA BC
d. STA EC
e. Sudut yang dibentuk untuk membentuk titik subcord tapi jarak 10 m.

Catatan :Untuk kelompok, menit pada δ ditambah nomor kelompok .

Untuk laporank elompok :menit + No kelompok

δ = 20° 7’ 20’’ + 00º12’00”

= 20° 19’ 20’’

Penyelesaian :

𝛿 20° 19’ 20’’


a. L = . 2πR = 𝑥 2 𝜋 𝑥 140 𝑚 = 49,63138272 m
360∘ 360°
𝛿 20° 19’ 20’’
b. Lc = R. tan 2 = 140. 𝑡𝑎𝑛 = 25,09188807 𝑚
2

c. STA BC = STA P1 – LC = (3+140) – 25,09188807= (3+114,9081119)


d. STA EC = STA BC+L = (3+114,9081119) + 49, 63138272 = (3 + 164,
5394947)

Civil EngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL
KELOMPOK 12

𝛿 20° 19’ 20’’


e. SudutSubcordtiap 10 m = 𝑥 10 = 49,63138272 𝑥 10 = 4° 5’ 40,67’′
𝐿

θ1 = 4° 5’ 40,67′′

θ2 = 8° 11’ 21,34’’

θ3 = 12° 17’ 2,01’’

θ4 = 16° 22’ 42,68’’

θ5 = 20° 28’ 23,35’’

10.6 Seumber Kesalahan


Sumber kesalahan pada praktikum ini, adalah :
1. Kesalahan perhitungan pada jarakl engkung
2. Kurang maksimum dalam menggunakan alat ukur theodolite
3. Kesalahan dalam pembacaan sudut
4. Kesalahan dalam mengolah data
5. Statif yang tidak stabil

10.7 Kesimpulan
Kesimpulan dari pengukuran subcordini, yaitu :

1. Panjang lengkungan dalah besar perbandingan sudut defleksi dikali dengan


jari-jari lengkung
2. Posisi titik subcord pada lapangan dapat ditentukan dengan bantuan alat
theodolite
3. Titik-titik subcord diperlukan untuk mengukurat aumerencanakanbelokan/
lengkung
4. Total sudut belokan ( defleksi ) dibagi kedalam beberapa segmen untuk
menunjukkan belokan yang baik

Civil EngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL
KELOMPOK 12

5. Penentuan titik subcord dilapangan dimaksudka nuntuk dapat memahami


bagaimana hasil rencana jaringan jalan, saluran irigasi, dan sebagainya

10.8 Daftar Pustaka


Derktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1980, “Petunjuk Ukur Tanah”,
Depdikbud : Jakarta
Putranto, MSJP., Dr. Ir. Dinar D.A., 2014, “Buku Petunjuk Praktikum Survei
dan Pemetaan”. Laboratorium Survei Pemetaan Fakultas Teknik Universitas
Srwijaya : Palembang.
Wongsotjitro, Ir. Soetomo, 1977, “Ilmu Ukur Tanah”, Pradaya Paramita :
Yogyakarta.

Civil EngineeringofSriwijayaUniversity

Anda mungkin juga menyukai