• Metode ini digunakan jika dihendaki untuk menghitung besarnya gaya pada
batang tertentu.
• Prinsip Dasar :
1) Seluruh gaya yang bekerja pada potongan (bagian kiri atau kanan struktur
yang terpotong), harus memenuhi persamaan keseimbangan statis :
∑ FH = 0
∑ FV = 0
∑M =0
2) Perhitungan gaya batang tidak harus dimulai secara berurutan, tetapi dapat
langsung pada batang yang diinginkan.
4) Batang yang akan dihitung gaya batangnya dianggap mengalami tarikan dan
diberi nilai positif (+). Hal ini dimaksudkan sebagai asumsi awal untuk
mempermudah analisis.
Contoh :
F F F
n
Jika diinginkan untuk mencari harga gaya pada batang BD, BE, BC maka dapat
dilakukan pemotongan pada tersebut ditunjukkan dengan garis (n – n )
Hasil potongan n – n
Sisi kiri Sisi kanan
F1 F2 F3
FDB
FBD B
FBE
FEB
E
FCE FEC
Untuk menyelesaikan :
• FBD dengan ∑ ME = 0
• FCE dengan ∑ MB = 0
• FBE dengan ∑ FV = 0
• Di cek dengan ∑ FH = 0 , ∑ FV = 0 , ∑ M = 0
Kasus 1
Cari gaya pada bagian EF dan GI pada rangka batang berikut. Apakah rangka
batang seimbang/stabil ? Gunakan metode potongan.
28 kN 28 kN
m
n
A C E G I K
16 kN
10m
B D F H J
n m
8m 8m 8m 8m 8m
Jawab :
• Potongan n – n untuk mencari FEF
• Potongan m – m untuk mencari FGI
(i) ∑MB = 0
- RVJ (32) + 28(8) + 28(24) + 16(10) = 0
RVJ = 33 kN ( ↑ )
(ii) ∑ MJ = 0
RVB (32) + 16 (10) – 28 (24) – 28 (8) = 0
RVB = 23 kN ( ↑ )
(iii) ∑ FX = 0
- RHB + 16 = 0
RHB = 16 kN ( ← )
A C E
FEG
10m
FEF
B D FDF
8m 8m
23
Asumsikan :
FEG , FEF , FDF = gaya tarik
a) ∑ FV = 0
- FEF - 28 + 23 = 0
FEF = - 5 kN (tekan)
b) ∑ ME = 0
- FDF (10) - 28 (8) + 16 (10) + 23 (16) = 0
FDF = 30,4 kN (tarik)
c) ∑ FH = 0
FEG – 16 + 30,4 = 0
FEG = - 14,4 kN (tekan)
Mencari FGI
∑ MH = 0
I K
F IG 16 kN FGI (10) + 33 (8) – 16 (10) = 0
FGI = - 10,4 kN (tekan)
F IH
F JH
J
8m 8m
33
Kasus 2
Diketahui struktur dengan dimensi dan beban seperti gambar. Hitunglah gaya-gaya
di batang no. 2, 6, 9, dengan metode potongan.
Jawab :
(i) Pemeriksaan stabilitas konstruksi rangka batang:
2S – B – R = 0
S = 6, B = 9, R = 3
2(6) – 9 – 3 = 0 (stabil)
160
RDV = − = − 20 kN (↓)
8
• ∑ MD = 0
RVF (8) – 10 (8) – 10 (16) – 10 (24) = 0
80 + 160 + 240
RVF = = 60 kN (↑)
8
49
F2 = FBC, F6 = FBF , F9 = FEF
F6 terdiri dari = F6H dan F6V
Sudut θ = 45º
• F6H = F6 sin 45º
• F6V = F6 cos 45º
a) ∑ MB = 0
- F9 (8) - P1 (8) = 0
P1 . 8 10 . 8
F9 = − =− = − 10 kN (tekan)
8 8
b) ∑ MF = 0
F2 (8) – P1 (16) – P2 (8) = 0
F2 (8) – 10 (16) – 10 (8) = 0
F2 = 30 kN (tarik)
c) ∑ FV = 0
- F6V - P1 - P2 = 0
F6V = - P1 - P2 = - 10 - 10 = - 20 kN (tekan)
F6V = F6 cos 45º
F6V − 20
F6 = − = = − 28,3 kN (tekan)
cos 45° cos 45°
Kesimpulan :
a) F2 = 30 kN (tarik)
b) F6 = - 28,3 kN (tekan)
c) F9 = - 10 kN (tekan)
Soal latihan
Soal 1.
Cari reaksi di tumpuan dan hitung gaya di batang CE dan CF dengan metode
potongan.
Soal 2.
Cari reaksi di tumpuan dan hitung gaya F1, F2, dan F3 di batang HI, HC, dan BC
dengan metode potongan.
Soal 3.
Cari reaksi di tumpuan dan hitung gaya di batang A1, D2, dan B2 dengan metode
potongan.
Soal 4.
Cari reaksi di tumpuan dan hitung gaya di batang CE, CD, dan BD dengan metode
potongan.
E
F
C
D
Soal 5.
Cari reaksi di tumpuan dan hitung gaya di batang BD dan DE dengan metode
potongan.
30
8
30
8
30
15
******