BAB V
SAMBUNGAN BAUT DENGAN BEBAN EKSENTRIS
DAN SEJARAH PAKU KELING
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 149
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Analisa Elastis
Untuk membahas analisa elastis, baut dalam Gambar 5.2(a)
diasumsikan mendapat beban P dengan eksentrisitas e dari pusat
gravitasi grup baut. Untuk meninjau kondisi gaya dalam baut,
diasumsikan bekerja gaya P ke atas dan bawah pada pusat gravitasi
grup baut. Kondisi ini diberikan dalam Gambar 5.2(b) dimana gaya total
yang bekerja pada grup baut tidak berubah. Gaya pada setiap baut
sama dengan P dibagi dengan jumlah baut dalam grup seperti
diperlihatkan dalam Gambar 5.2(c), ditambah dengan gaya akibat
momen yang disebabkan kopel dalam Gambar 5.2(d).
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 150
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
P P P
e e
c.g c.g
P
(a)
(b)
P P
e
c.g c.g
(c) P
(d)
Gambar 5.2
r1
d1
d1
d4
r4 d2
d3 r2
r3
Gambar 5.3
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 151
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Rotasi ini menghasilkan reaksi r1, r2, r3, dan r4. Momen yang
ditransfer oleh baut harus diimbangi dengan momen tahanan baut
sebagai berikut:
r1 r r r
2 3 4 (5.2)
d1 d 2 d 3 d 4
M
r1d12 r1d 22 r1d32 r1d 42 r1 2
d1
d1
d1
d1
d1
d1 d 22 d32 d 42 (5.4)
Maka
r1d 2
M (5.5)
d1
Md1 d Md 2 Md3 Md 4
r1 r2 2 r1 r3 r4 (5.6)
d 2
d1 d 2 d 2
d 2
Setiap nilai r adalah jarak tegak lurus dari p.g. ke baut yang
ditinjau. Umumnya akan lebih mudah dengan membagi dalam
komponen vertikal dan horisontal seperti pada Gambar 5.4.
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 152
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
r1 V
d1
h
v
H
d1 v
v
c.g
h
Gambar 5.4
r1 H
(5.7)
d1 v
r1v Md1 v
H (5.8)
d1 d 2 d1
Maka,
Mv
H (5.9)
d 2
Contoh 5.1
Tentukan gaya dalam baut yang mendapat tegangan paling besar dari
grup baut dalam Gambar 5.5 dengan menggunakan metoda elastis.
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 153
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
P = 30 k
6 in
3 in
3 in
3 in
3 in
Gambar 5.5
Solusi:
Sketsa setiap baut dan gaya yang bekerja akibat beban langsung dan
momen searah jarum jam diberikan dalam Gambar 5.6. Dari gambar ini
terlihat bahwa baut sebelah kanan atas dan kanan bawah mendapat
tegangan paling besar dan sama besar.
e = 6 + 1,5 = 7,5 in
d 2 h 2 v 2
Mv (225)(4,5)
H 9,38 k
d 2 108
Mh (225)(1,5)
V 3,13 k
d 2 108
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 154
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
P/8 P/8
H2
V
V
P/8 P/8
H1
V
V
P/8 P/8
H1 H1
V
V
P/8
P/8
H2 H2
Gambar 5.6
P 30
3,75 k
8 8
9,38 k
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 155
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
momen pada setiap baut terhadap p.g. grup baut dapat ditentukan.
Beberapa rumus perencanaan dapat dikembangkan sehingga
memudahkan perencana untuk mendesain langsung sambungan
eksentris, tetapi dari semua kemungkinan jumlah dan pola baut,
kontrol tegangan, dan mendesain kembali umumnya akan memenuhi
syarat.
Kurangnya ketelitian dari metoda elastis ini adalah akibat
asumsi hubungan linier antara beban dan deformasi dalam baut, dan
tegangan leleh belum dilampaui pada saat beban batas pada
sambungan tercapai. Berbagai uji telah menunjukkan bahwa asumsi ini
tidak benar.
1. Dengan satu baris gage baut dan n adalah jumlah baut dalam
satu baris,
1 2n
eefektif eaktual (5.11)
4
2. Dengan dua baris gage atau lebih baut simetris dan n adalah
jumlah baut dalam satu baris,
1 n
eefektif eaktual (5.12)
2
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 156
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Pu
eaktual = 5 in
Pu
eaktual = 6 in
1 (2)( 4) 1 3
eefektif 6 eefektif 5
4 2
3,75 in. 3,0 in.
Gambar 5.7
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 157
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
0 , 55
R Rult (1 e10 ) (5.13)
Dalam rumus ini Rult adalah beban geser ultimate untuk baut
tunggal yaitu sama dengan 74 k untuk baut A325, e adalah nilai dasar
logaritma natural (2,718), dan adalah deformasi total dari sebuah
baut. Nilai maksimum yang dilakukan secara percobaan adalah 0,34 in.
Nilai untuk baut lain diasumsikan sebanding dengan R. Koefisien 10,0
dan 0,55 juga didapat secara eksperimental. Gambar 5.9
memperlihatkan hubungan beban-deformasi ini.
Rumus ini dengan jelas memperlihatkan bahwa beban geser
ultimate yang dipikul oleh suatu baut dalam sambungan beban
eksentris dipengaruhi oleh deformasi. Jadi beban yang bekerja pada
suatu baut tergantung pada lokasinya dalam sambungan terhadap
“prs”.
___________
4S. F. Crawford dan G. L. Kulak, “Eccentrically Loaded Bolt
e’ e
1 2
d1
R1 R2
d2
d3 c.g
O 4
3
d6
d5 R3 R4
5 6
R5 R6
Gambar 5.8
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 158
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
80
60
Beban (R),Kips
R = Rult(1-e-m)l
40
m = 10,0
l = 0,55
20
Deformasi (), in
Gambar 5.9 Hubungan antara Gaya Geser Ultimate R dan deformasi dalam Baut
Tunggal
Rd
Pu (5.15)
e'e
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 159
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Contoh 5.2
Sambungan baut A325 7/8 in tipe tumpu dalam Gambar 5.10
mempunyai kekuatan geser rencana Ru = (0,75)(0,60)(60) = 27,0 k.
Tentukan lokasi “prs” dari sambungan dengan menggunakan prosedur
coba-coba dan tentukan nilai Pu.
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 160
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Pu Pu
5 in e’ = 3 in e = 5 in
1 2
d1 R1 R2 3 in
d2
c.g
6 in O
d3
d4 3 in
4 3
3 in R4 R3
3 in
Solusi:
No. h V d R Rv Rd
Baut (in.) (in.) (in.) (in.) (kips) (kips) (in.-kips)
1 1,5 3 3,3541 0,211 25,15 11,25 84,36
2 4,5 3 5,4083 0,34 26,50 22,05 143,32
3 1,5 3 3,3541 0,211 25,15 11,25 84,36
4 4,5 3 5,4083 0,34 26,50 22,05 143,32
=66,60 =455,36
Rd 455,36
Pu 56,92 k tidak sama dengan 66,60 k
e'e 35
(tidak memenuhi syarat)
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 161
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
No. h V d R Rv Rd
Baut (in.) (in.) (in.) (in.) (kips) (kips) (in.-kips)
1 0,90 3 3,1321 0,216 25,24 7,23 79,06
2 3,90 3 4,9204 0,34 26,50 21,00 130,39
3 0,90 3 3,1321 0,216 25,24 7,23 79,06
4 3,90 3 4,9204 0,34 26,50 21,00 130,39
=56,46 =418,90
Kemudian
Rd 418,90
Pu 56,61 k hampir sama dengan 56,46 k
e'e 2,4 5
(sudah memenuhi syarat)
Pu = 56,6 k
Contoh 5.3
Ulangi Contoh 5.2 dengan menggunakan kekuatan batas Tabel 8-19
Part 8 Manual LRFD. Tabel ini berjudul “Coefficients C for Eccentrically
Loaded Bolt Groups Angle = 0o.”
Solusi:
Pu C x r
Dari Tabel 8.19 didapat: C = 2,10
Pu = (2,10)(27,0) = 56,7 k (OK)
Contoh 5.4
Tentukan jumlah baut A325 7/8 in dengan ukuran lubang standar yang
diperlukan untuk sambungan dalam Gambar 5.12. Gunakan baja A36
dan asumsikan sambungan tipe tumpu dengan ulir tidak termasuk
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 162
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Engineering Journal, AISC, 12, No. 2 (second quarter, 1975), pp. 52-55.
ex = e Pu = 100 k
3 in 4 in
3 in
3 in
3 in
Gambar 5.12
Solusi:
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 163
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Pu = 250 k
2
1
223,6 k
2L6 x 3½ x ½
Profil T
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 164
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Ft
Ft
Fv fv
Gambar 5.14 Baut dalam Sambungan Tipe Tumpu Menerima Kombinasi Geser dan
Tarik
Tabel 5.1 Batas Tegangan Tarik (Ft), ksi, untuk Baut dalam Sambungan Tipe
Tumpu
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 165
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
sambungan ini yaitu aksi prying yang akan dijelaskan dalam bagian
lain).
Contoh 5.5
Elemen tarik dalam Gambar 5.13 disambungkan ke kolom dengan baut
mutu tinggi A325 7/8 in dalam sambungan tipe tumpu dengan ulir tidak
termasuk dalam bidang geser dan digunakan dimensi lubang standar.
Apakah jumlah baut cukup untuk memikul beban kerja sesuai dengan
Spesifikasi LRFD?
Solusi:
111,8
Tegangan geser: f v 23,29 ksi
(8)(0,6)
223,6
Tegangan tarik: f t 46,58 ksi
(8)(0,6)
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 166
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
ditentukan dengan cara berikut dimana T adalah gaya tarik per baut
akibat beban layan.
T
Untuk baut A325 1 (17) (5.16)
Tb
T
Untuk baut A490 1 (21) (5.17)
Tb
Contoh 5.6
Kerjakan kembali Contoh 5.5 jika digunakan sambungan gesekan-kritis.
Beban layan adalah: PD = 75 k dan PL = 90 k.
Solusi:
Komponen dari P
1
Pv (165) 73,8 k
5
2
Ph (165) 147,6 k
5
73,8
fv 15,38 ksi
(8)(0,6)
147,6
ft 30,75 ksi
(8)(0,6)
T
Batas kuat geser = 1 (17)
Tb
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 167
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
147,6 / 8
1 (17) 8,95 ksi 15,38 ksi
39
(tidak memenuhi)
Rivet yang dipasang pada kondisi panas dan baut mutu tinggi
yang dikencangkan penuh tidak bebas untuk memendek, dan akibatnya
akan dihasilkan gaya tarik yang besar pada rivet dan baut tersebut
pada saat pemasangan. Tarikan awal ini sangat dekat dengan titik
lelehnya. Diantara para perencana ada keraguan untuk memberikan
beban tarik pada sambungan jenis ini karena kuatir beban luar akan
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 168
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 169
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Pu 0,75 Ab Fu (5.18)
Contoh 5.7
Tentukan kuat tarik rencana dari baut untuk sambungan penggantung
dalam Gambar 5.15 jika baut yang digunakan adalah 8 buah baut mutu
tinggi A490 7/8 in.
Solusi:
Pu = (0,75)(8)(0,6)(113) = 406,8 k
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 170
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
tarik yang dihasilkan dari aksi prying sebagaimana akan dijelaskan pada
sub bab berikut.
P P P
Pelat
pengaku
P P P
Gambar 5.16
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 171
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
P
Sebagian besar
beban dipikul oleh
baris baut dalam jika
flens fleksibel
Gambar 5.17
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 172
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
g = gage
b’ a’
b a
Gambar 5.18
g tw
b dimana g adalah ‘gage’. Nilai ini harus cukup untuk
2
alat pengunci sebagaimana diberikan dalam Tabel 8-4 dalam Part 8
Manual.
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 173
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
a = jarak dari pusat baris baut ke sisi dari flens T atau kaki siku
b g
tetapi tidak boleh kurang dari 1,25b f
2
d
b' b dengan d = diameter baut
2
d
a' a
2
b'
p
a'
Pu
rut
jumlah baut
1 rn
1
p rut
1
Jika < 1, buat ’ = nilai terkecil dari 1,0 atau
1
dengan adalah rasio antara luas netto pada baris baut dengan luas
bruto pada sisi muka dari kaki siku dan d’ = lebar lubang baut sejajar
kaki siku.
d'
1 dengan p adalah panjang lingkup sambungan
p
setiap baut.
1
' 1,0
1
4,44rut b'
Jadi, tebal flens yang diperlukan t adalah: t perlu
pFy (1 ' )
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 174
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Jika tebal flens tperlu, gaya tarik baut akan rn dan
perhitungan tidak perlu dilanjutkan. Dalam Part 11 Manual LRFD
beberapa rumus diberikan untuk menghitung gaya tarik toal baut.
Contoh 5.8
Profil WT8 x 22,5 panjang 10 in (tf = 0,565 in., tw = 0,345 in., dan bf =
7,035 in ) disambungkan dengan W36 x 150 seperti pada Gambar 5.19
dengan menggunakan 4 buah baut mutu tinggi A325 7/8 in. Jika
digunakan baja A36, apakah flens mempunyai tebal cukup kuat jika
ditinjau aksi prying?
bf = 7,035 in
W36 x 150
g = gage = 4 in
b’ a’ t = 0,565 in
b a
2 in
Pu = 100 k
Gambar 5.19
Solusi:
g tw 4 0,345
b 1,827 in 1 83 in diperlukan ruang
2 2
untuk alat pengencang baut
bf g 7,035 4
a 1,518 in
2 2
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 175
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
d 0,875
b' b 1,827 1,389 in
2 2
d 0,875
a' a 1,518 1,955 in
2 2
b' 1,389
p 0,915
a' 1,518
Pu 100
rut 25 k
jumlah baut 4
1 rn 1 40,5
1 1 0,678
p rut 0,915 25
Karena < 1,
d'
1 dan dengan 4 baut, panjang efektif maksimum
p
adalah 2g = (2)(4) = 8 in. Jadi ada 4 in panjang lingkup profil T untuk
setiap baut dan p = 4 in.
15 / 16
1 0,766
4
1 1 0,678
' 2,75 gunakan 1,0
1 0,766 1 0,678
Tebal flens yang diperlukan adalah:
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 176
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 177
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Rivet yang dibuat masuk dan diratakan tidak mempunyai luas tumpu
yang cukup untuk dapat memberikan kekuatan penuh dan perencana
mereduksi kekuatan yang dihitung sebesar 50%. Pada masa lampau
rivet datar lebih disukai dibandingkan rivet yang dibuat masuk ke
dalam dan diratakan, tetapi jika diperlukan permukaan yang rata maka
rivet yang dibuat masuk dan diratakan tetap dilakukan. Rivet jenis ini
jauh lebih mahal dan juga lebih lemah dibandingkan jenis ‘botton
head’, dan sebaiknya tidak digunakan kecuali jika sangat diperlukan.
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 178
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 179
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Kekuatan geser dan tarik nominal dari rivet dan baut A307
diberikan dalam Tabel 12.6 (dari Tabel J3.2 Manual LRFD). Nilai ini
hanya untuk beban statik saja dan diberikan dalam Tabel 5.2. Perlu
diketahui bahwa kekuatan geser nominal dari baut A307 tidak
dipengaruhi oleh ulir dalam bidang geser.
Tabel 5.2 Kekuatan Tarik dan Geser Nominal LRFD untuk Rivet dan Baut
A307
Kekuatan geser
dalam
Jenis alat penyambung Kekuatan Tarik
sambungan tipe
tumpu
Rivet A502 pemasangan panas, mutu 1 45,0; = 0,75 25,0; = 0,75
Rivet A502 pemasangan panas, mutu 1 60,0; = 0,75 33,0; = 0,75
Baut A307 45,0; = 0,75 24,0; = 0,75
Contoh 5.9
Tentukan kuat rencana Pu sambungan tipe tumpu dalam Gambar 5.21.
Digunakan baja A36 dan A502, rivet grade 1, lubang ukuran standar,
dan jarak sisi > 3d, dan jarak pusat-ke-pusat > 1½ d.
Pu Pu
10 in
Gambar 5.21
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 180
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Solusi:
Pu t Fy Ag (0,90)(36)(5,00) 162 k
Pu t Fy Ae (0,75)(58)(4,125) 179,4 k
Pu = 33,0 k
Contoh 5.10
Berapa rivet 7/8 in A502 grade 1 yang diperlukan untuk sambungan
dalam Gambar 5.22 jika pelat adalah A36, jika digunakan ukuran lubang
standar, jarak sisi > 1½ in., jarak pusat-ke-pusat = 3d?
PL ¼ in
Pu/2 = 85 k PL ½ in
Pu = 170 k
Pu/2 = 85 k
PL ¼ in
Gambar 5.22
Solusi:
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 181
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Contoh 5.11
Ulangi Contoh 5.10 dengan menggunakan baut A307 7/8 in.
Solusi:
Baut menerima geser ganda dan tumpu pada ½ in.:
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 182
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Kumpulan Soal
Untuk setiap soal yang diberikan digunakan hal berikut kecuali
disebutkan lain: (a) baja A36; (b) ukuran lubang standar; (c) jarak sisi
dan jarak pusat-ke-pusat baut 1½d dan 3d; (d) ulir baut tidak
termasuk dalam bidang geser.
5.1 s.d. 5.7 Tentukan beban resultan pada baut yang mendapat
tegangan terbesar dari sambungan beban eksentris
dalam gambar dengan menggunakan metoda elastis.
Pu = 40 k Pu = 75 k
2 in
6 in
5 in
6 in
3 in 4 in 5½ in
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 183
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Pu = 40 k Pu = 120 k
12 in 1
1
3 in
6 in
3 in
3 in
6 in
3 in
3 in 6 in
Pelat ½ in
3 in 5½ in
Pelat ¾ in
Pu = 100 k
Pu = 60 k
10 in
4
4 in
4 in
4 in
4 in
4 in
4 in 4 in
3 in 3 in 3 in
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 184
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Pu = 60 k
5 in 5 in 5 in
5 in
5 in
Pu
5½ in 10 in
6 in
6 in
6 in
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 185
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Pu
4 in 1
1
4 in
3 in 3 in 3 in 3 in
Pu = 180 k
3
4
Profil T
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 186
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
5.15 Jika beban dalam gambar melalui p.g grup baut dengan
sambungan tipe tumpu, berapa besar beban yang dapat dipikul?
(Jawab: 473,6 k)
Pu
1
2
Profil T
Pu = 180 k
W18 x 65 3
4
2L5 x 3 x ½
Pelat 7/8
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 187
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
5½ in
WT16,5 x 59
Pu = 180 k
Pu Pu
12 in
5.20 Batang tarik dalam gambar terdiri dari siku tunggal 5 x 3 x 5/16
yang disambungkan pada pelat buhul dengan 5 rivet 7/8 in A502
grade 1. Tentukan Pu jika U diasumsikan sama dengan 0,9.
Abaikan geser blok.
Pu
Pu
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 188
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Pu = 150 k PL 3/8
Pu = 150 k
Pu/3
Pu/2
Pu/3
Pu/2
Pu/3
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 189
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Pu PL 3/8 x 10
Pu
2 in
Pu Pu
6 in
10 in
2 in
2 in 2 in 2 in 2 in 2 in
5.27 Untuk balok dalam gambar, berapa jarak baut A307 7/8 in yang
diperlukan jika Vu = 150 k? (Jawab: 5,32 in. Gunakan 5¼ in).
PL ¾ in x 12
W21 x 68
PL ¾ in x 12
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 190
BAB V – Sambungan Baut dengan Beban Eksentris dan Sejarah Paku Keling
Pu = 100 k
3
4
Profil T
5.29 Berapa besar Pu yang dapat dipikul jika beban dalam gambar
melalui p.g. grup rivet? (Jawab: 152,8 k)
Pu
1
2
Profil T
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 191