Anda di halaman 1dari 29

 

III. Struktur Balok

III.1 Pendahuluan
Balok (Beam) adalah suatu anggota struktur yang ditujukan untuk
memikul beban transversal saja, suatu balok akan teranalisa dengan secara
lengkap apabila diagram gaya geser dan diagram momennya telah
diperoleh.
Diagram gaya geser dan momen suatu balok dapat digambarkan
apabila semua reaksi luarnya telah diperoleh. Dalam telaah tentang
keseimbangan sistem gaya-gaya sejajar yang sebidang, telah dibuktikan
bahwa jumlah gaya yang tak diketahui pada sembarang benda-bebas (free
body) yang dapat dihitung dengan prinsip statika tidak bisa lebih dari dua
buah.
Tinjauan balok statis tertentu pada Gambar 3.1. Sejauh keseimbangan
balok secara keseluruhan yang ditinjau, reaksi yang tak diketahui muncul
ada dua, yakni VA dan VB. Sebaiknya VA diperoleh dengan menggunakan
persamaan keseimbangan yang menyatakan bahwa jumlah momen di B
harus sama dengan nol, dan kemudian VB diperoleh dengan menggunakan
persamaan yang menyatakan bahwa jumlah momen di A harus sama
dengan nol, dan akhirnya pengecekan dilakukan dengan menggunakan
persamaan yang menyatakan bahwa jumlah gaya vertikal harus sama
dengan nol.
q
A B

VA VB
Gambar 3.1 Balok Statis Tertentu

Balok statis tertentu dapat berupa, balok sederhana yang terletak


di atas dua tumpuan sendi rol, balok kantilever yang terletak di atas

III‐1 
 
 
 
 

satu tumpuan jepit dan ujung lainnya lepas, dan balok gantung yang
terletak di atas tumpuan sendi rol dengan salah satu atau kedua
ujungnya ada perpanjangan.

III.2 Balok Sederhana


1. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban terpusat
Balok diletakkan di atas dua tumpuan A dan B dibebani muatan
titik P seperti pada Gambar 3.2. Pada struktur demikian reaksi-reaksi
terdapat pada perletakan A berupa reaksi vertikal VA dan horisontal
HA, dan reaksi pada perletakan B berupa reaksi vertikal VB.
 
P
 
  HA A B
 
a b
  VA L VB
 
Gambar 3.2 Balok Sederhana Dengan Beban Terpusat

Balok AB akan seimbang, bila :

ΣH = 0 → H A = 0 ………. 3.1a)
ΣV = 0 → V A − V B − P = 0
………. 3.1b)
P.b
ΣM B = 0 → V A .L − P.b = 0 → V A =
L
………. 3.1c)
P.a
ΣM A = 0 → −VB .L + P.a = 0 → VB = ………. 3.1d)
L
Setelah memperhatikan penyelesaian reaksi perletakan balok di atas,
maka dapat disimpulkan :
a. Semua gaya horizontal akan ditahan hanya oleh perletakan sendi
saja.
b. Reaksi-reaksi vertikl didapat dengan menggunakan persamaan
momen terhadap salah satu titik perletakan.
Balok AB dibebani muatan terpusat yang miring seperti pada
Gambar 3.3. Untuk menentukan reaksi-reaksi perletakan, terlebih

III‐2 
 
 
 
 

dahulu gaya-gaya diuraikan di dalam sumbu salib xy, sehingga P


menjadi Py dan Px.

Py P

HA A α Px B

a b
VA L VB

Gambar 3.3 Balok Sederhana Dengan Beban Terpusat Miring

Selanjutnya dengan menggunakan persamaan keseimbangan


gaya horizontal dan momen pada salah satu tumpuan, maka dapat
ditentukan reaksi-reaksi perletakan di tumpuan A dan B.
Keseimbangan gaya luar :
ΣH = 0 → H A − Px = 0 → H A = Px ………. 3.2a)
Py .b
ΣM B = 0 → V A .L − Py .b = 0 → V A =
L ………. 3.2b)
Py .a
ΣM A = 0 → −V B .L + P.a = 0 → V B = ……….. 3.2c)
L
Keseimbangan gaya dalam :

0≤ x≤a
Lx = V A ………. 3.3a)
M x = V A .x ………. 3.3b)

a ≤ x ≤ ( a + b) / L
Lx = V A − P ………. 3.3c)
M x = V A .x − P ( x − a ) ………. 3.3d)

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas


dapat dilukiskan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.4.
 
 
 

III‐3 
 
 
 
 

 
P
 

A   B
 
a b
VA  
L VB
 

+  
Bidang L
 
‐  
 
Bidang M
 
+  

Gambar 3.4 Diagram Gaya Dalam Balok Sederhana


Akibat Beban Terpusat

2. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban terbagi rata


Suatu balok AB yang dibebani muatan terbagi rata seperti pada
Gambar 3.5. Dengan menggunakan persamaan keseimbangan momen
pada salah satu tumpuan, maka dapat ditentukan reaksi-reaksi
perletakan di tumpuan A dan B.

A B

a b c
VA L VB
x

Gambar 3.5 Balok Sederhana Dengan Beban Terbagi Rata


Keseimbangan gaya luar :
q.b(1 / 2b + c) …. 3.4a)
ΣM B = 0 → V A .L − qb(1 / 2b + c) = 0 → V A =
L
q.b(1 / 2b + a ) …. 3.4b)
ΣM A = 0 → −V B .L + q.b(1 / 2b + a ) = 0 → V B =
L

III‐4 
 
 
 

Bila a = 0, c = 0, dan b = L, maka balok dibebani muatan terbagi rata


penuh, sehingga reaksinya adalah :
1 ………. 3.4.c)
V A = VB = q.L
2
Keseimbangan gaya dalam :

0≤ x≤a
Lx = V A ………. 3.5a)
M x = V A .x ………. 3.5b)

a ≤ x ≤ ( a + b) / L
Lx = V A − q( x − a) ………. 3.5c)
M x = V A .x − 1 / 2q ( x − a ) 2
………. 3.5d)

( a + b) ≤ x ≤ ( a + b + c ) / L
L x = V A − q.b ………. 3.5e)
M x = V A .x − q.b( x − 1 / 2b) ………. 3.5f)

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas


dapat dilukiskan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.6.
q

A B

a b c
VA L VB

+ Bidang L

Bidang M

+
Gambar 3.6 Diagram Gaya Dalam Balok Sederhana
Akibat Beban Terbagi Rata

III‐5 
 
 
 
 

3. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban momen


Balok AB dibebani muatan momen, seperti pada Gambar 3.7. Dengan
menggunakan persamaan keseimbangan momen pada salah satu
tumpuan, maka dapat ditentukan reaksi-reaksi perletakan di tumpuan
A dan B.
M
A B

a b
VA L VB

Gambar 3.7 Balok Sederhana Dengan Beban Momen

Keseimbangan gaya luar :


M ………. 3.6a)
ΣM B = 0 → V A .L + M = 0 → V A = −
L
M ..……… 3.6b)
ΣM A = 0 → −VB .L + M = 0 → V B =
L
Tanda negtif pada reaksi VB, berarti arahnya ke bawah.

Keseimbangan gaya dalam :

0≤ x≤a
Lx = −VA ………. 3.7a)
M x = −VA.x ………. 3.7b)

a ≤ x ≤ (a + b) / L
Lx = −VB ………. 3.7c)
M x = VB (L − x)
………. 3.7d)

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas


dapat dilukiskan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.8.

III‐6 
 
 
 
 


A   B
 
a   b
VA  
L VB
 
 
  Bidang L
 
-‐
 
 
 

-‐ Bidang M

++

Gambar 3.8 Diagram Gaya Dalam Balok Sederhana


Akibat Beban Momen

4. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban tak langsung


Suatu truktur sederhana dengan muatan tak langsung, seperti
pada Gambar 3.9. Menurut pengertian muatan tak langsung beban P
dirambatkan pada balok induk melalui balok 1 dan 2. Oleh karena itu
beban P perlu diuraikan ke dalam gaya P1 dan P2, yaitu gaya yang
disalurkan melalui balok anak 1 dan 2.
Uraian gaya P :

2u − a
P1 = P
u

a −u
P2 = P
u

Selanjutnya P1 dan P2 meneruskan gaya tersebut ke perlelatakan A dan


B melalui balok induk. Besarnya reaksi perletakan pada tumpuan A
dan B dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
keseimbangan momen salah satu tumpuan.

III‐7 
 
 
 
 

 
 
Gambar 3.9. Balok Sederhana Dengan Beban Tak Langsung

Keseimbangan gaya luar :


P1 .4u + P2 .3u
ΣM B = 0 → V A .L − P1 .4u − P2 .3u = 0 → V A = …. 3.8a)
L
P .u + P2 .2u …. 3.8b)
ΣM A = 0 → −V B .L − P1 .u + P2 .2u = 0 → VB = 1
L
Dengan mensubstitusikan P1 dan P2 ke dalam persamaan VA dan VB,
maka diperoleh :

P.b
VA = ………. 3.8c)
L

P.a
VB = ………. 3.8d)
L
Jadi dapat disimpulkan bahwa reaksi perletakan akibat beban tak
langsung sama dengan perhitungan beban secara langsung.
Apabila bebannya berupa muatan terbagi rata, cara menghitung
reaksi perletakan tidak berbeda dengan cara muatan langsung.

III‐8 
 
 
 
 

Keseimbangan gaya dalam :

0≤ x≤u
Lx = VA ………. 3.9a)
M x = VA.x ………. 3.9b)

2u ≤ x ≤ L
Lx = −VB ………. 3.9c)
M x = VB (L − x)
………. 3.9d)

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di


atas dapat dilukiskan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.10.

 
Gambar 3.10 Diagram Gaya Dalam Balok Sederhana
Akibat Beban Tak Langsung

III‐9 
 
 
 
 

III.3 Balok Kantilever


1. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban terpusat
Suatu balok kantilever yang dibebani muatan terpusat P, seperti
pada Gambar 311. Pada struktur demikian, gaya reaksi hanya terdapat
pada perletakan jepit B, berupa reaksi vertikal VB dan momen jepit
MB, dapat dicari dengan menggunakan persamaan statika.
 
P  
 
A B HB  
MBo  
 
L  
VB
Gambar 3.11 Balok Kantilever Dengan Beban Terpusat

Keseimbangan gaya luar :


………. 3.10a)
ΣH = 0 → H B = 0
ΣV = 0 → VB − P = 0 → VB = P ………. 3.10b)

ΣM B = 0 → P.L + M B = 0 → M B = P.L
o
………. 3.10c)

Keseimbangan gaya dalam :

L≥ x≥0
………. 3.11a)
Lx = −P
………. 3.11b)
Mx = −P.x

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat
dilukiskan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.12.

 
 
 
 

III‐10 
 
 
 
 

  P
  B HB
A
  MBo
  L
  VB
Bidang L
 
  ‐
 
 
Bidang M
 
 
 

Gambar 3.12 Diagram Gaya Dalam Balok Kantilever
Akibat Beban Terpusat

2. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban terbagi rata


Suatu balok kantilever yang dibebani mutan terbagi rata, seperti
Gambar 3.13. Dengan menggunakan persamaan statika dapat dicari
gaya reaksi vertikal VB dan momen jepit MBo.

qdx q
A B
dx MBo
a b
L VB
Gambar 3.13 Balok Kantilever Dengan Beban Terbagi Rata
Bila pada suatu titik X, sejauh x dari A terdapat elemen q.dx,
maka dengan menggunakan integrasi untuk seluruh muatan didapat :
a
VB = ∫ q.dx = q.dx = q.xI 0a = q.a ………. 3.12a)
0
a
M B = ∫ q.dx( L − x) = q( L.x − 1 / 2 x 2 ) I 0a = q.a( L − 1 / 2a) ….... 3.12b)
o
0

Bila → a = L → VB = q.L → M B = 1 / 2.q.L2


o
………. 3.12c)
Bila → a = 1 / 2.L → VB = 1 / 2.q.L → M B = 3 / 8.q.L ………. 3.12d)
o

III‐11 
 
 
 
 

Keseimbangan gaya dalam :

0≤ x≤a
Lx = −q.x ………. 3.13a)

M x = −1/ 2q.x 2
………. 3.13b)

a≤x≤L
………. 3.13c)
Lx = −q.a
M x = −q.a( x − 1/ 2a) ………. 3.13d)

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat
dilukiskan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.14.
 
q
 
A B
  MBo
a   b
L   VB
 
Bidang L
 
  ‐
 
Bidang
  M

 
 
 

Gambar 3.14 Diagram Gaya Dalam Balok kantilever
Akibat Beban Terbagi Rata

3. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban momen


Suatu balok kantilever yang dibebani mutan momen M, seperti
Gambar 3.15. Dengan menggunakan persamaan statika dapat dicari
gaya reaksi vertikal VB dan momen jepit MBo.

III‐12 
 
 
 

M
 
A B HB
 
C MBo  
a b  
 
L VB
 

Gambar 3.15 Balok Kantilever Dengan Beban Momen


Keseimbangan gaya luar :

ΣH = 0. → H B = 0 ………. 3.14a)
ΣV = 0 → VB = 0 ………. 3.14b)
ΣM B = 0 → M B = M 1 + M 2
o o
……….. 3.14c)

Keseimbangan gaya dalam :


0≤ x≤a
Lx = 0
………. 3.15a)
Mx = 0
………. 3.15b)
a≤x≤L
………. 3.15c)
Lx = 0
………. 3.15d)
Mx = M
Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat
dilukiskan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.16.
M
A B HB
C MBo
a b
L VB

Bidang L

Bidang M


Gambar 3.16 Diagram Gaya Dalam Balok Kantilever
Akibat Beban Momen

III‐13 
 
 
 
 

III.4 Balok Gantung


1. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban terpusat
Suatu struktur balok sederhana AC dengan balok gantung BC,
seperti pada Gambar 3.17, dibebani muatan P pada ujungnya. Dengan
menggunakan persamaan momen pada salah satu tumpuan akan dapat
dihitung besarnya reaksi-reaksi di tumpuan Adan B.

A B
C

L e
VA
VB

Gambar 3.17 Balok Gantung Dengan Beban Terpusat

Keseimbangan gaya luar :


− P.e ………. 3.16a)
ΣM B = 0 → V A .L + P.e = 0 → V A =
L
P (e + L )
ΣM A = 0 → −V B .L + P (e + L) = 0 → VB = − ………. 3.16b)
L
Keseimbangan gaya dalam :
0≤ x≤ L
Lx = VA ………. 3.17a)
M x = VA .x ………. 3.17b)

L ≤ x ≤ (L + e)
Lx = P ………. 3.17c)
M x = P( x − (L + e) ………. 3.17d)

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat
dilukiskan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.18.
 
 
 
 

III‐14 
 
 
 
 

P
 
A   B
  C
 
L   e
VA
  VB
 
 
Bidang  L
  +
-  
 
 
 
  -
 
Gambar 3.18 Diagram Gaya Dalam Balok Gantung
Dengan Beban Terpusat

2. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban terbagi rata


Suatu struktur balok sederhana AC dengan balok gantung BC,
seperti pada Gambar 3.19, dibebani muatan terbagi rata. Dengan
menggunakan persamaan momen pada salah satu tumpuan akan dapat
dihitung besarnya reaksi-reaksi di tumpuan Adan B.
  q
 
A C
  B
a b e
 
VA L
VB
Gambar 3.19 Balok Gantung Dengan Beban Terbagi Rata
Keseimbangan gaya luar :

ΣM B = 0 → VA .L − qb.1/ 2.b + q.e.1/ 2.e = 0


q.(b2 − e2) …. 3.18a)
→ VA =
2L
ΣM A = 0 → −VB .L + q(L + e − a).((1/ 2(L + e − a)) + a) = 0
q.((L − e) 2 − a 2 ) …. 3.18b)
→ VB =
2L

III‐15 
 
 
 
 

Keseimbangan gaya dalam :

0≤ x≤a
………. 3.19a)
Lx = VA
M x = VA .x ………. 3.19b)

a≤x≤L
Lx = VA − q( x − a) .………. 3.19c)
M x = VA .x − 1/ 2q( x − a) 2 ………. 3.19.d)

L ≤ x ≤ (L + e)
Lx = q(L + e − x) 2 ………. 3.19e)

M x = −1/ 2q(L + e − x) 2 ………. 3.19f)

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas


dapat dilukiskan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.20.

Gambar 3.20 Diagram Gaya Dalam Balok Gantung


Akibat Beban Terbagi Rata

III‐16 
 
 
 
 

3. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban momen


Suatu struktur balok sederhana AC dengan balok gantung BC,
seperti pada Gambar 3.21, dibebani muatan momen. Dengan
menggunakan persamaan momen pada salah satu tumpuan akan dapat
dihitung besarnya reaksi-reaksi di tumpuan Adan B.

M
A B C

L e
VA
VB

Gambar 3.21 Balok Gantung Dengan Beban Momen

Keseimbangan gaya luar :


M ………. 3.20a)
ΣM B = 0 → −V A .L + M = 0 → V A =
L
M ..……… 3.20b)
ΣM A = 0 → −V B .L + M = 0 → V B =
L
Keseimbangan gaya dalam :

0≤ x ≤ L
Lx = VA ………. 3.21a)

Mx = VA.x ………. 3.21b)

L ≤ x ≤ (L + e)
Lx = 0 ………. 3.21c)

Mx = −M ………. 3.21d)

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas


dapat dilukiskan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.22
 
 
 
 

III‐17 
 
 
 
 

M
  A B C
 
 
L e
  VA
  VB
 
Bidang L
 
 
  +
 
 
 
  Bidang M
 
 
  -
 
 
.Gambar 3.22 Diagram Gaya Dalam Balok Gantung
Akibat beban Momen

III.5 Konstruksi Balok Bersendi (Gerber)


Konstruksi Gerber merupakan konstruksi balok di atas beberapa
tumpuan, yang merupakan gabungan konstruksi balok gantung yang
disambung dengan balok lain oleh sendi.
Untuk menghindari timbulnya momen lentur yang besar pada
konstruksi yang mempunyai bentang yang lebar, seringkali digunakan
penunjang diantara dua perletakan, sehingga konstruksi tersebut terletak
diatas tiga perletakan. Dengan adanya perletakan ketiga itu konstruksi
menjadi statis tak-tentu. Untuk mengembalikan sifat konstruksi itu menjadi
konstruksi statis tertentu digunakan sambungan sendi.
Misalkan suatu konstruksi balok yang terletak di atas tiga perletakan,
yaitu satu perletakan sendi dan dua perletakan geser, seperti pada Gambar
3.23. konstruksi dengan perletakan demikian akan menimbulkan empat
buah reaksi. Untuk mencari reaksi tersebut diperlukan empat buah
persamaan, sedangkan pada persamaan statis tertentu hanya ada tiga
persamaan, maka konstruksi harus disambung dengan satu sendi S, agar

III‐18 
 
 
 
 

dengan demikian terdapat tambahan persamaan, yaitu jumlah momen


terhadap sendi S sama dengan nol.

P1 P2
A B

a) P1 P2
A C B

b)
P1 P2
A C B
S
c) a b c d e

P2

VS VB
P1

d)
VA VC
Gambar 3.23 Konstruksi Balok Bersendi

Balok pada Gambar 3.23a, bentangan terlalu panjang, dapat dipasang


satu prletakan di antara bentangan. Gambar 3.23b struktur menjadi statis
tak-tentu tingkat satu, maka diperlukan satu tambahan sendi agar menjadi
statis tertentu. Sendi tabahan diletakkan pada titik S, seperti pada Gambar
3.23c. Dengan demikian balok ACB menjadi suatu struktur yang stabil
yang disebut struktur induk. Sedangkan balok SB merupakan bagian yang
menumpang pada ACS, yang stabil, disebut struktur anak.
Konstruksi balok pada Gambar 3.23 mempunyai empat buah reaksi,
yaitu HA, VA, VB, dan VC. Sedangkan persamaan reaksi yang dapat
diturunkan berupa tiga persamaan statis tertentu ditambah satu persamaan
momen terhadap S sama dengan nol. Dengan demikian keempat reaksi
tersebut dapat dicari, yaitu menurut persamaan berikut :

III‐19 
 
 
 
 

ΣH = 0 → H A = 0 ………. 3.22a)
ΣV = 0 → V A + VB − P1 − P2 = 0 ………. 3.22b)
ΣM A = 0 → P1 .a − VC .L AC + P2 .( L AB − e) = 0 ………. 3.22c)
ΣM S = 0 → −V B..LSB + P2 .d = 0 ………. 3.22d)
Dengan empat persamaan tersebut, keempat reaksi dapat dicari, selanjutnya
dapat digambarkan diagram gaya dalamnya.
Disamping itu ada cara menghitung menurut uraian seperti pada
Gambar 3.23d. Konstruksi tersebut terdiri dari konstruksi induk ACS, dan
struktur anak SB. Tentu SB menumpang pada konstruksi ACS.
Oleh karena beban yang bekerja merupakan gaya vertical, maka
reaksinya juga berupa reaski vertikal saja, reaksi horizontal sama dengan
nol. Beban pada bagian SB ditumpu oleh perletakan B dan S. Reaksi pada
sendi S merupakan beban bagi konstruksi bagian ACS merupakan
konstruksi balok dengan pinggul CS. Dengan cara yang sudah dikenal
ketiga reaksi perletakannya dapat dihitung dan diperoleh hasilnya.
Pada balok SB :
ΣM S = 0 → VB .LSB − P2 .d = 0 ………. 3.23a)
P2 .d
→ VB =
LSB

ΣM B = 0 → −VS .LSB + P2 .e = 0 ………. 3.23b)

P2 .e
→ VS =
LSB
Pada balok ACS :
ΣM C = 0 → V A .L AC − P1 .b + VS .c = 0 ………. 3.23c)
P2 .b − VS .c
→ VA =
L AC

ΣM A = 0 → −VC .L AC + P1 .a + VS .( L AC + c) = 0 ………. 3.23d)


P1 .a + VS .( L AC + c)
→ VC =
L AC

III‐20 
 
 
 
 

Konstruksi balok di atas merupakan gabungan balok gantung ACS


dan balok sederhana SB, sehingga persamaan momen lentur dan gaya
lintang dapat diselesaikan seperti biasanya.
Persamaan gaya dalam pada bagian CS bila diturunkan dari kiri,
sebagai berikut :
L x = V A − P1 + VC ………. 3.24a)
M x = V A .x − P1 .( x − a ) + VC .( x − L AC ) ………. 3.24b)

Persamaan gaya dalam pada bagian CS bila diturunkan dari sebelah kanan
berbentuk sebagai berikut :
L x = V B − P2 ………. 3.24c)
M x = V B .x − P2 .( x − e) ………. 3.24d)

Diagram gaya dalam pada konstruksi bersendi dapat dilihat pada Gambar
3.24.
P2

VB
VS
P1

VA VC

+ + Bidang L

_ _

- Bidang M

+ +

Gambar 3.24 Diagram Gaya Dalam Konstruksi Bersendi

III‐21 
 
 
 
 

III.6 Contoh-Contoh Soal dan Pembahasan


Soal 1. Tentukan reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam serta gambar
diagramnya dari balok sederhana seperti gambar di bawah ini.
P = 20 kN
q = 5 kN/m

A B
2m 1m 1m
VA
VB
Gambar 3.25 Contoh Soal 1 Analisa Balok Sederhana
Penyelesaian :
• Reaksi perletakan :

ΣM B = 0 → V A .4 − 5.2.(1 + 2) − 20.1 = 0
30 + 20
→ VA = = 12,5kN .(↑)
4
ΣM A = 0 → −V B .4 + 5.2.1 + 20.3 = 0
10 + 60
→ VB = = 17,5kN .(↑)
4
Kontrol ∑V = 0

VA +VB − q.b − P = 0
12,5 +17,5 − 5.2 − 20 = 0 → oke

• Gaya-gaya dalam (lintang dan momen) :

0 ≤ x ≤ 2m
Lx = VA − q.x
x = 0 → L0 = 12,5 − 5.0 = 12,5kN
x = 1m → L1 = 12,5 − 5.1 = 7,5kN
x = 2m → L2 = 12,5 − 5.2 = 2,5kN

M x = VA .x − 1/ 2qx2
x = 0 → M 0 = 12,5.0 − 1/ 2.5.0 2 = 0
x = 1m → M1 = 12,5.1 − 1/ 2.5.12 = 10kNm
x = 2m → M 2 = 12,5.2 − 1/ 2.5.2 2 = 15kNm

III‐22 
 
 
 
 

2m ≤ x ≤ 3m
Lx = VA − qb
x = 2m → L2 = 12,5 − 5.2 = 2,5kN
x = 3m → L3 = 12,5 − 5.2 = 2,5kN

M x = VA .x − q.b( x − 1/ 2.b)
x = 2m → M 2 = 12,5.2 − 5.2(2 − 1/ 2.2) = 15kNm
x = 3m → M 3 = 12,5.3 − 5.2(3 − 1/ 2.2) = 17,5kNm

3m ≤ x ≤ 4m
Lx = VA − qb − P
x = 3m → L3 = 12,5 − 5.2 − 20 = −17,5kN
x = 4m → L4 = 12,5 − 5.2 − 20 = −17,5kN

M x = VA .x − q.b( x − 1/ 2.b) − P( x − a)
x = 3m → M 3 = 12,5.3 − 5.2(3 − 1/ 2.2) − 20(3 − 3) = 17,5kNm
x = 4m → M 4 = 12,5.4 − 5.2(4 − 1/ 2.2) − 20(4 − 3) = 0kNm

• Diagram gaya-gaya dalam (lintang dan momen) :

q = 5 kN/m P = 20 kN

A B
2m 1m 1m
VA
VB
12,5
Bidang L
VA 2,5

17,5

Bidang M

15
17,5

Gambar 3.26 Diagram Gaya Dalam Soal 1


Analisa Balok Sederhana

III‐23 
 
 
 
 

Soal 2. Tentukan reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam serta gambar


diagramnya dari balok kantilever seperti gambar di bawah ini.

q = 5 kN/m

A B
MBo
4m

VB

Gambar 3.27 Contoh Soal 2 Analisa Balok Kantilever

Penyelesaian :
• Reaksi perletakan :
ΣH = 0 → H B = 0
ΣV = 0 → VB − 5.4 = 0 → VB = 20kN
ΣM B = 0 → −1 / 2.5.4 2 + M B = 0 → M B = 40kNm
o

• Gaya-gaya dalam (lintang dan momen) :

0 ≤ x ≤ 4m
Lx = −q.x
x = 0 → L0 = −5.0 = 0kN
x = 1m → L1 = −5.1 = −5kN
x = 2m → L2 = −5.2 = −10kN
x = 3m → L3 = −2.3 = −15kN
x = 4m → L4 = −5.4 = −20kN

M x = −1/ 2.q.x 2
x = 0 → M 0 = −1/ 2.5.02 = −0kNm
x = 1m → M1 = −1/ 2.5.12 = −2,5kNm
x = 2m → M 2 = −1/ 2.5.22 = −10kNm
x = 3m → M 3 = −1/ 2.5.32 = −22,5kNm
x = 4m → M 4 = −1/ 2.5.42 = 40kNm

III‐24 
 
 
 
 

• Diagram gaya-gaya dalam (lintang dan momen) :

q = 5 kN/m

A B
MBo
4m

VB
Bidang L


20

Bidang M 40


Gambar 3.28 Diagram Gaya Dalam Soal 2 Analisa Balok Kantilever

Soal 3. Tentukan reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam serta gambar


diagramnya dari balok gantung seperti gambar di bawah ini.

q = 5 kN/m P = 20 kN

A B
C
6m 2m
VA
VB
Gambar 3.29 Contoh Soal 3 Analisa Balok Gantung
Penyelesaian :
• Reaksi perletakan :

ΣM B = 0 → V A .6 − 5.6.3 + 20.2 = 0
90 − 40
→ VA = = 8,33kN .(↑)
6
ΣM A = 0 → −V B .6 + 5.6.3 + 20.8 = 0
90 + 160
→ VB = = 41,67 kN .(↑)
6

III‐25 
 
 
 
 

Kontrol ∑V = 0
V A + VB − q.b − P = 0
8,33 + 41,67 − 5.6 − 20 = 0 → oke

• Gaya-gaya dalam (lintang dan momen) :


0 ≤ x ≤ 6m
Lx = VA − q.x
x = 0 → L0 = 8,33 − 5.0 = 8,33kN
x = 1m → L1 = 8,33 − 5.1 = 3,33kN
x = 2m → L2 = 8,33 − 5.2 = −1,67kN
x = 3m → L3 = 8,33 − 5.3 = −6,67kN
x = 4m → L4 = 8,33 − 5.4 = −11,67kN
x = 5m → L5 = 8,33 − 5.5 = −16,67kN
x = 6m → L6 = 8,33 − 5.6 = −21,67kN
M x = VA .x − 1/ 2.q.x 2
x = 0m → M 0 = 8,33.0 − 1/ 2.5.02 = 0
x = 1m → M1 = 8,33.1 − 1/ 2.5.12 = 5,83kNm
x = 2m → M 2 = 8,33.2 − 1/ 2.5.2 2 = 6,66kNm
x = 3m → M 3 = 8,33.3 − 1/ 2.5.32 = 2,49kNm
x = 4m → M 4 = 8,33.4 − 1/ 2.5.4 2 = −6,68kNm
x = 5m → M 5 = 8,33.5 − 1/ 2.5.52 = −20,85kNm
x = 6m → M 6 = 8,33.6 − 1/ 2.5.62 = −40kNm
6m ≤ x ≤ 8m
Lx = VA − qb + VB
x = 6m → L6 = 8,33 − 5.6 + 41,67 = 20kN
x = 7m → L7 = 8,33 − 5.6 + 41,67 = 20kN
x = 8m → L8 = 8,33 − 5.6 + 41,67 = 20kN

M x = VA .x − q.b( x − 1/ 2L) + VB ( x − L)
x = 6m → M 6 = 8,33.6 − 5.6(6 − 3) + 41,67(6 − 6) = 40kNm
x = 7m → M 7 = 8,33.7 − 5.6(7 − 3) + 41,67(7 − 6) = 20kNm
x = 8m → M 8 = 8,33.8 − 5.6(8 − 3) + 41,67(8 − 6) = 0

III‐26 
 
 
 
 

• Diagram gaya-gaya dalam (lintang dan momen) :

q = 5 kN/m P = 20 kN

A B
C
6m 2m
VA VB

8,33 20
Bidang L +
-
21,67
40
Bidang M
-
+
Gambar 3.30 Diagram Gaya Dalam Soal 3 Analisa Balok Gantung

Soal 4. Suatu konstruksi balok gerber dibebani muatan seperti pada gambar
di bawah ini. Tentukan reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam.

P1 = 20 kN P2 = 30 kN
A C B
S
3m 3m 2m 2m 3m
P2

VS VB
P1

VA VC

Gambar 3.31 Konstruksi Balok Gerber Soal 4

III‐27 
 
 
 
 

Penyelesaian :
• Reaksi Perletakan :
ΣM S = 0 → VB .5 − 30.2 = 0
30.2
→ VB = = 12.kN
5

ΣM B = 0 → −VS .5 + 30.3 = 0
30.3
→ VS = = 18.kN
5

ΣM C = 0 → V A .6 − 20.3 + 18.2 = 0
60 − 36
→ VA = = 4.kN
6

ΣM A = 0 → −VC .6 + 20.3 + 18.8 = 0


60 + 144
→ VC = = 34.kN
6
• Gaya-gaya dalam :
Dari kiri :
0 ≤ x ≤ 3m
LX = VA
x = 0 → L0 = 4.kN
x = 3m → L3 = 4.kN

M x = V A .x
x = 0 → M0 = 0
x = 3m → M 3 = 4.3 = 12.kNm

3m ≤ x ≤ 6m
L X = V A − P1
x = 3m → L3 = 4 − 20 = −16.kN
x = 6m → L6 = 4 − 20 = −16.kN

M x = V A .x − P1 .( x − a )
x = 3m → M 3 = 4.3 − 20.(3 − 3) = 12.kNm
x = 6m → M 6 = 4.6 − 20.(6 − 3) = −66.kNm

III‐28 
 
 
 
 

6m ≤ x ≤ 8m
L X = V A − P1 + VC
x = 6m → L6 = 4 − 20 + 34 = 18.kN
x = 8m → L8 = 4 − 20 + 34 = 18.kN

M x = V A .x − P1 .( x − a ) + VC .( x − L AC )
x = 6m → M 6 = 4.6 − 20.(6 − 3) + 34.(6 − 6) = −66.kNm
x = 8m → M 8 = 4.8 − 20.(8 − 3) + 34.(8 − 6) = 0.kNm

Dari kanan :
0 ≤ x ≤ 3m
L X = −V B
x = 0m → L0 = −12.kN
x = 3m → L3 = −12.kN

M x = V B .x
x = 0m → M 0 = 12.0 = 0.kNm
x = 3m → M 3 = 12.3 = 36.kNm
• Gambar diagram gaya-gaya dalam :
P2

VS VB
P1

VA VC
18
+ Bidang L
4 + _
_ 12
16
66

- Bidang M

+ +
12

36
Gambar 3.32 Diagram Gaya-Gaya Dalam Konstruksi Gerber Soal 4

III‐29 
 

Anda mungkin juga menyukai